Upload
dangliem
View
219
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
SEPEDA MOTOR HONDA PADA MASYARAKAT KELURAHAN
MANDONG TAHUN 2011”
SKRIPSI
OLEH :
SRI REJEKI KUSUMA SARI
X7407080
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
SEPEDA MOTOR HONDA PADA MASYARAKAT KELURAHAN
MANDONG TAHUN 2011”
OLEH :
SRI REJEKI KUSUMA SARI
X7407080
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Sri Wahyuni. S.E,M.M Jonet Ariyanto, SE, MM
NIP. 19540817 1982032001 NIP. 19750728 200501 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi Persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : ……………..
Tanggal :……………...
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang : Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sunarto, MM
NIP. 1954 0806 1980 03 1 002 1....................
Sekertaris : Sudarno, S.Pd, M.Pd
NIP. 1968 11 25 1994 03 1 002 2......................
Anggota I : Dra. Sri Wahyuni,SE, MM.
NIP. 19540817 198203 2 001 3...................
Anggota II : Jonet Ariyanto, SE, MM
NIP: 1975 027 28 2005 01.1.002 4......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 1960 07 27 1987 02.1.001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Sri Rejeki Kusuma Sari. X7407080. PENGARUH BRAND EQUITY
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA
PADA MASYARAKAT KELURAHAN MANDONG TAHUN 2011. Skripsi.
Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret,
28 Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh yang signifikan antara brand equity (brand awareness, brand
association, perceived quality dan brand loyality) terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda pada masyarakat kelurahan Mandong secara simultan. (2)
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara brand equity
(brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyality)
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada masyarakat kelurahan
Mandong secara parsial..
Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Populasinya adalah seluruh pengguna sepeda motor merek Honda pada
masyarakat kelurahan Mandong. Sampel diambil dengan teknik quota sampling
dengan cara accidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 76
orang responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
kuesioner dengan skala likert dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) terdapat pengaruh
secara simultan antara brand equity equity (brand awareness, brand association,
perceived quality dan brand loyalty) terhadap keputusan pembelian hal ini
tercermin dari hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000. Karena nilai
probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak.(2) Hasil perhitungan
data uji t untuk variabel brand awareness dengan tingkat signifikan 0,018,
variabel brand association dengan tingkat signifikasi 0,015, variabel perceived
quality dengan tingkat signifikan 0,007 dan variabel brand loyalty dengan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
signifikan 0,000. Oleh karena probabilitas (brand awareness, brand association,
perceived quality dan brand loyalty) lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikemukakan bahwa variabel brand awarenes, brand association, perceived
quality dan brand loyalty berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
konsumen dan variabel Brand Loyalty memberikan pengaruh yang terbesar
terhadap keputusan pembelian karena memiliki koefisien regresi paling besar
diantara variabel-variabel bebas lainnya yaitu sebesar 0,279.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Sri Rejeki K.S. X7407080. THE INFLUENCE OF EQUITY TO THE
BUYING DECISION HONDA MOTORCYCLE IN SOCIETY OF
MANDONG 2011. Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty
Sebelas Maret University, Juny 2011.
The purpose of this research are (1) to know are there any influence, both
partially or simultaneous between Brand Equity (Brand Awareness, Brand
Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty) to the buying decision Honda
motorcycle in society of Mandong 2011. (2) to know the of Brand Equity which
has the most dominant influence to the buying decision of Honda.
This research uses quantitative descriptive research method. The
population are all the users of decision Honda motorcycle in society of mandong
2011. The sample is taken by sampling quota technique with accidental sampling.
The quota of sample in this research are 76 respondents. The technique of data
collection used is questionaire technique with likert scale and documentation. The
data analysis technique used is double regresion analysis.
Based on the result of research finding, it can be concluded that : (1) there
is simultaneous impact between the of Brand Equity (Brand Awareness, Brand
Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty) to the decision buying Honda
motorcycle in society of Mandong. It is reflected in the result obtained by the F
test that its probable value is 0,000. Because the probable value (0,000) is smaller
than 0,05, then Ho is rejected. (2) The calculation of variable data of brand
awareness has a significance level of 0,018, the variable data of brand association
has a significance level of 0,015, the variable data of perceived quality has a
significance level 0,007 and the variable data of brand loyalty has a significance
level of 0.000. Therefore, the probability (brand awareness, brand association,
perceived quality and brand loyalty) is smaller than 0,05, it can be argued that the
variables brand awareness, brand association, perceived quality and brand loyalty
are influence toward the consumer’s purchasing decision partially and Brand
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Loyalty variable gives the biggest impact to the buying desicion because has the
biggest regression coefficient among the other independent variables which is
0,279.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“ Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama
bersama kesulitan ada kemudahan.
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk
urusan yang lain), dan hanya kepada Rabb-mulah engkau berharap.”
(QS. Al-Insyirah : 5-8)
“Orang berakal tidak akan bosan untuk berpikir, tidak putus asa dalam menghadapi
keadaan dan tidak akan pernah berhenti dalam berusaha”.
(Dr. „Aidh bin „Abdullah Al-Qarni)
“Jauhkanlah semua pikiran dari kegagalan dan putus harapan,
tetapi pusatkanlah pikiran pada kesuksesan, niscaya kita tidak akan ragu dalam
melangkah di kehidupan ini”.
(Penulis)
Visi tanpa eksekusi adalah lamunan, eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk
(Pepatah Jepang)
Hargailah segala yang anda miliki, anda akan memiliki lebih lagi. Jila anda focus pada apa yang tidak
anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam hal apapun.
(Oprah Winfrey)
Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena dalam mencoba itulah
kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
(Mario Teguh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk:
Rabb-ku atas semua kemudahan dan karunia-Mu,
semoga semua ini bernilai ibadah di hadapan-Mu
Ibu... Ibu.... Ibu.... dan Bapak tercinta yang selalu
mendukung dan mendoakanku,
dan adikku tersayang Pupung Kusuma,
Selalu membuat Q tersenyum
Penyempurna dien-ku “SH” di manapun engkau
berada trimaksih atas semangat dan dukunganya,
Teman-teman terbaikku Dinda PW, Andri, Tyas
Ambar trimakasih atas semua bantuanya selama
ini.
Teman Seperjuangan PTN angkatan 2007,
dan Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
pencipta semesta alam beserta seluruh isinya atas segala limpahan rahmat, berkah
serta hidayah-Nya, sehingga skripsi yang telah disusun dengan penuh kesabaran
dan keteguhan hati ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi banyak
mendapatkan bantuan, dorongan, motivasi serta doa dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu atas segala bentuk bantuan
tersebut, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
ijin untuk penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.
4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Program Studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta telah
memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.
5. Sri Wahyuni, S.E, M.M, selaku Pembimbing I, yang dengan sabar
memberikan pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Jonet Ariyannto, SE, MM, selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah
memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Segenap dosen dan karyawan di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya program
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga yang telah mendidik dan
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama ini.
8. Heru Sadmoko, SS, selaku kepala Kelurahan Mandong yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di wilayahnya.
9. Seluruh masyarakat Kelurahan Mandong yang menjadi responden dalam
penelitian ini, yang telah memberikan informasinya kepada penulis dengan
menjawab kuesioner yang diberikan.
10. Teman-teman seperjuangan PTN 2007, sahabat-sahabatku atas motivasi dan
dorongannya.
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi dan pengarahan yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan semua pihak
tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna mencapai
penulisan yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat berguna
bagi semua pihak. Amin.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK........................ ............................................................................... v
ABSTRACT..................................................................................................... vii
MOTTO...................................... ..................................................................... viii
PERSEMBAHAN........................ .................................................................... x
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
DAFTAR ISI................ .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL...................................... ...................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR....................... ................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Tinjauan Tentang Pemasaran. .................................................. 8
2. Tinjauan Tentang Merek .......................................................... 9
3. Brand Equity (Ekuitas Merek) ................................................. 11
4. Keputusan Pembelian ............................................................... 24
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 27
C. Kerangka Berpikir........................................................................... 29
D. Perumusan Hipotesis...................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 33
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 33
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 37
D. Rancangan Penelitian ..................................................................... 47
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 56
A. Deskripsi Penelitian ....................................................................... 53
B. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 54
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 60
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 66
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................. ...... 68
A. Simpulan ........................................................................................ 68
B. Implikasi ........................................................................................ 68
C. Saran ............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA...................................... ................................................ 71
LAMPIRAN....................... .............................................................................. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Data Penjualan Sepeda Motor Tahun 2009 3
2. Data Penjualan Sepeda Motor Tahun 2010 3
3. Perbedaan Pendekatan Kuantitaf dan Penelitian Kualitatif 41
3. Diskriptif Statistik 53
4. Hasil Uji Multikolinieritas 54
5. Hasil Uji Autokorelasi 55
6. Uji T 64
7. Model Sumary 62
8. Uji F 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Konsep Brand Equity 13
2. Model Lima Tahap Proses Pembelian 27
3. Kerangka Berpikir 29
4. Diagram Pencar 56
5. Normal P-P of Regresion Standardized Residual 57
6. Plot Brand Awareness dengan Keputusan Pembelian 58
7. Plot Brand Association dengan Keputusan Pembelian 59
8. Plot Perceived Quality dengan Keputusan Pembelian 59
9. Plot Brand Loyalty dengan Keputusan Pembelian 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi 73
2. Matrik Spesifikasi Data 74
3. Surat Pengantar Kuesioner 81
4. Angket Penelitian 82
5. Data Tabulasi Try Out 88
6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 91
7. Tabulasi Data Penelitian 99
8. Data Induk Penelitian 113
9. Analisis Regresi Berganda 111
10. Produk Honda 113
11. Data Pengguna Sepeda Motor dikelurahan Mandong 115
12. Data Profil Kelurahan Mandong 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi
perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar
produk dari perusahaan di Indonesia, dan di sisi lain, keadaan tersebut
memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antara perusahaan domestik
maupun dengan perusahaan asing. Fenomena dan dinamika persaingan yang ada
dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia
ke mekanisme pasar yang memposisikan perusahaan untuk selalu
mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Salah satu aset untuk
mencapai keadaan tersebut adalah merek (brand) produk yang dewasa ini
berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
Merek merupakan nilai tangible (berwujud) dan intangible (tak
berwujud) yang terwakili dalam sebuah merek dagang (trademark) yang mampu
menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat.
Menurut Darmadi Durianto, Sugiarto, dan Tony Sitinjak (2001: 2), “Merek
memegang peranan yang sangat penting salah satunya adalah menjembatani
antara harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada
konsumen”. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional tercipta
antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing
bisa saja menawarkan produk yang mirip tetapi mereka tidak mungkin
menawarkan janji emosional yang sama.
Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan
adalah kunci kesuksesan. Dengan kondisi sekarang ini, nilai suatu merek yang
mapan sebanding dengan realitas makin sulitnya menciptakan suatu merek.
Sebuah produk dapat memiliki posisi yang strategis di pasar, memiliki life cycle
yang lebih panjang, dan dapat menahan gempuran dari para pesaing, apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
produk ini mempunyai asosiasi-asosiasi terhadap brand equity, dan hal tersebut
dapat dilakukan dengan mengelola brand equity. Brand equity merupakan asset
yang dapat memberi nilai tersendiri di mata pelangganya. Suatu merek memiliki
brand equity yang kuat atau lemah diindikasikan oleh kesadaran merek (brand
awareness), asosiasi merek (brand asociation), persepsi kualitas (perceived
quality), loyalitas merek (brand loyalty) dan aset-aset lain seperti paten,
trademark dan hubungan dengan perantara (Simamora, 2001:67). Suatu produk
yang memiliki brand equity yang kuat dapat membentuk brand platform
(landasan merek) yang kuat sehingga mampu mengembangkan keberadaan suatu
merek dalam persaingan apapun dalam jangka waktu yang lama”.
Aset yang dikandung dalam brand equity dapat membantu pelanggan
dalam menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi yang terkait dengan
produk dan merek tersebut. Brand equity dapat mempengarui rasa percaya diri
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.
