Upload
christian-adiputra-wijaya
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
1/12
Kejang Demam Sederhana pada Anak
Disusun oleh :
Yunistin Ambeua 102010269
Yoda Desika Kolim 102011014
hristian Adiputra !ija"a 10201104#
$aria Anita %rin&ella 1020111'(
$oni&a "nthia De)i 1020112''
*io +ano ,- K- .aihonam 10201126(
atherina /s)ari 102011'61
!ega .anda $arissa 10201141
Ass"ia Aiah 3ernendes 102012#2'
ni5ersitas Kristen Krida !a&ana
3akultas Kedokteran
2014
1
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
2/12
%endahuluan
Kejang demam merupakan penyakit kejang yang paling sering dijumpai di bidang
neurologi khususnya anak. Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang
tua, sehingga bagi dokter kita wajib mengatasi kejang demam dengan tepat dan cepat. Kejang
demam pada umumnya dianggap tidak berbahaya dan sering tidak menimbulkan gejala sisa;
akan tetapi bila kejang berlangsung lama sehingga menimbulkan hipoksia pada jaringan
Susunan Saraf Pusat (SSP), dapat menyebabkan adanya gejala sisa di kemudian hari.
rekuensi dan lamanya kejang sangat penting untuk diagnosa serta tata laksana
kejang, ditanyakan kapan kejang terjadi, apakah kejang itu baru pertama kali terjadi atau
sudah pernah sebelumnya, bila sudah pernah berapa kali dan waktu anak berumur berapa .
Sifat kejang perlu ditanyakan, apakah kejang bersifat klonik, tonik, umum atau fokal. !itanya pula lama serangan, kesadaran pada waktu kejang dan pasca kejang. "ejala lain yang
menyertai diteliti, termasuk demam, muntah, lumpuh, penurunan kesadaran atau kemunduran
kepandaian. Pada neonatus perlu diteliti riwayat kehamilan ibu serta kelahiran bayi. #
Anamnesis
$namnesis pasien dilakukan secara allo%anamnesis kepada orang terdekat dari pasien.
&al ' hal yang perlu ditanyakan saat anamnesis yaitu adanya kejang, jenis kejang (umum
atau fokal), kesadaran, lama atau durasi kejang. Suhu sebelumsaat kejang, frekuensi dalam
*+ jam, interal, keadaan anak pasca kejang. Penyebab demam di luar infeksi susunan saraf
pusat (gejala infeksi saluran napas akut-SP$, infeksi saluran kemih-SK. titis media
akut/$, dll). 0iwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga.
Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diaremuntah yang mengakibatkan
gangguan elektrolit, sesak yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat
menyebabkan hipoglikemia).*
Selain itu ada beberapa hal juga yang perlu ditanyakan saat anamnesis adalah faktor
resiko terjadinya kejang demam yang merupakan perkiraan diagnosis dari skenario. 0iwayat
keluarga akan adanya kejang demam perlu ditanyakan. Selain itu, demam tinggi diatas 12 3,
gagal tumbuh, konsumsi alkohol dan rokok selama kehamilan, perawatan di rumah sakit
selama lebih dari *2 hari kelahiran dan penitipan anak pada jasa penitipan anak perlu
dikumpulkan dalam anamnesis. $danya * faktor positif dari faktor diatas dapat meningkatkan
kejadian kejang demam pertama sebanyak 145 pada anak.*
2
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
3/12
%emeriksaan 3isik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali dilakukan adalah penilaian kesadaran dan
didapatkan kesadaran pasien compos mentis dan pasien tampak aktif. Pemeriksaan berikutnya
yaitu tanda%tanda ital terutama suhu karena pasien ini mengalami demam. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. 6anda rangsang meningeal negatif dengan pemeriksaan saraf kranial,
fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal.1
6anda rangsang meningeal yang merupakan suatu tanda adanya iritasi meningeal,
secara klasik terdiri dari kaku kuduk, tanda 7rud8inski dan tanda Kernig. 6anda 7rud8inski
adalah tanda dimana adanya fleksi pasif dari tengkuk menyebabkan fleksi dari pinggul dan
lutut. Pada pasien dengan positifnya tanda rangsang meningeal, sugestif untuk adanya
meningitis terutama meningitis bakterialis. 9adi pemeriksaan tanda rangsang meningeal ini
dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk menyingkirkan diagnosis meningitis.+
%emeriksaan %enunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi
dapat dikerjakan untuk mengealuasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain
misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat
dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah.:
Pemeriksaan cairan serebrospinal
!ilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. 0esiko
terjadinya meningitis bakterialis adalah 4,5%, bulan tidak rutin. 7ila
yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.:
Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan elektroensefalografi (??") tidak dapat memprediksi berulangnya kejang
atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. leh
karenanya tidak direkomendasikan. Pemeriksaan ??" masih dapat dilakukan pada keadaan
kejang demam tidak khas misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari
tahun atau kejang demam fokal.:
Pencitraan
3
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
4/12
oto @% ray kepala dan pencitraan seperti computed tomography scan (36%scan) atau
magnetic resonance imaging (/0-) jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas
indikasi seperti ; kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis), paresis nerus A-,
papil edema.:
Diagnosis Kerja
Kejang Demam Sederhana
Kejang demam terjadi pada *%+5 anak usia dibawah tahun. Kriteria diagnostik
mencakup kejang pertama yang dialami oleh anak lebih tinggi dari 12 derajat celcius, anak
berusia kurang dari tahun, tidak ada tanda infeksi atau peradangan susunan saraf pusat, dan
anak tidak menderita gangguan metabolik sistemik akut. Kejang demam dapat
diklasifikasikan dalam kejang demam sederhana apabila berlangsung kurang dari #: menit,
tidak memperlihatkan gambaran fokal yang signifikan, dan tidak berlangsung dalam suatu
rangkaian yang memiliki durasi total lebih dari 14 menit. Sedangkan kejang demam
kompleks memiliki durasi lebih lama, ada tanda fokal, dan terjadi dalam rangkaian yang
berkepanjangan. Kejang demam bersifat dependen%usia, biasanya terjadi pada anak berusia >
hingga *4 bulan dan kejang jarang dimulai sebelum usia bulan.
Sebagian besar kejang demam terjadi dalam *+ jam pertama sakit, sering sewaktutubuh meningkat cepat, tetapi pada sebagian anak, tanda pertama penyakit mungkin kejang
dan pada yang lain, kejang terjadi saat demam menurun. !erajat demam bukan merupakan
faktor kunci yang memicu kejang. Selama suatu penyakit, setelah demam turun dan naik
kembali sebagian anak tidak kembali kejang walalupun tercapai tingkatan suhu yang sama,
dan sbeagian anak lain tidak lagi mengalami kejang pada penyakit demam berikutnya
walaupun mencapai tingkatan suhu yang sama.
pidemiologi
-nsiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur bulan sampai
+ tahun. &ir 1 5 dari anak yang berumur di bawah : tahun pernah menderita kejang
demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki%laki daripada perempuan. &al
tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat
dibandingkan laki%laki.#
7erdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab.S/ -lmu Kesehatan $nak 0SB!
!r. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang demam. Pada
tahun #>>> ditemukan pasien kejang demam sebanyak 21 orang dan tidak didapatkan angka
4
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
5/12
kematian (4 5). Pada tahun *444 ditemukan pasien kejang demam #1* orang dan tidak
didapatkan angka kematian (4 5). !ari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden
kejadian sebesar 1
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
6/12
dan pada yang lain, kejang terjadi saat demam menurun. !erajat demam bukan merupakan
faktor kunci yang memicu kejang. Selama suatu penyakit, setelah demam turun dan naik
kembali sebagian anak tidak kembali kejang walalupun tercapai tingkatan suhu yang sama,
dan sbeagian anak lain tidak lagi mengalami kejang pada penyakit demam berikutnya
walaupun mencapai tingkatan suhu yang sama.
%atoisiologi
!alam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion
kalium (KE) dan sangat sulit dilalui oleh natrium (CaE). $kibatnya konsentrasi KE dalam sel
neuron tinggi dan konsentrasi CaE rendah. Keadaan sebaliknya terjadi di luar sel neuron.
