Patofisiologi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/23/2018 Patofisiologi

    1/3

    A. PatofisiologiPre eklamasi dan hipertensi, distosia serviks, partus tak maju, partus lama, rujukan,

    rupture uteri mengancam, plasenta previa sentralis atau interalis (posterion), panggul

    sempit disproporsi sefalo-pelviks dan malpresentasi janin adalah merupakan indikasi dari

    sectio sesarea.

    Setelah SC terjadilah luka insisi ini kmungkinan akan mengalami risiko infeksi jika

    tidak mendapatkan perawatan, sehingga menimbulkan masalah risiko infeksi. Luka insisi

    juga menyebabkan nyeri yang hebat karena terjadi perlukaan pada jaringan tubuh, sehingga

    muncullah masalah nyeri akut.

    SC akan banyak menyebabkan banyaknya pembuluh darah yang putus, biasa juga

    memunculkan di kandung kemih dan juga akan menimbulkan terjadinya atonia uteri yaitu

    suatu suatu keadaan uterus tidak dapat berkontraksi dan terjadi pendarahan pada plasenta

    bed, dimana ketiga faktor tersebut akan menimbulkan masalah kekurangan volume cairan.

    Emboli paru yang merupakan komplikasi pada post SC terjadi akibat benda asing

    udara, lemak, bekuan darah melayang-layang dalam darah. Jika emboli ini menjalar

    kekanan jantung maka akan menyumbat arteri pulmonal, sehingga jika terjadi sumbatan

    arteri pulmonal maka pulmo akan kurang darah dan akan menyebabkan kelemahan otot-

    otot pernafasan mengal;ami kelemahan, maka pola nafas akan terganggu, sehingga muncul

    maslah gangguan pola nafas.Efek anestesi akan menimbulkan gejala mual, pusing, kalau ini berkelanjutan maka

    dapat mengganggu konsumsi makanan sehingga muncul masalah risiko ketidakseimbangan

    nutrisi kurang dari kebutuhan.

    Selain hal-hal diatas tindakan SC juga dapat menyebabkan suatu komplikasi luka

    kandung kemih dan terasa keluhan rasa tidak enak dikandung kemih dan juga akan

    menimbulkan suatu kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan berikutnya.

    Dari tindakan SC, dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan otot, sehingga

    wanita atau ibu yang mengalami SC dapat mengalami keterbatasab dalam pegerakan dan

    muncullah masalah keperawatan kerusakan mobilitas fisik.

  • 5/23/2018 Patofisiologi

    2/3

    Jenis-Jenis Seksio Sesarea

    1) Seksio Sesarea Transperitonealis Profunda

    Keunggulan pembedahan ini adalah:- Perdarahan luka insisi tidak seberapa banyak.

    - Bahaya peritonitis tidak besar.

    - Parut pada umumnya kuat, sehingga bahaya rupture uteri di kemudian hari tidak besar karenadalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa mengalami konstraksi seperti korpusuteri, sehingga luka dapoat sembuh lebih sempurna.

    2) Seksio Saesarea Klasik atau Korporal

    Pembedahan ini terletak pada korpus uteri. Pembedahan ini, yang agak lebih mudah untukdilakukan, hanya diselengarakan apabila ada halangan untuk melakukan seksio sesarea

    transperitonealis profunda (melekat eratnya uterus pada dinding perut karena seksio sesarea yang

    sudah-sudah; insisi di segmen bawah uterus mengandung bahaya perdarahan banyak

    berhubungan dengan letaknya plasenta pada plasenta previa).Pembedahan ini kurang disukai karena lebih besarnya bahaya peritonitis, dan kira- kira 4 kali

    lebih besar bahaya rupture uteri pada kehamilan yang akan datang.

  • 5/23/2018 Patofisiologi

    3/3

    3) Seksio Sesarea Ekstraperitoneal

    Dahulu dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal, akan tetapi dengan kemajuan

    pengobatan pengobatan terhadap infeksi, pembedahan ini sekarang tidak banyak lagidilakukan. Pembedahan ini sulit dalam tekhniknya dan sering kali terjadinya robekan

    peritoneum tidak dapat dihindarkan (Wiknjosastro, 2002).