Upload
arnoldus-payung-koten
View
48
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Quick Count
IDENTIFIKASI PERMUKIMAN
KAWASANKUMUH
Satuan kerja Pengembangan Kawasan Permukiman | Kalimantan TengahPalangka Raya, 09-10 MEI 2014
Direktorat Pengembangan Permukiman | DJCK – Kementerian PU
PERMUKIMAN KUMUH
Permukiman:
Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri dari atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunya penunjang kegiatan fungsi lain
Permukiman Kumuh:
Permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat
Perumahan Kumuh:
perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi
sebagai tempat hunianKetentuan Umum dalamUU No 1/2011
INDIKATOR KUMUH
• Indikator permukiman kumuh mudah dikenali• Indikator mana yang urgent untuk ditangani?
Komponen UU 1/2011 MDGs (BPS) UNMaterial Bangunan
Air Minum
Sanitasi
Luas Lantai
Kondisi Jalan
Kepadatan Penduduk
Keteraturan Bangunan
Status Tempat Tinggal
Kesesuaian dengan RTR
Kondisi Sos-Ek
DATA KUMUH
Pemuktahiran Data Permukiman Kumuh
di 85 Kab/Kota (tahun 2013)Luas : 7.107 Ha
Data Eksisting
Permukiman Kumuh Pendataan melalui Kegiatan Penyusunan
SPPIP2010 – 2013 (226 Kab/Kota)
Luas : 570.775 Ha
Status: 28 Maret 2014
Sumber Data:Olahan Direktorat PengembanganPermukiman, DJCK
Pendataan melalui Rekapitulasi SK Kumuh
(90 Kab/Kota)Luas : 35.964 Ha
TINDAK
LANJUT
DATAKUMUH
Kegiatan Jumlah Kota/Kab Sasaran
427 Kab/Kota(Klaster A+B+C+ Ibukota Provinsi)
Pemuktahiran Data 342 Kab/Kota
Penetapan SK Kumuh 337 Kab/Kota
Revisi SK Kumuh 90 Kab/Kota
TINDAK LANJUT 2014
IDENTIFIKASIKAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
98 33
ProvinsiTanpa DKI Jakarta
34
Provinsi
505Kab/Kota
Tanpa DKI Jakarta
511
KAB/ KOTA
KOTA
413KABUPATEN
-Jumlah Kawasan Kumuh
-Luas Area kawasan Kumuh
-Deliniasi Kawasan Kumuh
Wilayah I 267 KOTA/KAB
35
30
25
20
15
10
5
0NAD SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL
BENGKUL U
LAMPUN G BABEL KEPRI DKI JABAR JATENG BANTEN JATIM DIY
KAB 18 25 12 10 9 12 9 13 6 5 1 18 29 4 29 4
KOTA 5 8 7 2 2 4 1 2 1 2 5 9 6 4 9 1
Wilayah II 238 KOTA/KAB
30
25
20
15
10
5
0NTT
KALBA R
KALTE NG
KALSE L
KALTI M
KALTA RA SULUT
SULTE NG
SULSE L
SULTR A
GORO NTALO
SULBA R
MALU KU
MALU T PAPU
APABAR
KAB 21 12 13 11 8 3 11 11 21 11 5 6 9 8 28 12KOTA 1 2 1 2 4 0 4 1 3 2 1 0 2 2 1 1
DATA KUMUH
Cimahi
Bandung
KOTA BANDUNG DAN KOTA CIMAHI
KOMPONEN KEGIATAN
Mekanisme
Metodelogi
Kegiatan (Tools)
Sumber
Daya
Quick Count
Identifikasi
Kawasan
Kumuh
: TOOLSKOMPONEN
PENDEKATAN
Identifikasi
Kawasan Permukiman Kumuh
Merujuk pada UU No. 1/2011
Merujuk pada komitmen pelaksanaan MDGs dan lainnya
Penyerdehanaan (quick count) pelaksanaan Rapermen Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman KumuhKolaborasi Multi Sektor
Orientasi pada target waktu
Community Data Collection and Mapping (BKM)
TOOLSKOMPONEN :
1 Penetapan Lokasi – Pasal 98
Tingkat kepadatan
dan keteraturan bangunan
Kualitas bangunan
Kondisi sarpras dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan penghuni
Kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat
Kesesuaian dengan rencana tata ruang
Kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan
Pasal 98:Syarat PenetapanLokasi perumahandan permukimankumuh
: TOOLSKOMPONEN
KEGIATAN IDENTIFIKASI KAWASANPERMUKIMAN KUMUH
TAHAP IDENTIFIKASI TAHAP PENETAPAN
01
IDENTIFIKASI SATUAN
PERMUKIMAN
02
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
KEKUMUHAN
03PENILAIAN
KEKUMUHAN
04PENETAPAN LOKASI
1 SK Kepala Daerah
1 Satuan Permukiman
1 Kondisi Bangunan
1 Tingkat Kekumuhan
2 Daftar Lokasi
2 Kondisi Aksesibilitas
2 Skala Prioritas
3 Peta Lokasi3 Kondisi Drainase
4 Pelayanan Air Minum
5 Pengelolaan Sanitasi
6 Pengelolaan Persampahan
KOMPONEN : TOOLSIDENTIFIKASI SATUAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
DOKUMEN JENIS DATA/INFORMASI
SPPIP Permukiman kumuh prioritasRencana Detail Tata Ruang
(RDTR)Permukiman kumuh
SK Penetapan Permukiman Kumuh
Permukiman kumuh
PPSP Kel/desa rawan sanitasi
Studi Dit. PAM - BPS Kel/desa rawan air
Studi Pemutakhiran Dit. Bangkim
Permukiman kumuh
Studi Kota/Kab Terkait Kumuh Permukiman kumuh
KOMPONEN : TOOLSIDENTIFIKASI SATUAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
NO TIPOLOGI BATASAN1. Perumahan kumuh
dan permukiman kumuh di atas air
permukiman kumuh yang berada di atas air, baikdaerah pasang surut, rawa, sungai ataupun laut.
2. Perumahan kumuh dan permukiman kumuh di tepi air
permukiman kumuh yang berada tepi badan air (sungai, pantai, danau, waduk dan sebagainya), namun berada di luar Garis Sempadan Badan Air.3. Perumahan kumuh
dan permukiman kumuh di dataran rendah
permukiman kumuh yang berada di daerah dataranrendah dengan kemiringan lereng < 10%.
4. Perumahan kumuh dan permukiman kumuh di perbukitan
permukiman kumuh yang berada di daerah dataran tinggi dengan kemiringan lereng > 10 % dan <40%5. Perumahan kumuh
dan permukiman kumuh h di daerah rawan bencana
permukiman kumuh yang terletak di daerah rawan bencana alam, khususnya bencana alam tanah longsor, gempa bumi dan banjir.
: TOOLSKOMPONEN
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEKUMUHAN
ASPEK KRITERIA
Kondisi Bangunan Hunian Keteraturan Bangunan Hunian
Kepadatan Bangunan Hunian
Kelayakan Bangunan Hunian
Kondisi Aksesibilitas (Jalan Lingk)
Jangkauan Jaringan Jalan
Kualitas Jaringan Jalan
Kondisi Drainase Kejadian Genangan
Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku
Kualitas Sumber Air Minum/Baku
Kecukupan Pelayanan Air Minum
Kondisi Pengelolaan Air Limbah Prasarana Sanitasi Lingkungan
Kondisi Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan Persampahan Lingkungan
: TOOLSKOMPONEN
ASPEK KONDISI BANGUNANKriteri
aKeteraturan Bangunan
Penjelasan
Keteraturan bangunan dapat dilihat pada perumahan formal, dimana orientasi umumnya menghadap jalan, ukuran bangunan dan lahan walaupun berbeda-beda tetapi memiliki pola tipe yang jelas serta bentuk bangunan , dan walaupun tampak berbeda-beda tetapi memiliki keteraturan pola tertentu.
