Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEIIDIDIKANI KARAKTER POLA MUIIAMMADIYAH
(Studi Kasus SMA Muhammadiyah 1 dan MA Muallimin Yogtakarta)
Kuswono
Universitas mhammadiyah Metro
Abstrak : This research aims to find out the sources of character education at Islamic schools, character-
buildingvalues application and actualization. Thisresearchwas conducted in SMA Muhanmadiyah
I Yoryakarta and MA Muallimin Muhammadiyah Yoryakarta.
The result ofresearch showed that teacher's perception on character education relied on Islamic
precepts to create akhahil korimah-htman beings. The sources of character education included
Quran and as=sunnah/Hadist as well as ljtihad. The character value implantation was carried out
through learning in the classroom, precedents from figures, teachers and peers, well-behaving
familiarization in the presence ofrule and order, personality report and extracurricular activities in
lnowledge, ski.lt sport, aG andorganizationfields- The form ofchmacterbuildingvalues actualization
emphasized more on the Islamic activities such as collectively shalat, rcading and reciting aura&social service, participating actively in IPM, hizbul wathan, andtapak suci organizational activities.
In addition, there were kader intilan, mubalig jumat, mubalig hijarah, fasting, Friday sprmon,
becoming the orator tnpmgojiaqand flag ceremony. Such these activities reflected on religious,
cooperative, leadership, loving-to.homeland, social care, environmental care, and creative values.
Keywords: Education, Character, Muhammadiyah.
A- PendahuluanDunia pendidikan menjadi salah satu
sarana membangun karakter bangsa saat ini-Harryannya masyaakat menrpunyai kesadaran
untuk hidup berbangsa dan bernegarayangharmonis dan demokratis dengan tetapmemperhatikan sendi-sendi hukum dan norma-
norrna sosial di masyarakat. Pendidikankarakter menjadi penting dan mutlak untukmenj adikan bangsa yang demokratis, cerdas,
mempunyai budi pekerti dan sopan santun,
sehingga keberadaannya sebagai anggota
masyarakat menjadi bermakna baik bagidirinya sendiri maupun masyarakat pada
urnurnnya-
Penanaman nilai karakter daPat
dilakukan dalam berbagai segi kehidupan
seperti keluarg4 sekolah, dan masyarakat.
Nilai-nilai pembentuk karakter di sekolah
diterapkan melalui mata pelajaran, budaya
sekolah, kegiatan ekshalarikuler, keteladanan
dan kegiatan-kegiatan lainnya. Selain di
sekolah-sekolah umum, pendidikan karakler
diterapkan juga di sekolah berbasis Islam.
Sekolah keagamaan tentunya memilikikekhasan dalam kurikulum pembelajaranny4
pendidikan Islam mempunyai bagian lebihbanyak dibandingkan dengan sekolah umum
lainnya. Pelajaran seperti pelajaran akidah,
akhlak, tafslr, al-Quran, Hadis, dan sebagainya
diajarkan di sekolah Islam di samping ilmu-ilmu
umum lainnya. Tentu hal tersebut akan
mempengaruhi dan memberi warna yang
berbeda terhadap pola pembentukan karakter
kepadasiswa-Penelitian ini memaparkan mengenai
penerapan pendidikan karakter di sekolah
Islam di bawah naungan Muhammadiyah.
Pembahasan terfokus kepada prosespembelajaran, budaya sekolah danpengembangan diri siswa di SMAMuhammadiyah I Yogyakarta dan MAMuallimin Mutrammadiyah Yogyakarta Latarbelakang berdirinya kedua sekolah inimempunyai sisi yang sama yakni lahir dari
organisasi Islam pembaruan (Muhammadiyah)
42 Pendidikan Ksrakter.. .. (Kuswono)
yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan tahun
1912. Susunan kurikulum, visi dan misipendidikan, lingkungan, budaya sekolah dan
pengembangan diri di SMA Muhammadiyah Idan MA Muallimin Yogakarta tentu akan
menghasilkan karakter yang unik. Apalagikeduanya merupakan sekolah Islam yang
memadukan antara unsur keislaman dengan
unsur kemutakhiran di bawah payungMuhammadiyah sebagai organisasi Islamberpandangan pembaruan yang ikutmenggerakan perkembangan pendidikan diIndonesiaB. Konsep Pendidikan KarakterrAkhlako
Moral,danEtikaMenurut Ibnu Khaldun pendidikan
usaha rnrtuk melahiran masyarakat
yang Mudaya s€rta usaha untuk melestarikanmasyarakat selanjuhry4 maka pendidikan akan
mengerahkan pada pengembangan sumberdaya manusia yang bermutu (MarasudinSiregar, 1999). George F. Kneller mengartikanpendidikan dalam arti luas sebagai suatutindakan atau pengalaman yang mempunyaipengaruh yang berhubungan dengan
dan per{<embanganjiwa karakter,
atau kemampuan fi sik individu @wi Siswoyo,2008).