Dengan semakin banyaknya jumlah pesaing di pasar, meningkat pula
ketajaman persaingan di antara merek-merek yang beroperasi di pasar dan hanya
merek yang memiliki brand equity (ekuitas merek) yang kuat yang akan tetap
mampu bersaing, merebut, dan menguasai pasar. Semakin kuatnya (brand equity)
ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen
untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring
konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk
meraup keuntungan dari waktu ke waktu (Durianto dkk, 2001:3). Karena itu,
pengetahuan tentang elemen-elemen brand equity dan pengukurannya sangat
diperlukan untuk menyusun langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi
merek yang akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Ditengan-tengah persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya merek
pendatang baru dan ternama yang semakin hari semakin dinamis dan meningkat
dengan membuat inovasi-inovasi baru pada salah satu produknya, dengan tujuan
untuk manarik konsumen membeli produk tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan pertumbuhan konsumen sepeda motor Honda yang sudah lama
berada di Indonesia, dapat dikatakan tetap mendominasi pasar. Honda yang sudah
lama berada di Indonesia, dengan segala keunggulanya, tetap mendominasi pasar
dan sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan yang tangguh, irit dan ekonomis.
Dibalik kesuksesan sepeda motor Honda di www.kompas.com berikut ini data
penjualan sepeda motor pada tahun 2009 dari anggota AISI (Asosiasi Industri
Sepeda Motor Seindonesia) yang menunjukkan ketatnya persaingan penjualan
sepeda motor di Indonesia.
Tabel 1. Data penjualan Sepeda Motor tahun 2009
Merek Bebek Skuter Sport Total
Honda 1.659.764 861.740 182.593 2.704.097
Yamaha 1.217.274 1.237.302 220.316 2.674.892
Suzuki 291.947 119.612 26.599 438.158
Kawasaki 16.187 - 45.030 61.217
Kanzen 3.413 - - 3.143
Total 3.188.585 2.218.654 474.538 5.881.777
Presentase 54,21 37,72 8,07 100
Sumber : www.kompas.com (2009)
Honda masih memimpin pasar sepeda motor, walau berjarak makin dekat
dengan Yamaha. PT Astra Honda Motor menjual 2,704.097 juta unit, sementara
PT Yamaha Motor Kencana Indonesia melepas 2.674.892 juta unit di tahun 2009.
Di posisi ketiga ada Suzuki Indomobil Sales yang menjual 438.158 unit dan
diikuti merek-merek lainya.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI),
penjualan motor di tanah air untuk tahun 2010 ini Honda kembali Tancap Gas
mendistribusikan produknya, dan terbukti unggul yakni mencapai 3.418.632
Tabel 2. Data Penjualan Sepeda Motor Tahun 2010
Merek Bebek Skutik Sport Total
Honda 1.696.411 1.551.386 170.835 3.418.632
Yamaha 1.423.417 1.661.496 260.767 3.345.680
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Suzuki 346.588 163.659 15.756 526.003
Kawasaki 17.732 69.272 87.004
Kanzen 1.890 1.890
TVS 17.260 2.175 19.435
Jumlah 3.503.298 3.376.541 518.805 7.398.644
Sumber: http//gresnews.com (2010)
PT. Astra Honda Motor merupakan sinergi keunggulan teknologi dan
jaringan di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama antar Honda Motor
Company Limited, Jepang dan PT. Astra International Tbk, Indonesia. Sebagai
upaya memperbesar pangsa pasar, Honda selalu membuat inovasi produk.
Keunggulan teknologi Honda Motor diakui diseluruh dunia dan telah dibuktikan
dalam berbagai kesempatan, baik dijalan raya maupun lintasan balap. Honda pun
mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan yaitu
“masin bandel” dan irit bahan bakar, sehingga menjadikanya sebagai pelopor
kendaraan roda dua yang ekonomis.
Astra International memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang
kebutuhan para pemakai sepeda motor di Indonesia, berkat jaringan pemasaran
dan pengalaman yang luas. Astra juga mampu memfasilitasi pembelian dan
memberikan layanan purna jual sedemikian rupa sehingga brand Honda semakin
unggul (Astra Honda Motor,2009).
Kelurahan Mandong adalah salah satu bagian dari kecamatan Trucuk
yang merupakan daerah wilayah kabupaten Klaten. Dimana penduduknya sudah
cukup banyak mengenal dan mengetahui informasi khususnya tentang produk.
Masyarakat di Kelurahan Mandong Klaten juga sudah banyak yang menggunakan
sepeda motor sebagai alat transportasi. Merek yang digunakan pun beraneka
ragam mulai dari Honda, Yamaha, Suzuki dan lain-lain. Mereka pasti memiliki
alasan tersendiri dalam memilih merek sepeda motor. Data pengguna sepeda
motor di Kelurahan Mandong pada tahun 2011 yaitu mulai dari merek Honda
sebanyak 315 unit, Yamaha 281, Suzuki 133 unit, Kawasaki 63 unit, Kanzen 32,
TVS 8 unit (Sumber :Survey diwilayah desa Mandong,2011)
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa, jumlah penduduk di Kelurahan
Mandong berjumlah 2089 dari total 885 KK dan jumlah konsumen Hondalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang mendominasi di Kelurahan Mandong yaitu 315 KK(sumber :Balai
Kelurahan Mandong, 2011). Hal ini Sebenarnya dapat dijadikan potensi bagi PT.
Astra Honda Motor untuk meningkatkan jumlah pemakai sepeda motor dengan
meningkatkan brand equity produk sepeda motor Honda di Kelurahan Mandong
untuk meningkatkan penjualanya.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik utuk mengadakan
penelitian dengan judul “PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA
MASYARAKAT KELURAHAN MANDONG KLATEN TAHUN 2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah elemen-elemen brand equity yang terdiri dari kesadaran merek
(brand awareness), asosiasi terhadap merek (brand associations), persepsi
kualitas (brand associations), loyalitas merek (brand loyalty) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda
pada masyarakat Kelurahan Mandong Klaten secara simultan (bersama-
sama)?
2. Apakah elemen-elemen brand equity yang terdiri dari kesadaran merek
(brand awareness), asosiasi terhadap merek (brand associations), persepsi
kualitas (brand associations), loyalitas merek (brand loyalty) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda
pada masyarakat Kelurahan Mandong Klaten secara parsial?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan faktor yang penting didalam melakukan
penelitian sebab dengan adanya tujuan, penelitian akan dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
gambaran yang jelas mengenai arah penelitian yang akan dicapai. Tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai bertikut:
1. Untuk mengetahui elemen-elemen brand equity yang terdiri dari kesadaran
merek (brand awareness), asosiasi terhadap merek (brand associations),
persepsi kualitas (brand associations), loyalitas merek (brand loyalty)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda pada masyarakat Kelurahan Mandong Klaten secara simultan
(bersama-sama).
2. Untuk mengetahui elemen-elemen brand equity yang terdiri dari kesadaran
merek (brand awareness), asosiasi terhadap merek (brand associations),
persepsi kualitas (brand associations), loyalitas merek (brand loyalty)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda pada masyarakat Kelurahan Mandong Klaten secara parsial.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil
penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan khususnya yang ada kaitanya dengan permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini.
b. Dapat berguna dalam bidang ilmu pengetahuan dan pihak-pihak yang
membutuhkan, serta sebagai bahan pertimbangan perbandingan dan
penyempurnaan bagi penelitian selanjutnya yang menaruh perhatian pada
brand equity (ekuitas merek).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam
mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan usaha untuk
meningkatkan brand equity (ekuitas merek) produknya.
b. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan referensi untuk memperoleh tambahan pengetahuan tentang
pentingnya brand equity.
c. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi untuk penelitian yang akan datang serta memberikan wacana baru
khususnya mengenai brand Equity.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang
relevan dan teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka
merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang konsep-konsep, hukum-
hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan. Dalam
permasalahan ini peneliti menggunakan teori-teori sebagai berikut:
1. Tinjauan Tentang Pemasaran
a. Pengertian dan Arti Penting Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu bagian pokok yang dilaksanakan oleh
perusahaan untuk mempertahankan hidup, mengembangkan dan untuk
memperoleh keuntungan yang diinginkan. Menurut Basuswasta dan Handoko
(2002) arti penting pemasaran sering dikacaukan dengan pengertian penjualan,
perdagangan dan distribusi. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan
pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses
pertukaran.
Menurut Rangkuti (2001: 47) menyatakan bahwa Pemasaran adalah
kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari perusahaan
kepada pihak konsumen. Lebih luas lagi bahwa pemasaran adalah suatu
system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli yang potensia.
Pemasaran merupakan proses yang dipenuhi oleh beberapa faktor. Misalnya
sosial, budaya, ekonomi dan manajerial. Menurut Freddy Rangkuti (2001: 49) ciri
pemasaran yaitu:
1. Pemasaran dilakukan oleh individu dan organisasi.
2. Pemasaran bertujuan untuk memberikan kemungkinan kemudahan dan
mendorong terjadinya pertukaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Pemasaran dilakukan oleh penjual dan pembeli.
4. Pemasaran mempunyai arti yang lebih luas dari pada penjualan.
b. Konsep Pemasaran
Menurut Basuswasta (2001:17) menyatakan bahwa “Konsep Pemasaran
dalam bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan terhadap kebutuhan hidup
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan”.
Menurut Basuswasta terdapat 3 unsur pokok konsep dalam pemasaran,
yaitu :
1) Orientasi kepada konsumen. Oleh sebab itu perusahaan harus:
a) Menentukan basic need yang akan dipenuhi.
b) Menentukan konsumen yang akan dijadikan target market.
c) Menentukan produk dan program pemasaran untuk menentukan
keputusan yang berbeda-beda dari kelompok pembeli sebagai sasaran.
d) Meneliti dan mengukur nilai serta menafsirkan keinginan para
konsumen.
e) Menentukan dan melaksanakan strategi yang baik untuk mengikat
konsumen baru.
2) Penyusunan kegiatan pemasaran secara terintegrasi
Perusahaan harus mengidentifikasikan permasalahan, kemudian
mengambil jawaban atau alternative yang tepat bagi kondisi yang ada pada
saat ini sehingga mampu menikuti strategi yang dilakukan oleh pesaing.
Penyusunan strategi yang terintegrasi tersebut bertujuan untuk
memudahkan perusahaan dalam menanggapi perubahan kebijakan baik
dalam maupun luar perusahaan.
3) Kepuasan Konsumen
Keberhasilan perusahaan dapat diukur dengan nilai kepuasan pelanggan
perbandingan nilai manfaat yang diberikan oleh produk atau dapat diukur
dengan besarnya merek yang terbentuk dalam benak konsumen serta
kualitas yang diberikan. Oleh sebab itu perusahaan harus dapat menjaga
kualitas serta merek yang telah terbentuk dalam produk tersebut.
2. Tinjauan Tentang Merek
a. Pengertian Merek
Merek merupakan suatu nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun
kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/ atau jasa yang dihasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakan
dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
Menurut Freddy Ranguti (2002: 1-2) menyatakan bahwa Merek adalah
nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal
tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasikan produk
atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang
dihasilkan oleh pesaing. Kotler&Keller (2006: 256) menyatakan bahwa
Merek adalah nama, istilah, tanda, rancangan, atau kombinasikan dari hal-
hal tersebut. Brand as a name, term, symbol, or design, or combination of
them, intented to identify the goods or services that addsa dimension that
diffentiate it in some way from other products or services designed to satisfy
the same need.
Menurut Freddy Ranguti (2002: 2) menyatakan bahwa merek juga dapat
dibagi dalam pengertian lainya seperti :
1) Brand name (nama merek) yang merupakan bagian yang dapat
diucap. Misalnya Pepsodent. BMW, Nokia, Toyota dan sebagainya.
2) Brand Mark (tanda merek) yang merupakan sebagian dari merek
yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang,
desain, huruf atau warna kusus. Misalnya, symbol Toyota, gambar
tiga berlian Mitsubisi.
