16
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.R Usia :19 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama :Islam Pendidikan : Bangku kuliah semester 1 tatus :Belum menikah Peker!aan :Belum "eker!a Alamat :Jakarta II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan se#ara aut$anamnesis dan all$anamnesa %ada tangga (esem"er) %ukul 1*.+* ,IB di P$liklinik Psikiatri RUP Persaha"atan. A. Keluhan Utama Pasiendatang ke P$liklinik Psikiatri RUP Persaha"atan ang %ertama kalinn a untuk memeriksakan dirin a karena mengeluh sulit tidur dan sedih. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke P$liklinik Psikiatri Persaha"atan ang %ertama kalinn a untuk memeriksakan dirin a karena mengeluh sulit tidur dan sedih. aat ini%asien mengeluh suka ter"angun dimalam hari) dan ketika ter"angun %asien merasa # deg-degan) sedih ter"a ang suatu hal dan akhirnn a %asien menangis lalu tid tidur kem"ali. Pasien mengatakan keluhan ini dirasakan hari ang lalu se %asien %utus dengan %a#arnn a./ang dirasakan %asien adalah rasa "e ter"a ang kenangan "ersama %a#arnn a. I"u Paisen dan %asien mengatakan)%asi %ernah mengalami suatu hal ang "uruk dan amat men edihkan menurut %asien sekitar tiga tahun ang lalu te%atnn a se0aktu a ah %asien meninggal dunia) %asien meninggal dunia te%at di%angkuan %asien dan menurut %engakuan i"u % dan %asien a ah %asien sangat dekat hu"ungann a dengan %asien. Pasien menga sering melakukan akti itas "ersama a ahn a "ahkan %asien mengatakan 2A di Jakarta a!a %asien "ersama a ahnn a. emen!ak a ah %asien meninggal) %asien merasakanse%erti suka melamun) men endiri) sedih) dan malas untuk "erakti3itas . Pasien mengatakan keadaan ini "erlangsung selama ku tahun. (an sam%ai akhirnn a suatu ketika %asien "ertemu dengan %a#arnn a da 1

Pembahasan GAD Ujian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gad

Citation preview

I. IDENTITAS PASIENNama : Tn.RUsia: 19 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamPendidikan: Bangku kuliah semester 1Status: Belum menikahPekerjaan: Belum bekerjaAlamat: JakartaII. RIWAYAT PSIKIATRIAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesa pada tanggal 26 Desember, pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.

A. Keluhan UtamaPasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan yang pertama kalinnya untuk memeriksakan dirinya karena mengeluh sulit tidur dan sedih.

