Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

  • Upload
    irianto

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    1/44

    PEDOMAN ADMINISTRASI

    PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    2/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    3/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    iii

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    Daftar Isi

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    4/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    5/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    1

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    BAB l PENGANTAR

    1.1 Landasan Hukum

    Petunjuk Pembentukan dan Pengelolaan UPTD-BLUD dibuat dengan menggunakan

    PP dan PerMen sebagai berikut:

    1. UU no 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    2. PP no 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

    Pemerintah, Pemeritah Provinsi dan Pemerintah daerah Kabupaten/kota3. PP no 50 tahun 2007 tentang Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Daerah

    4. InPres no 7 tahun 1999 tentang Akuntanbilitas Instansi Pemerintah

    5. PerMendagri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas PerMendagri

    No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    6. PP No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

    7. PerMendagri No 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

      Keuangan BLUD

    8. PerMendagri no 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan OrganisasiPerangkat Daerah

    9. PP No 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

    1.2 Latar Belakang UPTD-BLUD

    Pembentukan UPTD-BLUD dilatar belakangi adanya :

    a. Otonomi daerah dan pembagian kerja antara Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah sesuai PP no 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

    antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah daerah Kabupaten/

      Kota, khususnya pasal 7 yang mengatur tentang urusan wajib yang harus

    diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/Kota

    meliputi :

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    6/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    2

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

      1. Pendidikan

      2. Kesehatan

      3. Lingkungan hidup

      4. Pekerjaan umum

      5. Penataan ruang

      6. Perencanaan pembangunan

      7. Perumahan

      8. Kepemudan dan olahraga

      9. Penanaman modal

      10. Koprasi dan usaha kecil menengah

      11. Kependudukan dan catatatan sipil

      12. Ketenaga kerjaan

      13. Ketahanan pangan

      14. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

      15. Keluarga berencana da keluarga sejahtera

      16. Perhubungan

      17. Komunikasi dan informatika

      18. Pertanahan

      19. Kesatuan bangsa

      20. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

      perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian

      21. Pemberdayaan masyarakat desa

      22. Sosial

      23. Kebudayaan

      24. Statistik

      25. Kearsipan

      26. Perpustakaan

    b. Sejak terbitnya UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah maka

      seluruh Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota telah melakukan penataan

      kembali kelembagaan di bawahnya melalui penerbitan Peraturan Daerah ybs

      untuk mengatur susunan Perangkat Daerah dengan mengacu pada PP no 41

      tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, khususnya pasal 7 yang

      mengatur tentang organisasi UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) pada dinas

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    7/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    3

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

      daerah yang dibentuk untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis

    operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah

      kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.

    c. PerMendagri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas PerMendagri No

    13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 324

      - Kepala Daerah dapat menetapkan SKPD atau unit kerja pada SKPD yang tugas

    pokok dan fungsinya bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan

    umum, yang diprioritaskan antara lain pelayanan kebersihan dan

      pengelolaan limbah

    d. PerMendagri no 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

    Keuangan BLUD pasal 1 ayat 2 dan 3 penerapan PPK-BLUD akan memberikan :

     

    1. Fleksibilitas pada satuan kerja untuk menerapkan praktek-praktek bisnis

      yang sehat untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat

      2. Fleksibilitas dimaksud adalah dalam pengelolaan keuangan dan barang/jasa

      Sedangkan menurut PerMen yang sama pasal 3, tujuan pembentukan BLUD

      adalah:

      3. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan

      penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pemerintah daerah dalam

      memajukan kesejahteraan umum

    1.3 Tujuan (buku pedoman)

    Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layan Umum

    Daerah disusun sebagai bahan Bimbingan Teknis Kementerian Pekerjaan Umum

    kepada Pemerintah Daerah dalam rangka penerapan Pengelolaan Keuangan BLUD

    pada sub bidang persampahan dan sub bidang air limbah, guna meningkatkan

    pelayanan kepada masyarakat.

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    8/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    9/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    5

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    BAB ll PETUNJUK ADMINISTRASI PEMBENTUKAN UPTD

      YANG AKAN MENERAPKAN POLA BLUD

    2.1 Mekanisme Pembentukan UPTD berpola BLUD

    Pada dasarnya SKPD yang secara operasional memberikan layanan publik, dapat

    mengajukan permohonan pada kepala daerah untuk dikukuhkan sebagai BLUD.

    Dalam hal sampah dan limbah maka SKPD nya adalah perangkat Dinas PU yang

    berfungsi sebagai regulator sehingga tidak diperbolehkan menjadi BLUD. Dalamhal semacam ini maka SKPD diharuskan membentuk terlebih dahulu UPTD

    persampahan/limbah yang kelak akan dijadikan UPTD berpola BLUD, dengan

    mengajukan permohonan pembentukan UPTD pada bupati/walikota (PerMendagri

    no 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

    C.1.d) untuk selanjutnya diarahkan pada pengelolaan berpola BLUD dengan

    memenuhi persyaratan-persyaratan pembentukan BLUD.