Adanya istilah pendidikan karaktermengisyaratkan bahwa pengertian pendidikanmengalami pendangkalan makna. Tujuanpendidikan pada dasarnya adalah membentukkarakteryang baik dalam diri manusi4 sehingga
akan tercapai masyarakat yang cerdas, danberkarakter baik. Dengan demikian secara
tersirat dalam pengertian pendidikan, telahmemuat mengenai pendidikan kamkter dengan
menanamkan unsur pengetatrun (kognitif, nilaisikap (afektifl, dan cara berperilaku(psikomotorik) kepada peserta didik.
Thomas Lickona, mendefinisikanpendidikan karakter sebagai intentional and
focused effirt to help students understand,
care about and act upon core ethical values(upaya disengaj a dan tercumtr urtuk menolong
murid supaya mengerti, peduli, dan melalorkan
nilai-nilai etis). Senada dengan itq Kevin Ryan
dan Karen E. Bohlen, mendefinisikanpendidikan karakter sebagai teaching student sto lcnow the good, love the good, ond do thegood: (mengajari murid rurtuk mengetahui halyang bailg mencintai kebaikan, dan lalrukan halyang baik) (Leslie Luton Matula, 2004).Menurut kedua tokoh diatas pendidikankarakler sebagai upaya yang disengaja danterfokus untuk membantu siswa memahami,peduli dan bertindak berdasad<an nilai-nilai etis
dan sebagai peqg{aran siswa untukyang baik, mencintai hal yang baik, danmelakukan kebaikan. Karakter sebagai suatuciri khas berkaitan erat dengan akhlak.
Akhlak merupakan bentuk jamak darikhulq yang berarti budi pekerti, perangai,tingkah laku, atau tabiat. Khulq memiliki akarkatayang sama denganKhaliq (Pencipta) danmakhluq (yang diciptakan) berasal dari katakhalaqa yangartinya menciptakan (M. AMulKarim, 2007). Dalam bahasa Yunani akhlaksering disebut dengan ethi ckyang berasal darikata ethilas. Ethick xjajarjuga dengan moral,dalarn bahasa Latin berasal dari katamoresyang mengandung arti tabrat, adat istiadat atau
budi pekerti (Abuddin Natq 2000). IbnuMisakawaih mengartikan akhlak sebagaikeadaan jiwa yang mendorong melakukan
tanpamelaluidan pertimbangan-pertimbangan (AbuddinNata,2000).
Pengertian-pengertian akhlak di ataspada intinya mempunyai perrgertian yang sarna
dengan pengertian karakter. Akhlak adalahsuafu sifat yang melekat dalam jiwa dan menj adikepribadian yang memunculkan suatu perilakuyang sponta, muda[ tanpa rekayasa dan tanpamemerlukan pemikiran. Menunrt Yrurahm Ilyasyang dikutip oleh Mami Hajaroh (2009)menerangkan bahwaAkhlak memiliki lima ciriyakni pertamq akhtak rabbaniyakti ajaranakhlak yang bersumber pada al-Quran yangbertujuan memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat. Kedua akhlak manwiawi yakni aj aran
akhlak dalam Islam yang sejalan dengantrntmm fitrah manusia Ketiga aktrlak wriversalyakni akhlak yang mencakup segala aspek
43JurnalGuidens Yol. 3 No.l, September 2013 : 43-49
kehidupan manusia baik dimensi vertikalmaupun horisontal. Keempat, akhlakkeseimbangarl yakni perilaku manusia yang
mernpunyai dua kecenderungan yakni berlaku
baik dan buruk. Kelima aktrlak realistik yakni
akhlak yang secara nyata terhalangi olehketerbatasanmanusia-
Sementtra itu moral menurut K. Bertens
(1999) yakni nilai dan norma yang menjadipegangan bagi seseorang atau kelompok dalam
mengaturtingkah lahmya- moralitas bertrti sifat
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk. Perilakubaik dan buruk akan terpengaruh olehper, getahuarr seseorang mengenai ajaran moral.
