Upload
tranthuy
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DENGAN KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Divisi Poduksi Departemen Assembling
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di Tangerang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Ignatius Aris Wahyu Widodo
NIM : 042214040
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2009
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Juli 2009
Penulis,
Ignatius Aris Wahyu Widodo
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto hidupku :
”Aku terlahir untuk menjadi penguasa dan memimpin, hidupku adalah untuk memerintah bukan untuk diperintah. Karena aku menganggap kalau hidup ini penuh dengan perjuangan maka tujuan hidupku adalah serba memenangkan dan menguasai. Agar aku bisa memenangkan dan menguasai maka aku harus berkuasa, aku harus memiliki kekuasaan yang besar dan kuat di negara ini”.
(By: Aris Wahyu)
”Hidup adalah pejuangan keras untuk meraih kekuasaan”
(Charles de Gaulle, Presiden Prancis)
”Jangan tanyakan apa yang dapat diberikan negaramu kepadamu, tetapi tanyakanlah apa yang dapat kamu berikan kepada negaramu”.
(John F Kennedy, 20 Januari 1961)
”Untuk menjadi orang besar di masa depan maka anda harus mempelajari sejarah orang-orang besar di masa lalu. Pelajari apa yang dapat menyebabkan kemenangan-kemenangan mereka dan pelajari pula apa yang dapat menyebabkan kekalahan-kekalahan mereka, pelajari apa yang dapat menyebabkan kesuksesan-kesuksesan mereka dan pelajari pula apa yang dapat menyebabkan kegagalan-kegagalan mereka, pelajari apa yang menjadi kebaikan-kebaikan mereka dan pelajari pula apa yang menjadi keburukan-keburukan mereka. Tirulah apa yang dapat menyebabkan kemenangan dan kesuksesan serta apa yang menjadi kebaikan mereka dan hindarilah apa yang dapat menyebabkan kekalahan dan kegagalan serta keburukan mereka”.
(Niccolo Machiavelli, dalam buku Il Principe / Sang Penguasa bab XIV)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Jesus Kristus
Ayahku yang terkasih
Ibuku yang tercinta (Alm)
Adikk-adikku tersayang Yuli dan Dias
Almamaterku tercinta
Negara dan tanah airku Indonesia
v
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DENGAN KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Divisi Produksi Departemen Assembling
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di Tangerang
Ignatius Aris Wahyu Widodo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. 2) untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti pogram pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. 3) untuk mengetahui hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi kinerja karyawan setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. Penelitian ini berupa studi kasus pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di Tangerang. Dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 30 orang karyawan pada Divisi Produksi Departemen Assembling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Sedang teknik analisis data yang digunakan adalah: 1) metode Tabulasi Data. 2) korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia adalah setuju dan sangat setuju. 2) persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia adalah setuju dan sangat setuju. 3) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi kinerja karyawan setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
vi
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF CORRELATION BETWEEN THE PERCEPTION TO TRAINING PROGRAM AND HUMAN
RESOURCES DEVELOPMENT TOWARD THE EMPLOYEE PERFORMANCE
A Case study on the employees at Assembling Departement of Production Division PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) in Tangerang
Ignatius Aris Wahyu Widodo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The objectives of this research were: to find out 1) the employee perception towards training program implementation and human resources development. 2) the employee perception towards work rate after following the training program implementation and human resources development. 3) the correlation between employee perception towards training program implementation human resources development and the employee performance after following the training program and humand resourses development. This research is a case study on PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) in Tangerang. The sample on this research were 30 employees at the assembling departement of production division. The data collecting technique were observation, documentation, questionnaire and interview. The data analysis technique were : 1) Data Tabulation Method. 2) Spearman Rank Correlation. The research results were: 1) the employee perceptions towards training program implementation and human resources development were agree and strongly agree. 2) the employee perceptions towards work rate after following the training program and human resources development were agree and strongly agree. 3) there was positive and significant correlation between employee perception and training program implementation and human resources development and the employee performance after following the training program and human resources development program.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala kasih, berkat dan karunia-Nya sehingga dengan segala usaha
dan upaya yang disetai doa, akhirnya penulis dapat berhasil menyelesaikan skripsi ini
seperti yang penulis harapkan dengan judul “ Analisis Hubungan Persepsi Program
Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Karyawan”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Atas selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan maupun saran,
khususnya kepada:
1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., MBA selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk, bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hg. Suseno T.W., M.S selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, bimbingan, pengarahan dan saran
dalam penyusunan skripsi ini.
viii
5. Staff Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
banyak membantu penulis selama menimba ilmu di bangku kuliah.
6. Bapak Ir. Ign. Sudarsono selaku VGM Manufacturing Division yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA) serta meluangkan waktunya untuk mencarikan data-
data perusahaan yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Mas Darmawan selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan karyawan PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang telah meluangkan waktunya untuk
melakukan wawancara dengan penulis dalam upaya untuk pengumpulan data-data
perusahaan yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Adri Susanto, S.pd selaku Bagian Pendidikan dan Pelatihan karyawan PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang telah membantu penulis dalam
menyebar kuesioner kepada karyawan Divisi Assembling untuk keperluan
penyusunan skripsi.
9. Mbak Purwanti selaku Bagian Sekretariat PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) yang telah membantu penulis dalam pengurusan administrasi yang
diperlukan selama penulis melakukan penelitian termasuk dalam pembuatan surat
keterangan penelitian.
10. Para karyawan Divisi Produksi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang
telah berkenan meluangkan waktunya untuk pengisian kuesioner.
ix
11. Ibuku Fransisca Ch. Kartiyah (Alm) yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik,
mendoakan dan memberikan dorongan kepada penulis tetapi belum sempat
menyaksikan putera tercintanya meraih cita-cita yang didambakan. (Aku akan selalu
mendoakanmu agar engkau mendapat kebahagiaan di sisi Tuhan Yang Maha Esa!!)
12. Ayahku Suyatmin yang telah membiayai pendidikan, membesarkan, mendidik,
mengarahkan, mendoakan dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13. Bulikku Klaten yang telah memberikan dukungan, saran dan nasihat yang memotivasi
penulis.
14. Adik–adikku, Yuli yang telah membantu dalam rekapitulasi data dan Dias yang telah
memberi pinjaman laptop saat komputerku mengalami kerusakan.
15. Sahabat–sahabatku: Aris, Agus, Desan, Tanto, Yosep, Evan, Dewi yang telah
membantuku dalam segala hal.
16. Teman–teman seperjuanganku: Enggar, Bill, Icha, Arda, Erna, Indra, Andre, Ari
Bajuri, Robin dan semua teman–teman angkatan “04 yang tidak bisa penulis sebutkan
satu–persatu.
17. Mikro Komputer Magelang yang telah membantu memperbaiki kerusakan komputer
pada saat penulis sedang menyelesaikan penulisan skripsi.
18. Explore Computer di Jalan Janti yang telah berusaha untuk melakukan recovery data
skripsi penulis yang hilang karena terformat.
x
19. Link Tehnik di Jalan Gejayan yang telah berusaha untuk melakukan recovery data
skripsi yang hilang serta membantu dalam membersihkan virus computer.
20. Tokoh idolaku Adolf Hitler yang telah memberikan inspirasi dalam hidupku melalui
buku–buku biografimu, memberikan semangat dan motivasi disaat penulis sedang
mengalami kesedihan dan keputusasaan dalam hidup. (Hitler, perjuanganmu adalah
semangat bagiku dan di abad ini aku ingin menjadi penguasa sehebat kamu!!)
21. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Meskipun penulis berusaha menyelesaikan skripsi sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana, tetapi juga menjadi sumbangan bagi dunia akademis dan
ilmiah serta perusahaan tempat penulis melaksanakan penelitian ini.
Yogyakarta, 19 Juli 2009
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………........................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….….………ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………….…………iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………..……………………………………………iv ABSTRAK…………………………………………………………………….…………..v ABSTRACT………………………………………………………………….…………..vi KATA PENGANTAR………………………………………………………..………….vii DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…………xi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...………..xv DAFTAR TABEL……………………………………………………………………….xvi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..………..xix BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..………………. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………….…………………..3
C. Batasan Masalah……………………………………………………………….4
D. Tujuan Penelitian………………………………………………………………5
E. Manfaat penelitian…………………………………………..………………....5
F. Sistematika Penulisan……………………………………….…………………6
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………………..8
A. Manajemen Sumber Daya Manusia…………………...……….………………8
B. Pelatihan………………………………………………………………………10
C. Pengembangan………………………………………………………...………21
D. Evaluasi……………………………………………….………………………26
E. Kinerja Karyawan………………………………………………..……………29
F. Kerangka Pemikiran Teoritis…………………………...……………………..37
G. Hipotesis………………………………………………...…………………….39
xii
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………40
A. Jenis Penelitian……………………………………….……………………….40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….………………………40
C. Subjek dan Objek Penelitian………………………….………………………40
D. Variabel Penelitian……………………………………………………………41
E. Pengukuran Variabel Penelitian………………………………………………42
F. Populasi dan Sampel………………………………….………………………45
G. Metode Pengumpulan Data…………………………...………………………45
H. Definisi Operasional…………………………………..………………………47
I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas……………………..………………………48
J. Metode Analisis Data…………………………………………………………50
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………………………54
A. Sejarah Perusahaan……………………………………………………………54
B. Lokasi Perusahaan…………………………………………….………………58
C. Modal Perusahaan…………………………………………………………….59
D. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan…………………………..………………..59
E. Struktur Organisasi…………………………………………..………………..65
F. Deskripsi Tugas dan Wewenang……………………………..……………….66
G. Personalia……………………………………………………..………………95
H. Produksi………………………………………………………...……………107
I. Pemasaran……………………………………………………………………134
xiii
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………………………136
A. Gambaran Data Perusahaan………………………………………………….136
B. Pengujian Instrumen……………………………………...………………….137
C. Deskripsi Data Karyawan……………………………………………………140
D. Pengujian Hipotesis Pertama……………………………...…………………143
E. Pengujian Hipotesis Kedua………………………………...………………..154
F. Pengujian Hipotesis Ketiga………………………………...………………..173
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN…………...……………177
A. Kesimpulan…………………...……………………………………………...177
B. Saran…………………………………………………………………………179
C. Keterbatasan penelitian……...………………………………………………182
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..184
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Skema II.1 : Kerangka Pemikiran Teoritis……………..……………….…………38
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 : Data Jumlah Karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)….95
Tabel V.I : Ringkasan Hasil Uji Validitas…………………………..………………138
Tabel V.2 : Distribusi Berdasarkan Umur Karyawan……………….………………141
Tabel V.3 : Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin………………….………………141
Tabel V.4 : Distribusi Berdasarkan Pendidikan Terakhir…………...………………142
Tabel V.5 : Berdasarkan Status Jati Diri…………………………….………………142
Tabel V.6 : Dengan Pelatihan Pekerjaan Menjadi Lebih Cepat dan Lebih Baik……143
Tabel V.7 : Dengan Pelatihan Tanggung Jawab Terhadap Pekerjaan Menjadi Lebih
Besar…………………………………………………………………....144
Tabel V.8 : Pelatihan Dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri Dalam Bekerja…..…145
Tabel V.9 : Pelatihan Dapat Meningkatkan Kerja Sama Antar Karyawan……….…146
Tabel V.10 : Materi Yang Diberikan Dalam Pelatihan Sudah Cukup Lengkap…...…147
Tabel V.11 : Fasilitas yang Diberikan Perusahaan Untuk Menunjang Kegiatan Pelatihan
Sudah Cukup Memadai…………………………………………………148
Tabel V.12 : Pelatihan Akan Meningkatkan Semangat Kerja Karyawan……….……149
Tabel V.13 : Pelatihan Akan Meningkatkan Keterampilan Dalam Bekerja…….……150
Tabel V.14 : Pelatihan Akan Meningkatkan Pengetahuan dan Pengalaman Kerja…..151
Tabel V.15 : Pelatihan Akan Meningkatkan Jumlah Unit Produk Yang Dihasilkan…152
xvi
Tabel V.16 : Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan Program Pelatihan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia……………………...…………153
Tabel V.17 : Pekerjaan Menjadi Lebih Cepat dan Lebih Baik Setelah Mengikuti
Pelatihan dan Pengembangan……………………………………..……155
Tabel V.18 : Keterampilan Dalam Bekerja Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan
Pengembangan……………………………………………………….....156
Tabel V.19 : Pengetahuan dan Pengalaman Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan
Pengembangan……………………………………………………...…..157
Tabel V.20 : Kemampuan Untuk Bekerja Sama dan Membina Hubungan Baik Dengan
Karyawan Lain Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan
Pengembangan….....................................................................................158
Tabel V.21 : Kepercayaan Diri Dalam Bekerja Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan
dan Pengembangan…………………………………………………..…159
Tabel V.22 : Penampilan Pribadi Seperti Cara Berpakaian Lebih Baik Setelah
Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan……………………………….160
Tabel V.23 : Kebugaran Fisik Menjadi Lebih Baik Sehingga Tingkat Kecelakaan Kerja
Menurun Setelah Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan……………161
Tabel V.24 : Tingkat Presensi Atau Kehadiran Anda Selalu Penuh Setelah Mengikuti
Pelatihan dan Pengembangan……………………………………..……162
Tabel V.25 : Kemampuan Untuk Merencanakan, Mengorganisir, dan Menyelesaikan
Pekerjaan Agar Efektif dan Sesuai Target Dapat Meningkat Setelah
xvii
Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan………………….……………163
Tabel V.26 : Pemahaman Terhadap Pekerjaan Yang Dilimpahkan Kepada Anda
Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan………..…164
Tabel V.27 : Unit Produk Yang Dihasilkan Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan
Pengembangan…………………………………….……………………165
Tabel V.28 : Kemampuan Untuk Dapat Bekerja Dibawah Tekanan Beban Karena
Belum Terpenuhinya Target Dapat Meningkat Setelah Mengikuti
Pelatihan dan Pengembangan……………………………………….….166
Tabel V.29 : Kemampuan Untuk Berkomunikasi Secara Lebih Sopan Dengan
Karyawan Lain Meningkat Setelah Mengikuti Pelatihan dan
Pengembangan……………………………………………………….…168
Tabel V.30 : Prestasi Kerja Lebih Baik Dibandingkan Karyawan Lain Setelah
Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan………………….……………169
Tabel V.31 : Persepsi Kinerja Karyawan Setelah Mengikuti Program Pelatihan dan
Pengembangan…………………………………….……………………170
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran II : Struktur Organisasi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)
Lampiran III : Form Penilaian Kinerja Karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA)
Lampiran IV : Proses Produksi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)
Lampiran V : Pedoman Wawancara
Lampiran VI : Kuesioner
Lampiran VII : Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Lampiran VIII : Perhitungan Korelasi Rank Spearman
Lampiran IX : Rekapitulasi Data Primer
Lampiran X : Tabel Nilai r Product Moment, Tabel Nilai-nilai Rho dan Tabel Nilai–
nilai Kritis Distribusi t
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bila mana seseorang akan mengerjakan suatu atau pekerjaan yang asing baginya,
terasalah perlunya terlebih dahulu mempelajari cara bagaimana mengerjakan.
Hampir tidak ada seseorang yang mampu melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan
dengan baik, bila mana tidak mempelajari terlebih dahulu. Bahkan sungguhpun
pekerjaan itu nampaknya mudah, misalnya mengetik surat, selalu orang yang belum
mempunyai pengalaman akan mengalami kesulitan dalam melaksanakannya. Sama
halnya dalam suatu perusahaan di mana ditempatkan karyawan baru untuk sesuatu
jabatan tertentu, atau di mana karyawan lama ditugaskan memangku jabatan baru,
bila diharapkan karyawan tersebut sukses mengerjakan tugas-tugasnya maka
perlulah karyawan tersebut diberi pelatihan terlebih dahulu (Manullang, 2000:66).
Hal terpenting dalam sebuah perusahaan adalah mensosialisasi para karyawannya
ke dalam budaya perusahaan agar mereka dapat menjadi karyawan yang produktif
dan efektif, segera setelah memasuki dan menjadi anggota sistem sosial pada
perusahaan. Suatu cara untuk melakukan hal itu adalah melalui pelatihan dan
pengembangan, karena penempatan karyawan dalam pekerjaan secara langsung tidak
menjamin mereka akan berhasil. Karyawan baru sering merasa tidak pasti tentang
peranan dan tanggung jawab mereka. Permintaan pekerjaan dan kapabilitas
karyawan haruslah seimbang melalui program pelatihan dan pengembangan.
Keduanya sangat diperlukan. Sekalipun karyawan telah dilatih dan telah menguasai
2
pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk
mempersiapkan tanggung jawab mereka di masa depan. Ada kecenderungan yang
terus terjadi yaitu semakin beragamnya karyawan dengan organisasi yang lebih datar
dan persaingan global yang meningkat, upaya pelatihan dan pengembangan
menyebabkan karyawan mampu mengembangkan tugas dan tanggung jawabnya
yang lebih besar (TB. Sjafri Mangkuprawira, 2001:134).
Pelatihan biasanya dimulai dengan orientasi yakni suatu proses di mana para
karyawan diberi informasi dan pengetahuan tentang pekerjaan, organisasi, dan
harapan–harapan untuk mencapai performance tertentu. Dalam pelatihan dan
pengembangan diciptakan suatu lingkungan di mana para karyawan dapat
memperoleh atau mempelajari sikap dan keahlian serta perilaku yang spesifik dan
berkaitan dengan pekerjaan (Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003:175).
Karyawan diperkenalkan pada perusahaan, mengenai segala sesuatu yang
menyangkut pekerjaannya, informasi tentang sifat dan sejarah berdirinya perusahaan,
produk yang ditawarkan, hak dan kewajiban, kondisi kerja, upah, dan jaminan sosial
yang diberikan perusahaan. Disamping itu pelatihan diberikan instruksi untuk
mengembangkan keahlian meningkatkan kinerja karyawan pada jabatan yang
didudukinya sekarang. Akan lebih baik lagi apabila secara lengkap diperkenalkan
kepada atasan, tanggung jawab yang diberikan kepada bawahan, dan tanggung jawab
bawahan yang akan diterima karyawan (John Soeprihantono, 2000:19). Dalam
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia ini juga perlu dilakukan
evaluasi yang dapat dilihat dari beberapa dimensi, yaitu: reaksi peserta terhadap isi
dan proses pelatihan, pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman latihan,
3
perubahan perilaku, dan perbaikan pada organisasi (Marihot Tua Efendi Hariandja,
2002:191). Program pelatihan dan pengembangan karyawan memiliki kaitan yang
sangat erat dengan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan. Program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu cara yang dilakukan
oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan para karyawan
dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Apabila
keahlian dan keterampilan karyawan tinggi maka kinerja karyawan juga akan
meningkat. Peningkatan kinerja karyawan ini pada akhirnya juga akan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan. kinerja perusahaan meningkat ini salah satunya
ditandai dengan kualitas dan kuantitas output total yang dihasilkan perusahaan serta
profitabilitas perusahaan yang meningkat pula.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proposal skripsi ini penulis tertarik untuk
memilih judul: ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PROGRAM PELATIHAN
DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA
KARYAWAN studi kasus pada karyawan divisi produksi departemen
assembling PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di Tangerang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA)?
2. Apakah persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan
dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA)?
4
3. Apakah ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi karyawan
terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini lebih fokus pada permasalahan tentang ruang lingkup:
1. Batasan Persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia ada bermacam-macam tetapi hanya
dibatasi pada pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik, tanggung jawab
terhadap pekerjaan menjadi lebih besar, meningkatkan kepercayaan diri dalam
bekerja, meningkatkan kerja sama antar karyawan, materi yang diberikan dalam
pelaksanaan sudah cukup lengkap, fasilitas yang disediakan perusahaan sudah
cukup memadai, semangat kerja akan meningkat, meningkatkan keterampilan
dalam bekerja, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan
jumlah unit produk yang dihasilkan.
2. Batasan persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan
dan pengembangan Sumber Daya Manusia meliputi akurasi, kecekatan,
kreativitas, keramahan, kepribadian, penampilan pribadi, kebugaran fisik,
kehadiran, kehandalan, pengetahuan pekerjaan, kuantitas kerja, stabilitas kerja,
kesopanan, dan evaluasi keseluruhan.
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian untuk:
1. Mengetahui bagaimana persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).
2. Mengetahui bagaimana persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan
oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).
3. Mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi
karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA).
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi
penyempurnaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
pelengkap perpustakaan bagi penyusunan skripsi selanjutnya dalam bidang yang
sama.
6
3. Bagi Penulis
Penulis mampu mengetahui sejauh mana ilmu pengetahuan khususnya mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang diterapkan dalam sebuah kasus
nyata khususnya mengenai program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia serta hubungannya terhadap kinerja karyawan.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian.
Bab II Landasan Teori
Bab ini mencakup tentang pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, fungsi
Manajemen Sumber Daya Manusia, pelatihan, jenis-jenis pelatihan, metode pelatihan,
manfaat pelatihan, pengertian pengembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan Sumber Daya Manusia, tujuan pengembangan Sumber Daya Manusia,
perencanaan pengembangan Sumber Daya Manusia, strategi pengembangan Sumber
Daya Manusia, pengukuran kegiatan pengembangan, pengertian evaluasi, arti penting
evaluasi, tujuan evaluasi, evaluasi terhadap pelatihan dan pengembangan, pengertian
kinerja, factor-faktor yang mempengaruhi kinerja, ukuran-ukuran dalam kinerja, arti
penting pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia serta kaitannya terhadap
kinerja karyawan dan kerangka pemikiran teoritis.
7
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek
penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel penelitian, populasi dan sampel,
metode pengumpulan data, definisi operasional, uji validitas dan uji reliabilitas dan
metode analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, modal perusahaan, visi,
misi dan budaya perusahaan, struktur organisasi, deskripsi tugas dan wewenang,
personalia, produksi dan pemasaran di PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran data perusahaan, pengujian instrumen, deskripsi data
karyawan, pengujian hipotesis pertama, pengujian hipotesis kedua dan pengujian
hipotesis ketiga.
Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran serta keterbatasan penulis dalam
melakukan penelitian.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan serangkaian keputusan yang
mempengaruhi hubungan antara karyawan dan majikan, berpengaruh terhadap
berbagai pihak yang berkepentingan serta dimaksudkan pula untuk mempengaruhi
efektifitas karyawan dan majikan (Henry Simamora, 1997:7).
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan seni dan ilmu memperoleh,
memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga tujuan organisasi dapat
direalisir secara berdaya guna sekaligus adanya kegairahan bekerja dari para
pekerja (Manullang, 2000:14).
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki 2 fungsi pokok yaitu fungsi
manajerial dan fungsi operasional.
a. Fungsi Manajerial
Adalah fungsi-fungsi yang mempunyai wewenang kepemimpinan terhadap
Sumber Daya Manusia dan mencakup fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Perencanaan (Planning)
9
Merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi serta
penentuan strategi dan program Sumber Daya Manusia untuk pencapaian
tujuan perusahaan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
3) Pengarahan (Directing)
Merupakan kegiatan untuk membuat atau mendapatkan para karyawan
melakukan apa yang diinginkan perusahaan dan apa yang seharusnya
karyawan lakukan.
4) Pengawasan (Controling)
Merupakan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana
yang telah dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Operasional
Adalah fungsi yang tidak mempunyai wewenang memerintah melainkan
hanya menerima tugas dan menjalankan di bawah pengawasan fungsi
manajerial.
1) Perencanaan Sumber Daya Manusia
Menentukan kebutuhan Sumber Daya Manusia di masa yang akan datang.
2) Analisis pekerjaan atau jabatan
Mendeskripsikan esensi suatu posisi yang akan diisi.
3) Perekrutan
Menarik orang untuk melamar suatu posisi jabatan dalam perusahaan.
10
4) Seleksi
Memilih orang yang paling berkualifikasi untuk suatu posisi jabatan.
5) Orientasi
Sosialisasi orang yang terpilih dengan perusahaan.
6) Kompensasi
Penetapan balas jasa baik berbentuk uang maupun non uang bagi
karyawan.
7) Pelatihan dan pengembangan
Mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan karyawan.
8) Penilaian prestasi
Menilai atau mengukur prestasi kerja karyawan dibandingkan dengan
suatu standar prestasi tertentu.
9) Pemisahan
Proses berakhirnya masa kerja karyawan dalam suatu perusahaan.
Pemisahan bisa tejadi karena karyawan yang bersangkutan pensiun,
mengundurkan diri atau karena dipecat oleh perusahaan.
B. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan
Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari
tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. (Marihot Tua
Efendi Hariandja, 2002:168).
11
Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam
suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional. Dalam pelatihan
diciptakan suatu lingkungan di mana para karyawan dapat memperoleh atau
mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku spesifik
berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan biasanya terfokus pada penyediaan bagi
para karyawan keahlian-keahlian khusus atau membantu mereka mengoreksi
kelemahan-kelemahan dalam kinerja mereka. Pelatihan lebih ditekankan pada
peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan spesifik pada saat ini
sehingga fokusnya lebih sempit. Sedangkan pengembangan mewakili suatu
investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri karyawan. Pengembangan
didasarkan pada fakta bahwa seorang karyawan akan membutuhkan serangkaian
pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang berkembang supaya bekerja dengan
baik dalam suksesi posisi yang ditemui selama karirnya. Pengembangan memiliki
lingkup yang lebih luas. Pengembangan lebih terfokus pada kebutuhan-kebutuhan
jangka panjang umum organisasi. Hasilnya bersifat tidak langsung dan hanya
dapat diukur dalam jangka panjang (Henry Simamora, 1997:342).
2. Jenis-jenis Pelatihan
c. George R. Terry (dalam Siswanto Sastro Hadiwiryo, 2001:203)
1) Pelatihan Sebelum Penempatan (Pre –Employment Training)
Pelatihan sebelum penempatan berhubungan dengan jenis dan jumlah
instruksi yang diperlukan tenaga kerja yang tidak berpengalaman sebelum
mereka bekerja pada perusahaan yang bersangkutan. Pelatihan ini
12
biasanya diberikan oleh lembaga–lembaga pendidikan di luar perusahaan,
seperti perguruan tinggi, universitas atau institut, akademi, sekolah tinggi,
sekolah menengah pertama perusahaan, sekolah malam, dan kursus-kursus
korespondensi.
2) Pelatihan Induksi (Induction Training)
Tujuan pelatihan induksi adalah untuk melengkapi tenaga kerja baru
dengan keterangan dan informasi yang diperlukan untuk pengetahuan dan
pengertian yang lengkap tentang praktek dan prosedur perusahaan.
Termasuk dalam pelatihan induksi adalah mengucapkan selamat datang
atau menyambut dengan baik tenaga kerja baru, menjelaskan ketentuan
dan peraturan yang berlaku, mengenalkan dengan kesejahteraan sosial
tenaga kerja, memberikan keterangan dan informasi tentang kebijaksanaan
dan kinerja dalam perusahaan.
3) Pelatihan di Tempat Kerja (On–the–Job Training)
Pelatihan di tempat kerja diselenggarakan dengan maksud
membentuk kecakapan tenaga kerja yang diperlukan untuk suatu
pekerjaan tertentu. Pelatihan ini berusaha mengisi celah antara
kemampuan pekerja dengan kemampuan yang diperlukan pekerjaan, baik
berupa pekerjaan saat ini maupun pekerjaan masa datang.
4) Pelatihan Penyelia (Supervisory Training)
Pelatihan penyelia diselenggarakan dengan tujuan memberikan
keterangan dan informasi yang berhubungan dengan teori dan aplikasi
mengenai teknis penyeliaan.
13
b. Michael R. Carrel dan Robert D. Hatfield (dalam Sjafri Mangkuprawira,
2001:136)
1) Pelatihan Umum
Merupakan pelatihan di mana karyawan memperoleh keterampilan
yang dapat dipakai di hampir semua jenis pekerjaan. Misalnya, bagaimana
belajar untuk memperbaiki kemampuan menulis dan membaca serta
belajar memimpin rapat.
