Click here to load reader
Upload
dangngoc
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL PERKULIAHAN
Business Ethics and Good GovernancePokok Bahasan: Ethics and Business
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi Magister Management 01 35040 Dr. Tuti Widiastuti, M.Si.
Abstract KompetensiMatakuliah ini bertujuan mencerahkan mahasiswa tentang perlunya mengimplentasikan etika dalam dunia bisnis yang ditekuninya.
Mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman dasar etika dan mampu mengapresiasi, menganalisa, mendiskusikan dan mengevaluasi secara kritis problem-problem etika
dalam dunia bisnis dan manajemen.
Pembahasan1. Pengantar Business Ethics and Good Governance
Saat ini persaingan bisnis memang tidak dapat dihindarkan lagi. Terlebih sekarang—
setelah masa reformasi banyak perusahaan yang tumbuh layaknya jamur di musim hujan.
Dari sini, sebuah perusahaan dituntut untuk terus bertahan dengan menjaga kualitas dan
keunggulan untuk dapat terus menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas. Dalam era
globalisasi ini kebutuhan akan produk dan jasa berkualitas dirasakan sangatlah penting. Hal
ini dapat terlihat dari semakin berkembang dan majunya bidang usaha di dunia seiring
dengan tuntutan akan perusahaan yang berkualitas tersebut. Oleh sebab itulah kini semakin
banyaknya perusahaan baru yang bermunculan. Semua perusahaan berlomba untuk
memberikan produk dan jasa layanan kepada masyarakat sebaik mungkin. Hal ini ditunjang
pula oleh semakin banyaknya profesi-profesi baru berbagai bidang studi baru, seperti
manajemen yang penting untuk diberikan kepada masyarakat. Dengan demikian timbullah
suatu persaingan di antara perusahaan-perusahaan dalam usaha menarik minat masyarakat.
Kehadiran sebuah perusahaan di tengah-tengah pesatnya persaingan antar bisnis di
dunia, merupakan suatu hal yang diharapkan dapat memberikan warna baru. Saat ini Pola
Ilmiah Pokok yang khas di berbagai perusahaan mengedepankan Business Ethics and Good
Governance. Pada umumnya perusahaan diarahkan sedapatnya menunjang tanggung jawab
sosial kepada masyarakat.
Namun demikian, seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis khususnya, sebuah
perusahaan dihadapkan pada persaingan usaha yang demikian tingginya. Banyak sudah
perusahaan didirikan karena pangsa pasar yang masih tinggi dan juga kebutuhan akan
tenaga kerja berkualitas, menjadikan bisnis sebagai pusat kegiatan ekonomi. Sehingga
usaha-usaha untuk terus menjalin hubungan dengan publik sasaran menjadi hal yang
penting untuk diperhatikan, agar muncul perhatian dan bahkan terbina loyalitas dari publik
sasaran.
Untuk mengatasi hal itu, perlu adanya etika bisnis. Manajemen merupakan sarana
yang paling penting bagi kehidupan setiap manusia, untuk mengerti dirinya sendiri, orang
2015 2 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
lain, dan dapat menjalankan perusahaan. Dengan manajemen orang dapat menyampaikan
visi dan misi perusahaan kepada kelompok ataupun kepada masyarakat luas. Manajemen
juga memainkan peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, badan, atau
perusahaan. Oleh karena itu diperlukan bagian khusus yang menangani proses komunikasi
di dalam suatu perusahaan, dan banyak perusahaan yang memanfaatkan bagian dan staf
manajemen sebagai penghubung antara perusahaan dengan publik internal dan publik
eksternalnya.
Lembaga yang bergerak di dalam bidang bisnis tinggi memanfaatkan tugas dan
fungsi bagian manajemen dalam melakukan kegiatan komunikasi internal dan eksternal
perusahaan. Komunikasi internal dan eksternal ini berguna untuk memantau opini publik
yang berkembang di dalam dan luar perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan
perumusan dan penetapan kebijaksanaan perusahaan dalam meraih citra positif lembaga
bisnis yang lebih baik lagi.
