51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Serbuk 1 RESEP 1 Pada praktikum kali ini praktikan membuat sediaan berupa serbuk bagi (pulveres), yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI III,hal 23) Pada resep ini bahan-bahannya adalah Pulv. Acidov II yang komposisinya terdiri dari Asam Asetilsalisilat dan Serbuk Candu Majemuk (Opium). Zat-zat aktif dalam resep ini adalah : Asetosal berfungsi sebagai : - Analgetikum : Obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpa menimbulkan ketidaksadaran - Antiperitikum : Obat yang menormalkan suhu tubuh pada saat demam. 199

Pemba Has An

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembahasan

Citation preview

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Serbuk 1RESEP 1

Pada praktikum kali ini praktikan membuat sediaan berupa serbuk bagi (pulveres), yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI III,hal 23)Pada resep ini bahan-bahannya adalah Pulv. Acidov II yang komposisinya terdiri dari Asam Asetilsalisilat dan Serbuk Candu Majemuk (Opium).

Zat-zat aktif dalam resep ini adalah : Asetosal berfungsi sebagai : Analgetikum : Obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpa menimbulkan ketidaksadaran Antiperitikum : Obat yang menormalkan suhu tubuh pada saat demam.

Serbuk candu majemuk (Opium) berfungsi sebagai antisitivum

Zat tambahan yang digunakan adalah : Sachharum Lactis berfungsi sebagai pemanis

Dalam pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, ditimbang semua bahan sesuai perhitungan, kemudian Opium di gerus ad homogen di mortir dengan menambahkan SL yang berfungsi sebagai zat tambahan dan pemanis. Lalu kemudian campurkan bahan tadi dengan asetosal dan gerus kembali hingga homogen. Bagi serbuk masing-masing menjadi 2 bagian sama banyak, lalu bagi lagi menjadi 5 bagian karena dibuat menjadi 10 bungkus untuk pemakaian secara oral (melalui mulut) hasil sediaan yang diperoleh praktikan serbuknya halus dan homogen dengan tidak terdapatnya butiran-butiran kasar dan semua tercampur rata. Sehingga sudah sesuai dengan yang diinginkan. Serbuk yang dihasilkan berwarna kecoklatan dibuat sebanyak 10 bungkus. Puyer yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam plastik klip dan diberi etiket. Obat ini berkhasiat untuk meredakan batuk yang disertai demam, diminum setelah makan 3 x sehari 1 bungkus dan disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung.

RESEP 2Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan serbuk dilakukan sesuai dengan resep yang ada. Pada resep 2, praktikan membuat sediaan serbuk dengan bahan Camphora, Zinci oxydum, Amylum, Acid. Salyc dan Talc. venet.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Camphora berfungsi sebagai antiiritan. Zinci oxydum berfungsi sebagai antiseptikum lokal Acid. Salyc berfungsi sebagai keratolitikum dan anti fungi

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Talc. venet berfungsi sebagai zat pengering untuk meningkatkan free glowing. Amylum berfungsi sebagai zat tambahan.

Untuk Zinc Oxydum dan Talc diayak terlebih dahulu sebelum ditimbang. Zinc Oxydum diayak dengan pengayak no. 100 yaitu ayakan untuk serbuk halus. Karena Zinc Oxydum higroskopis atau menyerap karbondioksida di udara, agar tidak membentuk ZnO3 yang akan menggumpal dan membuat sediaan menjadi tidak halus. Sedangkan Talc diayak dengan pengayak no. 120 yaitu ayakan untuk serbuk sangat halus (IMO, hal.33). Pengayakan sediaan ini bertujuan untuk menghilangkan butiran kasar, karena pada bedak tabur tidak boleh ada butiran kasar yang dapat mengiritasi kulit.Untuk Acid. Salyc dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol 95% agar dalam pengerjaannya tidak menyebabkan rangsangan terhadap selaput lendir hidung dan mata sehingga menimbulkan bersin.Adapun cara pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang diperlukan praktikum, setelah itu ditimbang semua bahan yang diperlukan dalam praktikum. Lakukan pengayakan untuk zinci oxydum menggunakan ayakan no. 100. Diambil Acid. Salyc teteskan 10 tetes etanol sampai larut gerus ad halus sebelum spiritus menguap tambahkan sebagian talkum gerus ad homogen, sisihkan. Gerus kamper tetesi dengan 2 tetes etanol sampai larut gerus sebentar lalu tambahkan amylum gerus ad homogen, sisihkan. Diambi Zinco oxydum yg telah diayak masukkan kedalam mortir gerus ad homogen. Tambahkan campuran kamfer dan acid. salyc gerus ad homogen kemudian masukkan sisa talkum gerus ad homogen dan dimasukkan ke dalam pot plastik. Diberi etiket biru karena untuk pemakaian luar.Obat ini berkhasiat untuk mengatasi biang keringat ditaburkan pada bagian luar tubuh . jangan ditelan dan terkena mata. Simpanlah obat pada tempat yang sejuk dan kering.