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat perbedaan
potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron. Bntuk menjaga keseimbangan
potensial membran ini diperlukan energi yang berasal dari glukosa yang melalui proses
oksidasi oleh oksigen.<
Pada keadaan demam, kenaikan suhu #F3 akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal #45%#:5 dan meningkatnya kebutuhan oksigen sebanyak *45. $kibatnya terjadi
perubahan keseimbangan dari membran sel otak dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari
ion kalium dan ion natrium melalui membran, sehingga terjadi lepasnya muatan listrik.Depasnya muatan listrik yang cukup besar dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel
di dekatnya dengan bantuan neurotransmiter dan menyebabkan terjadinya kejang.<
Setiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda tergantung dari tinggi rendahnya
ambang kejang seorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak
dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 12F3, sedangkan pada
anak dengan ambang kejang tinggi kejang baru dapat terjadi pada suhu +4F3 atau lebih.<
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya. 6etapi
pada kejang yang berlangsung lama biasanya disertai terjadinya apnoe sehingga kebutuhan
oksigen untuk otak meningkat dan menyebabkan terjadinya kerusakan sel neuron otak yang
berdampak pada terjadinya kelainan neurologis.<
Diagnosis ,anding
Kejang Demam Kompleks. Kejang demam kompleks pada umumnya tidak berbeda
dari kejang demam sederhana yang dialami oleh pasien diatas. Perbedaannya adalah pada
kejang demam kompleks memiliki durasi lebih lama dari #: menit, memiliki gambaran fokal,dan terjadi dalam rangkaian yang berkepanjangan. Sedangkan pada manifestasi klinis,
6
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
7/12
pemeriksaan fisik dan penunjang tidak memperlihatkan adanya perbedaan dari kejang demam
sederhana.
Epilepsi . Status epileptikus didefinisikan sebagai kejang yang berlangung dalam
waktu lebih dari 14 menit dan merupakan suatu emergensi neurologis. Kejang ini dapat
berlangsung terus menerus maupun intermiten dengan kembalinya kesadaran dari pasien
antara satu fase kejang dengan fase kejang lainnya. 7iasanya sebelum dimulainya epilepsi,
terdapat fase aura, dan kemudian kerjadi fase kejang epilepsi yang terdiri dari : jenis, yakni
status epileptikus sederhana, kompleks, absen, nonkonulsif dan mioklonik. Pada umumnya,
kondisi ini merupakan kejang tonik%klonik yang terdiri dari 1 fase dimulai dari kejang fokal
yang lama%kelamaan menyatu menjadi seluruh tubuh. Sedangkan pada kejang nonkonulsif
pasien menjadi tidak sadar, dengan atau tanpa gerakan klonik pada ekstremitas atas maupun
kelopak mata. Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan adanya peningkatan leukosit pada
pasien dengan demam dengan elektrolit yang normal. Sedangkan pada pemeriksaan
radiologis lebih dianjurkan penggunaan /0- dengan adanya peningkatan 6* dan untuk
melihat adanya gangguan anatomis lainnya. Pada ??" dapat terlihat kejang ??" parsial
yang kemudian menyatu menjadi kejang kontinu.2
Meningitis. /erupakan suatu infeksi susunan saraf pusat yang menyerang membran
pelapis otak dan medulla spinalis, yakni meninges. "ejala klasik dari meningitis adalah
demam, sakit kepala dan kaku kuduk. "ejala lain meliputi mual, muntah, fotofobia,
somnolen, bingung, iritabel, delirium dan koma. Pada anak%anak dapat meliputi ubun%ubun
menggembung, hipotonia dan menangis dengan nada yang tinggi seperti pada dehidrasi. Pada
pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan leukositosis dominan P/C. Sedangkan
pemeriksaan radiologis tidak diindikasikan pada kondisi ini. Pada beberapa pasien dapat
menunjukkan adanya meningeal enchancement . Sedangkan /0- dapat menunjukkan
entrikulomegali pada potongan 6*. Peningkatan tekanan intra kranial juga didapatkan pada
kasus meningitis terutama bakterial akibat adanya edema. Pada pungsi lumbal dapat
ditemukan peningkatan leukosit (diatas :44 per mikroliter), peningkatan kadar laktat (diatas
sama dengan 1#.:1 mgdD) dan penurunan ratio glukosa 3S dibandingkan dengan plasma
menjadi dibawah sama dengan 4.+. Pada kasus meningitis bakterialis, predominansi selnya
adalah P/C. Sedangkan pada meningitis tuberculosis dan irus, predominan sel limfosit.
