Upload
danghuong
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBAGIAN URUSANPEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI
DAN PEMERINTAH KAB/KOTABIDANG KESEHATAN (GIZI DAN KIA)
Disampaikan pada :SEMILOKA
REVISI PP 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN DAN NSPKYOGYAKARTA, 30 JUNI – 2 JULI 2011
oleh :SEKRETARIS DITJEN BINA GIKIA
SISTIMATIKA
1. RESTRUTURISASI KEMENTERIAN
KESEHATAN
2. KEBIJAKAN, SASARAN STRATEGIS,
DAN KEGIATAN POKOK DITJEN BINA
GIKIA
3. PEMBAGIAN URUSAN KESEHATAN
BIDANG GIKIA
4. NSPK
1. RESTRUTURISASI
KEMENTERIAN KESEHATAN
2. SASARAN STRATEGIS,
KEBIJAKAN, DAN KEGIATAN
POKOK DITJEN BINA GIKIA
3. PEMBAGIAN URUSAN BIDANG
GIKIA
4. NSPK
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 1144/MENKES/PER/VIII/2010
TANGGAL : 19 Agustus 2010
STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL
BINA UPAYA KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL
BINA GIZI DAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
INSPEKTORAT JENDERAL
SEKRETARIAT JENDERAL
DIT
BADAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KESEHATAN
BADAN
PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
PUSAT PUSAT
INSPEKTORAT
SEKRETARIAT
ITJEN BIRO
PERENCANAAN DAN
ANGGARAN
BIRO
KEPEGAWAIAN
BIRO
HUKUM DAN
ORGANISASI
BIRO
UMUM
BIRO
KEUANGAN DAN
BARANG MILIK NEGARA
DIREKTORAT
PUSATPUSAT
DATA DAN
INFORMASI
PUSATPUSAT
INTELIGENSIA
KESEHATAN
PUSATPUSAT
KERJASAMA
LUAR NEGERI
PUSAT
PENANGGULANGAN
KRISIS KESEHATAN
PUSAT
PENANGGULANGAN
KRISIS KESEHATAN
PUSAT
JAMINAN KESEHATAN
PUSAT
PEMBIAYAAN DAN
JAMINAN KESEHATAN
PUSATPUSAT
KOMUNIKASI
PUBLIKKESEHATAN HAJI
PUSAT
KESEHATAN HAJI
SEKRETARIAT
DITJEN
DIREKTORAT JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN
PUSATPUSAT
PROMOSI
KESEHATAN
DITDIREKTORATDITDIREKTORAT
STAF AHLII
1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan
Globalisasi;
2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan
Masyarakat;
3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko
Kesehatan;
4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan &Desentralisasi;
5. Staf Ahli Bid. Mediko Legal.
SEKRETARIAT
DITJENSEKRETARIAT
DITJEN
SEKRETARIAT
BADAN
SEKRETARIAT
DITJEN
SEKRETARIAT
BADAN
DITDIREKTORAT
STRUKTUR ORGANISASI DITJEN BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU & ANAK
DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
Direktorat
Bina Gizi
Direktorat
Bina KesehatanIbu
Direktorat
Bina KesehatanAnak
Direktorat BinaPelayananKesehatanTradisional,
Alternatif, danKomplementer
UPT:
BKTM
DirektoratBina
KesehatanKerja Dan Olahraga
UPT:
BKOM
Sekretariat DirektoratJenderal
KEDUDUKAN DAN TUGAS DITJEN GIKIA
(Permenkes 1144/MENKES/PER/VIII/2010)
1. KEDUDUKAN, Direktorat Jenderal adalah unsurpelaksana yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan dan dipimpinoleh Direktur Jenderal
2. TUGAS, merumuskan serta melaksanakankebijakan dan standardisasi teknis di bidangpembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak.
FUNGSI DITJEN GIKIA
(Permenkes 1144/MENKES/PER/VIII/2010)
1. PERUMUSAN KEBIJAKAN di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak;
2. PELAKSANAAN KEBIJAKAN di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak;
3. PENYUSUNAN NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak;
4. PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS DAN EVALUASI di bidang pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak; dan
5. PELAKSANAAN ADMINISTRASI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
A. Tugasmelaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunannorma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis danevaluasi di bidang bina gizi.