Ajaran-ajaran moral menurut Frans MagnisSuseno (200 I ) yakni aj aran-aj aran wej angan-
wejangan, patokan, kumpulan peraturan dan
ketetapan baik lisan maupun hrlisan mengenai
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak
agm menj adi manusia yang baik.Frans Magnis Suseno membedakan
etika dengan ajaran moral, menurutnya etikaadalah filsafat atau pemikiran kritis mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika sebagai pemikiran
sistematis tentang moralitas, etika tidakmempunyai wewenang urtuk secara langsung
membuat manusia menj adi lebih baik @ransMagnis Suseno, 200 1 ). Sementara Immanuel
Kant memahami etika sebagai suatu fi losofi s
wrturk menyelidiki hukwn tindakan atau prinsipprinsip moral dalam tingkah laku manusia (SP.
Lili Tjahadi, l99l).Dilihat dari perspektiflslarn, etika telah
menyatu h$agai konsep teologis, filsafat dan
srfi dengan menyeimbanglrm antara keh:hanan
dan keduniawian sebagai religiuos theories
dengan ciri Islami (Amril M,2002).Islammemandang keputusan etika didasarkan
kepada wahyu Allah Swt dan Sunah NabiMuhammad Saw dengan proses alih nilai dari
sifat-sifat Allah dan Rasulullah ke dalamperilaku mailIsia dalam kehidupan sehari-hmi.
Pengertian-pengotian di atas memprrryai
kaitan yang orat dan saling mendukung.
Hubungan antara Karakter dan akhlak yakni
keduanya mempunyai kesamaan nilai, yakniterbentuk dari norma-norma moralsebagaiman a y?ngdisebutkan oleh Thomas
Lickona yakni mor al futow ing, mor al fellingdsn moral action. P endapatlainnya mengenai
kesamaan karakter dengan akhlak yakni daripemyataanAhmad Thfsir yang mengungkapkan
bahwa karakter itu sama dengan akhlak dalam
pandangan Islam. Aktrlak dalam Islam adalah
Kepribadian itu komponennya tigayaitu pengetahuara sikap, dan perilaku (AMulMajid dan DanAndayani, 201 l). Perbedanya
akhlak lebih mengarah kepada perilaku sesuai
dengan nilai-nilai agama (Islam) sementara
karakter perpaduan dari berbagai pikiran,kecintaaru dan perilaku (cipta rasa, dan karsa)
seffiraumurn.C. Karakteristik Siswa SMA atau MA
(Masa Remaja)Usia siswa SIvIAA{A di Indonesia rata-
rata berkisar antara 15-19 tahun, tahapan inidisebut dengan masa remaj a(adolescence).
Tidak ada patokan pasti mengenai batas usia
masa anak-anak dengan masa remaja, Harlock(20@) mengungkapkan bahwa awal dari masa
remaja kira-kira dari wnur tiga belas tahun
sampai enirm belas atau tujuh belas tahun
sedangkan akhir masa remaja antara 16,17sampai 1 8 taturn. Masa remaja tojadi pada saat
anak matang secara seksual dan berakhirsetelah ia mdang secarahukum. Perilaku, sikap
dan nilai-nilai mengalami perubahan secara
mencolok. Walaupun demikian masa remaja
tetap dipengaruhi oleh masa sebelumnya
sebagai suatu ruututan tahapan perkembangan
padamanusiaMasa remaj a memiliki ciri perubahan
yang bersifat umum dan dialami oleh setiap
remaja. Perubahan itu adalah pertama,meningginya emosi. Ke duaperubalran tubutu
minat dan perubahan peran dalam kelompoksosial. Keti ga, pergeseran nilai-nilai, hal yang
dianggap penting ketika masa anak-anak
sekarang sudah tidak penting lagi . Keempat,
mernpunyai peraman yang bertentangan dalam
setiap perubahan, menginginkan kebebasan
44 Pendidikan Karakter... .. (Kuswono)
tetapi tidak mau bertanggung jawab ataskebebasan tersebut (Hurl o ck, 200 4).
Menurut Flall masaremaja a.lalah masa
topan badai yang penuh gejolak akibatpertentangan nilai dalam diri seorang remaja(Sarlito Wirawan S.,2008). Zulkifli (2006)mengtmgkapkan bahwa masa remaja menjadibagian yang menentukan dengan kondisiseseoftmg yang banyak mengalami perubahankejiwaan (psikis) maupun fisiknya. Masaremaj a sebagai masa pancaroba yang penuhdilema. Remaja banyak mengalami gejolakdalam dirinya sehingga mudah melakukanpenyimpangan dari aturan dannoflna sosialyang berlaku dalam lingkungannya.Kematangan jiwa remaja di pengaruhi olehbeberapa hal seperti lingkungag pengetahuandan faktor manusia itu sendiri (Zulkifli, 2006).
