Upload
vucong
View
263
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1
PEMANFAATAN BIJI KETAPANG (Terminalia catappa)
SEBAGAI BAHAN DASAR TAHU DENGAN SUBSTITUSI
KACANG KEDELAI DAN BAHAN PENGGUMPAL ASAM
CUKA DAN BATU TAHU UNTUK MENINGKATKAN
KETAHANAN PANGAN
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PKK, Konsentrasi Tata Boga
Oleh
Alfian Cahyo Budi NIM. 5401411116
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Maju terus pantang mundur untuk menggapai cita dan asa !
2. Maksimalkan doa dan pengorbanan, demi terwujudnya sebuah tujuan dan hasil
yang maksimal.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta, atas doa dan motivasi,
serta kasih sayang yang tidak pernah putus.
2. Adikku yang selalu mendukung dan memberi
semangat.
3. Seluruh kerabat yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
.
vi
Abstrak
Alfian Cahyo Budi. 2015. “Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia catappa)
Sebagai Bahan Dasar Tahu Dengan Substitusi Kacang Kedelai Dan Bahan
Penggumpal Asam Cuka Dan Batu Tahu Untuk Meningkatkan Ketahanan
Pangan”. Skripsi, S-1 Program Studi Pendidikan Tata Boga, Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dosen
Pembimbing Drs. Loekmonohadi.
Tahu merupakan makanan terbuat dari kacang kedelai yang digemari oleh
masyarakat Indonesia dan sebagai sumber pangan untuk meningkatkan ketahanan
pangan nasional. Pemanfaatan biji ketapang sebagai bahan dasar dalam
pembuatan tahu diharapkan dapat mengatasi masalah ketahanan pangan
masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) pengaruh
penambahan kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen, 2) pengaruh
penambahan bahan penggumpal terhadap kualitas tahu hasil eksperimen, 3)
komposisi tahu hasil eksperimen terbaik, dan 4) penerimaan masyarakat terhadap
tahu hasil eksperimen terbaik
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial 3x3.
Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini yaitu perbandingan berat biji ketapang
dengan kacang kedelai yang berbeda yaitu 9 : 1, 8 : 2, dan 7 : 3 untuk setiap 100
gram bahan dasar serta pemberian bahan penggumpal dengan perbandingan berat
antara batu tahu dan asam cuka yang berbeda, yaitu 5 : 1, 1 : 1, dan 5 : 1 untuk
setiap 20 gram bahan penggumpal. Teknik pengumpulan data menggunakan
panelis agak terlatih melalui uji inderawi dan panelis tidak terlatih untuk uji
kesukaan. Sampel tahu terbaik diujikan di laboratorium untuk mengatahui
kandungan gizi.
Tahu biji ketapang terbaik dan paling disukai adalah sampel A3B1 dengan
perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai sebesar 7 : 3, serta
penambahan bahan penggumpal 15 gram batu tahu dan 5 gram asam cuka.
Tingkat kesukaan masyarakat persentase sebesar 84,8 %. Berdasarkan hasil uji
laboratorium, tahu sampel A3B1 mengandung protein sebesar 14,5420%, lemak
26,4658%, dan karbohidrat sebesar 8,4402%.
Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lanjutan tentang
inovasi efektifitas pengupasan buah ketapang sehingga dapat di ambil bijinya
secara mudah. Perlu penelitian lanjutan agar biji ketapang dapat dimanfaatkan
menjadi produk-produk olahan pangan lain selain tahu yang dapat meningkatkan
ketahanan pangan. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pembuatan tahu biji ketapang sebagai inovasi produk makanan dan salah satu
bahan pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Kata Kunci: Tahu, Ketahanan Pangan, Biji Ketapang
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia catappa) Sebagai
Bahan Dasar Tahu Dengan Substitusi Kacang Kedelai dan Bahan Penggumpal
Asam Cuka dan Batu Tahu Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan” ini disusun
sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberi
rekomendasi atau persetujuan pada proposal skripsi yang peneliti ajukan dan
kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan rekomendasi untuk melaksanakan skripsi
hingga selesai.
3. Dra. Wahyuningsih, M.Pd. Dosen Pembimbing pengganti yang telah
memberikan kemudahan dalam administrasi kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Loekmonohadi, Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan
waktu untuk bimbingan dan pengarahan kepada peneliti selama penyusunan
skripsi ini.
viii
5. Dr. Atiek Zahrulianingdyah, M.Pd. dan Dra. Endang Setyaningsih, Dosen
Penguji I dan Penguji II yang telah memberi masukan dan saran untuk
kesempurnaan skripsi.
6. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca, baik dalam lingkup Universitas Negeri Semarang maupun masyarakat
luas.
Semarang, Desember 2015
Peneliti,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI....................................................................................... ...... ix
DAFTAR TABEL................................................................................... .. xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ......................................................... 7
D. Rumusan Penelitian ........................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 8
G. Sistematika Skripsi............................................................. 9
H. Penegasan Istilah................................................................ 10
x
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 15
A. Landasan Teori .................................................................. 15
1. Tahu .............................................................................. 15
2. Kemungkinan Pemanfaatan Biji Ketapang Sebagai
Bahan Dasar Tahu ......................................................... 18
3. Prinsip Dasar Pembuatan Tahu ..................................... 19
4. Standar Mutu Tahu ........................................................ 25
5. Biji Ketapang Sebagai Bahan Alternatif Pengganti
Kedelai ......................................................................... 26
6. Kacang Kedelai Sebagai Bahan Tambahan Dalam
Pembuatan Tahu Biji Ketapang .................................... 30
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tahu
Biji Ketapang ................................................................ 31
a. Pengaruh Kualitas Bahan Baku Terhadap Kualitas
Tahu Biji Ketapang .................................................. 31
b. Pengaruh Penggunaan Subtituen Terhadap Kualitas
Tahu Biji Ketapang .................................................. 32
c. Pengaruh Penggunaan Bahan Penggumpal Terhadap
Kualitas Tahu Biji Ketapang .................................... 33
d. Pengaruh Proses Perlakuan Terhadap Kualitas Tahu
Biji Ketapang ........................................................... 34
8. Proses Pembuatan Tahu Biji Ketapang ......................... 37
9. Ketahanan Pangan ......................................................... 43
B. Kerangka Berpikir ................................................................ 44
C. Hipotesis .............................................................................. 46
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 47
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................... 47
B. Desain Penelitian ............................................................... 47
C. Alat dan Bahan Penelitian ................................................. 49
D. Parameter Penelitian.......................................................... 50
xi
E. Teknik Pengumpulan Data................................................. 53
F. Kalibrasi Instrumen ........................................................... 65
G. Teknik Analisis Data ......................................................... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 80
A. Deskripsi Data ................................................................... 80
B. Analisis Data ..................................................................... 81
1. Analisis Rekrutmen Calon Panelis ............................... 81
2. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Warna ........... 83
3. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat
Kehalusan ..................................................................... 85
4. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat
Kepadatan (Tekstur Bagian Dalam) .............................. 86
5. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat
Plastisitas ...................................................................... 88
6. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Homogenitas
Pori ................................................................................ 89
7. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat
Kelembutan Pori ........................................................... 91
8. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat
Kepadatan (Tekstur Bagian Dalam) ............................. 92
9. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat
Kerapuhan ..................................................................... 94
10. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Rasa Tahu ..... 95
11. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat
Aroma Tahu .................................................................. 97
12. Hasil Pengujian Inderawi pada Indikator Tingkat
Aroma Asam ................................................................. 98
13. Hasil Keseluruhan Kualitas Inderawi Tahu Biji
Ketapang ....................................................................... 99
14. Hasil Pengujian Hipotesis .............................................. 100
xii
C. Hasil Uji Kesukaan Tahu Biji Ketapang ........................... 116
D. Hasil Penilaian Objektif .................................................... 119
E. Pembahasan Hasil Analisis................................................ 121
1. Pembahasan Tentang Pengaruh Penambahan Kacang
Kedelai Terhadap Kualitas Tahu Hasil Eksperimen ..... 122
2. Pembahasan Tentang Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap
Kualitas Tahu Hasil Eksperimen .................................. 125
3. Pembahasan Tentang Kualitas Inderawi Tahu Biji
Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik ............................ 127
4. Pembahasan Tentang Kesukaan Masyarakat Terhadap
Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen Terbaik ............ 128
5. Pembahasan Tentang Kandungan Gizi Biji Ketapang
Hasil Eksperimen Terbaik Ditinjau dari Protein, Lemak,
dan Karbohidrat ............................................................ 129
BAB V PENUTUP ................................................................................ 131
1. Kesimpulan ........................................................................ 131
2. Saran .................................................................................. 132
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 133
LAMPIRAN .............................................................................................. 134
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Kandungan Gizi Biji Ketapang ................................................ 3
2 Kandungan Gizi Kacang Kedelai ............................................. 4
3 Syarat Mutu Tahu ..................................................................... 25
4 Kandungan Gizi Biji Ketapang ................................................ 28
5 Desain Eksperimen ................................................................... 48
6 Interval Rerata Skor .................................................................. 72
7 Interval Persentase Uji Hedonik ............................................... 74
8 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Warna ............................................................................ 83
9 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Kehalusan ......................................................... 85
10 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Kepadatan ........................................................ 86
11 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Plastisitas ......................................................... 88
12 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Homogenitas Pori .......................................................... 89
xiv
13 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Kelembutan Pori ............................................................ 91
14 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Kepadatan ........................................................ 92
15 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Kerapuhan ........................................................ 94
16 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Rasa Tahu......................................................... 95
17 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Aroma Tahu ..................................................... 97
18 Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Aroma Asam .................................................... 98
19 Rerata Uji Inderawi Tahu Biji Ketapang Pada Keseluruhan
Indikator ................................................................................... 99
20 Hasil Perhitungan Faktorial Tahu Biji Ketapang ..................... 101
21 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Warna Tahu Biji Ketapang ......................... 103
22 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal BatuTahu dan Asam Cuka Terhadap Warna Tahu
Biji Ketapang ............................................................................ 103
23 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
xv
Kedelai Terhadap Tingkat Kehalusan Tahu Biji Ketapang ...... 104
24 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Tingkat
Kehalusan Tahu Biji Ketapang ................................................. 105
25 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Tingkat Kepadatan Tahu Biji Ketapang...... 105
26 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Tingkat
Kepadatan Tahu Biji Ketapang ................................................ 106
27 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Tingkat Plastisitas Tahu Biji Ketapang ....... 107
28 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Tingkat
Plastisitas Tahu Biji Ketapang .................................................. 107
29 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Homogenitas Pori Tahu Biji Ketapang ....... 108
30 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap
Homogenitas Pori Tahu Biji Ketapang ..................................... 109
31 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Kelembutan Pori Tahu Biji Ketapang ......... 109
xvi
32 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap
Kelembutan Pori Tahu Biji Ketapang ...................................... 110
33 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Kepadatan Tahu Biji Ketapang ................... 111
34 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap
Kepadatan Tahu Biji Ketapang ................................................ 111
35 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Tingkat Kerapuhan Tahu Biji Ketapang ..... 112
36 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Tingkat
Kerapuhan Pori Tahu Biji Ketapang ........................................ 113
37 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Rasa Tahu Biji Ketapang ............................ 113
38 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Rasa
Tahu Biji Ketapang ................................................................... 114
39 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Aroma Tahu Biji Ketapang ......................... 114
xvii
40 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Aroma
Tahu Biji Ketapang ................................................................... 115
41 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penggunaan Kacang
Kedelai Terhadap Aroma Asam Tahu Biji Ketapang ............... 115
42 Hasil Uji Duncan Mengenai Pengaruh Penambahan Bahan
Penggumpal Batu Tahu dan Asam Cuka Terhadap Aroma
Asam Tahu Biji Ketapang ........................................................ 116
43 Hasil Uji Kesukaan Masyarakat Terhadap Tahu Biji Ketapang
.................................................................................................. 117
44 Kandungan Gizi Sampel Tahu Biji Ketapang Hasil
Eksperimen Terbaik .................................................................. 119
45 Kandungan Gizi Sampel Tahu Kontrol atau Tahu yang Ada
di Pasaran .................................................................................. 120
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Pohon Ketapang .......................................................................... 27
2 Buah Ketapang ............................................................................ 27
3 Biji Ketapang .............................................................................. 29
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Nama Seleksi Calon Panelis Tahap Wawancara ........... 135
2 Pedoman Wawancara Seleksi Calon Panelis ............................ 136
3 Hasil Tabulasi Data Seleksi Calon Panelis Tahap
Wawancara ............................................................................... 138
4 Hasil Seleksi Calon Panelis Lolos Tahap Wawancara
dan Lolos ke Tahap Penyaringan.............................................. 139
5 Formulir Penyaringan ............................................................... 140
6 Hasil Penilaian Calon Panelis Pada Tahap Penyaringan .......... 144
7 Hasil Seleksi Calon Panelis Tahap Penyaringan dan
Calon Panelis Lolos ke Tahap Pelatihan .................................. 160
8 Formulir Pelatihan .................................................................... 161
9 Hasil Penilaian Calon Panelis Pada Tahap Latihan .................. 165
10 Daftar Nama Calon Panelis yang Lolos Tahap Latihan,
Evaluasi dan Panelis Uji Inderawi ............................................ 179
11 Formulir Uji Kualitas Inderawi ................................................ 180
12 Data Tabulasi Hasil uji Inderawi .............................................. 186
13 Hasil Analisis Faktorial dan Uji Duncan pada Tahu
Eksperimen Menggunakan SPSS 16 ....................................... 190
xx
14 Daftar Nama Panelis Tidak Terlatih Untuk Uji Kesukaan ....... 242
15 Formulir Uji Kesukaan ............................................................. 244
16 Hasil Uji Kesukaan Tahu Hasil Eksperimen Oleh
Panelis Tidak Terlatih ............................................................... 248
17 Hasil Uji Laboratorium Tahu Biji Ketapang Hasil
Eksperimen Terbaik .................................................................. 253
18 Proses Pembuatan Tahu Biji Ketapang ................................... 254
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahu merupakan makanan yang sebagian besar dikonsumsi hampir
seluruh masyarakat Indonesia. Selain sebagai sumber protein nabati, tahu juga
mudah dijumpai dipasaran dengan harga yang terjangkau sehingga membuat
masyarakat lebih suka untuk dijadikan pilihan sebagai lauk sehari-hari. Di
tengah harga kedelai yang tidak pasti, tahu tetap diproduksi setiap hari oleh
perajin tahu untuk memenuhi konsumsi pangan masyarakat dan untuk
mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, Indonesia masih
belum bisa maksimal memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada.
Masih banyak bahan pangan yang masih impor dari luar negeri demi
mencukupi ketahanan pangan nasional. Industri pangan di Indonesia yang
menggunakan bahan baku impor dari luar negeri juga masih banyak, Salah
satu contohnya yang sampai sekarang masih impor adalah Kedelai. Kedelai
merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe, yang mana tahu dan
tempe adalah makanan favorit masyarakat Indonesia.
Selain masalah ketahanan pangan yang melemah karena masih impor
dari luar negeri, salah satu faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan
Indonesia adalah nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika
saat ini menembus Rp. 13.430 per dolar. Apabila nilai tukar rupiah melemah,
harga bahan pangan impor otomatis tinggi atau mahal. Hal ini mempengaruhi
2
ketersedian bahan baku pangan khususnya kedelai yang saat ini masih impor
dari Amerika. Nilai tukar rupiah yang melemah berpengaruh terhadap
ketersediaan kedelai dan harga kedelai impor yang semakin tinggi. Di tingkat
importir saat ini harga kedelai mencapai Rp 7.300 - Rp 7.600 per kilogram
(kg) yang kemudian dijual oleh para distributor seharga Rp 7.800 per kg
kepada industri-industri pengrajin tahu tempe yang mengkonsumsi sekitar 84
persen dari kebutuhan kedelai nasional. Sedangkan harga rata-rata eceran
kedelai di tingkat nasional sebesar Rp 11.300 per kg, yang merupakan harga
jual pengecer kepada sekitar 16 persen kebutuhan di luar industri tahu dan
tempe.
Untuk meningkatkan ketahanan pangan yang sedang menurun
ditengah masalah impor dan nilai tukar rupiah yang tak menentu, perajin tahu
harus bisa memanfaatkan bahan baku lain untuk membuat tahu dan tidak
bergantung lagi pada kedelai. Indonesia memiliki berbagai macam tanaman
dan hasil pertanian yang melimpah untuk bisa dijadikan alternatif pengganti
kedelai dalam pembuatan tahu untuk menigkatkan dan mempertahankan
ketahanan pangan. Kacang tunggak, kacang gude, kacang babi, kacang koro
pedang, kacang kedelai, biji ketapang, biji ketapang merupakan hasil dari
sumberdaya alam indonesia dan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku lain
pembuatan tahu disaat harga kedelai semakin tak menentu. Bahan baku
alternatif tersebut mengandung protein yang setara dengan kedelai dan dapat
dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tahu.
3
Biji ketapang adalah biji dari buah ketapang, berbentuk seperti biji
bunga matahari atau kwaci tetapi agak cembung. Biji ketapang merupakan
bagian dari tanaman ketapang yang belum banyak dimanfaatkan. Biji
ketapang dapat dimakan mentah atau dimasak, konon lebih enak dari
biji kenari, dan digunakan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam
kue-kue. Inti bijinya yang kering jemur menghasilkan minyak berwarna
kuning hingga setengah dari bobot semula. Didalam biji ketapang
mengandung protein sebesar 25,17% dan lemak sebesar 55,02%, hal itu
sudah lebih dari cukup untuk syarat dalam pembuatan tahu yang mana
kandungan gizi biji ketapang hampir sama dengan kacang kedelai.
Tabel 1. Kandungan Gizi Biji Ketapang
Sumber: Hasil pengujian laboratorium, Badan Penelitian dan
Pengembangan Indusri. (Gayatri, 2006)
Parameter Satuan Hasil uji Metode Uji
Kadar air % 4,76 SNI. 01-2891-92
Butir 5.1
Protein % 25,17 Kjeldahl
Lemak % 55,02 SNI. 01-2891-92
Butir 8.2
Karbohidrat diihitung
sebagai pati % 5,52
SNI. 01-2891-92
Butir 9
4
Tabel 2. Kandungan Gizi Kacang Kedelai
Unsur Gizi Kadar/ 100g bahan
1. Energi
2. Air
3. Protein
4. Lemak
5. Karbohidrat
6. Mineral
7. Kalsium
8. Fosfor
9. Zat Besi
10. Vitamin A
11. Vitamin B
442 kal
7,5 g
34,9 g
18,1 g
34,8 g
4,7 g
227 mg
595 mg
8 mg
33 mcg
1,07 mg
Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan Fak. Kedokteran UI,
Jakarta
Untuk membuktikan biji ketapang dapat diolah sebagai bahan dasar
tahu, peneliti melakukan percobaan pengolahan biji ketapang sebagai bahan
dasar pemnuatan tahu. Percobaan pertama peneliti melakukan percobaan
pembuatan tahu dengan biji ketapang dengan berat 50 gram dan
menggunakan asam cuka (CH3COOH) sebagai bahan penggumpalnya. Dari
hasil percobaan tersebut dihasilkan tahu yang kurang baik, warna tahu kusam
dan tekstur kasar serta banyak mengelurkan minyak.
Percobaan kedua peneliti melakukan percobaan pembuatan tahu
dengan berat biji ketapang sama dengan percobaan pertama yaitu seberat 50
gram. Dalam percobaan kedua peneliti menggunakan bahan penggumpal batu
tahu atau sulfat kapur (CaSO4) yang dibakar dan ditumbuk halus. Hasil
percobaan kedua menghasilkan tahu tidak terlalu putih, tetapi tekstur tahu
5
belum baik. Percobaan ketiga hasilnya masih sama seperti percobaan kedua.
Dilakukan percobaan keempat pembuatan tahu biji ketapang dengan subtitusi
kacang kedelai dan biji trembesi, masing-masing dengan perbandingan 3:1.
Hasil dari percobaan tersebut menunjukkan tahu biji ketapang dengan
substitusi kacang kedelai hasilnya belum sempurna, tekstur tahu masih keras
dan warnanya putih kusam. Sedangkan tahu biji ketapang dengan substitusi
biji trembesi hasilnya kurang baik, tekstur tidak padat, tetapi warna putih.
Percobaan kelima dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan bahan
penggumpal yang berbeda yaitu batu tahu dan asam cuka serta menggunakan
bahan pembuat tahu berupa biji ketapang yang disubstitusi dengan kacang
kedelai, dengan perbandingan 1 kacang kedelai : 4 biji ketapang. Dari
percobaan tersebut hasil yang didapat yaitu, tahu biji ketapang dengan
penggumpal asam cuka, hasilnya baik secara tekstur dan warna. Sedangkan
tahu biji ketapang dengan penggumpal batu tahu bertekstur agak keras dan
warna kurang putih.
Dari percobaan kelima, hasil tahu menunjukkan sudah baik dengan
menggunakan penggumpal asam cuka. Dilakukan lagi percobaan yang
keenam yaitu dengan menggunakan penggumpal batu tahu dan asam cuka
yang di kombinasi menjadi satu untuk bahan penggumpal. Dari hasil
percobaan tersebut menunjukan tekstur tahu lembek, kurang padat, tetapi
warnanya putih.
Dari keenam percobaan yang telah dilakukan oleh peneliti, biji
ketapang dapat di proses sebagai bahan dasar pembuatan tahu dengan
6
penambahan atau substitusi kacang kedelai serta menggunakan bahan
penggumpal berupa asam cuka, yang hasilnya menyerupai tahu berbahan
dasar kacang kedelai. Perbandingan subtitusi yaitu 1 kacang kedelai : 4 biji
ketapang.
Dari permasalahan tahu dan ketersediaan bahan baku pembuatan tahu
serta percobaan pembuatan tahu dari biji ketapang yang dilakukan oleh
peneliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi
untuk mengolah Biji Ketapang sebagai bahan pangan yang bermutu dan
mempunyai nilai ekonomis tinggi serta dapat meninggkatkan ketahanan
pangan Indonesia. Dalam hal ini peneliti akan mengolah Biji ketapang untuk
dijadikan bahan baku dalam pembuatan tahuyang disubstitusi dengan kacang
kedelai, maka peneliti tertarik untuk lebih mendalami phenomena yang ada
dengan melakukan penelitian dan mengangkatnya dalam bentuk skripsi
dengan judul “Pemanfaatan Biji Ketapang (Terminalia catappa) Sebagai
Bahan Dasar Tahu Dengan Substitusi Kacang Kedelai dan Bahan
Penggumpal Asam Cuka dan Batu Tahu Untuk Meningkatkan
Ketahanan Pangan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bahan baku dalam pembuatan tahu yaitu kedelai yang masih import dari
luar negeri.
7
2. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang melemah, sehingga
mempengaruhi harga kedelai yang selama ini masih impor dari luar negeri.
3. Alternatif bahan baku lain selain kedelai dalam pembuatan tahu yang
bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan.
4. Biji ketapang yang belum termanfaatkan dan memiliki kandungan yang
kurang lebih hampir sama dengan kedelai, sehingga dapat menggantikan
kedelai dalam proses pembuatan tahu.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan, dalam
skripsi ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai
berikut:
1. Penggunaan biji ketapang dan pengaruh penambahan kacang kedelai
terhadap kualitas tahu hasil eksperimen
2. Pengaruh penambahan bahan penggumpal terhadap kualitas tahu hasil
eksperimen
3. Komposisi tahu hasil eksperimen terbaik
4. Penerimaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen terbaik
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh penambahan kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil
eksperimen?
8
2. Adakah pengaruh penambahan bahan penggumpal terhadap kualitas tahu
hasil eksperimen?
3. Bagaimana komposisi tahu hasil eksperimen terbaik?
4. Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen
terbaik?
E. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai terhadap kualitas
tahu hasil eksperimen.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan penggumpal terhadap
kualitas tahu hasil eksperimen.
3. Untuk mengetahui komposisi tahu hasil eksperimen terbaik.
4. Untuk mengetahui penerimaan masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen
terbaik.
F. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat saya jadikan pedoman untuk menganekaragaman
bahan dasar pembuatan tahu yang berasal dari bahan lokal yaitu biji
ketapang.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat saya sumbangkan sebagai tambahan referensi bagi
Perpustakaan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan
Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.
9
3. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber dan informasi pengetahuan pada masyarakat khususnya
pengolahan tahu dari biji ketapang sebagai pertimbangan untuk mengatasi
kelangkaan kedelai dipasaran.
G. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi
dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Pada bagian ini berisi halaman judul, lembar persetujuan pembimbing,
lembar pengesahan, lembar keaslian karya ilmiah, motto dan persembahan,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, darter gambar, daftar
lampiran.
2. Bagian Isi
a. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, sistematika skripsi, dan
penegasan istilah.
b. BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini memaparkan landasan teori yang digunakan sebagai
landasan berfikir dan sebagai pegangan dalam melaksanakan penelitian
pembuatan tahu yang berbahan dasar biji ketapang dengan substitusi
kacang kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka.
Kemudian pada bab ini juga berisi kerangka berfikir dan hipotesis.
10
c. BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini menjelaskan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan
penelitian, desain penelitian, alat dan bahan penelitian, parameter
penelitian, teknik pengumpulan data, kalibrasi instrumen, teknik
analisis data.
d. BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan
pembahasan.
e. BAB V : Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.
a. Daftar purtaka menyajikan daftar buku yang digunakan dalam
penelitian.
b. Lampiran merupakan kelengkapan skripsi yang berisi data penelitian
secara lengkap, dan keterangan yang mendukung.
H. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam mengartikan
judul, serta untuk membatasi wilayah penelitian ini maka perlu diberikan
batasan pada istilah berikut: Pemanfaatan biji ketapang, bahan dasar tahu,
substitusi kacang kedelai, bahan penggumpal asam cuka dan batu tahu, dan
ketahanan pangan.
11
1. Pemanfaatan Biji Ketapang
Dalam KBBI (2008:380) Pemanfaatan adalah usaha
mendayagunakan suatu bahan yang belum pernah digunakan agar menjadi
suatu produk yang bernilai tinggi. Jadi yang dimaksud dengan eksperimen
pemanfaatan biji ketapang adalah percobaan yang sistematis dan terencana
untuk memanfaatkan biji ketapang menjadi produk berkualitas yang
bernilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan bahan dasarnya.
2. Biji Ketapang
Ketapang (Terminalia catappa) adalah nama sejenis pohon yang
rindang, tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat. Ketapang
kerap dijadikan pohon peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Pohon ini
memeliki struktur batang yang bias mencapai ketinggian 30 meter, daun
yang lebar, dan menghasilkan buah dan biji yang bermanfaat.
Biji ketapang dapat dimakan mentah atau dimasak, konon lebih
enak dari biji kenari, dan digunakan sebagai pengganti
biji amandel (almond) dalam kue-kue. Inti bijinya yang kering jemur
menghasilkan minyak berwarna kuning. Minyak ini mengandung asam-
asam lemak seperti asam palmitat (55,5%), asam oleat (23,3%), asam
linoleat, asam stearat dan asam miristat. Biji kering ini juga
mengandung protein (25%), gula (16%), serta berbagai macam asam
amino. (wikipedia.org)
12
3. Bahan Dasar Tahu
Bahan dasar tahu yaitu bahan utama yang diperlukan untuk
menghasilkan produk tahu setelah melewati suatu proses tertentu. Bahan
dasar dalam penelitian ini yaitu biji ketapang. Biji ketapang atau dengan
nama latin Terminalia catappa mempunyai panjang 2 – 4 cm, kulit arinya
berwarna cokelat, dan apabila kulit arinya dikupas biji ketapang berwarna
putih bersih. Pada penelitian ini biji ketapang yang digunakan adalah biji
ketapang yang sudah dikupas kulit arinya, kemudian di giling dengan
penambahan air, disaring dengan kain penyaring hingga menghasilkan
cairan seperti susu kedelai, proses selanjutnya direbus hingga mendidih
dan diberi bahan penggumpal sehingga membentuk gumpalan berwarna
putih, kemudian tahap akhir gumpalan disaring dan di cetak di alat
pencetak tahu serta dipres hingga menjadi padat. Hasil tahu biji ketapang
nantinya menghasilkan tahu yang berwarna putih. Didalam biji ketapang
terdapat terdapat kandungan protein dan jenis penyusun asam lemak yang
bermacam-macam, antara lain asam palmitat, asam oleat, asam linoleat,
asam stearat, dan asam miristat.
4. Substitusi Kacang Kedelai
Substitusi mempunyai pengertian “Menggantikan sebagian bahan
utama atau bahan pokok sampai ukuran tertentu dengan bahan lain yang
dapat menjadi satu kesatuan” (Budiningsih:2009). Substitusi yang
dimaksud dalam peneletian ini adalah mengganti sebagian kecil bahan
utama dengan bahan lain yaitu menggantikan sebagian biji ketapang
13
dengan kacang kedelai. Pada penelitian ini akan dijadikan substituen bahan
pokok yaitu kacang kedelai.
5. Bahan Penggumpal Asam Cuka dan Batu Tahu
Dalam proses pembuatan tahu, bahan penggumpal adalah” zat
koagulan yang dapat menurunkan tingkat kelarutan protein sari kedelai
akibat penambahan bahan penggumpal sehingga protein mer airmbentuk
gel dan akhirnya mengendap atau membentuk suatu gumpalan” (Endang
Sutriswati, 2012:45).
Jenis penggumpal yang sering digunakan dalam pembuatan tahu
adalah asam yang berasal dari whey atau kecutan yang telah mengalami
fermentasi alami. Penggumpal yang lain adalah beberapa jenis asam, yaitu
asam laktat, asam asetat, cuka beras (rice vinegar), dan asam sitrat serta
garam, seperti magnesium sulfat maupun batu tahu yang mengandung
garam kalsium sulfat. Menurut Shurtleff dan Aoyagi (1979), ada juga
bahan penggumpal tahu jenis klorida. Penggumpal ini merupakan jenis
penggumpal tahu yang mengandung garam klorida, seperti NaCl, MgCl,
dan CaCl.
Pada penelitian ini jenis penggumpal yang digunakan adalah asam
cuka dan batu tahu, dikarenakan didalam penelitian pembuatan tahu dari
biji ketapang substitusi kacang kedelai terdapat 2 jenis protein yang akan
digumpalkan, yaitu protein ysng bermuatan positif dan negatif. Asam cuka
(CH3COOH) adalah bahan penggumpal dengan jenis asam yang sering
digunakan perajin tahu yang dapat menggumpalkan protein dengan muatan
14
positif, dengan penggumpal asam cuka hasil tahu berwarna lebih putih dan
gumpalan protein lebih banyak. Batu tahu atau dengan nama lain kalsium
sulfat yang bersifat basa atau mengandung garam kalsium sulfat,
penggumpal ini dapat menggumpalkan protein yang bermuatan negatif
dalam proses pembuatan tahu.
Jenis Penggumpal juga berpengaruh terhadap rasa. Penggumpal
garam kalsium dapat menyebabkan rasa getir, sedangkan penggumpal
asam menyebabkan rasa asam.
6. Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan (UU No. 18/2012) adalah "kondisi terpenuhinya
pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,
dan produktif secara berkelanjutan". Tahu merupakan makanan pokok
yang digemari serta mengandung karbohidrat dan protein tinggi, sehinggga
dapat meningkatkan ketahanan pangan.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan
(hipotesis), dan penyusunan instrument penelitian. Pada bab ini akan
dikemukakan tentang teori-teori yang mendasari dilaksanakannya eksperimen
pembuatan tahu berbahan dasar biji ketapang.
1. Tahu
a. Tahu dan Problematikanya
Tahu merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat dari
kedelai dengan jalan memekatkan protein kedelai dan mencetaknya
melalui proses pengendapan protein pada titik isoelektrisnya, dengan
atau tanpa penambahan unsur-unsur lain yang diizinkan (Lies Suprapti,
2005 : 27).
Kasein pada sari kedelai akan terkoagulasi dan membentuk tahu
apabila ditambahkan enzim proteolitik atau asam. Tahu yang terbentuk
dapat menjadi lunak atau keras tergantung dari jumlah kasein dan
kalsium yang terdapat didalam susu. Kasein susu akan terkoagulasi
pada titik isoelektriknya yaitu pada PH 4,6. Pada pH tersebut afinitas
15
16
partikel terhadap air menurun, dan oleh karenanya akan terjadi
pengendapan.
Pembuatan tahu tidak hanya berasal dari penggumpalan protein
pada titik isoelektrisnya saja, karena jika hal itu dilakukan maka pada
saat proses pencetakan, maka tahu menjadi rapuh (bahasa jawa :
ambyar). Agar teksturnya dapat menyatu dan kenyal, maka yang harus
digumpalkan adalah emulsinya yang terdiri dari lemak dan karbohidrat
serta protein.
Problematika yang dihadapi para produsen tahu saat ini adalah
mahalnya harga kedelai impor karena melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar amerika. selain harga kedelai yang tidak menentu,
problematika yang dihadapi adalah impor kedelai dari Amerika yang
tersendat akibat musim kemarau berkepanjangan di Amerika, sehingga
menurunkan produktivitas kedelai hasil panen.
b. Hubungan Pengadaan Tahu Dengan Ketahanan Pangan Nasional
Tahu merupakan salah satu makanan yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia. Tahu tidak terbatas pada rasanya yang enak,
tetapi juga dari harganya yang relatif murah, mudah untuk
membuatnya, dan kandungan proteinnya tinggi yang mutunya setara
dengan mutu protein hewani (Sarwono, 2005).
Selain mempunyai rasa yang enak dan kandungan gizi yang
cukup tinggi, tahu merupakan salah satu makanan yang dapat dikatakan
sebagai sumber makanan untuk meningkatkan kualitas hidup
17
masyarakat Indonesia, artinya tahu menjadi salah satu unsur yang dapat
menjaga kestabilan ketahanan pangan. Undang-undang No.7 Tahun
1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai kondisi
terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau.