2) Pelatihan Khusus
Merupakan pelatihan di mana para karyawan memperoleh informasi
dan keterampilan yang sudah siap pakai, khususnya pada bidang
pekerjaannya. Misalnya, berupa hal pelajaran spesifik bagaimana sistem
anggaran perusahaan khusus dapat berjalan. Karena tiap perusahaan
memiliki sistem anggaran tersendiri, pelatihan ini secara langsung
bermanfaat hanya bagi karyawan yang sudah ada.
c. Henry Simamora, jenis–jenis pelatihan sebagai berikut:
1) Pelatihan Keahlian–Keahlian (Skills Training)
Merupakan program pelatihan yang kerap dijumpai di dalam
organisasi. Program pelatihannya relatif sederhana, kebutuhan atau
kekurangan diidentifikasi melalui yang jeli. Kriteria penilaian efektivitas
pelatihan juga juga didasarkan pada sasaran–sasaran yang diidentifikasi
dalam tahap penilaian.
14
2) Pelatihan Ulang (Retraining)
Adalah subset pelatihan keahlian–keahlian. Pelatihan ulang berupaya
memberikan kepada para karyawan keahlian–keahlian yang mereka
butuhkan untuk mengejar tuntutan–tuntutan yang selama ini berubah dari
pekerjaan–pekerjaan mereka. Misalnya, karyawan yang selama ini
menggunakan mesin konvensional mungkin harus dilatih ulang untuk
menggunakan mesin produksi yang terkomputerisasi.
3) Pelatihan Fungsional Silang (Cross Fungtional Training)
Pelatihan ini melibatkan karyawan untuk melakukan operasi–operasi
pada dalam bidang lainnya selain dari pekerjaan yang ditugaskan.
Organisasi dewasa ini lebih menekankan keahlian banyak hal daripada
spesialisasi. Melatih karyawan dalam bermacam–macam fungsi, dengan
demikian menjadi semakin populer.
4) Pelatihan Tim (Team Training)
Terdapat dua komposisi umum mengenai tim. Pertama, keseluruhan
kinerja sebuah tim sangat tergantung pada keahlian setiap individu
anggotanya. Oleh karenanya, pelatihan dan pengembangan individu
tetaplah penting. Tetapi pelatihan individu hanyalah sebagian solusi, maka
dari itu interaksi diantara anggota tim haruslah diberikan perhatian.
Interaksi ini yang membuat pelatihan tim menjadi unik, interaksi selalu
menggunakan beberapa bentuk simulasi atau praktik situasi nyata dan hal
ini selalu terfokus pada interaksi dari anggota tim, perlengkapan, dan
prosedur kerja. Kedua, manajer dari kelompok kerja yang efektif
15
cenderung memantau kinerja anggota timnya secara teratur dan mereka
memberikan umpan balik yang sering terhadapnya. Memasukkan kedua
prinsip tadi ke dalam pelatihan tim dan manajer mereka akan
menyebabkan kinerja keseluruhan tim menjadi lebih baik.
5) Pelatihan Kreativitas (Creativity Training)
Terdapat beberapa cara mengajarkan kreativitas, yang semuanya
membantu orang memecahkan masalah dengan kiat–kiat baru. Salah satu
cara yang dipakai adalah brainstorming, di mana partisipan diberi peluang
untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin. Setelah gagasan cukup
banyak, maka para partisipan diminta memberikan penilaian yang rasional
dari segi biaya dan kelaikan.
3. Metode Pelatihan
a. Ada dua metode dasar dalam melaksanakan pelatihan karyawan (John
Soeprihantoro, 2000:21) yaitu:
1) Latihan (Training)
Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan
seorang karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan karyawan dalam menjalankan suatu pekerjaan.
2) Pendidikan (Education)
Pendidikan adalah kegiatan untuk memperbaiki kemampuan seorang
karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pengertian
karyawan tentang pengetahuan umum dan pengetahuan ekonomi pada
16
umumnya, termasuk peningkatan penguasaan teori dan keterampilan
mengambil keputusan dalam menghadapi persoalan organisasi
perusahaan.
b. Metode Pelatihan Karyawan (Marihot Tua Efendi Hariandja, 2002:186)
1) Metode Dalam Pekerjaan (On–the–Job Training)
a) Job Instruction Training
Adalah pelatihan di mana ditentukan oleh seseorang (biasanya
manajer atau supervisor) bertindak sebagai pelatih untuk
menginstruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu dalam
proses kerja.
b) Coaching
Adalah bentuk pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di
tempat kerja oleh atasan dengan membimbing petugas melakukan
pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana, misalnya
bagaimana melakukan pekerjaan, bagaimana memecahkan masalah.
c) Job Rotation
Adalah program yang direncanakan secara formal dengan cara
menugaskan karyawan pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan
dalam bagian yang berbeda dengan organisasi untuk menambah
pengetahuan mengenai pekerjaan dalam organisasi dan biasanya untuk
pengembangan karyawan untuk memahami aktivitas organisasi yang
lebih luas.
17
d) Apprenticeship
Adalah pelatihan yang mengkombinasikan antara pelajaran di
kelas dengan praktik di lapangan, yaitu setelah sejumlah teori
diberikan kepada peserta kemudian peserta dibawa praktik ke
lapangan.
2) Metode Luar Pekerjaan (Off–the–Job Training)
a) Lecture
Adalah presentasi atau ceramah yang diberikan oleh pelatih atau
pengajar kepada sekelompok pendengar biasanya kelompok yang
cukup besar. Pola komunikasi yang terjadi umumnya satu arah.
Pengajar dapat menggunakan berbagai alat peraga, memberi
kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi.
b) Video Presentation
Adalah presentasi atu pelajaran yang disajikan melalui film,
televisi, atau video tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan
suatu pekerjaan. Metode ini biasanya dilakukan bilamana jumlah
peserta cukup banyak dan masalah yang dijelaskan tidak begitu
kompleks.
c) Vestibule Training atau Simulation
Adalah latihan yang diberikan di suatu tempat yang khusus
dirancang menyerupai tempat kerja yang dilengkapi dengan berbagai
peralatan seperti di tempat kerja. Prinsip ini dapat mencakup semua
prinsip belajar.
18
d) Role Playing
Adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara peserta
diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus. Ini
dimaksudkan untuk dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
misalnya pelanggan, atasan, rekan sekerja, sehingga para peserta dapat
berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
e) Case Study
Adalah studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa
kasus tertentu, kemudian peserta diminta memecahkan kasus tersebut
melalui diskusi di kelompok belajar.
f) Self Study
Adalah meminta peserta untuk belajar sendiri melalui rancangan
materi yang disusun dengan baik seperti melalui bahan bacaan, video,
dan kaset. Hal ini biasanya dilakukan karena adanya hambatan
geografis, sulitnya untuk bertemu secara langsung, atau biaya yang
sangat tinggi bila para peserta harus dikumpulkan dalam satu tempat.
g) Program Learning
Adalah menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawabannya
secara tertulis dalam buku atau dalam sebuah program komputer.
Setelah membaca dan menjawab pertanyaan, peserta memberikan
feadback kemudian melalui feadback dapat diketahui hasilnya.
19
h) Laboratory Training
Adalah latihan untuk meningkatkan kemampuan hubungan antar
pribadi melalui sharing pengalaman, perasaan, persepsi, dan perilaku
di antara peserta.
i) Action Learning
Adalah proses belajar melalui kelompok kecil dalam
memecahkan berbagai persoalan dalam pekerjaan yang dibantu oleh
seorang ahli, bisa dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan.
4. Manfaat Pelatihan Menurut William B. Werther, Jr. dan
Keith Davis (dalam Sjafri Mangkuprawira, 2001:136)
a. Manfaat untuk Perusahaan
1) Mengarahkan kemampulabaan dan atau lebih bersikap positif terhadap
orientasi pada keuntungan.
2) Memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan.
3) Membantu dalam memahami dan melaksanakan kebijakan perusahaan.
4) Perusahaan mendapat keputusan yang lebih efektif dalam pemecahan
masalah.
5) Membantu pengembangan pada semua tingkat perusahaan yang meliputi
keterampilan kepemimpinan, motivasi, loyalitas, sikap yang lebih baik,
dan aspek-aspek lainnya yang menampilkan pekerja dan manajer yang
sukses.
6) Membantu dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
20
7) Menstimuli pengelolaan–pencegahan terjadinya banyak pemecatan.
b. Manfaat untuk Individual
1) Membantu individual dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan
pemecahan masalah yang efektif.
2) Melalui pelatihan dan pengembangan, peubah motivasi dari pengakuan,
prestasi pertumbuhan, tanggung jawab, dan kemajuan diinternalisasikan
dan dilaksanakan.
3) Membantu dalam mendorong dan mencapai pengembangan dan
kepercayaan diri serta mengarahkan seseorang pada tujuan personal.
4) Membantu seseorang dalam mengatasi stres, tensi, kekecewaan, dan
konflik dalam mencoba melakukan tugas baru.
5) Menyediakan informasi untuk memperbaiki pengetahuan kepemimpinan,
keterampilan berkomunikasi, dan sikap.
c. Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia, dan Pelaksanaan Kebijakan
1) Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual.
2) Membantu dalam orientasi untuk karyawan baru dan mendapatkan
pekerjaan baru melalui pengalihan dan atau promosi.
3) Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal.
4) Membuat kebijakan, aturan, dan regulasi perusahaan yang dapat
dilaksanakan.
5) Menyediakan lingkungan yang baik untuk belajar, berkembang dan
koordinasi.
21
6) Membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan
hidup.
C. Pengembangan
1. Pengertian Pengembangan
a. Pengembangan merupakan (Henry Simamora, 1997:345):
Penyiapan individu–individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda
atau lebih tinggi di dalam organisasi.
b. Pengembangan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengembangan
sumber daya manusia secara makro dan mikro (Notoatmojo, 1998:2):
1) Pengembangan sumber daya manusia secara makro adalah suatu proses
peningkatan kualitas dan kemampuan manusia dalam rangka mencapai
suatu tujuan pembangunan bangsa.
2) Pengembangan sumber daya manusia secara mikro adalah suatu proses
perencanaan pendidikan dan pelatihan serta pengelolaan tenaga kerja
atau karyawan untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
c. Pengembangan merupakan (Heidjrahcman dan Suad Husnan, 2000:77):
Usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum
bagi karyawan agar pelaksanaan pencapaian tujuan organisasi lebih efisien.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu program pendidikan,
pelatihan, dan pengelolaan karyawan untuk mengembangkan kemampuan,
keahlian dan sikapnya agar mereka dapat bekerja secara lebih optimal sehingga
22
dapat mewujudkan tujuan organisasi dan juga tujuan individu seperti yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sumber Daya Manusia
yaitu (Soekidjo Notoatmojo. 1998:4):
a. Faktor Internal
Faktor internal ini mencakup keseluruhan kehidupan organisasi yang
dapat dikendalikan baik oleh pimpinan organisasi maupun anggota organisasi
yang besangkutan. Faktor–faktor tersebut meliputi:
1) Misi dan tujuan organisasi.
2) Strategi pencapaian tujuan organisasi.
3) Sifat dan jenis kegiatan organisasi.
4) Jenis teknologi yang digunakan.
b. Faktor Eksternal
Suatu organisasi pasti berbeda pada suatu lingkungan yang tentu saja
mempunyai pengaruh terhadap organisasi yang bersangkutan. Agar misi dan
tujuan organisasi dapat tercapai maka harus memperhatikan faktor dari luar
organisasi yang meliputi:
1) Kebijakan pemerintah.
2) Sosio–budaya masyarakat.
3) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
23
3. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Secara detail tujuan dilakukannya pengembangan sumber daya manusia
adalah (Heidrachman dan Suad Husnan, 2000:74):
a. Memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan karyawan.
b. Memperbaiki dan mengembangkan karyawan.
c. Memperbaiki sikap karyawan.
4. Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Untuk memulai suatu aktivitas atau kegiatan dibutuhkan sebuah
perencanaan agar apa yang dikerjakan dapat mencapai hasil yang memuaskan.
Demikian halnya dengan perencanaan pengembangan sumber daya manusia
dalam suatu organisasi perlu dilakukan sedini mungkin untuk mempersiapkan
karyawan dalam rangka pemenuhan kebutuhan staffing organisasi di waktu-
waktu yang akan datang. Untuk itu karyawan perlu diberikan latihan atau
training pengembangan.
Manfaat–manfaat yang diperoleh dari perencanaan pengembangan sumber daya
manusia ini adalah:
a. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan untuk menduduki suatu
jabatan atau fungsi tertentu.
b. Menurunkan turn over karyawan.
c. Agar dapat mengenali dan mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh
setiap karyawan.
24
d. Mendorong perkembangan diri bagi setiap karyawan untuk dapat
meningkatkan kinerja untuk mendorong pertumbuhan organisasi.
e. Mengurangi penumpukan karyawan pada suatu departemen atau devisi.
f. Memuaskan kebutuhan para karyawan.
g. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disepakati.
Karena perencanaan merupakan salah satu aspek penting dalam
pengembangan sumber daya manusia yang mendukung keberhasilan dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang terus berubah, maka perencanaan
pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi dapat dilakukan pada
tingkat corporate, fungsional, dan operasional.
5. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia membutuhkan strategi yang tepat agar
kegiatan pengembangan tersebut memberikan manfaat bagi organisasi. Ada tiga
hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam merumuskan strategi
pengembangan sumber daya manusia yaitu:
a. Tujuan (goals) organisasi yaitu mengenai konsep diri (self concept) organisasi
yang meliputi:
1) Manfaat (purpose) yang diharapkan oleh pemilik atau pendiri organisasi
atau masyarakat dari kehadiran organisasi yang bersangkutan di
masyarakat.
2) Misi (mission) yang diemban oleh organisasi.
3) Sasaran–sasaran (objectives) organisasi yang telah ditetapkan.
25
b. Profil organisasi (company profile) yang merupakan rumusan hasil analisis
internal yang menggambarkan kemampuan kerja (performence) yang
ditujukan oleh organisasi berdasarkan kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki.
c. Lingkungan organisasi, yaitu faktor-faktor yang berada di luar organisasi.
Untuk melaksanakan strategi tersebut, setiap oganisasi masih harus
menetapkan strategi–strategi fungsional dalam bidang–bidang fungsional seperti
keuangan, pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia. Pendekatan ini
dilakukan dengan menetapkan strategi umum sebagai kerangka acuan serta
memperhatikan sasaran–sasaran organisasi yang berhubungan dengan bidang
fungsional yang bersangkutan.
6. Pengukuran Kegiatan Pengembangan
Ada tiga ukuran yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran
terhadap kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan (Fitz–Enz,
1987):
a. Biaya (cost)
Merupakan pengeluaran per unit untuk kegiatan pengembangan yang
dilakukan. Pengukuran dengan biaya ini merupakan cara termudah sejauh
tersedianya data akuntansi yang akurat mengenai kegiatan pengembangan.
b. Perubahan (change)
Merupakan pengukuran yang terjadi pada para karyawan yang
dikembangkan, perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
26
tersebut memberikan manfaat bagi individu yang juga berkaitan dengan
pekerjaan yang dilakukannya. Ada tiga macam pengukuran yang dapat
dilakukan yaitu:
1) Pengetahuan.
2) Perubahan keterampilan dan perilaku.
3) Perubahan sikap.
c. Pengaruh (impact)
Perbedaan pengukuran antara dampak dan perubahan hanyalah didasarkan
pada tingkatannya, pengaruh dari kegiatan pengembangan yang dijalankan oleh
seorang karyawan akan dapat diketahui dengan melihat hasil kerjanya sebelum
dan sesudah dilakukan kegiatan pengembangan tersebut.
D. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
a. Menurut Hamblin (dalam Leslie Rae, 1990:4) Evaluasi suatu usaha
memperoleh umpan balik efek suatu program pelatihan yang bersangkutan
berdasarkan informasi itu.
b. Evaluasi adalah penggunaan informasi-informasi yang diperoleh dengan
pengukuran maupun dengan cara lain untuk memperoleh dan membuat
keputusan (Leslie Rae, 1990:3).
c. Menurut MSC (Manpower Service Commision) Evaluasi adalah sebagai
penilaian terhadap suatu sistem pelatihan, kursus atau program pelatihan yang
ditinjau dari segi sosial keuangan (Leslie Rae, 1990:3).
27
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah usaha
untuk mendapatkan umpan balik dari peserta pelatihan berdasarkan informasi-
informasi yang diterima untuk melakukan penilaian atau pengukuran keberhasilan
atau kegagalan dari suatu program pelatihan.
2. Arti Penting Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu
program pelatihan maka diperlukan evaluasi. Ada beberapa alasan dilakukan
evaluasi terhadap program pelatihan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut
(Leslie Rae, 1990:4):
a. Apakah program pelatihan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan?
b. Apakah program pelatihan memenuhi kebutuhan klien?
c. Apakah ada perbedaan dalam cara kerja para peserta pelatihan sebagai akibat
dari pelatihan?
d. Apakah perubahan perilaku yang ditampilkan oleh karyawan itu sebagai
akibat dari pelatihan yang diikuti?
e. Apakah pembelajaran yang diperoleh diterapakan dalam situasi pekerjaan
yang sebenarnya?
f. Apakah program pelatihan membantu karyawan untuk bekerja secara lebih
efektif dan efisien?
g. Apakah pelatihan telah membantu membentuk organisasi yang lebih efektif
dan efisien?
28
3. Tujuan Evaluasi
Karena program pengembangan sumber daya manusia sering kali
mengalami kegagalan, maka diperlukan evaluai untuk mengukur sejauh mana
keberhasilan dari sebuah program pengembangan tersebut. Keberhasilan dari
sebuah program pengembangan ditentukan oleh seberapa jauh peserta pelatihan
mengikuti program pelatihan dengan baik dan mampu menerapkan pengalaman
belajarnya dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya (Syafarudin Alwi,
2000:228).
Keberhasilan dari suatu program pelatihan dan pengembangan tergantung
dari beberapa faktor yaitu (Syafarudin Alwi, 2000:228):
a. Motivasi individu.
b. Kultur lingkungan kerja.
c. Kepemimpinan.
d. Struktur organisasi.
4. Evaluasi Terhadap Dampak Pelatihan dan Pengembangan
Dalam melakukan evaluasi terhadap dampak pelatihan dan pengembangan
terdapat empat tingkatan penilaian yaitu:
a. Reaksi
Evaluasi tahap pertama adalah menilai reaksi dari peserta pelatihan
terhadap program pelatihan. Hal-hal yang dinilai adalah bagaimana persepsi
atau pandangan peserta terhadap materi, instruktur, dan fasilitas.
29
b. Pembelajaran
Evaluasi pada tahap kedua ini bertujuan untuk menilai apakah peserta
pelatihan menguasai dengan baik pengetahuan dan keahlian selama pelatihan
berlangsung.
c. Perilaku
Hal-hal yang dinilai pada evaluasi tahap ini adalah apakah terjadi
perubahan perilaku dalam pekerjaan setelah pelatihan seperti yang diharapkan
oleh tujuan pelatihan.
d. Hasil
Evaluasi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana dampak atau efek dari
pelatihan terhadap organisasi, keuntungan, tingkat kecelakaan, tingkat
produksi, tergantung pada jenis dan tujuan pelatihan.
E. Kinerja Karyawan
1. Pengertian Kinerja
a. Menurut Porter dan Lawler (dalam Mulyadi, 2007:337) Kinerja adalah
keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran
strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.
b. Menurut Stoner (dalam Moh. Pabundu Tika, 2005:121)
Kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.
c. Menurut Bernardin dan Russel (dalam Moh. Pabundu Tika, 2005:121)
Kinerja sebagai pencatatan hasil–hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
30
d. Menurut Hani Handoko (dalam Moh. Pabundu Tika, 2005:121)
mendefinisikan kinerja sebagai proses di mana organisasi mengevaluasi atau
menilai prestasi karyawan.
e. Definisi kinerja yang lain (Moh. Pabundu Tika, 2005:121). Kinerja sebagai
hasil–hasil fungsi atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu
organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu.
Menurut Moh. Pabundu Tika dapat diketahui ada beberapa unsur yang
terdapat dalam kinerja yaitu:
1) Hasil–hasil fungsi pekerjaan.
2) Faktor–faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan seperti:
motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.
3) Pencapaian tujuan organisasi.
4) periode waktu tertentu.
2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kinerja
a. Faktor–faktor penentu kinerja personel menurut Porter dan Lawler (dalam
Mulyadi, 2007:336)
1) Bakat dan kemampuan.
2) Persepsi tentang peran.
3) Usaha.
Kinerja yang tinggi dihasilkan oleh personel yang memiliki bakat dan
kemampuan serta memiliki peran yang jelas dalam organisasi. Namun, bakat
31
dan kemampuan serta peran saja tidak cukup untuk menghasilkan kinerja,
untuk menghasilkan kinerja yang tinggi, personel harus dimotivasi untuk
berusaha. Usaha untuk menghasilkan kinerja ditentukan oleh apakah kinerja
personel akan digunakan sebagai basis memberikan penghargaan. Tinggi atau
rendahnya usaha personel dalam menghasilkan kinerja dipengaruhi dua faktor
yaitu:
1) Kemungkinan kinerja akan diberi penghargaan.
2) Nilai penghargaan.
Jika kinerja personel diberi penghargaan, maka kemungkinan kinerja
diberi penghargaan akan tinggi, sehingga hal ini akan menyebabkan tingginya
usaha personel untuk menghasilkan kinerja. Jika kinerja personel tidak diberi
penghargaan, maka kemungkinan kinerja diberi penghargaan akan rendah,
sehingga hal ini akan menyebabkan rendahnya usaha personel untuk
menghasilkan kinerja. Jika kinerja personel diberi penghargaan, maka
dampaknya terhadap usaha personel dalam menghasilkan kinerja ditentukan
pula oleh apakah penghargaan dirasa pantas oleh personel. Jika penghargaan
yang diberikan dirasa pantas oleh personel, penghargaan tersebut akan
menimbulkan kepuasan. Kepuasan personel atas penghargaan yang diberikan
akan meningkatkan nilai penghargaan dan pada gilirannya tingginya nilai
penghargaan akan meningkatkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja.
Sebaliknya ketidakpuasan personel atas penghargaan yang diterima akan
menurunkan nilai penghargaan, dan pada gilirannya rendahnya nilai
penghargaan akan menurunkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja.
32
b. Faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Keith Davis (dalam
Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:67)
1) Faktor Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya
karyawan yang memiliki IQ di atas rata–rata (IQ 110–120) dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari–hari, maka ia akan lebih mudah mencapai
kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2) Faktor Motivasi (Motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan situasi yang menggerakkan
diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong
karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap
mental karyawan harus sikap mental yang siap secara psikofik (siap secara
mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang karyawan harus siap
mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja
yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
Menurut David C. McClelland (dalam Anwar Prabu Mangkunegara,
2001:68) berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motif
berprestasi dengan pencapaian kinerja. Motif berprestasi adalah dorongan
33
dalam diri karyawan untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan
sebaik–baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan
predikat terpuji.
Menurut David C. McClelland (dalam Anwar Prabu Mangkunegara,
2001:68) ada 6 karakteristik dari karyawan yang memiliki motif
berprestasi tinggi yaitu:
a) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
b) Berani mengambil risiko.
c) Memiliki tujuan yang realistis.
d) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasi tujuannya.
e) Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan
kerja yang dilakukannya.
f) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
Berdasarkan pendapat David C. McClelland tersebut, karyawan akan
mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi
tinggi.
c. Faktor–faktor lain yang mempengaruhi kinerja seseorang atau kelompok (Moh.
Pabundu Tika, 2005:122)
1) Faktor Intern
a) Kecerdasan.
b) Keterampilan.
34
c) Kestabilan emosi.
d) Motivasi.
e) Persepsi peran.
f) Kondisi keluarga.
g) Kondisi fisik seseorang.
h) Karakteristik kelompok kerja.
2) Faktor Ekstern
a) Peraturan ketenaga–kerjaan.
b) Keinginan pelanggan.
c) Pesaing.
d) Nilai–nilai sosial.
e) Serikat buruh.
f) Kondisi ekonomi.
g) Perubahan lokasi kerja.
h) Kondisi pasar.
3. Ukuran–ukuran dalam Kinerja Karyawan
Ukuran–ukuran kinerja karyawan tersebut meliputi (Henry Simamora, 1997:458):
a. Akurasi
Adalah ketepatan tugas-tugas pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Kecekatan
Adalah kemampuan untuk menangkap instruksi, memenuhi kondisi–kondisi
menantang dan memecahkan masalah dalam situasi baru.
35
c. Kreativitas
Adalah bakat karena memiliki ide–ide baru, menemukan cara–cara baru dan
lebih baik dalam melakukan sesuatu dan karena imajinatif.
d. Keramahan
Adalah sosialbilitas dan kehangatan yang ditunjukkan kepada kalangan
pelanggan, karyawan lainnya, penyelia, dan orang–orang yang diawasi.
e. Kepribadian
Adalah karakteristik–karakteristik perilaku individu atau kesesuaian pribadi
dengan pekerjaan.
f. Penampilan Pribadi
Adalah kesan pribadi yang dibuat seseorang terhadap orang lainnya (misalnya
kenecisan, kerapihan, dan keserasian pakaian).
g. Kebugaran Fisik
Adalah kemampuan untuk bekerja secara konsisten dan dengan hanya sedikit
kelelahan.
h. Kehadiran
Adalah keyakinan akan masuk kerja tiap hari dan sesuai dengan jam-jam
kerja.
i. Kehandalan
Adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan dengan
supervisi minimum.
36
j. Pengetahuan Pekerjaan
Adalah informasi mengenai tugas–tugas pekerjaan yang harus diketahui oleh
seseorang agar kinerjanya memuaskan.
k. Kuantitas Kerja
Adalah jumlah kerja yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam satu hari
kerja.
l. Stabilitas Kerja
Adalah kemampuan untuk menahan tekanan dan tetap tenang dalam situasi–
situasi kritis.
m. Kesopanan
Adalah sikap sopan santun terhadap orang lain.
n. Evaluasi Keseluruhan
Dibandingkan dengan karyawan–karyawan lain dengan masa dinas yang sama
pada pekerjaan ini.
4. Arti penting Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Serta
Kaitannya Terhadap Kinerja Karyawan
Program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan
salah satu cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan
keahlian dan keterampilan para karyawan dalam menyelesaikan tugas dan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Apabila keahlian dan keterampilan
karyawan tinggi maka kinerja karyawan juga akan meningkat. Peningkatan
kinerja karyawan ini pada akhirnya juga akan mampu meningkatkan kinerja
37
perusahaan. Kinerja perusahaan meningkat ini salah satunya ditandai dengan
kualitas dan kuantitas output total yang dihasilkan perusahaan serta profitabilitas
perusahaan yang meningkat pula.
F. Kerangka Pemikiran Teoritis
Persepsi pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia sebagai variabel bebas (Independent Variable) mempunyai hubungan yang
erat dengan persepsi kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Dependent Variable).
Tercapainya tujuan kinerja karyawan yang memuaskan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
Hubungan antara kedua variabel tersebut sangat erat karena persepsi
pelaksanan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan
variabelnya yaitu pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik (X1), tanggung jawab
terhadap pekerjaan menjadi lebih besar (X2), meningkatkan kepercayaan diri dalam
bekerja (X3), meningkatkan kerja sama antar karyawan (X4), materi yang diberikan
dalam pelaksanaan sudah cukup lengkap (X5), fasilitas yang disediakan perusahaan
sudah cukup memadai (X6), semangat kerja akan meningkat (X7), meningkatkan
keterampilan dalam bekerja (X8), meningkatkan pengetahuan dan pengalaman (X9),
serta meningkatkan jumlah unit produk yang dihasilkan(X10) memiliki hubungan
yang sangat erat dengan persepsi kinerja karyawan. Semakin baik persepsi karyawan
terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia maka persepsi kinerja karyawan juga semakin baik.
38
Untuk lebih memahami hubungan antara persepsi pelaksanaan program pelatihan
dan pengembangan dengan persepsi kinerja karyawan dapat dilihat pada skema II.1
di bawah ini:
Kerangka Pemikiran Teoritis
X1
Persepsi Kinerja Karyawan
X2
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X3
Buruk
Persepsi pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Baik
39
G. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan
penelitian di mana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut secara
empiris (Donald R. Cooper dan C. Wiliam Emory, 1996:42).