Ketidakteraturan bangunan dilihat dari orientasi, ukuran dan bentuk, sebagai contoh: Bila orientasi bangunan berbeda-beda antara satu dengan yang lain, misalnya
tidak menghadap jalan, membelakangi sungai, dll Bila orientasi bangunan cenderung menghambat pelayanan PSD Permukiman
karena terhadang oleh bangunan lainnya Bila ukuran bangunan dan lahan berbeda sangat jauh satu dengan yang lain Bila bentuk bangunan berbeda-beda satu sama lain
Bila jaringan jalan berkelok-kelok tidak menandakan struktur dan arah akses yang jelas
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasi permukiman kajianPenilaia
n Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak teratur Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman teratur
Catatan
Dapat menyertakan proporsi dari bangunan hunian teratur atau tidak teratur
: TOOLSKOMPONEN
ASPEK KONDISI BANGUNANKriteri
aKepadatan Bangunan Hunian
Penjelasan
Kepadatan tinggi bangunan ditentukan dengan jumlah unit bangunanterhadap satuan luas (ha).
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasi permukiman kajian
Penilaian
Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan tinggi Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan sedang Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan rendah
Catatan
Informasi TambahanUntuk Kota Metro & Kota Besar
Kepadatan Bangunan sebesar >300 Unit/Ha (tinggi) Kepadatan Bangunan sebesar 299-251 Unit/Ha (sedang) Kepadatan Bangunan sebesar <250 Unit/Ha (rendah)
Untuk Kota Sedang & Kota KecilKepadatan Bangunan sebesar >250 Unit/Ha (tinggi) Kepadatan Bangunan sebesar 249-201 Unit/Ha (sedang) Kepadatan Bangunan sebesar <200 Unit/Ha (rendah)
: TOOLSKOMPONEN
ASPEK KONDISI BANGUNANKriteri
aKelayakan Bangunan Hunian
Penjelasan
Persyaratan teknis bangunan ditentukan dengan melihat beberapa indikatorsebagaimana diacu dalam indikator MDGs, yaitu:
Rumah tidak memenuhi luas lantai per kapita > 7,2 m2. Misalnya rumah yang dihuni 5 jiwa tidak memenuhi luas minimal 5x7,2 = 36 m2.
Jenis material atap, lantai dan dinding tidak memenuhipersyaratan kesehatan. Misalnya lantai masih tanah atau dindingbukan permanen (tembok) atau atap terbuat dari dedaunan.
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasi permukiman kajian
Penilaian
Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai < 7,2 m2
Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai > 7,2 m2,
Mayoritas bangunan hunian memiliki material alas, atap dan dinding non
permanen
Mayoritas bangunan hunian memiliki material alas, atap dan dinding permanen
: TOOLSKOMPONEN
KONDISI AKSESIBILITAS LINGKUNGANKriteri
aJangkauan Pelayanan Jaringan Jalan
Penjelasan
Jangkauan pelayanan jaringan jalan ditentukan dengan melihat jaringan jalan di dalam lokasi kajian, bila ada bagian dalam lokasi yang tidak terlayani maka cakupan layanan jaringan jalan belum memadai
Jalan yang dimaksud adalah jalan yang menghubungkan intra perumahan dalam satu satuan permukiman, sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi lalu-lintas orang dan kendaraan secara aman dan sekaligus mendukung terciptanya perumahan yang layak, sehat, aman, dan nyaman
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasipermukiman kajian
Penilaian
Mayoritas lokasi permukiman tidak terlayani jaringan jalan yang memadai Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang memadai
: TOOLSKOMPONEN
KONDISI AKSESIBILITAS LINGKUNGANKriteri
aKualitas Jaringan Jalan
Penjelasan
Kualitas jaringan jalan ditentukan dengan melihat kondisi permukaan jalan yang ada di lokasi kajian, apakah kondisinya tidak baik serta dapat dilalui namun tidak nyaman dan tidak menjamin keselamatan.