RESEP 3Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk. Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan Natrii Bromid, GG tab dan Elaeosacch. Anisi Zat-zat aktif yang digunakan adalah : Natrii Bromid berfungsi sebagai sedativum yaitu despresan sistem syaraf pusat untuk meningkatkan relaksasi yang nyaman. GG tab berfungsi sebagai ekspektoran.

Zat-zat tambahan yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pemanis. Oleum Anisi berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pengaroma.

Untuk pengerjaan yang berbahan natrii bromid terlebih dahulu dilakukan pemanasan mortir dengan tujuan agar serbuk kasar atau granul yang mengandung bahan larut air dalam bentuk campuran kering mudah digerus di dalam mortir.

Adapun cara pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum. Dilakukan pemanasan mortir dengan cara tuangi mortir dan stamper dengan air panas, lalu buang air panas dan keringkan dengan serbet bersih. Setelah itu masukkan natrii bromid gerus ad halus ditambahkan laktosa gerus ad homogen, sisihkan. Gerus GG tab ad halus kemudian masukkan campuran natrii bromid gerus ad homogen. Tunggu mortir dingin masukkan oleum anisi sebanyak 2 tetes gerus ad homogen. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak yang bertujuan mempermudah dalam langkah selanjutnya, masing-masing bagian dibagi menjadi 5 bagian yang sama dibungkus dengan kertas perkamen. Dikemas dan diberi etiket warna putih lalu dimasukkan dalam kantong klip, pada penandaan etiket tertera tidak boleh diulang tanpa resep dokter karena merupakan obat keras. Dan ditandai bahwa obat diminum 2 kali sehari 1 bungkus. Efek samping dapat menyebabkan kantuk. Obat disimpan ditempat sejuk dan bila sakit berlanjut segera hubungi dokter.

B. Serbuk 2RESEP 1Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI edisi III, 23).Pada resep ini bahan-bahannya adalah loco Inzana Tab yang komposisinya terdiri dari Asetosal, Glisina dan ditambah kan karmin sebagai pengenceran. Zat-zat aktif yang digunakan adalah : Aspirin yang berfungsi sebagai : Analgetikum : obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpamenimbulkan ketidaksadaran Antiperitikum : obat yang menormalkan suhu tubuh pada saatdemam.

Glisina berfungsi mendeteksifikasi hati dengan jalan mengikat radikal bebas dan toksin, serta mempercepat pertumbuhan luka.Zat-zat tambahan yang digunakan adalah: Saccharum Lactis berfungsi sebagai pemanis. Carmin berfungsi sebagai zat pewarna.Dalam pengerjaanya terlebih dahulu dilakukan pengenceran oleh karmin dan laktosa, dan sisa karmin (250 mg) dibungkus tersendiri. Glisina ditambahkan sebagian laktosa dan digerus hingga homogen bagitu pun hal nya yang sama dilakukan pada Aspirin, ditambahkan juga sisa laktosa dan digerus hingga halus dan homogen. Kemudian masukkan semua bahan yang sudah digerus homogen beserta dengan pengenceran karmin dan digerus kembali hingga homogen. Serbuk yang dihasilkan berwarna merah muda yang menandakan homogenitas zat, kemudian dibuat sebanyak 10 bungkus. Puyer yang sudah di bungkus masukkan kedalam plastik klip dan diberi etiket. Obat ini berkhasiat untuk demam dan meringan kan nyeri kepala, nyeri gigi dll, diminum setelah makan 3 x sehari 1 bungkus dan disimpan ditempat yang sejuk dan terhidar dari sinar matahari langsung.

RESEP 2Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk tabur (pulvis adspersorius), yaitu serbuk ringan yang bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI edisi III, 24).Bahan-bahan yang digunakan pada resep ini adalah Mentol, Camphora, Zinc Oxydum (ZnO), Balsam Peru, Asetosal dan Peppermint Oil. Menthol dan Camphora berkhasiat sebagai antiiritan, Zinc Oxydum berkhasiat sebagai antiseptikom local, sedangkan Asetosal berkhasiat keratolitikum dan anti fungi.Untuk Zinc Oxydum dan Talc diayak terlebih dahulu sebelum ditimbang. Zinc Oxydum diayak dengan pengayak no. 100 yaitu ayakan untuk serbuk halus. Karena Zinc Oxydum higroskopis atau menyerap karbondioksida di udara, agar tidak membentuk ZnO3 yang akan menggumpal dan membuat sediaan menjadi tidak halus. Sedangkan Talc diayak dengan pengayak no. 120 yaitu ayakan untuk serbuk sangat halus (IMO, hal.33). Pengayakan sediaan ini bertujuan untuk menghilangkan butiran kasar, karena pada bedak tabur tidak boleh ada butiran kasar yang dapat mengiritasi kulit.Camphora dan Menthol termasuk bahan yang bersifat eutektikum, yaitu bahan yang memiliki titik lebur rendah, sehingga dalam pengerjaannya Menthol dan Camphora digerus bersamaan sampai mencair, ini juga memudahkan pengerjaan sediaan ini. Setelah campuran ini mencair dikeringkan dengan Seng Oksida dan gerus hingga homogen. Lakukan jugan pada Asetosal dan Balsam Peru digerus hingga homogen dan tambahkan etanol (95%) dan keringkan dengan sisa ZnO. Campurkan campuran Kamfer+Mentol dan Asetosal+Balsam Peru dan tambahkan Pepermint oil 1 tetes gerus hingga homogen. Dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam pot yang sudah ditimbang pot kosongnya. Kemudian ditimbang berat akhir pot dan diberi etiket biru untuk pemakaian luar. Penggunaan obat ini dengan cara menaburkan tipis-tipis pada bagian yang sakit dan tidak boleh untuk kulit yang terbuka.