Sebagai lembaga usaha yang mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat telah
membentuk unit kerja manajemen. Manajemen mempunyai tugas pokok melaksanakan,
mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan usaha antara pihak
manajemen dengan publik internal dan publik eksternal. Kegiatan yang dilakukan oleh
Manajemen memiliki tujuan mengembangkan goodwill dan opini publik yang favourable
atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai
publik, dan kegiatan Manajemen dikerahkan ke dalam dan keluar perusahaan.
Paul Argenti (2003) menyebutnya dengan adanya revolusi di dalam organisasi dan
adanya turbulance dalam organisasi, akhirnya strategik manajemen menjadi sangat penting.
Strategik manajemen dipelajari karena terutama sebagai orang yang bergerak dalam bisnis
maka manajemen semakin penting bagi para manajer yaitu memberikan peluang untuk
memberikan kontribusi besar pada perkembangan bisnis. Agar tercapai hal tersebut di
dalam bisnis, maka etika harus menjadi bagian dalam strategik manajemen. Artinya bahwa
orang-orang manajemen harus bisa memberi masukan yang mempunyai nilai dan layak
untuk dipertimbangkan di dalam proses strategik manajemen sehingga harus pula memiliki
kompetensi dan legitimasi. Karenanya banyak jabatan yang tadinya sektoral menjadi lebih
luas karena dianggap sebagai jabatan yang memiliki strategik manajemen.
2015 3 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
Strategik manajemen melibatkan keputusan dan tindakan yang mempunyai dampak
jangka panjang, artinya memiliki analisis dalam membuat keputusan-keputusan pada setiap
tindakan yang dilakukan. Turbulance, perubahan industri, dan globalisasi sebenarnya
merupakan competitive dalam competition. Oleh karena itu dalam meningkatkan
competitive dilakukan dengan cara kolaborasi atau dengan melakukan konfrontasi. Dalam
globalisasi dikatakan ada dua peluang yaitu peluang persaingan dengan menunjukkan
kelebihan masing-masing dan peluang untuk berkolaborasi sehingga ada yang namanya
strategic alliance dan ada yang namanya persaingan murni.
Strategik manajemen menjadi penting dan sadar atau tidak setiap orang akan
terkena dampaknya (internal atau eksternal) karena strategik manajemen melibatkan
putusan puncak, strategik manajemen tidak dapat dirumuskan tanpa adanya keputusan dari
puncak, tanpa keterlibatan, tanpa komitmen dari pimpinan puncak. Strategik manajemen
selalu melibatkan sumber daya yang besar dari organisasi. Misalnya apabila seseorang
menduduki sebuah jabatan maka arti dari jabatan tersebut adalah bahwa seseorang akan
merencanakan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana merencanakannya, bagaimana
menggunakan sumber daya, untuk apa dan bagaimana, dan adanya otoritas untuk
merumuskan dan melakukan program. Sekarang ada yang namanya informative power,
yaitu siapa yang memiliki informasi maka dia memiliki kekuasaan. Informasi yang datang
dari orang yang memiliki jabatan akan lebih memiliki pengaruh dibandingkan informasi yang
datangnya dari karyawan biasa saja. Strategik manajemen pun harus memiliki penilaian
terhadap kondisi lingkungan, sehingga lingkungan internal dan eksternal menjadi sangat
penting.
Demikian pula halnya dengan lembaga yang bergerak di bidang bisnis, membina
hubungan baik dengan publik internal dan eksternalnya merupakan hal yang tidak dapat
dianggap enteng. Karena hubungan baik antara lembaga dengan publiknya dapat
menghasilkan suatu kondisi yang saling menguntungkan. Di satu sisi pihak lembaga dapat
memberikan pelayanan dan administrasi yang baik kepada konsumen, dan di lain sisi pihak
publik eksternal dapat menciptakan kondisi kondusif, aman dan tertib sehingga
melancarkan kegiatan atau proses bisnis perusahaan.
Fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur
bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai pengertian, penerimaan, dan kerja
2015 4 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
sama; melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan; membantu manajemen
menjadi tahu dan tanggap terhadap opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung
jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; mendukung manajemen dalam
mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif. Sehingga manajemen dapat
bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecenderungan
dan menggunakan perilaku bisnis yang sehat dan etis sebagai sarana utama pengumpulan
sumber data untuk dijadikan sebagai bahan perumusan kebijakan organisasi/perusahaan
yang tepat.
2. Why Be Moral in Business
Merujuk pada penomena sekarang di mana sulit untuk menghindari konsekuensi
dari unethical behavior dan unethical business dari perusahaan yang tidak dapat dihindari.
Orang sekarang lebih konsern dengan proses bisnis kontemporer dan meningkatnya respon
negatif pada bisnis immoral (tapi belum mengarah pada respon negatif pada a-moral
business dan respon bisnis positif pada moral business). Konsekuensinya, etik sesuai/cocok
dengan bisnis, etik bagus untuk bisnis.
Setiap organisasi dalam menjalankan roda usahanya, memiliki suatu tujuan. Untuk
mencapai tujuan itu perlu diciptakan hubungan yang harmonis. Hubungan tersebut dalam
organisasi dapat kita lihat dari adanya saling pengertian, dan saling menguntungkan. Untuk
menciptakan suatu kegiatan yang terorganisir di dalam perusahaan tersebut, diperlukan
suatu badan Manajemen sebagai alat bantunya. Kegiatan yang dilakukan oleh Manajemen
berupa usaha berkesinambungan demi terciptanya suasana harmonis baik antara
perusahaan dengan masyarakat pada umumnya, maupun antar sesama karyawan pada
khususnya.
Manajemen dewasa ini kehadirannya sangat dibutuhkan untuk berbagai organisasi
atau perusahaan pemerintah maupun swasta. Kehadiran Manajemen bukan sekedar
pelengkap struktur organisasi, melainkan bagian dari suatu organisasi. Keberhasilan dari
berbagai instansi tidak terlepas dari peran Manajemen dalam menjalin kerjasama, membina
hubungan baik, dan juga menciptakan hubungan timbal balik dengan publiknya baik internal
maupun eksternal.
2015 5 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
Perusahaan sebagai sistem kerjasama mengandung bagian-bagian dan hubungan-
hubungan yang di atur sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tata hubungan tersebut berupa tata hubungan ke dalam dan tata hubungan ke luar. Tata
hubungan ke dalam yaitu tata hubungan antara pimpinan dan bawahan atau antarbagian
secara timbal balik di dalam lingkungan perusahaan. Tata hubungan ke luar yaitu tata
hubungan antara perusahaan tersebut dengan pihak luar misalnya perusahaan lain, publik
atau golongan tertentu serta masyarakat.
Publik adalah bagian dari suatu kegiatan Manajemen. Publik adalah sekelompok
orang yang menaruh perhatian pada suatu hal yang sama, mempunyai minat dan
kepentingan yang sama. Publik dapat merupakan kelompok besar atau kecil. Biasanya
individu-individu yang termasuk dalam kelompok itu mempunyai rasa solidaritas terhadap
kelompoknya, walaupun tidak terikat oleh struktur yang nyata, tidak berada pada suatu
tempat atau ruangan dan tidak mempunyai hubungan langsung.
Publik terbagi menjadi dua bagian yaitu publik internal dan publik eksternal. Publik
internal adalah publik yang menjadi bagian dari usaha atau badan atau perusahaan.
Sedangkan publik eksternal adalah orang luar atau publik umum (masyarakat) di mana
organisasi atau usaha itu berada. Manajemen harus dapat membina hubungan baik dengan
publiknya. Dengan demikian ia hendaknya berusaha untuk mengetahui kebutuhan serta
keinginan publiknya, dalam hal ini peranan serta fungsi Manajemen sangat penting guna
menjembatani antara pihak organisasi dan publiknya.