Hal ini tidak dipengaruhi oleh material penutupnya apakah beton, aspal, conblok, titian kayu, sirtu, dll. Dalam arti apapun materialnya bila kondisinya baik tidak menjadi masalah.
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasi permukiman kajianPenilaia
n Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam
keadaan rusak Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam
keadaan baik
: TOOLSKOMPONEN
KONDISI DRAINASEKriteri
aGenangan
Penjelasan
Kondisi drainase ditentukan dengan melihat genangan pada lokasipermukiman. Apakah di lokasi kajian terjadi genangan dengan: tinggi lebih dari 30 cm (setinggi betis dewasa); selama lebih dari 2 jam; terjadi lebih dari 2 kali setahun.
Apabila genangan yang terjadi tidak lebih dari ketiga hal tersebut, maka masih dalam batasan toleransi.
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasipermukiman kajian
Penilaian
Terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi, durasi, dan frekuensi) pada lokasi permukiman
Tidak terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi, durasi, dan frekuensi) pada lokasi permukiman
: TOOLSKOMPONEN
KONDISI PELAYANAN AIR MINUM/BAKUKriteri
aKualitas Sumber Air Minum/Baku
Penjelasan
Kualitas air baku terlindungi ditentukan dengan melihat kondisi sumber air yang tersedia, yaitu kondisi warna (keruh), kondisi bau dan kondisi rasa (asam, asin, payau, dll).
Sumber air baku yang tidak memenuhi dimaksud berasal dari non perpipaan seperti air permukaan (sungai, danau, setu, dll), dan air tanah/sumur.
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasi permukiman kajian
Penilaian
Mayoritas rumah tangga pada lokasi permukiman tidak terlayani air baku terlindungi yang berkualitas baik dari perpipaan dan/atau non perpipaan
Mayoritas terlayani air baku terlindungi yang berkualitas baik perpipaan dan/atau non perpipaan
: TOOLSKOMPONEN
KONDISI PELAYANAN AIR MINUM/BAKUKriteri
aKecukupan Pelayanan Air Minum/Baku
Penjelasan
Kebutuhan pelayanan air baku ditentukan dengan melihat penggunaan air oleh individu dalam rumah tangga dapat menggunakan air untuk minum/konsumsi, mandi, dan cuci minimal 60 liter per orang per hari.
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasipermukiman kajian
Penilaian
Mayoritas masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal air 60 liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60 liter per orangper hari (Mandi, Minum, Cuci)
Catatan
Kebutuhan minimal air adalah 60 liter per orang per hari atau lebih, yaitu untuk kebutuhan minum/makan, mandi, dan cuci. Sebagai gambaran 60 liter sama dengan 15 galon atau sama dengan bak 1 m x 1m dengan kedalaman6 cm.
KOMPONEN : TOOLS
KONDISI PELAYANAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH Kriteri
aPrasarana Sanitasi Lingkungan
Penjelasan
Persyaratan teknis air limbah ditentukan dengan melihat apakah sistem pengelolaan air limbah pada lokasi tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut: Kloset leher angsa terhubung dengan septik tank, atau Sistem pengolahan komunal atau terpusat.
