Upload
firman-akbar
View
66
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sudah
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak lepas dari peran Usaha Mikro
Kecil dan Menengah, selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan
UMKM. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dan salah satu
hal yang mempengaruhi yaitu dari usaha kecil yang saat ini telah menjamur,
UMKM merupakan merupakan faktor penunjang pertumbuhan perekonomian
bangsa dan juga mengurangi pengangguran, semakin banyaknya UMKM yang
tumbuh di Kota-kota, Daerah, dan Pedesaan ini akan mengurangi jumlah
pengangguran sehingga dapat dikatakan bahwa UMKM merupakan salah satu
faktor penunjang pertumbuhan ekonomi bangsa.
Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ), “UMKM di Kabupaten Malang,
Jawa Timur, yang bergerak di berbagai bidang usaha mampu menyerap
469.274 orang tenaga kerja. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Malang Bambang Sumantri, mengatakan, sektor UMKM di Kab Malang itu
tumbuh dengan pesat, bahkan pada akhir 2012 jumlah keseluruhan mencapai
273.091 UMKM. “Dari 273.091 unit UMKM itu mampu mengurangi jumlah
pengangguran, bahkan tenaga kerja yang terserap dari sektor tersebut cukup
tinggi, yakni mencapai 469.274 orang,” terang Bambang Sumantri, senin
(28/1).Untuk meningkatkan daya saing produk-produk yang dihasilkan UMKM
tersebut, tuturnya, pihaknya menggandeng sejumlah ritel modern untuk
memasarkannya melalui gerai masing-masing dengan harga yang disesuaikan.
Selain untuk meningkatkan daya saing produk UMKM, kata Bambang,
diharapkan juga mampu menambah pendapatan para pelaku UMKM melalui
penyesuaian harga jual di ritel modern. Tidak hanya UMKM yang tumbuh
pesat di Kabupaten Malang, koperasi pun juga berkembang dengan baik.
Selama kurun waktu 2012 saja ada 21 koperasi baru yang secara otomatis juga
menambah volume usaha, jumlah anggota maupun bidang kegiatannya juga
bertambah”(Kominfo.201.Serap 469.274 tenaga kerja, UMKM Kabupaten
Malang maju Pesat.www. jatimprov.go.id. akses 04 feruari 2013).
2
Mengacu pada visi dan misi Bank Syariah Mandiri sebagai lembaga yang
mempunyai fungsi intermediasi, responsibilitas untuk ikut serta membangun
dan mengembangkan bisnis mikro dengan cara melakukan investasi
pembiayaan mikro berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan kebijakan
pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Pembiayaan mikro Bank Syariah Mandiri
merupakan pembiayaan yang bersifat umum dapat diberikan untuk semua
kebutuhan mikro di masyarakat baik untuk konsumtif maupun usaha produktif
dengan totaleksposure maksimum Rp. 50.000.000,- yang sumber pembiayaan
kembalinya berasal dari cash flow usaha dan dari pendapatan tetap
nasabah.Sasaran pembiayaan mikro mencakup seluruh pengusaha mikro dan
golongan berpenghasilan tetap yang memerlukan tambahan pembiayaan yang
besarnya sesuai dengan ketentuan batasan plafon mikro yang dapat diberikan
kepada seluruh sektor ekonomi (Syariah Mandiri. 2004: 12).
Penyaluran pembiayaan pada usaha mikro kecil dan menengah memiliki
prospek yang sangat bagus bagi perkembangan perbankan dimana pada saat ini
banyak UMKM mulai bermunculan, disisi lain UMKM ini mengalami
keterbatasan modal untuk memperluas atau mengembangkan usahanya.
Disinilah perbankan berperan dalam memberikan modal pada UMKM dengan
beberapa ketentuan yang salah satu hal yang terpenting adalah jaminan dimana
besarnya nilai jaminan mempengaruhi besarnya plafon yang akan diberikan.
Menurut keterangan dari Bapak Dhany, Bagian Marketing Bank Syariah
Mandiri Capem. Singosari pada tanggal 11 Februari 2013 yang lalu bahwa
Pengajuan Pembiayaan UMKM pada Bank Syariah Mandiri sudah cukup
banyak, rata-rata perbulan mencapai 10 sampai 15 calon nasabah. Tetapi yang
dapat diproses mulai dari awal hingga disetujui untuk diberikan pembiayaan
itu sekitar 5 sampai 7 nasabah perbulannya. Hal ini selaras dengan visi dan
misi Bank Syariah Mandiri yaitu “Mengutamakan Penghimpunan Dana
Konsumer dan Penyaluran Pembiayaan Pada Sekmen UMKM”.
3
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti memandang perlu untuk
mengetahui mekanisme penyaluran pembiayaan pada UMKM dan bentuk
perhitungannya serta kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaannya
melalui penelitian tugas akhir ini dengan judul “Analisis Pembiayaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah pada Bank Syariah Mandiri”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pembiayaan Bank Syariah Mandiri pada sektor
UMKM?
1.2.2 Bagaimana Penentuan margin dan plafon yang ditetapkan oleh Bank
Syariah Mandiri ?
1.2.3 Apa kendala yang dihadapi oleh pihak Bank dalam penyaluran
pembiayaan pada UMKM serta bagaimana solusinya?
1.3 Tujuan Masalah
Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Bank Syariah Mandiri pada
sektor UMKM.
1.3.2 Untuk mengetahui Perhitungan margin dan plafon yang ditetapkan oleh
Bank Syariah Mandiri.
1.3.3 Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak Bank
dalam penyaluran pembiayaan pada UMKM serta bagaimana solusinya.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan akan bermanfaat :
4
1.4.1 Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat memperoleh wawasan
dan gambaran mengenai praktik-praktik perbankan syariah khususnya
pada sistem pembiayaan Bank Syariah Mandiri di sektor UMKM.
1.4.2 Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi
perusahaan untuk mensosialisasikan sistem pembiayaan pada
masyarakat dan golongan UMKM yang kurang mengetahui tentang
produk perbankan syariah serta mensosialisasikan bagaimana cara
penanganan dan penilaian dari Bank Syariah Mandiri untuk calon
nasabah pembiayaan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman antara
nasabah dan bank.
1.4.3 Bagi almamater
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan mengambil
topik yang sama sehingga mempermudah dalam memcari referensi.
1.4.4 Bagi masyarakat
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat khususnya calon nasabah
yang akan mengajukan pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri yaitu
sebagai wacana dan informasi standart kelayakan pembiayaan dari Bank
Syariah Mandiri kepada masyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Untuk mengetahui perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya maka peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan topik yang di ambil, sehingga diharapkan
agar pembaca lebih mudah dalam membedakan hasil penelitian terdahulu
dengan penelitian ini. Dibawah ini merupakan beberapa hasil penelitian
terdahulu yang dipaparkan dalam bentuk tabel, dimana dalam tabel tersebut
poin-poin yang harus diperhatikan diantaranya nama peneliti, tahun
penelitian, judul penelitian, metode penelitian dan hasil penelitian.
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.
No Peneliti
(Tahun)
Judul Metode
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Lika Nur
Ahtofareni
( 2010 )
Analisis
Pelaksanaan
Pembiayaan
Implan Pada Bank
Syariah Mandiri
( Studi kasus pada
PT. Bank Syariah
Mandiri Capem
Pasuruan).
Penelitian
kualitatif
dengan
pendekatan
deskriptif
dengan metode
wawancara.
Analisis Pelaksanaan
pembiayaan implan
pada BSM KCP
Pasuruan
menggunakan pola
channeling, yaitu pihak
BSM KCP Pasuruan
hanya sebagai penyalur
saja, dan yang
bertanggung jawab
adalah
perusahaan/instansi
tempat karyawan itu
bekerja. Hal diatas
dilaksanakan dengan
mudah, karena
persyaratannya juga
mudah, sehingga
pelaksanaan
pembiayaan implan ini
6
membawa kemudahan
bagi nasabah. Dengan
menitikberatkan pada
kemudahan bagi
nasabah, pembiayaan
implan konsumtif
tanpa agunan ini
membawa kontribusi
terhadap pendapatan
sebesar 38,25%”.
2 Maharani
Tejasar
( 2008 )
Peranan Sektor
Usaha Kecil Dan
Menengah Dalam
Penyerapan
Tenaga Kerja Dan
Pertumbuhan
Ekonomi di
Indonesia.
