partus-kasep.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PRESENTASI KASUS

    P A R T U S K A S E P

    OLEH : GABRIELA DA C.M PEREIRA, S.Ked

    PEMBIMBING :

    Dr. AMINUDDIN, Sp.OG

    SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOH

    SALEH PROBOLINGGO

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

  • 2

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDHULUAN

    I.I DEFINISI ................................ ....................... 1

    I.II PATOFISIOLOGI ................................ .......... 1

    I.III GEJALA KLINIS ................................ ........... 3

    I.IV DIAGNOSIS ................................ .................. 3

    I.V KOMPLIKASI ................................ ............... 4

    I.VI PENATALAKSANAAN ............................... 4

    BAB II LAPORAN KASUS ................................ ................ 6

    BAB III PEMBAHASAN ................................ ..................... 12

    BAB IV KESIMPULAN ................................ ....................... 14

    DAFTAR PUSTAKA ................................ ..............

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. Definisi Partus kasep adalah fase akhir dari suatu persalinan yang mengalami

    kemacetan dan berlangsung lama lebih dari 18 jam, sehingga timbul

    komplikasi pada ibu maupun anak.(7)

    II. Patofisiologi Penyebab kemacetan dapat karena(1,2) :

    1. Faktor Panggul : kesempitan panggul

    2. Faktor anak : kelainan letak

    3. Faktor tenaga : hipotenia

    4. Faktor penolong : pimpinan yang salah

    1. Faktor panggul

    - Kesempitan pada pintu atas panggul(3,4,5,6)

    pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera kurang dari 10

    cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm. oleh karena pada panggul

    sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas

    panggul, maka dalam hal ini Serviks uteri kurang mengalami tekanan

    kepala. Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup

    dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan

    kecil dan ada bahaya pula terjadinya prolapsus funikuli.

    - Kesempitan pintu panggul tengah(3,4,5,6)

    ukuran terpenting adalah distansia interspinarum kurang dari 9.5 cm perlu

    kita waspada terhadap kemungkinan kesukaran pada persalinan, apabila

    diameter sagitalis posterior pendek pula.

  • 4

    - Kesempitan pintu bawah panggul(3,4,5,6)

    bila diameter transversa dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15

    cm, maka sudut arkus pubis mengecil pula ( < 80 o ) sehingga timbul

    kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa.

    2. Faktor Anak(3,4,6,7)

    Letak : Defleksi

    Presentasi Puncak Kepala

    Presentasi Muka

    Presentasi Dahi

    Posisi Oksiput Posterior Persisten

    Kadang kadang ubun ubun kecil tidak berputar ke depan, tetapi tetap

    berada di belakang

    Letak belakang kepala ubun ubun kecil melintang karena kelemahan

    his dan kepala janin bundar.

    Letak tulang ubun ubun

    1. Positio occiput pubica (anterior)

    Oksiput berada dekat simfisis

    2. Positio occiput sacralis (posterior)

    Oksiput berada dekat sakrum.

    Letak sungsang

    Letak Lintang

    3. Kelainan tenaga(3,4,6)

    Inersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih

    jarang dibandingkan dengan his yang normal.

    1. Inersia Uteri Primer

    Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan.

  • 5

    2. Sinersia Uteri Sekunder

    Kelemahan his yang timbul stelah adanya his yang kuat teratur dan

    dalam waktu yang lama.

    Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung

    dari awal pembukaan sampai lahirnya anak.

    III. Gejala Klinis(1,2)

    1. Pada Ibu

    Gelisah, letih, suhu badan meningkat, nadi cepat, pernapasan cepat,

    dehidrasi, meteorismus, his lemah atau hilang.

    Di daerah lokal sering dijumpai : edema vulva,edema serviks,cairan

    ketuban berbau,terdapat mekonium.

    2. Pada Janin

    Denyut jantung janin cepat / tidak teratur bahkan negatif

    Air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan,berbau.

    kaput suksedaneum yang besar

    Moulage kepala yang hebat

    Kematian janin dalam kandungan (IUFD)

    IV. DIAGNOSIS(1,2)

    1. Keadaan umum ibu :

    Dehidrasi

    Febris

    Meteorismus

    Syok

    Anemia

    Oliguria

    2. Palpasi

    His lemah atau hilang

    Gerak janin tidak ada

    Janin mudah diraba

  • 6

    3. Auskultasi

    Denyut jantung janin :

    Takikardi/brakardi

    Ireguler

    Negatif

    4. Pemeriksaan Dalam

    Keluar air ketuban yang keruh dan berbau campuran mekonium.