Saat ini persaingan bisnis bisnis memang tidak dapat dihindarkan lagi, terlebih
sekarang setelah masa reformasi banyak lembaga-lembaga bisnis baru yang tumbuh
layaknya jamur di musim hujan. Dari sini, sebuah perusahaan dituntut untuk terus bertahan
dengan menjaga kualitas dan keunggulan untuk dapat terus berkarya.
Dalam era globalisasi ini kebutuhan akan bidang bisnis dirasakan sangatlah penting.
Hal ini dapat terlihat dari semakin berkembang dan majunya bidang bisnis di dunia seiring
dengan tuntutan akan tenaga kerja berkualitas. Oleh sebab itulah kini semakin banyak
lembaga-lembaga bisnis baru yang bermunculan. Semua lembaga bisnis berlomba untuk
menawarkan berbagai program bisnis kepada khalayak sebaik mungkin. Hal ini ditunjang
pula oleh semakin banyaknya profesi-profesi baru dan menarik yang layak untuk dijadikan
sebagai karir oleh khalayak atau masyarakat. Dengan demikian timbullah suatu persaingan
2015 6 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
di antara lembaga-lembaga bisnis yang ada dalam usaha menarik minat masyarakat. Di
sinilah peranan Manajemen lembaga bisnis sangat diperlukan untuk menciptakan
pencitraan yang positif dari lembaganya untuk mendorong berkembangnya sektor usaha di
lembaga bisnis tersebut.
Manajemen lembaga bisnis menggunakan bentuk hubungan, seperti antarpribadi
yaitu antara pimpinan dan karyawan, pers dengan narasumber, serta karyawan dengan
karyawan. Dalam hubungan antarpribadi akan kontak secara langsung antara komunikator
dengan komunikan. Manajemen mempunyai tugas dan fungsi di dalam membantu
perkembangan dan mengadakan hubungan baik dengan semua pihak baik di dalam maupun
di luar perusahaan. Semuanya itu turut menentukan roda perkembangan perusahaan secara
keseluruhan.
Menciptakan dan mempertahankan citra merupakan salah satu aktifitas Manajemen,
itu bukan merupakan hal yang mudah dilakukan karena Manajemen dituntut untuk terus
mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan di mata publiknya. Citra lembaga
bisnis dapat terbentuk oleh peranan Manajemennya dengan memberikan informasi yang
selengkap mungkin tentang organisasinya melalui kegiatan bisnis. Informasi yang
disampaikan kepada publik adalah informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan publik
yang berbeda-beda, yang tentu saja menyebabkan kebutuhan mereka akan informasi pun
berbeda-beda.
Kompleknya aktifitas yang dilaksanakan oleh perusahaan yang meliputi berbagai
bidang dalam suatu perusahaan, menyebabkan peranan komunikasi dan informasi yang
lancar menjadi tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi. Manajemen lembaga bisnis berperan
aktif dalam pengelolaan suatu bentuk lembaga bisnis melalui kegiatan-kegiatannya.
Majunya suatu organisasi/perusahaan sangat dipengaruhi oleh peran Manajemen yang
bersangkutan, karena Manajemen berperan sebagai penghubung antara
organisasi/perusahaan dengan publiknya.
2015 7 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
3. Ethical Business Behavior
Publik internal merupakan sekelompok orang yang menaruh perhatian pada suatu
hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama dalam sebuah
organisasi/perusahaan. Publik dapat merupakan kelompok kecil, terdiri atas orang-orang
dengan jumlah sedikit, juga dapat merupakan kelompok besar. Individu-individu yang
termasuk dalam kelompok itu mempunyai rasa solidaritas terhadap kelompoknya, terikat
oleh struktur yang nyata, berada pada suatu tempat atau ruangan dan mempunyai
hubungan langsung.
Dalam perusahaan terdapat suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh
pengertian, good-will, kepercayaan, penghargaan pada dan dari publik suatu perusahaan
khususnya. Dalam perusahaan terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang
harmonis antara manajemen dengan publik internalnya, berupa usaha untuk memberikan
atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik internal
yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup organisasi/perusahaan.