    Berdasarkan PerMendagri no 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis PengelolaanKeuangan BLUD pasal 1 ayat 4, dan pasal 23,24,25 maka Satuan Kerja Perangkat

    Dinas (SKPD)/UPTD yang telah memenuhi semua persyaratan secara memuaskan

    dapat diberikan status BLUD secara penuh. Sedangkan status BLUD secara

    bertahap diberikan apabila persyaratan substantif dan teknis telah terpenuhi

    namun persyaratan administratif belum terpenuhi secara memuaskan. Status

    BLUD bertahap berlaku paling lama 3(tiga) tahun.

    Gambar 2.1 : Mekanisme Pembentukan UPTD-BLUD

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    10/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    6

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    2.2 Persyaratan

    Pembentukan UPTD berpola PPK-BLUD harus memenuhi 3 syarat yaitu:

    1. Syarat Substantif 

    2. Syarat Teknis

    3. Syarat Administratif (PerMendagri no: 61 tahun 2007 pasal 4)

    2.3 Persyaratan Substantif 

    Persyaratan Substantif sebuah UPTD yang mengajukan pola BLU adalah bahwa

    UPTD yang bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan

    dengan:

    1. Penyediaan barang/jasa atau layanan umum

    2. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan

      perekonomian masyarakat atau layanan umum

    3. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi/pelayanan

      pada masyarakat (diatur oleh PP No 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan

      Keuangan Badan Layanan Umum kususnya pasal 4 ayat 2)

    2.4 Persyaratan Teknis

    a. Persyaratan teknis mencukupi apabila UPTD yang bersangkutan kinerja

    pelayanannya dan Kinerja Keuangannya menunjukkan suatu tingkat

    kelayakan untuk dikembangkan, yang pengertiannya adalah sebagai berikut:

      1. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan

    ditingkatkan pencapaiannya melalui pola BLU sebagaimana

      direkomendasikan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai

      dengan kewenangannya

      2. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah

    sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU

      (PP no 23 tahun 2005 pasal 4 ayat 3 PP)

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    11/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    7

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    b. Kriteria layak dikelola sebagaimana disebutkan dalam ad a.1 antara lain:

     

    1. Memiliki potensi untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan

      secara efektif efisien dan produktif 

      2. Memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan umum

      kepada masyarakat. (diatur dalam PerMendagri No 61 tahun 2007

    tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD, pasal 10 ayat 1)

    c. Yang dimaksud dengan kinerja keuangan sehat sebagaimana disebutkan

    dalam ad.a.2 ditunjukkan dengan dua hal :

      1. bahwa pendapatan yang berasal dari pelayanan dari waktu ke waktu

      cenderung meningkat

      2. Bahwa kegiatan pelayanan tersebut semakin efisien dari waktu ke

    waktu misalnya biaya operasional/kg sampah yang dikelola semakin

      turun (diatur dalam PerMendagri No 61 tahun 2007 pasal 10 ayat 2)

    2.5 Persyaratan Administratif 

    Persyaratan Administratif 

    Persyaratan administratip yang harus dipenuhi UPTD yang akan mengajukan pola

    pengelolaan keuangan BLUD adalah sbb:

    1. Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,

      keuangan, dan manfaat bagi masyarakat

    2. Pola tata kelola

    3. Rencana Strategis Bisnis

    4. Standar layanan minimum

    5. Laporan Keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan dan

    6. Laporan audit terakhir atau pernyataan kesediaan untuk diaudit secara

      independen

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    12/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    13/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    9

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    Gambar 2.2 : Pernyataan Kesediaan Meningkatkan Kinerja

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    14/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    10

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    2.7.1 Struktur organisasi

    Struktur organisasi disusun meliputi jabatan,wewenang,pembagian tugas dan

    tanggung jawab, terdiri atas:

    • Pemimpin

    • Pejabat Keuangan

    • Pejabat Teknis

    Sebutan pemimpin, pejabat keuangan, dan pejabat teknis dapat disesuaikan

    dengan nomenklatur yang berlaku pada SKPD atau Unit Kerja yang menerapkan

    PPK-BLUD

    Struktur dasar organisasi UPTD-BLUD sesuai Permendagri No 61/2007 tentang

    Pedoman Teknis Pengelola Keuangan BLUD dapat di lihat pada gambar 2.3.

    Secara operasional, struktur organisasi UPTD-BLUD dapat saja berbentuk seperti

    yang disajikan dalam gambar 2.4.

    PEMIMPIN

    (Kepala BLUD)

    PEJABAT

    KEUANGAN

    PEJABAT

    TEKNIS

    Gambar 2.3 : Struktur Dasar Organisasi UPTD-BLUD

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    15/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    11

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    2.7.2 Prosedur Kerja

    Prosedur kerja menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi

     jabatan dan fungsi dalam organisasi

    2.7.3 Pengelompokan Fungsi yang Logis

    Pengelompokan Fungsi yang Logis menggambarkan pembagian yang jelas dan

    rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip

    pengendalian intern dalam rangka efektivitas pencapaian organisasi

    2.7.4 Pengelolaan SDM

    Pengelolaan SDM merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai

    SDM yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif & kualitatif/kompeten

    untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien, efektif & produktif.

    Gambar 2.4 : Struktur Dasar Organisasi UPTD-BLUD

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    16/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    17/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    13

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran

    yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi

    pemerintah.

    Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar tujuan

    organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi

    tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat

    mengenal instansi pemerintah, dan mengetahui peran dan program-programnya

    serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.

    b. Analisis SWOTAdalah daftar dari berbagai point Kekuatan,Kelemahan, Kesempatan dan

    Hambatan dari UPTD-BLUD yang dilengkapi dengan bobot antar point dan nilai

    masing-masing point. Nilai masing-masing point merupakan representasi dari

    magnitude point tersebut. Sebagai contoh,UPTD-BLUD X memiliki point kekuatan

    Asset yang dimiliki dengan nilai sebesar 8 maka point tersebut sebagai sebuah

    Kekuatan dapat dianggap besar. Analisis SWOT paling tidak mengandung point-

    point berikut:

    ANALISIS INTERNAL

    1. Aspek Teknis

      - Sistem Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah

      - Sistem Pembuangan dan Pengolahan Sampah

      - Standar Pelayanan Minimal

    2. Aspek Organisasi dan SDM

      - Struktur Organisasi

      - Komposisi Karyawan

      - Tupoksi

    3. Aspek Keuangan

      - Tarif 

      - Pembiayaan

      - Sistem Akuntansi

    4. Aspek Hubungan Masyarakat dan Pelanggan

      - Humas dan Pers

      - Hubungan Pelanggan

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    18/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    14

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    ANALISIS EKSTERNAL

    1. Aspek Sosial, ekonomi dan Budaya Masyarakat

      - Kondisi Sosial ekonomi masyarakat  - Pesaing

      - Budaya kebersihan masyarakat

    2. Aspek Ekonomi

      - Inf lasi, tingkat bunga, Pendapatan Nasional (GDP)

      - APBD

    3. Aspek Politis dan Dukungan Pemerintah

      - Dukungan infrastruktur

      - Dukungan pembiayaan4. Aspek Hukum

      - Otonomi Daerah dan Peraturan Daerah

      - UU lingkungan hidup

    5. Aspek Lingkungan Hidup

      - Tingkat pencemaran darat

      - Tingkat pencemaran air

    c. Tujuan StrategisTujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan misi. Tujuan adalah

    sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan pada jangka waktu 1 (satu) sampai

    5 (lima) tahunan.

    d. Sasaran Strategis

    Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan

    oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau

    bulanan. Sasaran diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur

    e. Program Strategis

    Program Strategis adalah daftar dari langkah-langkah yang mungkin dilakukan

    oleh UPTD-BLUD dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan

    f. Kegiatan

    Kegiatan merupakan penjabaran dari program strategis yang merupakan daftar

    aktifitas yang menggambarkan urutan pencapaian langkah srategis.

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    19/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    15

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    g. Matriks Rekapitulasi Rencana Strategis Bisnis

    Matriks ini berisi keterkaitan antara Visi/Misi Tujuan, sasaran program dan

    kegiatan strategis bisnis. Secara lengkap dapat diikuti pada gambar 2.4.

    h. Proyeksi Keuangan

    Proyeksi Keuangan merupakan skenario kondisi keuangan UPTD-BLUD dimasa

    mendatang yang biasanya dinyatakan dalam penggalan waktu 5 tahunan, dengan

    asumsi makro dan mikro tertentu, termasuk menjalankan program secara benar.

    Proyeksi Keuangan merupakan prognosa mendatang dari Neraca, Laporan

    Kegiatan dan Cash Flow berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.

    2.9 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

    SPM memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus

    dipenuhi oleh UPTD yang ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan Peraturan

    Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam PerMendagri no 61 pasal 55:

    • Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum

      yang diberikan BLUD, Kepala Daerah menetapkan standar pelayanan minimal

      BLUD dengan peraturan kepala daerah (Ayat 1)

    • Standar pelayanan minimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat

      diusulkan oleh BLUD (Ayat 2)

    • Standar Pelayanan minimum sebagaimana dimaksud ayat 1 dan ayat 2 harus

      mempertimbangkan kualitas layanan,pemerataan dan kesetaraan layanan,

      biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan (Ayat 3)

    No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN

    Anggaran

    (dalam Rp 000.000)

    2009 2010 2011 2012 2013

    1.

    Gambar 2.4 : Matriks Rekapitulasi Rencana Strategis Bisnis

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    20/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    21/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    17

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    UPTD-BLUD Persampahan Kota Metro Realisasi Angaran Periode 2008

      2.2. Laporan Arus Kas

      Berisi sumber-sumber pendapatan berbentuk kas dan pengeluaran

    berbentuk kas, ditambah dengan saldo kas yang ada pada awal periode

    sehingga mampu menggambarkan posisi kas pada saat laporan dibuat

      (gambar 2.6)

    UPTD-BLUD Kota Metro Laporan Arus Kas Per 31 Des 2008

    No Mata Anggaran Besarnya Anggaran Realisasi Over (Under)

    A. 1.0.0.0 Pendapatan Jasa Layanan 2.000.000.000 1.800.000.000 (200.000.000)

    A. 2.0.0.0 Biaya Jasa Pelayanan (1.800.000.000) (1.900.000.000) 100.000.000

    Gambar 2.5 : Laporan Realisasi Anggaran

    No Perkiraan Jumlah

    PENERIMAAN KAS

    5.0.0.0 Pendapatan Atas Jasa Layanan 1.800.000.000

    5.2.0.0 Hasil Kerjasama 500.000.000

    Total Kas dari operasi 2.300.000.000

    PENGELUARAN KAS

    6.0.0.0 Biaya Pelayanan (1.900.000.000)

    6.1.0.0 Biaya Umum dan Administrasi (300.000.000)

    Total Pengeluaran Kas (2.200.000.000)

