pbl blok 15

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl ukrida

Citation preview

MAKALAH PROBLEM BASED LEARNING

Infeksi Streptococcus Haemolyticus Group A pada Erysipelas

Nuramalina binti Reman

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jl.Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061,fax: (021) 563-1731

e-mail: [email protected]

Kulit terdiri dari 2 lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Terdapat kelenjar seperti apokrin dan sebasea pada kulit, yang membantu dalam fungsi proteksi, absorpsi, eksresi, pengaturan suhu tubuh dan berbagai lagi.1 Kulit manusia tidak steril dan bakteri yang terdapat pada kulit boleh menimbulkan penyakit atau merupakan flora normal. Parasit seperti jamur, virus dan mikrobiologi lain boleh menyebabkan kelainan pada kulit.

Erisipelas merupakan suatu kelainan kulit akut yang termasuk dalam tipe dari selulitis superfisial. Erisipelas melibatkan sistem limfatik dermal yang prominen. Biasanya disebabkan oleh streptococcus, dengan gejala utamanya ialah eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala konstitusi. Pada penyakit ini, terjadi peninggian kulit pada bagian yang terjadinya inflamasi dan terdapat area berbatas tegas yang membedakan antara kulit normal dan kulit yang terjadinya erisispelas. Bagian tubuh yang sering terlibat adalah kedua tungkai bawah, wajah, dan telinga.1Makalah ini akan membahaskan peradangan kulit akibat infeksi Streptococcus berdasarkan anamnesis yang dilakukan pada pasien dalam kasus.PEMBAHASAN

Latar belakang masalah

Kasus 9: Seorang laki-laki 30 tahun, pekerja bangunan, datang dengan keluhan terdapat luka kecil bernanah dikelilingi daerah kemerahan yang luas dan membengkak di badan sejak 3 hari yang lalu.Rumusan masalah

Seorang laki-laki berusia 30 tahun dengan keluhan terdapat luka kecil bernanah dikelilingi daerah kemerahan yang luas dan membengkak di badan sejak 3 hari yang lalu.Analisis masalah

3.1Anamnesis

Anamnesis yang dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut:

Anamnesa Umum

: Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan.

Pasien bekerja sebagai pekerja bangunan.

Keluhan Utama

:Luka kecil bernanah dikelilingi daerah kemerahan

yang luas dan membengkak

Penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga:

Apa penyakit yang pernah diderita? Obat yang pernah digunakan? Riwayat alergi sebelumnya? Pengaruh makanan terhadap keparahan? Apakah pekerjaan mempengaruhi keparahan? Apakah terdapat riwayat trauma?

3.2Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik

Kesadaran

:Compos Mentis

Pemeriksaan tanda-tanda vital:Normal

Pemeriksaan lokalisis

:Badan ( luka)

Inspeksi

:Eritema warna cerah, berbatas tegas,pinggir

meninggi, edema,vesikel dan bulaPalpasi

: tanda radang (+)Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah lengkap :Leukositosis dan peningkatan laju endap

darah

Pemeriksaan kultur sekret lesi : Positif Streptococcus Haemolyticus

Group A3.3Diagnosis Banding

Erysipelas

Erysipelas adalah infeksi akut pada kulit dan jaringan dibawah kulit yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa , namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut.1 Sekitar 85 % Erysipelas terjadi dikaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta tempat lainnya. Erysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan pelbagai kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi bakteria.1 Selain itu, Erysipelas dapat terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya: diabetes millitus dan malnutrisi

Selulitis

Selulitis adalah infeksi kronis oleh bakteri kulit . Selulitis muncul sebagai bengkak , daerah merah kulit yang terasa panas dan lembut . Hal ini dapat menyebar dengan cepat ke bagian lain dari tubuh . Selulitis biasanya tidak menyebar dari orang ke orang.2 Selulitis sering berlaku pada ektrimitas bawah, tubuh dan wajah pada permukaan kulit, sehingga ke jaringan dibawahnya dan menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Jika tidak diobat, selulitis boleh menyebabkan kematian.

Dermatitis Venerata

Dermatitis venerata adalah dermatitis yang timbul setelah kontak dengan alergen dari gigitan, liur, atau bulu serangga yaitu tom cat (Paederus sp) melalui proses sensitasi.2 Kulit yang terkena penyakit ini akan menjadi merah dan melepuh,disertai rasa panas seperti terbakar. Fase merah, melepuh, dan terasa panas ini berlangsung 1-3 hari. Bila lesi ini digaruk, maka lesi ini dapat menyebar dan meluas. Bila penyakit ini sudah mendekati sembuh, maka kulit akan berwarna coklat, dan menimbulkan bekas seperti luka bakar dan herpes.2Ekzema

Ekzema adalah peradangan pada kulit. Penyebab pasti ekzema tidak diketahui, tetapi diduga terkait dengan respon aktif sistem kekebalan tubuh terhadap bahan iritan sehingga menimbulkan gejala.3 Kulit yang terkena ekzema akan merasa gatal, diikuti dengan munculnya ruam yang paling sering muncul pada wajah , belakang lutut , pergelangan tangan , tangan , atau kaki . Hal ini juga dapat mempengaruhi daerah lain juga .Daerah yang terkena biasanya muncul sangat kering , menebal , atau bersisik.2,3 Pada orang berkulit putih , daerah-daerah tersebut pada awalnya tampak kemerahan dan kemudian berubah menjadi cokelat . Di antara orang-orang yang berkulit gelap , eksim dapat mempengaruhi pigmentasi , membuat daerah yang terkena terang atau lebih gelap .