Empat hal penting bagi keberhasilan suatu perencanaan strategis dalam mengelola
publik internal, antara lain:
- General Public, expect.
- Employee and Managers (trust, loyalty, commitment, intuitive, efficiency), protect
and reduce stress on.
- Corporate Stakeholders (supporting for, long life or sustainable company), prevent
harm to.
- Business Firm, protects.
Dalam menganalisis lingkungan internal digunakan resources-based analysis.
Resource based merupakan gerakan tahun 1990-an yang sekarang muncul lagi sebagai
strategic thinking yaitu memadukan berbagai kompetensi di perusahaan untuk membuat
suatu yang baru. Suatu perusahaan yang sudah berdiri ada kemungkinan belum
memberdayakan sumber daya yang dimilikinya. Untuk meningkatkan kapasitas produksinya
jangan lagi melihat produk lain, tapi bagaimana memaksimalkan sumber daya yang ada.
2015 8 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
Faktor internal kunci sebagai kekuatan atau kelemahan potensial:
- Pemasaran
- Keuangan dan akunting
- Produksi, operasi, teknik
- Personalia
- Manajemen mutu
- Sistem informasi
- Organisasi dan manajemen umum
Pelaksanaan kegiatan yang bertujuan untuk menjaga hubungan baik antara
perusahaan dan karyawannya dapat diciptakan bila pimpinan memperhatikan kepentingan
para karyawan baik ditinjau dari segi ekonomi, sosial maupun psikologis. Kesejahteraan
seperti kesehatan dan tempat bekerja para karyawan dapat mempengaruhi kelancaran
aktivitas dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya faktor saling mendukung antara
perusahaan dengan karyawan akan membuat suatu perusahaan menjadi solid dan stabil.
Dan pada akhirnya, kelancaran aktivitas dalam perusahaan akan bermuara kepada
peningkatan produktivitas perusahaan baik dilihat secara kuantitas maupun kualitas, bentuk
produk-produk barang atau pemberian jasa yang ditawarkan kepada publik sasarannya
(konsumen).
Diharapkan dari terjaganya hubungan yang baik antara perusahaan dengan
karyawannya akan menimbulkan hasil positif, yaitu karyawan merasa dihargai dan
diperhatikan oleh pihak perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki (sense of
belonging), loyalitas, motivasi, kreativitas, dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal
mungkin. Di samping itu akan mengurangi dampak negatif terhadap manajemen suatu
perusahaan, seperti timbulnya rasa jenuh dan bosan bagi para karyawannya.
2015 9 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
4. What is morality? Ethics? Business ethics
Banyak sekali yang harus dipertimbangkan dalam membuat manajemen strategik,
dan orang komunikasi harus juga peka terhadap informasi-informasi tentang hal-hal yang
terkait dengan langkah-langkah dalam pembuatan keputusan strategik. Apabila seseorang
dianggap memiliki informasi strategik, maka ia akan termasuk bagian dari aliansi strategis.
Hal ini bisa dianggap sebagai kelebihan dari orang-orang manajemen yang memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam mengelola kegiatan bisnis. Sehingga dengan
pengetahuannya, mereka dapat membuat suatu analisis pasar dan pesaing.
- Morality refers to good and bad human beings qua human beings.
- Ethics is a branch of philosophy that studies the nature of morality and moral
choices.
- Ethics is thus concerned with how to be a good human beings qua human beings.
- Here the ethics and morality are not quite the same.
- Moral problem violation, of the norms (standards) of good human beings.
- Ethical problem internal-conflict among the norm and interpersonal conflict
among the norms of different people.
- If morality is music, ethics is musicology.
