Paralysis Guillian Bare

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    1/26

    PARALYSIS

    GUILLIAN-BARRE

    KELOMPOK 2

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    2/26

    DEFINISI

    Suatu kelainan sistem saraf akut

    dan difus yang mengenai radiks

    spinalis dan saraf perifer, dankadang-kadang juga saraf

    kranialis, yang biasanya timbul

    setelah suatu infeksi.

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    3/26

    INSIDENS

    Indonesia : belum diketahui

    Dunia : 1-1,5 kasus per 100.000 penduduk per

    tahun

    Penyakit ini menyerang semua umur, tersering

    dikenai usia dewasa muda (15-35 tahun)

    Insidensi lebih tinggi pada perempuan daripada

    laki-laki dengan perbandingan 2 : 1

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    4/26

    ETIOLOGI

    Penyebab pasti : belum diketahui

    Kemungkinan :

    - infeksi virus : Cytomegalovirus (CMV),

    HIV, Measles dan Herpes Simplex Virus

    - infeksi bakteri : Campylobacter jejuni

    - adanya kelainan autoimun

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    5/26

    Lebih dari 60% kasus mempunyai faktor predisposisi

    antara satu sampai beberapa minggu sebelum onset,

    antara lain :- Peradangan saluran napas bagian atas

    - Vaksinasi

    - Diare

    - Kelelahan

    - Peradangan masa nifas

    - Tindakan bedah

    - Demam yang tidak terlalu tinggi

    - Penyakit sistematik, seperti keganasan, systemic lupuserythematosus, tiroiditis, dan penyakit Addison

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    6/26

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    7/26

    PATOGENESIS

    Akibat suatu infeksi akan timbul autoantibodi terhadap

    jaringan sistim saraf-saraf perifer. Sehingga sistem

    imunitas malah menyerang sel saraf yang membawa

    impuls ke otak, sehingga pelindung serabut saraf

    (serabut myelin) menjadi rusak dan mempengaruhi

    proses penjalaran impuls sehingga menyebabkan

    kelemahan, keadaan mati rasa, ataupun kelumpuhan

    (paralisis).

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    8/26

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    9/26

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    10/26

    KLASIFIKASI

    Beberapa varian dari sindroma Guillan-Barre dapat

    diklasifikasikan, yaitu:

    1. Acute inflammatory demyelinatingpolyradiculoneuropathy

    2. Subacute inflammatory demyelinating

    polyradiculoneuropathy

    3. Acute motor axonal neuropathy 4. Acute motor sensory axonal neuropathy

    5. Fishers syndrome

    6. Acute pandysautonomia

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    11/26

    GAMBARAN KLINIS

    Penyakit infeksi dan keadaan prodromal :

    a). Pada 60-70 % penderita didahului oleh infeksi

    ringan saluran nafas atau saluran pencernaan, 1-3

    minggu sebelumnya

    b). Sisanya oleh keadaan seperti : setelah suatu

    pembedahan, infeksi virus lain atau eksantema

    pada kulit, infeksi bakteria, infeksi jamur, penyakit

    limfoma dan setelah vaksinasi influensa.

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    12/26

    Masa laten

    Lamanya masa laten ini berkisar antara 1-28 hari, rata-

    rata 9 hari. Pada masa laten ini belum ada gejala klinis

    yang timbul.

    Keluhan utama

    adalah prestasi pada ujung-ujung ekstremitas,

    kelumpuhan ekstremitas, atau keduanya. Kelumpuhan

    bisa pada kedua ekstremitas bawah saja atau terjadi

    serentak pada keempat anggota gerak.

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    13/26

    1.Kelumpuhan

    Kelumpuhan otot-otot ekstremitas tipe lower motor

    neurone. Kelumpuhan dimulai dari kedua ekstremitasbawah kemudian menyebar secara asenden ke badan,

    anggota gerak atas dan saraf kranialis.

    2.Gangguan sensibilitasParestesi biasanya lebih jelas pada bagian distal

    ekstremitas, muka juga bisa dikenai dengan distribusi

    sirkumoral. Rasa nyeri otot sering ditemui seperti rasa

    nyeri setelah suatu aktifitas fisik

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    14/26

    3.Saraf Kranialis

    Paling sering dikenai adalah N.VII. Kelumpuhan otot-otot

    muka sering dimulai pada satu sisi tapi kemudian segeramenjadi bilateral, sehingga bisa ditemukan berat antara

    kedua sisi. Semua saraf kranialis bisa dikenai kecuali N.I

    dan N.VIII.

    4.Gangguan fungsi otonom

    Berupa sinus takikardi atau lebih jarang sinus bradikardi,

    muka jadi merah (facial flushing), hipertensi atau hipotensi

    yang berfluktuasi, hilangnya keringat atau episodicprofuse diaphoresis.

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    15/26

    5.Kegagalan pernafasan

    Kegagalan pernafasan ini disebabkan oleh paralisis

    diafragma dan kelumpuhan otot-otot pernafasan, yang

    dijumpai pada 10-33% penderita.

    6.PapiledemaDiduga karena peninggian kadar protein dalam cairan

    otak yang menyebabkan penyumbatan villi arachoidales

    sehingga absorbsi cairan otak berkurang.