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori serta kajian pustaka, maka
penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada persepsi positif dari para karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan
dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA).
2. Ada persepsi positif dari para karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan
oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).
3. Ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi karyawan
terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis berupa studi kasus. Studi kasus adalah
suatu penelitian yang dilakukan terhadap objek tertentu yang populasinya terbatas,
sehingga kesimpulan yang diambil hanya terbatas pada objek yang diteliti.
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) di
Tangerang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 20 Desember 2008 sampai dengan 10 Januari
2009
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya meliputi para karyawan divisi produksi departemen
assembling pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA).
2. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah persepsi program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia dan persepsi kinerja karyawan.
41
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi, dan menafsirkan pesan sedangkan Pelatihan dan
Pengembangan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan
dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan–tujuan organisasional baik yang
berorientasi pada masa kini maupun yang berorientasi pada masa depan. Ada
sepuluh macam persepsi karyawan terhadap program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu:
a. Pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik.
b. Tanggung jawab terhadap pekerjaan menjadi lebih besar.
c. Meningkatkan kepercayaan diri dalam bekerja.
d. Meningkatkan kerja sama antar karyawan.
e. Materi yang diberikan dalam pelaksanaan sudah cukup lengkap.
f. Fasilitas yang diberikan perusahaan sudah cukup memadai.
g. Semangat kerja akan meningkat.
h. Meningkatkan keterampilan dalam bekerja.
i. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja.
j. Meningkatkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
42
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Kinerja
adalah sebagai proses di mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi
karyawan. Ukuran kinerja yang digunakan adalah:
a. Akurasi.
b. Kecekatan.
c. Kreativitas.
d. Keramahan.
e. Kepribadian.
f. Penampilan pribadi.
g. Kebugaran fisik.
h. Kehadiran.
i. Kehandalan.
j. Pengetahuan pekerjaan.
k. Kuantitas kerja.
l. Stabilitas kerja.
m. Kesopanan.
n. Evaluasi keseluruhan.
E. Pengukuran Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat variabel bebas (X) yaitu persepsi pelaksanaan
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang meliputi variabel
pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik, tanggung jawab terhadap pekerjaan
43
menjadi lebih besar, meningkatkan kepercayaan diri dalam bekerja, meningkatkan
kerja sama antar karyawan, materi yang diberikan dalam pelaksanaan sudah cukup
lengkap, fasilitas yang disediakan perusahaan sudah cukup memadai, semangat kerja
akan meningkat, meningkatkan keterampilan dalam bekerja, meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman, meningkatkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Sedangkan untuk variabel terikatnya (Y) adalah persepsi karyawan terhadap kinerja
setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
yang meliputi variabel akurasi, kecekatan, kreativitas, keramahan, kepribadian,
penampilan pribadi, kebugaran fisik, kehadiran, kehandalan, pengetahuan pekerjaan,
kuantitas kerja, stabilitas kerja, kesopanan, dan evaluasi keseluruhan. Maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan daftar pertanyaan yang terdiri atas dua
kelompok.
a. Kelompok pertama tentang persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang terdiri atas 10 variabel
yaitu variabel pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik, tanggung jawab
terhadap pekerjaan menjadi lebih besar, meningkatkan kepercayaan diri dalam
bekerja, meningkatkan kerja sama antar karyawan, materi yang diberikan dalam
pelaksanaan sudah cukup lengkap, fasilitas yang disediakan perusahaan sudah
cukup memadai, semangat kerja akan meningkat, meningkatkan keterampilan
dalam bekerja, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, meningkatkan
jumlah unit produk yang dihasilkan. Data yang diperoleh termasuk dalam tipe
skala ordinal yang mengungkapkan pernyataan lebih daripada atau kurang
daripada (suatu pernyataan kesamaan juga bisa) tanpa menyatakan berapa lebih
44
besar atau kurang (Donald R Cooper dan C. William Emory, 1996:155). Metode
pengukuran variabel pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah metode yang mengukur sikap
dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap subyek atau obyek
tertentu (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:104). Pengukurannya
dinyatakan dalam bentuk skor, setiap pertanyaan diberi lima pilihan jawaban dan
diberi skor satu sampai lima. Skor diberikan sesuai dengan sifat pertanyaan yang
diajukan.
Sangat Setuju dengan skor 5
Setuju dengan skor 4
Ragu–ragu dengan skor 3
Tidak Setuju dengan skor 2
Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
b. Kelompok kedua tentang persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang meliputi
variabel akurasi, kecekatan, kreativitas, keramahan, kepribadian, penampilan
pribadi, kebugaran fisik, kehadiran, kehandalan, pengetahuan pekerjaan,
kuantitas kerja, stabilitas kerja, kesopanan, dan evaluasi keseluruhan. Data yang
diperoleh termasuk dalam tipe skala ordinal yang mengungkapkan pernyataan
lebih daripada atau kurang daripada (suatu pernyataan kesamaan juga bisa) tanpa
menyatakan berapa lebih besar atau kurang (Donald R Cooper dan C. William
Emory, 1996:155). Metode pengukuran variabel pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah metode
45
yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap
subyek atau obyek tertentu (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:104).
Pengukurannya dinyatakan dalam bentuk skor, setiap pertanyaan diberi skor satu
sampai lima. Skor diberikan sesuai dengan sifat pertanyaan yang diajukan.
Sangat Setuju dengan skor 5
Setuju dengan skor 4
Ragu–ragu dengan skor 3
Tidak Setuju dengan skor 2
Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005:57).
Dalam penelitian ini populasinya adalah karyawan divisi produksi departemen
assembling PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang berjumlah 951
orang karyawan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2005:57).
Karena jenis penelitian merupakan penelitian korelasi maka sampel yang
46
digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang karyawan bagian produksi PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) (I Made Wirartha, 2005:236).
3. Teknik Penentuan Sampel
Teknik yang digunakan adalah Convenience Sampling (penentuan sampel
berdasarkan kemudahan). Metode ini memilih sampel dari elemen populasi
(orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti (Nur Indriantoro
dan Bambang Supomo, 2002:130). Teknik pengambilan sampel ini dengan
mendapatkan informasi dari anggota populasi yang sewaktu–waktu tersedia
untuk memberikan informasi yang dibutuhkan (Darmawan Wibisono, 2000:34).
Selain itu prosedur untuk mendapatkan unit sampel bisa menurut keinginan
peneliti, biasanya peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh daftar
pertanyaan dalam jumlah besar dan lengkap secara cepat dan hemat (Mudrajad
Kuncoro, 2003:119). Kelebihan metode ini adalah waktu pelaksanaan yang
relatif cepat dan biaya yang relatif murah.
A. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas
gejala–gejala (fenomena) yang sedang diteliti.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden yang kadang–kadang tempat tinggalnya
tersebar.
47
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan
mencatat data dari sumber catatan atau arsip yang ada pada PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA).
4. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya
secara langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Wawancara sangat
membantu dalam pencarian data tentang gambaran umum perusahaan, bentuk-
bentuk pelatihan, serta berbagai informasi lain yang dapat menjelaskan keadaan
perusahaan.
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas
suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi operasional ini memberikan
informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel–variabel yang akan diteliti.
1. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan–hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi, dan menafsirkan pesan.
2. Pelatihan Sumber Daya Manusia adalah usaha yang dilakukan secara terencana
oleh organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
karyawan serta mengubah perilaku dan sikap karyawan terhadap pekerjaan yang
berorientasi pada saat ini.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah usaha yang dilakukan secara
terencana oleh organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
48
kemampuan karyawan serta mengubah perilaku dan sikap karyawan terhadap
pekerjaan yang berorientasi pada masa depan.
4. Kinerja karyawan adalah hasil–hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang
atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Penulis menggunakan uji validitas dan reliabilitas, sebagai berikut:
1. Uji Validitas (Sugiyono, 2005:267)
Uji validitas dalam penelitian ini dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan
alat ukur penelitian tentang isi yang sebenarnya dari apa yang diukur, rumus yang
dapat digunakan untuk mengukur validitas suatu instrumen adalah korelasi
product moment sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi tiap item.
X = Jumlah alternatif jawaban yang dipilih setiap responden
dari setiap butir pertanyaan.
Y = Jumlah total seluruh alternatif jawaban pada seluruh pertanyaan yang
dipilih oleh seluruh responden.
N = Jumlah sampel.
49
Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf
signifikansi ( α ) 5 %. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf
signifikansi 5 %, maka butir–butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Jika r
hitung lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, maka butir–butir
pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas (Sugiyono, 2005:268)
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan untuk menguji validitas, artinya
reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala
yang sama. Pengukuran ini menggunakan teknik korelasi product moment dari
Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi tiap item.
X = Nilai item bernomor ganjil.
Y = Nilai item bernomor genap.
N = Banyaknya responden.
Setelah korelasi item bernomor ganjil dan bernomor genap didapat maka
dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown untuk mencari koefisien
reliabilitas, dengan rumus sebagai berikut:
rgg = Reliabilitas instrumen.
50
rxy = Koefisien korelasi pengukuran.
Berdasarkan rumus tersebut maka taraf signifikansinya 5 %, jika r hitung
lebih besar dari r tabel maka kuesioner sebagai alat ukur dikatakan reliabel atau
dapat diandalkan.
J. Metode Analisis Data
1. Untuk menganalisis masalah pertama tentang persepsi karyawan terhadap
pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia akan
dianalisis menggunakan Skala Likert dan teknik pengukurannya dengan
menggunakan metode tabulasi dengan cara pemberian skor satu sampai lima
untuk masing–masing jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Sangat Setuju dengan skor 5
Setuju dengan skor 4
Ragu–ragu dengan skor 3
Tidak Setuju dengan skor 2
Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
2. Untuk menganalisis masalah kedua tentang persepsi karyawan terhadap kinerja
setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
akan dianalisis menggunakan Skala Likert dan teknik pengukurannya dengan
menggunakan metode tabulasi dengan cara pemberian skor satu sampai lima
untuk masing–masing jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Sangat Setuju dengan skor 5
Setuju dengan skor 4
51
Ragu–ragu dengan skor 3
Tidak Setuju dengan skor 2
Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
3. Untuk menganalisis masalah ketiga yaitu apakah ada hubungan antara persepsi
karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia dengan persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA) maka digunakan analisis Korelasi Rank
Spearman (Spearman Rank Correlation).
a. Analisis Korelasi Rank Spearman
Metode statistik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
persepsi program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (X)
dengan kinerja karyawan (Y). Bentuk umum persamaan Rank Spearman
adalah (Jonathan Sarwono, 2006:158):
Keterangan :
rhoxy = Koefisien korelasi
D = Perbedaan antar jenjang/rank (Difference)
N = Jumlah responden
Prosedur penghitungannya dengan menggunakan cara di bawah ini:
1) Menyusun data berdasarkan rangking, apabila ada rangking yang sama
ditentukan berdasarkan rata–rata.
52
2) Menghitung perbedaan rangking untuk masing–masing data (D) dan
mengkuadratkan hasilnya dan menjumlahkannya.
3) Memasukkan ke dalam rumus Korelasi Rank Spearman.
Pada hakekatnya nilai korelasi dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga 1.
Bila rho = 0 berarti kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan
sama sekali atau hubungan kedua variabel sangat lemah. Bila rho = 1
maka antara kedua variabel mempunyai hubungan yang positif. Bila rho =
-1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan negatif.
b. Uji Signifikansi
Untuk menguji apakah hipotesis diterima atau tidak maka digunakan uji
signifikansi α = 5%. Rumus yang digunakan adalah t test sebagai berikut
(Sudjana, 1996:380):
Keterangan:
t = Nilai koefisien korelasi.
r = Koefisien korelasi antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan
persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti pogram pelatihan
dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
n = Jumlah sampel.
c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan
53
Daerah penerimaan Ha dan penolakan HO adalah sebagai berikut:
Daerah terima HO Daerah terima Ha
T tabel t hitung
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
54
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) didirikan pada tanggal 12 Agustus
1989 di Jalan Agarindo, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten oleh Dra. Siti Hartati Tjakra Murdaya. PT Nagasakti
Paramashoes Industy (NASA) merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas dan memiliki status badan hukum dengan No. 9380/BH/KWK.10/4 dan
nomor NPWP: 01.061.752.0–092.000. Pada awal didirikan PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA) memiliki 2 tujuan utama yaitu:
1. Tujuan Bisnis
Seperti halnya tujuan perusahaan yang lain dalam bisnis, maka tujuan berdirinya
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) adalah untuk mendapatkan profit
atau laba yang sebesar–besarnya melalui usaha pembuatan sepatu Nike.
2. Tujuan Sosial
Di samping tujuan bisnis, berdirinya PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) juga memiliki tujuan yang bersifat pengabdian dan tanggung jawab
terhadap masyarakat yaitu:
a. Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat kota Jakarta, Bogor,
Tangerang, Bekasi (JABOTABEK) dan sekitarnya.
b. Ikut membantu pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran
dengan menyediakan lapangan pekerjaan di bidang manufaktur.
55
c. Turut serta membantu usaha pemerintah dalam program pengembangan
ekonomi negara serta meningkatkan pendapatan nasional.
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) secara resmi beroperasi pada tahun
1990. Pada operasinya yang pertama perusahaan ini mempekerjakan 900 karyawan
dan memiliki alat-alat produksi seperti mesin sepatu, mesin jahit, mesin potong dll.
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) ini berada di bawah naungan Central
Cipta Murdaya (CCM) Group di bawah pimpinan Dra. Siti Hartati Tjakra Murdaya
sebagai Komisaris Utama dan Prajna Murdaya Widyawimarta sebagai Direktur
Utama. PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) termasuk dalam perusahaan
manufaktur yang memproduksi sepatu merk Nike dan termasuk perusahaan dalam
skala besar karena saat ini telah mempekerjakan 7000 karyawan.
Dalam perjalanan usahanya PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)
beberapa kali mengalami pasang–surut karena pihak Nike Incorporation di Amerika
Serikat pernah beberapa kali akan menghentikan order pada tahun 2001 dan 2002
tetapi kemudian batal. Pada bulan Maret 2007 Nike Incorporation mengurangi
ordernya sebesar 50 % dan puncaknya pada tanggal 6 Juli 2007, pihak Nike
Incorporation melayangkan surat kepada Ibu Hartati Murdaya yang intinya adalah
penghentian order di 2 anak cabang perusahaan Central Cipta Murdaya (CCM)
Group yaitu PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) dan PT Hardaya Aneka
Shoes Industry (HASI) mulai bulan Maret 2008 yang tentunya akan mengancam
kelangsungan hidup 14.000 karyawan di kedua perusahaan tersebut. Menurut pihak
Nike Incorporation penghentian order ini terpaksa dilakukan karena PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA) dan PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) tidak
56
dapat mempertahankan standar minimum mutu produk dan kedua perusahaan ini
kerap kali terlambat dalam pengiriman produk, padahal berdasarkan ranking yang
dilakukan sendiri oleh Nike Incorporation PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) menduduki ranking ke 3 dan PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI)
menduduki ranking ke 4 dari seluruh pabrik Nike.
Hal ini tak ayal membuat 14.000 karyawan di PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) dan PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) melakukan unjuk
rasa besar–besaran di depan kantor Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Istana Negara
menuntut agar pihak Nike Incorporation membatalkan penghentian order di kedua
perusahaan tersebut. Unjuk rasa besar–besaran ini akhirnya menarik perhatian
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, maka pada tanggal 18 Juli 2007 presiden
menugaskan Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris, Menteri Perdagangan
(Mendag) Mary Elka Pangestu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Menakertrans) Erman Suparno dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) M. Lutfi untuk memfasilitasi pertemuan antara pihak Nike Incorporation
yang diwakili oleh Vice President of Global Footwear Nike Incorporation yaitu
Erick Sprunck dengan pihak Central Cipta Murdaya (CCM) Group yang diwakili
sendiri oleh Ibu Hartati Murdaya sebagai Komisaris Utama dan putranya Prajna
Murdaya sebagai Direktur Utama.
Pertemuan antara pihak Nike Incorporation dengan pihak Central Cipta Murdaya
(CCM) Group tersebut akhirnya menghasilkan sejumlah kesepakatan antara lain
sebagai berikut:
57
1. Perpanjangan kontrak kepada PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) selama
18 bulan dan kepada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) selama 30
bulan hingga tahun 2009.
2. Perpanjangan kontrak kepada PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) untuk
memproduksi sebanyak 200.000 pasang sepatu Nike per minggu dan kepada PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) untuk memproduksi sebanyak 100.000
pasang sepatu Nike per minggu.
3. PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) harus tunduk pada pada perjanjian pasokan Nike yang telah
ada selama memproduksi produk Nike.
4. PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) harus memenuhi standar minimum Nike mengenai pengiriman
produk, mutu dan kepatuhan.
5. PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) harus menepati tenggang waktu pembayaran kepada setiap
pemasok.
Pada bulan Maret 2009 pihak Nike Incorporation menyatakan tidak akan
menghentikan ordernya di 2 perusahaan yang tergabung dalam Central Cipta
Murdaya (CCM) Group yaitu PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) dan PT
Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan pihak Nike Incorporation juga
menyatakan akan tetap menanamkan investasinya serta mengembangkan usahanya
di Indonesia. Pihak Nike Incorporation menyatakan akan menghentikan ordernya di
empat pabriknya di Vietnam, China dan Thailand hal ini dikarenakan ada penurunan
58
permintaan sepatu Nike sebesar 20 % di seluruh dunia. Selain itu pihak Nike
Incorporation yang diwakili oleh Country Representative Nike Incorporation John
Ricard menyatakan mulai bulan Mei 2009 akan mengalihkan order senilai US$ 135
juta atau sebanyak 55 juta pasang sepatu Nike ke Indonesia dan harga rata- rata per
pasangnya adalah US$ 25, alasannya Nike Incorporation menilai Indonesia memiliki
iklim usaha yang lebih kondusif dibandingkan dengan negara lain.
Order Pembuatan 55 juta pasang sepatu Nike tersebut akan diserahkan kepada 6
perusahaan yang memproduksi sepatu Nike di Indonesia yaitu PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA), PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI), PT
Nikomas Gemilang, PT Adis Dimension Footware, PT KMK Global Sport dan PT
Pratama Abadi Industry. Dengan dibatalkannya penghentian order oleh Nike
Incorporation ini maka PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) dapat tetap
eksis berdiri dan menjalankan usahanya sampai saat ini sehingga ribuan karyawan
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) tetap dapat bekerja.
B. Lokasi Perusahaan
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) terletak di Jalan Agarindo, Desa
Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
Telepon: 062–21–5903580 dan Fax: 062–21–5903578. Perusahaan ini dibangun di
atas tanah seluas 2,5 hektar.
59
C. Modal Perusahaan
Modal perusahaan atau saham yang dimiliki oleh PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) seluruhnya atau 100 % berasal Ibu Hartati Murdaya (modal
sendiri). Sehingga saham tersebut termasuk dalam jenis saham preferen yaitu saham
yang dimiliki sendiri oleh keluarga Murdaya dan saham tersebut tidak
diperjualbelikan di pasar modal sehingga masyarakat umum tidak dapat membeli
saham tersebut dan tidak dapat ikut menanamkan sahamnya di PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA).
D. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
1. Visi Perusahaan
a. Keunggulan Finansial
Strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Berusaha mencapai keuntungan bagi perusahaan.
2) Efisiensi biaya
3) Sistem pelaporan yang cepat, akurat dan bermanfaat.
4) Penetapan sistem biaya yang cepat, akurat, jelas, bersih dan terperinci.
5) Melindungi aset–aset penting perusahaan seperti inventaris kantor dan
lain–lain.
b. Keunggulan Pemasaran
Strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Memberi respon yang cepat kepada para pelanggan.
60
2) Memberikan informasi penting secara proaktif dan mengelola isu dengan
baik untuk menghindari atau meminimalkan dampak negatif.
3) Memecahkan permasalahan yang dihadapi pelanggan.
c. Keunggulan Produksi
Strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Mengerjakan riset berkelanjutan di dapur inovasi dan meningkatkan
kinerja permesinan agar lebih efisien dan memiliki mutu yang lebih baik.
2) Melibatkan suatu perencanaan yang proaktif dan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada.
3) Melakukan inovasi dan melakukan perawatan serta perbaikan mesin-
mesin secara berkelanjutan.
4) Fleksibel dan bisa menyesuaikan dengan model produk yang berbeda
secara cepat dan efisien.
5) Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan internal.
6) Menggunakan teknologi tinggi untuk membuat proses manual yang lebih
produktif dan konsisten serta menghemat keseluruhan biaya.
7) Waktu tunggu yang cepat serta menyesuaikan dengan perubahan budaya
secara berkelanjutan.
8) Memperkuat program pemeliharaan mesin.
9) Secara proaktif menyediakan rangkaian pengadaan material/bahan baku
yang kuat dengan tetap berpedoman pada pengendalian biaya,
pengendalian mutu dan perencanaan keuangan.
10) Menetapkan praktik terbaik dan menghapuskan praktik yang tidak baik.
61
11) Menetapkan sistem manajemen bahan baku yang sempurna (QA/QC,
pengangkutan dan penyimpanan).
d. Keunggulan produk
Strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan produk terbaik di dunia.
2) Menciptakan produk dengan kualitas Italia.
3) Membuat produk dengan merk internasional (Nike).
e. Menciptakan budaya perusahaan dan lingkungan kerja yang positif
Strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Merupakan perusahaan terbaik yang mempekerjakan karyawan untuk
mencapai tujuan jangka panjang yang inovatif, mampu mengembangkan
diri, memiliki rekan kerja yang baik, lingkungan kerja yang mendukung,
pemberian kompensasi yang adil serta dapat memberikan tantangan untuk
maju.
2) Saling percaya dan saling menghormati.
3) Selalu memelihara lingkungan kerja yang positif.
4) Manusia adalah aset paling penting dalam perusahaan.
5) Menciptakan suatu pembelajaran budaya yang berkelanjutan.
6) Melakukan setiap pekerjaan dengan senang tanpa beban.
7) Membentuk manusia yang berkualitas.
8) Menciptakan lingkungan kerja yang dinamis.
9) Membentuk tim kerja yang baik.
10) Membentuk reputasi yang baik.
62
11) Memberi kuasa kepada para operator untuk melakukan yang terbaik.
12) Tidak terlibat dalam dunia politik.
f. Manajemen yang kuat
Strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Adanya keterlibatan dan komitmen penuh dari semua manajemen.
2) Memeriksa dan mengecek sistem manajemen yang telah diterapkan secara
berkelanjutan.
3) Meningkatkan sistem manajemen agar lebih efektif dan efisien.
4) Memberikan setiap pelaporan yang bermanfaat.
5) Sumber daya manusia yang terbaik merupakan motivasi tenaga kerja.
6) Adanya komunikasi yang terbuka dan terkoordinasi dengan baik antar
manajemen.
7) Melakukan pengawasan intern serta menerapkan prinsip kehati-hatian.
8) Melakukan bisnis dengan baik dan beretika.
g. Keunggulan Infrastruktur
Strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1) Memperkuat sistem teknologi informasi (IT) dan jasa dengan sistem
informasi yang terintegrasi.
2) Mempermudah mengakses informasi.
3) Internet yang lebih cepat.
4) Bekerja dengan sistem PBX.
63
2. Misi Perusahaan
“Untuk menjadi pemeran global dalam memproduksi model pakaian olahraga
dengan menyediakan nilai yang terbaik secara mutlak kepada pelanggan kami”.
3. Budaya Perusahaan
a. Pelanggan
1) Menyesuaikan dengan pelanggan.
2) Konsumen adalah raja.
3) Selalu memberikan respon yang cepat bagi pelanggan
4) Mengembangkan hubungan profesional yang kuat dengan pelanggan.
5) Menyambut pelanggan di manapun dan kapanpun di dalam perusahaan.
6) Kita berhasil hanya bila pelanggan berhasil.
7) Selalu memahami apa yang menjadi kebutuhan pelanggan.
8) Bekerja keras untuk memenuhi harapan pelanggan.
b. Karyawan
1) Selalu memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan
diri mereka.
2) Memimpin dengan keteladanan.
3) Memberi perhatian secara detail.
4) Selalu menyimpan dan memelihara selama dalam perjalananmu sampai
kamu menemukan penyebab utama dari suatu masalah.
5) Tidak ada keterlibatan berarti tidak ada komitmen.
6) Transparan.
7) Profesional.
64
8) Meningkatkan tekat dan kemauan dengan segera.
9) Saling menghormati.
10) Selalu berpikir untuk menemukan ide baru.
11) Selalu proaktif dan memiliki inisiatif pribadi yang kuat.
12) Selalu memiliki pengertian dalam situasi yang mendesak.
13) Disiplin.
14) Memiliki tim kerja yang baik.
c. Masyarakat
1) Setiap tindakan yang dilakukan dapat dipercaya.
2) Melindungi lingkungan dan sumber daya alam.
3) Sebisa mungkin memberikan kontribusi kepada ekonomi lokal.
4) Menjadi contoh dari suatu operasi bisnis yang bertanggung jawab di area
pabrik.
d. Pemilik Perusahaan
1) Merasa memiliki keterikatan batin dengan perusahaan bukan semata-mata
bertujuan mencari keuntungan pribadi.
e. Proses dan Produk
1) Jadilah kreatif dalam memecahkan setiap persoalan.
2) Setiap saat selalu mengirim produk yang sempurna.
3) Melindungi setiap proses terutama proses yang sangat kritis.
4) Penggunaan sumber daya yang seefisien mungkin.
5) Semua produk merupakan kerajinan tangan.
6) Teknologi tinggi.
65
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan merupakan cerminan tingkat
kemajuan dalam perusahaan tersebut. Di samping itu juga memperlihatkan tingkat
efisiensi dalam pengelolaan baik secara struktural maupun fungsional. Bersamaan
dengan berkembangnya perusahaan, maka perlu adanya struktur organisasi yang
baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) adalah struktur organisasi matriks sedangkan bentuk bagan organisasinya
adalah piramid karena dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya
bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya. Dikatakan matriks karena struktur
organisasi ini tersusun dari dua atau lebih tipe–tipe departementalisasi maupun
divisi–divisi lainnya (campuran/hybrid design). Struktur organisasi matriks ini
dimaksudkan untuk mengkombinasikan kebaikan–kebaikan struktur organisasi
fungsional dan divisional dengan menghindarkan kekurangan–kekurangannya.
Alasan PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) menggunakan struktur
organisasi matriks karena perusahaan tersebut bekerja atas dasar proyek khusus yang
mempunyai waktu penyelesaian terbatas dan bersamaan, memerlukan koordinasi dan
prestasi teknis tinggi serta membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus. Struktur
organisasi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) secara keseluruhan dapat
dilihat pada bagan di lampiran II.
66
F. Deskripsi Tugas dan Wewenang
1. Board Of Commissioner
a. Tanggung Jawab:
1) Memegang kekuasaan penuh atau kekuasaan tertinggi dalam perusahaan.
2) Mengawasi pengelolaan perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) serta peraturan lain
yang telah ditetapkan.
3) Mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk menghadapi atau
menangani permasalahan khusus yang timbul yang dapat mempengaruhi
kinerja ataupun keamanan perusahaan.
b. Tugas Utama:
1) Menilai kebijaksanaan Managing Director apakah sudah sesuai dengan
yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD dan ART) perusahaan serta peraturan–peraturan lain yang telah
ditetapkan.
2) Menentukan arah dan kebijakan perusahaan secara menyeluruh.
3) Menetapkan kebijakan umum terhadap pengelolaan perusahaan yang
dilaksanakan oleh Managing Director.
4) Memberikan nasihat kepada Managing Director bilamana dipandang
perlu.
5) Menetapkan dan memecahkan masalah–masalah khusus yang dihadapi
perusahaan.
67
2. Managing Director
a. Tanggung Jawab:
1) Bertanggung jawab penuh atas terlaksanannya kegiatan perusahaan dan
menentukan kebijakan baik ke dalam maupun ke luar dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi yang dihadapi.
2) Bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan serta semua keadaan
maju mundurnya perusahaan.
