Upload
marena-thalita
View
218
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sensor fiber optik
Citation preview
SERAT OPTIK SEBAGAI PENDETEKSI ION Cd(II) DALAM AIR
Marena Thalita Rahma, 121810301031
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember
Water is part of the human. However, existing water is water that is
contaminated by hazardous chemicals and heavy metals that can interfere with
human life. Testing of conducted to determine the water content of existing
content in it. This makes chemists to conduct research on methods or design
effective and efficient. This occurs in the measurement of cadmium in water.
Cadmium is a heavy metal that can be contained in water. Determination of metal
ion content of cadmium done using fiber optics. Fiber optics are used vary
according to usage. Fiber optics have been developed optical fiber without
plastisisier with synthesis OTES-APTS-PAR, fiber coupler, and a digital optical
fiber can identify metal ions Cd (II).
Keyword : Cadmium(II), Serat Optik, Sensor
1. PENDAHULUAN
Kadmium adalah logam berat
yang berbahaya dan banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Logam
berat yang biasa ditemukan dalam air
adalah arsen (As), timbal (Pb),
merkuri (Hg), dan kadmium (Cd).
Kadmium adalah salah satu jenis
logam berbahaya dan dalam waktu
yang lama dapat menyebabkan
kerusakan fungsi ginjal, paru-paru,
hati, beracun, dan mengurangi fungsi
indera penciuman manusia.
Kadmium banyak ditemukan
dalam limbah pabrik zat pewarna,
keramik, atau industri kimia.
Kadmium berbahaya bagi makhluk
hidup jika kadarnya melebihi
ambang batas yang diijinkan yaitu
0,003 mg/L. Referensi lain
mengatakan ambang batas kadmium
yang diijinkan adalah 0,005 mg/L.
Kadar kadmium yang kecil ini dapat
ditentukan oleh spektrofotometri
serat optic yang telah dikembangkan.
Penenetuan kadar ion kadmium
dalam air sebelumnya ditentukan
dengan serat optik dengan diameter
core yang seragam, dua serat optic
berdiameter core berbeda sebagai
sensor. Penggunaan serat optik core
yang seragam memiliki kelemahan
karena indeks bias cairan
dipengaruhi oleh cahaya yang telah
ditransmisikan kemudian dibiaskan
kembali. Serat optik core yang
berbeda adalah perbaikan dari serat
optik core yang seragam, namun
masih memiliki kelemahan yaitu
penggunaan sampel yang cukup
banyak.
Material sensor optik (optoda)
adalah salah satu sensor kimia
modern pada bidang kimia analitik
yang telah memanfaatkan bidang
polimer anorganik dengan bawaan
sifat-sifat yang spesifik. Optoda
merupakan miniatur optik yang
efektif karena sensor kimia fiber
optik tidak memerlukan suatu
material pembanding seperti pada
penggunaan electroda ionofor,
sehingga sangat mudah
penanganannya, reprodusibel dan
praktis. Optoda juga bukan
merupakan subyek dari interferensi
listrik, maka suatu optoda dapat
dipakai tanpa pengaruh medan listrik
sehingga kesalahan pengukuran yang
dapat terjadi pada sensor kimia dapat
diperkecil. Kesalahan pengukuran
dari sistem sensor kimia dapat terjadi
oleh kesalahan kimia, instrumental
dan non-kimia. Material sensor optik
terdiri atas bagian-bagian yang
berperan sebagai bahan pendukung
(matrik), plastisiser sebagai bahan
pemberi sifat plastis dan ionofor
(kromoionofor) sebagai bahan
sensing.
