Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“PEMBANGKITAN ENERGI
DARI HASIL SAMPING
INDUSTRI PENGOLAHAN
TEPUNG SAGU”
Webinar Series DGB-IPB
Pembangunan Industri Berbasis Sagu
Terpadu Dan Berkelanjutan
Nara sumber:
A. Y. Dias (Sonny), GTE
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 2
Catatan Pembicara
(Disclaimer)
1. Dalam mempersiapkan materi, pembicara hanya mengupayakan analisis praktis
berdasarkan data yang tersedia. Oleh karenanya, pembicara menyertakan catatan kaki
sumber data asal.
2. Keseluruhan analisis disusun berdasarkan pengalaman praktis dalam pengembangan
produk energi terbarukan dari limbah agroindustri sejenis lainnya (sawit). Analisis juga
didasarkan pada latar belakang teknis dan pengalaman praktis pembicara dalam bidang
process design & controls, automatic control systems dan on-line gauging.
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 3
Pengolahan Tepung Sagu Tradisional
Proses pengolahan tepung sagu pada dasarnya adalah penebangan,
pengulitan dan pembelahan batang sagu, lalu penghancuran dan pemanenan serat
empulur batang sagu dan dicuci untuk diambil pati sagunya serta dikeringkan. Tepung
pati sagu siap dikemas untuk disimpan, diperdagangkan atau di konsumsi.
Pemotongan & pengulitan
batang sagu
Pemanenan empulur
batang sago
Pencucian &
penyaringan pati
sagu
Pati sagu siap
dikeringkan
1. Karakteristik dan Jumlah Hasil Samping
Industri Pengolahan Tepung Sagu
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 4
Pada proses pengolahan tepung sagu, didapatkan
hasil sampingan (limbah) berupa:
− Limbah cair (± 20 ltr / kg tepung sagu) yang masih
mengandung bahan organik tinggi, serat, 4% pati yang
tidak terekstrak, larutan nitrogenus serta sianoglukosid
− Ampas serat sagu berupa serat selulosa
− Kulit batang (*2/)
− Serta pelepah, daun dan akar (bonggol) pohon sagu, yang
juga merupakan limbah biomasa padat lainnya yang belum
diperhitungkan.
Limbah biomasa padat,
daun, pelepah, bonggol
dan kulit batang sagu
Limbah cair sagu
Limbah serat sagu
Sumber data
*2/ The Utilization of Sago Waste:
Prospect & Challenge, ICFP
2019,T.H. Rasyid at all
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 5
Dalam proses pengolahan, perbandingan tepung sagu
yang dihasilkan terhadap serat sagu yang diolah adalah 1:6.
Artinya, setiap 6 kg serat sagu menghasilkan 1 kg tepung sagu
dan 5 kg limbah ampas serat sagu.
Sementara, komposisi perbandingan limbah kulit pohon
sagu terhadap serat sagu dalam setiap pohon antara 17-25 : 83-
75%. Atau rata rata 21:79% (*3/)
Sumber data
*3/ Potensi Dan
Penggunaan Limbah
Sagu Fermentasi
sebagai Pakan. pdf.
Medpub.litbang.pertania
n.go.id
*4/ Statistik Perkebunan
Indonesia 2016-2018,
DirJen Perkebunan -
2017
Mengacu pada proyeksi produksi sagu nasional 2018,
yang mencapai 281.898 ton (*4/).
Maka secara nasional total hasil sampingan berupa:
1. Limbah cair sebanyak 7.800.000 m3
2. Ampas serat sagu sebanyak 1.950.000 ton
3. Kulit batang sagu sebanyak 487.500 ton
4. Belum terhitung limbah daun, pelepah dan akar (bonggol)
pohon sagu
Data produksi nasional
tepung sagu
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 6
2. Konsumsi Energi Dalam Produksi Tepung Sagu
Pada proses pengolahan tradisional hampir keseluruhan proses dilakukan
secara manual. Karenanya kebutuhan energi relatif kecil.
