Pbl blok 22 F9 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    1/12

    Kejang Demam Sederhana pada Anak 

    Disusun oleh :

    Yunistin Ambeua 102010269

    Yoda Desika Kolim 102011014

    hristian Adiputra !ija"a 10201104#

    $aria Anita %rin&ella 1020111'(

    $oni&a "nthia De)i 1020112''

    *io +ano ,- K- .aihonam 10201126(

    atherina /s)ari 102011'61

    !ega .anda $arissa 10201141

    Ass"ia Aiah 3ernendes 102012#2'

    ni5ersitas Kristen Krida !a&ana

    3akultas Kedokteran

    2014

    1

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    2/12

    %endahuluan

    Kejang demam merupakan penyakit kejang yang paling sering dijumpai di bidang

    neurologi khususnya anak. Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang

    tua, sehingga bagi dokter kita wajib mengatasi kejang demam dengan tepat dan cepat. Kejang

    demam pada umumnya dianggap tidak berbahaya dan sering tidak menimbulkan gejala sisa;

    akan tetapi bila kejang berlangsung lama sehingga menimbulkan hipoksia pada jaringan

    Susunan Saraf Pusat (SSP), dapat menyebabkan adanya gejala sisa di kemudian hari.

    rekuensi dan lamanya kejang sangat penting untuk diagnosa serta tata laksana

    kejang, ditanyakan kapan kejang terjadi, apakah kejang itu baru pertama kali terjadi atau

    sudah pernah sebelumnya, bila sudah pernah berapa kali dan waktu anak berumur berapa .

    Sifat kejang perlu ditanyakan, apakah kejang bersifat klonik, tonik, umum atau fokal. !itanya pula lama serangan, kesadaran pada waktu kejang dan pasca kejang. "ejala lain yang

    menyertai diteliti, termasuk demam, muntah, lumpuh, penurunan kesadaran atau kemunduran

    kepandaian. Pada neonatus perlu diteliti riwayat kehamilan ibu serta kelahiran bayi. #

    Anamnesis

    $namnesis pasien dilakukan secara allo%anamnesis kepada orang terdekat dari pasien.

    &al ' hal yang perlu ditanyakan saat anamnesis yaitu adanya kejang, jenis kejang (umum

    atau fokal), kesadaran, lama atau durasi kejang. Suhu sebelumsaat kejang, frekuensi dalam

    *+ jam, interal, keadaan anak pasca kejang. Penyebab demam di luar infeksi susunan saraf 

     pusat (gejala infeksi saluran napas akut-SP$, infeksi saluran kemih-SK. titis media

    akut/$, dll). 0iwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga.

    Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diaremuntah yang mengakibatkan

    gangguan elektrolit, sesak yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat

    menyebabkan hipoglikemia).*

    Selain itu ada beberapa hal juga yang perlu ditanyakan saat anamnesis adalah faktor 

    resiko terjadinya kejang demam yang merupakan perkiraan diagnosis dari skenario. 0iwayat

    keluarga akan adanya kejang demam perlu ditanyakan. Selain itu, demam tinggi diatas 12 3,

    gagal tumbuh, konsumsi alkohol dan rokok selama kehamilan, perawatan di rumah sakit

    selama lebih dari *2 hari kelahiran dan penitipan anak pada jasa penitipan anak perlu

    dikumpulkan dalam anamnesis. $danya * faktor positif dari faktor diatas dapat meningkatkan

    kejadian kejang demam pertama sebanyak 145 pada anak.*

    2

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    3/12

    %emeriksaan 3isik

    Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali dilakukan adalah penilaian kesadaran dan

    didapatkan kesadaran pasien compos mentis dan pasien tampak aktif. Pemeriksaan berikutnya

    yaitu tanda%tanda ital terutama suhu karena pasien ini mengalami demam. Pemeriksaan fisik 

    dalam batas normal. 6anda rangsang meningeal negatif dengan pemeriksaan saraf kranial,

    fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal.1

    6anda rangsang meningeal yang merupakan suatu tanda adanya iritasi meningeal,

    secara klasik terdiri dari kaku kuduk, tanda 7rud8inski dan tanda Kernig. 6anda 7rud8inski

    adalah tanda dimana adanya fleksi pasif dari tengkuk menyebabkan fleksi dari pinggul dan

    lutut. Pada pasien dengan positifnya tanda rangsang meningeal, sugestif untuk adanya

    meningitis terutama meningitis bakterialis. 9adi pemeriksaan tanda rangsang meningeal ini

    dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk menyingkirkan diagnosis meningitis.+