    Tambahan Saldo Kas dari Operasi 100.000.000

    Saldo Awal 500.000.000

    Saldo Akhir 600.000.000

    Gambar 2.5 : Laporan Realisasi Anggaran

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    22/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    18

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

      2.3. Laporan Neraca

      Berisi daftar yang menggambarkan rincian harta, yaitu Harta Lancar dan

      Harta Tetap dan sumber dari harta tersebut apakah berasal dari Hutang

      dan atau modal (gambar 2.7)

      Harta Lancar terdiri atas:

      - Kas/Bank

      - Perlengkapa Kantor

      - Piutang/ Tagihan pada pihak ketiga

      Harta Tetap terdiri atas:

      - Peralatan kantor dan Akumulasi depresiasi yang bersangkutan

      - Bangunan dan akumulasi depresiasi yang bersangkutan

      - Tanah

      - Kendaraan dan alat berat dan akumulasi depresiasi ybs

      Hutang terdiri atas:

      - Hutang pajak

      - Hutang pada suplier

      - Hutang Bank

      Modal terdiri atas:

      - Penyertaan Modal Pemda

      - Penyertaan Modal Pemerintah Pusat

      - Penyertaan Modal Pihak ketiga

      - Cadangan Piutang Ragu-ragu

      - Akumulasi sisa Pendapatan atas Biaya

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    23/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    19

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    UPTD-BLUD Kota Metro Neraca Tahun berakhir 2008

      2.4. Laporan Sisa Penerimaan atas Biaya (Laporan Kegiatan)

      Berisi daftar penerimaan dan biaya dalam satu periode anggaran.

      Laporan ini berbeda dengan Laporan arus Kas dalam 2 hal:

      - Laporan Kegiatan memuat seluruh pengeluaran kas dan non kas

      (misalnya depresiasi) sedangkan laporan arus kas hanya memuat

      pengeluaran-pengeluaran kas saja

      - Laporan Arus Kas memuat saldo kas di awal periode sehingga

      menggambarkan posisi kas pada akhir periode sedangkan laporan

      Kegiatan tidak memuat posisi kas pada awal periode.

      (Lihat gambar 2.8)

    Gambar 2.7 : Laporan Neraca

    No Nama Perkiraan Debet

    1.0.0.0 Harta Lancar 750.000.000

    1.0.1.0 Kas/Bank 600.000.000

    1.0.3.0 Perlengkapan Kantor 50.000.000

    1.0.4.0 Tagihan Pada Pihak 3 100.000.000

    1.1.0.0 Harta Tetap

    1.1.1.0 Peralatan Kantor 500.000.000

    1.1.1.1 Akumulasi Penyusutan (200.000.000)

    Nilai Bersih Peralatan Kantor 300.000.000

    1.1.2.0 Tanah 30.000.000.000

    1.1.3.0 Bangunan 2.000.000.000

    Akumulasi Penyusutan (500.000.000)

    Nilai bersih Bangunan 1.500.000.000

    1.1.4.0 Kendaraan 2.000.000.000

    Akumulasi Penyusutan

    Nilai Bersih Kendaraan 1.000.000.000

    1.1.5.0 Alat Berat 5.000.000.000

    Akumulasi Penyusutan

    Nilai Bersih Alat Berat 3.500.000.000

    TOTAL HARTA 37.050.000.000

    No Nama Perkiraan Kredit

    2.0.1.0 Kewajiban Pajak 7.000.000.000

    2.0.2.0 Hutang Pada Suplier 3.000.000.000

    2.1.1.0 Hutang Bank 1.000.000.000

    TOTAL HUTANG 11.000.000.000

    4.1.0.0 Penyertaan Modal PemDa 9.050.000.000

    4.2.0.0 Penyertaan Modal Pihak 3 5.000.000.000

    4.3.0.0 Cadangan Piutang Ragu-ragu 5.000.000.000

    Akumulasi sisa Pendapatan

    4.4.0.0 atas biaya 7.000.000.000

    TOTAL EKUITAS 26.050.000.000

    JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 37.050.000.000

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    24/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    20

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    UPTD-BLUD Persampahan Kota Metro Laporan Sisa Penerimaan atas Biaya

    Tahun 2008-2009

      2.5. Rasio-rasio Keuangan

      Terdiri atas Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Tingkat Hutang, Rasio

      Solvabilitas dan Rasio Rentabilitas

      A. Rasio Likuiditas:

      - Cash ratio Kas/Kewajiban Lancar X 100

      - Current Ratio Aset Lancar/Kewajiban Lancar X 100

      - Net Wrk Cap-Sales Modal Kerja Bersih/Pejualan X 100

     