RESEP 3Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk. Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan Asam Asetilsalisiat, Fenobarbital, Efedrin tab Zat-zat aktif yang digunakan adalah : Asam Asetilsalisilat berfungsi sebagai : Analgetikum : obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpamenimbulkan ketidaksadaran. Antiperitikum : obat yang menormalkan suhu tubuh pada saat demam.

Fenobarbital berfungsi sebagai hipnotikum dan sedativum Efedrin berfungsi sebagai sempatomimetikum.

Zat-zat tambahan yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pemanis.

Dalam pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum. Dilakukan penghalusan efedrin tab dengan cara digerus hingga homogen dan halus, kemudian Fenobarbital dan tambahkan sebagian laktosa di gerus hingga homogen. Asetosal dan sisa laktosa dilakukan penggerusan dan masukkan semua campuran efedrin tab dan fenobarbital dan kembali digerus hingga halus. Serbuk dikeluarkan. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak yang bertujuan mempermudah dalam langkah selanjutnya, masing-masing bagian dibagi menjadi 5 bagian yang sama dibungkus dengan kertas perkamen. Dikemas dan diberi etiket warna putih lalu dimasukkan dalam kantong klip, pada penandaan etiket tertera tidak boleh diulang tanpa resep dokter karena merupakan obat keras. Dan ditandai bahwa obat diminum 2 kali sehari 1 bungkus. Efek samping dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung, susah tidur dan gangguan berkemih. Obat disimpan ditempat sejuk dan bila sakit berlanjut segera hubungi dokter.

C. Serbuk 3RESEP 1Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI edisi III, 23).Pada resep ini bahan-bahannya adalah Cafmosol yang komposisi bahannya terdiri dari Asetaminofen dan Trimetilxantin serta di tambahkan karmin sebagai pengenceran asetosal. Khasiat zat ini untuk mengurangi rasa nyeri seperti nyeri kepala, sakit gigi dan lain-lain. (ISO, 7)Zat-zat aktif dalam resep ini adalah : Asetaminofen atau parasetamol berkhasiat sebagai : analgetikum, yaitu obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpa menimbulkan ketidaksadaran. (Ansel, 634), antipiretikum, yaitu obat yang menormalkan suhu tubuh pada saat demam (Ansel, 638). Trimetilxantin atau coffein berfungsi menstimulan syaraf pusat, kardiotonikum. Teofilin berfungsi sebagai spasmolifikum bronkialZat-zat tambahan yang digunakan dalam resep ini adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai pemanis Carmin berfungsi sebagai pewarna

Dalam pengerjaanya terlebih dahulu dilakukan pengenceran oleh karmin dan laktosa, dan sisa karmin (250 mg) dibungkus tersendiri. Kemudian masukkan kofein ke dalam mortir, gerus halus. Tambahkan sebagian laktosa, gerus homogen, keluarkan (campuran 1). Dimasukkan Theophyllin, gerus halus, ditambahkan campuran 1, gerus homogen. Dimasukkan asetaminofen dalam lumpang, gerus homogen. Dimasukkan sisa laktosa dalam lumpang, gerus homogen. Dimasukkan hasil pengenceran karmin dalam lumping, gerus homogen, keluarkan. Bagi serbuk sama banyak menjadi 10 bagian, bungkus rapi. Dimasukkan dalam sak plastik, beri etiket putih, tandai 4 x sehari, bungkus sesudah makan.

RESEP 2Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan serbuk dilakukan sesuai dengan resep yang ada. Pada resep 2, praktikan membuat sediaan serbuk dengan bahan Opii Tinct dan saccharum lactis.Zat aktif dalam resep ini adalah : Opii Tinct berfungsi sebagai narkotikum; antitosivum

Zat tambahan dalam resep ini adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai pemanis

Untuk pengerjaan Opii Tinct pertama-tama dipanaskan mortir, dengan cara memasukkan air panas dalam mortir hingga dinding mortir terasa panas yang bertujuan mempermudah penguapan Opii Tinct. Dimasukkan Opii Tinct dalam cawan, letakkan di penangas air, diuapkan hingga 1/3 nya. Dimasukkan SL sebagian sambil di aduk-aduk di cawan. Keluarkan, masukkan dalam lumpang yang sudah panas. Gerus halus. Ditambahkan SL, sisanya gerus sampai terjadi serbuk. Keluarkan. Dibagi di kertas perkamen sebanyak 10 bungkus sama rata. Dibungkus rapi, dimasukkan dalam sak plastik. Diberi etiket putih, tandai 3 x sehari 1 bungkus bila perlu.