3) Mengelola, memonitor, mengkoordinasikan, mengendalikan, menilai, dan
memberikan saran terhadap pelaksanaan kegiatan kepada Vice Managing
Director, General Manager dan Vice General Manager secara efektif dan
efisien agar bebagai aspek dalam operasional perusahaan (Administration
and Supporting, Manufacturing, Logistic and Continuous Improvement
dan Business Unit) berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
telah ditetapkan.
b. Tugas Utama:
1) Menjalankan pengelolaan perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) serta peraturan lain
yang telah ditetapkan.
2) Memelihara hubungan baik dengan pihak–pihak yang menjalin relasi
dengan perusahaan seperti pihak Nike Incorporation, pemasok,
pemerintah, Perusahaan lain (rekanan) dan masyarakat demi kepentingan
dan kelancaran perusahaan.
3) Menetapkan kebijaksanan umum terhadap pengelolaan perusahaan.
68
4) Menjalankan keputusan–keputusan serta petunjuk–petunjuk dari Board Of
Comminisioner.
5) Menandatangani setiap kontrak, pernyataan atau janji atas nama
perusahaan yang sifatnya penting.
6) Mengesahkan, mengevalusai program kerja dan hasil kerja Vice Managing
Director, General Manager dan Vice General Manager.
7) Mengembangkan perusahaan agar menjadi kuat dan tangguh.
8) Memimpin setiap rapat/meeting yang berkaitan dengan perkembangan dan
kemajuan perusahaan.
9) Memberi laporan mengenai perkembangan dan kemajuan perusahaan
kepada Board Of Commissioner.
3. Vice Managing Director
a. Tanggung Jawab:
1) Sebagai wakil Managing Director yang bertugas menjalankan tugas-tugas
dan operasional perusahaan saat Managing Director berhalangan hadir
atau tidak berada di tempat dengan tetap berdasarkan persetujuan dari
Managing Director serta wajib melaporkan segala tindakan atau
langkah–langkah yang telah dilaksanakan.
2) Mengawasi, mengontrol dan mengkoordinasikan semua kegiatan di semua
divisi (Administration and Supporting Divison, Manufacturing Division,
Logistic and Continuous Improvement Division dan Business Unit
Division) serta wajib melaporkan semua kegiatan perusahaan kepada
Managing Director.
69
b. Tugas Utama:
1) Mewakili Managing Director dalam menandatangani setiap kontrak,
perjanjian atau janji atas nama perusahaan dengan persetujuan Managing
Director.
2) Membuat analisis perkembangan dan kemajuan perusahaan dan membuat
program kerja.
3) Mendelegasikan instruksi dan kebijakan dari Managing Director kepada
General Manager dan Vice General Manager sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
4) Membantu Managing Director dalam menyusun rencana jangka panjang
dan kebijakan perusahaan.
5) Memimpin rapat mewakili Managing Director.
4. General Manager
a. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab secara langsung dalam mengawasi dan mengontrol
seluruh kegiatan operasional perusahaan baik kegiatan yang dilakukan
oleh Administration and Supporting Divison, Manufacturing Division,
Logistic and Continuous Improvement Division maupun Business Unit
Division agar operasional perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan serta wajib memberikan
laporan kepada Vice Managing Director dan Managing Director.
2) Bertanggung jawab secara langsung terhadap terlaksananya seluruh
kegiatan operasional perusahaan di semua divisi (Administration and
70
Supporting Divison, Manufacturing Division, Logistic and Continuous
Improvement Division dan Business Unit Division) secara efektif dan
efisien.
b. Tugas Utama
1) Memberikan saran atau pendapat dan pertimbangan–pertimbangan dalam
pengambilan suatu keputusan atau perumusan kebijaksanaan perusahaan
kepada Vice Managing Director dan Managing Director sebagai bahan
untuk melaksanakan penyempurnaan manajemen agar bermanfaat bagi
perkembangan dan kemajuan perusahaan.
2) Melaksanakan instruksi dan kebijakan dari Board of Commisioner maupun
Managing Director.
3) Mengevaluasi kinerja para Vice General Manager dan para Manager serta
para supervisor terhadap kegiatan operasional perusahaan yang akan dan
telah dilakukan agar kegiatan operasional perusahaan berjalan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan.
4) Melakukan koordinasi tentang berbagai kegiatan operasional yang akan
dan telah dilakukan oleh perusahaan dengan berbagai divisi
(Administration and Supporting Divison, Manufacturing Division,
Logistic and Continuous Improvement Division dan Business Unit
Division).
5) Membuat laporan baik secara lisan maupun tertulis tentang perkembangan
dan kemajuan perusahaan serta semua kegiatan operasional perusahaan
secara berkala baik weekly, montly, quarterly maupun yearly.
71
5. VGM Administration and Supporting Division
a. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab untuk menyelenggarakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan administrasi perusahaan dan fungsi pendukung
lainnya seperti surat–menyurat, pendokumentasian kegiatan perusahaan,
pengelolaan anggaran keuangan perusahaan, pencatatan akuntansi,
pengurusan pajak dan perijinan serta pengelolaan karyawan.
2) Bertanggung jawab untuk mengawasi, mengontrol dan mengkoordinir
pembuatan dan pengadaan laporan perkembangan dan kemajuan
perusahaan yang meliputi anggaran penerimaan dan pengeluaran
perusahaan secara berkala untuk periode weekly, montly, quarterly dan
yearly.
3) Bertanggung jawab penuh untuk memimpin dan membawahi Departemen
Keuangan, Akuntansi, Pajak, Sumber Daya Manusia, Bonded dan
Security agar seluruh departemen dapat berjalan efektif dan efisien sesuai
dengan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Tugas Utama
1) Mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan perusahaan
diantaranya tentang kewajiban keuangan perusahaan seperti pembayaran
gaji karyawan, pembayaran pajak dan mengurus utang–piutang
perusahaan.
2) Membuat rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran perusahaan.
72
3) Mendokumentasikan dokumen sistem mutu perusahaan mulai dari
panduan mutu, prosedur kontrol, instruksi kerja dan format standar.
4) Memelihara file–file penting perusahaan dan dokumen–dokumen lain yang
relevan.
5) Mengontrol dan mengawasi pengurusan surat–surat masuk dan keluar,
serta menerima dan mengirim telepon, E–mail dan teleks oleh bagian
sekretariat.
6) Menerima daftar pesanan/order sepatu dari pihak Nike Incorporation
untuk segera diproses di bagian produksi.
7) Memeriksa dan menyetujui laporan dari Departemen Keuangan tentang
penyedian, penerimaan dan pengeluaran anggaran untuk pelaksanaan
kebijakan perusahaan.
6. VGM Manufacturing Division
a. Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan produksi agar berjalan sesuai
dengan rencana dan target serta sesuai dengan keinginan Nike (buyer) baik
dalam segi quality maupun delivery time.
b. Tugas Utama:
1) Mengontrol dan mengawasi semua kegiatan produksi di masing–masing
departemen.
2) Mengupayakan agar target produksi dari perusahaan tercapai dengan baik.
3) Mempertahankan kapasitas produksi dengan:
73
(a) Mengupayakan pemakaian bahan–bahan baku atau toolings yang
baik kualitasnya.
(b) Mengontrol dan mengawasi pemeliharaan mesin-mesin.
4) Mengontrol dan mengawasi pengadaan material agar tiba di PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) tepat pada waktunya dalam
jumlah sesuai dengan kebutuhan.
5) Mengontrol dan mengawasi pengadaan manpower dan kebutuhan lainnya
agar tiba di PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) tepat pada
waktu yang dibutuhkan.
6) Membimbing dan membina local staff production (para supervisor) untuk
meningkatkan sikap keterbukaan, kerjasama antar departemen dan
loyalitas terhadap perusahaan.
7) Menjalin dan membina hubungan baik dengan staff Korea secara tegas
dan luwes dalam segala hal.
8) Berusaha semaksimal mungkin untuk mengambil alih teknologi
pembuatan sepatu dari Korea.
7. VGM Logistic and Continous Improvement Division
a. Tanggung Jawab:
Manager Logistik bertugas dan berkewajiban membantu pimpinan
perusahaan dalam melaksanakan kegiatan sehari–hari baik diminta maupun
tidak diminta di bidang logitik yang meliputi:
74
1) Perencanaan, pengendalian dan pengawasan serta pengembangan
pelaksanaan kegiatan di bidang logistik dalam rangka mendukung
tercapainya keberhasilan perusahaan.
2) Melakukan pengendalian dan pengawasan kegiatan penerimaan,
pembongkaran, pemeriksaan, penelitian, pencocokan dan penghitungan
semua bahan baku, spare part dan barang yang berkaitan dengan proses
produksi pembuatan sepatu.
3) Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap tata cara
penyimpanan, pemeliharaan, penempatan dan penjagaan semua
barang/barang baku/spare part dengan baik, tertib, rapi dan aman
sehingga akan selalu siap untuk digunakan oleh setiap departemen yang
membutuhkan.
4) Melakukan pengendalian dan pengawasan dalam rangka penyampaian
setiap jenis barang/bahan baku/spare part kepada departemen yang
membutuhkan yang disesuaikan dengan rencana penggunaan dalam
rangka pelaksanaan produksi.
5) Melakukan pengendalian dan pengawasan dalam rangka pinjam–
meminjam barang/bahan baku/spare part baik oleh PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA) maupun perusahaan lain.
6) Melakukan pengendalian dan pengawasan dalam rangka
pengadministrasian dan pendataan keluar masuknya barang/bahan
baku/spare part yang berkaitan dengan proses produksi guna tercapainya
tertib administrasi.
75
7) Melakukan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Departemen
Logistik untuk menuju perbaikan dan pengembangan dalam rangka
menunjang tercapainya kemajuan perusahaan.
b. Tugas Utama:
1) Penerimaan barang/bahan baku/spare part:
a) Mengatur, mengendalikan, mengawasi dan mengkoordinir
penerimaan barang/bahan baku/spare part yang datang untuk
dilakukan pengidentifikasian, pemeriksaan, pengecekan, penelitian,
pencocokan dan penghitungan setiap jenis barang tersebut.
b) Mengatur, mengendalikan, mengawasi dan mengkoordinir
pelaksanaan pembongkaran, pengangkutan dan penempatan barang
ke dalam gudang.
2) Penyimpanan barang/bahan baku/spare part:
a) Mengatur, mengendalikan, mengawasi dan mengkoordinir
penyusunan, penumpukan dan penempatan barang sesuai dengan
penggolongan setiap jenis barang dengan baik, rapi, teratur dan
bersih.
b) Mengatur, mengendalikan, mengawasi dan mengkoordinir
pemeliharaan dan perawatan barang/bahan baku/spare part agar
tidak rusak dan selalu siap untuk dipakai.
c) Mengatur, mengendalikan, mengawasi dan mengkoordinir terhadap
kemungkinan terjadinya pencurian, pengrusakan dan kebakaran
terhadap semua jenis barang yang dipertanggung jawabkan.
76
3) Pengadministrasian barang/bahan baku/spare part:
a) Mengatur, mengendalikan dan mengawasi pengadministrasian
gudang agar tetap rapi, baik dan teliti dalam pencatatan keluar
masuknya barang guna tercapainya tertib administrasi.
b) Mengatur, mengendalikan dan mengawasi pencatatan dalam rangka
pendataan setiap jenis barang/bahan baku/spare part sehingga dapat
diketahui dengan tepat banyaknya barang yang tersedia sesuai
dengan kualitas dan kuantitas dari setiap jenis barang tersebut.
8. VGM Business Unit Division
a. Tanggung Jawab
1) Mengkoordinir, mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan bisnis
perusahaan termasuk kegiatan pemasaran, pembelian dan pengadaan
bahan baku serta persiapan ekspor, pengurusan dokumen–dokumen yang
diperlukan dan fungsi administratif lainnya.
2) Selalu mengamati dan mengikuti perkembangan pasar untuk menentukan
tindakan dan kebijakan yang tepat agar seluruh kegiatan bisnis perusahaan
dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
3) Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan ketertiban seluruh kegiatan
bisnis perusahaan.
77
b. Tugas Utama
1) Menentukan strategi, kebijakan dan program bisnis perusahaan yang akan
dilaksanakan termasuk kegiatan pemasaran, pembelian dan pengadaan
bahan baku serta ekspor.
2) Melakukan negosiasi dan kontrak–kontrak bisnis dengan pihak Nike
Incorporation untuk mendapatkan pesanan/order dengan harga yang
optimal serta mengadakan kontrak–kontrak dengan perusahaan rekanan
atau supplier.
3) Memberikan saran–saran berdasarkan data–data dan hasil evaluasi serta
memberikan pertimbangan kepada para manajer dan supervisor bagian
Business Unit Division agar dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan
keputusan bisnis yang lebih tepat.
4) Selalu memeriksa laporan kegiatan bisnis yang akan dan telah dilakukan
oleh para manajer dan supervisor bagian Business Unit Division termasuk
laporan order sepatu dari pihak Nike Incorporation, persiapan order
pembelian dan pengadaan bahan baku atau material serta laporan
administratif lainnya yang mendukung kegiatan bisnis perusahaan.
9. Administration and Supporting Division
a. Finance Manager
1) Tanggung Jawab
a) Mengatur keuangan perusahaan temasuk:
(1) Penerimaan.
(2) Pengeluaran.
78
b) Menjaga harta kekayaan perusahaan
(1) Fixed Asset.
(2) Asuransi.
c) Safety Cash
(1) Idle Money (Deposito).
(2) Loan Bank.
2) Tugas Utama
a) Mengawasi prosedur untuk penerimaan dan pengeluaran uang kas
serta perbaikan–perbaikan kebijaksanaan yang telah ada (evaluasi).
b) Membuat rencana anggaran kas (Cash Flow) untuk periode:
(1) Weekly.
(2) Montly.
(3) Querterly.
(4) Yearly.
c) Menganalisa dan mempertahankan dana perusahaan untuk investasi
sehingga pada saat diperlukan tersedia.
d) Membuat dan mempertahankan serta mengatur dana bank yang
seefisien mungkin.
e) Membuat dan memonitor resiko perusahaan melalui kebijaksanaan
asuransi untuk menghindari kerugian terhadap harta milik perusahaan.
b. Accounting Manager
1) Tanggung Jawab
a) Laporan keuangan.
79
b) Inventory taking.
c) Laporan ekspor.
d) Laporan fixed asset.
e) Memberikan pengarahan dan pengembangan kepada sesama karyawan
terutama pada bagian accounting.
2) Tugas Utama
a) Laporan keuangan perusahaan seperti:
(1) Mengkoordinasikan kegiatan General Accounting mulai dari
dokumen dasar hingga menyusun laporan keuangan.
(2) Menyusun laporan keuangan yang tepat waktu, akurat, wajar dan
konsisten baik laporan bulanan, triwulan dan tahunan yang terdiri
dari:
(a) Neraca (balance sheet).
(b) Rugi – Laba (Income statement).
(c) Harga Pokok Penjualan (HPP).
(d) Perhitungan nilai barang dalam proses dan barang jadi.
(3) Perincian/supporting laporan keuangan.
(4) Analisis laporan keuangan.
(5) Hal-hal lain sehubungan dengan laporan keuangan.
b) Prosedur dan sistem perusahan yang berhubungan dengan accounting
seperti:
(1) Melakukan perbaikan prosedur–prosedur yang telah ada.
80
(2) Melakukan perbaikan dan penambahan kode perkiraan (Chart Of
Accounting) agar mempunyai klasifikasi yang lebih baik dan lebih
tepat.
c) Mengkoordinasikan kegiatan di bagian accounting dan material
control dalam menyusun:
(1) Rekonsiliasi bank.
(2) Laporan ekspor bulanan dan tahunan.
(3) Laporan inventory bulanan meliputi bahan baku, spare part dan
finished good.
(4) Semua kegiatan entry data accounting ke komputer.
c. Tax Manager
1) Tanggung Jawab
Bertanggung jawab atas aktivitas perusahaan yang meliputi:
a) Financial report.
b) Asset safeguarding and inventory taking.
c) Financial planning.
d) Tax compliance.
e) Install internal contol system and procedures.
f) Competerization.
g) Training and development accounting staff.
81
2) Tugas Utama
a) Membuat laporan keuangan perusahaan secara akurat dan wajar sesuai
dengan peraturan perpajakan dan kebijaksanaan perusahaan secara
konsisten.
b) Menginterprestasikan kebijaksanaan perusahaan untuk manajemen
yang bermanfaat guna membuat keputusan manajemen baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
c) Melakukan perbaikan–perbaikan Chart Of Accounting yang standar
untuk membuat laporan–laporan serta klasifikasi–klasifikasi yang
tepat.
d) Membuat laporan–laporan kuartal dan tahunan pada akhir tahun untuk:
(1) Financial Report Management.
(2) Financial Report Bank/Tax.
e) Melaksanakan tugas–tugas khusus lainnya untuk kepentingan
manajemen.
d. Human Resources Development (HRD) and General Affair (GA) Manager
1) Tanggung Jawab
Dalam melaksananakan kegiatan sehari–hari di bidang Human Resources
Development dan General Affairs meliputi perencanaan pengendalian dan
pengawasan serta pengembangan pelaksanaan kegiatan di bidang
kepersonaliaan dan General Affairs dalam rangka mendukung tercapainya
keberhasilan perusahaan antara lain:
82
a) Memelihara pandangan yang jelas mengenai keseluruhan pekerjaan
organisasi dan selalu membandingkan tindakan–tindakan dan hasil–
hasil dengan pekerjaan yang diserahkan dan apa yang diharapkan.
b) Memelihara kenyamanan dan ketentraman kerja serta dapat
mengambil suatu tindakan tegas terhadap setiap pelanggaran dengan
mengacu kepada ketentuan atau peraturan perusahaan yang berlaku
serta kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
c) Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan gedung–gedung, ruangan–
ruangan, halaman dan taman–taman untuk perusahaan serta menjaga
kebersihan.
d) Melaksanakan pengurusan dan pemantauan perijinan berkaitan dengan
perusahaan baik perijinan usaha ataupun yang berkaitan dengan tenaga
kerja.
2) Tugas Utama
a) Human Resources Development:
(1) Merumuskan peraturan dan ketentuan perusahaan serta kebijakan
pimpinan perusahaan untuk diterapkan dan dilaksanakan di
lingkungan perusahaan.
(2) Mempersiapkan, merencanakan dan menyelenggarakan
pelaksanaan pencarian, penerimaan, pembinaan dan pengakhiran
kerja.
(3) Membuat prosedur administrasi kepersonaliaan guna terjamin
tertib administrasi serta membuat kesepakatan kerja.
83
(4) Mempersiapkan, membimbing dan mengkoordinasikan dengan
departemen lain dalam rangka pengisian jabatan dan program
pengembangan tugas serta jenjang karir bagi setiap karyawan yang
berprestasi dan berpotensi.
(5) Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data kepersonalian
sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan
kebijaksanan perusahaan.
(6) Merencanakan dan mengkoordinir kompensasi gaji karyawan,
merencanakan pengangkatan, kesejahteran, pengobatan dan
kesehatan serta rekreasi.
b) General Affair:
(1) Melaksanakan pengurusan dan perpanjangan perijinan yang
diperlukan sehubungan dengan usaha dan kegiatan perusahaan
baik yang berhubungan dengan instansi pemerintah pusat maupun
dengan negara asing serta pihak swasta.
(2) Menginventarisir seluruh kekayaan perusahaan dan menjamin
ketertiban administrasi dalam rangka penggunaan barang–barang
milik perusahaan.
(3) Mempersiapkan, merencanakan dan mengatur kendaraan milik
perusahaan serta perawatan dan perbaikan agar kendaraan–
kendaraan tersebut selalu siap pakai.
(4) Mempersiapkan, merencanakan dan mengkoordinir
penyelenggaraan kebersihan, kenyamanan, pemeliharan dan
84
perbaikan gedung–gedung, ruangan–ruangan, halaman–halaman
milik perusahaan.
(5) Melakukan persiapan, perencanaan dan pengaturan penyediaan
stasionery serta pendistribusiannya untuk kebutuhan alat tulis,
kebersihan maupun pakaian seragam.
10. Manufacturing Division
a. Kepala Bagian Upper
1) Tanggung Jawab
Mengelola departemen dengan kapasitas terpasang serta pengelolaan SDM
untuk menghasilkan produktivitas yang optimal.
2) Tugas Utama
a) Mengawasi dan mengontrol karyawan.
b) Menerapkan dan mengembangkan serta memelihara sistem dan proses
kerja.
c) Pengontrolan material produksi.
d) Memberi bimbingan, instruksi dan informasi dari asisten supervisor
sampai dengan leader.
b. Rubber Mill Supervisor
1) Tanggung Jawab
a) Membuat compound yang dibutuhkan perusahaan khususnya yang
berhubungan dengan kimia.
b) Mengawasi kestabilan teknik proses produksi dan membantu
pengembangannya.
85
c) Pengujian sifat fisika untuk bahan dan produk jadi.
2) Tugas Utama
a) Membuat compound untuk outsole, lem dan cat.
b) Testing material upper dan outsole.
c) Testing bonding (Stockfit, Assembling dan Laminating).
d) Kontrol proses produksi (Hotpress, Trimming, Stockfit, Assembling,
Laminating dan Stitching).
e) Kontrol stock chemical dan glue solvent untuk mengatur
pemakaiannya di setiap bagian.
f) Memesan chemical.
g) Meningkatkan teknik pembuatan sepatu khususnya di bidang
chemical, printing, enamel dan bonding dengan jalan menjalin
hubungan dengan factory lain atau supplier.
c. Hot Press Supervisor
1) Tanggung Jawab
a) Menyediakan outsole dan eva sponge yang akan diproses finish pada
Departemen Stockfit/Skiving sesuai dengan jumlah dan mutu yang
diinginkan.
b) Mempersiapkan mold serta memperbaikinya bila ada kerusakan agar
proses produksi dapat berjalan sesuai rencana.
86
2) Tugas Utama
a) Mengkoordinasikan dan mengawasi ruang lingkup kerja terhadap para
operator dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan rutin setiap harinya
antara lain:
(1) Kegiatan kerja Rubber Mill, Hotpress dan Trimming.
(2) Mengatasi problem yang timbul untuk segera diambil tindakan
perbaikan.
(3) Memberikan petunjuk–petunjuk dalam hal operasional dan
pengendaliannya.
b) Meneliti dan mengamati proses produksi outsole yang sedang
berlangsung dengan memperhatikan:
(1) Kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan.
(2) Menghindari pemborosan dan mencegah timbulnya kerusakan–
kerusakan hasil produksi dalam hal pemakaian bahan baku dan
bahan pelengkapnya.
c) Menciptakan suasana kerja yang baik dengan jalan ditingkatkannya
komunikasi antar atasan dan bawahan serta kerja sama dengan
departemen lain.
d) Mengatur hasil produksi dan diserahkan ke bagian Stockfit kemudian
disimpan dilokasi penampungan untuk hasil produksi yang belum
selesai (Trimming).
87
e) Menjaga dan meneliti komponen–komponen mesin agar tetap pada
posisi yang teratur dan siap pakai pada saat pergantian shift akan
dimulai.
f) Menjaga kebersihan tempat kerja serta kerapian dari ruang lingkup
masing–masing kelompok.
d. Stockfit Supervisor
1) Tanggung Jawab
a) Mensuplay outsole dan filter ke Departemen Assembling sesuai dengan
jumlah, mutu dan ukuran yang dibutuhkan agar kegiatan produksi
berjalan lancar sesuai dengan rencana.
b) Mensuplay insole ke Departemen Cutting untuk pembuatan sock liner.
2) Tugas Utama
a) Menentukan jumlah bahan baik outsole maupun evasponge yang harus
dikerjakan operator/bawahan.
b) Mengatur lay out serta aliran produksi sole dan eva sponge serta PU.
c) Mengontrol pekerjaan–pekerjaan grinding, buffing, cementing,
preparation, mutu dan finishing agar sesuai dengan standar yang
diinginkan.
d) Menentukan produksi dari order dan size–size yang harus didahulukan.
e) Melatih dan memberi contoh kepada bawahan untuk setiap pekerjaan
dengan cara yang benar.
f) Mengevaluasi kinerja setiap karyawannya termasuk penggajiannya.
88
e. Phylon Supervisor
1) Tanggung Jawab
Mensuplay midsole ke Departemen Stockfit dengan jumlah, mutu dan
ukuran yang dibutuhkan agar kegiatan produksi berjalan lancar sesuai
rencana.
2) Tugas Utama
a) Menentukan jumlah bahan baik midsole maupun evasponge yang
harus dikerjakan operator/bawahan.
b) Mengontrol pekerjaan–pekerjaan grinding, buffing, cementing,
preparation, mutu dan finishing sesuai dengan standar yang
diinginkan.
c) Menentukan produksi dari order dan size–size yang harus didahulukan.
d) Melatih dan memberi contoh kepada bawahan untuk setiap pekerjaan
dengan cara yang benar.
f. Stitching Supervisor
1) Tanggung Jawab
Mensuplay upper ke Departemen Assembling sesuai dengan jumlah, mutu
dan ukuran yang dibutuhkan agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar
sesuai rencana.
2) Tugas Utama
a) Memonitor perakitan komponen–komponen upper agar menjadi
komponen upper yang baik mutunya.
89
b) Mengecek kelengkapan jumlah stok komponen–komponen upper
untuk kelancaran perakitan.
c) Mengkoordinasikan masing–masing seksi untuk menjaga
kesinambungan produksi.
d) Mengatur lay out serta aliran produksi sesuai dengan model upper.
e) Mengawasi program training bagi karyawan–karyawan baru.
f) Mengevaluasi kerja setiap karyawan termasuk penggajiannya.
11. Logistic and Continuous Improvement Division
a. Procurement Manager
1) Tanggung Jawab
a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan–bahan agar
rencana produksi dapat dipenuhi dan pembelian bahan tersebut pada
tingkat harga di mana perusahaan akan mampu bersaing dalam
memasarkan produknya.
b) Bertanggung jawab untuk meminimalisasikan investasi atau
meningkatkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan
skedul arus bahan ke dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan produksi.
c) Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data
dan perkembangan pasar, perbedaan sumber–sumber penawaran
(supply) dan memeriksa pabrik supplier untuk memenuhi kebutuhan–
kebutuhan perusahaan.
90
2) Tugas Utama
a) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin
kelancaran arus produksi.
b) Ikut memelihara bahan–bahan yang dibeli setelah diterima dan ikut
dalam pengawasan persediaan.
c) Memperoleh sumber–sumber pilihan dan supply dengan melakukan
usaha–usaha pencarian paling sedikit dua sumber supply.
d) Melakukan pembelian bahan–bahan secara bersaing atas dasar nilai
yang ditentukan tidak hanya oleh harga yang tepat tetapi juga oleh
waktu, jumlah dan kualitas yang tepat.
b. Engineering Supervisor
1) Tanggung Jawab
a) Menjamin agar proses produksi tidak terganggu, yaitu dengan
melakukan perawatan dan perbaikan seluruh mesin–mesin produksi
dan utility serta peralatan lainnya.
b) Bertanggung jawab atas perluasan dan penambahan mesin–mesin
produksi dan instalasinya yang bertujuan untuk menambah kapasitas
produksi yang meliputi kegiatan–kegiatan seperti perkiraan jumlah
mesin yang diperlukan, design instalasi, estimasi biaya, delivery time
dan pemasangan hingga siap digunakan.
c) Melakukan tugas–tugas administratif yang meliputi pengecekan
laporan harian, data kerja mesin dan mengetahui jumlah karyawan
engineering yang hadir pada jam kerja.
91
2) Tugas Utama
a) Merawat dan memperbaiki mesin–mesin atau peralatan lain yang
rusak.
b) Menyusun jadwal perawatan dan menganalisa kerusakan.
c) Mendesain dan memodifikasi spare part, mesin atau peralatan
pembantu produksi.
d) Melakukan pengadaan spare part atau alat baik dengan membuat
sendiri di bengkel engineering maupun dengan memesan atau
membuat di luar.
e) Bertanggung jawab atas keberadaan barang atau spare part di gudang
engineering dengan membuat laporan bulanan keluar–masuk barang
atau spare part.
f) Mengkoordinir tugas–tugas penambahan mesin untuk meningkatkan
kapasitas produksi dengan menentukan jumlah mesin yang diperlukan,
mendesain instalasi pipa/mechanical dan electric, estimasi biaya yang
diperlukan dan pemasangan, mesin atau instalasi tersebut hingga siap
berproduksi.
g) Melakukan tugas–tugas administrasi yang meliputi pengecekan
laporan kerja harian, data kerja mesin dan mengetahui jumlah
karyawan engineering yang hadir pada jam kerja.