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, Indonesia masih
belum bisa maksimal memanfaatkan potensi sumber daya alam yang
ada. Masih banyak bahan pangan yang masih impor dari luar negeri
demi mencukupi ketahanan pangan nasional. Industri pangan di
Indonesia yang menggunakan bahan baku impor dari luar negeri juga
masih banyak, salah satu contohnya yang sampai sekarang masih impor
adalah kedelai. Kedelai merupakan bahan baku pembuatan tahu dan
tempe, bahan makanan tersebut merupakaan makanan favorit
masyarakat Indonesia.
c. Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Lain Sebagai Bahan Dasar
Tahu
Dalam beberapa tahun terakhir produksi kedelai Indonesia terus
merosot belum mampu memenuhi kebutuhan. Di samping dengan
solusi impor, perlu dicari alternatif lain kacang-kacangan yang mampu
sebagai bahan pengganti kedelai. Balai Besar Litbang Pascapanen
Pertanian (BB Pascapanen) melakukan penelitian kemungkinan
mengganti bahan dasar tahu dan tempe dengan kacang-kacangan lain.
18
Usaha itu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan
baku, juga agar kualitas tahu dan tempe lebih meningkat.
Kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu dan tempe
merupakan sumber protein nabati yang cukup penting bagi masyarakat
Indonesia. Tahu dan tempe dikonsumsi minimal tiga kali atau lebih
dalam satu minggu. Dari seluruh total produksi kedelai sekitar 80%
untuk memenuhi kebutuhan pembuatan tahu dan tempe, sedangkan
sebagian lainnya diolah untuk kecap, susu kedelai, dan makanan ringan.
Untuk mengatasi kekurangan bahan dasar pembuatan tahu dan
tempe perlu dicari alternatif pemanfaatan kacang-kacangan selain
kedelai. Ada beberapa jenis kacang-kacangan yang potensial untuk
produksi tahu dan tempe yaitu: kacang tunggak, kacang gude, kacang
babi, kacang koro pedang, kacang kedelai, biji ketapang, biji ketapang
merupakan hasil dari sumber daya alam Indonesia dan dapat
dimanfaatkan untuk bahan baku lain pembuatan tahu disaat harga
kedelai semakin tak menentu. Bahan baku alternatif tersebut
mengandung protein yang memungkinkan dijadikan sebagai bahan
baku pembuatan tahu.
2. Kemungkinan Pemanfaatan Biji Ketapang Sebagai Bahan Dasar
Tahu
Untuk mengatasi harga kedelai yang tidak menentu, para produsen
tahu harus bisa memanfaatkan bahan lain dalam proses pembuatan tahu
selain kedelai. Beberapa jenis kacang-kacangan dan biji-bijian banyak
19
yang dapat dimanfaatkan untuk bahan dalam proses pembuatan tahu,
tentunya bahan tersebut mengandung protein dan lemak nabati yang setara
dengan kedelai. Biji ketapang memiliki protein yang cukup untuk dibuat
menjadi bahan dasar tahu, seperti pengujian yang dilakukan Gayatri
(2006), menyebutkan bahwa biji ketapang memiliki kandungan protein
25,17 % dan lemak sebesar 55,02 %. Dari hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kandungan biji ketapang hampir sama dengan kedelai.
Setelah mengetahui hasil pengujian kandungan biji ketapang yang
dilakukan Gayatri, peneliti juga sudah membuktikan dengan melakukan
percobaan sebanyak 6 kali. Hasil percobaan yang dilakukan peneliti,
mengindikasikan biji ketapang dapat diolah menjadi tahu dengan substitusi
kacang kedelai. Substitusi kacang kedelai dilakukan agar tekstur tahu biji
ketapang lebih padat dan kenyal. Selain penambahan kedelai, peneliti juga
memakai dua jenis bahan penggumpal untuk menggumpalkan protein yang
terkandung di dalam biji ketapang, yaitu asam cuka dan batu tahu.
3. Prinsip Dasar Pembuatan Tahu
Secara garis besarnya, tahu dibuat dengan dua tahapan pengolahan
yaitu: pembuatan susu kedelai dan koagulasi atau penggumpalan protein
yang kemudian di press untuk memperoleh tahu. Pada umumnya proses
pembuatan tahu melalui beberapa langkah yaitu: tahap persiapan bahan,
dan tahap pembuatan tahu.
20
a. Tahap Persiapan Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu
meliputi: kedelai, bahan penggumpal dan air. Secara umum bahan
tersebut harus dalam keadaan bersih, higienis, jangka waktu kadaluarsa
masih panjang.
Kedelai yang digunakan untuk membuat tahu adalah kedelai
yang berwarna kuning, butirannya utuh dan tidak tercampur dengan
benda lain. penggunaan kedelai lokal lebih baik dari pada kedelai
impor. Kedelai lokal akan memberikan randemen yang lebih tinggi dan
memiliki rasa yang lebih enak.
Bahan penggumpal dapat berupa asam cuka encer (CH3COOH),
batu tahu/sioh koo atau kalsium sulfat (CaSO4), atau cairan sisa/whey
(limbah cair) dari pembuatan tahu pada periode sebelumnya. Untuk
dapat menentukan pilihan dan penggunaan secara tepat, harus diketahui
terlebih dahulu mengenai daya guna masing-masing bahan penggumpal
tersebut.
Air bersih yang digunakan dalam pembuatan tahu cukup
banyak. Minimal sepuluh kali lipat volume bahan baku yang digunakan.
Air bersih digunakan dalam kegiatan perendaman kedelai, pencucian
bahan dan alat, penggilingan kedelai, pengenceran bubur kedelai dan
sebagainya. Mengingat air akan bersinggungan langsung dan tercampur
dalam bahan yang nantinya akan dikonsumsi manusia, maka harus
memenuhi persyaratan standar air minum, yaitu : bersih (tidak
21
mengandung kotoran dalam bentuk apapun), jernih (tidak berwarna dan
tidak berbau), tidak berasa, tidak mengandung logam berbahaya
misalnya tembaga (Cu), mangan (Mg), timah (Pb), dan mercuri (Hg),
tidak mengandung bakteri dan kesadahan nol.
b. Tahap pelaksanaan proses pembuatan tahu
Berdasarkan observasi selama praktek kuliah Teknologi
Makanan, tahap-tahap dalam proses pembuatan tahu meliputi:
pembersihan (trimming), perendaman, pemisahan kulit, penggilingan,
ekstraksi, perebusan bubur kedelai, penggumpalan, filtrasi dan
pencetakkan tahu.
1) Pembersihan (trimming)
Trimming merupakan suatu usaha untuk membersihkan atau
menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak diperlukan atau
dapat membahayakan apabila dikonsumsi manusia. Biji-biji kedelai
dari pasaran biasanya tercampur berbagai kotoran, misalnya kerikil,
butiran tanah, kulit, maupun batang kedelai.
2) Perendaman
Setelah dicuci, kedelai direndam dalam air bersih selama 8-12
jam (lebih baik jika digunakan air mengalir). Perendaman
dimaksudkan untuk melunakkan struktur selularnya sehingga mudah
digiling dan memberikan disperse dan suspensi bahan padat kedelai
yang lebih baik pada waktu ekstraksi.
22
3) Pemisahan kulit
Setelah kedelai direndam, pemisahan kulit kedelai dapat
dilakukan dengan cara menggesek-gesekan kedelai dengan tangan
hingga kulit arinya mengelupas. Untuk menghasilkan kedelai lebih
bersih, setelah dikupas kulit arinya dilakukan pencucian.
4) Penghalusan kedelai
Penghalusan kedelai dapat dilakukan dengan menggunakan
blender. Penggilingan kedelai dengan penambahan air antara 8-10 kali
lipat berat kedelai. Penggilingan kedelai dilakukan hingga
mendapatkan bubur kedelai yang benar-benar halus, agar ketika di
ekstrak protein yang tersisa dalam ampas tidak terlalu banyak.
5) Ekstraksi (Pengambilan Sari Kedelai)
Proses Ekstraksi merupakan proses penyaringan bubur kedelai
dengan cara memerasnya dengan kain saring agar terpisah antara sari
kedelai dengan ampas kedelai. Tujuan proses ini adalah untuk
menghasilkan susu kedelai.
Watanabe et al (1964) melakukan ekstraksi berulang selama
tiga kali, dan mendapatkan bahwa ekstraksi kedua masih memberikan
susu kedelai dengan kadar padatan (protein) yang cukup tinggi.
Penambahan air pada waktu ekstraksi kedua dan ketiga, randemen
tahu yang dihasilkan ternyata lebih tinggi dibandingkan cara sekali
ekstrak.
23
6) Perebusan Susu Kedelai
Sari kedelai yang telah didapatkan kemudian direbus, supaya
bau langu pada kedelai hilang. Cara merebusnya dengan api kecil agar
tidak gosong sehingga protein yang ada pada sari kedelai tidak rusak
akibat proses perebusan yang kurang tepat. Perebusan dilakukan pada
temperature 80 – 100 0C yang berfungsi untuk menonaktifkan enzim
lipoksigenase penyebab bau langu. Proses perebusan berhenti ketika
susu kedelai sudah mendidih ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung pada susu kedelai.
7) Penggumpalan (Koagulasi)
Proses koagulasi dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit bahan penggumpal yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Setelah ditambahkan cairan penggumpal, emulsi kedelai yang semula
berwarna putih susu akan menggumpal membentuk gumpalan emulsi
yang terdiri dari air, lemak, dan proteinkemudian mengendap kedasar
panci. Setelah itu cairan menjadi bening, jika sudah demikian
secepatnya tahu dicetak.
8) Pencetakan tahu
Dalam keadaan panas gumpalan protein dituangkan kedalam
cetakan tahu yang telah diberi kain. Kain yang digunakan sama seperti
kain saring yang digunakan dalam proses ekstraksi. Pencetakkan tahu
dilakukan dengan proses berikut :
24
(a) Cetakan disiapkan
(b) Kain saring diletakkan secara merata hingga seluruh permukaan
cetakan tertutup kain saring
(c) Gumpalan tahu dalam keadaan panas dituangkan hingga penuh ke
atas cetakan yang telah dilapisi kain saring
(d) Kemudian tutup kain saring lalu tutup bagian atasnya dengan
kayu
(e) Alat pemberat diletakkan diatas kayu cetakan tahu agar sebagian
dari cairan tahu terperas keluar dan tahu yang dihasilkan cukup
keras
(f) Selama 10-15 menit atau sampai cukup keras, tahu dibiarkan
terlebih dahulu agar tahu tidak hancur apabila
diangkat.Selanjutnya pemberat diambil dan kain saring dibuka,
tahu segera diangkat dan dipotong sesuai selera.
25
4. Standar Mutu Tahu
Tahu yang aman dan layak dikonsumsi, harus memenuhi standar
keamanan pangan, seperti yang telah ditetapkan oleh Departemen
Perindustrian yang tercantum dalam SNI 01-3142-1998.
Tabel 3. Syarat Mutu Tahu
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan :
Bau Normal
Rasa Normal
Warna Putih normal atau kuning
normal
Penampakan Normal, tidakberlendir dan
tidak berjamur
2. Abu %(b/b) Maks, 1,0
3. Protein %(b/b) Min,9,0
4. Lemak %(b/b) Min. 0,5
5. Serat kasar %(b/b) Maks. 0,1
6. Bahan tambahan
makanan %(b/b)
Sesuai SNI 01-0222-1995 dan
Peraturan Men.Kes No 722/
Men.Kes/ Per/ IX/ 1988
7. Cemaran logam:
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Timah (Sn)
Raksa (Hg)
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 2,0
Maks. 30,0
Maks. 40,0
Maks. 40,0 / 250
Maks. 0,03
8. Cemaran Arsen (As ) mg/kg Maks. 1,0
9. Cemaran mikroba :
Escherichia coli APM/g Maks. 10
Salmonella /25 g Negatif
Sumber : SNI 01-3142-1998 (http ://sisni.bsn.go.id)
Dari SNI ini diharapkan tahu yang diproduksi dapat memenuhi
kriteria standar mutu yang ada seperti kandungan protein minimal 9 %
26
tahu, lemak min 0,5 %, abu maksimal 1 % karena apabila kadar abu terlalu
tinggi, berarti telah tercemar oleh kotoran-kotoran seperti tanah, pasir dan
lain-lain. Hendaknya untuk cemaran logam bernilai negatif, supaya tahu
tidak bersifat racun atau membahayakan kesehatan tubuh manusia. Jika
ada tahu yang kurang dari standar yang telah ditetapkan, berarti tahu yang
dihasilkan dapat dikatakan rendah kualitasnya atau mungkin tidak layak
konsumsi.
5. Biji Ketapang Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kedelai
a. Sekilas Tentang Biji Ketapang
Tanaman Ketapang (Terminalia catappa) merupakan keluarga
Combretaceae yang biasa tumbuh di tepi pantai. Ketapang juga ditanam
sebagai pohon peneduh di taman-taman dan ditepi jalan. Bentuk dari
buah pohon ketapang seperti buah almond, besar buahnya kira-kira 4 –
5,5 cm. Didalam buah ketapang terdapat biji yang dapat dimakan
mentah atau dimasak. Menurut penelitian yang dilakukan ITB dan
UGM kandungan minyak atau lemak didalam biji ketapang cukup
tinggi dengan asam lemak penyusunnya berupa asam palmitat, asam
oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam miristat. Selain
mengandung lemak yang cukup tinggi biji ketapang juga mengandung
protein yang tinggi.
27
Gambar 1. Pohon Ketapang
Sumber: www.google.co.id
Gambar 2. Buah Ketapang
Sumber: Dokumentasi peneliti, 2015
( Lingkungan Fakultas Teknik, Unnes)
28
b. Kandungan Gizi Biji Ketapang
Kandungan gizi yang terkandung didalam biji ketapang antara lain
protein, lemak, karbohidrat, dan air. Lemak yang terkandung didalam
biji ketapang terdiri dari beberapa asam lemak penyusunnya, antara
lain: asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam
miristat.
Tabel 4. Kandungan Gizi Biji Ketapang
Sumber: Hasil pengujian laboratorium, Badan Penelitian dan
Pengembangan Indusri. (Gayatri, 2006)
c. Pemanfaatan Biji Ketapang Sebagai Bahan Alternatif Pengganti
Kedelai Dalam Pembuatan Tahu
Kedelai merupakan sumber pangan fungsional yang dapat
dijadikan berbagai olahan makanan yang beraneka ragam. Selain
mempunyai rasa yang enak dan gurih, kedelai juga mempunyai
kandungan gizi yang tinggi. Didalam tabel kandungan unsur kedelai
menyebutkan bahwa kedelai mempunyai kandungan protein 34,9 g,
Parameter Satuan Hasil uji Metode Uji
Kadar air % 4,76
SNI. 01-2891-
92
Butir 5.1
Protein % 25,17 Kjeldahl
Lemak % 55,02
SNI. 01-2891-
92
Butir 8.2
Karbohidrat
diihitung
sebagai pati
% 5,52
SNI. 01-2891-
92
Butir 9
29
lemak 18,1 g, karbohidrat 34,8 g (Suprapti, 2005:15). Permasalahan
yang dihadapi sekarang adalah harga kedelai yang semakin tak menentu
akibat dari melemahnya rupiah tehadap dolar Amerika. Hal tersebut
tentunya tidak harus dihadapi dengan kepanikan yang berlebihan, para
produsen makanan tentunya harus lebih bisa memanfaatkan bahan lokal
salah satunya adalah biji ketapang.
Gambar 3. Biji Ketapang
Sumber: Dokumentasi peneliti, 2015.
Di dalam situs resmi UNY, mahasiswa UNY telah menemukan
berbagai olahan dari biji ketapang yang antara lain selai, mie, dan tempe
biji ketapang. Pradekatiwi, dkk didalam situs uny.ac.id menjelaskan
“Karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi, biji ketapang dapat
dimanfaatkan untuk olahan pangan. Produk dengan bahan dasar biji
ketapang yang sudah dicoba adalah selai dan mie. Kelebihan produk biji
ketapang dapat menghasilkan alternatif makanan dengan gizi yang tinggi
dan dapat menjadi salah satu solusi untuk memanfaatkan sampah organik
30
yang ada di lingkungan. Sedangkan kekurangannya, dalam pembuatan
mie, cenderung tidak dapat tahan lama jika tidak diberi pengawet baik
pengawet alami ataupun pengawetan buatan”.
Selain dapat dijadikan olahan selai dan mie, peneliti juga sudah
melakukan percobaan pendahuluan dengan memanfaatkan biji ketapang
menjadi olahan pangan yang berkualitas yaitu tahu. Biji ketapang dapat
dijadikan tahu dengan penambahan kacang kedelai. Komposisi
perbandingan bahan yang digunakan antara kacang kedelai dan biji
ketapang adalah 1 : 4. Dalam pembuatan tahu biji ketapang, yang perlu
diperhatikan adalah kandungan lemak dari biji ketapang yang sangat tinggi
sehingga membuat tekstur tahu menjadi lembek, maka perlu penambahan
kacang kedelai yang bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu agar
menjadi lebih baik.
6. Kacang Kedelai Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tahu
Biji Ketapang.
Sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tahu biji ketapang,
kacang kedelai tentunya harus berkualitas dan terbebas dari kotoran.
Didalam pembuatan tahu biji ketapang kacang kedelai mempunyai
peranan sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki tekstur tahu dan
tingkat kepadatan tahu. Pada percobaan pendahuluan, tahu dengan bahan
baku biji ketapang tanpa penambahan bahan lain menghasilkan tahu yang
kurang baik, tekstur tahu lembek. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kandungan lemak pada biji ketapang yang terlalu tinggi, sehingga
31
membuat tekstur tahu tidak baik. Selain tekstur tahu kurang baik, tingkat
kepadatan tahu biji ketapang juga kurang baik dikarenakan kandungan
karbohidrat pada biji ketapang rendah dibandingkan kacang kedelai.
Sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tahu biji ketapang, tentunya
kedelai yang digunakan tidak banyak. Perbandingan kacang kedelai dan
biji ketapang yang digunakan adalah 1 : 4. Kacang kedelai dalam
pembuatan tahu biji ketapang berperan sebagai substituen atau bahan
tambahan yang bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu biji ketapang
agar menjadi lebih baik.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tahu Biji Ketapang
Pada proses pembuatan tahu biji ketapang, tentunya harus
memperhatikan faktor-faktor tertentu agar tahu biji ketapang yang
dihasilkan lebih berkualitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
dari tahu biji ketapang antara lain: kualitas bahan baku, penggunaan
substituen, penggunaan bahan penggumpal, dan proses perlakuan.
a. Pengaruh Kualitas Bahan Baku Terhadap Kualitas Tahu Biji
Ketapang
Proses pembuatan tahu tentunya harus memperhatikan kualitas
bahan baku. Pada penelitian ini digunakan bahan baku berupa biji
ketapang dan kedelai sebagai subtituennya. Biji ketapang yang
digunakan untuk pembuatan tahu yaitu biji ketapang berwarna putih
yang sudah dikupas kulit arinya. Apa bila biji ketapang tidak di kupas
kulit arinya maka bubur biji ketapang yang diperoleh pada saat
32
penghalusan akan berwarna coklat, dikarenakan kulit ari biji ketapang
berwarna cokelat, maka perlu pengupasan kulit ari terlebih dahulu
sebelum dihaluskan.
Selain pada proses pengupasan kulit ari, pada biji ketapang juga
terdapat reaksi enzimatic browning reaction yang dapat mempengaruhi
kualitas tahu. Enzim tersebut dapat membuat warna tahu menjadi
cokelat atau terjadi reaksi browning. Perubahan warna cokelat terjadi
karena kerja enzim poliphenol oksidase atau phenolase. eaksi browning
tersebut dapat terjadi karena pembuatan tahu dalam suasana basa dan
prosesnya berhubungan langsung dengan udara. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu penambahan asam dalam proses pembuatan tahu biji
ketapang agar warna tahu tidak cepat menjadi cokelat.
Kedelai sebagai subtituen juga harus terbebas dari kotoran, maka
perlu pencucian terlebih dahulu sebelum kedelai digiling, agar hasil sari
hasil penggilingan berwarna putih dan tidak mempengaruhi sari dari biji
ketapang yang berwarna putih susu.
b. Pengaruh Penggunaan Subtsituen Terhadap Kualitas Tahu Biji
Ketapang
Pada percobaan pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, tahu
biji ketapang yang dihasilkan tidak dapat bertekstur padat dan kenyal
dikarenakan kandungan lemak yang terkandung didalam biji ketapang
terlalu tinggi sehingga tahu yang dihasilkan lembek dan berminyak,
maka perlu penambahan bahan yang kandungan protein, karbohidrat,
33
serta zat gizi lain yang melebihi biji ketapang. Untuk mengatasi hal
tersebut, peneliti mencoba menambahkan kedelai sebagai bahan
penambah untuk pembuatan tahu biji ketapang, dikarenakan kedelai
mempunyai kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi.
Penambahan kedelai bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu biji
ketapang yang lembek dan tidak padat. Setelah dilakukan penambahan
kedelai dengan intensitas perbandingan kedelai dan biji ketapang
sebesar 1 : 4, tahu biji ketapang yang dihasilkan sudah menyerupai tahu
yang berbahan dasar kedelai murni. Tetapi yang perlu diperhatikan
adalah jumlah substitusi kedelai yang digunakan, jika kedelai yang
disubstitusikan pada proses pembuatan tahu biji ketapang terlalu
banyak, maka tahu yang dihasilkan akan bertekstur keras. Sebaliknya
jika substitusi kedelai yang digunakan terlalu sedikit akan berpengaruh
pada tekstur tahu yang kurang baik atau belum mencapai tingkat
kepadatan yang sesuai. Maka dari itu perlu penelitian lebih lanjut agar
substitusi kedelai yang digunakan pada proses pembuatan tahu biji
ketapang menghasilkan tahu dengan tingkat kepadatan dan tekstur yang
baik.
c. Pengaruh Penggunaan Bahan Penggumpal Terhadap Kualitas
Tahu Biji Ketapang
Proses penggumpalan tahu dilakukan setelah proses ekstraksi biji
ketapang berlangsung. Bahan penggumpal tahu yang sering digunakan
oleh kalangan produsen tahu adalah asam cuka. Asam cuka adalah
34
salah satu jenis asam yang dapat menggumpalkan protein dalam proses
pembuatan tahu. Pada proses pembuatan tahu biji ketapang terkandung
protein yang berbeda jenis muatannya. Protein tersebut memiliki dua
muatan yaitu positif dan negatif. Untuk menggumpalkan protein dengan
muatan yang berbeda dibutuhkan pula jenis bahan penggumpal yang
berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan asam cuka dan
batu tahu atau kalsium sulfat sebagai bahan penggumpal. Asam cuka
berfungsi untuk menggumpalkan protein yang bermuatan positif,
sedangkan batu tahu berperan serta menggumpalkan protein yang
bermuatan negatif. Dengan menggabungkan dua jenis penggumpal
yang berbeda, maka diperoleh hasil penggumpalan protein yang
maksimal serta hasil tahu juga baik dan maksimal.
d. Pengaruh Proses Perlakuan Terhadap Kualitas Tahu Biji
Ketapang
Untuk menghasilkan tahu biji ketapang dengan hasil yang baik
dan maksimal, tentunya juga harus memperhatikan proses perlakuan
dalam proses pembuatan tahu biji ketapang. Pada faktor proses
perlakuan akan dijelaskan tentang pelakuan biji ketapang sebelum
menjadi tahu yang antara lain: Penghalusan/ penggilingan, ekstraksi,
serta perebusan.
1) Penghalusan/Penggilingan
Pada proses penghalusan /penggilingan dilakukan dengan
penambahan air, hal ini bertujuan agar hasil ekstraksi biji ketapang
35
yang dihasilkan lebih maksimal. Penghalusan biji ketapang
dilakukan dengan menggunakan blender. Penghalusan dilakukan
sebanyak tiga kali, yaitu penghalusan biji ketapang dengan
menggunakan air secukupnya, kemudian penghalusan kembali
ampas biji ketapang dengan menggunakan air secukupnya pula
sebanyak dua kali. Apabila hasil penghalusan yang ketiga kalinya
menghasilkan sari biji ketapang dengan warna yang sudah jauh lebih
bening dari pada hasil penghalusan yang kedua, maka dapat
disimpulkan bahwa kandungan protein, karbohidrat, lemak dan zat
gizi lainnya sudah larut dalam proses penghalusan tersebut, tandanya
hasil ekstrasi dari proses penghalusan sudah lebih maksimal. Tetapi
jika pada penghalusan terakhir hasil warna dari sari biji ketapang
belum bening, maka perlu dilakukan penghalusan lagi sampai warna
sari biji ketapang yang dihasilkan menjadi lebih bening. Tujuan
dihaluskannya kembali ampas biji ketapang hingga memperoleh sari
biji ketapang dengan hasil yang bening agar kandungan protein,
karbohidrat, lemak, serta zat gizi lain yang tersisa di ampas biji
ketapang dapat larut kembali pada saat proses penghalusan dan hasil
ekstraksi lebih maksimal serta juga dapat menghasilkan tahu biji
ketapang yang lebih baik.
2) Ekstraksi
Proses ekstraksi merupakan faktor yang penting dalam proses
pembuatan tahu, karena jika proses ekstraksi yang kurang maksimal
maka banyak protein, karbohidrat, lemak, serta zat gizi lain dari biji
36
ketapang yang masih tertinggal pada ampasnya, sehingga ketika
pembuatan tahu biji ketapang randemen yang dihasilkan kurang
maksimal. Seperti yang telah dijelaskan oleh Watanabe et al bahwa
untuk mendapatkan hasil randemen yang maksimal, proses ekstraksi
dilakukan sebanyak tiga kali.
Untuk menghindari protein yang lolos saat bubur biji ketapang
di ekstrak, sebaiknya pengekstrakan dilakukan sebelum dilakukan
perebusan. Air yang digunakan adalah air dingin, jangan
menggunakan air panas, dalam buku ajar kuliah Kimia Makanan
bahwa protein akan mengalami kerusakan jika terkena panas. Jadi
ketika menggunakan air panas pada proses ekstraksi, maka
proteinnya akan menggumpal sehingga banyak yang lolos pada
ampas tahu.
3) Perebusan
Merebus susu biji ketapang, menggunakan api kecil sekitar 70
0C dan susu hendaknya sering diaduk-aduk. Hal ini bertujuan agar
bau langu yang ada pada susu biji ketapang menjadi hilang, serta
protein yang ada pada susu biji ketapang tidak rusak akibat
perebusan yang terlalu panas.
Ketika merebus susu biji ketapang dengan api besar, dapat
dimungkinkan terjadi pemisahan antara lemak dan air sehingga susu
biji ketapang menjadi pecah. Susu biji ketapang yang sudah pecah
berarti telah rusak, dan apabila diberi asam tidak dapat menggumpal.
37
8. Proses Pembuatan Tahu Biji Ketapang
Produk tahu biji ketapang berasal dari sari biji ketapang yang
digumpalkan dengan asam. Secara umum, proses pembuatan tahu terdiri
dari atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap proses proses produksi,
dan tahap finishing (Suprapti, 2005:51)
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Bahan Baku
Pada awal proses pembuatan tahu, tentunya dimulai dengan
tahap persiapan bahan agar nantinya tahu yang dihasilkan sempurna.
Sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh peneliti, tahapan
persiapan bahan meliputi pembersihan, pengeringan, dan
perendaman.
1) Pembersihan
Biji ketapang mempunyai kulit ari berwarna cokelat yang
menempel pada bagian bijinya, sedangkan biji ketapang tanpa
kulit ari berwarna putih. Pada pembuatan tahu biji ketapang,
bagian yang digunakan adalah bagian biji yang berwarna putih.
Kulit ari biji ketapang dapat dibersihkan dengan cara direndam
dengan air panas selama kurang lebih 1 jam atau dapat
dibersihkan dengan menguliti kulit ari dengan tangan setelah biji
ketapang dibelah dan dipisahkan dari daging buahnya. Kulit ari
ketapang dapat menyebabkan reaksi browning pada saat proses
pembuatan tahu. Setelah kulit ari dibersihkan kemudian dicuci
38
untuk membersihkan kotoran yang menempel pada biji ketapang
setelah dibersihkan dari kulit arinya.
Sebagai subtituen kacang kedelai juga mendapat perlakuan
pada proses pembersihan. Biji-biji kedelai dari pasar tercampur
berbagau kotoran, misalnya kerikil, butiran tanah, kulit, ataupun
batang kedelai. Agar tidak ikut tergiling , kotoran tersebut harus
dibersihkan terlebih dahulu.
2) Pengeringan
Pada tahap pengeringan, biji ketapang yang sudah
dibersihkan kulit arinya dan berwarna putih dikeringkan dengan
cara di jemur menggunakan bantuan sinar matahari selama satu
hari. Pengeringan ini bertujuan agar masa simpan atau masa awet
pada biji ketapang dapat bertahan lama. Pengeringan ini dapat
dilakukan juga dengan menggunakan bantuan alat pemanas atau
oven dengan suhu 40oC – 60OC (sama dengan suhu sinar
matahari). Proses pengeringan ini tidak hanya untuk biji ketapang
sebagai bahan baku utama, kacang kedelai sebagai subtituen juga
dilakukan pengeringan agar memenuhi syarat penyimpanan dan
pengawetan.
3) Perendaman
Proses perendaman dilakukan agar biji ketapang mudah
hanjur saat penggilingan atau penghalusan dan dapat diperoleh
sari biji ketapang dalam jumlah maksimal. Proses perendaman
39
dilakukan dengan menggunakan air biasa tanpa menggunakan
bahan tambahan lain. Waktu perendaman biji ketapang dilakukan
hingga biji ketapang lunak.
Sebagai bahan subtitusi untuk pembuatan tahu biji
ketapang, kacang kedelai juga perlu direndam agar teksturnya
lunak dan mudah digiling. Karena hanya sebagai subtituen dan
berjumlah sedikit, lama perendaman kacang kedelai tidak lama
seperti pembuatan tahu dengan bahan bakau kedelai, kedelai pada
penelitian ini direndam hanya 3 jam sudah bertekstur lunak, serta
klit ari pada kedelai sudah pecah sehingga mudah untuk
membersihkan kulit arinya.
b. Persiapan Bahan Penggumpal
Proses pembuatan tahu memerlukan bahan penggumpal untuk
menggumpalkan protein yang tercampur didalam sari biji ketapang.
dengan demikian akan diperoleh bubur tahu yang dapat dicetak.
Bahan penggumpal dapat berupa asam cuka encer, batu tahu (sioh
koo) atau kalsium sulfat, ataupun cairan sisa (whey). Untuk memilih
bahan penggumpal yang tepat, perlu mengetahui terlebih dahulu
daya gunanya, kemudahan penyediaan dan penggunaannya, serta
keuntungan dari sisi ekonominya (Suprapti, 2005:54).
Pada percobaan tahu biji ketapang, peneliti menggunakan
bahan penggumpal asam cuka dan batu tahu. Bahan penggumpal
asam cuka mampu menggumpalkan protein yang bermuatan positif,
40
sedangkan bahan penggumpal batu tahu dapat menggumpalkan
protein yang bermuatan negatif yang terkandung didalam biji
ketapang. Penggunaan kedua bahan penggumpal tersebut bertujuan
agar penggumpalan protein lebih maksimal dan hasil tahu setelah
dicetak juga maksimal.
2. Tahap Proses Produksi
a. Pembuatan Bubur Biji Ketapang
Untuk mendapatkan sari biji ketapang, biji ketapang harus
dihaluskan atau digiling dahulu melalui proses penggilingan. Proses
pembuatan sari biji ketapang adalah sebagai berikut:
1) Penggilingan
Biji ketapang dapat digiling atau dihaluskan dengan
menggunakan blender, beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan sari biji ketapang adalah sebagai berikut:
(a) Penggilingan biji ketapang dilakukan setelah proses
pengupasan kulit ari biji ketapang. Dengan demikian,
penggilingan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan hasil
yang diperoleh lebih halus/lembut, serta rendemen lebih
tinggi.
(b) Pada proses penggilingan, ditambahkan air untuk
mendapatkan hasil dari sari biji ketapang. air yang digunakan
adalah air dengan kondisi biasa.
41
2) Pengenceran
Pengenceran sari biji ketapang dilakukan dengan air bersih.
Volume air bersih yang ditambahkan dapat melebihi volume dari
sari kedelai yang akan diencerkan. Pengadukan perlu dilakukan
agar pencampuran terjadi secara merata.
3) Perebusan Bubur Biji Ketapang
Perebusan sari biji ketapang memerlukan api yang sedang
dengan menggunakan kompor gas biasa. Dalam perebusan ini,
dilakukan proses pendidihan sebanyak dua kali. Pada saat
terbentuk busa pada permukaan sari biji ketapang (perebusan
pertama), segera disiramkan air bersih dingin secukupnya secara
merata di seluruh permukaan. Dengan demikian busa tersebut
tidak meluap keluar namun akan turun kembali, sementara api
tetap menyala. Pada saat timbul busa lagi untuk yang kedua
kalinya (pendidihan kedua), berarti perebusan bubur kedelai
sudah dianggap cukup. Api dapat dimatikan.
a. Penyaringan
Sari biji ketapang dengan kondisi panas segera disaring
menggunakan kain saring. Sari biji ketapang hasil penyaringan
akan tertampung di panci untuk penggumpalan. Ampas
diperoleh setelah dibilas dan diperas kuat-kuat (saringan
dipuntir).
42
b. Penggumpalan Protein Sari Biji Ketapang
Cairan sari biji ketapang yang masih panas dicampur
pelan-pelan dan sedikit demi sedikit diberi bahan penggumpal
yang sudah disiapkan sebelumnya. Bahan penggumpal yang
digunakan adalah asam cuka dan batu tahu, asam cuka
dimasukkan pertama kali untuk penggumpalan protein yang
bermuatan positif, kemudian dimasukkan batu tahu untuk
penggumpalan protein yang bermuatan negatif. Cairan sari biji
ketapang yang berwarna putih susu akan pecah dan didalamnya
terdapat butiran-butiran protein yang mengikat karbohidrat,
lemak, vitamin, dan zat gizi lainnya serta akan bergabung
membentuk gumpalan dan mengendap kedasar panci. Setelah itu
cairan akan menjadi bening. Bila keadaan sudah demikian,
berarti seluruh protein yang mengikat karbohidrat, lemak,
vitamin, dan zat gizi lainnya sudah mengendap dan
menggumpal. Secepatnya cairan bening dipindahkan dengan
cara disaring dengan kain saring yang diletakkan langsung
didalam cetakan tahu.