B. Fungsi1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina gizi makro, gizi mikro, gizi klinik,
dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi;2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina gizi makro, gizi mikro, gizi klinik, dan
konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi;3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina gizi
makro, gizi mikro, gizi klinik, dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi;4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina gizi makro, gizi mikro, gizi
klinik, dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi;5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina gizi
makro, gizi mikro, gizi klinik, dan konsumsi makanan, serta kewaspadaan gizi;6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
TUGAS DAN FUNGSI
DIREKTORAT BINA GIZI
A. Tugasmelaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar,prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina kesehatan ibu.
B. Fungsi1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan
nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, serta binaperlindungan kesehatan reproduksi;
2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibu bersalin dan nifas, binakesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluarga berencana, serta binaperlindungan kesehatan reproduksi;
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina kesehatan ibu hamil,bina kesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, binakeluarga berencana, serta bina perlindungan kesehatan reproduksi;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina kesehatan ibu hamil, bina kesehatan ibubersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, bina keluargaberencana, serta bina perlindungan kesehatan reproduksi;
5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina kesehatan ibu hamil, binakesehatan ibu bersalin dan nifas, bina kesehatan maternal dengan pencegahan komplikasi, binakeluarga berencana, serta bina perlindungan kesehatan reproduksi; dan
6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
TUGAS DAN FUNGSI
DIREKTORAT BINA KESEHATAN IBU
A. Tugasmelaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur dankriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang bina kesehatan anak
B. Fungsi1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina kelangsungan hidup bayi, bina kelangsungan hidup
anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko, bina kualitas hidup anakusia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak;
2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina kelangsungan hidup bayi, bina kelangsungan hidup anak balitadan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko, bina kualitas hidup anak usiasekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak;
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina kelangsungan hidupbayi, bina kelangsungan hidup anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balitaberisiko, bina kualitas hidup anak usia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina kelangsungan hidup bayi, bina kelangsunganhidup anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko, bina kualitashidup anak usia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak;
5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina kelangsungan hidup bayi,bina kelangsungan hidup anak balita dan pra sekolah, bina kewaspadaan penanganan balita berisiko,bina kualitas hidup anak usia sekolah dan remaja, serta bina perlindungan kesehatan anak; dan
6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
TUGAS DAN FUNGSI
DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK
A. Tugasmelaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan norma,standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang binapelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer.
B. Fungsi1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina pelayanan kesehatan tradisional
keterampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanan kesehatanalternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan;
2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina pelayanan kesehatan tradisional keterampilan, binapelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanan kesehatan alternatif dankomplementer, bina penapisan dan kemitraan;
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina pelayanankesehatan tradisional keterampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, binapelayanan kesehatan alternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina pelayanan kesehatan tradisionalketerampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanan kesehatanalternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan;
5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina pelayanan kesehatantradisional keterampilan, bina pelayanan kesehatan tradisional ramuan, bina pelayanankesehatan alternatif dan komplementer, bina penapisan dan kemitraan; dan
6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
TUGAS DAN FUNGSI
DIREKTORAT TRADKOM
A. Tugasmelaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma,standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina kesehatankerja dan olahraga.
B. Fungsi1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina pelayanan kesehatan kerja, bina kapasitas
kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatan kerja, dan bina kesehatanperkotaan dan olahraga;
2. pelaksanaan kegiatan di bidang bina pelayanan kesehatan kerja, bina kapasitas kerja, binalingkungan kerja, bina kemitraan kesehatan kerja, dan bina kesehatan perkotaan danolahraga;
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina pelayanankesehatan kerja, bina kapasitas kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatankerja, dan bina kesehatan perkotaan dan olahraga;
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang bina pelayanan kesehatan kerja, binakapasitas kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatan kerja, dan bina kesehatanperkotaan dan olahraga;
5. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina pelayanankesehatan kerja, bina kapasitas kerja, bina lingkungan kerja, bina kemitraan kesehatankerja dan bina kesehatan perkotaan dan olahraga; dan
6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
TUGAS DAN FUNGSI
DIREKTORAT KESJA DAN OLAH RAGA
MDG 2015
Poverty & Hunger
EDUCATION
GENDER
CHLD HEALTH
Maternal Health
Comm. Diseases
ENVIRONMENT
PARTNERSHIP
8 Tujuan
Menurunnya AKB menjadi 24 per 1000
KH
23 per 1000 KH
Menurunnya AKI menjadi
118 per 100.000 kh
102 per 100.000 KH
Menurunnya prevalensi gizi-kurang pada anak balita
menjadi 15%.