12. Business Unit Division
a. Marketing Manager
1) Tanggung Jawab
92
a) Merencanakan, mengontrol dan mengkoordinir seluruh proses
penjualan dan pemasaran sepatu hasil produksi sampai pada
penyerahan ke pihak Nike Incorcoparation bersama para supervisor
dan melakukan koordinasi dengan Departemen Ekspor untuk
mencapai target penjualan, peningkatan order dan mengembangkan
pasar secara efektif dan efisien.
b) Memonitor perolehan order sepatu dari pihak Nike Incorporation serta
merangkumkan forecast setelah berkoordinasi dengan Divisi Produksi
untuk memastikan kapasitas produksi terisi secara optimal.
2) Tugas Utama
a) Mengelola seluruh proses penjualan dan pemasaran sepatu yang
diproduksi perusahaan kepada pihak Nike Incorporation.
b) Menentukan kelayakan biaya dan harga jual produk sepatu yang
diproduksi dengan melakukan negosiasi dan kontrak–kontrak dengan
pihak Nike Incorporation untuk mendapatkan harga yang optimal serta
memastikan tercapainya target penjualan sehingga perusahaan
memperoleh profit yang maksimal.
c) Menganalisis dan memberikan arah pengembangan design dan warna
kepada Divisi Produksi untuk memastikan pengembangan produk
sesuai dengan ketentuan dari pihak Nike Incorporation.
d) Membuat laporan tentang data pemasaran dan penjualan sepatu hasil
produksi kepada pihak Nike Incorporation secara berkala untuk
periode weekly, montly, quarterly dan yearly.
93
e) Memonitor jumlah stock barang finished goods seluruh Departement
Marketing untuk memastikan umur stock perusahaan tidak melebihi
target yang telah ditentukan.
b. Export Manager
1) Tanggung Jawab
a) Merencanakan dan mengorganisir Departemen Ekspor untuk
menjamin/mengamankan penyerahan sepatu dan semua yang
berhubungan dengan fungsi administratif.
b) Merencanakan dan mengorganisir administrasi dan operasi ekspor
untuk membuat persiapan dari ekspor dan dokumen perkapalan.
2) Tugas Utama
a) Berkoordinasi dengan bagian produksi dan mengawasi fungsi kendali
biaya untuk mendapatkan produksi sepatu dengan real cost per pasang
dan per model.
b) Menjaga kontak rahasia dengan Nike Incorporation untuk menjamin/
mengamankan pesanan yang menguntungkan untuk mengisi lini
produksi serta merundingkan untuk mendapatkan harga yang optimal.
c) Mengkoordinir dan menjaga kontak dengan Berca Sportindo untuk
mendapatkan order/pesanan tambahan untuk mengisi lini produksi
yang masih kosong.
d) Berkoordinasi dengan bagian produksi dan fungsi lain untuk membuat
jadwal waktu produksi untuk menjamin/mengamankan penyerahan
sepatu agar tepat waktu.
94
e) Merencanakan dan menjaga barang–barang jadi serta mempersiapkan
pemeriksaan sepatu sebelum pengiriman.
f) Mengkoordinir penyerahan sepatu dan mengawasi fungsi finish goods
dan yang berhubungan dengan fungsi administratif ke persiapan
ekspor dan dokumen dari perkapalan.
g) Melaksanakan tugas–tugas lain yang diminta oleh General Manager
guna mempersiapkan presedur ekspor dan produksi untuk
menjamin/mengamankan waktu penyerahan sepatu.
c. PPC Supervisor
1) Tanggung Jawab
Memonitor segala permasalahan yang ada dan yang akan timbul termasuk
semua material yang diperlukan untuk produksi, sehingga produksi dapat
berjalan sesuai dengan planning yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Tugas Utama
a) Memonitor tersedianya material sesuai dengan waktu dan jumlah yang
telah ditetapkan.
b) Membuat daily site report bila ada permasalahan pada masing–masing
departemen.
c) Membuat deputy factory manager dalam membuat weekly report dan
montly report.
d) Membuat daily worker dan production report kepada CCM Group,
Managing Director dan General Manager.
95
e) Memonitor jumlah produksi Cutting, Hotpress, Stockfit, Assembling
dan Stitching termasuk produksi repro dan membandingkannya
dengan planning.
f) Memonitor jumlah pemakaian material dengan membandingkan pada
material usage (antara planning dan control pemakaian).
G. Personalia
Bagi suatu perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu faktor sumber daya
yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Lebih–lebih PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA) merupakan perusahaan padat karya. Kondisi tenaga
kerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian target produksi maupun aktivitas
lainnya. Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk memperoleh tenaga kerja yang
berkompeten di bidangnya.
Dalam upaya untuk memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, perusahaan melakukan seleksi terhadap calon tenaga kerja. Materi yang
diujikan berbeda–beda sesuai dengan posisi yang dibutuhkan, syarat–syarat yang
harus dipenuhi calon karyawan juga berbeda–beda.
1. Tenaga Kerja
Karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) seluruhnya terdiri
dari karyawan tetap. Karyawan keseluruhan PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) ada 5500 orang dengan perincian sebagai berikut:
96
Jumlah Karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA):
NO. NAMA DEPARTEMEN JUMLAH KARYAWAN MALE FEMALE TOTAL
1 (100) TEAM MANAGEMENT 4 0 42 (150) R. MILL/ROLL – D 130 2 1323 (150) TRIMMING – D 36 191 2274 (150) HOT PRESS 528 3 5315 (160) LABORATORY – I 30 16 466 (165) MINI LINE LAB 24 155 1797 (170) STOCK FIT 31 157 1888 (190) CMR/PHYLON – D 22 53 759 (195) P.U. SOLE – D 56 11 67
10 (210) ENGINEERING – I 89 1 9011 (220) SAFETY & ENV – I 17 1 1812 (250) CIVIL – I 10 0 1013 (310) TPS – I 1 1 214 (310) I.E. – I 11 10 2115 (310) P.E. – I 35 23 5816 (330) Q.A. – I 54 75 12917 (410) PPC – I 6 5 1118 (410) PPC PROSES – I 3 3 619 (410) PPC OTHERS – I 1 0 120 (420) MAT. CONTROL – I 6 6 1221 (510) LOGISTIK W/H – I 32 14 4622 (520) FINISH GOOD W/H – I 18 2 2023 (620) G.A / PPPK – I 3 7 1024 (630) G.A / CAFETARIA – I 17 33 5025 (640) G.A / DORMITORY – I 2 3 526 (710) EXPORT – I 13 12 2527 (710) MARKETING – I 4 3 728 (720) PROCUREMENT – I 17 17 3429 (730) STAFF VISITOR – I 1 0 130 (760) DEVELOPMENT – I 19 26 4531 (760) MINI LINE PROJECT – I 4 0 432 (820) FIN & ACCOUNTING – I 17 15 3233 (830) E D P – I 9 4 1334 (900) G.A / DRIVER – I 18 0 1835 (900) G.A / OTHERS – I 18 7 2536 (910) PERSONNEL – I 6 8 1437 (910) CORP.RESPON – I 2 5 738 (910) DIKLAT – I 1 0 139 (920) SECURITY – I 36 22 5840 SGO BD 1 LINE 1 30 270 30041 SGO BD 1 LINE 2 26 253 27942 SGO BD 1 LINE 3 32 232 26443 SGO BD 1 LINE 4 26 214 24044 SGO BD 1 SUPPORTING 75 35 110
97
45 SGO BD 2 LINE 5 33 262 29546 SGO BD 2 LINE 6 31 233 26447 SGO BD 2 LINE 7 25 238 26348 SGO BD 2 LINE 8 25 237 26249 SGO BD 2 LINE 9 31 276 30750 SGO BD 2 LINE 10 31 184 21551 SGO BD 2 SUPPORTING 110 70 18052 SGO PREPARATION SEWING 21 278 299
TOTAL 1827 3673 5500
Sumber: Manpower Division Production (1 Januari 2009)
2. Jam Kerja Karyawan
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) melakukan aktivitas kerja
selama 6 hari dalam satu minggu. Pembagian kerja pada perusahaan adalah
sebagai berikut:
a. Hari Senin : 08.00 – 16.00 WIB
b. Hari Selasa : 08.00 – 16.00 WIB
c. Hari Rabu : 08.00 – 16.00 WIB
d. Hari Kamis : 08.00 – 16.00 WIB
e. Hari Jumat : 08.00 – 16.00 WIB
f. Hari Sabtu : 08.00 – 16.00 WIB
Maka jumlah jam kerja dalam satu minggu adalah 48 jam. Waktu istirahat
dalam satu hari adalah 1 jam yaitu antara jam 12.00 – 13.00 WIB. Untuk hari
Minggu dan hari libur nasional perusahaan libur.
3. Kesejahteraan Karyawan dan Fasilitas
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) memberikan upah dalam
bentuk uang, selain upah perusahaan juga memberikan tunjangan–tunjangan dan
fasilitas–fasilitas. Tunjangan dan fasilitas yang diberikan kepada karyawan
antara lain:
98
a. Tunjangan hari tua
b. Tunjangan istri
c. Tunjangan anak
d. Tunjangan hari raya, tunjangan bagi karyawan yang hamil dan bagi
karyawan yang akan menikah.
e. Cuti hamil bagi karyawan wanita.
f. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang berupa asuransi
kesehatan dan kecelakaan kerja yang terjadi di dalam aktivitas kerja.
g. Fasilitas-fasilitas lain yang mendukung kelancaran tenaga kerja dalam
bekerja seperti air minum, kamar mandi, tempat ibadah, kantin, koperasi
karyawan, poliklinik, fasilitas kesehatan (P3K) dan lain sebagainya.
4. Sistem Pemberian Upah
Karena seluruh karyawan berstatus karyawan tetap maka upah atau gaji
kepada karyawan diberikan setiap bulan yang besarnya ditentukan berdasarkan
pada tingkat jabatan seseorang di dalam perusahaan. Karyawan tersebut akan
tetap mendapatkan upah atau gaji meskipun tidak masuk kerja dengan alasan
yang dapat dipertanggung jawabkan. PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) dalam memberikan upah atau gaji kepada karyawan sesuai dengan
Upah Minimum Kota (UMK) Tangerang. Upah Minimum Kota Tangerang
(UMK) ditetapkan sebesar Rp. 1.064.500 pada tanggal 20 November 2008 yang
kemudian direvisi oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah berdasarkan surat
keputusan gubernur pada tanggal 22 Desember 2008 menjadi sebesar Rp.
1.109.000 untuk karyawan yang bekerja kurang dari 1 tahun. Sedangkan upah
99
untuk karyawan PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) yang telah
bekerja lebih dari 15 tahun maka upah yang diterima karyawan tersebut sebesar
Rp. 1.109.000 ditambah dengan uang lembur sehingga total upah yang diterima
karyawan tersebut mencapai Rp. 2.000.000.
5. Penarikan dan Seleksi Karyawan
a. Penarikan Karyawan
Penarikan karyawan adalah suatu proses mencari dan menarik calon–
calon karyawan yang mempunyai minat untuk bekerja pada PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA). Penarikan karyawan tersebut melalui 3 cara
yaitu:
1) Magang Kerja
Dalam menarik para calon karyawan PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) melakukan kerja sama dengan beberapa SMK dalam
bentuk magang kerja bagi para siswa sesuai dengan bidang dan profesi
masing–masing siswa. Bagi siswa yang lulus magang kerja serta
memiliki prestasi yang baik, maka PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) akan menarik siswa tersebut untuk menjadi karyawan tetap.
2) Iklan
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) memasang iklan di
media massa baik media cetak (koran dan majalah) maupun media
elektronik (internet).
100
3) Data Base Karyawan
Karyawan yang sudah bekerja dalam perusahaan berpartisipasi
untuk mencalonkan tenaga kerja yang dianggap sesuai dengan posisi
lowongan yang ada dalam perusahaan terutama bagi calon tenaga keja
yang telah dikenalnya, baik itu dari teman maupun kerabat.
b. Seleksi Karyawan
Seleksi tenaga keja adalah kegiatan untuk menentukan dan memilih
tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan perusahaan serta
memprediksi kemungkinan keberhasilan atau kegagalan individu dalam
pekerjaan yang akan diberikan kepadanya. Untuk memperoleh tenaga kerja
yang tepat diperlukan metode seleksi tenaga kerja yang efektif. Metode
seleksi yang diterapkan oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)
adalah sebagai berikut:
1) Seleksi Administrasi
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) mengadakan
pemeriksaan persyaratan administratif yang harus dipenuhi para pelamar
untuk mengetahui lengkap tidaknya persyaratan yang diminta. Seleksi
administratif meliputi pengisian formulir yang disediakan perusahaan,
persyaratan sebagai lampiran surat lamaran dan persyaratan finansial
bila dipandang perlu.
2) Tes Tertulis (Test Skill/Kompetensi)
Metode seleksi ini dilakukan secara tertulis, mengingat materi
yang diberikan cukup banyak dan memerlukan pemikiran yang tidak
101
sembarangan. Tes tersebut meliputi tes hasil kerja, tes bakat/
pembawaan, tes kecerdasan, tes minat dan tes kepribadian.
3) Wawancara (Interview)
Wawancara adalah pertemuan pribadi antara seorang calon tenaga
kerja dengan bagian seleksi tenaga kerja untuk mendapat keterangan
yang sebanyak mungkin tentang calon tenaga kerja.
4) Pengumuman
Setelah dilakukan seleksi administrasi, tes tertulis dan wawancara
maka tahapan berikutnya adalah pengumuman bagi calon karyawan
yang diterima bekerja di PT Nagasakti Paramashoes Industy (NASA)
dan biasanya pengumuman dilakukan antara 2 – 3 minggu setelah tes
tertulis.
6. Tata Tertib dan Peraturan Kerja
Dengan adanya tata tertib dan peraturan kerja dalam suatu perusahaan
maka diharapkan dapat mendorong karyawan untuk melatih sikap dan perilaku
agar dapat lebih bertanggung jawab dan lebih sungguh–sungguh dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai. Tata tertib dan peraturan kerja yang diterapkan oleh
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) berdasarkan pada:
a. UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang mengatur tentang
perlindungan terhadap tenaga kerja, jaminan terhadap hak–hak dasar pekerja
dan jaminan kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas
102
dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya
dengan tetap memperhatikan perkembangan dunia usaha.
b. UU No. 21 Tahun 2000 tentang serikat pekerja atau buruh yang mengatur
tentang hak pekerja atau buruh untuk membentuk dan mengembangkan
serikat pekerja yang bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung
jawab yang merupakan syarat untuk melindungi, dan membela kepentingan
dan kesejahteraan pekerja beserta keluarganya serta mewujudkan
lingkungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.
c. UU No. 2 Tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang mengatur tentang tata cara penyelesaian perselisihan
industrial.
d. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah disepakati antara pihak
manajemen PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) dengan para
karyawan/serikat pekerja.
7. Penghargaan dan Hukuman
Hukuman diberikan kepada karyawan yang melanggar tata tertib dan
peraturan kerja yang telah disepakati bersama antara pihak manajemen
perusahaan dengan para karyawan/serikat pekerja. Sedangkan penghargaan yang
diberikan oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) adalah sebagai
berikut:
a. Penghargaan kepada pemimpin karyawan yang berprestasi setiap bulan
Agustus.
103
b. Program Ideku yang menampung ide–ide para karyawan. Bagi karyawan
yang memiliki ide–ide yang bagus serta bermanfaat bagi kemajuan
perusahaan maka akan mendapat penghargaan.
8. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
a. Pelatihan Karyawan
Pelatihan yang diselenggarakan oleh PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, sikap dan perilaku positif karyawan yang berorientasi pada
saat ini agar dapat meningkatkan kinerja karyawan. Metode pelatihan yang
diterapkan oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) adalah On–
The–Job Training yaitu pelatihan yang dilakukan oleh seseorang (biasanya
manajer atau supervisor) yang bertindak sebagai pelatih untuk
menginstruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu dalam proses
kerja. Pelatihan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Pelatihan Prajabatan (Preservice Training)
Pelatihan ini diterapkan terutama kepada karyawan biasa (level
supervisor ke bawah) seperti karyawan Departemen cutting, stitching,
assembling dan supporting. Pelatihan tersebut dilakukan selama 3 bulan
kepada karyawan yang masih baru dan akan menempati suatu posisi
jabatan tertentu dengan tujuan agar karyawan yang bersangkutan dapat
terampil melaksanakan tugas dan pekerjaan yang akan dibebankan
kepadanya serta dapat menghindari hal-hal yang kurang efektif dan
efisien seperti salah dalam pekerjaan dan pemborosan.
104
2) Pelatihan Dalam Jabatan (In Service Training)
Pelatihan ini diterapkan kepada semua tingkatan karyawan baik
karyawan tingkat I (operator dan pekerja lapangan), karyawan tingkat II
(supervisor dan kepala bagian) maupun karyawan tingkat III (para
manajer dan kepala divisi). Pelatihan tersebut biasanya dilakukan kepada
karyawan yang kinerjanya masih rendah/di bawah standar yang
ditetapkan perusahaan atau kepada karyawan yang kinerjanya
mengalami penurunan. Selain itu pelatihan ini juga diterapkan kepada
karyawan yang akan dimutasikan ke jabatan lain yang setaraf dengan
sebelumnya, misalnya operator hotpres dimutasi ke operator trimming
atau operator stockfit dimutasi ke operator rubber mill dengan harapan
karyawan tersebut dapat lebih berkembang karena jabatan yang baru
lebih sesuai dengan kemampuan dan kualifikasi yang dimiliki.
b. Pengembangan Karyawan
Program pengembangan karyawan yang dilakukan oleh PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA) pelaksanaannya hampir sama dengan
pelatihan karyawan karena sama–sama bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap dan perilaku positif
karyawan tetapi pengembangan karyawan ini berorientasi pada masa depan
terutama diperuntukkan bagi karyawan yang sedang dipromosikan ke jenjang
jabatan yang lebih tinggi.
105
9. Penilaian Kinerja Karyawan (Performance Appraisal)
Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan
manajemen/penyelia untuk menilai kinerja para karyawan dengan cara
membandingkan kinerja karyawan yang dicapai saat ini dengan suatu standar
kinerja tertentu yang telah ditetapkan. Metode penilaian kinerja yang diterapkan
oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) adalah Metode Skala
Penilaian Grafik yaitu metode penilaian kinerja karyawan dengan cara mendaftar
ciri–ciri tuntutan/kriteria/ukuran kinerja yang harus dipenuhi oleh pekerja
kemudian memberi skor masing–masing alternatif dengan bobot angka dari
sangat memuaskan sampai tidak memuaskan kemudian hasilnya dijumlahkan
dan dicari rata–ratanya. Berikut adalah form penilaian kinerja tahunan PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) untuk level asisten supervisor ke atas
dan level operator–leader ke bawah:
a. Form penilaian kinerja tahunan untuk level asisten supervisor ke atas maka
kriteria/ukuran kinerja yang dinilai adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan dan pengendalian kerja diberi bobot skor 20.
2) Tanggung jawab atas pekerjaan diberi bobot skor 20.
3) Penerimaan perintah diberi bobot skor 20.
4) Kerja sama diberi bobot skor 20.
5) Pengetahuan dan keterampilan di bidangnya diberi bobot skor 20.
Untuk lebih memahami tentang tentang form penilaian kinerja tahunan untuk
level asisten supervisor keatas dapat dilihat pada lampiran III.
106
b. Form penilaian kinerja tahunan untuk level operator–leader ke bawah maka
kriteria/ukuran kinerja yang dinilai adalah sebagai berikut:
1) Hasil Kerja
a) Kualitas kerja diberi bobot skor 20.
b) Kuantitas kerja diberi bobot skor 20.
c) Ketepatan waktu diberi bobot skor 10.
2) Cara Kerja
a) Standar Operasional Prosedur (SOP) diberi bobot skor 10.
b) Penerimaan perintah diberi bobot skor 5.
c) Penggunaan jam kerja diberi bobot skor 5.
3) Kepribadian
a) Disiplin diberi bobot skor 10.
b) Kerja sama diberi bobot skor 5.
c) Inisiatif diberi bobot skor 10.
d) Potensi kepemimpinan diberi bobot skor 5.
Untuk lebih memahami tentang tentang form penilaian kinerja tahunan untuk
level operator – leader ke bawah dapat dilihat pada lampiran III.
Penilaian kinerja yang diterapkan oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) bertujuan untuk:
a. Promosi
Promosi adalah suatu proses perubahan dari satu jabatan/pekerjaan ke
jabatan/pekerjaan lain dalam hierarki wewenang dan tanggung jawab yang
107
lebih tinggi dari pada dengan wewenang dan tanggung jawab yang diterima
karyawan sebelumnya.
b. Mutasi
Mutasi adalah suatu proses pemindahan dari satu jabatan/pekerjaan ke
jabatan/pekerjaan lain dalam hierarki wewenang dan tanggung jawab yang
sama besar dengan yang diterima sebelumnya dengan tujuan agar karyawan
yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam serta dapat
memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada perusahaan.
c. Demosi
Demosi adalah suatu proses perubahan dari satu jabatan/pekerjaan ke
jabatan/pekerjaan lain dalam hierarki wewenang dan tanggung jawab yang
lebih rendah dari pada dengan wewenang dan tanggung jawab yang diterima
karyawan sebelumnya.
H. Produksi
Output yang dihasilkan oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) adalah
sepatu merk Nike yang merupakan merk sepatu terkenal berasal dari Oregon,
Amerika Serikat.
1. Pola Produksi
Pola produksi merupakan penentuan tingkah laku produksi untuk
menghasilkan volume produksi tertentu pada suatu jangka pendek. Pola produksi
yang diterapkan oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) adalah Pola
Produksi Konstan. Pola produksi konstan adalah suatu pola produksi di mana
108
jumlah yang diproduksi pada tiap hari/minggu/bulan/kuartal adalah tetap selama
satu tahun.
2. Sistem Produksi
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) sejak mulai beroperasi tahun
1990 sampai sekarang menggunakan sistem produksi job order. Karakteristik
yang dijalankan oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) dalam
menjalankan sistem produksi ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi kebutuhan akan permintaan pasar, PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA) menjalankan proses produksi berdasarkan
make to order, yaitu proses produksi yang dijalankan ketika ada pesanan dari
Nike Incorporation. Kapasitas produksi PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) setiap minggu adalah 400.000 pasang sepatu, tetapi karena dampak
krisis moneter tahun 1997 dan krisis global saat ini sehingga Nike
Incorporation juga menurun jumlah pesanan menjadi 200.000 pasang sepatu
setiap minggu, kemudian pada bulan Maret 2007 pihak Nike Incorporation
mengurangi order sepatu kepada PT Nagasakti Paramashoes Industry sebesar
50 % menjadi 100.000 pasang sepatu tiap minggu atau 400.000 pasang sepatu
setiap bulan.
b. Volume produksi yang dihasilkan adalah mass production, yaitu dengan
sedikit variasi produk tetapi produk yang dihasilkan dalam jumlah besar.
c. Pesediaan bahan mentah dan bahan penolong tinggi.
d. Layout mesin dan tempat produksi disusun berdasarkan process layout, yaitu
pengelompokan berdasarkan fungsinya dalam dalam proses produksi.
109
3. Tipe Proses Produksi
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) menerapkan tipe Proses
Produksi Terus Menerus (Continuous Processes), yaitu proses produksi barang
atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa
penumpukan di suatu titik dalam proses. Tipe proses produksi ini cocok karena
perusahaan memiliki volume produksi dalam jumlah besar. Karakteristik yang
dimiliki perusahaan dalam menentukan tipe proses produksi terus menerus ini
adalah sebagai berikut:
a. Output yang direncanakan dalam jumlah besar, yaitu 200.000 pasang sepatu
setiap minggu.
b. Variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah.
c. Produk bersifat standar, yaitu berdasarkan standar produk dari Nike
Incorporation.
4. Mesin–Mesin Yang Dimiliki Perusahaan
a. Mesin–mesin pada Departemen Laboratorium
1) Mesin Oven
Fungsinya sebagai pemanas untuk tes perubahan suhu pada material.
2) Mesin Velcro Vatigo
Fungsinya untuk tes daya pekat pada Velcro.
3) Mesin Flex Shoe
Fungsinya untuk tes lekukan pada sepatu.
4) Mesin Ross Flex
Fungsinya untuk tes daya tekuk shank plat atau outsole.
110
5) Mesin Kim Tester
Fungsinya untuk tes kekuatan rekatan komponen outsole.
6) Mesin Cutting
Fungsinya untuk memotong bahan yang akan dites.
7) Mesin Hot Plat
Fungsinya untuk tes migrasi color.
8) Mesin Bally Flex
Fungsinya untuk tes daya kekuatan kulit yang dilipat.
9) Mesin Softness
Fungsinya untuk tes kelembutan kulit.
10) Mesin Leather Thick
Fungsinya untuk tes ketebalan kulit.
11) Mesin Crocking
Fungsinya untuk tes migrasi bahan.
12) Mesin Mel Point
Fungsinya untuk tes leleh material plastik.
13) Mesin Analitic Balance
Fungsinya untuk tes alat timbangan.
14) Mesin Akron Abration
Fungsinya untuk tes uji karet.
15) Mesin Mulient Brush
Fungsinya untuk tes kekuatan kulit dengan letupan.
111
16) Mesin Skroll Abration
Fungsinya untuk tes kikisan pada material plastik atau sintetik.
17) Mesin Instron 5565
Fungsinya untuk tes kekuatan semua bahan kulit maupun non kulit dengan
sistem ditarik hasil uji, bisa dibaca langsung di komputer atau melalui
kabel data dan hasilnya akan sangat akurat.
18) Mesin Instron 4411
Fungsinya untuk tes kekuatan bahan kulit dengan sistem ditarik hasil uji,
bisa dibaca langsung di komputer atau melalui kabel data dan hasilnya
akan sangat akurat.
19) Mesin Q UV
Fungsinya untuk tes kekuatan tahan atau tidaknya suatu bahan terhadap
sinar ultraviolet.
b. Mesin–mesin pada Departemen Rubber Mill
1) Mesin Banbury
Fungsinya untuk pengadukan dan penggilingan karet mentah.
2) Mesin Calender
Fungsinya untuk proses membuat tebal atau tipis bahan karet melalui roll
dan pendingin.
3) Mesin Mixing Roll
Fungsinya untuk pematangan bahan karet dengan cara diroll.
112
4) Mesin Dus Collector
Fungsinya untuk memghisapkan bahan dari debu dengan cerobong
penampung.
5) Mesin Timbangan Digital
Fungsinya untuk menimbang bahan sebelum atau sesudah diproses.
6) Mesin Cutting Karet
Fungsinya untuk memotong karet jadi yang telah diproses sebelumnya.
c. Mesin–mesin pada Departemen Stitching
1) Mesin Stitching Jarum Single
Fungsinya untuk menjahit upper sesuai hasil dengan jarum.
2) Mesin Stitching Jarum Zig Zag
Fungsinya untuk menjahit komponen upper dengan hasil zig zag.
3) Mesin Stitching Komputer
Fungsinya sebagai mesin dan alat jahit yang diprogram dan digerakkan
oleh komputer untuk menjahit variasi suatu komponen.
4) Mesin Metal Detector
Fungsinya untuk mendeteksi bahan atau komponen yang sudah dijahit
terdapat unsur logam atau tidak di dalamnya.
5) Mesin Bordir
Fungsinya untuk membuat bordiran logo atau merk.
6) Mesin Hot Melt
Fungsinya untuk mengelem bagian komponen tertentu sebelum dijahit.
113
7) Mesin Press Quarter
Fungsinya untuk press komponen upper antara quarter kulit dan non kulit.
8) Mesin Hot Melt Spray
Fungsinya untuk mengelem bagian foam sepatu upper dengan sistem lem
spray.
9) Mesin Hot Blower
Fungsinya untuk memutus benang–benang sisa jahitan agar terlihat lebih
bersih dan rapi.
