Upload
haminh
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBERDAYAAN EKONOMI KREATIF MASYARAKAT
MELALUI HOME INDUSTRI PASMINA INSTAN “TANDTI_TANDS”
DI RT 10 RW 02 JATI PADANG PASAR MINGGU
JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
AULIA ULFA
NIM: 1113054000020
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
LEMBAR PERSETUJUAN
Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Masyarakat Melalui
Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands Di RT 10
RW 02 Jati Padang Pasar Minggu Jakarta Selatan
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh
Aulia Ulfa
1113054000020
Pembimbing Skripsi
Drs. Yusra Kilun, M.Pd
NIP. 19570605 199103 1 004
PROGRAM STUDI
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
i
ii
iii
ABSTRAK
Aulia Ulfa
Pemberdayaan Ekonomi KreatifMasyarakat Melalui Home IndustriPasmina
Instan “Tandti_Tands”Di Rt 10 Rw 02 Jati Padang Pasar Minggu Jakarta
Selatan
Masyarakat tidak produktif menjadi salah satu masalah sosial yang juga sangat
mempengaruhi perekonomian di suatu daerah. Dalam hal ini seharusnya ada
penanganan lebih serius, misalnya menyediakan lapangan pekerjaan bisa menjadi
solusi dari masalah sosial tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Decta Yuandani
yang mendirikan Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands atas dasar ingin
mengubah mayarakat menjadi produktif serta mensejahterakan masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar Home Industri tersebut. Memberikan pengetahuan
seputar jahit-menjahit, pelatihan khusus menjahit serta cara memasarkan produk
meupakan beberapa tahapan yang dilakukan oleh Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands.
Dalam penelitian ini penulis ingin melihat bagaimana proses pemberdayaan yang
dilakukan serta apa saja hasil yang dapat diperoleh masyarakat yang tergabung
dalam Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan dan wawancara
guna untuk melihat sejauh mana proses yang dilakukan oleh Home Industri
Pasmina Instan Tandti_Tands serta melihat hasil yang didapat oleh anggotanya.
Teori yang digunakan adalah teori tahapan pemberdayaan yang dikemukakan oleh
Sumodiningrat dan teori indikator pemberdayaan yang dikemukakan oleh Edi
Suharto.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan Home
Industri Pasmina Instan Tandti_Tands sesuai dengan 3 tahapan pemberdayaan
yaitu tahap penyadaaran, tahap transformasi dan tahap peningkatan intelektualitas.
Sedangkan hasil yang diperoleh oleh masyarakat dari Home Industri Pasmina
Instan Tandti_Tands hanya menggunakan 5 dari 8 indikator pemberdayaan yang
dikemukakan oleh Edi Suharto.
Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands dapat dikatakan sudah berhasil
memberdayakan masyarakat disekitar lokasi Home Industri. Berhasil merubah
masyarakat yang tidak produktif menjadi produktif serta memiliki penghasilan
yang tidak hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan juga bisa
di investasikan untuk di pergunakan dimasa yang akan mendatang.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahhirabbil ‘alamin. Tiada kalimat yang pantas Saya ucapkan
melainkan kalimat puja yang tiada terkira, kalimat puji yang tiada bertepi serta
rasa syukur yang tiada terukur kepada Dzat yang Maha Luhur, Allahu Rabbul
Ghafur. Shalawat bermutiarakan salam tak lupa pula saya sampaikan kepada
manusia budiman insan pilihan Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu per-
syaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarja-
na Sosial di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatul-
lah Jakarta. Kebahagiaan yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah
dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh
keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan karya ilmiah
ini.
Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terimakasih sebe-
sar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A , selaku Rektor UIN Syarif Hidayatulah Ja-
karta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
4. Dr. Raoudhonah, M.Ag., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi
Keuangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi.
7. Drs. Yusra Kilun, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta membantu litera-
tur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya
dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang senantiasa mem-
berikan ilmu, membimbing dan memberikan pengarahan selama perkulia-
han.
9. Alm Bapak Syarif Machfudz dan Ibu tercinta Murni, terimakasih atas
segala perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, do’a, dukungan moril
dan materil terhadap penulisan skripsi ini.
10. Abang, Kakak Ipar dan Keponakan tersayang, Rifky Fadillah, Indah
Handayani dan Alyssa Putri Salsabila yang selalu memberikan dukungan,
do’a serta menghibur penulis.
11. Abang Ipar dan Kakak tersayang, Yudo Adi Negoro dan Yulia Fitri
Marhaeni yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
12. Akhmad Ismail Rizky yang selalu membantu, menemani, mendukung
meberikan semangat dan motivasi selama penulisan skripsi ini.
vi
13. Mbak Decta dan seluruh anggota Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan
informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi.
14. Sahabat tersayang, Nurul Anggraini Putri yang selalu mengingatkan,
membantu serta memberikan dukungan kepada penulis.
15. Sahabat seperjuangan tercinta Jamillah, Sarah Fauziah Audina, Mir’atun
Nisa yang selalu mengingatkan penulis, memberikan dukungan serta se-
mangat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
16. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
angkatan Tahun 2013.