Pendeteksi kadmium dalam air
dalam paper ini menggunakan optoda
dari oktiltrietoksisilan dan
aminopropiltrimetiloksisilan dengan
kromiofor 4-(2-piridilazo)resorcinol
sebagai senyawa organik yang dapat
berperan sebagai ionophore dye dan
plastisiser sekaligus. Pendeteksi
kadmium lain dengan
pengembangkan spektrofotometri
menggunakan fiber coupler sebagai
pemandu seumber cahaya. serta
penggunaan spektrofotometri serat
optic digital. Pendeteksian
menggunakan serat optik digital
adalah dengan pembuatan instrument
secara kuantitaif yang membutuhkan
alat sederhana yaitu LED warna
hijau dan serat optik.
2. PEMBAHASAN
Pembuatan sensor serat optik
tanpa plastisiser diharapkan mampu
menciptakan seuah sensor kadmium
yang memiliki karakteristik tertentu
ditinjau dari panjang gelombang UV-
Vis, karakterisasi gugus fungsi dan
lainnya. Material optoda memiliki
komponen yang berbeda-beda yaitu
a. Kromonionoofor
b. Plastisiser
c. Bahan aditif (selectophore)
d. Bahan pendukung
Oktiltrietoksisilan (OTES) dan
aminopropiltrimetoksisilan (APTS)
merupakan senyawa metastabil yang
mungkin untuk mengadakan ikatan
dengan ligan-ligan turunan piridin
membentuk hybrid anorganik –
organik sebagai senyawa silil.
Senyawa organik 4-(2-
piridylazo)resorcinol (PAR)
memiliki beberapa gugus amina dan
gugus hidroksil yang dimungkinkan
dapat mengadakan hibrid dengan sol-
gel dari oktiltrietoksisilan dan
aminopropiltrimetoksisilan, sehingga
mengalami perubahan karakter.
Perubahan karakter dari polimer
OTES-APTS-PAR dapat dipelajari
dengan mempelajari spektrum
elektronik UV-Vis. Jika respon optik
dari OTES-APTS-PAR tinggi
dengan melihat perubahan panjang
gelombang maksimum (∆λmaks) yang
besar setelah berinteraksi dengan ion
logam target, maka material baru
yang diperoleh dapat diarahkan
sebagai material sensor optik
(optoda) untuk ion logam transisi.
OTES-APTS-PAR dapat
disintesis dengan kombinasi proses
sol-gel dan evaporasi tanpa atau
dengan substrat silica. Polimer OTES
dan APTS akan membentuk
kopolimer OTES-APTS dimulai
dengan pembentukan rantai pendek
dan berkembang menjadi rantai
panjag dan bercabang. Sol-gel
OTES-APTS dibuat dengan
menambahkan ammonium hidoksida
ketika hidrolisis. Sol-gel yang sudah
terbentuk kemudian diuapkan untuk
mendapatkan gel kering (xerogel)
yang memungkinkan dilapisi
substrat. Penggunaan silil OTES ini
diharapkan mampu meningkatkan
lipofisitas bahan.
Material optoda yang telah
disintesis ini kemudian diuji
karakterisasinya dengan
menganalisis struktur morfologi dari
material pendukung dengan analisa
SEM. Selain itu juga menguji dengan
analisis karakteristik gugus fungsi
dengan FTIR pada panjang
gelombang 700-4000 cm-1. Hal ini
dilakukan untuk melihat finger print
gugus fungsi dengan menggunakan
spectra FTIR. Analisa lain yaitu
dengan menganalisis perubahan λmaks
yaitu studi respon optik terhadap
material OTES-APTS dan PAR
terhadap ion logam target.
Pengukuran peubahan λmaks pada
OTES-APTS dengan mengukur pada
daerah serapan 300-800nm yang
hasilnya kemudian dibandingkan
dengan Optik PAR ion logam target
yaitu logam Cd(II).
