Upload
hasandezix
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pbl
Citation preview
Klasifikasi nyeri
Nyeri Nosiseptif adalah nyeri yang timbul sebagai akibat rangsangan pada nosiseptor (serabut a-delta dan serabut c) oleh rangsangan mekanik termal atau chemical.
Nyeri Somatik adalah nyeri yang timbul pada organ non-viseral, misalnya nyeri pasca bedah, nyeri metastatik, nyeri tulang, nyeri artritik.
Nyeri Viseral adalah nyeri yang berasal dari organ visceral, biasanya akibat distensi organ yang berongga misalnya usus, kandung empedu, pancreas, jantung. Nyeri visceral seringkali diikuti referred pain dan sensasi autonom, seperti mual dan muntah.
Nyeri Neuropatik adalah nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma pada syaraf. Nyeri seringkali persisten, walaupun penyebabnya sudah tidak ada. Biasanya pasein merasakan rasa seperti terbakar, seperti tersengat listrik atau alodinia dan disestesia.
Nyeri Psikogenik adalah nyeri yang tidak memenuhi criteria nyeri soamtik dan nyeri neuropatik dan memenuhi criteria untuk depresi atau kelainan psikosomatik.
Rasa nyeri dibagi menjadi 2 :
Rasa nyeri cepat : timbul dalam waktu kira kira 0,1 detik
Rasa nyeri cepat juga digambarkan , seperti rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, dan rasa nyeri elektrik.
Rasa nyeri lambat : timbul setelah 1 detik , kemudian secara perlahan bertambah selama beberapa detik dan kadangkala bahkan beberpa menit.
Karakteristik nyeri
NYERI CEPATNYERI LAMBAT
Dibawa oleh serat A-delta.
Sensasi tajam menusuk.
Mudah ditentukan.
Muncul pertama kali. Timbul pada rangsangan. Dibawa oleh serat C.
Sensasi seperti terbakar, tumpul, pegal.
Lokalisasinya tidak jelas.
Muncul kemudian; lebih lama; lebih tidak menyenangkan.
Timbul pada rangsangan terhadap nosiseptor terhadap nosiseptor polimodal mekanis dan termal.
Reseptor Nyeri dan Rangsangannya
seluruh reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas
sebagian besar jaringan dalam lainnya tidak begitu banyak dipersarafi oleh ujung saraf rasa nyeri. setiap kerusakan jaringan yang luas akan timbul tipe rasa nyeri pegal yang lambat dan kronik.
stimulus yg merangsang reseptor
Rasa nyeri dikelompokkan sebagai rangsangan nyeri mekanis, nyeri suhu, dan nyeri kimiawi.
zat kimia yang dapat merangsang jenis rasa nyeri kimiawi : bradikinin, serotonin, histamine, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas ujung ujung serabut nyeri tetapi tidak secara langsung merangsangnya.
Kecepatan Kerusakan Jaringan sebagai Penyebab rasa nyeri
nyeri akan terasa bila seseorang menerima panas dengan suhu diatas 45oC. Merupakan suhu dimana jaringan mulai mengalami kerusakan akibat panas
Semua zat kimia, yang merangsang reseptor nyeri kimia, yg menyebabkan rasa nyeri yang lebih hebat adalah Bradikinin. Bradikini merupakan penyebab rasa nyeri pada jaringan yang rusak. Intensitas nyeri dirasakan berkolerasi dengan peningkatan konsentrasi ion kalium setempat.
enzim proteolitik dpt secara langsung menyerang ujung ujung saraf dan menimbulkan rasa nyeri dgn cara membuat membrannya lebih permeable terhadap ion ion.
rasa nyeri pd keadaan iskemia adalah terkumpulnya sejumlah besar asam laktat dalam jaringan, yg terbentuk akibat metabolisme anaerobic ( tanpa oksigen ).
Spasme otot merupakan penyebab umum timbulnya rasa nyeri, dan merupakan dasar sindrom / kumpulan gejala klinik.
Mekanisme nyeri
Proses nyeri di mulai dengan distimulasinya nociceptor oleh stimulus noxious sampai terjadinya pemgalaman subjective nyeri, haal tersebut adalah suatu kejadian elektrik dan kimia yang bida dikelompokan menjadi 4 proses, yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan perpepsi.
Secara singkat mekanisme nyeri di mulai dari stimulasi nociceptor oleh stimulus noxious pada jaringan, yang kemudian akan mengakibatkan stimulasi nociceptor dimana disini noxious tersebut akan dirubah menjadi potensial aksi. Proses ini disebut transduksi atau aktivasi reseptor. Selanjutnya potensial aksi tersebut akan di transmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan nyeri. Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen perimer ke kornu dorsalis medulla spinalis, pada kornu dorsalis ini neuron aferen primer bersinaps dengan neuron susunan saraf pusat. Dari sini jaringan neuron tersebut akan naik ke atas di medulla spinalis menuju batang otak dan thalamus. Selanjutnya terjadi hubungan timbale balik antara thalamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang mengurusi respon persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri. Tetapi ransangan nociceptifptif tidak selalu menimbulkan persepsi nyeri dan sebaliknya persepsi nyri bisa terjadi tanpa stimulasi nociceptifptif. Terdapat proses modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi sinyal yang paling diketahui adalah kornu dorsalis medulla spinalis. Proses terakhir adalah persepsi, dimana pesan nyeri direlai menuju otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan.
Tipe serabut saraf aferen primer nosiseptif yaitu
Serabut saraf A-delta :
Merupakan serabut bermyelin
Mengirimkan pesan secara cepat
Menghantarkan sensasi yang tajam, jelas sumber dan lokasi nyerinya
Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti otot, tendo, dll
Biasanya sering pada injury akut
Diameternya besar
Serabut saraf C :
Tidak bermyelin
Diameternya sangat kecil
Lambat dalam menghantarkan impuls
Lokasinya jarang, biasanya dipermukaan dan impulsnya bersifat persisten
Reseptor terletak distruktur permukaan
Untuk memudahkan memahami perjalanan nyeri, maka akan dibagi dalam tiga komponen fisiologis berikut :
Resepsi: proses perjalan nyeri
Persepsi : kesadarn seseorang terhadap nyeri
Reaksi: respon fisiologis dan perilaku setelah mempersepsikan nyeri
Nyeri
Nyeri nosiseptif
Nyeri non-nosiseptif
Nyeri somatic
Nyeri visceral
Nyeri neuropatik
Nyeri Psikogenik