5
PATOFISIOLOGI Penyakit leukemia ditandai oleh adanya proliferasi tak terkendali dari satu atau beberapa jenis sel darah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada kromosom sel induk sistem hemopoetik. Sel sistem hemopoetik adalah sel yang terus menerus berproliferasi, karena itu sel ini lebih potensial untuk bcrtransformasi menjadi sel ganas dan lebih peka terhadap obat toksik seperti sitostatika dan radiasi. Penelitian morfologik menunjukkan bahwa pada Leukemia Limfositik Akut (LLA) terjadi hambatan diferensiasi dan sel limfoblas yang neoplastik memperlihatkan waktu generasi yang memanjang, bukan memendek. Oleh karena itu, akumulasi sel blas terjadi akibat ekspansi klonal dan kegagalan pematangan progeni menjadi sel matur fungsional. Akibat penumpukan sel blas di sumsum tulang, sel bakal hemopoetik mengalami tekanan (sudoyo, 2007) Kelainan paling mendasar dalam proses terjadinya keganasan adalah kelainan genetik sel. Proses transformasi menjadi sel ganas dimulai saat DNA gen suatu sel mengalami perubahan. Akibat proliferasi sel yang tidak terkendali ini tcrjadi kenaikan kadar satu atau beberapa jenis sel darah dan penghambatan pembentukan sel darah lainnya dengan akibat terjadinya anemia, trombositopenia dan granulositopenia. Perubahan kromosom yang terjadi merupakan tahap awal onkogenesis dan prosesnya sangat kompleks, melibatkan faktor intrinsik (host) dan ekstrinsik (lingkungan).

Patofisiologi Leukemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

Page 1: Patofisiologi Leukemia

PATOFISIOLOGI

Penyakit leukemia ditandai oleh adanya proliferasi tak terkendali dari satu atau

beberapa jenis sel darah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada kromosom sel induk

sistem hemopoetik. Sel sistem hemopoetik adalah sel yang terus menerus berproliferasi,

karena itu sel ini lebih potensial untuk bcrtransformasi menjadi sel ganas dan lebih peka

terhadap obat toksik seperti sitostatika dan radiasi. Penelitian morfologik menunjukkan

bahwa pada Leukemia Limfositik Akut (LLA) terjadi hambatan diferensiasi dan sel

limfoblas yang neoplastik memperlihatkan waktu generasi yang memanjang, bukan

memendek. Oleh karena itu, akumulasi sel blas terjadi akibat ekspansi klonal dan kegagalan

pematangan progeni menjadi sel matur fungsional. Akibat penumpukan sel blas di sumsum

tulang, sel bakal hemopoetik mengalami tekanan (sudoyo, 2007)

Kelainan paling mendasar dalam proses terjadinya keganasan adalah kelainan

genetik sel. Proses transformasi menjadi sel ganas dimulai saat DNA gen suatu sel

mengalami perubahan. Akibat proliferasi sel yang tidak terkendali ini tcrjadi kenaikan kadar

satu atau beberapa jenis sel darah dan penghambatan pembentukan sel darah lainnya dengan

akibat terjadinya anemia, trombositopenia dan granulositopenia.

Perubahan kromosom yang terjadi merupakan tahap awal onkogenesis dan prosesnya

sangat kompleks, melibatkan faktor intrinsik (host) dan ekstrinsik (lingkungan).

Leukemia diduga mulai sebagai suatu proliferasi local dari sel neoplastik, timbul

dalam sumsum tulang dan limfe noduli (dimana limfosit terutama dibentuk) atau dalam lien,

hepar dan tymus. Sel neoplastik ini kemudian disebarkan melalui aliran darah yang

kemudian tersangkut dalam jaringan pembentuk darah dimana terus terjadi aktifitas

proliferasi, menginfiltrasi banyak jaringan tubuh, misalnya tulang dan ginjal. Gambaran

darah menunjukan sel yang inmatur. Lebih sering limfosit dan kadang-kadang mieloblast.

Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast.

Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan

menimbulkan anemia dan trombositipenia (aguayo dkk, 2006)

Page 2: Patofisiologi Leukemia

Faktor PredisposisFaktor etiologiFaktor pencetus

Mutasi somatik sel induk

Proliferasi neoplastik & differntiation arrest

Akumulasi sel muda dalam sumsum tulang

HIPERKATABOLIK

sel leukemia

GAGAL SUMSUM TULANG

Gout

Gagal ginjal

Keringat malam

Katabolisme meningkat

Kaheksia

Anemia perdarahan & infeksi

Inhibisi hemopoesis normal

INFILTRASI KE ORGAN

Tulang Darah RES Tempat ekstra meduller lain

Nyeri tulang Sindroma hiperviskositas

LimfadenopatiHepatomegaliSeplenomegali

Meningitis, lesi kulit, Pembesaran testis.

Gambar. Skema patofisiologi leukimia akut

Asam urat

Page 3: Patofisiologi Leukemia

Adanya priliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga

menimbulkan anemia dan trombositopenia. System etikuloendotelial akan terpengaruh dan

menyebabkan gangguan system pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi (aguayo

dkk, 2006).

Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ,

system syaraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yang

akan berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan

tekanan jaringan (aguayo dkk, 2006).

Pada awal perkembangannya, berbagai jenis leukemia menghasilkan sitokin

inflamasi dan imunosupresif, serta menggunakan cell-signaling patway. Sebagai contoh:

1. Vaskular Endothelial Growth Factor (VEGF)

VEGF dianggap penting dalam pertumbuhan, peluang hidup dan penyebaran sel

leeukimia. Penampakan konsentrasi VEGF yang tinggi berhubungan dengan mengecilnya

peluang hidup pasien chronic lymphocytic leukemia.

2. Basic Fibroblas Growth Factor (BFGF)

BFGF adalah mitogen poten (growth signal) dan penting untuk pertumbuhan pembuluh

darah dan penyebaran sel kanker.

3. Hepatocyte Growth Factor (HGF)

HGF menstimulasi pertumbuhan dan penyebaran sel leukemia. HGF memiliki

penampakan yang berlebihan pada AML, CML, CLL dan chronic myelomonocytic leukemia.

4. Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-alpha)

TNF-alpha adalah sitokin pra inflamasi yang meningkat secara signifikan pada pasien

leukemia kecuali AML dan sindroma myelodysplastic.

5. Interleukin-6 (IL-6)

IL-6 adalah sitokin proinflamasi dan imunosupresif. Meningkatkan serum IL-6,

berhubungan dengan prognosis yang buruk dan kecilnya peluang hidup pasien CLL.

( Berg dkk, 2000)

Page 4: Patofisiologi Leukemia

Daftar PustakaSudoyo et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI, 2007.Aguayo, Bieker, Podar, Greaves, Espositon, Felix, etc. Management of Surgical Injury and

Critical Gynecology. Ethical Digest. 2006; 26: 54-59.Berg SL, Steuber CP, Poplack DG. Clinical Manifestation of Acute Lymphoblastic Leukemia. In

Hoffman ed: Hematology: Basic Principles and Practice 3rd ed. Churchill Livingstone Inc. 2000, pp 1070-76.