    %emeriksaan %enunjang

     Pemeriksaan laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi

    dapat dikerjakan untuk mengealuasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain

    misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat

    dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah.:

     Pemeriksaan cairan serebrospinal

    !ilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. 0esiko

    terjadinya meningitis bakterialis adalah 4,5%, bulan tidak rutin. 7ila

    yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.:

     Elektroensefalografi (EEG)

    Pemeriksaan elektroensefalografi (??") tidak dapat memprediksi berulangnya kejang

    atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. leh

    karenanya tidak direkomendasikan. Pemeriksaan ??" masih dapat dilakukan pada keadaan

    kejang demam tidak khas misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari

    tahun atau kejang demam fokal.:

     Pencitraan

    3

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    4/12

    oto @% ray kepala dan pencitraan seperti computed tomography scan (36%scan) atau

    magnetic resonance imaging (/0-) jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas

    indikasi seperti ; kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis), paresis nerus A-,

     papil edema.:

    Diagnosis Kerja

     Kejang Demam Sederhana

    Kejang demam terjadi pada *%+5 anak usia dibawah tahun. Kriteria diagnostik 

    mencakup kejang pertama yang dialami oleh anak lebih tinggi dari 12 derajat celcius, anak 

     berusia kurang dari tahun, tidak ada tanda infeksi atau peradangan susunan saraf pusat, dan

    anak tidak menderita gangguan metabolik sistemik akut. Kejang demam dapat

    diklasifikasikan dalam kejang demam sederhana apabila berlangsung kurang dari #: menit,

    tidak memperlihatkan gambaran fokal yang signifikan, dan tidak berlangsung dalam suatu

    rangkaian yang memiliki durasi total lebih dari 14 menit. Sedangkan kejang demam

    kompleks memiliki durasi lebih lama, ada tanda fokal, dan terjadi dalam rangkaian yang

     berkepanjangan. Kejang demam bersifat dependen%usia, biasanya terjadi pada anak berusia >

    hingga *4 bulan dan kejang jarang dimulai sebelum usia bulan.

    Sebagian besar kejang demam terjadi dalam *+ jam pertama sakit, sering sewaktutubuh meningkat cepat, tetapi pada sebagian anak, tanda pertama penyakit mungkin kejang

    dan pada yang lain, kejang terjadi saat demam menurun. !erajat demam bukan merupakan

    faktor kunci yang memicu kejang. Selama suatu penyakit, setelah demam turun dan naik 

    kembali sebagian anak tidak kembali kejang walalupun tercapai tingkatan suhu yang sama,

    dan sbeagian anak lain tidak lagi mengalami kejang pada penyakit demam berikutnya

    walaupun mencapai tingkatan suhu yang sama.

    pidemiologi

    -nsiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur bulan sampai

    + tahun. &ampir 1 5 dari anak yang berumur di bawah : tahun pernah menderita kejang

    demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki%laki daripada perempuan. &al

    tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat

    dibandingkan laki%laki.#

    7erdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab.S/ -lmu Kesehatan $nak 0SB!

    !r. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang demam. Pada

    tahun #>>> ditemukan pasien kejang demam sebanyak 21 orang dan tidak didapatkan angka

    4

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    5/12

    kematian (4 5). Pada tahun *444 ditemukan pasien kejang demam #1* orang dan tidak 

    didapatkan angka kematian (4 5). !ari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden

    kejadian sebesar 1

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    6/12

    dan pada yang lain, kejang terjadi saat demam menurun. !erajat demam bukan merupakan

    faktor kunci yang memicu kejang. Selama suatu penyakit, setelah demam turun dan naik 

    kembali sebagian anak tidak kembali kejang walalupun tercapai tingkatan suhu yang sama,

    dan sbeagian anak lain tidak lagi mengalami kejang pada penyakit demam berikutnya

    walaupun mencapai tingkatan suhu yang sama.

    %atoisiologi

    !alam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion

    kalium (KE) dan sangat sulit dilalui oleh natrium (CaE). $kibatnya konsentrasi KE dalam sel

    neuron tinggi dan konsentrasi CaE rendah. Keadaan sebaliknya terjadi di luar sel neuron.

    Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat perbedaan

     potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron. Bntuk menjaga keseimbangan

     potensial membran ini diperlukan energi yang berasal dari glukosa yang melalui proses

    oksidasi oleh oksigen.<

    Pada keadaan demam, kenaikan suhu #F3 akan mengakibatkan kenaikan metabolisme

     basal #45%#:5 dan meningkatnya kebutuhan oksigen sebanyak *45. $kibatnya terjadi

     perubahan keseimbangan dari membran sel otak dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari

    ion kalium dan ion natrium melalui membran, sehingga terjadi lepasnya muatan listrik.Depasnya muatan listrik yang cukup besar dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel

    di dekatnya dengan bantuan neurotransmiter dan menyebabkan terjadinya kejang.<

    Setiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda tergantung dari tinggi rendahnya

    ambang kejang seorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak 

    dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 12F3, sedangkan pada

    anak dengan ambang kejang tinggi kejang baru dapat terjadi pada suhu +4F3 atau lebih.<

    Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya. 6etapi

     pada kejang yang berlangsung lama biasanya disertai terjadinya apnoe sehingga kebutuhan

    oksigen untuk otak meningkat dan menyebabkan terjadinya kerusakan sel neuron otak yang

     berdampak pada terjadinya kelainan neurologis.<

    Diagnosis ,anding

     Kejang Demam Kompleks. Kejang demam kompleks pada umumnya tidak berbeda

    dari kejang demam sederhana yang dialami oleh pasien diatas. Perbedaannya adalah pada

    kejang demam kompleks memiliki durasi lebih lama dari #: menit, memiliki gambaran fokal,dan terjadi dalam rangkaian yang berkepanjangan. Sedangkan pada manifestasi klinis,

    6

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    7/12

     pemeriksaan fisik dan penunjang tidak memperlihatkan adanya perbedaan dari kejang demam

    sederhana.

     Epilepsi . Status epileptikus didefinisikan sebagai kejang yang berlangung dalam

    waktu lebih dari 14 menit dan merupakan suatu emergensi neurologis. Kejang ini dapat

     berlangsung terus menerus maupun intermiten dengan kembalinya kesadaran dari pasien

    antara satu fase kejang dengan fase kejang lainnya. 7iasanya sebelum dimulainya epilepsi,

    terdapat fase aura, dan kemudian kerjadi fase kejang epilepsi yang terdiri dari : jenis, yakni

    status epileptikus sederhana, kompleks, absen, nonkonulsif dan mioklonik. Pada umumnya,

    kondisi ini merupakan kejang tonik%klonik yang terdiri dari 1 fase dimulai dari kejang fokal

    yang lama%kelamaan menyatu menjadi seluruh tubuh. Sedangkan pada kejang nonkonulsif 

     pasien menjadi tidak sadar, dengan atau tanpa gerakan klonik pada ekstremitas atas maupun

    kelopak mata. Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan adanya peningkatan leukosit pada

     pasien dengan demam dengan elektrolit yang normal. Sedangkan pada pemeriksaan

    radiologis lebih dianjurkan penggunaan /0- dengan adanya peningkatan 6* dan untuk 

    melihat adanya gangguan anatomis lainnya. Pada ??" dapat terlihat kejang ??" parsial

    yang kemudian menyatu menjadi kejang kontinu.2

     Meningitis. /erupakan suatu infeksi susunan saraf pusat yang menyerang membran

     pelapis otak dan medulla spinalis, yakni meninges. "ejala klasik dari meningitis adalah

    demam, sakit kepala dan kaku kuduk. "ejala lain meliputi mual, muntah, fotofobia,

    somnolen, bingung, iritabel, delirium dan koma. Pada anak%anak dapat meliputi ubun%ubun

    menggembung, hipotonia dan menangis dengan nada yang tinggi seperti pada dehidrasi. Pada

     pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan leukositosis dominan P/C. Sedangkan

     pemeriksaan radiologis tidak diindikasikan pada kondisi ini. Pada beberapa pasien dapat

    menunjukkan adanya meningeal enchancement . Sedangkan /0- dapat menunjukkan

    entrikulomegali pada potongan 6*. Peningkatan tekanan intra kranial juga didapatkan pada

    kasus meningitis terutama bakterial akibat adanya edema. Pada pungsi lumbal dapat

    ditemukan peningkatan leukosit (diatas :44 per mikroliter), peningkatan kadar laktat (diatas

    sama dengan 1#.:1 mgdD) dan penurunan ratio glukosa 3S dibandingkan dengan plasma

    menjadi dibawah sama dengan 4.+. Pada kasus meningitis bakterialis, predominansi selnya

    adalah P/C. Sedangkan pada meningitis tuberculosis dan irus, predominan sel limfosit.

