Upload
claresta-hilary
View
37
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pembagian segmen dalam perancangan jembatan rangka baja
Citation preview
Pembagian Segmen dan Proses PenyatuannyaOleh : Hendro Hadiyatmo
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pembagian segmen struktur jembatan, hal
ini bertujuan untuk mempermudah proses pelaksanaan dilapangan. Dengan pembagian
segmen para pekerja akan lebih mudah memahami bagian-bagian pekerjaan yang harus
mereka lakukan. Selain itu resiko tertukarnya material dapat diminimalisir sehingga kesalahan
pemasangan dapat dihindari. Dalam praktek baja II yang telah dilaksanakan struktur jembatan
yang direncakana dibagi kedalam 6 segmen yaitu Segmen 1, Segmen 2, Segmen 3, Segmen 4,
Segmen 5, dan Segmen 6. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian segmen ini dapat dilihat
dalam gambar berikut :
Gambar. Rencana Pembagian Segmen
Berikut ini adalah penjelasan mengenai penamaan batang dan plat sambung yang terdapat
pada setiap segmen :
1. Segmen 1 terdiri atas :
Gambar.Segmen 1
- Batang B1 - Pelat A - Pelat G
- Batang V1 - Pelat B - Pelat J
- Batang D1 - Pelat C
2. Segmen 2 terdiri atas :
Gambar.Segmen 2
- Batang B2 - Pelat C
- Batang V2 - Pelat D
- Batang D2 - Pelat G
- Batang A1 - Pelat J
3. Segmen 3 terdiri atas :
Gambar.Segmen 3
- Batang B2 - Pelat E - Pelat K
- Batang V3 - Pelat F
- Batang D2 - Pelat H
- Batang A2 - Pelat I
4. Segmen 4 terdiri atas :
Gambar.Segmen 4
- Batang B2 - Pelat D - Pelat K
- Batang V4 - Pelat C
- Batang D2 - Pelat H
- Batang A3 - Pelat I
5. Segmen 5 terdiri atas :
Gambar.Segmen 5
- Batang B2 - Pelat B
- Batang V5 - Pelat C
- Batang D2 - Pelat G
- Batang A4 - Pelat J
6. Segmen 6 terdiri atas :
Gambar.Segmen 6
- Batang B1 - Pelat A
- Batang D1 - Pelat G
- Pelat J
Setelah pembagian segmen dilakukan maka proses perakitan dapat dilakukan.
Semua bagian stuktur akan dirakit hingga terbentuk segmen-segmen sesuai dengan
perencanaan sebelumnya. Jika semua bagian segmen sudah dirakit barulah proses
penyatuan segmen dapat dilakukan sehingga terbentuk suatu struktur jembatan yang
kokoh. Dalam praktek baja 2 proses penyatuan segmen dilakukan dengan cara semi
konvensional. Beberapa pekerjaan dilakukan secara manual dan selebihnya
menggunakan bantuan alat kerja. Penggunaan alat ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa dalam pemilihan dan penggunaan alat yang tepat dalam
pelaksanaan serta mempercepat pekerjaan yang ada sehingga pekerjaan dapat selesai
tepat waktu. Adapun pelaksanaan perakitan segmen dan penggabungan antar segmen
adalah sebagai berikut :
1. Perakitan Segmen 1
Langkah pertama dalam perakitan ini adalah menggabungkan batang D1 dan B1
dengan menggunakan pelat sambungan A yang sekaligus berfungsi sebagai tumpuan.
Kemudian bagian ini akan digabungkan lagi dengan pelat V1 dengan menggunakan
pelat sambungan B dan C. Proses penyambungan dilakukan dengan menggunakan
sambungan baut. Penyambungan baut dilakukan secara manual menggunakan kunci
pas
Gambar.Perakitan Awal Segmen 1
Pada setiap batang tekan dilakukan perkuatan dengan memasang pelat kopel pada
bagian tengah batang. Penyambungan ini menggunakan baut sebagai struktur
sambungannya. y
Jika perakitan sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah merangkai sisi bagian
seberangnya. Kemudian kedua sisi ini disatukan menggunakan batang-batang cross
girder yang sudah direncanaan.
Gambar.Penggabungan Frame Kanan dan Kiri Segmen 1
Setelah pemasangan cross girder langkah selanjutnya adalah memasasang bracing
pada bagian bawah struktur jembatan. Hal ini bertujuan untuk memberi kekauan pada
struktur jembatan sehingga membentuk satu kesatuan segmen yang kokoh..