RESEP 3Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk. Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan Ergotamin Tartrat, coffein, saccharum lactis, oleum anisi. Zat-zat aktif yang digunakan adalah : Ergotamin Tartrat berfungsi sebagai oksitoksikum; simpatolitikum. Coffein berfungsi sebagai kardiotonikum.

Zat-zat tambahan yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pemanis. Oleum Anisi berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pengaroma.

Adapun cara pengerjaannya, pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum. Dibuat pengenceran Ergotamin Tartrat 0,5 mg, dengan cara dimasukkan 50 mg Ergotamin tambahkan SL, gerus homogen, keluarkan. Timbang hasil pengenceran 50 mg dimasukkan 50 mg dari pengenceran 50 mg, sisanya bungkus sendiri. Ambil 4 g gula + 2 tetes oleum anisi, gerus hingga rata, sisihkan. Dibuat pengenceran Ergotamin Tartrat 0,5 mg, dengan cara dimasukkan 50 mg Ergotamin tambahkan SL, gerus homogen, keluarkan. Timbang hasil pengenceran 50 mg. Dimasukkan 50 mg dari pengenceran 50 mg, sisanya bungkus sendiri. Ambil 4 g gula + 2 tetes oleum anisi, gerus hingga rata, sisihkan. Dimasukkan Elaeosacchara Anisi dalam lumpang 4 g laktosa dan 2 tetes Oleum Anisi, gerus ad homogen. Dimasukkan coffein dalam lumpang gerus, tambahkan Elaeosacchara Anisi sebagian, gerus homogen. Dimasukkan coffein dalam mortir, gerus hingga halus, ditambahkan sisa Elaeosacchara Anisi homogen. Dimasukkan campuran di no.5 dalam lumpang, gerus homogen. Dikeluarkan. Bagi serbuk sebanyak 10 bungkus. Bagi sama rata, bungkus rapi, masukkan dalam sak plastik. Beri etiket putih. Tandai 3 x sehari 1 bungkus.

D. Serbuk 4RESEP 1Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI III, 23).Zat-zat aktif dalam resep ini : Sulfadiazin yang berfungsi sebagai anti bakteri. Bisumt.Subcarbonat yang berkhasiat sebagai antasidum; adstrigen pada saluran pencernaan. Natrii Bicarbonat yang berkhasiat sebagai antasidum.Zat-zat tambahan yang digunakan adalah : Elaeosacch foeniculli yang berfungsi sebagai karminahuumDalam pengerjaannya terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan, ditimbang seluruh bahan sesuai perhitungan, dibuat serbuk percobaan, digerus Bismut Subkarbonat dengan sebagian SL gerus ad homogen, keluarkan (Campuran 1), kemudian gerus Natrium Bikarbonat dengan sebagian SL ad homogen, tambahkan campuran 1 gerus ad homogen. Dimasukkan hasil percobaan, tambahkan sulfadiazin gerus ad homogen, tetesi Oleum Foeniculli 5 tetes, gerus ad homogen. serbuk di kemas, dimasukkan dalam pot dan diberi etiket putih.

RESEP 2Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan serbuk dilakukan sesuai dengan resep yang ada. Pada resep 2, praktikan membuat sediaan serbuk dengan bahan Belladonnae Ext dan Metampiron.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini : Belladonnae Ext yang berkhasiat sebagai parasimpatomimetik. Metampiron yang berkhasiat sebagai analgetik; antipiretik.Zat-zat tambahan yang digunakan : Saccharum Lactis yang berfungsi sebagai pemanis.Dalam pengerjaannya, pertama-tama disiapkan alat dan bahan kemudian timbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Dipanaskan mortir agar Ext. Belladon ketika dimasukkan ke dalam mortir menjadi kering kemudian diserbukkan dengan penambahan zat tambahan yang cocok, dengan cara memasukkan air panas dalam mortir hingga mortir terasa panas lalu buang air. Keringkan. Encerkan Ext. Belladon ditambahkan etanol 70 % (IMO, 38 39) lalu masukkan dalam mortir panas, gerus ad larut lalu tambahkan sebagian SL, gerus ad homogen (Campuran 4). Tambahkan metampiron ke dalam campuran no.4, gerus ad homogen, lalu tambahkan sisa SL, gerus ad homogen. Bagi serbuk menjadi 2 bagian sama rata lalu bagi masing-masing menjadi 5 bagian sama rata, lalu kemas dalam plastik klip dan beri etiket putih.