15% padaanak balita
RPJMN 2010 – 2014PERPRES No: 5/2010
INDIKATOR MDG’s 2015
1. RESTRUTURISASI
KEMENTERIAN KESEHATAN
2. SASARAN STRATEGIS,
KEBIJAKAN, DAN KEGIATAN
POKOK DITJEN BINA GIKIA
3. PEMBAGIAN URUSAN BIDANG
GIKIA
4. NSPK
SASARAN STRATEGIS (1)
N
O
INDIKATOR TARGET
2011
TARGET
2012
TARGET
2014
1 Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) 70% 75% 85%
2 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100% 100% 100%
3 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 67% 70% 80%
4 Persentase 6-59 bulan dpt kapsul vitamin A 78% 80% 90%
5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 86% 90% 95%
6 Persentase RT yang mengonsumsi garam beryodium 77% 80% 90%
7 Persentase bulin ditolong nakes (cakupan Pn) 86% 88% 90%
8 Persentase bumil mendapat ANC (cakupan K1)96%
9 Persentase bumil ANC 4 kali (cakupan K4) 88% 90% 95%
10 Persentase faskes yan KB sesuai standar 40% 75% 100%
15
SASARAN STRATEGIS (2)
N
O
INDIKATOR TARGET
2011
TARGET
2012
TARGET
2014
11 Persentase bufas dapat pelayanan (cakupan KF)86%
12 Persentase komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas
yang ditangani (cakupan PK) 63%
13 Persentase PUS menjadi peserta KB aktif (CPR)62%
14 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 86% 88% 90%
15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 85% 86% 90%
16 Cakupan Pelayanan Kesehatana Anak Balita 80% 81% 85%
17 Cakupan SD/MI melaksanakan Penjaringan Siswa
Kelas 1.
90% 92% 95%
16
SASARAN STRATEGIS (3)
N
O
INDIKATOR TARGET
2011
TARGET
2012
TARGET
2014
18 Persentase Kab/Kota yang memiliki minimal 4
Puskesmas mampu laksana PKPR (Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja)
60% 70% 90%
19 Persentase kab/kota yang memiliki 2 puskesmas yang
mampu tatalaksana kasus Kekerasan terhadap Anak
(KtA)
40% 60% 90%
20 Jumlah Puskesmas yang melaksanakan upaya
kesehatan kerja di wilayah industri
384 480 672
21 Jumlah Puskesmas yang melaksanakan upaya
kesehatan olahraga
176 208 240
17
SASARAN STRATEGIS (4)
NO INDIKATOR TARGET
2011
TARGET
2012
TARGET
2014
22 Cakupan kab/kota yang
menyelenggarakan program bina
yankestrad
20% 30% 50%
23 Jumlah RS yang menyelenggarakan
yankestrad yang aman dan bermanfaat
sebagai pelayanan kesehatan alternatif
dan komplementer
36 46 70
18
KEBIJAKAN
DITJEN BINA GIZI DAN KIA
1. Integrasi pelayanan gizi, KIA, kesehatan kerja &olahraga, serta kestradkom untuk menjamintercapainya universal coverage program gizi dan KIAdengan pendekatan pelayanan perawatan secara terusmenerus
2. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumberdaya/dana untuk menjamin pencapaian akses dankualitas pelayanan kesehatan gizi dan KIA olehmasyarakat secara berkualitas dan berkeadilan
19
KEBIJAKANDITJEN BINA GIZI DAN KIA (2)
3. Meningkatkan manajemen program pelayanankesehatan dasar dan rujukan dalam melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif guna mencapai cakupan semesta program gizi danKIA berkualitas.
4. Meningkatkan pemberdayaan, pengetahuan dan perilaku keluarga dan masyarakat dalam lingkup terkait Gizi dan KIA
20
STRATEGI
1. Menerapkan pelayanan integratif dengan
pendekatan pelayanan/perawatan yang terus
menerus dalam pelayanan kesehatan yang
berbasis:• pelayanan/perawatan yang terus menerus sesuai dengan
siklus kehidupan.