3) Trade Mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau
sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuanya
untuk menghasilkan suatu yang istimewa. Tanda dagang ini
melindungi penjual dengan hak istimewanya. Tanda dagang ini
melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan
nama merek (tanda merek).
4) Copyrihgt (hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang dilindungi
oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual
karya tulis, karya musik atau karya seni.
b. Peranan Merek
Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah
menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada
konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang
tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek.
Pesaing biasa saja menawarkan produk yang mirip, tapi mereka tidak mungkin
menawarkan janji emosional yang sama. Menurut Darmadi Durianto, dkk (2001:
2) menyatakan bahwa merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa
faktor seperti :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji emosi
menjadi konsisten dan stabil.
2) Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa
suatu merek kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya.
3) Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.
Semakin kuat merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan
makin banyak brand association (asosiasi merek) yang terbentuk dalam
merek tersebut. Jika brand association terbentuk dalam merek tersebut
memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat potensi ini akan meningkatkan
brand image (citra merek).
4) Merek sangat berpengaruh dalam bentuk perilaku konsumen. Merek yang
kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
5) Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh
konsumen, dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah
membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan
kualitas, kepuasan, kebanggaan ataupun atribut lain yang melekat pada
merek tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai peranan penting dan
merupakan aset bagi perusahaan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi
dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan. Terlebih lagi pada kondisi
sekarang, nilai suatu merek yang mapan sebanding dengan realitas makin sulitnya
menciptakan suatu merek.
3. Brand Equity (Ekuitas Merek)
a. Pengertian Brand Equity
Menurut David A. Aaker (2001: 4) menyatakan bahwa ”Brand Equity
(Ekuitas merek) adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang berkaitan
dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai
yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau jasa para
pelanggan perusahaan.”
Menurut Hana dan Wozniak (2001: 49) menyatakan bahwa “Brand
Equity adalah nilai tambah yang diberikan merek kepada produk”. Menurut Aaker
(1997: 22) menyatakan bahwa “Brand Equity adalah sekumpulan asset yang
diciptakan melalui proses yang panjang, ekuitas merek yang menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
suatu nilai produk dalam cara berbeda-beda baik bagi produk, penjualan
maupun perusahaan”.
Menurut Kotler dan Armstrong (2004: 292) menyatakan bahwa Brand
equity is the positive differential effect that knowing the brand name has on
customer response to the product or service.
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat
diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.
Dari beberapa pendapat dapat ditarik kesimpulan bahwa brand equity
adalah kekuatan suatu merek yang dapat memberikan nilai tambah atau
mengurangi nilai tersendiri dimata pelanggan terhadap barang maupun jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan. Agar aset dan liabilitas mendasari brand equity, maka
asset dan liabilitas merek harus berhubungan dengan nama atau simbol merek,
sehingga jika dilakukan perubahan terhadap nama dan simbol merek, beberapa
atau semua aset dan liabilitas yang menjadi dasar brand equity akan berubah pula.
Menurut Darmadi Durianto, dkk (2001: 4) menyatakan bahwa brand
equity dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu:
1. Brand Awareness (kesadaran merek), menunjukkan kesanggupan
seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa
suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
2. Brand Association (asosiasi merek), mencerminkan pencitraan suatu
merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan
kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga,
pesaing, selebritis, dan lain-lain.
3. Perceived Quality (persepsi kualitas), mencerminkan persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/ keunggulan suatu produk
atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand Loyalty (loyalitas merek), mencerminkan tingkat keterikatan
konsumen dengan suatu merek produk.
5. Other proprietary brand assets (Aset-aset merek lainnya).
Elemen-elemen brand equity diluar aset-aset lain dikenal dengan elemen-
elemen utama dari brand equity. Elemen brand equity yang kelima secara
langsung akan dipengarui oleh kualitas dari keempat elemen utama tersebut.
Konsep brand equity dapat digambarkan pada Gambar 1 yang memperlihatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kemampuan brand equity dalam menciptakan nilai bagi perusahaan atau
pelangggan atas dasar lima kategori aset yang telah disebutkan.
Brand equity
( Nama, Simbol )
Brand awareness
Brand loyality
Other proprietary
brand assets
Brand association
Perceived
quality
Memberikan nilai
kepada perusahaan
dengan memperkuat
Efisiensi dan
efektivitas
program
pemasaran
Brand loyality
Harga / laba
Perluasan merek
Peningkatan
perdagangan
Keuntungan
kompetitif
Memberikan nilai
kepada pelanggan
dengan memeperkuat
Interpretasi/proses
informasi
Rasa percaya diri
dalam pembelian
Pencapaian
kepuasan dari
pelanggan
Gambar 1: Konsep brand
equity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Peranan Brand Equity
Brand equity merupakan asset yang dapat memberi nilai tersendiri di
mata pelanggannya. Asset yang dikandungnya dapat membantu pelanggan dalam
menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk
dan merek tersebut. Brand equity dapat mempengaruhi rasa percaya diri
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Dalam kenyataanya,
perceived quality dan brand association dapat mempertinggi tingkat kepuasan
konsumen.
Menurut Darmadi Durianto, dkk (2001: 6) menyatakan bahwa di
samping memberi nilai bagi konsumen, brand equity juga memberikan nilai
perusahaan dalam bentuk :
1) Brand equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam
memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama. Promosi
yang dilakukan akan lebih efektif jika merek dikenal. Brand equity yang kuat
dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek.
2) Empat dimensi brand equity, brand awareness, perceived quality, asosiasi-
asosiasi dan asset merek lainya dapat mempengaruhi alasan pembelian
konsumen. Bahkan seandainya brand awareness, perceived quality dan
asosiasi-asosiasi tidak begitu penting dalam proses pemilihan merek,
ketiganya tetap dapat mengurangi keinginan atau rangsangan konsumen
untuk mencoba merek-merek lainya.
3) Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam merespon
inovasi yang dilakukan para pesaing. Brand loyalty adalah salah satu kategori
brand equity yang dipengaruhi oleh kategori brand equity lainya. Kategori-
kategori brand equity lainya saling melengkapi satu sama lain. Perceived
quality dapat dipengaruhi oleh brand awareness. Nama merek dapat
memberikan kesan bahwa produk dibuat dengan baik, diyakinkan oleh
asosiasi dan loyalitas (seorang konsumen yang loyal tidak akan menyukai
produk yang kualitasnya rendah)
4) Brand Association juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning
maupun strategi perluasan produk. Suatu analisis terhadap portofolio merek
sangat diperlukan untuk mengetahui efektivitas dari perluasan merek yang
telah dilakukan.
5) Salah satu cara memperkuat brand equity adalah dengan melakukan promosi
besar-besaran yang membutuhkan biaya besar. Brand equity yang kuat
memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang lebih tinggi dengan
menerapkan harga premium dan mengurangi ketergantungan pada promosi
sehingga dapat diperoleh laba yang lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan
dan perluasan merek kepada produk lainya atau menciptakan brand equity
tersebut.
7) Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu
menciptakan loyalitas saluran distribusi. Toko, supermarket, dan tempat-
tempat penjualan lainya tidak akan ragu-ragu untuk menerima suatu produk
dengan brand equity yang kuat dan sudah terkenal untuk dijual kepada
kepada konsumen. Produk dengan brand equity yang kuat akan dicari oleh
pedagang karena mereka yakin bahwa produk dengan merek tersebut akan
memberikan keuntungan bagi mereka. Dengan brand equity yang kuat,
saluran distribusi dapat berkembang sehingga semakin banyak tempat
penjualan yang pada akhirnya akan memperbesar volume penjualan produk
tersebut.
8) Asset-asset brand equity lainya dapat memberikan keuntungan kompetitif
bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki
pesaing. Biasanya, bila dimensi utama dari brand equity yaitu brand
awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty sudah
sangat kuat, secara otomatis asset brand equity lainya juga akan kuat.
c. Elemen-elemen Brand Equity
1) Brand Awareness (Kesadaran Merek)
a) Pengertian Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Menurut Freddy Rangkuti (2002: 39) menyatakan bahwa
“Brand Awareness (kesadaran merek) artinya adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu”.
Peran Brand Awareness dalam keseluruhan brand equity tergantung
dari sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai suatu merek.
Menurut Freddy Rangkuti (2002: 40) menyatakan bahwa
adanya empat tingkatan kesadaran merek, yaitu :
(1) Unaware of Brand ( tidak menyadari merek )
Merupakan tingkatan yang paling rendah, di mana
konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek
(2) Brand Recognition ( pengenalan merek )
Tingkatan minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting
pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat
melakukan pembelian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Brand Recall ( pengingatan kembali terhadap merek )
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan permintaan
seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam satu
kelas produk. Hal ini diistilahkan pengingatan kembali
tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan,
responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek
tersebut.
(4) Top of Mind ( puncak pikiran )
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi
bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama
merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama
kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek
tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang
ada di benak konsumen.
Upaya meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan
maupun pengingatan kembali, melibatkan dua kegiatan, yaitu:
berusaha memperoleh identitas merek dan berusaha mengkaitkannya
dengan kelas produk tertentu.
b) Peranan Brand Awareness dalam Brand Equity
Menurut Darmadi Durianto, dkk (2001: 56) menyatakan bahwa
peran brand awareness terhadap brand equity dalam kaitannya untuk
menciptakan nilai, dapat dilakukan paling sedikit dengan 4 cara yaitu:
(1) Anchor to which other association can be attached, artinya
suatu merek dapat digambarkan seperti suatu jangkar
dengan beberapa rantai. Rantai menggambarkan asosiasi
merek tersebut.
(2) Familiarity – Liking, artinya dengan mengenal merek akan
menimbulkan rasa terbiasa terutama untuk produk-produk
yang bersifat low involement (keterlibatan rendah). Suatu
kebiasaan dapat menimbulkan ketertarikan kesukaan yang
terkadang dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat
keputusan.
(3) Subtance/ Commitment. Kesadaran akan nama dapat
menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat
penting bagi suatu perusahaan. Secara logika, suatu nama
dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena program
iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang
luas, eksistensi yang sudah lama dalam industri dan lain-
lain. Jika kualitas dua merek sama, brand awareness akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan
pembelian konsumen.
(4) Brand to consider. Langkah pertama dalam suatu proses
pembelian adalah menyeleksi dari suatu kelompok merek-
merek yang dikenal untuk dipertimbangkan merek mana
yang akan diputuskan dibeli. Merek yang memiliki Top of
Mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi. Jika suatu
merek tidak tersimpan dalam ingatan merek tersebut tidak
dipertimbangkan di benak konsumen.
c) Cara Mencapai Brand Awareness
Pengenalan atau pengingatan merek akan melibatkan upaya
mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori
produk. Menurut Darmadi Durianto, dkk (2001: 56), agar brand
awareness dapat dicapai dan diperbaiki dapat ditempuh dengan
beberapa cara berikut :
(1) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil
beda dibandingkan dengan lainya serta harus ada hubungan
antara merek dengan kategori produknya.
(2) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik, sehingga
dapat membantu konsumen mengingat merek.
(3) Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai
dapat dihubungkan dengan mereknya.
(4) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin
banyak diingat pelanggan.
(5) Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu
isyarat yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau
keduanya.
(6) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan
karena membentuk ingatan lebih sulit dibanding membentuk
pengenalan.
2) Brand Association (Asosiasi Merek)
a) Pengertian Brand Association (Asosiasi Merek)
Menurut Freddy Rangkuti (2002: 43) menyatakan bahwa “Brand
Association (assosiasi merek) adalah segala hal yang berkaitan dengan
ingatan mengenai sebuah merek”. Asosiasi itu tidak hanya eksis
namun juga mempunyai suatu tindakan kekuatan. Keterkaitan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merek akan lebih kuat jika dilandasi pada pengalaman untuk
mengkomunikasikanya. Sebuah merek adalah seperangkat asosiasi,
biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. Berbagai
asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk
citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen.