    Pada meningitis bakterialis ditemukan warna cairan purulen, pada tuberkulosis serosa

    sedangkan pada irus cairan jernih.>

    %enatalaksanaan

    7

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    8/12

    !alam penanggulangan kejang demam ada + faktor yang perlu dikerjakan, yaitu

    1 Mengatasi kejang secepat mungkin

    7iasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu datang, kejang sudah

     berhenti. $pabila pasien dating dalam keadaan kejang, obat paling cepat untuk menghentikan

    kejang adalah dia8epam yang diberikan secara intraena dengan dosis 4,1%4,: mmkg77

     perlahan%lahan dengan kecepatan #%*mg.menit atau dalam waktu 1%: menit. bat yang

     praktis dan dapat diberikan oleh orang tua di rumah atau yang sering digunakan di rumah

    sakit adalah dia8epam rektal. !osis dia8epam rektal adalah 4,:%4,

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    9/12

    sehingga menyebabkan proses penguapan panas dari tubuh pasien menjadi lebih terganggu.

    Kompres hangat juga tidak digunakan karena walaupun bisa menyebabkan asodilatasi pada

     pembuluh darah perifer, tetapi sepanjang waktu anak dikompres, anak menjadi tidak selesa

    karena dirasakan tubuh menjadi semakin panas, anak menjadi semakin rewel dan gelisah.

    /enurut penelitian, apabila suhu penderita tinggi (hiperpireksi), diberikan kompres air biasa.

    !engan ini, proses penguapan bisa terjadi dan suhu tubuh akan menurun perlahan%lahan.

    6idak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi resiko terjadinya kejang

    demam, namun para ahli di -ndonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. !osis

     parasetamol yang digunakan adalah #4 ' #: mgkg77kali diberikan + kali sehari dan tidak 

    lebih dari : kali. !osis ibuprofen : ' #4 mgkg77kali, 1 ' + kali sehari.#4

    # Memberikan pengobatan rumat

    Setelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat dengan cara mengirim

     penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan lebih lanjut. Kejang demam kompleks

    merupakan salah satu indikasi seorang pasien untuk dirawat di rumah sakit selain adanya

    hiperpireksia, pasien G bulan, kejang demam yang pertama kali, dan terdapat kelainan

    neurologis. Pengobatan ini dibagi atas dua bagian, yaitu

     Profilaksis intermitten

    Bntuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari, penderita kejang demam

    diberikan obat campuran anti konulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada anak 

    selama episode demam. $ntipiretik yang diberikan adalah paracetamol dengan dosis #4%

    #:mgkgkali diberikan + kali sehari atau ibuprofen dengan dosis :%#4mgkgkali, 1%+ kali

    sehari. $ntikonulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah terulangnya

    kejang demam ialah dia8epam, baik diberikan secara rectal dengan dosis : mg pada anak 

    dengan berat di bawah #4kg dan #4 mg pada anak dengan berat di atas #4kg, maupun oral

    dengan dosis 4,1 mgkg setiap 2 jam pada saat tubuh H 12,:43. Profilaksis intermitten ini

    sebaiknya diberikan sampai kemungkinan anak untuk menderita kejang demam sedehana

    sangat kecil yaitu sampai sekitar umur + tahun. enobarbital, karbama8epin dan fenition pada

    saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.#4

     Profilaksis jangka panjang

    Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya dosis teurapetik 

    yang stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah terulangnya kejang di

    kemudian hari. Pengobatan jangka panjang dapat dipertimbangan jika terjadi hal berikut

    kejang demam H * kali dalam *+ jam, kejang demam terjadi pada umur G #* bulan, kejang

    demam H + kali per tahun.#4

    9

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    10/12

    bat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialah

    $enobarbital

    !osis +%: mgkg77hari. ?fek samping dari pemakaian fenobarbital jangka panjang

    ialah perubahan sifat anak menjadi hiperaktif, perubahan siklus tidur dan kadang%kadang

    gangguan kognitif atau fungsi luhur.#4

     Sodium %alproat & asam %alproat

    !osisnya ialah *4%14 mgkg77hari dibagi dalam 1 dosis selama #%* tahun dan

    dihentikan secara bertahap selama #%* bulan. ?fek samping yang dapat terjadi adalah gejala

    toksik berupa rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis.#4

    $enitoin

    !iberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkan gangguan sifat berupa

    hiperaktif sebagai pengganti fenobarbital. &asilnya tidak atau kurang memuaskan. Pemberian

    antikonulsan pada profilaksis jangka panjang ini dilanjutkan sekurang%kurangnya 1 tahun

    seperti mengobati epilepsi. /enghentikan pemberian antikonulsi kelak harus perlahan%lahan

    dengan jalan mengurangi dosis selama 1 atau bulan.#4

    ' Mencari dan mengobati penebab

    Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya infeksi

    traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat dan

    kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut. Secara akademis pada anak dengan kejang

    demam yang datang untuk pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan pungsi lumbal.