Pada meningitis bakterialis ditemukan warna cairan purulen, pada tuberkulosis serosa
sedangkan pada irus cairan jernih.>
%enatalaksanaan
7
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
8/12
!alam penanggulangan kejang demam ada + faktor yang perlu dikerjakan, yaitu
1 Mengatasi kejang secepat mungkin
7iasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu datang, kejang sudah
berhenti. $pabila pasien dating dalam keadaan kejang, obat paling cepat untuk menghentikan
kejang adalah dia8epam yang diberikan secara intraena dengan dosis 4,1%4,: mmkg77
perlahan%lahan dengan kecepatan #%*mg.menit atau dalam waktu 1%: menit. bat yang
praktis dan dapat diberikan oleh orang tua di rumah atau yang sering digunakan di rumah
sakit adalah dia8epam rektal. !osis dia8epam rektal adalah 4,:%4,
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
9/12
sehingga menyebabkan proses penguapan panas dari tubuh pasien menjadi lebih terganggu.
Kompres hangat juga tidak digunakan karena walaupun bisa menyebabkan asodilatasi pada
pembuluh darah perifer, tetapi sepanjang waktu anak dikompres, anak menjadi tidak selesa
karena dirasakan tubuh menjadi semakin panas, anak menjadi semakin rewel dan gelisah.
/enurut penelitian, apabila suhu penderita tinggi (hiperpireksi), diberikan kompres air biasa.
!engan ini, proses penguapan bisa terjadi dan suhu tubuh akan menurun perlahan%lahan.
6idak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi resiko terjadinya kejang
demam, namun para ahli di -ndonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. !osis
parasetamol yang digunakan adalah #4 ' #: mgkg77kali diberikan + kali sehari dan tidak
lebih dari : kali. !osis ibuprofen : ' #4 mgkg77kali, 1 ' + kali sehari.#4
# Memberikan pengobatan rumat
Setelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat dengan cara mengirim
penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan lebih lanjut. Kejang demam kompleks
merupakan salah satu indikasi seorang pasien untuk dirawat di rumah sakit selain adanya
hiperpireksia, pasien G bulan, kejang demam yang pertama kali, dan terdapat kelainan
neurologis. Pengobatan ini dibagi atas dua bagian, yaitu
Profilaksis intermitten
Bntuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari, penderita kejang demam
diberikan obat campuran anti konulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada anak
selama episode demam. $ntipiretik yang diberikan adalah paracetamol dengan dosis #4%
#:mgkgkali diberikan + kali sehari atau ibuprofen dengan dosis :%#4mgkgkali, 1%+ kali
sehari. $ntikonulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah terulangnya
kejang demam ialah dia8epam, baik diberikan secara rectal dengan dosis : mg pada anak
dengan berat di bawah #4kg dan #4 mg pada anak dengan berat di atas #4kg, maupun oral
dengan dosis 4,1 mgkg setiap 2 jam pada saat tubuh H 12,:43. Profilaksis intermitten ini
sebaiknya diberikan sampai kemungkinan anak untuk menderita kejang demam sedehana
sangat kecil yaitu sampai sekitar umur + tahun. enobarbital, karbama8epin dan fenition pada
saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.#4
Profilaksis jangka panjang
Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya dosis teurapetik
yang stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah terulangnya kejang di
kemudian hari. Pengobatan jangka panjang dapat dipertimbangan jika terjadi hal berikut
kejang demam H * kali dalam *+ jam, kejang demam terjadi pada umur G #* bulan, kejang
demam H + kali per tahun.#4
9
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
10/12
bat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialah
$enobarbital
!osis +%: mgkg77hari. ?fek samping dari pemakaian fenobarbital jangka panjang
ialah perubahan sifat anak menjadi hiperaktif, perubahan siklus tidur dan kadang%kadang
gangguan kognitif atau fungsi luhur.#4
Sodium %alproat & asam %alproat
!osisnya ialah *4%14 mgkg77hari dibagi dalam 1 dosis selama #%* tahun dan
dihentikan secara bertahap selama #%* bulan. ?fek samping yang dapat terjadi adalah gejala
toksik berupa rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis.#4
$enitoin
!iberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkan gangguan sifat berupa
hiperaktif sebagai pengganti fenobarbital. &asilnya tidak atau kurang memuaskan. Pemberian
antikonulsan pada profilaksis jangka panjang ini dilanjutkan sekurang%kurangnya 1 tahun
seperti mengobati epilepsi. /enghentikan pemberian antikonulsi kelak harus perlahan%lahan
dengan jalan mengurangi dosis selama 1 atau bulan.#4
' Mencari dan mengobati penebab
Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya infeksi
traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat dan
kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut. Secara akademis pada anak dengan kejang
demam yang datang untuk pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan pungsi lumbal.