17. Kak Amir yang selalu memberikan bantuan berupa potongan harga pence-
takan skripsi ini kepada penulis.
Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dengan
iringan do’a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT akan selalu melim-
pahkan balasan yang tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan harapan
semoga penyusunan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 23 Oktober 2017
Aulia Ulfa
NIM:1113054000020
vii
Daftar Isi
Abstrak .............................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... v
Daftar Tabel ................................................................................................................... vii
Daftar Gambar .............................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 10
D. Metodologi Penelitian ....................................................................................... 11
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 19
F. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 23
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 24
A. Pemberdayaan .................................................................................................. 24
1. Definisi Pemberdayaan ................................................................................. 24
2. Proses Pemberdayaan ................................................................................... 28
3. Tahapan Pemberdayaan ................................................................................ 29
4. Indikator Keberdayaan ................................................................................. 31
B. Pemberdayaan Ekonomi Kreatif ................................................................... 34
1. Definisi Ekonomi Kreatif ............................................................................. 34
2. Definisi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif .................................................... 35
C. Home Industri ................................................................................................... 35
1. Definisi Home Industri ................................................................................. 35
BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 37
A. Profil Home Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands” ................................ 37
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 37
2. Gambaran Umum Home Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands” ……..... 37
viii
3. Struktur Home Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands” ............................. 40
4. Sasaran Pemberdayaan Home Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands” ..... 42
5. Sarana dan Prasarana Home Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands” ........ 42
6. Nama – nama Anggota Home Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands” ..... 43
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ............................................................... 44
A. Temuan Lapangan
1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Home Industri Pasmina Instan
“Tandti_Tands” ............................................................................................ 45
2. Hasil Yang Diperoleh Setelah Bergabung Dengan Home Industri Pasmina
Instan “Tandti_Tands” .................................................................................. 53
B. Analisis
1. Analisis Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Home Industri Pasmina
Instan “Tandti_Tands” .................................................................................. 63
2. Analisis Hasil Yang Diperoleh Setelah Bergabung Dengan Home Industri
Pasmina Instan “Tandti_Tands” ................................................................... 68
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 69
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 69
B. Saran ................................................................................................................... 71
Daftar Pustaka .................................................................................................../............ 72
Lampiran ........................................................................................................................ 75
ix
Daftar Tabel
Tabel 1: Rancangan Penelitian ......................................................................... 17
Tabel 2: Nama-nama Anggota Home Industri ................................................ 43
Tabel 3: Penghasilan dan Kebutuhan Anggota Home Industri ..................... 60
x
Daftar Gambar
Gambar 1: Struktur Home Industri ................................................................. 40
Gambar 2: Grafik Penghasilan Anggota Home Industri ............................... 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah sosial merupakan gejala sosial yang sudah ada sejak lama.
Masalah sosial berkembang dan berubah baik secara kuantitatif maupun
kualitatif sejalan dengan perkembangan masyarakat. Dengan kata lain
walaupun masyarakat berkembang secara modern, tidak berarti masalah
sosial menjadi berkurang apalagi hilang. Mungkin saja masalah lama
sebagian hilangdan berganti dengan munculnya masalah baru, atau
masalah lama tetap bertahan dengan bentuk dan kualitas baru.1
Dilihat dari kemandirian masing-masing studi masalah sosial dan
studi pemberdayaan masyarakat memang dapat berdiri sendiri.2 Melihat
kenyataan tersebut, dapat dimengerti apabila orang merasa sulit untuk
menentukan kapan proses itu berawal dan kapan pula berakhir. Walaupun
demikian, sebagai proses yang berkesinambungan, pemberdayaan
masyarakat juga mengenal tahap-tahap yang perlu dilewati, bahkan dalam
setiap tahap dapat berisi paket-paket kegiatan atau program tertentu.
Dengan melihat masing-masing tahap apalagi masing-masing paket
kegiatan ini, orang dapat membedakan kondisi sebelum, pada saat dan
setelah suatu kegiatan atau program pemberdayaan tertentu dijalankan.
Dari ketiga dimensi waktu dalam proses pemberdayaan masyarakat
tersebut, kaitan antara masalah sosial dengan pemberdayaan masyarakat
dapat diidentifikasi.
1Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, (Jakarta:Pustaka Jaya, 1995), h.1 2Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, h. 119
2
Sebagaimana diketahui, masalah sosial merupakan kondisi yang
tidak diinginkan karena mengandung unsur-unsur yang dianggap
merugikan baik dari segi fisik maupun non fisik bagi kehidupan
masyarakat. Lebih dari itu, dalam masalah sosial juga sering terkandung
unsur yang dianggap merupakan pelanggaran dan penyimpangan terhadap
nilai, norma dan standar sosial tertentu. Kondisi semacam itu kemudian
menampilkan kebutuhan akan pemecahan, perubahan dan perbaikan.