Sementara pada proses yang sudah dikembangkan dengan lebih baik,
ditambahkan beberapa mesin seperti:
Mesin Energi Yg Dibutuhkan
- Gergaji mesin 20 inch untuk memotong, menguliti 3,0 HP (2,2 kw)
serta mencacah empulur sagu
- Mesin pemarut potongan empulur sagu portable, 6,5 HP (4,9 kw)
berbentuk silinder, 730-1.009 kg/jam,
berpenggerak motor bensin
- Ekstraktor dengan pisau aduk putar, 6,5 HP (4,9 kw)
dilengkapi saringan, 200 kg/jam, berpenggerak
motor bensin, keluaran 28-32% pati sagu, serta
pati sagu terbuang 2,75-4,56% bersama limbah cair
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 7
Pemakaian mesin-mesin tersebut mampu meningkatkan produksi parutan serat
sagu s/d 1.009 kg/jam, dengan hasil pati sagu 24% (tulisan lain menyebutkan 25,76%)
dan pati sagu terbuang bersama limbah cair 4%. Sisanya merupakan 72% ampas serat
sagu (*5/).
Mesin Parut Serat Sagu Mesin Ekstraktor Pati Sagu
Sumber data
*5/ Sago Palm, 2018, Hirosi Ehara &
Yukio Toyoda, Dennis V. Johnson –
Editor, SpringerOpen
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 8
Pada proses pengolahan tepung sagu modern, proses pengolahan
dipisahkan menjadi sebagai berikut (*1/):
Proses 1. Pemotongan batang sagu di lahan
Proses 2. Produksi Serat Sagu Basah
Pengulitan batang & pencacahan empulur batang sagu
Penyerakan (pemarutan) atau grinding basah
Proses 3. Proses Refining Tepung Sagu
Pencucian & Pengayakan Tahap 1. Pemompaan & Pengadukan, Pengayakan
Kasar, Filtering (Rotary Filter) - - - > material halus
Pencucian Tahap 2. Filtering untuk bahan lebih halus, penyimpanan di silo
Pencucian Tahap 3. Filtering
Tangki / kolam sendimentasi
Pengering sentrifugal
Tungku pengeringan - - - > Tepung Sagu
Pengemasan (bagging / packing)
Penggudangan & pengiriman ekspor
Secara keseluruhan kebutuhan ketersediaan energi,’ sangat tergantung pada
kapasitas produksi terpasang serta proses yang digunakanSumber data
*1/ Improvement on Sago Flour Processing, 2007, Siti Mazlina Mustapa Kamal et all
8/18/2020 9Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu
Di Konawe & Kab. Konawe
Selatan, Sulawesi Tenggara sebagai lokasi
Perkebunan Pohon Sagu, seluas 5000 ha
dan unit pengolahan. Dengan hasil 2,5 ton
sagu basah & 3 ton tepung sagu per hari.
Dengan penekanan pada proses
yang higienis, pemanfaatkan air tanah
sebagai ganti air sungai, berbiaya rendah
dan teknologi pemanfaatan limbah, agar
ramah lingkungan. Pengolahan dengan
grating machine, kolam pengendapan
terpisah untuk menghasilkan produk
tepung sagu berkualitas lebih baik serta
proses produksi lebih singkat (*6/).
Sumber data
*6/ www.fao.org/indonesia/news/detail-events/en/c/1074331/
Contoh aplikasi pengolahan “moderen”
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 10
3. Potensi Energi Hasil Samping Produksi Tepung Sagu
Mengacu pada bahasan di depan, dimana secara nasional bisa didapatkan
hasil sampingan (limbah) berupa:
1. Limbah cair sebanyak 7.800.000 m3
2. Ampas serat sagu sebanyak 1.950.000 ton
3. Kulit batang sagu sebanyak 478.500 ton
4. Belum terhitung limbah daun, pelepah dan akar (bonggol) pohon sagu
Sejauh tidak digunakan untuk pemanfaatan lain seperti bahan pakan ternak,
media tanam jamur dll., maka hasil sampingan (limbah) pengolahan sagu di atas,
berpotensi untuk dikonversi sebagai sumber energi
Limbah Cair
Sebagaimana limbah cair POME pada agroindustri sawit, limbah cair
pengolahan sagu inipun berpotensi untuk dikonversi sebagai biogas berbasis proses
fermentasi, yang selanjutnya dapat dipakai untuk menjadi tenaga pembangkit listrik gas
– gastrain.