Masa remaja akan membuka pikirankeagamaan dengar berbagai gejolak jiwa.T radisi keagamaan te*adang dianggap sebagai
hal yang menjenuhkan karena banyaknyadogma-dogma yang harus meraka taati.Perkembangan etikajuga terjadi pada masaremaja Etika mengajarkan hal yang dianggapbaik danhal yang dianggap buruk dalam suatulingkungan masyarakat tlkuran baik dan hmrkdalam diri seseorang adalah kata hati. Kata hatidipengaruhi oleh faktor pembawaan,lingkungan, agama dan usia. Anak yangmendalami ajaran agama akan mampumengontol tingkahlakunya (self contol).D. Pendidikan Islam Pola
MuhammadiyahPemikiran barat memberi pengaruh
cukup besar terhadap kebudayaan bangsaIndonesia- Budaya barat secara perlahanmenyatu dengan bud ay ay atgtelah dulu ada(budaya lokal). Kebudayaan barat yangbertentangan dengan kebudayaan lokal tentuakan dibendung dan sulit berkembang dilndonesi4 sedangkan yang sejajar dan tidakbertentangan akan menjadi bagian pernbentukbudaya bangsa. Beeitu juga dengan sistemsekolah atau madrasah yang hnyak menyerapsistem pendidikan barat (M. Abdul Karim,2007). Ahmad Dahlan muncul sebagai
penggagas sistem pendidikan Islam berpolabarat awal abad ke-20. Penyerapan polapendidikan barat pemahjuga dianjurkan olehSukamo dalam sraat yang dihrlisnya menjalanipembuangan di Endeh. Surat itu bertang ga122
April 1936 ditujukan kepada TA Hassanseorang guru Persatuan Islam. Diantarapernyataan Sukarno menegaskan supayamurid-murid pesantren diberikan pelaj aranumum untuk mengikuti sebagai berikut(Sukamo,2005).
Keinginan Sukamo mengenai perpaduan
antara pendidikan pola barat dengan Islampada masa pergerakan telah muncul dalamorganisasi Muhammadiyah. Muhammadiyatrmemberikan terobosanterobosan baru dalamberbagai sendi kehidupan termasuk halpendidikan. Konsep pendidikan rnemadukanantara ilmu agama dan pengetahuan umumsecaraseimbang.
Pembaruan ini dapat dilihat darikomposisi maa pel{aran yang diajarkan antaamateri ilmu-ilmu agama dengan materi ilmuumrrrn Metode yang digunakan telah berv:ariasi
tidak hanya metode hafalan, sorogan, darrwetonan. Pengelolaan telah menggunakanprinsipprinsip manajemen perrdidikan (IlaidarPutra Daulay, 2007) sebagai usaha untukmenyesuaikan perkembangan zaman tanpamarghilangkan nilai-nilai keislamm PendidikanIslam modern kebanyakan merupakan hasilserapan dari sistem pendidikan barat yangdisesuaikan dengan pendidikan Islam.
Konsep pendidikan yang dibangun olehMuhammadiyah tidak lagi memisahkan antarapelajaran keagamiuxl dengan pelajaran yangdimggap ilrnu wnurn. Dengan usatn perpaduantersebut tidak ada lagi pemMaan mana yangihnu agama dan ilmu umum (Mustafa KamalPasha dan Ahmad Adaby Darban, 2000).Selain mengq,arkan mengenai ilrnu pengstahuanikniah seperti malematik4 fisika biologi, kimiasebagai alat untuk memenuhi kebutuhanduniawi, juga diajarkan mengarri pendidikanagama yang mengajarkan mengenai keimanan
JurnalGaideno Yol. 3 No-l, September 20ti:4i-49 45
dan ketakwaan serta akhlak yang di pandu oleh
al-Quran dan Swrah/tladis.Pendidikan dalam Islam sebagaimana
dikemukakan oleh Mujamil Qomar (2007)yakni sebagai proses menanamkan akhlak yang
utama pada j iwa pemud4 mengisinya dengan
petunjuk dan nasehat, sehingga menjadikebiasaan yang menetap dalam jiwa yang
membuahkan keutamaaru kebaikan dan cinta
amal agar dapat memberikan manfaat baginegara. Inti dari pendidikan Islam menurut
Qomar terdapat pada ketingglan spiritual,moral, sosial dan inteleknnl. Menunt Mutraimin(2009), pendidikan Islam dapat diartikanmenjadi dua yakni pendidikan Islam sebagai
aktifitas pendidikanyang diselenggarakan atau
didirikan dengan hasrat dan niat untukmengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam.