• pelayanan/perawatan yang terus menerus sesuai dengan
alur yang ada, sesuai/meliputi tempat pelayanan dan rujukan
2. Menyelesaikan peraturan turunan UU 36/2009
dan Penyusunan NSPK
21
1. Perbaikan status gizi masyarakat, melalui:
a) Pendidikan gizi masyarakat terutama tentang
ASI Eksklusif, Makanan Pendamping ASI,
Pemantauan Pertumbuhan dan Gizi
Seimbang;
b) Suplementasi gizi terutama kapsul vitamin A
untuk anak 6-59 bulan dan ibu nifas, serta
tablet Fe untuk inu hamil;
c) Tatalaksana kasus gizi kurang dan gizi buruk
melalui pemberian makanan tambahan
pemulihan dan tatalaksana gizi buruk rawat
inap dan rawan jalan22
KEKEGIATAN POKOKGIATAN POKOK (1)(1)
KEKEGIATAN POKOKGIATAN POKOK (2)(2)
2. Peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi:
a) Peningkatan pelayanan antenatal berkualitasdalam mendukung Jampersal
b) Peningkatan persalinan ditolong oleh tenagakesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertamadalam mendukung Jampersal
c) Penanganan komplikasi kehamilan, persalinan,dan nifas di tingkat pertama dalam mendukungrujukan ke tingkat lanjutan
d) Pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinandalam mendukung Jampersal
e) Pelayanan kesehatan reproduksi terpadu yangresponsif gender, termasuk pelayanan KBberkualitas
3. Upaya penurunan AKB & AK Balita, melalui:
a) Peningkatan kualitas yankes bayi baru lahir
b) Peningkatan Cakupan pelayanan kesehatanbayi dan balita
4. Upaya peningkatan kualitas hidup anak usia sekolah& remaja, melalui:
a) Usaha Kesehatan Sekolah
b) Puskesmas Pelayanan Kesehatan PeduliRemaja (PKPR)
5. Upaya peningkatan akses pelayanan bagi anakberkebutuhan khusus, melalui:
a) Puskesmas mampu menangani korbankekerasan, membina anak cacat, panti &Lapas
KEKEGIATAN POKOKGIATAN POKOK (3)(3)
KEKEGIATAN POKOKGIATAN POKOK (4)(4)
6. Peningkatan kesehatan kerja dan olahraga:
a) Perluasan jangkauan kesehatan reproduksi di
tempat kerja
b) Peningkatan kapasitas SDM
c) Pemberdayaan masyarakat pekerja dan
komunitas olahraga
d) Kemitraan
e) Penguatan desentralisasi upaya kesehatan
kerja dan olahraga
1. RESTRUTURISASI
KEMENTERIAN KESEHATAN
2. SASARAN STRATEGIS,
KEBIJAKAN, DAN KEGIATAN
POKOK DITJEN BINA GIKIA
3. PEMBAGIAN URUSAN
KESEHATAN BIDANG GIKIA
4. NSPK
PP 38 TAHUN 2007
1.Urusan pemerintahan terdiri atas urusanpemerintahan yang sepenuhnya menjadikewenangan Pemerintah dan urusanpemerintahan yang dibagi bersama antartingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
2.Kesehatan adalah urusan pemerintahan yangdibagi bersama antar tingkatan dan/ataususunan pemerintahan.
PP 38 TAHUN 2007
Pasal 4 ayat (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan teknisuntuk masing-masing sub bidang atau sub sub bidangurusan pemerintahan diatur dengan peraturanmenteri/kepala lembaga pemerintahan nondepartemen yang membidangi urusan pemerintahanyang bersangkutan setelah berkoordinasi denganMenteri Dalam Negeri.
PP 38 TAHUN 2007
SUB BIDANG SUB-SUB BIDANG
1 Upaya Kesehatan a Pencegahan dan pemberantasanPenyakit
b Lingkungan Sehat
c Perbaikan Gizi Masyarakat
d Pelayanan KesehatanPerorangan dan Masyarakat
2 PembiayaanKesehatan
a Pembiayaan Kesehatan Masyarakat
3 Sumber DayaManusia Kesehatan
a Peningkatan Jumlah, Mutu dan PenyebaranTenaga Kesehatan
PP 38 TAHUN 2007
SUB BIDANG SUB-SUB BIDANG
4 Obat dan PerbekalanKesehatan
a Ketersediaan, Pemerataan, Mutu Obat dan Keterjangkauan Harga Obat Serta Perbekalan Kesehatan
5 PemberdayaanMasyarakat
a Pemberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat Berperilaku Hidup Sehat danPengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
6 ManajemenKesehatan
a Kebijakan
UU NOMOR 36 TAHUN 2009
1. pelayanan kesehatan; 2. pelayanan kesehatan tradisional;3. peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit;4. penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan;5. kesehatan reproduksi;6. keluarga berencana;7. kesehatan sekolah;8. kesehatan olahraga;9. pelayanan kesehatan pada bencana;10. pelayanan darah;11. kesehatan gigi dan mulut;12. penanggulangan gangguan penglihatan
dan gangguan pendengaran;
13. kesehatan matra;
14. pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan;
15. pengamanan makanan dan minuman;
16. pengamanan zat adiktif;
17. bedah mayat.