B. Riwayat Gangguan SekarangPasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan yang pertama kalinnya untuk memeriksakan dirinya karena mengeluh sulit tidur dan sedih. Saat ini pasien mengeluh suka terbangun dimalam hari, dan ketika terbangun pasien merasa cemas, deg-degan, sedih terbayang suatu hal dan akhirnnya pasien menangis lalu tidak bisa tidur kembali. Pasien mengatakan keluhan ini dirasakan 5 hari yang lalu sehabis pasien putus dengan pacarnnya.Yang dirasakan pasien adalah rasa bersalah, sedih terbayang kenangan bersama pacarnnya. Ibu Paisen dan pasien mengatakan,pasien pernah mengalami suatu hal yang buruk dan amat menyedihkan menurut pasien yaitu sekitar tiga tahun yang lalu tepatnnya sewaktu ayah pasien meninggal dunia, ayah pasien meninggal dunia tepat dipangkuan pasien dan menurut pengakuan ibu pasien dan pasien ayah pasien sangat dekat hubungannya dengan pasien. Pasien mengaku sering melakukan aktivitas bersama ayahnya bahkan pasien mengatakan mencari SMA di Jakarta aja pasien bersama ayahnnya. Semenjak ayah pasien meninggal, pasien merasakan seperti suka melamun, menyendiri, sedih, dan malas untuk beraktifitas . Pasien mengatakan keadaan ini berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Dan sampai akhirnnya suatu ketika pasien bertemu dengan pacarnnya dan berpacaran lah pasien dengan pacarannya, awalnnya pasien bertujuan pacaran ini bisa membatu kondisinnya. Sehari-hari pasien lakukan bersama pacarnnya,berangkat kuliah bersama pacarnnya dan pulang kuliah pun bersama pacarnya. Dan selama menjalani bersama pacarnnya kondisi pasien membaik yakni sedih dalam diri pasien hilang dan lebih bersemangat dalam melakukan aktifitas. Dan akhirnnya terjadilah suatu hal, yaitu hari yang lalu pasien putus dengan pacarnnya pasien menjadi sulit tidur, pasien merasa bersalah yakni ia merasa bersalah dengan pacarnnya dalam menjalani suatu hubungan karena sering bertengkar, nafsu makan berkurang, dan merasa sedih. Dari keadaan ini menjadikan pasien suka terbangun di malam hari dan susah untuk tidur kembali, dan terkadang pasien hanya tidur dalam waktu 4 jam dalam sehari.Pasien menyangkal melihat adanya bayangan atau penampakan yang hanya dilihat oleh pasien. Pasien juga menyangkal mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan pada kedua telinganya. Pasien juga mengaku tidak pernah merasakan halusinasi pada indera pengecapannya. Pasien mengatakan tidak pernah merasakan menghidu bau-bauan yang hanya dihidu oleh dirinya sendiri sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Selain itu pasien juga mengungkapkan bahwa tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau merayapi. Pasien juga menyangkal saat menonton televisi pembawa acara mengejek atau menertawakan pasien. Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat kejang, riwayat trauma kepala seperti gegar otak ataupun memar otak sehingga kemungkinan besar tidak adanya gangguan mental organik. Pasien mengungkapkan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Pasien juga mengaku tidak pernah mengkonsumsi atau memiliki riwayat menggunakan zat psikotropik (NAPZA), alkohol, dan merokok. Saat ini suasana perasaan pasien adalah sedih bercampur cemas. Hal ini terjadi karena pasien saat ini sudah putus dengan pacarnnya. Pasien merasa kehilangan karena sehari-hari pasien, pasien biasa menjalani bersama pacarnnya, seperti berangkat kuliah bersama bahkan pulang kuliah pun bersama. Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari untuk menjaga higienitas dirinya sendiri seperti mandi dan makan sendiri. Aktivitas yang dilakukan pasien saat ini adalah kuliah dan sepulang kuliah pasien membantu kakaknnya yang berjualan ayam potong untuk mengantar pesenan ayam potong. Pasien adalah seorang anak dari seorang ibu dan seorang ayah yang sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Pasien adalah anak ke empat dari empat bersaudara. Kakak-kakak pasien sudah menikah dan tinggal dirumahnnya masing-masing. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri hanya bersama ibunnya. Menurut ibu pasien, pasien dilahirkan secara normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan maupun proses persalinan. Dan saat ini pasien masih mengenyam pendidikan semester 1 jurusan administrasi. Hubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin baik termasuk dengan ibu pasien dan kakak-kakaknnya, Pasien tidak menutup diri terhadap anggota keluarganya. Pasien mengatakan masih berkumpul bersama anggota keluarga bila sedang berada di rumah walaupun hanya sekedar untuk mengobrol atau menonton teleivisi. Dan juga pasien masih suka bercerita keluhannya kepada teman-temannya dan menurut pasien teman-temannya hanya berpendapat lupakan saja namun pasien masih tidak bisa melupakan mantannya. Menurut pasien mantan pacarnnya inilah yang paling berkesan dihidup pasien.Pasien tidak pernah merasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain atau berada di tempat keramaian. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Pasien sangat senang bila keadaan di sekitarnya ramai, dikarenakan jika ramai pasien menjadi sedikit berkurang untuk berfikir dan terbayang akan mantannya. Biaya hidup pasien dapatkan dari ibu pasien yang berjualan ayam potong dan beras di pasar klender. Dalam masalah ekonomi ibu pasien dan pasien mengaku tidak ada masalah karena saat ini hanya pasien saja yang masih ditanggung hidupnya oleh ibu pasien. Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan pasien sudah bisa dipenuhi bahkan pasien meminta apapun ibu pasien berusaha untuk memenuhinnya. Sedangkan Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa umum yakni tidak menggunakan asuransi apapun. Pasien seorang pemeluk agama Islam dan masih menjalankan sholat lima waktu. Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh kembali menjadi sehat tidak sedih lagi, ingin membenahi diri menjadi pribadi yang lebih hangat. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan PsikiatriTidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya

2. Riwayat Gangguan MedikTidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif, alkohol, dan merokok.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat PranatalPasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya penyulit selama masa dalam kandungan maupun saat proses persalinan.

2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan RemajaPasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya sehingga pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

3. Riwayat Masa Akhir Anak AnakPasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan sosial.

4. Riwayat PendidikanPasien mengatakan saat ini pasien menduduki semester 1 dibangku kuliah. Prestasi pasien selama menjalani masa pendidikan cukup baik dan tidak ada yang terlalu menonjol. Pasien tidak pernah tinggal kelas selama menempuh pendidikan.

