Upload
septi-tjandra
View
129
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pembelahan Sel
Citation preview
Pembelahan Sel
Yolanda Kesuma
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Skenario
Amir seorang murid kelas 7 (kelas 1 SMP), mempunyai kakak yang sedang kuliah di Fakultas
Kedokteran. Amir minta tolong kakaknya untuk membantu tugas sekolah tentang pembelahan sel yang
terjadi di dalam tubuh. Amir tidak mengerti dengan jelas apa perbedaan antara mitosis dan meiosis.
Pendahuluan
Kehidupan kita dimulai dari hal yang terkecil. Setiap makhluk hidup terdiri dari susunan
yang memiliki ukuran yang terkecil, yang kemudian akan membentuk suatu kumpulan yang
bekerja sama sehingga suatu organisme atau makhluk hidup yang kompleks memiliki suatu
organisasi kehidupan.1 Bagian terkecil dari makhluk hidup berupa sel. Sekelompok sel yang
bentuk dan fungsinya sama membentuk jaringan. Beberapa macam jaringan yang bekerja sama
membentuk suatu organ. Beberapa macam organ akan terangkai dan membentuk suatu sistem
organ. Selanjutnya beberapa sistem sistem organ membentuk suatu organisme. Organisme dapat
dibagi menjadi dua bagian besar menurut inti sel nya yakni organisme prokariot dan organisme
eukariot. Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan relatif lebih sederhana. Sedangkan
organisme eukariot memiliki inti sel dan organisasi intraselular yang lebih kompleks.2
Pembelahan sel pada organisme uniseluler merupakan cara organisme tersebut untuk
melestarikan jenisnya sedangkan bagi organisme multiseluler, selain untuk melestarikan
jenisnya, pembelahan sel mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan pada organisme
tersebut. Pada manusia, sel sel dapat memperbanyak diri sehingga manusia dapat bertumbuh dan
berkembang.
Korespondensi : Yolanda Kesuma, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2011,
NIM : 102011048, Kelompok E8, Jalan Terusan Arjuna Utara No 6, Jakarta, Telp : 021-56942061, Fax : 021-
5631731, E-mail : [email protected]
Proses pembelahan sel dibagi menjadi tiga yakni amitosis, mitosis, dan meiosis.
Pembelahan amitosis terjadi pada prokariot, sedangkan pembelahan mitosis dan meiosis terjadi
pada eukariot. Amitosis adalah pembelahan sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan amitosis banyak dijumpai pada sel-sel yang
bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri. Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel
membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu profase metafase anafase telofase. Antara
tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat selang waktu yang dinarnakan interfase.
Meiosis adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam
prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom dan terjadi pindah silang atau
crossing over.3 Pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat
interfase. Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I dan terdapat interfase.
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan
jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel penyusun tubuh. Sel sel
tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel
sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak
mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel
sel kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel sel kulit yang
rusak atau mati. Pada pembelahan mitosis tidak terjadi pindah silang. Sel organisme multiseluler,
proses pembelahan sel memiliki tahap tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel sel tubuh yang
aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap.2 Siklus sel tersebut dibedakan
menjadi dua fase utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G1, S,
G2.4
1. G1 : Pada tahap G1 ukuran sel bertambah besar akibat pertumbuhan sel.
2. S : Pada tahap S, terjadi duplikasi kromosom dan sintesis DNA (replikasi DNA).
Kromosom yang awalnya tunggal berubah menjadi ganda.
3. G2 : Pada tahap G2, sel tumbuh sempurna sebagai persiapan untuk pembelahan sel.
Pada fase ini, DNA cepat sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan
pembentukan RNA serta protein berlangsung.
Mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah
proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu profase, metafase, dan
telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil
pembelahan. Kariokinesis selama mitosis menunjukkan ciri yang berbeda beda pada tiap
fasenya. Ciri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:2 ,4
1. Profase : Begitu fase G2 berakhir, maka dimulailah profase. Pada tahap profase, terjadi
perubahan pada nukleus dan sitoplasma. Di dalam nukleus, benang benang kromatin
berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid
dengan satu sentromer. Dinding inti dan anak inti menghilang. Pasangan sentriol yang
terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Benang
benang spindel terbentuk diantara kedua kutub.