Arti yang keduayakni sebagai suatu sistempendidikan yang dikembangkan dari semangat
dan disemangati oleh nilai-nilai Islam.
E. Penanaman Pendidikan karakter diSMA Muhammadiyah I Yoryakartadan MA MuaHimin Yoryakarta
I. Profil Sekolah
SMAMutramrrpdiyah 1 Yograkarta yang
akrab dengan panggilan Muhi merupakansekolah berbasis Islam di bawah Persymikatan
Muhammadiyah Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta, sedangkan Madrasah AliyahMuallimin Muhammadiyah. MadrasahMuallimin merupakan sebuah lembagapendidikan dengan naungan persyarikatan
Muhammadiyah pusat yang terdiri dariMadrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.Kedua sekolah ini (SMA Muhammadiyah Idan MA Muallimin Yogyakarta) menerapkankarakter sesuai dengan kepribadianMuhammadiyah. Persepsi pendidikan karakter
sebagaimana pendapat dari guru di SMAMuhammadiyah I dan Mualliminmerupakanproses penanaman nilai kognitif untukpemahaman nilai, nilai afehifuntuk sifat dan
psikomotorik sebagai wujud perilaku siswa
Pendidikan karakter di SMAMuhammadiyah I dan Muallimin lebihmenyandarkan pada nilai-nilai Islam (religius)-
Model pembentukan karakter lebihmenekankan pada 4j aran-ajaran agama Islam.Terdapat keseimbargan antara penanaman
kecerdasan intelektual (Q), kecerdasan emosi
@Q) dan kecerdasan spiritual (SQ. PerMaanantara Muallimin dengan SMA Muhammadiyah
I terdapat pada menerapkan sistem pondokbagi siswanya. Penerapan nilai pembentuk
karakter di Muallimin melalui pendidikan dimadrasah dan asrama serta melalui kegiatanekshakurikuler dan program-program lainnyayang berkaitan dengan kegiatan pondok danmadrasah- Sedangkan di SMA Muhammadiyah
I pembentukan karalder didapatkan dariproses pembelajaran di kelas (sekolah),ekshakurikuler dan lingkungan keluarga serta
masyarakatluas.
2- Al-Qur'an dan Hadis sebagai SumberPendidikanKarakter
Bagi Madrasah Muallimin dan SMAMuhammadiyah 1 al-Quran dan Hadiysunahmerupakan petunjuk dalam melalcukan suatuperbuatan. Selain itu masih terdapat ijtihadsebagai cara unhrk menentukan suatu hal yang
belum ada atau belumjelas dalam alQuran dan
Swah. Ij tihadmemerlukan tingkat pemikiranyang tinggi sehingga dibutuhkan orang yangcerdas, beriman, dan mengetahui hukum-hukum Islam. Di sekolah Islam ini sistemkurikulurn diaturunhrk memasukan nilai-nilai
Qurani dengan panduan dari kurikulum yang
telah terpadu dengan ajaran Islam dan tetapdiimbangi dengan pengetahum rrnrrn lainnya
Madrasah Muallimin menerapkanperaturan kepada siswa untuk menghafalkanal-Quran sebanyak 6 juz yakni juz kesatu
sampai dengan j uz ketiga dan jt nke-28 sampai
dengan ke-30. Sedangkan di SMAMuhammadiyah I setiap pagi sebelumpelajaran siswa membaca ayat al-Quran.Perbedaan ini karena sistem yang diterapkankedua sekolah tersebut berbeda. Mualliminmenggabungkan sistem sekolah denganpondok
/r/^,^,,^-^l46 P endi di kan Kar akt er...