RESEP 3Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk. Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan INH dan Vitamin B6.Zat-zat aktif dalam resep ini adalah : INH yang berkhasiat sebagai anti tuberklosa. Vit B6 yang berkhasiat sebagai komponen vitamin B kompleks.Zat-zat tambahan yang digunakan dalam resep ini adalah : Saccharum Lactis yang berkhasiat sebagai pemanis. Karmin yang berkhasiat sebagai pewarnaCara pengerjaannya pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum. Dibuat pengenceran karmin dan sisanya dibungkus. Sisihkan. Ditimbang 1 tab Vit B6 (Apabila beratnya < 100 mg dibuat pengenceran 1 :10), tambahkan SL 400 mg, ambil 1 bungkus. Sisanya di bungkus sendiri (Campuran 1). Digerus tablet Vit B6, tambahkan sebagian SL gerus ad homogen. Sisihkan (Campuran 2). INH diamsukkan dalam mortir gerus ad halus, tambahkan sisa SL, gerus ad homogen, masukkan pengenceran karmin dan campuran no.1 dan no.2, kemudian gerus ad homogen. Diambil serbuk 500 mg (ditimbang) (IMO, 35) dibungkus, kemudian serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama dengan penimbangan dan masing-masing bagian dibagi menjadi 7 bagian yang sama rata, dibungkus. Serbuk dikemas dalam sak plastik dan diberi etiket putih.

E. Serbuk 5RESEP 1Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI III, 23). Dengan bahan kloramfenikol dan parasetamol.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Kloramfenikol berfungsi sebagai Parasetamol berfungsi sebagai

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis. Carmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu dilakukan pengenceran karmin untuk melihat homogenitas bahan yang tidak berwarna seperti Kloramfenikol dan parasetamol adalah bahan yang berwarna putih. Setelah itu dilakukan penimbangan bahan untuk menentukan laktosa yang diperlukan pada setiap bahannya. Untuk obat antibiotik proses pengerjaannya dilakukan terpisah, oleh karena itu laktosa yang dibutuhkan masing-masing bahan itu berbeda. dan selain itu untuk obat anti biotik cara pemakaiannya harus dihabis kan meski efek terapi dan kesembuhan sudah didapatkan pasien. Setelah kita mengetahui bobot Klramfenikol dan Parasetamolnya berapa maka kita lakukan cara kerja seperti biasa yang kita lakukan. Dimasukkan Kloramfenikol caps gerus halus dan tambahkan SL yang dibutuhkan, kemudian tambahkan hasil pengenceran karmin (250 mg) gerus hingga homogen. Bungkus rapi, kemas dan beri etiket putih. Lakukan lagi pengerjaan yang sama terhadap Parasetamol yang berfungsi menghilangkan rasa nyeri. Gerus PCT tab hingga halus , masukkan SL yang dibutuhkan gerus homogen dan tambahkan karmin sebagai pewarna gerus kembali hingga benar-benar homogen. Kemas dan beri etiket putih.

RESEP 2Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk yang syarat serbuk itu harus lah halus dan homogen. Bahan-bahan yang digunakan pada resep ini adalah Aluminii Kalii Sulfas (Tawas), Menthol, Thymol, Sodium Lauryl Sulfate, dan Boric acid. Pada resep ini bahan yang dihasilkan haruslah benar-bernar halus bebas dari butiran kasar, karena pemakaiannya sebagai obat luar dan untuk kulit.Asam borat berfungsi sebagai antiseptikum ekstern dan pada konsentrasi jenuh berkhasiat bakteriostatis lemah. Asam borat dapat diabsorpsi oleh kulit yang rusak, terutama pada bayi dan anak kecil, untuk kemudian ditimbun dalam tubuh sebagai racun kumulatif. Oleh karenanya penggunaannya dalam bedak tabur dan salep tidak dianjurkan lagi bagi anak bayi dan anak kecil. Begitupun halnya dengan Thymol yang berfungsi kuat dan kadang-kadang masih digunakan sebagai antiseptikum kulit.Tawas atau Aluminii Kalii Sulfas berfungsi sebagai adstrigen sedang kan Menthol berfungsi sebagai anti iritasi.Dalam pengerjaannya Asam borat terlebih dahulu diayak pada ayakan no. 100 kemudian ambil hasil ayakan dan gerus halus dengan ditambahkan tawas, lalu sisihkan (campuran 1). Lakukan penggerus halus terhadap Sodium Lauryl Sulfat dan sisihkan. Kemudian masukkan Mentol dan thymol kedalam mortir gerus hingga mencair dan keringkan dengan campuran 1 gerus hingga kering dan homogen kemudian masukkan kembali Sodium Lauryl Sulfat yang sudah digerus halus. Setelah semua bahan sudah tercampur dan homogen, lalu serbuk dimasukkan kedalam pot dengan terlebih dahulu pot ditimbang sebelum dan sesudah ada isinya. Dihitung selisihnya, dikemas dan beri etiket biru (Pemakaian Luar). RESEP 3Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk. Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan Opii TinctZat-zat aktif yang digunakan adalah : Aminofilin yang berfungsi sebagai Bronkodilator, Antispasmodikum, dan Diuretikum. Prednison berfungsi sebagai Adrenoglukokortikoidum CTM berfungsi sebagai Antihistaminikum

Zat-zat tambahan yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai zat tambahan yaitu pemanis.