Lain pihak, dalampemberdayaan masyarakat pada dasarnya
terkandung unsur perubahan, khususnya perubahan menuju pada suatu
tingkat dan kondisi yang lebih baik. Tanpa dapat menunjukan adanya
unsur perubahan ini, sulit untuk dapat mengatakan bahwa suatu aktivitas
atau suatu proses sebagai pemberdayaan masyarakat. Melalui kerangka
pemikiran seperti ini antara lain dapat dicoba dilihat relevansi antara studi
tentang masalah sosial dan pemberdayaan masyarakat.3
Masalah sosial merupakan kondisi yang perlu diubah dan
diperbaiki, sedangkanpemberdayaan masyarakat merupakan suatu usaha
atau suatu proses untuk melakukan perubahan kearah perbaikan. Dengan
demikian, tidak jarang bahwa berbagai kondisi yang dapat
dikategorisasikan sebagai masalah sosial seperti kemiskinan,
keterbelakangan merupakan suatu yang mendorong dilaksanakannya
pemberdayaan masyarakat. Dengan kata lain, pemberdayaan masyarakat
dapat berfungsi sebagaisalah satu upaya untuk ikut memecahkan masalah
sosial tertentu. Bahkan pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat
3 Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, h. 109
3
menangani masalah langsung pada sumbernya bukan sekedar pada gejala
saja. Pemberdayaan masyarakat menangani masalah kehidupan
masyarakat pada level makro dan pada level sistem yang seringkali justru
merupakan sumber utama masalahnya.
Apabila aktifitas pemberdayaan masyarakat dilatarbelakangi dan
dimaksudkan untuk memecahkan masalah sosial tertentu, makan agar
sasaran itu dapat tercapai perlu pula mempertimbanngkan kondisi dan
keberadaan masalah sosial yang akan ditangani. Pemahaman terhadap
seluk beluk masalahnya akan lebih memungkinkan dilakukan tindakan
yang tepat dan mengenai sasaran.
Sebagaimana diketahui, perubahan yang terjadi karena
pemberdayaan masyarakat mungkin tidak berlangsung serentak
berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya masalah prioritas. Walaupun
demikian, apabila perubahan pada salah satu bagian tidak secara cepat
direspon pada bagian yang lain, maka dapat mengakibatkan masalah.
Dalam hal ini dapat terjadi bidang yang lain tidak mendukung perubahan
yang terjadi pada salah satu bidang yang berubah lebih dahulu, tetapi
justru menjadi faktor penghambat. 4
Relevansi yang lain antara masalah sosial dan pemberdayaan
masyarakat dilihat pada saat proses yang sedang berjalan adalah adanya
bentuk masalah sosial yang dialami oleh sebagian warga masyarakat
seperti masalah kriminal, kenakalan, penyalahan obat dan sejenisnya. Para
penyandang masalah tersebut cenderung kurang dapat berpartisipasi dalam
4Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, h. 111
4
menegakkan kehidupan masyarakat, termasuk partisipasinya dalam
pemberdayaan masyarakat. Bahkan dalam beberapahal dapat menjurus
pada kecenderungan anti partisipasi dilihat dari pencapayan tujuan
pemberdayaan itu sendiri. Padahal, dilain pihak keberhasilan
pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan oleh partisipasi secara nyata
dan merata dari seluruh lapisan masyarakat.
Melihat kenyataan tersebut, usaha untuk memahami dan kemudian
menangani berbagai masalah sosial akan mempunyai dampak yang sama
dengan usaha untuk mempercepat laju proses pemberdayaan masyarakat
itu sendiri.5
Selanjutnya kaitan masalah sosial dengan pemberdayaan
masyarakat juga dapat dilihat pada dimensi waktu setelah program atau
aktifitas pemberdayaan masyarakat dijalankan. Apabila dampak dari
program dan aktifitas tersebut merupakan suatu kondisi yang lebih baik,
maka hal itu bukan merupakan bidang kajian masalah sosial karena
memang kondisi itulah yang diharapkan oleh proses pemberdayaan
masyarakat.
Sebagaimana diketahui, tujuan utama pemberdayaan masyarakat
adalah peningkatan tahap hidup. Dengan demikian, kondisi menunjukan
adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan
dalam rangka pemberdayaan masyarakat tersebut. Kondisi pengangguran
dengan berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk
masalah sosial yang menuntut pemecahan. Pemberdayaan masyarakat
5Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, h. 113
5
diharapkan dapat tampil sebagai salah satu alternatif untuk melakukan
upaya pemecahan masalah dan perbaikan kondisi tersebut.
Untuk dapat melakukan serangkaian aktifitas pemberdayaandalam
masyarakat yang mengalami masalah sosial tersebut perlu dipahami
berbagai hal yang berkaitan dengan seluk-beluk permasalahannya. Bagi
masalah pengangguran yang akan ditampilkan sabagai contoh kasus,
semestinya perlu dipahami paling tidak kondisi, intensitas dan komplikasi
yang terjadi disamping tentu saja faktor-faktor yang melatarbelakangi
masalah tersebut. 6
Dilihat pada saat pemberdayaan masyarakat sedang berlangsung,
maka relevansi masalah sosial dapat dijelaskan dari hambatan yang sering
dialami dalam proses tersebut. Sebagai suatu proses perubahan dan
pembaharuan, pemberdayaan masyarakat tidak jarang menghadapi
hambatan yang berasal dari kondisi masyarakat itu sendiri. Salah satu
kondisi yang dapat menjadi faktor penghambat ini adalah bentuk-bentuk
masalah sosial tertentu. Sebagai suatu contoh, masalah sosial berupa
pengangguran7.