5. Riwayat pekerjaanSaat ini pasien belum bekerja

6. Riwayat agamaPasien seorang pemeluk agama Islam, dan masih rajin sholat lima waktu.

7. Aktivitas sosialPasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap teman-temannya dan lingkungan sekitar.

E. Hubungan dengan keluargaHubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin baik termasuk dengan ibu dan kakak-kakaknnya. Pasien tidak menutup diri terhadap anggota keluarganya. Pasien mengatakan masih berkumpul bersama anggota keluarga bila sedang berada di rumah. Keluarga pasien sangat mendukung pasien untuk sembuh terutama ibu pasien.

F. Riwayat KeluargaTidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa dengan pasien.

G. Riwayat Situasi Sosial SekarangPasien seorang laki-laki, berusia 19 tahun, berstatus belum menikah.Pasien merupakan anak ke empat dari empat saudara.Kakak-kakak pasien sudah menikah semua dan tinggal dirumah masing-masing. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama ibunnya. Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh kembali menjadi sehat tidak sedih lagi,dan mempunyai pribadi yang lebih hangat lagi. Biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui pendapatan ibu pasien yang bekerja berjualan ayam potong dan beras di pasar klender.Untuk masalah ekonomi pasien tidak mempunyai masalah dengan hal ini. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa umum yakni tidak menggunakan asuransi apapun.

H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Harapan pasien adalah pasien ingin sembuh kembali menjadi sehat tidak sedih lagi,mejadi pribadi yang lebih hangat,dan menjadi anak yang berhasil dalam perkuliahan.

III. STATUS MENTALA. DESKRIPSI UMUM1. Penampilan Pasien laki-laki berusia 19 tahun, penampilan tampak sesuai dengan usianya, berpakaian rapi, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, warna rambut hitam , dan warna kulit sawo matang.2. Kesadaran Kesadaran umum : Compos Mentis. Kontak psikis: Dapat dilakukan pasien dan cukup wajar. 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor Cara berjalan: Baik. Aktifitas psikomotor: Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak terdapat gerakan involunter, dan pasien masih dapat fokus serta menjawab pertanyaan dengan baik.

4. Pembicaraan Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan baik dan pasien mampu mengungkapkan isi hatinya dengan cukup jelas. Kualitas: Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan dapat dimengerti. 5. Sikap Terhadap PemeriksaPasien kooperatif.

B. KEADAAN AFEKTIF1. Mood: Sedih2. Afek: Cukup luas.3. Keserasian: Mood dan afek serasi.4. Empati : Pemeriksa dapat meraba rasakan perasaan pasien saat ini.

C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

Taraf pendidikanBaik, saat ini pasien duduk dibangu kuliah semester satu. Prestasi pasien cukup baik dan tidak menonjol selama menempuh pendidikan, serta tidak pernah tinggal kelas.

Pengetahuan umumBaik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang siapa presiden RI saat ini. 2. Daya konsentrasiBaik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai dan pasien mampu menjawab dengan benar pertanyaan berhitung sampai 100-7 = 93, 93-7 = 86, 86-7=79.

3. Orientasi Waktu: Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat yaitu pagi hari. Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di poliklinik psikiatri RS. Persahabatan. Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter. Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan berkomunikasi dengan dokter.

4. Daya ingat Daya ingat jangka panjangBaik, pasien masih dapat mengingat dimana SMP tempat dia sekolah. Daya ingat jangka pendekBaik, pasien datang ke RS. Persahabatan menggunakan kendaraan sendiri yaitu sepeda motor bersama ibunya. Daya ingat segeraBaik, pasien dapat mengulang kembali tiga nama benda yang diberikan oleh pemeriksa secara berurutan. Akibat hendaya daya ingat pasienTidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.

5. Pikiran abstrakBaik, pasien dapat mengerti makna dari pribahasa air susu dibalas air tuba dan tong kosong nyaring bunyinya yang diberikan oleh pemeriksa.

6. Bakat kreatifBaik, pasien dapat melakukan segala aktivitas rutin sendiri dan membantu kakaknnya berjualan.

7. Kemampuan menolong diri sendiriBaik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

D. GANGGUAN PERSEPSI1. Halusinasi dan ilusi Halusinasi : tidak terdapat halusinasi auditorik, visual, olfaktorik, gustatorik, dan taktil.Ilusi: tidak terdapat ilusi pada pasien. 2. Depersonalisasi dan derealisasiDepersonalisasi: Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien. Derealisasi: Tidak terdapat derealisasi pada pasien.