    B. Rasio Aktivitas

      - Iventory Turnover Pendapatan/Persediaan

    - Receivable Turnover Pendapatan/Tagihan

    - Collection Period Piutang x 360/Pendapatan

      - Current Asset TO Pendapatan/Asset Lancar

      - Fixed Asset Turnover Pendapatan/Harta Tetap

      - Total Asset Turnover Pendapatan/Total Harta

      - Sales to Working Cap Pendapatan/Modal Kerja Bersih

    No PERKIRAAN 2008 2009

    1 Pendapatan Jasa Layanan

    1. Pendapatan Atas Jasa Layanan

    2. Hibah

    3. Hasil Kerjasama

    4. Lain-lain

    2 Biaya

    1. Biaya Pelayanan

    2. Biaya Umum dan Administrasi

    3. Biaya Non Operasional

    3   Surplus (defsit)

    Gambar 2.8 : Laporan Kegiatan

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    25/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    26/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    22

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    Gambar 2.9 : Pernyataan Bersedia diaudit secara independen

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    27/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    23

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    2.12 Permohonan Pada Kepala Daerah untuk Penerapan

      PPK-BLUD

    Kepala SKPD/Unit Kerja yang akan menerapkan PPK-BLUD mengirim surat

    permohonan, dilampiri syarat-syarat administrasi yang telah terpenuhi. Format

    surat permohonan sesuai lampiran PerMendagri no 61 tahun 2007 sebagai

    berikut:

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    28/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    29/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    25

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    BAB lll PETUNJUK PENGELOLAAN ADMINISTRATIP UPTD

    YANG MENERAPKAN POLA BLUD

    3.1 Investasi

    a. Investasi merupakan belanja modal yang berdurasi jangka pendek-panjang

      dan dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan dari uang menganggur

      (idle money) Investasi UPTD-BLUD dilakukan sesuai PP no 23 tahun 2005

      tentang pengelolaan keuangan BLU. Pada dasarnya UPTD-BLUD tidak  dapat melakukan investasi jangka panjang kecuali atas persetujuan

      Gubernur/Bupati/Walikota.

    b. Bentuk investasi yang bisa dilakukan diatur dalam PerMendagri No 59

      tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri No 13 tahun 2006

    tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah khususnya pasal 70 dan 71:

      - Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera

    diperjual belikan ditujukan dalam rangka manjemen kas dan beresikorendah mencakup deposito berjangka 3-12 bulan (ARO), pembelian

    surat utang negara (SUN), SBI dan Surat Perbendaharaan Neara (SPN)

      - Investasi jangka panjang digunakan untuk menampung penganggaran

    investasi untuk dimiliki leih dari 12 bulan antara lain pembelian obligasi atau

    Surat Utang Jangka Panjang, kerjasama dengan pihak ketiga dalam

    pengusahaan aset daerah, penyertaan modal daerah pada BUMD dan

      badan usaha lain dan investasi permanen lain dalam rangka peningkatan

      pelayanan masyarakat.

    3.2 Penentuan Tarif 

    a. Struktur dan Besaran tarif layanan UPTD-BLUD disusun berdasarkan

    ketentuan yang terdapat dalam Bab IX PerMendagri No 61 tahun 2007.

      Tarif yang dipungut kepada masyarakat ditetapkan dengan Peraturan

      Kepala Daerah dan disampaikan pada pimpinan DPRD

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    30/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    26

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    b. Dalam hal terjadi perubahan besaran tarif maka perubahan tersebut dapat

      dilakukan sebagai sebuah keseluruhan atau per unit layanan dengan

      berpedoman pada Pasal 58 PerMendagri No 61 tahun 2007

    c. Besaran tarif yang dikenakan atas layanan tertentu sebaiknya mengacu

      pada azaz kecukupan ekonomis yaitu bahwa tarif layanan mampu mencakup

      seluruh biaya yang timbul akibat pemberian layanan atau paling tidak

      mampu mencakup biaya variabelnya sbb:

      Tarif1 = Biaya Variabel + Biaya Tetap

      Tarif2 = Biaya Variabel

      Jenis tarif kedua diterapkan hanya apabila biaya tetap penyelenggaraan

    layanan pokok yang dibutuhkan masyarakat tersebut sangat tinggi sehingga

      bila dicakup dalam tarif akan memberatkan lapisan masyarakat dengan

      penghasilan rendah. Perhitungan tarif semacam itu sesuai dengan

    pemahaman PerMendagri no 61 tahun 2007 pasal 57 ayat 2 dan 3

    3.3 Anggaran

    a. Anggaran UPTD-BLUD disusun dengan acuan yang terdapat pada

    PerMendagri no 61 tahun 2007 tentang pedoman Teknis Pengelolaan

    Keuangan BLUD, yaitu bahwa BLUD menyusun RBA tahunan dengan

    mengacu kepada Rencana Strategis Binis BLUD (Pasal 71 ayat 1).

    b. RBA memuat antara lain kondisi kinerja tahun berjalan, asumsi makro

    dan mikro, target kinerja (output yang terukur). Analisis dan perkiraan

    biaya peroutput dan agregat, perkiraan harga, anggaran serta prognosa laporan

    keuangan. RBA juga memuat prakiraan maju (forward estimate) dan disusun

    dengan pola flexible budget dengan suatu persentase ambang batas tertentu.