2. Metafase : Membran inti sudah menghilang dan setiap kromosom yang terdiri dari
sepasang kromatid menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang
ekuator) yaitu bidang tengah dari sel sehingga kromosom tampak paling jelas. Sentromer
dari seluruh kromosom membuat formasi sebaris. Kromatid menggantung pada benang
benang spindel melalui sentromer. Pada metafase, tampak adanya dua kromatid hasil
penggandaan pada profase yang sedang mengalami pembagian menjadi dua.
3. Anafase : Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-
masing kromosom membentuk sentromer. Sentromer dari setiap kromosom membelah
menjadi dua dengan masing masing satu kromatid. Kemudian setiap kromatid berpisah
dengan pasangannya dan menuju ke kutub yang berlawanan. Pada akhir anafase, semua
kromatid sampai pada kutub masing masing.
4. Telofase : Kromatid yang berada pada setiap kutub berubah menjadi benang benang
kromatin kembali. Terbentuk kembali nucleolus dan dinding sel membentuk dua inti
baru. Gelendong pembelahan mulai menghilang.
Setelah kariokinesis, terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan
terbentuk sel yang baru. Setelah itu terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom
yang sama dengan kromosom induknya.
Gambar 1. Pembelahan Mitosis2
Seperti mitosis, meiosis berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan
menentukan distribusi kromosom yang tepat ke dalam sel-sel anak. Pembelahan meiosis akan
menghasilkan 4 sel anak yang memiliki jumlah kromosom hanya setengah dari kromosom
induknya. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar jumlah kromosom individu tetap dari generasi
ke generasi. Meiosis terjadi pada alat reproduksi, yaitu pada gametosit (sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina). Pembelahan kromosom berlangsung dua kali berurutan tanpa diselingi
interfase yakni meiosis I dan meiosis II. Pada meiosis juga terdapat fase fase seperti pada
pembelahan mitosis yakni:5
Meiosis I
1. Profase I : Tejadi sinapsis yakni suatu proses penghubungan kromosom yang
telah direplikasi. Hasil dari sinapsis adalah kromosom tetrad yang terdiri dari
dua kromatid dari setiap kromosom. Crossing over sering terjadi pada saat
sinapsis. Selama crossing over, kromatid akan patah dan menempel pada
kromosom homolog yang berbeda. Adanya crossing over ditandai dengan
struktur khusus berupa chiasma. Pada akhir profase I, kromosom homolog
akan mulai terpisah, tetapi ia tetap menempel pada chiasma. Profase terbagi
lagi menjadi fase-fase sebagai berikut:
Leptonema: benang-benang kromatin menjadi kromosom.
Zigonema: kromosom yang sama bentuknya atau kromosom homolog
berdekatan dan bergandengan. Setiap pasang kromosom homolog
disebut bivalen.
Pakinema: setiap bagian kromosom homolog mengganda, tetapi masih
dalam satu ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad.
Diplonema: sentrosom membentuk dua sentriol yang masing-masing
membentuk benang gelendong pembelahan. Satu sentriol tetap,
sedangkan sentriol yang lain bergerak kearah kutub yang berlawanan.
Membran inti dan nukleolus hilang.
Diakinesis: Selaput inti & nukleolus hilang (kromosom berada dalam
sitoplasma, sentrosom pindah kekutub berseberangan, terbentuk
gelendong.
2. Metafase I : Kromosom kromosom menempatkan di dibidang ekuator, tetapi
yang berada di bidang ekuator adalah pasangan pasangan kromosom homolog
sehingga pada metafase I tidak terjadi pembelahan sentromer.
3. Anafase I : Tiap kromosom dari pasangan kromosom homolog bergerak ke
arah kutub yang berlawanan. Masing masing kutub menerima setengah
jumlah kromosom yang ada, sehingga pada fase inilah dimulai terjadinya
reduksi kromosom.
4. Telofase I : Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub
masing masing. Dinding nukleus dan nukleolus terbentuk kembali. Pada
telofase jumlah kromosom haploid yang terdapat pada nukleus yang baru.
Pada masing masing nukleus yang baru ini terdapat dua kromosom yang
haploid yang terdiri dari empat kromatid.