Brand Image itu sendiri berarti sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan
merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image
atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand identity).
Selanjutnya jika konsumen menganggap apabila merek tertentu
berbeda secara fisik dari merek pesaing, maka citra merek tersebut
akan melekat secara terus-menerus sehingga dapat membentuk
kesetiaan terhadap merek tertentu (brand loyalty).
b) Manfaat Brand Association
Menurut Darmadi Durianto dkk (2001: 69) terdapat lima manfaat
asosiasi merek yaitu :
(1) Help process/retrieve information (Dapat membantu proses
penyusunan informasi)
(2) Differentiate (Perbedaan), suatu asosiasi dapat memberikan
landasan yang penting bagi upaya pembedaan suatu merek
dari merek lain.
(3) Reason to buy (Alasan untuk membeli), brand association
membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi
konsumen (consumer benefits) yang dapat memberikan
alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan
menggunakan merek tersebut.
(4) Create positive attitude/ feelings (Menciptakan sikap atau
perasan positif), beberapa asosiasi merek mampu merangsang
suatu perasaan positif yang pada gilirannya merembet ke
merek yang bersangkutan.
(5) Basis for extentions (Landasan untuk perluasan), suatu
asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan
dengan menciptakan rasa kesesuaian (sense of fit) antara
suatu merek dengan sebuah produk baru .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Acuan Brand Association
Menurut Darmadi Durianto, dkk (2001: 70) menyatakan bahwa
asosiasi-asosiasi yang terkait dengan sesuatu merek umumnya
dihubungkan dengan berbagai hal berikut:
(1) Product attributes (Atribut produk) yaitu
mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk
merupakan strategi positioning yang sering digunakan.
Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika
atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung
diterjemahkan dalam suatu alasan pembelian merek.
(2) Intangibles atributes (Atribut tak berwujud) yaitu suatu
faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti
halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi atau kesan
nilai yang mengihtisarkan serangkaian atribut yang
objektif.
(3) Consumer’s benefit (Manfaat bagi pelanggan) yaitu
manfaat yang berkaitan dengan atribut dari produk yang
dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan
yang rasional. Selain itu juga manfaat berupa konsekuensi
ekstrim dalam proses pembentukan sikap, berkaitan
dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau
menggunakan merek tersebut.
(4) Relative price (Harga relatif) yaitu evaluasi terhadap
suatu merek di sebagian kelas produk ini, akan diawali
dengan menentukan posisi merek tersebut dalam suatu
tingkat harga.
(5) Application (Penggunaan), pendekatan ini adalah dengan
mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu
penggunaan atau aplikasi tertentu.
(6) User/customer (Pengguna/pelanggan), pendekatan ini
adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan
sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk
tersebut.
(7) Celebrity/person (Orang terkenal/khalayak), yaitu
mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah
merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh
orang terkenal ke merek tersebut.
(8) Life style/personality (Gaya hidup/kepribadian), yaitu
asosiasi merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami
oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka
kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir
sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(9) Product class (Kelas produk), yaitu mengasosiasikan
merek menurut kelas produknya.
(10) Competitors (Para pesaing), yaitu mengetahui pesaing
dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli
pesaing.
(11) Country/geographic area (Negara/wilayah geografis),
asosiasi tersebut dapat dieksploitasi dengan mengaitkan
merek pada kondisi geografis suatu negara.
3) Perceived Quality (Kesan Kualitas)
a) Pengertian Perceived Quality (Kesan Kualitas)
Menuru Freddy Rangkuti (2002: 41) menyatakan bahwa
“Perceived Quality (Kesan Kualitas) adalah persepsi pelayanan
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan”. Kesan kualitas
memberikan nilai dalam beberapa bentuk manfaat atau keuntungan
yaitu alasan untuk membeli, diferensiasi atau posisi, harga optimum,
minat saluran distribusi, perluasan merek.
b) Dimensi Perceived Quality untuk Produk
Menurut Darmadi Durianto, dkk (2001: 98) menyatakan bahwa
dimensi kualitas dibagi menjadi :
(1) Kinerja, melibatkan berbagai karakteristik operasional
utama.
(2) Pelayanan, mencerminkan kemampuan memberikan
pelayanan pada produk tersebut.
(3) Ketahanan, mencerminkan umur ekonomis dari produk
stersebut.
(4) Keandalan, konsistensi dari kinerja yang dihasilkan dari
suatu produk dari suatu pembelian ke pembelian
berikutnya.
(5) Kesesuaian dengan spesifikasi, merupakan pandangan
mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat
produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan
diuji).
(6) Hasil, mengarah pada kualitas yang dirasakan yang
melibatkan dimensi sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Membangun Perceived Quality yang Kuat
Menurut Darmadi Durianto, dkk, (2001: 104) menyatakan
bahwa berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam membangun
Perceived Quality yaitu:
(1) Komitmen terhadap kualitas
Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta
memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara
kualitas harus tercermin dalam tindakan.
(2) Budaya kualitas
Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan,
norma perilakunya, dan nilai-nilainya. Maka kualitas harus lebih
diutamakan.
(3) Informasi masukan dari pelanggan
Dalam membangun perceived quality pelangganlah yang
mendefinisikan kualitas. Untuk itulah perusahaan perlu secara
berkesinambungan melakukan riset terhadap pelanggannya
sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan dan up to
date.
(4) Sasaran/standar yang jelas
Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena
sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak
bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas
dapat dipahami dan diprioritaskan.
(5) Kembangkan karyawan yang berinisiatif
Karyawan harus dimotivasi diizinkan untuk berinisiatif serta
dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan
pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif
dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan.
4) Brand Loyaly (Loyalitas Merek)
a) Pengertian Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
Menurut Freddy Rangkuti (2002: 60) menyatakan bahwa
“Brand Loyalty (Loyalitas Merek) adalah kesetiaan konsumen terhadap
suatu merek”. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang
menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan
satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Loyalitas merek merupakan ukuran dari kesetiaan konsumen
terhadap suatu merek. Menurut Darmadi Durianto, dkk (2001: 99)
menyatakan bahwa terdapat lima tingkatan dalam loyalitas merek,
yaitu :
(1) Switcher merupakan tingkatan loyalitas yang paling dasar.
Pembeli tidak loyal sama sekali terhadap suatu merek. Bagi
pembeli tersebut, merek apapun dianggap memadai. Dalam hal ini
merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian.
Ciri paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka
membeli suatu produk karena harganya murah dan banyak
konsumen lain yang membeli merek tersebut, apapun yang diobral
atau menawarkan layanan akan lebih disukai.
(2) Habitual Buyer adalah pembeli yang puas dengan produk, atau
setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan, dan membeli merek
produk tertentu karena kebiasaan. Dengan kata lain tidak terdapat
dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong
suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain
memerlukan suatu tambahan biaya. Pembeli/ konsumen tipe ini
dapat disebut pembeli tipe kebiasaan.
(3) Satisfied Buyer adalah orang-orang yang puas, namun mereka
memikul biaya peralihan (switcing cost) sehubungan dengan
tindakannya beralih ke merek lain. Bila setelah mencoba dan
kemudian responnya baik maka berarti konsumen itu adalah puas
sehingga ia akan memutuskan akan membeli kembali merek
tersebut secara konsisten sepanjang waktu. Ini berarti telah
tercipta kesetiaan konsumen terhadap merek tersebut.
(4) Liking of the Brand adalah pembeli yang sungguh-sungguh
menyukai merek tersebut. Preferensi mereka mungkin dilandasi
pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengaman dalam
menggunakan produk, atau perceived quality yang tinggi. Dan
mereka menganggap merek tersebut adalah sahabat.
(5) Committed Buyer adalah pelanggan yang setia. Mereka
mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi
pengguna dari suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi
mereka, baik dari segi fungsi maupun sebagai suatu ekspresi
mengenai siapa mereka sebenarnya. Rasa percaya mereka
mendorong mereka merekomendasikan merek tersebut kepada
orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Manfaat Brand Loyalty
Menurut Freddy Rangkuti (2002: 61) menyatakan bahwa
loyalitas merek yang dimiliki oleh konsumen yang ada mewakili suatu
asset yang strategis jika dikelola dengan baik, sebab memberikan
manfaat sebagai berikut :
1).Reduced marketing costs (mengurangi biaya pemasaran), dalam
kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah
mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya
mendapatkan pelanggan baru.
2) Trade leverage (meningkatkan perdagangan), loyalitas yang kuat
terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan
perdagangan dan meperkuat keyakinan perantara pemasaran.
3) Attracting new customers (menarik minat pelanggan baru),
melalui menciptakan kesadaran kembali, maupun meyakinkan
kembali.
4) Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu
merespon ancaman persaingan)
c) Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Brand Loyalty
Menurut Freddy Rangkuti (2002: 61) menyatakan bahwa ada
beberapa strategi yang dapat meningkatkan loyalitas merek antara lain:
1) Menjaga hubungan yang saling menguntungkan dengan
pelanggan, dapat dilakukan dengan cara memelihara
relationship marketing yang baik dengan para pelanggan.
2) Menjaga kedekatan dengan pelanggan secara
berkesinambungan. Misalnya dengan membentuk suatu
keanggotaan.
3) Menciptakan biaya peralihan yang tinggi yang mampu
menyulitkan konsumen untuk berpindah merek. Langkah ini
digunakan untuk “mengikat” konsumen agar tidak beralih ke
merek pesaing.
4) Memberikan imbalan atas loyalitas pelanggan. Misalnya dengan
memberi hadiah atau reward kepada pelanggan.
5) Memberikan pelayanan ekstra kepada pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Yaitu keputusan untuk membeli merupakan proses dalam pembelian
yang nyata. Dengan beberapa tahap dalam keputusan pembelian, maka seorang
konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli atau tidak. Bila seorang
konsumen memutuskan untuk membeli maka konsumen akan mengahadapi
beberapa keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek,
kualitas, penjualanya, waktu pembelian dan cara pembayaranya.
b. Peranan Membeli
Menurut Phillip Kotler (1991: 252) menyatakan bahwa ada beberapa
peranan yang mungkin dimainkan orang dalam sebuah keputusan membeli,
yaitu:
1) Pengambil inisiatif (initiator) adalah orang yang pertama-tama
menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa
tertentu.
2) Orang yang mempengaruhi (influences) adalah orang yang pandangan
atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
3) Pembuat keputusan (decides) adalah seseorang yang pada akhirnya
menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli.
4) Pembeli (buyer) adalah seseorang yang melakukan pembelian yang
sebenarnya.
5) Pemakai (user) adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati
atau memakai produk atau jasa.
Sebuah perusahaan perlu mengenal peranan tersebut karena semua
peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan
mengalokasikan biaya promosi. Dengan mengetahui pelaku utama dan peranan
yang mereka miliki akan membantu para pemasar untuk menyelaraskan program
pemasaran yang tepat bagi para pembeli.
c. Komponen-Komponen Keputusan Pembelian
Menurut Dharmmesta dan Handoko (1997: 102) komponen-komponen
dalam keputusan pembalian, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Keputusan tentang jenis produk, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan untuk membeli atau menggunkan uangnya untuk tujuan lain.
2) Keputusan tentang bentuk produk, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut
menyangkut ukuran, mutu dan corak.
3) Keputusan tentang mereka, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan tentang merek mana yang akan dibeli.
4) Keputusan tentang penjualanya, yaitu konsumen mengambil keputusan
dimana produk tersebut akan dibeli, misalnya di toko atau supermarket.
5) Keputusan tentang jumlah produk, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibeli. Pembelian
ini dilakukan bisa lebih dari satu unit.
6) Keputusan tentang waktu pembelian, yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian.