10) Mesin Hammering
Fungsinya sebagai mesin untuk memukul bagian–bagian tertentu suatu
komponen upper.
11) Mesin Stitching Tinggi
Fungsinya untuk menjahit bagian–bagian tertentu.
12) Mesin Stitching Pendek
Fungsinya untuk menjahit bagian–bagian yang rata.
13) Mesin Pounching
Fungsinya sebagai alat untuk membuat lubang tali sepatu atau accessories
lubang dalam upper.
d. Mesin–mesin pada Departemen Stockfit
1) Mesin Conveyor Degreaser
Fungsinya untuk mengeringkan outsole agar lem mudah menempel
dengan cara pencucian dengan air panas.
114
2) Mesin Box Pemanas
Fungsinya sebagai pemanas outsole dan accessories lain setelah
pengeringan.
3) Mesin Grinding dan Buffing
Fungsinya untuk membuat kasar komponen yang akan dilem.
4) Mesin Dus Collector
Fungsinya untuk penghisapan bau debu atau lem melalui ducting atau
cerobong yang digerakkan motor.
5) Mesin Conveyor Pemanas Box Heater
Fungsinya sebagai perekatan antara accessories dan outsole.
6) Mesin Proses Whole Sole
Fungsinya sebagai press outsole dengan sistem hidrolik.
e. Mesin–mesin pada Departemen Assembling
1) Mesin Counter Activating Blower
Fungsinya sebagai alat pemanas upper bagian depan untuk mempermudah
proses selanjutnya.
2) Mesin Backpart Molding
Fungsi sebagai proses penarikan upper dengan mold dingin.
3) Mesin Stroble
Fungsinya menjahit upper bagian bawah dengan texon.
4) Mesin Hill Activating Blower
Fungsinya sebagai alat pemanas upper bagian tumit.
115
5) Mesin Hill Lasting
Fungsinya sebagai mesin untuk meratakan bagian tumit yang sudah slip
laste.
6) Mesin Metal Detector
Fungsinya sebagai pendeteksi upper apakah terdapat unsur logam atau
tidak.
7) Mesin Gauge Press
Fungsinya sebagai alat press antara upper dan outsole dengan mold.
8) Mesin Conveyor Cementing
Fungsinya sebagai alat untuk pemanas antara upper dan outsole setelah
dilem.
9) Mesin Hand Grinding
Fungsinya sebagai pengkasaran bagian upper dengan grinding.
10) Mesin Walled Sold Press
Fungsinya sebagai alat press antara outsole dan upper.
11) Mesin Cill Master
Fungsinya sebagai conveyor untuk pendingin proses pengeringan lem.
12) Mesin Press Insole
Fungsinya sebagai alat untuk press insole atau sockliner setelah laste
dicabut dari dalam upper.
13) Mesin Hot Melt
Fungsinya sebagai pengeleman dengan heather roll.
116
14) Mesin Brushing
Fungsinya sebagai pembersih laste setelah digunakan.
15) Mesin Box Grinding
Fungsinya sebagai pengkasaran bagian upper yang akan dilem.
16) Mesin Side Grinding
Fungsinya sebagai pengkasaran bagian upper tetentu.
f. Mesin–mesin Departemen Hot Pess
1) Mesin Hot Press
Fungsinya adalah sebagai mesin press dengan pemanas steam atau heater
untuk membuat outsole dengan cetakan atau mold.
2) Mesin Trimming
Fungsinya sebagai alat pemotong sisa bahan outsole dengan pisau yang
digerakkan oleh penggerak.
3) Mesin Box Oil
Fungsinya sebagai sirkulasi suatu oil yang ditampung di bak untuk
penggerak mesin hidrolik sistem.
4) Mesin Motor dan Pompa Oil
Fungsinya sebagai pompa yang digerakkan motor penggerak untuk
menggerakkan piston press.
5) Mesin Solder
Fungsinya sebagai pemanas dengan heater untuk memotong sisa karet
outsole.
117
6) Mesin Cutting
Fungsinya untuk memotong karet suatu bahan outsole.
7) Mesin Cutting Hidrolik
Fungsinya sebagai penghancur outsole reject.
8) Mesin Fan Blower
Fungsinya sebagai pendingin suatu bahan.
g. Mesin–mesin pada Departemen Poly Urethane
1) Mesin Injection
Fungsinya sebagai alat atau mesin pembuat outsole maupun assesoris
dengan cara inject kecetakan atau mold serta sebagai penggerak bahan dari
tabung material kemudian dipompa ke mold.
2) Mesin Trimming
Fungsinya sebagai mesin untuk memotong sisa bahan dari PU outsole
yang sudah tidak terpakai.
3) Mesin Spray But
Fungsinya sebagai box spray untuk merubah warna yang diinginkan
dengan cara dicat atau spray.
4) Mesin Piping
Fungsinya untuk mencuci dengan chemical tertentu.
5) Mesin Buffing
Fungsinya untuk memproses bagian tertentu suatu bahan outsole PU
dengan hasil kasar untuk mempermudah pengeleman.
118
6) Mesin Jahit
Fungsinya untuk menjahit komponen–komponen tertentu.
7) Mesin Conveyor Injection
Fungsinya sebagai pemanas mold outsole atau accessories yang sudah
dilakukan inject.
8) Mesin Conveyor Painting logo
Fungsinya untuk mengecat logo atau merk dengan pemanas heater atau
steam (pengeringan).
9) Mesin Conveyor Painting Spray Shank
Fungsinya untuk mengecat accessoris outsole dispray dan pemanas
dengan memakai Conveyor Heater System.
10) Mesin Mixing
Fungsinya untuk memutar atau mengaduk suatu cat atau chemical agar
encer atau menyatu sesuai dengan kebutuhan.
11) Mesin Rotary Oven
Fungsinya sebagai pengovenan atau pemanas dengan bahan yang memutar
atau bergerak.
12) Mesin Oven
Fungsinya untuk memproses pemanasan dengan heater box dan bahan
tidak bergerak.
13) Mesin Brushing
Fungsinya sebagai proses pencucian outsole dengan cara disikat.
119
2. Bahan–bahan
Bahan–bahan yang digunakan dalam proses produksi sepatu Nike pada PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) dapat digolongkan menjadi 2 macam
yaitu:
a. Bahan Baku
1) Leather/kulit.
2) Non leather (Synthetic, mesh, textile dan lain–lain)
b. Bahan Pendukung
1) Polymer.
2) Filler.
3) Softener dan processing aids.
4) Vulcanizing agents.
5) Polymer Bound Pre–Dispension (PBPD)/master batch chemicals.
6) Activators/accelerators.
7) Anti oxidants.
8) Pigment.
9) Sulfur.
10) Scrap.
11) Biogenic 110.
12) Air.
13) Oxicalid acid.
14) Texon.
15) Laste.
120
16) Karton.
17) Wontape.
18) Kertas.
19) Poly bag.
20) Woven polyester.
21) Material lain.
3. Proses Produksi
Proses produksi sepatu Nike pada PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)
ini meliputi empat tahapan utama yaitu:
a. Tahap I : Proses Upper
Proses ini berfungsi untuk membuat bagian atau komponen atas dari sepatu.
Proses upper ini meliputi:
1) Persiapan Material
Material yang diperlukan untuk pembuatan upper adalah sebagai berikut:
a) Leather/kulit.
b) Non leather (Synthetic, mesh, textile dan lain–lain).
Setelah bahan–bahan dipersiapkan kemudian dilakukan tes laboratorium
pada semua material untuk mengetahui apakah semua bahan telah sesuai
dengan standar spesifikasi yang telah ditentukan dan melakukan cek color
sesuai dengan sampel.
2) Cutting
Semua material yang telah melalui tes laboratorium dan dinyatakan dalam
kondisi baik serta memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan serta warna
121
telah siap kemudian dilakukan pemotongan untuk dijadikan komponen–
komponen sesuai bentuk dan ukuran. Pada proses cutting ini ada beberapa
hal yang harus diperhatikan yaitu:
a) Pemakaian cutting dies harus sesuai model dan ukuran.
b) Pastikan cutting dies yang digunakan tajam, hal ini sangat penting
untuk memperoleh hasil potongan yang baik dan rapi.
c) Jumlah layer dan arah potong harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan per model.
Dengan memperhatikan hal–hal di atas diharapkan akan menghasilkan
komponen yang yang baik dan rapi.
3) Emboss, Screen dan Embroidery
Setelah proses cutting dan sebelum masuk proses stitching ada beberapa
komponen yang perlu untuk diproses emboss, screen dan embroidery
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan per model.
4) Stitching
Stitching adalah proses penjahitan beberapa komponen menjadi upper.
Dalam proses stitching ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
antara lain:
a) Pemakaian jarum.
Dalam pemakaian jarum harus disesuaikan dengan tipe material upper
yang digunakan. Untuk leather menggunakan tipe jarum cutting point
sedangkan untuk non leather menggunakan tipe jarum round point.
b) Pemakaian benang juga harus disesuaikan.
122
c) Memperhatikan stitching per inch dan stitching margin.
Stitching per inch adalah jumlah jahitan setiap 1 inch sedangkan
stitching margin adalah jarak jahitan dari tepi material.
Selain proses stitching itu sendiri di sini juga dilakukan proses pounching
yaitu proses pembuatan lubang untuk tali sepatu. Setelah proses stitching
selesai maka akan mendapatkan sebuah upper.
b. Tahap II : Proses Outsole
Proses ini berfungsi untuk membuat bagian atau komponen bawah dari
sepatu(sol).
Proses pembuatan outsole ini meliputi:
1) Persiapan Material
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan outsole adalah rubber.
Sedangkan material untuk pembuatan rubber compound terdiri dari:
a) Polymer.
b) Filler.
c) Softeners dan processing aids.
d) Vulcanizing agents.
e) Polymer Bound Pre–Dispension (PBPD)/master batch chemicals.
f) Activators/accelerators.
g) Anti oxidants.
h) Pigment.
i) Sulfur.
j) Scrap.
123
Selain itu ada hal lain yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan
tanggal/data terakhir serta pengambilan bahan baku harus dilakukan secara
FIFO.
2) Penimbangan
Setelah semua material disiapkan maka langkah selanjutnya adalah
dilakukan penimbangan terhadap semua material sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Standar formula rubber harus ditempatkan di area
penimbangan untuk setiap MCS dalam PHR dan Kg. Selain itu alat yang
dipakai untuk melakukan penimbangan harus dikalibrasi secara teratur
setiap 1 tahun sekali.
3) Banbury
Setelah dilakukan penimbangan maka semua material tersebut
dimasukkan dalam mesin banbury untuk mencampur material tadi dengan
temperatur mesin maksimal 80 0 C selama 5 menit.
4) Mixing Roll
Setelah semua material tercampur di mesin banbury kemudian
dipindahkan turun ke mesin mixing roll untuk dibuat menjadi lembaran.
5) Cooling dan Storage
Material yang sudah menjadi lembaran kemudian didinginkan di bawah
temperatur 50 0 C dan disimpan selama minimal 1 jam dan maksimal 3
minggu.
124
6) Mixing Roll
Setelah itu kemudian lembaran material tadi dimasukkan kembali dalam
mesin mixing roll untuk mencampur lembaran rubber dengan pigment,
sulfur dan scrap dengan prosedur sebagai berikut:
a) Temperatur mesin maksimal 60 0 C.
b) Berat rubber 60 Kg.
c) Waktunya selama 20 menit.
7) Rheometer Test dan Test Color
Rheometer test adalah tes untuk mengetahui scorch time/T10 dan cure
time/T90. Sedangkan test color dilakukan untuk memastikan rubber yang
telah dicampur warnanya sesuai dengan sampel yang telah ditentukan.
8) Mixing Roll
Setelah kedua tes dinyatakan sesuai kemudian rubber dimasukkan kembali
ke dalam mesin mixing roll dan siap diproses di mesin calendar.
9) Calender
Mesin calendar ini berfungsi untuk membuat rubber menjadi lembaran
dengan ketebalan yang telah ditentukan sesuai dengan standar per model.
10) Maturing
Proses berikutnya adalah pematangan rubber, proses ini memerlukan
waktu minimal 1 jam dan maksimal 4 hari.
11) Cutting Preform
Lembaran rubber dipotong untuk dijadikan preform sesuai model dan
ukuran.
125
12) Pressing
Proses ini membuat preform rubber menjadi outsole. Selain itu ada
prosedur penting yang harus diperhatikan dalam proses pressing yaitu:
a) Temperatur mesin antara 150 0 C–165 0 C.
b) Temperatur mold antara 140 0 C–150 0 C.
c) Steam antara 5 Kg/cm2–5 Kg/cm2.
d) Pressure gauge antara 100–110 dengan temperatur 60 0 C.
e) Waktunya selama 6 menit.
13) Trimming
Proses ini berfungsi untuk merapikan outsole dari sisa–sisa flashing.
c. Tahap III : Proses Stockfit
Proses stockfit ini berfungsi untuk menyatukan/merangkai outsole dan midsole
menjadi sol unit. Proses yang harus dilakukan dalam stockfit ini meliputi:
1) Degreasing
Proses ini berfungsi untuk mencuci outsole supaya sisa pelepasan yang
ada di outsole hilang sehingga diharapkan setelah outsole ditempel dengan
midsole akan menghasilkan bonding yang kuat. Bahan–bahan yang
dipakai dalam proses degreaser ini adalah:
a) Biogenic 110.
b) Air.
c) Oxcalid acid.
126
2) Washing Phylon Midsole
Proses ini berfungsi untuk mencuci phylon midsole supaya sisa pelepasan
yang ada di midsole hilang sehingga diharapkan setelah midsole ditempel
dengan outsole/upper akan menghasilkan bonding yang kuat. Material
yang dipakai untuk mencuci adalah air hangat dengan temperatur minimal
45 0 C dan waktu yang diperlukan untuk mencuci adalah 10 menit.
3) Drying
Proses ini fungsinya adalah untuk mengeringkan midsole dari sisa–sisa air
dan waktu yang diperlukan adalah antara 2–3 menit.
4) Primer dan UV
Proses ini berfungsi sebagai dasar sebelum proses cement. Ketentuan dari
primer ke cement maksimal 4 minggu, jika dalam 4 minggu midsole
belum diproses cement maka midsole perlu untuk dilakukan primer dan
UV ulang.
5) Primer Outsole
Proses ini dilakukan setelah proses degreaser dan berfungsi sebagai dasar
sebelum proses cement. Ketentuan yang harus diperhatikan adalah setelah
dari degreaser maksimal 5 jam dan sebelum proses cement maksimal 5
jam.
6) Cement Outsole dan Midsole
Semua cement harus diaplikasikan secara tipis dan rata di semua area
bonding.
127
7) Drying
Proses ini berfungsi untuk mengeringkan cement yang ada di outsole dan
midsole. Proses ini membutuhkan ruangan khusus/chamber yang memiliki
temperatur 50 0 C–55 0 C dan memerlukan waktu 4–5 menit.
8) Attaching
Setelah keluar dari chamber kemudian midsole dipasang dengan outsole.
Pemasangan ini sebaiknya dilakukan saat kondisi cement aktif yaitu saat
temperaturnya antara 45 0 C–50 0 C. Cara penempelan antara midsole dan
outsole ini biasanya dimulai dari area toe ke heel.
9) Pressing
Setelah proses penempelan selesai maka selanjutnya dilakukan proses
pressing, hal ini berfungsi untuk menguatkan hasil tempel antara midsole
dan outsole. Ketentuan yang harus diperhatikan adalah memakai pressure
gauge 25 Kg/cm2–30 Kg/cm2 selama 8 detik.
10) Cleaning
Proses ini berfungsi untuk menghilangkan sisa–sisa primer dan cement
yang ada di outsole dan midsole.
11) Quality Control (QC)
Proses ini dilakukan untuk mengecek dan memastikan color telah sesuai
dengan sampel dan hasil penempelan telah benar serta sole unit bersih dan
tidak kotor.
128
12) Packing
Setelah sole unit dinyatakan baik oleh quality control (QC) kemudian
dilakukan proses packing agar siap dikirim ke departemen berikutnya
untuk diproses lebih lanjut. Ketentuan yang harus dilakukan adalah
dengan memakai poly bag warna hitam dan mencantumkan model dan
ukuran serta tanggal produksi.
d. Tahap IV : Proses Assembling
Proses assembling adalah proses perakitan/menyatukan sole unit dengan
upper menjadi sepatu. Proses yang harus dilakukan dalam assembling ini
meliputi:
1) Persiapan Material
Proses persiapan material yang harus dilakukan adalah mengirim upper
yang telah selesai dari proses stitching ke departemen assembling.
2) Gathering
Gathering ini adalah proses penjahitan di area toe dari upper dengan
material woven polyester dengan lebar minimum 2 mm dan jarak
penjahitan 2 mm dari tepi upper.
3) Counter Activation
Counter activation adalah proses pengaktifan area counter dengan
heater/panas yang memiliki temperatur 80 0 C–90 0 C dan waktu yang
diperlukan selama 35–40 detik.
129
4) Back Part Molding
Proses ini berfungsi untuk membentuk area heel dengan cara upper
dipasang di mold dengan menggunakan temperatur antara –5 0 C–10 0 C
selama 25–30 detik.
5) Strobel Stitching
Proses ini dilakukan untuk menjahit strobel sock pada upper.
6) Toe Box Area Activation
Adalah proses pengaktifan area toe dengan heater/panas yang memiliki
temperatur 80 0 C–90 0 C dan waktunya selama 35–40 detik.
7) Metal Detector
Proses ini berfungsi untuk memastikan bahwa produk terbebas dari segala
bentuk logam yang tajam dan berbahaya.
8) Insert Last ke Upper
Proses ini berfungsi untuk memasang last ke dalam upper dengan
memggunakan kode dan ukuran yang sesuai per model.
9) Heel Lasting
Setelah last dipasang di upper kemudian dilakukan proses heel lasting
untuk menentukan tinggi heel.
10) Persiapan Outsole
Proses selanjutnya adalah menyiapkan outsole sesuai dengan ukuran
upper.
130
11) Gauge Marking
Proses ini berfungsi untuk membuat tanda marking pada upper dengan
menggunakan sole unit yang sama ukurannya dengan upper.
12) Hand Grinding/Buffing
Setelah upper diberi tanda/marking maka dilakukan proses hand
grinding/buffing mengikuti tanda marking yang ada.
13) Upper Cleaning
Proses ini berfungsi untuk menghilangkan sisa hand grinding yang masih
menempel di upper yang biasanya menggunakan angin/sikat.
14) Upper Primer
Proses ini berfungsi sebagai dasar sebelum proses cement dan proses
pengaplikasian primer dengan cara mengikuti bekas hand grinding.
15) Setting Chamber (Upper dan Sole Unit)
Proses ini berfungsi untuk mengeringkan primer. Proses ini memerlukan
ruangan khusus/chamber yang memiliki temperatur antara 50 0 C–55 0 C.
16) Cement (Upper dan Sole Unit)
Setelah itu semua cement harus diaplikasikan secara tipis dan rata di
semua area bonding.
17) Setting Chamber (Upper dan Sole Unit)
Proses ini berfungsi untuk mengeringkan cement. Proses ini memerlukan
ruangan khusus/chamber yang memiliki temperatur antara 50 0 C–55 0 C.
18) Attaching Upper dengan Sole
131
Setelah keluar dari chamber kemudian sole unit dipasang dengan upper,
pemasangan ini sebaiknya dilakukan saat kondisi cement aktif yaitu antara
temperatur 40 0 C–45 0 C dan cara pemasangannya biasanya dimulai dari
area toe ke heel.
19) Pressing
Setelah proses penempelan selesai maka secepatnya dilakukan proses
pressing, hal ini berfungsi untuk menguatkan hasil tempel antara sole unit
dan upper. Prosedur yang harus dilakukan adalah dengan memakai
pressure gauge 25 Kg/cm2–30 Kg/cm2 dan waktu yang diperlukan selama
10 detik.
20) Cooling
Setelah proses pressing sepatu kemudian dimasukkan ke dalam cooling
chamber.
21) Loosing Shoe Lace
Setelah sepatu keluar dari cooling chamber maka secepatnya dilakukan
proses pelonggaran tali sepatu, hal ini supaya saat pelepasan last dari
sepatu mudah dilakukan.
22) Delasting
Proses ini bertujuan untuk melepaskan last dari sepatu.
23) Cleaning Last
Last yang telah dipakai kemudian dicuci dengan cara brushing supaya
kotoran dan sisa cement yang ada pada last hilang dan last menjadi bersih
132
serta siap dipakai kembali untuk produksi, ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya kotor di area collar lining.
24) Sockliner Cement
Sebelum sockliner dipasang pada sepatu maka dilakukan proses cement
terlebih dahulu.
25) Insert Sockliner dan Press
Setelah sockliner melalui proses cement maka secepatnya dipasang pada
sepatu kemudian dilakukan proses press agar sockliner kuat menempel
pada sepatu.
26) Quality Control (QC)
Proses ini dilakukan untuk mengecek dan memastikan apakah color telah
sesuai dengan sampel yang ditentukan serta mengetahui apakah
penempelan telah benar, sepatu bersih/tidak kotor dan cacat.
27) Insert Die Cut Foot Form
Proses ini dilakukan untuk tetap menjaga bentuk sepatu selama berada di
dalam inner box dengan cara memasang die cut foot form.
28) Accessories
Proses berikutnya adalah pemasangan accessories pada sepatu.
Accessories ini dipasang berdasarkan standar yang telah ditentukan untuk
masing–masing negara tujuan.
29) Lacing (Repair Lacing)
Tali sepatu harus dirapikan dan diikat.
133
30) Shoe Wrapping Paper in Inner Box
Sebelum sepatu dimasukkan ke dalam inner box maka harus dilakukan
proses pembungkusan sepatu dengan kertas dan hasil pembungkusannya
harus rapi.
31) Packing
Packing adalah proses pengepakan beberapa inner box ke dalam karton
box.
32) Finished Good Werehouse
Setelah pengepakan sepatu selesai kemudian dimasukkan ke dalam
gudang sebagai barang jadi sebelum diekspor.
33) Inspection
Proses ini dilakukan untuk mengecek barang–barang yang telah masuk ke
dalam gudang barang jadi agar tidak terjadi penyimpangan.
34) Export
Export adalah proses pengiriman sepatu ke negara tujuan.
Untuk lebih memahami tentang proses produksi sepatu Nike pada PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) dapat dilihat pada skema II di
lampiran IV.
134
I. Pemasaran
1. Daerah Pemasaran
Hasil produksi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) berupa sepatu
merk Nike yang merupakan sepatu ternama asal Oregon, Amerika Serikat. Dalam
memasarkan barang hasil produksinya PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) tidak mengalami kesulitan karena perusahaan hanya berperan untuk
memproduksi sepatu Nike saja kemudian mengirim sepatu yang telah jadi kepada
pihak Nike Incorporation di Oregon, Amerika Serikat kemudian pihak Nike
Incorporation yang memiliki kebijakan untuk menentukan harga, melakukan
promosi dan memasarkannya. Pihak Nike Incorporation memasarkan sepatu Nike
ini ke wilayah Asia seperti Jepang, China, Korea, Taiwan, Vietnam, Thailand,
India, Indonesia dan kawasan Asia lainnya. Selain itu sepatu Nike juga dipasarkan
di kawasan Eropa seperti Italia, Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Portugal, Rusia
dan negara Eropa lainnya dan tentunya juga dipasarkan di Amerika Serikat sendiri
yang merupakan tempat asal sepatu Nike.
2. Penentuan Harga
Dalam menentukan harga sepatu Nike di pasaran PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) tidak dapat menentukan sendiri harga sepatu Nike yang
diproduksinya karena PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) hanya
berperan sebagai user Nike Incorporation di Oregon, Amerika Serikat dalam
artian bahwa perusahaan hanya memproduksi sepatu Nike saja kemudian
mengirim produk produk sepatu Nike yang sudah jadi ke pihak Nike
Incorporation tanpa disertai kebijakan untuk memasarkan ataupun menentukan
135
sendiri harga sepatu Nike yang telah diproduksi. Pihak Nike Incorporation
membeli hasil produksi sepatu Nike dari PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) seharga antara US$ 11–US$ 20 per pasang tergantung jenis sepatunya,
kemudian pihak Nike Incorporation yang memiliki kebijakan untuk memasarkan
dan menentukan harga sepatu Nike tersebut seharga rata–rata antara US$ 50–US$
100 per pasang.
3. Promosi
Karena kebijakan dalam penentuan harga, melakukan promosi dan pemasaran
barang hasil produksi ditentukan oleh pihak Nike Incorporation, maka PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) tidak melakukan promosi terhadap
barang hasil produksinya yang berupa sepatu Nike. Promosi terhadap sepatu Nike
yang diproduksi oleh PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) dilakukan oleh
pihak Nike Incorporation melalui iklan–iklan di media massa baik media cetak
(koran, majalah dan lain–lain) maupun media eletronik (televisi dan internet) di
seluruh dunia. Dalam mempromosikan produk sepatu Nike, pihak Nike
Incorporation sering memakai para aktor/artis dan juga para olahragawan dunia
sebagai bintang iklan untuk meningkatkan omzet penjualan sepatu Nike dan cara
ini terbukti sangat efektif dan mampu meningkatkan omzet penjualan sepatu
Nike. Sebagai contoh misalnya, pada tahun 2006 pihak Nike Incorporation
pernah memasang pemain basket Michael Jordan sebagai bintang iklan sepatu
Nike dan terbukti strategi ini mampu meningkatkan omzet penjualan sepatu Nike
sehingga pihak Nike Incorporation mampu meraup keuntungan lebih dari US$ 15
miliar pada waktu itu.
136
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Bab ini menyajikan data yang diperoleh oleh penulis selama melaksanakan
penelitian. Data yang diperoleh penulis adalah data dari kuesioner tentang persepsi
karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia dan persepsi kinerja karyawan setelah mengikuti program pelatihan
dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 30 orang karyawan.
Analisis yang dilakukan dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama
merupakan analisis data deskriptif yang mengevaluasi tentang jawaban persepsi
karyawan terhadap pertanyaan–pertanyaan yang diajukan penulis dalam bentuk
kuesioner. Bagian kedua merupakan analisis data kuantitatif, di mana analisis ini
bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap ketiga hipotesis yang menyatakan
bahwa ada persepsi positif dari para karyawan terhadap pelaksanaan program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, ada persepsi positif dari para
karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia dan ada hubungan positif antara persepsi pelaksanaan
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan kinerja
karyawan setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia.
137
B. Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini pengujian instrumen yang dilakukan adalah:
1. Uji Validitas
Pengujian validitas untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai
sebagai bahan penelitian itu layak atau tidak untuk dipakai. Kuesioner sebagai alat
ukur perlu diuji validitasnya untuk mengetahui kelayakan butir–butir dalam suatu
daftar pertanyaan (kuesioner) atau mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.
Semakin tinggi suatu alat ukur, semakin tepat pula alat pengukur mengenai
sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat ukur, semakin jauh
pula alat pengukur itu mengenai sasarannya.
Untuk proses penghitungannya penulis menggunakan bantuan program
komputer SPSS 12.0 For Windows dengan taraf signifikan (α) 5 %. Adapun
langkah–langkah untuk menguji validitas data yaitu:
a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
b. Melakukan uji coba pengukuran tersebut kepada sejumlah responden.
c. Melakukan rekapitulasi data kuesioner dan membuat tabel tabulasi jawaban.
d. Menghitung korelasi masing–masing pertanyaan setelah lebih dulu
menjumlahkan skor total dari data yang telah direkapitulasi kemudian
memasukkan dan memprosesnya dengan menggunakan program komputer
SPSS 12.0 For Windows.