Pada prinsipnya terdapat empat akar masalah tingginya masalah
pengangguran di Indonesia, antara lain :
1. Rendahnya tingkat pendidikan dan kurang relevannya jenis
pendidikan yang diperoleh.8
6Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, h. 116 7Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan, h. 111 8Yuwaldi , dkk., ed., Masalah Pengangguran dan Solusinya Ditinjau Dari Perspektif Hak
Asasi Manusia (Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 2005), h. 14
6
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan adalah mahalnya biaya pendidikan, yang
menyebabkan pendidikan yang memadai hanya dapat
dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat yang
berpenghasilan tinggi, dan tidak terjangkau oleh sebagian besar
warga masyarakat yang berpengasilan rendah. Terbatasnya
akses pada pendidikan itu berakibat pada terbatas atau
sempitnya akses pada pekerjaan formal.9
2. Kebijakan ekonomi makro yang terjebak, termasuk kebijakan
hutang luar negeri yang sangat membebani APBN dan
kebijakan pembangunan yang pro neo-liberalisme.10
Faham neo liberalisme dalam bidang pendidikan ini dapat
ditengarai merupakan juga akar masalah terpenting dari
rendahnya taraf pendidikan, sempitnya kesempatan kerja, serta
tingginya angka pengangguran di Indonesia. Secara umum
negara mengadopsi pendekatan neo liberal yang menekankan
minimnya campur tangan negara ditingkat paling rendah dan
mengandalkan mekanisme pasar untuk pemenuhan kubutuhan
publik.
3. Tidak memadainya regulasi (peraturan perundang-undangan)
yang mengatur pemenuhan atas hak pekerjaan11
9Yuwaldi , dkk., ed., Masalah Pengangguran dan Solusinya Ditinjau Dari Perspektif Hak
Asasi Manusia, h. 15 10Yuwaldi , dkk., ed., Masalah Pengangguran dan Solusinya Ditinjau Dari Perspektif
Hak Asasi Manusia, h. 14
7
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menyatakan
bahwa: ”Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pemenuhan ini
merupakan tanggung jawab negara, sebagaimana dijelaskan
pada pasal 28I ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam pasal 6 ayat (1) konfenan internasional tentang hak
ekonomi, sosial dan budaya (1966) yang telah diratifikasi oleh
pemerintah Indonesia pada tanggal 30 september 2005
disebutkan, “Negara-negara pihak pada konvenan ini mengakui
hak atas pekerjaan, yang mencakup hak setiap orang atas
kesempatan untuk mencari nafkah melalui pekerjaan yang
dipilih atau diterimanya secara bebas dan akan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak
tersebut.
Lebih lanjut dalam pasal 6 ayat (2) dinyatakan bahwa,
”Langkah-langkah yang diambil untuk mencapai perwujudan
sepenuhnya hak yang dimaksud diatas mencakup program
bimbingan dan pelatihan teknis dan kejuruan, kebijakan dan
teknik untuk mencapai perkembangan ekonomi, sosial dan
budaya yang mantap, serta lapangan kerja yang penuh dan
produktif berdasarkan kondisi yang menjamin kebebasan
politik dan ekonomi yang mendasar bagi individu.
11Yuwaldi , dkk., ed., Masalah Pengangguran dan Solusinya Ditinjau Dari Perspektif
Hak Asasi Manusia, h. 14
8
Dapat dicatat bahwa akar masalah pengangguran yang
ketiga di Indonesia adalah kurangnya pengaturan perlindungan
dan pemenuhan hak atas pekerjaan, seolah-olah penyediaan
lapangan kerja bukanlah merupakan tanggung jawab
pemerintah.12
4. Sistem nilai budaya masyarakat yang kurang kondusif (budaya
pasrah, daya juang rendah dan sejenisnya).13
Pendidikan yang rendah tidak selalu menyebabkan
seorang individu menganggur. Tidak jarang terlihat bahwa
mereka yang hanya mempunyai taraf pendidikan lebih rendah,
tetapi mempunyai motifasi, dedikasi, dan kreatifitas yang tinggi,
mampu memanfaatkan peluang kerja yang terbuka. Sebaliknya,
juga tidak jarang terjadi, mereka yang mempunyai pendidikan
yang tinggi, tetapi tanpa motivasi, tanpa dedikasi, serta dengan
kreatifitas yang rendah, tidak mampu memanfaatkan peluang
kerja yang ada, dan menjadi apa yang disebut sebagai
‘penganggur terdidik’.14
Jati Padang merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Keca-
matan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Penanganan permasalahan
perekonomian dan pengangguran perlu dilakukan sebagaimana yang dil-
akukan oleh kelompok pembuatan pashmina instan “Tandti_Tands” di Ke-
12Yuwaldi , dkk., ed., Masalah Pengangguran dan Solusinya Ditinjau Dari Perspektif
Hak Asasi Manusia, h. 19 13Yuwaldi , dkk., ed., Masalah Pengangguran dan Solusinya Ditinjau Dari Perspektif
Hak Asasi Manusia, h. 14 14Yuwaldi , dkk., ed., Masalah Pengangguran dan Solusinya Ditinjau Dari Perspektif
Hak Asasi Manusia, h. 21
9
lurahan Jati Padang tersebut.Walaupun produksinya masih sederhana dan
mampu memproduksi kurang lebih 75pcs/hari, tetapi setidaknya dapat
membantu perekonomian anggota pembuat Pasmina Instan
“Tandti_Tands”dalam menambah penghasilan ekonomi keluarga.