Pada tingkat dasar, manajemen dapat menginformasikan dan membuat konsumen
potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Manajemen dapat berusaha
membujuk konsumen saat ini dan konsumen potensial agar berhasrat masuk ke dalam
hubungan pertukaran (exchange relationship). Komunikasi dapat juga dijadikan sebagai
pengingat bagi konsumen mengenai keberadaan produk yang pada masa lalu pernah
dilakukan transaksi pertukaran pada produk itu. Konsumen diingatkan bahwa produk yang
dulu itu ada, sekarang juga masih ada dan tersedia di pasar. Peran yang penting dari
komunikasi juga berkaitan dengan membujuk konsumen yang saat ini dimiliki dan juga
konsumen potensial untuk melakukan pembelian. Pesan yang disampaikan dalam
komunikasi sifatnya persuasif, yaitu bagaimana membujuk konsumen agar mau melakukan
tindakan pembelian.
2015 10 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
Peran lain dari manajemen adalah untuk membedakan (differentiating) produk/jasa
yang ditawarkan oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Upaya membedakan
produk/jasa ini dilakukan dengan memperkenalkan kepada konsumen bahwa produk/jasa
yang ditawarkan berbeda dengan produk/jasa lainnya yang sejenis. Dalam differensiasi
produk/jasa, sebenarnya produk/jasa yang ditawarkan bisa berbeda dengan produk/jasa
lainnya baik secara fisik dan unsur-unsur/komposisi kandungan dalam produk/jasa. Lebih
dari itu dalam product positioning, produk yang ditawarkan secara fisik tidak jauh berbeda,
tetapi produsen membedakan produk itu dari yang lainnya dengan menanamkan suatu
persepsi tertentu pada konsumen. Seolah-olah produk yang ditawarkan memang berbeda
dari produk/jasa lainnya yang sejenis.
Pada tingkatan yang lebih tinggi, peran manajemen tidak hanya pada mendukung
transaksi dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan membedakan produk,
tetapi juga menawarkan sarana pertukaran itu sendiri. Proses manajemen yang terjadi
bukan hanya sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan produk, tetapi juga sebagai
sarana penghantar nilai-nilai sosial kepada masyarakat. Perlu diperhatikan bahwa selain
kepuasan terhadap materi bisnis dalam menyampaikan pesan produk, juga ada kepuasan
yang tidak nyata yang sifatnya psikologis. Kepuasan psikologis ini berkaitan dengan
keserasian antara produk yang dikonsumsi dengan nilai-nilai yang dianut. Konsumen akan
sangat sulit mengkonsumsi produk yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut bahkan
jika bertentangan itu hanya pada lambang produk atau merek produk saja.
Analisis pesaing mempunyai sasaran untuk mengidentifikasi pesaing yang ada dan
pesaing potensial. Mengetahui pesaing yang sudah ada dan meyakininya sebagai suatu
kondisi yang tidak akan berubah, merupakan suatu kelemahan. Karena dengan demikian
kita kurang mewaspadai adanya ancaman dari para pesaing yang belum teridentifikasi.
Pesaing yang sudah ada dan pesaing potensial kemudian diidentifikasi kemungkinan
gerakannya. Kecenderungan-kecenderungan gerakan pesaing umum, bisa digunakan
sebagai peringatan dini akan adanya bahaya persaingan. Selebihnya, gejala-gejala baru juga
bisa dipelajari melalui studi literatur dari berbagai persaingan dunia usaha. Dengan
demikian hal ini dilakukan untuk membantu perusahaan menyusun strategi bersaing yang
efektif.
2015 11 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
- Philosophy is a discipline that aims at radically acquiring knowledge of anything by
systematically applying rational means.
- Knowledge (epistemology + philosophy of science).
- Knowledge of being “is” (ontology + metaphysics).
- In philosophy (including ethics), there is no reference other than “rationality”.