Setelah dihitung maka diketahui hasilnya sebagai berikut: butir pertanyaan
pertama dari variabel persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan
138
dan pengembangan Sumber Daya Manusia ternyata mempunyai nilai r hitung
sebesar 0,399. Nilai r hitung tersebut dibandingkan dengan r tabel. Karena n = 30 dan
taraf signifikan (α) 5 % maka nilai r tabel yang diperoleh sebesar 0,361. Jika r hitung
lebih besar dari r tabel maka dinyatakan valid, sebaliknya jika r tabel lebih besar dari
r hitung maka dinyatakan tidak valid. Tabel selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran X. Hasil perhitungan validitas persepsi karyawan terhadap pelaksanaan
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dapat dirangkum
dalam tabel berikut:
Tabel V.1
Ringkasan Hasil Uji Validitas
Nomor Item
Kuesioner
r hitung r tabel Keterangan
1 0,399 0,361 Valid
2 0,311 0,361 Tidak Valid
3 0,274 0,361 Tidak Valid
4 0,472 0,361 Valid
5 0,032 0,361 Tidak Valid
6 0,499 0,361 Valid
7 0,420 0,361 Valid
8 0,518 0,361 Valid
9 0,341 0,361 Tidak Valid
10 0,641 0,361 Valid
11 0,665 0,361 Valid
12 0,527 0,361 Valid
13 0,432 0,361 Valid
14 0,329 0,361 Tidak Valid
15 0,504 0,361 Valid
139
16 0,504 0,361 Valid
17 0,676 0,361 Valid
18 0,712 0,361 Valid
19 0,612 0,361 Valid
20 0,544 0,361 Valid
21 0,674 0,361 Valid
22 0,442 0,361 Valid
23 0,537 0,361 Valid
24 0,479 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan teknik belah dua (splith
half). Hasil dari satu tes dianalisis dengan membelah seluruh instrumen menjadi
dua bagian yaitu pertama yang berupa hasil atau skor yang berasal dari item–item
bernomor ganjil dan bagian kedua berupa hasil atau skor yang berasal dari item–
item bernomor genap, kemudian untuk koefisien reliabilitasnya digunakan rumus
Spearman–Brown maka rxy dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus
korelasi product momen dari Karl Pearson.
Cara perhitungan reliabilitas berdasarkan teknik belah dua (splith half) dapat
dilihat pada lampiran VII:
a. Langkah pertama mengkorelasikan data item ganjil dan item genap dengan
menggunakan rumus korelasi product moment.
140
b. Langkah kedua memasukkan nilai koefisien korelasi yang telah diperoleh
sebesar 0,85 ke dalam rumus reliabilitas Spearman–Brown.
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa untuk perhitungan reliabilitas
menunjukkan rhitung sebesar 0,919 sedangkan dari rtabel sebesar 0,361. Jika
rhitung lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel, sebaliknya jika rtabel lebih
besar dari rhitung maka dinyatakan tidak reliabel. Pada perhitungan di atas nilai
141
rhitung > rtabel sehingga kuesioner pada variabel program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia adalah reliabel.
C. Deskripsi Data Karyawan
Untuk dapat memahami secara lebih jelas mengenai deskripsi data karyawan
yang meliputi umur karyawan, jenis kelamin karyawan, pendidikan terakhir dan
status jati diri maka dipaparkan dalam bentuk distribusi jawaban sebagai berikut:
1. Umur Karyawan
Dari distribusi jawaban pada tabel V.2 dapat dilihat umur dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan adalah umur sekitar 27–31 tahun
sebanyak 5 orang (16,67 %) dan umur lebih dari 32 tahun ke atas sebanyak 25
orang (83,33%).
Tabel V.2
Distibusi Berdasarkan Umur Karyawan
Umur Karyawan Prosentase (100%)
17–21 tahun 0 orang 0 %
22–26 tahun 0 orang 0 %
27–31 tahun 5 orang 16,67 %
Lebih dari 32 tahun 25 orang 83,33%
Total 30 orang 100%
Sumber: Data primer yang diolah
2. Jenis Kelamin
Dari distribusi jawaban pada tabel V.3 dapat dilihat jenis kelamin dari 30
orang karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber
142
Daya Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan adalah jenis kelamin pria
sebanyak 16 orang (53,33 %) dan jenis kelamin wanita sebanyak 14 orang
(46,67%).
Tabel V.3
Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Karyawan Prosentase (100 %)
Pria 16 orang 53,33 %
Wanita 14 orang 46,67 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
3. Pendidikan Terakhir
Dari distibusi jawaban pada tabel V.4 dapat dilihat pendidikan terakhir dari
30 orang karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan adalah lulusan
SMP sebanyak 1 orang (3,33 %), lulusan SMU sebanyak 20 orang (66,67 %),
lulusan SMEA / STM sebanyak 8 orang (26,63 %), lulusan Peguruan Tinggi
sebanyak 1 orang (3,33 %).
Tabel V.4
Distribusi Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Karyawan Prosentase (100 %)
SMP 1 orang 3,33 %
SMU 20 orang 66,67 %
SMEA / STM 8 orang 26,67 %
Perguruan Tinggi 1 orang 3,33 %
Total 30 orang
Sumber: Data primer yang diolah
143
4. Status Jati Diri
Dari distribusi jawaban pada tabel V.5 dapat dilihat status jati diri dari 30
orang karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan adalah untuk status belum
menikah sebanyak 1 orang (3,33 %) dan status sudah menikah sebanyak 29 orang
(96,67 %).
Tabel V.5
Distribusi Berdasarkan Status Jati Diri
Status Jati Diri Karyawan Prosentase (100%)
Belum Menikah 1 orang 3,33 %
Sudah Menikah 29 orang 96,67 %
Total 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
D. Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada persepsi positif
dari para karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia, maka dianalisis dengan menggunakan Skala Likert dan teknik
pengukurannya menggunakan metode tabulasi dengan cara pemberian skor pada
masing–masing item kuesioner kemudian disajikan dalam bentuk persentase.
Berdasarkan data dari kuesioner yang diperoleh di PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA), maka dapat disajikan distribusi jawaban pada masing–masing item
kuesioner sebagai berikut:
1. Distribusi Jawaban Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan Program
Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
144
Pertanyaan 1:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan dengan pelatihan
pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik, diperoleh distribusi jawaban sebagai
berikut:
Tabel V.6
Dengan pelatihan pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 17 orang 56,67 %
Setuju 15 orang 43,33 %
Ragu–ragu 0 orang 0 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.6 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa dengan pelatihan pekerjaan menjadi lebih baik
sebanyak 17 orang (56,67 %) dan yang menyatakan setuju sebanyak 13 orang
(43,33 %).
145
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik.
Pertanyaan 2:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan dengan pelatihan
tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin besar, diperoleh distribusi jawaban
sebagai berikut:
Tabel V.7
Dengan pelatihan tanggung jawab terhadap pekerjaan menjadi lebih besar
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 13 orang 43,33%
Setuju 14 orang 46,67 %
Ragu–ragu 1 orang 3,33 %
Tidak Setuju 2 orang 6,67 %
Sangat Tidak Setuju 0 oang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.7 dapat dilihat bahwa dai 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa dengan pelatihan tanggung jawab terhadap
pekerjaan semakin besar sebanyak 13 orang (43,33 %), yang menyatakan setuju
146
sebanyak 14 orang (46,67 %), yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 1 orang
(3,33 %) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (6,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin besar.
Pertanyaan 3:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan pelatihan dapat
meningkatkan kepercayaan diri dalam bekerja, diperoleh distribusi jawaban
sebagai berikut:
Tabel V.8
Pelatihan dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam bekerja
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 16 orang 53,33 %
Setuju 14 orang 46,67 %
Ragu–ragu 0 orang 0 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.8 dapat dilihat bahwa dai 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa pelatihan dapat meningkatkan kepercayaan diri
147
dalam bekerja sebanyak 16 orang (53,33 %) dan yang menyatakan setuju
sebanyak 14 orang (46,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam bekerja.
Pertanyaan 4:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan pelatihan dapat
meningkatkan kerja sama antar karyawan, diperoleh distribusi jawaban sebagai
berikut:
Tabel V.9
Pelatihan dapat meningkatkan kerja sama antar karyawan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 15 oang 50,00 %
Setuju 15 orang 50,00 %
Ragu–ragu 0 orang 0 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.9 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa dengan pelatihan dapat meningkatkan kerja
148
sama antar karyawan sebanyak 15 orang (50,00 %) dan yang menyatakan setuju
sebanyak 15 orang (50,00 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat meningkatkan kerja sama antar karyawan.
Pertanyaan 5:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan materi yang diberikan
dalam pelaksanaan pelatihan sudah cukup lengkap, diperoleh distibusi jawaban
sebagai berikut:
Tabel V.10
Materi yang diberikan dalam pelaksanaan pelatihan sudah cukup lengkap
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 3 orang 10,00 %
Setuju 13 orang 43,33 %
Ragu–ragu 10 orang 33,33 %
Tidak Setuju 4 orang 13,33 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.10 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa materi yang diberikan dalam pelaksanaan
149
pelatihan sudah cukup lengkap sebanyak 3 orang (10,00 %), yang menyatakan
setuju sebanyak 13 orang (43,33 %), yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 10
orang (33,33 %) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang (13,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan sudah memberikan materi yang cukup lengkap dalam pelaksanaannya.
Pertanyaan 6:
Berdasarkan jawaban karyawan tehadap petanyaan fasilitas yang diberikan
perusahaan untuk menunjang kegiatan pelatihan sudah cukup memadai, diperoleh
distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.11
Fasilitas yang diberikan perusahaan untuk menunjang kegiatan
pelatihan sudah cukup memadai
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 3 orang 10,00 %
Setuju 22 orang 73,33 %
Ragu–ragu 2 orang 6,67 %
Tidak Setuju 3 orang 10,00 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.11 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa fasilitas yang disediakan perusahaan untuk
150
menunjang kegiatan pelatihan sudah cukup memadai sebanyak 3 orang (10,00 %),
yang menyatakan setuju sebanyak 22 orang (73,33 %), yang menyatakan ragu–
ragu sebanyak 2 orang (6,67 %) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3
orang (10,00 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan sudah disediakan fasilitas penunjang yang cukup memadai oleh
perusahan.
Pertanyaan 7:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan pelatihan akan
meningkatkan semangat kerja karyawan, diperoleh distribusi jawaban sebagai
berikut:
TabelV.12
Pelatihan akan meningkatkan semangat kerja karyawan
Alteranatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 16 orang 53,33 %
Setuju 12 orang 40,00 %
Ragu–ragu 2 orang 6,67 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.12 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
151
menyatakan sangat setuju bahwa pelatihan akan meningkatkan semangat kerja
karyawan sebanyak 16 orang (53,33 %), yang menyatakan setuju sebanyak 12
orang (40,00 %) dan yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 2 orang (6,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.
Pertanyaan 8:
Berdasarkan jawaban kayawan terhadap pertanyaan pelatihan akan
meningkatkan keterampilan dalam bekerja, diperoleh distribusi jawaban sebagai
berikut:
Tabel V.13
Pelatihan akan meningkatkan keterampilan dalam bekerja
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 17 orang 56,67 %
Setuju 11 orang 36,67 %
Ragu–ragu 2 orang 6,67 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.13 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa pelatihan akan meningkatkan keterampilan
152
dalam bekerja sebanyak 17 orang (56,67 %), yang menyatakan setuju sebanyak
11 orang (36,67 %) dan yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 2 orang (6,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat meningkatkan keterampilan dalam bekerja.
Pertanyaan 9:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan pelatihan akan
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja, diperoleh distribusi jawaban
sebagai berikut:
Tabel V.14
Pelatihan akan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 19 orang 63,33 %
Setuju 11 orang 36,67 %
Ragu–ragu 0 orang 0 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.14 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa pelatihan akan meningkatkan pengetahuan dan
153
pengalaman kerja sebanyak 19 orang (63,33 %) dan yang menyatakan setuju
sebanyak 11 orang (36,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja.
Pertanyaan 10:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan pelatihan akan
meningkatkan jumlah unit produk yang dihasilkan, diperoleh distribusi jawaban
sebagai berikut:
Tabel V.15
Pelatihan akan meningkatkan jumlah unit poduk yang dihasilkan
Altaernatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 11 orang 36,67 %
Setuju 12 orang 40,00 %
Ragu–ragu 5 orang 16,67 %
Tidak Setuju 2 orang 6,67 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.15 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa pelatihan akan meningkatkan jumlah unit
154
produk yang dihasilkan sebanyak 11 orang (36,67 %), yang menyatakan setuju
sebanyak 12 orang (40,00 %), yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 5 orang
(16,67 %) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (6,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat meningkatkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
2. Pembahasan Mengenai Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan Program
Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Tabel V.16
Persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia
No Persepsi Karyawan SS S R TS STS
1 Dengan pelatihan pekerjaan
menjadi lebih cepat dan lebih
baik.
56,67% 43,33% 0 % 0 % 0 %
2 Dengan pelatihan tanggung
jawab terhadap pekerjaan
semakin besar.
43,33% 46,67% 3,33% 6,67% 0 %
3 Pelatihan dapat meningkatkan
kepercayaan diri dalam bekerja.
53,33% 46,67% 0 % 0 % 0 %
4 Pelatihan meningkatkan kerja
sama antar karyawan.
50,00% 50,00% 0 % 0 % 0 %
5 Materi yang diberikan dalam
pelaksanaan sudah cukup
lengkap.
10,00% 43,33% 33,3% 13,3% 0 %
6 Fasilitas yang disediakan dalam
perusahaan untuk menunjang
10,00% 73,33% 6,67% 10,0% 0 %
155
kegiatan pelatihan sudah cukup
memadai.
7 Pelatihan akan meningkatkan
semangat kerja karyawan.
53,33% 40,00% 6,67% 0 % 0 %
8 Pelatihan akan meningkatkan
keterampilan dalam bekerja.
56,67% 36,67% 6.67% 0 % 0 %
9 Pelatihan akan meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman
kerja.
63,33% 36,67% 0 % 0 % 0 %
10 Pelatihan akan meningkatkan
jumlah unit poduk yang
dihasilkan.
36,67% 40,00% 16,6% 6,67% 0 %
Jumlah Perbandingan 43,33% 45,67% 7,33% 3,67% 0 %
Sumber: Data primer yang diolah
Kesimpulan:
Jawaban hipotesis pertama menyatakan bahwa karyawan memberikan
persepsi yang positif terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan. Hal ini dibuktikan
dengan hasil jawaban karyawan yang menyatakan setuju terhadap pelaksanaan
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia sebesar 45,67 %
ditambah dengan karyawan yang menyatakan sangat setuju sebesar 43,33 %.
Sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebesar 3,67 %. Hal ini menandakan
bahwa program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang
diselenggarakan oleh perusahaan mendapat persepsi yang positif dari para
karyawan.
E. Pengujian Hipotesis Kedua
156
Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada persepsi positif dari
para karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia, maka dianalisis dengan menggunakan Skala
Likert dan teknik pengukurannya menggunakan metode tabulasi dengan cara
pemberian skor pada masing–masing item kuesioner kemudian disajikan dalam
bentuk persentase. Berdasarkan data dari kuesioner yang diperoleh di PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA), maka dapat disajikan distribusi jawaban pada
masing–masing item kuesioner sebagai berikut:
1. Distribusi Jawaban Persepsi Kinerja Karyawan Setelah Mengikuti Program
Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanyaan 11:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan pekerjaan menjadi lebih
cepat dan lebih baik setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh
distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.17
Pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 16 orang 53,33 %
Setuju 13 orang 43,33 %
Ragu–ragu 1 orang 3,33 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
157
Dari distribusi jawaban pada tabel V.17 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 16 orang (53,33 %),
yang menyatakan setuju sebanyak 13 orang (43,33%) dan yang menyatakan ragu–
ragu sebanyak 1 orang (3,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih baik setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 12:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan keterampilan dalam
bekerja meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh
distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.18
Keterampilan dalam bekerja Meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 7 orang 23,33 %
Setuju 22 orang 73,33 %
Ragu–ragu 1 orang 3.33 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
158
Dari distribusi jawaban pada tabel V.18 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa keterampilan dalam bekerja meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 7 orang (23,33 %), yang
menyatakan setuju sebanyak 22 orang (73,33 %), dan yang menyatakan ragu–ragu
sebanyak 1 orang (3,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan keterampilan dalam bekerja meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 13:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan pengetahuan dan
pengalaman meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh
distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.19
Pengetahuan dan pengalaman meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 12 orang 40,00 %
Setuju 17 orang 56,67 %
Ragu–ragu 1 orang 3,33 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
159
Dari distribusi jawaban pada tabel V.19 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa pengetahuan dan pengalaman meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 12 orang (40,00 %), yang
menyatakan setuju sebanyak 17 orang (56,67 %) dan yang menyatakan ragu–ragu
sebanyak 1 orang (3,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja
meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 14:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan kemampuan untuk
bekerja sama dan membina hubungan baik dengan karyawan lain meningkat
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh distribusi jawaban
sebagai berikut:
Tabel V.20
Kemampuan untuk bekerja sama dan membina hubungan baik dengan karyawan
lain meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 6 orang 20,00 %
Setuju 21 orang 70,00 %
Ragu–ragu 2 orang 6,67 %
Tidak Setuju 1 orang 3,33 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
160
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.20 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa kemampuan untuk bekeja sama dan membina
hubungan baik dengan karyawan lain meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan sebanyak 6 orang (20,00 %), yang menyatakan setuju sebanyak 21
orang (70,00 %), yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 2 orang (6,67 %) yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (3,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan kemampuan untuk bekerja sama dan membina
hubungan baik dengan karyawan lain meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan tersebut.
Pertanyaan 15:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan kepercayaan diri dalam
bekerja meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh
distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.21
Kepercayaan diri dalam bekerja meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan
Aternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 10 orang 33,33 %
Setuju 19 orang 63,33 %
161
Ragu-ragu 1 orang 3,33 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.21 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa kepercayaan diri dalam bekerja meningkat
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 10 orang (33,33 %),
yang menyatakan setuju sebanyak 19 orang (63,33 %) dan yang menyatakan
ragu–ragu sebanyak 1 orang (3,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan kepercayaan diri dalam bekerja meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 16:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan penampilan pribadi
seperti cara berpakaian lebih baik setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan,
diperoleh distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.22
Penampilan pribadi seperti cara berpakaian lebih baik setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 3 orang 10,00 %
162
Setuju 15 orang 50,00 %
Ragu–ragu 8 orang 26,67 %
Tidak Setuju 4 orang 13,33 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.22 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa penampilan pibadi seperti cara berpakaian lebih
baik setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 3 orang (10,00 %),
yang menyatakan setuju sebanyak 15 orang (50,00 %0, yang menyatakan ragu–
ragu sebanyak 8 orang (26,67 %) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4
orang (13,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan penampilan pribadi seperti cara berpakaian lebih baik
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 17:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan kebugaran fisik menjadi
lebih baik sehingga tingkat kecelakaan kerja menurun setelah mengikuti pelatihan
dan pengembangan, diperoleh distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.23
Kebugaran fisik menjadi lebih baik sehingga tingkat kecelakaan kerja menurun
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan
163
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100%)
Sangat Setuju 8 orang 26,67 %
Setuju 16 orang 53,33 %
Ragu–ragu 4 orang 13,33 %
Tidak Setuju 2 orang 6,67 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.23 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa kebugaran fisik menjadi lebih baik sehingga
tingkat kecelakaan kerja menurun setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan
sebanyak 8 orang (26,67 %), yang menyatakan setuju sebanyak 16 orang (53,33
%), yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 4 orang (13,33 %) dan yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (6,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan kebugaran fisik menjadi lebih baik sehingga tingkat
kecelakaan kerja menurun setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan
tesebut.
Pertanyaan 18:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan tingkat pesensi atau
kehadiran anda selalu penuh setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan,
diperoleh distribusi jawaban sebagai berikut:
164
Tabel V.24
Tingkat presensi atau kehadiran anda selalu penuh setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 7 orang 23,33 %
Setuju 15 orang 50,00 %
Ragu–ragu 6 orang 20,00 %
Tidak Setuju 2 orang 6,67 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.24 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa tingkat presensi atau kehadiran selalu penuh
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 7 orang (23,33 %), yang
menyatakan setuju sebanyak 15 orang (50,00 %), yang menyatakan ragu–ragu
sebanyak 6 orang (20,00) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang
(6,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan tingkat presensi atau kehadiran selalu penuh setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 19:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan kemampuan untuk
merencanakan, mengorganisi dan menyelesaikan pekerjaan agar efektif dan sesuai
165
target dapat meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh
distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V,25
Kemampuan untuk merencanakan, mengorganisir dan menyelesaikan
pekerjaan agar efektif dan sesuai target dapat meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 11 orang 36,67 %
Setuju 17 orang 56,67 %
Ragu–ragu 2 orang 6,67 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.25 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa kemampuan untuk merencanakan,
mengorganisir dan menyelesaikan pekerjaan agar efektif dan sesuai target dapat
meningkat setelah mengeikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 11 orang
(36,67 %), yang menyatakan setuju sebanyak 17 orang (56,67 %) dan yang
menyatakan ragu–ragu sebanyak 2 orang (6,67 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan tingkat kemampuan untuk merencanakan,
166
mengorganisir dan menyelesaikan pekerjaan agar efektif dan sesuai target dapat
meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 20:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan pemahaman terhadap
pekerjaan yang dilimpahkan kepada anda meningkat setelah mengikuti pelatihan
dan pengembangan, dipeoleh distibusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.26
Pemahaman terhadap pekerjaan yang dilimpahkan kepada anda meningkat
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 11 orang 36,67 %
Setuju 16 orang 53,33 %
Ragu–ragu 3 orang 10,00 %
Tidak Setuju 0 orang 0 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.26 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa pemahaman terhadap pekerjaan yang
dilimpahkan kepada anda meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
167
pengembangan sebanyak 11 orang (36,67 %), yang menyatakan setuju sebanyak
16 orang (53,33 %) dan yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 3 orang (10,00).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan pemahaman terhadap pekejaan yang dilimpahkan
meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 21:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan unit poduk yang
dihasilkan meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh
distibusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V.27
Unit produk yang dihasilkan meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100%)
Sangat Setuju 11 orang 36,67 %
Setuju 17 orang 56,67 %
Ragu–ragu 1 orang 3,33 %
Tidak Setuju 1 orang 3,33 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.27 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa unit produk yang dihasilkan meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 11 orang (36,67 %), yang
168
menyatakan setuju sebanyak 17 orang (56,67 %), yang menyatakan ragu–ragu
sebanyak 1 orang (3,33 %) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang
(3,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan unit produk yang dihasilkan meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 22:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan kemampuan untuk dapat
bekerja di bawah tekanan beban karena belum terpenuhinya target dapat
meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh distribusi
jawaban sebagai berikut:
Tabel V.28
Kemampuan untuk dapat bekerja di bawah tekanan beban karena belum
terpenuhinya target dapat meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 3 orang 10,00 %
Setuju 13 orang 43,33 %
Ragu–ragu 10 orang 33,33 %
Tidak Setuju 4 orang 13,33 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
169
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.28 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa kemampuan untuk dapat bekerja di bawah
tekanan beban karena belum terpenuhinya target dapat meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 3 orang (10,00 %), yang
menyatakan setuju sebanyak 13 orang (43,33 %), yang menyatakan ragu–ragu
sebanyak 10 orang (33,33 %) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang
(13,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan kemampuan untuk dapat bekerja di bawah tekanan
beban karena belum terpenuhinya target dapat meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan tersebut.
Pertanyaan 23:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan kemampuan untuk
berkomunikasi secara lebih sopan dengan karyawan lain meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan, diperoleh distribusi jawaban sebagai
berikut:
Tabel V.29
Kemampuan untuk berkomunikasi secara lebih sopan dengan karyawan lain
meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
170
Sangat Setuju 13 orang 43,33 %
Setuju 15 orang 50,00 %
Ragu–ragu 1 orang 3,33 %
Tidak Setuju 1 orang 3,33 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.29 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa kemampuan untuk berkomunikasi secara lebih
sopan dengan karyawan lain meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan sebanyak 13 orang (43,33 %), yang menyatakan setuju sebanyak
15 orang (50,00 %), yang menyatakan ragu–ragu sebanyak 1 orang (3,33 %) dan
yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (3,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan kemampuan untuk berkomunikasi secara lebih sopan
dengan karyawan lain meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan
tersebut.
Pertanyaan 24:
Berdasarkan jawaban karyawan terhadap pertanyaan prestasi kerja lebih baik
dibandingkan karyawan lain setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan,
diperoleh distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel V. 30
171
Prestasi kerja lebih baik dibandingkan karyawan lain setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan
Alternatif Jawaban Jumlah Responden Persentase (100 %)
Sangat Setuju 11 orang 36,67 %
Setuju 14 orang 46,67 %
Ragu–ragu 4 orang 13,33 %
Tidak Setuju 1 orang 3,33 %
Sangat Tidak Setuju 0 orang 0 %
Jumlah 30 orang 100 %
Sumber: Data primer yang diolah
Dari distribusi jawaban pada tabel V.30 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
karyawan yang mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan, persepsi karyawan yang
menyatakan sangat setuju bahwa prestasi kerja lebih baik dibandingkan karyawan
lain setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sebanyak 11 orang (36,67 %),
yang menyatakan setuju sebanyak 14 orang (46,67 %), yang menyatakan ragu–
ragu sebanyak 4 orang (13,33 %) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1
orang (3,33 %).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang selama ini diberikan kepada
karyawan dapat menjadikan prestasi kerja lebih baik dibandingkan karyawan lain
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut.
2. Pembahasan Mengenai Persepsi Kinerja Karyawan Setelah Mengikuti
Program Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Tabel V.31
172
Persepsi kinerja karyawan setelah mengikuti program pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia
No Persepsi Kinerja Karyawan SS S R TS STS
1 Pekerjaan menjadi lebih cepat
dan lebih baik setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
53,33% 43,33% 3,33% 0 % 0 %
2 Keterampilan dalam bekerja
meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
23,33% 73,33% 3,33% 0 % 0 %
3 Pengetahuan dan pengalaman
meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
40,00% 56,67% 3,33 % 0 % 0 %
4 Kemampuan untuk bekerja
sama dan membina hubungan
baik dengan karyawan lain
meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
20,00% 70,00% 6,67% 3,33% 0 %
5 Kepercayaan diri dalam bekerja
meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
33,33% 63,33% 3,33% 0 % 0 %
6 Penampilan pribadi seperti cara
berpakaian lebih baik setelah
mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
10,00% 50,00% 26,67% 13,33% 0 %
7 Kebugaan fisik menjadi lebih
baik sehingga tingkat
kecelakaan kerja menurun
setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
26,67% 53,33% 13,33% 6,67% 0 %
8 Tingkat presensi atau kehadiran
anda selalu penuh setelah
23,33% 50,00% 20,00% 6,67% 0 %
173
mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
9 Kemampuan untuk
merencanakan, mengorganisir
dan menyelesaikan pekejaan
agar efektif dan sesuai target
dapat meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
36,67% 56,67% 6,67% 0 % 0 %
10 Pemahaman terhadap pekejaan
yang dilimpahkan kepada anda
meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
36,67% 53,33% 10,00% 0 % 0 %
11 Unit produk yang dihasilkan
meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
36,67% 56,67% 3,33% 3,33% 0 %
12 Kemampuan untuk dapat
bekerja di bawah tekanan beban
kaena belum terpenuhinya
target dapat meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
10,00% 43,33% 33,33% 13,33% 0 %
13 Kemampuan untuk
berkomunikasi secaa lebih
sopan dengan karyawan lain
meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
43,33% 50,00% 3,33% 3,33% 0 %
14 Prestasi kerja lebih baik
dibandingkan dengan karyawan
lain setelah mengikuti pelatihan
dan pengembangan.
36,67% 46,67% 13,33% 3,33% 0 %
174
Jumlah Perbandingan 30,71% 54,76% 10,71% 3,81% 0 %
Sumber: Data primer yang diolah
Kesimpulan: Jawaban hipotesis kedua menyatakan bahwa karyawan memberikan persepsi
yang positif terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban persepsi karyawan yang menyatakan
setuju terhadap kinerja karyawan setelah mengikuti program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia sebesar 54,76 % ditambah dengan
karyawan yang menyatakan sangat setuju sebesar 30,71 %. Sedangkan yang
menyatakan tidak setuju sebesar 3,81 %. Hal ini menandakan bahwa karyawan
memberikan persepsi yang positif terhadap kinerja setelah mengikuti program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang diselenggarakan oleh
perusahaan.
