16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor – faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan , baik kesehatan individu maupun kelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisa merubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu sendiri. 1

PembaHasAn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nnnnn

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan , baik kesehatan individu maupun kelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisa merubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu sendiri.

Di dalam kehidupan sehari hari respon yang pertama sangat terbatas keberadaanya hal ini disebabkan hubungan yang pasti antara stimulus dan respon sehingga kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin. Sebaliknya respon yang kedua merupakan bagian besar daripada perilaku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasinya sangat besar.1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Memahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku Kesehatan1.2.2 Memahami Pengaruh Budaya Terhadap Perubahan Perilaku Kesehatan1.2.3 Memahami Proses Perubahan Perilaku Kesehatan1.2.4 Memahami Metode dan Tindakan yang Dilakukan Untuk Menciptakan Solusi Dalam Merubah Perilaku Kesehatan1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk Memahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku Kesehatan1.3.2 Untuk Memahami Pengaruh Budaya Terhadap Perubahan Perilaku Kesehatan1.3.3 Untuk Memahami Proses Perubahan Perilaku Kesehatan1.3.4 Untuk Memahami Metode dan Tindakan yang Dilakukan Untuk Menciptakan Solusi Dalam Merubah Perilaku KesehatanBAB IIPEMBAHASAN2.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku KesehatanDomain perilaku

Benyamin Bloom dalam buku yang dikutip notoatmodjo, membagi tiga perilaku manusia dalam tiga domain (ranah/kawasan), yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Urutan pembentukan perilaku baru khususnya pada orang dewasa diawali oleh domain kognitif, Individu terlebih dahulu mengetahui stimulus untuk menimbulkan sikap pengetahuan, selanjutnya timbul domain afektif dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Pada akhirnya setelah objek diketahui dan disadari sepenuhnya, timbul respon berupa tindakan atau ketrampilan

Sementara itu, menurut Ki Hajar Dewantara, Perilaku manusia terdiri atas Cipta (kognitif), Rasa (emosi), dan Karsa (Konasi)

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku kesehatan

a. LingkunganBerbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.

Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.

b. Perilaku

Perilaku merupakan faktor kedua terbesar yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Namun perilaku manusia mempunyai kontribusi yang lebih besar, oleh karena selain mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatan, berpengaruh pula secara tidak langsung melalui faktor lingkungan, sosial budaya, dan fasilitas kesehatan. Disebabkan perilaku manusia justru lingkungan dapat memberikan efek yang tidak baik terhadap kesehatan, dan karena perilaku manusia pula fasilitas kesehatan tidak atau kurang dimanfaatkan oleh manusia.

Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh.Sekali-kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan kebiasaan-kebiasaan harian.Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat.Tubuh kita memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.

c. PelayananKesehatan.Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan.Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan.Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan. Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya.penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.d. FaktorKeturunan.

Ilmu genetika membuktikan bahwa kondisi makhluk hidup ditentukan oleh keadaan gen orang tuanya. Adanya kelainan atau kecacatan pada gen orang tua akan mengakibatkan timbulnya kelainan/penyakit yang bersifat baewaan pada keturunannya.

Namun menurut para ahli faktor keturunan/genetika ini pengaruhnya bagi tingkat kesehatan masyarakat tidak terlalu besar.

Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.

2.2. Pengaruh Budaya Terhadap Perubahan Perilaku KesehatanMenurut G.M foster(1973)Aspek budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang antara lain adalah:1.tradisi 2.sikap fatalism 3.nilai 4.ethnocentrisme 5.unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi.

A.pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan status kesehatan.

Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat,misalnya di New Guinea,pernah terjadi wabah penyakit kuru.penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus.penderita hamya terbatas pada anak-anak dan wanita.setelah dilakukan penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.

B.pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan status kesehatan.

Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan,beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit atau mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang dari kematian.

C.pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan status kesehatan

Sikap ethnosentrime adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang.tetapi dari sisilain,semua anggota dari budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang terbaik.Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam masalah kesehatan masyaakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka bekerja lebih mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.

D.pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap perilaku kesehatan.

suatu perasaan bangga terhadap budayannya beraku bagi setiap orang.hal tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme.

E.pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.

Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya,norma dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota masyarakatnya yang mendukung norma tersebut.sebagai contoh,untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena adanya norma yang melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu hamil sebagai pengguna layanan

F.pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan

Nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.nilai-nilai tersebut ada yang menunjang da nada yang merugikan kesehata.beberapa nilai yang merugikan kesehatan misalnya adalah penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat mengetahiu bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B1 jika dibandingkan dengan beras putih,masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras putih lebih enak dan lebih bersih.Contoh lain adalah masih banyak petugas kesehatan yang merokok meskipun mereka mengetahui bagaimwnw bahaya merokok terhadap kesehata.

G.pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan

Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain.kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.

H.pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan

Tidak ada perubahan yang terjadi dalam isolasi,atau dengan perkataan lain,suatu perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga.apabila seorang pendidik kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh terhadap perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebutapabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dri perubahan yang telah direncanakan.

2.3. Proses Perubahan PerilakuProses Perubahan

Stimulus

Perubahan Perilaku Seseroang

Kebiasaan Seseorang

Perubahan Perilaku Kelompok

Kebiasaan Kelompok

Proses Perubahan

Perubahan Sosial Masyarakat

Budaya Masyarakat

Proses perubahan perilaku, khususnya perilaku kesehatan pada seorang individu terjadi dalam 5 fase, yaitu

1. The unfreezing phase / fase pencarian

Fase pencairan merupakan fase pertama yang terjadi ketika seorang individu mendapat stimulus untuk melakukan perubahan pada perilaku kesehatan. Pada fase ini, individu mulai mempertimbangkan untuk menerima terhadap perubahan, khusunya perubahan perilaku kesehatan2. Problem diagnosis phase / fase diagnosa masalah

Fase kedua yaitu seorang individu mulai mengidentifikasi atau memilah hal-hal terkait kebiasaan yang dia miliki, baik itu yang mendukung maupun yang bertentangan dengan perubahan perilaku kesehatan.

3. Goal setting phase / fase penentuan tujuan

Setelah melalui fase diagnosa masalah, maka individu akan mulai menemukan tujuan. Pada fase ini, individu menentukan tujuan untuk melakukan perubahan dalam perilaku kesehatanya, perubahan yang dijadikan tujuan oleh individu adalah perubahan yang dapat diterimanya dan dapat sesuai dengan pilihan hatinya.4. New behavior phase / fase tingkah laku baru

Pada fase ini, yaitu setelah menentukan tujuan untuk melakukan perubahan dalam perilaku kesehatannya maka individu mulai mencoba mengaplikasikan perubahan tersebut di keshariannya.5. The refreezing phase / fase pembekuan ulang

Setelah melalui fase tingkah laku baru (new behavior phase) maka tanpa sadar individu tersebut sudah membuat kebiasaan perilaku kesehatan baru yang selalu dia terapkan dalam sehari-harinya. Maka individu masuk pada fase ini, yaitu tingkah laku individu yang permanent.Perilaku merupakan totalitas penghayatan atau aktivitas seseorang yang merupakan hasil atau resultan antaradua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal merupakan segala hal yang menyangkut dengan karakteristik orang yang bersangkutan, yang mana hal ini bersifat bawaan (given) seperti ras, sifat kepribadian (penakut, pemalu, dll.)

Contoh dari sikap kepribadian yaitu, semisal di desa X yang sangat pelosok mayoritas masyarakat belum terbiasa dengan pengobatan secara medis, sehingga timbul rasa takut ketika berobat ke dokter. Jangankan untuk berobat, terkadang ada beberapa masyarakat yang hanya mendengar nama dokter sudah sangat ketakutan.

Faktor eksternal meliputi segala hal dari luar yang memengaruhi perilaku kesehatan seseorang meliputi lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Faktor yang paling dominan dalam memengaruhi perilaku, khusunya perilaku kesehatan seseorang adalah faktor lingkungan. Sebab kondisi lingkungan dimana seseorang tinggal akan sangat berdampak pada kebiasaan gaya hidup, khususnya gaya hidup sehat seseorang.

2.4. Metode dan Tindakan Yang Dilakukan Untuk Menciptakan Suatu SolusiBAB III

KESIMPULAN

1