7) Keputusan tentang cara pembayaran, yaitu konsumen mengambil
keputusan tentang metode atau cara pembayarn produk yang dibeli,
apakah secara tunai atau kredit.
d. Tipe-tipe Tingkah Laku Konsumen
Menurut Phillip Kotler dan Gary Armstrong (1997: 163) menyatakan
bahwa ada beberapa tipe perilaku membeli konsumen berdasarkan keterlibatan
pembeli dalam membeli dan derajat perbedaan di antara beberapa merek, yaitu:
1) Perilaku Membeli yang Kompleks
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan
besar yang dirasakan di antara merek.
2) Perilaku Pembeli yang Mengurangi Ketidak cocokan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang
dirasakan di antara merek.
3) Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan konsumen yang rendah dan beberapa perbedaan yang
dirasakan di antara merek.
4) Perilaku Pembeli yang Mencari Keragaman
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan yang dirasakan
besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Proses Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen akan sangat menentukan proses pengambilan
keputusan dalam pembelian mereka. Menurut Basu Swastha D dan Hani Handoko
(1997: 106) menyatakan bahwa ada lima tahap dalam proses pengambilan
keputusan dalam pembelian yaitu:
1) Menganalisa Kebutuhan dan Keinginan
Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi
atau terpuaskan. Proses penganalisaan atau pengenalan kebutuhan dan
keinginan adalah suatu proses yang kompleks.
2) Pencarian Informasi dan Penilaian Sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan
pencarian informasi tentang sumber-sumber dalam menilainya, untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Pencarian
informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal.
Penilaian sumber-sumber pembelian yang diperoleh dari berbagai
informasi berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang
tersedia untuk membeli. Dari penilaian sumber-sumber pembelian ini
akan diperoleh beberapa alternatif pembelian yang dapat dilakukan
konsumen.
3) Penilaian dan Seleksi terhadap Alternatif Pembelian
Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan
menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian
berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-
masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan
kebutuhannya. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu
mengidentifikasikan akternatif-alternatif pembeliannya.
4) Keputusan untuk Membeli
Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian
yang nyata. Jadi setelah tahap-tahap di atas dilakukan, maka
konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak.
Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan
menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut
jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara
pembayarannya.
5) Perilaku Sesudah Pembelian
Semua tahap yang ada di dalam proses pembelian sampai dengan
tahap kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan
perilaku sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka
dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi
ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2. Model Lima Tahap Proses Membeli
(Basu Swastha D, dkk, 1997: 106)
B. Penelitian Terdahulu
Secara umum, penelitian-penelitian tentang brand equity juga pernah
dilakukan antara lain:
1. Moech. Nasir, M. Farid Wajdi, Syamsudin, dan Hadi W (2004)
Judul : Analisis Elemen-elemen Brand Equity untuk Menentukan Kekuatan
dan Kelemahan Produk pada Produk Merek “Dagadu Djokdja”
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah elemen-elemen brand
equity yang meliputi brand awareness (kesadaran merek), brand association
(asosiasi merek), perceived quality (persepsi kualitas), brand loyalty (loyalitas
merek), dan other proprietary brand assets (aset-aset merek lain). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Hasil
dari penelitian ini, untuk brand awareness, produk kaos oblong merek
Dagadu Djokdja berada pada top of mind diposisi kedua ada kaos oblong
merek Hani & Robert (H & R). Untuk brand association produk kaos oblong
merek Dagadu Djokdja memiliki brand image yang di dalamnya terkandung
asosiasi-asosiasi yaitu, tahan lama/ berkualitas, model/ desain gambar sangat
variatif, harga terjangkau, memiliki banyak jenis dan tipe, dan memiliki ciri
khas tertentu. Untuk perceived quality menunjukkan bahwa produk kaos
oblong merek Dagadu Djokdja memiliki importance yang lebih tinggi dari
Menga-
nalisa
Kebutuhan
dan
Keinginan
Pencarian
Informasi
dan
Penilaian
Sumber-
sumber
Penilaian
&Seleksi
terhadap
Alternatif
Pembeli-
an
Keputu-
san untuk
Membeli
Perilaku
Sesudah
Pembeli-
an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada performance-nya. Dan untuk brand loyalty, switcher 37,25%, habitual
buyer 23,53%, satisfied buyer 70,59%, liking the brand 42,15% dan
committed buyer 18,63%.
2. Epy Ponco Istiyono, Ely Sapto Utomo, dan Emmy Indrayani (2007)
Judul : Pengaruh Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan Telkomnet Instan
Terhadap Minat Pembelian Telkomnet Speedy.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perceived brand quality
(kesan kualitas merek), perceived brand value for the cost (kesan nilai untuk
harga), brand uniqueness (keunikan merek), dan kesediaan membayar harga
permium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif. Hasil dari penelitian ini, bahwa ekuitas merek dari basis pelanggan
(customer base brand equity) TELKOMNet-Instan memiliki pengaruh positif
kepada minat pembelian merek TELKOMSpeedy, dengan pengaruh sebesar
40,47%. Pengaruh terbesar diperoleh dari variabel antara kesediaan membayar
harga premium sebesar 14,49%. Sedangkan pengaruh tidak langsung kepada
minat pembelian TELKOMSpeedy adalah dari variabel kesan nilai terhadap
harga signifikan sebesar 9,01%, kesan keunikan merek TELKOMNet-Instan
signifikan sebesar 8,46%. Sedangkan pengaruh variabel kesan kualitas merek
berpengaruh tidak signifikan sebesar 8,62%.
3. Restuti (2010)
Judul : Pengaruh Elemen Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Matic Merek Yamaha Mio Di Kota Surakarta Tahun 2010.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah brand awareness
(kesadaran merek), Brand assocition (asosiasi merek), perceived Quality
(persepsi kualitas), Brand Loyalty (kesetiaan merek). Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian
ini, untuk brand awareness, produk motor matic mio Yamaha yaitu sebesar
0,306, Brand Association (X2) adalah -0,115, Perceived Quality (X3) adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0,333 dan Brand Loyalty (X4) adalah 0,400. Ternyata variabel Brand Loyalty
memberikan pengaruh yang terbesar terhadap keputusan pembelian karena
memiliki koefisien regresi yang paling besar dibanding variabel bebas yang
lain yaitu 0,400.
Penelitian yang dilakukan saat ini mendasarkan pada penelitian terdahulu
sehingga akan terdapat perbedaan dan persamaan. Persamaannya adalah variabel
yang digunakan adalah brand awareness (kesadaran merek), brand association
(asosiasi merek), perceived quality (persepsi kualitas), dan brand loyalty (loyalitas
merek). Selain metode analisisnya sama yaitu analisis deskriptif, sedangkan
perbedaannya adalah obyek penelitian berupa produk, tempat serta waktu
penelitian
C. Kerangka Berpikir
Brand Equity menempati posisi penting bagi tercapainya tujuan
perusahaan. Dengan demikian perusahaan yang ingin tetap bertahan, dan
melangkah lebih maju untuk memenangkan persaingan sangat perlu mengetahui
kondisi brand equity produknya melalui riset terhadap elemen-elemen brand
equity.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap elemen-elemen
utama brand equity yang meliputi:
1. Brand Awareness (kesadaran merek)
2. Brand Association (asosiasi merek)
3. Perceived Quality (persepsi kualitas)
4. Brand Loyalty (loyalitas merek)
Brand Equity (Ekuitas merek) adalah seperangkat asset dan liabilitas
merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang menambah
atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada
perusahaan atau jasa para pelanggan perusahaan. Elemen-elemen Brand Equity
(Ekuitas merek) yaitu Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan Brand Loyalty. Brand Awareness (kesadaran merek), menunjukkan
kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa
suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Brand Association
(asosiasi merek), mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan
tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk,
geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain. Perceived Quality (persepsi
kualitas), mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang
diharapkan. Brand Loyalty (loyalitas merek), mencerminkan tingkat keterikatan
konsumen dengan suatu merek produk.
Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, dan Brand
Loyalty, mempunyai kaitan yang erat antara elemen-elemen yang satu dengan
elemen-elemen yang lainnya, dan akan menunjang pembentukan brand equity
baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan semakin kuat brand
equity suatu produk, maka semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen
untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring
konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk
meraup keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian diduga elemen-
elemen Brand Equity yang terdiri dari Brand Awareness, Brand Association,
Perceived Quality dan Brand Loyalty merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sepeda motor Honda.
Untuk memudahkan analisis dalam penelitian ini maka dibuat pemikiran
seperti gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3. Kerangka Berpikir
Keterangan:
X1 : Brand Awareness (kesadaran merek)
X2 : Brand Association (asosiasi merek)
X3 : Perceived Quality (persepsi kualitas merek)
X4 : Brand Loyalty (loyalitas merek)
Y : Keputusan pembelian
Brand Awareness
Brand Awareness Brand Association
Perceived Quality
Brand Loyalty
Keputusan
Pembelian
Elemen-Elemen Utama
Brand Equity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Perumusan Hipotesis
Penelitian kuantitatif berfokus pada hipotesis yang akan diuji
kebenarannya. Sutrisno Hadi (2000: 257) menyatakan bahwa “Hipotesis adalah
pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan
kebenarannya”. Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1998: 68) menyatakan
bahwa “Hipotesis adalah suatu jawaban duga yang dianggap besar
kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar”.
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga elemen-elemen brand equity yang terdiri dari kesadaran merek (brand
awareness), asosiasi terhadap merek (brand associations), persepsi kualitas
(brand associations), loyalitas merek (brand loyalty) secara simultan (bersama-
sama) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda pada masyarakat Kelurahan Mandong Klaten.
2. Diduga elemen-elemen brand equity yang terdiri dari kesadaran merek (brand
awareness), asosiasi terhadap merek (brand associations), persepsi kualitas
(brand associations), loyalitas merek (brand loyalty) secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda
pada masyarakat Kelurahan Mandong Klaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan tempat yang penting dalam penelitian,
sesuai dengan judul di atas maka tempat penelitian yang diambil adalah wilayah
kelurahan Mandong, Klaten, sebab di tempat inilah diperoleh data yang memang
dibutuhkan dalam penelitian yaitu banyaknya pengguna sepeda motor Honda.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang direncanakan mulai bulan Januari 2011 sampai
dengan selesai, yang meliputi kegiatan persiapan penelitian sampai dengan
selesainya laporan penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Penetapan Populasi
Populasi merupakan keseluruhan individu dari permasalahan yang diteliti.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa ”Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2000: 220)
menyatakan bahwa ”Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu
yang paling sedikit mempunyai satu sifat sama”.
Wilayah kelurahan Mandong Klaten mempunyai jumlah penduduk
sebanyak 2089 dari total 885 KK dan jumlah konsumen Honda 315 KK( Balai
Kelurahan Mandong). Populasi dalam penelitian ini adalah setiap KK yang
memiliki dan menggunakan sepeda motor Honda di kelurahan Mandong yaitu
berjumlah 315 KK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Penetapan Sampel
Menurut Sugiyono (2008:118) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.Menurut Siswandari
(2009: 5) “Sampel merupakan sebagian anggota populasi”. Menurut Suharsimi
Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa “Sampel merupakan sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti”. Mengenai penentuan jumlah sampel dalam penelitian
ini lebih lanjut dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 134) sebagai berikut:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10-
15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang
resikonya besar, tentu saja sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi yang dapat menggambarkan keadaan dan sifat dari populasi yang diambil
dengan teknik tertentu.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya
sampel yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penentuan
besarnya sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan
sampel
populasi, dalam penelitian ini nilai e sebesar 0,1 (Husein Umar, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(dibulatkan)
Jadi sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Slovin
dengan sampel sebanyak 76 konsumen sepeda motor merek Honda.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2008: 116), teknik pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Probability sampling
Probability sampling adalah metode sampling yang memberikan
kemungkinan yang sama bagi setiap unsur dalam populasi untuk
dipilih.
Probability sampling terdiri dari:
1) Simple random sampling (sampling acak sederhana)
2) Propotionate stratified random sampling (sampling acak secara
proporsional menurut statifikasi)
3) Dispropotionate random sampling (sampling acak secara tak
proporsional)
4) Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah/
pengelompokan)
b. Non probability sampling
Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Non probability sampling terdiri dari:
1) Sampling sistematis, yaitu tehnik penentuan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
2) Sampling kuota, yaitu tehnik sampel yang mempunyai ciri-ciri
tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan.
