119
i PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi Kasus Desa Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang) S K R I P S I Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S-1) Sarjana Syari’ah Oleh: KHUSEIN ALI MOCHAMMAD NIM: 21109004 JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH (AS) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014

PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

i

PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN

SISTEM PERHITUNGAN WAKTU

(Studi Kasus Desa Jetak, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang)

S K R I P S I Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Strata 1 (S-1) Sarjana Syari’ah

Oleh:

KHUSEIN ALI MOCHAMMAD

NIM: 21109004

JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH (AS)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2014

Page 2: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

ii

Page 3: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

iii

Page 4: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

iv

Page 5: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

v

Page 6: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

vi

MOTTO

Artinya: Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan

apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.

tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan,

dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

“Man Jadda Wa Jadda” Barang siapa yang bersungguh - sungguh akan mendapatkannya.

Page 7: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu melampaui

berbagai proses dalam menyusun skripsi ini dengan judul PELAKSANAAN

IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN

WAKTU (Studi Kasus Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang) guna memenuhi tugas untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam

ilmu syari’ah pada jurusan Syari’ah STAIN Salatiga.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan

terimakasih terutama kepada:

A. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua Stain Salatiga.

B. Bapak Benny Ridwan, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Syari’ah dan Ekonomi

Islam.

C. Bapak Sukron Ma’mun, S.HI., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ahwal Al-

Syakhsiyah Jurusan Syari’ah.

D. Bapak Prof. Dr. H. Muh Zuhri MA. selaku pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu semata-mata membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyusun hingga terselesaikannya skripsi.

E. Bapak Ibu Dosen STAIN Salatiga. Khususnya dosen jurusan syari’ah yang

telah mencurahkan ilmunya selama penulis belajar di STAIN Salatiga.

F. Bapak Trimo selaku Kepala Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Desa

Jetak.

G. Bapak Ibu yang selalu mendo’akan dan memberi semangat yang tiada henti-

hentinya sampai terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

viii

Demikian skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan segala

keterbatasan dan kemampuan penulis sehingga skripsi ini jauh dari

kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya

dan bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis,

Khusein Ali M

21109004

Page 9: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

ix

ABSTRAK

Muhammad, Khusein Ali. PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi Kasus Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang). Skripsi jurusan Syari’ah. Program Ahwal Al Syakhsiyyah STAIN Salatiga. Pembimbing Prof. Dr. H. Muh Zuhri MA.

Kata kunci: Pelaksanaan Ijab Kabul dan Sistem Hitungan Waktu

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui alasan-alasan persepsi masyarakat di desa Jetak dalam menggunakan ikatan waktu dalam pelaksanaan ijab kabul pernikahan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1) Bagaimana pendapat para pelaku, para tokoh agama dan tokoh masyarakat mengenai pelaksanaan ijab kabul pernikahan dengan sistem perhitungan waktu? 2) Bagaimana hukum pelaksanaan ijab kabul pernikahan dengan sistem perhitungan waktu berdasarkan ilmu fiqh? Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui alasan masyarakat jawa menggunakan sistem hitungan waktu dalam melaksanakan ijab kabul pernikahan. Untuk mengetahui persepsi atau tanggapan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama masyarakat jawa khususnya di desa Jetak kecamatan Getasan kabupaten Semarang terhadap pelaksanaan ijab kabul pernikahan dengan sistem perhitungan waktu. Untuk mengetahui konsep penggunaan sistem perhitungan waktu dalam pelaksanaan ijab kabul pernikahan masyarakat Jawa muslim dalam perspektif ilmu fikih .

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Berdasarkan dari penelitian kebanyakan alasan masyarakat menggunakan tradisi tersebut yaitu peninggalan para leluhur yang harus dilestarikan dan juga untuk menghindari malapetaka dalam acara pernikahan nanti dan mendapat kemantapan dalm pelaksanaan ijab kabul penikahan. Namun ada juga alasan yang mengikuti saran dari orang tuanya atau dari kakeknya.

Dari persepsi tokoh-tokoh agama ada perbedaan pendapat ada yang setuju dan ada yang tidak, ketidak setujuan dari tokoh agam itu adalah dalam syariat Islam tidak ada, sedangkan yang setuju itu merupakan suatu tradisi jadi harus tetap dilestarikan dengan catatan tidak melanggar dari ajaran-ajaran Islam dan dengan adanya tradisi itu bisa menambah keimanannya kepada Allah Swt. Dalam pandangan ilmu fikih kebudayaan merupakan suatu adat tradisi yang memang bersumber dari nenek moyang tetapi dalam ilmu fiqh juga mengatur mengenai tradisi (adat) dalm ilmu fiqh disubut dengan ‘urf. Dalm ‘urf ada beberapa macam ‘urf. apabila adat itu melanggar nash Al Qur’an dan Hadist itu termasuk kedalam ‘urf al-fasid yang tidak bisa dijadikan sebagai tradisi yang sesuai dengan syariat Islam. Dan dari segi keyakinan masyarakat desa Jetak sangat memegang teguh terhadap adat tradisi tersebut dan sampai sekarang ini masih digunakan walaupun adanya unsur-unsur mistik.

Page 10: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

LOGO …………………………………………………………………..... ii

PENGESAHAN ………………………………………………………... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING …………………..…………….... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………… v

MOTTO ………………………………………………………………….. vi

PERSEMBAHAN ………………………………………………………. vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………... vii

ABSTRAK ………………………………………………………………. ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………… x

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………... xiv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Fokus Penelitian ………………………………………………….. 8

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….... 9

D. Kegunaan Penelitian ……………………………………………... 9

E. Telaah Pustaka …………………………………………………… 10

F. Penegasan Istilah ……………………………………………….... 12

G. Metode Penelitian ………………………………………………… 13

H. Sistematika Penulisan …………………………………………..... 18

Page 11: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

xi

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Perkawinan ………………………………………….. 20

B. Dasar Hukum Perkawinan ………………………………………. 23

C. Rukun dan Syarat Perkawinan ………………………………….. 26

D. Akad Nikah dan Syarat-Syarat Ijab Kabul ………………………. 29

a) Kata-Kata Dalam Ijab Kabul ………………………………… 31

b) Ijab Kabul Bukan Dengan Bahasa Arab ……………………... 32

c) Ijab Kabul Orang Bisu ………………………………………. 33

d) Ijab Kabulnya Orang Yang Ghaib (Tidak Hadir) ……………. 33

E. Hikmah Nikah …………………………………………………… 34

F. Upacara Pengantin Adat Jawa ……………………………………. 36

G. Menentukan Hari Pernikahan ……………………………………. 40

1. Memilih Hari dan Bulan Yang Baik ………………………… 42

2. Memilih Pasaran dan Waktu Yang Baik …………………..... 45

H. Penggunaan Hitungan atau Memilih Hari Baik Dalam Islam …... 48

I. Pengertian ‘Urf ………………………………………………….. 52

J. Macam-Macam ‘Urf ……………………………………………... 53

K. Syarat-Syarat ‘Urf ………………………………………………. 54

BAB III: HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penduduk Di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang ………………………………………………………... 57

Page 12: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

xii

1. Letak Geografis ………………………………………………. 57

2. Keadaan Administratif ………………………………………. 58

3. Keadaan Sosial Keagamaan Masyarakat ……………………. 59

4. Tingkat Pendidikan ………………………………………….. 61

B. Praktek Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan dengan Sistem Perhitungan

Waktu ………………………………………………………….... 62

1. Persepsi Masyarakat Tentang Ijab Kabul Pernikahan dengan Sistem

Perhitungan Waktu ………………………………………….. 62

2. Alasan Masyarakat Menggunakan Waktu dalam Pelaksanaa

Ijab Kabul Pernikahan ………………………………………. 64

3. Cara Menentukan Waktu-Waktu Yang Baik dalam Pelaksanaan

Ijab Kabul Pernikahan Di Desa Jetak Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang ……………………………………….... 65

4. Persepsi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Tentang Ijab Kabul

Pernikahan dengan Sistem Perhitungan Waktu ….…………. 69

BAB IV: ANALISIS

A. Analisis Penggunaan Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan dengan Sistem

Perhitungan Waktu Dalam Tinjauan Ilmu Fiqh ………………… 72

B. Analisis Praktek Menghitung atau Memilih Waktu Baik ………. 78

C. Analisis Perspektif Masyarakat terhadap Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan

dengan Sistem Perhitungan Waktu …..…………….. 79

Page 13: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

xiii

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 82

1. Alasan-Alasan Para Pelaku Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan Dengan

Sistem Perhitungan Waktu ………….……………... 82

2. Persepsi Para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Tentang Pelaksanaan

Ijab Kabul Penikahan Dengan Sistem Perhitungan

Waktu ………………………………………………………. 83

3. Ilmu Fikih Tentang Tradisi Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan Dengan

Sistem Perhitungan Waktu ........................................ 83

B. Saran …………………………………………………………….. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

SURAT REKOMENDASI

SURAT KETERANGAN DESA

DATA KELURAHAN

SKK

LEMBAR KONSULTASI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pandangan Islam, manusia dan makhluk yang ada di alam

semesta merupakan ciptaan Allah SWT. Manusia diciptakan oleh Allah

lengkap dengan pasangannya. Secara naluriah mereka mempunyai keterkaitan

kepada lawan jenis. Untuk merealisasikan keterkaitan tersebut menjadi

hubungan yang benar maka harus melalui pernikahan.

Perkawinan adalah peristiwa besar dalam kehidupan manusia. Dengan

jalan ini, hubungan yang mulanya haram menjadi halal. Implikasinya pun

besar dan beragam. Perkawinan adalah sarana awal mewujudkan sebuah

tatanan masyarakat, karena keluarga peran dalam kehidupan masyarakat. Jika

unit-unit keluarga baik dan berkualitas, bisa dikatakan bangunan masyarakat

yang diwujudkan akan kokoh dan baik.

Perkawinan termasuk salah satu bentuk ibadah. Tujuan perkawinan

bukan saja untuk menyalurkan kebutuhan biologis, tetapi juga untuk

menyambung keturunan dalam naungan rumah tangga yang penuh kedamaian

dan cinta kasih. Setiap remaja yang telah memiliki kesiapan lahir batin

diperintahkan segera menentukan pilihan hidupnya untuk mengakhiri masa

Page 16: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

2

lajang. Menurut ajaran agama Islam, menikah adalah menyempurnakan

agama oleh karena itu, barang siapa yang menuju kepada suatu pernikahan,

maka ia telah berusaha menyempurnakan agamanya, dan berarti dia pula telah

berjuang untuk kesejahteraan masyarakat. Membantu terlaksananya suatu

pernikahan, demikian pula merupakan ibadah yang tidak tenilai

pahalanya.(Hariwijaya, 2005:1) seperti dalam hadist Nabi yang diriwayatkan

oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:

عل�ى عثم�ان ب�ن مظع�ون التبت�ل و ل�و اذن عن س�عد ب�ن اب�ى وق�اص ق�ال: رد رس�ول هللا ص

له الختصينا. احمد و البخارى و مسلم

Artinya: Dan Sa’ad bin Abu Waqqash ia berkata, “Rasulullah SAW

pernah melarang ‘Utsman bin Madh’un membujang dan kalau sekiranya

Rasulullah mengijinkannya tentu kami berkebiri”. (HR. Ahmad, Bukhari dan

Muslim)

Hadits Rasulullah SAW :

ج، عن ابن مسعود قال: قال رسول هللا ص: يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزو

وم فانه له وجاء. الجماعةفانه اغض للبصر و احصن لل فرج. و من لم يستطع فعليه بالص

Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,

“Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah mampu menikah,

maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menundukkan

Page 17: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

3

pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum

mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu baginya (menjadi)

pengekang syahwat”. (HR. Jamaah)

Dalam setiap pelaksanaan perkawinan pasti ada suatu syarat atau pun

rukun yang harus dilaksanakan, Apabila salah satu rukun atau syarat tidak

terlaksana akan membuat tidak sahnya suatu perkawinan. Rukun yang paling

pokok dalam perkawinan, ridhonya laki-laki dan perempuan dan persetujuan

mereka untuk mengikat hidup berkeluarga. Karena perasaan ridho dan setuju

bersifat kejiwaan yang tak dapat dilihat dengan mata kepala, karena itu harus

ada perlambangan yang tegas untuk menunjukkan kemauan mengadakan

ikatan bersuami istri. Perlambangan itu diutarakan dengan kata-kata oleh

kedua belah pihak yang mengadakan aqad.

Pernyataan pertama sebagai menunjukkan kemauan untuk membentuk

hubungan suami istri disebut “ijab”. Dan pernyataan kedua yang dinyatakan

oleh pihak yang mengadakan aqad berikutnya untuk menyatakan rasa ridho

dan setujunya disebut “qabul”. (Sayyid, 1980:53)

Dalam masyarakat Jawa khususnya pada masyarakat Desa Jetak

Keceamatan Getasan Kabupaten Semarang dalam suatu pernikahan dalam

pelaksanaannya sebagian besar masyarakatnya masih menggunakan tradisi-

tradisi jawa walaupun sebagian besar masyarakatnya beragama Islam. Tetapi

Page 18: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

4

biasanya mereka menganggap atau menyebutnya dengan istilah Islam

kejawen. Dalam penikahan pun di desa itu masih digunakan hitung-hitungan

hari dan waktu.

Agama Islam memandang semua waktu, hari, bulan, dan tahun adalah

waktu yang baik. Tidak ada waktu atau hari sial ataupun hari keramat, namun

sebagian masyarakat Jawa masih berpegang teguh terhadap ajaran nenek

moyang yang percaya terhadap hari-hari sial atau waktu-waktu sial. Tathayyur

(menganggap sial) adalah tindakan yang tidak berlandaskan ilmu atau realita

yang benar. Karena Islam masuk di Indonesia setelah ajaran Hindu dan Budha

maka orang-orang Jawa masih mempunyai kepercayaan tentang ajaran Hindu

maupun Budha yang berupa tradisi-tradisi dan sebagian besar orang jawa

masih menggunakan kepercayaan yang turun temurun dari zaman dahulu

misalnya dalam masyarakat di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang yang masih menggunakan acara ijab qabul pernikahan dengan

waktu-waktu yang tepat. Mereka tidak berani melanggar tradisi-tradisi

tersebut walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi kalau tradisi-tradisi itu

dilanggar. Waktu-waktu itu dihitung berdasarkan tanggal kelahiran dari kedua

calon mempelai. Diluar waktu-waktu yang di tentukan maka tidak akan

dilaksanakan ijab qabul pernikahan tersebut, karena apabila tradisi tidak

dipatuhi mengakibatkan keluarga tidak harmonis, pernikahan tidak lancar, dan

lain sebagainya. Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 170 menerangkan bahwa

Page 19: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

5

beragama tidak boleh atas dasar keturunan atau warisan leluhur yang

berbunyi:

Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang

telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya

mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami".