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    16/26

    PEMERIKSAANLABORATORIUM

    Gambaran laboratorium yang menonjol adalah

    peninggian kadar protein dalam cairan otak : > 0,5

    mg% tanpa diikuti oleh peninggian jumlah sel

    dalam cairan otak, hal ini disebut disosiasi sito-

    albuminik

    Jumlah sel mononuklear < 10 sel/mm3

    imunoglobulin serum bisa meningkat

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    17/26

    PEMERIKSAANELEKTROFISIOLOGI (EMG)

    Kecepatan hantaran saraf motorik dansensorik

    melambat

    Distal motor retensi memanjang

    Kecepatan hantaran gelombang-f melambat,menunjukkan perlambatan pada segmen proksimal

    dan radiks saraf.

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    18/26

    DIAGNOSIS

    Diagnosis SGB berdasarkan gambaran klinis yang

    spesifik, disosiasi sito-albuminik dan kelainan

    elektrofisiologis. Kriteria diagnosis yang luas

    dipakai adalah kriteria diagnosis dari NINCDS

    tahun 1981

    Gambaran yang diperlukan untuk diagnosis :

    1. Kelemahan motorik yang progresis

    2. Arefleksi atau hipofleksia

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    19/26

    Gambaran yang mendukung diagnosis :1. Progresif cepat2. Relatif simetris

    3. Keluhan gejala sensoris yang ringan4. Dikenainya saraf otak5. Penyembuhan dimulai setelah 4 minggu fase progresifberakhir6. Gangguan otonom

    7. Afebril pada saat onset

    Gambaran cairan otak :1. Peninggian kadar protein setelah satu minggu onset2. Jumlah sel mononuklear cairan otak < 10 sel/mm3

    Gambaran EMG Terdapat perlambatan atau blok hantaransaraf

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    20/26

    DIAGNOSIS BANDING

    Polimielitis

    Botulisme

    Hysterical paralysis

    Neuropati toksik (misalnya karenanitrofurantoin, dapsone, organofosfat)

    Diphtheric paralysis

    Porfiria intermitten akut

    Neuropati karena timbal Mielitis akut

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    21/26

    TERAPI

    Belum ada pengobatan spesifik, pengobatan terutama

    secara simptomatis

    1.Perawatan umum dan fisioterapi

    perawatan kulit, kandung kemih, saluran pencernaan,mulut, faring dan trakhea.

    Fisioterapi dada secara teratur untuk mencegah retensi

    sputum dan kolaps paru.

    fisioterapi aktif untuk melatih dan meningkatkan kekuatanotot.

    Bila ada nyeri otot dapat dapat diberikan analgetik.

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    22/26

    2.Pertukaran plasma

    Pertukaran plasma (plasma exchange) bermanfaat bila

    dikerjakan dalam waktu 3 minggu pertama dari onsetpenyakit. Jumlah plasma yang dikeluarkan per exchange

    adalah 40-50 ml/kg. Dalam waktu 7-14 hari dilakukan tiga

    sampai lima kali exchange.

    3.Kortikosteroid

    Masih diragukan manfaatnya

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    23/26

    PROGNOSIS

    Kematian berkisar antara 2-10 % dengan penyebab

    kematian oleh karena kegagalan pernafasan, gangguan

    fungsi otonom, infeksi paru dan emboli paru.

    60-80 % sembuh secara sempurna dalam waktu enam

    bulan

    7-22 % sembuh dalam waktu 12 bulan dengan kelainan

    motorik ringan dan atrofi otot-otot kecil di tangan dan kaki

    Kira-kira 3-5 % penderita mengalami relaps

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    24/26

    KEGAWATDARURATAN

    Pada tipe yang paling berat perawatan segera.

    Karena gangguan respirasi dan kardiovaskular

    Sekitar 30% penderita membutuhkan penggunaan alatbantu nafas sementara.

    Perawatan Prehospital GBS memerlukan perhatianterhadap A (airway), B (breathing), dan C (circulation).

    Pada pasien dengan tanda-tanda distres pernafasan Intubasi (forced vital capacity (FVC) < 15 mL/kg)

    Di ruang emergensi dapat diberikan oksigen, ventilasisambil diberikan cairan IV.

    Plasmaexchange dan IVIG mempercepat recoverypada 50 % pasien.

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    25/26

    DAFTAR PUSTAKA

    Hadinoto, S. 1996. Sindroma Guillain Barre. SimposiumGangguan Gerak. hal 173-179. Badan Penerbit FK UNDIP.Semarang.

    Harsono. 1996. Sindroma Guillain Barre. Neurologi Klinis edisi I :hal 307-310. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

    Mardjono M. 1989. Patofisiologi Susunan Neuromuskular.Neurologi Klinis Dasar edisi V : hal 41-43. PT Dian Rakyat.Jakarta.

    Sidharta, P. 1992. Lesu-Letih-Lemah. Neurologi Klinis dalampraktek Umum : hal 160-162. PT Dian Rakyat. Jakarta.

    Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Sindroma Guillain Barre. IlmuKesehatan Anak. Jilid II : hal 883-885. Bagian Ilmu Kesehatan

    Anak. FKUI. Jakarta

  • 7/29/2019 Paralysis Guillian Bare

    26/26

    TERIMA KASIH