pesantren modem dar siswa diwajibkan untukmondok di asrama yang telah disediakan.Sedangkan SMA Muhammadiyah I lebihcondong kepada sekolah pola pemerintahyakni seperti sekolah negeri, tanpa menuntutsiswa unuik mondok di asrarnaAssakinah milikSMA Muhrnrndiyah l, nanun dernikiam SMAMuhammadiyah I mempunyai pelajarankeagamaan yang lebih banyak dan terperincidibmding dengan sekolah negeri pada urmnnya
3. Penanaman Nilai Pembentuk KarakterNilai-nilai pembentuk karakter
ditanamkandalam prosm pembelajaran Prosmpembelajaran di Muallimin dan SMAMuhammadiyah I sangat beragam. Metode-metode yang diterapkan masih seputarceramalL diskusi, tanya jawab dan penugasarl
artinya tidak begitu berbeda dengan sekolahumtun lainnya Dengan metode ini siswa akan
merryn$irasatanqgmgjauab, disiplin, gemtrsal ing menghargai pendapat berani
berbicara di depan umum dan l<ritis.
Sistem kurikulun1ang dikembmglmo diMuallimin dan SMA Muhammadiyah Imempunyai banyak kemiripan. Pelajaranagarna yang dipecah-pecatr menjadi beberapa
mata pelajaran menjadi kekhasan setiapsekolah berbasis Islam. Diantara matapelajaran itu adalah pelajaran akhlalq al-Qurandan Hadis, ftkth, tarikh (sejarah Islam), danyang lainnya temrasuk Kemuhammadiyahanyang menjadi pembeda dengan sekolah urntnnlainnya. Siswa diberikan materi mengenaiperilaku yang baik menurut Islam untukdiamalkan dalam kehidupan sehari-hari.Pernbelaj aran akhlak memberikan pelaj aranmengenai perilaku yang baik agar siswa tidakmelakukan hal yang melanggar ajaran agama
IslafirPembentukan karakter yang dilahkan
di Madarasah Muallimin lebih banyak pada
kegiatan di asrama Bahkan kegiatarrkegiatanyaU wajib ditempuh oleh siswa seperti latihanmeqiadi imarr, berkfo$atl mengisi kutann dmkegiatan yang lainnya mereka dapatkan diasrama. Musyrif sebagai pembimbing siswa
dalam kehidupan di asrama. Asrama dan
rrusyrifmenjadi bagianpenting bagi Mualiminuntuk mengembangkan akhlak siswa l,fusyrifmempunyai pengaruh besar terhadappenaummnilai-nilai tenframanilai Islami pgmenjadi acuan mereka MaryrifmerrMkandorongan kepada siswa yang biasanya dirnbildari kisah perjuangan menegakan Islam olehpara sahabat Nabi Saw, atau perjuangan KiaiAhmad Dahlan sebagai contoh keteladanan.Keteladanan sebagai metode pendidikanmampu menentukan keberhasilan dalammembentuk akhlak mulia sikry, dan perilaku.
Madrasah Mullimin memiliki perhatian
khusus dalam hal pengembangan kepribadiansiswa yakni dengan adanya laporan hasilpenilaian kepribadiao. Aspek yang dinilai darikepribadian siswa dikelompokanmenjadi limaaspek yakni ibadah, akhlak, aspekkepemimpinan, keulamaarL kemandirian,Sedangkan di SMA Muhammadiyah Ipenilaian kepribadian melryatu dalarn laporanhasil belajar siswa. Laporan hasil belajar inimemuat hasil nilai matapelajaran dan kolompenilaian kepribadian serta kegiatanekstrakurikuler yang dilahrkan oleh siswa.Aspek-aspekyang dinilai lebih sede*anajikadibadingkmr dengan di Muallimin.