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 11
Sayangnya, pembicara belum mendapat acuan tehnis tentang pemanfaatan
limbah cair pengolahan sagu yang dikonversi sebagai sumber biogas untuk
pembangkitan tenaga listrik.
Namun jika mengacu pada agro industri sawit. Setiap unit pengolahan 1 ton
TBS, dihasilkan limbah cair 0,7- 1,0 m3. Dan setiap unit pengolahan berkapasitas 45
ton/jam TBS, menghasilkan limbah cair POME yang dapat dikonversi menjadi biogas
serta cukup untuk mentenagai pembangkit listrik gas mini berkapasitas 2 x 0,6 MW.
Maka keseluruhan limbah cair
pengolahan sagu, yang secara nasional
mencapai 7.800.000 m3, berpotensi untuk
dapat dikonversi menjadi tenaga listrik
sebesar 208.000 MWH per tahun.*(7.800.000/45)x1.2)
Disamping itu, turunan limbah
cairnya masih sangat berpotensi pupuk cair
dan padat organik.
Unit konverter limbah cair menjadi biogass mini
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 12
Limbah Ampas Serat dan Kulit Batang
Pada umumnya limbah ampas serat hasil pengolahan agro industri bersifat
basah dan mengandung kadar air s/d 65%. Dengan proyeksi jumlah limbah ampas
serat sagu secara nasional mencapai 1.950.000 ton, dapat diperoleh bahan ampas
serat kering sebesar 682.500 ton. Jumlah limbah kulit batang sagu secara nasional
mencapai 478.500 ton. Seperti yang diketahui, serat tanaman segar non kayu bisa
berkadar air s/d 40-50%, sehingga limbah kulit batang sagu kering yang dihasilkan
kurang lebih 263.175 ton. Sayangnya tidak terdapat informasi besaran limbah daun,
pelepah, pucuk & bonggol batang, yang pada dasarnya juga limbah biomasa padat.
Total limbah kering ampas serat dan kulit batang sagu kering, berjumlah
945.675 ton per tahun, yang bisa dikonversi menjadi bahan bakar padat biomasa pelet
sebesar 859.704 ton per tahun. Sebagaimana sifat serat nabati yang pada dasarnya
adalah serat selulosa, memiliki kandungan kalori rata rata 4.500 kkal/kg. Dengan
konversi pembangkitan listrik PLTU, 3.000 kkal/kwh, pelet limbah biomasa padat sagu
tersebut cukup untuk membangkitkan 1.289.556 MWH listrik per tahun.
Dalam hal fasilitas pengolahan sagu terpadu yang dibangun FAO di Sulawesi
Tenggara, Limbah padat ampas serat & kulit batang sagu, dikonversi menjadi arang..
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 13
Potensi Energi
Secara keseluruhan, limbah cair dan biomasa padat industri pengolahan sagu
berpotensi energi:
Limbah cair 208.000 MWH
Limbah ampas Serat & kulit batang sagu 1.289.556 MWH +
atau total 1.497.556 MWH / tahun
Serta memberikan nilai tambah sebesar 1.487.556.000 kwh x Rp 1.150 / kwh atau
setara Rp 1,72 T / tahun
Jadi, ya, limbah pengolahan sagu
punya potensi energi yang cukup besar.
Masalah yang timbul adalah penyebaran
lokasi limbah biomasanya, sehingga perlu
diperhitungkan secara matang kelayakan aplikasi
pemanfaatannya untuk dapat dikonversi sebagai
bahan bakar pembangkit listrikBahan bakar padat
pelet limbah biomasa
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 14
4.Pembangkitan Energi Berbasis Hasil Samping
Produksi Tepung Sagu
Di Serawak, Malaysia, limbah cair pengolahan sagu dikonversi menjadi
bioethanol atau glukosa. Namun dari beberapa tullisan yang pembicara dapatkan,
belum ada yang membahas pemanfaatan hasil samping (limbah) pengolahan sagu
untuk dikonversi menjadi tenaga listrik, untuk pemakaian sendiri.