- Value:
– Moral goodness (ought to)
– Ethics (moral philosophy)
– Beauty (aesthetics)
Kesalahan yang lazim dilakukan dalam mengidentifikasi pesaing, yaitu terlalu
memperhatikan pesaing yang ada dan sudah diketahui serta kurang memperhatikan calon
pendatang baru, terlalu memperhatikan pesaing besar dan mengabaikan pesaing kecil,
mengabaikan pesaing internasional potensial, menganggap bahwa perilaku pesaing akan
sama seperti perilakunya di masa yang lalu. Salah membaca isyarat yang mungkin
menunjukkan adanya perubahan fokus pesaing atau penyempurnaan strategi atau taktik
mereka. Terlalu menekankan pada sumber daya keuangan, posisi pasar, dan strategi pesaing
dan mengabaikan aset dan wujud mereka, seperti tim manajemen puncak. Menganggap
bahwa semua perusahaan dalam industri menghadapi kendala atau memiliki peluang yang
sama. Percaya bahwa tujuan strategik adalah mengalahkan pesaing, bukan memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan.
- Ethical Dilemmas, choices involve: truth vs. loyalty, individual vs. community, short
term vs. long term, justice vs. mercy.
- Ethical Problems, choice involve: evaluation of the moral standards and seeking
rational justification for particular actions.
- Moral Problems Temptation, choice involve: violations of the moral standards
prevalent in the society.
2015 12 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Socrates, masalah etika bukan hal kecil, melainkan bagaimana sebaiknya
kita hidup. Etika adalah “human beings”. Etika berbeda dengan ethos dan etiquette. Ethos
refers to “customary” or “conventional” values in certain culture, i.e. one is to obey the
conventions and rules of one’s society or to conform to what is usually done, then ethics
would be identical to ethos. Ethics more than ethos that requires us to reflect critically upon
whether “what is usually done” or “should (ought to) be done”.
- Ethos is closed to morality.
- Etiquette refers to “customary” values that are more social than moral, as for
example: politeness and manners.
- The impact of violation of etiquette on human well-being (e.g. happiness) is usually
not on significant as that on ethics.
Tujuan Business Ethics
• First Goal (Knowledge)
– Language of business ethics (concept, principles, values).
• Second Goal (Ability)
– Responsible reasoning (fact, accurate, listen, logical).
• Third Goal (Inspiration)
– Making right decisions and actions (self-introspection).
Ethical Decision Making
• WHAT MATTERS IS ethically self-questioning, self-thinking, self-deciding, self-
governing actions.
• ETHICAL DECISION MAKING responsible decision making and deliberation.
Business Ethics, Personal Integrity & Social Responsibility
• Personal Integrity
– Individual’s value structures/moral systems.
2015 13 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
• Social Responsibility
– Social organizational structure and culture, policy, rules, civic virtue, justice,
etc.
• By nature human beings is social beings.
Ethical Norms and Values in Business
• Norms = standards of proper behavior to promote certain values.
• Fact (human life) is “descriptive discipline”.
• Values (beliefs that cause us to act one way rather than the other) ought to or
should to “normative discipline”.
Ethics and the Law
• Law and Ethics are not quite the same. Law is similar to ethics because it also tries to
define proper and improper behavior, i.e. it formalizes what constitutes right and
wrong conducts.
– Law itself requires ethical analysis for many of its decisions. One cannot
always rely on the law to decide what is right or wrong because the law is not
always unambiguous.
– Written rules of law cannot capture all of what ethics is concerned with.
Ethics is more complex than written rules of law.
– Written rules of law is product of political mechanism while, as we know,
political mechanism is much involving power play. What is legal is not
necessary ethical, and what is ethical is not necessary legal.
Ethics as Practical Reason
• Ethical as practical reason
• How we should live our lives? How we should act? oriented to the “good”.
2015 14 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
• Ethical as theoretical reason
• What we should believe? oriented to the “truth”.
Kompleksitas lingkungan global ditandai dengan adanya global face multiple political,
economic, social, dan cultural environments yang senantiasa berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Interaksi antara lingkungan nasional dan asing yang kompleks karena isu-isu
kedaulatan wilayah dan besarnya perbedaan kondisi ekonomi dan sosial, pemisahan
geografis, perbedaan budaya dan negara, dan variasi praktik-praktik bisnis yang semuanya
cenderung membuat upaya-upaya komunikasi dan pengawasan antara kantor pusat dan
kesulitan afiliasi lintas negara. Selain itu kompetisi global yang kuat karena perbedaan
struktur industri.