    Bagian terendah anak sukar digerakkan bila rahim belum robek,

    tetapi mudah didorong bila rahim sudah robek, disertai keluarnya

    darah.

    Suhu rektal > 37,6C

    V. KOMPLIKASI(1,2)

    1. Ibu

    Infeksi sampai sepsis

    Dehidrasi,Syok,Kegagalan fungsi organ-organ

    Robekan jalan lahir

    Robekan pada buli-buli,vagina,uterus dan rektum.

    2. Anak

    Gawat janin dalam rahim sampai meninggal

    Lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak

    menetap

    Trauma persalinan

    Patah tulang,dada,lengan,kaki,kepala karena pertolongan persalinan

    dengan tindakan.

    VI. PENATALAKSANAAN(1,2)

    1. Perbaiki keadaan umum ibu :

    - Rehidrasi : Dekstroset 5 10 %, 500 cc dalam 1 2

    jam pertama, selanjutnya tergantung

  • 7

    produksi urine

    - Pemberian Antibiotik : * Penisilin Prokain 1 juta IU Intramuscular

    : * Streptomisin : 1 gr Intramuscular

    - Obsrvasi 1 jam, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera

    bertindak

    2. Mengakhiri Persalinan

    Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep Manual

    Aid. Pada letak sungsang, Embriotomi bila janin meninggal & Seksio

    Sesarea

  • 8

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. Nama : Ny. Misnayah

    Umur : 30 tahun

    Alamat : Kramat Agung-Bantaran

    Pekerjaan : Tani

    Agama : Islam

    Bangsa : Indonesia

    II. ANAMNESA (18/16/06/) - Keluhan utama : Partus lama

    - Anamnesa umum :

    Pasien dikirim oleh bidan ke kamar bersalin pada hari minggu tanggal 18

    Juni 2006 jam 20.50 wib dengan keluhan partus lama.

    Ketuban pecah pada tanggal 18 juni jam 10.00 wib sebelumnya oleh

    dukun, kemudian jam 17.00 dibawa kebidan sampai jam 20.00 tidak ada

    kemajuan dalam persalinan. Kemudian pasien dikirim ke RSUD dr.

    Moh. Saleh Probolinggo

    Haid : teratur

    Sebulan : 1 kali

    Sebulan : 3 hari

    Nyeri selama haid

    Darah yang keluar banyak encer

    - Menarche : tidak tahu

    - Haid terakhir tanggal : lupa

    - Flour Albus : -

  • 9

    ANAMNESA OBSTETRIK - GI Pooooo

    - Goyang anak terasa pada bulan ke 5

    - Bersuami : 1 kali/ 17 tahun

    Kelainan lain :

    - Nafsu makan : biasa

    - Berat badan : bertambah

    - Berak : -

    - Kencing : -

    - Sesak : -

    - Berdebar debar : -

    - Pusing : -

    - Mata kabur : -

    - Epigastric pain : -

    Anamnesa keluarga

    - Tumor : -

    - Gemelli : -

    - Operasi : -

    III. STATUS PRAESENS

    Keadaan Umum :

    - Kesadaran : Compos mentis

    - Anemis : -

    - Ikterik : -

    - Cyanosis : -

    - Dyspnoe : -

    - Gizi : baik

    - Tensi : 140/100

    - Nadi : 108x/ menit

  • 10

    - Suhu : 38 0C

    - Pernapasan : 25x/menit

    Kepala

    - Bentuk : bulat

    - Tumor : -

    - Rambut : hitam

    - Mata : - conjungtiva : anemis -

    - Sclera : Ikterik -

    - Pupil : bulat

    - Telinga dan hidung : tidak ada kelainan

    - Mulut : gigi sakit : -

    tumor lidah : -

    beslag : -

    hipersalivasi : -

    Leher

    - Struma : -

    - Bendungan vena : -

    Thorax

    - Jantung : S1S2 tunggal

    - Pulma : suara vesikuler +/+

    - Payudara : normal

    Abdomen

    - Hepar : tidak teraba

    - Lien : tidak teraba

    Genitalia External : Oedema Vulva

    Extremitas

    - Oedema : Kedua tungkai bawah

    - Reflex fisiologis : +

    - Reflex patologis : -

  • 11

    IV. STATUS OBSTETRI (Tanggal 18 Juni 2006) - Muka

    Chloasma gravidarum : -

    Exophthalmus : -

    - Leher

    Struma : -

    - Thorax

    Mammae : membesar

    Tegang

    - Abdomen

    Inspeksi : Perut membesar kedepan, simetris

    Palpasi :