Berdasarkan jenis hasil samping (limbah) industri pengolahan sagu yang
berupa limbah cair dan padatan biomasa (ampas serat & kulit batang sagu), maka hasil
konversi awal yang dimungkinkan – dari sisi energi -, adalah biogas dan bahan bakar
padat pelet biomasa. Selanjutnya keduanya bisa dikonversi menjadi tenaga listrik:
- Pembangkit listrik tenaga gas mini, gass train. Baik memanfaatkan biogas
hasil konversi limbah cair maupun gasifikasi bahan bakar padat pelet biomasa
limbah sagu
- PLTU berbahan bakar padat pelet biomasa limbah sagu
Di Indonesia, sekali lagi, masalahnya adalah penyebaran dan volume
ketersediaan limbah di setiap lokasi pengolahan sagu. Kecukupan ketersediaannya
menentukan kelayakannya untuk dikonversi menjadi tenaga listrik.
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 15
Contoh kasus:
Dari pembahasan didepan, diketahui sebuah mesin pemarut (gratting)
empulur sagu berdaya 4,9 kw, mampu menghasilkan 750-1,009 kg serat sagu per jam.
Sementara tulisan lain menyebutkan rata – rata berat batang sagu jenis Tuni /
Rumangganu 1.269 – 1.297 kg, dapat menghasilkan 284 – 343 kg serat sagu dengan
kadar sagu 22,38 – 26,44%. Maka dengan mengambil batas bawah masing – masing
data tersebut di atas, kita dapatkan satu mesin pemarut mampu mengolah 2,5 batang
sagu jenis Tuni / Rumangganu per jam. Dengan hasil 710 kg serat sagu dan hasil akhir
159 kg tepung sagu per jam, 1,272 kg tepung sagu kering per shift 8 jam kerja dan
3.816 kg tepung sagu kering per hari.
Dari proses ini kan didapatkan hasil samping limbah cair 76,32 m3, ampas
serat sagu 19,08 ton serta limbah kulit batang sagu 5,07 ton per hari. Total limbah
biomasa kering 8,95 ton per hari. *((19,08 x 35%) + (5,07 x 45%)
Sumber data
*7/ Karakteristik Produksi dan
Pendapatan Pengolahan Sagu,
2019, Robiatul Adawiyah &
Muhamad Arief DirgantoroGenerator listrik
bertenaga biogas
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 16
Dengan potensi hasil samping limbah cair sebanyak 76,32 m3 dan 8,95 ton
limbah biomasa kering. Pilihan yang paling mungkin adalah mengembangkan
pembangkit listrik mini tenaga gas, yang ditenagai dari gabungan biogas hasil
fermentasi limbah cair dan gasifikasi limbah biomasa kering. Karena pertimbangg biaya
investasi dan OM pembangkit. Dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Limbah cair 76,32 m3 bisa menghasilkan biogas cukup untuk dikonversi menjadi
2,04 MWH. *((76,32/45)x1,2). Dengan hasil samping pupuk organik cair dan padat.
2. Sementara 8,95 ton limbah biomasa kering, dapat digasifikasi dan menghasilkan
wood gass yang cukup untuk dikonversi menjadi 7,46 MWH tenaga listrik. *((8,95/1,2) .
Serta hasil samping biochar. .
Gabungan keduanya menghasilkan
tenaga listrik sebesar 9,5 MWH / hari atau 396 kW
per jam. Cukup untuk mentenagai sebuah PLTG –
Gass Train dengan kapasitas 2x200 kW. Jadi,
ya, unit pengolahan tepung sagu bisa mandiri
energi.