43
c. Pencetakan Tahu Tahu Biji Ketapang
Dalam keadaan panas, pencetakan harus segaera
dilakukan. Pencetakan tersebut dilakukan dengan proses sebagai
berikut:
1) Cetakan disiapkan
2) Kain saring diletakkan diatas cetakan hingga kain saring
menutupi seluruh permukaan cetakan.
3) Bubur tahu dalam keadaan panas dituangkan ke dalam
cetakan yang telah dilapisi kain saring.
4) Setelah semua bubur tahu dituang ke cetakan, sisa kain saring
di tangkupkan hingga menutupi permukaan bubur tahu dalam
cetakan.
5) Agar tahu yang dihasilkan nanti padat, letakan papan
seukuran dengan cetakan dan diberi pemberat agar cairan
tahu dapat keluar serta tahu akan menjadi padat.
6) Biarkan selama 10 – 15 menit atau sampai cukup keras dan
tidak hancur bila diangkat
7) Selanjutnya, papan dan pemberat di angkat dan tahu
dikeluarkan dari cetakan. Ambil kain saring yang melapisi
tahu, kemudian potong tahu sesuai ukuran.
9. Ketahanan Pangan
Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan
ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
44
tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai
ketahanan pangan tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya
pangan yang cukup; dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya
kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat
dan aktif.
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai
kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya
memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman, dan didasarkan
pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya
lokal. Dalam penelitian ini, Biji ketapang sangat potensial untuk dijadikan
sumber bahan pangan yang dapat meningkatkan ketahanan pangan, karena
biji ketapang memiliki nilai gizi yang baik untuk dikonsumi.
B. Kerangka Berpikir
Selama ini bahan baku utama dalam pembuatan tahu adalah kedelai,
terutama kedelai impor. Fenomena yang sering terjadi setiap tahunnya harga
kedelai tidak stabil, disebabkan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap
dollar Amerika. Dampaknya harga jual tahu menjadi mahal serta tidak
terjangkau oleh konsumen terutama kelas bawah. Selain itu, randemen yang
dihasilkan kurang maksimal, karena jumlah lemak yang ada pada kedelai
sedikit sehingga emulsi yang terbentuk kurang maksimal pula, akibatnya
protein banyak yang lolos pada ampas tahu.
45
Fenomena yang ada menunjukkan bahwa diperlukan adanya bahan
lokal lain yang dapat dijadikan sebagai pengganti kedelai. Dengan
mempertimbangkan biji ketapang dan kedelai yang mempunyai keunggulan
berupa kandungan protein, lemak dan air yang tinggi, maka dimungkinkan
biji ketapang dapat dijadikan sebagai alternatif bahan dasar dalam pembuatan
tahu. Untuk membuktikan asumsi ini, maka peneliti melakukan eksperimen.
Pada eksperimen ini peneliti menggunakan kelompok eksperimen
dengan perlakuan dan perbandingan komposisi bahan yang berbeda-beda.
Untuk menunjukkan kualitas hasil eksperimen tahu biji ketapang tersebut,
peneliti akan menguji dengan menggunakan uji subyektif dan uji obyektif,
kemudian menganalisis data dari hasil pengujian tersebut untuk mengetahui
kualitas inderawi dan penerimaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang
hasil eksperimen.
Kerangka berpikir disajikan dalam skema sebagai berikut :
Ketergantungan bahan baku kedelai impor
untuk pembuatan tahu
Uji Kesukaan
Solusi
Difersivikasi bahan dasar menggunakan bahan lokal
Ekperimen
Alternatif bahan pilihan
Biji Ketapang
Uji Kualitas
Analisa Data
Dampak
Harga jual tahu mahal dan tidak terjangkau oleh kelas
bawah serta berpengaruh terhadap ketahanan pangan
46
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiono, 2010 : 96). Berdasarkan teori yang diuraikan
maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Kerja (Ha)
a. Penambahan kacang kedelai berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil
eksperimen
b. Penambahan bahan penggumpal berpengaruh terhadap kualitas tahu
hasil eksperimen
2. Hipotesis Nol (Ho)
a. Penambahan kacang kedelai tidak berpengaruh terhadap kualitas tahu
hasil eksperimen
b. Penambahan bahan penggumpal tidak berpengaruh terhadap kualitas
tahu hasil eksperimen
1
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam
penelitian untuk memecahkan masalah yang diteliti sehingga penelitian dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode penelitian yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah waktu dan Tempat Pelaksanaan, Desain Penelitian,
Alat dan Bahan Penelitian, Parameter Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,
Kaliberasi Instrumen, Teknik Analisis Data.
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2015, Tempat
penilaian produk akan dilaksanakan diruang laboratorium uji inderawi yaitu
berada di gedung E7 lantai 3, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
B. Desaian Penelitian
Desain eksperimen merupakan langkah-langkah yang perlu diambil
jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan
dapat diperoleh, sehingga akan membawa pada analisis obyektif dan
kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas (Sudjana,
1991: 1).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial
3x3. Rancangan faktorial atau disingkat pola F adalah suatu pola yang
menyediakan kemungkinan bagi peneliti untuk sekaligus meneliti pengaruh
49
48
dari dua jenis variabel atau lebih (Hadi, 2004:494). Tiga faktor yang
diselidiki dalam penelitian ini yaitu :
Faktor 1 : Perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai yang
berbeda yaitu 9 : 1, 8 : 2, dan 7 : 3 untuk setiap 100 gram bahan
dasar.
Faktor 2 : Pemberian bahan penggumpal dengan perbandingan berat antara
batu tahu banding asam cuka yang berbeda, yaitu 3 : 1, 1 : 1,
dan 1 : 3 sampai dengan berat 20 gram.
Rancangan penelitian ini dijabarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. Desain Eksperimen
Penggunaan biji
ketapang dengan
kacang kedelai
(A)
Penambahan batu tahu dan asam cuka (B) Tahu
kontrol (K)
3 : 1 (B1) 1 : 1 (B2) 1 : 3 (B3)
( K ) (A1) 9 : 1
(A2) 8 : 2
(A3) 7 : 3
A1B1
A2B1
A3B1
A1B2
A2B2
A3B2
A1B3
A2B3
A3B3
Keterangan :
Faktor A : Perbandingan biji ketapang dengan kacang kedelai
A1 : Biji ketapang dengan perbandingan kacang kedelai 9 : 1
A2 : Biji ketapang dengan perbandingan kacang kedelai 8 : 2
A3 : Biji ketapang dengan perbandingan kacang kedelai 7 : 3
Faktor B : Penambahan bahan penggumpal
B1 : Penambahan batu tahu dan asam cuka dengan
49
perbandingan 3 : 1
B2 : Penambahan batu tahu dan asam cuka dengan
perbandingan 1 : 1
B3 : Penambahan batu tahu dan asam cuka dengan
perbandingan 1 : 3
C. Alat dan Bahan Penelitian
Persiapan peralatan dilakukan untuk mempermudah pada saat proses
eksperimen. Peralatan dikelompokan berdasarkan bahan pembuatannya
seperti terbuat dari logam, plastik dan kayu. Syarat alat yang terbuat dari
logam yaitu tidak berkarat, bersih, dalam kondisi dapat berfungsi baik.
Contoh alatnya yaitu : timbangan, pisau, panci, saringan, wajan, susruk, dan
kompor. Syarat alat yang terbuat dari plastik yaitu bersih, tidak berjamur
ataupun berlendir, dan kondisinya baik. Contoh alat yang terbuat dari plastik
seperti : kom, blender, sendok plastik dan gelas ukur. Syarat alat yang terbuat
dari kayu yaitu bersih, tidak berjamur, tidak rusak dan dapat berfungsi dengan
baik. Contohnya : cetakan tahu dan solet kayu.
Bahan-bahan yang dipersiapkan pada saat penelitian adalah biji
ketapang, kacang kedelai sebagai subtituen, serta bahan penggumpal yaitu
batu tahu (kalsium sulfat) dan asam cuka. Biji ketapang yang dipergunakan
dalam pembuatan tahu yaitu biji ketapang yang sudah dikupas kulit arinya
dan berwarna putih. Sedangkan kedelai yang digunakan adalah kedelai yang
sudah direndam selama 3 samapai 4 jam dan dikupas kulit arinya. Untuk
bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka dapat diperoleh ditoko kimia,
50
dalam hal ini peneliti memperoleh bahan kimia di toko kimia “Inderasari”,
Semarang.
D. Parameter Penelitian
Beberapa hal yang akan diungkap dalam penentuan parameter
penelitian meliputi populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengambilan
sampel dan variabel penelitian yang meliputi variabel bebas, variabel terikat,
dan variabel kontrol.
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010 : 117). Populasi dalam penelitian ini
adalah biji ketapang dan kacang kedelai.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi penelitian (Sugiyono, 2010: 118). Sampel
dalam penelitian ini adalah biji ketapang dan kacang kedelai. Biji
ketapang yang akan digunakan adalah biji ketapang yang sudahdikupas
kulit arinya sehingga berwarna putih. Kacang kedelai yang digunakan
adalah kacang kedelai yang berkualitas dan terbebas dari kotoran.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik purposive random sampling yaitu cara pengambilan sampel
51
dengan menentukan ciri-ciri atau kriteria yang sama, berarti populasi itu
dapat disebut homogeny dan dapat diambil secara acak.
Sampel penelitian ini adalah biji ketapang yang diambil dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri buahnya bulat cembung, daging buah
berwarna kuning, kulit ari dari biji ketapang berwarna cokelat muda, dan
biji ketapang tanpa kulit ari berwarna putih. Kacang kedelai yang
digunakan yaitu kacang kedelai dengan jenis Americana atau kedelai
kualitas impor, berwarna kuning, dan mempunyai biji yang besar.
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2008: 38). Variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 macam,
yaitu: a. variabel bebas, b. variabel terikat dan c. variabel kontrol.
a. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2008: 38), variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah penggunaan perbandingan berat biji ketapang dan
kacang kedelai yang bervariasi, yaitu 9: 1, 8 : 2, 7 : 3 untuk setiap 100
gram bahan dasar.
52
b. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2008: 38), Variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas tahu hasil
eksperimen dengan indikator warna, tekstur dan rasa, kesukaan
masyarakat dan kandungan gizi.
c. Variabel Kontrol
Menurut Sugiyono (2008: 41), Variabel kontrol adalah variabel
yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Dalam hal ini yang menjadi variabel kontrol
adalah :
1) Jenis bahan dan alat yang digunakan
Dalam penelitian ini biji ketapang dan kacang kedelai
yang digunakan masih segar, utuh dan tidak tercampur bahan
lain. Berat bahan yang digunakan sesuai dengan resep yang
ditetapkan. Alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan
yang telah dijelaskan dalam prosedur pelaksanaan penelitian.
2) Asal bahan
Biji ketapang yang digunakan berasal dari pohon
ketapang di sekitar Kampus Unnes, Sekaran, Gunungpati, Kota
Semarang. Sedangkan kacang kedelai yang digunakan berasal
dari daerah Ungaran, Kabupaten Semarang.
53
3) Panelis
Panelis yang dimaksud adalah panelis agak terlatih dan
tidak terlatih, sebelum melakukan kegiatan penilaian panelis
terlebih dahulu dilatih dengan tujuan agar panelis dapat
mengetahui sifat-sifat atau karakteristik suatu produk. Panelis
yang dipilih adalah mahasiswa S1 Pendidikan Tata Boga.
4) Tempat Penilaian
Tempat penilaian produk akan dilaksanakan diruang
laboratorium uji inderawi yaitu berada di gedung E7 lantai 3,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
5) Pemeriksaan Kandungan Gizi
Pemeriksaan kandungan gizi akan dilakukan di
Laboratorium Chem-Mix Pratama, yang beralamatkan di Kretek
Kidul, Banguntapan, Yogyakarta. Pemeriksaan kandungan gizi
meliputi pemeriksaan kandungan protein, lemak, dan
karbohidrat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data terhadap
variabel yang diteliti dalam eksperimen. Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu data kualitas inderawi tahu biji ketapang, data kesukaan
masyarakat terhadap tahu biji ketapang, data kandungan gizi tahu biji
ketapang, dan sebagai data tambahan berupa data optimalisasi ekstraksi sari
biji ketapang. Metode pengumpulan data dalam penilaian ini menggunakan
54
metode pengumpulan data kualitas inderawi tahu biji ketapang, metode
pengumpulan data kesukaan masyarakat, metode penilaian kandungan gizi
dan metode pengumpilan data optimalisasi ekstraksi sari biji ketapang.
1. Metode Penentuan Instrumen
Instrumen penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
mudah diolah (Arikunto, 1998 : 151). Dalam penelitian ini digunakan
jenis instrument berupa ceklis dan wawancara sebagai instrument untuk
memperoleh data yang valid. Selain menggunakan ceklis dan wawancara,
dalam penelitianini juga menggunakan panelis sebagai instrument untuk
pengujian indrawi dan organoleptik tahu hasil eksperimen.
2. Metode pengumpulan data kualitas inderawi tahu hasil eksperimen
Uji inderawi merupakan metode pengumpulan data untuk
mengetahui sifat dan karakteristik bahan pangan dengan menggunakan
indera manusia termasuk indera penglihatan, pembau, perasa dan
pendengar (Kartika B,1998 : 3). Metode pengumpulan data kualitas
inderawi tahu biji ketapang bertujuan untuk mengetahui sifat dan
karakteristik masing-masing sampel tahu biji ketapang hasil eksperimen
mencakup indikator warna, aroma, tekstur, dan rasa dengan
menggunakan 5 tingkatan kualitas secara berjenjang dimana skor terbesar
menunjukkan kualitas terbaik, semakin kecil skor kualitas biji ketapang
semakin menurun.
55
a. Instrument atau alat pengumpul data inderawi tahu biji ketapang
hasil eksperimen
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
panelis agak terlatih. Panelis agak terlatih merupakan panelis yang
dilatih terlebih sebelum melakukan kegiatan penilaian,dengan tujuan
agar panelis dapat menguasai sifat-sifat atau karaktistik suatu bahan.
Dengan memberikan penjelasan tentang sampel dan sifat-sifat yang
akan dinilai serta memberikan latihan, kelompok ini sudah dapat
berfungsi sebagai alat analisis. “Committee on sensory evaluation of
the institute of food technologist” memberikan rekomendasi jumlah
panelis sebagai berikut:
Untuk uji inderawi: panelis terlatih (5-15 orang), agak terlatih
(15-25 orang). Untuk uji kesukaan menggunakan panelis tidak
terlatih minimal 80 orang. Panelis agak terlatih memiliki persyaratan
diantaranya panelis harus valid dan reliabel dengan cara panelis
dilatih terlebih dahulu agar panelis dapat mengetahui sifat-sifat atau
karakteristik suatu bahan (Loekmonohadi : Naskah Seminar Jurusan
TJP : 1995).
Panelis agak terlatih yang dipilih dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Unnes S1 Pendidikan Tata Boga, dengan pertimbangan
kesempatan bertemu dapat diatur, sehingga memudahkan peneliti
memperoleh data penelitian.
56
Panelis agak terlatih dilatih dengan tahapan sebagai berikut:
validasi dan reliabilitasi instrument, hasilnya berupa panelis yang
valid dan reliabel.
1) Validitas Instrumen
Validitas instrument merupakan upaya yang dilakukan untuk
membuat panelis menjadi valid. Kegiatan validitas instrument
yang perlu dilakukan adalah validitas internal dan validitas isi.
a) Validitas Internal
Validitas Internal merupakan upaya yang dilakukan
untuk membuat kondisi internal calon panelis menjadi valid.
Tujuan dari validitas internal yaitu memilih calon panelis yang
mempunyai kondisi internal memenuhi persyaratan atau
sensitivitasnya dalam menilai produk bahan dengan cukup
baik. Kondisi internal disini mencakup : kesehatan jasmani dan
alat inderanya, kesediaanya jadi panelis, perhatiannya pada
bahan yang akan dinilai dengan melalui tahapan wawancara
dan tahap penyaringan.
Hasil wawancara didokumentasikan pada formulir
wawancara calon panelis. Dari hasil wawancara tersebut
diperoleh informasi calon panelis yang berpotensi untuk
melakukan tahap seleksi berikutnya.
Calon panelis yang berpotensi kemudian diuji untuk
mengetahui kemampuan awal dari calon panelis. Pengujian
57
calon panelis pada tahapan penyaringan dilakukan pengujian
sebanyak empat kali. Kemudian hasil penilaian dianalisis
dengan menggunakan range method, dengan kriteria sebagai
berikut:
eJumlahRang
jumlahRangeJika 1, dan nilai deviasinya relative kecil
menunjukkan validitas internal calon panelis memenuhi
persyaratan untuk ditingkatkan dengan cara latihan.
eJumlahRang
jumlahRangeJika 1, Validitas internal calon panelis
menunjukkan tidak memenuhi persyaratan, untuk ditingkatkan
dengan latihan (Loekmonohadi : Naskah Seminar Jurusan TJP
: 1995).
b) Validitas Isi
Validitas isi merupakan upaya yang dilakukan untuk
mendapatkan instrument yang mampu menilai karakteristik
mutu pangan dengan benar dan tepat. Prosesnya dengan cara
calon panelis yang validitas internalnya memenuhi syarat
dilatih menilai dan mengenali karakteristik mutunya dengan
cara mencicipi dan memberikan penilaian pada sampel produk
di pasaran. Dan penilaian dianalisis menggunakan range
method dengan kriteria :
58
1rangeJumlah
jumlahRangeJika , dan nilai deviasinya relative kecil
maka menunjukkan kepekaan calon panelis dapat diandalkan
atau validitas isinya memenuhi syarat untuk ditingkatkan
dengan cara dilatih lebih intensif agar dapat menilai lebih tepat
lagi.
1rangeJumlah
jumlahRangeJika , maka calon panelis validitas isinya
tidak memenuhi syarat untuk dilatih lebih intensif
(Loekmonohadi : Naskah Seminar Jurusan TJP : 1995).
2) Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrument merupakan upaya yang dilakukan
untuk mendapatkan instrument yang reliabel. Reliabilitas
instrument bertujuan untuk membentuk calon panelis yang sudah
memenuhi syarat (validitas internal dan validitas isinya), agar
sensitivitasnya lebih meningkat lagi sehingga kemampuannya
menilai produk tertentu dapat tetap untuk setiap saat.
Untuk membuat reliabilitas instrument meningkat maka
perlu dilakukan latihan terhadap panelis dengan sampel produk di
pasaran minimal enam kali penilaian dalam waktu yang berbeda.
Dari latihan tersebut dapat diketahui apakah panelis memenuhi
syarat berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan.
Untuk mendapatkan calon panelis yang memenuhi syarat
sebagai alat pengumpul data diadakan evaluasi kemampuan.
59
Evaluasi kemampuan ini bertujuan untuk menentukan panelis
yang dapat digunakan untuk pengujian yang sesungguhnya.
Kemudian hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan range
method. Syarat panelis yang reliabel apabila jumlah penilaian
panelis yang benar dari panelis yang diperbolehkan minimal 60%
dari total jumlah penilaian dari panelis. Panelis yang kurang
mampu yaitu apabila jumlah penilaian dari panelis kurang 60%.
b. Kriteria penilaian dalam uji inderawi
Secara lengkap teknik skoring untuk setiap indikator
kualitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Indikator Warna
2) Indikator Tekstur
Indikator tekstur yang akan diuji meliputi : tekstur bagian
luar yang meliputi tingkat kehalusan, tingkat kekerasan,
dan tingkat palstisitas. Sedangkan tekstur bagian dalam
Kriteria penilaian Skor
a. Putih
b. Cukup putih
c. Agak putih
d. Kurang putih
e. Tidak putih
5
4
3
2
1
60
meliputi homogenitas pori, kelembutan, kerapuhan, dan
kepadatan.
a) Tekstur Bagian Luar
(1) Tingkat kehalusan
(2) Tingkat Kepadatan
Kriteria penilaian Skor
a. Halus
b. Cukup halus
c. Agak halus
d. Kurang halus
e. Tidak halus
5
4
3
2
1
Kriteria penilaian Skor
a. Padat
b. Cukup Padat
c. Agak Padat
d. Kurang Padat
e. Tidak Padat
5
4
3
2
1
61
(3) Tingkat Plastisitas
(b) Tekstur Bagian Dalam
(1) Homogenitas Pori
(2) Kelembutan Pori
Kriteria penilaian Skor
a. Plastis
b. Cukup Plastis
c. Agak Plastis
d. Kurang Plastis
e. Tidak Plastis
5
4
3
2
1
Kriteria penilaian Skor
a. Homogen
b. Cukup Homogen
c. Agak Homogen
d. Kurang Homogen
e. Tidak Homogen
5
4
3
2
1
Kriteria penilaian Skor
a. Lembut
b. Cukup lembut
c. Agak lembut
d. Kurang lembut
e. Tidak lembut
5
4
3
2
1
62
(3) Kepadatan
(4) Kerapuhan
3) Indikator Rasa
Kriteria penilaian Skor
a. Normal
b. Cukup Normal
c. Agak Normal
d. Kurang Normal
e. Tidak Normal
5
4
3
2
1
Kriteria penilaian Skor
a. Tidak Rapuh
b. Kurang Rapuh
c. Agak Rapuh
d. Cukup Rapuh
e. Rapuh
5
4
3
2
1
Kriteria penilaian Skor
a. Normal
b. Cukup Normal
c. Agak Normal
d. Kurang Normal
e. Tidak Normal
5
4
3
2
1
63
4) Indikator Aroma
(a) Aroma Tahu
(b) Aroma Asam
3. Metode pengumpulan data kesukaan masyarakat terhadap tahu
hasil eksperimen
Bagus tidaknya kualitas tahu biji ketapang hasil eksperimen
akan bermanfaat apabila ditunjang oleh kesukaan masyarakat
terhadap tahu biji ketapang tersebut. Untuk mendapatkan data
kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang hasil eksperimen
dibutuhkan metode pengujian organoleptik atau hedonik.
Kriteria penilaian Skor
a. Normal
b. Cukup Normal
c. Agak Normal
d. Kurang Normal
e. Tidak Normal
5
4
3
2
1
Kriteria penilaian Skor
a. Tidak Nyata
b. Kurang Nyata
c. Agak Nyata
d. Cukup Nyata
e. Nyata
5
4
3
2
1
64
Uji organoleptik merupakan pengujian yang panelisnya
cenderung melakukan penilaian berdasarkan kesukaan. Dalam
pengujian ini panelis mengemukakan responnya yang berupa suka
atau tidak sukanya terhadap sifat produk hasil eksperimen yang
diuji yaitu kualitas tahu biji ketapang.
a. Instrument atau alat pengumpul data kesukaan masyarakat
terhadap kualitas biji ketapang.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
panelis tidak terlatih. Panelis tidak terlatih digunakan untuk
menguji tingkat kesukaan suatu produk ataupun menguji
tingkat kemauan untuk mempergunakan suatu produk
(Bambang Kartika 1988: 18). Panelis tidak terlatih yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah Bibis, Jungke, Kab. Karanganyar
sebanyak 80 panelis.
b. Kriteria penilaian dalam Uji organoleptik
Teknik penilaian yang digunakan dalam uji
organoleptik atau uji kesukaan ini adalah teknik skoring.
Rentangan skor kesukaan yang digunakan adalah 5-1 dengan
penjelasan:
1) Suka : 5
2) Cukup suka : 4
3) Agak suka : 3
65
4) Kurang suka : 2
5) Tidak suka : 1
4. Metode pengumpulan data kandungan gizi tahu biji ketapang hasil
eksperimen
Metode pengumpulan data diperoleh dari hasil uji
labolatorium. Pengujian ini dilakukan menggunakan alat-alat
labolatorium yang bertujuan untuk menilai kandungan protein,
lemak, dan karbohidrat hasil eksperimen. Penelitian ini dilakukan
di Laboratorium Chem-Mix Pratama, Banguntapan, Yogyakarta.
5. Metode pengumpulan data optimalisasi ekstraksi sari biji ketapang
Metode pengumpulan data ini diperoleh dari setiap kali
hasil ekstraksi dicatat berapa randemen yang dihasilkan hingga
mencapai kondisi optimal. Ekstrak yang dilakukan tidak cukup
hanya sampai tiga kali saja, melainkan sampai hasil ekstraksi
menjadi bening.
F. Kalibrasi Instrumen
Kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi
dari suatu instrumen agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan
dalam akurasi tertentu. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai
kalibrasi instrument uji inderawi dan uji kesukaan.
66
1. Uji inderawi
Metode pengumpulan data kualitas inderawi tahu biji ketapang
bertujuan untuk mengetahui sifat dan karakteristik masing-masing sampel
tahu biji ketapang hasil eksperimen mencakup indikator warna, aroma,
tekstur, dan rasa dengan menggunakan 5 tingkatan kualitas secara
berjenjang dimana skor terbesar menunjukkan kualitas terbaik, semakin
kecil skor kualitas biji ketapang semakin menurun.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis agak
terlatih. Panelis agak terlatih merupakan panelis yang dilatih terlebih
sebelum melakukan kegiatan penilaian, dengan tujuan agar panelis dapat
menguasai sifat-sifat atau karaktistik suatu bahan. Panelis agak terlatih
memiliki persyaratan diantaranya panelis harus valid dan reliabel dengan
cara panelis dilatih terlebih dahulu agar panelis dapat mengetahui sifat-
sifat atau karakteristik suatu bahan (Loekmonohadi : Naskah Seminar
Jurusan TJP : 1995).
Sebelum melakukan pelatihan, panelis diseleksi terlebih dahulu
dengan melakukan tahapan wawancara. Wawancara bertujuan untuk
mengetahui validitas interernal seorang calon panelis. Validitas Internal
merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat kondisi internal calon
panelis menjadi valid.
Tahapan selanjutnya adalah melakukan validasi isi. Validasi isi
merupakan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan instrument yang
mampu menilai karakteristik mutu pangan dengan benar dan tepat.
67
Prosesnya dengan cara calon panelis yang validitas internalnya memenuhi
syarat dilatih dengan tahap penyaringan untuk menilai dan mengenali
karakteristik mutunya dengan cara mencicipi dan memberikan penilaian
pada sampel produk di pasaran.
Reliabilitasi instrument bertujuan untuk membentuk calon panelis
yang sudah memenuhi syarat (validitas internal dan validitas isinya), agar
sensitivitasnya lebih meningkat lagi sehingga kemampuannya menilai
produk tertentu dapat tetap untuk setiap saat. Panelis dilatih dan dievaluasi
agar reliabilitasnya meningkat untuk menjadi panelis yang benar-benar
reliabel. Syarat panelis yang reliabel apabila jumlah penilaian yang benar
dari panelis yang diperbolehkan minimal 60% dari total jumlah penilaian
dari panelis. Panelis yang kurang mampu yaitu apabila jumlah penilaian
dari panelis kurang 60%.
2. Uji Kesukaan
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis
tidak terlatih. Panelis tidak terlatih digunakan untuk menguji tingkat
kesukaan suatu produk ataupun menguji tingkat kemauan untuk
mempergunakan suatu produk (Bambang Kartika 1988: 18)
Teknik penilaian yang digunakan dalam uji organoleptik atau uji
kesukaan ini adalah teknik skoring. Rentangan skor kesukaan yang
digunakan adalah 5-1 dengan penjelasan:
1) Suka : 5
2) Cukup suka : 4
68
3) Agak suka : 3
4) Kurang suka : 2
5) Tidak suka : 1
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data yang telah
diperoleh dari hasil pengujian. Analisis data digunakan untuk menjabarkan
data, mendiskripsikan data yang diperoleh dari penelitian dengan metode
statistik atau non statistik untuk menjawab permasalahan pada penelitian.
Adapun metode analisis data yang digunakan yaitu : metode analisis data
untuk mengetahui pengaruh pemberian batu tahu dan asam cuka terhadap
kualitas tahu hasil eksperimen, metode analisis data untuk mengetahui
pengaruh penambahan kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen,
metode analisis data untuk mengetahui kualitas inderawi tahu hasil
eksperimen terbaik, metode analisis data untuk mengetahui tingkat kesukaan
masyarakat terhadap kualitas tahu hasil eksperimen terbaik, metode analisis
data untuk mengetahui kandungan gizi pada tahu, dan metode analisis data
untuk mengetahui optimalisasi produk tahu biji ketapang.
1. Teknik analisis data untuk mengetahui pengaruh penambahan
kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen
Metode analisis data untuk mengetahui pengaruh penambahan
kacang kedelai terhadap kualitas tahu hasil eksperimen yaitu dengan
menggunakan metode analisis faktorial. Analisis faktorial ini digunakan
69
untuk mengetahui pengaruh kualitas kesembilan sampel meliputi warna,
tekstur, rasa dan aroma dari tahu hasil eksperimen. Dalam mengolah data
faktorial menggunakan SPSS. Model statistika untuk percobaan faktorial
yang terdiri dari dua faktor (faktor A dan B) dengan menggunakan
rancangan dasar RAL adalah sebagai berikut:
Rumus
Yjik = µ + α11 + βj + (αβ)ij + □ ijk
i = 1,2, ….. a
j = 1,2, ….. b
k = 1,2, ….. r
Keterangan :
Yjik = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang
memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-I dari faktor
A dan taraf ke-j dari faktor B)
µ = Nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya)
α11 = Pengaruh aditif taraf ke-I dari faktor A (penggunaan biji
ketapang dan kacang kedelai)
βj = Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B (penambahan batu
tahu dan asam cuka)
(αβ)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j
faktor B
□ ijk = Pengaruh galat dari satuan pecobaan ke-k yang
memperoleh kombinasi perlakuan uji
70
2. Teknik analisis data untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan
penggumpal terhadap kualitas tahu hasil eksperimen
Metode analisis data untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan
penggumpal yaitu batu tahu dan asam cuka terhadap kualitas tahu hasil
eksperimen yaitu dengan menggunakan metode analisis faktorial. Analisis
faktorial ini digunakan untuk mengetahui perbedaan kualitas kesembilan
sampel meliputi warna, tekstur, rasa dan aroma dari tahu hasil eksperimen.
Dalam mengolah data faktorial menggunakan SPSS. Model statistika
untuk percobaan faktorial yang terdiri dari dua (faktor A dan B) dengan
menggunakan rancangan dasar RAL adalah sebagai berikut:
Rumus
Yjik = µ + α11 + βj + (αβ)ij + □ ijk
i =1,2, ….. a
j = 1,2, ….. b
k = 1,2, ….. r
Keterangan :
Yjik = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang
memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-I dari faktor A
dan taraf ke-j dari faktor B)
µ = Nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya)
α11 = Pengaruh aditif taraf ke-I dari faktor A (penggunaan biji
ketapang dan kacang kedelai)
βj = Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B (penambahan asam
cuka dan batu tahu)
71
(αβ)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j
faktor B
□ ijk = Pengaruh galat dari satuan pecobaan ke-k yang memperoleh
kombinasi perlakuan uji
3. Teknik analisis data untuk mengetahui kualitas inderawi tahu hasil
eksperimen yang terbaik.
Metode analisis data untuk mengetahui tahu eksperimen yang terbaik
yaitu dengan menggunakan rerata atau mean. Komponen kualitas inderawi
akan diuji menggunakan uji skoring dan kemudian dianalisis dengan rerata
atau mean. Berikut kualitas inderawi yang akan dianalisis warna, tekstur,
rasa dan aroma tahu. metode ini dimaksudkan untuk mengetahui manakah
tahu biji ketapang hasil eksperimen yang terbaik.
Hasil penilaian atau skoring untuk pengujian inderawi tabulasi dan
dijadikan rerata skor kemudian dikonsultasikan dengan kriteria seperti
dibawah ini :
Nilai Tertinggi = 5 (baik)
Nilai Terendah = 1 (Tidak Baik)
Jumlah Kriteria yang ditentukan = 5 Kriteria
Interval Skor =
=
\ = 0.8
72
Berdasarkan hasil perhitungan akan diperoleh tabel interval skor dan
kriteria aspek tahu biji ketapang sebagai berikut :
Tabel 6. Interval Rerata Skor
No Interval Kriteria
1
2
3
4
5
1,00 – 1,79
1,8 – 2,59
2,6 – 3,39
3,4 – 4,19
4,2 – 5,00
Tidak Baik
Kurang Baik
Agak Baik
Cukup Baik
Baik
Selanjutnya dilihat rerata tiap sampel dengan kriteria keseluruhan
indikator sebagai berikut:
1,00 – 1,79 : Tidak Baik
1,8 – 2,59 : Kurang Baik
2,6 – 3,39 : Agak Baik
3,4 – 4,19 : Cukup Baik
4,2 – 5,00 : Baik
4. Metode analisis data untuk mengetahui tingkat kesukaan tahu hasil
eksperimen
Metode analisis deskriptif kualitatif persentase digunakan untuk
mengetahui kesukaan konsumen, artinya kuantitatif yang diperoleh dari
panelis harus dianalisis terlebih dahulu untuk dijadikan data kualitatif.
Adapun mutu organoleptik yang akan dianalisis yaitu warna, tekstur, rasa
dan aroma.
73
Menurut Muhammad Ali (1978 : 184) rumus analisis deskriptif
presentase adalah sebagai berikut:
Rumus Deskriptif Presentase :
Keterangan :
% = Skor presentase
n = Jumlah Skor yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai (skor tertinggi x jumlah panelis)
Untuk merubah data skor presentase menjadi nilai kesukaan,
analisisnya disesuaikan dengan kriteria penilaian. Sedangkan cara
perhitungannya adalah sebagi berikut :
Nilai Tertinggi = 5 (suka)
Nilai Terendah = 1 ( tidak suka)
Jumlah Kriteria yang ditentukan = 5 Kriteria
Jumlah panelis = 80 orang
a. Total skor maksimum = jumlah panelis x nilai
= 80 x 5
= 400
b. Total skor minimum = jumlah panelis x nilai terendah
= 80 x 1
= 80
% =
74
c. Persentase skor maksimum = x 100%
= x 100 %
= 100 %
d. Persentase skor minimum = x 100%
= x 100%
= 20%
e. Rentangan persentase = persentase maksimum –
persentase minimum
= 100% - 20%
= 80%
f. Interval klas persentase = rentangan : jumlah interval
= 80% : 5
= 16%
Berdasarkan hasil perhitungan akan diperoleh tabel interval
presentase dan kriteria kesukaan, yaitu sebagai berikut :
Tabel 7. Interval Persentase Uji Hedonik
No Presentase kriteria kesukaan
1
2
3
4
5
20,00 -35,99
36,00 -51,99
52,00 -67,99
68,00 -83,99
84,00 - 100,00
Tidak suka
Kurang suka
Agak suka
Cukup suka
Suka
75
5. Metode analisis data untuk mengetahui kandungan gizi pada tahu
hasil eksperimen
Metode analisis kandungan gizi pada tahu akan diujikan di
Laboratorium Chem-Mix Pratama, Banguntapan, Yogyakarta. Pengujian
kandungan gizi untuk mengetahui kandungan protein, lemak, dan
karbohidrat pada tahu hasil eksperimen dengan menggunakan metode
AOAC, Makro-Kjeldahl yang dimodifikasi (AOAC) dan metode ekstraksi.
a. Uji Kandungan Protein
Uji kandungan protein dengan menggunakan metode Makro
Kjeldahl yang dimodifikasi (AOAC). Caranya yaitu sebagai berikut:
Bahan yang telah dihaluskan ditimbang 1 g dan dimasukkan ke
dalam labu kjeldahl, kemudian ditambahn 7,5 g K2SO4 dan 0,35 g HgO
serta ditambahkan 15 cc H2SO4 ideal.
Semua bahan dipanaskan dalam Kjeldahl perlahan-lahan dalam
almari asam sampai berhenti berasap, diteruskan pemanasan dengan api
besar sampai mendidih dan cairan menjadi jernih sambil terus
dipanaskan kurang lebih satu jam, kemudian api pemanas dimatikan
dan dibiarkan hingga bahan menjadi dingin. 100 cc aquadest
ditambahkan dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dalam air es dan
beberapa lempeng Zn dan 15 cc larutan K2S 4% (dalam air) serta
ditambahkan perlahan-lahan larutan NaOH 50% sebanyak 50 cc yang
sudah didinginkan dalam lemari es kemudian labu Kjeldahl dipasang
dengan segera pada alat distilasi.
76
Labu Kjeldahl dipanaskan perlahan-lahan sampai dua lapisan
cairan tercampur, dan dipanaskan dengan cepat hingga mendidih.
Destilasi ini ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan
50 cc larutan standart HCI (0,1 N) dan 5 tetes indikator methyl-red.
Distilasi dilakukan sampai destilat yang tertampung sebanyak 75 cc.
Destilat yang diperoleh dengan standart NaOH (0,1 N) dititrasi
sampai beraroma kuning.
Larutan blanko dibuat menggunakan bahan aquadest, dan
dilakukan desktrusi, distalasi serta titrasi seperti bahan sampel.
Perhitungan % N :
% N = x 100 x 14,008
% Protein = % N x faktor
Untuk tiap sampel dibuat ulangan dua kali. Ketetapan analisa
dapat ditunjukkan dengan persen kesalahan :
% Kesalahan = x 100
b. Uji kandungan Lemak
Uji kandungan lemak menggunakan metode ekstraksi dengan alat
Soxhlet. Caranya yaitu sebagai berikut :
Bahan yang telah dihaluskan ditimbang 2 g (sebaiknya yang
kering dan lewat 40 mesh), dicampur dengan pasir yang telah dipijarkan
77
sebanyak 8 g dan dimasukkan ke dalam tabung ekstraksi Soxhlet dalam
Thimble.
Air pendingin dialirkan melalui condenser kemudian tabung
ekstraksi dipasang pada alat distilasi Soxhlet dengan solven petroleum
ether secukupnya selama 4 jam.
Petroleum-ether yang telah mengandung ekstrak lemak dan
minyak dipindahkan kedalam botol timbang yang bersih dan diketahui
beratnya kemudian diuapkan dengan api kecil yang tertutup dalam
almari asam sampai agak pekat. Teruskan pengeringan dalam oven 100
0C sampai berat konstan. Berat residu dalam botol timbang dinyatakan
sebagai berat lemak dan minyak.
c. Uji Kandungan Karbohidrat
Uji kandungan karbohidrat dinyatakan dengan gula reduksi
menggunakan metode AOAC (Association Of Officia Analytical
Chemists). Caranya yaitu sebagai berikut:
Bahan padat yang sudah dihaluskan ditimbang atau bahan cair
sebanyak 2,5 – 25 g tergantung kadar gula reduksinya, dipindahkan ke
dalam labu takar 100 cc, serta ditambahkan 50 cc aquadest kemudian
ditambahkan bubur AI(OH)3 atau larutan timbale asetat setengah basis.
Penambahan bahan penjernih ini diberikan tetes demi tetes sampai
penetesan dari reagensia tidak menimbulkan pengeruhan lagi setelah itu
ditambahkan aquadest sampai tanda silang dan diaring.
78
Filtrat ditampung dalam labu takar 200 cc. Untuk menghilangkan
kelebihan timbale (Pb) ditambahkan Na2CO3anhidrat atau K-oksalat
anhidrat atau larutan Na-phosphat 8% kemudian ditambah aquadest
sampai tanda digojog dan disaring.
Filtrat bebas timbal (Pb) diambil 25 cc yang diperkirakan
mengandung 15-60 mg gula reduksi, ditambahkan 25 cc larutan Luff-
Schoorl dalam erlenmeyer.
Dibuat pula perlakuan blanko 25 cc larutan Luff dengan 25 cc
aquadest, setelah ditambah beberapa butir batu didih Erlenmeyer
dihubungkan dengan pendingin balik dan didihkan. Diusahakan 2 menit
sudah mendidih. Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit
setelah itu didinginkan, kemudian ditambah 15 cc KI 20% dan dengan
hati-hati ditambahkan 25 cc H2SO4 265%.
Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Nathiosulfat
(01N) memakai indikator amilum sebanyak 2-3 cc. Untuk memperjelas
perubahan aroma, amilum diberikan pada saat titrasi hampir berakhir.
6. Metode analisis data untuk mengetahaui optimalisasi produk tahu biji
ketapang.
Metode optimalisasi untuk mengetahui produk tahu biji ketapang
bahwa sudah optimal yaitu dengan cara ekstraksi. Pada percobaan
pendahuluan, ekstraksi dilakukan untuk memperoleh produk tahu yang
optimal. Untuk memperoleh tahu yang optimal dilakukan ekstraksi secara
berulang-ulang sampai cairan ekstraksi menjadi bening. Optimalisasi
79
produk tahu juga ditandai dengan berat tahu yang hampir sama dengan
selisih berat tidak jauh berbeda dari percobaan yang telah dilakukan. Dari
percobaan pendahuluan sebanyak enam kali dengan berat bahan yang
sama menghasilkan produk tahu dengan berat yang berbeda-beda setelah
dilakukan proses ekstraksi.
Data optimalisasi produk tahu hasil percobaan disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
Ekstraksi Produk (berat)
1
2
3
4
5
6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
yang meliputi: deskripsi data hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil
penelitian untuk membuktikan apakah hasil penelitian dapat menjawab
permasalahan dan tujuan penelitian.
A. Deskripsi data
Eksperimen yang telah dilakukan yaitu pemanfaatan biji ketapang
sebagai bahan dasar dalam pembuatan tahu dengan substitusi kacang kedelai
dan bahan penggumpal yang digunakan adalah batu tahu dan asam cuka.
Dalam eksperimen ini perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai
yang digunakan memiliki ukuran yang bervariasi, yaitu 7 : 3, 8 : 2, dan 9 : 1
untuk setiap 100 garam bahan dasar. Sedangkan perbandingan berat bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka yang digunakan dalam proses
pembuatan tahu juga memiliki ukuran yang bervariasi, yaitu 3 : 1, 1 : 1, dan 1
: 3 sampai dengan berat 20 gram. Untuk mengetahui pengaruh penambahan
kacang kedelai dan penggunaan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka,
maka dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain
factorial 3x3. Rancangan faktorial adalah suatu pola yang menyediakan
kemungkinan bagi peneliti untuk sekaligus meneliti pengaruh dari dua jenis
variable atau lebih. Rancangan penelitian ini dijabarkan pada tabel desain
eksperimen halaman 48.
80
81
Pada tahap penilaian produk hasil eksperimen, peneliti menggunakan
uji inderawi yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tahu hasil eksperimen
dan uji kesukaan yang bertujuan untuk mengetahuai tingkat kesukaan
masyarakat terhadap tahu hasil eksperimen terbaik. Untuk uji inderawi
panelis yang digunakan sebanyak 23 orang yang telah lolos seleksi dalam
tahap wawancara, tahap penyaringan, dan tahap pelatihan.Sedangkan untuk
uji kesukaan menggunakan panelis tidak terlatih sebanyak 80 orang yang
diambil dari Desa Bibis RT 01 RW 11, Jungke, Karanganyar, Kab.
Karanganyar.
B. Analisis Data
1. Analisis Rekrutmen Calon Panelis
Analisa rekrutmen calon panelis dilakukan dengan tiga tahap yaitu
validasi internal, validasi isi dan reliabilitasi calon panelis.
Pada tahap validasi internal calon panelis melalui wawancara dan
tahap penyaringan. Hasil seleksi calon panelis pada tahap wawancara
diperoleh data calon panelis yang tidak lolos seleksi wawancara sebanyak4
orang dan calon panelis yang lolos seleksi wawancara sebanyak 26 orang,
untuk lebih jelasnya data hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 3,
halaman 135. Selanjutnya dilakukan tahap penyaringan, Pada tahap ini
dilakukan pengujian sebanyak empat kali dan kemudian hasil penilaian
dianalisis dengan menggunakan range method. Seleksi tahap penyaringan
calon panelis menghasilkan 23 orang calon panelis yang memenuhi
persyaratan untuk ditingkatkan dengan cara latihan, untuk lebih jelasnya
82
data hasil penyaringan dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 160.
Tahapan validasi isi dilakukan melalui latihan dengan cara menilai produk
eksperimen. Penilaian produk saat latihan dilakukan sebanyak enam kali
latihan, data hasil penilaian dianalisis dengan menggunakan range method.
Hasil analisa range method menunjukkan bahwa calon panelis yang
kepekaannya dapat diandalkan dan dapat dilatih lebih insentif sebanyak 23
orang calon panelis.
Tahap reliabilitasi calon panelis bertujuan untuk mengetahui panelis
yang memenuhi syarat sebagai panelis yang valid dan reliabel.Calon
panelis yang dinyatakan valid pada tahap validasi calon panelis dievaluasi
kemampuannya dengan latihan sebanyak enam kali.Hasil evaluasi
kemampuan digunakan untuk menentukan panelis yang mempunyai
kemampuan menilai secara ajeg. Pada hasil penilaian dianalisis
menggunakan range method, hasilnya menunjukkan calon panelis yang
lolos sebagai panelis agak terlatih sebanyak 23 orang, selanjutnya panelis
agak terlatih tersebut dapat digunakan untuk melakukan penialian terhadap
sampel tahu biji ketapang.Untuk lebih lengkapnya data pada tahap latihan
dan evaluasi dapat dilihat pada lampiran 10, halaman 179.
Penilaian Uji Inderawi terhadap tahu biji ketapang dengan subtitusi
kacang kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka yang
bervariasi, dilakukan oleh 23 panelis meliputi tingkat keputihan, tingkat
kehalusan, tingkat kepadatan, homogenitas pori, tingkat plastisitas, tingkat
83
kelembutan, tingkat kerapuhan, rasa tahu, aroma tahu dan aroma asam.
Daftar nama 23 panelis dapat dilihat pada lampiran 11, halaman 180.
2. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Warna
Tingkat keputihan dalam hal ini merupakan indikator warna pada tahu.
Warna merupakan kenampakan yang dapat langsung oleh indera
penglihatan, sehingga menjadi indikator pertama yang langsung diamati
oleh panelis. Data penilaian panelis hasil pengujian inderawi tahu biji
ketapang pada indikator warna dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Penilaian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Warna
Kode
Skor Penilaian Aspek Warna
Rer
ata
Kri
t
eria
5 4 3 2 1
N % N % N % N % N %
A1B1 3 13 20 87 0 0 0 0 0 0 4,13 CP
A2B1 19 82 4 18 0 0 0 0 0 0 4,83 P
A3B1 20 87 3 13 0 0 0 0 0 0 4,87 P
A1B2 0 0 0 0 21 91 2 9 0 0 2,91 AP
A2B2 0 0 3 13 20 87 0 0 0 0 3,13 AP
A3B2 0 0 20 87 3 13 0 0 0 0 3,87 CP
A1B3 0 0 0 0 0 0 3 13 20 87 1,13 TP
A2B3 0 0 0 0 0 0 20 87 3 13 1,87 KP
A3B3 0 0 0 0 0 0 2 9 21 91 2,09 KP
Keterangan :
TP : Tidak Putih
KP : Kurang Putih
AP : Agak Putih
84
CP : Cukup Putih
P : Putih
Keterangan Tambahan:
A1B1 = Biji Ketapang 450 g : Kacang Kedelai 50 g
+ batu tahu 15 g : 5 g cuka
A2B1 = Biji Ketapang 400 g : Kacang Kedelai 100 g
+ batu tahu 15 g : 5 g cuka
A3B1 = Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g
+ batu tahu 15 g : 5 g cuka
A1B2 = Biji Ketapang 450g : Kacang Kedelai 50 g
+ batu tahu 10 g : 10 g cuka
A2B2 = Biji Ketapang 400g : Kacang Kedelai 100 g
+ batu tahu 10 g : 10 g cuka
A3B2 = Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g
+ batu tahu 10 g : 10 g cuka
A1B3 = Biji Ketapang 450g : Kacang Kedelai 50 g
+ batu tahu 5 g : 15 g cuka
A2B3 = Biji Ketapang 400g : Kacang Kedelai 100 g
+ batu tahu 5 g : 15 g cuka
A3B3 = Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g
+ batu tahu 5 g : 15 g cuka
Penilaian panelis terhadap indikator warna pada keseluruhan
sampel memberikan nilai skor yang berbeda. Dari data diatas
menunjukkan bahwa pada sampel tahu dengan kode A2B1 dan A3B1 sama-
sama memiliki kriteria putih namun jumlah reratanya berbeda tipis yaitu
4,83 dan 4,87. Dari rerata tersebut terlihat bahwa tahu yang paling putih
yaitu sampel A3B1.
3. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kehalusan
85
Kehalusan merupakan salah satu bagian dari indikator tekstur bagian luar,
dimana tekstur dapat langsung dirasakan oleh indera peraba. Data hasil
pengujian inderawi tahu biji ketapang mengenai tingkat kelembutan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Kehalusan
Kode
Skor Penilaian Tingkat Kehalusan
Rer
ata
Kri
t
eria
5 4 3 2 1
N % N % N % N % N %
A1B1 2 9 21 91 0 0 0 0 0 0 4,09 CH
A2B1 21 91 2 9 0 0 0 0 0 0 4,91 H
A3B1 20 87 3 13 0 0 0 0 0 0 4,87 H
A1B2 0 0 0 0 21 91 2 9 0 0 2,91 AH
A2B2 0 0 2 9 21 91 0 0 0 0 3,04 AH
A3B2 0 0 19 82 4 18 0 0 0 0 3,83 CH
A1B3 0 0 0 0 1 5 2 8 20 87 1,13 TH
A2B3 0 0 0 0 0 0 20 87 3 13 1,87 KH
A3B3 0 0 0 0 1 5 2 8 20 87 2,09 KH
Keterangan :
TH : Tidak Halus
KH : Kurang Halus
AH : Agak Halus
CH : Cukup Halus
H : Halus
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Hasil penelitian diatas diperoleh dari 23 panelis yang sudah diuji
validitas dan reliabilitas.Dari data diatas menunjukkan bahwa panelis
86
memberikan skor 5 yang merupakan skor tertinggi pada sampel A2B1
dengan persentase 91 % dan kriterianya halus. Sampel yang memiliki
kriteria halus selain sampel tersebut adalah sampel A3B1 dengan
persentase 87 %. Sampel tahu dengan kode A2B1 memiliki tingkat
kehalusan yang paling baik.
4. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kepadatan
(Tekstur Bagian Dalam)
Tingkat Kepadatan merupakan bagian dari tekstur tahu yang dapat
dilihat dan disentuh secara langsung. Tekstur pada produk makanan dan
minuman akan mempengaruhi penilaian mengenai diterima atau tidaknya
produk tersebut. Adapun data hasil uji inderawi mengenai tingkat
kepadatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Kepadatan
Kode
Skor Penilaian Tingkat kepadatan
Rer
ata
Kri
t
eria
5 4 3 2 1
N % N % N % N % N %
A1B1 3 87 20 13 0 0 0 0 0 0 4,13 CP
A2B1 21 91 2 9 0 0 0 0 0 0 4,91 P
A3B1 22 95 1 5 0 0 0 0 0 0 4,96 P
A1B2 0 0 0 0 17 74 6 26 0 0 2,74 AP
A2B2 0 0 1 5 20 87 2 8 0 0 2,96 AP
A3B2 0 0 20 87 3 13 0 0 0 0 3,87 CP
A1B3 0 0 0 0 0 0 6 26 17 74 1,26 TP
87
A2B3 0 0 0 0 0 0 20 87 3 13 1,87 KP
A3B3 0 0 0 0 2 8 18 79 3 13 1,96 KP
Keterangan :
TP : Tidak Padat
KP : Kurang Padat
AP : Agak Padat
CP : Cukup Padat
P : Padat
Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Tabel diatas menunjukkan bahwa panelis memberikan skor 5 pada
kedua sampel dengan kode A2B1 dan A3B1 dengan persentase yang
berbeda yaitu sebesar 91 % dan 95 % dengan kriterianya padat sedangkan
reratanya memiliki selisih 0,05 yaitu 4,91 untuk sampel kode A2B1 dan
4,96 untuk sampel kode A3B1. Jadi sampel tahu yang memiliki tingkat
kepadatan tinggi adalah tahu dengan kode sampel A3B1.
5. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Plastisitas
Selain tingkat kehalusan dan kepadatan, salah satu bagian dari
tekstur bagian luar adalah tingkat plastisitas. Data hasil penilaian panelis
terhadap tahu biji ketapang pada aspek plastisitas dapat dilihat pada tabel
berikut.
88
Tabel 11. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Plastisitas
Kode
Skor Penilaian Tingkat Plastiitas
Rer
at
a
Kri
ter
ia
5 4 3 2 1
N % N % N % N % N %
A1B1 4 18 16 69 3 13 0 0 0 0 4,04 CP
A2B1 19 82 4 18 0 0 0 0 0 0 4,83 P
A3B1 21 91 2 9 0 0 0 0 0 0 4,91 P
A1B2 0 0 2 9 21 91 0 0 0 0 3,13 AP
A2B2 0 0 3 13 20 87 0 0 0 0 3,13 AP
A3B2 2 9 20 87 1 4 0 0 0 0 4,04 CP
A1B3 0 0 0 0 0 0 2 9 21 91 1,09 TP
A2B3 0 0 0 0 0 0 22 96 1 4 1,96 KP
A3B3 0 0 0 0 2 9 21 91 0 0 2,09 KP
Keterangan :
TP : Tidak Plastis
KP : Kurang Plastis
AP : Agak Plastis
CP : Cukup Plastis
P : Plastis
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Berdasarkan hasil penilaian panelis pada tabel diatas, skor 5 yang
merupakan nilai tertinggi dan kriteria plastis diberikan pada dua sampel
tahu, namun memiliki jumlah persentase yang berbeda. Dua sampel tahu
tersebut yaitu sampel tahu dengan kode A2B1 dengan persentase sebesar
89
82% dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan persentase sebesar 91%,
dengan persentase 91% menunjukkan bahwa sampel tahu ini memiliki
tingkat plastisitas yang baik dari pada tahu yang lain
6. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Homogenitas Pori
Homogenitas pori merupakan indikator untuk menilai kerapatan atau
kesamaan pori-pori dari setiap sampel tahu hasil eksperimen. Data hasil
penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek homogenitas pori
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Homogenitas Pori
Kode
Skor Penilaian Tingkat Plastiitas
Rer
at
a
Kri
ter
ia
5 4 3 2 1
N % N % N % N % N %
A1B1 2 9 21 91 0 0 0 0 0 0 4,09 CH
A2B1 18 78 3 13 2 9 0 0 0 0 4,70 H
A3B1 21 91 2 9 0 0 0 0 0 0 4,91 H
A1B2 0 0 2 9 19 82 2 9 0 0 3,00 AP
A2B2 0 0 2 9 19 82 2 9 0 0 3,00 AP
A3B2 2 9 20 87 1 4 0 0 0 0 4,04 CH
A1B3 0 0 0 0 0 0 2 9 21 91 1,09 TH
A2B3 0 0 0 0 0 0 20 87 3 13 1,87 KH
A3B3 0 0 0 0 4 18 18 78 1 4 2,13 KH
Keterangan :
TH : Tidak Homogen
90
KH : Kurang Homogen
AH : Agak Homogen
CH : Cukup Homogen
H : Homogen
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Berdasarkan hasil penilaian panelis pada tabel diatas, skor 5 yang
merupakan nilai tertinggi dan kriteria tahu dengan pori-pori homogen
diberikan pada dua sampel tahu, namun memiliki jumlah rata-rata yang
berbeda. Dua sampel tahu tersebut yaitu sampel tahu dengan kode A2B1
dengan rerata sebesar 4,70 dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan
rerata sebesar 4,91. dengan rerata 4,91 menunjukkan bahwa sampel tahu
A3B1memiliki tingkat homogenitas pori yang baik dari pada tahu yang
lain.
7. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kelembutan
Pori
Kelembutan merupakan bagian dari tekstur yang dapat panelis
rasakan langsung melalui indera peraba. Kelembutan merupakan aspek
penting dalam produk tahu. Hasil penilaian panelis pada aspek tingkat
kelembutan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Kelembutan Pori
K o d e Skor Penilaian Tingkat kelembutan R e r a t a K r i t e r i a
91
5 4 3 2 1
N % n % n % N % N %
A1B1 4 18 18 78 1 4 0 0 0 0 4,13 CL
A2B1 18 78 5 22 0 0 0 0 0 0 4,78 L
A3B1 20 87 3 13 0 0 0 0 0 0 4,87 L
A1B2 0 0 0 0 20 87 3 13 0 0 2,87 AL
A2B2 0 0 1 4 20 87 2 9 0 0 2,96 AL
A3B2 2 9 20 87 1 4 0 0 0 0 4,04 CL
A1B3 0 0 0 0 0 0 3 13 20 18 1,13 TL
A2B3 0 0 0 0 0 0 19 82 4 18 1,83 KL
A3B3 0 0 0 0 1 4 17 74 5 22 1,83 KL
Keterangan :
TL : Tidak Lembut
KL : Kurang Lembut
AL : Agak Lembut
CL : Cukup Lembut
L : Lembut
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Penilaian panelis terhadap indikator tingkat kelembutan pori pada
keseluruhan sampel memberikan nilai skor yang berbeda. Dari data diatas
menunjukkan bahwa sampel tahu yang memiliki kriteria lembut ada dua
macam sampel. Sampel tahu tersebut diantaranya sampel tahu dengan
kode sampel A2B1 dengan jumlah rerata 4,78 dan sampel tahu dengan kode
92
A3B1 dengan jumlah rerata 4,87. Angka rerata 4,87 mengartikan bahwa
sampel tahu tersebut mempunyai tingkat kelembutan yang lebih baik dari
pada sampel tahu yang lain.
8. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Kepadatan (Tekstur
Bagian Dalam)
Kepadatan merupakan bagian dari tekstur tahu yang dapat
dilihat dan disentuh secara langsung. Pada indikator kepadatan ini, panelis
menilai tingkat kepadatan pada bagian dalam tahu. Adapun data hasil uji
inderawi mengenai tingkat kepadatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 14. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek TingkatKepadatan
K
ode Skor Penilaian Tingkat kepadatan
Rer
ata
Kri
t
eria
5 4 3 2 1
N % N % N % N % N %
A1B1 11 47 12 53 0 0 0 0 0 0 4,48 P
A2B1 19 82 4 18 0 0 0 0 0 0 4,83 P
A3B1 20 87 3 13 0 0 0 0 0 0 4,87 P
A1B2 0 0 3 13 20 87 0 0 0 0 3,13 AP
A2B2 0 0 2 9 18 78 3 13 0 0 2,96 AP
A3B2 3 13 20 87 0 0 0 0 0 0 4,13 CP
A1B3 0 0 0 0 0 0 6 26 17 74 1,26 TP
A2B3 0 0 0 0 3 13 20 87 0 0 2,13 KP
A3B3 0 0 0 0 4 18 18 78 1 4 2,13 KP
Keterangan :
TP : Tidak Padat
93
KP : Kurang Padat
AP : Agak Padat
CP : Cukup Padat
P : Padat
Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Dari data diatas menunjukkan bahwa sampel tahu yang memiliki
kriteria padat pada tekstur bagian dalam tahu ada tiga macam sampel.
Sampel tahu tersebut diantaranya sampel tahu dengan kode sampel A1B1
dengan jumlah rerata 4,48, sampel tahu dengan kode A2B1 dengan jumlah
rerata 4,83, dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan jumlah rerata 4,87.
Dapat disimpulkan bahwa sampel tahu dengan kode A3B1 mempunyai
kepadatanpada tekstur bagian dalam yang lebih baik dari pada sampel tahu
yang lain.
9. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kerapuhan
Tingkat kerapuhan merupakan bagian tekstur bagian dalam.
Kerapuhan dalam produk tahu penting karena tahu yang tidak mudah
rapuh berarti kualitasnya baik, sedangkan tahu yang mudah rapuh
kualitasnya tidak baik. Data hasil penilaian panelis terhadap tahu biji
ketapang pada aspek tingkat kerapuhan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
AspekTingkat Kerapuhan
Kode Skor Penilaian Warna
Rer
at
a K
rite
r
ia
5 4 3 2 1
94
N % n % N % n % N %
A1B1 0 0 17 74 6 26 0 0 0 0 3,74 KR
A2B1 15 65 8 35 0 0 0 0 0 0 4,65 TR
A3B1 20 87 3 13 0 0 0 0 0 0 4,87 TR
A1B2 0 0 1 4 20 87 2 9 0 0 2,96 AR
A2B2 0 0 3 13 18 78 2 9 0 0 3,04 AR
A3B2 0 0 19 83 1 4 3 13 0 0 3,70 KR
A1B3 0 0 0 0 0 0 3 13 20 87 1,13 R
A2B3 0 0 0 0 2 9 20 87 1 4 2,04 CR
A3B3 0 0 0 0 0 0 20 87 3 13 1,87 CR
Keterangan :
TR : Tidak Rapuh
KR : Kurang Rapuh
AR : Agak Rapuh
CR : Cukup Rapuh
R : Rapuh
Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Menurut hasil penilaian panelis, tahu yang memiliki tingkat
kerapuhan tertinggi pada sampel A1B3 dengan jumlah rerata 1,13.
Sedangkan tahu yang memiilki kriteria tidak rapuh pada sampel tahu
dengan kode A2B1 dengan reratanya 4,65 dan sampel tahu yang paling
baik yaitu tahu dengan kode A3B1 dan reratanya adalah 4,87.
95
10. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Rasa Tahu
Secara umum bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu rasa, tetapi
merupakan gabungan berbagai macam rasa secara terpadu sehingga
menghasikan cita rasa yang utuh. Indikator rasa yang dinilai dalam
penelitian ini adalah normal tidaknya rasa pada tahu pada umumnya. Data
hasil penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek tingkat rasa
tahu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Rasa Tahu
Kode
Skor Penilaian Warna
Rer
at
a
kri
teri
a
5 4 3 2 1
N % N % n % n % N %
A1B1 3 13 18 78 2 9 0 0 0 0 4,04 CN
A2B1 16 69 7 31 0 0 0 0 0 0 4,70 N
A3B1 21 91 2 9 0 0 0 0 0 0 4,91 N
A1B2 0 0 0 0 21 91 2 9 0 0 2,91 AN
A2B2 0 0 0 0 20 87 3 13 0 0 2,87 AN
A3B2 2 9 17 74 3 13 1 4 0 0 3,87 CN
A1B3 0 0 0 0 0 0 8 35 15 65 1,35 TN
A2B3 0 0 0 0 0 0 18 78 5 22 1,78 KN
A3B3 0 0 0 0 2 9 18 78 3 13 1,96 KN
Keterangan :
TN : Tidak Normal
96
KN : Kurang Normal
AN : Agak Normal
CN : Cukup Normal
N : Normal
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Dari hasil penilaian panelis pada tabel diatas, skor 5 yang merupakan nilai
tertinggi dan kriteria normal diberikan pada dua sampel tahu, namun
memiliki jumlah persentase yang berbeda. Dua sampel tahu tersebut yaitu
sampel tahu dengan kode A2B1 dengan persentase sebesar 69% dan sampel
tahu dengan kode A3B1 dengan persentase sebesar 91%.Tahu dengan kode
A3B1 mempunyaipersentase 91%, artinya tahu tersebut memilki rasa tahu
yang paling normal.
11. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Aroma Tahu
Aroma merupakan salah satu indikator yang dapat langsung dirasakan
dengan indera penciuman. Data hasil uji inderawi tahu biji ketapang pada
indikator aroma tahu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Aroma Tahu
Kode
Skor Penilaian Warna
Rer
ata
Kri
t
eria
5 4 3 2 1
N % N % n % n % N %
A1B1 2 9 21 91 0 0 0 0 0 0 4,09 CN
A2B1 19 82 4 18 0 0 0 0 0 0 4,83 N
A3B1 22 96 1 4 0 0 0 0 0 0 4,96 N
97
A1B2 0 0 3 13 20 87 0 0 0 0 3.13 AN
A2B2 0 0 1 4 22 96 0 0 0 0 3,13 AN
A3B2 1 4 20 87 2 9 0 0 0 0 3,96 CN
A1B3 0 0 0 0 0 0 4 18 19 82 1,17 TN
A2B3 0 0 0 0 0 0 21 91 2 9 1,91 KN
A3B3 0 0 0 0 2 9 21 91 0 0 3,13 AN
Keterangan :
TN : Tidak Normal
KN : Kurang Normal
AN : Agak Normal
CN : Cukup Normal
N : Normal
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Berdasarkan tabel diatas, aroma tahu yang normal didapatkan pada
dua sampel tahu yaitu sampel tahu dengan kode A2B1 reratanya sebesar
4,83 dan sampel tahu dengan kode A3B1 dengan rerata sebesar 4,96.
Dengan demikian sampel yang aroma tahunya paling normal yaitu sampel
tahu dengan kode A3B1
12. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Aroma Asam
Setiap produk tahu pasti memiliki aroma asam, karena dalam
proses pembuatan tahu membutuhkan asam untuk dapat menggumpal
menjadi tahu. Tetapi tahu yang baik kualitasnya adalah tahu yang memiliki
aroma asam tidak nyata. Tingkat keasaman tahu biji ketapang dapat dilihat
pada tabel hasil peniaian panelis dibawah ini.
Tabel 18. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Aroma Asam
98
Kode
Skor Penilaian Warna
Rer
ata
Kri
t
eria
5 4 3 2 1
N % N % n % N % N %
A1B1 0 0 20 87 3 13 0 0 0 0 3,87 KN
A2B1 20 87 0 0 3 13 0 0 0 0 4,74 TN
A3B1 19 83 4 17 0 0 0 0 0 0 4,83 TN
A1B2 0 0 0 0 20 87 3 13 0 0 2,87 AN
A2B2 0 0 0 0 21 91 2 9 0 0 2,91 AN
A3B2 0 0 19 83 1 4 3 13 0 0 3,70 KN
A1B3 0 0 0 0 0 0 0 0 23 100 1,00 N
A2B3 0 0 0 0 0 0 17 74 6 26 1,74 N
A3B3 0 0 0 0 2 9 20 87 1 4 2,87 AN
Keterangan :
TN : Tidak Nyata
KN : Kurang Nyata
AN : Agak Nyata
CN : Cukup Nyata
N : Nyata
Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa penilaian panelis terhadap
tahu biji ketapang pada aspek aroma asam berbeda-beda. Panelis menilai
aroma asam yang tidak nyata pada dua macam sampel tahu. dua sampel
tahu ini memiliki selisih rata-rata yang tidak terpaut jauh. Aroma asam
99
yang paling tidak nyata didapat pada sampel tahu dengan kode A3B1
dengan rerata 4,83.
13. Hasil Keseluruhan Kualitas Inderawi Tahu Biji Ketapang
Hasil penilaian panelis pada uji inderawi terhadap keseluruhan
indikator tahu biji ketapang dapat dilihat pada tabel 19 dibawah ini.
Tabel 19. Rerata uji Inderawi Tahu Biji Ketapang Pada Keseluruhan
Indikator
Indiktor SAMPEL
128 182 268 336 453 612 587 298 216
Warna 1.13 1.87 2.08 2.91 3.13 3.87 4.13 4.82 4.87
Tingkat
Kehalusan 1.17 1.91 2.04 2.91 3.04 3.82 4.08 4.91 4.87
Tingkat
Kepadatan
(bagian luar)
1.26 1.87 1.95 2.73 2.95 3.87 4.13 4.91 4.95
Tingkat
Plastisitas 1.08 1.95 2.08 3.13 3.13 4.04 4.04 4.82 4.91
Homogenitas
Pori 1.08 1.87 2.13 3 3 4.04 4.08 4.69 4.91
Kelembutan
Pori 1.13 1.82 1.82 2.87 2.95 4.04 4.13 4.78 4.87
Kepadatan
(Bagian dalam) 1.26 2.13 2.13 3.13 2.95 4.13 4.47 4.82 4.87
Kerapuhan
(Bagian dalam) 1.13 2.04 1.87 2.95 3.04 3.69 3.73 4.65 4.87
Rasa 1.34 1.78 1.95 2.91 2.87 3.87 4.04 4.69 4.91
Aroma Tahu 1.17 1.91 2 3.13 3.04 3.95 4.08 4.82 4.95
Aroma Asam 1 1.73 2.04 2.87 2.91 3.69 3.87 4.73 4.82
Jumlah 12.75 20.88 22.09 32.54 33.01 43.01 44.78 52.64 53.8
Rata-rata 1,16 1,89 2,01 2,96 3,00 3,91 4,07 4,78 4,89
Kriteria TB KB KB AB AB CB CB B B
Keterangan :
A1B1= 587 A2B1 = 298 A3B1 = 216
100
A1B2 = 336
A2B2 = 453
A3B2 = 612
A1B3 = 128
A2B3 = 182
A3B3= 268
Tabel nilai rerata indikator kualitas inderawi tahu biji ketapang
secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai sampel tahu biji ketapang
dengan nilai rerata tertinggi terdapat pada sampel 216 (A3B1) dengan
kriteria baik. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa sampel tahu biji
ketapang yang terbaik adalah sampel dengan perbandingan berat biji
ketapang banding kacang kedelai, 7 : 3 dengan perbandingan berat bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1.
14. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil penelitian dibuktikan kebenarannya menggunakan analisis
statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktorial yang
olah datanya menggunakan program bantu statistik yaitu SPSS versi 16
untuk menguji hipotesis dilanjutkan degan uji Duncan sebagai uji lanjutan.
a. Analisis Faktorial
Tabel 20. Hasil Perhitungan Faktorial Tahu Biji Ketapang
Indikator Nilai Signfikansi Keterangan
Warna
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Tingkat Kehalusan
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Tingkat Kepadatan
A
000
Ada Perbedaan
101
B
A * B
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Tingkat Plastisitas
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Homogenitas Pori
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Kelembutan Pori
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Kepadatan
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Kerapuhan
A
B
A*B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Rasa
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Aroma Tahu
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Aroma Asam
A
B
A * B
000
000
000
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
A = Penggunaan Biji Ketapang dan Kacang kedelai
B = Penggunaan Batu Tahu dan Asam Cuka
102
A*B = Interaksi antara penggunaan biji katapang dengan kacang
kedelai dan penambahan batu tahu dan asam cuka
Ada perbedaan pengaruh jika taraf signifikansi <0,05,
Tidak ada perbedaan pengaruh jika taraf signifikansi >0,05.
Analisis faktorial ini digunakan untuk menguji hipotesis
yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai dan
pengaruh penambahan bahan penggumpalbatu tahu dan asam cuka
terhadap kualitas tahu biji ketapang. Berdasarkan tabel 18 dapat
disimpulkan bahwa penambahan kacang kedelai dan bahan penggumpal
batu tahu dan asam cuka berpengauh terhadap kualitas tahu biji
ketapang. Dengan kata lain Ha diterima, oleh karena itu analisis
dinjutan dengan Uji Duncan.
b. Uji Duncan
Uji Duncan digunakan untuk mengetahui pengaruh diantara
sampel ditinjau dari indikator warna, tekstur, rasa dam aroma. Hasil uji
duncan terhadap warna tahu biji ketapang dengan penambahan kacang
kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka yang berbeda
dapat dilihat pada tabel berikut.
103
(1) Warna
Tabel 21. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap warna tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.7246
8 : 2 69 3.2754
7 : 3 69 3.6087
Sig. 1.000 1.000 1.000
Tabel 22. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap warna tahu
biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.6957
1 : 1 69 3.3043
3 : 1 69 4.6087
Sig. 1.000 1.000 1.000
Aspek warna biji ketapang jelas berbeda dikarenakan adanya
pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam
cuka.Semakin banyak penambahan batu tahu, maka semakin putih
tahu yang dihasilkan.Sedangkan penambahan asam cuka yang
bervariasi juga berpengaruh pada tingkat keputihan tahu yang berbeda
pula.
104
(2) Tingkat Kehalusan (tekstur bagian luar)
Tabel 23. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap tingkat kehalusan tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.7246
8 : 2 69 3.2899
7 : 3 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Hasil perbandingan variasi formula tahu biji ketapang subtitusi
kacang kedelai menghasilkan tekstur halus yang berbeda-beda.
Penggunaan kacang kedelai yang semakin banyak menghasilkan tahu
dengan tingkat kehalusan yang baik dibandingkan tahu lainnya.
Kacang kedelai dalam proses pembuatan tahu biji ketapang hanya
sebagai subtituen dan bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu biji
ketapang.
Tabel 24. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat
kehalusan tahu biji ketapang.
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.7101
1 : 1 69 3.2609
3 : 1 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
105
Pemberian batu tahu dan asam cuka yang berbeda menghasilkan
tingkat kehalusan yang berbeda pula pada tahu biji ketapang. Dengan
penambahan batu tahu sebanyak 15 gram dan asam cuka sebanyak 5
gram menghasilkan tahu yang bertekstur lebih halus.
(3) Tingkat Kepadatan (tekstur bagian luar)
Tabel 25. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap tingkat kepadatan tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.7101
8 : 2 69 3.2464
7 : 3 69 3.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Hasil uji Duncan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai
menghasilkan kualitas tahu biji ketapang memiliki tingkat kepadatan
yang berbeda-beda. Sampel tahu menurut tabel diatas yang memiliki
tingkat kepadatan tertinggi adalah tahu dengan perbandingan 70% biji
ketapang dengan 60% kacang kedelai.
Tabel 26. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat
kepadatan tahu biji ketapang
106
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.6957
1 : 1 69 3.1884
3 : 1 69 4.6667
Sig. 1.000 1.000 1.000
Berdasarkan hasil uji Duncan, tabel diatas menunjukkan
bahwa tingkat kepadatan tahu yang dihasilkan bervariasi. Tingkat
kepadatan tahu yang paling baik adalah tahu dengan penambahan
bahan penggumpal dengan perbandingan batu tahu dan asam cuka
sebesar 3 : 1.
(4) Tingkat Plastisitas (tekstur bagian luar)
Tabel 27. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap tingkat plastisitas tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.7536
8 : 2 69 3.3043
7 : 3 69 3.6812
Sig. 1.000 1.000 1.000
Perbandingan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai
yang bervariasi menghasilkan tingkat plastisitas yang bermacam-
macam. Tahu biji ketapang dengan substitusi kacang kedelai 30%
107
menghasilkan tahu yang plastisitasnya baik dibandingkan tahu
lainnya.
Tabel 28. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat
plastisitas tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.7101
1 : 1 69 3.4348
3 : 1 69 4.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa penambahanbatu tahu dan
asam cuka yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda pula
terhadap tingkat plastisitas. Penambahan batu tahu dan asam cuka
dengan perbandingan berat 3 : 1 menghasilkan tahu biji ketapang
dengan tingkat plastisitas yang baik.
(5) Homogenitas Pori (tekstur bagian dalam)
Tabel 29. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap homogenitas pori tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.7246
108
8 : 2 69 3.1884
7: 3 69 3.6957
Sig. 1.000 1.000 1.000
Penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai yang
menghasilkan tekstur bagian dalam tahu biji ketapang menjadi
homogen adalah perbandingan berat biji ketapang banding kacang
kedelai 7 : 3.
Tabel 30. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap homogenitas
pori tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.6957
1 : 1 69 3.3478
3 : 1 69 4.5652
Sig. 1.000 1.000 1.000
Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penambahan batu tahu dan
asam cuka terhadap homogenitas pori tahu biji ketapang yaitu
penambahan batu tahu dan asam cuka yang berbeda menghasilkan
tingkat homogen yang berbeda pula. Homogenitas pori tahu paling
baik berdasarkan tabel diatas adalah penambahan batu tahu dan asam
cuka dengan perbandingan berat 3 :1.
109
(6) Kelembutan Pori (tekstur bagian dalam)
Tabel 31. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap kelembutan pori tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.7101
8 : 2 69 3.1884
7 : 3 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Hasil uji Duncan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai
menghasilkan kualitas tahu biji ketapang memiliki tingkat kelembutan
pori yang berbeda-beda. Sampel tahu menurut tabel diatas yang
memiliki tingkat kelembutan terendah adalah tahu dengan
perbandingan berat biji ketapang dengan kacang kedelai 9 : 1.
Sedangkan kelembutan yang paling baik atau tertinggi ditunjukan
pada tahu dengan komposisi dengan perbandingan berat biji ketapang
dan kacang kedelai 7 : 3.
110
Tabel 32. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap
kelembutan pori tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.5942
1 : 1 69 3.2899
3 : 1 69 4.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Perbandingan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai
yang bervariasi menghasilkan tingkat kelembutan pori yang
bervariasi. Tahu biji ketapang dengan perbandingan penambahan batu
tahu dan asam cuka 3 : 1 menghasilkan tahu yang tingkat
kelembutannya baik.
(7) Kepadatan (tekstur bagian dalam)
Tabel 33. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap kepadatan tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.9565
8 : 2 69 3.3043
7 : 3 69 3.7101
Sig. 1.000 1.000 1.000
111
Dari tabel diatas menunjukan bahwa perbandingan
penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai berpengaruh terhadap
tingkat kepadatan tekstur bagian dalam tahu biji ketapang.Tahu biji
ketapang dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai
9 : 1 memiliki kepadatan yang tidak baik.Sedangkan tahu dengan
perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 7 : 3,
menunjukan kepadatan yang paling baik.
Tabel 34. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap kepadatan
tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.8406
1 : 1 69 3.4058
3 : 1 69 4.7246
Sig. 1.000 1.000 1.000
Penambahan batu tahu dan asam cuka berpengaruh terhadap
kualitas tahu yang dihasilkan. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa
tahu biji ketapang dengan perbandingan penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka 1 : 3 memiliki kepadatan yang
tidak baik atau tekstur bagian dalam tahu tidak padat.
(8) Tingkat Kerapuhan (tekstur bagian dalam)
Tabel 35. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap tingkat kerapuhan tahu biji ketapang
112
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.6087
8 : 2 69 3.2464
7 : 3 69 3.4783
Sig. 1.000 1.000 1.000
Berdasarkan hasil tabel uji duncan diatas menunjukkan bahwa
perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 9 : 1
menghasilkan tahu yang memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi,
dengan kata lain tekstur tahu mudah hancur. Sebaliknya tahu dengan
perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 7 : 3
menghasilkan tahu yang memiliki tekstur tidak mudah rapuh.
Tabel 36. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat
kerapuhan tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.6812
1 : 1 69 3.2319
3 : 1 69 4.4203
Sig. 1.000 1.000 1.000
Tabel diatas menunjukkan bahwapenambahan batu tahu dan
asam cuka yang bervariasi berpengaruh terhadap tingkat kerapuhan
tahu biji ketapang. Tahu biji ketapang dengan tingkat kerapuhan
paling tinggi adalah tahu biji ketapang dengan perbandingan
penambahan batu tahu dan asam cuka sebesar 1 : 3..
113
(9) Rasa Tahu
Tabel 37. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap rasa tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana
9 : 1 69 2.7681
8 : 2 69 3.1159
7 : 3 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa
semakin banyak kacang kedelai yang digunakan dalam pembuatan
tahu biji ketapang maka semakin normal rasa tahu yang didapatkan.
Tabel 38. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap rasa tahu biji
ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.6957
1 : 1 69 3.2174
3 : 1 69 4.5507
Sig. 1.000 1.000 1.000
Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan
bahwa, rasa tahu yang dihasilkan bervariasi. Rasa tahu yang paling
114
normal adalah penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam
cuka dengan perbandingan berat 3 : 1.
(10) Aroma Tahu
Tabel 39. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap aroma tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.7971
8 : 2 69 3.2609
7 : 3 69 3.6377
Sig. 1.000 1.000 1.000
Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa
semakin banyak kacang kedelai yang digunakan dalam pembuatan
tahu maka semakin normal aroma tahu yang didapatkan.
Tabel 40. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap aroma tahu
biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.6957
1 : 1 69 3.3768
3 : 1 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan bahwa,
penggunaan bahan penggumpal menghasilkan adanya pengaruh aroma
115
tahu yang berbeda-beda. Aroma tahu yang paling normal adalah
penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 : 1.
(11) Aroma Asam
Tabel 41. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang
kedelai terhadap aroma asam tahu biji ketapang
Perbandingan Biji Ketapang
dengan Kacang Kedelai N
Subset
1 2 3
Duncana 9 : 1 69 2.5797
8 : 2 69 3.1304
7 : 3 69 3.5217
Sig. 1.000 1.000 1.000
Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa
penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai dengan perbandingan
berat 7 : 3 memiliki aroma asam yang normal. Hal ini membuktikan
bahwa ada pengaruh terhadap penambahan kacang kedelai pada aspek
aroma asam pada tahu biji ketapang.
Tabel 42. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan
penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap aroma
asam tahu biji ketapang
Penambahan Batu tahu dan
Asam Cuka N
Subset
1 2 3
Duncana 1 : 3 69 1.5942
1 : 1 69 3.1594
3 : 1 69 4.4783
Sig. 1.000 1.000 1.000
116
Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan bahwa,
penggunaan batu tahu dan asam cuka menghasilkan adanya pengaruh
aroma asam tahu yang berbeda-beda. Aroma tahu yang tidak nyata
adalah penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan 3 :
1. Semakin sedikit penambahan batu tahu maka semakin nyata aroma
asam yang dihasilkan.
c. Hasil Uji Kesukaan Tahu Biji Ketapang
Hasil uji kesukaan merupakan nilai yang didapat dari panelis tidak
terlatih terhadap tingkat kesukaan pada tahu biji ketapang hasil
ekperimen terbaik, yang diikuti oleh 80 panelis tidak terlatih.Uji kesukan
dilakukan di Desa Bibis RT 01/RW 11, Jungke, Kranganyar. Hasil uji
kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 43. Hasil uji kesukaan masyarakat terhadap tahu biji ketapang
Keterangan Jumlah Rerata Persentase Kreiteria
W 336 4.20 84.0 S
TKh 341 4.26 85.3 S
TKp 354 4.43 88.5 S
TP 339 4.24 84.8 S
HP 333 4.16 83.3 CS
KP 329 4.11 82.3 CS
Kp 328 4.10 82.0 CS
Kr 346 4.33 86.5 S
R 359 4.49 89.8 S
AT 339 4.24 84.8 S
AA 333 4.16 83.3 CS
Total 3737 4.24 84.8 S
Keterangan
W = Warna
TKh = Tingkat Kehalusan
TKp = Tingkat Kepadatan
TP = Tingkat Plastisitas
HP = Homogenitas Pori
KP = Kelembutan Pori
117
Kp = Kepadatan
Kr = Kerapuhan
R = Rasa
AT = Aroma Tahu
AA = Aroma Asam
135
Pada tabel 43 tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat cenderung
menyukai pada aspek warna (84), tingkat kehalusan (85,3), tingkat kepadatan
(88,5), tingkat plastisitas (84,8), kerapuhan (86,5), rasa (89,8), aroma tahu
(84,8). Rata-rata tersebut berada diantara persentase kriteria suka yaitu 84,00–
100,00. Mereka cenderung cukup suka pada aspek homogenitas pori(83,3),
kelembutan pori (82,3), kepadatan (82), dan aroma asam (83,3). Rata-rata
tersebut berada diantara persentase kriteria cukup suka 68,00 – 83,99.
Tahu biji ketapang hasil eksperimen dengan perbandingan berat biji
ketapang banding kacang kedelai 7 : 3 ternyata merupakan kualitas tahu biji
ketapang terbaik, terbukti dari tingkat kesukaan pada apek warna, tingkat
kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, kerapuhan, rasa, aroma
tahu.Dari segi persentase keseluruhan hasil uji kesukaan juga menunjukkan
kriteria suka, hal ini ditunjukakan dengan persentase sebesar 84.8 % panelis
menyukai tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik.Kriteria dengan
rentangan persentase antara 84.00 – 100.00 menunjukan kategori suka.
Homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, dan aroma asam masuk dalam
kategori cukup suka dengan persentase kriteria 68,00 – 83,99. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik batang berikut ini:
136
d. Hasil Penilaian Objektif
Pengujian labolatorium dilakukan untuk mengetahui kadar air,
kandungan abu, lemak, protein, karbohidrat, dan energi yang terdapat pada tahu
hasil eksperimen dan tahu kontrol. Uji labolatorium ini dilakukan di
Labolatorium Chem-Mix Pratama, Bantul, Yogyakarta. Hasil uji kandungan gizi
tahu biji ketapang dilihat pada tabel 44 dibawah ini.
Tabel 44. Kandungan Gizi Sampel Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimn Terbaik
No Parameter Hasil uji
1
2
3
4
5
6
Air
Abu
Protein
Lemak
Karbohidrat
Energy
49.7684 %
0.7837 %
14.5420 %
26.4658 %
8.4402 %
262.6544 kal/100g
137
Tabel 45. Kandungan gizi Sampel Tahu Kontrol atau Tahu yang ada dipasaran
No Parameter Hasil uji
1
2
3
4
5
6
Air
Abu
Protein
Lemak
Karbohidrat
Energy
82.2305 %
1.4017 %
10.9143 %
4.7532 %
3.9916 %
80.1510 kal/100g
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan tahu biji ketapang
hasil eksperimen terbaik lebih besar pada kandungan protein, lemak,
karbohidrat, dan energi jika dibandingkan dengan tahu kontrol, namun untuk
kandungan air dan abu pada hasil uji laboratorium hasilnya lebih kecil dari tahu
kontrol.
Tahu kontrol mengandung air sebesar 82,23 % sedangkan tahu biji
ketapangmengandung air 49,76%. Kandungan abu tahu kontrol sebesar 1,40%
dan tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik 0,754%. Kandungan lemak tahu
kontrol sebesar 4,75% dan tahu biji ketapang eksperimen terbaik 26,46%.
Kandungan protein tahu kontrol sebesar 10,91% dan tahu biji ketapang
eksperimen terbaik 14,54%. Kandungan karbohidrat tahu kontrol sebesar 3,99%
dan tahu biji ketapang eksperimen terbaik 8,44%.
C. Pembahasan Hasil Analisis
Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kualitas tahu hasil eksperimen
pada semua aspek, yaitu pada aspek warna, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan,
tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, kerapuhan, rasa,
aroma tahu, aroma asam. Kualitas terbaik ada pada tahu hasil ekperimen dengan
138
perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai 7 : 3 dan perbandingan
penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka 3 : 1.
Hasil analisa faktorial pada data hasil penelitian menunjukkan bahwa
komposisi antara biji ketapang dengan kacang kedelai yang bervariasi akan
mempengaruhi kualitas tahu hasil eksperimen. Hasil eksperimen menunjukkan,
tahu dengan perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai 7 : 3 dan
perbandingan penambahan bahan penggumpal dan batu tahu dan asam cuka 3 : 1
memiliki peningkatan kualitas tahu pada semua aspek warna, tingkat kehalusan,
tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori,
kepadatan, kerapuhan, rasa, aroma tahu, aroma asam.
Analisa faktorial terhadap data hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
penggunaan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka berpengaruh terhadap
kualitas tahu hasil eksperimen. Semakin banyak batu tahu yang digunakan untuk
proses penggumpalan maka penggumpalan protein yang dihasilkan semakin
banyak, karena batu tahu berfungsi untuk menggumpalkan protein bermuatan
negatif yang banyak terdapat pada biji ketapang. Sedangkan asam cuka berfungsi
untuk menggumpalkan protein yang bermuatan positif yang terkandung dalam biji
ketapang.
Untuk itulah pada pembahasan berikut akan dijelaskan bahasannya ditinjau
dari penambahan kacang kedelai maupun dari penggunaan bahan penggumpalbatu
tahudan asam cuka.
1. Pembahasan Tentang Pengaruh Penambahan Kacang KedelaiTerhadap
Kualitas Tahu Hasil Eksperimen
Hasil analisis faktorial menunjukkan bahwa penambahan kacang kedelai
yang bervariasi berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil eksperimen. Hasil
139
analisis faktorial menyatakan bahwa aspekwarna, tingkat kehalusan, tingkat
kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan,
kerapuhan, rasa, aroma tahu, aroma asam menunjukkan tendensi positif, artinya
bahwa penambahan kacang kedelai yang bervariasi dapat meningkatkan kualitas
tahu biji ketapang pada semua aspek.
Peningkatan warna tahu dari keabu-abuan menjadi putih dipengaruhi oleh
penambahan kacang kedelai yang semakin banyak. Tahu selain terbentuk dari
protein juga terbentuk dari emulsi lemak dan karbohidrat. Kandungan lemak
sebesar 55% yang terkandung dalam biji ketapang membuat warna asli dari tahu
biji ketapang menjadi keabu-abuan atau kecoklatan, hal itu disebabkan karena
kandungan asam lemak yang banyak pada biji ketapang sehingga mengakibatkan
terjadinya enzymatic browning reaction. Untuk menaggulangi hal itu, pada
pelaksanaan eksperimen dalam pembuatan tahu biji ketapang ditambahkan
kacang kedelai yang bertujuan untuk memperbaiki warna tahu. Kacang kedelai
yang ditambahkan pada pelaksanaan eksperimen sangat bervariasi, yaitu sebesar
10%, 20%, dan 30%. Selain penambahan kacang kedelai, untuk mengatasi
enzymatic browning reaction, perlu penambahan bahan penggumpal yang
bersifat basa yaitu batu tahu atau kalsium sulfat untuk mengimbangi asam lemak
yang berlebih yang terkandung didalam biji ketapang, disamping penggunaan
batu tahu, asam cuka juga digunakan sebagai bahan penggumpal dalam
penelitian ini. Dari penambahan kacang kedelai dan penambahan bahan
penggunpal batu tahu dan asam cuka, didapatkan hasil tahu dengan kualitas
warna yang bervariasi, akan tetapi hasil tahu yang paling baik pada aspek warna
adalah tahu dengan penambahan kacang kedelai sebesar 30% dan perbandingan
penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1. Dapat
140
disimpulkan bahwa penambahan kacang kedelai dan penambahan bahan
penggumpal dengan intensitas yang cukup dapat membuat warna tahu menjadi
putih dan ada peningkatan kualitas yang signifikan pada hasil eksperimen
pembuatan tahu biji ketapang.
Selain aspek warna yang meningkat, aspek tekstur yang meliputi tingkat
kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan
pori, kepadatan, kerapuhan juga mengalami peningkatan. Hal ini juga
disebabkan oleh penambahan kacang kedelai dengan intensitas yang cukup. Biji
ketapang memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga tekstur dari tahu biji
ketapang tanpa penambahan apapun menjadi tidak sempurna, hasil tahu
cenderung lembek tidak seperti tahu pada umumnya. Penambahan kacang
kedelai bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu yang tidak sempurna. Pada
tahapan eksperimen, kacang kedelai yang ditambahkan dalam proses pembuatan
tahu biji ketapang yaitu sebesar 10%, 20%, dan 30%. Penambahan kacang
kedelai sebesar 10% menghasilkan tahu dengan tekstur yang masih kurang baik
atau masih lembek. Untuk tahu biji ketapang dengan penambahan kacang
kedelai sebesar 20% menghasilkan tahu dengan hasil cukup baik tetapi
teksturnya masih sedikit lembek. Sedangkan penambahan kacang kedelai
sebesar 30% menghasilkan tahu dengan tekstur yang lebih baik, tahu yang
dihasilkan memiliki tekstur yang padat dantidak lembek. Dengan demikian,
penambahan kacang kedelai pada eksperimen pembutan tahu biji ketapang
sangat berpengaruh terhadap tekstur tahu yang dihasilkan.
Rasa tahu yang paling baik juga didapati pada tahu hasil eksperimen dengan
penambahan kacang kedelai yang banyak, yaitu sebesar 30%. Rasa tahu yang
dihasilkan adalah gurih, karena kandungan lemak yang terkandung didalam biji
141
ketapang dan kacang kedelai tinggi, sehingga memberikan rasa gurih terhadap
tahu hasil eksperimen.
Aspek aroma pada tahu eksperimen ini ada dua yaitu aroma tahu dan aroma
asam. Aroma tahu yang normal dan aroma asam yang tidak nyata terdapat pada
tahu ekperimen dengan perbandingan berat ketapang dan kacang kedelai 7 : 3.
Hal ini diakibatkan lemak yang banyak pada ketapang dan kacang kedelai dapat
membentuk emulsi dalam jumlah yang besar sehingga ketika pemberian asam
cuka pada rebusan susu biji ketapang tidak terlalu banyak, karena lebih cepat
menggumpal. Pemberian asam yang sedikit menjadikan aroma asam tahu tidak
nyata dan aroma tahu menjadi normal. Asam cuka digunakan sebagai bahan
penggumpal dalam pembuatan tahu biji ketapang dan hanya ditambahkan
sebesar 5 gram pada proses penggumpalan.
Hasil analisis inderawi menunjukkan apabila komposisi kacang kedelai
pada tahu biji ketapang ditambahkan sebesar 30%, maka kualitas inderawi tahu
semakin baik. Sebaliknya apabila penambahan kacang kedelai yang digunakan
dalam pembuatan tahu biji ketapang kurang dari 30%, maka kualitas inderawi
yang dihasilkan kurang baik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
penambahan kacang kedelaibertujuan untuk memperbaiki warna, tekstur, rasa,
dan aroma pada tahu biji ketapang.
2. Pembahasan Tentang Pengaruh Penambahan Bahan Penggumpal Batu
Tahu dan Asam Cuka Terhadap Kualitas Tahu Hasil Eksperimen
Hasil analisis faktorial menunjukkan bahwa penambahan bahan
penggumpal yang bervariasi berpengaruh terhadap kualitas tahu hasil
eksperimen. Hasil analisis faktorial menyatakan bahwa aspekwarna, tingkat
kehalusan, tingkat kepadatan, tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan
142
pori, kepadatan, kerapuhan, rasa, aroma tahu, aroma asam menunjukkan kualitas
yang positif artinya bahwa penambahan bahan penggumpal yang bervariasi
dapat meningkatkan kualitas tahu biji ketapang pada semua aspek.
Bahan penggumpal dalam hal ini batu tahu dan asam cuka berfungsi
untuk menggumpalkan protein, lemak, dan karbohidrat yang terbentuk dalam
suatu emulsi dan dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas tahu hasil
eksperimen. Pengaruh tersebut terlihat pada nilai signifikansi yang kurang dari
5%, yaitu terdapat pada aspekwarna, tingkat kehalusan, tingkat kepadatan,
tingkat plastisitas, homogenitas pori, kelembutan pori, kepadatan, kerapuhan,
rasa, aroma tahu, aroma asam.
Penambahan batu tahu dan asam cuka sebagai bahan penggumpal
bertujuan untuk menggumpalkan protein bermuatan negatif dan positif yang
banyak terkandung didalam biji ketapang. Perbandingan berat batu tahu dan
asam cuka yang digunakan sebagai bahan penggumpal yaitu sebesar 3 : 1, 1 : 1,
dan 1 : 3.
Pada perbandingan penambahan batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1
menghasilkan tahu dengan kualitas yang baik. Penggumpalan yang dihasilkan
maksimal, dikarenakan air sisa penggumpalan berwarna bening. Sedangkan
perbandingan penambahan batu tahu dan asam cuka 1 : 1 menghasilkan tahu
yang kurang begitu maksimal, hal ini dikarenakan penggumpalan emulsi protein,
lemak, dan karbohidrat belum maksimal, air sisa penggumpalan masih berwarna
keruh.
Dari komposisi penambahan bahan penggumpal, bahan penggumpal
dengan perbandingan berat batu tahu banding asam cuka 1 : 3 menghasilkan
tahu yang tidak bagus. Penggunaan batu tahu yang terlalu sedikit menyebabkan
143
penggumpalan protein tidak maksimal, sebab didalam biji ketapang terkandung
banyak protein yang bermuatan negatif dan hanya bisa menggumpal dengan
penggumpal yang bersifat basa yaitu dengan batu tahu atau kalsium sulfat.
3. Pembahasan Tentang Kualitas Inderawi Tahu Biji Ketapang Hasil
Eksperimen Terbaik
Berdasarkan rerata atau mean dari hasil uji skoring pada pengujian
inderawi menyatakan bahwa tahu biji ketapang sampel A3B1 merupakan kualitas
tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik yaitu dengan rerata sebesar 4,89 dan
mempunyai kriteria baik, selengkapnya dapat dilihat di halaman 99.
Tahu biji ketapang terbaik atau sampel A3B1 warnanya dengan kriteria
putih, kehalusannya dengan kriteria halus, kepadatannya dengan kriteria padat,
plastisitasnya dengan kriteria plastis, homogenitas pori dengan kriteria homogen,
kelembutan pori dengan kriteria lembut, kepadatan dengan kriteria normal,
kerapuhan dengan kriteria tidak rapuh, rasa dengan kriteria normal, aroma tahu
dengan kriteria normal, dan aroma asam berkriteria tidak nyata.
Tahu biji ketapang sampel A3B1 adalah tahu biji ketapang yang
menggunakan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai sebesar 7 : 3
serta perbandingan berat penambahan bahan penggumpal dan batu tahu dan
asam cuka 3 : 1. Tahu biji ketapang tersebut mempunyai kualitas inderawi
terbaik disebabkan oleh komposisi kacang kedelaiyang digunakan merupakan
komposisi paling banyak penggunaannya. Dengan demikian komposisi tersebut
merupakan komposisi yang tepat pada eksperimen pembuatan tahu biji ketapang
menggunakan bahan dasar biji ketapangdengan substitusi kacang kedelai.
144
4. Pembahasan tentang Kesukaan Masyarakat terhadap Tahu Biji Ketapang
Hasil Eksperimen Terbaik
Hasil uji kesukaan masyarakat memperlihatkan bahwa tingkat kesukaan
masyarakat paling tinggi pada tahu biji ketapang pada rasa dengan persentase
89,8 %. Tingkat kesukaan masyarakat juga terdapat padaaspek warna (84%),
tingkat kehalusan (85,3%), tingkat kepadatan (88,5%), tingkat plastisitas
(84,8%), kerapuhan (86,5%), rasa (89,8%), aroma tahu (84,8%). Rata-rata
tersebut berada diantara persentase kriteria suka yaitu 84,00– 100,00.
Pada penilaian kesukaan masyarakat ada juga yang memberikan
penilaian dengan kriteria cukup suka, yaitu pada aspek homogenitas
pori(83,3%), kelembutan pori (82,3%), kepadatan (82%), dan aroma asam
(83,3%). Rata-rata tersebut berada diantara persentase kriteria cukup suka 68,00
– 83,99.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa tahu biji ketapang eksperimen
terbaik disukai oleh masyarakat dan memiliki kriteria suka, hal ini ditunjukkan
dengan penilaian masyarakat yang sebagian besar menyukai kriteria tahu biji
ketapang pada penilaian tingkat kesukaan masyarakat terhadap tahu biji
ketapang eksperimen terbaik. Selain itu kriteria suka juga di tunjukkan dengan
hasil rerata uji kesukaan terhadap tahu biji ketapang eksperimen terbaik. Hasil
rerata uji kesukaan menunjukkan bahwa tahu biji ketapang hasil eksperimen
terbaik menunjukkan rerata sebesar 4,24 dan mempunyai persentase sebesar
84,8%. Dari rerata tersebut disimpulakan bahwa tahu biji ketapang hasil
eksperimen banyak disukai oleh masyarakat.
145
5. Pembahasan tentang Kandungan Gizi Tahu Biji ketapang Hasil
Eksperimen Terbaik Ditinjau dari Protein, Lemak dan Karbohidrat
Hasil uji labolatorium menyatakan bahwa kandungan protein pada tahu
hasil eksperimen terbaik sebesar 14,5420%, lebih tinggi dibandingkan tahu
kontrol yaitu 10,9143%. Kandungan lemak tahu hasil eksperimen terbaik sebesar
26,4658%, lebih tinggi dibandingkan tahu kontrol yang hanya memiliki
kandungan lemak 4,7532%. Sedangkan kandungan karbohidrat pada tahu hasil
eksperimen terbaik sebesar 8,4402% lebih tinggi dibandingkan dengan tahu
kontrol yaitu 3,9916%.
Kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada tahu hasil eksperimen
terbaik lebih tinggi dibanding tahu kontrol disebabkan kandungan protein dan
lemak pada biji ketapang tinggi dan karbohidarat pada biji ketapang juga tinggi.
Sedangkan kandungan protein, lemak, dan karbohidrat yang terdapat pada
kacang kedelai juga sangat tinggi. Protein danlemak pada kacang kedelai ini
berfungsi untuk membentuk emulsi yang berfungsi untuk mengikat lemak,
protein, karbohidrat dan air pada biji ketapang, sehingga kandungan protein
yang ada pada biji ketapang tidak banyak yang lolos pada saat proses ekstraksi.
Dari hasil uji laboratorium tersebut apabila dikaitkan dengan SNI tahu
yang ada di halaman 25, maka kandungan gizi tahu hasil eksperimen ini sudah
sesuai bahkan melebihi dari minimal standar yang telah ditetapkan secara
nasional. Sedangkan pada tahu kontrol kandungan gizinya tidak jauh melebihi
dari standar minimal yang ditetapkan. Dengan demikian kualitas tahu hasil
eksperimen nilai gizinya lebih baik dari pada tahu kontrol.
146
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan dan
saran sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diuraikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penambahan kacang kedelai ternyata berpengaruh terhadap kualitas inderawi
tahu hasil eksperimen. Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan adanya
peningkatan kualitas tahu hasil ekperimen pada semua aspek. Dari hasil
eksperimen dapat diketahui bahwa tahu biji ketapang hasil eksperimen terbaik
ditunjukan dengan perbandingan berat kacang kedelai dan biji ketapang sebesar
3 : 7.
2. Penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka ternyata berpengaruh
terhadap kualitas inderawi tahu hasil eksperimen. Pengaruh tersebut ditunjukkan
dengan adanya peningkatan kualitas tahu hasil ekperimen pada semua aspek.
Dengan perbandingan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka 3 : 1
menghasilkan tahu dengan kualitas yang baik.
3. Komposisi tahu hasil eksperimen terbaik yaitu terdapat pada tahu dengan
perbandingan berat bahan dasar biji ketapang dan kacang kedelai sebesar 7 : 3,
dan perbandingan penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka
sebesar 3 : 1.
4. Hasil penilaian uji kesukaan masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat
menyukai tahu hasil eksperimen terbaik, dengan rerata sebesar 4,24 dan
mempunyai persentase sebesar 84,8%. Sedangkan tahu biji ketapang hasil
147
eksperimen terbaik mempunyai kandungan protein sebesar 14,5420%, lemak
sebesar 26,4658%, karbohidrat sebesar 8,4402%.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu:
1. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang inovasi alat pengupas dan alat pemecah
buah ketapang sehingga buah ketapang dapat diambil bijinya dengan mudah.
2. Perlu penelitian lanjutan agar biji ketapang yang belum termanfaatkan, dapat
dimanfaatkan menjadi produk-produk olahan pangan lain selain tahu yang dapat
meningkatkan ketahanan pangan.
3. Kandungan lemak didalam biji ketapang sangat tinggi, oleh karena itu biji
ketapang dapat diolah sebagai pengganti kacang mete, kacang tanah, kacang
almond dalam pembuatan kue kering atau sebagai taburan untuk cake.
148
DAFTAR PUSTAKA
Agatemor, C. Dan Ukhun, M.E.. 2006. Nutritional Potential of the Nut of Tropical
Almond (Terminalia catappa L.). Pakistan Journal of Nutrition. 5 (4) pp. 334 –
336.
Ali, Muhammad. 1978. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung :
Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Gayatri. 2006. Laporan Pengujian Biji Ketapang. Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri (Laboratorium Pengujian Limbah dan Lingkungan dan Aneka
Komoditi). Hal 1. Semarang.
InfoTek Perkebunan. 2010. Tanaman Ketapang Sebagai Penghasil Minyak Nabati.
Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Kartika, Bambang, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: PAU
Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada.
Loekmonohadi. 2010. Kimia Makanan. Semarang: Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
Fakultas Teknik UNNES.
Nio, Oey Kam. 2012. Daftar Analisis Bahan Makanan. Depok: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Rahayu, Sutriswati. Dkk. 2012. Teknologi Proses Produksi Tahu. Yogyakarta: Kanisius.
Standar Nasional Indonesia. 1998. Tahu. SNI 01-3142-1998. Dewan Standarisasi
Nasional
Sudjana. 1991. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sulystiowati, 2011. Teknologi Makanan. Semarang : Jurusan Teknologi Jasa dan
Produksi Fakultas Teknik UNNES.
Suprapti, Lies .2005. Pembuatan Tahu. Yogyakarta: Kanisius.
Watanabe, T. 1962. Study of water extracted protein of soybean. J. Agr. Chem. Soc.
Japan (36):890-895
149
Lampiran 1.
DAFTAR NAMA SELEKSI CALON PANELIS TAHAP WAWANCARA
No Nama Lengkap NIM
1 Mulia Wijaya Putra 5401411114
2 Dwi Cahyaningtyas 5401411123
3 Eti Priyani 5401411004
4 Wahyu Budilistian 5401411056
5 Ragil Pamungkas 5401411034
6 Ilya Anisa 5401411043
7 Labbaika Rabbani 5401411055
8 Ika Wijayanti 5401411025
9 Muafifah Wilis Agustina 5401411040
10 Sudarno 5401411090
11 Siti Lutfiatur Rosita 5401411048
12 Nurida Oktavia 5401411021
13 Misriyani 5401411120
14 Risky Tria Agustina 5401411110
15 Kurniasih Dewi 5401411050
16 Novita Eka Nur Pratiwi 5401411111
17 Yossy Purnama Sigit 5401411124
18 Ulin Nurhayati 5401411108
19 Prisca Dessy Wulansari 5401411080
20 Laily Ana 5401411059
21 Umi Aisyah 5401411106
22 Dina Sabrina Kamal 5401411129
23 Anjar Trishanto 5401411131
24 Diah Farida Sari 5401411126
25 Enggarini Pratiwi Putri 5401411067
26 Dita Anggitia 5401411085
27 Desi Wulandari 5401411127
28 Riza Khoirunisa 5401411112
29 Lintang Maulidiah 5401411077
30 Puti Pramatani Sekar Arum Sari 5401411046
150
Lampiran 2.
PEDOMAN WAWANCARA SELEKSI CALON PANELIS
Nama / NIM :
Tanggal seleksi :
No.Hp/telp :
Petunjuk :
Dihadapan saudara disajikan lembar wawancara calon panelis, saudara
diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan pengetahuan
saudara dengan keadaan yang sebenar-benarnya. Saudara diminta memberikan
tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang sesuai. Atas kesediaan dan
bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
dengan cermat!
2. Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf di depan jawaban
yang sesuai dengan keadaan saudara!
Pertanyaan:
1. Apakah saudara bersedia menjadi calon panelis untuk bahan makanan
berupa tahu ?
a. Ya, saya bersedia
b. Tidak bersedia
2. Apakah saudara bersedia dilatih menjadi calon panelis untuk bahan
makanan berupa tahu?
a. Ya, saya bersedia
b. Tidak bersedia
3. Apakah saudara bersedia meluangkan waktu menjadi calon panelis untuk
bahan makanan berupa tahu?
a. Ya, saya bersedia
b. Tidak bersedia
151
4. Apakah saudara menyukai makanan olahan yang berasal dari tahu?
a. Ya, saya menyukai
b. Tidak menyukai
5. Apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah saudara menderita gangguan penglihatan?
a. Tidak
b. Ya
7. Apakah saudara sering menderita gangguan kesehatan mulut
(seperti sariawan, sakit gigi, dsb) dalam satu bulan terakhir?
a. Tidak
b. Ya
8. Apakah saudara sering menderita gangguan pernafasan (pilek) dalam
satu bulan terakhir?
a. Tidak
b. Ya
9. Apakah saudara merokok?
a. Tidak
b. Ya
Peneliti,
Alfian Cahyo Budi
NIM. 5401411116
152
Lampiran 3.
HASIL TABULASI DATA SELEKSI CALON PANELIS TAHAP
WAWANCARA
Panelis Butir Soal
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
7 √ √ √ √ √ √ X X √ Ditolak
8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
23 √ √ √ √ √ √ X X √ Ditolak
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
26 √ √ √ √ √ X X X √ Ditolak
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
29 √ √ √ √ √ X X X √ Ditolak
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Diterima
153
Lampiran 4.
HASIL SELEKSI CALON PANELIS LOLOS TAHAP WAWANCARA DAN
LOLOS KE TAHAP PENYARINGAN
No Nama Lengkap NIM
1 Mulia Wijaya Putra 5401411114
2 Dwi Cahyaningtyas 5401411123
3 Eti Priyani 5401411004
4 Wahyu Budilistian 5401411056
5 Ragil Pamungkas 5401411034
6 Ilya Anisa 5401411043
7 Ika Wijayanti 5401411025
8 Muafifah Wilis Agustina 5401411040
9 Sudarno 5401411090
10 Siti Lutfiatur Rosita 5401411048
11 Nurida Oktavia 5401411021
12 Misriyani 5401411120
13 Risky Tria Agustina 5401411110
14 Kurniasih Dewi 5401411050
15 Novita Eka Nur Pratiwi 5401411111
16 Yossy Purnama Sigit 5401411124
17 Ulin Nurhayati 5401411108
18 Prisca Dessy Wulansari 5401411080
19 Laily Ana 5401411059
20 Umi Aisyah 5401411106
21 Dina Sabrina Kamal 5401411129
22 Diah Farida Sari 5401411126
23 Enggarini Pratiwi Putri 5401411067
24 Desi Wulandari 5401411127
25 Riza Khoirunisa 5401411112
26 Puti Pramatani Sekar Arum Sari 5401411046
154
Lampiran 5.
FORMULIR PENYARINGAN
Nama / NIM : ………………….................
Tanggal : …………............................
Bahan / sampel : Tahu
Petunjuk :
Dimohon kesediaan saudara/i untuk dapat memusatkan perhatian dalam menilai 3
macam sampel Tahu dengan kode berbeda-beda. Saudara diminta untuk memberi
penilaian criteria tahu. Caranya yaitu dengan mencoba kemudian memberi tanda Check
(√) sesuai pada kolom lembar penilaian. Pada indikator rasa disajikan sampel tahu yang
sudah digoreng, saudara diminta meminum air putih yang sudah disediakan setelah
mencicipi sampel tahu pada indikator rasa tahu.
Kesediaan dan kejujuran saudara sangat berguna untuk menyelesaikan Skripsi
sebagai syarat untuk kelulusan Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang. Atas kerjasama saudara kami ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Alfian Cahyo Budi
NIM. 5401411116
155
LEMBAR PENYARINGAN
No. Indikator Yang Dinilai Skor Kode Sample
234 456 789 341 359
1. Warna
Putih 5
Cukup putih 4
Agak putih 3
Kurang putih 2
Tidak putih 1
2. Tekstur
a. Tekstur Bagian Luar
(4) Tingkat kehalusan
Halus 5
Cukup halus 4
Agak halus 3
Kurang halus 2
Tidak halus 1
(5) Tingkat Kepadatan
Padat 5
Cukup Padat 4
Agak Padat 3
Kurang Padat 2
Tidak Padat 1
(6) Tingkat Plastisitas
Plastis 5
Cukup Plastis 4
156
Agak Plastis 3
Kurang Plastis 2
Tidak Plastis 1
b. Tekstur Bagian Dalam
(5) Homogenitas Pori
Homogen 5
Cukup Homogen 4
Agak Homogen 3
Kurang Homogen 2
Tidak Homogen 1
(2) Kelembutan Pori
Lembut 5
Cukup lembut 4
Agak lembut 3
Kurang lembut 2
Tidak lembut 1
(3) Kepadatan
Normal 5
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
(7) Kerapuhan
Tidak Rapuh 5
Kurang Rapuh 4
157
Agak Rapuh 3
Cukup Rapuh 2
Rapuh 1
3. Rasa
Normal 5
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
4. Aroma
a. Aroma Tahu
Normal 5
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
b. Aroma Asam
Tidak Nyata 5
Kurang Nyata 4
Agak Nyata 3
Cukup Nyata 2
Nyata 1
158
Lampiran 6.
HASIL PENILAIAN CALON PANELIS PADA TAHAP PENYARINGAN
Sampel Indikator Nilai Ulangan Nomer Calon Panelis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
234
WARNA
5 I 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5
212 5 III 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
1
Jumlah 20 19 19 20 19 19 19 20 20 19 19 20 20 19 20 19 19 19 20 18 20 20 20 19 19 20 20
Simpangan 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0
Range 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 2 0 0 0 1 1 0 0
234 Tingkat
Kehalusan
(Tekstur
bag. Luar)
5 I 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5
212 5 III 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2
Jumlah 20 19 19 20 20 19 20 19 20 20 19 20 20 19 19 20 20 18 20 20 20 20 20 19 20 20 20
Simpangan 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0
Range 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0
234 Tingkat
Kepadatan
(Tekstur
bag. Luar)
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5
212 5 III 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 Jumlah 20 20 19 20 20 20 20 18 19 20 19 20 19 19 20 20 20 18 20 20 20 20 20 20 18 19 20
159
Simpangan 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 1 0
Range 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 1 0
234 Tingkat
Plastisitas
(Tekstur
bag. Luar)
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5
212 5 III 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
675 5 IV 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4
Jumlah 20 20 19 20 20 19 19 18 20 20 18 20 20 18 20 20 20 18 20 19 20 20 20 20 18 19 20
Simpangan 0 1 0 0 1 1 2 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 2 1 0
Range 0 1 0 0 1 1 2 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 2 1 0
234 Homogenitas
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5
212 5 III 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
5
Jumlah 20 20 19 20 20 20 20 20 20 20 19 20 20 20 20 20 20 17 20 20 20 20 20 20 18 19 20
Simpangan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 2 1 0
Range 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 1 0
234 Kelembutan
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 3 5 5
212 5 III 5 3 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
675 5 IV 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6
Jumlah 20 19 18 20 20 20 19 20 20 19 18 20 19 20 20 20 19 19 20 20 19 19 20 20 18 20 20
Simpangan 1 2 0 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 0 0
Range 1 2 0 0 0 1 0 0 1 2 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 0 0
234 Kepadatan
(Tekstur
bag. Dalam)
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
212 5 III 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
160
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7
Jumlah 20 20 19 20 20 20 20 20 20 19 19 20 20 20 20 20 20 18 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Simpangan 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Range 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
234
Kerapuhan
(Tekstur
bag. Dalam)
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4
212 5 III 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8
Jumlah 20 19 19 20 20 19 20 20 20 20 19 20 20 20 20 20 20 17 20 20 20 20 20 20 20 20 19
Simpangan 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Range 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1
234
Rasa
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5
212 5 III 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9
Jumlah 20 20 19 20 19 19 20 20 20 20 19 20 20 20 20 20 20 19 20 20 19 19 19 20 20 20 20
Simpangan 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
Range 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
234
Aroma Tahu
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5
212 5 III 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
10
Jumlah 20 19 19 20 20 20 20 19 19 20 19 19 20 20 20 19 20 19 20 20 19 19 20 20 19 20 20
Simpangan 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
Range 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
161
234
Aroma
Asam
5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
112 5 II 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
212 5 III 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
675 5 IV 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11
Jumlah 20 18 19 20 20 20 19 20 20 20 19 20 19 20 20 20 20 19 20 20 20 20 20 19 20 20 18
Simpangan 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2
Range 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
456
WARNA
4 I 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
312 4 III 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12
Jumlah 16 16 16 17 16 16 16 17 16 16 16 16 16 15 16 16 16 17 16 16 16 16 16 15 15 16 16
Simpangan 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
Range 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
456 Tingkat
Kehalusan
(Tekstur
bag. Luar)
4 I 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
312 4 III 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13
Jumlah 16 16 15 15 16 16 16 15 15 16 16 16 15 15 16 16 16 16 14 16 15 16 16 16 16 15 16
Simpangan 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0
Range 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
456 Tingkat
Kepadatan
(Tekstur
bag. Luar)
4 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
312 4 III 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 Jumlah 16 16 16 15 15 16 16 16 15 16 16 15 15 16 15 16 16 15 16 16 16 16 16 15 16 16 16
162
Simpangan 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
Range 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
456 Tingkat
Plastisitas
(Tekstur
bag. Luar)
4 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
312 4 III 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15
Jumlah 16 16 16 16 16 16 15 16 16 15 16 15 16 16 16 16 15 16 16 15 16 16 16 16 15 16 15
Simpangan 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
Range 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
456 Homogenitas
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
4 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
312 4 III 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16
Jumlah 16 15 16 16 16 14 16 15 16 16 15 16 16 15 16 16 15 15 16 16 16 16 16 16 16 15 15
Simpangan 1 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Range 1 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
456 Kelembutan
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
4 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
312 4 III 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17
Jumlah 16 16 16 16 16 16 15 16 15 15 16 16 16 16 16 16 16 16 15 15 16 16 15 16 16 16 15
Simpangan 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1
Range 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1
456 Kepadatan
(Tekstur
bag. Dalam)
4 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
312 4 III 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
163
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
18
Jumlah 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 15 16 16 16 16 16 15 16 16 16 16 15 16 16 16
Simpangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
Range 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
456
Kerapuhan
(Tekstur
bag. Dalam)
4 I 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
432 4 II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
312 4 III 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19
Jumlah 16 16 15 15 16 16 16 16 15 16 16 16 14 16 16 15 16 16 15 16 16 16 15 15 16 16 16
Simpangan 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0
Range 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0
456
Rasa
4 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
312 4 III 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
451 4 IV 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
20
Jumlah 16 16 15 16 16 16 16 16 16 16 14 16 15 16 16 14 16 16 15 16 16 16 16 16 16 15 16
Simpangan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
Range 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
456
Aroma Tahu
4 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
312 4 III 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21
Jumlah 16 16 15 16 16 16 15 16 15 16 15 15 16 16 15 15 16 15 16 16 16 15 16 15 16 16 16
Simpangan 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
Range 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
164
456
Aroma
Asam
4 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
432 4 II 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
312 4 III 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
451 4 IV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22
Jumlah 16 16 16 15 16 16 16 15 16 16 16 16 16 16 15 15 16 16 15 16 16 16 16 16 15 16 16
Simpangan 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
Range 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
789
WARNA
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23
Jumlah 12 12 12 12 12 12 12 13 12 13 12 12 12 12 12 13 12 12 12 12 13 13 12 12 12 12 13
Simpangan 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
Range 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
789 Tingkat
Kehalusan
(Tekstur
bag. Luar)
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
556 3 II 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24
Jumlah 12 12 12 12 12 13 12 12 13 12 12 12 12 12 13 12 12 12 12 13 12 12 12 12 13 12 12
Simpangan 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
Range 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
789 Tingkat
Kepadatan
(Tekstur
bag. Luar)
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
205 3 III 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 Jumlah 12 13 12 12 13 12 12 13 12 12 12 13 13 12 12 12 13 12 12 12 12 12 14 12 13 12 12
165
Simpangan 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0
Range 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
789 Tingkat
Plastisitas
(Tekstur
bag. Luar)
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
556 3 II 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26
Jumlah 12 12 12 13 12 12 13 12 12 13 13 12 12 12 12 12 12 12 12 12 13 12 13 12 12 12 13
Simpangan 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
Range 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
789 Homogenitas
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
27
Jumlah 12 12 12 13 12 13 12 12 12 12 12 13 12 12 13 13 12 12 12 13 12 13 12 12 12 13 13
Simpangan 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
Range 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
789 Kelembutan
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28
Jumlah 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 13 13 12 12 12 12 12 12 13 12 13 12 12 12 12 12 12
Simpangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
Range 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
789 Kepadatan
(Tekstur
bag. Dalam)
3 I 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
166
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
29
Jumlah 12 12 12 13 12 12 12 12 12 13 12 12 12 13 12 12 12 12 12 12 13 12 12 12 12 13 12
Simpangan 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Range 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
789
Kerapuhan
(Tekstur
bag. Dalam)
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30
Jumlah 12 12 12 12 12 13 12 12 12 12 12 13 12 12 13 12 12 11 12 12 12 13 13 12 12 12 12
Simpangan 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0
Range 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0
789
Rasa
3 I 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
31
Jumlah 12 12 12 12 13 12 12 13 12 12 12 12 12 12 12 13 13 12 12 12 14 12 12 12 12 12 13
Simpangan 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Range 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
789
Aroma Tahu
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
397 3 IV 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32
Jumlah 12 12 12 12 12 12 12 12 13 12 13 12 12 12 12 12 12 12 12 12 13 12 12 12 12 13 12
Simpangan 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Range 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
167
789
Aroma
Asam
3 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
556 3 II 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
205 3 III 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
397 3 IV 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33
Jumlah 12 13 12 13 12 12 12 12 13 13 12 12 12 12 12 12 12 12 13 13 12 12 13 12 12 13 12
Simpangan 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
Range 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
341
WARNA
2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
297 2 III 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
34
Jumlah 8 8 9 8 9 8 9 8 9 8 8 8 8 8 8 9 8 8 8 8 9 9 8 8 8 9 8
Simpangan 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
Range 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
341 Tingkat
Kehalusan
(Tekstur
bag. Luar)
2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
297 2 III 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
35
Jumlah 8 8 8 9 8 8 8 8 9 9 8 8 8 8 8 8 8 8 9 8 9 8 8 9 9 8 8
Simpangan 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
Range 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
341 Tingkat
Kepadatan
(Tekstur
bag. Luar)
2 I 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
297 2 III 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2
110 2 IV 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
36 Jumlah 8 8 8 8 9 8 8 8 9 8 8 8 9 8 8 10 8 8 8 9 8 8 8 8 8 9 8
168
Simpangan 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
Range 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
341 Tingkat
Plastisitas
(Tekstur
bag. Luar)
2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
297 2 III 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
37
Jumlah 8 8 8 8 9 9 8 8 8 8 9 8 8 8 8 8 8 8 9 8 8 8 8 8 8 8 9
Simpangan 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Range 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
341 Homogenitas
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
2 I 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2
297 2 III 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
38
Jumlah 8 9 8 8 8 8 8 9 8 8 8 9 8 8 8 10 8 8 8 9 8 8 9 8 8 9 8
Simpangan 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
Range 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
341 Kelembutan
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
601 2 II 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
297 2 III 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
39
Jumlah 8 8 10 8 8 7 8 8 8 8 8 9 9 8 8 8 8 9 8 8 8 9 8 8 8 9 8
Simpangan 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Range 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
341 Kepadatan
(Tekstur
bag. Dalam)
2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2
297 2 III 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1
169
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
40
Jumlah 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 7 8 7 8 8 8 7 7
Simpangan 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
Range 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
341
Kerapuhan
(Tekstur
bag. Dalam)
2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2
297 2 III 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
41
Jumlah 8 9 8 8 8 8 8 8 9 8 8 8 8 9 8 8 8 9 8 8 8 8 9 9 8 9 8
Simpangan 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
Range 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
341
Rasa
2 I 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
601 2 II 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2
297 2 III 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
42
Jumlah 8 8 9 9 8 8 8 8 9 9 8 8 8 8 8 9 8 8 8 8 8 9 8 8 10 8 8
Simpangan 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0
Range 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
341
Aroma Tahu
2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
297 2 III 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
110 2 IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
43
Jumlah 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 8 8 8 8 8 9 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8
Simpangan 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Range 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
170
341
Aroma
Asam
2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
601 2 II 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
297 2 III 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
110 2 IV 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
44
Jumlah 8 8 7 8 8 9 8 9 8 8 9 8 8 8 9 6 8 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8
Simpangan 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Range 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
359
WARNA
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1
862 1 III 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
45
Jumlah 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4
Simpangan 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
Range 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
359 Tingkat
Kehalusan
(Tekstur
bag. Luar)
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1
862 1 III 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
46
Jumlah 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4
Simpangan 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
Range 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
359 Tingkat
Kepadatan
(Tekstur
bag. Luar)
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
862 1 III 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 Jumlah 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4
171
Simpangan 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
Range 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
359 Tingkat
Plastisitas
(Tekstur
bag. Luar)
1 I 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
862 1 III 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48
Jumlah 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 6 4 4 4 5 4 4 4 4
Simpangan 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0
Range 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
359 Homogenitas
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
862 1 III 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
49
Jumlah 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
Simpangan 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
Range 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
359 Kelembutan
Pori
(Tekstur
bag. Dalam)
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
862 1 III 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
50
Jumlah 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4
Simpangan 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
Range 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
359 Kepadatan
(Tekstur
bag. Dalam)
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
862 1 III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
172
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
51
Jumlah 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Simpangan 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Range 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
359
Kerapuhan
(Tekstur
bag. Dalam)
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2
862 1 III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52
Jumlah 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
Simpangan 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Range 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
359
Rasa
1 I 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
862 1 III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
527 1 IV 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
53
Jumlah 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4
Simpangan 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
Range 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
359
Aroma Tahu
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
862 1 III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
54
Jumlah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
Simpangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Range 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
173
359
Aroma
Asam
1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
227 1 II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
862 1 III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2
527 1 IV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
55
Jumlah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
Simpangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Range 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Range Jumlah 16 15 16 16 16 16 16 16 16 15 16 16 16 16 16 16 15 16 16 16 16 16 16 16 16 16
Jumlah Simpangan 16 19 16 16 17 16 16 18 16 21 18 16 16 17 16 16 22 17 16 16 18 17 15 18 16 14
Jumlah Range 14 22 15 11 15 12 16 16 14 26 14 13 15 10 16 9 27 16 14 16 11 9 15 15 16 13
Rasio 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
Keterangan v tv v v v v v v v tv v v v v v v tv v v v v v v v v v
Keterangan:
Ratio ≥ 1 → panelis terpilih | Ratio < 1 → panelis tidak terpilih
v = Valid / Terpilih
tv = Tidak Valid / Tidak Terpilih
174
Lampiran 7.
HASIL SELEKSI CALON PANELIS TAHAP PENYARINGAN DAN CALON
PANELIS LOLOS KE TAHAP PELATIHAN
No Nama Lengkap NIM Keterangan
1 Mulia Wijaya Putra 5401411114 Lolos
2 Dwi Cahyaningtyas 5401411123 Tidak Lolos
3 Eti Priyani 5401411004 Lolos
4 Wahyu Budilistian 5401411056 Lolos
5 Ragil Pamungkas 5401411034 Lolos
6 Ilya Anisa 5401411043 Lolos
7 Ika Wijayanti 5401411025 Lolos
8 Muafifah Wilis Agustina 5401411040 Tidak Lolos
9 Sudarno 5401411090 Lolos
10 Siti Lutfiatur Rosita 5401411048 Tidak Lolos
11 Nurida Oktavia 5401411021 Lolos
12 Misriyani 5401411120 Lolos
13 Risky Tria Agustina 5401411110 Lolos
14 Kurniasih Dewi 5401411050 Lolos
15 Novita Eka Nur Pratiwi 5401411111 Lolos
16 Yossy Purnama Sigit 5401411124 Lolos
17 Ulin Nurhayati 5401411108 Tidak Lolos
18 Prisca Dessy Wulansari 5401411080 Lolos
19 Laily Ana 5401411059 Lolos
20 Umi Aisyah 5401411106 Lolos
21 Dina Sabrina Kamal 5401411129 Lolos
22 Diah Farida Sari 5401411126 Lolos
23 Enggarini Pratiwi Putri 5401411067 Lolos
24 Desi Wulandari 5401411127 Lolos
25 Riza Khoirunisa 5401411112 Lolos
26 Puti Pramatani Sekar Arum Sari 5401411046 Lolos
175
Lampiran 8.
FORMULIR PELATIHAN
Nama / NIM : ………………….................
Tanggal : …………............................
Bahan / sampel : Tahu
Petunjuk :
Dimohon kesediaan saudara/i untuk dapat memusatkan perhatian dalam menilai 5
macam sampel Tahu dengan kode yang berbeda-beda. Saudara diminta untuk
memberi penilaian kriteria rasa dan tekstur. Caranya yaitu dengan mencoba kemudian
memberi tanda Check (√) sesuai pada kolom lembar penilaian.
. Pada indikator rasa disajikan sampel tahu yang sudah digoreng, saudara diminta
meminum air putih yang sudah disediakan setelah mencicipi sampel tahu pada
indikator rasa tahu..
Kesediaan dan kejujuran saudara sangat berguna untuk menyelesaikan Skripsi
sebagai syarat untuk kelulusan Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Semarang. Atas kerjasama saudara kami ucapkan terima
kasih.
Peneliti,
Alfian Cahyo Budi
NIM. 5401411116
176
LEMBAR PELATIHAN
No. Indikator Yang Dinilai Skor Kode Sample
112 211 322 431 551
1. Warna
Putih 5
Cukup putih 4
Agak putih 3
Kurang putih 2
Tidak putih 1
2. Tekstur
c. Tekstur Bagian Luar
(8) Tingkat kehalusan
Halus 5
Cukup halus 4
Agak halus 3
Kurang halus 2
Tidak halus 1
(9) Tingkat
Kepadatan
Padat 5
Cukup Padat 4
Agak Padat 3
Kurang Padat 2
Tidak Padat 1
177
(10) Tingkat
Plastisitas
Plastis 5
Cukup Plastis 4
Agak Plastis 3
Kurang Plastis 2
Tidak Plastis 1
d. Tekstur Bagian Dalam
(6) Homogenitas Pori
Homogen 5
Cukup Homogen 4
Agak Homogen 3
Kurang Homogen 2
Tidak Homogen 1
(2) Kelembutan Pori
Lembut 5
Cukup lembut 4
Agak lembut 3
Kurang lembut 2
Tidak lembut 1
(3) Kepadatan
Normal 5
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
178
(11) Kerapuhan
Tidak Rapuh 5
Kurang Rapuh 4
Agak Rapuh 3
Cukup Rapuh 2
Rapuh 1
3. Rasa
Normal 5
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
4. Aroma
c. Aroma Tahu
Normal 5
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
d. Aroma Asam
Tidak Nyata 5
Kurang Nyata 4
Agak Nyata 3
Cukup Nyata 2
Nyata 1
179
180
Lampiran 9.
HASIL PENILAIAN CALON PANELIS PADA TAHAP LATIHAN
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5
4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5
7 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
12 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
23 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Jumlah 112 114 113 113 111 114 115 114 113 114 113 113 113 114 113 112 113 115
Mean 4.8696 4.9565 4.913 4.913 4.8261 4.9565 5 4.9565 4.913 4.9565 4.913 4.913 4.913 4.9565 4.913 4.8696 4.913 5
S 0.3444 0.2085 0.2881 0.2881 0.3876 0.2085 0 0.2085 0.2881 0.2085 0.2881 0.2881 0.2881 0.2085 0.2881 0.3444 0.2881 0
4.5252 4.748 4.6249 4.6249 4.4385 4.748 5 4.748 4.6249 4.748 4.6249 4.6249 4.6249 4.748 4.6249 4.5252 4.6249 5
5.2139 5.165 5.2011 5.2011 5.2136 5.165 5 5.165 5.2011 5.165 5.2011 5.2011 5.2011 5.165 5.2011 5.2139 5.2011 5
Range
Warna
Nomor
Calon
Panelis
Tingkat Kehalusan Tingkat Kepadatan
sampai sampai
Sampel A
sampai
181
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4
5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
115 114 114 114 112 114 114 115 114 114 114 113 114 115 115 114 112 113
5 4.9565 4.9565 4.9565 4.8696 4.9565 4.9565 5 4.9565 4.9565 4.9565 4.913 4.9565 5 5 4.9565 4.8696 4.913
0 0.2085 0.2085 0.2085 0.3444 0.2085 0.2085 0 0.2085 0.2085 0.2085 0.2881 0.2085 0 0 0.2085 0.3444 0.2881
5 4.748 4.748 4.748 4.5252 4.748 4.748 5 4.748 4.748 4.748 4.6249 4.748 5 5 4.748 4.5252 4.6249
5 5.165 5.165 5.165 5.2139 5.165 5.165 5 5.165 5.165 5.165 5.2011 5.165 5 5 5.165 5.2139 5.2011
Homogenitas Pori Kelembutan PoriTingkat Plastisitas
Sampel A
sampai sampai sampai
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
115 115 115 112 113 114 115 115 114 113 112 114 115 114 113 114 114 114
5 5 5 4.8696 4.913 4.9565 5 5 4.9565 4.913 4.8696 4.9565 5 4.9565 4.913 4.9565 4.9565 4.9565
0 0 0 0.3444 0.2881 0.2085 0 0 0.2085 0.2881 0.3444 0.2085 0 0.2085 0.2881 0.2085 0.2085 0.2085
5 5 5 4.5252 4.6249 4.748 5 5 4.748 4.6249 4.5252 4.748 5 4.748 4.6249 4.748 4.748 4.748
5 5 5 5.2139 5.2011 5.165 5 5 5.165 5.2011 5.2139 5.165 5 5.165 5.2011 5.165 5.165 5.165
Kepadatan Kerapuhan
sampai sampai
Sampel A
sampai
Rasa
182
I II III VI V VI I II III VI V VI
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
115 113 115 113 115 115 115 115 113 112 115 114
5 4.913 5 4.913 5 5 5 5 4.913 4.8696 5 4.9565
0 0.2881 0 0.2881 0 0 0 0 0.2881 0.3444 0 0.2085
5 4.6249 5 4.6249 5 5 5 5 4.6249 4.5252 5 4.748
5 5.2011 5 5.2011 5 5 5 5 5.2011 5.2139 5 5.165
sampai sampai
Sampel A
Aroma AsamAroma Tahu
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah 91 92 92 95 95 92 92 92 94 92 94 92 93 93 93 93 93 93
Mean 3.957 4 4 4.13 4.13 4 4 4 4.087 4 4.087 4 4.043 4.043 4.043 4.043 4.043 4.043
S 0.209 0.302 0 0.344 0.344 0.302 0 0.302 0.288 0 0.288 0 0.209 0.209 0.367 0.209 0.209 0.367
3.748 3.698 4 3.786 3.786 3.698 4 3.698 3.799 4 3.799 4 3.835 3.835 3.677 3.835 3.835 3.677
4.165 4.302 4 4.475 4.475 4.302 4 4.302 4.375 4 4.375 4 4.252 4.252 4.41 4.252 4.252 4.41
Range
Nomor
Calon
Panelis
Warna Tingkat Kehalusan Tingkat Kepadatan
Sample B
Sampai Sampai Sampai
183
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
92 92 92 93 91 90 92 94 93 92 91 92 92 91 92 91 93 93
4 4 4 4.043 3.957 3.913 4 4.087 4.043 4 3.957 4 4 3.957 4 3.957 4.043 4.043
0 0 0.302 0.367 0.209 0.288 0 0.288 0.209 0.302 0.209 0 0 0.209 0 0.209 0.209 0.209
4 4 3.698 3.677 3.748 3.625 4 3.799 3.835 3.698 3.748 4 4 3.748 4 3.748 3.835 3.835
4 4 4.302 4.41 4.165 4.201 4 4.375 4.252 4.302 4.165 4 4 4.165 4 4.165 4.252 4.252
Sample B
Tingkat Plastisitas Homogenitas Pori Kelembutan Pori
SampaiSampai Sampai
184
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
94 92 94 91 91 92 92 92 91 92 90 92 92 92 93 93 93 90
4.087 4 4.087 3.957 3.957 4 4 4 3.957 4 3.913 4 4 4 4.043 4.043 4.043 3.913
0.288 0 0.288 0.367 0.209 0 0.302 0 0.209 0.302 0.288 0 0 0 0.209 0.209 0.209 0.288
3.799 4 3.799 3.59 3.748 4 3.698 4 3.748 3.698 3.625 4 4 4 3.835 3.835 3.835 3.625
4.375 4 4.375 4.323 4.165 4 4.302 4 4.165 4.302 4.201 4 4 4 4.252 4.252 4.252 4.201
Kepadatan Kerapuhan
Sampai Sampai
Rasa
Sampai
Sample B
185
I II III VI V VI I II III VI V VI
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
93 92 92 90 93 92 93 93 92 93 93 92
4.043 4 4 3.913 4.043 4 4.043 4.043 4 4.043 4.043 4
0.209 0 0 0.288 0.209 0.302 0.209 0.209 0 0.209 0.209 0
3.835 4 4 3.625 3.835 3.698 3.835 3.835 4 3.835 3.835 4
4.252 4 4 4.201 4.252 4.302 4.252 4.252 4 4.252 4.252 4
Aroma Tahu
Sampai Sampai
Sample B
Aroma Asam
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
8 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
21 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 323 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah 70 73 71 68 69 71 71 70 69 71 69 70 69 69 71 70 70 68
Mean 3.043 3.174 3.087 2.957 3 3.087 3.087 3.043 3 3.087 3 3.043 3 3 3.087 3.043 3.043 2.957
S 0.209 0.388 0.288 0.209 0.302 0.288 0.288 0.209 0 0.288 0 0.209 0 0 0.288 0.209 0.209 0.209
2.835 2.786 2.799 2.748 2.698 2.799 2.799 2.835 3 2.799 3 2.835 3 3 2.799 2.835 2.835 2.748
3.252 3.561 3.375 3.165 3.302 3.375 3.375 3.252 3 3.375 3 3.252 3 3 3.375 3.252 3.252 3.165
Range
Nomor
Calon
Panelis
Warna Tingkat Kehalusan Tingkat Kepadatan
Sampai Sampai
Sample C
Sampai
186
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
70 72 69 70 69 69 69 69 71 72 69 70 70 70 69 71 69 69
3.043 3.13 3 3.043 3 3 3 3 3.087 3.13 3 3.043 3.043 3.043 3 3.087 3 3
0.209 0.344 0 0.209 0 0 0 0 0.288 0.344 0 0.209 0.209 0.209 0 0.288 0 0
2.835 2.786 3 2.835 3 3 3 3 2.799 2.786 3 2.835 2.835 2.835 3 2.799 3 3
3.252 3.475 3 3.252 3 3 3 3 3.375 3.475 3 3.252 3.252 3.252 3 3.375 3 3
Tingkat Plastisitas Homogenitas Pori Kelembutan Pori
Sample C
Sampai Sampai Sampai
187
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
69 70 69 70 69 70 70 69 70 70 70 71 70 72 72 70 69 69
3 3.043 3 3.043 3 3.043 3.043 3 3.043 3.043 3.043 3.087 3.043 3.13 3.13 3.043 3 3
0 0.209 0 0.209 0 0.209 0.209 0 0.209 0.209 0.209 0.288 0.209 0.344 0.344 0.209 0 0
3 2.835 3 2.835 3 2.835 2.835 3 2.835 2.835 2.835 2.799 2.835 2.786 2.786 2.835 3 3
3 3.252 3 3.252 3 3.252 3.252 3 3.252 3.252 3.252 3.375 3.252 3.475 3.475 3.252 3 3
Kepadatan Kerapuhan
Sampai Sampai
Sample C
Sampai
Rasa
188
I II III VI V VI I II III VI V VI
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
69 70 69 70 70 69 69 69 69 70 71 71
3 3.043 3 3.043 3.043 3 3 3 3 3.043 3.087 3.087
0 0.209 0 0.209 0.209 0 0 0 0 0.209 0.288 0.288
3 2.835 3 2.835 2.835 3 3 3 3 2.835 2.799 2.799
3 3.252 3 3.252 3.252 3 3 3 3 3.252 3.375 3.375
Sampai Sampai
Sample C
Aroma Tahu Aroma Asam
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
8 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 1
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
20 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
23 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 47 47 47 47 48 45 46 47 46 49 45 46 46 46 49 46 46 45
Mean 2.0435 2.0435 2.0435 2.0435 2.087 1.9565 2 2.0435 2 2.1304 1.9565 2 2 2 2.1304 2 2 1.9565
S 0.2085 0.2085 0.2085 0.2085 0.2881 0.2085 0 0.2085 0 0.3444 0.2085 0 0 0.3015 0.3444 0 0 0.2085
1.835 1.835 1.835 1.835 1.7989 1.748 2 1.835 2 1.7861 1.748 2 2 1.6985 1.7861 2 2 1.748
2.252 2.252 2.252 2.252 2.3751 2.165 2 2.252 2 2.4748 2.165 2 2 2.3015 2.4748 2 2 2.165
Range
Nomor
Calon
Panelis
Warna Tingkat Kehalusan Tingkat Kepadatan
Sample D
Sampai SampaiSampai
189
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46 46 46 48 46 47 47 46 46 46 46 47 47 47 47 46 47 46
2 2 2 2.087 2 2.0435 2.0435 2 2 2 2 2.0435 2.0435 2.0435 2.0435 2 2.0435 2
0 0 0 0.2881 0 0.2085 0.2085 0 0 0 0 0.2085 0.2085 0.3666 0.2085 0 0.2085 0
2 2 2 1.7989 2 1.835 1.835 2 2 2 2 1.835 1.835 1.6769 1.835 2 1.835 2
2 2 2 2.3751 2 2.252 2.252 2 2 2 2 2.252 2.252 2.4101 2.252 2 2.252 2
Sample D
Tingkat Plastisitas Homogenitas Pori Kelembutan Pori
SampaiSampaiSampai
190
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2
2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
47 48 48 46 46 45 46 48 47 46 47 46 46 47 47 47 47 47
2.0435 2.087 2.087 2 2 1.9565 2 2.087 2.0435 2 2.0435 2 2 2.0435 2.0435 2.0435 2.0435 2.0435
0.2085 0.2881 0.2881 0 0 0.2085 0 0.2881 0.2085 0 0.2085 0 0 0.2085 0.2085 0.3666 0.2085 0.2085
1.835 1.7989 1.7989 2 2 1.748 2 1.7989 1.835 2 1.835 2 2 1.835 1.835 1.6769 1.835 1.835
2.252 2.3751 2.3751 2 2 2.165 2 2.3751 2.252 2 2.252 2 2 2.252 2.252 2.4101 2.252 2.252
Kepadatan Kerapuhan
Sample D
SampaiSampaiSampai
Rasa
I II III VI V VI I II III VI V VI
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
46 47 47 46 46 47 46 46 49 47 48 46
2 2.0435 2.0435 2 2 2.0435 2 2 2.1304 2.0435 2.087 2
0 0.2085 0.2085 0 0 0.2085 0 0 0.3444 0.2085 0.2881 0
2 1.835 1.835 2 2 1.835 2 2 1.7861 1.835 1.7989 2
2 2.252 2.252 2 2 2.252 2 2 2.4748 2.252 2.3751 2
Sample D
SampaiSampai
Aroma Tahu Aroma Asam
191
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 25 25 23 24 23 23 23 23 23 25 23 23 23 23 23 25 24 23
Mean 1.087 1.087 1 1.043 1 1 1 1 1 1.087 1 1 1 1 1 1.087 1.043 1
S 0.288 0.288 0 0.209 0 0 0 0 0 0.288 0 0 0 0 0 0.288 0.209 0
0.799 0.799 1 0.835 1 1 1 1 1 0.799 1 1 1 1 1 0.799 0.835 1
1.375 1.375 1 1.252 1 1 1 1 1 1.375 1 1 1 1 1 1.375 1.252 1
Range
Nomor
Calon
Panelis
Warna Tingkat Kehalusan Tingkat Kepadatan
Sample E
SampaiSampaiSampai
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 24 23 23 24 24 24 23 23 26 23 23 23 23 23 23 23 24
1 1.043 1 1 1.043 1.043 1.043 1 1 1.13 1 1 1 1 1 1 1 1.043
0 0.209 0 0 0.209 0.209 0.209 0 0 0.344 0 0 0 0 0 0 0 0.209
1 0.835 1 1 0.835 0.835 0.835 1 1 0.786 1 1 1 1 1 1 1 0.835
1 1.252 1 1 1.252 1.252 1.252 1 1 1.475 1 1 1 1 1 1 1 1.252
Sample E
Tingkat Plastisitas Homogenitas Pori Kelembutan Pori
SampaiSampaiSampai
192
I II III VI V VI I II III VI V VI I II III VI V VI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 23 24 23 24 24 23 23 24 25 23 25 23 23 25 25 23 23
1 1 1.043 1 1.043 1.043 1 1 1.043 1.087 1 1.087 1 1 1.087 1.087 1 1
0 0 0.209 0 0.209 0.209 0 0 0.209 0.288 0 0.288 0 0 0.288 0.288 0 0
1 1 0.835 1 0.835 0.835 1 1 0.835 0.799 1 0.799 1 1 0.799 0.799 1 1
1 1 1.252 1 1.252 1.252 1 1 1.252 1.375 1 1.375 1 1 1.375 1.375 1 1
Rasa
Sample E
Kepadatan Kerapuhan
SampaiSampaiSampai
I II III VI V VI I II III VI V VI
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 25 23 23 23 23 23 24 23 26 23 23
1.043 1.087 1 1 1 1 1 1.043 1 1.13 1 1
0.209 0.288 0 0 0 0 0 0.209 0 0.344 0 0
0.835 0.799 1 1 1 1 1 0.835 1 0.786 1 1
1.252 1.375 1 1 1 1 1 1.252 1 1.475 1 1
Aroma Tahu Aroma Asam
Sample E
SampaiSampai
193
5 325 98.48% Reliabel
1 329 99.70% Reliabel
68 262 79.39% Reliabel
3 327 99.09% Reliabel
10 320 96.97% Reliabel
7 323 97.88% Reliabel
12 318 96.36% Reliabel
7 323 97.88% Reliabel
10 320 96.97% Reliabel
4 326 98.79% Reliabel
8 322 97.58% Reliabel
6 324 98.18% Reliabel
67 263 79.70% Reliabel
3 327 99.09% Reliabel
1 329 99.70% Reliabel
6 324 98.18% Reliabel
1 329 99.70% Reliabel
3 327 99.09% Reliabel
1 329 99.70% Reliabel
61 269 81.52% Reliabel
1 329 99.70% Reliabel
9 321 97.27% Reliabel
6 324 98.18% Reliabel
Total Nilai
Didalam RangeProsentase Ket.
Total Nilai
diluar Range
Keterangan:
= Nilai yang tidak diperbolehkan
= Nilai yang diperbolehkan
= Reliabel apabila jumlah penilaian dari panelis yang diperbolehkan minimal
60% dari total jumlah penilaian dari panelis
n
n
R
194
Lampiran 10.
DAFTAR NAMA CALON PANELIS YANG LOLOS TAHAP LATIHAN,
EVALUASI DAN PANELIS UJI INDERAWI
No Nama Lengkap NIM Keterangan
1 Mulia Wijaya Putra 5401411114 Lolos
2 Eti Priyani 5401411004 Lolos
3 Wahyu Budilistian 5401411056 Lolos
4 Ragil Pamungkas 5401411034 Lolos
5 Ilya Anisa 5401411043 Lolos
6 Ika Wijayanti 5401411025 Lolos
7 Muafifah Wilis Agustina 5401411040 Lolos
8 Sudarno 5401411090 Lolos
9 Nurida Oktavia 5401411021 Lolos
10 Misriyani 5401411120 Lolos
11 Risky Tria Agustina 5401411110 Lolos
12 Kurniasih Dewi 5401411050 Lolos
13 Novita Eka Nur Pratiwi 5401411111 Lolos
14 Yossy Purnama Sigit 5401411124 Lolos
15 Prisca Dessy Wulansari 5401411080 Lolos
16 Laily Ana 5401411059 Lolos
17 Umi Aisyah 5401411106 Lolos
18 Dina Sabrina Kamal 5401411129 Lolos
19 Diah Farida Sari 5401411126 Lolos
20 Enggarini Pratiwi Putri 5401411067 Lolos
21 Desi Wulandari 5401411127 Lolos
22 Riza Khoirunisa 5401411112 Lolos
23 Puti Pramatani Sekar Arum Sari 5401411046 Lolos
195
Lampiran 11.
Formulir
Uji Kualitas Inderawi
Nama :
NIM :
Produk : Tahu hasil eksperimen
Tanggal :
Persayaratan :
Dihadapan saudara disajikan 9 sample Tahu dengan kode 128, 182, 268, 336, 453,
612, 587, 298, 216. Penilaian kualitas indrawi berdasarkan indikator warna, aroma, tekstur,
dan rasa dari Tahu. Pada indikator rasa disajikan sampel tahu yang sudah digoreng, saudara
diminta meminum air putih yang sudah disediakan setelah mencicipi sampel tahu pada
indikator rasa tahu, selanjutnya saudara diminta untuk menilai sampel yang tersedia sesuai
dengan kriteria yang ditentukan dengan memberi tanda centang (V) kolom yang tersedia.
Kejujuran dan kesedian saudara dalam hal ini akan sangat membantu kami. Atas
kerjasarnanya anda kami sampaikan terima kasih.
Peneliti,
Alfian Cahyo Budi
NIM. 5401411116
196
No. Indikator Yang Dinilai Skor Kode Sample
128 182 268 336 453 612 587 298 216
1. Warna
Putih 5
Cukup putih 4
Agak putih 3
Kurang putih 2
Tidak putih 1
2. Tekstur
e. Tekstur Bagian Luar
(1) Tingkat kehalusan
Halus 5
Cukup halus 4
Agak halus 3
Kurang halus 2
Tidak halus 1
197
(2) Tingkat Kepadatan
Padat 5
Cukup Padat 4
Agak Padat 3
Kurang Padat 2
Tidak Padat 1
(3) Tingkat Plastisitas
Plastis 5
Cukup Plastis 4
Agak Plastis 3
Kurang Plastis 2
Tidak Plastis 1
198
f. Tekstur Bagian Dalam
(7) Homogenitas Pori
Homogen 5
Cukup Homogen 4
Agak Homogen 3
Kurang Homogen 2
Tidak Homogen 1
(2) Kelembutan Pori
Lembut 5
Cukup lembut 4
Agak lembut 3
Kurang lembut 2
Tidak lembut 1
(3) Kepadatan
Normal 5
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
199
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
(4) Kerapuhan
Tidak Rapuh 5
Kurang Rapuh 4
Agak Rapuh 3
Cukup Rapuh 2
Rapuh 1
3. Rasa
Normal 5
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
4. Aroma
e. Aroma Tahu
Normal 5
200
Lampiran 12.
Cukup Normal 4
Agak Normal 3
Kurang Normal 2
Tidak Normal 1
f. Aroma Asam
Tidak Nyata 5
Kurang Nyata 4
Agak Nyata 3
Cukup Nyata 2
Nyata 1
201
DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI
128 182 268 336 453 612 587 298 216 128 182 268 336 453 612 587 298 216 128 182 268 336 453 612 587 298 216
1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 1 2 3 4 4 5 5
2 1 2 3 3 4 4 4 5 4 1 1 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
3 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 3 3 3 4 5 4 2 2 2 3 3 4 5 5 5
4 1 2 2 3 3 4 5 5 5 1 2 2 2 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
5 1 2 2 3 3 4 4 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
6 1 2 2 3 3 3 4 5 5 3 2 3 3 3 4 5 5 5 2 1 2 3 4 4 5 5 5
7 1 2 2 2 4 3 4 5 5 1 2 2 3 4 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
8 2 2 2 3 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 3 4 5 5 1 2 3 3 2 4 4 4 5
9 2 2 3 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 3 4 5 5 1 2 2 2 3 4 4 5 5
10 1 1 2 3 3 4 4 4 5 1 2 2 3 3 4 4 4 5 2 2 2 2 3 3 4 5 5
11 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 4 1 2 3 2 3 4 4 5 5
12 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 4 5 2 2 2 3 2 4 4 5 4
13 1 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
14 1 2 2 3 3 4 4 5 4 1 2 3 3 2 4 4 5 4 1 1 2 3 3 3 4 5 5
15 2 2 2 3 3 4 5 5 5 1 1 2 3 4 4 4 5 5 1 1 2 3 3 4 4 5 5
16 1 2 2 3 3 4 4 4 5 1 3 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 4 5
17 1 1 2 3 3 4 4 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
18 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 3 4 5 5
19 1 2 2 3 4 4 4 5 5 2 2 1 3 3 4 4 5 5 1 2 1 3 3 4 4 5 5
20 1 1 2 2 3 3 4 5 5 1 2 2 3 3 3 4 5 5 2 2 1 2 3 4 4 5 5
21 1 2 2 3 3 4 4 5 4 1 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 2 2 3 4 5 5 5
22 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
23 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
Jumlah 26 43 48 67 72 89 95 111 112 27 44 47 67 70 88 94 113 112 29 43 45 63 68 89 95 113 114
Mean 1.13 1.87 2.087 2.913 3.13 3.87 4.13 4.826 4.87 1.174 1.913 2.043 2.913 3.043 3.826 4.087 4.913 4.87 1.261 1.87 1.957 2.739 2.957 3.87 4.13 4.913 4.957
S 0.344 0.344 0.288 0.288 0.344 0.344 0.344 0.388 0.344 0.491 0.417 0.367 0.288 0.367 0.388 0.288 0.288 0.344 0.449 0.344 0.475 0.449 0.367 0.344 0.344 0.288 0.209
1.13 1.87 2.087 2.913 3.13 3.87 4.13 4.826 4.87 1.174 1.913 2.043 2.913 3.043 3.826 4.087 4.913 4.87 1.261 1.87 1.957 2.739 2.957 3.87 4.13 4.913 4.957
1.475 2.214 2.375 3.201 3.475 4.214 4.475 5.214 5.214 1.665 2.33 2.41 3.201 3.41 4.214 4.375 5.201 5.214 1.71 2.214 2.431 3.188 3.323 4.214 4.475 5.201 5.165
Range
Nomor
Calon
Panelis
Warna Tingkat Kehalusan Tingkat Kepadatan
DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI
sampaisampaisampai
202
128 182 268 336 453 612 587 298 216 128 182 268 336 453 612 587 298 216 128 182 268 336 453 612 587 298 216
1 2 2 3 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 1 3 2 4 4 5 5
1 2 2 4 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 1 2 3 3 3 4 4 4 5
1 2 3 3 3 4 4 4 5 1 1 3 3 3 5 4 3 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 4 3 4 5 5 1 2 1 4 3 4 4 3 5 1 1 2 3 3 4 3 5 5
1 2 2 3 3 4 4 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 5 4 5 5
1 1 2 4 3 4 4 5 4 1 2 2 4 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 5 5 5
2 2 2 3 3 4 3 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 4 4 4 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 4 4 4 5 5 1 1 2 3 3 4 4 4 5
1 2 2 3 3 5 4 5 5 1 2 3 3 3 4 4 4 5 2 2 1 3 4 3 5 5 5
1 2 2 3 3 4 3 5 5 1 2 2 2 4 4 4 5 5 1 2 2 2 3 4 5 5 5
1 2 2 3 4 4 3 5 5 1 2 2 3 2 4 5 5 4 1 2 1 3 3 4 4 4 5
2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 3 2 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 4
1 2 3 3 4 4 4 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 4 1 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 2 3 3 4 4 5 4
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 3 3 3 5 4 5 5 1 1 2 3 3 5 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 3 3 4 4 5 4
1 2 2 3 3 5 5 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 1 3 2 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 3 3 4 4 5 5 1 2 1 2 3 4 4 4 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 5 5 5
1 2 2 4 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 4 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 4 4 4 5 2 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 3 4 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
25 45 48 72 72 93 93 111 113 25 43 49 69 69 93 94 108 113 26 42 42 66 68 93 95 110 112
1.087 1.957 2.087 3.13 3.13 4.043 4.043 4.826 4.913 1.087 1.87 2.13 3 3 4.043 4.087 4.696 4.913 1.13 1.826 1.826 2.87 2.957 4.043 4.13 4.783 4.87
0.288 0.209 0.288 0.344 0.344 0.367 0.562 0.388 0.288 0.288 0.344 0.458 0.426 0.426 0.367 0.288 0.635 0.288 0.344 0.388 0.491 0.344 0.367 0.367 0.458 0.422 0.344
1.087 1.957 2.087 3.13 3.13 4.043 4.043 4.826 4.913 1.087 1.87 2.13 3 3 4.043 4.087 4.696 4.913 1.13 1.826 1.826 2.87 2.957 4.043 4.13 4.783 4.87
1.375 2.165 2.375 3.475 3.475 4.41 4.606 5.214 5.201 1.375 2.214 2.588 3.426 3.426 4.41 4.375 5.331 5.201 1.475 2.214 2.317 3.214 3.323 4.41 4.588 5.204 5.214
Tingkat Plastisitas Homogenitas Pori Kelembutan Pori
DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI
sampaisampai sampai
203
128 182 268 336 453 612 587 298 216 128 182 268 336 453 612 587 298 216 128 182 268 336 453 612 587 298 216
1 2 2 3 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 5 4 5 1 2 2 4 3 2 4 5 5 2 2 2 3 3 4 4 5 5
2 2 2 3 3 4 5 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 3 3 3 2 4 4 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 3 3 2 4 4 5 5
1 2 3 4 3 4 4 5 5 1 2 2 3 4 4 4 5 5 2 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 2 5 5 5 5 1 2 1 3 4 3 4 5 5 2 1 2 3 3 4 4 5 4
1 2 2 3 3 4 4 5 4 1 2 2 3 4 4 4 4 5 1 2 2 3 3 4 3 5 5
2 3 3 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 3 5 4 1 2 2 2 3 3 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 4 5 1 1 2 2 3 4 4 4 4 2 1 2 3 3 3 4 5 5
1 2 2 4 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 4 5 2 2 2 3 3 3 4 5 5
1 3 2 3 4 4 5 5 5 2 2 1 3 3 4 3 4 5 1 2 2 2 3 4 3 5 5
1 2 2 3 3 4 5 5 5 1 3 2 3 3 4 3 4 5 1 2 1 3 3 4 4 4 5
1 2 3 3 2 5 5 5 5 1 2 2 2 3 4 4 4 4 1 2 1 3 3 4 5 4 5
2 2 3 3 2 5 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 2 1 2 3 3 4 4 4 5
2 2 2 3 3 4 4 4 5 1 2 2 3 3 2 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 4
1 2 2 4 3 4 4 5 4 1 3 1 3 2 2 4 5 5 1 2 2 3 3 4 5 5 5
1 3 2 3 3 4 4 5 4 1 2 2 3 2 4 4 5 5 1 1 2 3 3 5 4 5 5
1 2 2 3 4 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 5 4 4 5
2 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 2 3 3 4 3 5 5 1 2 1 3 3 4 5 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 2 2 2 3 3 4 3 5 5 2 2 2 3 2 4 4 5 5
1 2 1 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 4 5 2 2 2 3 2 4 4 4 5
2 2 2 3 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 4 4 5 1 1 2 3 3 4 4 4 5
1 2 2 3 3 4 5 5 5 1 2 2 3 3 4 3 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
29 49 49 72 68 95 103 111 112 26 47 43 68 70 85 86 107 112 31 41 45 67 66 89 93 108 113
1.261 2.13 2.13 3.13 2.957 4.13 4.478 4.826 4.87 1.13 2.043 1.87 2.957 3.043 3.696 3.739 4.652 4.87 1.348 1.783 1.957 2.913 2.87 3.87 4.043 4.696 4.913
0.449 0.344 0.458 0.344 0.475 0.344 0.511 0.388 0.344 0.344 0.367 0.344 0.367 0.475 0.703 0.449 0.487 0.344 0.487 0.422 0.475 0.288 0.344 0.626 0.475 0.47 0.288
1.261 2.13 2.13 3.13 2.957 4.13 4.478 4.826 4.87 1.13 2.043 1.87 2.957 3.043 3.696 3.739 4.652 4.87 1.348 1.783 1.957 2.913 2.87 3.87 4.043 4.696 4.913
1.71 2.475 2.588 3.475 3.431 4.475 4.989 5.214 5.214 1.475 2.41 2.214 3.323 3.518 4.399 4.188 5.139 5.214 1.835 2.204 2.431 3.201 3.214 4.495 4.518 5.166 5.201
RasaKepadatan Kerapuhan
DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI
sampaisampaisampai
204
128 182 268 336 453 612 587 298 216 128 182 268 336 453 612 587 298 216
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 3 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 5 5 5 1 1 2 3 3 4 4 5 5
1 2 1 4 3 4 4 4 5 1 1 3 3 3 4 4 5 4
1 2 2 3 3 4 4 4 5 1 1 2 3 3 3 4 5 4
1 1 2 3 3 3 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 1 2 3 4 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 3 5
2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 2 3 4 4 5 4
1 2 2 4 3 4 5 5 5 1 2 1 2 3 4 4 5 5
1 2 3 3 3 4 4 5 4 1 1 2 3 3 4 3 5 5
2 2 2 3 3 5 4 5 5 1 2 2 3 3 2 4 3 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 3 3 3 4 4 3 5
2 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 3 2 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 4 5 1 2 2 3 2 2 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 1 2 3 3 2 4 5 5
1 2 2 4 3 3 4 5 5 1 2 2 3 3 4 3 5 4
1 2 2 3 3 4 4 4 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
1 2 2 3 3 4 4 5 5 1 2 2 3 3 4 4 5 5
27 44 46 72 70 91 94 111 114 23 40 47 66 67 85 89 109 111
1.174 1.913 2 3.13 3.043 3.957 4.087 4.826 4.957 1 1.739 2.043 2.87 2.913 3.696 3.87 4.739 4.826
0.388 0.288 0.302 0.344 0.209 0.367 0.288 0.388 0.209 0 0.449 0.367 0.344 0.288 0.703 0.344 0.689 0.388
1.174 1.913 2 3.13 3.043 3.957 4.087 4.826 4.957 1 1.739 2.043 2.87 2.913 3.696 3.87 4.739 4.826
1.561 2.201 2.302 3.475 3.252 4.323 4.375 5.214 5.165 1 2.188 2.41 3.214 3.201 4.399 4.214 5.428 5.214
Aroma Tahu Aroma Asam
sampai
DATA TABULASI HASIL UJI INDERAWI
sampai
205
Lampiran 13.
Hasil Analisis Faktorial dan Uji Duncan Pada Tahu Eksperimen
Menggunakan SPSS 16
1. Warna
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_peng
gumpal_batu_tahu_dan_asa
m_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Warna
Perbandinga
n_Biji_ketapa
ng_dengan_k
acang_kedel
ai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.1304 .34435 23
10g : 10g 2.9130 .28810 23
5g : 15g 1.1304 .34435 23
Total 2.7246 1.28205 69
80% : 20% 15g : 5g 4.8261 .38755 23
10g : 10g 3.1304 .34435 23
5g : 15g 1.8696 .34435 23
Total 3.2754 1.27053 69
70% : 30% 15g : 5g 4.8696 .34435 23
10g : 10g 3.8696 .34435 23
5g : 15g 2.0870 .28810 23
206
Total 3.6087 1.20315 69
Total 15g : 5g 4.6087 .49162 69
10g : 10g 3.3043 .52312 69
5g : 15g 1.6957 .52312 69
Total 3.2029 1.29876 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Warna
F df1 df2 Sig.
.562 8 198 .808
Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_k
edelai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_k
edelai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Warna
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 324.870a 8 40.609 355.638 .000
Intercept 2123.522 1 2123.522 1.860E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 27.507 2 13.754 120.450 .000
Perbandingan_Bahan_peng
gumpal_batu_tahu_dan_asa
m_cuka
293.826 2 146.913 1.287E3 .000
207
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_peng
gumpal_batu_tahu_dan_asa
m_cuka
3.536 4 .884 7.742 .000
Error 22.609 198 .114
Total 2471.000 207
Corrected Total 347.478 206
a. R Squared = .935 (Adjusted R Squared = .932)
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Warna
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.5507* .05753 .000 -.6866 -.4149
70% : 30% -.8841* .05753 .000 -1.0199 -.7482
80% : 20% 90% : 10% .5507* .05753 .000 .4149 .6866
70% : 30% -.3333* .05753 .000 -.4692 -.1975
70% : 30% 90% : 10% .8841* .05753 .000 .7482 1.0199
80% : 20% .3333* .05753 .000 .1975 .4692
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .114.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Warna
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.7246
80% : 20% 69 3.2754
70% : 30% 69 3.6087
208
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.7246
80% : 20% 69 3.2754
70% : 30% 69 3.6087
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .114.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Warna
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.3043* .05753 .000 1.1685 1.4402
5g : 15g 2.9130* .05753 .000 2.7772 3.0489
10g : 10g 15g : 5g -1.3043* .05753 .000 -1.4402 -1.1685
5g : 15g 1.6087* .05753 .000 1.4728 1.7446
5g : 15g 15g : 5g -2.9130* .05753 .000 -3.0489 -2.7772
10g : 10g -1.6087* .05753 .000 -1.7446 -1.4728
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .114.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
209
Warna
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3043
15g : 5g 69 4.6087
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3043
15g : 5g 69 4.6087
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .114.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
2. Tingkat kehalusan Tekstur bagian luar
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
210
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.0870 .28810 23
10g : 10g 2.9130 .28810 23
5g : 15g 1.1739 .49103 23
Total 2.7246 1.25890 69
80% : 20% 15g : 5g 4.9130 .28810 23
10g : 10g 3.0435 .36659 23
5g : 15g 1.9130 .41703 23
Total 3.2899 1.29594 69
70% : 30% 15g : 5g 4.8696 .34435 23
10g : 10g 3.8261 .38755 23
5g : 15g 2.0435 .36659 23
Total 3.5797 1.22961 69
Total 15g : 5g 4.6232 .48814 69
10g : 10g 3.2609 .53281 69
5g : 15g 1.7101 .57141 69
Total 3.1981 1.30510 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur
bagian luar)
F df1 df2 Sig.
.915 8 198 .505
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
211
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur
bagian luar)
F df1 df2 Sig.
.915 8 198 .505
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar)
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 324.444a 8 40.556 303.766 .000
Intercept 2117.121 1 2117.121 1.586E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 26.097 2 13.048 97.734 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
293.169 2 146.585 1.098E3 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
5.179 4 1.295 9.697 .000
Error 26.435 198 .134
Total 2468.000 207
Corrected Total 350.879 206
a. R Squared = .925 (Adjusted R Squared = .922)
212
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar)
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.5652* .06221 .000 -.7121 -.4183
70% : 30% -.8551* .06221 .000 -1.0020 -.7082
80% : 20% 90% : 10% .5652* .06221 .000 .4183 .7121
70% : 30% -.2899* .06221 .000 -.4368 -.1430
70% : 30% 90% : 10% .8551* .06221 .000 .7082 1.0020
80% : 20% .2899* .06221 .000 .1430 .4368
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .134.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.7246
80% : 20% 69 3.2899
70% : 30% 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.7246
80% : 20% 69 3.2899
70% : 30% 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .134.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
213
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar)
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.3623* .09055 .000 1.1485 1.5761
5g : 15g 2.9130* .09055 .000 2.6993 3.1268
10g : 10g 15g : 5g -1.3623* .09055 .000 -1.5761 -1.1485
5g : 15g 1.5507* .09055 .000 1.3369 1.7645
5g : 15g 15g : 5g -2.9130* .09055 .000 -3.1268 -2.6993
10g : 10g -1.5507* .09055 .000 -1.7645 -1.3369
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .283.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.7101
10g : 10g 69 3.2609
15g : 5g 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.7101
10g : 10g 69 3.2609
15g : 5g 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .283.
214
Tingkat Kehalusan (Tekstur bagian luar)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.7101
10g : 10g 69 3.2609
15g : 5g 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.7101
10g : 10g 69 3.2609
15g : 5g 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .283.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
3. Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar)
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
215
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.1304 .34435 23
10g : 10g 2.7391 .44898 23
5g : 15g 1.2609 .44898 23
Total 2.7101 1.24972 69
80% : 20% 15g : 5g 4.9130 .28810 23
10g : 10g 2.9565 .36659 23
5g : 15g 1.8696 .34435 23
Total 3.2464 1.31066 69
70% : 30% 15g : 5g 4.9565 .20851 23
10g : 10g 3.8696 .34435 23
5g : 15g 1.9565 .47465 23
Total 3.5942 1.29840 69
Total 15g : 5g 4.6667 .47486 69
10g : 10g 3.1884 .62486 69
5g : 15g 1.6957 .52312 69
Total 3.1836 1.33115 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur
bagian luar)
F df1 df2 Sig.
1.813 8 198 .082
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
216
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur
bagian luar)
F df1 df2 Sig.
1.813 8 198 .082
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar)
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 337.633a 8 42.204 305.075 .000
Intercept 2097.976 1 2097.976 1.517E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 27.372 2 13.686 98.930 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
304.531 2 152.266 1.101E3 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
5.729 4 1.432 10.354 .000
Error 27.391 198 .138
Total 2463.000 207
Corrected Total 365.024 206
a. R Squared = .925 (Adjusted R Squared = .922)
217
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar)
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.5362* .06332 .000 -.6858 -.3867
70% : 30% -.8841* .06332 .000 -1.0336 -.7345
80% : 20% 90% : 10% .5362* .06332 .000 .3867 .6858
70% : 30% -.3478* .06332 .000 -.4974 -.1983
70% : 30% 90% : 10% .8841* .06332 .000 .7345 1.0336
80% : 20% .3478* .06332 .000 .1983 .4974
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .138.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.7101
80% : 20% 69 3.2464
70% : 30% 69 3.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.7101
80% : 20% 69 3.2464
70% : 30% 69 3.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .138.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
218
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar)
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.4783* .09271 .000 1.2594 1.6971
5g : 15g 2.9710* .09271 .000 2.7521 3.1899
10g : 10g 15g : 5g -1.4783* .09271 .000 -1.6971 -1.2594
5g : 15g 1.4928* .09271 .000 1.2739 1.7116
5g : 15g 15g : 5g -2.9710* .09271 .000 -3.1899 -2.7521
10g : 10g -1.4928* .09271 .000 -1.7116 -1.2739
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .297.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tingkat Kepadatan (Tekstur bagian luar)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.1884
15g : 5g 69 4.6667
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.1884
15g : 5g 69 4.6667
Sig. 1.000 1.000 1.000
219
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .297.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
4. Tingkat Plastisitas
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.0435 .56232 23
10g : 10g 3.1304 .34435 23
5g : 15g 1.0870 .28810 23
Total 2.7536 1.31066 69
80% : 20% 15g : 5g 4.8261 .38755 23
10g : 10g 3.1304 .34435 23
5g : 15g 1.9565 .20851 23
Total 3.3043 1.22839 69
70% : 30% 15g : 5g 4.9130 .28810 23
10g : 10g 4.0435 .36659 23
5g : 15g 2.0870 .28810 23
Total 3.6812 1.23065 69
220
Total 15g : 5g 4.5942 .57698 69
10g : 10g 3.4348 .55514 69
5g : 15g 1.7101 .51739 69
Total 3.2464 1.30799 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur
bagian luar)
F df1 df2 Sig.
1.707 8 198 .099
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar)
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 327.565a 8 40.946 325.990 .000
Intercept 2181.565 1 2181.565 1.737E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 30.029 2 15.014 119.538 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
290.638 2 145.319 1.157E3 .000
221
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
6.899 4 1.725 13.731 .000
Error 24.870 198 .126
Total 2534.000 207
Corrected Total 352.435 206
a. R Squared = .929 (Adjusted R Squared = .927)
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar)
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.5507* .06034 .000 -.6932 -.4082
70% : 30% -.9275* .06034 .000 -1.0700 -.7850
80% : 20% 90% : 10% .5507* .06034 .000 .4082 .6932
70% : 30% -.3768* .06034 .000 -.5193 -.2343
70% : 30% 90% : 10% .9275* .06034 .000 .7850 1.0700
80% : 20% .3768* .06034 .000 .2343 .5193
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .126.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
222
Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.7536
80% : 20% 69 3.3043
70% : 30% 69 3.6812
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.7536
80% : 20% 69 3.3043
70% : 30% 69 3.6812
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .126.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar)
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.1594* .09370 .000 .9382 1.3807
5g : 15g 2.8841* .09370 .000 2.6628 3.1053
10g : 10g 15g : 5g -1.1594* .09370 .000 -1.3807 -.9382
5g : 15g 1.7246* .09370 .000 1.5034 1.9459
5g : 15g 15g : 5g -2.8841* .09370 .000 -3.1053 -2.6628
10g : 10g -1.7246* .09370 .000 -1.9459 -1.5034
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .303.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
223
Tingkat Plastisitas (Tekstur bagian luar)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.7101
10g : 10g 69 3.4348
15g : 5g 69 4.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.7101
10g : 10g 69 3.4348
15g : 5g 69 4.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .303.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
5. Homogenitas Pori
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
224
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.0870 .28810 23
10g : 10g 3.0000 .42640 23
5g : 15g 1.0870 .28810 23
Total 2.7246 1.29347 69
80% : 20% 15g : 5g 4.6957 .63495 23
10g : 10g 3.0000 .42640 23
5g : 15g 1.8696 .34435 23
Total 3.1884 1.26346 69
70% : 30% 15g : 5g 4.9130 .28810 23
10g : 10g 4.0435 .36659 23
5g : 15g 2.1304 .45770 23
Total 3.6957 1.22839 69
Total 15g : 5g 4.5652 .55514 69
10g : 10g 3.3478 .63769 69
5g : 15g 1.6957 .57661 69
Total 3.2029 1.31732 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian
dalam)
F df1 df2 Sig.
2.055 8 198 .061
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
225
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian
dalam)
F df1 df2 Sig.
2.055 8 198 .061
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_kedelai
+
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_dan_as
am_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_dan_as
am_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam)
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 324.957a 8 40.620 247.301 .000
Intercept 2123.522 1 2123.522 1.293E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 32.551 2 16.275 99.088 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
286.261 2 143.130 871.412 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
6.145 4 1.536 9.353 .000
Error 32.522 198 .164
Total 2481.000 207
Corrected Total 357.478 206
a. R Squared = .909 (Adjusted R Squared = .905)
226
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam)
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.4638* .06900 .000 -.6267 -.3008
70% : 30% -.9710* .06900 .000 -1.1340 -.8081
80% : 20% 90% : 10% .4638* .06900 .000 .3008 .6267
70% : 30% -.5072* .06900 .000 -.6702 -.3443
70% : 30% 90% : 10% .9710* .06900 .000 .8081 1.1340
80% : 20% .5072* .06900 .000 .3443 .6702
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .164.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.7246
80% : 20% 69 3.1884
70% : 30% 69 3.6957
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.7246
80% : 20% 69 3.1884
70% : 30% 69 3.6957
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .164.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
227
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam)
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggump
al_batu_tah
u_dan_asa
m_cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggump
al_batu_tah
u_dan_asa
m_cuka
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.2174* .10059 .000 .9799 1.4549
5g : 15g 2.8696* .10059 .000 2.6321 3.1071
10g : 10g 15g : 5g -1.2174* .10059 .000 -1.4549 -.9799
5g : 15g 1.6522* .10059 .000 1.4147 1.8897
5g : 15g 15g : 5g -2.8696* .10059 .000 -3.1071 -2.6321
10g : 10g -1.6522* .10059 .000 -1.8897 -1.4147
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .349.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3478
15g : 5g 69 4.5652
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3478
15g : 5g 69 4.5652
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .349.
228
Homogenitas Pori (Tekstur bagian dalam)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3478
15g : 5g 69 4.5652
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3478
15g : 5g 69 4.5652
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .349.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
6. Kelembutan Pori
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
229
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.1304 .45770 23
10g : 10g 2.8696 .34435 23
5g : 15g 1.1304 .34435 23
Total 2.7101 1.29594 69
80% : 20% 15g : 5g 4.7826 .42174 23
10g : 10g 2.9565 .36659 23
5g : 15g 1.8261 .38755 23
Total 3.1884 1.28653 69
70% : 30% 15g : 5g 4.8696 .34435 23
10g : 10g 4.0435 .36659 23
5g : 15g 1.8261 .49103 23
Total 3.5797 1.35479 69
Total 15g : 5g 4.5942 .52353 69
10g : 10g 3.2899 .64401 69
5g : 15g 1.5942 .52353 69
Total 3.1594 1.35414 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur
bagian dalam)
F df1 df2 Sig.
1.370 8 198 .212
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
230
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur
bagian dalam)
F df1 df2 Sig.
1.370 8 198 .212
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam)
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 346.870a 8 43.359 278.106 .000
Intercept 2066.261 1 2066.261 1.325E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 26.174 2 13.087 83.941 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
312.261 2 156.130 1.001E3 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
8.435 4 2.109 13.525 .000
Error 30.870 198 .156
Total 2444.000 207
Corrected Total 377.739 206
a. R Squared = .918 (Adjusted R Squared = .915)
231
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam)
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.4783* .06722 .000 -.6370 -.3195
70% : 30% -.8696* .06722 .000 -1.0283 -.7108
80% : 20% 90% : 10% .4783* .06722 .000 .3195 .6370
70% : 30% -.3913* .06722 .000 -.5501 -.2326
70% : 30% 90% : 10% .8696* .06722 .000 .7108 1.0283
80% : 20% .3913* .06722 .000 .2326 .5501
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .156.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.7101
80% : 20% 69 3.1884
70% : 30% 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.7101
80% : 20% 69 3.1884
70% : 30% 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .156.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
232
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam)
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.3043* .09645 .000 1.0766 1.5321
5g : 15g 3.0000* .09645 .000 2.7723 3.2277
10g : 10g 15g : 5g -1.3043* .09645 .000 -1.5321 -1.0766
5g : 15g 1.6957* .09645 .000 1.4679 1.9234
5g : 15g 15g : 5g -3.0000* .09645 .000 -3.2277 -2.7723
10g : 10g -1.6957* .09645 .000 -1.9234 -1.4679
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .321.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.5942
10g : 10g 69 3.2899
15g : 5g 69 4.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.5942
10g : 10g 69 3.2899
15g : 5g 69 4.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .321.
233
Kelembutan Pori (Tekstur bagian dalam)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.5942
10g : 10g 69 3.2899
15g : 5g 69 4.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.5942
10g : 10g 69 3.2899
15g : 5g 69 4.5942
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .321.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
7. Kepadatan Tekstur Bagian Dalam
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
234
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.4783 .51075 23
10g : 10g 3.1304 .34435 23
5g : 15g 1.2609 .44898 23
Total 2.9565 1.39784 69
80% : 20% 15g : 5g 4.8261 .38755 23
10g : 10g 2.9565 .47465 23
5g : 15g 2.1304 .34435 23
Total 3.3043 1.20421 69
70% : 30% 15g : 5g 4.8696 .34435 23
10g : 10g 4.1304 .34435 23
5g : 15g 2.1304 .45770 23
Total 3.7101 1.22596 69
Total 15g : 5g 4.7246 .44997 69
10g : 10g 3.4058 .64895 69
5g : 15g 1.8406 .58469 69
Total 3.3237 1.30962 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian
dalam)
F df1 df2 Sig.
2.183 8 198 .054
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
235
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian
dalam)
F df1 df2 Sig.
2.183 8 198 .054
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam)
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 319.836a 8 39.979 236.450 .000
Intercept 2286.686 1 2286.686 1.352E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 19.633 2 9.816 58.057 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
287.662 2 143.831 850.657 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
12.541 4 3.135 18.543 .000
Error 33.478 198 .169
Total 2640.000 207
Corrected Total 353.314 206
a. R Squared = .905 (Adjusted R Squared = .901)
236
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam)
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.3478* .07001 .000 -.5131 -.1825
70% : 30% -.7536* .07001 .000 -.9189 -.5883
80% : 20% 90% : 10% .3478* .07001 .000 .1825 .5131
70% : 30% -.4058* .07001 .000 -.5711 -.2405
70% : 30% 90% : 10% .7536* .07001 .000 .5883 .9189
80% : 20% .4058* .07001 .000 .2405 .5711
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .169.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Kepadatan (Tekstur bagian dalam)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.9565
80% : 20% 69 3.3043
70% : 30% 69 3.7101
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.9565
80% : 20% 69 3.3043
70% : 30% 69 3.7101
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .169.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
237
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kepadatan (Tekstur bagian dalam)
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpa
l_batu_tahu
_dan_asam
_cuka
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.3188* .09658 .000 1.0908 1.5469
5g : 15g 2.8841* .09658 .000 2.6560 3.1121
10g : 10g 15g : 5g -1.3188* .09658 .000 -1.5469 -1.0908
5g : 15g 1.5652* .09658 .000 1.3372 1.7932
5g : 15g 15g : 5g -2.8841* .09658 .000 -3.1121 -2.6560
10g : 10g -1.5652* .09658 .000 -1.7932 -1.3372
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .322.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Kepadatan (Tekstur bagian dalam)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.8406
10g : 10g 69 3.4058
15g : 5g 69 4.7246
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.8406
10g : 10g 69 3.4058
15g : 5g 69 4.7246
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .322.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
238
8. Kerapuhan (Tekstur Bagian Dalam)
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 3.7391 .44898 23
10g : 10g 2.9565 .36659 23
5g : 15g 1.1304 .34435 23
Total 2.6087 1.16591 69
80% : 20% 15g : 5g 4.6522 .48698 23
10g : 10g 3.0435 .47465 23
5g : 15g 2.0435 .36659 23
Total 3.2464 1.16828 69
70% : 30% 15g : 5g 4.8696 .34435 23
10g : 10g 3.6957 .70290 23
5g : 15g 1.8696 .34435 23
Total 3.4783 1.33514 69
Total 15g : 5g 4.4203 .65092 69
10g : 10g 3.2319 .62178 69
5g : 15g 1.6812 .52839 69
Total 3.1111 1.27417 207
239
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian
dalam)
F df1 df2 Sig.
1.759 8 198 .097
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam)
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 295.227a 8 36.903 186.317 .000
Intercept 2003.556 1 2003.556 1.012E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 27.981 2 13.990 70.634 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
260.357 2 130.179 657.244 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
6.889 4 1.722 8.695 .000
Error 39.217 198 .198
Total 2338.000 207
Corrected Total 334.444 206
a. R Squared = .883 (Adjusted R Squared = .878)
240
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam)
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.6377* .07577 .000 -.8166 -.4588
70% : 30% -.8696* .07577 .000 -1.0485 -.6906
80% : 20% 90% : 10% .6377* .07577 .000 .4588 .8166
70% : 30% -.2319* .07577 .007 -.4108 -.0530
70% : 30% 90% : 10% .8696* .07577 .000 .6906 1.0485
80% : 20% .2319* .07577 .007 .0530 .4108
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .198.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Kerapuhan (Tekstur bagian dalam)
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.6087
80% : 20% 69 3.2464
70% : 30% 69 3.4783
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.6087
80% : 20% 69 3.2464
70% : 30% 69 3.4783
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .198.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
241
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kerapuhan (Tekstur bagian dalam)
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggump
al_batu_tah
u_dan_asa
m_cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggump
al_batu_tah
u_dan_asa
m_cuka
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.1884* .10260 .000 .9462 1.4306
5g : 15g 2.7391* .10260 .000 2.4969 2.9814
10g : 10g 15g : 5g -1.1884* .10260 .000 -1.4306 -.9462
5g : 15g 1.5507* .10260 .000 1.3085 1.7930
5g : 15g 15g : 5g -2.7391* .10260 .000 -2.9814 -2.4969
10g : 10g -1.5507* .10260 .000 -1.7930 -1.3085
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .363.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Kerapuhan (Tekstur bagian dalam)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.6812
10g : 10g 69 3.2319
15g : 5g 69 4.4203
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.6812
10g : 10g 69 3.2319
15g : 5g 69 4.4203
Sig. 1.000 1.000 1.000
242
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .363.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
9. Rasa
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Rasa
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.0435 .47465 23
10g : 10g 2.9130 .28810 23
5g : 15g 1.3478 .48698 23
Total 2.7681 1.18997 69
80% : 20% 15g : 5g 4.6957 .47047 23
10g : 10g 2.8696 .34435 23
5g : 15g 1.7826 .42174 23
243
Total 3.1159 1.27805 69
70% : 30% 15g : 5g 4.9130 .28810 23
10g : 10g 3.8696 .62554 23
5g : 15g 1.9565 .47465 23
Total 3.5797 1.32183 69
Total 15g : 5g 4.5507 .55668 69
10g : 10g 3.2174 .63869 69
5g : 15g 1.6957 .52312 69
Total 3.1546 1.30170 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Rasa
F df1 df2 Sig.
1.021 8 198 .243
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Rasa
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 310.271a 8 38.784 198.006 .000
Intercept 2059.947 1 2059.947 1.052E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 22.879 2 11.440 58.404 .000
244
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
281.633 2 140.816 718.922 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
5.758 4 1.440 7.350 .000
Error 38.783 198 .196
Total 2409.000 207
Corrected Total 349.053 206
a. R Squared = .889 (Adjusted R Squared = .884)
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Rasa
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.3478* .07535 .000 -.5258 -.1699
70% : 30% -.8116* .07535 .000 -.9895 -.6337
80% : 20% 90% : 10% .3478* .07535 .000 .1699 .5258
70% : 30% -.4638* .07535 .000 -.6417 -.2858
70% : 30% 90% : 10% .8116* .07535 .000 .6337 .9895
80% : 20% .4638* .07535 .000 .2858 .6417
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .196.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
245
Rasa
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.7681
80% : 20% 69 3.1159
70% : 30% 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.7681
80% : 20% 69 3.1159
70% : 30% 69 3.5797
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .196.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Rasa
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.3333* .09787 .000 1.1023 1.5644
5g : 15g 2.8551* .09787 .000 2.6240 3.0861
10g : 10g 15g : 5g -1.3333* .09787 .000 -1.5644 -1.1023
5g : 15g 1.5217* .09787 .000 1.2907 1.7528
5g : 15g 15g : 5g -2.8551* .09787 .000 -3.0861 -2.6240
10g : 10g -1.5217* .09787 .000 -1.7528 -1.2907
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .330.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
246
Rasa
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.2174
15g : 5g 69 4.5507
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.2174
15g : 5g 69 4.5507
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .330.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
10. Aroma Tahu
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
247
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Aroma Tahu
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 4.0870 .28810 23
10g : 10g 3.1304 .34435 23
5g : 15g 1.1739 .38755 23
Total 2.7971 1.26700 69
80% : 20% 15g : 5g 4.8261 .38755 23
10g : 10g 3.0435 .20851 23
5g : 15g 1.9130 .28810 23
Total 3.2609 1.24442 69
70% : 30% 15g : 5g 4.9565 .20851 23
10g : 10g 3.9565 .36659 23
5g : 15g 2.0000 .30151 23
Total 3.6377 1.27153 69
Total 15g : 5g 4.6232 .48814 69
10g : 10g 3.3768 .51739 69
5g : 15g 1.6957 .49421 69
Total 3.2319 1.30136 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Aroma Tahu
F df1 df2 Sig.
2.141 8 198 .056
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
248
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Aroma Tahu
F df1 df2 Sig.
2.141 8 198 .056
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Aroma Tahu
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 329.130a 8 41.141 412.682 .000
Intercept 2162.130 1 2162.130 2.169E4 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 24.464 2 12.232 122.696 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
297.855 2 148.928 1.494E3 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
6.812 4 1.703 17.081 .000
Error 19.739 198 .100
Total 2511.000 207
Corrected Total 348.870 206
a. R Squared = .943 (Adjusted R Squared = .941)
249
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Aroma Tahu
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.4638* .05376 .000 -.5907 -.3368
70% : 30% -.8406* .05376 .000 -.9675 -.7136
80% : 20% 90% : 10% .4638* .05376 .000 .3368 .5907
70% : 30% -.3768* .05376 .000 -.5038 -.2499
70% : 30% 90% : 10% .8406* .05376 .000 .7136 .9675
80% : 20% .3768* .05376 .000 .2499 .5038
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .100.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Aroma Tahu
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.7971
80% : 20% 69 3.2609
70% : 30% 69 3.6377
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.7971
80% : 20% 69 3.2609
70% : 30% 69 3.6377
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .100.
za. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
250
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Aroma Tahu
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggump
al_batu_tah
u_dan_asa
m_cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggump
al_batu_tah
u_dan_asa
m_cuka
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.2464* .08514 .000 1.0454 1.4474
5g : 15g 2.9275* .08514 .000 2.7265 3.1285
10g : 10g 15g : 5g -1.2464* .08514 .000 -1.4474 -1.0454
5g : 15g 1.6812* .08514 .000 1.4802 1.8822
5g : 15g 15g : 5g -2.9275* .08514 .000 -3.1285 -2.7265
10g : 10g -1.6812* .08514 .000 -1.8822 -1.4802
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .250.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Aroma Tahu
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3768
15g : 5g 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3768
15g : 5g 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .250.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
251
Aroma Tahu
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3768
15g : 5g 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.6957
10g : 10g 69 3.3768
15g : 5g 69 4.6232
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .250.
11. Aroma asam
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai
1 90% : 10% 69
2 80% : 20% 69
3 70% : 30% 69
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
1 15g : 5g 69
2 10g : 10g 69
3 5g : 15g 69
252
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Aroma Asam
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 3.8696 .34435 23
10g : 10g 2.8696 .34435 23
5g : 15g 1.0000 .00000 23
Total 2.5797 1.22961 69
80% : 20% 15g : 5g 4.7391 .68870 23
10g : 10g 2.9130 .28810 23
5g : 15g 1.7391 .44898 23
Total 3.1304 1.33849 69
70% : 30% 15g : 5g 4.8261 .38755 23
10g : 10g 3.6957 .70290 23
5g : 15g 2.0435 .36659 23
Total 3.5217 1.25568 69
Total 15g : 5g 4.4783 .65549 69
10g : 10g 3.1594 .60932 69
5g : 15g 1.5942 .55090 69
Total 3.0773 1.32702 207
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Aroma Asam
F df1 df2 Sig.
5.849 8 198 .000
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
253
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Aroma Asam
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka Mean Std. Deviation N
90% : 10% 15g : 5g 3.8696 .34435 23
10g : 10g 2.8696 .34435 23
5g : 15g 1.0000 .00000 23
Total 2.5797 1.22961 69
80% : 20% 15g : 5g 4.7391 .68870 23
10g : 10g 2.9130 .28810 23
5g : 15g 1.7391 .44898 23
Total 3.1304 1.33849 69
70% : 30% 15g : 5g 4.8261 .38755 23
10g : 10g 3.6957 .70290 23
5g : 15g 2.0435 .36659 23
Total 3.5217 1.25568 69
Total 15g : 5g 4.4783 .65549 69
10g : 10g 3.1594 .60932 69
5g : 15g 1.5942 .55090 69
a. Design: Intercept +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai +
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka +
Perbandingan_Biji_ketapang_dengan_kacang_ke
delai *
Perbandingan_Bahan_penggumpal_batu_tahu_d
an_asam_cuka
254
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Aroma Asam
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 323.720a 8 40.465 205.209 .000
Intercept 1960.237 1 1960.237 9.941E3 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai 30.908 2 15.454 78.372 .000
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
287.662 2 143.831 729.405 .000
Perbandingan_Biji_ketapang
_dengan_kacang_kedelai *
Perbandingan_Bahan_pengg
umpal_batu_tahu_dan_asam
_cuka
5.150 4 1.287 6.529 .000
Error 39.043 198 .197
Total 2323.000 207
Corrected Total 362.763 206
a. R Squared = .892 (Adjusted R Squared = .888)
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Aroma Asam
(I)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
(J)
Perbandinga
n_Biji_ketap
ang_dengan
_kacang_ke
delai
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 90% : 10% 80% : 20% -.5507* .07560 .000 -.7293 -.3722
70% : 30% -.9420* .07560 .000 -1.1206 -.7635
80% : 20% 90% : 10% .5507* .07560 .000 .3722 .7293
70% : 30% -.3913* .07560 .000 -.5698 -.2128
70% : 30% 90% : 10% .9420* .07560 .000 .7635 1.1206
80% : 20% .3913* .07560 .000 .2128 .5698
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .197.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
255
Aroma Asam
Perbandingan
_Biji_ketapan
g_dengan_ka
cang_kedelai N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 90% : 10% 69 2.5797
80% : 20% 69 3.1304
70% : 30% 69 3.5217
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 90% : 10% 69 2.5797
80% : 20% 69 3.1304
70% : 30% 69 3.5217
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .197.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Aroma Asam
(I)
Perbanding
an_Bahan_
penggump
al_batu_tah
u_dan_asa
m_cuka
(J)
Perbanding
an_Bahan_
penggump
al_batu_tah
u_dan_asa
m_cuka
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD 15g : 5g 10g : 10g 1.3188* .10330 .000 1.0750 1.5627
5g : 15g 2.8841* .10330 .000 2.6402 3.1279
10g : 10g 15g : 5g -1.3188* .10330 .000 -1.5627 -1.0750
5g : 15g 1.5652* .10330 .000 1.3213 1.8091
5g : 15g 15g : 5g -2.8841* .10330 .000 -3.1279 -2.6402
10g : 10g -1.5652* .10330 .000 -1.8091 -1.3213
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .368.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
256
Aroma Asam
Perbanding
an_Bahan_
penggumpal
_batu_tahu_
dan_asam_
cuka N
Subset
1 2 3
Tukey HSDa 5g : 15g 69 1.5942
10g : 10g 69 3.1594
15g : 5g 69 4.4783
Sig. 1.000 1.000 1.000
Duncana 5g : 15g 69 1.5942
10g : 10g 69 3.1594
15g : 5g 69 4.4783
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .368.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 69.000.
257
Lampiran 14.
DAFTAR NAMA PANELIS TIDAK TERLATIH UNTUK UJI KESUKAAN
No. Nama
1 Lestari Kusuma Dewi
2 Isnaini Nur Jannah
3 Chandra Bayu Pratama
4 Azizah Nur Isnaini
5 Afla Afifa Aminarta
6 Ika Nur Azizah
7 Farchan Bakti
8 Reza Wijayanto
9 Dhiah Nur Cahyani
10 Sinarya
11 Shofi Syahira
12 Melinia Nurfitriani
13 Rahma Meliana Fitriani
14 Herliana Agustin
15 Dwi Indah Mayang Bagti
16 Naufal Fairuz Maghribi
17 Elisa Ferdiana
18 Apri Rohmanto
19 Galuh Ramdhani
20 Lathifah Nur Amalia
21 Shela Febi Ansari
22 Alvin Syahnakri Sandy
23 Alya Damayanti
24 Febri Wahyu Saputro
25 Anggi Dwi Sulistyani
26 Meisinta Salsabila
27 Hind Farihah Janati
28 Adrian Eko Syahputra
29 Fitri Ramadani
30 Siti Nurjanah
31 Cykal Ayuningtyas
32 Tiara Astriningtyas
33 Rezza Khaerunisa
34 Nanang Wibawanto
35 Elvy Indriana Pratiwi
36 Desy Ratna
37 Khesita Lail Lintang
38 Dhika Rizky Alfauzy
39 Rona Adzkia Syahidah
40 Adela Genasti Pratiwi
41 Mega Fasa Listyani
42 Prawidya Tyas Utami
43 Intan Rana Hidayah
44 Suryani
45 Yusuf Ihza Mahendra
46 Lusia Vensan Ayusuasti
47 Thomas Candra Yudha
48 Muhammad Riza Ramadhan
49 Destya Kusuma
50 Mita Widiawati
51 Ahmad Rizkia Delbi
52 Wisesa Endian Prasetya
53 Dea Erlina Nur Atika
54 Inday Madani Putri
55 Fikih Dwi Ningrum
56 Eloi Stephani Sumarno
57 Hajar Nurhastuti
58 Dzikir Aji Pamukti
59 Ahmad Fahrudin
60 Nova Satria
61 Aji Pamungkas
62 Bayu Kristiyanto
63 Ari Budi Santosa
64 Sutarno
65 Darwanto
66 Wijiyanto
258
67 Totok Warsito
68 Hari Sasongko
69 Bekti Wahyu Kusumastuti
70 Agung Pambudi
71 Rini Dwi Aryanti
72 Andre Firmansyah
73 Prahardika
74 Andi Siswanto
75 Kusumastuti
76 Galih Septianto
77 Paryanto
78 Ibnu Muhammad
79 Darmadi
80 Afrifin Mustofa
259
Lampiran 15.
Formulir
Uji Kesukaan
Nama :
NIM :
Produk : Tahu Biji Ketapang
Tanggal :
Persayaratan :
Dihadapan saudara disajikan 1 sample Tahu dengan kode 128. Penilaian kesukaan
berdasarkan indikator warna, aroma, tekstur, dan rasa dari Tahu. Setiap memberikan
penilaian terhadap sample yang tersedia saudara diminta untuk minurn air putih terlebih
dahulu dan selanjutnya saudara diminta untuk menilai sesuai dengan kriteria yang
ditentukan dengan memberi tanda centang (V) kolom yang tersedia. Kejujuran dan kesedian
saudara dalam hal ini akan sangat membantu kami. Atas kerjasamanya anda kami
sampaikan terima kasih.
Peneliti
Alfian Cahyo Budi
NIM. 5401411116
260
No. Indikator Yang Dinilai Skor
Kode
Sample
128
1. Warna
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
2. Tekstur
a. Tekstur Bagian Luar
(1) Tingkat kehalusan
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
(2) Tingkat Kepadatan
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
261
(3) Tingkat Plastisitas
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
b. Tekstur Bagian Dalam
(1) Homogenitas Pori
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
(2) Kelembutan Pori
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
(3) Kepadatan
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
262
(4) Kerapuhan
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
3. Rasa
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
4. Aroma
g. Aroma Tahu
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
h. Aroma Asam
Suka 5
Cukup suka 4
Agak suka 3
Kurang suka 2
Tidak suka 1
263
Lampiran 16.
HASIL UJI KESUKAAN TAHU HASIL EKSPERIMEN OLEH PANELIS TIDAK TERLATIH
No. Nama Warna Tingkat
Kehalusan
Tingkat
Kepadatan
Tingkat
Plastisitan
Homogenitas
Pori
Kelembutan
Pori Kepadatan Kerapuhan Rasa
Aroma
Tahu
Aroma
Asam
1 Lestari Kusuma
Dewi 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
2 Isnaini Nur Jannah 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4
3 Chandra Bayu
Pratama 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4
4 Azizah Nur Isnaini 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5
5 Afla Afifa
Aminarta 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4
6 Ika Nur Azizah 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
7 Farchan Bakti 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4
8 Reza Wijayanto 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4
9 Dhiah Nur Cahyani 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4
10 Sinarya 5 5 4 5 4 5 4 3 5 5 4
11 Shofi Syahira 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 4
12 Melinia Nurfitriani 5 3 4 4 5 4 5 4 5 4 4
13 Rahma Meliana
Fitriani 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 4
14 Herliana Agustin 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5
15 Dwi Indah Mayang
Bagti 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4
16 Naufal Fairuz
Maghribi 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4
17 Elisa Ferdiana 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
18 Apri Rohmanto 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
264
19 Galuh Ramdhani 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4
20 Lathifah Nur
Amalia 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
21 Shela Febi Ansari 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4
22 Alvin Syahnakri
Sandy 3 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4
23 Alya Damayanti 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 5
24 Febri Wahyu
Saputro 4 5 5 4 5 4 5 3 4 3 4
25 Anggi Dwi
Sulistyani 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4
26 Meisinta Salsabila 3 4 4 4 5 3 4 5 5 4 4
27 Hind Farihah Janati 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
28 Adrian Eko
Syahputra 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5
29 Fitri Ramadani 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4
30 Siti Nurjanah 3 5 5 4 4 3 5 4 5 4 4
31 Cykal Ayuningtyas 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4
32 Tiara Astriningtyas 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4
33 Rezza Khaerunisa 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4
34 Nanang
Wibawanto 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4
35 Elvy Indriana
Pratiwi 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
36 Desy Ratna 4 4 5 5 4 3 5 5 5 5 4
37 Khesita Lail
Lintang 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
38 Dhika Rizky
Alfauzy 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4
39 Rona Adzkia
Syahidah 4 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4
265
40 Adela Genasti
Pratiwi 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
41 Mega Fasa Listyani 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5
42 Prawidya Tyas
Utami 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5
43 Intan Rana
Hidayah 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4
44 Suryani 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4
45 Yusuf Ihza
Mahendra 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4
46 Lusia Vensan
Ayusuasti 4 5 4 5 3 3 3 4 4 4 4
47 Thomas Candra
Yudha 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4
48 Muhammad Riza
Ramadhan 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4
49 Destya Kusuma 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4
50 Mita Widiawati 3 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4
51 Ahmad Rizkia
Delbi 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5
52 Wisesa Endian
Prasetya 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
53 Dea Erlina Nur
Atika 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4
54 Inday Madani Putri 3 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4
55 Fikih Dwi
Ningrum 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4
56 Eloi Stephani
Sumarno 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4
57 Hajar Nurhastuti 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5
58 Dzikir Aji Pamukti 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5
59 Ahmad Fahrudin 4 5 4 5 4 3 4 5 5 4 4
266
60 Nova Satria 5 4 4 3 5 5 3 4 4 5 4
61 Aji Pamungkas 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
62 Bayu Kristiyanto 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4
63 Ari Budi Santosa 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4
64 Sutarno 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4
65 Darwanto 5 4 5 3 5 5 4 5 4 4 4
66 Wijiyanto 4 4 5 5 4 5 3 5 4 4 4
67 Totok Warsito 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5
68 Hari Sasongko 4 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5
69 Bekti Wahyu
Kusumastuti 5 5 5 4 4 3 3 4 5 4 4
70 Agung Pambudi 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5
71 Rini Dwi Aryanti 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4
72 Andre Firmansyah 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4
73 Prahardika 5 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4
74 Andi Siswanto 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4
75 Kusumastuti 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4
76 Galih Septianto 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4
77 Paryanto 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4
78 Ibnu Muhammad 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 5
79 Darmadi 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4
80 Afrifin Mustofa 5 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4
Jumlah 336 341 354 339 333 329 328 346 359 339 333
N 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
Rerata 4.20 4.26 4.43 4.24 4.16 4.11 4.10 4.33 4.49 4.24 4.16
267
Persentase 84.0% 85.3% 88.5% 84.8% 83.3% 82.3% 82.0% 86.5% 89.8% 84.8% 83.3%
Kriteria CS S S S CS CS CS S S S CS
268
Lampiran 17. Hasil Uji Laboratorium Tahu Biji Ketapang Hasil Eksperimen
Terbaik
269
1. Siapkan Biji Ketapang yang
sudah di kupas kulit arinya
dan dicuci sampai bersih, serta
siapkan kacang kedelai yang
sudah direndam sebagai
substituen.
Lampiran 18. Proses Pembuatan Tahu Biji Ketapang
A. Tahap Persiapan
2. Siapkan pula batu tahu dan
asam cuka sebagai bahan
penggumpal tahu.
Asam Cuka
Batu Tahu
Biji Ketapang
Kacang Kedelai
270
B. Tahap Proses Produksi
C. Tahap Penyaringan
Haluskan Biji ketapang dengan substitusi kacang kedelai sampai
halus dan sampai menjadi susu biji ketapang dengan menggunakan
blender. Kemudian tuang kedalam panci untuk proses penyaringan.
Setelah proses penghalusan, kemudian dilakukan proses penyaringan
menggunakan kain saring yang bersih sampai sisa air berwarna
bening serta pada kain saringmeninggalkan ampas dengan tekstur
yang lembut.
271
D. Perebusan Sari Biji Ketapang
Rebus Susu Biji Ketapang hingga mendidih
E. Penggumpalan Susu Biji Ketapang
Setelah mendidih, tambahkan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka sesuai
takaran yang ditentukan. Aduk hingga muncul gumpalan-gumpalan, kemudian
tuang ke dalam cetakan tahu.
F. Proses Pencetakan
272