E. PROSES PIKIR1. Arus Pikir Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan, banyak ide-ide yang diutarakan pasien. Kontinuitas : Baik, koheren. Hendaya : Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini. 2. Isi Pikiran Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi pada pasien Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham pada pasien.

F. PENGENDALIAN IMPULSBaik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara dengan baik.

G. DAYA NILAI1. Norma SosialBaik, pasien dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya. 2. Uji Daya NilaiBaik, karena ketika diberikan suatu permasalahan apabila pasien bertemu anak kecil yang terpisahkan dengan ibunya maka pasien akan membantu anak tersebut dan melaporkan ke kantor polisi terdekat supaya dapat dikembalikan kepada orang tuanya. 3. Penilaian realitasBaik, tidak terdapat gangguan dalam menilai realita pada pasien ini karena tidak ditemukan adanya halusinasi atau waham.

H. PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYABerdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini pasien sadar bahwa dia sedang sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien berusaha untuk rutin kontrol ke dokter dan teratur dalam meminum obat.

I. TILIKAN / INSIGHTTilikan derajat 5, dimana pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan gejala-gejala yang dideritanya itu disebabkan oleh perasaan irasional atau gangguan sendiri, tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.

J. TARAF DAPAT DIPERCAYAPemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya, karena pasien dapat menilai realita dan konsisten terhadap setiap pertanyaan yang diberikan.

IV. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Generalis1. Keadaan umum: Baik, Compos Mentis2. Tanda vital- Tekanan darah: 120/70 mmHg- Frekuensi nadi: 80 x / menit- Frekuensi napas: Kesan dalam batas normal- Suhu: Afebris3. Bentuk badan: Kesan dalam batas normal4. Sistem kardiovaskular: Tidak ada kelainan5. Sistem muskuloskeletasl: Tidak ada kelainan6. Sistem gastrointestinal: Tidak ada kelainan7. Sistem urogenital: Tidak ada kelainan8. Gangguan khusus: Tidak ada kelainan

b. Status Neurologis1. Saraf Kranial: Kesan dalam batas normal2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal 3. Sensibilitas: Kesan dalam batas normal4. Susunan saraf vegetatif: Tidak ada kelainan5. Fungsi luhur: Tidak ada kelainan6. Gangguan khusus: Tidak ada kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki, berumur 19 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RS. Persahabatan pertama kalinnya untuk memeriksakan dirinya karena sulit tidur dan sedih Saat ini pasien mengeluh suka terbangun dimalam hari, dan ketika terbangun pasien merasa cemas, deg-degan, sedih terbayang suatu hal dan akhirnnya pasien menangis lalu tidak bisa tidur kembali. Dulu keluhan tersebut sudah pernah pasien rasakan tepatnnya sehabis ayah pasien meninggal dunia. Yaitu pasien merasa hilang kebahagiaan sedih, dan malas untuk beraktifitas. Akhir-akhir ini pasien mengaku terkadang sulit tidur di malam hari,nafsu makan berkurang, merasa dirinya bersalah, sulit konsentrasi dan merasakan sedih. Pasien menyangkal adannya halusinasi auditorik, visual, gustatorik, taktil, dan olfatokrius. Fungsi kognitif pada pasien masih cukup baik, begitu pula dengan pengendalian impuls masih baik. Orientasi waktu, tempat, orang, dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek, segera, dan panjang masih baik. Tidak terdapat masalah pada pikiran abstrak pasien dimana pasien dapat mengerti makna dari pribahasa air susu dibalas air tuba serta pada uji daya nilai dimana pasien dapat menjawab saat diberikan suatu permasalahan apabila pasien bertemu anak kecil yang terpisahkan dengan ibunya maka pasien akan membantu anak tersebut dan melaporkan ke kantor polisi terdekat supaya dapat dikembalikan kepada orang tuanya. Pasien tidak mempunyai riwayat kejang, riwayat trauma kepala seperti gegar otak atau memar otak. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dengan pasien. Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minum alkohol, dan merokok. Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit selama masa kandungan dan saat proses persalinan. Masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik. Pasien saat ini duduk dibangku kuliah semester 1, pasien tidak pernah tinggal kelas. Keadaan umum dan pada anamnesis pasien baik Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/70 mmHg sedangkan pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan. Pasien seorang laki-laki, berusia 19 tahun, berstatus belum menikah. Pasien merupakan anak ke empat dari empat saudara.Kakak-kakak pasien sudah menikah semua dan tinggal dirumah masing-masing. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama ibunnya. Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh kembali menjadi sehat tidak sedih lagi,dan mempunyai pribadi yang lebih hangat lagi. Biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui pendapatan ibu pasien yang bekerja berjualan ayam potong dan beras di pasar klender.Untuk masalah ekonomi pasien tidak mempunyai masalah dengan hal ini. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa umum yakni tidak menggunakan asuransi apapun. Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial dan pekerjaan. VI. FORMULASI DIAGNOSISBerdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa. Diagnosis Aksis I Pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0). Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat konsumsi obat psikoaktif (NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol dan merokok sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Berdasarkan autoanamnesis pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita yang ditandai dengan adanya halusinasi atau waham sehingga pasien ini dapat dikatakan bukan menderita gangguan psikotik (F.2). Pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan pembicaraan meningkat, maka pasien ini bukan pasien mania. Pasien juga mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan kegembiraan, penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini menderita gangguan depresi. Karena pasien ini ada kriteria depresi , maka pada pasien ini menderita gangguan perasaan (F.3). Pasien sudah pernah megalami hal seperti ini yaitu penurunan mood, kehilangan minat dan kegembiraan, dan penurunan aktivitas dan sudah pernah mengalami masa sembuh. Dan saat ini pasien mengalami penurunan mood, kehilangan kegembiraan yang merupakan gejala utama dari depresi,selain itu pasien juga mengeluhkan sulit untuk tidur,merasa dirinnya bersalah,nafsu makan berkurang dan sulit konsentrasi yang nerupakan gejala lain dari deperesi maka dari itu pasien menderita gangguan depresif berulang episode kini sedang (F.33.1)