Kapasitas pembangkitan bisa dihitung
ulang, setelah diketahui potensi limbah biomasa
daun, pelepah & bonggol pohon sagu
Unit gasifier mini,
bahan bakar padat pelet limbah biomasa
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 17
5. Pengembangan Industri Produksi Tepung Sagu Mandiri Energi
Hal menarik dari kedua diagram di atas adalah:
1. Standar permesinan masih dapat dikembangkan untuk memberikan hasil
olahan tepung sagu dengan kualitas yang baik, cost effective & hasil yang
maksimum
2. Belum diperhitungkan adanya limbah biomasa padat lainnya pada proses
logging batang sagu serta limbah cair
3. Belum diperhitungkan pemanfaatan limbah pengolahan sagu untuk dikonversi
sebagai sumber tenaga listrik
Limbah biomasa padat,
daun, pelepah, bonggol
dan kulit batang sagu
Limbah cair
Limbah
cair
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 18
Contoh Diagram Pengolahan Sagu Moderen Di Serawak
Kapasitas 600 Ton / Bulan
Sumber data
*9/ Potenstial Of Bioenergy From The Sago Industries In Malaysia, K. B. Bujang, Departement of
Resource Biotechnology,Faculty of Resource Science and Technology, University Malaysia Serawak
Pabrik pengolahan sagu di
Malaysia, umumnya
mengolah 1.900 – 2.200
batang sagu dan
menghasilkan 25 ton tepung
sagu kering / hari. Dengan
limbah cair minimum 20 liter /
kg tepung sagu yang
diproduksi, atau total 500 ton
limbah cair, yang
mengandung 25 ton ampas
serat dan 15 ton pati sagu.
1. Sudah menggunakan water semi closed loop system
2. Masih menggunakan Rasper, mixing tank, setling tank
3. Limbah biomasa padat belum dimanfaatkan sbg sumber energi listrik
4. Pati sagu yang terbuang bersama limbah cair masih 15 ton/hari
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 19
Diagram alir proses pengolahan sagu terpadu mandiri energi
dengan yield lebih baik
Sirkulasi pemanfaatan air didesain 2 tingkat. Tingkat pertama pemanfaatan
ulang air ditingkat bagian mesin terkait. Tingkat kedua di plant. Pemakaian air
tanah bisa dihemat secara signifikan.
Cyclone
HDC (5)
Centrifugal
Sieve (6)
Hydro
Cyclone (7)
Centrifugal
Sieve (8)
Hydro
Cyclone (9)
Centrifugal
Peeler (10)
Flash
Dryimg (11)
Storage
Silo (12)
Fiber
Refiner (4)
Wet
Grinding (3)
De Barking
(2)
Mobile Logger,
Biomass CCT (1)
Tepung Sagu
Kemas
Hutan /
Kebun Sagu
Solid/Liquid
Waste (15)
Separator
(16) Solid/
Waste
Converter
(17) Liquid
Waste
Converter
(18) Fresh
Water Tank
Fresh
Water Well
(20)
2x200 kw
Gass Train
(19)
Packing/
Bagging
(13)
Converting
Unit (14)
Beras Sagu
& Mie Sagu
Kemas
Bio Gas
Bio Char
Ground
Water
Pupuk
Organik
T Listrik
Cnvrt . Limbah
Lemak
Sagu
Produk
berbasis
lemak sagu
Sagu
Bio Char
T Listrik
F. Water
Solid Waste
Liquid Waste
Keterangan
Air Tanah
C. Water
Biogas
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 20
1. Mobile Logger, Solid Biomass Crusher,
Collector & Transporter. Unit penebang
batang sagu bergerak yang juga berfungsi
sebagai penghancur, pengumpul dan pembawa
material limbah biomasa padat ke unit
pengolahan. Tergantung kondisi
perkebunan/hutan pohon sagu, bisa berupa unit
darat atau air. Dengan fasilitas ini, limbah padat
biomasa karena penebangan dapat
dimanfaatkan secara optimal.
2. De-Barker. Pengupasan kulit batang sagu di
lokasi produksi akan memudahkan pengelolaan
limbah biomasa kulit.
3. Wet Grinding. Grinding basah (dibantu aliran
air) lebih memudahkan penyerakan serat sagu
serta menyiapkan serat basah berkadar air s/d
20 % pada proses fiber refining.
