Upload
reza-arief
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1. Pelaksanaan Eksekusi Gadai Terhadap Benda Bertubuh
Eksekusi Gadai bersifat sederhana, dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata, proses eksekusi yang sederhana ini disebut “Parate
Executie”. Melalui Parate Executie pemegang gadai dapat melaksanakan
ekseskusi atau penjualan barang-barang gadai tanpa perantaraan
pengadilan atau tanpa perlu minta bantuan juru sita. Pemegang gadai
disini dapat menjual atas kekuasaan sendiri atas obyek gadai tersebut,
apabila pemberi gadai atau debitur wanprestasi terhadap perikatan
pokoknya. Hal ini telah diatur secara jelas dalam Pasal 1155 ayat (1) Kitab
Undang-undang Hukum Perdata.
“Apabila oleh para pihak tidak diperjanjikan lain, maka si berpiutang
adalah berhak jika si berutang atau si pemberi gadai bercedera janji,
setelah tenggang waktu yang ditentukan lampau, atau jika tidak ditentukan
suatu tenggang waktu, setelah dilakukannya suatu peringatan untuk
membayar, menyuruh menjual barang gadainya di muka umum menurut
kebiasaan-kebiasaan setempat serta atas syarat-syarat yang lazim
berlaku dengan maksud untuk mengambil pelunasan jumlah piutangnya,
beserta bunga dan biaya daripada penjualan tersebut.”
2. Pelaksanaan Eksekusi Gadai Terhadap Benda Tak Bertubuh
Seperti yang tercantum di dalam Pasal 1155 ayat (2) yang
mengatur mengenai eksekusi gadai benda tak bertubuh dinyatakan :
“Jika barang gadainya terdiri atas barang-barang perdagangan atau
efek-efek yang dapat diperdagangkan di pasar atau di bursa, maka
penjualannya dapat dilakukan di tempat-tempat tersebut, asal dengan
perantaraan dua orang makelar yang ahli dalam perdagangan barang-
barang itu.”
Kekuasaan pemegang gadai dalam melaksanakan eksekusi gadai
ini pada hakikatnya sama dengan halnya dia memiliki hartanya sendiri.
Namun, eksekusi semacam ini tidaklah imperatif, namun dapat disimpangi
oleh perjanjian para pihak. Seperti disebutkan oleh Pasal 1155 ayat 1,
yaitu “Apabila oleh para pihak tidak telah diperjanjikan lain...”, di situ jelas
bahwa parate executie dapat disimpangi dengan jenis eksekusi lainnya
misalnya melalui lelang di muka umum.
Adanya ketentuan penyimpangan jenis eksekusi ini sebenarnya
bertujuan melindungi pemberi gadai, khususnya apabila barang yang
digadaikan adalah barang-barang yang ditentukan oleh hasil penjualan.
Berbeda dengan piutang atau tagihan atau unjuk atau atas nama, jumlah
nominal dan tagihan telah tercantum dalam bukti kuitansi atau surat
tagihan yang bersangkutan. Namun, untuk barang-barang yang nilainya
ditentukan berdasarkan penjualan, jumlah nominal belum ditentukan
sampai dengan pada saat penjualan atau lelang. Ketika proses penjualan
tersebut, terbuka kemungkinan adanya permainan harga jual barang-
barang gadai oleh pemegang gadai agar dapat menguntungkan dirinya,
misalnya dengan membuat harga barang tersebut merosot walaupun
harga barang tersebut sebenarnya sangat tinggi.
Kemudian, di samping melalui parate executie, dalam Pasal 1156
Kitab Undang-undang Hukum Perdata juga mengenal eksekusi melalui
titel eksekutorial yang dapat dimohonkan kepada hakim. Pemegang gadai
atau kreditur dapat menuntut (memohon) kepada hakim agar barang
gadainya dapat dijual menurut cara yang ditentukan oleh hakim. Selain itu,
pemegang gadai juga dapat memohon kepada hakim untuk memiliki
barang gadai tersebut dengan harga yang ditentukan oleh hakim untuk
kemudian diperhitungkan dengan utang pemberi gadai atau debitur.
Apabila cara ini yang ditempuh oleh kreditur, maka kreditur wajib
memberikan pemberitahuan hal ini kepada debitur.
Pada prinsipnya sebagaimana dikemukakan di atas, mekanisme
eksekusi gadai bersifat sederhana. Sifat yang sederhana ini bertujuan
untuk melindungi pemegang gadai dalam hal ini kreditur agar dapat
memperoleh pelunasan utang debitur jikalau debitur wanprestasi. Apabila
mekanisme gugatan merupakan mekanisme yang harus ditempuh dalam
mengeksekusi barang gadai ini, maka hal ini akan memperumit bahkan
merugikan kreditur karena adanya biaya dan waktu yang harus
dikeluarkan, terlebih lagi jika nilai barang gadai tersebut ternyata lebih
kecil dari biaya yang harus dikeluarkan dalam pengajuan gugatan.
Namun, bukan berarti mekanisme eksekusi ini melulu bertujuan kreditur.
Debitur pun sebagai pemberi gadai patut dilindungi terutama oleh
perbuatan atau penyalahgunaan pemegang gadai atas objek gadai dan
nilai objek gadai yang dijual