3) Sampling aksidental, yaitu merupakan sampel yang diambil dari
siapa saja yang kebetulan ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Proposive sampling, yaitu tehnik sampel yang dilakukan dengan
mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut
ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel.
5) Snowball sampling, yaitu dalam sampling ini simulai dengan
kelompok kecil yang kemudian diminta menunjuk teman-temanya
untuk menjadi sampel.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability
sampling yaitu menggunakan teknik sampling kuota dan random sampling. Jadi
langkah-langkah yang digunakan untuk mengambil sampel sesuai dengan teknik
penetapan sampel yang dipilih adalah sebagai berikut :
a. Teknik sampel kuota atau quota sampling
Yaitu tehnik pengambilan sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam
jumlah dan kuota yang diinginkan, dalam quota sampling ini dilaksanakan
dengan menetapkan terlebih dahulu jumlah subyek yang akan diteliti. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk memastikan bahwa berbagai sub kelompok dari
populasi akan terwakilkan pada karakteristik sampel yang relevan dalam
jumlah yang diharapkan peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik
dan pengguna sepeda motor Honda dikelurahan Mandong, dengan jumlahnya
yang banyak sehingga untuk keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka
peneliti mengambil sampel dengan menggunakan quota yaitu 76 responden.
b. Teknik simple random sampling (sampling acak sederhana)
Yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen
populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap
elemen tersebut mempunyai kemungkinan untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Pada penelitian ini elemen populasinya yaitu 315 KK. Dan yang akan
dijadikan sampel yaitu 76 responden dengan cara random undian, peneliti
membuat nomor undian sebanyak 315 nomor lalu nomor diundi dan diambil 76
nomor untuk dijadikan sampel dalam penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari responden berupa
jawaban dari pertanyaan yang disusun dalam bentuk angket. Tujuannya adalah
untuk memperoleh data mengenai tanggapan responden terhadap pertanyaan
yang diajukan, dalam hal ini adalah pengaruh elemen-elemen Brand Equity
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh lewat orang lain, tidak
langsung diperoleh dari subyek penelitian yang diambil dari dokumentasi dan
sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. Data sekunder dalam
penelitian ini berupa data tentang profil Kelurahan Mandong, data pemilik
sepeda motor Honda dan data jumlah penduduk di Kelurahan Mandong.
2. Metode Pengumpulan Data
Suatu penelitian tanpa metode yang tepat maka penelitian itu tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2007: 52) menyatakan bahwa “Metode penelitian merupakan
rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-
asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-
isu yang dihadapi”. Menurut Nasution (2001: 53) membedakan penelitian menjadi
dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Menurut Nana
Syaodih Sukmadinata (2001: 53-67) mengemukakan bahwa, dalam pendekatan
kuantitatif dibedakan pula antara metode-metode penelitian eksperimental dan
noneksperimental, sedangkan dalam penelitian kualitatif, dibedakan antara
kualitatif interaktif dan noninteraktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi
objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-
angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Macam-
macam metode penelitian kuantitatif:
a. Penelitian noneksperimental, terdiri dari:
1) Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau pada saat
yang lampau. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu
keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam
tahapan-tahapan perkembangannya.
2) Penelitian survai
Survai (survey) digunakan untuk mengumpulkan informasi
berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-
isu tertentu. Tujuan utama dari survai adalah mengetahui gambaran
umum karakteristik dari populasi.
3) Penelitian ekspos fakto
Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan
sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan
(dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti.
4) Penelitian komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau
lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel
yang diteliti.
5) Penelitian korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel
dengan variabel-variabel lain.
6) Penelitian tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang
diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan.
7) Penelitian dan pengembangan
Penelitian dan pengembangan (research and development),
merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu
produk (Borg, W.R & Gall, M.D. 2001). Metode ini banyak
digunakan di dunia industri.
b. Penelitian eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium,
walaupun bisa juga dilakukan diluar laboratorium, tetapi
pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian laboratorium,
terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Beberapa variasi dalam penelitian
eksperimental, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Eksperimen murni
Eksperimen murni (true experimental) merupakan metode
eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-
syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama
berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol,
pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian
hasil.
2) Eksperimen semu
Metode eksperimen semu (qusi experimental) pada dasarnya sama
dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan
variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel
saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
3) Eksperimen lemah
Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode
penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti
eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali.
4) Eksperimen subjek tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental),
merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal
2) Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran orang secara
individual maupun kelompok. Macam-macam metode penelitian
kualitatif :
a. Metode interaktif
Merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan
data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya. Terdapat lima
macam metode kualitatif interaktif, yaitu :
1) Studi Etnografik
Studi etnografik (ethnographic studies) mendeskripsikan dan
menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau sistem. Proses
penelitian etnografik dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang
cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah
dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan
kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-
benda (artifak).
2) Studi historis
Studi historis (historical) meneliti peristiwa-peristiwa yang telah
berlalu. Ciri khas dari penelitian historis adalah periode waktu :
kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai, kemajuan bahkan
kemunduran, dilihat dan dikaji dalam konteks waktu.
3) Studi fenomenologis
Studi fenomenologis (phenomenologis studies) mencoba mencari
arti dari pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian
dan pemberian makna terhadap situasi atau pemgalaman-
pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian
fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal
yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut.
4) Studi kasus
Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang
dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat
berupa program, kegiatan, peristiwa atau sekelompok individu
yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu.
5) Teori dasar
Teori dasar (grounded theory) merupakan penelitian yang
diarahkan pada penemuan atau minimal menguatkan terhadap suatu
teori. Penelitian dasar (grounded theory) dilaksanakan dengan
berbagai teknik pengumpulan data, diadakan cek-ricek ke
lapangan, studi perbandingan antar kategori, fenomena dan situasi
melalui kajian induktif, induktif dan verifikasi sampai pada titik
jenuh.
b. Metode noninteraktif
Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga
penelitian analitis, mengandalkan pengkajian berdasarkan analisis
dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis dan
mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi
terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun
tidak langsung dapat diamati. Sesuai dengan namanya, penelitian ini
tidak menghimpun data secara interaktif atau melalui interaksi dengan
sumber data manusia. Sumber datanya adalah dokumen-dokumen.
Macam-macam penelitian analitis :
1) Analisis konsep
Merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting
yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam
sehingga banyak menimbulkan kebingungan, umpamanya cara
belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi, wajar sepanjang
hayat.
2) Analisis historis
Menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang telah
dilaksanakan pada masa lalu. Penelitian ini lebih diarahkan kepada
menganalisis peristiwa, kebijakan, program, kebijakan, keterkaitan,
dan lain-lain dalam urutan waktu.
3) Analisis kebijakan
Menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan dengan kebijakan
tertentu, umpamanya kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan
ujian akhir sekolah, pembiayaan pendidikan, dan sebagainya.
Pengkajian diarahkan untuk menemukan kedudukan, kekuatan,
makna dan keterkaitan antar dokumen kesesuaian dan pertentangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
antar dokumen dampak dan konsekuensi-konsekuensi positif dan
negatif kebijakan tersebut.
Tabel 3. Perbedaan Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
KUANTITATIF KUALITATIF
Eksperimental Non Eksperimental Interaktif Noninteraktif
Eksperimental
murni
Eksperimental
kuasi
Eksperimental
lemah
Subjek
tunggal
Deskriptif
Komparatif
Korelasional
Survei
Ekspos fakto
Tindakan
Etnografis
Historis
Fenomenologis
Studi kasus
Teori dasar
Studi kasus
Analisis
konsep
Analisis
kebijakan
Analisis
historis
Penelitian dan pengembangan
Sumber : Mc Millan dan Schumacker (2001) dalam Nasution (2001:53)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kuantitatif dengan alasan bahwa peneliti bermaksud untuk memecahkan
masalah yang ada pada masa sekarang, serta desain penelitian menggunakan
angka-angka dan data-data hasil penelitian diolah dengan menggunakan statistik.
Berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat atau tidaknya
penggunaan teknik pengumpulan datanya. Pengumpulan data merupakan cara-
cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
menggunakan alat tertentu. Oleh karena itu alat pengumpul data harus benar-benar
valid dan reliable. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan dokumentasi.
a. Angket atau Kuesioner
1) Pengertian Angket atau Kuesioner
Suharsimi Arikunto (2006: 150) menyatakan bahwa: ”Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-
hal yang ia ketahui”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam metode angket, hubungan antara responden dengan peneliti
dilakukan melalui media, yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada
responden. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik
pengumpulan data dengan angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis untuk
memperoleh informasi dari responden.
a) Macam-macam Angket atau Kuesioner
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152), kuesioner dapat
dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan:
(1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada:
(a) Kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
(b) Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
(2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada:
(a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang
dirinya.
(b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab
tentang orang lain.
(3) Dipandang dari bentuknya, maka ada:
(a) Kuesioner pilihan ganda, sama dengan kuesioner tertutup.
(b) Kuesioner isian, sama dengan kuesioner terbuka.
(c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal
membubuhkan tanda check (√ ) pada kolom yang sesuai.
(4) Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah perntayaan diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan,
misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini jenis angket
yang digunakan adalah angket tertutup yang berbentuk rating-scale
yaitu angket yang berupa daftar pertanyaan yang disediakan untuk
responden agar mereka menjawab tentang dirinya sendiri, yang
jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih satu
jawaban pada kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, mulai dari
sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Langkah-langkah Menyusun Angket
Menurut Sutrisno Hadi (1998: 56), langkah-langkah menyusun
angket adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan pembuatan angket.
2) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur.
3) Menyusun petunjuk pengisian angket.
4) Menyusun pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan variabel-
variabel yang akan diteliti.
Pernyataan-pernyataan yang akan dibuat harus mengacu pada
aspek-aspek yang tertuang dalam matrik spesifikasi data yang telah
disusun. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator.
Adapun penyusunan pernyataan dalam penelitian ini menggunakan
rating-scale dan untuk memulai jawaban dari pernyataan masing-
masing angket digunakan modifikasi skala Likert.
Jawaban setiap item-item yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif. Masri
Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995: 110) berpendapat bahwa
”Setelah pertanyaan-pertanyaan untuk suatu indeks ditentukan maka
langkah selanjutnya adalah menentukan skor untuk pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam
menentukan skor adalah dengan skala Likert. Cara pengukuran adalah
dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan-
pertanyaan kemudian diminta untuk memberikan jawaban: ”Sangat
setuju”, ”Setuju”, ”Tidak setuju”, ”Sangat tidak setuju”. Jawaban-
jawaban ini diberi skor 1 sampai 4.
Cara penilaian jawaban dari responden adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(a) Setiap pertanyaan atau pernyataan terdiri dari empat pilihan
jawaban.
(b) Dalam menjawab pertanyaan responden memilih salah satu
alternatif jawaban yang sesuai dengan cara memberikan tanda
check (√ ) pada kolom jawaban yang dipilih.
(c) Apabila pernyataan yang digunakan positif diberi penilaian sebagai
berikut:
(1) Jawaban sangat setuju nilai = 4
(2) Jawaban setuju nilai = 3
(3) Jawaban tidak setuju nilai = 2
(4) Jawaban sangat tidak setuju nilai = 1
(d) Apabila pernyataan yang digunakan negatif diberi penilaian
sebagai berikut:
(1) Jawaban sangat tidak setuju nilai = 4
(2) Jawaban tidak setuju nilai = 3
(3) Jawaban setuju nilai = 2
(4) Jawaban sangat setuju nilai = 1
c) Uji Coba Angket (Try Out)
Dalam penelitian suatu data dapat mempunyai kedudukan yang
paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang
diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena
itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil
penelitian. Sedangkan benar tidaknya suatu data tergantung baik
tidaknya angket, maka harus diadakan uji validitas dan uji reliabilitas.