"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu

tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".(Departemen

Agama Republik Indonesia, 1989:41)

Dan dalam Islam semua hari ataupun waktu itu baik, tidak ada hari sial

atau hari keberuntungan, seperti dalam Al Qur’an surat Yunus ayat 5:

Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan

bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi

perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan

perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan

Page 20: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

6

dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-

orang yang mengetahui. (Departemen Agama Republik Indonesia, 1989:306)

Dalam hadist Rosulullah SAW yang di riwayatkan oleh Imam Muslim,

seseorang yang mendatangi dukun atau paranormal ibadahnya tidak akan

diterima selama 40 hari seperti dalam hadist di bawah ini:

عليه وس عليه وسلم عن النبي صلى هللا لم قال عن صفية عن بعض أزواج النبي صلى هللا

افا فسأله عن شيء لم تقبل له صالة أربعين ليلة من أتى عر

Artinya: Dari Shafiyah, puteri Abu Ubaid dari salah seorang istri

Rasulullah SAW, dari Nabi Muhammad, bahwasanya beliau telah bersabda,

"Barang siapa mendatangi juru ramal {dukun}, kemudian ia bertanya sesuatu

kepadanya, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam" (HR.

Muslim Juz 4 Bab 39 No. 2230:1751)

Orang yang percaya pada dukun akan terjerumus kedalam perbuatan-

perbuatan yang syirik. Padahal agama Islam melarang seseorang untuk

menyekutukan Allah atau berbuat syirik. Seperti dalam hadist Rosulullah

SAW:

عليه وسلم فق صلى هللا حمن بن أبي بكرة عن أبيه قال كنا عند رسول هللا ال أال عبد الر

ور أو وعقوق الوالدين وشهادة الز شرا بال ور وكان أنبككم بأكبر الكبارر االاا ا قول الز

رها حتى قلنا ليته سكت عليه وسلم متككا فجلس فما زال يكر صلى هللا رسول هللا

Page 21: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

7

Artinya: Dari Abdurahman bin Abu Barkah, dari ayahnya

radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Kami pernah berada di sisi Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, "Maukah engkau aku

beritahukan tiga dosa terbesar? Ada tiga (yaitu) Menyekutukan Allah,

durhaka terhadap kedua orang tua dan kesaksian dusta atau ucapan dusta"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan itu sambil bersandar,

kemudian beliau duduk. Tak henti-hentinya beliau mengulangi ucapannya,

sehingga kami mengharapkan, "Semoga beliau diam."(HR. Muslim)

بع الموبقات قيل عليه وسلم قال اجتنبوا الس صلى هللا يا رسول عن أبي هريرة أن رسول هللا

إال بالحق م هللا حر وقتل النفس التي حر والس ر بال وما هن قال الش وأكل مال اليتيم هللا

حف وقذف المحصنات الغافالت المؤمنات با والتولي يوم الز وأكل الر

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hindarilah tujuh perkara

yang mencelakakan" Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah! Apa tujuh perkara

itu?" Beliau bersabda, "(yaitu) Menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang

yang diharamkan oleh Allah kecuali terdapat alasan yang dibenarkan,

memakan harta riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang dan

menuduh zina terhadap perempuan yang baik yang menjaga kehormatan

dirinya serta beriman.(HR. Muslim)

Dilihat dari tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Jetak yang

masih menganut ajaran-ajaran nenek moyang maka peneliti akan meneliti

Page 22: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

8

tentang tradisi-tradisi yang tidak ada dasarnya dalam ajaran agama islam,

maka peneliti akan meneliti tentang tradisi perkawinan. Tetapi dalam

penelitian ini peneliti mengambil judul “ PELAKSANAAN IJAB KABUL

PERKAWINAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi

Kasus Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang

menjadi objek masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana pendapat para pelaku, para tokoh agama dan tokoh

masyarakat tentang pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem

perhitungan waktu?

2. Bagaimana konsep penggunaan sistem perhitungan pelaksanaan ijab

kabul pernikahan masyarakat jawa muslim dalam perspektif ilmu fiqh?

3. Bagaimana hukum pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem

perhitungan waktu?

C. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai

oleh penulis yaitu :

Page 23: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

9

1. Untuk mengetahui pendapat para pelaku, para tokoh agama dan

tokoh masyarakat tentang pelaksanaan ijab kabul perkawinan

dengan sistem perhitungan waktu.

2. Untuk mengetahui konsep penggunaan sistem perhitungan

pelaksanaan ijab kabul pernikahan masyarakat jawa muslim dalam

perspektif ilmu fiqh

3. Untuk mengetahui hukum pelaksanaan pelaksanaan ijab kabul

perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembaca tahu bagaimana pendapat-pendapat para pelaku

pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan

waktu.

2. Pembaca tahu persepsi para tokoh agama dan tokoh masyarat

mengenai pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem

perhitungan waktu di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang.

3. Pembaca tahu hukum pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan

sistem perhitungan waktu berdasarka ilmu fiqh.

Page 24: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

10

E. Telaah Pustaka

Tradisi merupakan suatu karya cipta manusia. Sepanjang ia tidak

bertentangan dengan inti ajaran agama, tentunya Islam akan

membenarkannya. Kita bisa bercermin bagaimana walisongo tetap

melestarikan tradisi jawa yang tidak melenceng dari ajaran Islam.(Yazid,

2005:249)

Aqidah yang murni adalah landasan pokok bagi tegaknya masyarakat

Islam. Sedangkan tauhid merupakan inti sari aqidah itu, Ia adalah keseluruhan

jiwa-jiwa Islam. Perang terhadap berbagai keyakinan jahiliyah yang

dikembangkan oleh paham keberhalaan yang sesat merupakan suatu

keniscayaan, demi menyucikan masyarakat muslim dari debu-debu syirik dan

sisa-sisa kesesatan.(Qardhawi, 2007:333)

Tradisi-tradisi yang ada di pulau Jawa tersebut masih saja berkembang

di zaman modern seperti saat ini dan di lingkungan masyarakat muslim.

Penelitian yang menyangkut tentang tradisi-tradisi di pulau jawa telah

dilakukan oleh peneliti yang bernama Mikdad Musa Mubaroq dengan judul

Fiqh Lingkungan Sesajen Kali Dan Kearifan Lokal (Studi Kasus di Desa

Warangan, Muneng Warangan, Pakis, Magelang). Penelitian ini mengkaji

tentang sesajen kali di masyarakat Jawa dengan kaitannya fiqh lingkungan.

Page 25: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

11

Penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto dengan judul Penggunaan

Petungan Masyarakat Jawa Muslim Dalam Ritual Pernikahan (Studi Kasus di

Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang). Penelitiannya itu

membahas tentang perhitungan untuk memperoleh hari, tanggal dan bulan

yang baik dan tidak baik untuk melaksanakan ritual pernikahan. Sehingga

penelitian ini masih membahas hari, tanggal dan bulan secara menyeluruh.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Isro’i mengambil

judul Larangan Menikah Pada Bulan Muharram Dalam Perspektif Hukum

Islam (Studi Kasus di Desa Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali). Penelitiannya ini berisi tentang larangan menikah pada bulan

Muharram dikarenakan pernikahan yang dilakukan di bulan tersebut akan

banyak mendapatkan halangan. Dan bulan suro’ adalah bulan keramat. Tetapi

para ulama di desa tesebut menjelaskan bahwa menikah pada bulan itu

merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt, dan dalam pelaksanaannya

pun belum pernah ada kejadian-kejadian aneh yang terjadi. Dalam hukum

Islam pun tidak pernah membeda-bedakan bulan atau hari-hari ketika akan

melakukan sesuatu hal. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan lebih

khusus tentang “PELAKSANAAN IJAB KABUL PERKAWINAN

DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU”.

Setelah meninjau dari beberapa penelitian-penelitian yang telah

dilakukan. Dilihat dari segi lingkungan adapun juga dari tradisi masyarakat

Page 26: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

12

Jawa. Maka disini penulis akan meneliti tentang tradisi jawa yang berkaitan

dengan perkawinan tetapi dalam penelitian ini nanti lebih spesifik yaitu

masalah ijab qabulnya, dengan judul “PELAKSANAAN IJAB KABUL

PERKAWINAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi

Kasus di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang)”.

F. Penegasan Istilah

Untuk mendapatkan kejelasan judul diatas, penulis perlu memberikan

penegasan dan batasan terhadap istilah-istilah. Istilah-istilah tersebut adalah:

1. Nikah adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk

bersuami istri (dengan resmi).(Poerwadarminta, 2006:800)

Kawin adalah perjodohan laki-laki dan perempuan mejadi suami

istri. (Poerwadarminta, 2006:531-532)

Pernikahan adalah perbuatan nikah; upacara perkawinan.(Fajri dan

Senja :590)

2. Ijab adalah ikrar penyerahan dari pihak pertama

Kabul adalah ikrar penerimaan dari pihak suami.(Syarifuddin,

2006:61)

3. Waktu adalah sekalian rentetan saat yang telah lampau, sekarang,

dan yang akan datang.(Poerwadarminta, 2006:1360)

Page 27: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

13

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah field

research (penelitian lapangan) yaitu penelitian terjun langsung kelapangan

guna mengadakan penelitian pada objek yang dibahas yaitu bagaimana

tata cara seseorang menetukan waktu-waktu yang baik untuk

melangsungkan ijab kabul dan mengetahui persepsi masyarakat, selain itu

penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengungkap gejala secara menyeluruh melalui

pengumpulan data di lapangan dan memanfaatkan dari peneliti sebagai

instrument kunci.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic dan

dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.(Moleong, 2009:6)

Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

sosiologis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan ijab

kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu masyarakat Jawa

muslim, khususnya di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Page 28: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

14

Semarang dan penentuan waktu yang baik untuk pelaksanaan serta akibat-

akibat yang ditimbulkan pasca ijab kabul perkawinan.

Yang dimaksud pendekatan sosiologis adalah melakukan

penyelidikan dengan cara melihat fenomena masyarakat atau peristiwa

social, politik dan budaya untuk memahami hukum yang berlaku di

masyarakat.(Soekanto, 1986:4-5)

2. Kehadiran peneliti

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti merupakan hal yang utama

dan penting karena seorang peneliti secara langsung mengumpulkan data

yang ada dilapangan. Sedangkan status peneliti dalam hal mengumpulkan

data diketahui oleh informan secara jelas guna menghindari kesalah

pahaman antara peneliti dan informan.

3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Jetak Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang. Karena para masyarakat masih percaya dengan

adanya waktu-waktu yang baik untuk melaksanakan ijab qabul

pernikahan. Sehingga hal ini menjadi menarik untuk ditelit. Dan sampai

saat ini pun mereka masih melaksanakan kebiasaan yang mereka percayai

itu.

Page 29: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

15

4. Sumber data

Data yang penulis pergunakan dalam penulisan skripsi ini

meliputi:

a. Data premier yang merupakan data yang pokok atau utama yang

digunakan dalam penulisan skripsi. Dalam hal ini data di peroleh

dari para pelaku yang melangsungkan ijab qabul perkawinan

dengan sistem perhitungan waktu yang terjadi di Desa Jetak.

b. Data sekunder merupakan data tambahan atau data yang digunakan

untuk melengkapi data premier. Data sekunder biasanya berwujud

data dokumentasi atau data laporan yang tersedia. Dalam hal ini

peneliti menggunakan buku-buku primbon atau buku kejawen

sebagai sumber data resmi serta buku fiqh dan juga buku lainnya

yang berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder dalam

penelitian ini juga dapat diperoleh dari tokoh-tokoh masyarakat,

tokoh-tokoh agama maupun masyarakat umum yang tinggal

disekitar orang-orang yang melaksanakan ijab qabul perkawinan

dengan sistem perhitungan waktu.

5. Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan pengumpulan data tidak lain dari

Page 30: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

16

suatu proses pengadaan data premier untuk keperluan penelitian.(Nazir,

1988:21)

Peneliti menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Metode observasi atau pengamatan langsung

Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara

pengambilan data dngan menggunakan mata tanpa ada pertolongan

alat standar lain untuk keperluan tersebut.(Nazir, 1988: 212)

Metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk

mengetahui keadaan serta kondisi mengenai objek penelitian.

b. Metode wawancara

Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh

beberapa jenis data dengan teknik komunikasi secara langsung

(Surakhmad, 1990:74). Wawancara ini dilakukan dengan acuan

catatan mengenai pokok masalah yang akan di tanyakan. Sasaran

wawancara adalah para pelaku perkawinan yang menggunakan

ijab qabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu. Maupun

keluarga yang melaksanakan perkawinan serta masyarakat Desa

Jetak.

c. Metode dokumentasi

Mencari data mengenai beberapa hal baik yang berupa

catatan dan data dari kantor kelurahan Desa Jetak Kecamatan

Page 31: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

17

Getasan Kabupaten Semarang. Metode ini digunakan sebagai

pelengkap memperoleh data.

6. Analisi data

Setalah data tekumpul semua maka penulis menentukan bentuk

analisa terhadap data-data tersebut.

Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam metode

ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberi arti dan makna

yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.(Nazir, 1988:405)

Analisis data yang digunakan analisis deskriptif penyelidikan yang

menuturkan, menggambarkan, menganalisa dan mengklasifikasikan

penyelidikan dengan teknik survey, interview dan observasi.(Surakhmad,

1990:139)

7. Pengecekan keabsahan data

Disini penulis menggunakan triangulasi (menggunakn beberapa

sumber, metode, teori) sebagai teknik. Dimana pengertiannya adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek

peneliti.(Moleong, 2009:330)

Page 32: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

18

8. Tahap-tahap penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama

yaitu pra lapangan, dimana peneliti melakukan penelitian untuk

menetukan topik penelitian, mencari informasi tentang ada atau tidaknya

pelaksanaan ijab qabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

Tahap kedua peneliti terjun langsung kelapangan untuk menggali

informasi dan mencari data dari informan, yaitu dengan observasi,

wawancara dan dokumentasi. Tahap akhir pembuatan laporan penelitian

dengan cara menganalisis data dari informan dan juga memaparkan

dengan narasi deskriptif.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,

metode penelitian, telaah pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II: Kajian pustaka yang menjelaskan tentang pengertian ijab qabul,

pengertian perkawinan, dan juga tahap-tahap penentuan ijab qabul

perkawinan dalam masyarakat Jawa dan dalam ajaran Islam.

Page 33: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

19

BAB III: Tetang hasil penelitian yaitu praktek ijab qabul dalam perkawinan

dengan sistem perhitungan waktu, alasan-alasan pelaku

menggunakan terikatnya waktu dan tidak terikatnya waktu dalam

pelaksanaan ijab qabul. Gambaran umum penduduk Desa Jetak dan

persepsi tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan ijab

kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu

BAB IV: Analisis tentang praktek pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan

sistem perhitungan waktu. Analisis alasan-alasan pelaku

menggunakan sistem perhitungan waktu dan tidak menggunakan

sistem perhitungan waktu dalam pelaksanaan ijab qabul. Analisis

persepsi tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan ijab

kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

BAB V: Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan riwayat hidup penulis.