    Leopold I : Tinggi fundus ateri 3 jari bawah processus

    xyphoideus

    Leopold II : Letak punggung kanan

    Leopold III : Bagian terbawah janin Kepala

    Kepala belum masuk pintu atas panggul

    Leopold IV : 4/5

    Perkusi : meteorismus +

    tympani

    Auskultasi :

    Cortonen 168x Per menit

    Cepat

    Bising usus meningkat

    - Pemeriksaan dalam

    Pembukaan lengkap

    Ketuban negatif kehijauan kental bercampur mekonium

    Caput ++

  • 12

    V. DIAGNOSA Primigravida, Aterm, inpartu, Kala II dengan partus kasep + Pre-eklampsia

    ringan, Diagnosa anak tunggal,hidup dengan fetal dystress + anak mahal.

    VI. TERAPI 1. Perbaiki keadaan umum

    - O2 : 5 lt/menit

    - Rehidrasi : Dekstrosa 5 % 500 cc grojok kemudian disesuaikan

    dengan produksi urine

    - Pemberian antibiotik : amoksan 1 g intravena

    - Pemasangan dauer cateter

    2. Tindakan

    Secsio cesaria

    Laporan Operasi Secsio Cesaria :

    1. Disinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dan dipersempit

    dengan kain suci hama.

    2. Pada dinding perut dilakukan skin scratches.

    3. Membuka dinding perut lapis demi lapis :

    - Insisi kulit perut dan sub kutis secara pfanenstrels

    - Sayatan kecil pada fasia m. Recti abdommis (lamina ant) dan

    dengan bantuan pinset anatomis lalu fascia digunting kebawah dan

    keatas.

    - M. Recti abdommis di kuakkan secara tumpul ke lateral sehingga

    peritoneum bebas.

    - Peritoneum parietalis dijepit dengan pinset anatomis, diangkat,

    digunting keatas dan bawah, pinggir pinggirnya di klem

    (peritoneal klem)

    - Buikspreder dan blass haak dipasang.

  • 13

    4. Membuka Uterus.

    - Blass peritoneum diangkat dengan pinset, digunting tangan kiri,

    dipisahkan, diklem.

    - Insisi segmen bawah rahim melintang (transversal) 10 cm

    berbentuk konkaf sampai endometrium. Endometrium ditembus

    secara tumpul dengan jari.

    5. Mengeluarkan janin plasenta dan selaput ketuban

    - Janin ditarik keluar menurut presentasinya seperti menolong

    kelahiran biasa.

    - Plasenta dan selaput ketuban dilahirkan secara manual.

    6. Menutup luka uterus dengan jahitan one layer dengan benang vicryl secara

    jelujur feston.

    7. Menutup luka dinding perut.

    Luka dinding perut dijahit lapis demi lapis.

    - Peritonium parietalis dijahit secara jelujur dengan benang vicryl.

    - Otot dibiarkan tidak dijahit

    - Fascia m.recti abdominis dijahit secara jelujur feston dengan

    benang vicryl.

    - Subcutis dijahit secara jelujur dengan benang vicryl.

    - Kutis dijahit secara jelujur dengan catgut plain.

    8. Anestesi / narkose selesai

    9. Operasi selesai

  • 14

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Pasien dikirim oleh bidan ke kamar bersalin dengan keluhan utama

    partus lama. Ketuban pecah pada tanggal 18 juni jam 10.00 wib. Sebelumnya

    dibantu oleh dukun kemudian jam 17.00 wib diantar ke bidan namun sampai jam

    20.00 wib tidak ada kemajuan dalam persalinan. Pada jam 20.50 wib pasien

    datang e kamar bersalin RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo.

    Pada anamnesa obstetrik didapatkan dan pasien ini adalah kehamilan

    pertama setelah 17 tahun menikah dan pada kasus ini dilihat dari segi sosial

    merupakan bayi mahal. Pasien pertama kali merasakan gerakan janin ketika usia

    kehamilan 5 bulan dan selama kehamilan tidak ditemukan adanya kelainan.

    Pemeriksaan keadaan umum penderita didapatkan kesadaran compos

    mentis, tekanan darah 140/100 mmHg, Nadi 108 kali per menit, suhu 38 0C dan

    pernapasan 25 kali per menit. Genitalia externa terjadi oedem vulva dan adanya

    oedem pada extremitas inferior. Dilihat dari tekanan darah yang meningkat dan

    adanya oedem pada pasien ini ditemukan gejala klinis dari pre-eklampsi ringan.