Fungsi dari kelompok pembuat Pasmina Instan “Tandti_Tands di
wilayah RT.10 RW.02 Jati Padang Pasar Minggu salah satunya adalah
membantu menciptakan kesejahteraan keluarga serta membuat perubahan
bagi masyaraka yang kurang produktif menjadi produktif terutama bagi
anggota kelompok yang sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah
tangga. Kelompok pembuat Pasmina Instan “Tandti_Tands” sebagai
pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif, mampu menciptakan
lapangan pekerjaan baru terutama untuk ibu rumah tangga yang kurang
produktif di RT.10 RW.02 Jati Padang Pasar Minggu.
Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka penulis tertarik untuk
meneliti mengenai “PEMBERDAYAAN EKONOMI KREATIF
MASYARAKAT MELALUI HOME INDUSTRI PASMINA INSTAN
“TANDTI_TANDSDI RT 10 RW 02 JATI PADANGPASAR
MINGGU JAKARTA SELATAN”
10
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah dari tujuan yang
semula direncanakan, mempermudah mendapatkan data dan informasi
yang diperlukan, maka penelitian ini penulis batasi pada penelitian Ke-
lompok Pembuat Pasmina Instan “Tandti_Tands”di RT.10 RW.02 Jati
Padang Pasar Minggu.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Home
IndustriPasmina Instan “Tandti_Tands”di RT.10 RW.02 Jati Pa-
dang Pasar Minggu.
b. Bagaimana hasil yang diperoleh oleh masyarakat setelah mengikuti
program pemberdayaan Pasmina Instan “Tandti_Tands”di RT.10
RW.02 Jati Padang Pasar Minggu
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui :
a. Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Home IndustriPas-
mina Instan “Tandti_Tands”di RT.10 RW.02 Jati Padang Pasar
Minggu.
b. Hasil yang diperoleh oleh masyarakat setelah mengikuti
program pemberdayaan Pasmina Instan “Tandti_Tands”di
RT.10 RW.02 Jati Padang Pasar Minggu
11
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak
yang berminat, yaitu:
a. Segi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian-
kajian dalam pemberdayaan masyarakat. Selain itu penelitian ini
juga dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana upaya
yang dilakukan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat me-
lalui Home IndustriPasmina Instan“Tandti_Tands”.
b. Segi Praktis
Diharapkan dapat bermanfaat dalam sebuah pertimbangan
untuk mengambil kebijakan terkait menangani masalah
pengangguran.
c. Masyarakat
Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada masyarakat khususnya mengenai pem-
berdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh Home In-
dustriPasmina Instan “Tandti_Tands”.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Untuk analisis lebih lanjut tentang upaya Home IndustriPasmina
Instan “Tandti_Tands”dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yakni berdasar-
12
kan sumber lisan (wawancara mendalam). Observasi dan tinjauan
lapangan secara langsung.15
Pendekatan kualitatif menurut Tylor yang dikutip oleh Lexi J
Moleong mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur
sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka, semua
yang dikumpulkan akan menjadi kunci penelitian serta dapat dia-
mati.16
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khususnya alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.17
Dalam penelitian ini penulis berupaya mendeskripsikan atau
melihat fenomena tentang pemberdayaan ekonomimasyarakat me-
malui Home IndustriPasmina Instan“Tandti_Tands”. Dalam
penelitian ini penulis berusaha menggambarkan dengan pengumpulan
data melalui wawancara mendalam, tinjauan pustaka, dan pengama-
tan di lapangan yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Penulis
ingin melihat proses dan hasil yang terjadi dalam pemberdayaan
15Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), Cet .12, h. 209. 16Lexy J Moleong, Metedologi penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), Cet 22 h. 11. 17 Lexy J Moleong, Metedologi penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 6.
13
ekonomi masyarakat melalui proses pembuatan pashmina instan
“Tandti_Tands” yang dimulai dari Tahap Penyadaran,Transformasi
(pelatihan pembuatan pasmina instan meliputi pengukuran dan
pemotongan bahan kain, proses penjahitan, dan pengemasan sampai
dengan tahap pemasaran) dan Peningkatan Intelektualitas.