F. Pengujian Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa ada hubungan positif
antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia dengan persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, maka digunakan
langkah–langkah sebagai berikut:
1. Menentukan HO dan Ha
HO : Tidak ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap
pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
175
dengan persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
Ha : Ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan
persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan
dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
2. Mencari nilai korelasi untuk mengetahui hubungan antara persepsi karyawan
terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, maka digunakan analisis
Korelasi Rank Spearman seperti yang telah dibahas pada bagian Metode
Penelitian. Untuk menghitung nilai r pada hipotesis ketiga ini dapat dilihat data
pada lampiran VIII.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai r hitung yang diperoleh sebesar 0,9993.
Hasil ini kemudian digeneralisasikan dengan r tabel untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan. Jika r tabel lebih besar dari r hitung maka HO diterima dan Ha ditolak, jika
176
r hitung lebih besar dari r tabel maka HO ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan taraf
kesalahan 5 % untuk n = 30 harga r tabel = 0,364. Lihat lampiran X. Dari
perhitungan r hitung = 0,9993 ternyata harga ini jauh lebih besar dari harga r tabel
(0,9993 > 0,364) dengan demikian HO ditolak dan Ha diterima.
3. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang
signifikan maka dilakukan pengujian terhadap nilai r dengan menggunakan uji t.
4. Untuk kriteria pengambilan keputusan t hitung harus digeneralisasikan dengan t tabel
untuk mengetahui apakah koefisien ini signifikan atau tidak. Jika t tabel lebih besar
dari t hitung maka HO diterima dan Ha ditolak, jika t hitung lebih besar dari t tabel maka
HO ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh t hitung
sebesar 141,385. Dengan taraf kesalahan 5 % untuk n–1 = 29 karena merupakan
177
uji satu pihak, harga t tabel = 1,699. Lihat lampiran X. Dari perhitungan t hitung =
141,385 ternyata harga ini jauh lebih besar dari harga t tabel (141,385 > 1,699)
dengan demikian HO ditolak dan Ha diterima.
Daerah penerimaan Ha dan penolakan HO adalah sebagai berikut:
Daerah terima HO Daerah terima Ha
1,699 141,385
Kesimpulan:
Karena nilai r hitung > r tabel (0,9993 > 0,364) berada di daerah terima Ha, maka kita
terima Ha yang menyatakan ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap
pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia dengan
persepsi karyawan terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia. Sedangkan t hitung > t tabel (141,385 >
1,699) berada di daerah terima Ha yang menyatakan bahwa koefisien korelasi
tersebut signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi
karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan persepsi
persepsi kinerja karyawan setelah mengikuti program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia.
178
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jawaban hipotesis pertama menyatakan bahwa karyawan memberikan persepsi
yang positif terhadap pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan
hasil jawaban karyawan yang menyatakan setuju terhadap pelaksanaan program
pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia sebesar 45,67 % ditambah
dengan karyawan yang menyatakan sangat setuju sebesar 43,33 %. Sedangkan
yang menyatakan tidak setuju sebesar 3,67 %. Hal ini menandakan bahwa
program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang
diselenggarakan oleh perusahaan mendapat persepsi yang positif dari para
karyawan.
2. Jawaban hipotesis kedua menyatakan bahwa karyawan memberikan persepsi yang
positif terhadap kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan. Hal ini dibuktikan
dengan hasil jawaban persepsi karyawan yang menyatakan setuju terhadap kinerja
setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
sebesar 54,76 % ditambah dengan karyawan yang menyatakan sangat setuju
sebesar 30,71 %. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebesar 3,81 %. Hal
179
ini menandakan bahwa karyawan memberikan persepsi yang positif terhadap
kinerja setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia yang diselenggarakan oleh perusahaan.
3. Jawaban hipotesis ketiga menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan
antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia dengan persepsi karyawan terhadap kinerja
setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil koefisien korelasi antara kedua variabel
dengan berdasarkan taraf kesalahan 5 % untuk n = 30 harga r tabel = 0,364
sedangkan r hitung = 0,9993. Jika r tabel lebih besar dari r hitung maka HO diterima dan
Ha ditolak, jika r hitung lebih besar dari r tabel maka HO ditolak dan Ha diterima.
Karena r hitung lebih besar dari r tabel (0,9993 > 0,364) maka Ha diterima dan HO
ditolak. Sedangkan untuk pengujian signifikansi menyatakan jika t tabel lebih besar
dari t hitung maka HO diterima dan Ha ditolak, jika t hitung lebih besar dari t tabel maka
HO ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar
141,385. Dengan taraf kesalahan 5 % untuk n–1 = 29 karena merupakan uji satu
pihak, harga t tabel = 1,699. Karena t hitung lebih lebih besar dari t tabel (141,385 >
1,699) sehingga Ha diterima dan HO ditolak. Dengan demikian hipotesis ketiga
terbukti.
180
B. Saran
Berdasarkan pada analisis data dan kesimpulan yang telah dijelaskan oleh penulis
serta melalui pengamatan pada Departemen Produksi Divisi Assembling PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA), penulis mengajukan saran sebagai
berikut:
1. Perusahaan diharapkan tetap menerapkan program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia karena pelaksanaannya mendapat persepsi yang positif
dari para karyawan serta harus disertai upaya untuk meningkatkan dan
memperbaiki sistem dan mekanisme, metode pelatihan serta sarana dan prasarana
penunjang sehingga dapat meningkatkan keahlian dan kemampuan tenaga kerja
semaksimal mungkin terutama bagi mereka yang masih berpendidikan rendah
agar kinerja karyawan lebih baik sehingga dapat bersaing dengan tenaga kerja di
luar negeri seperti China, Taiwan, Korea Selatan, Vietnam dan Thailand dalam
memproduksi sepatu Nike.
2. Materi yang diberikan dalam pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia haruslah lengkap, jelas dan mudah dimengerti oleh para
karyawan. Tujuannya supaya karyawan dapat memahami langkah–langkah apa
saja yang harus dilakukan dalam proses pelatihan serta penerapannya dalam tugas
dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya, sehingga karyawan tidak mengalami
kesulitan dalam bekerja. Karena berdasarkan analisis data masih ada 10,00 %
karyawan yang menyatakan bahwa materi pelatihan dan pengembangan yang
diberikan belum lengkap. Oleh karena itu itu sebaiknya pihak manajemen
perusahaan memberikan materi pelatihan dan pengembangan yang lebih lengkap.
181
3. Selain memberikan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keahlian
dan keterampilan dalam bekerja serta mengoperasikan alat–alat produksi
hendaknya perusahaan juga mengadakan pelatihan dan pengembangan mental
kepada para karyawan karena berdasar analisis ada 13,33 % karyawan yang
belum mampu bekerja di bawah tekanan. Misalnya dengan mendatangkan mindset
motivator atau hypnotherapy untuk memberikan motivasi dan kepercayaan diri
kepada para karyawan terutama bagi mereka yang kinerjanya rendah dan sedang
menghadapi tekanan hidup yang diakibatkan karena semakin tidak menentunya
perekonomian di Indonesia karena gejolak krisis global saat ini, sehingga
karyawan yang tadinya berkinerja rendah dan menghadapi tekanan karena
berbagai masalah yang dihadapi dapat termotivasi untuk berjuang dan lebih maju
serta selalu berpikir positif sehingga semangat hidup dan kinerja mereka bisa
meningkat. Kalau kinerja karyawan meningkat diharapkan produktivitas
perusahaan juga meningkat dan kelangsungan bisnis perusahaan dapat tetap
dipertahankan.
4. Perusahaan sebaiknya memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen di
divisi produksi, administrasi dan supporting, logistik dan bisnis agar kinerja
departemen tersebut lebih baik karena menurut pandangan pihak Nike
Incorporation dari AS menyatakan bahwa selama dua tahun belakangan ini
kinerja PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) menurun karena sering
terjadi keterlambatan pengiriman produk ke Nike, sering terlambat membayar
pemasok dan tidak bisa mempertahankan standar minimum produk Nike sehingga
pihak Nike Incorporation di AS berencana untuk menghentikan kontrak dan
182
pesanan sepatu. Apabila kinerja manajemen PT Nagasakti Paramashoes Industry
(NASA) kembali meningkat diharapkan pihak Nike Incorporation tetap
melanjutkan pesanan sepatu sehingga perusahaan tetap dapat berproduksi.
5. Perusahaan hendaknya membuat alternatif untuk memproduksi dan menjual
produk sepatu dengan merk sendiri tidak hanya tergantung pesanan dari pihak
asing (Nike Incorporation). Dengan pengalaman kurang lebih 20 tahun dalam
memproduksi sepatu pesanan Nike, semestinya lebih dari cukup bagi PT
Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) untuk mengeluarkan sepatu dengan
merk sendiri, dengan begitu perusahaan tidak lagi tergantung dari pesanan asing
dan apabila pihak Nike Incorporation menghentikan pesanan sepatu Nike kepada
PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA), perusahaan tetap dapat berproduksi
dan karyawannya tetap dapat bekerja.
6. Pihak manajemen perusahaan hendaknya melakukan studi banding ke
perusahaan–perusahaan yang memproduksi produk sepatu Nike di luar negeri
seperti di China, Taiwan, Korea Selatan, Vietnam dan Thailand untuk
membandingkan kinerja perusahaan PT Nagasakti Paramashoes Industy (NASA)
dengan kinerja perusahaan–perusahaan tesebut kenapa kinerja mereka bisa lebih
baik, kemudian penulis berharap agar PT Nagasakti Paramashoes Industy
(NASA) juga meniru hal–hal apa saja yang membuat kinerja mereka lebih baik
sehingga ke depannya nanti kinerja perusahaan PT Nagasakti Paramashoes
Industry (NASA) semakin baik dan kelangsungan bisnis perusahaan dapat
dipertahankan.
183
7. Pemerintah hendaknya merevisi Undang–undang Penanaman Modal (UUPM)
No.1 tahun 2007 dan Undang–undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
untuk mempermudah investor masuk ke Indonesia serta lebih melindungi para
pekerja. Karena banyak kalangan bisnis menilai kalau persoalan investasi di
Indonesia bukan karena upah buruh melainkan karena lebih pada persoalan
ekonomi biaya tinggi yang terkait birokrasi. Menurut laporan yang dikeluarkan
Bank Dunia dalam Doing Business 2007 Indonesia menduduki peringkat ke 135
dari 175 negara dalam kemudahan berbisnis, jauh tertinggal dengan Thailand
diperingkat ke 18, Malaysia diperingkat ke 25 dan Vietnam diperingkat ke 104.
Ketidakjelasan kebijakan pemerintah dalam hal investasi ini telah membawa
bangsa Indonesia ke arah liberalisasi yang tak terkendali sehingga semakin
memperburuk keadaan perekonomian di Indonesia. Sehingga penulis berharap
agar pemerintah membuat suatu kebijakan yang lebih baik di bidang ekonomi
agar semakin banyak investasi masuk ke Indonesia yang akan menyerap banyak
tenaga kerja sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kelemahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan karena beberapa keterbatasan sebagai
berikut:
1. Ukuran–ukuran yang menjadi tolok ukur kinerja karyawan sangat kompleks,
tetapi penulis hanya mengambil 14 ukuran kinerja yaitu akurasi, kecekatan,
kreativitas, keramahan, kepribadian, penampilan pribadi, kebugaran fisik,
184
kehadiran, kehandalan, pengetahuan pekerjaan, kuantitas kerja, stabilitas kerja,
kesopanan dan evaluasi keseluruhan.
2. Dalam pengukuran persepsi karyawan, penulis hanya mengambil sampel dari
Divisi Produksi khususnya pada Departemen Assembling sehingga ketepatan
penelitian tersebut masih kurang bila dibandingkan dengan penelitian yang
sampelnya diambil dari seluruh departemen dan divisi yang ada di perusahaan.
3. Penelitian ini bersifat studi kasus sehingga hasil penelitian hanya berlaku pada
karyawan Divisi Produksi khususnya Departemen Assembling.
4. Penulis belum mampu melacak kejujuran responden dalam memberikan jawaban
kuesioner yang diberikan sehingga data kurang maksimal.
5. Keterbatasan dari pihak perusahaan yaitu keterbatasan yang disebabkan oleh
kesibukan–kasibukan kerja sehingga data yang disampaikan kepada penulis
kurang maksimal.
6. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi belum maksimal karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.
185
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafarudin, (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta. BPFE.
Cooper, R. Donald and Emory, C. William, (1996). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan
Pertama. Jakarta. Erlangga. Djarwanto, (2001). Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Edisi Kedua.
Yogyakarta. Liberty. Hadiwiryo, Siswanto Sastro, (2001). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendidikan
Administratif dan Operasional. Jakarta. Bumi Aksara. Hariandja, Marihot Tua Efendi, (2002). Sumber Daya Manusia Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta. Grasindo.
Heidjrahcman dan Suad Husnan, (2000). Manajemen Personalia. Edisi Keempat.
Yogyakarta. BPFE. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan
Kedua. Yogyakarta. BPFE. Kuncoro, Mudrajad, (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis. Jakarta. Penerbit Erlangga. Leslie, Rae, (1990). Mengukur Efektivitas Pelatihan. Jakarta. PT Pustaka Binaman
Pressindo. Mangkunegara, Anwar Prabu, (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Mangkuprawira, TB. Sjafri, (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.
Jakarta. Ghalia Indonesia. Manullang, (2000). Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press. Mulyadi, (2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Pelipat Ganda
Kinerja Perusahaan. Jakarta. Salemba Empat. Notoatmojo, Soekidjo, (!998). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua.
Jakarta. Rineka Cipta.
186
Sarwono, Jonathan, (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Simamora, Henry, (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta.
STIE YKPN. Sudjana, (1996). Metode Statistika. Bandung. Tarsito Sugiyono, (2005). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesembilan. Bandung. Alfabeta. Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah, (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia:
Konsep Teori dan Pengembangan Dalam Organisasi Publik. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Suprihantoro, John, (2000). Manajemen Personalia: Pokok-pokok Kasus dan Soal Jawab.
Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE. Tika, Moh. Pabundu, (2005). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Jakarta. Bumi Aksara. Wibisono, Dermawan, (2000). Riset Bisnis: Seri Komunikasi Profesional. Yogyakarta
BPFE.
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
LAMPIRAN II
STRUKTUR ORGANISASI PT NAGASAKTI PARAMASHOES INDUSTRY (NASA)
LAMPIRAN III
FORM PENILAIAN KINERJA PT NAGASAKTI PARAMASHOES INDUSTRY (NASA)
LAMPIRAN IV
PROSES PRODUKSI PT NAGASAKTI PARAMASHOES INDUSTRY (NASA)
LAMPIRAN V
PEDOMAN WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA
A. Sejarah Perusahaan:
1. Nama pemilik
2. Tahun berdiri
3. Letak perusahaan, luas bangunan dan luas areal perusahaan
4. Jenis perusahaan
5. Kapan mulai beroperasi
6. Jumlah karyawan waktu itu
7. Alat-alat produksi yang dimiliki waktu itu
8. Visi, misi dan strategi yang diterapkan perusahaan
B. Struktur organisasi:
1. Berapa banyak bagian atau departemen yang ada di perusahaan
2. Apa tugas dan wewenang masing-masing perusahaan
3. Bagaimana struktur organisasi perusahaan (bagan)
C. Produksi:
1. Jenis barang apa saja yang diproduksi perusahaan
2. Bagaimana tipe proses produksi perusahaan
3. Dari mana bahan baku diperoleh
4. Kesulitan yang dihadapi dalam produksi
5. Bagaimana urutan proses produksinya
D. Pemasaran:
1. Daerah pemasaran
2. Strategi pemasaran
3. Harga jual produk
4. Kesulitan yang dihadapi dalam pemasaran
E. Personalia / MSDM:
1. Berapa jumlah karyawan saat ini
2. Bagaimana proses penarikan dan seleksi karyawan
3. Bagaimana pelatihan dan pengembangan karyawan dan metode yang diterapkan
serta evaluasi kinerja karyawan
4. Jenis karyawan tetap atau kontrak
5. Berapa jam kerja perhari, sistem upah, tunjangan, kompensasi dan asuransi
6. Tata tertib dan peraturan kerja, penghargaan dan hukuman
LAMPIRAN VI
KUESIONER
Lamp. : 1 berkas kuesioner
Hal : kuesioner penelitian
Yogyakarta, Oktober 2008
Kepada :
Yth. Bpk/Ibu/Sdr/Sdi
Karyawan Departemen Produksi PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA)
Di tempat
Dengan hormat,
Dengan ini saya :
Nama : Ignatius Aris Wahyu Widodo
N I M : 04 2214 040
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta sedang menyusun skripsi dengan judul " ANALISIS HUBUNGAN
PERSEPSI PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA DENGAN KINERJA KARYAWAN". Studi kasus pada divisi produksi
departemen assembling PT Nagasakti Paramashoes Industry (NASA). Dalam penyusunan
skripsi ini, saya mohon bantuan Anda untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang
tersusun dalam kuesioner ini, untuk memperoleh data yang saya butuhkan.
Kesungguhan Anda dalam mengisi setiap butir pertanyaan dan pernyataan akan
sangat menentukan tingkat keberhasilan penelitian ini. Saya sangat mengharapkan
kerjasama Anda dengan menjawab semua pertanyaan dan pernyataan sesuai dengan
keadaan Anda yang sebenarnya. Petunjuk cara pengisian akan saya jelaskan di awal
setiap kelompok kuesioner ini.
Atas perhatian dan kerjasama Anda, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Ignatius Aris Wahyu Widodo
KUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Isilah identitas anda di tempat yang telah disediakan!
2. Di bawah ini terdapat 24 butir pernyataan, Bapak / Ibu / Sdr / Sdi dimohon untuk
memilih salah satu diantara lima pilihan jawaban yang telah disediakan. Adapun
caranya adalah dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom yang terdapat
di sebelah pernyataan.
3. Pilihan yang anda ambil adalah pilihan yang sesuai dengan keadaan anda yang
sebenarnya (fakta) dialami selama bekerja pada perusahaan PT Nagasakti
Paramashoes Industry (NASA). Adapun arti singkatan-singkatan yang tertulis diatas
kolom jawaban adalah:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin : L/P
4. Status : Kawin/Belum Kawin
5. Pendidikan terakhir :
6. Lama bekerja :
7. Jabatan dalam pekerjaan :
8. Lama latihan/pengembangan di perusahaan :
B. VARIABEL PENELITIAN:
1. PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
No PERNYATAAN TENTANG PERSEPSI
PELAKSANAAN PROGRAM
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
SS S R TS STS
1. Menurut anda, dengan pelatihan pekerjaan menjadi
lebih cepat dan lebih baik.
2. Menurut anda, dengan pelatihan tanggung jawab
terhadap pekerjaan semakin besar.
3. Menurut anda, pelatihan dapat meningkatkan
kepercayaan diri dalam bekerja.
4. Menurut anda, pelatihan meningkatkan kerja sama
antar karyawan.
5. Menurut anda, materi yang diberikan dalam
pelaksanaan sudah cukup lengkap.
6. Menurut anda, fasilitas yang disediakan perusahaan
untuk menunjang kegiatan pelatihan sudah cukup
memadai.
7. Menurut anda, pelatihan akan meningkatkan semangat
kerja karyawan.
8. Menurut anda, pelatihan akan meningkatkan
keterampilan dalam bekerja.
9. Menurut anda, pelatihan akan meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman kerja.
10. Menurut anda, pelatihan akan meningkatkan jumlah
unit produk yang dihasilkan.
2. PERSEPSI KINERJA KARYAWAN SETELAH MENGIKUTI PROGRAM
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
No. PERNYATAAN TENTANG PERSEPSI
KARYAWAN SETELAH MENGIKUTI
PROGRAM PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA.
SS S R TS STS
11. Menurut anda, pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih
baik setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan.
12. Menurut anda, keterampilan dalam bekerja meningkat
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan.
13. Menurut anda, pengetahuan dan pengalaman
meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
14. Menurut anda, kemampuan untuk bekerja sama dan
membina hubungan baik dengan karyawan lain
meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
15. Menurut anda, kepercayaan diri dalam bekerja
meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
16. Menurut anda, penampilan pribadi seperti cara
berpakaian lebih baik setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
17. Menurut anda, kebugaran fisik menjadi lebih baik
sehingga tingkat kecelakaan kerja menurun setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan.
18. Menurut anda, tingkat presensi atau kehadiran anda
selalu penuh setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
19. Menurut anda, kemampuan untuk merencanakan,
mengorganisir dan menyelesaikan pekerjaan agar
efektif dan sesuai target dapat meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan pengembangan.
20. Menurut anda, pemahaman terhadap pekerjaan yang
dilimpahkan kepada anda meningkat setelah mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
21. Menurut anda, unit produk yang dihasilkan meningkat
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan.
22. Menurut anda, kemampuan untuk dapat bekerja di
bawah tekanan beban karena belum terpenuhinya
target dapat meningkat setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
23. Menurut anda, kemampuan untuk berkomunikasi
secara lebih sopan dengan karyawan lain meningkat
setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan.
24. Menurut anda, prestasi kerja lebih baik dibandingkan
dengan karyawan lain setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
LAMPIRAN VII
PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Item 1
Item 3
Item 5
Item 7
Item 9
Item 11
Item 13
Item 15
Item 17
Item 19
Item 21
Item 23
X
5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 4 50 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 53 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 54 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 50 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 58 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 47 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 56 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 53 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 48 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 5 52 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 45 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 47 5 5 2 5 5 4 5 5 4 4 4 4 52 4 5 2 5 5 5 5 5 2 5 5 5 53 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 49 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 58 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 51 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 56 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 54 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 41 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 55 4 5 5 3 5 4 4 5 4 5 4 4 52 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 54 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 54 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 54 5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 52 5 5 3 5 5 4 4 4 3 4 5 4 51 5 5 2 5 5 5 5 5 4 3 5 2 51
Item 2
Item 4
Item 6
Item 8
Item 10
Item 12
Item 14
Item 16
Item 18
Item 20
Item 22
Item 24
Y
4 4 4 4 3 4 5 2 3 4 4 4 45 3 4 4 5 3 4 4 4 5 4 3 3 46 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 44 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 49 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 3 45 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 51 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5 53 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 2 4 47 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 3 5 47 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 49 5 5 3 5 2 3 4 3 3 3 4 5 45 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 42 4 5 2 5 5 4 4 4 4 5 2 4 48 5 5 4 5 3 5 4 2 3 5 3 5 49 2 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 46 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 56 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 50 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 57 5 5 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 49 4 4 2 3 2 4 4 2 2 4 3 3 37 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 54 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 51 2 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 49 4 5 4 5 5 4 5 3 5 4 4 5 53 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 51 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 50 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 48 5 5 5 5 4 5 2 2 2 5 2 5 47
X Y XY X2 Y2 50 45 2250 2500 2025 53 46 2438 2809 2116 50 44 2200 2500 1936 54 49 2646 2916 2401 50 45 2250 2500 2025 58 51 2958 3364 2601 47 47 2209 2209 2209 57 60 3420 3249 3600 56 53 2968 3136 2809 53 47 2491 2809 2209 48 47 2256 2304 2209 52 49 2548 2704 2401 45 45 2025 2025 2025 47 42 1974 2209 1764 52 48 2496 2704 2304 53 49 2597 2809 2401 49 46 2254 2401 2116 58 56 3248 3364 3136 51 50 2550 2601 2500 56 57 3192 3136 3249 54 49 2646 2916 2401 41 37 1517 1681 1369 55 54 2970 3025 2916 52 51 2652 2704 2601 54 49 2646 2916 2401 54 53 2862 2916 2809 54 51 2754 2916 2601 52 50 2600 2704 2500 51 48 2448 2601 2304 51 47 2397 2601 2209
1557 1465 76462 81229 72147
LAMPIRAN VIII
PERHITUNGAN KORELASI RANK SPEARMAN
Jumlah Nilai Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Nomor Item Kuesioner No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Rata–Rata X1
1 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 42 4,200 2 5 3 4 4 3 4 5 5 4 3 40 4,000 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 41 4,100 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 47 4,700 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 43 4,300 6 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45 4,500 7 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41 4,100 8 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 47 4,700 9 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 46 4,600 10 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 44 4,400 11 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 37 3,700 12 5 4 4 4 3 3 4 4 5 5 41 4,100 13 4 5 5 5 3 3 3 5 4 2 39 3,900 14 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 39 3,900 15 5 4 5 5 2 2 5 5 5 5 43 4,300 16 4 5 5 5 2 4 5 5 5 3 43 4,300 17 4 2 5 4 3 4 4 5 5 5 41 4,100 18 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 47 4,700 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41 4,100 20 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 47 4,700 21 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 47 4,700 22 4 4 4 4 3 2 4 3 4 2 34 3,400 23 5 5 4 5 3 4 5 5 5 4 45 4,500 24 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 45 4,500 25 4 2 4 5 4 4 5 4 4 5 41 4,100 26 5 4 4 5 3 4 5 5 4 5 44 4,400 27 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 43 4,300 28 5 5 4 4 3 4 4 4 5 4 42 4,200 29 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 45 4,500 30 5 5 5 5 2 5 5 5 5 4 46 4,600
Jumlah Nilai Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Kinerja Karyawan Setelah Mengikuti Program Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Nomor Item Kuesioner No Resp 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Total Rata–Rata X2
1 5 4 4 5 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 53 3,785 2 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 5 3 59 4,214 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 53 3,785 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 56 4,000 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 52 3,714 6 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4,285 7 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 53 3,785 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70 5,000 9 4 5 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 63 4,500 10 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 56 4,000 11 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 58 4,142 12 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 60 4,285 13 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 51 3,642 14 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 50 3,571 15 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 4 57 4,071 16 5 5 5 4 5 2 2 3 5 5 5 3 5 5 59 4,214 17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 54 3,857 18 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 67 4,785 19 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 60 4,285 20 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 62 4,428 21 5 4 4 4 5 3 4 3 5 4 4 3 4 4 56 4,000 22 3 4 4 4 4 2 2 2 3 4 2 3 4 3 44 3,142 23 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 64 4,571 24 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 58 4,142 25 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 62 4,428 26 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 5 63 4,500 27 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 62 4,428 28 4 4 4 5 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 60 4,285 29 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 2 54 3,857 30 5 5 5 2 5 2 4 2 3 5 5 2 2 5 52 3,714
d1 = R(X1) – R(X2) d12
0,4150 0,1722 -0,2140 -0,0458 0,3150 0,0992 0,7000 0,4900 0,5860 0,3434 0,2150 0,0462 0,3150 0,0992 -0,3000 -0,0900 0,1000 0,0100 0,4000 0,1600 -0,4420 -0,1954 -0,1850 -0,0342 0,2580 0,0666 0,3280 0,1076 0,2290 0,0524 0,0860 0,0074 0,2430 0,0590 -0,0850 -0,0072 -0,1850 -0,0342 0,2720 0,0740 0,7000 0,4900 0,2580 0,0666 -0,0710 -0,0050 0,3580 0,1282 -0,3280 -0,1075 -0,1000 -0,0100 -0,1280 -0,0164 -0,0850 -0,0072 0,6430 0,4134 0,8860 0,7850 Jumlah 3,1175
LAMPIRAN IX
REKAPITULASI DATA PRIMER
Nomor Item Kuesioner No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 5 3 4 4 3 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 5 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 6 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 8 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 9 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5
10 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 11 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 12 5 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 13 4 5 5 5 3 3 3 5 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 14 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 15 5 4 5 5 2 2 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 4 16 4 5 5 5 2 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 2 2 3 5 5 5 3 5 5 17 4 2 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 18 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 20 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 21 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 4 3 5 4 4 3 4 4 22 4 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 4 4 2 2 2 3 4 2 3 4 3 23 5 5 4 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 24 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 25 4 2 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 26 5 4 4 5 3 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 5 27 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 28 5 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 29 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 2 30 5 5 5 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 2 5 2 4 2 3 5 5 2 2 5
Jmlh 137 128 136 135 105 115 134 135 139 122 135 126 131 122 129 107 120 117 129 128 128 105 130 125
LAMPIRAN X
TABEL NILAI r PRODUCT MOMENT, TABEL NILAI – NILAI RHO DAN TABEL NILAI – NILAI KRITIS
DISTRIBUSI t