4. Fiber Refiner. Proses pemecahan dan
penguraian serat sagu akan lebih menghasilkan
ekstraksi pati sagu lebih maksimal daripada
proses penumbukan. Serat sagu yang telah
terurai kemudian dipompa ke Washing &
Filtering Unit pada konsistensi 5%.
5. Cyclone HDC. Membersihkan larutan serat dari
pasir dan partikel berat lain seperti butir logam
dll.
6. 1st Stage Screening -
Centrifugal Sieve . Di
sini serat yang telah
terurai disaring dan
dipisahkan dari pati sagu
& airnya. Ampas serat
dikirim ke Waste
Separator Unit.
Sementara larutan pati
sagu dipompa ke Sago
Starch Washing Unit.
7. 1st Stage Sago Starch Washing – Hydro
Cylone. Berperan mencuci pati sagu dari
butiran pati yang lebih halus maupun
kandungan lemaknya. Potensi limbah lemak
sagu.
Cylone HDC
Hydro Cyclone Centrifugal Sieve
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 21
8. 2nd Stage Screening - Centrifugal Sieve .
Sama dengan pada tingkat pertama tetapi
dengan ukuran screen yang lebih halus.
9. 2nd Stage Sago Starch Washing – Hydro
Cylone. Sama seperti pada tingkat pertama,
tetapi dengan pengaturan beda tekanan yang
berbeda.
10. Centrifugal Peeler. Berfungsi untuk
memisahkan pati dari airnya - dewatering.
12 Storage Silo. Tangki silo penampung sementara
tepung sagu kering.
13. Packing Unit.. Menimbang dan mengemas
tepung sagu
14. Converting Unit. Mengkonversi tepung sagu
menjadi produk beras sagu atau mie sagu
15. Solid & Liquid Waste Separator. Menampung
imbah cair dari proses, memisahkan komponen
padat dan cair serta mengirimkan ke unit
konverter terkait
16. Solid Waste Converter. Unit pengolah limbah
biomasa padat, mengeringkan dan
mengkonversinya menjadi wood gass untuk
mentenagai gass train sementara hasil samping
biochar dimanfaatkan untuk memanaskan udara
kering pada Flash Drying Unit.
17. Liquid Waste Converter. Unit pengolah limbah
cair, membersihkan air limbah untuk digunakan
kembali dalam proses, serta mengkonversi
sisanya menjadi biogas untuk mentenagai gass
train. Sementara hasil samping dapat digunakan
sebagai pupuk organik cair atau padat.
18. Fresh Water Tanks. Tangki penampung air
tawar dari sumur maupun air limbah yang telah
dibersihkan di liquid waste converter.
11. Starch Flash Drying. Dimana partikel pati sagu
basah yang diumpankan dikeringkan dengan
udara kering panas. Keluaran dari unit ini adalah
tepung sagu kering yang di lalukan konveyor
pendingin dan disimpan di silo penyimpan
Centrifugal Peeler
Flash Drying
Sumber data:
*10/ Https://microtecco.com/products
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 22
19. Gass Train Generator. Adalah generator listrik
berbahan bakar biogas. Pemakaian gas train
lebih dimaksudkan untuk menyesuaikan
ketersediaan bahan bakar, kapasitas, biaya
pengoperasian serta investasi awal. telah
dibersihkan, dimaksudkan untuk meminimalkan
pemakaian air tanah.
Catatan.
1. Desain proses pengolahan terpadu masih tahap awal, bisa dikembangkan dengan memperhatikan
efisiensi dan efektifitas proses, serta biaya investasi
2. Spesifikasi mesin dan daya yang digunakan, disesuaikan dengan kapasitas keseluruhan proses yang
diinginkan, serta dengan memperhatikan SCM & logistik batang sagu
3. Moda angkutan unit mobile logger disesuaikan situasi & kondisi lapangan
4. Pemilihan pemakaian Flash Dryer untuk memastikan pengeringan pati sagu bisa dilakukan terus menerus
dengan hasil yang bersih
5. Pemilihan gasifikasi hasil samping (limbah) biomasa padat dipilih untuk kesesuaian kebutuhan bahan
bakar pembangkit listrik gas mini, serta hasil samping biochar untuk bahan bakar unit pengering
6. Pemanfaatan kembali air limbah pengolahan yang telah dibersihkan akan menghemat penggunaan air
tanah secara signifikan
7. Hasil pupuk organik cair padat, serta abu pembakaran. Merupakan upaya mengembalikan sebagian hasil
bumi kembali ke tanah
20. Ground Water Well. Sumur air tawar bersih
sebagai ganti pemakaian air sungai yang
banyak digunakan pada pengolahan
tradisional. Dimaksudkan untuk menghasilkan
produk tepung sagu yang lebih bersih &
higienis. Kombinasi pemakaian limbah air
pengolahan yang telah dibersihkan,
dimaksudkan untuk meminimalkan pemakaian
air tanah.