18. Kesehatan ibu, bayi, anak, Remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat
19. Gizi
20. Kesehatan Kerja
21. Kesehatan jiwa
22. Penyakit menular dan tidak menular
23. Kesehatan lingkungan
UPAYA KESEHATAN
PERUBAHAN LAMPIRAN PP 38 TAHUN 2007
1. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL,
ALTERNATIF, DAN KOMPLEMENTER
2. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA
KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK
YANG MEMBUTUHKAN PERLINDUNGAN
3. UPAYA KESEHATAN IBU
4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
5. UPAYA KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN
KOMPLEMENTER
Kewenangan:
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Pembuatan
kebijakan bidang
Pelayanan
Kesehatan
Tradisional,
Alternatif, dan
Komplementer
1. Koordinasi,
pengelolaan, dan
fasilitasi bidang
Pelayanan
Kesehatan
Tradisional,
Alternatif, dan
Komplementer
1. Penyelenggaraan
dan fasilitasi
bidang Pelayanan
Kesehatan
Tradisional,
Alternatif, dan
Komplementer
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
2. Pengelolaan
Upaya Pelayanan
Kesehatan
Tradisional skala
nasional
3. Pengelolaan
upaya pelayanan
kesehatan
alternatif dan
komplementer
skala nasional
2. Pengelolaan dan
koordinasi Upaya
Pelayanan
Kesehatan
Tradisional
Keterampilan dan
Ramuan skala
provinsi
3. Pengelolaan dan
bimbingan upaya
pelayanan
kesehatan alternatif
dan komplenter
skala provinsi
2. Penyelenggaraan dan
evaluasi upaya pelayanan
Kesehatan Tradisional
Keterampilan dan Ramuan
skala kabupaten/kota
3. Penyelenggaraan dan
evaluasi upaya Pelayanan
Kesehatan Alternatif dan
Komlplementer skala
kabupaten/kota
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN
KOMPLEMENTER (1)KOMPLEMENTER (1)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
4. Pengelolaan, pemantauan, evaluasi, penapisan dankemitraan pelayanankesehatan tradisional skalanasional
5. Pengelolaan pemberdayaandalam pemanfaatan TOGA dan pengobatan mandiri(selfcare) secara tradisionalskala nasional
6. Membuat sistem pelaporanupaya pelayanan kesehatantradisional, alternative dankomplementer
4. Pengelolaan dan Bimbinganpenapisan dan kemitraanpelayanan kesehatantradisional skala provinsi
5. Pengelolaan dan Bimbingandalam pemanfaatan TOGA dan pengobatan mandiri(selfcare)secara tradisonalskala provinsi
6. Bimbin gan dan fasilitasisistem pelaporan upayapelayanan kesehatantradisional, alternative dankomplementer
4. Identifikasi dan evaluasipelayanan tradisional spesifikdaerah dan kemitraan skalaKabupaten/Kota
5. Penyelenggaran d bimbingandan evaluasi pemanfaatanTOGA dan pengobatanmandiri (selfcare)secaratradisional skalakabupaten/kota
6 Menyelenggarakan sistempelaporan upaya pelayanankesehatan tradisional, alternative dankomplementer
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN
KOMPLEMENTER (2)KOMPLEMENTER (2)
UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN
PERLINDUNGAN
Kewenangan:
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Pembuatan kebijakan
pelayanan kesehatan
di bidang kesehatan
bayi dan anak, remaja,
anak sekolah, dan
anak yang
membutuhkan
perlindungan skala
nasional dan lintas
provinsi
1. Pengelolaan dan
fasilitasi di bidang
kesehatan bayi dan
anak, remaja, anak
sekolah, dan anak
yang membutuhkan
perlindungan skala
provinsi dan lintas
kabupaten/kota
1. Pengelolaan dan
Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
untuk bayi dan anak,
remaja, anak sekolah,
dan anak yang
membutuhkan
perlindungan di
fasilitas pelayanan
kesehatan dasar dan
rujukan
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
2. Pembinaan manajemen kesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindungan tentang perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi skala nasional dan lintas provinsi
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria sertapembinaan sistem rujukankesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anak yang membutuhkan perlindunganskala nasional dan lintas provinsi
2. Pembinaan manajemen
kesehatan bayi dan anak,
remaja, anak sekolah, dan anak
yang membutuhkan
perlindungan tentang
perencanaan, implementasi,
monitoring dan evaluasi skala
provinsi dan lintas
kabupaten/kota
3. Penyelenggaraan, fasilitasi dan
Pembinaan sistem rujukan
kesehatan bayi dan anak, remaja,
anak sekolah, dan anak yang
membutuhkan perlindungan skala
provinsi dan lintas kabupaten/kota
2. Penyelenggaraan manajemenkesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anakyang membutuhkanperlindungan tentangperencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi sesuaistandar.