Kegiatan yang lainnya yakniekshalenikuler meliprti 3 bidang; yakni bidargketerampilan, bidang keilmuan dan bahasa"
bidang olahraga dan seni. Selain itu terdapatTapak Suci dan Hizbul lVahon mencerminkankedisiplinan, ketangkasan, ketegaraq sertakeberanian dalam bertindak. Program lainMubaligh Hijrah, Mubaligh Intilan,Mubaligh Jumot dan lain-lainnya membsntuksiswa menjadi pemimpin sebagai penyebarkebaikan, memupuk kepedulian sosial,komunikatif dengan masyarakat cinta damaidalam melalarkan dakwah. Program-programinilah yang akan membenhrk karakter siswa disekolah. Nilai-nilai seperti religius, kerjasinnakeikhlasaru kemandirian, kepedulian, amanah,
toleran, cinta Unah air dan lain-lain akanterbentuk dalan diri siswa-
JurnalGuidenq Vol. i No.I, September 2013:43-49 47
4. Pengamalan (amuaisasi) Nilai Pernbennrk
KarakterPengamalan nilai pembentuk karakler
yang dilakukan oleh siswa di SMAMuhammadiyah I danMullimin dimulai darihal-hal kecil, saling menyapa, menjabat -ngan
guru serta bertegur sapa dengan teman-temannya Sopan santun telah mulai melekatdalam perilaku siswa di kedua sekolah ini.Tanggung jawab, kepemimpinaq kerjasama
diemban siswa melalui kegiatan IPM (ftatanPelaiar Muhammdiyah) ting|<at sekolah. Selain
itq kegiatan bakti sosial kepadamasyarakatdilalnrkan rutin setiap tahun tentu dengan
harapan bahwa siswa akan memahamipentingnya saling tolong menolong sesrrma
manusia Kegiatan lainnya pelatihan QurbanldulAdfnaMubalighHijrah,MttbalighKamisJumat, Kader Intilan, danpengajian- Selain itushalat berjamaah upacara bender4 membaca
dan menghafal alQura4 melaksanakan puasa
sunah seagai latihan pengendalian diri dan lairF
lairrSMA Muhammadiyah 1 mempunyai
kegiatan n*in trrtr:k memantapkan silaturahmi
antara siswa yakni setiap bulan mengadakan
peng{imkeliling. Bagi sis\ ayarg menjadi tuan
nmah hal itu menrykan suatuk&omahn Jika
acara ini dilakukan sewajamya tentu banyak
hikmahyang didapatkan oleh siswa, namunte*adang acaxa ini diadakan dengan cara yang
berlebihan sehingga esensi dari pengajian
t€rsehtjustruhilang.Sementara rutinitas siswa di Muallimin
telah te{adwal dari bangun tidur shalat Subutlsiraman rohani (psng4iian pagi), mernbemihkan
karnarmasing-masfug, rnengmui unmkmandi.
Sebagai cemrinan kepribadian, siswa telah
mengatw diri sendiri dari mulai mengambil
keputusan untuk melahrkan sesuatq mengatu
keuangan yang diberikan orang tu4 bahkan adjuga siswayang mencuci pakaiannya sendiri
diantara siswa lainnyayang menggunkanjasapencucian (laundry\. Kegiatan sehari-hari
lainnya adalah shalat berjamaah, tadqrw a7-
Quran di SMA Muhammadiyah 1, hafalan al-
Quran bagr siswa Muallimin yang dilahrkansetelah shalat Magrib dan setelah shalatlsyaatau pada waktu senggang lainny4 pengajian
dan puasa Sunah sebagai upaya menguatkan
iman dan takwa siswa kepadaAllah Swt.Keunikan tersendiri bagai sekolah
Muhammadiyah khususnya SMAMuhammadiyah I Yogyakarta dengancenderung mempunyai pola sekolah umumtetapi memiliki kurikulum yang sama dengan
MA(MadrasahAliyah)yalmi denganmem€cah
pelaj aran keagamaan kedalam beberap a ntatapelajaran tersendiri. Secara kasat matajelasSMA Muhammadiyah I akan memilikikeunggulandalamhal dibandingsengan SMA umum lainnya Selain itu SMAMuhammadiyah I mempunyai program-program seperti pengajian keliling, peugaj ianmalam t aq wuf (txrtr:lr.kelas tiga), bakti sosial
lingkunean alam" Sdangkan di MA Mualliminmempunyai daya tarik sebagai sekolah yang
terpadu dengan sistem pondok (boardingschoo{) dengan program yang unik yakniprograrn pengkaderan Muhammadiyah sryertihafalan al-Quraq progftrm khotbah Jumat,berpidato, mengajar (dibekali dengan ilmukeguruan). Kegiatan-kegiatan di Muallimincenderung memadukan dengan sistemkepesantrenan dengan tujuan menciptakan
kader-kader Muhammadiyah yang handal.
F. PenutupDi sekolah Islam (Muhammadiyah),
pendidikan karakter sering disamakan dengan
pembentukan akhlaq karimah yangditanamkan kepada siswa melaluipembelajaran, keteladanaq pembiasaan dan
penciptaan lingkungan yang kondusif dan
terkontrol. Pendidikan karakter di SMAMuhammadiyah I dan MA MualliminYoryakartamengacu @a srnberpokokya}mial-Quran dan Sunab/Fladis ditambah dengan
ijtihad. Penanaman pendidikan karakter dikedua sekolah Islam ini melalui proses
pembelqiaran di kelas, pernbiasan psrilaku baik
dengan adanya tata tertib dan raporkepribadian, budaya sekolatr Islami.