(1) Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidtan mutu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari gambaran yang dimaksud.
Tingkat validitas menggunakan rumus teknik korelasi yang
digunakan adalah Pearson’s Correlation Product Moment
(Arikunto, 2002: 43) dengan rumus sebagai berikut
rxy = 2222 )()()()(
)()(
yynxxn
yxxyn
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y
n : Jumlah sampel
x : Nilai total atribut
y : Nilai dari variabel
Hasil dari koefisien rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis
product moment. Jika hasil yang diperoleh rhitung >rtabel, dengan tarif
signifikansi 50%, maka angket tersebut valid.
(2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
alat ukur yang sama. Hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks
yang menunjukkan seberapa jauh sebuah alat ukur dapat
diandalkan. Untuk mengukur reliabilitas alat pengukuran yang
digunakan adalah rumus alpha. Adapun rumus tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
r11 = 2
2
11 t
t
k
k
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
12 : Variabel total
b2 : jumlah varians butir
k : Banyaknya butir pertanyan atau soal
(Suharsimi Arikunto, 2002: 171)
Semakin tinggi koefisien alpha, berarti semakin baik
pengukuran suatu instrumen. Uji realibilitas dalam penelitian ini
menggunakan bantuan komputer dengan software SPPS 17.0 for
windows.
b. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) “Dokumentasi, berasal
kata dokumen artinya barang-barang tertulis”. Di dalam melaksanakan metode
ini dapat dilakukan dengan meneliti benda-benda tertulis seperti buku,
majalah, surat kabar, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dengan dokumentasi
digunakan untuk mendapatkan data antara lain profil Kelurahan Mandong
yang meliputi tingkat perkembangan desa baik keadaan ekonomi masyarakat,
pendidikan masyarakat dan data tentang jumlah desa dan jumlah penduduk di
Kelurahan Mandong.
D. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk
mengetahui pengaruh variabel Brand Equity baik secara simultan maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada masyarakat
kelurahan Mandong tahun 2011, maka rancangan penelitian disusun sebagai
berikut:
Atribut dalam penelitian ini adalah atribut X, yaitu variabel Brand
Equity yang terdiri atas: brand awareness, brand association, brand loyalty
dan perceived quality dan atribut Y yaitu keputusan pembelian sepeda motor
Honda pada masyarakat kelurahan Mandong tahun 2011. tahun 2010. Untuk
mengetahui pengaruh variabel brand equity terhadap keputusan sepeda motor
Honda pada masyarakat kelurahan Mandong tahun 2011 dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Multikolinearitas
Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi
hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas,
sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara
individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah
antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi.
Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan uji korelasi pearson.
Menurut Singgih Santoso (2001: 206) dilakukan dengan mengamati nilai VIF
dan TOLERANCE. Pedoman suatu model regresi yang bebas
multikoliniearitas adalah:
• Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1
• Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1
b. Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara
variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat
digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut singgih Santoso
(2001: 218) kreiteria autokorelasi ada 3, yaitu:
• Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
• Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
• Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
c. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel
pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varian yang sama atau
tidak. Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan
antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized
Predicted Value. Menurut Singgih Santoso (2001: 210) menetapkan dasar
pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah:
• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
• Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heterokedastisitas.
d. Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data akan dianalisis
berbentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini, data untuk setiap
variabel diuji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat diketahui dengan
melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Menurut
Singgih Santoso (2001: 214) menetapkan dasar pengambilan keputusan yang
digunakan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
e. Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan (Duwi Priyatno,
2010: 73). Linieritas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linear
antara variabel X dan Y yang dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Plot antara residu (e) versus Y-topi (y)
Jika plot bersangkutan menggambarkan suatu scatter (diagram
pencar) dalam arti tidak berpola maka dapat dikatakan tidak terjadi
misspesifikasi pada fungsi regresi. Hal ini berarti bahwa hubungan
antara variabel X dan Y linear.
2) Plot antara variabel Xdan Y
Jika plot yang bersangkutan menggerakan suatu garis lurus maka
asumsi pertama ini tlah terpenuhi.
3) Plot antara residu X dan Y.
Jika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu diagram pencar
maka linieritas ini terpenuhi.
2. Uji Hipotesis
Analisa Regresi Berganda
Adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
beberapa variabel independent X dengan satu variabel dependent Y, yang
dinyatakan dengan rumus (Husein Umar, 2002: 307):
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
Keterangan:
Y = keputusan pembelian
a = bilangan konstanta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b = koefisien regresi
x1 = Brand Awareness
x2 = Brand Association
x3 = Perceived Quality
x4 = Brand Loyalty
e = eror
a. Uji t
Menurut J. Supranto (1995: 149) menyatakan bahwa pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu variabel independen
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan
asumsi variabel independen lainnya konstan.
Adapun langkah-langkah dari uji t adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen
terhadap variabel dependen.
2) Tingkat signifikasi ( ) = 5% ; t tabel= n − k − 1
3) Rumus uji t
t = bi
bi
Dimana :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bi = koefisien regresi
bi = standar error koefisien regresi
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung t tabel atau probabilitas
nilai t atau signifikan 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung t tabel atau probabilitas
nilai t atau signifikansi 0,05.
b. Uji F
Menurut J. Supranto ( 1995: 266) menyatakan bahwa pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Adapun langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen.
Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen.
2. Tingkat signifikasi ( ) = 5 % ; F tabel ( k-1;n-k )
3. Rumus uji F
F =)/()1(
)1/(2
2
knR
kR
Dimana :
R2 = koefisien determinasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
n = jumlah observasi
k = jumlah variabel
4. Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung F tabel atau probabilitas nilai
F atau signifikan 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung Ft abel atau probabilitas nilai
F atau signifikansi 0,05.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Uji ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh proporsi variasi
variabel-variabel independen dapat menerangkan dengan baik variabel dependen.
Perhitungan koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
R2 =
2
21
yi
ei
Keterangan :
R2
: Koefisien determinasi
ei2
: Nilai kuadrat residual
yi2 : Nilai kuadrat variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan gambaran hasil pengumpulan data dari tiap-tiap
variabel yang diteliti Penelitian yang berjudul “Pengaruh “Pengaruh Brand Equity
terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda pada Masyarakat
Kelurahan Mandong tahun 2011” ini menggunakan empat variabel bebas yaitu
Brand Awareness (X1), Brand Association (X2), Perceived Quality (X3), Brand
Loyalty (X4), dan satu variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian (Y).
Guna mengungkapkan dan membuktikan hipotesis yang telah
dikemukakan, maka dalam pengumpulan datanya dengan menggunakan angket
yang disebarkan kepada masyarakat Kelurahan Mandong. Berdasarkan data hasil
penyebaran angket kepada responden dapat diketahui hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Deskripsi Data Variabel dalam Brand Awareness, Brand Association,
Perceived Quality, Brand Loyalty, dan Keputusan Pembelian.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Brand Awareness 76 22 32 28.43 2.500
Brand Association 76 22 40 33.32 3.438
Perceived Quality 76 21 35 29.13 3.039
Brand Loyalty
Keputusan Pembelian
76
76
24
25
39
40
32.38
32.97
3.788
3.137
Valid N (listwise) 76
Sumber: Output data yang diolah dengan SPSS
Deskriptif data tersebut menunjukkan jumlah responden penelitian adalah
76 responden dari seluruh populasi. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diketahui skor variabel Brand Awarenss diperoleh skor minimum 22 skor
maksimum 32, rata-rata 28,43 dan standar deviasi 2,500. Variabel Brand
Association diperoleh skor minimum 22, skor maksimum 40, rata-rata 33,32 dan
standar deviasi 3,438. Variabel Perceived Quality diperoleh skor minimum 21
skor maksimum 35, rata-rata 29,13, dan standar deviasi 3,039. Variabel Brand
Loyalty diperoleh skor minimum 24, skor maksimum 39, rata-rata 32,38 dan
standar deviasi 3,788. Variabel keputusan pembelian konsumen diperoleh nilai
minimum 25, nilai maksimum 40, nilai rata-rata 32,97, dan nilai standar deviasi
3,137.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk
analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Uji Multikolinieritas
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
B.Awareness ,772 1,296
B.Association ,553 1,808
P.Quality ,582 1,718
B.Loyalty ,684 1,463
Sumber: Output data yang diolah dengan SPSS
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Singgih Santoso (2001: 206) default SPSS bagi angka tolerance
adalah 0,0001. Semua angka yang dimasukkan dalam perhitungan model regresi
harus mempunyai angka tolerance di atas 0,0001. Pada umumnya, jika VIF lebih
besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas
dengan variabel bebas lainnya.
Dilihat dari tabel koefisien diketahui nilai dari VIF di bawah angka 5, dan
nilai tolerance di atas angka 0,0001, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas. Atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antar variabel bebas.
2. Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin-Watson
1 1,748
Sumber: Output data yang diolah dengan SPSS
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode-1 (sebelumnya). Autokorelasi terjadi karena observasi
yang berturutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang
baik apabila tidak terjadi autokorelasi.
Menurut singgih Santoso (2001: 218) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
a. Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.
c. Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
Dari tabel hasil uji autokorelasi, diketahui nilai D-W sebesar 1,748 berarti
tidak ada autokorelasi, jadi regresi yang dihasilkan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4. Grafik Scatterplot (diagram pencar)
Uji heteroskedastisitas berarti ada variabel pengganggu dalam
persamaan model regresi yang mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk
mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression
Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Menurut
Singgih Santoso (2001: 210) menetapkan dasar pengambilan keputusan berkaitan
dengan gambar tersebut adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
Scatterplot di atas tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat
masalah heterokedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Uji Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Deteksi normalitas dapat diketahui
dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas bisa dilihat dalam
gambar berikut:
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Gambar 5. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Gambar di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
5. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Untuk mendeteksi adanya hubungan
linier antara variabel X dan Y yang biasa dilakukan, sebagai berikut :
1) Plot antara residu (e) versus Y-topi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu scatter diagram
(diagram pencar) dalam arti tidak berpola maka dapat dikatakan tidak terjadi
mispesifikasi pada fungsi regresi, hal ini bararti bahwa hubungan antara
variabel X dan Y adalah linier.
2) Plot antara variabel X versus Y
Jika plot menggambarkan garis lurus maka asumsi pertama ini telah
terpenuhi.
3) Plot antara residu versus X
Jika plot menggambarkan diagram pencar maka linieritas ini sudah
terpenuhi.
Hasil uji linieritas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Brand Awareness (X1) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS
Gambar 2. Plot Brand Awareness (X1) dengan keputusan pembelian (Y)
Berdasarkan plot antara variabel Brand Awareness (X1) dengan variabel
keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot menggambarkan garis
lurus, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Brand Association (X2) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS
Gambar 3. Plot Brand Association (X1) dengan keputusan pembalian(Y)
Berdasarkan plot antara variabel Brand Associations (X2) dengan
variabel keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot
menggambarkan garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi linieritas.
c. Perceived Quality (X3) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.Perceived Quality (X3) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Berdasarkan plot antara variabel Perceived Quality (X3) dengan variabel
keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot menggambarkan garis
lurus, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas.
d. Brand Loyalty (X4) dengan Keputusan Pembelian (Y)
Sumber: data primer yang diolah SPSS
Gambar 5.Brand Loyalty (X4) dengan Keputusan Pembelian
Berdasarkan plot antara variabel Brand Loyalty (X4) dengan variabel
keputusan pembelian (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot menggambarkan garis
lurus, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis.
1. Analisis Regresi Ganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier ganda. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persamaan garis regresi:
Y = 1,763 + 0,248 X1 + 0,219 X2 + 0,268 X3 + 0,279 X4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 7. Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients t Sig.