Penelitian ini
menggunakan
metode OLS
( Ordinariy
Least Square ).
Hasil penelitian
Menunjukan bahwa
jumlah unit usaha,
Kredit Modal Kerjadan
PDB UKM secara
signifikan mempunyai
pengaruh yang positif
terhadap penyerapan
tenaga kerja.
Sedangkan, Kredit
Investasi dan
pendapatan per kapita
secara signifikan
berpengaruh negatif
terhadap penyerapan
tenaga kerja.
3 Septy
Andriani
( 2008 )
Analisis Faktor –
Faktor Yang
Mempengaruhi
Volume
Penyaluran Kredit
Mikro Kecil dan
Menengah
( MKM ) di
Indonesia
Menggunakan
persamaan
kointergrasi
1. Pada jangka panjang
faktor yang
mempengaruhi
penyaluran kredit
mikro, kecil, dan
menengah secara
positif dan signifikan
: pertumbuhan
ekonomi yang diukur
melalui GDP.
2. kapasitas kredit, suku
bunga kredit dan non
performing loan
berpengaruh negatif
dan signifikan.
Sedangkan jangka
pendek peran
pemerintah lebih
besar dibandingkan
peran perbankan.
7
Dilihat dari pengaruh
GDP yang lebih
dominan pada periode
bulan sekarang serta
dua sampai empat
blan sebelumnya.
4
Wisnu Adi
Hidayat
( 2007 )
Analisis Kredit
Macet Usaha Mikr
Kecil dan
Menengah disentra
Konveksi Ulijami
Pemalang
Melalui metode
angket,
kemudian
dilakukan uji
validitas,
reliabilitas,
analisis
deskripsi dan
analisis faktor.
Dari 38 indikator
(faktor eksternal dan
internal) telah
terbentuk11faktor inti
dan mampu
menjelaskan
pengaruhnya sebesar
75,167% terhadap
antisipasi kredit macet.
Dan sisanya sebesar
24,837% dipengaruhi
faktor lain yang tidak
diteliti dalam
penelitian ini. Dan
faktor yang paling
berpengaruh terhadap
antisipasi kredit macet
yang dilakukan oleh
pengusaha adalah
faktor pemasaran dan
persaingan yaitu
sebesar 18,868% dan
yang paling kecil
adalah faktor
pendapatan (2,752%).
8
5
Susi Fitria
Sari
( 2011 )
Peran Koperasi
Simpan Pinjam
dalam
Perkembangan
UMKM
Agrobisning, Studi
kasus Kospin Jasa
Bogor.
Berdasarkan
analisis
deskriptif
Secara keseluruhan,
pemberian kredit yang
dilakukan Kospin Jasa
memang memberikan
manfaat yang besar
bagi pelaku usaha.
Pendapatan total
meningkat yaitu dari
sebesar
Rp712.102.500
sebelum kredit
menjadi Rp
1.803.260.000 setelah
kredit. Selain itu,
peningkatan
pendapatan juga
berpengaruh pada nilai
R/C ratio, dimana saat
sebelum menerima
kredit R/C ratiohanya
sebesar 1,50,yang
artinya setiap
pengeluaran biaya
sebesar Rp 1 akan
mendapatkan
penerimaan sebesar Rp
1,5. Sedangkan setelah
menerima kredit, R/C
ratio meningkat
menjadi 1,83, yang
artinya setiap
pengeluaran sebesar
Rp 1 akan
mendatangkan
pendapatan sebesar Rp
1,83. Akantetapi,
Kospin Jasa akan lebih
efektif dan efisien jika
memberikan kredit
pada UMKM dengan
jenis usaha
pengolahan, karena
nilai R/C rationya.
9
6 Rifda Zahra
Afifah
( 2012 )
Analisis Bantuan
Mudal dan Kredit
Bagi Kelompok
Pelaku Usaha
Mikro oleh Dinas
Koperasi dan
UMKM
Semarang( Studi
kasus KPUM
dikelurahan
pekunden –
Kecamatan
Semarang Tengah
Metode yang
digunakan yaitu
analisis
deskriptif,
Kredit dari Dinas
Koperasi dan UMKM
dapat membantu
meningkatkan modal
usaha, omzet
penjualan, dan laba
para pelaku usaha
mikro di Kelurahan
Pekunden yang dilihat
dari perbedaan variabel
modal usaha, omzet
penjualan, dan laba
antara sebelum dan
setelah mendapat
kredit. Halters
ebutmem berikan
implikasi bahwa
program perkreditan
dari pemerintah
melalui pemberian
pinjaman modal dapat
membantu
pengembangan usaha
mikro.
Perbedaan penelitian dengan judul Analisis Pembiayaan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah Pada Bank Syariah Mandiri ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu dari pokok pembahasan yang membahas tentang prosedur
penyaluran pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri dan kendala-kendala
yang dihadapi oleh pihak Bank dalam penyaluran pembiayaan pada sektor
UMKM serta pemberian plafon dan margin yang ditetapkan oleh pihak bank
kepada calon nasabah. Selain itu juga perbedaan penelitian yang akan
dilakukan ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada lokasi penelitian
dimana lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Bank Syariah Mandiri
Capem. Singosari.
10
2.2 Landasan Teori
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda serta agar mempermudah
dalam pemahaman judul yang dipilih maka perlu adanya penjelasan pada
pemilihan judul implementasi penerapan serta prosedur pembiayaan pada
sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ). Maka penulis akan
menjelaskan sebagai berikut.
2.2.1 Dasar hukum Pembiayaan
1. Al Qur’an
Dalam ayat Al-Qur’an pada QS Al Baqarah (2) : 282 yang
berbunyi “idza tadayantum bi dainin ila ajalin musamman
faktubuh” dipahami pakar-pakar tafsir dengan arti,” kalau kamu
melakukan hubungan timbal balik dalam bentuk utang-piutang, maka
tertulislah”. Berbisnis adalah salah satu bentuk mua’malah. Oleh
karena itu, setiap bisnis harus memperhatikan hubungan timbal balik
tersebut agar harmonis dan langgeng. “Al-din mua’malah (agama
adalah muamalah),” demikian sabda Nabi Saw. Ini berarti semakin
baik hubungan timbal balik, semakin baik pula kualitas
keberagamaan (Shihab, 2007:325).
2. Tokoh Ulama
“pemilik harta ( modal ) Menyerahkan modal kepada
pengusaha untuk berdagang dengan modal tersebut, dan laba di bagi
11
di antara keduanya berdasarkan persyaratan yang disepakati”(Syafei.
2001: 224).
2.2.2 Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak
menandalkan pada bunga. Bank Islam atau disebut dengan bank
tanpa bunga adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional
dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al Qur’an dan
Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-
jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prisip syariat Islam
(Muhammad,2005:1).
2.2.3 Pengertian dan Tujuan Pembiayaan
1. Pengertian
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan.
2. Tujuan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu : Tujuan pembiayaan umtuk tingkat makro, dan
12
tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro,
pembiayaan bertujuan untuk :
a. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak
dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan
mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian
dapat meningkatkan taraf ekonominya.
b. Tersediamya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh melakukan aktivitas
pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada
pihak minus dana, sehingga dapat tergulirkan
c. Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan
memberikan peluang bagi masyarakat usaha yang mampu
meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi
tidak akan dapat jalan tanpa adanya dana
d. Membuka lapangan kerja baru, artinya: dengan dibukanya
sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiyaan,
maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal
ini berarti menambah atau membuka lapangan kerja baru.
e. Terjadi distribusi pendapatan, artinya: masyarakat usaha
produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka
akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.
13
Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat.
Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan.
Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka
untuk:
a. Upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang
dilakukan memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan
laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu
mencapai laba maksimal. Untuk dapat menghasilkan laba
maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukuo.
b. Upaya meminimalkan risiko, artinya: usaha yang dilakukan
agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha
harus meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Risiko
kekurangan modal modal usaha dapat diperoleh memalui
tindakan pembiayaan.
c. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya: sumber daya
ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing
antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta
sumber daya modal. Jika sumber daya alam dan sumber
daya manusianya ada, dan sumber daya modal tidak ada.
Maka dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian,
pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna
sumber-sumber daya ekonomi.
14
d. Penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kehidupan
masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan
sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannta
dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat
menjadi jembatan dalam penyeimbangan penyaluran
kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada
pihak yang kekurangan (minus) (Muhammad, 2005:16-18).