Gambar.Hasil Perakitan Segmen 1
2. Perakitan Segmen 2
Setelah segmen 1 selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah merakit
segmen 2 yang langsung disambungkan dengan segmen 1. Cara pelaksanaannya tidak
jauh berbeda dengan segmen 1, langkah pertamanya adalah merangkai 1 sisi daerah
segmen 2 terhadap segmen 1 dengan menggunakan pelat sambungan B dan C.
Gambar. Perakitan Awal Segmen 2
Jika 1 sisi telah selesai dikerjakan langkah selanjutnya adalah merakit sisi di
sebelahnya. Setelah kedua sisi selesai dikerjakan satukan kedua sisi tersebut
menggunakan batang cross girder yang telah direncanakan.
Gambar. Pemasangan Cross Girder Segmen 2
Setelah cross girder terpasang barulah dilakukan pemasanan bracing pada bagian
bawah struktur jembatan. Hal ini bertujuan untuk memberi kekauan pada struktur
jembatan sehingga membentuk satu kesatuan segmen yang kokoh.
Gambar. Pemasangan Bracing Segmen 2
3. Perakitan Segmen 3
Setelah segmen 2 selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah merakit
segmen 3 yang langsung disambungkan dengan segmen 2. Cara pelaksanaannya tidak
jauh berbeda dengan segmen 2, langkah pertamanya adalah merangkai 1 sisi daerah
segmen 3 terhadap segmen 2 dengan menggunakan pelat sambungan D dan C.
Gambar. Perakitan Awal Segmen 3
Setelah pekerjaan dilaksanakan pada satu sisi, langkah selanjutnya adalah merakit
sisi yang berada diseberangnya. Jika kedua sisi telah selesai satukan kedua sisi
tersebut menggunakan batang cross girder yang telah direncanakan.
Gambar. Pemasangan Cross girder Segmen 3
Setelah pemasangan cross girder selesai barulah pemasangan bracing dilakukan.
Pada daerah bentang bracing yang dibuat berbeda dengan bracing pada segmen 1
ataupun segmen 2, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai estetika yang ada.
Berikut adalah pemasangan bracing pada tengah bentang struktur jembatan.
Gambar. Pemasangan Bracing Segmen 3
4. Perakitan Segmen 4, 5, dan 6
Pada dasarnya perakitan segmen $, 5, dan 6 sama seperti segmen 1,2, dan 3. Hal
ini disebabkan karena struktur jembatan yang dibuat adalah simetris sehingga
proses pengerjaannya sama. Dalam praktek baja 2 yang telah dilaksanakan
perakitan dibagi menjadi 2 tahap yaitu perakitan segmen 1,2,3 dan segmen 4,5,6.
Jika kedua tahap ini telah diselesaikan maka akan dilaksanakan penggabungan
segmen agar struktur menjadi utuh dan dapat digunakan.
Gambar. Perakitan Segmen 4
Gambar. Perakitan Segmen 5
Gambar. Perakitan Segmen 6
5. Penggabungan Segmen Tahap 1 dan Tahap 2
Penggabungan segmen ini dilakukan setelah segmen tahap 1 dan tahap 2 selesai
dilakukan. Penggabungan segmen dilakukan tanpa alat bantu launcher,
pelaksanaannya dilakukan secara semi konvensional. Kedua tahap segmen tersebut
didekatkan dan diletakkan sesuai dengan kedudukan lubang baut yang ada. Proses
ini dilakukan secara manual dan menggunakan alat uji beton sebagai alat bantu
dalam mengatur kedudukan lubang baut.
Gambar. Pengaturan Kedudukan Lubang Baut
Setelah semua baut telah sesuai dengan lubangnya maka langkah selanjutnya
adalah menyesuaikan kedataran dari segmen tahap 1 dan tahap 2. Jika seluruh
segmen sudah datar dan lurus barulah proses pengencangan baut dapat dilakukan
dengan alat bantu mesin pemasang baut.
Gambar. Proses Pengencangan Baut
Setelah Semua prose dilakukan barulah struktur rangka batang yang direncanakan
siap untuk dibebani oleh lantai dan seluruh beban yang akan bekerja diatasnya.
Gambar. Hasil Pelaksanaan Perakitan Rangka Batang