Tabel 1:Perbandingan differential diagnosis yang berkaitan dengan infeksi kulit.

PenyakitGejala KlinisPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjangPenatalaksanaan

Erysepelas1Trauma (+),

gejala konstitusi (+)

nyeri (+)Eritema warna cerah

berbatas tegas

pinggir meninggi

tanda radang (+)

Edema

vesikel dan bulaLeukositosis

Lajuendap darah (LED) naikAntibiotik oral

Penicilin

Topikal

Kompres terbuka dengan larutan antiseptic

Istirahat

Dermatitis venenata2Trauma (+)

pedih (+)

rasa terbakar (+)Eritema

vesikel/bula

berat eksudasi

dapat menyebar

batas tidak tegas

gatal (+)

Tanda nekrosisPatch testHindari bahan irritant

Kortikostreoid

topical (hirdokortison)

Cellulitis2Trauma (+)

gejala konstitusi (+)

nyeri (+)Infiltrat difus di subkutan

tanda radang akut (+)Leukositosis

Lajuendap darah (LED) naikAntibiotik oral

Penicilin

Topikal

Kompres terbuka dengan larutan antiseptic

Istirahat

Ekzema2,3Gatal (+)tanda radang akut (+)

squamosa (+)

Bercak kecoklatan

Pemeriksaan kerokan lesiMenjaga hygiene

Kortikostreoid

topical (hirdokortison)

Antihistamin

(Benadryl)

3.4 Diagnosis kerja

Diagnosis kerja bagi kasus ini adalah erisipelas. Hal ini kerana luka pada pasien dikelilingi kemerahan yang luas dan membengkak. Selain itu, pasien bekerja sebagai pekerja bangunan dengan kemungkinan berlakunya trauma.

3.5Epidemiologi

Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa (ras), namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut. Ia lebih sering terjadi pada pria ketimbang wanita, dengan perbandingan 4:1. Angka kejadian infeksi kulit ini kira-kira mencapai 10% pasien yangdirawat di rumah sakit.1,3 Puncak umur pasien yang terinfeksi adalah 60-80 tahun terutama bagi mereka yang immunocompromised3.6Etiologi

Penyebab utama bagi erysipelas adalah infeksi dari Streptococcus. Infeksi pada muka dan badan sering didapati oleh infeksi dari Group A Streptoccous. Namun terdapatnya peningkatan infeksi di ektremitas bawah oleh non-group A streptoccous.3 Toxin dari Streptococcus merupakan faktor kontribusi utama berlakunya inflammasi dengan cepat. Tiada bukti yang kukuh bakteria lain yang bisa menyebabkan berlakunya erysipelas walaupun mereka hidup bersama dengan streptocci di tempat inokulasi. Inokulasi bakteria pada kawasan trauma merupakan peristiwa awal berlakunya eriseplas. Faktor local yang bisa berpartisasi menyumbang pada perkembangan erysipelas adalah ulkus stasis,dermatoses inflammatory, infeksi dermatofit, gigitan serangga dan insisi bedah1

Foto 1. Kultur pembiakan Group A Streptoccous.4

3.7 Patofisiologis

Inokulasi bakteri ke daerah kulit yang mengalami trauma merupakan peristiwa awal perkembangan dari erisipelas.1 Dengan demikian, faktor-faktor lokal, seperti insusfisiensi vena, statis ulserasi, dermatitis, gigitan serangga, dan sayatan bedah telah terlibat sebagai pintu masuknya kuman ke kulit. Setelah masuk, infeksi menyebar diantara ruang jaringan dan terjadi perpecahan polisakarida oleh hialuronidase yang dapat membantu dalam penyebaran kuman, fibrinolisin yang berperan dalan penghancuran fibrin, lesitin yang dapat merusak membran sel. Disfungsi limfatik subklinis adalah faktor resiko untuk erisipelas.3 Dalam erisipelas, infeksi dengan cepat menyerang dan menyebar melalui pembuluh limfatik. Kondisi ini akan memberikan manifestasi kerusakan kulit diatasnya dan pembengkakan kelenjar getah bening regional. Respon imunitas menjadi menurun dan memberikan optimalisasi bagi organisme untuk berkembang.3.8 Gejala Klinis