&al ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya meningitis. $pabila
menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang intensif perlu dilakukan, yaitu
pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula darah, kalium, magnesium,
kalsium, natrium, nitrogen, dan faal hati.#4
Komplikasi
"angguan belajar dan perilaku, retardasi mental, defisit koordinasi dan motorik, status
epileptikus, dan kematian pernah dilaporkan sebagai sekuele kejang demam.1
%rognosis
10
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
11/12
!engan penanganan kejang yang cepat dan tepat, prognosa biasanya baik, tidak
sampai terjadi kematian. !alam penelitian ditemukan angka kematian kejang demam
sederhana sebesar 4,+ 5 sd 4, 5 dari kejang
demam sederhana dan >< 5 dari kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana pada
umumnya tidak menyebabkan kerusakan otak yang permanen dan tidak menyebabkan
terjadinya penyakit epilepsi pada kehidupan dewasa anak tersebut. Sedangkan pada anak%
anak yang memiliki riwayat kejang demam kompleks, riwayat penyakit keluarga dengan
kejang yang tidak didahului dengan demam, dan memiliki riwayat gangguan neurologis
maupun keterlambatan pertumbuhan, memiliki resiko tinggi untuk menderita epilepsi pada
kehidupan dewasa mereka.<
dukasi Kepada /rang 7ua
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang
sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus
dikurangidengan cara yang diantaranya meyakinkan bahwa kejang demam umumnya
mempunyai prognosis baik, memberitahukan cara penanganan kejang, memberikan informasi
mengenai kemungkinan kejang kembali, pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang
efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat.#4
Kesimpulan
Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa ibunya ke B"! 0S karena kejang%
kejang diseluruh tubuhnya 14 menit yang lalu. Kejang kelojotan seluruh tubuh, mata
mendelik keatas, kejang berlangsung selama : menit dan hanya #I. Kejang diawali demam
tinggi +4⁰3 dan batuk pilek. $yah pasien pernah kejang disertai demam saat usia + tahun,
riwayat kejang serupa saat usia anak * tahun. Pada pemeriksaan fisik didapati Keadaan umum
aktif, kesadaran compos mentis, lain%lain dalam batas normal,pemeriksaan neurologis (%),
saraf cranial dalam batas normal. 7erdasarkan data%data yang ada maka pasien didiagnosis
menderita kejang demam sederhana.
Kejang demam sederhana terjadi pada anak usia dibawah tahun. Kriteria diagnostik
mencakup kejang pertama yang dialami oleh anak lebih tinggi dari 12 derajat celcius, anak
berusia kurang dari tahun, tidak ada tanda infeksi atau peradangan susunan saraf pusat, dan
anak tidak menderita gangguan metabolik sistemik akut. Kejang demam dapat
diklasifikasikan dalam kejang demam sederhana apabila berlangsung kurang dari #: menit,
tidak memperlihatkan gambaran fokal yang signifikan, dan tidak berlangsung dalam suatu
11
8/20/2019 Pbl blok 22 F9 2
12/12
rangkaian yang memiliki durasi total lebih dari 14 menit. Bntuk itu diperlukam diagnosis dini
yang tepat agar bisa ditangani dengan baik, sehingga dapat diminimalisasikan efeknya dalam
mengganggu kehidupan dan aktifitas anak dan juga orang tua.
Datar %ustaka
#. 7ehrman 0?, Kliegman 0/, $rio, Celson ilmu kesehatan anak, Aol 1, ?d #:.
9akarta ?"3; *44:. h. *4:>%.
*. Pudjaji $&, &egar 7, &andryastuti, -dris CS, "andaputra ?P, &armoniati ?!.
Pedoman pelayanan medis. 9akarta -katan !okter $nak -ndonesia; *4#4. h. #:4%*
1. 6ejani C0, Slapper !, Jindle /D, Jolfram J, &alamka 9!, 7achur 0". ebrile
sei8ures. !iunduh dari /edscape. > !esember *4#1.+. Scheld J/, Jhitley 09, /arra 3/. -nfections of the central nerous system. 1rd ?d.
Philadelphia Dippincott Jilliams Jilkins; *44