    RBA merupakan refleksi program dan kegiatan dari SKPD/Pemerintah Daerah

    c. Pengajuan dan Persetujuan RBA BLUD Persampahan dan Limbah merupakan

    UPTD di bawah SKPD oleh karena itu maka RBAnya disusun dan dikonsolidasikan

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    31/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    27

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

      dengan RKA-SKPD. RBA disampaikan pada Kepala SKPD untuk dibahas

    sebagai bagian dari RKA-SKPD (PerMendagri no 61 tahun 2007 Pasal 76

      ayat 2)

    d. Mata Anggaran BLUD urusan Persampahan dan limbah mengikuti Lampiran

      PerMendagri No:59 tahun 2007 yaitu: 1.03.XX.YY dimana 1:adalah

    URUSAN WAJIB; 03: adalah PEKERJAAN UMUM ; XX: adalah nomor kode

    lokasi anggaran,yaitu Dinas/kantor XX pada propinsi ybs; dan YY adalah

    nomor kode kegiatan YY pada Dinas/Kantor ybs, sehingga kode mata

      anggaran BLUD urusan Persampahan dan Limbah dalam APBD adalah

      sebagai berikut:

    Digit

    Digit 1 : Diisi 1 (urusan wajib)

    Digit 2 : Diisi 03 (Pekerjaan Umum), 04 (perumahan) atau 05 (Penataan

      Ruang) atau 08 (Lingkungan Hidup)

    Digit 3 : Diisi kode SKPD ybs, misalnya 01

    Digit 4 : Diisi kode BLUD ybs, misalnya 01, 02 dst

    Digit 5 : Diisi 4 untuk Pendapatan dan 5 untuk Biaya (Belanja)

    UNTUK PENDAPATAN

    Digit 6 : Diisi 1 (PAD)

    Digit 7 : Diisi 4 (Lain-lain PAD yang sah)

    Digit 8 : Diisi 14 (Pendapatan BLUD)

    Digit 9 : Diisi 1 (jasa Layanan) atau 2 (Hibah) atau 3 (Kerjasama) atau

    4 (lain-lain pendapatan yang sah)

    UNTUK BELANJA (BIAYA)

    Digit 6 : Diisi 1 (belanja tidak langsung) atau 2 (Belanja Langsung)

    Digit 7 : Diisi 1 (Belanja Pegawai PNS) atau 2 (Belanja Barang) atau

      3 (Belanja Modal)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    32/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    33/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    29

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    f. Prognosa Laporan Keuangan terdiri atas Prognosa Pendapatan dan Biaya dan

      Prognosa Neraca tahun anggaran n+1. Format Prognosa Pendapatan dapat

      diikuti pada gambar 3.1. berikut ini:

    Gambar 3.1 : Format Anggaran Pendapatan BLUD

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    34/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    30

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    g. Untuk pengisian kode anggaran pendapatan adalah sebagai berikut:

    - kolom 1: diisi angka 1, yaitu Urusan Wajib

      - kolom 2: diisi angka 03, yaitu Dinas Pekerjaan Umum atau 04 (Perumahan),

      05 (Penataan Ruang) atau 08 (Lingkungan Hidup)

      - kolom 3: diisi angka kode SKPD ybs misalnya 01.

      - kolom 4: diisi angka 01, yaitu kode BLUD Persampahan atau 02 yaitu kode

      BLUD Air Limbah di bawah SKPD ybs

      - kolom 5: diisi angka 4, yaitu kode pendapatan BLUD dalam APBD yaitu

      lain-lain pendapatan daerah yang sah

      - Untuk rincian pendapatan kolom 5 diisi dengan rincian pendapatan

    sesuai Chart of account BLUD ybs dimulai dengan angka 3 dan diikuti kode

      akun Misalnya (lihat Daftar Perkiraan/Chart of Account) :

    • 4100 : Pendapatan atas Jasa Layanan

      • 4200 : Pendapatan Hibah

      • 4300 : Pendapatan Hasil Kerjasama

      • 4400 : Penerimaan Anggaran dari APBD

      • 4500 : Jasa Bunga

      • 4600 : Penerimaan Lain-lain

    h. Format Prognosa Biaya merupakan perkiraan anggaran belanja BLUD yang

      terdiri atas Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

      • Belanja Langsung adalah Belanja yang dianggarkan terkait secara

      langsung dengan program kegiatan, terdiri atas: Belanja Pegawai,

      Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal

      • Belanja Tidak Langsung adalah Belanja yang dianggarkan namun tidak

      terkait secara langsung dengan program kegiatan, terdiri atas: belanja

      pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil,

      bantuan keuangan dan belanja tidak terduga (Peraturan Menteri Dalam

    Negeri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

      daerah Pasal 36)

      • Format anggaran Belanja Langsung dan Tidak langsung dapat diikuti

      pada gambar 3.2. dan 3.3. di bawah ini:

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    35/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    31

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    Gambar 3.2 : Format Belanja Langsung

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    36/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    32

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    Gambar 3.3 : Format Anggaran Belanja Tidak Langsung

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    37/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    33

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    3.4 Sistem Akuntansi

    a. Sistem akuntansi UPTD-BLUD mengacu pada PP no 23 tahun 2005 tentang

      pengelolaan keuangan BLU pasal 26 diselenggarakan sesuai dengan standar

      akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh IAI.

    b. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi keuangan maka BLU dapat

      menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat

      persetujuan Menteri Keuangan

    3.5 Pencatatan Pendapatan dan Biaya

    a. Pendapatan UPTD-BLUD terdiri atas Jasa Layanan, Hibah, Hasil Kerjasama,  APBD, APBN dan Lainnya sesuai PerMendagri No 61 tahun 2007 dengan

      format sesuai Lampiran IV PerMen ini (gambar 3.4)

      Juga sesuai dengan PP no 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan

    BLU seperti halnya tersebut di atas, ditambah dengan penerimaan anggaran

      dari APBD.