2. Sumber Data
Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian
yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data utama yang terdiri dari kata-kata
dan tindakan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari hasil wawancara dengan responden di lapangan serta
hasil observasi pada subjek penelitian, yaitu data berasal dari
pemilik Home Industry“Tandti_Tands”
b. Data sekunder
Data sekunder adalah berupa catatan atau dokumen yang
diambil dari berbagai letirature, internet atau tulisan-tulisan yang
berhubungan dengan masalah penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sehubung dengan penelitian yang akan dipakai, penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
a. Observasi (Pengamatan)
14
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.18Observasi atau pengama-
tan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan. Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan
sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila mem-
iliki kriteria yaitu: pengamatan digunakan dalam penelitian
dan telah direncanakan secara serius, pengamatan harus
berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, serta
pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan
dengan proporsisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu
yang hanya menarik perhatian.19
Dalam teknik observasi ini untuk memperoleh data peneliti
mengunjungi dan meninjau lokasi penelitian yaitu Home In-
dustriPasmina Instan “Tandti_Tands”di Jalan Ketapang Duren Gede
VII Rt. 010 Rw. 002 Nomor 011 Kelurahan Jati Padang, Kecamatan
Pasar Minggu Jakarta Selatan. Penulis mengamati dan mencatat ke-
jadian mengenai kegiatan yang sedang berlangsung dimulai Tahap
Penyadaran,Transformasi (pelatihan pembuatan pasmina instan
meliputi pengukuran dan pemotongan bahan kain, proses penjahitan,
dan pengemasan sampai dengan tahap pemasaran) dan Peningkatan
Intelektualitas.
18Husaini Usman dan Purnomo, Metedologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2000), h. 54. 19Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2008), H. 115.
15
Untuk meningkatkan validitas hasil pengamatan peneliti
menggunakan beberapa alat bantu, antara lain handphone
yang sudah dilengkapi dengan kamera, buku tulis dan pulpen.
Alat bantu kamera digunakan oleh peneliti untuk merekam
kejadian dalam bentuk gambar dan membantu mengingat apa
yang dilihat pada saat observasi. Sehingga peneliti hanya ter-
fokus pada pengamatan yang membutuhkan penglihatan. Bu-
ku tulis dan pulpen membantu peneliti dalam mencatat ke-
jadian pada objek penelitian.
4. Wawancara
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan un-
tuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka an-
tara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlihat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama. Dengan demikian kekhasan wawancara mendalam adalah keterli-
batannya dalam kehidupan informan.20
Dalam hal ini penulis mewawancarai Decta selaku pemilik Home
Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands”, beberapa masyarakat yang
terlibat langsung dengan kegiatan Home Industri serta masyarakat yang
menjual kembali produk dari Home Industri Pasmina Instan
“Tandti_Tands” atau biasa disebut Resaller.
20Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, H. 108
16
5. Studi Dokumen
Studi dokumen mencari data yang tertulis, baik berupa buku, jurnal
atau tulisan.21Dokumentasi adalah pengumpulan bahan tertulis ataupun
film yang memiliki sifat alamiah, sesuai dalam konteks dan berada da-
lam konteks sehingga dapat digunakan sebagai bukti untuk pen-
gujian.22 Dalam hal ini untuk memperoleh kelengkapan data peneliti
meminta langsung kepadapemilik Home Industryyang bernama Decta.
6. Teknik Pemilihan Informan
Teknik yang digunakan untuk pemelihan informan dalam
penelitian ini adalah teknik purposive sampling, bertujuan dimana in-
forman dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap se-
bagai orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan penelit. Peneliti menggali dari pihak-pihak
yang terlibat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
dilakukan olehHome Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands”di Jalan
Ketapang Duren Gede VII Rt. 010 Rw. 002 Nomor 011 Kelurahan
Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan.
21Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 34. 22Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosadakarya,
2007). h. 216-217
17
Tabel 1
Rancangan Penelitian
No Informan Informasi yang
dicari
Jumlah Metode
Pengumpulan
Data
1 Pemilik Home
Industri
Pamina Instan
Tandti_Tands
Gambaran umum
mengenai Home
Industri Pamina
Instan
Tandti_Tands,
proses serta
tahapan
pemberdayaan
yang dilakukan.
1 Wawancara
bebas, terstruktur
dan dokumentasi
2 Tenaga
Penjahit Home
Industri
Pamina Instan
Tandti_Tands
Hasil yang
didapatkan
setelah bergabung
dengan Home
Industri Pamina
Instan
Tandti_Tands
10 Wawancara
bebas, terstruktur
dan dokumentasi
3 Resaller Home
Industri
Pamina Instan
Tandti_Tands
Hasil yang
didapatkan
setelah bergabung
menjadi reseler
Home Industri
Pamina Instan
Tandti_Tands
2 Wawancara
bebas, terstruktur
dan dokumentasi
7. Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber dengan hasil yang diperoleh dari lapangan melalui
wawancara, pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi dan foto.