Meoisis II
1. Profase II : Sentrosom membentuk dua sentriol terletak pada kutub yang
berlawanan dan dihubungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan
nukleolus hilang, kromatin berubah menjadi kromosom yang berada oleh
gelendong pembelahan.
2. Metafase II : Pembelahan serat gelendong sempurna, kromosom yang terdiri
dari dua kromatid berada di bidang ekuator. Benang benang gelendong yang
berasal dari masing masing kutub mengikat sentromer pada setiap kromatid.
3. Anafase II : Sel memanjang. Sentromer membelah menjadi dua dan lepas,
lalu kromatid dengan sentromer sendiri-sendiri berpisah dan bergerak pindah
ke kutub yang berseberangan.
4. Telofase II : Terbentuk selaput inti dan muncul nukleus. Kromatin terbuka
dan terlepas pilinannya sehingga menjadi longgar dan halus. Sentrosom
menempatkan diri di satu sisi selaput inti. Terjadi tahap sitokinesis sehingga
dari dua gametosit terbentuk empat gametid. Masing–masing mengandung
kromosom setengah dari sel induk.
Gambar II. Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis penting karena dapat mempertahankan jumlah kromosom suatu
individu tetap diploid.5 Ketika terjadi peleburan sel kelamin jantan dan betina yang masing
masing haploid, akan terbentuk individu diploid. Oogenesis adalah proses pembentukan ovum
yang terjadi di organ tertentu, yaitu ovarium. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan
sel sperma. Spermatogenesis menghasilkan 4 sel sperma dari 4 sel anakan pembelahan meiosis.
Spermatogenesis menghasilkan empat sel anak sedangkan oogenesis hanya menghasilkan satu sel
anak (sel telur).6 Hal tersebut terjadi karena tiga badan polar yang dihasilkan tidak mengalami
perkembangan dan terdegradasi.
Gambar 3. Oogenesis6
Oogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan ovum. Pada saat bayi berada di
janin ibu, oogonium akan membelah secara mitosis menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan
oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami
masa istirahat hingga masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Pada masa
pubertas dan mulai terbentuknya siklus menstruasi, oosit primer kecepatan pematangannya
berbeda-beda. Pada saat ovulasi suatu siklus haid normal, yaitu sekitar 2 minggu sebelum terjadi
haid berikutnya, hanya satu sel folikel yang mengalami pematangan sampai tingkat lanjut dan
keluar sebagai ovum yang siap dibuahi. Oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I
menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu polar body yang lebih kecil. Oosit
sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom
(haploid). Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel
ootid yang besar dan satu polar body. Polar body pertama membelah diri menjadi dua. Setelah
itu ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23 kromosom (haploid). Sedangkan
ketiga badan kutub kecil hancur (terdegradasi).5,6
Gambar 4. Spermatogenesis6
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan sperma.
Spermatogonium membelah mitosis menjadi spermatogonia, setelah itu spermatogonia
berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer memiliki 46 kromosom
membelah secara meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang hanya memiliki 23
kromosom, spermatosit sekunder membelah lagi (meiosis II) menghasilkan spermatid, spermatid
berdiferensiasi menjadi sperma.5,6
Penutup
Mitosis dan meiosis memiliki beberapa perbedaan yakni sel yang terlibat pada mitosis
yakni semua sel tubuh, meiosis hanya sel kelamin aja. Setelah itu terdapat perbedaan jumlah sel
anakan, pada mitosis 2 sel anak sedangkan meiosis 4 sel anak. Jumlah kromosom pada mitosis
2n (diploid pada manusia 23 pasang) dan meiosis n (haploid). Pada mitosis hanya terjadi 1 kali
proses pembelahan sedangkan pada meiosis terjadi 2 kali pembelahan. Selanjutnya pada mitosis
tidak terjadi pindah silang dan pada meiosis terjadi pindah silang (crossing over)
Daftar Isi
1. Priyadi A. Biologi. Bogor : Yudhistira;2002. h. 74.
2. Yatim W. Genetika. Bandung : Tarsito;2004. h.32
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13
4. Karmana O. Cerdas belajar biologi. Jakarta : Grafindo Media Pratama; 2006.h.17
5. Campbell, Reece, Mitchell. Biologi. Edisi ke-5(1). Jakarta : Erlangga;2000.h.220-230
6. Anderson PD. Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2001.h.274