Erysipelas pada umumnya diawali dengan panas, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, muntah dan rasa lemah. Pada kulit nampak kemerahan, berkilat, berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi, nyeri dan teraba panas pada daerah tersebut.4 Di permukaan kulit adakalanya dijumpai gelembung kulit (bula) yang berisi cairan kekuningan (seropurulen). Pada keadaan yang berat, kulit nampak melepuh dan kadang timbul erosi (kulit mengelupas).1 Biasanya menyerang wajah, ekstremitas atas atau bawah, badan dan genitalia. Kelenjar getah bening regional sering membesar dengan nyeri tekan3.9Penatalaksanan

Medika MentosaStreptococci merupakan etiologi utama erysipelas; maka penicillin kekal digunakan sebagai drug of choice. Penicillin diberikan secara oral atau intramuscular selama 5 hari tetapi jika infeksi tidak mengalami perbaikan juga durasi terapi dan rawatan harus diperpanjang. Pilihan antimikroba lain yang bisa digunakan adalah sefalosporin atau makrolid seperti eritomisin atau aztriomisin bagi mereka yang allergi terhadap penicillin. Selain itu, pasien diberikan Antipiretik dan analgesik untuk merawat gejala seperti nyeri dan demam.5Selain dari pemberian obat antimikroba penjagaan pasien melibatkan rawatan hidrasi dengan pemakaian oral untuk mengekalkan kestabilan cairan tubuh pasien.5 Mengenakan compress air dingin bagi mempercepat penyembuhan. Dressing wet saline diaplikasikan di bagian ulkus dan lesi yang nekrotik dan ditukar setiap 2-12 jam tergantung dari tahap keseriusan infeksi.

b)

Non-medikomentosa

Pasien dengan infeksi akut yang melibatkan bagian akral dinasihatkan agar mengurangkan aktiviti bagi memberikan masa penyembuhan kepada bagian yang terinfeksi dan seterusnya untuk mengurangkan pembengkakan.Memperbanyakkan istirehat di rumah agar tidak terdedah kepada faktor risiko. Pemakanan obat yang teratur terutamanya antibiotic harus habis dimakan seperti yang diprekskripsikan oleh dokter.

3.10 Komplikasi

Bila tidak diobati atau diobati tetapi dosis tidak adekuat, maka kuman penyebab erysipelas akan menyebar melalui aliran limfe sehingga terjadi abses subkutan, septikemi dan infeksik organ lain (nefritis).3 Pengobatan dini dan adekuat dapat mencegah terjadinya komplikasi supuratif dan non supuratif.

Pada bayi dan usia lebih lanjut yang lemah, serta penderita yang sementara mendapat pengobatan dengan kortikosteroid, erispelas dapat progresif bahkan bisa terjadi kematian. Erysipelas cenderung rekuren pada lokasi yang sama, mungkin disebab kan oleh kelainan imunologis, tetapi factor predisposisi yang berperan pada serangan pertama harus dipertimbangkan sebagai penyebab misalnya obstruksi limfatik akibat mastek tomiradikal (merupakan factor predidposisi erispelas rekuren)63.11 Prognosis

Prognosis untuk infeksi erysipelas adalah bonam yaitu amat baik untuk sembuh. Infeksi yang kompleks biasanya tidak meyebabkan nyawa terancam dan bisa dirawat dengan menggunakan antibiotik dan penyakit ini bisa sembuh secara spontan tanpa rawatan tergantung dari sistem imun pasien itu sendiri.

3.12 Pencegahan

Kebersihan tubuh yang terjaga dengan mandi secara teratur dan menggunakan sabun atau shampoo yang mengandung antiseptik dapat mencegah terjadinya erisipelas karena dapat menghilangkan kuman patogen secepatnya dari kulit. Selain itu, seseorang harus mengusahakan agar tidak terjadinya kerusakan pada permukaan kulit atau mendapatkan pengobatan segera apabila terjadi luka. Faktor predeposisi terjadi erisipelas juga harus dihindarkan seperti diabetes, penyalahgunaaan alkohol, infeksi HIV, sindrom nefrotik dan kondisi penurunan sistem imun lain.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A.pioderma.Ilmu penyakit kulit dan kelamin.Edisi 6.Jakarta.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2010:57-62.

Sularsito AS,Djuanda S.dermatitis, Ilmu penyakit kulit dan kelamin Edisi 6 Jakarta.Fakultas Kedokteran Indonesia;129-45.

Muttaqin, Arif. Asuhan keperawatan gangguan sistem integumen. Jakarta: Salemba Medika; 2011.h.176-83Davis L.erysipelas diunduh dari www.medscape.com pada 18 April 2015

Joel GH, Lee EL, Alfred GG. Goodman & gilmans the pharmacological basis of therapeutics. 10th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2009. p.106

Fitzpatrick, Thomas B. Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGrawHill; 2008.p.231-416