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja
menggunakan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dikelola, mensintesiskanya mencari dan menemukan pola,
18
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutus-
kan apa yang dapat diceritakan kepadaorang lain.23
8. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria ter-
tentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan
(credibil-
ity),keteralihan(transferability),kebergantungan(dependability), dan
kepastian (confirmability).24
Dalam penelitian ini, penulis melakukan beberapa kali kunjungan
ke Home Industri Pasmina Instan “Tandti_Tands”di Jalan Ketapang
Duren Gede VII Rt. 010 Rw. 002 Nomor 011 Kelurahan Jati Padang,
Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan untuk melakukan
wawancara, observasi langsung saat berjalanya pelatihan, dan
dokomentasi
Triangulasi yakni teknik keabsahan data untuk keperluan pen-
gecekan atau sebagai pembanding data. Hal itu dapat dicapai dengan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
membandingkan apa yang dikaitkan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan
orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu, membandingkan hasil wawacara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan
23Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 247-248 24Lexy, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 324-331
19
9. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian adalah setiap hari sabtudan minggu, dan lokasi
penelitian dilakukan di Jalan Ketapang Duren Gede VII Rt. 010 Rw.
002 Nomor 011 Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu Ja-
karta Selatan. Dengan melihat langsung bagaimana upaya yang dil-
akukan oleh Decta selaku pemilik Home Industri dalam menangani
masalah ekonomi masyarakat melalui Tahap
Penyadaran,Transformasi (pelatihan pembuatan pasmina instan
meliputi pengukuran dan pemotongan bahan kain, proses penjahitan,
dan pengemasan sampai dengan tahap pemasaran) dan Peningkatan
Intelektualitassehingga akan mempermudah peneliti dalam men-
gidentifikasi permasalahan yang ada.
E. Tinjauan Pustaka
Sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai
pemberdayaan untuk masyarakat kurang produktif dan pengangguran da-
lam lembaga, yayasan dan sebagainya. Akan tetapi fokus kajiannya ber-
beda, namun subyeknya sama yaitu masyarakat kurang produktif dan
pengangguran.
Seperti skripsi dengan judul ”Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Melalui Kelompok Pemebuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya
Ciledug Kota Tangerang Selatan” yang ditulis oleh Anfal Mahasiswa
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam tahun2015. Skripsi ini berisikan
20
tentang pemberdayaan keluarga miskin yang dilakukan oleh kelompok
pembuat assesoris di Sudimara Tangerang Selatan .
Skipsi dengan judul “Pemberdayan Ekonomi Masyarakat Melalui
Program Kelompok Usaha Bersama Lembaga Keuangan Mikro Sosial
Taruna Sejahtera Di Cengkareng Jakarta Barat yang ditulis oleh Putri
Nurul Lita Mahasiswa Pengembangan Masyakarat Islam Tahun 2012. Pa-
da skripsi ini peneliti membahas mengenai proses pembinaan dan pem-
berdayaan melalui KUBE (Kelompok Usaha Bersama) oleh lembaga keu-
angan mikro social Taruna Sejahtera terhadap hasil dan hambatan yang di-
alami oleh para anggota KUBE. Skripsi ini juga mebahasa bahwa KUBE
di bawah binaan Lembaga Keuangan Mikro Sosial dapat meingkatkan
taraf hidup masyarakat khususnya dalam aspek ekonomi. Melalui LKMS
taman Sejahtera ini juga telah menciptakan KUBE-KUBE lain yang
produktif dan memandirikan masyarakat khususnya anggota KUBE.
Skripsi berjudul “ Pemberdayaan Ekonomi Keluargastudi kasus
Kelompok UPPKS Cut Nyak Dien Di Kelurahan Pondok Pucung Kota
Tangerang Selatan” yang ditulis oleh Erna Milana Mahasiswa Pengem-
bangan Masyakarat Islam Tahun 2012. Skripsi ini membahas tentang
Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
yang memperkenalkan program pemberdayaan ekonomi keluarga melalui
kegiatan usaha ekonomi produktif. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk
mengetahui bagaimana praktik perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan serta evaluasi dari program yang berjalan.
21
Skripsi berjudu “Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga
Melalui Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok Studi Kasus
Kelompok Wanita Tani Cempaka RW 02 Petukangan Jakarta Selatan”.
Skripsi ini ditulis oleh Anisa Fatonah Mahasiswa Pengembangan Masya-
karat Islam Tahun 2017. Skripsi ini menjelaskan bagaimana proses
pemberdayaan yang dilakukan melalui bebagai macam tahapan
pemberdayaan, serta melihat hasil yang diperoleh dari pemberdayaan
tersebut.
Skripsi bejudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui kegiatan
Gangku Hijau Dalam Melestarikan Lingkungan: Studi Kasus RW Hijau 16
Baktijaya Depok“ yang ditulis oleh Nur Handayani Mahasiswa
Pengembangan Masyarakat Islam Tahun 2016 berisi tentang kegiatan
Gangku Hijau. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan Gangku Hijau menarik minat warga untuk mengetahui
bagaimana cara menanam tanaman, dan dengan adanya kegiatan ini
masyarakat memiliki kesadaran kepada warga agar mau melakukan
penghijauan dirumah mereka sendiri. Tidak jarang pelatihan dibantu oleh
mahasiswa UI. Sementara ibu-ibu PKK dapat berperan utnuk membantu
mempercepat proses tersebut. Kegiatan ini pun memiliki manfaat membuat
lingkungan mereka menjadi teduh dan udara yang dihasilkan menjadi lebih
sejuk.