    Gambar 3.4 : Format Penerimaan BLUD

    No Uraian Anggaran

    Realisasis/d

    Triwulan

    Lalu

    Realisasi

    s/d

    Triwulan ini

    Realisasi

    s/d

    Triwulan ini

    Lebih

    Kurang

    Pendapatan BLUD

    1. Jasa Layanan

    2. Hibah

    3. Hasil Kerjasama

    4. Lain-lain

    Jumlah

    ........................, .....................20 ............3

    Mengetahui

    Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

    (Tanda Tangan)

    (Nama Lengkap)

    NIP............................

    (Tanda Tangan)

    (Nama Lengkap)

    NIP............................ 4

    Pemimpin BLUD

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    38/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    34

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    b. Pengeluaran UPTD-BLUD dilakukan sesuai format Lampiran VI PerMen ini

      (gambar 3.5) dengan menerbitkan SPM Pengesahan yang dilampiri Surat

      Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) dengan format sebagaimana tercantum

      dalam lampiran V PerMen yang sama (gambar 3.6)

    c. Biaya yang dikeluarkan oleh BLUD berdasarkan PerMendagri No 61 tahun

      2007 pasal 64 dan pasal 65 adalah:

    - Biaya pelayanan terdiri atas biaya pegawai, biaya bahan, biaya jasa

    pelayanan, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, biaya pelayanan lain-lain

      - Biaya umum dan administrasi terdiri atas: biaya pegawai, biaya

      administrasi kantor, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, biaya

      promosi dan biaya administrasi-umum lain-lain

      - Biaya non operasional terdiri atas: Biaya bunga, biaya administrasi

      bank, biaya kerugian penjualan aset-aset, biaya kerugian penurunan nilai

      dan biaya non operasional lainnya.

    d. Pengelolaan belanja BLU menurut pola budget fleksibel tergantung dari

      volume kegiatan pelayanan sebagaimana ditetapkan dalam RBA.

      Sedangkan belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibili tas harus

      mendapat persetujuan kepala SKPD.

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    39/44

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    40/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    36

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    3.6 Daftar Perkiraan (Akun)

    Akun-akun untuk mencatat transaksi harian pada UPTD-BLUD paling tidaak

    memuat:

    Gambar 3.6 : Format SPTJ

    FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB (SPTJ)

      PROVINSI/KABUPATEN/KOTA.................................................... 1

      ........................................................................................................2

    SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB (SPTJ)

      Sehubungan dengan pengeluaran biaya BLUD .........Triwulan......Tahun.....

    sebesar Rp...................(................................................................), yang berasal dari

    pendapatan: Jasa Layanan,Hibah, Hasil Kerjasama dan Pendapatan lain-lain yang sah,

    adalah tanggung jawab kami.

      Pengeluaran biaya tersebut di atas telah dilaksanakan dan dikelola berdasarkan

    sistem pengendalian intern yang memadai dalam kerangka pelaksanaan DPA, dan

    dibukukan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku pada BLUD dan buk-bukpengeluaran ada pada kami

      Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk mendapatkan pengesahan

    pengeluaran biaya BLUD............

    ...................,....................20..... 3

    Pemimpin BLUD.................

     

    (tanda tangan)

     

    (nama lengkap)

     

    NIP...............

    Keterangan1. diisi Nama Provinsi/Kabupaten/Kota

    2. diisi Nama SKPD/Unit Kerja yang akan menerapkan PPK-BLUD

    3. diisi tempat, tanggal, bulan dan tahun surat pernyataan tanggung jawab dibuat

    4. diisi NIP Pegawai (bagi Pemimpin BLUD yang berasal dari PNS)

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    41/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    37

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    AKUN KELOMPOK ASET

      No Akun Perkiraan

      1.0.0.0 Harta Lancar

      1.0.1.0 Kas/Bank

      1.0.2.0 Barang Persediaan

      1.0.3.0 Perlengkapan Kantor

      1.0.4.0 Tagihan pada Pihak ketiga

      1.1.0.0 Harta Tetap

      1.1.1.0 Peralatan Kantor

      1.1.2.0 Tanah

      1.1.3.0 Bangunan

      1.1.4.0 Kendaraan

      1.1.5.0 Alat Berat

    AKUN KELOMPOK KEWAJIBAN

      No Akun Perkiraan

      2.0.0.0 Kewajiban Lancar

      2.0.1.0 Kewajiban Pajak

      2.0.2.0 Hutang pada suplier

      2.0.3.0 Hutang jatuh tempo

      2.1.0.0 Hutang jangka panjang

      2.1.1.0 Hutang Bank

      2.1.2.0 Hutang pada pihak ketiga

      2.2.0.0 Pinjaman Asset dari SKPD

    AKUN KELOMPOK MODAL

      No Akun Perkiraan

      3.0.0.0 Penyertaan Modal

      3.1.0.0 Penyertaan Modal Pemerintah Pusat

      3.2.0.0 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

      3.3.0.0 Penyartaan Modal Pihak ketiga

      3.4.0.0 Cadangan Piutang Ragu-ragu

      3.5.0.0 Akumulasi sisa Pendapatan atas Biaya

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    42/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    38