    Pemeriksaan obstetri ditemukan mamma membesar dan tegang. Inspeksi

    abdomen membesar dan simetris. Palpasi abdomen didapatkan tinggi fundus uteri

    3 jari bawah processus xyphoideus, letak punggung kanan, bagian terbawah janin

    kepala dan kepala belum masuk pintu panggul atas 4/5 dari symphisis pubis.

    Perkusi abdomen ditemukan ada meteorismus dan timpanin sedangkan auscultasi

    didapatkan cortonen 168 kali per menit, cepat dan bising usus meningkat dari

    anamnesa dan pemeriksaan abstetri membuktikan bahwa pasien ini benar hamil.

    Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan lengkap, ketuban negatif

    hijau kental bercampur mekonium dan adanya caput.

    Dari anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan ditemukan gejala klinis

    pada ibu yaitu : pernapasan cepat, febris, oedem vulva, meteorismus + dan

    timpani serta bising usus meningkat. Sedangkan pada janin didapatkan fetal

    dystress dan ketuban kehijauan dan bercampur mekonium serta adanya caput.

  • 15

    Hasil dari pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan inpartu

    dengan kala II lama.

    Dilihat dari beberapa gejala klinis yang ditemukan pada pasien ini serta

    janinnya mengarah pada gejala klinis partus kasep. Selain gejala klinis juga

    didukung oleh pembukaan serviks lengkap dan kala II yang lama. Secara

    patofisiologis pada pasien ini kemungkinan terjadi kelainan pada panggul dan

    karena faktor penolong. Dari data yang didapatkan menegakkan diagnosis partus

    kasep pada pasien ini.

    Penatalaksanaan pada pasien ini adalah yang pertama memperbaiki

    keadaan umum pasien dengan pemberian cairan dextrose 5% 500cc grojok

    kemudian disesuaikan dengan produksi urine. Pemberian oksigen 5 liter/menit.

    Pemberian amoxan 1gr intra vena. Pemasangan dauer cateter. Yang kedua

    terminasi kehamilan dengan seksio cesarea. Pada pasien ini yang dipilih seksio

    sesarea karena untuk melakukan forsep atau vakum tidak memenuhi syarat. Selain

    itu mengingat dari segi sosial bayi ini merupakan bayi mahal.

  • 16

    BAB IV

    KESIMPULAN

    1. Partus kasep adalah fase akhir dari suatu persalinan yang mengalami

    kemacetan dan berlangsung lama lebih dari 18 jam sehingga timbul

    komplikasi pada ibu dan anak.

    2. Pasien ini adalah primigravida, menikah selama 17 tahun

    3. Pada ibu ditemukan gejala klinis berupa febris, peningkatan sistol dan

    diastol, pernafasan cepat, oedem pada extremitas interior, oedem pada

    vulva, meteorismus +, tmpani, dan bising usus meningkat.

    4. Pada janin didapatkan fetal dystress, ketuban kehijauan kental dan

    bercampur mekonium.

    5. Diagnosa akhir primigravida, aterm, inpartu kala II dengan partus kasep, +

    PER,diagnosa anak tunggal, hidup dengan fetal distres + bayi mahal

    6. Terminasi kehamilan dengan seksio cesarea.

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sumampouw, H. Dkk. Partus Kasep. PEDOMAN DIAGNOSIS DAN

    TERAPI LAB / UPF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT

    KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER

    SOETOMO SURABAYA. 1994. Hal. 55 58.

    2. Mochtar, R. Partus Lama dan Partus Terlantar. SINOPSIS OBSTETRI

    Jilid I. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 1998. Hal . 384

    386

    3. Mansjoer, A. dkk. Distosia. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid I. Media Aesculapius

    Jakarta. 2001. hal . 303 309.

    4. Martohoesodo, S. dkk. Patologi Persalinan dan Penanganannya. ILMU

    KEBIDANAN. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.

    2002. Hal. 587 637

    5. Mochtar, R. Distosia karena kelainan jalan lahir. SINOPSIS OBSTETRI

    Jilid I. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 1998. Hal. 323 -

    325

    6. Sastrawinata,S.R. Dystocia. OBSTETRI PATOLOGI. Bagian Obstetri &

    Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

    ELSTAR OFFSET. Bandung. 1981. Hal. 154 205.

    7. Mochtar, R. Distosia karena kelainan janin. SINOPSIS OBSTETRI Jilid I.

    Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 1998. Hal. 339 - 372