Upload
huseikha-velayazulfahd
View
33
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ozaena, rhinitis kronik
Citation preview
PATOGENESIS
Etiologi :•Bakteri Klebsiella ozaena•Trauma•Penyebaran infeksi lokal setempat (contoh: sinusitis maxillaris)•Efek lanjut dari tindakan bedah•Radiasi
peradangan pada hidung. berlangsung
lama
epitel gepeng
sel epitel toraks dan
silia
inflamasi kronik
stratifikasi awal dan m
etaplasia
hilangnya kemampuan pembersihan hidung
dan kemampuan membersihkan debris
Atrofi kelenjar mukosa Fibrosis jaringan subepitel Fungsi surfaktan abnormalAtrofi dari mukosa olfaktoria
•Gangguan frekuensi gerakan silia Bertumpuknya lendir•Penipisan epitel (atrofi konkha)•Kekeringan•Pembentukan krusta,•Iritasi mukosa•hiposmia atau bahkan anosmia
toxin dari mikroorganisme
bloodsupply tidak adekuat
epistaksismedium yang sangat baik untuk pertumbuhan kuman
krusta
proses pembusukan pembentukan pus
PENATALAKSANAAN
Tujuan tata laksana rhinitis atrofi kronik
Pengembalian kemampuan hidrasi nasal
Minimalisasi krusta dan debris
Terapi
lokal
Irigasi Nasal
Anti-evaporasi dan hidrasi
Sistemik
Suplementasi nutrien
Antibiotik
Modifikasi
Tindakan
denervasi
Tindakan
penguranga
n volum
e
Tindangan penutupan hidun
gYoung
procedur
eModified Young
procedur
eNasal
obturato
r
TERAPI LOKAL
Irigasi Nasal
mencegah pembentukan krusta yang berlebihan
sebagai terapi ‘kuratif’ atau sebagai terapi rumatan
menghilangkan sekret purulen dan kolonisasi bakteri yang
menghasilkan bau busuk
gentamisin 80 mg dalam 1 liter normal salin
campuran sodium karbonat 25g, sodium biborat 25g, dan sodium klorida 50g dalam 250ml air
larutan kernicetine
potasium iodida
Anti-evaporasi dan hidrasi
metode topikal yang bertujuan untuk mencegah kekeringan atau meningkatkan hidrasi
sebagai terapi tambahan setelah prosedur irigasi
gliserin, minyak mineral, atau menthol yang dicampurkan
dengan paraffin
TERAPI SISTEMIK
Suplementasi nutrien
perbaikan pada 80% pasien yang diberikan suplementasi vitamin
A (12.500-15.000 U per hari)
Perbaikan pada 50% pasien dengan suplementasi besi
Potassium iodide meningkatkan sekresi nasal, sebagai
vasodilator pada mukosa yang atrofi,
Antibiotik
kuinolon dan rifampisin memiliki spektrum kerja yang paling luas
yang menjangkau berbagai macam mikroorganisme yang diekstraksi dari kasus-kasus
rhinitis atrofi.
TERAPI MODIFIKASI
Dalam usaha untuk meniadakan
terapi yang harus dilakukan
seumur hidup, beberapa terapi
bedah diusahakan
Tindakan denervasi
didasarkan pada kesimpulan
bahwa overaktivitas simpastis
berperan dalam pathogenesis
rhinitis atrofi
simpatektomi servikal, blok
ganglion stelate, blok gangilion
sfenopalatine, dan seksi nervus
petrosal superficial besar.
Tindakan pengurangan volume
mengontrol penyakit sambil
menghindari komplikasi
penutupan hidung.
Implan ditempatkan di sepanjang lantai nasal dan septum, dan memanjang secara posterior ke belakang hard palate. Tindakan ini terbukti baik dengan pengurangan krusta pada pasien
Tindangan penutupan hidung
Young procedure
penutupan lubang hidung akan
mencegah efek-efek udara
lingkungan yang menyebabkan
kekeringan, sehinga mengurangi
krusta dan memberikan waktu
kepada mukosa untuk pulih
Prosedur ini dilakukan dengan pertama-tama dilakukan elevasi flap intranasal 1 cm sefalik ke alar rim. Flap ini kemudian ditutup secara sentral pada lubang hidung.
Modified Young procedure
mengelevasi flap
mukoperikondrial melalui insisi
kontralateral hemitransfiksi.
insiden perforasi septal besar.
Nasal obturator
membatasi hubungan antara
lingkungan luar dan lingkungan
dalam hidung
memberi waktu untuk mukosa
hidung agar beregenarasi
mengurangi paparan iritan dari
lingkungan luar dengan mukosa
hidung.
penggunaan alat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan inflamasi tenggorokan karena penggunaan pernapasan melalui mulut.