Page 34: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Perkawinan

Perkawinan atau pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan

berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan, maupun

tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah Swt., sebagai

jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak, dan melestarikan

hidupnya.(Tihami dan Sohari, 2010:6)

Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab

disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan zawaj. Kedua kata ini yang terpakai

dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al

Qur’an dan hadist nabi. Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam Al Qur’an

dengan arti kawin, (Syarifuddin, 2006:35)seperti dalam Surat An Nisa’ ayat 3:

Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka

kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.

Page 35: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

21

kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah)

seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah

lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Departemen Agama Republik

Indonesia, 1989:115)

Demikian pula dengan kata za-wa-ja dalam Al Qur’an dalam arti

kawin, seperti pada Surat Al Ahzab ayat 37:

...

...

Artinya: Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap

Istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak

ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak

angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan

keperluannya daripada isterinya. dan adalah ketetapan Allah itu pasti

terjadi.(Departemen Agama Republik Indonesia, 1989:673)

Nikah, menurut bahasa: al jam’u dan al dhamu yang artinya kumpul.

Makna nikah (zawaj) baiasa diartikan dengan aqdu al-tazwij yang artinya

akad nikah. Juga bisa diartikan (wath’ual-zaujah) bermakna menyetubuhi

istri. Definisi yang hampir sama dengan diatas juga di kemukakan oleh rahmat

hakim bahwa kata nikah berasal dari bahasa arab “nikahun”, yang

Page 36: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

22

merupakan masdar atau asal kata dari kata kerja “nakaha”, sinonimnya

“tazawwaja” kemudian di terjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai

perkawinan. Kata nikah sering juga dipergunakan sebab telah masuk dalam

bahasa Indonesia.

Beberapa penulis juga terkadang menyebut pernikaha dengan kata

perkawinan. Dalam bahasa Indonesia, “perkawinan” berasal dari kata

“kawin”, yang menurut bahasa, artinya membentuk keluarga dengan lawan

jenis; melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh”. Istilah kawin

digunakan secara umum, untuk tumbuhan, hewan, dan manusia, dan

menunjukkan proses generative secara alami. Berbeda dengan itu, nikah

hanya digunakan pada manusia karena mengandung keabsahan secara hukum

nasional, adat istiadat, dan terutama menurut agama. Makna nikah adalah ikad

atau ikatan, karena dalam suatu proses pernikahan terdapat ijab (pernyataan

penyerahan dari pihak perempuan) dan qabul (pernyataan penerimaan dari

pihak lelaki). Selain itu nikah bisa juga diartikan sebgai bersetubuh.(Tihami

dan Sohari, 2010:7)

Perkawinan adalah pangkal pembentukan rumah tangga yang menjadi

sendi masyarakat. Undang-undang kutara Manawa memang menyediakan

peratura-peraturan sipil yang bertalian dengan kehidupan rumah tangga,

seperti tukon (mahar), perkawinan, perceraian dan pewarisan.(Muljana,

2006:248)

Page 37: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

23

Adapun pengertian perkawinan dalam UU No. 1 Tahun 1974 adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan dalam kompilasi

hukum Islam perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad

yang sengat kuat atau mitssaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah Swt.

dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Al Qur’an menjuluki pernikahan dengan mitsaqan ghalizhan, janji

yang sangat kuat. Ini mengisyaratkan bahwa pernikahan itu merupakan

perjanjian serius antara mempelai pria (suami) dengan mempelia perempuan

(istri). Karena pernikahan yang sudah dilakukan itu harus dipertahankan

kelangsungannya. Sungguhpun talak (perceraian) itu dimungkinkan

(dibolehkan) dalam Islam, tetapi Rosulullah Saw. menjulukinya sebagai

perbuatan halal yang dibenci Allah. Da itulah pula sebabnya mengapa dalam

akad nikah harus ada saksi minimal dua orang, disamping wali nikah

meskipun tentang status hukumnya apakah dia sebagai rukun atau hanya

tergolong syarat sah nikah tetap diperdebatkan oleh para ulama

(fuqaha).(Amin, 2005:50)

Page 38: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

24

B. Dasar Hukum Perkawinan

Hukum Nikah (Perkawinan), yaitu hukum yang mengatur hubungan

antara manusia dengan sesamanya yang menyangkut penyaluran kebutuhan

biologis antar jenis, dan hak serta kewajiban yang berhubungan dengan akibat

perkawinan tersebut, (Tihami dan Sohari, 2010:8) di dalam Al Qur’an ada

beberapa dasar hukum perkawinan, Seperti halnya dalam Al Qur’an surat An-

Nuur 32:

Artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu,

dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang

lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin

Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas

(pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.(Departemen Agama Republik

Indonesia, 1989:549)

Dalam Al Qur’an surat an Nisaa’ ayat 1 yang berbunyi:

Page 39: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

25

Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang

telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah

menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang

biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah

yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu

menjaga dan mengawasi kamu.(Departemen Agama Republik Indonesia,

1989:114)

Dengan melihat kepada hakikat perkawinan itu merupakan akad yang

membolehkan laki-laki dan perempuan melakukan sesuatu yang sebelumnya

tidak dibolehkan, maka dapat dikatakan bahwa hukum asal perkawinan itu

adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat kepada sifatnya sebagai

sunnah Allah dan sunnah rasul, tentu tidak mungkin dikatakan bahwa hukum

asal perkawinan itu hanya semata mubah. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa melangsungkan akad perkawinan disuruh oleh agama dan dengan telah

berlangsungnya akad perkawinan itu, maka pergaulan laki-laki dan

perempuan menjadi mubah.(Syarifuddin, 2006:43)

Page 40: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

26

Perkawinan yang sunnatullah pada dasarnya adalah mubah tergantung

pada tingkat kemaslahtannya. Oleh karena itu, perkawinan yang asalnya

mubah, dapat berubah menurut ahkamal-khamsah (hukum yang lima) sesuai

perubahan keadaan, (Tihami dan Sohari, 2010:10) yaitu:

1. Nikah wajib. Nikah diwajibkan bagi orang yang telah mampu yang

akan menambah taqwa. Nikah juga wajib bagi orang yang telah

mampu, yang akan menjaga jiwa dan menyelamatkannya dari

perbuatan haram. Kewajiban ini tidak akan terlaksana kecuali dengan

nikah.

2. Nikah haram. Nikah diharamkan bagi orang yang tahu bahwa dirinya

tidak mampu melaksanakan hidup berumah tangga melaksanakan

kewajiban lahir seperti memberi nafkah, pakaian, tempat tinggal, dan

kewajiban batin seperti mencampuri istri.

3. Nikah sunnah. Nikah disunnahkan bagi orang-orang yang sudah

mampu tetapi ia masih sanggup mengendaliakn dirinya dari perbuatan

haram, dalam hal seperti ini maka nikah lebih baik dari pada

membujang karena membujang tidak diajarkan oleh islam.

4. Nikah mubah, yaitu bagi orang yang tidak berhalangan untuk nikah

dan dorongan untuk nikah belum membahayakan dirinya, ia belum

wajib nikah dan tidak haram bila tidak nikah.

Page 41: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

27

Lepas dari hukum pernikahan yang beraneka ragam ini, yang pasti

pada satu sisi Nabi Muhammad Saw. menganjurkan para pemuda yang

memiliki kemampuan biaya hidup supaya melakukan pernikahan; sementara

pada sisi yang lain, Nabi melarang keras umat Islam melakukan tabattul

(membujang selamanya).(Amin, 2005:93)

C. Rukun Dan Syarat Perkawinan

Rukun dan syarat perkawinan menentukan suatu perbuatan hukum,

terutama yang menyangkut dengan sah atau tidaknya perbuatan tersebut dari

segi hukum. Kedua kata tersebut mengandung arti yang sama dalam hal

bahwa keduanya merupakan sesuatu yang harus diadakan. Dalam suatu acara

perkawinan umpamanya rukun dan syaratnya tidak boleh tertinggal, dalam

arti perkawinan tidak sah bila keduanya tidak ada atau tidak lengkap.

Keduanya mengandung arti yang berbeda dari segi bahwa rukun itu adalah

sesuatu yang berada di dalam hakikat dan merupakan bagian atau unsur yang

mengujudkannya, sedangkan syarat adalah sesuatu yang berbeda di luarnya

dan merupakan tidak merupakan unsurnya. Syarat itu ada yang berkaitan

dengan rukun dalam arti syarat yang berlaku untuk setiap unsur yang menjadi

rukun. Ada pula syarat itu berdiri sendiri dalam arti tidak merupakan kriteria

dari unsur-unsur rukun.(Syarifuddin, 2006:59)

Page 42: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

28

Pernikakan yang di dalamnya terdapat akad, layaknya akad-akad lain

yang memerlukan adanya persetujuan kedua belah pihak yang mengadakan

akad.(Tihami dan Sohari, 2010:8) Adapun rukun nikah adalah:

1. Mempelai laki-laki;

2. Mempelai perempuan;

3. Wali;

4. Dua orang saksi;

5. Shighat ijab Kabul.

Dari lima rukun nikah tersebut yang paling penting ialah Ijab Kabul

antara yang mengadakan dan menerima akad sedangakan yang dimaksud

syarat perkawinan adalah syarat yang bertalian dengan rukun-rukun

perkawinan, yaitu syarat-syarat bagi calon mempelai, wali, saksi dan Ijab

Kabul.

Syarat-syarat suami

1) Laki-laki

2) Bukan mahram dari calon istri

3) Tidak terpaksa atas kemauan sendiri

4) Orangnya tertentu, jelas orangnya

5) Tidak sedang ihram

Page 43: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

29

Syarat-syarat istri

1) Perempuan

2) Tidak ada halangan syarak, yaitu tidak bersuami, bukan mahram,

tidak sedang dalam iddah

3) Merdeka, atas kemauan sendiri

4) Jelas orangnya

5) Tidak sedang berihram

Syarat-syarat wali

1) Laki-laki

2) Baligh

3) Waras akalnya

4) Tidak dipaksa

5) Adil

6) Tidak sedang ihram

Syarat-syarat saksi

1) Laki-laki

2) Baligh

3) Waras akalnya

4) Adil

Page 44: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

30

5) Dapat mendengar dan melihat

6) Bebas, tidak dipaksa

7) Tidak sedang mengerjakan ihram

8) Memahami bahasa yang dipergunakan Ijab Kabul

Dari uraian di atas menjelaskan bahwa akad nikah atau perkawinan

yang tidak dapat memenuhi syarat dan rukunnya menjadi perkawinan tersebut

tidak sah menurut hukum.

D. Akad Nikah Dan Syarat-Syarat Ijab Kabul

Rukun yang pokok dalam perkawinan, ridhonya laki-laki dan

perempuan dan persetujuan mereka untuk mengikat hidup berkeluarga.

Karena perasaan ridho dan setuju bersifat kejiwaan yang tak dapat dilihat

dengan mata kepala, karena itu harus ada perlambangan yang tegas untuk

menunjukkan kemauan untuk mengadakan perikatan bersuami istri.

Perlambangan itu diutarakan dengan kata-kata oleh kedua belah pihak yang

mengadakan akad.(Sayyid, 1980:53)

Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang

melangsungkan perkawinan dalam bentuk ijab dan qabul. Ijab adalah

penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul adalah penerimaan dari

pihak kedua (Syarifuddin, 2006:61). Ijab qabul merupakan satu senyawa yang

tidak tidak boleh dipisahkan antara yang satu dari yang lain, bahkan dalam

Page 45: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

31

pengucapannya selalu disyaratkan harus dilakukan secara berdampingan

dalam arti tidak boleh terselang atau diselang dengan hal-hal lain yang tidak

memiliki hubungan dengan proses ijab qabul.(Amin, 2005:54)

Untuk terjadinya aqad yang mempunyai akibat-akibat hukum pada

suami istri haruslah memenuhi syarat-syarat (Sayyid, 1980:53), sebagai

berikut:

1. Calon pengantin laki-laki dan wali calon pengantin perempuan

sudah tamyiz. Bahwa orang yang melakukan akad nikah harus

sudah mumayyiz atau tepatnya telah dewasa dan berakal sehat.

Itulah sebabnya mengapa orang gila dan anak kecil yang belum

bisa membedakan antara perbuatan yang benar dan salah serta

perbuatan yang manfaat dan mudarat, akad nikah tidak dianggap

sah. Dalam rangka persyaratan mumayyiz inilah fiqh munakahat

dan undang-undang perkawinan selalu saja mencantumkan batas

minimal usia kawin (nikah).

2. Ijab qabul dalam satu majlis maksudnya, akad nikah dilakukan

dalam satu majelis, dalam konteks pengertian harus beriringan

antara pengucapan (ikrar) ijab dan qabul. Dalam kalimat lain, ikrar

ijab qabul tidak boleh diselingi dengan aktivitas atau pernyatan

lain yang tidak ada relevansinya dengan kelangsungan akad nikah

itu sendiri.

Page 46: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

32

3. Hendaklah ucapan qabul tidak menyalahi ucapan ijab, kecuali

kalau lebih baik dari ucapan ijabnya sendiri yang menunjukkan

pernyataan persetujuannya lebih tegas.

4. Para pihak yang melakukan akad nikah (mempelai suami atau

yang mewakili dan mempelai perempuan atau wali atau yang

mewakilinya) harus mendengar secara jelas dan memahami

maksud dari ikrar atau pernyataan yang disampaikan masing-

masing pihak. Jika salah satu pihak apalagi keduanya tidak

memahami akad yang dilakukan lebih-lebih jika terjadi

pertentangan antara keduanya tentang akad yang mereka lakukan,

akad nikah dianggap tidak sah.

a) Kata-kata dalam Ijab Qabul

Di dalam melakukan ijab qabul haruslah dipergunakan kata-kata yang

dapat dipahami oleh masing-masing pihak yang melakukan akad nikah

sebagai menyatakan kemauan yang timbul dari kedua belah pihak untuk

nikah, dan tidak boleh menggunakan kata-kata yang samar atau

kabur.(Sayyid, 1980:55)

b) Ijab Qabul Bukan dengan Bahasa Arab

Para ahli fiqh sependapat, ijab qabul boleh dilakukan dengan bahasa

selain Arab, asalkan memang pihak-pihak yang berakad baik semua atau salah

Page 47: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

33

satunya tidak tahu bahasa Arab. Mereka berbeda pendapat bagaimana bila

kedua belah pihak paham bahasa Arab dan bisa melaksanakan ijab qabulnya

dengan bahasa ini.

Ibnu Qudamah dalam kitab Mughni mengatakan: bagi orang yang

mampu mempergunakan bahasa Arab dan ijab qabulnya, tidak sah

menggunakan selain bahasa Arab. Demikianlah salah satu dari pendapat

Imam Syafi’i. menurut Imam Abu Hanifah boleh, sebab ia telah menggunakan

kata-kata tertentu yang dipergunakan dalam ijab qabul sebagaimana juga

dalam bahasa Arab. Tapi bagi kami (Ibnu Qudamah) tidak menggunakan

kata-kata Arab “nikah dan tazwij”, padahal ia mampu, hukumnya tidak sah.

Adapun orang yang tidak pandai bahasa Arab ia boleh menggunakan

bahasanya sendiri, karena bahasa lain memang ia tidak mampu, sehingga

kewajibannya menggunakan lafadz Arab gugur, seperti bagi orang yang bisu.

Tetapi ia perlu menggunakan lafadz lain yang khusus yang maknanya sama

dengan lafadz Arab yang digunakan dalam ijab qabul, dan bagi orang yang

tidak pandai berbahasa Arab tidak wajib mempelajari kata-kata ijab qabul

bahasa Arab ini. Tetapi Abu Khatthab berkata: ia wajib belajar, sebab bahasa

Arab termasuk syarat sahnya ijab qabul, yang karena itu bagi orang yang

mampu wajib mempelajarinya, seperti halnya dengan mengucapkan takbir

shalat.(Sayyid, 1980:57)

c) Ijab Qabul Orang Bisu

Page 48: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

34

Ijab qabul orang bisu sah dengan isyaratnya, bilamana dapat

dimengerti, sebagaimana halnya dengan akad jual belinya yang sah dengan

jalan isyaratnya, karena isyaratnya itu mempunyai makna yang dapat

dimengerti. Tetapi kalau salah satu pihaknya tidak memahami isyaratnya, ijab

qabul tidak sah, sebab yang melakukan ijab qabul hanyalah antara dua orang

yang bersangkutan itu saja. Masing-masing pihak yang berijab qabul wajib

dapat mengerti apa yang dilakukan oleh pihak lainnya.(Sayyid, 1980:59)

d) Ijab Qabulnya Orang yang Gaib (Tidak Hadir)

Bilamana salah seorang dari pasangan pengantin tidak ada tetapi tetap

mau melanjutkan akad nikahnya, maka wajiblah ia mengirim wakilnya atau

menulis surat kepada pihak lainnya meminta diakad nikahkan, dan pihak yang

lain ini jika memang mau menerima hendaklah dia menghadirkan para saksi

dan membaca isi suratnya kepada mereka, atau menunjukkan wakilnya

kepada mereka dan mempersaksikan kepada mereka didalam majlisnya bahwa

akad nikahnya telah diterimanya. Dengan demikian qabulnya dianggap masih

dalam satu majlis.(Sayyid, 1980:59)

E. Hikmah Nikah

Islam menganjurkan dan menggembirakan kawin sebagaimana

tersebut karena ia mempunyai pengaruh yang baik bagi pelakunya sendiri,

Page 49: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

35

masyarakat dan seluruh umat manusia. (Sayyid, 1980:18) Adapun hikmah

nikah adalah:

1. Sesungguhnya naluri seks merupakan naluri yang paling kuat dan

keras yang selamanya menuntut adanya jalan keluar. Bilamana

jalan keluar tidak dapat memuaskannya, maka banyaklah manusia

yang mengalami goncang dan kacau serta menerobos jalan yang

jahat.

Dan kawinilah jalan alami dan biologis yang paling baik dan

sesuai untuk menyalurkan dan memuaskan naluriah seks ini.

Dengan kawin badan jadi segar, jiwa jadi tenang, mata terpelihara

dari melihat yang haram dan perasaan tenang menikmati barang

yang halal. Seperti yang diisyaratkan oleh firman Allah QS. Ar-

Ruum: 21

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya

kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-

Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir. (Departemen Agama Republik Indonesia, 1989:644)

Page 50: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

36

2. Kawin, jalan terbaik untuk membuat anak-anak menjadi mulia,

memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusia serta

memelihara nasab yang oleh islam sangat diperhatikan.

3. Naluri kebapaan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi

dalam suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula

perasaan-perasaan ramah, cinta dan sayang yang merupakan sifat-

sifat baik yang menyempurnakan kemanusiaan seseorang.

4. Menyadari tanggung jawab beristri dan menanggung anak-anak

menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat

bakat dan pembawaan seseorang. Ia akan cekatan bekerja, karena

dorongan tanggung jawab dan memikul kewajibannya, sehingga ia

akan banyak bekerja dan mencari penghasilan yang dapat

memperbesar jumlah kekayaan dan memperbanyak produksi.

5. Pembagian tugas, dimana yang satu mengurusi dan mengatur

rumah tangga, sedangkan yang lain bekerja di luar, sesuai dengan

batas-batas tanggung jawab antara suami istri dalam menangani

tugas-tugasnya.

Dengan perkawinan di antaranya dapat membuahkan tali

kekeluargaan, memperteguh kelanggengan rasa cinta antara keluarga dan

memperkuat hubungan kemasyarakatan yang memang oleh islam direstui,

Page 51: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

37

ditopang dan ditunjang. Karena masyarakat yang saling menunjang lagi saling

menyayangi akan merupakan masyarakat yang kuat lagi bahagia.

F. Upacara Pengantin Adat Jawa

Hingga sekarang kebanyakan perkawinan di Jawa masih diatur oleh

orang tua mempelai wanita maupun pria. Bahkan kalau seorang anak laki-laki

berpikiran sendiri tentang gadis mana yang akan dinikahinya, ia akan

melaksanakan maksudnya dengan bantuan orang tua, kalau ia bisa

meyakinkan mereka bahwa pilihannya memang bijaksana. Ini masih

merupakan pola yang berlaku di banyak kalangan yang masih tradisional dan

“kolot”, tetapi pola percintaan yang romantis mulai menjadi gangguan yang

makin sering dan terus terjadi di zaman sekarang.(Geertz, 1981: 69) Ketika

jodoh sudah menghampiri, maka pantaslah bila disambut dengan gembira hati

dan suka ria atas anugrah tuhan tersebut. Sebagai calon laki-laki harus berhati-

hati dalam bersikap, bertutur kata dan berpikiran agar kekasih hati calon

pasangan anak calon laki-laki tidak tersinggung atau marah dan merubah

keputusannya. Betapapun, kehadirannya dalam lingkungan keluarga calon

laki-laki adalah baru. Hal ini perlu banyak penyesuaian baik bagi calon laki-

laki, bagi dia, bagi keluarga besar calon pengantin. Tata cara dan adat

tradisional sudah mengajari, bagaimana memperlakukan orang lain, keluarga

orang lain dan masyarakat lain dalam suatu tatanan upacara adat yang agung,

megah dan adiluhung.(Hariwijaya, 2004:14)

Page 52: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

38

Babat alas artinya membuka hutan untuk merintis membuat lahan.

Dalam hal babat alas ini orang tua pemuda merintis seorang congkok untuk

mengetahui apakah si gadis sudah mempunyai calon atau belum. Istilah

umumnya disebut nakokake artinya menanyakan.(Bratawijaya, 1997; 139)

Kalau sang pemuda belum kenal dengan sang gadis, maka adanya

upacara nontoni. Sang pemuda diajak keluarganya datang kerumah sang gadis

pada saat itu pemuda diajak diberi kesempatan untuk nontoni sang gadis

pilihan orang tuanya. Kesempatan itu ditandai dengan kepura-puraan yang

sama kakunya; gadis itu, kaku karena malu, menghidangkan teh kepada sang

jejaka tanpa berbicara sama sekali, dan jejaka itu memandangnya dari sudut

mata (dalam kasus tradisional, ini adalah saat pertama mereka bertemu) untuk

memperoleh suatu kesan tentang dia. Kalau ia senang apa yang dilihatnya, ia

akan mengatakannya kepada orangtuanya dalam perjalanan pulang dan

pernikahan pun diatur. Upacara perkawinan itu disebut kepanggihan

(“pertemuan”) selalu diselenggarakan di rumah pengantin perempuan.(Geertz,

1981; 70)

Bila cocok artinya saling setuju, kemudian disusul dengan upacara

nglamar atau meminang. Dalam upacara nglamar keluarga pihak sang

pemuda menyerahkan barang kepada keluarga pihak sang gadis sebagai

peningset yang terdiri dari pakaian lengkap, dalam bahasa Jawanya

sandangan sapangadek.

Page 53: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

39

Menjelang hari pernikahan diadakan upacara srah-srahan atau asok

tukon yaitu pihak calon pengantin putra menyerahkan sejumlah hadiah

perkawinan kepada keluarga pihak calon pengantin putri berupaa hasil bumi,

alat-alat rumah tangga, ternak dan kandang-kandang ditambah sejumlah

uang.(Bratawijaya, 1997; 139)

Adapun rangkaian upacara adat pengantin Jawa dari awal sampai

akhir:

a. Upacara Siraman Pengantin Putra Putri

Upacara siraman ini dilangsungkan sehari sebelum akad nikah (ijab

kabul). Akad nikah dilangsungkan secara/menurut agama masing-

masing dan hal ini tidak mempengaruhi jalannya upacara

adat.(Bratawijaya, 1997; 143)

b. Upacara Midodareni

Dalam upacara midodareni pengantin putri mengenakan busana polos

artinya dilarang mengenakan perhiasan apa-apa kecuali cincin kawin.

Dalam malam midodareni itulah baru dapat dikatakan pengantin dan

sebelumnya disebut calon pengantin. Pada malam itu pengantin putra

datang ke rumah pengantin putri.(Bratawijaya, 1997; 145)

Page 54: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

40

c. Upacara Akad Nikah

Upacara akad nikah dilaksanakan menurut agamanya masing-masing.

Dalam hal ini tidak mempengaruhi jalannya upacara selanjutnya. Bagi

pemeluk agama Islam akad nikah dapat dilangsungkan di masjid atau

mendatangkan penghulu. (Bratawijaya, 1997; 147)

d. Upacara Panggih

Bagian I

Upacara balangan sedah/lempar sirih yaitu pengantin putra dan

pengantin putri saling melempar sirih, setelah itu disusul dengan

berjabat tangan tanda saling mengenal.

Bagian II

Upacara Wiji Dadi

Sebelum pengantin putra menginjak telur, pengantin putri membasuh

terlebih dahulu kedua pengantin putra.

Bagian III

Upacara sindur binayang yaitu pasangan pengantin berjalan di

belakang ayah pengantin putri, sedangkan ibu pengantin putri berjalan

dibelakang pengantin tersebut

Bagian IV

Timbang (Pangkon) dan disusul Upacara Tanem

Page 55: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

41

Upacara Tanem yaitu bapak pengantin putri mempersilahkan duduk

kedua pengantin dipelaminan yang bermakna bahwa bapak telah

merestui dan mengesahkan kedua pengantin menjadi suami

istri.(Bratawijaya, 1997; 148)

G. Menentukan Hari Pernikahan

Upacara khitanan dan perkawinan seperti juga pergantian tempat

tinggal dan semacamnya tampak perlu ditetapkan dengan kehendak manusia.

Tetapi disini pun penetapan secara sembarang harus dihindari dan suatu

tatanan ontologis yang lebih luas ditetapkan dengan sistem ramalan

numerologi yang di sebut petungan atau “hitungan”.(Geertz, 1981:38)

Sebagaimana dalam suatu harmoni, hubungan yang paling tepat adalah

terpastikan, tertentu, dan bisa diketahui. Demikian pula agama, seperti suatu

harmoni, adalah pada akhirnya suatu ilmu, tak peduli betapapun praktek

aktualnya mungkin lebih mendekati suatu seni. Sistem petungan memberikan

suatu jalan untuk menyatakan hubungan ini dan dengan demikian

menyesuaikan perbuatan seseorang dengan sistem itu. Petungan merupakan

cara untuk menghindarkan semacam disharmoni dengan tatanan umum alam

yang akan membawa ketidakuntungan. (Geertz, 1981:39)

Hajat pesta perkawinan merupakan bagian dari prestige dan wibawa

keluarga. Peristiwa ini banyak mendapat perhatian oleh tetangga dan kerabat

Page 56: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

42

serta relasi secara luas. Oleh karena itu banyak hal yang harus dipikirkan.

Orang yang pertama mengawinkan anak perempuannya dinamakan mantu

sapisanan atau mbukak kawah. Sedang mantu anak bungsu dinamakan mantu

ragil atau tumplak-ponjen. Hal ini nantinya membutuhkan persyaratan

perlengkapan uba rampe tertentu, namun pada dasarnya persiapan yang harus

dilakukan sama saja.

Hari yang paling penting untuk segera dipastikan adalah upacara inti

perkawinan, yaitu ijab kabul. Ijab artinya menyatakan. Pihak orang tua

mempelai perempuan menyatakan bahwa si Anu dikawinkan dengan si Ani

dengan maskawin sejumlah tertentu. Kabul artinya menerima atau

mengabulkan. Pihak laki-laki menyatakan menerima pernyataan ijab dari

orangtua mempelai wanita di atas. Hari itu merupakan hari yang paling

penting bagi si Anu dan si Ani karena mereka bersumpah di depan orang tua

masing-masing, para saksi, penghulu dan semua hadirin. Sumpah ini dalam Al

Qur’an disebut Mitsaqan Ghaliza, artinya sumpah yang besar. Dari sumpah

itu menjadi halal semua yang tadinya diharamkan. Dari sumpah itu, tanggung

jawab orang tua mempelai perempuan jatuh sepenuhnya kepada mempelai

laki-laki, sebagai suami dan kepala rumah tangga yang baru.

Oleh karena pentingnya hal di atas, kendati semua hari baik, tapi

masyarakat Jawa umumnya memilih hari yang paling baik. Orang Jawa

percaya adanya hari-hari yang baik dan kurang baik untuk menyelenggarakan

Page 57: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

43

upacara Ijab kabul maupun panggih. Ada beberapa hari baik yang baik untuk

ijab maupun panggih, tapi ada hari-hari yang jelek dan sangat tidak

dianjurkan untuk menyelenggarakan acara pada saat itu.

Masyarakat Jawa menyebut pesta perkawinan itu dengan mantu, yang

maksudnya mengantu-antu yang artinya saat yang ditunggu-tunggu.

Sementara pengantin dalam bahasa Jawa adalah pinanganten, yang kata

aslinya berasal dari pepatah pinang dan ganteng. Pinang terdapat pohon yang

tinggi, sementara ganten terdiri dari kapur dan sirih, terdapat pada tumbuh-

tumbuhan di tanah. Pinang dan ganten ini akhirnya menyatu dalam kunyahan

saat orang makan sirih. Istilah ini maksudnya asam di gunung garam di laut,

bertemu dalam belanga. Pengantin perempuan yang berasal dari kultur yang

jauh berbeda akan bersatu dalam sebuah harmoni keluarga yang saling

melengkapi kekurangan masing-masing sehingga tercipta keluarga bahagia.

1. Memilih Hari dan Bulan yang Baik

Dalam menentukan waktu yang baik bagi upacara ijab maupun

panggih calon mempelai itu biasanya diperhitungkan oleh para sesepuh

atau para ahli adat. Orang jawa umumnya mengenal hari-hari dan bulan-

bulan tertentu yang boleh atau tidak boleh menyelenggarakan acara

pernikahan atau pesta lainnya. Berikut ini tabel hari baik dan tidak baik

itu:

Page 58: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

44

Bulan yang baik. Bulan-bulan yang cukup baik untuk acara Ijab

Kabul menurut kepercayaan Jawa adalah bulan Jumadiakhir, Rejeb,

Ruwah dan Besar. Waktu untuk acara ijab ini akan lebih baik lagi kalau di

antara bulan-bulan itu ada hari-hari selasa kliwon jum’at kliwon. Kecuali

Suro dan Pasa, bulan-bulan lain yang kurang bagus untuk ijab pun bisa

menjadi bagus kalau di bulan itu ada hari dan pasaran selasa dan jum’at

kliwon.

Sedangkan hari-hari yang tidak boleh dipakai untuk mengadakan

pernikahan yaitu:

Hari Pada bulan

Senin, selasa Besar, Sura, Sapar

Rabu, kamis Mulud, Rabi’ulakhir, Jumadilakhir

Jum’at Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah

Sabtu, minggu Pasa, Syawal, Dzulka’idah

Adapun tanggal-tanggal yang sebaiknya dihindari untuk

mengadakan pernikahan secara umum adalah sebagai berikut:

Tanggal Bulan 06-10 Besar

11-06 Sura

01-20 Sapar

10-20 Mulud

10-20 Rabiulakhir

Page 59: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

45

01-11 Jumadilawal

10-14 Jumadilakhir

02-14 Rejeb

12-13 Ruwah

09-20 Pasa

10-20 Sawal

12-13 Dulka’idah

Bulan dan hari yang tidak baik untuk akad nikah

BULAN HARI

Dzulkaidah, jumadilawal Senen kliwon

Besar, jumadilakhir Selasa legi

Sura, rejeb Rabu pahing

Sapar, ruwah Kamis pon

Rabiulawal, puasa Jumat wage

Rabiulakhir, syawal Sabtu kliwon

Sumber: Kitab Primbon Jawa Betaljemur Adammakna

Bulan yang baik dan bulan yang tidak baik menurut buku primbon

jawa:

a) Sura : Jangan dilanggar, karena kalau dilanggar akan mendapat

kesukaran dan selalu bertengkar.

Page 60: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

46

b) Sapar : Boleh dilanggar, walau akan kekurangan dan banyak

hutang.

c) Rabiulawal : Jangan dilanggar, karena salah satu akan

meninggal.

d) Rabiulakhir : Boleh dilanggar, walau sering digunjingkan dan

dicacimaki.

e) Jumadilawal : Boleh dilanggar, walau sering tertipu,

kehilangan dan banyak musuh.

f) Jumadilakhir : Kaya akan harta benda.

g) Rejeb : Selamat, serta banyak anak.

h) Ruwah : Selamat dan selalu damai.

i) Puasa : Jangan dilanggar, akan mendapat kecelakaan besar.

j) Sawal : Boleh dilanggar, walau sering kekurangan dan banyak

hutang.

k) Dulkaidah : Jangan dilanggar, karena akan sering sakit.

l) Besar : Kaya, dan mendapat kebahagiaan.

Dari beberapa bulan baik dan tidak baik diatas ada beberapa

catatan yaitu bulan Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah dan Besar jika memiliki

hari Selasa Kliwon akan baik untuk hajad nikah. Terlebih baik lagi jika

dalam bulan tersebut, ada hari Jum’at Kliwon. Jika tidak memiliki hari

Selasa Kliwon, bulan-bulan tersebut termasuk bulan yang jelek, jangan

Page 61: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

47

untuk hajad nikah. Seandainya terpaksa lebih baik dilakukan pada bulan:

Sapar, Rabiulawal, Jumadilawal atau Sawal, asalkan bulan itu ada hari

Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.(Soemodidjojo, tt:21)

2. Memilih Pasaran dan Waktu yang Baik

Selain hari dan bulan, ada waktu baik yang harus di sesuaikan

dengan pasaran lahir bagi seorang calon pengantin putri di bawah ini

daftar pasaran dan waktu yang baik untuk Ijab Kabul:

a. Pengantin putri yang lahir pon jangan ijab kabul pukul 11.00-13.00

b. Pengantin putri yang lahir wage jangan ijab kabul pukul 09.00-

11.00

c. Pengantin putri yang lahir kliwon jangan ijab kabul pukul 06.00-

08.00

d. Pengantin putri yang lahir legi jangan ijab kabul sore pukul 15.00-

17.00

e. Pengantin putri yang lahir pahing jangan ijab kabul pukul 13.00-

15.00

Selain waktu yang dilarang tersebut, adalah waktu yang baik untuk

menyelenggarakan ijab kabul. Waktu-waktu yang dilarang tersebut adalah

waktu naas, yang akan berakibat kurang baik bila dilanggar.(Harawijaya,

2004:31)

Page 62: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

48

Sedangkan dalam kitab primbon Jawa betaljemur adammakna

menentukan waktu yang baik dalam pelaksanaan ijab kabul adalah sebagai

berikut:

Hari Siang Pada Jam Malam Pada Jam

Ahad 07.00-14.00 24.00

Senin 11.00 21.00-04.00

Selasa 08.00-15.00 18.00-01.00

Rabu 12.00 22.00-05.00

Kamis 09.00-16.00 19.00-02.00

Jumat 06.00-13.00 23.00

Sabtu 10.00-18.00 20.00-03.00

Table diatas merupakan waktu-waktu yang baik untuk

melangsungkan ijab kabul pernikahan sampai acara peernikahannya.

Selain waktu yang tertera dalam table merupakan waktu-waktu yang tidak

dianjurkan untuk melangsungkan ijab kabul Kabul

pernikahan.(Soemodidjojo, 1994:25)

Di dasar sistem yang cukup berbelit-belit ini terletak konsep

metafisis orang Jawa yang fundamental: cocog. Cocog berarti sesuai,

sebagaimana kesesuaian kunci sama dengan gembok, obat mujarab

dengan penyakit, suatu soal pemecahan dalam soal matematik, serta

Page 63: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

49

persesuaian seorang pria dengan wanita yang dinikahinya (kalau tidak,

mereka bercerai).

Kalau anda sepakat dengan pendapat saya, kita cocog; kalau

pakaian yang saya pakai sesuai dengan kedudukan kelas saya, pakaian itu

cocog; kalau arti nama saya sesuai dengan watak saya (dan kalau nama itu

membawa keberuntungan), ia dikatakan cocog juga. Dalam pengertian

yang paling abstrak dan luas, dua hal yang terpisah akan cocog apabila

koinsidensi mereka membentuk suatu pola yang estetis. Ia menyatakan

secara tidak langsung suatu pandangan kontrapuntal terhadap alam raya

dimana yang penting hubungan alamiah antara apa yang dimiliki oleh dua

elemen yang terpisah ruang, waktu dan motivasi manusiawi.(Geertz,

1981:39) Waktu larangan tersebut tidak mengikat secara laangsung, tetapi

menurut pengalaman ilmu budi dan ilmu titen yan dimiliki oleh para orang

tua pendahulu kita sangatlah besar pengaruhnya. Sehebat-hebat manusia,

sesakti-sakti manusia, tetap memiliki kelemahan, kekurangan dan saat

yang naas atau pengapesan. Menghindari waktu pengapesan, merupakan

do’a selamat dunia akhirat.(Harawijaya, 2004:32)

H. Penggunaan Hitungan Atau Memilih Hari Baik Dalam Islam

Agama Islam terdapat pula hari-hari baik atau bulan-bulan tertentu

yang diagungkan, karena disitu terdapat sebuah keutamaan-keutamaan

Page 64: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

50

tersendiri. Namun, waktu-waktu tertentu digunakan dalam melakukan

puasa seperti: Dzulhijjah, hari Arafah, bulah Ramadhan dam bulan

Muharram.

Bukhari, Abu Daud, Tirmizdi dan Ibnu Majjah meriwayatkan dari

Ibnu Abbas: Rasulullah Saw bersabda: tidak ada hari-hari yang paling

dicintai oleh Allah untuk beramal shaleh kecuali sepuluh hari pertama (di

bulan Dzulhijjah) ini.

Para sahabat bertanya-tanya wahai Rasulullah, tidak dengan jihad

di jalan Allah? Nabi menjawab: tidak pula jihad di jalan allah, kecuali

dengan orang yang berjuang dengan jiwa dan hartanya, meski semua itu

tidak akan kembali.(Abdussalam, 2004:177)

Dalam Islam tidak ada bulan-bulan yang sial, semua bulan dalam

Islam masing-masing memiliki keutamaan, namun dikalangan masyarakat

Jawa kadang menganggap bulan-bulan tertentu sebagai bulan yang sial,

sehingga mereka takut untuk melakukan suatu keperluan.

Orang-orang awam biasa menulis ayat-ayat tentang keselamatan di

atas secarik kertas, misalnya ayat “salamun ‘ala nuh fil ‘alamin” pada hari

rabu terakhir bulan safar, kemudin meletakkannya di dalam bejana untuk

diminum airnya dan untuk mencari keberkahannya karena mereka

berkeyakinan bahwa hal ini akan menghilangkan nasib buruk. Ini adalah

Page 65: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

51

keyakinan yang sama sekali salah dan harus dicegah. Juga keyakinan akan

tertimpa kesialan jika makan mentega, ikan dan minum susu pada hari

sabtu dan rabu. Semua ini menunjukkan bahwa setan telah mampu

mewujudkan keinginannya di kalangan manusia dan menghidupkan

kembali kebiasaan jahiliyah karena hal tersebut bertolak belakang dengan

ajaran Islam.

Dalam musnad Shahih Bukhari diriwayatkan: Rasulullah bersabda:

thiyarah (menganggap sial karena pertanda dari sebuah kejadian) adalah

syirik.

Thabrani meriwayatkan: bukan termasuk kami orang yang

berthiyarah atau minta untuk berthiyarah, mendukun atau minta untuk

mendukun melakukan sihir atau minta untuk melakukan sihir.

Ahmad dan Thabrani juga meriwayatkan: Rasulullah bersabda

”barang siapa siapa orang melakukan suatu keperluan karena thiyarah

maka ia telah musyrik”. Orang-orang bertanya wahai rasulullah apa

kafaratnya? Nabi bersabda membaca:

اللهم ال طيراالطلير والخيراالخير والاله غير

(Abdussalam, 2004:149)

Page 66: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

52

Bangsa Arab menganggap bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah,

Muharram dan Rajab sebagai bulan-bulan suci (al asyhur al huram),

karena bulan-bulan tersebut merupakan rentetan waktu pelaksanaan

ibadah haji memuja ka’bah terbesar dan paling suci, yaitu ka’bah makkah

(bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram). Sementara bulan Rajab

adalah waktu pelaksanaan ibadah umrah. (Karim, 1990:9)

Bahwasanya Allah SWT menyuruh kita menghormati bulan-bulan

haram dan menghentikan perbuatan-perbuatan maksiat di dalamnya,

karena kemaksiatan yang dilakukan pada bulan-bulan itu dosanya lebih

besar dan kezhaliman yang dilakukan pada waktu itu adalah seburuk

buruk kezhaliman. Dan Allah SWT memberitahu mereka bahwa

perbuatan mengubah-ubah dan mengganti aturan agama adalah sejelek-

jelek keburukan, sebagaimana pekerjaan menunda (amal atau taubat)

menambah kekafiran. Allah SWT menetapkan, bahwa mereka wajib

mengikuti perintah-perintah yang telah digariskan oleh Allah dan

meninggalkan larangan-larangan yang dicegah olehNya.(An-Nablusi,

2004:42)

Nabi Muhammad Saw. pernah menikahkan putrinya dibulan

tertentu, namun hal itu memang disengaja dan tanpa mencarinya terlebih

dahulu. Artinya, sebelum menikahkan putrinya Nabi Saw tidak pernah

memilih bulan apa yang cocok yang baik untuk pernikahan putrinya nanti,

Page 67: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

53

namun karena memang sudah waktunya menikah hal tersebut dilakukan,

seperti dalam hadist riwayat Imam Muslim:

انا وكيع حدان ا سفيان حدانا أبو بكر بن أبي شيبة وزهير بن حرب واللفظ لزهير قاال حد

جني رس بن عروة عن عروة عن عارشة قالت تزو عن إسمعيل بن أمية عن عبد هللا ول هللا

علي صلى هللا ال فأي نساء رسول هللا ال وبنى بي في شو عليه وسلم في شو ه صلى هللا

ال و وسلم كان أحظى عنده مني قال وكانت عارشة تستحب أن تدخل نساءها في شو

سناد ولم يذكر فعل عارشة انا سفيان بهذا ا حداناه ابن نمير حدانا أبي حد

Artinya: Rasulullah menikahiku pada bulan Syawal, & mulai

berumah tangga bersamaku pada bulan Syawal, maka tak ada di antara

istri-istri Rasulullah yg lebih mendapatkan keberuntungan daripadaku.

Perawi berkata; Oleh karena itu, 'Aisyah sangat senang menikahkan para

wanita di bulan Syawal. Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu

Numair telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan

kepada kami Sufyan dengan isnad seperti ini, namun dia tak menyebutkan

perbuatan 'Aisyah. (HR. Muslim No.2551).(Mustofa, 1993:778)

Hal itu berbeda dengan yang terjadi dikalangan masyarakat Jawa

yang sebelum pernikahan dimulai memang sengaja mencari waktu yang

cocok terlebih dahulu dengan keyakinan agar mendapat berkah, terbebas

dari segala marabahaya dalam pesta pernikahannya nanti.

Page 68: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

54

I. Pengertian ‘Urf

Secara etimologi , ‘urf berarti “yang baik”. Para ulama ushul fiqh

membedakan antara adat dengan ‘urf dalam membahas kedudukannya

sebagai salah satu dalil untuk menetapkan hukum syara’. Adat

didefinisikan dengan sesuatu yang dikerjakan secara berulang-ulang tanpa

adanya hubungan rasional.

Adapun ‘urf menurut ulama ushul fiqh adalah kebiasaan kaum

baik dalam perkataan atau perbuatan. Menurut Mushthafa Ahmad al-

Zarqa’ mengatakan bahwa ‘urf merupakan bagian dari adat, karena adat

lebih umum dari ‘urf. Suatu ‘urf, menurutnya harus berlaku pada

kebanyakan orang didaerah tertentu, bukan pada pribadi atau kelompok

tertentu dan ‘urf bukanlah kebiasaan alami sebagaimana yang berlaku

dalam kebanyakan adat, tetapi muncul dari suatu pemikiran dan

pengalaman, seperti kebiasaan mayoritas masyarakat pada daerah tertentu

yang menetapkan bahwa untuk memenuhi keperluan rumah tangga pada

suatu perkawinan biasanya diambil dari mas kawin yang diberikan suami

dan penetapan ukuran tertentu dalam penjualan makanan.(Haroen,

1996:137-139)

J. Macam-Macam ‘Urf

1) Dari segi objeknya, ‘urf dibagi kepada:

Page 69: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

55

a) Al-‘urf al-lafzhi adalah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan

lafal/ ungkapan tertentu dalam mengungkapkan sesuatu, sehingga

makna ungkapan itulah yang dipahami dan terlintas dalam pikiran

masyarakat.

b) Al-úrf al ámali adalah kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan

perbuatan biasa atau muámalah keperdataan.

2) Dari segi cakupannya, úrf terbagi dua yaitu:

a) Al-úrf al-ám adalah kebiasaan tertentu yang berlaku secara luas di

seluruh masyarakat dan di seluruh daerah.

b) Al-úrf al-khásh adalah kebiasaan yang berlaku di daerah masyarakat

tertentu. (Haroen, 1996:140)

3) Dari segi keabsahannya dari pandangan syara’

a) Al-úrf al-shahih adalah kebiasaan yang berlaku di tengah-tangah

masyarakat yang tidak bertentangan dengan nash ayat atau hadist,

tidak menghilangkan kemaslahatan mereka, dan tidak pula membawa

mudarat kepada mereka.

b) Al-úrf al-fasid adalah kebiasaan yang bertentangan dengan dalil-dalil

syara’. (Haroen, 1996:141)

K. Syarat-Syarat ‘Urf

‘Urf bisa dijadikan salah satu dalil dalam menetapkan ada

beberapa syarat(Haroen, 1996:143):

Page 70: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

56

1) ‘Urf itu baik yang bersifat khusus dan umum maupun yang bersifat

perbuatan dan ucapan, berlaku secara umum. ‘Urf itu berlaku mayoritas

kasus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan keberlakuannya

dianut oleh mayoritas masyarakat tersebut.

2) ‘Urf itu telah memasyarakat ketika persoalan yang akan ditetapkan

hukumnya itu muncul. Artinya, yang akan dijadikan sandaran hukum itu

lebih dahulu ada sebelum kasus yang akan ditetapkan hukumnya.

3) ‘Urf itu tidak bertentangan dengan yang diungkapkan secara jelas dalam

suatu transaksi.

4) ‘Urf itu tidak bertentangan dengan nash, sehingga menyebabkan hukum

yang dikandung nash itu tidak bisa diterapkan.

Ushul fiqh menganggap tradisi itu adalah sebagai kebudayaan

masyarakat, tidak ada yang disalahkan karena ilmu fikih adalah ilmu yang

bersumber dari nash Al Qur’an dan Hadist, sedangkan tradisi atau

kebudayaan bersumber dari para leluhur yang lebih dahulu masuk ke

tanah Jawa khususnya.

Page 71: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

57

BAB III

HASIL PENELITIAN

Upacara adat Jawa dilakukan demi mencapai ketentraman hidup lahir

batin, dengan mengadakan upacara tradisional itu orang Jawa memenuhi

kebutuhan spiritualnya. Kehidupan ruhaniah orang jawa memang bersumber

dari agama yang diberi hiasan budaya lokal, oleh karena itu, orientasi

keberagamaan orang Jawa senantiasa memperhatikan nilai-nilai luhur yang

telah diwariskan oleh nenek moyangnya.(Mubaroq, 2009:38)

Begitu juga dengan ritual-ritual dalam adat pernikahan masyarakat

Jawa yang mana masih banyak yang menggunakan sistem numerologi dan

sistem hitungan guna mencari hari yang dianggap baik untuk melangsungkan

pernikahan. Biasanya orang tua kedua calon mempelai yang mencari hitungan

tersebut dengan meminta bantuan kepada dukun. Namun, kadangkala hanya

dari pihak perempuan yang menentukan, sebab upacara pernikahan bersamaan

dengan upacara akad nikah dilangsungkan di rumah pihak pengantin

perempuan.

Page 72: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

58

A. Gambaran Umum Penduduk di Desa Jetak Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang

1. Letak geografis Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang

Desa Jetak kecamatan Getasan kabupaten Semarang merupakan

sebuah desa yang cukup ramai terletak di bawah kaki gunung merbabu,

jalannya naik turun dan udaranya sejuk. Namun demikian, para warga yang

tinggal di desa tersebut sangat ramah. Walaupun desa Jetak ini jauh dari pusat

pemerintahan kecamatan, akan tetapi akses menuju desa Jetak ini cukup

mudah. Sehingga mempermudah perjalanan penulis dalam melakukan

penelitian.

Adapun luas desa Jetak kecamatan Getasan kabupaten Semarang

sampai dengan bulan Oktober tahun 2013 adalah 294. Ha, yang terdiri dari

hutan, ladang dan pemukiman. Sedangkan batas-batas wilayah desa Jetak

adalah

a. Sebelah utara : Desa Samirono Kecamatan Getasan /

Kelurahan Kumpul Rejo Kecamatan Argomulyo

b. Sebelah selatan : Desa Patemon Kecamatan Tengaran / Desa

Jlarem Kecamatan Ampel

c. Sebelah barat : Desa Tajuk Kecamatan Getasan

Page 73: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

59

d. Sebelah timur : Desa Randuacir Kecamatan Argomulyo

Sedangkan orbitasi atau jarak dari pusat pemerintahan adalah

1) Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 5 km

2) Jarak dari pusat pemerintahan Ibukota Negara : 1400 km

3) Jarak dari pusat pemerintahan Ibukota Kabupaten : 33 km

4) Jarak dari pusat pemerintahan Ibukota Provinsi : 54 km

2. Keadaan administratif

Desa Jetak kecamatan Getasan kabupaten Semarang mempunyai

penduduk yang berjumlah 3820 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK)

1154 KK.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Keterangan Jumlah 1. Laki-laki 1946 Jiwa 2. Perempuan 1874 Jiwa

Sumber Data: Monografi Bulan Oktober Tahun 2013

Untuk memperlancara kegiatan administrasi pemerintah, di desa Jetak

terdapat perangkat desa, mulai dari kepala desa hingga ketua RT (Rukun

Tetangga). Desa Jetak tebagi dalam dua belas dusun yaitu Setugur, Gajian,

Jayan, Dukuh, Tosoro A, Tosoro B, Weru A, Weru B, Kemiri, Jetak, Legok,

Page 74: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

60

Kendal yang masing-masing dusun mempunyai satu ketua RW dan beberapa

RT.

Tabel 3.2 Jumlah Perangkat Desa/ Kelurahan

No. Keterangan Jumlah 1. KASI, KAUR 5 Orang 2. KADUS 12 Orang 3. BPD 5 Orang

Sumber Data: Monografi Bulan Oktober Tahun 2013

Tabel 3.3 Pembinaan RT/RW

No. Keterangan Jumlah 1. Rukun Tetangga (RT) 33 Orang 2 Rukun Warga (RW) 13 Orang

Sumber Data: Monografi Bulan Oktober Tahun 2013

Tabel 3.4 Jumlah Kelembagaan Desa/ Kelurahan

No. Keterangan Jumlah 1. LKMD 8 Orang 2. PKK 67 Orang 3. Karang Taruna 27 Orang

Sumber Data: Monografi Bulan Oktober Tahun 2013

3. Keadaan Sosial Keagamaan Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari penduduk desa Jetak tidak

menggambarkan adanya konflik yang berarti di masyarakat. Mereka hidup

rukun saling berdampingan dalam bermasyarakat. Hal ini terlihat dari sikap

gotong royong masyarakat ketika ada kegiatan di desa, misalnya kerja bakti,

hajatan perkawinan dan kematian. Selain itu di desa Jetak ini juga ada tradisi

Page 75: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

61

nyadran berupa ziarah kubur yang dilaksanakan pada bulan Sya’ban dan ada

juga tradisi saparan yang dilaksanakan di bulan Safar. Tradisi ini tetap

mereka jalankan walaupun zaman sudah modern. Hal ini karena masyarakat

desa Jetak sangat menghargai warisan para leluhur atau nenek moyang

mereka.

Di desa Jetak mayoritas penduduknya beragama Islam walaupun ada

juga yang beragama Kristen dan Budha. Tetapi dalam kehidupan mereka

saling menghormati terhadap pemeluk agama Islam, begitu juga sebaliknya

yang dilakukan oleh pemeluk agama mayoritas tidak ada penindasan/

pengucilan terhadap warga minoritas, mereka hidup rukun berdampingan.

Tabel 3.5 Jumlah Sarana Ibadah

No. Keterangan Jumlah 1. Masjid 14 Buah 2. Mushola 4 Buah 3. Gereja 3 Buah 4. Wihara 1 Buah

Sumber Data: Monografi Bulan Oktober Tahun 2013

Dengan berbagai adanya kegiatan-kegiatan keagamaan serta masih

dilakukannya tradisi-tradisi adat Jawa tidak membuat penduduk terpecah

belah. Masih adanya tradisi-tradisi seperti itu mempercayai hari-hari baik

dalam pernikahan maka ajaran-ajaran agama yang mayoritas Islam belum bisa

dilaksanakan dengan tegas, namun masih banyak pemakluman dan

Page 76: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

62

memasukkan budaya sebagai media dakwah. Selain itu mereka sangat

menghargai akan warisan para leluhur atau nenek moyang yang berupa

kepercayaan-kepercayaan dan tradisi Jawa.

Dengan sikap di masyarakat tersebut menjadikan pemeluk agama

terkesan lebih toleran dan tidak membedakan antara syari’at dan budaya,

kondisi keagamaan yang demikian menjadikan para warga yang masih

percaya terhadap datangnya keselamatan jika dalam pelaksanaan ijab kabul

tepat dengan hari-hari baik maupun jam-jam yang baik untuk melakukannya.

4. Tingkat Pendidikan

Sebuah pendidikan merupakan suatu hak yang di dapatkan oleh setiap

manusia, yang mana pendidikan dapat dikategorikan dengan mencari ilmu

yang hukumnya wajib dalam ajaran agama Islam. Namun, dengan kondisi

ekonomi yang serba pas-pasan bahkan kurang layak menjadikan seseorang

tidak mendapatkan pendidikan yang baik.hanya sebagaian masyarakat yang

mampulah yang bisa memperoleh pendidikan yang tinggi.

Tabel 3.6 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Jetak

No. Keterangan Jumlah 1. Taman Kanak-Kanak 144 Orang 2. Sekolah Dasar 1167 Orang 3. SMP 334 Orang 4. SMU/SMA 289 Orang 5. Akademi/ D1-D3 62 Orang 6. Sarjana 43 Orang

Page 77: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

63

Sumber Data: Monografi Bulan Oktober Tahun 2013

B. Praktek Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan Dengan Sistem

Perhitungan Waktu

1. Persepsi Masyarakat Tentang Ijab Kabul Pernikahan Dengan System

Perhitungan Waktu

Dalam pernikahan ijab kabul merupakan rukun dari nikah yang harus

dilaksanakan. Di desa Jetak pelaksanaan ijab kabul pernikahan ini

menggunakan sistem perhitungan waktu. Dan hasil dari wawancara beberapa

pelaku ijab kabul pernikahan yang menggunakan sistem perhitungan waktu

ini sebagai berikut:

Tabel 3.7 Hasil Wawancara Kepada Masyarakat

No. Nama Agama Jenis kelamin Rt/Rw Keterangan 1. Sarwono Islam Laki-laki 9/III Tidak setuju,

dalam Islam tidak ada

2. Mujiono Islam Laki-laki 9/III Tidak setuju, semua waktu itu baik

3. Bejo trimo Islam Laki-laki 9/III Tidak setuju, dalam syari’at islam tidak ada

4. Hardiyono kemin

Islam Laki-laki 9/III Tidak setuju di syari’at islam tidak ada, adanya dalam adat hindu budha

5. Sukimin Islam Laki-laki 9/III Tidak setuju, dalam islam tidak ada, terlalu ribet

Page 78: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

64

6. Jarwono Islam Laki-laki 8/III Setuju, ajaran nenek moyang

7. Tukimin Islam Laki-laki 8/III Setuju, menggunakan waktu sudah di peritungkan

8. Suparno Islam Laki-laki 8/III Setuju, peninggalan dari nenek moyang

9. Wagimin Islam Laki-laki 8/III Setuju, supaya terhindar dari bahaya

10. Sumarto pupon

Islam Laki-laki 8/III Setuju, ikut ajaran nenek moyang

11. Sulastri Islam Perempuan 4/I Setuju, sudah tradisi

12. Zulaikah Islam Perempuan 4/I Setuju, ikut dengan orang tua

15. Parji Islam Laki-laki 4/I Setuju, sudah adat tradisi

16. Dwi agustina

Islam Perempuan 4/I Tidak setuju, ajaran Islam tidak ada

17. Sumiyati Islam Perempuan 3/I Setuju, supaya terhindar dari bahaya

18. Sutrisni Islam Perempuan 2/I Setuju, tradisi dan peninggalan nenek moyang

18. Suwarno Islam Laki-laki 4/I Setuju, supaya pernikahannya lancar tidak terjadi apa-apa

19. Sri kurniawati

Islam Perempuan 3/I Tidak setuju, tidak percaya dengan hal-hal seperti itu

20. Sunato trimo

Islam Laki-laki 2/I Setuju, agar tidak terjadi marabahaya dalam pernikahan

Page 79: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

65

21. Martono bolot

Islam Laki-laki 2/I Setuju, pernikahan lancar

22. Sri lestari Islam Laki-laki 2/I Tidak setuju, dal Islam tidak ada dan tidak percaya

23. Mulyadi Islam Laki-laki 3/I Setuju, menghindari hari naas

24. Masykur Islam Laki-laki 2/I Setuju, dalam jawa sudah ada hitungannya

25. Sri wahyuni

Islam Laki-laki 2/I Setuju, sudah adat tradisi

26. Abadi Islam Laki-laki 3/XII Tidak setuju, di sesuaikan jam kantor dengan yang simpel

27. Trimo Islam Laki-laki 1/XIII Setuju, ajaran nenek moyang

28 Tukiman Islam Laki-laki 2/XIII Setuju, ikut orang tua

29. Marjo Islam Laki-laki 2/XIII Setuju, menghindari hari naas

30. Sutrisno Islam Laki-laki 2/XIII Setuju, sudah tradisi

Dari hasil wawancara dan penelitian di desa Jetak banyak yang masih

menggunakan tradisi seperti itu. Dari 30 responden terdapat 8 responden yang

tidak setuju dengan penggunaan pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan

sistem perhitungan waktu Sedangkan 22 responden menyatakan setuju dengan

ijab kabul pernikahan dengan sistem perhitungan waktu. Jika diukur

menggunakan prosentase 82 % menyatakan setuju dan 18 % menyatakan

Page 80: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

66

tidak setuju dengan pelaksanaan ijab kabul pernikahan dengan sistem

perhitungan waktu.

2. Alasan Masyarakat Menggunakan Waktu Dalam Pelaksanaan Ijab

Kabul Pernikahan

Dari hasil wawancara kepada masyarakat desa Jetak dapat di ambil

beberapa alasan kebanyakan orang menggunakan waktu dalam pelaksanaan

ijab kabul pernikahan. Adapun alasan-alasan yang banyak masyarakat

ucapkan yaitu sebagai berikut:

a. Masyarakat menggunakan waktu balam melaksanakan ijab kabul

pernikahan karena sudah menjadi tradisi turun temurun yang

diwariskan oleh para nenek moyang dahulu.

b. Dengan menggunakan penentuan waktu palaksanaan ijab kabul

pernikahan, keluarga yang menikah akan terhindar dari semua

ancaman marabahaya.

c. Jika seseorang sudah tahu dan mempercayai dengan waktu untuk

melaksanakan ijab kabul pernikahan mereka harus

menggunakannya, selain dalam pernikahan pun mereka juga harus

menggunakan waktu-waktu yang dipercayainya waktu baik, jika

dilanggar dipercaya akan mendapatkan marabahaya.

Page 81: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

67

d. Bagi masyarakat yang anti menggunakan waktu dalam

pelaksanaan ijab kabul pernikahan mereka menganggap dalam

syariat islam tidak ada.

e. Bagi masyarakat yang anti menggunakan waktu-waktu baik,

mereka beralasan semua waktu itu baik, tidak ada waktu yang

tidak baik tinggal yang punya hajat itu mantab dan yakin tidak ada

ancaman marabahaya.

3. Cara Menentukan Waktu-Waktu Yang Baik Dalam Pelaksanaan Ijab

Kabul Pernikahan di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap warga Desa Jetak cara

untuk menentukan waktu yang baik dalam pelaksanaan ijab kabul pernikahan

ternyata dalam menentukan waktu ijab kabul pernikahan di Desa Jetak hanya

ada satu, karena dari beberapa dusun yang yang menjadi tokoh masyarakat

hanya satu yang dijadikan panutan dalam menentukan waktu melaksanakan

ijab kabul pernikahan, Selain itu juga dalam semua hajatan. Di desa Jetak

tokoh masyarakat yang paling sering di mintai tolong yaitu Mbah Sabar yang

bertempat tinggal di dusun Kendal. Mbah Sabar menggunakan buku primbon

yang berjudul primbon jayabaya, beliau menggunakan buku itu untuk

menentukan waktu maupun hari yang dianggap baik. Mbah Sabar dalam

Page 82: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

68

menentukan waktu dan hari baik, beliau menggunakan ciri-cirinya tahun,

yaitu sebagai berikut:

1) Tahun Alip

Sasi suro rebo wage

Seloso pon ora keno samu barang gawe

Kamis pon

Jum’at legi

2) Tahun Ehe

Sasi suro ahad pon

Sabtu pahing ora keno samu barang gawe

Senin pahing

Seloso kliwon

3) Tahun Jem awal

Suro jum’at pon

Kemis pahing ora keno samu barang gawe

Sabtu pahing

Ahad kliwon

4) Tahun Je

Suro seloso pahing

Senin legi ora keno samu barang gawe

Rebo legi

Page 83: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

69

Kemis wage

5) Tahun Dal

Sabtu legi ora keno samu barang gawe

Jum’at kliwon

Minggu kliwon

Senin pon

6) Tahun B

Suro kemis legi

Rebo kliwon ora keno samu barang gawe

Jum’at kliwon

Sabtu pon

7) Tahun wawu

Suro senin kliwon

Minggu wage ora keno semu barang gawe

Seloso wage

Rebo pahing

8) Tahun Jem akhir

Suro jum’at wage

Kemis pon ora keno semu barang gawe

Sabtu pon

Minggu legi

Page 84: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

70

Dalam perhitungan tahun ini pergantiannya setiap 8 tahun sekali atau

sewindu. Sedangkan untuk perhitungan waktu pelaksanaannya ijab kabul

pernikahan Mbah Sabar sudah menentukannya waktu-waktu yang tepat untuk

melangsungkannya yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.8 Daftar Waktu-Waktu Yang Tepat Untuk Ijab Kabul

Pernikahan

No. Hari Jam/Waktu

1. Senin 11.00

2. Selasa 14.00

3. Rabu 10.00 dan 22.00

4. Kamis 07.00 dan 08.00

5. Jum’at 10.00

6. Sabtu 11.00

7. Minggu 07.00 dan 08.00

Sumber Data: hasil wawancara dengan Mbah Sabar tanggal 23 Juni

2014

Page 85: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

71

Penggunaan waktu dan hari baik tidak hanya dilakukan untuk hajatan

pernikahan saja tetapi dalam mendirikan rumah atau bangunan masyarakat

juga menggunakan hari dan waktu yang baik pula. Sedangkan pada bulan

Suro atau Muharram tidak ada orang yang mempunyai hajatan pernikahan dan

juga untuk mendirikan rumah ataupun bangunan karena mereka takut kalau

mendapat malapetaka dan marabahaya dan dari nenek moyang dulu tidak ada

yang melangsungkan kegiatan atau hajatan pada bulan Suro atau Muharram.

(hasil wawancara dengan Mbah Sabar tanggal 23 juni 2014)

4. Persepsi Tokoh Agama Dan Tokoh Masyarakat Tentang Ijab Kabul

Pernikahan Dengan Sistem Perhitungan Waktu

Dari hasil wawancara kepada tokoh agama dan juga tokoh masyarakat

desa Jetak kebanyakan penduduk sangat berpegang teguh kepada tradisi-

tradisi Jawa. Apa lagi dalam hal pernikahan mereka sangat berhati-hati dalam

persiapan pelaksanaan sampai pada acara pernikahannya.

Misalnya menurut pendapat Mbah Sabar selaku tokoh masyarakat dan

orang yang menganggap dukunnya desa, beliau mengatakan bahwa

“pelaksanaan ijab Kabul pernikahan terikat waktu itu sangat penting sekali

karena yang namanya pernikahan adalah hal yang paling sakral dalam

penduduk desa Jetak karena penduduk desa tidak mau nantinya dalam rumah

tangganya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti halnya dalam

Page 86: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

72

mencari rejeki tidak lancar, terjadi perselisihan terus dalam berumah tangga,

dan yang ditakutkan lagi kalau sampai adanya perceraian”.

Jadi menurut Mbah Sabar menggunakan waktu-waktu yang baik

dalam pelaksanaan ijab Kabul pernikahan memang sangat diperlukan. Namun

ada pula tokoh agama yang setuju juga dengan pendapat Mbah Sabar yaitu

Bapak Jono, beliau seorang tokoh agama yang selalu ingin melestarikan

tradisi-tradisi jawa seperti halnya tradisi dalam pernikahan. Beliau juga

mengemukakan pendapatnya kalau semua masyarakatnya selalu dihimbau

untuk bisa melestarikan tradisi-tradisi seperti itu karena itu merupakan ajaran-

ajaran dari nenek moyang kita, asalkan saja tidak bertentangan dengan

syariat-syariat Islam.

Sedangkan menurut Pak Sualim sebagai tokoh agama juga beliau tidak

setuju dengan tradisi-tradisi seperti itu karena kata beliau dalam syariat Islam

tidak ada ajaran seperti itu, ajaran seperti adanya cuma di agama Hindu dan

Budha, jadi beliau tidak percaya dengan sepeti hal-hal seperti itu. Menurut

beliau semua waktu dan hari itu baik, tidak ada waktu atau hari yang sial.

Tetapi semua masyarakat masih tetap percaya dengan hal-hal yang mistik itu,

seperti halnya pada bulan Muharram atau biasanya orang mengatakan bulan

Suro, mereka tidak berani mengadakan kegiatan apapun dan juga hajat

apapun.

Page 87: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

73

Dalam hal penggunaan waktu dalam pelaksanaan ijab Kabul

pernikahan di desa Jetak masyarakatnya menggunakan waktu sebagai

penentuan palaksanaan ijab kabul pernikahan, tidak hanya pernikahan saja,

semua hajatan apapun juga mwnggunakan waktu-waktu yang baik. Dusun

Kendal mayoritas menggunakan waktu-waktu yang baik untuk melaksanakan

hajatan. Dan dari semua dusun pun belum pernah ada yang melanggar waktu-

waktu yang dianggap sial, karena mereka takut akan terjadi suatu hal yang

tidak diinginkan dan terjadinya marabahaya dan mereka selalu menghindari

hari-hari sial atau hari-hari na’as.

Page 88: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

74

BAB IV

ANALISIS

A. ANALISIS PENGGUNAAN PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU DALAM TINJAUAN ILMU FIQH

Fiqh menurut bahasa artinya pengetahuan, pemahaman dan kecakapan

tentang sesuatu biasanya tentang ilmu agama (Islam) karena

kemuliaannya.(Zuhri, 2009:9). Sedangkan ilmu fiqh adalah ilmu yang

membicarakan tentang hukum-hukum syar’i amali (praktis) yang

penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-

dalil yang terperinci dalam nash Al Qur’an dan Hadist. (Koto, 2009:2)

Tradisi merupakan suatu karya cipta manusia . senyampang ia tidak

bertentangan dengan inti ajaran agama, tentunya islam akan menjustifikasi

(membenarkan)-nya. Kita bisa bercermin bagaimana walisongo tetap

melestarikan tradisi Jawa yang tidak melenceng dari ajaran Islam.(Yasid,

2005:249)

Di pulau Jawa banyak sekali budaya dan juga tradisi-tradisi zaman

dulu, salah satunya kebudayaan atau tradisi tersebut adalah adanya

penggunaan waktu dalam pelaksanaan ijab kabul pernikahan. Mereka

melakukan itu untuk menentukan waktu-waku yang mereka anggap baik

Page 89: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

75

dalam pelaksanaan ijab Kabul pernikahan, selain itu digunakan untuk

membangun rumah dan untuk berpindah rumah.

Namun pada zaman sekarang ini masyarakat Jawa masih menganut

dengan tradisi atau budaya semacam itu dikarenakan adanya berbagai macam

alasan yaitu supaya tidak terjadi marabahaya dalam pelaksanaan pernikahan

serta agar terjalinnya keharmonisan dalam berumah tangga dan untuk

menjaga budaya atau tradisi nenek moyang para leluhur. Tetapi dengan

adanya tradisi tersebut sering disalah artikan dengan mempercayai hal-hal

yang ghaib dan mengadakan ritual-ritual seperti sesajen dan mendatangi

makam para sesepuh dengan membawa sesajen untuk dimintai pertolongan.

Hal ini yang menjadikan suatu kebudayaan itu menjadi rusak dikarenakan

perbuatan-perbuatan yang syirik itu. Dan masih percayanya masyarakat

dengan perkataan-perkataan dukun yang menentukan waktu-waktu yang baik.

Perkembangan Islam memang selalu terbuka dengan ranah sosial

masyarakat, ajaran agama Islam sangat terpengaruh dengan budaya

masyarakat pada zaman dan tempat, bahasa al Qur’an dengan bahasa arab itu

adalah salah satu bukti bahwa ajaran agama Islam itu membuka diri dengan

kearifan budaya lokal dengan menggunakan bahasa yang sudah melekat pada

kaum yang telah mengenal bahasa itu sebelum Islam diturunkan. Masuknya

Islam ke tanah Jawa tidak mudah karena masyarakat Jawa sangatlah kental

dengan budaya keraton yang masih beragama Hindu dan Budha dan ditopang

Page 90: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

76

dengan masyarakat bawah yang masih sangat kental dengan aliran dinamisme

dan animisme. Agama Islam masuk ke tanah Jawa juga dipermudah dengan

konsep agama Islam yang equality atau persamaan derajat yang pada masa itu

masih ada perbedaan kasta. Syi’ar agama islam dapat dibedakan menjadi dua

yaitu nonkompromis dan kompromis, ajaran Islam tidak lepas dari peran para

wali yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, Sunan Kalijaga adalah

salah satu dari beberapa tokoh penyebaran agama Islam di tanah Jawa, beliau

memasukkan muatan-muatan ajaran agama Islam pada budaya-budaya yang

ada, contohnya adalah pagelaran “wayang”, masyarakat jawa sangat kental

dengan sesajen karena agama asli orang Jawa adalah animisme dan dinamisme

suatu paham yang mempercayai adanya roh-roh nenek moyang yang memiliki

kekuatan mistik dan menempati pada suatu tempat yang dianggap keramat,

namun budaya yang demikian itu tidak ditolak secara mentah oleh Sunan

Kalijaga, namun dirubah mulanya tanpa harus menolak budaya yang ada.

(Mubaroq, 2009:58)

Begitu juga dalam menentukan waktu yang baik dalam pelaksanaan

ijab kabul. Dalam agama Islam semua waktu itu adalah baik, tidak ada waktu-

waktu sial. Seperti halnya dalam melaksanakan hajat pernikahan itu bisa

dilakukan kapan saja. Tidak ada waktu-waktu tertentu dalam pelaksanaan ijab

kabul pernikahan yang mana dilarang untuk melakukan ijab kabul pernikahan.

Karena pernikahan itu adalah sunnatullah yang mana sangat dianjurkan Allah

Page 91: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

77

Swt. Dalam syarat dan rukun ijab kabul pernikahan yang tercantum dalam

Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang ijab

kabul tidak menyebutkan ijab kabul pernikahan tersebut harus dilakukan pada

waktu-waktu tertentu dan tidak disebutkan pula tentang larangan ijab kabul

pernikahan pada waktu-waktu tertentu. Jadi tidak ada peraturan tertentu yang

melarang sebuah ijab kabul pernikahan yang dilakukannya terikat waktu.

Dalam kaidah-kaidah hukum Islam ada salah satu kaidah yang penting

dalam melakukan suatu kegiatan yaitu kaidah niat yang berbunyi:

االموربمقاصدها

Artinya: Segala sesuatu itu tergantung pada tujuannya.

Niat yang terkandung didalam hati seseorang saat melakukan

amaliyah, menjadi kriteria yang dapat menentukan nilai dan status hukum

amal amaliyah yang telah dilakukan, baik yang berhubungan dengan

peribadahan maupun dengan adat kebiasaan.(Tamrin, 2010:26) Sedangkan

landasan hukum niat yaitu Al Qur’an dan Hadist. Dalam firman Allah Swt.

Qs. Al bayyinah: 5

Page 92: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

78

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah

Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama

yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan

yang demikian itulah agama yang lurus. (Departemen Agama Republik

Indonesia, 1989:1084)

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin

Khathab, Nabi Saw. Bersabda:

حفص عمر بن الخطاب رضي هللا عنه قال : سمعت رسول هللا أمير المؤمنين أبي عن انت صلى هللا عليه وسلم يقول : إنمااألعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى . فمن ك

رته إلى هللا ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو هجرته إلى هللا ورسوله فهج امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه (رواه البخاري مسلم)

Artinya: Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar Bin Al Khattab

Radiallahuanhu, dia berkata: saya mendengar Rasulullah Saw bersabda :

sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap

orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang

hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka

hijrahnya kepada (keridhaan) allah dan rasul-nya. Dan siapa yang hijrahnya

Page 93: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

79

karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin

dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia

niatkan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain tidak menggunakan ladasan dari kaidah hukum fikih semua

yang dilakukan dengan tidak didasari dengan mengharap ridho Allah Swt

maka perbuatan itu dianggap perbuatan yang syirik. Padahal perbuatan syirik

merupakan dosa yang paling besar.

Akan tetapi masyarakat Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten

Semarang tetap tidak berani melaksanakan ijab kabul pernikahan dengan

sistem perhitungan waktu. Hal ini karena adanya kepercayaan yang turun

temurun dari zaman dulu bahwa ijab kabul penikahan yang dilakukannya

dengan asal-asalan tidak dengan waktu-waktu tertentu maka dalam kehidupan

rumah tangganya takut akan tidak harmonis dan rejekinya tidak lancar, maka

di masyarakat desa tersubut sampai sekarang ini belum pernah ada yang

melanggar kepercayaan-kepercayaan tradisi itu.

Dalam Islam hal-hal seperti itu disebut thiyarah, yaitu meramalkan

bernasib sial karena melanggar sesuatu. Padahal yang berkuasa menentukan

nasib setiap orang adalah Allah Swt. Jadi apabila manusia tidak percaya

dengan kekuasaan Allah Swt. maka dia itu termasuk golongan orang musyrik.

Page 94: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

80

Dan sesungguhnya Allah Swt telah berfirman dalam Qs. Yasin: 19 yang

berbunyi:

Artinya: Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah

karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib

malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".(Departemen

Agama Republik Indonesia, 1989:708)

Kesialan, keburukan sebetulnya itu adalah dari perbuatan manusia

sendiri yaitu adanya sifat kekufuran, keingkaran, dan permusuhahan kalian

terhadap Allah Swt. dan Rasul-Nya.(Qardhawi, 2007:345)

B. ANALISIS PRAKTEK MENGHITUNG ATAU MEMILIH WAKTU

BAIK

Dalam menggunakan sistem perhitungan untuk memilih waktu yang

baik dalam pelaksanaan ijab kabul pernikahan yang dilakukan oleh sebagian

besar masyarakat desa Jetak ada satu dukun yang dianggap masyarakat bisa

dijadikan panutan dalam menentuka waktu-waktu yang baik dalam

pelaksanaan ijab kabul penikahan. Untuk penentuannya dukun itu

menggunakan tanggal kelahiran, harridan pasaran kedua calon mempelai yang

Page 95: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

81

mau menikah. Tetapi sekarang menggunakan kelahiran calon perempuannya

saja.

Bagi Mbah Sabar salah satu dukun yang ada di Desa Jetak dalam

memilih waktu yang baik biasanya yang punya hajat sudah punya pilihan

waktu sendiri dan dating ke dukun hanyalah untuk berkonsultasi. Dalam hal

ini Mbah Sabar hanya membukakan buku catatannya dan melihat bulah Jawa

dan hari serta bertanya tentang kelahiran calon perempuan.

Praktek hitungan Jawa tidak semua orang dapat memahaminya, namun

hanya orang-orang tertentulah yang mampu memahaminya seperti orang yang

sudah tua umurnya atau yang dituakan dilingkungan tempat tinggalnya.

Kebanyakan orang-orang muda tidak memahami bagaimana cara menentukan

atau memilih waktu yang baik untuk melaksanakan ijab kabul pernikahan.

Jika orang-orang yang paham mau untuk mengajarkan kepada yang

muda tentunya tradisi Jawa ini akan tetap lestari asalkan tidak bercampur

dengan adanya unsure-unsur mistik. Dampak adanya sistem perhitungan

waktu pelaksanaan ijab kabul pernikahan ini adalah masyarakat dan keluarga

yang ingin mempunyai hajat menjadi tenang dari berbagai ancaman

marabahaya mistik dan terpeliharanya budaya nenek moyang, namun dapat

pula berdampak terhadap perilaku mistik yang sampai keperbuatan

Page 96: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

82

menyekutukan tuhan dan perbuatan seperti ini jelas dilarang dalam Syari’at

Islam.

C. ANALISIS PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP

PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN YANG TERIKAT

OLEH WAKTU

Islam masuk di tanah jawa setelah ajaran agama Hindu dan Budha,

banyak kebudayaan-kebudayaan yang muncul pada zaman Hindu dan Budha.

Tradisi menentukan waktu yang baik merupakan salah satu ajaran dari Hindu

dan Budha. Di desa Jetak kecamatan Getasan kabupaten Semarang masih

menggunakan tradisi-tradisi menggunakan waktu-waktu yang di anggap baik.

Mereka menggunakan waktu yang baik untuk melaksanakan berbagai acara

hajatan salah satu hajatan yang menggunakan yaitu dalam acara ijab kabul

pernikahan. Dari hasil wawancara dan penelitian di desa Jetak banyak yang

masih menggunakan tradisi seperti itu. Dari 30 responden terdapat 8

responden yang tidak setuju dengan penggunaan pelaksanaan ijab kabul

penikahan terikat oleh waktu. Sedangkan 22 responden menyatakan setuju

dengan ijab kabul pernikahan terikat waktu. Jika di ukur menggunakan

prosentase 82 % menyatakan setuju dan 18 % menyatakan tidak setuju dengan

pelaksanaan ijab kabul pernikahan terikat waktu.

Page 97: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

83

Dari responden yang menyatakan setuju dengan pelakanaan ijab kabul

pernikahan terikat waktu beralasan sudah merupakan tradisi dan warisan

nenek moyang. Ada pun yang mengatak menggunakan tradisi seperti itu

supaya nanti dalam pernikahannya lancar, tidak terjadi marabahaya dan

mendapat kemantapan dalam acara ijabnya nanti. Sedangkan yang tidak setuju

beralasan dalam ajaran Islam tidak ada, kebanyakan yang mengatakan tidak

setuju yaitu mereka yang telah mendapat pendidikan keagamaan yang cukup.

Tidak hanya dalam hajatan pernikahan saja mereka tidak setuju tetapi semua

hajatan yang menggunakan tradisi Jawa mereka tidak setuju dan dalam ajaran

Islam pun tidak ada. Namun ada beberapa orang yang anti dengan adat atau

tradisi seperti itu tetapi mereka tetap menggunakan karena mengikuti saran

orang tuanya dan juga nenek atau kakeknya. Sedangkan bagi yang setuju

kebnyakan dari orang-orang tua yang sangat menghormati adat-adat kejawen.

Dengan alasan untuk menghormati dan menghargai warisan para leluhur.

Adapun tokoh agama yang setuju juga dengan tradisi seperti itu dengan

beralasan untuk menghormati juga warisan para leluhur asalkan dalam

menentukuannya tidak ada unsur-unsur yang menjerumus kedalam

kemusyrikan, seperti adanya sesajen atau menyembah-nyembah roh-roh

halus, sampai sekarang ini tradisi pelaksanaan ijab kabul pernikahan terikat

oleh waktu masih digunakan.

Page 98: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak sekali kebudayaan atau tradisi yang masuk di tanah Jawa, itu

disebabkan karena Islam masuk di tanah Jawa setelah agama Hindu dan

Budha. Ajaran Hindu Budha banyak sekali mengajarkan tentang kebudayaan

atau tradisi, maka kebanyakan orang pada zaman sekarang ada sebagian orang

yang menganggap ada Islam kejawen, karena adanya ajaran-ajaran agama

Islam yang tidak ada dalam syari’at Islam tetapi ajaran itu masuk kedalam

tradisi atau kebudayaan. Seperti tradisi yang ada di Desa Jetak yaitu

pelaksanaan ijab kabul pernikahan yang terikat oleh waktu.

Dari sini peneliti dapat mengambil kesimpulan dengan adanya tradisi

tersebut:

1. Alasan-alasan para pelaku pelaksanaan ijab kabul terikat oleh waktu,

yaitu:

a. Masyarakat menggunakan waktu dalam menentukan pelaksanaan

ijab kabul pernikahan karena sudah menjadi tradisi turun temurun

yang diwariskan oleh nenek moyang dahulu.

Page 99: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

85

b. Dengan menggunakan penentuan waktu dalam pelaksanaan ijab

kabul penikahan, keluarga yang menikah akan terhindar dari

semua ancaman marabahaya.

c. Jika seseorang sudah tahu dan mempercayai dengan waktu

pelaksanaan ijab kabul pernikahan, mereka harus

menggunakannya. Selain dalam hajat pernikahan pun mereka juga

harus menggunakan waktu-waktu yang dipercayainya waktu baik,

jika dilanggar dipercaya akan mendapatkan marabahaya.

2. Persepsi para tokoh agama dan tokoh masyarakat tentang pelaksanaan

ijab kabul pernikahan dengan sistem perhitungan waktu sangatlah

beragam, dari yang setuju dengan alas an supaya mendapat

kemantaban sampai beralasan untuk melestarika warisan nenek

moyang zaman dahulu. Begitu juga dengan tanggapan yang tidak

setuju dengan pelaksanaan ijab kabul dengan sistem perhitungan

waktu karena mereka beralasan dalam syari’at Islam tidak ada.

3. Ilmu fikih menganggap tradisi itu adalah sebagai kebudayaan

masyarakat, tidak ada yang disalahkan karena ilmu fikih adalah ilmu

yang bersumber dari nash Al Qur’an dan Hadist, sedangkan tradisi

atau kebudayaan bersumber dari para leluhur yang lebih dahulu masuk

ke tanah Jawa khususnya. Ajaran yang masuk di tanah Jawa yang di

bawakan oleh para wali juga tidak lepas dari tradisi-tradisi Jawa. Para

Page 100: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

86

wali memasukkan ajaran Islam ke jawa dengan muatan-muatan

budaya Jawa. Jadi dengan adanya budaya-budaya Jawa tidak bisa

ditolak langsung dengan aturan ilmu fikih yang bersumber dari

syari’at Islam. Tradisi tersebut termasuk dalam ‘urf al-fasid karena

dalam pelaksanaannya masih menggunakan unsur-unsur mistik.

B. Saran

1. Untuk tokoh agama agar bisa menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang

lebih mendalam lagi kepada masyarakat desa mengenai bertentangannya

dengan tradisi atau kebudayaan yang bisa menimbulkan ke arak

kesyirikan.

2. Untuk para tokoh agama yang mempunyai argumen yang berbeda

diharapkan tetap bisa menjadi panutan bagi masyarakat yang masih

membutuhkan ajaran-ajaran agama yang islam supaya dalam lingkup

masyarakat mempunyai satu tujuan yaitu mengharap ridho allah dan tidak

adanya perbedaan antara satu dengan yang lain.

3. Untuk para masyarakat desa yang telah mempunyai tingkat pendidikan

agama yang lebih, bisa mengajarkan kepada masyarakat desa yang tingkat

pendidkan agamanya masih kurang agar bisa mengetahui mana tradisi

yang memang tidak melanggar syari’at agama Islam dan yang melanggar

syari’at Islam.

Page 101: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

87

Dengan adanya tradisi yang ada dalam masyarakat desa Jetak dan

adanya beberapa pemeluk agama yang berbeda, diharapkan juga dengan

adanya tradisi masyarakat bisa hidup rukun dan selalu melestarikan

kebudayaan atau tradisi sesuai dengan ajaran Islam.

Page 102: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

DAFTAR PUSTAKA

An-Nablusi, Imam Abdul Ghani. 2004. Keutamaan Hari dan Bulan Dalam Islam.

Cet. I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

An-Naisaaburii, Imam Abil Husain Muslim bin Khajjaj Al Qusairi. Shahih Muslim

Jilid 4.

Asy-Syaqiry, M. Abdussalam Khadr. 2004. Bid’ah-Bid’ah Yang Dianggap Sunnah.

Cet. III. Jakarta: Qisthi Press.

Bratawijaya, Thomas Wiyasa. 1997. Mengungkap dan Mengenal Budaya Jawa. Cet.

I. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Cakraningrat, Harya. 1994. Primbon Betaljemur Adammakna. Yogyakarta:

Soemodidjojo Mahadewa.

Clifordz Geertz. 1960. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Agama Republik INDONESIA. 1989. Al Qur’an Dan Terjemahan.

Bandung: Gema Risalah Press.

Fajri, Em Zul Dan Ratu Aprilia Senja, tt. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

Indonesia Difa Publisher.

Harawijaya, M. 2008. Tatacara Penyelenggaraan Perkawinan Adat Jawa.

Yogyakarta: Hanggar Creator.

Haroen, Nasrun, Haji. 1996. Ushul Fiqh. Cet. I. Jakarta: Logos Publishing House.

Page 103: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

Karim, Kholil Abdul. 2003. Syari’ah Sejarah, Perkelahiran, Pemakaman. Cet. I.

Yogyakarta: LKiS.

Koto, Prof. Dr. H. Alaiddin. 2009. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Moleong, Lexyj. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

Mubaroq, Mikdad Musa. 2009. Fiqh Lingkingan Sesajen Kali dan Kearifan Lokal

(Studi Kasus Di Warangan, Muneng Warangan, Pakis, Magelang).

Skripsi Jurusan Syari’ah STAIN Salatiga.

Muljana, Slamet. 2006. Tafsir Sejarah Nagarakertagama. Yogyakarta: LKiS.

Mustofa, Adib Bisri. 1993. Tarjamah Shahih Muslim, Jilid II. Semarang : Asy-Syifa.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghali Indonesia.

Poerwardaminta, W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Qardhawi Yusuf. 2007. Halal dan Haram Dalam Islam. Cet IV. Solo: Era

Intermedia.

Sabiq, Sayyid. 1980. Fiqih Sunnah Jilid 6. Bandunga : Al Ma’arif.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press.

Summa, Prof. Muhammad Amin. 2004. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik Edisi

VII. Bandung: CV. Tarsito.

Page 104: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

Syarifuddin, Prof. Dr. Amir. 2006. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara

Fikih Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana.

Tamrin, Dr. H. Dahlan, M.Ag. 2010. Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Kulliyah Al-

Khamsah). Malang: UIN-Maliki Press.

Tihami, Prof. Dr. H. MA. Dan Sahrani, Drs. Suhari. 2009. Fikih Munakahat Kajian

Fikih Nikah Lengkap. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Yazid, Abu. 2005. Fikih Realitas Respon Ma’had Aly Terhadap Wacana Hukum

Islam Kontemporer. Cet I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zuhri, Saifudin. 2009. Ushul Fiqh Akal Sebagai Sumber Hukum Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Page 105: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 106: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 107: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 108: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 109: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 110: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 111: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 112: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 113: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 114: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 115: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 116: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 117: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 118: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya
Page 119: PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/65/1/Khusein Ali Mochammad_21109004.pdfManusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : KHUSEIN ALI MOCHAMMAD

Tempat / Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 30 Januari 1991

Alamat asal : Kauman Rt : 02, Rw : 05, Tingkir lor, Tingkir,

Salatiga

Pendidikan :

1. SD Negeri 02 Tingkir Lor Salatiga lulus tahun

2003

2. SMP Negeri 6 Salatiga lulus tahun 2006

3. Madrasah Aliyah Negeri Salatiga lulus tahun

2009

4. Jurusan Syari’ah STAIN Salatiga angkatan

2009

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya

untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 22 agustus 2014

Penulis,

Khusein Ali M 21109004