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 23
Sustainibilitas & Kontinyuitas Produksi
Untuk menjaga sustainibilitas & kontinyuitas produksi, diperlukan adanya kucukupann
dan keajegan ketersediaan pasokan bahan baku batang sagu. Karenanya, perlu dikembangkan
budidaya kebun / hutan pohon sagu dengan luasan area yang mencukupi dengan sistem rotasi
tebang - tanam, Sementara untuk meminimalkan biaya angkutan batang sagu, sangat
dianjurkan untuk menempatkan lokasi fasilitas pengolahan sagu ditengah kebun / hutan pohon
sagu.
Sebagai contoh:
Dengan mengacu pada pembahasan di depan, untuk
kapasitas produksi fasilitas pengolahan 3.816 kg tepung
sagu per hari, diperlukan pasokan batang sagu jenis Tuni/
Runggamanu sebanyak 60 batang perhari.
Jika jarak tanam 7x7 s/d 9x9 m2 serta masa tanam siap
tebang adalah 6-7 tahun. Diperlukan luasan lahan
perkebunan 81 m2 x 60 pohon x 365 hari x 8 tahun atau
sekitar 1.241 ha.
Maka perlu di cadangkan kurang lebih 1.400 – 1.500 ha
area budidaya pohon sagu, termasuk kanal irigasi dan area
pabrik pengolahan sagu
Sumber data
*8/ www//cybex.pertanian.go.id/
Mobile/ artikel .
8/18/2020Energi Hasil Samping Pengolahan Sagu 24
Acuan:
*1/ Improvement on Sago Flour Processing, 2007, Siti Mazlina Mustapa
Kamal et all
*2/ The Utilization of Sago Waste: Prospect & Challenge, ICFP
2019,T.H. Rasyid at all
*3/ Potensi Dan Penggunaan Limbah Sagu Fermentasi sebagai Pakan
pdf.Medpub.litbang.pertanian.go.id
*4/ Statistik Perkebunan Indonesia 2016-2018, DirJen Perkebunan –
2017
*5/ Sago Palm, 2018, Hirosi Ehara & Yukio Toyoda, Dennis V. Johnson
– Editor, SpringerOpen
*6/ www.fao.org/indonesia/news/detail-events/en/c/1074331/
*7/ Karakteristik Produksi dan Pendapatan Pengolahan Sagu, 2019,
Robiatul Adawiyah & Muhamad Arief Dirgantoro
*8/ www//cybex.pertanian.go.id. Mobile/ artikel .
*9/ Potenstial Of Bioenergy From The Sago Industries In Malaysia,
K. B. Bujang, Departement of Resource Biotechnology,Faculty of
Resource Science and Technology, University Malaysia Serawak
*10/ Https://microtecco.com/products
8/18/2020 25GTE - Webinar SBRC IPB Ttg. Pemanfaaran Biomasa
PT GREN TEKNO ENERGI
Didirikan di Jakarta pada tahun 2017,
untuk merespon kebutuhan dan
peluang usaha dibidang produk pelet
biomasa berbasis limbah tankos sawit.
Bidang garapan penelitian &
pengembangan produk serta konsultasi &
desain/engineering fasilitas produksi &
permesinan pelet biomasa berbasis
limbah tankos sawit.
Lokasi workshop di Malang, Jawa Timur
Kontak AY Dias (Sonny)
081 233 950 197 (mobil & WA)