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah itu ditimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum. Lakukan kembali penimbangan setiap bahannya karena berupa tablet. Setelah mendapatkan bobot setiap bahannya dan telah selesai menentukan Laktosa yang dibutuhkan, lakukanlah proses pengerjaanya. Untuk resep ini tidak perlu memerlukan karmin sebagai pewarna karena bahan yang ada sudah berwarna. Dimasukkan Aminofilin tab gerus halus dan tambahkan Laktosa secukupnya gerus hingga homogen, sisihkan. Gerus halus Prednison tab didalam mortir dan tambahkan Laktosa gerus kembali hingga homogen, sisihkan. Dan terakhir dimasukkan CTM tab kedalam lumpang gerus halus dan tambahkan sisa Laktosa yang ada gerus hingga homogen. Lalu masukkan semua bahan yang telah digerus tadi kedalam lumpang dan gerus hingga benar-benar homogen dan tercampur semua bahan yang ada. Serbuk dibungkus rapi, dikemas dan beri etiket putih.

F. Kapsul 1RESEP 1Pada praktikum kali ini membuat sediaan Kapsul (capsulae) yaitu bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. (FI edisi III, 5).Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan kapsul dilakukan sesuai dengan resep yang ada. Pada resep 1, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Atropin Sulfat dan Papaverin tab.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Atropin sulfat berfungsi sebagai parasimpatolitikum. Papaverin tab berfungsi sebagai spasmolitikum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis. Carmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu dilakukan pengenceran karmin untuk melihat homogenitas bahan yang tidak berwarna seperti Atropin sulfat dan Papaverin tab adalah bahan yang berwarna putih. Dalam proses pengerjaannya pertama-tama, disiapkan semua alat dan bahan. Ditimbang semua bahan yang diperlukan untuk perhitugan. Ditimbang bobot 1 tab papaverin, kemudian dilakukan pengenceran karmin (diambil 200 mg) sisa dibungkus tersendiri. Dilakukan pengenceran Atropin sulfat (diambil 300 mg) sisanya dibungkus tersendiri. Papaverin tab digerus halus, ditambahkan sebagian SL gerus ad homogen. Dimasukkan pengenceran Atropin sulfat dengan ditambahkan sisa SL grus homogen dan masukkan pengenceran karmin, gerus hingga homogen. Serbuk dibagi menjadi 6 bungkus sama rata, kemudian dimasukkan kedalam cangkang kapsul No 0 ditutup dan bersihkan. Dikemas rapi dan beri etiket putih.RESEP 2Pada resep 2, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Asetosal dan UrotropinZat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Asetosal berfungsi sebagai Analgetik dan Antipiretikum. Urotropin berfungsi sebagai Antiseptikum saluran kemih.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis. Carmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu dilakukan pengenceran karmin untuk melihat homogenitas bahan yang tidak berwarna seperti Asetosal dan Urotropin adalah bahan yang berwarna putih. Setelah itu dilakukan penimbangan bahan untuk menentukan laktosa yang diperlukan pada setiap bahannya. Untuk obat antibiotik (asetosal) proses pengerjaannya dilakukan terpisah, oleh karena itu laktosa yang dibutuhkan masing-masing bahan itu berbeda. dan selain itu untuk obat antibiotik cara pemakaiannya harus dihabiskan meski efek terapi dan kesembuhan sudah didapatkan pasien. Dalam pengerjaan untuk kapsul yang berisi asetosal pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Ditimbang semua bahan. Dilakukan pengenceran karmin (diambil 250 mg. Digerus Asetosal dengan SL ad homogen + pengenceran karmin. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing dibagi menjadi 2 bagian, kemudian masing-masing bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak. Dimasukkan kedalam cangkang kapsul No. 1, dibersihkan, dikemas rapi. Diberi etiket putih.Untuk pengerjaan kapsul yang berisi Urotropin pertama-tama disiapkan alat dan bahan, ditimbang semua bahan. Dilakukan pengenceran karmin (diambil 250 mg). Digerus Urotropin dengan SL ad homogen + pengenceran karmin. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing dibagi menjadi 2 bagian, kemudian masing-masing bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak. Dimasukkan kedalam cangkang kapsul No. 4, dibersihkan, dikemas rapi. Diberi etiket putih.

RESEP 3Pada resep 3, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Asetosal, Luminal dan Codein.

Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Asetosal berfungsi sebagai Analgetik dan Antipiretikum. Luminal berfungsi sebagai Hipnotikum; Sedativum. Codein berfungsi sebagai Antitusivum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis. Carmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama. Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Dilakukan pengenceran karmin (diambil 250 mg) sisa dibungkus tersendiri. Asetosal digerus halus, tambahkan sebagian SL gerus homogen, sisihkan. Codein digerus halus, ditambahkan sebagian SL, gerus homogen, sisihkan Luminal gerus halus ditambahkan sisa SL gerus hingga homogen. Masukkan campuran No. (3), (4), dan (5) gerus hingga homogen. Serbuk ditimbang seluruhnya kemudian dicari bobot rata-rata 1 bungkus, kemudian ditimbang untuk 1 bungkus, sisanya dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak dengan penimbangan, lalu masing-masing bagian dibagi menjadi 7 bungkus yang sama banyak. Dimasukkan kedalam cangkang kapsul No. 00, ditutup, bersihkan. Dikemas dan beri etiket putih.