3. Penyelenggaraan dan fasilitasisistem rujukan kesehatan bayidan anak, remaja, anaksekolah, dan anak yang membutuhkan perlindunganskala kabupaten/kota (fasilitaspelayanan kesehatan dasar danrujukan, pemerintah danswasta)
UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN
PERLINDUNGAN (1) PERLINDUNGAN (1)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
4. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan sistem informasi kesehatan anak skala nasional dan lintas provinsi
5. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan sistem surveilans kesehatan bayi dan anak skala nasional dan lintas provinsi
4. Penyelenggaraan, fasilitasi,
Pembinaan dan
melaksanakan sistem
informasi kesehatan bayi dan
anak, remaja, anak sekolah,
dan anak yang membutuhkan
perlindungan skala provinsi
dan lintas kabupaten/kota
5. Pembinaan dan fasilitasi
sistem surveilans kesehatan
bayi dan anak skala provinsi
dan lintaskabupaten/ kota
4. Penyelenggaraan, fasilitasi danmelaksanakan sistem informasikesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dan anakyang membutuhkanperlindungan skalakabupaten/kota (fasilitaskesehatan dasar dan rujukan, pemerintah dan swasta)
5. Penyelenggaraan surveilanskesehatan bayi dan anak skalakabupaten/ kota
UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN
PERLINDUNGAN (2)PERLINDUNGAN (2)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
6. Koordinasi dan advokasi dukunganSDM/sarana/prasarana/pembiayaanpenyelenggaraan upaya kesehatananak skala nasional dan lintasprovinsi
6. Penyediaan dokter spesialis
anak di seluruh rumah sakit
provinsi dan kabupaten/kota
dengan peringkat IPKM 100
besar terbawah
7. Pemetaan ketersediaan dokter
spesialis anak, dokter, bidan
dan/atau perawat serta regulasi
dan koordinasi penempatan
dan mutasi lintas
kabupaten/kota
8. Penyediaan buffer stock obat
essensial, vaksin dan alat
kesehatan sesuai kebutuhan
program kesehatan anak
6. Penyediaan dokter spesialis anakdi seluruh rumah sakitkabupaten/kota
7. Penyediaan dokter umum di seluruh puskesmas.
8. Penyediaan bidan dan/atauperawat di seluruh puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, poskesdes.
UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN
PERLINDUNGAN (3)PERLINDUNGAN (3)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
9. Koordinasi dan advokasi dukungan
SDM/sarana/ pra sarana/
pembiayaan penyelenggaraan upaya
kesehatan bayi dan anak, remaja,
anak sekolah, dan anak yang
membutuhkan perlindungan skala
provinsi dan lintas kabupaten/kota
9. Penyediaan obat essensial, vaksin dan alat kesehatansesuai kebutuhan program kesehatan anak
10. Penyediaan sarana, prasarana, pembiayaanpenyelenggaraan upayakesehatan bayi dan anak, remaja, anak sekolah, dananak yang membutuhkanperlindungan skalakabupaten/kota
UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN SEKOLAH, UPAYA KESEHATAN REMAJA, UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN UPAYA KESEHATAN ANAK YANG MEMBUTUHKAN
PERLINDUNGAN (4)PERLINDUNGAN (4)
UPAYA KESEHATAN IBU
Kewenangan: PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Pembuatan kebijakan
pelayanan kesehatan di
bidang kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, kesehatan
maternal dengan
pencegahan
komplikasi, pelayanan
keluarga berencana,
dan perlindungan
kesehatan reproduksi
dalam skala nasional
dan lintas provinsi
1. Pengelolaan program,
bimbingan, koordinasi, dan
fasilitasi di bidang kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, kesehatan maternal
dengan pencegahan
komplikasi, pelayanan keluarga
berencana, dan perlindungan
kesehatan reproduksi dalam
skala provinsi dan lintas
kabupaten/kota dalam provinsi
1 . Penyelenggaraan dan
fasilitasi pelayanan
kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, kesehatan
maternal dengan
pencegahan komplikasi,
pelayanan keluarga
berencana, dan perlindungan
kesehatan reproduksi di
fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan tingkat
kabupaten/kota
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
2. Pembinaan dan evaluasimanajemen kesehatan ibuhamil, ibu bersalin, ibu nifas,kesehatan maternal denganpencegahan komplikasi,pelayanan keluargaberencana, danperlindungan kesehatanreproduksi yang meliputiaspek perencanaan,implementasi, monitoringdan evaluasi dalam skalanasional dan lintas provinsi
2. Pembinaan dan evaluasi
manajemen program
kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, kesehatan
maternal dengan pencegahan
komplikasi, pelayanan keluarga
berencana, dan perlindungan
kesehatan reproduksi yang
meliputi aspek perencanaan,
implementasi, monitoring dan
evaluasi skala provinsi dan
lintas kabupaten/kota dalam
provinsi
2. Penyelenggaraanmanajemen kesehatanibu hamil, ibu bersalin,ibu nifas, kesehatanmaternal denganpencegahan komplikasi,pelayanan keluargaberencana, danperlindungan kesehatanreproduksi dalam yangmeliputi aspekperencanaan,implementasi,monitoring dan evaluasisesuai standar di tingkatkabupaten/kota.