    &al ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya meningitis. $pabila

    menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang intensif perlu dilakukan, yaitu

     pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula darah, kalium, magnesium,

    kalsium, natrium, nitrogen, dan faal hati.#4

    Komplikasi

    "angguan belajar dan perilaku, retardasi mental, defisit koordinasi dan motorik, status

    epileptikus, dan kematian pernah dilaporkan sebagai sekuele kejang demam.1

    %rognosis

    10

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    11/12

    !engan penanganan kejang yang cepat dan tepat, prognosa biasanya baik, tidak 

    sampai terjadi kematian. !alam penelitian ditemukan angka kematian kejang demam

    sederhana sebesar 4,+ 5 sd 4, 5 dari kejang

    demam sederhana dan >< 5 dari kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana pada

    umumnya tidak menyebabkan kerusakan otak yang permanen dan tidak menyebabkan

    terjadinya penyakit epilepsi pada kehidupan dewasa anak tersebut. Sedangkan pada anak%

    anak yang memiliki riwayat kejang demam kompleks, riwayat penyakit keluarga dengan

    kejang yang tidak didahului dengan demam, dan memiliki riwayat gangguan neurologis

    maupun keterlambatan pertumbuhan, memiliki resiko tinggi untuk menderita epilepsi pada

    kehidupan dewasa mereka.<

    dukasi Kepada /rang 7ua

    Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang

    sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus

    dikurangidengan cara yang diantaranya meyakinkan bahwa kejang demam umumnya

    mempunyai prognosis baik, memberitahukan cara penanganan kejang, memberikan informasi

    mengenai kemungkinan kejang kembali, pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang

    efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat.#4

    Kesimpulan

    Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa ibunya ke B"! 0S karena kejang%

    kejang diseluruh tubuhnya 14 menit yang lalu. Kejang kelojotan seluruh tubuh, mata

    mendelik keatas, kejang berlangsung selama : menit dan hanya #I. Kejang diawali demam

    tinggi +4⁰3 dan batuk pilek. $yah pasien pernah kejang disertai demam saat usia + tahun,

    riwayat kejang serupa saat usia anak * tahun. Pada pemeriksaan fisik didapati Keadaan umum

    aktif, kesadaran compos mentis, lain%lain dalam batas normal,pemeriksaan neurologis (%),

    saraf cranial dalam batas normal. 7erdasarkan data%data yang ada maka pasien didiagnosis

    menderita kejang demam sederhana.

    Kejang demam sederhana terjadi pada anak usia dibawah tahun. Kriteria diagnostik 

    mencakup kejang pertama yang dialami oleh anak lebih tinggi dari 12 derajat celcius, anak 

     berusia kurang dari tahun, tidak ada tanda infeksi atau peradangan susunan saraf pusat, dan

    anak tidak menderita gangguan metabolik sistemik akut. Kejang demam dapat

    diklasifikasikan dalam kejang demam sederhana apabila berlangsung kurang dari #: menit,

    tidak memperlihatkan gambaran fokal yang signifikan, dan tidak berlangsung dalam suatu

    11

  • 8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2

    12/12

    rangkaian yang memiliki durasi total lebih dari 14 menit. Bntuk itu diperlukam diagnosis dini

    yang tepat agar bisa ditangani dengan baik, sehingga dapat diminimalisasikan efeknya dalam

    mengganggu kehidupan dan aktifitas anak dan juga orang tua.

    Datar %ustaka

    #. 7ehrman 0?, Kliegman 0/, $rio, Celson ilmu kesehatan anak, Aol 1, ?d #:.

    9akarta ?"3; *44:. h. *4:>%.

    *. Pudjaji $&, &egar 7, &andryastuti, -dris CS, "andaputra ?P, &armoniati ?!.

    Pedoman pelayanan medis. 9akarta -katan !okter $nak -ndonesia; *4#4. h. #:4%*

    1. 6ejani C0, Slapper !, Jindle /D, Jolfram J, &alamka 9!, 7achur 0". ebrile

    sei8ures. !iunduh dari /edscape. > !esember *4#1.+. Scheld J/, Jhitley 09, /arra 3/. -nfections of the central nerous system. 1rd ?d.

    Philadelphia Dippincott Jilliams Jilkins; *44