48 Pendidikan Karakter.-.,. (Kuswono)
pengamalanymg dilakukm sisrrya secra
garis besar yakni a) Kegiatan keagamaan di
sekolatr dan asrama, b) shalatberjamaah, c)
me,mbaca dan menghapal at-Quan' d) puasa
sebagai upaya pengendalian diri, e) diskusi
AaUm pembeHaran di kelas, f) berrdalnuah dan
bakti sosial sebagai wujud kepedulian sosial,
e) kegiatao Hizbul Wathan dan Tapak Suci
utrukmelatrh kedisiplinm, kepercayam dfui h)
rpacra bendera sebagai benurk cinta tarah air'
Keltasannilai kralrterlmgditeaalkmoleh kedua sekolah Islam ini jelas mengarah
mengircu kepada ajaran Islam dengan pola
pembaharuan sebagaimana cita-citaMuhammadiyah. PerbedaannYa SMAMuhammadiyah 1 miliki pola pendidikanyane
cendrung mirip dengan sekolah umum.
Sedangkan Muallimin lebih memusatkan
kepda pembentukan calon kader (anak panah
Mutmmadiph). Peftedaanlainrya Mrmllimin
telah memadukan sistem pesanten dengan
madmsah secaraterpadtr hal ini menjadikan
simaMualliminakmmerprqlai pemahilnalyang lebih dalam mengenai ajaran Islam Pola
Uunammadiayab" Meskipun demikian Siswa
SMA Muhammadiyah I juga tidak tertutupkemungkinan akan me,mpunyai pengetahuan
yang mumpuni mengenai ajrm Islam dengan
modal ketekunannya dalam belef m.
DaftarPustaka
AMul Majid dan Dian Andayani. (2011).
Pendidikan Karakter dalamPerspehif Islom. Bandung: RemajaRosdakarya
Abuddin Nda. (2000).,4r- Qtran dan Hadis.Jakartfr Raiagrafindo.
Amril, M. (2002). Etiko Islam, (TelaahPemikiran Filsafat Moral Raghib Al-Isfafiani). Yograkarta: Pustaka Pelajar.
Bertens, Kees. (1999). Etika. Jakarta:GramediaPustakaUtama
Franz Magais Suseno. (2001). Etika Dasor(Masalah-Masalah Pokok FilsafatMoral). Yoryakarta: Kanisius.
Haidar Putra Daulay. (2007)' Seiarah
Pertumbuhan dan Pembaharuan' Pendidikan Islam di Indonesia'
Jakarta henada Mdia CrrouP.
Hurlock, Elizabeth B- "Developmental
Psycolory alifo'SpanApproacta Fiffh
Edition".a.b. IstiwidaYanti dan
Soedjarwo. (2004) - PsikologiPerkcmbangan Suatu Pendekatan
Sepaniang Rentang KehiduPan'Jakarta:Erlangga
Lickonq Thomas. (1991). Educating forCharacter (How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibiliff). NewYorkBantamBooks.
SP. mi Tahadi . (1991). Huhnn Morol (Aiat.an
Immanuel Kant tentang Etika dan
Imperatif Katergoris). Yogyakarta:Kmisirs.
Snkamo. QN5). Di Bawah Bendera Revolusijilid I .Jakarta: Yayasan Bmg Karno.
M. Abdul Karim Q007).hlam Nusantora.
Yoryakarta: Pustaka Book Publisher.
Ma$ti Hajaroh. (2009). "A&filak, Etika dan
Moral". Dalam Ajat Sudrajat dkk.(2009). Din al Islam, PendidikanAgama Islam di Perguruan TinggiUmum,Yogyakarta: UNY Press, hlm.
85-106.Mujamil Qomar. Q$AT. Epistemologi
Pendidikan Islam dari MetodeRasional Hingga Metode Kritik.Jakarta: Erlangga
Mustafa Kamal Pasha & Ahmad AdabyDarban. (2000). Muhammadiyahiebagai Gerakan Islam (dalamPerspeltif Historis dan Ideologis).Yoryakarta: Utrhess.
Sarlito Wirawan Sarwono. (2008). PsikologiRe maj a. Jakarta: Raj agrafi ndo.
Zulkifli, L. (2006). Psikologi Perkembangan.Bandung: Remaja Rosdakarya
Jurnal Guidena Vol- 3 No.l, September 2013 : 43-19 49