G. Kapsul 2RESEP 1Pada praktikum kali ini membuat sediaan Kapsul (capsulae) yaitu bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. (FI edisi III, 5).Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan kapsul dilakukan sesuai dengan resep yang ada. Pada resep 1, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan -tokoferol dan Oleum cocos.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : -tokoferol berfungsi sebagai Antioksidan, Vitamin E.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Oleum cocos sebagai zat tambahan

Dalam proses pengerjaannya terlebih dahulu disiapkan semua alat dan bahan. Ditimbang cawan porselin kosong, ditara hingga 4 g. dimasukkan -tokoferol dalam cawan porselin sampai setara 4 g. Sisihkan, lalu dimasukkan Oleum cocos dalam gelas beker. Sisihkan kemudian dimasukkan Oleum cocos sebanyak 2 tetes pada tiap kapsul. Ditambahkan -tokoferol sebanyak 9 tetes pada tiap kapsul. Dimasukkan dalam cangkang kapsul no.0, dibersihkan. Dikemas, diberi etiket putih.RESEP 2Pada resep 2, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Enalapril Maleat dan HCT tab.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Enalapril Maleat berkhasiat sebagai Antihipertensi. HCT tab berkhasiat sebagai diuretikum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis. Karmin yang berfungsi sebagai bahan tambahan pewarna.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan, ditimbang semua bahan sesuai perhitungan, dilakukan pengenceran karmin (diambil 200 mg) sisanya dibungkus sendiri yang bertujuan untuk melihat homogenitas bahan yang tidak berwarna seperti Enalapril Maleat dan HCT tab adalah bahan yang berwarna putih. Setelah itu dimasukkan Enalapril, gerus halus dan tambahkan sebagian Laktosa, gerus hingga homogen (campuran 1). Sisihkan. Dimasukkan HCT Tab, gerus halus. Masukkan campuran ke campuran 1 , gerus ad homogen, tambahkan sisa SL dan hasil pengenceran karmin, gerus ad homogen. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian sama rata melalui penimbangan. Kemudian dibagi lagi menjadi 5 bagian sama rata. Dimasukkan serbuk kedalam cangkang kapsul, ditutup dan dikemas dengan rapi. Beri etiket putihRESEP 3Pada resep 3, praktikan membuat sediaan kapsul dengan bahan Tinct.Opii dan Demorfan tab. Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Tinct.Opii berkhasiat sebagai Narkotikum. Demorfan tab berkhasiat sebagai Antitusifum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Saccharum lactis berfungsi sebagai corringes saporis.

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama. Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Digerus demorfan tab dalam mortir, gerus ad halus, tambahkan sebagian SL gerus ad homogen. Dipanaskan mortir dan stamfer (diberi air panas), lalu diamkan hingga dinding mortir terasa panas, dibuang airnya lalu dibersihkan dengan serbet, pemanasan ini bertujuan agar Tinctura Opii ketika ketika dimasukkan ke dalam mortir menjadi kering kemudian diserbukkan dengan penambahan zat tambahan yang cocok. Dimasukkan Tinctura Opii ke dalam cawan porselin, kemudian ditimbang sebanyak 7500 mg, lalu diuapkan diatas penangas air ad 1/3 bagian (sampai kental), lalu ditambahkan sebagian laktosa, diaduk terus hingga Tinctura menyatu dan kering (IMO,39). Dipindahkan campuran no 5 ke dalam mortir panas, lalu tambahkan sisa SL, gerus ad homogen. Dimasukkan Demorfan tab yang telah digerus, lalu gerus ad homogen. Serbuk ditimbang, dihitung bobot rata-rata 1 bungkus, ditimbang sesuai dengan bobot rata-rata yang terbungkus. Sisanya dibagi 2 bagian yang sama dengan penimbangan keudian dibagi menjadi 7 bagian yang sama rata. Dimasukkan dalam cangkang kapsul. Dibersihkan. Dikemas, diberi etiket putih

H. Salep RESEP 1Pada praktikum kali ini membuat sediaan Salep adalah sediaan setengah padat yang dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. (Farmakope Indonesia edisi III).Pada praktikum farmasetika dasar, pembuatan salep dilakukan sesuai dengan resep yang ada. Pada resep 1, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Prednisoni Ungt, Basitrasin, Paraffin liquidum, dan Vaselin flavum.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Basitrasin berfungsi sebagai Antibiotikum. Prednison Ungt. berfungsi sebagai Adrenoglukokortikoidum. Paraffinum liquidum berfungsi sebagai Lausativum.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Vaseline flavum sebagai zat tambahan.

Dalam proses pengerjaannya terlebih dahulu disiapkan semua alat dan bahan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dilakukan pengencran Prednison dengan Vaseline (campuran no.3), sisanya dibungkus tersendiri. Basitrasin dimasukkan dalam mortir, ditambahkan Paraffin gerus ad homogen, ditambahkan sisa Vaseline sedikit demi sedikit, ditambahkan campuran no. 3, gerus ad homogen. Ditimbang pot, sebelum dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya. Dikemas, diberi etiket biru.