Menghadapi globalisasi, banyak perusahaan dihadapkan pada berbagai pilihan untuk
membuat produk, jasa, dan layanan terstandarisasi. Bila dilihat dari sisi positifnya, hal ini
bisa meningkatkan profesionalisme perusahaan yang juga berdampak pada citra dan
reputasi yang baik. Tapi standarisasi ini juga bisa dinilai negatif, bila kita menilik siapa pihak
yang menciptakan standarisasi dan untuk kepentingan apa. Karena umumnya kriteria
dirumuskan oleh perusahaan-perusahaan di negara maju, yang juga diterapkan untuk
negara berkembang yang belum tentu memiliki kesiapan dari berbagai segi.
Tugas penting eksternal manajemen di sini adalah mengadakan pengelolaan yang efektif,
yang sifatnya informatif dan persuasif, yang ditujukan kepada publik di luar organisasi/perusahaan
itu. Informasi yang diberikan harus jujur, berdasarkan fakta dan harus diteliti kebenarannya. Sebab
publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang
menyangkut kepentingannya dan bisnis yang berlangsung harus pula timbal balik.
Masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah di sekitar perusahaan, kantor, gudang,
tempat latihan, tempat peristirahatan, atau di sekitar aset tetap perusahaan lainnya disebut juga
komunitas lokal. Dalam pelaksanaan fungsi manajemen, komunitas lokal dipandang sebagai suatu
kesatuan dengan perusahaan yang memberi manfaat timbal balik. Hubungan timbal balik tersebut
bukanlah selalu berarti bahwa komunitas adalah kumpulan orang-orang yang saling berbagi dalam
memanfaatkan suatu fasilitas. Lebih jauh, komunitas adalah suatu organisme sosial yang saling
berinteraksi. Bentuk kesatuan antara keduanya itu dipengaruhi oleh siapa yang datang lebih dahulu
(perusahaan atau penduduk) di lokasi tersebut, dan sifat lokasi terhadap perusahaan. Hubungan
2015 15 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
timbal balik tersebut memengaruhi pola pekerjaan manajemen, sehingga pada jenis perusahaan
yang sama bisa jadi peran manajemen berbeda cukup jauh.
Hubungan timbal balik dengan rasa memiliki dibutuhkan oleh perusahaan agar perusahaan
memperoleh dukungan komunitas. Misalnya, pemasok tenaga kerja yang tidak memerlukan fasilitas
antar-jemput dan perumahan karena lokasi kerja yang dekat, tenaga kerja yang sehat dan terampil,
dan tenaga kerja yang mengenal karakter perusahaan. Dukungan masyarakat juga dibutuhkan untuk
turut mencegah kejadian yang tidak diinginkan, misalnya partisipasi dalam menjaga keamanan,
mencegah kebakaran, atau kerawanan lainnya.
Sebaliknya hubungan timbal balik akan menyenangkan masyarakat karena mereka
mempunyai sumber pendapatan yang baru, lingkungan yang bersih dan sehat, serta dapat
memanfaatkan fasilitas yang dibangun perusahaan. Secara keseluruhan bangsa ini akan mengalami
keuntungan. Kesejahteraan yang meningkat merupakan potensi yang besar bagi perusahaan untuk
menjual hasil produksinya. Artinya, perusahaan turut membina pasar masa depannya.
2015 16 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Argenti, Paul A. Manajemen, Second Edition. McGraw-Hill, New York, 2003.
_____________. Manajemen, Fourth Edition. McGraw-Hill, New York, 2007.
Laura P. Hartman – Joe DesJardins. 2011. Business Ethics: Decision Making for Personal
Integrity & Social Responsibility, McGraw – Hill International Edition, Second Edition.
Robert.A.G. Monks and N. Minow. 2011. Corporate Governance. John Wiley & Sons, Ltd.
Fifth Edition.
2015 17 Business Ethics and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Tuti Widiastuti, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id