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    AKUN KELOMPOK LABA/RUGI

      No Akun Perkiraan

      4.0.0.0 Pendapatan

      4.1.0.0 Pendapatan Atas Jasa Layanan

      4.2.0.0 Hibah

      4.3.0.0 Hasil Kerjasama

      4.4.0.0 Penerimaan anggaran dari APBD

      4.5.0.0 Penerimaan Bunga (Jasa Bunga)

      4.6.0.0 Penerimaan Lain-lain

      5.0.0.0 Biaya Pelayanan

      5.0.1.0 Biaya Bahan

      5.0.2.0 Biaya Jasa Pelayanan

      5.0.3.0 Biaya Pemeliharaan

      5.0.4.0 Biaya Barang dan Jasa

      5.0.5.0 Biaya Pelayanan Lain-lain

      5.1.0.0 Biaya Umum dan Administrasi

      5.1.1.0 Biaya Pegawai

      5.1.2.0 Biaya Administrasi Kantor

      5.1.3.0 Biaya Pemeliharaan

      5.1.4.0 Biaya Promosi

      5.1.5.0 Biaya Administrasi lain-lain

      5.2.0.0 Biaya Non Operasional

      5.2.1.0 Biaya Bunga

      5.2.2.0 Biaya Administrasi bank

      5.2.3.0 Biaya kerugian penjualan Aset-aset

      5.2.4.0 Biaya Kerugian Penurunan Nilai

      5.2.5.0 Biaya non operasional lain-lain

    3.7 Kerjasama Pihak ketiga

    a. Kerjasama pihak ketiga dilaksanakan sesuai PerMen Dalam Negeri No 61

      tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD pasal

      96-pasal 98

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    43/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    39

    PEDOMAN ADMINISTRASI PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

    b. Kerjasama dengan pihak ketiga antara lain dalam bentuk kerjasama

    operasi, sewa menyewa dan lainnya yang menunjang tugas BLUD

    c. Kerjasama Daerah berdasarkan PP No 50 tahun 2007 Tentang Tatacara

      Pelaksanaan Kerjasama Daerah dituangkan dalam bentuk perjanjian

      kerjasama (pasal 5) yang memuat paling sedikit:

      - subyek kerjasama (pihak-pihak yang mengikatkan diri)

      - obyek kerjasama

      - ruang lingkup

      - hak dan kewajiban para pihak

      - jangka waktu kerjasama

      - pengakhiran kerjasama

      - keadaan memaksa dan penyelesaian perselisihan

    d. Kerjasama daerah yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

    dari SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan biayanya sudah teranggarkan

    dalam APBD tahun berjalan tidak perlu mendapat persetujuan dari DPRD

    3.8 Pengadaan Barang dan Jasa

    Pengadaan barang dan jasa oleh BLU dilakukan sesuai PP no 23 tahun 2005 tentang

    pengelolaan keuangan BLU pasal 20 sampai 23.

    a. Kewenangan pengadaan barang/jasa dilakukan berdasarkan besarnya nilai

      oleh pejabat berwenang sesuai peraturan bupati/walikota

    b. Barang inventaris hasil kegiatan pengadaan barang/jasa dapat dialihkan

      pada pihak ketiga berdasarkan pertimbangan ekonomis melalui mekanisme

      penjualan(lelang)/hibah dan dilaporkan pada kepala SKPD

    c. BLUD tidak bisa mengalihkan/menghapus asset tetap kecuali atas

      persetujuan pejabat berwenang berdasakan jenjang nilai aset tetap, dan

      dilaporkan pada kepala SKPD terkait

    d. Tanah dan bangunan disertif ikasi atas nama Pemerinta Daerah

  • 8/16/2019 Pedoman Administrasi Penerapan Pengelolaan Keuangan Blud

    44/44

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM  | Direktorat Jenderal Cipta Karya | Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

    3.9 Pengelolaan Asset UPTD-BLUD pada Masa Transisi

    Pada masa transisi yaitu pada saat UPTD-BLUD telah memperoleh status hukumnya

    padahal SKPD secara hukum belum menyerahkan aset-aset operasional yang

    digunakan UPTD-BLUD maka dibutuhkan akun yang menjelaskan posisi aset-aset

    operasional tersebut. Nilai dari keseluruhan Asset yang dipergunakan oleh UPTD-

    BLUD sebelum dimasukkan ke dalam kelompok modal, yaitu Penyertaan Modal

    Pemerintah Daerah (3.1.0.0) dicatat sebagai kewajiban (liability) terhadap SKPD

    yaitu sebagai Pinjaman Asset dari SKPD dengan nomor akun 2.2.0.0.

     

    Apabila SKPD telah menyerahkan Asset-asset operasional tsb dan menghapus

    dari akun neraca nya, maka UPTD-BLUD mentransfer Pinjaman Asset dari SKPD

    tersebut ke dalam perkiraan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (3.1.0.0)

    sebagai berikut:

    Debet : 2.2.0.0. Pinjaman Asset dari SKPD

    Kredit : 3.1.0.0. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah