Upload
ganip-gunawan
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
1/48
Version 3.0
RG
Pedoman Laporan Keberlanjutan
2000-2006 GRI
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
2/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 1
Datar Isi
Pengantar
Pembangunan Berkelanjutan danPentingnya Transparansi
Pengenalan
Gambaran dari Laporan Keberlanjutan
Kegunaan dari sebuah Laporan Keberlanjutan 3
Orientasi Kerangka Pelaporan GRI 3
Orientasi Panduan GRI 4
Menerapkan Panduan 5
Bagian 1
Menetapkan Isi laporan, Kualitas, dan
Batasannya
Panduan Pelaporan untuk Menetapkan Isi 7
Prinsip Pelaporan untuk Menetapkan Isi 8
Prinsip Pelaporan untuk Menetapkan Kualitas 13
Panduan Pelaporan untuk Menetapkan Batas 17
Bagian 2
Standar Pengungkapan
Strategi dan Prol 20
1. Strategi dan Analisis 20
2. Prol Organisasi 21
3. Parameter Laporan 21
4. Tata Kelola, Komitmen, dan
Keterlibatan 22
5. Pendekatan Manajemen dan
Kinerja Indikator 24
Ekonomis 25
Lingkungan 27
Sosial:
Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan Layak. 30
Hak Asasi Manusia 32
Masyarakat 35
Tanggung Jawab Produk 37
Catatan-catatan Pelaporan Umum
Pengumpulan Data 39
Bentuk Laporan dan Frekuensi 39
Assurance 40
Datar Istilah 41
Pengakuan Pedoman G3 43
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
3/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
2 2000 - 2006 GRI
Pengantar
Pembangunan Berkelanjutan dan
Pentingnya Transparansi
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan mereka. 1 Sebagai kekuatan penting di dalam
masyarakat, organisasi dalam bentuk apa pun, memiliki
sebuah peran penting dalam pencapaian tujuan ini.
Sekalipun begitu, dalam era saat ini di mana pertumbuhan
ekonomi tidak dapat diperkirakan, pencapaian tujuan
itu tampaknya hanya sekadar sebuah aspirasi/harapan
daripada sebuah kenyataan. Ketika terjadi globalisasi
ekonomi, kesempatan baru untuk menciptakankemakmuran dan kualitas kehidupan meningkat melalui
perdagangan, berbagi pengetahuan, dan akses terhadap
teknologi. Akan tetapi, kesempatan-kesempatan tersebut
tidak selalu tersedia untuk setiap peningkatan populasi
manusia, dan biasanya disertai dengan sejumlah risiko baru
terkait dengan kestabilan kondisi lingkungan. Data statistik
menunjukkan bahwa pertumbuhan positi dari peningkatan
kehidupan dari banyak orang di seluruh dunia ternyata
diimbangi dengan inormasi yang mengkhawatirkan
mengenai kondisi lingkungan serta beban kemiskinan dan
kelaparan yang berlanjut dari jutaan orang lainnya (bahwa
pertumbuhan positi dari peningkatan tara kehidupanbanyak orang di seluruh dunia ternyata diimbangi dengan
inormasi mengenai kondisi lingkungan yang semakin
mengkhawatirkan serta meningkatnya kemiskinan dan
kelaparan dari jutaan orang lainnya). Kondisi kontras ini
menciptakan dilema yang paling menantang bagi abad ke-
21.
Salah satu tantangan utama dari pembangunan
berkelanjutan adalah adanya tuntutan akan pilihan-pilihan
dan cara berpikir yang baru dan inovati. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi dituntut tidak hanya
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,
tetapi juga dapat membantu dalam memecahkanpermasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap
keberlanjutan dari hubungan sosial kita, lingkungan, dan
perekonomian. Karenanya, pengetahuan dan inovasi
baru dalam teknologi, manajemen dan kebijakan publik,
merupakan tantangan bagi segenap organisasi agar
dapat membuat pilihan-pilihan baru dalam melaksanakan
operasional mereka, produksi, jasa-jasa, dan aktivitas-
aktivitas lainnya, yang akan berdampak terhadap bumi,
manusia, dan perekonomian.
1 Commission on Environment and Development. OurCommon Future. Oxord: Oxord University Press, 1987, p.43.
Penting dan besarnya desakan akan risiko dan ancaman
terhadap keberlanjutan kita bersama di samping
peningkatan pilihan dan kesempatan, akan membuat
transparansi mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan
sosial menjadi komponen utama bagi eektinya hubungandengan pemangku kepentingan, kebijakan investasi dan
hubungan pasar lainnya. Untuk dapat mendukung harapan
ini dan juga dalam mengkomunikasikan secara jelas
dan terbuka mengenai keberlanjutan, maka diperlukan
sebuah kerangka konsep yang global, dengan bahasa
yang konsisten dan dapat diukur. Adalah menjadi misi dari
Inisiati Pelaporan Global/Global Reporting Initiative (GRI)
untuk memenuhi kebutuhan itu dengan menyediakan
sebuah kerangka yang kredibel dan dapat dipercaya
dalam melaporkan keberlanjutan yang dapat digunakan
oleh berbagai organisasi yang berbeda ukuran, sektor, dan
lokasinya.
Transparansi mengenai keberlanjutan dari aktivitas
organisasi menjadi perhatian penting dari berbagai
pemangku kepentingan, termasuk perusahaan, pekerja,
lembaga swadaya masyarakat, investor, akuntan, dan
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan kenapa GRI sangat
bergantung pada kerja sama dari sebuah jejaring besar para
ahli yang berasal dari berbagai pemangku kepentingan
dalam melakukan konsultasi untuk mencapai konsensus.
Melalui konsultasi ini, dan juga pengalaman praktis selama
ini (Konsultasi dan juga pengalaman praktis selama ini),
telah dapat memperbaiki dan meningkatkan secara terus-
menerus Kerangka Pelaporan yang ada sejak didirikannya
GRI di tahun 1987 (GRI didirikan pada 1987). Pembelajaran
dari pendekatan berbagai pemangku kepentingan ini
telah menjadikan Kerangka Pelaporan memiliki kredibilitas
yang tersebar dan digunakan oleh berbagai kelompok
pemangku kepentingan.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
4/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 3
Gambaran dari LaporanKeberlanjutan
Kegunaan dari sebuahLaporan Keberlanjutan
Laporan keberlanjutan adalah praktek pengukuran,
pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja
organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan
baik internal maupun eksternal. Laporan Keberlanjutan
merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim
dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan
mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial
(misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban
perusahaan, dan lain sebagainya).
Sebuah laporan keberlanjutan harus menyediakan
gambaran yang berimbang dan masuk akal dari kinerja
keberlanjutan sebuah organisasi baik kontribusi yang
positi maupun negati.
Laporan Keberlanjutan yang disusun berdasarkan
Kerangka Pelaporan GRI mengungkapkan keluaran dan
hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu
dalam konteks komitmen organisasi, strategi, dan
pendekatan manajemennya. Laporan dapat digunakan
untuk tujuan berikut, di antaranya:
Patok banding dan pengukuran kinerja keberlanjutan
yang menghormati hukum, norma, kode, standar
kinerja, dan inisiati sukarela;
Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh harapannya mengenai
pembangunan berkelanjutan; dan
Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi
dan di antara berbagai organisasi dalam waktu
tertentu.
Orientasi Kerangka Pelaporan GRI
Semua dokumen berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI
dikembangkan melalui sebuah proses pencapaian konsensus
lewat dialog di antara para pemangku kepentingan yang
berasal dari perusahaan, komunitas investor, pekerja,
masyarakat sipil, akuntan, akademisi, dan pihak lainnya.
Semua dokumen berdasarkan Kerangka Laporan menjadi
subjek pengujian dan upaya peningkatan secara terus-
menerus.
Kerangka Pelaporan GRI ditujukan sebagai sebuah
kerangka yang dapat diterima umum dalam melaporkan
kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dari organisasi.
Kerangka ini didesain untuk digunakan oleh berbagai
organisasi yang berbeda ukuran, sektor, dan lokasinya.
Kerangka ini juga memperhatikan pertimbangan praktis
yang dihadapi oleh berbagai macam organisasi dariperusahaan kecil sampai kepada perusahaan yang memiliki
operasi ekstensi dan tersebar di berbagai lokasi. Kerangka
Pelaporan GRI mengandung kandungan isi umum dan sektor
secara spesik yang telah disetujui oleh berbagai pemangku
kepentingan di seluruh dunia dan dapat diaplikasikan secara
umum dalam melaporkan kinerja keberlanjutan dari sebuah
organisasi.
Panduan Laporan Keberlanjutan (Panduan) berisikan
Prinsip-prinsip dalam mendenisikan isi laporan dan
menjamin kualitas dari inormasi yang dilaporkan.
Panduan juga meliputi Standar Pengungkapan yang terdiriatas Indikator Kinerja dan item pengungkapan lainnya
sebagaimana halnya panduan akan topik teknis spesik
dalam pelaporan.
Gambar 1: Kerangka Pelaporan GRI
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
5/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
4 2000 - 2006 GRI
Protokol Indikator ada pada setiap Indikator Kinerja yang
dimuat dalam Panduan. Protokol ini menyediakan denisi,
panduan dalam mengkompilasi inormasi, dan inormasi lain
untuk membantu dalam menyiapkan laporan dan dalammenjamin konsistensi interpretasi terhadap Indikator Kinerja.
Pengguna Panduan harus juga menggunakan Protokol
Indikator.
Suplemen dalam Setiap Sektor melengkapi Panduan
dengan interpretasi dan arahan mengenai bagaimana
menerapkan Panduan dalam suatu sektor tertentu, termasuk
di dalamnya Indikator Kinerja sektor secara spesik.
Suplemen Sektor yang dapat digunakan harus digunakan
sebagai tambahan Panduan daripada ditempatkan dalam
Panduan.
Protokol Teknis dibuat dalam rangka menyediakan
panduan terhadap isu-isu dalam membuat laporan, seperti
menetapkan batasan laporan. Protokol ini didesain untuk
digunakan bersama dengan Panduan dan Suplemen
Sektor yang mencakup isu-isu yang banyak dihadapi oleh
organisasi dalam proses pembuatan laporan.
Orientasi Panduan GRI
Panduan Pembuatan Laporan Berkelanjutan terdiri atas
Prinsip-prinsip Pelaporan, Panduan Pelaporan dan Standar
Pengungkapan (termasuk di dalamnya Indikator Kinerja)
Elemen-elemen ini dipertimbangkan memiliki bobot dan
kepentingan yang sama.
Bagian 1 Panduan dan Prinsip Pelaporan
Tiga elemen utama dalam proses pelaporan dideskripsikan
dalam Bagian 1. Untuk membantu dalam menentukan
apa yang harus dilaporkan, bagian ini mencakup Prinsip
Pelaporan terkait materialitas, pelibatan pemangku
kepentingan, konteks keberlanjutan dan kelengkapan
laporan, beserta seperangkat Alat Penguji singkat untuk
setiap Prinsip. Penerapan Prinsip-prinsip ini dengan
Standar Pengungkapan menentukan topik dan Indikatoryang akan dilaporkan. Hal ini diikuti dengan Prinsip
keseimbangan, dapat diperbandingkan, akurasi, ketepatan
waktu, keterandalan, dan kejelasan, beserta seperangkat
Alat Penguji yang dapat digunakan untuk membantu
dalam mencapai kualitas yang tepat dari inormasi yang
dilaporkan . Bagian ini diakhiri dengan panduan bagi
organisasi mengenai bagaimana menetapkan jangkauan
entitas yang diwakili oleh laporan (biasa disebut sebagai
Batasan Laporan).
Gambar 2: Gambaran Panduan GRI
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
6/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 5
Bagian 2 Standar Pengungkapan
Bagian 2 berisikan Standar Pengungkapan yang harus
dimasukkan dalam laporan keberlanjutan. Panduan
mengidentikasikan inormasi yang relevan dan material
di kebanyakan organisasi serta kepentingan darikebanyakan pemangku kepentingan dalam melaporkan
tiga tipe Standar Pengungkapan:
Strategi dan Prol: Pengungkapan yang membentuk
keseluruhan konteks untuk dapat memahami kinerja
organisasi, seperti strategi yang dimiliki, prol, dan tata
kelola.
Pendekatan Manajemen: Pengungkapan yang
mencakup mengenai bagaimana sebuah organisasi
menggunakan topik tertentu untuk memberikan
konteks dalam memahami kinerja pada sebuahbidang spesik tertentu.
Indikator Kinerja: Indikator yang memberikan
perbandingan inormasi terkait kinerja ekonomi,
lingkungan, dan sosial dari organisasi.
Menerapkan Panduan
Bagaimana Memulainya
Semua organisasi (privat, publik, atau nonprot) baik
pemula ataupun yang berpengalaman dalam membuat
laporan didorong untuk membuat laporan yang berbeda
dengan Panduan. Laporan dapat mengambil berbagai
bentuk, termasuk web atau hasil print, berdiri sendiri atau
dikombinasikan dengan laporan keuangan tahunan.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
isi laporan. Panduan mengenai hal ini terdapat dalam Bagian
1.
Untuk permulaan, sejumlah organisasi dapat memilih untuk
memperkenalkan laporan yang berbeda dengan Kerangka
Pelaporan GRI lengkap, sementara organisasi lain inginmemulainya pada saat pertama dengan topik yang paling
praktis dan memungkinkan serta pada tahapan selanjutnya
di waktu lain melaporkan topik lain. Semua organisasi yang
melaporkan harus mendeskripsikan ruang lingkup laporan
mereka serta didorong untuk menunjukkan rencana mereka
dalam memperluas laporan di waktu lain.
Tingkatan Penerapan GRI
Dalam melakukan nalisasi laporan, pembuat laporan harus
menyatakan pada tingkatan mana Kerangka Pelaporan GRI
yang digunakan melalui Sistem Tingkatan Penerapan GRI.Sistem ini bertujuan untuk menyediakan:
Pembaca Laporan dengan kejelasan mengenai
tingkatan Panduan GRI dan elemen lain dalam Kerangka
Pelaporan yang digunakan dalam menyiapkan sebuah
laporan.
Penyiap Laporan dengan visi atau arahan untuk
peningkatan luasan Kerangka Pelaporan GRI yang akan
digunakan di waktu lain.
Dengan menyatakan Tingkat Penerapan yang digunakan
akan memberikan kejelasan mengenai elemen dari Kerangka
Pelaporan GRI yang telah digunakan dalam menyiapkan
laporan. Untuk memenuhi kebutuhan dari pemula, pelapor
tingkat lanjutan dan di antara keduanya, terdapat tiga
tingkatan dalam sistem pelaporan, yaitu C, B, dan A. Kriteria
pelaporan dalam setiap tingkatan mencerminkan
peningkatan penerapan atau cakupan dari Kerangka
Pelaporan GRI. Sebuah organisasi dapat menyatakan nilai
plus (+) pada setiap tingkatan (misalnya C=, B+, A+) jika
telah menggunakan assurance eksternal. 2
2 Untuk inormasi lebih lanjut mengenai pilihan-pilihan
assurance lihat dalam bagian assurance dalam Catatan
Pelaporan Umum.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
7/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
6 2000 - 2006 GRI
Sebuah organisasi menyatakan tingkatan pelaporan yang
digunakan berdasarkan penilaiannya sendiri terhadap isi
laporan dibandingkan kriteria Tingkatan Penerapan GRI.
Sebagai tambahan dari pernyataan diri tersebut, organisasi
dapat memilih salah satu atau kedua pilihan berikut:
Memiliki konsultan yang dapat memberikan opini
terhadap pernyataan yang dibuat.
Meminta GRI untuk mengecek pernyataan yang dibuat.
Untuk inormasi yang lebih lengkap tentang Tingkatan
Penerapan dan kriteria lengkapnya, dapat dilihat dalam
paket inormasi Tingkatan Penerapan GRI yang tersedia
dalam lampiran dokumen ini atau secara online pada link
www.globalreporting.org.
Permintaan Notikasi Penggunaan
Organisasi yang telah menggunakan Panduan dan atau
elemen lain dalam Kerangka Pelaporan GRI sebagai dasar
pembuatan laporan diminta untuk memberitahukannya
kepada Global Reporting Initiative, Untuk memberitahukan
hal tersebut kepada GRI, organisasi dapat memilih (melalui)
salah satu atau semua pilihan berikut:
Memberitahukan kepada GRI dengan mengirimkan
hardcopy dan atau sotcopy laporan yang dibuat
Mendatarkan laporan yang telah dibuat secara online
Meminta GRI mengecek pernyataan Tingkatan
Penerapan laporan.
Memaksimalkan Nilai Laporan
Laporan keberlanjutan merupakan sebuah proses dan
perangkat yang hidup dan tidak dimulai atau diakhiri
dengan sebuah publikasi cetak ataupun online. Laporan
harus menyesuaikan dengan proses pembuatan strategi
organisasi, rencana pelaksanaan aksi, dan penilaian keluaran.
Laporan yang dibuat dapat memungkinkan untuk menilai
dengan baik kinerja organisasi dan dapat mendukungpeningkatan kinerja secara terus-menerus di lain waktu.
Laporan dapat juga berungsi sebagai perangkat untuk
melibatkan diri dengan pemangku kepentingan dan
menjamin masukan yang berguna bagi proses organisasi.
Bagian 1: Menetapkan Isi laporan, Kualitas,
dan Batasannya
Bagian ini menyediakan Prinsip-prinsip Pelaporan
dan Panduan Laporan dalam menetapkan isi laporan,penjaminan kualitas dari inormasi yang dilaporkan, dan
menetapkan Batasan Laporan.
Panduan Laporan memberikan penjelasan mengenai
tindakan yang dapat diambil atau pilihan yang dapat
dipertimbangkan organisasi dalam membuat kebijakan
mengenai apa yang akan dilaporkan, dan secara umum
dapat membantu dalam menasirkan atau menentukan
penggunaan Kerangka Pelaporan GRI. Panduan tersedia
dalam rangka menetapkan isi laporan dan membentuk
Batasan Laporan.
Prinsip-prinsip Laporan menetapkan keluaran yang harus
dicapai dari laporan serta arahan kebijakan dalam proses
pembuatan laporan, seperti dalam memilih topik dan
indikator untuk dilaporkan dan bagaimana melaporkannya.
Setiap Prinsip mengandung denisi, penjelasan dan
seperangkat Alat Penguji untuk digunakan oleh organisasi
dalam menilai penggunaan Prinsip-prinsip tersebut.
Pengujian ditujukan sebagai perangkat diagnosis dan
bukan sebagai alat untuk menguji laporan. Pengujian juga
dapat berungsi sebagai reerensi dalam menjelaskan
kebijakan penerapan Prinsip dari laporan.
Secara keseluruhan, Prinsip-prinsip ini ditujukan untukmencapai transparansi sebuah nilai dan tujuan
yang menjadi dasar dari semua aspek dalam laporan
keberlanjutan.Transparansi dapat didenisikan sebagai
pengungkapan inormasi secara lengkap atas topik dan
indikator yang dibutuhkan dalam menggambarkan
dampak serta memungkinkan pemangku kepentingan
untuk terlibat dalam pembuatan kebijakan, serta proses,
prosedur, dan asumsi yang digunakan untuk menyiapkan
pengungkapan tersebut. Prinsip-prinsip tersebut
diorganisasikan ke dalam dua kelompok berikut:
Prinsip untuk menentukan topik dan indikator yangharus dilaporkan oleh organisasi; dan
Prinsip untuk menjamin kualitas dan penyampaian
yang memadai dari inormasi yang dilaporkan.
Prinsip-prinsip tersebut telah dikelompokkan dengan cara
ini untuk membantu dalam menjelaskan peran dan ungsi
mereka, namun demikian tidak berarti membatasi secara
kaku penggunaannya. Setiap prinsip dapat mendukung
jangkauan kebijakan, dan dapat memberikan jaminan
dalam mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang
lebih dari sekadar menetapkan isi laporan atau dalam
menjamin kualitas dari inormasi yang dilaporkan.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
8/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 7
1.1 Menetapkan Isi Laporan
Dalam rangka menjamin penyampaian kinerja organisasi
yang seimbang dan masuk akal, harus dibuat penetapan
mengenai isi yang harus dicakup dalam laporan.
Penetapan ini harus dibuat dengan mempertimbangkan
tujuan dan pengalaman organisasi, serta harapan dan
kepentingan yang masuk akal dari para pemangku
kepentingan. Keduanya merupakan reerensi penting
dalam menentukan hal apa yang harus dimasukkan dalam
laporan.
Panduan Pelaporan untuk Menetapkan Isi
Pendekatan berikut mempengaruhi penggunaan
Kerangka Pelaporan GRI ketika menyiapkan laporan
keberlanjutan.
Identikasi topik dan indikator terkait yang
mungkin relevan untuk dilaporkan kembali dengan
menggunakan Prinsip Materialitas, pelibatan
pemangku kepentingan, konteks keberlanjutan, dan
panduan dalam menetapkan Batasan Laporan.
Dalam mengidentikasi topik, pertimbangkan
relevansinya dengan semua aspek indikator yang
ada dalam Panduan GRI dan Suplemen Sektor.
Pertimbangkan pula topik lainnya jika ada yang
relevan dengan laporan.
Dari seperangkat topik dan indikator relevan yang
teridentikasi, gunakan Alat Penguji yang ada dalam
setiap Prinsip untuk menilai topik dan indikator mana
yang material dan oleh karenanya harus dilaporkan .3
Gunakan Prinsip untuk memilih prioritas dari topik
yang terpilih, kemudian putuskan topik mana yang
akan diberikan penekanan.
3 pengungkapan Prol Organisasi GRI (1-4) berlaku untuk
semua organisasi yang membuat laporan.
Metode khusus atau proses yang digunakan untuk
menilai material haruslah:
Berbeda dan dapat diterapkan oleh
setiap organisasi;
Selalu mempertimbangkan panduan dan
pengujian yang ada dalam Prinsip-prinsipPelaporan GRI; dan
Harus diungkapkan.
Dalam menerapkan pendekatan ini:
Bedakan antara Indikator Inti dan Tambahan. Semua
Indikator yang ada telah dikembangkan melalui proses
yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan
GRI. Indikator yang dijadikan sebagai Indikator Inti
merupakan indikator yang dapat diterapkan secara
umum dan diasumsikan akan menjadi material untuk
banyak organisasi. Sebuah organisasi harus melaporkankondisi ini kecuali apabila tidak dipertimbangkan sebagai
material atas dasar Prinsip-prinsip Pelaporan. Indikator
Tambahan dapat juga diterapkan sebagai material.
Indikator dalam versi akhir dari Suplemen Sektor dapat
dipertimbangkan menjadi Indikator Inti dan dapat
digunakan dengan menggunakan pendekatan yang
sama dengan Indikator Inti di dalam Panduan.
Semua inormasi lainnya (misalnya indikator khusus
perusahaan) yang dimasukkan dalam laporan harus
berdasarkan Prinsip Pelaporan dan standar teknis yang
sama dengan Standar Pengungkapan GRI.
Konrmasi kembali bahwa inormasi yang harus
dilaporkan dan Batasan Laporan sudah tepat dalam
menerapkan Prinsip secara lengkap.
Gambar 3: Prinsip dalam menetapkan Isi laporan
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
9/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
8 2000 - 2006 GRI
Prinsip Pelaporan untuk Menetapkan Isi
Setiap Prinsip Pelaporan mengandung denisi, penjelasan,
dan seperangkat Alat Penguji untuk memandu
dalam penggunaan Prinsip. Alat Penguji ditujukan
sebagai perangkat diagnosis dan bukan sebagai item
pengungkapan khusus yang berbeda dengan laporan.
Prinsip-prinsip ini harus digunakan bersama dengan
Panduan yang menetapkan isi.
MATERIALITAS
Denisi: Inormasi dalam sebuah laporan harus mencakup
topik dan indikator yang menggambarkan dampak
signikan dari ekonomi, lingkungan, dan sosial terhadap
organisasi atau yang dapat mempengaruhi penilaian dan
kebijakan dari pemangku kepentingan secara substanti.
Penjelasan: Organisasi memiliki banyak topik yang
dapat dilaporkan. Topik dan indikator yang relevan untuk
dilaporkan adalah yang masuk akal dan dinilai penting dan
dapat menggambarkan dampak ekonomi, lingkungan, dan
sosial dari organisasi, atau dinilai dapat mempengaruhi
kebijakan pemangku kepentingan dan karenanya layak
untuk dimasukkan dalam laporan. Materialitas merupakan
pintu masuk untuk menentukan pentingnya sebuah
Indikator untuk dilaporkan. Melalui pintu masuk itu, tidak
semua topik material akan dianggap sama penting dan
penekanan dalam laporan harus menggambarkan prioritas
relati dari semua topik indikator dan material tersebut.
Dalam melaporkan keuangan, materialitas biasa dianggap
sebagai pintu masuk yang dapat mempengaruhi kebijakan
ekonomi dari mereka yang menggunakan laporan keuangan
organisasi, khususnya investor. Konsep dari pintu masuk
(threshold) ini juga penting dalam laporan keberlanjutan,
namun lebih memberikan perhatian pada dampak dan
para pemangku kepentingan. Materialitas dalam laporan
kebijakan tidak terbatas hanya pada topik keberlanjutan
yang memiliki dampak signikan terhadap keuangan
organisasi. Menentukan materialitas untuk sebuah laporan
keberlanjutan juga mempertimbangkan dampak ekonomi,
lingkungan, dan sosial yang dapat mempengaruhikemampuan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mempengaruhi kebutuhan dari generasi yang akan
datang4. Isu material ini akan memiliki dampak keuangan
signikan terhadap oragnisasi baik dalam jangka pendek
maupun panjang. Karenanya materialitas juga menjadi
relevan bagi pemangku kepentingan yang memberikan
perhatian pada kondisi keuangan dari organisasi.
Sebuah kombinasi dari aktor-aktor internal dan eksternal
harus digunakan untuk menentukan apakah inormasi
tersebut memiliki material, termasuk di dalamnya
4 World Commission on Environment and Development.Our Common Future. Oxord: Oxord University Press,
1987, p. 43.
keseluruhan strategi kompetisi dan misi organisasi,
perhatian dari pemangku kepentingan, harapan sosial, dan
pengaruh organisasi terhadap entitas hulunya (misalnya,
rantai pasokan) serta hilirnya (misalnya konsumen).
Penilaian terhadap materialitas harus mempertimbangkan
harapan dasar dari standar internasional dan perjanjianyang harus dipatuhi organisasi.
Faktor-aktor internal dan eksternal ini harus
dipertimbangkan ketika memperhitungkan pentingnya
inormasi dalam menggambarkan dampak yang signikan
terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial serta pembuatan
kebijakan para pemangku kepentingan5. Sejumlah
metodologi yang sudah ada dapat digunakan untuk
menilai signikansi dari dampak ini. Secara umum, dampak
signikan merujuk kepada dampak yang menjadi subjek
perhatian dari komunitas para ahli atau dampak yang telah
diidentikasi dengan menggunakan perangkat yang sudahada, seperti metodologi penilaian dampak atau penilaian
daur hidup (lie cycle assessments). Dampak yang cukup
penting dan membutuhkan peranan akti manajemen atau
keterlibatan organisasi harus dipertimbangkan sebagai
dampak yang signikan.
Laporan harus memberikan penekanan inormasi pada
kinerja terkait topik yang paling material. Topik relevan
lainnya dapat dimasukkan, tetapi memiliki prioritas yang
lebih rendah. Proses dalam menentukan topik yang paling
prioritas ini harus dijelaskan.
5 Lihat prinsip pelibatan pemangku kepentingan untuk
diskusi mengenai pemangku kepentingan
Gambar 4: Menetapkan Materialitas
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
10/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 9
Sebagai tambahan panduan dalam memilih topik laporan,
Prinsip Materialitas juga membutuhkan penggunaan
Indikator Kinerja.
Ketika kita mengungkapkan data kinerja, terdapat
tingkatan yang berbeda menyangkut inormasi detaildan kelengkapan inormasi yang harus tersedia dalam
laporan. Dalam kasus tertentu, panduan GRI yang ada
dan menyangkut tingkatan detail inormasi biasanya
dianggap memadai untuk sebuah indikator khusus.
Secara keseluruhan, kebijakan mengenai bagaimana data
dilaporkan, harus diarahkan pada sejauh mana pentingnya
inormasi dalam menilai kinerja organisadi dan dalam
memberikan perbandingan yang memadai.
Pelaporan mengenai topik material dapat melibatkan
pengungkapan inormasi yang digunakan oleh pemangku
kepentingan eksternal yang biasanya berbeda denganinormasi yang digunakan secara internal untuk tujuan
manajemen harian. Namun demikian, inormasi semacam
itu harus dimasukkan dalam laporan apabila dapat
memberikan inormasi dalam menilai pembuatan
kebijakan oleh pemangku kepentingan atau dukungan
keterlibatan dari pemangku kepentingan yang dapat
menghasilkan tindakan yang dapat mempengaruhi kinerja
yang signikan atau dapat menjawab topik kunci yang
menjadi perhatian pemangku kepentingan.
Alat Penguji
Faktor Eksternal
Dalam menetapkan topik material, pertimbangkan aktor
eksternal, termasuk di dalamnya:
5 Perhatian/topik utama Keberlanjutan dan Indikator
yang diusulkan oleh pemangku kepentingan.
5 Topik utama dan tantangan ke depan dalam sektor
yang dilaporkan oleh kelompok sendiri (peers) dan
pesaing.
5 Undang-undang, peraturan, perjanjian internasionaldan kesepakatan sukarela yang relevan dengan
strategi signikan dari organisasi dan para pemangku
kepentingannya.
5 Dampak keberlanjutan yang dapat diestimasi
secara masuk akal risiko atau peluangnya (misalnya
pemanasan global, HIV-AIDS, kemiskinan) yang
diidentikasi melalui investigasi oleh orang yang ahli,
atau lembaga ahli yang diakui kredibilitasnya dalam
bidang tersebut.
Faktor Internal
Dalam menetapkan topik material, pertimbangkanlah aktor
internal, termasuk di dalamnya:
5 Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen operasi,tujuan dan target kunci dari organisasi.
5 Kepentingan/harapan pemangku kepentingan,
khususnya yang berpengaruh terhadap keberhasilan
organisasi (misalnya pegawai, pemegang saham dan
suplier.
5 Risiko signikan yang dimiliki organisasi.
5 Faktor kritis yang menentukan keberhasilan organisasi.
5 Komptensi inti organisasi dan cara yang digunakandalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian
pembangunan berkelanjutan.
Pemberian Prioritas
5 Laporan memberikan prioritas terhadap topik dan
indikator material.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
11/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
0 2000 - 2006 GRI
PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Denisi: Organisasi harus mengidentikasi para pemangku
kepentingannya dan menjelaskan dalam laporan bagaimana
organisasi telah merespons harapan dan kepentingan yang
masuk akal dari pemangku kepentingan.
Penjelasan: Pemangku kepentingan didenisikan sebagai
entitas atau individu yang diharapkan dapat mempengaruhi
secara signikan aktivitas, produk, dan atau jasa-jasa
organisasi; serta entitas atau individu yang tindakannya
diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan organisasi
dalam melaksanakan strategi dan mencapai tujuannya.
Termasuk di dalamnya entitas atau individu yang memiliki
hak tuntutan yang sah terhadap organisasi berdasarkan
hukum atau konvensi internasional.
Yang termasuk dalam pemangku kepentingan adalahmereka yang menjadi bagian dari organisasi (misalnya
pegawai, pemilik saham, suplier/pemasok) sebagaimana
halnya mereka yang berada di luar organisasi (misalnya
masyarakat).
Harapan dan kepentingan yang masuk akal dari
pemangku kepentingan menjadi reerensi utama dalam
membuat kebijakan di dalam menyiapkan laporan,
seperti ruang lingkup, batasan, penerapan indikator, dan
pendekatan assurance. Namun demikian, tidak semua
pemangku kepentingan organisasi akan menggunakan
laporan ini. Kondisi ini memunculkan tantangan dalam
menyeimbangkan kepentingan khusus/harapan dari
pemangku kepentingan dan akuntabilitas laporan terhadap
semua pemangku kepentingan.
Untuk sejumlah kebijakan tertentu, seperti ruang lingkup
laporan atau batasan laporan, kepentingan dan harapan
yang masuk akal dari pemangku kepentingan harus
dipertimbangkan. Hal itu dapat saja berupa sebagai contoh
pemangku kepentingan yang tidak dapat mengartikulasikan
kepentingan mereka dalam laporan serta mereka yang
pandangannya telah diwakili pihak lain. Pihak yang lainnya
adalah pemangku kepentingan yang memilih untuk tidak
menyatakan pandangan mereka dalam laporan karenapermasalahan komunikasi dan tidak bisa terlibat. Harapan
dan kepentingan yang masuk akal dari para pemangku
kepentingan ini harus tetap dinyatakan dalam isi laporan.
Namun demikian, dalam kebijakan lainnya seperti tingkatan
detail yang dibutuhkan agar dapat berguna bagi pemangku
kepentingan atau harapan dari pemangku kepentingan
yang berbeda mengenai apa yang dibutuhkan untuk dapat
mencapai kejelasan perlu ditekankan dalam menggunakan
laporan. Adalah penting untuk mendokumentasikan proses
dan pendekatan yang diambil dalam membuat kebijakan ini.
Proses pelibatan pemangku kepentingan dapat menjadialat untuk memahami harapan dan kepentingan yang
masuk akal dari pemangku kepentingan. Organisasi
biasanya menggunakan berbagai jenis upaya pelibatan
pemangku kepentingan dalam berbagai aktivitas reguler
mereka yang dianggap dapat memberikan input yang
berguna dalam membuat kebijakan pada saat menyusun
laporan. Hal ini dapat termasuk sebagai contoh pelibatanpemangku kepentingan untuk tujuan pemenuhan
standar internasional yang telah disepakati, atau dengan
memberikan laporan mengenai proses usaha/organisasi
yang sedang dilakukan. Sebagai tambahan, pelibatan
pemangku kepentingan juga dapat dilakukan dengan
memberikan laporan mengenai proses penyiapan laporan.
Organisasi juga dapat menggunakan cara lainnya seperti
melalui media, komunitas akademik, atau aktivitas kerja
sama dengan kelompok bermain (peers) dan pemangku
kepentingan. Cara ini dapat membantu organisasi dalam
memahami secara lebih baik harapan dan kepentingan
yang masuk akal dari pemangku kepentingan.
Agar sebuah laporan dapat terjamin (assurable),
maka proses pelibatan pemangku kepentingan harus
didokumentasikan. Ketika proses pelibatan pemangku
kepentingan dilakukan untuk kepentingan pembuatan
laporan, maka harus didasarkan atas pendekatan,
metodologi atau prinsip yang sistematis atau dapat
diterima secara umum. Pendekatan keseluruhan harus
eekti dan menjamin bahwa kebutuhan inormasi
pemangku kepentingan dapat dimengerti secara baik.
Organisasi harus mendokumentasikan pendekatan yang
digunakan dalam menetapkan pemangku kepentingan
yang dilibatkan, bagaimana dan kapan dilibatkan serta
bagaimana upaya pelibatan tersebut telah mempengaruhi
isi laporan dan aktivitas keberlanjutan dari organisasi.
Proses ini harus mampu mengidentikasi input langsung
dari pemangku kepentingan sebagaimana halnya
menumbuhkan legitimasi masyarakat. Sebuah organisasi
dapat mengalami konik pandangan atau harapan
yang berbeda di antara para pemangku kepentingan,
dan karenanya akan membutuhkan kemampuan untuk
menjelaskan bagaimana kondisi tersebut diseimbangkan di
dalam pengambilan kebijakan dalam menyusun laporan.
Kegagalan dalam mengidentikasi dan melibatkanpemangku kepentingan biasanya akan menghasilkan
laporan yang tidak pantas dan karenanya tidak kredibel
terhadap semua pemangku kepentingan. Sebaliknya,
pelibatan pemangku kepentingan yang sistematis dapat
meningkatkan penerimaan pemangku kepentingan
serta kegunaan laporan. Pembuatan laporan secara tepat
akan menghasilkan pembelajaran tidak hanya kepada
organisasi tetapi juga pihak lainnya, sebagaimana halnya
meningkatkan akuntabiltasnya kepada para pemangku
kepentingan. Akuntabilitas dapat memperkuat kepercayaan
di antara organisasi dan pemangku kepentingannya.
Kepercayaan pada akhirnya menjadi kunci kredibilitassebuah laporan.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
12/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 11
Alat Penguji:
5 Organisasi dapat memberikan gambaran akuntabilitas
kepada pemangku kepentingan.
5 Isi laporan menggambarkan keluaran dari prosespelibatan pemangku kepentingan yang dilakukan
organisasi dalam aktivitas yang sedang dilakukannya.
Pelibatan tersebut merupakan hal yang diwajibkan
oleh institusi dan aturan di mana organisasi
beroperasi.
5 Isi laporan menggambarkan keluaran dari semua
proses pelibatan pemangku kepentingan yang telah
dilakukan untuk tujuan pembuatan laporan.
5 Proses pelibatan pemangku kepentingan yang
disampaikan dalam laporan harus kosnsisten denganruang lingkup dan batasan laporan.
KONTEKS KEBERLANJUTAN
Denisi: Laporan harus memperlihatkan kinerja organisasi
dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas.
Penjelasan: Inormasi mengenai kinerja harus ditempatkansesuai konteksnya. Pertanyaan dasar dari laporan
keberlanjutan adalah mengenai bagaimana sebuah
organisasi berkontribusi atau bertujuan untuk memberikan
kontribusi terhadap masa depan, untuk meningkatkan
atau justru merusak kondisi ekonomi, lingkungan, dan
sosial, serta kecenderungannya baik pada tingkatan lokal,
regional atau bahkan global. Laporan yang cenderung
hanya menggambarkan kinerja individual (atau esiensi
organisasi) akan gagal merespons pertanyaan dasar ini.
Karenanya, laporan harus menampilkan kinerja saat ini
dalam hubungannya dengan konsep keberlanjutan secara
luas. Hal ini berarti bahwa laporan harus mendiskusikankinerja organisasi dalam konteks keterbatasan dan tuntutan
akan sumberdaya lingkungan dan sosial pada tingkatan
sektoral, lokal, regional, atau global. Ini dapat berarti sebagai
contoh, hal yang harus ditambahkan oleh organisasi dalam
melaporkan kecenderungan esiensi ekonomi adalah dengan
menampilkan kecenderungan polusi yang dihasilkannya
telah mempengaruhi kapasitas ekosistem regional dalam
menyerap polusi tersebut.
Konsep ini sering kali diungkapkan secara jelas dalam arena
lingkungan dalam konteks batas global dalam tingkatan
penggunaan sumberdaya dan polusi. Akan tetapi konsep
ini juga relevan dengan sasaran ekonomi dan sosial seperti
tujuan pembangunan berkelanjutan dan sosial ekonomi
nasional ataupun internasional. Sebagai contoh, sebuah
organisasi dapat melaporkan gaji pegawai dan tingkatan
keuntungan sosial pegawai dikaitkan dengan tingkatan
pendapatan minimal dan menengah secara nasional serta
kapasitas dari jaring pengaman sosial dalam menyerap
kemiskinan atau jumlah mereka yang hidup dalam garis
kemiskinan. Organisasi yang beroperasi di berbagai lokasi,
ukuran, dan sektor, harus mempertimbangkan bagaimana
melaporkan secara baik kinerja organisasinya sesuai
dengan konteks keberlanjutan secara luas. Hal ini bisa saja
membutuhkan pembedaan antara topik dan aktor yangmenggerakkan dampak global (seperti perubahan iklim)
serta topik dan aktor yang memiliki dampak lokal atau
regional (seperti pengembangan komunitas). Hal lainnya,
pembedaan mungkin perlu dibuat antara kecenderungan
atau pola dari dampak yang lintas operasi dibandingkan
dengan kontektualitas kinerja per lokasi.
Keberlanjutan organisasi sendiri dan strategi bisnisnya
menyediakan konteks dalam mendiskusikan kinerja.
Hubungan antara keberlanjutan dan strategi organisasi harus
dibuat jelas dan sesuai dengan konteks laporan di mana
kinerja dilaporkan.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
13/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
2 2000 - 2006 GRI
Alat Penguji:
5 Organisasi menyajikan pemahamannya mengenai
pembangunan berkelanjutan berdasarkan gambaran
sasarannya serta inormasi yang tersedia seperti halnya
pengukuran pembangunan berkelanjutan dalam setiaptopik yang tercakup dalam laporan.
5 Organisasi menyajikan kinerjanya terkait kondisi dan
tujuan dari pembangunan berkelanjutan secara luas
sebagaimana digambarkan dalam publikasi yang diakui
secara sektoral, regional, dan atau global.
5 Organisasi menyajikan kinerjanya dalam cara di mana
organisasi dapat mengkomunikasikan besaran dampak
dan kontribusi dalam konteks lokasi geogras yang
tepat.
5 Laporan menggambarkan bagaimana topik
berkelanjutan terhubung dengan strategi jangka
panjang, risiko, dan peluang organisasi termasuk topik
mengenai rantai pasokan.
KELENGKAPAN
Denisi: Cakupan topik dan indikator material serta
denisi batasan laporan harus dapat menggambarkan
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signikan
dan memungkinkan pemangku kepentingan untuk menilaikinerja organisasi dalam periode laporan berjalan.
Penjelasan: Kelengkapan mencakup dimensi ruang
lingkup, batasan dan waktu. Konsep kelengkapan
bisa juga merujuk kepada praktek-praktek dalam
mengumpulkan inormasi (sebagai contoh, menjamin
data yang dikumpulkan sudah memasukkan hasil dari
semua lokasi dalam koridor batasan laporan) serta apakah
penyajian inormasi sudah tepat dan masuk akal. Topik ini
berhubungan dengan kualitas, sebagaimana diungkapkan
secara lebih detail dalam Prinsip Ketepatan pada Bagian 1.
Ruang lingkup merujuk pada jangkauan topik
keberlanjutan yang tercakup dalam laporan. Jumlah dari
topik dan indikator yang dilaporkan harus mencukupi
untuk menggambarkan dampak yang signikan terhadap
ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dalam menentukan
apakah inormasi dalam laporan sudah mencukupi,
organisasi harus mempertimbangkan baik hasil dari proses
pelibatan pemangku kepentingan maupun harapan
masyarakat yang luas yang mungkin saja tidak muncul
dalam proses pelibatan pemangku kepentingan tersebut.
Batasan merujuk pada jangkauan entitas (misalnya
perusahaan anak, usaha patungan, subkontraktor dan lain
sebagainya) yang kinerjanya disajikan di dalam laporan.
Dalam menetapkan batasan laporannya, sebuah organisasi
harus mempertimbangkan jangkauan entitas di mana
organisasi memiliki kendali (biasa dirujuk sebagai batasan
organisasi dan terkait dengan deinisi yang digunakan
dalam laporan keuangan) serta jangkauan entitas di mana
organisasi memiliki pengaruh (biasa disebut batasan
operasi). Dalam menilai pengaruh, organisasi perlu
mempertimbangkan kemampuannya mempengaruhi
entitas di hulu (misalnya rantai pasokan) serta di hilir
(misalnya distributor dan pengguna produk dan jasanya).
Batasan dapat berbeda berdasarkan aspek khusus atau jenisinormasi yang dilaporkan.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
14/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 13
Waktu merujuk pada kebutuhan untuk memilih
inormasi yang harus dilengkapi dalam periode waktu
yang dilaporkan. Sepanjang dapat dipraktekkan,
aktivitas, kejadian, dan dampak harus disajikan dalam
periode laporan di mana kegiatan tersebut dilaksanakan.
Di dalamnya termasuk melaporkan aktivitas yangmenghasilkan dampak minimal jangka pendek tetapi
diduga dalam jangka pendek itu akan memiliki eek
kumulati yang signikan dan masuk akal serta tidak
dapat dihindari atau diubah (misalnya bioakumulasi atau
polusi yang terus-menerus). Dalam membuat estimasi
dari dampak masa depan (baik yang positi maupun
negati), inormasi yang dilaporkan harus didasarkan
pada estimasi yang dipertimbangkan secara baik, yang
menggambarkan ukuran, siat, dan ruang lingkup dampak.
Meskipun estimasi tersebut tidak pasti, namun dapat
memberikan inormasi yang berguna dalam membuat
kebijakan sepanjang dasar dan keterbatasan estimasinyadiungkapkan dan dinyatakan secara jelas. Pengungkapan
siat dan kemungkinan dari dampak tersebut bahkan jika
hanya menjadi material di masa depan harus konsisten
dengan tujuan penyajian laporan yang seimbang dan
masuk akal mengenai kinerja ekonomi, lingkungan, dan
sosial dari organisasi.
Alat Penguji:
5 Laporan dikembangkan dengan memperhitungkan
seluruh rantai entitas di hulu dan hilir serta mencakup
dan memprioritaskan semua inormasi yang harus
dipertimbangkan atas dasar prinsip materialitas,
konteks keberlanjutan, dan pelibatan pemangku
kepentingan.
5 Laporan memasukkan semua entitas yang memenuhi
kriteria dapat dikendalikan atau dipengaruhi secara
signikan oleh organisasi, kecuali apabila dinyatakan
berbeda.
5 Inormasi dalam laporan memasukkan semua
tindakan atau peristiwa signikan dalam periode
laporan, serta estimasi yang masuk akal terhadap
estimasi dampak di masa depan atau kejadian di masalalu apabila dampak tersebut dapat diduga secara
masuk akal serta tidak dapat dihindari atau tidak
dapat diubah.
5 Laporan tidak mengabaikan inormasi relevan
yang dapat mempengaruhi kebijakan atau
penilaian pemangku kepentingan, atau yang dapat
menggambarkan dampak siginikan terhadap
ekonomi, lingkungan, dan sosial.
1.2 Prinsip Pelaporan untukMenetapkan Kualitas
Bagian ini mengandung Prinsip-prinsip yang mengarahkan
pilihan dalam menjamin kualitas dari inormasi yangdilaporkan termasuk penyajiannya yang memadai. Kebijakan
terkait proses penyiapan inormasi dalam pembuatan
laporan harus konsisten dengan Prinsip ini. Semua prinsip
ini sangat undamental bagi terwujudnya transparansi yang
eekti. Kualitas inormasi akan memungkinkan pemangku
kepentingan untuk membuat penilaian yang masuk akal
serta tindakan yang memadai terkait kinerja organisasi.
Prinsip Pelaporan untuk
Menetapkan Kualitas
KESEIMBANGAN
Denisi: Laporan harus menggambarkan aspek positi dan
negati dari kinerja perusahaan untuk dapat memungkinkan
penilaian yang masuk akal terhadap keseluruhan kinerja.
Penjelasan: Keseluruhan penyajian isi laporan harus
menyajikan gambaran yang tidak bias terhadap kinerja
organisasi. Laporan harus menghindari pemilihan,
penghilangan, atau penyajian ormat yang memungkinkan
kesalahan penilaian oleh pembaca laporan. Proporsi
materialitas laporan harus memasukkan, baik hasil yang
diinginkan maupun tidak diinginkan, sebagaimana
topik yang dapat mempengaruhi kebijakan pemangku
kepentingan. Laporan harus membedakan secara jelas antara
penyajian akta dan interpretasi organisasi terhadap inormasi
Alat Penguji:
5 Laporan mengungkapkan baik hasil dan topik yang
diinginkan maupun tidak diinginkan.
5 Inormasi dalam laporan disajikan dalam sebuah ormat
yang memungkinkan penggunanya dapat melihat
kecenderungan positi dan negati kinerja organisasi daritahun ke tahun.
5 Penekanan sejumlah topik dalam laporan harus
proporsional dengan material relatinya.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
15/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
4 2000 - 2006 GRI
DAPAT DIPERBANDINGKAN
Denisi: Isu-isu dan inormasi harus dipilih, dikumpulkan,
dan dilaporkan secara konsisten. Inormasi yang dilaporkan
harus disajikan dalam sebuah cara yang memungkinkan
pemangku kepentingan dapat menganalisis perubahankinerja organisasi dari waktu ke waktu dan dapat
mendukung analisis relati terhadap organisasi lainnya.
Penjelasan: Perbandingan sangat dibutuhkan dalam
mengevaluasi kinerja. Pemangku kepentingan yang
menggunakan laporan harus dapat membandingkan
inormasi kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
dilaporkan dengan kinerja organisasi sebelumnya,
sasarannya, dan apabila memungkinkan dengan kinerja
organisasi lainnya. Konsistensi dalam melaporkan
memungkinkan pihak-pihak internal dan eksternal untuk
membandingkan kinerja dan menilai kemajuan sebagaibagian dari pemberian peringkat, keputusan investasi,
advokasi program, dan aktivitas lainnya. Perbandingan
antarorganisasi membutuhkan sensitivitas terhadap aktor
seperti perbedaan ukuran organisasi, pengaruh geogras,
serta pertimbangan lainnya yang dapat mempengaruhi
secara relati kinerja organisasi. Apabila dibutuhkan, tim
yang menyiapkan laporan harus mempertimbangkan
untuk menyajikan konteks yang akan membantu pengguna
laporan dalam memahami aktor-aktor yang memberikan
kontribusi terhadap perbedaan kinerja antarorganisasi.
Menjaga konsistensi metode yang digunakan dalam
kalkulasi data dengan tampilan laporan serta penjelasan
terhadap metode dan asumsi yang digunakan dalam
menyiapkan laporan dapat memasilitasi kemampuan
untuk membandingkan dari waktu ke waktu. Isi laporan
akan berkembang, mengingat topik pada sebuah organisasi
dan pemangku kepentingannya dapat berubah dari waktu
ke waktu. Namun demikian, organisasi harus konsisten
dalam laporannya dari waktu ke waktu khususnya yang
terkait dengan Prinsip Materialitas. Sebuah organisasi
harus memasukkan jumlah (misalnya data absolut jumlah
sampah) sebagaimana rasio (misalnya data normal sampah
yang dihasilkan per unit produksi) agar dapat menganalisa
perbandingan.
Ketika terjadi perubahan batasan, ruang lingkup, lamanya
periode laporan atau isinya (termasuk desain, denisi dan
penggunaan indikator dalam laporan) maka organisasi
harus menyatakan ulang apabila memang memungkinkan,
pengungkapan saat ini beserta data historisnya (atau
sebaliknya). Hal ini dapat menjamin bahwa inormasi dan
perbandingan dapat diandalkan dan memiliki arti dari
waktu ke waktu. Ketika pernyataan ulang tersebut tidak
tersedia, laporan harus menjelaskan alasan dan implikasi
dalam mengungkapkan interpretasi saat ini.
Alat Penguji:
5 Laporan dan inormasi yang terkandung di dalamnya
dapat diperbandingkan dari tahun ke tahun.
5 Kinerja organisasi dapat dibandingkan dengan
organisasi lainnya secara memadai.
5 Setiap perbedaan signikan antarperiode laporan
terkait batasan, ruang lingkup, lamanya periode laporan
atau inormasi yang tercakup dalam laporan dapat
diidentikasi dan dijelaskan.
5 Apabila tersedia, laporan menggunakan protokol
umum yang telah diterima dalam mengkompilasi,
mengukur dan menyajikan inormasi termasuk Protokol
Teknis GRI untuk Indikator yang terkandung dalam
Panduan.
5 Laporan menggunakan Suplemen Sektor GRI, apabila
tersedia.
Gambar 5: Prinsip untuk menjamin Kualitas Laporan
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
16/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 15
KECERMATAN
Denisi: Inormasi yang dilaporkan harus cukup cermat
dan detail bagi pemangku kepentingan dalam menilai
kinerja organisasi.
Penjelasan: Tanggapan terhadap topik dan indikator
ekonomi, lingkungan dan sosial dapat diekspresikan
dalam berbagai cara, mulai dari tanggapan secara kualitati
sampai kepada pengukuran kuantitati secara detail.
Karakteristik yang menentukan ketepatan adalah berbeda
berdasarkan siat dari inormasi serta pengguna inormasi.
Sebagai contoh, ketepatan dari inormasi kualitati
sangat ditentukan oleh tingkatan kejelasan, detail,
dan keseimbangan penyajian laporan dalam Batasan
Laporan yang tepat. Sebaliknya, ketepatan dari inormasi
kuantitati akan sangat tergantung pada metode khusus
yang digunakan dalam memperoleh, mengkompilasi danmenganalisis data. Tuntutan akan ketepatan sebagian
besar akan tergantung pada tujuan dari penggunaan
inormasi. Sejumlah kebijakan akan membutuhkan
ketepatan yang tinggi dalam melaporkan inormasi
dibandingkan dengan yang lainnya.
Alat Penguji:
5 Laporan mengindikasikan data yang telah terukur.
5 Teknik pengukuran data dan dasar perhitungannya
harus dijelaskan secara memadai dan dapat
menghasilkan hasil yang sama.
5 Batas kesalahan untuk data kuantitati tidak
mempengaruhi kemampuan pemangku kepentingan
dalam mengambil kesimpulan yang memadai
mengenai kinerja.
5 Laporan mengindikasikan data apa saja yang telah
diestimasi, dasar asumsi dan teknik yang digunakan
dalam melakukan estimasi atau inormasi mengenai di
mana inormasi dapat ditemukan.
5 Pernyataan kualitati dalam laporan valid berdasarkaninormasi lainnya yang dilaporkan dan bukti lainnya
yang tersedia.
KETEPATAN WAKTU
Denisi: Laporan dilakukan berdasarkan jadwal reguler serta
inormasi kepada pemangku kepentingan tersedia tepat
waktu ketika dibutuhkan dalam mengambil kebijakan.
Penjelasan: Kegunaan inormasi akan sangat terkait dengan
apakah waktu pengungkapannya kepada pemangku
kepentingan dapat memungkinkan mereka untuk
mengintegrasikannya secara eekti dalam pembuatan
kebijakan yang mereka lakukan. Waktu rilis merujuk kepada
baik pelaporan rutin maupun kedekatannya dengan
peristiwa aktual yang digambarkan dalam laporan.
Meskipun aliran konstan inormasi diinginkan untuk
berbagai tujuan, organisasi harus menyediakan secara rutin
sebuah pengungkapan yang terkonsolidasi mengenai
kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial pada waktutertentu. Konsistensi dalam rekuensi laporan dan lamanya
periode laporan juga dibutuhkan untuk menjamin dapat
dibandingkannya inormasi dari waktu ke waktu serta
aksesibilitas laporan kepada pemangku kepentingan.
Hal ini dapat bernilai bagi pemangku kepentingan jika
jadwal laporan keberlanjutan dan laporan keuangan
disatukan. Organisasi harus menyeimbangkan kebutuhan
untuk menyediakan inormasi secara tepat waktu dengan
pentingnya jaminan bahwa inormasi yang disajikan dapat
diandalkan.
Alat Penguji:
5 Inormasi telah diungkapkan dalam laporan serta relati
baru dalam periode laporan berjalan.
5 Pengumpulan dan publikasi mengenai inormasi kinerja
utama menyatu dengan jadwal laporan keberlanjutan.
5 Inormasi dalam laporan (termasuk laporan berbasis web)
mengindikasikan dengan jelas periode waktu pelaporan,
waktu ketika inormasi akan diperbaharui, serta waktu
perbaharuan (updating) terakhir.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
17/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
6 2000 - 2006 GRI
KEJELASAN
Denisi: Inormasi harus disediakan dalam cara yang dapat
dimengerti dan diakses oleh pemangku kepentingan yang
menggunakan laporan.
Penjelasan: Laporan harus menyajikan inormasi dalam
cara yang dapat dimengerti, dapat diakses, dan dapat
digunakan oleh para pemangku kepentingan organisasi
(baik dalam bentuk cetak maupun saluran lainnya).
Pemangku kepentingan harus dapat menemukan inormasi
yang dibutuhkannya tanpa harus bekerja keras. Inormasi
harus disajikan dalam cara yang komprehensi kepada
pemangku kepentingan yang telah memiliki pemahaman
akan organisasi dan aktivitasnya. Grak dan tabel data
terkonsolidasi dapat membantu dalam memahami dan
mengakses inormasi yang ada dalam laporan. Tingkat
pengumpulan inormasi juga dapat mempengaruhikejelasan sebuah laporan jika inormasi kurang atau lebih
detail dari yang diharapkan pemangku kepentingan.
Alat Penguji:
5 Laporan mengandung tingkatan inormasi yang
dibutuhkan oleh pemangku kepentingan tetapi
menghindari detail yang terlalu berlebihan atau tidak
diperlukan.
5 Pemangku kepentingan dapat menemukan inormasi
khusus yang diinginkannya tanpa harus bekerja keras
(bersusah payah/menelusuri) melalui datar isi, peta,
links, atau alat bantu lainnya.
5 Laporan menghindari istilah teknis, akronim, jargon,
atau isi lainnya yang tidak amiliar bagi pemangku
kepentingan, serta harus memberikan penjelasan (jika
dibutuhkan) dalam bagian yang relevan atau dalam
sebuah glossary.
5 Data dan inormasi yang ada dalam laporan tersedia
untuk pemangku kepentingan, termasuk mereka yang
membutuhkan akses khusus (misalnya kemampuan
yang berbeda, bahasa, atau teknologi).
KETERANDALAN
Denisi: Inormasi dan proses yang digunakan dalam
penyiapan laporan harus dikumpulkan, direkam,
dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dalam sebuah
cara yang dapat diuji dan dapat membentuk kualitas danmaterialitas dari laporan.
Penjelasan: Pemangku kepentingan harus yakin bahwa
sebuah laporan dapat dicek ketepatan dan ketelitian isinya
serta tingkatan Prinsip Pelaporan yang digunakan. Inormasi
dan data yang termasuk dalam laporan harus didukung
oleh pengendalian internal atau dokumentasi yang dapat
di-review oleh individu di luar mereka yang terlibat dalam
pembuatan laporan. Kinerja yang tidak didukung bukti yang
memadai tidak perlu diungkapkan dalam laporan, kecuali
jika menunjukkan inormasi materialitas serta laporan
memberikan penjelasan yang tidak ambigu terhadapsemua ketidakpastian inormasi. Proses pembuatan
kebijakan yang menjadi dasar dalam sebuah laporan harus
didokumentasikan dalam sebuah cara yang memungkinkan
dasar kebijakan kunci (seperti proses dalam menetapkan
isi laporan dan batasan pelibatan pemangku kepentingan)
dapat diuji. Dalam mendesain sistem inormasi, organisasi
harus mengantisipasi kemungkinan sistem dapat diuji
sebagai bagian dari proses assurance eksternal.
Alat Penguji:
5 Identikasi ruang lingkup dan luasan assurance
eksternal.
5 Sumber asli inormasi dalam laporan dapat
diidentikasi oleh organisasi.
5 Bukti andal untuk mendukung asumsi atau
perhitungan yang kompleks dapat diidentikasi oleh
organisasi.
5 Penggambaran berasal dari sumber data asli atau
pemilik inormasi, ketepatannya dapat diuji dalam batas
penerimaan kesalahan.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
18/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 17
1.3 Panduan Pelaporan untuk
Menetapkan Batas6
Paralel dengan penetapan isi dari sebuah laporan,
organisasi harus menentukan kinerja dari entitas mana
(misalnya perusahaan anak dan usaha patungan) yang
akan diwakili oleh laporan (entitas yang akan diwakili oleh
laporan, misalnya anak perusahaan atau usaha patungan).
Batasan Laporan Keberlanjutan harus memasukkan entitas
di mana organisasi memiliki pengendalian yang memadai
atau pengaruh yang signikan baik entitas hulu (misalnya
rantai pasokan) maupun hilir (misalnya distribusi dan
konsumen).
Untuk tujuan penetapan batasan, denisi berikut harus
digunakan7 :
Pengendalian: kekuasaan untuk mengelola kebijakan
operasi dan keuangan sebuah perusahaan agar
memperoleh keuntungan dari aktivitasnya.
Pengaruh signikan: kekuasaan untuk berpartisipasi
dalam pembuatan kebijakan operasi dan keuangan
sebuah entitas tetapi bukan kekuasaan untuk
mengontrol kebijakan tersebut.
Panduan berikut mengenai bagaimana menetapkan
Batasan Laporan secara keseluruhan sebagaimana dalam
menetapkan batasan untuk Indikator Kinerja Individu.
Tidak semua entitas dalam Batasan Laporan harus
dilaporkan dalam cara yang sama. Pendekatan dalam
melaporkan sebuah entitas akan tergantung pada
kombinasi kendali atau pengaruh yang dimiliki oleh
organisasi terhadap entitas serta apakah pengungkapan
berhubungan dengan kinerja operasi, kinerja manajemen,
atau penggambaran inormasi.
Panduan Batasan Laporan didasarkan atas pemahaman
bahwa hubungan yang berbeda melibatkan tingkatan
berbeda terhadap akses inormasi serta kemampuan
untuk mempengaruhi keluarannya. Sebagai contoh,inormasi terkait operasi seperti data emisi dapat tersedia
dari hasil kompilasi data pada sejumlah entitas yang dapat
dikendalikan oleh organisasi tetapi tidak bisa dilakukan
untuk usaha patungan atau pemasok.
6 Panduan mengenai batas laporan berasal dari
Protokol Batasan. Keterkinian dari Panduan di masa
datang akan memasukkan setiap pembelajaran lainnya
atau pengembangan panduan berdasarkanpengalaman yang didapat dalam pelaksanaan Protokol
Batasan Laporan.
7 Diskusi lebih lanjut mengenai istilah ini dapat
ditemukan dalam Protokol Batasan.
Panduan Batasan Laporan berikut menetapkan harapan
minimum untuk melibatkan entitas hulu dan hilir ketika
melaporkan Indikator dan pengungkapan manajemen.
Namun demikian, sebuah organisasi dapat menentukan perlu
tidaknya untuk memperluas batasan yang digunakan dari
sebuah Indikator untuk memasukan entitas hulu atau hilirnya.
Menentukan signikansi sebuah entitas dalam pembuatan
laporan atau dalam mempertimbangkan penambahan
batasan akan sangat tergantung pada skala dari dampak
keberlanjutannya. Entitas yang memiliki dampak signikan
biasanya menghasilkan risiko atau peluang yang lebih besar
kepada organisasi dan pemangku kepentingannya, dan
karenanya menjadikan entitas tersebut sebagai entitas di
mana organisasi harus bertanggung jawab atau akuntabel.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
19/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
8 2000 - 2006 GRI
Panduan Pelaporan untuk Menetapkan Batas
Sebuah laporan keberlanjutan harus memasukkan
dalam batasannya semua entitas yang menghasilkan
dampak signikan bagi keberlanjutan (baik aktual atau
potensial) dan atau semua entitas di mana organisasimemiliki kendali atau pengaruh signikan terkait
praktek dan kebijakan operasi dan keuangannya.
Entitas ini dapat dimasukkan dengan menggunakan
baik indikator kinerja operasi, indikator kinerja
manajemen, ataupun dengan deskripsi narati.
Pada tingkatan minimal, organisasi harus memasukkan
entitas berikut dalam laporannya melalui pendekatan
berikut:
Entitas di mana organisasi memiliki kendali harustercakup oleh Indikator Kinerja Operasi; dan
Entitas di mana organisasi memiliki pengaruh
signikan harus tercakup dalam Pengungkapan
Pendekatan Manajemen.
Batasan pengungkapan narasi harus memasukkan
entitas di mana organisasi tidak memiliki kendali/
pengaruh signikan, akan tetapi memiliki keterkaitan
dengan tantangan utama yang dihadapi organisasi
karena dampak yang ditimbulkannya signikan.
Laporan harus mencakup semua entitas dalam
Batasan Laporannya. Dalam proses penyiapan laporan,
organisasi dapat memilih untuk tidak mengumpulkan
data terkait entitas atau kelompok entitas tertentu atas
dasar esiensi, dalam artian kebijakan tersebut tidak
akan memberikan perubahan hasil akhir dari sebuah
Pengungkapan atau Indikator.
Gambar 6: Pohon Kebijakan untuk Menetapkan Batasan
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
20/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 19
Bagian 2: StandarPengungkapan
Bagian ini menetapkan isi dasar yang harus muncul dalam
sebuah laporan keberlanjutan, merupakan subjek daripanduan dalam menentukan isi sebagaimana tertulis
dalam Bagian 1 dari Panduan.
Terdapat tiga jenis pengungkapan yang terkandung dalam
bagian ini.
Strategi dan Prol: Pengungkapan yang menentukan
konteks keseluruhan dalam memahami kinerja
organisasi, seperti strategi, prol dan tata kelola.
Pendekatan Manajemen: Pengungkapan
yang mencakup bagaimana sebuah organisasimengarahkan seperangkat topik dalam menyediakan
konteks untuk memahami kinerja pada wilayah
tertentu.
Indikator Kinerja: Indikator yang menghasilkan
perbandingan inormasi mengenai kinerja organisasi
dalam hal ekonomi, lingkungan, dan sosial. Organisasi
didorong untuk mengikuti struktur ini dalam
mengkompilasi laporan mereka, namun demikian ormatlainnya tetap dapat dipilih.
Gambar 7: gambaran Standar pengungkapan GRI
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
21/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
20 2000 - 2006 GRI
Strategi dan Prol
1. Strategi dan Analisis
Bagian ini ditujukan untuk menyediakan pandangan strat-
egis tingkat tinggi mengenai hubungan organisasi dengan
keberlanjutan dalam upaya menyediakan konteks laporan
yang lebih detail seperti dalam sektor lainnya pada Pand-
uan. Pandangan ini dapat menggambarkan inormasi yang
terdapat dalam bagian lain, tetapi bagian ini ditujukan untuk
menyediakan pemahaman mendalam pada topik strategis
daripada hanya sekadar ringkasan isi laporan. Strategi dan
analisis harus mengandung pernyataan sebagaimana diurai-
kan dalam 1.1. dan narasi singkat sebagaimana diuraikan
dalam 1.2.
1.1. Pernyataan dari pejabat pembuat kebijakan yang paling
senior dalam organisasi (misalnya CEO, ketua, atauposisi senior sejenis) mengenai relevansi keberlanjutan
terhadap organisasi dan strateginya.
Pernyataan harus menyajikan strategi dan visi
keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka
menengah (misal 3-5 tahun), dan jangka panjang,
khususnya dalam hubungannya dengan mengelola
tantangan utama yang terkait dengan kinerja ekonomi,
lingkungan, dan sosial. Pernyataan harus mencakup:
Prioritas strategis dan topik utama untuk jangka
pendek/menengah terkait dengan keberlanjutan,termasuk di dalamnya penghormatan terhadap
standar yang telah disetujui secara internasional
dan bagaimana mereka berhubungan dengan
strategi dan keberhasilan organisasi dalam jangka
panjang;
Kecenderungan luas (misalnya ekonomi makro
atau politik) yang mempengaruhi organisasi dan
prioritas keberlanjutan;
Kejadian, pencapaian dan kesalahan utama yang
terjadi selama periode laporan;
Gambaran kinerja sesuai dengan targetnya;
Pandangan akan tantangan dan target utama
organisasi untuk tahun yang akan datang serta
tujuan untuk masa 3-5 tahun mendatang; dan
Item lainnya yang terkait dengan pendekatan strat-
egis organisasi.
1.2. Deskripsi dampak, risiko, dan peluang utama.
Organisasi harus menyediakan dua bagian narasi sing-
kat terkait dampak, risiko, dan peluang utama.
Bagian satu harus memberikan okus pada dampakutama organisasi terhadap keberlanjutan dan
yang mempengaruhi pemangku kepentingan,
termasuk di dalamnya hak sebagaimana diatur
dalam hukum nasional dan standar internasional
(yang) relevan yang telah disetujui bersama. Bagian
ini harus mempertimbangkan jangkauan harapan
dan kepentingan yang masuk akal dari pemangku
kepentingan organisasi. Bagian ini harus memasukkan:
Sebuah deskripsi mengenai dampak signikan
terhadap keberlanjutan yang dimiliki organisasi
yang menimbulkan tantangan dan peluang.Di dalamnya termasuk dampak terhadap hak
pemangku kepentingan sebagaimana ditegaskan
oleh hukum nasional dan harapan yang terdapat
dalam norma dan standar internasional yang telah
disetujui;
Sebuah penjelasan mengenai pendekatan yang
digunakan dalam menentukan prioritas dari
tantangan dan peluang tersebut;
Kesimpulan utama mengenai kemajuan dalam
mengarahkan topik ini dan kinerja yang terkait
dalam periode laporan. Termasuk di dalamnya
sebuah penilaian terhadap alasan mengapa
kinerja kurang tercapai atau melebihi dari yang
direncanakan; serta
Sebuah deskripsi mengenai proses utama dalam
mengarahkan kinerja dan atau perubahan yang
relevan.
Bagian dua harus memberikan okus pada dampak
dari kecenderungan, risiko, dan peluang keberlanjutan
terhadap prospek jangka panjang dan kinerja
keuangan dari organisasi. Bagian ini harus memberikankonsentrasi khususnya pada inormasi yang relevan
dengan pemangku kepentingan di bidang keuangan
yang ada saat ini dan di masa datang. Bagian Dua harus
memasukkan hal berikut:
Sebuah deskripsi mengenai risiko dan peluang
yang paling penting bagi organisasi yang
muncul dari kecenderungan dari pembangunan
berkelanjutan;
Prioritas topik keberlanjutan utama sebagai risiko
dan peluang berdasarkan relevansinya denganstrategi organisasi jangka panjang, posisi kompetisi,
penyebab kualitati dan (jika memungkinkan)
kuantitati nilai keuangan;
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
22/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 21
Tabel yang meringkas:
Target, kinerja dibandingkan target, dan
pembelajaran untuk periode laporan saat ini; dan
Target untuk periode laporan selanjutnya dan
sasaran serta tujuan jangka menengah (misal 3-5
tahun) yang terkait dengan risiko dan peluang
utama.
Deskripsi ringkas mengenai mekanisme tata
kelola yang secara khusus mengelola risiko dan
peluang utama serta dalam mengidentikasi
risiko dan peluang terkait lainnya.
2. Prol Organisasi
2.1. Nama organisasi.
2.2. Merek, produk, dan atau jasa utama.
Organisasi harus menunjukkan peran utamanya dalam
menyediakan produk dan jasa ini serta tingkatan dalam
menggunakan outsourcing.
2.3. Struktur operasional organisasi, termasuk didalamnya
divisi utama, perusahaan yang menjalankan usaha
(operating companies), perusahaan anak (anak peru-
sahaan) dan usaha patungan.
2.4. Lokasi kantor pusat organisasi.
2.5. Jumlah negara di mana perusahaan beroperasi, serta
nama negara di mana operasi utama dilaksanakan,
atau yang relevan dengan isu keberlanjutan yang
dicakup dalam laporan.
2.6. Siat kepemilikan dan bentuk legal.
2.7. Pasar yang dilayani (termasuk di dalamnya diperinci
berdasarkan geogra, sektor yang dilayani dan jenis
konsumen/penerima manaat).
2.8. Skala organisasi, termasuk di dalamnya:
Jumlah pegawai;
Penjualan Netto (untuk organisasi sektor privat)
atau pendapatan netto (untuk organisasi sektor
publik);
Total modal (capitalization) yang dirinci
berdasarkan utang dan ekuitas (untuk organisasi
sektor privat); dan
Kuantitas produk atau jasa yang disediakan.
Sebagai tambahan dari apa yang disampaikan di atas, or-
ganisasi didorong utnuk menyediakan inormasi tambahan
yang sesuai, seperti:
Jumlah aset;
Pemilik manaat (termasuk di dalamnya identitas dan
persentase kepemilikan dari pemegang saham besar);
dan
Perincian per negara/wilayah untuk data berikut:
Penjualan/pendapatan per negara/wilayah yang
memiliki kontribusi 5% atau lebih dari total penda-
patan;
Biaya per negara/wilayah yang memiliki kontribusi
5% atau lebih dari jumlah pendapatan; dan
Pegawai.
2.9. Perubahan signikan yang terjadi selama periode
laporan terkait ukuran, struktur, dan kepemilikan,
termasuk:
Lokasi atau perubahan dalam operasi, termasuk
pembukaan, penutupan, dan ekspansi asilitas; serta
Perubahan struktur pembagian modal dan inormasi
modal lainnya, perawatan, dan operasi lainnya (untuk
organisasi sektor privat).
2.10. Penghargaan yang diterima dalam periode laporan.
3. Parameter Laporan
PROFIL LAPORAN
3.1.Periode pelaporan (misalnya tahun skal/kalender) dari
inormasi yang tersedia.
3.2. Tanggal dari laporan sebelumnya yang paling baru ( jika
ada).
3.3. Siklus Pelaporan (tahunan, dua tahun sekali, dan
sebagainya).
3.4. Alamat Kontak apabila ada pertanyaan terkait laporan
dan isinya.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
23/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
22 2000 - 2006 GRI
RUANG LINGKUP DAN BATASAN LAPORAN
3.5. Proses dalam menetapkan isi laporan, termasuk di
dalamnya:
Menetapkan materialitas;
Topik prioritas dalam laporan; dan
dentikasi pemangku kepentingan yang
diharapkan organisasi untuk menggunakan
laporan.
Termasuk di dalamnya sebuah penjelasan mengenai ba-
gaimana organisasi telah menerapkan Panduan dalam
Menetapkan Isi Laporan dan prinsip yang terkait.
3.6. Batasan laporan (misalnya negara, divisi, perusahaananak, asilitas yang disewakan, usaha patungan,
pemasok). Lihat Protokol Batasan GRI untuk panduan
lebih lanjut.
3.7. Nyatakan setiap keterbatasan ruang lingkup atau
batasan laporan .
Jika batasan dan ruang lingkup tidak ditujukan untuk
menjangkau semua dampak material organisasi
terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial, maka
nyatakan strategi dan batas waktu yang ditetapkan
dalam mencakup ruang lingkup secara keseluruhan.
3.8. Dasar untuk melaporkan usaha patungan, perusahaan
anak, asilitas yang disewakan, operasi yang di-
outsource serta entitas lainnya yang mempengaruhi
secara signikan, sehingga dapat diperbandingkan
inormasinya dari waktu ke waktu dan atau antara
organisasi.
3.9. Teknik pengukuran data dan dasar perhitungannya,
termasuk di dalamnya asumsi dan teknik yang
mendasari estimasi yang diterapkan dalam
mengkompilasi Indikator dan inormasi lainnya dalam
laporan.
Jelaskan setiap kebijakan yang tidak diterapkan, atau
berbeda secara substansi dengan Protokol Indikator GRI.
3.10. Penjelasan dampak dari pernyataan ulang terhadap
inormasi yang disediakan dalam laporan sebelumnya,
serta alasan untuk pembuatan pernyataan ulang
tersebut (misalnya karena merger/akuisisi, perubahan
dasar tahun/periode yang digunakan, siat usaha,
metode pengukuran).
3.11. Perubahan signikan dari laporan periodesebelumnya terkait ruang lingkup, batasan, atau
metode pengukuran yang digunakan dalam laporan.
INDEX ISI GRI
3.12. Tabel yang menunjukan lokasi dari Standar Pengung-
kapan dalam laporan.
Identikasi nomor halaman atau web links di manainormasi berikut dapat ditemukan:
Strategi dan Analisis 1.1 1.2;
Prol Organisasi 2.1 2.10;
Parameter Laporan 3.1 3.13;
Tata Kelola, Komitmen, dan Keterlibatan 4.1
4.17;
Pengungkapan Pendekatan Manajemen, perkategori;
Indikator Inti Kinerja;
Setiap Indikator Tambahan GRI yang digunakan;
dan
Setiap Indikator Suplemen Tambahan GRI yang
digunakan dalam laporan.
ASSURANCE
3.13. Kebijakan dan praktek saat ini yang ditujukan untuk
mencari assurance eksternal untuk laporan. Jika tidak
memasukkan laporan assurance, untuk mendampingi
laporan keberlanjutan, jelaskan ruang lingkup dan
dasar dari setiap assurance eksternal yang tersedia.
Jelaskan juga hubungan antara organisasi dan pe-
nyedia assurance.
4. Tata Kelola, Komitmen, dan Keterlibatan
TATA KELOLA
4.1. Struktur tata kelola organisasi, termasuk komite dibawah badan pengelola tertinggi yang bertanggung
jawab untuk tugas khusus, seperti dalam
menetapkan strategi atau mekanisme pengawasan
organisasi.
Gambarkan mandat dan komposisi (termasuk jumlah
anggota independen dan atau anggota noneksekuti)
dari komite tersebut serta tunjukkan setiap tanggung
jawabnya secara langsung terhadap kinerja ekonomi,
sosial, dan lingkungan.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
24/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 23
4.2. Tunjukkan apakah Ketua dari badan pengelola
tertinggi juga merangkap pejabat eksekuti (dan jika
ternyata iya, maka tunjukkan ungsi mereka dalam
pengelolaan organisasi dan alasan mengapa terjadi
kondisi semacam itu).
4.3. Untuk organisasi yang memiliki struktur satu dewan,
nyatakan jumlah anggota dari badan pengelola
tertinggi yang berasal dari kelompok independen
dan atau anggota noneksekuti.
Nyatakan bagaimana organisasi mendenisikan
independen dan noneksekuti. Elemen ini dapat
diaplikasikan hanya untuk organisasi yang memiliki
struktur satu dewan. Lihat dalam glossary untuk
denisi independen.
4.4. Mekanisme untuk pemegang saham dan pegawaidalam menyampaikan rekomendasi atau arahan
kepada badan pengelola tertinggi.
Termasuk di dalamnya reerensi dalam proses
terkait:
Penggunaan resolusi oleh pemegang saham
atau mekanisme lainnya yang memungkinkan
pemegang saham minoritas untuk menyatakan
opini mereka kepada badan pengelola
tertinggi; dan
Menginormasikan dan konsultasi dengan
pegawai mengenai hubungan kerja melalui
badan perwakilan ormal seperti dewan/serikat
pekerja, serta perwakilan pegawai pada badan
pengelola tertinggi.
Identikasi topik terkait kinerja ekonomi,
lingkungan, dan sosial yang muncul melalui
mekanisme ini selama periode pelaporan.
4.5. Hubungan antara kompensasi untuk anggota badan
pengelola tertinggi, manajer senior, dan eksekuti
(termasuk dalam hal pengaturan perjalanan)dengan kinerja organisasi (termasuk didalamnya
kinerja sosial dan ekonomi).
4.6. Proses yang ada di dalam badan pengelola tertinggi
untuk dalam menjamin terhindarnya konik
kepentingan.
4.7. Proses dalam menentukan kualikasi dan keahlian
dari anggota badan pengelola tertinggi dalam
mengarahkan strategi organisasi terkait topik
ekonomi, lingkungan, dan sosial.
4.8. Pengembangan secara internal pernyataan misi
atau nilai, kode tingkah laku, dan prinsip yang
relevan dengan kinerja ekonomi, lingkungan dan
sosial serta status dari implementasinya.
Jelaskan tingkatan di mana pernyataan tersebut:
Diterapkan organisasi di berbagai wilayah dan
departemen/unit; serta
Terkait dengan standar internasional yang telah
disetujui.
4.9. Prosedur dalam badan pengelola tertinggi untuk
mengawasi manajemen dan identikasi organisasi
terhadap kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial,
termasuk di dalamnya risiko dan peluang yang relevan,
serta ketaatan atau kepatuhannya terhadap standar
internasional yang telah disetujui, kode perbuatan, dan
prinsip.
Termasuk rekuensi di mana badan pengelola tertinggi
menilai kinerja keberlanjutan.
4.10. Proses dalam mengevaluasi kinerja dari badan
pengelola tertinggi, khususnya yang terkait dengan
kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial.
KOMITMEN TERHADAP INISIATIF EKSTERNAL
4.11. Penjelasan mengenai bagaimana pendekatan atau
prinsip pencegahan digunakan oleh organisasi.
Pasal 15 dalam Prinsip Rio memperkenalkan prinsip
pencegahan. Tanggapan terhadap bagian 4.11 ini
dapat menunjukkan pendekatan yang digunakan
organisasi untuk mengelola risiko dalam perencanaan
operasi atau dalam pengembangan dan penilaian
produk baru.
4.12. Piagam, prinsip, atau insiati lainnya yang
dikembangkan secara eksternal terkait ekonomi,
lingkungan, dan sosial yang turut didukung/diadopsi
oleh organisasi.
Termasuk di dalamnya tanggal diadopsi, negara/
operasi di mana diterapkan, dan jangkauan pemangku
kepentingan yang terlibat dalam pengembangan dan
pengelolaan inisiati ini (misalnya berbagai pemangkukepentingan dan lain sebagainya). Bedakan antara
insiati yang tidak mengikat, inisiati sukarela, serta
inisiati di mana organisasi memiliki kewajiban untuk
mematuhinya (yang harus dipatuhi organisasi).
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
25/48
Pedoman Laporan KeberlanjutanG
24 2000 - 2006 GRI
4.13. Keanggotaan dalam asosiasi (seperti asosiasi industri)
dan atau organisasi advokasi nasional/internasional di
mana organisasi:
Memiliki posisi dalam badan pengelola;
Berpartisipasi dalam proyek atau komite;
Menyediakan pendanaan rutin karena status
keanggotaan; atau
Melihat keanggotaan sebagai hal yang strategis.
Ini merujuk biasanya kepada status keanggotaan pada
tingkatan organisasi.
KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Item pengungkapan berikut merujuk kepada pelibatan
pemangku kepentingan secara umum yang dilakukan oleh
organisasi selama periode laporan. Pengungkapan ini tidak
terbatas hanya pada implementasi pelibatan pemangku
kepentingan untuk tujuan penyiapan sebuah laporan
keberlanjutan.
4.14. Datar kelompok pemangku kepentingan yang
dilibatkan oleh organisasi.
Contoh kelompok pemangku kepentingan adalah:
Komunitas;
Masyarakatsipil;
Konsumen;
Pemegangsahamataupenyediamodal;
Pemasok;dan
Pegawai,pekerjalainnyabesertaserikatmereka.
4.15. Dasar yang digunakan dalam mengidentikasidan memilih pemangku kepentingan yang akan
dilibatkan.
Di dalamnya termasuk proses organisasi dalam
mendenisikan kelompok pemangku kepentingannya
atau dalam menentukan kelompok mana yang akan
dilibatkan dan tidak dilibatkan.
4.16. Pendekatan yang digunakan untuk melibatkan
pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya
rekuensi pelibatan berdasarkan jenis dan kelompok
pemangku kepentingan.
Dapat masuk di dalamnya survei, ocus group, panel
komunitas, panel penasihat perusahaan, komunikasitertulis, struktur manajemen/serikat pekerja, serta
kendaraan lainnya. Organisasi harus menyatakan
apakah pelibatan dilakukan sebagai bagian dari proses
penyiapan laporan.
4.17. Topik dan perhatian utama yang dimunculkan
melalui pelibatan pemangku kepentingan, dan
bagaimana organisasi merespons topik dan
perhatian utama tersebut, termasuk melalui
pelaporannya.
5. Pendekatan Manajemen dan Kinerja Indikator
Bagian mengenai Indikator Kinerja berkelanjutan
diorganisasikan berdasarkan kategori ekonomi, lingkungan,
dan sosial. Indikator sosial dikategorikan lebih lanjut
menjadi Pekerja, Hak Asasi, Masyarakat, dan Tanggung
Jawab Produk. Setiap kategori memasukkan sebuah
pengungkapan terhadap Pendekatan Manajemen
(Pendekatan Manajemen) serta seperangkat Indikator
Kinerja Inti dan Tambahan.
Indikator inti telah dikembangkan melalui proses yang
dilakukan GRI dengan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan yang ditujukan untuk mengidentikasi
Indikator yang dapat diterapkan secara umum serta
diasumsikan menjadi material untuk banyak organisasi.
Sebuah organisasi harus melaporkan Indikator Inti, kecuali
jika mereka dipertimbangkan bukan material atas dasar
Prinsip Pelaporan GRI. Indikator Tambahan menggambarkan
praktek yang muncul atau menjelaskan topik yang mungkin
menjadi material bagi sejumlah organisasi tetapi tidak
untuk organisasi lainnya. Ketika terdapat versi nal dari
Suplemen Sektor, maka Indikator harus diperlakukan
sebagai Indikator Inti. Untuk penjelasan lebih lanjut, lihat
Panduan dalam Menetapkan Isi Laporan.
Pengungkapan terhadap Pendekatan Manajemen
harus menyediakan gambaran singkat dari pendekatan
manajemen organisasi terhadap Aspek yang ditetapkan
pada setiap kategori Indikator dalam rangka menentukan
konteks dari inormasi kinerja. Organisasi dapat
menstrukturkan Pengungkapan terhadap Pendekatan
Manajemen untuk dapat mencakup keseluruhan Aspek dari
setiap kategori, atau mengelompokkan tanggapan yang
berbeda terhadap Aspek. Bagaimanapun, Pengungkapan
harus menjelaskan semua Aspek yang terkait dengan setiap
kategori tanpa memperhatikan romat atau kelompoknya.
8/8/2019 Pedoman Laporan Keberlanjutan
26/48
RGPedoman Laporan Keberlanjutan
Version 3.0 25
Dalam struktur keseluruhan dari Standar Pengungkapan,
Item Strategi dan Prol 1.1. dan 1.2. dalam Strategi dan
Analisis ditujukan untuk menyediakan gambaran ringkas
risiko dan peluang yang dihadapi organisasi secara
keseluruhan. Pengungkapan terhadap pendekatan
Manajemen ditujukan untuk menjelaskan tingkatanselanjutnya dari detil pendekatan organisasi dalam
mengelola topik keberlanjutan yang terkait dengan risiko
dan peluang.
Dalam melaporkan Indikator Kinerja, panduan berikut
dapat diterapkan dalam mengkompilasi data:
Kecenderungan Pelaporan: Inormasi harus
disajikan untuk periode laporan saat ini (misalnya
satu tahun) serta setidaknya dua periode sebelumnya
sebagaimana halnya target di masa depan yang
telah ditetapkan baik untuk jangka pendek maupunmenengah.
Penggunaan Protokol: Organisasi harus
menggunakan protokol yang mendampingi indikator
yang dilaporkan. Protokol ini memberikan arahan
dasar dalam menginterpretasi dan mengkompilasi
inormasi.
Penyajian Data: Dalam kasus tertentu, rasio atau data
normal serta ormat yang tepat dalam menyajikan
data sangat berguna. Jika rasio atau data normal
digunakan, data absolut juga harus disediakan.
Agregasi Data: Organisasi harus menentukan
tingkatan yang tepat dari agregasi inormasi. Lihat
dalam panduan tambahan pada bagian Catatan
Pelaporan Umum dari Panduan.
Metrics: Data yang dilaporkan harus disajikan dengan
menggunakan metrics internasional yang telah
diterima secara umum (misalnya kilogram, ton, liter)
serta dihitung dengan menggunakan aktor konversi
standar. Ketika terdapat konvensi internasional
khusus (misalnya GHG equivalents) maka konvensi ini
biasanya dijelaskan dalam Indikator Protokol.
Ekonomis
Keprihatinan dimensi ekonomis keberlanjutan yang terjadi
akibat dampak organisasi terhadap kondisi perekonomian
para pemegang kepentingan di tingkat sistem ekonomi lokal,
nasional, dan global. Indikator Kinerja Ekonomi menunjukkan:
Aliran dana di antara para pemegang kepentingan
Dampak ekonomi utama organisasi terhadap masyarakat.
Perorma nansial merupakan pemahaman dasar dari sebuah
organisasi dan keberlanjutannya. Akan tetapi, inormasi ini
biasanya dirangkum dalam laporan nansial. Yang sangat
sedikit dilaporkan adalah kontribusi organisasi terhadap
keberlanjutan sistem ekonomi yang lebih luas.
Penjelasan terhadap Pendekatan Manajemen
Berikan penjelasan ringkas mengenai Pendekatan
Manajemen yang digariskan di bawah ini dan berhubungan
dengan Aspek Ekonomi.
Kinerja Ekonomi
Kehadiran Pasar
Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Tujuan dari Kinerja
Tujuan organisasi yang lebih luas mengenai kinerja yang
relevan terhadap Aspek Ekonomi.
Gunakanlah Indikator yang spesik bagi organisasi (jika
diperlukan) sebagai tambahan dari GRI Indikator Kinerja
untuk menunjukkan hasil antara kinerja dengan tujuan.
Kebijakan
Secara singkat, kebijakan organisasi yang menentukan
komitmen keseluruhan terhadap Aspek Ekonomis seperti
tertera di atas, atau dinyatakan dalam ruang publik (misalnyaweblink) .
Inormasi Tambahan Kont