UPAYA KESEHATAN IBUUPAYA KESEHATAN IBU(1)(1)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
3. Penyusunan norma,
standar, prosedur dan
kriteria serta pembinaan
sistem rujukan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, kesehatan
maternal dengan
pencegahan komplikasi,
pelayanan keluarga
berencana, dan
kesehatan reproduksi
dalam skala nasional dan
lintas provinsi
3. Pengelolaan, koordinasi
dan pembinaan sistem
rujukan kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, kesehatan
maternal dengan
pencegahan
komplikasi, pelayanan
keluarga berencana,
dan perlindungan
kesehatan reproduksi
dalam skala provinsi
dan lintas
kabupaten/kota dalam
provinsi
3. Penyelenggaraan sistem
rujukan kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, kesehatan
maternal dengan
pencegahan komplikasi,
pelayanan keluarga
berencana, dan
perlindungan kesehatan
reproduksi dalam skala
kabupaten/kota (fasilitas
kesehatan dasar dan
rujukan, pemerintah dan
swasta)
UPAYA KESEHATAN IBUUPAYA KESEHATAN IBU(2)(2)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
4. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria sertapembinaan sistem informasikesehatan ibu, kesehatanreproduksi dan keluargaberencana dalam skala nasionaldan lintas provinsi
4. Pengelolaan , koordinasi dan
pembinaan sistem informasi
kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, kesehatan
maternal dengan pencegahan
komplikasi, pelayanan
keluarga berencana, dan
perlindungan kesehatan
reproduksi dalam skala
provinsi dan lintas
kabupaten/kota dalam
provinsi
4. Penyelenggaraan sisteminformasi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatan maternal denganpencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, dan perlindungan kesehatanreproduksi dalam skalakabupaten/kota (fasilitaskesehatan dasar dan rujukan, pemerintah dan swasta)
UPAYA KESEHATAN IBUUPAYA KESEHATAN IBU(3)(3)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
5. Penyusunannorma, standar, prosedur dankriteria sertapembinaansistem surveilanskesehatan ibu, kesehatanreproduksi, dankeluargaberencana dalamskala nasionaldan lintasprovinsi
5. Pengelolaan, koordinasi dan
pembinaan sistem surveilans
kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, kesehatan
maternal dengan pencegahan
komplikasi, pelayanan
keluarga berencana, dan
perlindungan kesehatan
reproduksi dalam skala
provinsi dan lintas
kabupaten/kota dalam
provinsi
5. Penyelenggaraansurveilans kesehatanibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatanmaternal denganpencegahan komplikasi, pelayanan keluargaberencana, danperlindungan kesehatanreproduksi dalam skalakabupaten/ kota
UPAYA KESEHATAN IBUUPAYA KESEHATAN IBU(4)(4)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
6. Koordinasi dan advokasidukungan SDM, saranadan pra sarana, sertapembiayaanpenyelenggaraan upayakesehatan ibu, kesehatanreproduksi, dan keluargaberencana dalam skalanasional dan lintasprovinsi
6. Pemetaan dan penyediaan tenaga
dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, dokter umum, dan
bidan di seluruh rumah sakit tingkat
provinsi
7. Penyediaan buffer stock obat
essensial program kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan
kesehatan maternal dengan
pencegahan komplikasi dan alat
kesehatan sesuai kebutuhan
program kesehatan ibu dalam skala
provinsi.
6. Penyediaan dokter spesialis anak di seluruh rumah sakit kabupaten/kota
7. Pemetaan dan penyediaantenaga dokter spesialiskebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan, danperawat di seluruh rumahsakit kabupaten/kota.
UPAYA KESEHATAN IBUUPAYA KESEHATAN IBU(4)(4)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
8. Koordinasi dan advokasi dukungan
SDM, sarana dan pra sarana, serta
pembiayaan penyelenggaraan upaya
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, kesehatan maternal dengan
pencegahan komplikasi, pelayanan
keluarga berencana, dan
perlindungan kesehatan reproduksi
dalam skala provinsi dan lintas
kabupaten/kota dalam provinsi
9. Pengelolaan Audit Maternal Perinatal
tingkat provinsi
8. Pemetaan dan penyediaantenaga dokter umum, bidan,dan perawat di seluruhPuskesmas dikabupaten/kota.
9. Pemetaan dan penyediaantenaga bidan di desa bagiseluruh desa/kelurahan dikabupaten/kota, termasukpenyediaan rumah dinas atautempat tinggal yang layakbagi bidan di desa.
UPAYA KESEHATAN IBUUPAYA KESEHATAN IBU(5)(5)
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
10. Penyediaan buffer stock obat essensial program kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dankesehatan maternal dengan pencegahankomplikasi dan alat kesehatan sesuai kebutuhanprogram kesehatan ibu dalam skalakabupaten/kota.
11. Penyediaan sarana, prasarana, sertapembiayaan penyelenggaraan upaya kesehatanibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, kesehatanmaternal dengan pencegahan komplikasi, pelayanan keluarga berencana, danperlindungan kesehatan reproduksi dalam skalakabupaten/kota
12. Penyelenggaraan Audit Maternal Perinatal tingkat kabupaten/kota
UPAYA KESEHATAN IBUUPAYA KESEHATAN IBU(6)(6)
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Kewenangan: PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Penetapan kebijakan
bidang gizi
2. Pengelolaan koordinasi,
fasilitasi dan evaluasi
survailans kewaspadaan
gizi skala nasional
1. Pengelolaan, koordinasi,
fasilitasi dan evaluasi
bidang gizi
2. koordinasi, fasilitasi dan
evaluasi survailans gizi
skala provinsi
1.Penyelenggaraan dan
fasilitasi gizi skala
kabupaten/kota
2.a.Penyelenggaraan
penangulangan gizi buruk
skala kabupaten/kota
b.perbaikan gizi keluarga
dan masyarakat
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
3. Pengelolaan
penanggulangan
gizi buruk skala
nasional
3. Pemantauan
penanggulangan
gizi buruk skala
provinsi
UPAYA UPAYA PEPERBAIKAN RBAIKAN GIZI MASYARAKATGIZI MASYARAKAT
(1)(1)
UPAYA KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA (1)
Kewenangan:
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Penetapan
kebijakan di
bidang kesehatan
kerja
2. Penetapan norma,
standar, prosedur,
dan kriteria bidang
kesehatan kerja
1. Pengelolaan
kesehatan kerja
lintas batas
2. Pengelolaan
perizinan fasilitas
kesehatan
pemeriksaan CTKI
1. Menyelenggaraka
n upaya kesehatan
kerja
2. Menyelenggaraka
n bimbingan,
pengendalian
kesehatan kerja
PEMERINTAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
3. Bimbingan dan evaluasi di
bidang kesehatan kerja
4. Penyusunan laporan
pelaksanaan kebijakan di
bidang kesehatan kerja
3. Pengelolaan rujukan
pelayanan kesehatan
kerja
4. Peningkatan kapasitas
SDM bidang kesehatan
kerja
5. Melaksanakan kajian
kesehatan kerja
3. Penyelenggaraan
perizinan pelayanan
kesehatan kerja
UPAYA KESEHATAN UPAYA KESEHATAN KERJAKERJA DAN OLAH RAGA (2)DAN OLAH RAGA (2)
1. RESTRUTURISASI
KEMENTERIAN KESEHATAN
2. KEBIJAKAN DITJEN BINA GIKIA
3. PEMBAGIAN URUSAN
KESEHATAN BIDANG GIKIA
4. NSPK
NSPK
BERDASARKAN PASAL 4 PP 38 DI SUSUN :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Upaya KesehatanIbu Dan Kesehatan Reproduksi
2. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Upaya KesehatanAnak
3. Peraturan Menteri Kesehatan Upaya Perbaikan GiziMasyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Upaya Pelayanan KesehatanTradisional, Alternatif Dan Komplementer
5. Peraturan Menteri Kesehatan Upaya Kesehatan Kerja DanOleh Raga
SEKIAN
TERIMA KASIH