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasi permukiman kajian
Penilaian
Mayoritas rumah tangga tidak memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank atau tidak terlayani MCK/Septik tank Komunal
Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank atau terlayani MCK/Septik tank Komunal
: TOOLSKOMPONEN
KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHANKriteri
aPengelolaan Persampahan Lingkungan
Penjelasan
Sistem persampahan pada lokasi tidak memenuhi ketentuan dengan melihat sistem pengangkutan sampah skala lingkungan (Gerobak/Angkutan Sampah) dengan frekuensi pengangkutan sampah dua kali seminggu;
Indikasi penilaian merujuk pada mayoritas kondisi pada lokasipermukiman kajian
Penilaian
Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
Mayoritas sampah domestik rumah tangga terangkut dua kali seminggu keTPS dan/atau TPA
KELUARAN
:PROFIL
KUMUH
KELUARAN
:PROFIL
KUMUH
PROFIL KUMUH
PROFIL KUMUH
PENETAPAN LOKASI : SK KUMUH
PENETAPAN
LOKASI
: SKKUMUH
No Nama Lokasi Luas RumahLahanRT/RW Kel/Desa Kec/Distrik Lintang Bujur
Lingkup Administratif Koordinat Jumlah Legalitas
Tangga
MekanismeKOMPONEN :
MEKANISME SURVEI
Koordinasi pusat
Koordinasi daerah
(Prov. Dan Kota/Kab)
Survei Mikro
Kelurahan-RW-RT
Sinkronisasi Hasil di Daerahberorienta
sipada waktu Sinkronisasi
danRekapitulasi Data
Nasional
KOORDINASI PUSAT & PROVINSI KOTA/ KABKOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN DI DAERAH
: MekanismeKOMPONEN
MEKANISME SURVEI
danData
May JuneMarch
April
Feedback
Survei NasionalSinkronisa
si Data Daerah
Sinkronisasi
Rekapitulasi
Nasional
Ujicoba perangkat
dan metodelo
gi
Koordinasi
Sektoral
Penyusunan Format,
Modul dan, Mekanism
e
: Sumber DayaKOMPONEN
Randal
Local
Government
andCommunityBangki
mPBL
Surveyor/BKM
STRUKTUR STAKEHOLDER
Direkrut di Satker
PKP Provinsi
TA GIS
Provinsi
Direkrut di SatkerPKP ProvinsiSurveyor/BKM
Tim Teknis Pusat
Dit BP, PBL,
BangkimSatker Prov
(Randal, PBL,
Bangkim)
Satker Prov
(Randal, PBL,
Bangkim)
Kab Kota
Bappeda, PU, P2KP
Kab Kota
Bappeda, PU, P2KP
Survey
Direkrut di Pusat
TA GIS
Provinsi
KOMPONEN : Sumber Daya
STRUKTUR STAKEHOLDER
•••
Direkrut oleh Direktorat Bangkim (Pusat)Keahlian pemetaan dan databaseBertanggungjawab terhadap rekapitulasi dan sinkronisasi datanasional dari 33 ProvinsiTabulasi data dan Pemetaan berbasis GIS
TA GIS PUSAT
•
• Direkrut oleh Satker PKP Provinsi• Keahlian pemetaan dan database• Bertanggungjawab terhadap rekapitulasi dan sinkronisasi
data pada provinsi• Profil Kawasan permukiiman kumuh/tabulasi data dan pemetaan berbasisGIS
TA GISProvinsi
• Direkrut oleh Satker PKP Provinsi• Profesional ataupun perwakilan BKM pada kota/kab• Bertanggungjawab terhadap survei lapangan• Profil Kawasan permukiiman kumuh/kuesioner,
dokumentasi visual, pemetaan lapangan/GPS
Surveyor
: Sumber DayaKOMPONEN
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
Koordinasi pusat
Koordinasi daerah
(Prov. Dan Kota/Kab)Survei
MikroKelurahan-
RW-RTSinkronisasi Hasil di
Daerah
Sinkronisasi dan Rekapitulasi
Data Nasional
Penyelenggaraan diseminasi hasil pendataan dan pemetaan nasional
Penyelenggaraan diseminasi hasil pendataan dan pemetaan di kota/kab
Perjalanan DinasPelaksanaan Survei
Penyelenggaraan koordinasi danTOT Surveyor
Rekrutmen TA GIS Pusat, TA GIS Daerah dan Surveyor
Penyelenggaraan koordinasi
: Sumber DayaKOMPONEN
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
Rp. 510 – Rp 610 juta/provinsi
PROVINSI
1 Penyelenggaraan KoordinasiRapat Persiapan
2 Perjalanan Dinas Pelaksanaan
3 Belanja Jasa Konsultan/TA GIS
4 Belanja Jasa Surveyor
5 Pengadaan GPS
6 Pencetakan Pelaporan
TOTAL
TerimakasihSelamat bekerja
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan PermukimanKalimantan Tengah