2.2.4 Analisa Pembiayaan
Menurut Bapak Dani yang Menjabat sebagai Asisten Analis
Mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari.
Pemberian keputusan pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Singosari Malang menggunakan analisis
5 C sebagai tolak ukur untuk pemberian pembiayaan yaitu :
1. Character (C-1)
Dalam melakukan analisis mengenai watak/karakter
berkaitan dengan integrasi dari calon debitur. Integrasi ini
sangat menentukan willingness to pay atau kemampuan
membayar kembali nasabah atas kredit yang telah
dinikmatinya. Penilaian lebih mudah dilakukan jika telah
terjalin hubungan antara bank dengan calon debitur atau dapat
dicarikan dari informasi yang mendukung, baik dari kalangan
perbankan maupun dari kalangan bisnis.
15
Informasi dari kalangan perbankan diperoleh melalui
surat menyurat/korespondensi antar bank yang dikenal dengan
bank information, termasuk permohonan resmi dari Bank
Indonesia untuk memperoleh informasi tentang calon debitur,
baik mengenai pribadinya maupun perusahaan (bisnis) yang
dimilikinya.
2. Capital (C-2)
Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan debitur
tidak seluruhnya berasal dari bank, tetapi dibiayai bersama
antara bank dan debitur. Perbandingan antara besarnya
pembiayaan dari bank dengan besarnya modal sendiri yang
dapat disediakan nasabah disebut debt to equity ratio.
Penilaian terhadap pemodalan sangat erat hubungannya dengan
nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai
proyek yang akan dijalankan.
Besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat
diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimilikinya.
Semakin besar perusahaan yang dimiliki calon nasabah,
semakin mudah memperoleh data tentang modal sendiri.
Perusahaan-perusahaan kecil umumnya tidak memiliki laporan
keuangan yang dapat dianalisis oleh bank. Untuk itu,
wirakredit (account officer/credit officer) harus melakukan
dialog, wawancara, dan kunjungan ke perusahaan calon
16
nasabah untuk menyusun sendiri perkiraan laporan keuanga
sehingga diperoleh informasi tentang modal sendiri yang bisa
digunakan untuk membiayai proyek, di samping pembiayaan
yang akan diberikan bank.
3. Capacity (C-3)
Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah
kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah
disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni
melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.
Kemampuan-kemampuan calon nasabah yang harus
diukur adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan (calon) nasabah menyediakan dana untuk
pembiayaan.
b. Kemampuan (calon) nasabah untuk membangun
proyeknya.
c. Kemampuan nasabah untuk menghasilkan produk dari
proyeknya.
d. Kemampuan nasabah untuk menjual hasil produksinya.
e. Kemampuan nasabah untuk memperoleh laba dari
penjualan tersebut.
17
f. Kemampuan nasabah untuk menyediakan cash yang
memadai untuk membayar kewajiban-kewajibannya kepada
bank.
4. Conditions (C-4)
Dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi
perekonomian harus pula ikut dianalisis (paling sedikit selama
jangka waktu kredit). Kondisi-kondisi tersebut antara lain
meliputi:
a. Kondisi dari sektor industri di mana proyek akan dibangun.
b. Ketergantungan terhadap bahan baku yang haris diimpor.
c. Nilai kurs valuta terhadap nilai uang domestic (rupiah).
d. Peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku.
e. Kondisi perekonomian secara nasional, regional, dan global.
f. Kemudahan untuk memperoleh sumber daya (bahan baku,
tenaga kerja).
g. Tingkat bunga kredit yang berlaku.
h. Dan sebagainya.
5. Collateral (C-5)
Collateral atau agunan kredit merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan
kredit disetujui atau dicairkan. Collateral atau agunan pada
umumnya adalah barang-barang yang diserahkan peminjam
18
kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau pinjaman yang
diterimanya.
Dengan demikian, collateral atau jaminan tersebut
berfungsi sebagai:
a. Bagian dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang
dilakukan bank.
b. Cara yang dilakukan bank untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya kegagalan uasaha atau proyek
yang dibiayainya.
c. Cara untuk mendorong nasabah agar mau bersungguh-
sungguh dalam melaksanakan/mengelola proyeknya yang
ikut dibiayai bank.
d. Pengganti pembayaran apabila nasabah tidak dapat
memenuhi kewajibannya kepada bank, misalnya dijual
melalui lelang umum dan berbagai cara lain sesuai dengan
ketentuan serta perundang-undangan yang berlaku
( Dendawijaya.2005:89-91).
2.2.5 Definisi Pembiayaan Mikro
Pembiayaan mikro bank syariah mandiri merupakan
pembiayaan yang bersifat umum dapat diberikan untuk semua
kebutuhan mikro di masyarakat baik untuk konsumtif maupun
produktif dengan total eksposure maksimum Rp. 50.000.000,-
19
yang sumber pembayaran kembalinya berasal dari cash flow usaha
dan dari pendapatan tetap nasabah.
Sasaran pembiayaan mikro adalah mencakup seluruh
pengusaha mikro dan golongan berpenghasilan tetap yang
memerlukan tambahan pembiayaan yang besarnya sesuai dengan
ketentuan batasan plafon mikro yang dapat diberikan kepada
seluruh sektor ekonomi.
Pengusaha mikro adalah semua pengusaha yang memiliki
Gross Annual sales maksimum Rp. 50.000.000,- (PBI No.
5/18/PBI/2003), (SKMENKOP No. 21/Kep. MKUKM/11/3003,
SK Menkeu No. 40/ KMK. 06/2008 ). Golongan berpenghasilan
tetap ialah semua pegawai sesuai PP No. 6 th 1974 bab I pasal 1,
pensiun dari pegawai / pekerja tetap dari perusahaan swasta,
pembiayaan mikro ini di berikan kepada debitur dalam bentuk
mata uang rupiah (Syariah Mandiri, 2004: 16).
2.2.6 Akad Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri
Ada beberapa akad pembiayaan yang di pakai oleh Bank
Syariah Mandiri Cabang Pembantu Singosari, akan tetapi dalam
kaitanya dengan pembiayaan pada sektor UMKM akad yang
digunakan adalah akad Murabahah dan Wakalah.
1. Pengertian akad
Murabahah adalah istilah dalam fikih islam yang
berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual
20
menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang
dan biaya – biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang tersebut, dan tingkat keuntungan ( Margin ) yang
diinginkan.
Wakalah atau biasa disebut perwakilan adalah
pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak (Muwakil) kepada
pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
2. Rukun akad
a. Murabahah
1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang
memiliki barang untuk dijual, dan Musytari
(pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan
memberi barang.
2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dab
tsaman (harga).
3) Shighah, yaitu ijab dan Qabul.
b. Wakalah
1) Pelaku akad, yaitu muwakil (pemberi kuasa) adalah
pihak yang memberikan kuasa kepada pihak lain,
dan wakil (penerima kuasa) adalah pihak yang
diberi kuasa.
2) Objek akad, yaitu taukil (objek yang dukuasakan)
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Singosari Ruko Puri Kendedes A 2-1 Jl. Raya Mondoroko
Singosari Kabupaten Malang. Dipilihnya lokasi ini karena berdasarkan
interview pada Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri sebagaimana
dicantumkan pada bagian pendahuluan proposal ini dimana peminat
masyarakat untuk menjadi calon nasabah pembiayaan cukup banyak.
3.2 Desain Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas dalam penelitian
ini penulis menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Desain Penelitian ini dipilih karena peneliti perlu untuk
mendeskripsikan secara lengkap dan menyeluruh mengenai prosedur dan
sistem pelaksanaan pemberian pembiayaan Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Singosari pada sektor UMKM serta kendala–kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembiayaan tersebut.
3.3 Data dan Jenis Data
1. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah
data yang berbentuk kata-kata, bukan berbentuk angka. Data kualitatif
dalam penelitian ini diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara analisis dokumen diskusi terfokus
dan observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan.
23
2. Dalam penelitian ini jenis data yang diperoleh yaitu berupa data
pembiayaan nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Singosari
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Obsevasi.
Peneliti menggunakan metode ini karena data yang diperoleh
dalam penelitian ini dengan cara pengamatan dan mencatat apa yang
dilihat sehingga teknik yang diambil adalah metode observasi dan
pengambilan data sekunder tentang pembiayaan UMKM.
2. Metode Wawancara.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan teknik wawancara
karena ingin memperoleh informasi tentang penyaluran pembiayaan
Bank Syariah Mandiri pada sektor UMKM dari beberapa sumber yang
terkait dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi.
Data yang dikumpulkan melalui teknik ini yaitu tentang struktur
organisasi Bank Syariah Mandiri, Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri,
data pembiayaan nasabah, data penentuan plafon dan margin serta
prosedur pembiaayaan pada sektor UMKM.
3.5 Teknik Analisis data
Metode analisis data merupakan kumpulan alat-alat analisis yang
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh suatu data. Analisis data
penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
24
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan mengatakan dalam bahwa
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan–bahan lain
sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain, data yang dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesia, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan mana yang dipelajari dan membuat
kesimpulan yang dapat di ceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2012).
Dalam buku Sugiyono mengemukakan langkah-langkah analisis data
selama dilapangan yaitu sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Dalam reduksi data peneliti mengumpulkan data tentang pengajuan
pembiaayan nasabah UMKM, serta data tentang prosedur dan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dalam penyaluran pembiayaan pada sektor
UMKM.
2. Penyajian Data
Seletah mengumpulkan data tentang pengajuan pembiaayan nasabah
UMKM, serta data tentang prosedur dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam penyaluran pembiayaan pada sektor UMKM. Langkah
selanjutnya yang dilakukan peneliti menyajikan data tersebut menjadi
sebuah informasi tentang pembiayaan UMKM pada Bank Syariah
Mandiri.
25
3. Conclusing drawing/ verification
Setelah melalui proses reduksi dan penyajian data maka langkah
selanjutnya adalah penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan
verifikasi data yang diperoleh. Kesimpilan dari tahapan ini diharapkan
dapat menjawab perumusan masalah yang diangkat yaitu prosedur
pembiayaan, penentuan margin dan plafon, serta kendala yang dihadapi
dan bagaimana solusinya.
26
BAB IV
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Sejarah singkat
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan
Bank Syarih Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM
sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah
pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui,
krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis
multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap
seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.
Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi
oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah
akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank
konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar
dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa
bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
27
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak
lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi
serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai
respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi
peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system).
PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta
Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan
kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/
KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab
1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri
hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan
28
operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri
dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik (Syariah
Mandiri.co.id. Akses 10 Mei 2013). Menurut interview pada Bapak
Rif’at Bagian Pelaksana Marketing Support. Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Singosari Malang dibuka dan mulai
beroperasi melayani para nasabah.
4.1.2 Lokasi Bank Syariah Mandiri
Lokasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Singosari berada di wilayah Malang daerah Singosari, tepatnya di
Ruko Puri Kendedes A 2-1 Jl. Raya Mondoroko Singosari Kabupaten
Malang. Lokasi ini cukup strategis karena melihat lokasi tersebut
merupakan daerah yang cukup ramai, lokasi bank yang berada di
pinggir jalan raya yang merupakan poros dari Malang menuju
Surabaya sehingga siapa saja yang akan pergi ke Surabaya maupun ke
Malang pasti akan melewati depan Bank Syariah Mandiri. Didareah
ini juga banyak berdiri sekolah-sekolah pabrik, perkantoran dan pasar
kita tahu bahwa pasar banyak terdapat usaha-usaha kecil menengah
sehingga sangat daerah tersebut sangat memiliki prospek. Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari memfokuskan
pada pelayanan sektor UMKM sehingga lokasi ini sangat strategis
29
sekali dalam memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi nasabah
maupun calon nasabah Bank Syariah Mandiri.
4.1.3 Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
Visi Bank Syariah Mandiri
a. Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
Misi Bank Syariah mandiri
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan.
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam
lingkungan kerja yang sehat.
d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan
yang sehat.
4.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam setiap
perusahaan karena bertujuan agar semua karyawan dalam perusahaan
tersebut dapat bekerja sama dengan baik dan terstruktur, yang paling
penting adalah struktur organisasi harus menggambarakan garis
wewenang dan tanggungjawab dari masing masing bagian yang ada
dalam organisasi tersebut.
30
Berdasarakan hasil wawancara dengan Bapak Rif’at selaku
Pelaksana Marketing Support Bank Syariah Mandiri. Struktur Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari yaitu
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Singosari
Sumber :Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari
Kepala KCP
Adam Malik
AO
Nanang
OG KWM OO
Anida Riana
PMS
Rif’at H
AAM
Dany
Teller
Yudhit Eka P.N
CS
Dian Paramitha
Back Office
Deni Yanuanda
PMM
Widi
APM
Iin Inayati
PG
Wenti
SFE
Driver
Solar
Security
Heru, Zainuri,
Hendra
OB
aan
31
4.2. Paparan Data
4.2.1 Pembiayaan Bank Syariah Mandiri
Pembiayaan Warung Mikro
Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan bersifat produktif
kepada nasabah/calon nasabah perorangan/badan usaha dengan
limit s.d. Rp100 juta. Termasuk dalam segmen mikro adalah
pembiayaan dengan tujuan multiguna kepada nasabah perorangan
dengan limit sampai dengan Rp50 juta yang disalurkan melalui
Warung Mikro
1. Multiguna
Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan
badan usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan plafon
pembiayaan mulai dari Rp2.000.000,- (dua juta rupiah) s.d.
Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
a. Tunas
Plafon Pembiayaan Rp2Juta – Rp10 Juta. Margin
(berdasarkan jenis produk) setara 36% pa.eff. dan dengan
jangka waktu waktu maksimal 36 bulan.
b. Madya
Plafon Pembiayaan Rp11 juta – Rp50 juta. Margin
(berdasarkan jenis produk) setara 32% pa.eff. dan jangka
waktu waktu maksimal 36 bulan.
32
c. Utama
Plafon Pembiayaan Rp51 – Rp100 juta. Margin
(berdasarkan jenis produk) setara 28% pa.eff. dan jangka
waktu waktu maksimal 48 bulan
2 Produktif
Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan
badan usaha untuk memenuhi kebutuhan produktif dengan
plafon pembiayaan mulai dari Rp2.000.000,- (dua juta rupiah)
s.d. Rp100.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Perorangan
(Golongan berpenghasilan tetap (Golbertab) seperti PNS,
Pegawai Swasta, dsb. Wiraswasta/Profesi) dan Badan Usaha.
a. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas)
1) Limit pembiayaan: minimal Rp2000.000,- (dua juta
rupiah) sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah).
2) Jangka waktu: maksimal 36 bulan.
3) Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
b. Pembiayaan Usaha Mikro Madya
1) Limit pembiayaan: di atas Rp10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).
2) Jangka waktu: maksimal 36 bulan.
3) Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
33
c. Biaya Usaha Mikro Utama
1) Limit pembiayaan: di atas Rp50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan Rp100.000.000,-
(seratus juta rupiah).
2) Jangka waktu: maksimal 48 bulan.
3) Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
Persyaratan:
1) Wiraswasta/Profesi:
a) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun.
b) Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan
maksimal 55 tahun saat pembiayaan lunas.
c) Surat keterangan/ijin usaha.
2) Perorangan
a) Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal 1
(satu) tahun.
b) Usia minimal 21 tahun pada saat pengajuan dan
maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas
pembiyaan.
c) Surat keterangan/ijin usaha.
3) Badan usaha
a) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun.
b) Surat keterangan/ijin usaha.
c) Akte pendirian/perubahan perusahaan
34
(Syariah Mandiri. Pembiayaan warung mikro.
www. Syariah mandiri.co.id, akses 10 Mei 3013)
Tabel 4.1 Produk Pembiayaan
Pembiayaan
Perbedaan
Jenis Akad Tujuan
Warung Mikro Produktif Murabahah dan
wakalah
Pengembangan
UMKM
Dana Berputar Produktif Musyarakah Modal kerja
Pensiunan Konsumtif Ijarah Kesejahteraan hidup
BSM Implan Konsumtif Murabahah dan
wakalah
Kebutuhan hidup atau
modal kerja
Edukasi BSM Konsumtif Ijarah Pendidikan
Umrah Konsumtif Ijarah Biaya perjalanan
Koprasi Karyawan Konsumtif Murabahah Kebutuhan karyawan
Griya BSM Konsumtif Murabahah Pembelian rumah
Talangan Haji Konsumtif Qard dan Ijarah Mendapat porsi haji
BSM Customer
Network Financing. Produktif Murabahah Pembelian persediaan
Griya BSM Optima Konsumtif Murabahah Pembelian rumah
Griya BSM Subsudi Konsumtif Murabahah Pembelian rumah
Kendaraan Bermotor Konsumtif Murabahah Pembelian kendaraan
Modal Kerja Produktif Murabahah Peningkatan usaha
Kepemilikan Alat
berat Produktif Murabahah Kepemilikan barang
Sumber : Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari
4.2.2 Prosedur Pembiayaan pada Sektor UMKM
Menurut wawancara dengan Bapak Dany bagian Asisten
Analis Mikro mengatakan bahwa Perosedur pembiyaan pada sektor
UMKM di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari
ada 6 tahapan yaitu:
1. Tahap Permohonan Pembiayaan
Pada saat nasabah ingin mengajukan pembiayaan maka
pihak marketing bank akan memberikan formulir pengajuan
35
pembiayaan kepada calon nasabah kemudian calon nasabah
wajib mengisi formulir tersebut secara lengkap dan benar dan
menyertakan persyaratan pengajuan pembiayaan yaitu:
a. Fotocopy KTP Suami dan Istri
b. Fotocopy KK dan Buku Nikah/Akta Cerai
c. Fotocopy Rek Listrik/Telpon terakhir
d. Fotocopy jaminan (BPKB, AJB, SHM, SHGB dan Deposito)
e. Surat Keterangan Usaha RT/RW/Kelurahan (Wirasusaha)
f. Slip Gaji dan SK Pegawai Tetap (Karyawan).
Setelah calon nasabah mengumpulkan formulir pengajuan
pembiayaan beserta dokumen-dokumen yang disyaratkan
selanjutnya PMM menginput data calon nasabah kemudian PMM
membuat permohonan pembiayaan calon nasabah untuk diserahkan
kepada AAM dan juga membuat data jaminan yang dugunakan
sebagai agunan dalam pengajuan pembiayaan. Setelah data calon
nasabah lengkap selanjutnya PMM dan AAM melakukan proses
follow up kepada calon nasabah.
2. Tahap Investigasi
Investigasi merupakan proses yang paling tepat dalam
melakukan pengumpulan data dan penggalian informasi yang
terkait dengan bussines profile dan Charakteristik business dan
bagaimana track record usaha calon nasabah, kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki calon nasabah dan dana pembiayaan yang
36
diajukan akan digunakan untuk apa, dalam mengajukan
pembiayaan aguanan apa yang dijadikan jaminan baik itu
kualitasnya ataupun besarnya aguan tersebut, dalam investigasi
juga harus digali resiko apa yang akan terjadi jika pembiayaan
tesebut disetujui.
3. Tahap analisa
Dalam tahap ini PMM dan AAM menganalisa beberapa
aspek yang sangat penting dan harus diperhatikan agar tidak timbul
masalah dalam penyaluran pembiayaan dan mengakibatkan kredit
macet, aspek-aspek tersebut yaitu:
a. Aspek Legalitas
b. Aspek Manajemen usaha
c. Aspek teknis ( produksi, Lokasi, dan Sarana)
d. Aspek Pemasaran
e. Aspek Keuangan
f. Aspek Lingkungan
4. Tahap Persetujuan
Tahap berikutnya setelah analisa yaitu persetujuan. Jika
persetujuan pembiayaan dengan plafon dibawah Rp. 50.000000
dapat dilakukan dikantor cabang pembantu. Sedangkan jika diatas
Rp. 50.000.000 maka pengajuan diajukan ke kantor cabang melalui
Manager Marketing.
37
5. Tahap Dokumentasi
Sebelum dilakukan Pencairan pembiayaan hal yang perlu
dipersiapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu melengkapi beberapa
dokumen atau data-data yang diperlukan seperti:
a. Penandatangan SP 3
b. Akad Pembiayaan
c. Pengikatan Aguanan
6. Tahap Pencairan
Dalam tahap pencairan pembiayaan nasabah ada beberapa
biaya-biaya yang dibebankan pada nasabah seperti biaya notaris,
biaya penutupan asuransi, dan biaya administrasi. Setelah itu dapat
dilakukan akad yang ditandatangani oleh nasabah dan kepala
cabang pembantu, Setelah dilakukan akad maka Bank Office sudah
dapat melakukan pencairan kedalam rekening nasabah.
38
Gambar 4.2 Flow Proses Penyaluran Pembiayaan
Reputasi (-)
Ditolak
Reputasi (+)
NAP
Disetujui
Sumber : Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari
Gambar diatas menunjukan alur Bank Syariah Mandiri dalam
memproses pengajuan pembiayaan dari mulai menerima berkas
pengajuan hingga proses penolakan maupun disetujui sampai proses
Surat
penolakan
pencairan Penyampaian
aplikasi+data
pendukung
(penganjuan)
Surat
penolakan
Menerima
SP 3
Penerbitan
SP 3
Meneliti
Permohonan
pembiayaan
Chek
dokumen
Tanda
Tangan
akad
Verifikasi
Kelengkapan
penandatanganan Menyusun
NAP
Komite
Pembiayaan
(unit Bisnis+FAU
Mereview NAP
Checklist Legal
& Regulation
Penilaian
aguan
Verifikasi
Pemenuhan
syarat
pencairan
Penyiapan
akad
pembiayaan
Pengcekan
SID/Black list
39
pencairan berupa dana. Dalam gambar diatas terdapat 4 komponen
yang terlibat dalam proses pengajuan pembiayaan tersebut. Berikut
adalah 4 komponen yang terkait dalam alur pembiayaan
1 Applicant
Applicant adalah calon nasabah pembiayaan yang
mengajukan pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri, Applicant
bisa perorangan maupun badan, dengan membawa data-data
pendukung. Setelah data diterima oleh Bank kemudian nasabah
menunggu keputusan dari pihak bank apakah pengajuan
pembiayaannya diterima atau ditolak. Biasanya nasabah
mendapat keputusan apakah diterima atau ditolak paling lama
yaitu 5 hari efektif kerja. Setelah mendapat surat keputusan
diterima atau dengan kata lain SP 3 maka nasabah akan
mendapat pencairan dana sesuai dengan kesepakatan.
2. Business Unit
Pada bagian Unit Bisnis proses yang dilakukan adalah
mengecek kelengkapan dokumen calon nasabah pembiayaan
seletah itu meneliti permohonan pengajuan pembiayaan apakah
nasabah memiliki reputasi dan prospek yang baik atau
sebaliknya. Disinilah proses awal penentuan permohonan
pembiayaan diterima atau ditolak, jika permohonan pembiayaan
prospeknya tidak bagus maka bank akan membuat surat
penolakan yang diserahkan pada calon nasabah pembiayaan, jika
40
permohonan pembiayaan memiliki prospek yang baik maka
proses selanjutnya akan dibuatkan Nota Analisis Pembiayaan
(NAP).
Pada bagian ini juga menerbitkan SP 3 yang diserahkan
Pada calon Nasabah pembiayaan kemudian memverifikasi
kelengkapan penandatanganan akad pembiayaan jika belum
lengkap maka perlu penandatanganan lagi.
3. Devisi Asesmen Risiko Pembiayaan
Setelah menerima Nota Analisis Pembiayaan (NAP) dari
bagian Business Unit selanjutnya tugas Devisi Asesmen Risiko
Pembiayaan mereview NAP, Cheklist Legal dan Regulation yang
kemudian meneruskan pada Komite Pembiayaan, komite
menganalisis risiko pembiayaan. Analisi mendalam dilakukan
untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul
dalam penyaluran pembiayaan. jika tidak memenuhi kriteria
maka permohonan pembiayaan akan ditolak, dan sebaliknya Jika
permohonan pembiayaan dinilai memenuhi kriteria maka
permohonan pembiayaan akan disetujui dan akan diteruskan ke
proses selajutnya.
4. Financing Operation Center
Pada bagian ini pertama yang dilakukan yaitu menilai
agunan yang dijadikan jaminan oleh calon nasabah pembiayaan
dan mengecek SID/ Black list dari nasabah tersebut. Setelah
41
dinilai baik maka diserahkan pada bagian komite. Kedua yaitu
menyiapakan akad pembiayaan yang telah disetuji oleh bagian
komite dan setelah mendapat SP 3 dari bagian Business Unit.
Selanjutanya yang terakhir yaitu memverifikasi syarat
pemenuhan pencairan pembiayaan yang telah melalui beberapa
proses dan telah disetujui kemudian meneruskan pada nasabah
untuk pencairannya.
4.2.3 Penentuan Plafon dan Margin Bank Syariah Mandiri
Dalam menyalurkan pembiayaan tentu ada kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan dalam memberikan persetujuan kepada calon
pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri. Menurut hasil wawancara
dengan Bapak Dany bagian Asisten Analis Mikro penentuan plafon
didasari oleh 2 aspek yaitu Penghasilan dan nilai agunan sedangkan
penentuan margin digolongkan menjadi 3 kategori.
1 Penentuan Plafon
Dalam penyaluran pembiayaan pada sektor UMKM ini
penentuan besarnya plafon yang di sejutui itu tidak lepas dari 2
aspek penilaian yang harus diperhatikan yaitu :
a. Penghasilan
Setiap usaha tentunya memiliki penghasilan tidak
terkecuali usaha itu besar maupun kecil, dalam pengajuan
pembiyaan tentunya aspek penghasilan akan dilihat dan dinilai
apakah usaha ini layak dan seberapa bagus prospek yang
42
dimilik usaha tersebut, Plafon yang di setujui oleh Bank
Syariah Mandiri ini melihat dari salah satu faktor yaitu
besarnya penghasilan ataupun kesetabilan keuangan dari suatu
usaha yang dijalankan oleh calon nasabha pembiayaan
b. Nilai agunan
Agunan adalah harta nasabah baik fisik maupun non
fisik yang dijadikan jaminan pada bank oleh calon nasabah
pembiayaan, jaminan haruslah milik sendiri dan tidak dalam
sengketa, jaminan juga harus yang bisa dijual dalam waktu
yang cepat. Besarnya nilai jaminan akan mempengaruhi jumlah
plafon pembiayaan yang akan disetujui oleh pihak bank.
Ketetapan dari Bank Syariah Mandiri Dalam pemberian plafon
mengikuti besarnya nilai jaminan.
2. Penentuan Margin
Penentuan margin sendiri sudah ada kebijakan dari Bank
Syariah Mandiri Pusat, kebijakan ini berlaku untuk semua unit
cabang Bank Syariah Mandiri di seluruh Indonesia.
Penetapan pemberian margin pada calon nasabah
pembiayaan khususnya di sektor UMKM yaitu bergantung
besarnya plafon yang disetujui oleh Bank syariah Mandiri, Besar
nilai maksimal penyaluran pembiayaan pada sektor UMKM adalah
100 juta. Semakin besar plafon yang diajukan maka semakin kecil
43
margin yang diberikan. Pembiayaan digolongkan menjadi 3
kategori yaitu:
a. Pembiayaan dengan besar plafon 2-10 juta dikenai margin
sebesar 36 % efektif per tahun.
b. Pembiayaan dengan besar plafon 11-50 juta dikenai margin
sebesar 32 % efektif per tahun.
c. Pembiayaan dengan besar plafon 51-100 juta dikenai margin
sebesar 28 % efektif per tahun.
Bank Syariah Mandiri memberikan kebijakan pada saat-saat
tertentu tentang penetapan margin pembiayaan seperti hari raya,
ketetapan besar margin yang diberikan biasanya turun hingga 5%,
kebijakan ini adalah merupakan promo yang diberikan Bank
Syariah Mandiri pada nasabah maupun calon nasabah pembiayaan
di sektor UMKM.
Tabel 4.2 Angsuran Mikro Multiguna Dan Modal Usaha
Jumlah
Plafon
Angsuran
/bln
Angsuran
/bln
Angsuran
/bln
Angsuran
/bln
1 tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun
2,000,000 193,011.98 109,777.00 82,727.18
3,000,000 289,517.97 164,665.49 124,090.76
4,000,000 386,023.95 219,553.99 165,454.35
5,000,000 482,529.94 274,442.49 206,817.94
10,000,000 965,059.89 548,884.98 413,635.88
15,000,000 1,418,393.95 793,066.46 588,492.79
20,000,000 1,891,191.93 1,100,000.00 784,657.05
25,000,000 2,363,989.92 1,321,777.43 980,821.31
30,000,000 2,836,787.90 1,586,132.92 1,176,985.58
35,000,000 3,309,585.88 1,850,488.40 1,373,149.84
40,000,000 3,782,383.86 2,114,843.89 1,569,314.10
44
45,000,000 4,255,181.85 2,379,199.38 1,765,478.37
50,000,000 4,727,979.83 2,643,554.86 1,961,642.63
55,000,000 5,147,690.88 2,853,298.51 2,100,474.92 1,732,834.28
60,000,000 5,615,662.78 3,112,689.28 2,291,427.19 1,890,364.67
65,000,000 6,083,634.68 3,372,080.05 2,482,379.46 2,047,895.06
70,000,000 6,551,606.57 3,631,470.83 2,673,331.72 2,205,425.45
75,000,000 7,019,578.47 3,890,861.60 2,864,283.99 2,362,955.84
80,000,000 7,487,550.37 4,150,252.37 3,055,236.25 2,520,486.23
85,000,000 7,955,522.27 4,409,643.15 3,246,188.52 2,678,016.62
90,000,000 8,423,494.17 4,669,033.92 3,437,140.79 2,835,547.01
95,000,000 8,891,466.07 4,928,424.69 3,628,093.05 2,993,077.39
100,000,000 9,359,437.96 5,187,815.46 3,819,045.32 3,150,607.78
Sumber: Bank Syariah Mandiri KCP Singosari
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa Pembiayaan
UMKM mampu membantu masyarakat mengatasi masalah kekurangan
modal usaha untuk mengembangkan usahanya. Calon nasabah yang
menyajukan pembiayaan harus melalui perosedur dan kebijakan yang
ditentukan oleh Bank Syariah Mandiri.
Contoh kasus.
Seorang calon nasabah ingin mengajukan permohon pembiayaan pada
Bank Syariah Mandiri dengan plafon 20.000.000 dengan aguanan BPKB dan
nialai agunan 45.000.000, dengan jangka waktu 2 tahun. Tujuan pembiayan
untuk mengembang usaha (Pedagang handphone dan pulsa).
Tabel 4.3 Data Nasabah
NAMA : Adin Prasetya Winata
JENIS KELAMIN : Pria
TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR : Malang/03 Juni 1979
45
ALAMAT : Jl. Raya Karanglo 51 RT:005
RW:001 Desa Banjararum Kec
Singosari Kab Malang
KELURAHAN/KECAMATAN : Banjararum / Singosari
KAB/KOTA : Malang
NO. KTP : 3507240306790005
NO. TELP : 0341-7330509
NAMA GADIS IBU KANDUNG : Sri Wahyuti
PEKERJAAN : Wiraswasta
BIDANG USAHA : Pedagang handphone dan pulsa
4.3.1 Analisis Menggunakan Prinsip 5C
Tabel 4.4 Analisis pembiayaan
Prinsip Kondisi
CHARAKTER
1. Apakah bersikap tenang dan terbuka?
2. Apakah Rumah Tangganya rukun dan tentram?
3. Apakah dikenal Baik Oleh RT/Ulama?
4. Apakah tepat janji?
5. Apakah Anggota Pengajian?
YA / TIDAK
YA / TIDAK
YA / TIDAK
YA / TIDAK
YA / TIDAK
CAPASITY
1. Aset lebih besar dari pinjaman?
2. Tingkat keuntungan layak dibanding makr-up?
YA / TIDAK
YA / TIDAK
CAPITAL
1. Modal sendiri < 30 % dari nilai pinjaman?
2. Tidak memiliki pinjaman lain?
3. Pinjaman akan dipakai usaha?
YA / TIDAK
YA / TIDAK
YA / TIDAK
COLLETERAL
1. Suami/istri bersedia ikut akad?
2. bersedia menyerahkan jaminan?
3. Nilai jaminan lebih tinggi dari pinjaman?
YA / TIDAK
YA / TIDAK
YA / TIDAK
CONDITION
1. Pasang surut harga tidak membahayakan usaha?
2. Tidak ada larangan pemerintah tentang produk?
3. Tidak ada larangan pemerintah tentang tempat?
4. Tidak ditentang adat istiadat setempat?
5. Usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan?
YA / TIDAK
YA / TIDAK
YA / TIDAK
YA / TIDAK
YA / TIDAK
46
4.3.2 Analisis Menggunakan Perhitungan Debt Service Ratio (DSR)
Dari permohonan Pembiayaan diatas dapat dianalisis
menggunakan perhitungan DSR.
Jenis : Pembiayaan
Waktu : 2 tahun/ 24 Bln
Plafon : Rp. 20.000.000
Penghasilan bersih : 3 juta / bulan
Angsuran : 1.100.000 / bulan
DSR = angsuran x 100
Penghasilan – pengeluaran
= 1.100.000 x 100
3.000.000
= 36.66
Dari perhitungan DSR diketahui bahwa hasilnya 36.66 lebih
kecil dari 40 maka pembiayaan dapat disetujui.
4.3.3 Penentuan Pemberian Margin dan Plafon Pembiayaan
1. Penentuan plafon pembiayaan didasari oleh 2 aspek
a. Penghasilan
Penghasilan bersih yang diperoleh dari bapak adin
dari berbagai pemasukan sebesar Rp. 3.000.000 setelah
dikurangi beberapa kebutuhan. Jadi dilihat dari jmalah
angsuran perbulan sebesar Rp. 1.100.000 maka dengan
plafon Rp. 20.000.000 masih bisa meng-cofer.
47
b. Nilai agunan
Nilai agunan calon nasabah pembiayaan UMKM juga
sudah memenuhi ketentuan dari pihak bank.
Jaminan No. Jaminan Atas
Nama Nilai (Rp)
BPKB A 8268162 SUSETYO 45.500.000,00
Total Nilai Aguanan 45.500.000,00
Jumlah Plafon Pembiayaan 20.000.000
2. Penentuan Margin Pembiayaan
Dalam menentukan margin pembiayaan pada Bapak Adin
maka perlu dilihat jumlah plafon pembiayaan
Jumlah plafon : Rp. 20.000.000
Margin : 32 % efekfif pertahun.
Maka : (20.000.000 x32) /100 = Rp. 6.400.000
4.3.4 Kendala dalam proses penyaluran serta solusi.
Dalam proses permohonan pengajuan pembiayaan ada
beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak bank maupun nasabah
sehingga permohonan pengajuan pembiayaan tidak dapat diproses
atau dengan kata lain ditolak, dari kendala tersebut ada beberapa
solusi yang dapat menjadi jalan tengah agar pembiayaan dapat
disetujui. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Widi selaku
Pelaksana Marketing Mikro dan Bapak Dany selaku Asisten Analis
Mikro Bank Syariah Mandiri melihat dari hasil analisis pengajuan
pembiayaan bebrapa nasabah menemukan beberapa kendala yang
48
dihadapi oleh pihak bank maupun nasabah serta solusi atau
penanganannya. Berikut akan dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Kendala dan solusi pembiayaan
No KENDALA SOLUSI
1. Character
Character Jika tidak meng-cofer maka
pengajuan pembiayaan tidak akan disetujui
apalagi jika yang Characternya yang sudah
tidak bagus maka permohonan pengajuan
pembiayaan tersebut akan ditolak,
a. Solusi yang dilakukan untuk kendala
karakter yaitu maka pembiayaan
tersebut akan ditolak, karena sangat
beresiko sekali ketika nasabah
bermasalah dalam hal karaker ini
akan merugikan pihak bank
2 Colleteral
lain halnya jika jaminan tidak meng-cofer tapi
syarat yang lain sangat baik maka pengajuan
pembiayaan tersebut akan disetujui dengan
beberapa kebijakan yang diberikan oleh bank.
b. jika jaminan maka solusi yang
diberikan yaitu dengan menurunkan
jumlah plafon sehingga kiranya tidak
akan merugikan pihak bank dan juga
nasabah.
2. Tidak memenuhi Kriteria DSR
Parameter Bank Syariah Madiri untuk menilai
calon nasabah pembiayaan dengan
menggunakan Debt Service Ratio ( DSR ).
Perhitungan dengan menggunkana DSR dapat
menjadi alat utama untuk menilai permohonan
pengajuan pembiayaan dari calon nasabah,
penilaian dengan menggunkan metode ini
cukup efektif karena menghitung penghasilan
nasabah dikurangi semua kewajiban atau
pengeluaran nasabah baik itu biaya hidup
angsuran ditempat lain dan sebagainya.
Sehingga diketahui kesanggupan nasabah untuk
membayar angsuran.
Contoh :
Jenis : Pembiayaan
Waktu : 3 tahun
Plafon : 20 juta
Penghasilan : 3 juta / bulan
Pengeluaran : 1 juta / bulan
Angsuran : 871.000 / bulan
DSR = angsuran x 100
Penghasilan – pengeluaran
= 871.000 x 100
Hal yang sama juga dilakukan
apabila kasusnya tidak memenuhi
penilaian DSR maka jumlah plafon
awal juga diturunkan menjadi lebih
kecil atau menurunkan besar
angsuran perbulan.
49
2.000.000
= 43,55
Maksimal DSR adalah 40, apabila jumlahnya
melebihi dari angka 40 maka pengajuan
pembiayaan itu tidak layak. Kasus seperti ini
banyak terjadi pada pengajuan pembiayaan
karena jumlah penghasilan nasabah tidak cukup
untuk memenuhi pembayaran angsuran.
3. Menurunya Omset
Salah satu penyebab terjadinya tunggakan atau
keterlambatan nasabah dalam membayar
tagihan pembiayaan adalah menurunnya omset
dikarenakan berbagai macam alasan seperti
naiknya harga barang baku, lambatnya pasokan
barang baku dan lain sebagainya sesuai dengan
jenis usaha yang dijalankan oleh nasabah
pembiayaan sehingga hal ini berdampak pada
pembayaran tagihan pembiayaan yang menjadi
kewajiban dari nasabah tersebut.
Bimbingan.
Bimbingan atau Pendampingan perlu
dilakukan agar nasabah tahu tentang
bagaimana mengembangkan usaha
yang dijalankan agar lebih maju dan
berkembang, sehingga kendala
menurunnya omset tidak terjadi.
4. Informasi
Kendala lainnya adalah Kurangnya informasi
terhadap nasabah seperti papan reklame atau
spanduk yang berisi promosi produk
pembiayaan UMKM sehingga masyarakat tidak
mengetahui tentang adanya produk tersebut di
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Singosari
Yang harus dilakukan oleh pihak
bank adalah memberikan informasi
kepada nasabah dengan cara
menyebarkan brosur, papan reklame,
maupun spanduk yang berisi tentang
informasi produk pembiayaan
UMKM
5. Waktu tertentu
Kendala – kendala lainnya yang dihadapai oleh
Bank Syariah Mandiri dalam proses penagihan
yaitu biasanya pada waktu tertentu seperti
hari-hari besar karena pada hari-hari besar dan
semacamnya itu kebutuhan nasabah meningkat
sehingga tidak heran bahwa pengeluaran
nasabah tersebut juga meningkat. Hal ini
berdampak pada pembayaran Angsuran
pembiayaan. Dengan adanya kebutuhan yang
besar maka nasabah biasanya lebih memilih
untuk mengesampingkan kewajibannya untuk
membayar tagihan pembiayaan sehingga
keterlambatan seperti ini akan merugikan salah
satu pihak.
Restrukturisasi.
Restrukturisasi atau penjadwalan
ulang dilakukan karena pihak bank
menilai nasabah tidak bisa
membayar angsuran pada waktu-
waktu tertentu dan ada permintaan
dari nasabah sehingga penjadwalan
perlu dilakukan agar kedua pihak
merasa nyaman dan tidak mesara
dirugikan.
50
6. Character ( sudah menjadi nasabah )
Terkadang karekter sesorang dapat
merugian orang lain, dalam situasi ini
sebernarnya seorang nasabah pembiayaan
sudah memiliki cukup uang untuk memenuhi
kewajibannya untuk membayar tagihan
pembiayaan, tapi dengan berbagai alasan
nasabah tersebut mengelak untuk memenuhi
kewajibannya. Disinilah dapat dilihat bahwa
karakter seseorang itu tidak bisa diprediksi
walaupun diawal salah satu penilaian
persetujuan pembiayaan adalah karakter
tersebut.
Penagihan dengan menyertakan surat
teguran pada nasabah atau surat
peringatan 1 dan membayar denda
sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati di awal sebelum
terjadinya akad dilakukan. Selain itu
Solusi terakhir yang dilakukan oleh
pihak Bank Syariah Mandiri adalah
jual jaminan. Jual jaminan dilakukan
karena dinilai nasabah pembiayaan
sudah tidak mampu membayar
angsuran yang menjadi tanggung
jawabnya dengan berbagai macam
alasan seperti usahanya bangkrut dan
lain sebagainya maka solusi terakhir
adalah menjual jaminan.
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari yang
mengutamakan pelayanan di sektor UMKM memiliki prospek yang sangat
bagus karena melihat daerahnya yang banyak berdiri kantor, pabrik dan
sekolah dan juga dekat dengan pasar, sehingga sangat tepat untuk
mengajukan pembiayaan di Bank syariah Mandiri Kantor Cabang Pembatu
Singosari. Terdapat beberapa aspek yang perlu diketahui dari Bank Syariah
Mandiri baik itu prosedur, ketetapan margin dan plafon serta kendala dan
solusi yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:
5.1.1. Prosedur Pembiayaan UMKM
1. Tahap Permohonan.
Dalam tahap ini nasabah mengajukaan permohonan
pembiayaan kepada Bank Syariah Mandiri dengan membawa
data-data pendukung yang diperlukan
2. Tahap Investigasi.
Tahap ini merupakan penggalian informasi tentang data
nasabah baik itu usaha maupun tujuan pengajuan pembiayaan
juga mencakup 5 C sehingga bank yakin telah membiayai
nasabah yang tepat
52
3. Tahap Analisa.
Dalam tahap ini PMM dan AAM menganalisa beberapa
aspek, ini dilakukan agar nantinya tidak terjadi kredit macet.
Aspek tersebut yaitu aspek legalitas, manajemen usaha, teknis,
pemasaran, keuangan dan lingkungan.
4. Tahap Persetujuan .
Setelah ketiga proses diatas selesai dan tidak ada kendala-
kendala maka persetujuan pembiayaan dapat dilakukan, jika
limit pembiayaan dibawah 50 juta maka dapat dilakukan di
kantor cabang pembatu, jika diatas 50 juta maka akan diajukan
ke kantor cabang melalui Manager Marketing.
5. Tahap Dokumentasi.
Selanjutnya setelah pembiayaann disetujui bank akan
menyiapkan beberapa dokumen seperti penerbitan SP 3,
membuat akad pembiayaan dan melakukan pengikatan agunan.
6. Tahap Pencairan.
Tahap terakhir yaitu pencairan setelah nasabah melakukan
penandatanganan akad dan membayar biaya yang dibebankan
kepada nasabah telah diselesaikan seperti biaya administrasi,
penutupan asuransi dan biaya notaris. Maka selanjutnya Bank
Office melakukan pencairan pada rekening nasabah dengan
jumlah plafon yang telah disepakati.
53
5.1.2. Penentuan Margin dan Plafon
1. Dalam menentukan jumlah plafon pembiayaan ada 2 aspek
yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Penghasilan
Salah satu aspek yang perlu diiperhatikan dalam
menentukan plafon pembiayaan yaitu ada penghasilan
calon nasabah pembiayaan. Penghasilan yang stabil maka
akan menjadi pertimabngan bank untuk member jumlah
plafon yang diharapakan oleh calon nasabah pembiayaan.
b. Nilai agunan
Aspek berikutnya yang menjadi pertimbangan
Bank Syariah Mandiri dalam penentuan jumlah plafon
yang diberikan pada calon nasabah pembiayaan yaitu
besar nilai agunan.
2. Penentuan margin
Penentuan margin pembiayaan pada Bank Syariah
Mandiri yaitu dikategorikan menjadi 3, pembagian ini
mengikuti jumlah plafon yang disetujui oleh pihak bank. 3
kategori tersebut yaitu:
a. Pembiayaan dengan besar plafon 2-10 juta dikenai margin
sebesar 36 % efektif per tahun.
b. Pembiayaan dengan besar plafon 11-50 juta dikenai margin
sebesar 32 % efektif per tahun.
54
c. Pembiayaan dengan besar plafon 51-100 juta dikenai
margin sebesar 28 % efektif per tahun.
5.1.3 Kedala serta solusi dalam penyaluran Pembiayaan
1. kendala
a. Kendala-kendala yang terjadi dalam proses penyaluran
pembiayaan yang sering terjadi pada Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Singosari yaitu kurang memenuhi
beberapa kriteria yang menjadi penilaian bank diantaranya
Character dan Colleteral.
b. Selain Character dan Colleteral tadi ada juga yang tidak
memenuhi kriteria dengan menggunakan perhitungan Debt
Service Ratio ( DSR) dengan menggunakan perhitungan ini
juga bisa menentukan penentuan pemberian jumlah plafon dan
jumlah angsuran perbulan.
c. Waktu waktu tertentu seperti hari hari besar sehingga sehingga
kebutuhan nasabah meningkat dan tidak sanggup membayar
angsuran.
d. kendala yang dihadapi saat pembayaran angsuran yaitu
nasabah mengalami penurunan omset atau asset yang dimiliki
sehingga tidak dapat membayar angsuran.
e. Kendala yang terjadi berikutnya yaitu kurangnya informasi
kepada nasabah serta tidak adanya papan reklame tentang
pembiayaan UMKM didepan bank sehingga masyarakat
55
kurang mengetahui tentang adanya produk pembiayaan
UMKM.
2. Solusi
Solusi dari beberapa kendala yang terjadi dalam proses
penyaluran pembiayaan maupun penagihan angsuran yaitu ada
beberapa penanganan diantaranya yaitu:
a. Solusi kendala Charakter yaitu maka pengajuan pembiayaan
akan ditolak karena sangat beresiko pada kelangsungan
pembiayaan.
b. Solusi jaminannya tidak memenuhi maka penurunan jumlah
plafon
c. Jika tidak memenuhi penilaian perhitungan Debt Service
Ratio maka dengan cara menurunkan jumlah plafon dan
menurunkan besar angsuran.
d. Solusi dari kendala jika waktu pembayaran angsuran tidak
tepat solusinya yaitu dengan melakukan Restrukturisasi atau
penjadwalan ulang sehingga baik nasabah maupun pihak
bank tidak mengalami kerugian.
e. Solusi yang terakhir yaitu penjualan jaminan, kebijakan ini
dilakukan apabila nasabah pembiayaan sudah benar-benar
tidak bisa melunasi sisa angsuran pembiayaan pada Bank
Syariah Mandiri.
56
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Bank Syariah Mandiri
Masih kurangnya informasi kepada nasabah juga akan
mengakibatkan ketidak tahuan nasabah tentang program atau
pembiayaan UMKM di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Singosari yang memang mengutamakan Program
Pembiayaan di Sektor UMKM. Sebaiknya di depan Bank Terdapat
Papan reklame yang berisi tentang informasi pembiayaan UMKM
sehingga calon naabah yang berkeinginan melakukan pembiayaan
akan memilih Bank Syariah Mandiri untuk mengajukan pembiayaan.
Juga dalam pengananan pembiayaan yang bermasalah
seharusnya Bank Syariah Mandiri juga memiliki solusi yang baik
seperti turut memecahkan masalah internal yang dihadapi oleh
nasabah serta memberikan Bimbingan atau Pendampingan tentang
bagaimana mengembangkan usaha yang dijalankan nasabah tersebut
agar lebih maju dan berkembang sehingga Bank Syariah Mandiri
mendapat citra yang baik di mata masyarakat dan tidak akan
kehilangan nasabah karena bertambahnya jumlah nasabah juga
dipengaruhi salah satunya oleh rekomendasi dari nasabah satu ke
nasabah lainnya untuk mengajukan permohonan pembiayaan di Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Singosari
57
5.2.2 Bagi masyarakat
Bagi Masyarakat yang akan mengajukan permohonan
pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri agar supaya lebih
memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Syariah Mandiri sehingga pembiayaan yang diajukan dapat
disetujui.
Juga dalam memberikan keterangan baik itu bentuk usaha ,
keuangan, jaminan, tujuan pembiayaan yang diminta oleh pihak bank
haruslah memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak dibuat
buat, apakah memiliki tanggungan di bank lain atau lembaga
keuangan lain seharusnya dijelaskan karena ini merupakan penialaian
tersendiri oleh bank, pihak bank mengetahui apabila kita memiliki
tanggungan di bank lain melalui BI Cheking sehingga apabila
ketahuan tidak memberikan keterangan yang sebenarnya atau dengan
kata lain nasabah berbohong maka permohonan pembiayaan tidak
akan disetujui.