RESEP 2Pada resep 2, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Lignocaine HCl, Lanolin, Asam Salisilat, Seng Oksida, Pati Singkong, Vaselin Kuning, dan Aquadest.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Lignocaine HCl yang berkhasiat sebagai Anestetikum lokal. Asam Salisilat yang berkhasiat sebagai Keratolitikum, Anti fungi. Seng Oksida yang berkhasiat sebagai Antiseptikum lokal.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Pati Singkong yang berfungsi sebagai zat tambahan. Lanolin yang berfungsi sebagai zat tambahan. Aquadest yang berfungsi sebagai zat tambahan. Vaseline yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan, untuk ZnO diayak terlebih dahulu dengan ayakan no.100. Ditara cawan porselin pada timbangan, lalu dimasukkan Vaseline kuning sampai setara 4800 mg dipanaskan diatas penangas air sampai meleleh/melebur. Dimasukkan Asam Salisilat dalam mortir, ditetesi etanol 95% 3 tetes ad larut dikeringkan dengan amylum gerus, ditambahkan ZnO, gerus ad homogen. Sisihkan. Digerus Lignocaine dengan air dalam mortir, setelah larut. Dimasukkan Adeps lanae dalam mortir, dimasukkan campuran no.4 gerus ad homogen. Dimasukkan Vaselin sedikit demi sedikit, gerus ad dingin dan homogen. Ditimbang pot sebelum dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya. Dikemas, diberi etiket biru.

RESEP 3Pada resep 3, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Metil Salisilat, Mentol, Kamfer, Vaseline Album dan Oleum eucalyptol.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Mentol berkhasiat sebagai antiiritan. Kamfer berkhasiat sebagai antiiritan. Metil Salisilat yang berfungsi sebagai antiiritan.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Vaseline Album yang berfungsi sebagai zat tambahan. Oleum eucalyptol yang berfungsi sebagai zat tambahan.

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama. Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Mentol, Kamfer digerus ad mencair, ditambahkan Metil Salisilat, gerus ad larut, kemudian dimasukkan Vaseline sedikit demi sedikit, gerus ad homogen. Diteteskan Oleum eucalyptol 3 tetes, digerus ad homogen. Dimasukkan dalam pot, timbang sebelum dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya. Dikemas, diberi etiket biru.

RESEP 4Pada resep 4, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Vioform, Stearic acid, Cetyl alcohol, Mineral oil, Glycerin, Triethanolamine, Methyl Paraben, Propyl Paraben, Vanillin dan Aqua.Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Vioform berkhasiat sebagai antiamuba.

Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Stearic acid sebagai zat tambahan. Cetyl alcohol sebagai zat tambahan. Mineral oil sebagai zat tambahan. Glycerin sebagai zat tambahan. Triethanolamine sebagai zat tambahan. Methyl Paraben sebagai zat pengawet. Propyl Paraben sebagai zat pengawet. Vanilin berkhasiat sebagai zat tambahan.

Proses pengerjaannya adalah pertama-tama. Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan. Mortir dan stamper dipanaskan dengan cara diberi air panas, dilakukan pemanasan mortir karena setiap bahan yang dibuat melalui peleburan harus menggunakan mortir panas dan digerus hingga dingin. Dibuat Fase minyak dengan cara mencampurkan Stearic acid, Propyl paraben, cetyl alkohol, mineral oil di dalam cawan porselen, lalu dileburkan diatas penangas air. Dibuat fase air dengan cara mencampurkan vanillin, methyl paraben, glycerin, tea dan air didalam beker gelas, lalu dileburkan diatas pengangas air. Dimasukkan fase minyak kedalam mortir panas, aduk ad homogen, ditambahkan fase air sedikit demi sedikit aduk hingga dingin dan homogen, sisihkan (campuran 1). Vioform digerus halus dalam mortir, kemudian masukkan campuran 1, gerus ad homogen. Masukkan cream dalam pot, timbang sebelum dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya. Dikemas dan beri etiket biru.

RESEP 5Pada resep 5, praktikan membuat sediaan salep dengan bahan Piroxicam, Propylene glycol, Methocel 2% gel serta Air yaitu Air Panas dan Air Es

Zat-zat aktif yang digunakan dalam resep ini, yaitu : Proxicam yang berkhasiat sebagai analgetis, antipiretis dam anti radang kuat.Zat-Zat tambahan lain yang digunakan adalah : Methocel yang berfungsi sebagai zat tambahan. Propilenglikol yang berfungsi sebagai pelarut.

Dalam proses pengerjaannya adalah terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan Piroxicam dalam mortir gerus halus dan tambahkan Propylene glycol gerus ad larut (campuran no. 3). Sisihkan. Dimasukkan air panas 3,2 ml didalam mortir lalu taburkan Methocel aduk ad larut dan tambahkan air es 6,6 ml aduk ad homogen. Ditambahkan campuran No. 3, gerus homogen. Sediaan dimasukkan dalam pot yang telah ditimbang sebelum dan sesudah ada isinya, hitung selisihnya. Dikemas dan beri etiket biru.

214