B
1 (Constant) 1,763 ,589 ,558
B.Awareness ,248 2,433 ,018
B.Association ,219 2,493 ,015
P.Quality ,268 2,773 ,007
B.Loyalty ,279 3901 ,000
Sumber: Output data yang diolah dengan SPSS
Tabel uji t menggambarkan persamaan regresi, yaitu:
Y = 1,763 + 0,248 X1 + 0,219 X2 + 0,268 X3 + 0,279 X4
Dimana Y : Keputusan Pembelian
X1 : Brand Awareness
X2 : Brand Association
X3 : Perceived Quality
X4 : Brand Loyalty
Hasil pengujian uji t dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 1,763 menyatakan, bahwa jika tidak ada keempat variabel
yang diteliti tersebut, maka besarnya keputusan pembelian adalah sebesar
1,763.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Koefisien regresi X1 sebesar 0,248 menyatakan, bahwa setiap peningkatan
(karena tanda positif) Brand Awareness sebesar 1 akan menyebabkan
keputusan pembelian meningkat sebesar 0,248.
3. Koefisien regresi X2 sebesar 0,219 menyatakan, bahwa setiap peningkatan
(karena tanda positif) Brand Association sebesar 1 akan menyebabkan
keputusan pembelian meningkat sebesar 0,219.
4. Koefisien regresi X3 sebesar 0,268 menyatakan, bahwa setiap peningkatan
(karena tanda positif) Perceived Quality yang memadai sebesar 1 akan
menyebabkan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,268.
5. Koefisien regresi X4 sebesar 0,279 menyatakan, bahwa setiap peningkatan
(karena tanda positif) Brand Loyalty sebesar 1 akan menyebabkan keputusan
pembelian meningkat sebesar 0,279.
2. Adjusted R2
Tabel 8. Model Summary
Model R R Square
Adjusted
R Square
1 ,798(a) ,637 ,617
Sumber: Output data yang diolah dengan SPSS
Model Summary digunakan untuk mengetahui apakah variabel terikat (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel bebas (X). Berdasarkan tabel, diketahui angka R sebesar
0,798 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara produktivitas
dengan 4 variabel bebas-nya adalah kuat. Hal tersebut dikarenakan angka R di
atas 0,5. Besarnya Adjusted R Square adalah 0,617. Hal tersebut berarti 61,7%
variansi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas Brand
Awareness, Brand Association, Perceived Quality dan Brand Loyalty. Sedangkan
sisanya (100% - 61,7% = 38,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
a. Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Equity
secara simultan (bersama-sama) terhadap keputusan pembelian sepeda
motor merek Honda pada masyarakat kelurahan Mandong tahun 2011.
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Equity secara
simultan (bersama-sama) terhadap keputusan pembelian sepeda motor
merek Honda pada masyarakat kelurahan Mandong tahun 2011.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
c. Nilai Probabilitas
Tabel 9. ANOVA
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 470.102 4 117.525 31.153 .000a
Residual 267.846 71 3.772
Total 737.947 75
a. Predictors: (Constant), Brand Loyality (X4), Brand Awareness (X1), Perceived
Quality (X3), Brand Association (X2).
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Konsumen(Y)
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai probabilitas
dalam kolom Sig. adalah 0,000a, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Maka bisa
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh
yang signifikan secara simultan (bersama-sama) antara variabel Brand Equity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang terdiri dari empat sub variabel yaitu Brand Awareness (X1), Brand
Association (X2), Perceived Quality(X3), Brand Loyalty (X4) terhadap keputusan
pembelian (Y).
4. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
a. Hipotesis
Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Equity
secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda
pada masyarakat kelurahan Mandong tahun 2011.
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Equity secara
parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada
masyarakat kelurahan Mandong tahun 2011.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
c. Nilai Probabilitas
Tabel 10. Coefficients
Coefficients*
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.763 2.995 .589 .558
Brand Awareness
(X1)
.248 .102 .198 2.433 .018
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Brand
Association(X2)
.219 .088 .240 2.493 .015
Perceived Quality
(X3)
Brand Loyalty(X4)
.268
.279
.097
.072
.260
.337
2.773
3.901
.007
.000
a. Dependent variabel: keputusan pembelian konsumen
Sumber: data primer yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel coefficients di atas bisa dilihat bahwa:
1) Nilai probabilitas Brand Awareness (X1) adalah 0,018. Nilai probabilitas
ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel Brand Awareness (X1)
terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
2) Nilai probabilitas Brand Association (X2) adalah 0,015 Nilai probabilitas
ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel Brand Association (X2 )
terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
3) Nilai probabilitas Perceived Quality (X3) adalah 0,007. Nilai probabilitas
ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan secara parsial antara variabel Perceived Quality (X3)
terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
4) Nilai probabilitas Brand Loyalty (X4) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel Brand Loyalty (X4) terhadap
variabel keputusan pembelian (Y).
5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Equity yang terdiri
atas: Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality dan Brand
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Loyalty terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada masyarakat
kelurahan Mandong tahun 2011.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Awareness
terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda pada masyarakat
kelurahan Mandong tahun 2011.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Association
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada masyarakat
kelurahan Mandong tahun 2011.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Perceived Quality
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada masyarakat
kelurahan Mandong tahun 2011.
5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Loyalty terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Honda pada masyarakat kelurahan
Mandong tahun 2011
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Penafsiran Pengujian Hipotesis
Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan garis
regresi Y = 1.763 + 0, 248 X1 + 0,219 X2 + 0,268 X3 + 0,279 X4 Persamaan garis
tersebut berfungsi sebagai pedoman untuk melakukan prediksi terhadap
perubahan variabel dependen yaitu keputusan pembelian dengan variabel
independen yaitu brand awareness, brand association, perceived quality dan
brand loyalty. Untuk menguji persamaan garis tersebut berarti atau tidak
digunakan uji F sebagai alat prediksi. Berdasarkan perhitungan diperoleh:
a. Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel Brand awareness terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda dengan nilai sig lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti brand
awareness pada tingkat signifikansi 5% berpengaruh dalam pengambilan
keputusan pembelian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Koefisien regresi X1 sebesar 0,248 menyatakan, bahwa setiap
peningkatan (karena tanda positif) Brand Awareness sebesar 1% akan
menyebabkan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,248%. Sebaliknya
menurunya Brand awareness akan menyebabkan penurunan terhadap
keputusan pembelian.
b. Pengaruh Brand Association Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel Brand association terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda dengan nilai sig lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
brand association pada tingkat signifikansi 5% berpengaruh dalam
pengambilan keputusan pembelian.
Koefisien regresi X2 sebesar 0,219 menyatakan, bahwa setiap
peningkatan (karena tanda positif) Brand Association sebesar 1% akan
menyebabkan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,219%. Sebaliknya
menurunya Brand association akan menyebabkan penurunan terhadap
keputusan pembelian.
c. Pengaruh Brand Association Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel Brand association terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda dengan nilai sig lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
brand association pada tingkat signifikansi 5% berpengaruh dalam
pengambilan keputusan pembelian.
Koefisien regresi X3 sebesar 0,268 menyatakan, bahwa setiap
peningkatan (karena tanda positif) Perceived Quality yang memadai sebesar
1% akan menyebabkan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,268%.
Sebaliknya menurunya perceived quality akan menyebabkan penurunan
terhadap keputusan pembelian.
d. Pengaruh Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis uji t terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan dari variabel Brand loyalty terhadap keputusan pembelian sepeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
motor Honda dengan nilai sig lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti brand
loyalty pada tingkat signifikansi 5% berpengaruh dalam pengambilan
keputusan pembelian.
Koefisien regresi X4 sebesar 0,279 menyatakan, bahwa setiap
peningkatan (karena tanda positif) Brand Loyalty sebesar 1% akan
menyebabkan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,279%. Sebaliknya
menurunya brand loyalty akan menyebabkan penurunan terhadap keputusan
pembelian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah
dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas
(0,000) lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Brand Awareness (X1), Brand Association (X2), Perceived
Quality (X3), Brand Loyalty (X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
keputusan pembelian (Y).
2. Hasil uji t diperoleh nilai probabilitas dari variabel brand equity yang terdiri
dari brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty
dibawah 0,05. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Brand Awareness (X1), Brand
Association (X2), Perceived Quality (X3), Brand Loyalty (X4) secara parsial
berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).
3. Hasil perhitungan data untuk variabel Brand Loyalty (X4) ternyata
memberikan pengaruh terbesar terhadap variabel keputusan pembelian (Y)
karena memiliki nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 0,279, yang
kemudian diikuti variabel Perceived Quality(X3) sebesar 0,268, variabel
Brand Awareness (X1) sebesar 0,248, dan variabel Brand Association (X2)
sebesar 0,295.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas ternyata terdapat
pengaruh antara Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Brand Loyalty terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor merek
Honda di Kelurahan Mandong tahun 2011. Sehingga dapat diimplikasikan sebagai
berikut:
1. Bagi perusahaan dengan mengetahui posisi merek sepeda motor Honda
tersebut, maka dapat dijadikan masukan, bahan pertimbangan, serta referensi
dalam mengambil kebijakan-kebijakan perusahaan untuk meningkatkan Brand
Equity (Ekuitas Merek).
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen dan
pemasaran, hasil penelitian ini dapat dijadikan penguat teori bahwa kekuatan
merek yang dibangun saat ini belum tentu mencerminkan kekuatan merek di
masa yang akan datang, karena perilaku yang cenderung dinamis dari para
konsumen.
3. Hasil penelitian ini menyadarkan perusahaan untuk selalu membangun,
menjaga dan memelihara serta mengembangkan merek yang dimilikinya
karena walaupun begitu tingginya suatu merek apabila tidak dipelihara maka
akan hancur.
4. Hasil penelitian ini akan dapat dikembangkan secara lebih lanjut melalui teori
keilmuan yang ada sebagai upaya untuk dapat meningkatkan pendalaman
tentang Brand Equity.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian dan implikasi hasil penelitian yang
penulis kemukakan di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna bagi semua pihak. Adapun saran-saran tersebut antara
lain:
1. Untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan brand loyalty pada indikator
switcer buyer dan satisfid buyer untuk membantu pelanggan perusahaan dapat
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan
penyampaian informasi yang jelas. Maka adanya service centre PT. Astra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Tbk selain itu perusahaan juga dapat melakukan kontes
modifikasi dan moto club yang resmi diadakan oleh perusahaan Honda dengan
tujuan agar menjaga kedekatan antara konsumen dengan perusahaan,
menetapkan harga beli sepeda motor yang terjangkau dan sesuai dengan
kualitas yang dihasilkan.
2. Perusahaan perlu mempertahankan dan meningkatkan perceived quality yang
dimiliki oleh perusahaan yaitu dengan memberikan kepuasan pada mereka
maka perusahaan harus mengetahui bagaimana menciptakan dan meningkatkan
kualitas pelayanan bagi pelanggan. Kualitas layanan yang diciptakan dan
ditingkatkan tidak diukur dari sudut pandang perusahaan namun harus diukur
dari sudut pandang pelanggan (perceived quality). Perusahaan dapat
melakukan riset langsung kelapangan terhadap pelanggan/konsumen dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi dari pelanggan secara langsung dan lebih
akurat demi meningkatkan perceived quality yang dimiliki oleh perusahaan
selain itu perusahaan dapat meningkatkan budaya kualitas produk Honda yaitu
semakin banyaknya varian sepeda motor Hoda mulai motor bebek, matic dan
lainya dengan memiliki standar kualitas yang sesuai dengan SNI (Standar
Nasional Indonesia).
3. Perusahaan perlu menpertahan dan lebih meningkatkan brand association yang
dimiliki perusahaan melakukan inovasi terbaru dengan atribut produk dan
memberikan penekanan strategi tertentu pada desain produk dan harga, agar
pelanggan tetap loyal dan tidak tergoda untuk berpindah kemerek lain
Misalnya desain sepeda motor yang lebih menarik dan sesuai dengan kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sepeda motor yang dibuat dan mengikuti perkembagan jaman. Desain tidak
hanya berupa tulisan-tulisan Honda bisa diberi gambar kartun maupun yang
berhubungan dengan produk tersebut.