Hasil dari sintesis OTES-
APTS adalah serapan elektronik
PAR memiliki λmaks pada 405,00 nm
dimana interaksi PAR dengan ion
logam Cd(II) memiliki kecepatan
tinggi setelah 10 detik. Pengukuran
spectrum elektronik optoda yang
berinteraksi dengan ion logam Cd(II)
sebagai berikut
Pengukuran ion logam Cd(II)
dalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan fiber coupler. Alat
yang digunakan adalah laser, fiber
coupler, preparat (cermin),
mikrometer, mikrovolmeter dan
detektor. Sensor yang digunakan
adalah laser hijau sebagai suber
cahaya yang dilewatkan pada fiber
coupler menuju sampel yang ada
pada preparat. Berkas cahaya akan
mengenai sampel kemudian terjadi
absorpsi dan dipantulkan kembali
pada detektor fotodioda dengan
mengubah intensitas yang dihasilkan
menjadi tegangan yang dapat terbaca
pada mikrovolmeter.
Kadmium yang merupakan
larutan sampel dibuat dengan
menggunakan larutan kadmium
klorida (CdCl2). Pengukuran ion
logam Cd(II) dengan menggunakan
larutan induk 1000 ppm yang telah
diencerkan menjadi konsentrasi 0,01
– 6 ppm. Hasilnya yaitu pengukuran
ion logam kadmium menggunakan
fiber coupler dapat menentukan
konsentrasinya dalam jumlah yang
sangat kecil. Hal ini dapat dilihat
pada tabel berikut
Pengukuran kadar ion kadmium
dalam air dengan spektrofotometri
serat optik secara digital.
Perancangan alat ini diharapkan
mampu memberikan solusi dalam
menentukan kadar logam ion Cd
dalam air.
Gambar di atas menunjukkan
LED yang merupakan sumber cahaya
kemudian akan diteruskan melalui
serat optik dan akan diteruskan
mengenai sampel. Penggunaan serat
optik lebih dari satu untuk
meningkatkan sensitivitas dari alat
dan menghubungkan sampel dengan
sumber cahaya serta sampel dengan
alat digital.
Bila dilihat dari ketiga model di
atas, penggunaan fiber optik dapat
disesuaikan dengan tujuaannya.
Ketiga macam penelitian tersebut
secara umum memiliki kesamaan
dalam hal desain alatnya yaitu terdiri
dari serat optik, laser sebagai sumber
cahaya, mikrovolmeter. Teori
pertama menggunakan fiber optik
tanpa plastisiser dengan
menggunakan senyawa organik. Hal
ini menunjukkan bahwa serat optik
dapat dibuat melalui senyawa
organik yang dapat disintesis atau
dibuat sendiri dan mempunyai
karakteristik tertentu. Kelebihan
rancangan fiber optik kedua adalah
peralatan yang sederhana sehingga
sangat mudah dibuat, ekonomis dan
terjangkau. Kelebihan rancangan
ketiga yaitu dapat dilakukan secara
otomatis karena serat optik yang
diguanakan secara digital.
Rancangan seperti ini dapat
dilakukan dalam indutri skala besar
misalnya industri air mineral
3. KESIMPULAN
Fiber optik tanpa plastisisier dengan
sintesis OTES-APTS-PAR, fiber
coupler,dan serat optik digital dapat
mengidentifikasi ion logam Cd(II)
serta digunakan sesuai kebutuhan.
4. DAFTAR PUSTAKA
Afif, Purwanto, Shindunata. 2015.
Rancang Bangun Alat Ukur Kadar
Ion Kadmium dalam Air dengan
Spektrofotometri Serat Optik secara
Digital. Surabaya : Universitas
Airlangga.
Pujiyanto, Samian dan Andriawan,
Alan. 2015. Pengembangan
Spektrofotometri menggunakan Fiber
Coupler untuk Mendeteksi Ion
Kadmium dalam Air. Surabaya :
Universitas Airlangga.
Suwanto Slamet. 2006. SKRIPSI :
Studi Kinerja Optoda dari
Oktiltrietoksisilan dan
Aminopropiltrimetoksisilan dengan
Kromoionofor 4-(2
Piridilazo)Resorcinol untuk Sensor
Optik Ion Logam Cu(II) dan Cd(II).
Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.