Diagnosis Aksis IITumbuh kembang pasien normal, pasien mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai tamat SMA dan fungsi kognitif baik maka pada pasien ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental maka pada pasien ini aksis II tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis IIIBerdasarkan anamnesis tidak didapatkan adanya kelainan. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya gangguan medis, maka pada aksis III tidak didapatkan diagnosis.

Diagnosis Aksis IVPasien merupakan anak ke empat dari empat saudara.Kakak-kakak pasien sudah menikah semua dan tinggal dirumah masing-masing. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama ibunnya. Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh kembali menjadi sehat tidak sedih lagi,dan mempunyai pribadi yang lebih hangat lagi. Biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperoleh melalui pendapatan ibu pasien yang bekerja berjualan ayam potong dan beras di pasar klender.Untuk masalah ekonomi pasien tidak mempunyai masalah dengan hal ini. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa umum yakni tidak menggunakan asuransi apapun. Untuk bersosialisasi dengan teman-temannya masih baik hanya saja untuk berinteraksi dengan mantan pacarnnya pasien masih belum bisa. Maka pada pasien ini aksis IV terdapat masalah dengan mantan pacarnnya.

Diagnosis Aksis VPada pasien pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial dan pekerjaan. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 80-71.

VII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I: Depresi berulang episode kini sedang (F.33.1).Aksis II: Tidak ada diagnosisAksis III: Tidak ada diagnosisAksis IV: Masalah dengan mantan pacarnnyaAksis V: GAF Scale 80-71

VIII. DAFTAR PROBLEMOrganobiologik: Tidak adaPsikologis: Terdapat masalah dengan mantan pacarnnya. Sosioekonomi: Tidak terdapat masalah

IX. PROGNOSISPrognosis ke arah baik Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan pasien. Pasien mempunyai keinginan yang besar untuk sembuh dan hidup sehat kembali. Mendapat dukungan sepenuhnya dari keluarga terutama ibu pasien terhadap kesembuhan pasien.

Prognosis ke arah buruk Terjadi pada usia muda

KesimpulanBerdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :Ad vitam: bonamAd functionam: bonamAd sanationam: dubia ad malam

X. TERAPIPsikofarmaka :Amitriptilin 3 x 25 mgAlprazolam3 x 0,5 mg

Psikoterapi :a. Pada pasien Menyarankan pasien untuk memperbanyak aktivitas agar dapat mengalihkan perasaan sedih Edukasi pada pasien pentingnya untuk control kembali Melakukan relaksasi seperti tarik napas lalu buang napas saat perasaan cemas dan sedih Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada.

b. Pada keluarga Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan pasien untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan merawat diri dengan baik. Memberikan perhatian, dukungan, serta semangat penuh terhadap pasien. Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

15