Skripsi berjudul “Etos Kerja Pekerja Perempuan Pada Home
Industry Tas Rajut “Asto Craft” Di Dusun Semingin Sumbersari Moyudan
Seleman Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis oleh Siti Nuraini Mahasiswa
22
Pengembangan Masyarat Islam Tahun 2015. Berisi tentang Motivasi
utama para perempuan bekerja ialah kondisi ekonomi. Ditambah dengan
dukungan dari suami dan anak sehingga para pekerja perempuan ini
bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh. Para pekerja perempuan ini
bekerja dengan nyaman karena mereka tidak dituntut bekerja yang
berlebihan. Pada dasarnya pekerjaan dilakukan dengan sungguh-sungguh
sehingga masalah mereka dirumah tidak dibawa ke tempat kerja dan
masalah ditempat kerja tidak di bawa ke rumah. Meskipun para pekerja
perempuan bekerja diluar dan meninggalkan rumah, tetapi tidak membuat
mereka melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga yang
harus mengurus rumah. Pemilik usaha juga mengizinkan karyawan libur
disaat anak dan sanak sodaranya mengadakan acara. Hal ini juga yang
membuat para pekerja perempuan memiliki rasa nyaman dan kepercayaan
kepada pemilik, dan sebaliknya pemilik kepada karyawan.
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik penulisan yang
didasarkan pada buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi, yang
diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakan tahun
2007.
Skripsi yang penulis bahas adalah mengenai pemberdayaan ekonomi
masyarakat yang dilakukan oleh Home IndustriPashmina Instan
“Tandti_Tands”di Jalan Ketapang Duren Gede VII Rt. 010 Rw. 002
Nomor 011 Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu Jakarta
Selatan, dengan fokus penelitian mengenai pemberdayaan ekonomi kreatif.
23
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Merupakan bagian dari pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metedologi penelitian, dan tinjauan pustaka,
sistematika penulisan.
BAB II : Akan memaparkan mengenai tinjauan teoritis, definisi pem-
berdayaan, proses pemberdayan,tahapan pemberdayaan,
indikator keberdayaan, definisi ekonomi kereatf dan home
industri.
BAB III : Akan memaparkan mengenai profil Home Industri Pamina
Instan Tandti_Tands, gambaran umum lokasi penelitian, sarana
dan prasarana yang ada di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands.
BAB IV : Akan memaparkan mengenai hasil temuan lapangan yang
menganalisa hasil penelitian mengenai analisis proses dan hasil
dari pemberdayaan yang dilakukan Home Industri Pasmina
Instan Tandti_Tands.
BAB V : Kesimpulam dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh dan
akan dijelaskan secara konkrit dengan harapan dapat menjadi
perbandingan oleh peneliti selanjutnya dan evaluasi untuk
pemilik Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan
1. Definisi Pemberdayaan
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empower-
ment) berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan).1 Pem-
berdayaan masyarakat terdiri dari dua konsep, yaitu “pemberdayaan”
dan “masyarakat”. Secara singkat, pemberdayaan merupakan usaha
bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manu-
sia, yang biasanya terdiri dari beberapa sektor yakni ekonomi, pendidi-
kan, kesehatan dan sosial – budaya. Sementara itu, masyarakat dapat
diartikan dalam dua konsep, yaitu:
a. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah
wilayah geografi yang sama, misal perumahan di daerah
perkotaan atau kampung di pedesaan.
b. Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan
kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas.2
Menurut Anthony Bebbington dalam buku Pemberdayaan
Masyarakat yang ditulis oleh Totok Mardikanto menyatakan bahwa
pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan
harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang
tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan
1Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung : PT Refika
Adi Tama, 2005) h.57 2Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, h.39
25
dan memandirikan masyarakat. Dalam upaya memberdayakan
masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu:
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
masyarakat memiliki potensi untuk berkembang, karena setiap
manusia ataupun masyarakat memiliki potensi yang dapat
dikembangkan dalam individu masing-masing. Hal tersebut
berarti bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa
daya atau tidak memiliki kemampuan. Pemberdayaan adalah
sebagai upaya untuk membangun daya atau kemampuan yang
dimiliki tiap individu tersebut, dengan memberikan dorongan,
motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang di-
miliki serta berupaya untuk mengembangkannya.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Da-
lam hal ini diperlukan langkah-langkah yang nyata dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan serta pembukaan
akses serta memfasilitasi berbagai peluang yang akan membuat
masyarakat menjadi berdaya.
3. Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam
proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi ber-
tambah lemah oleh karena kurang berdayananya dalam
menghadapi yang kuat. Oleh karena itu perlindungan dan pem-
ihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam kon-
sep pemberdayaan masyarakat. Melindungi bukan berarti me-
nutupi dari interaksi karena hal itu justru akan mengerdilkan
26
yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus
dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan
yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang
lemah. Pemberdayaan masyarakat tidak membuat masyarakat
menjadi semakin bergantung pada berbagai program, melain-
kan untuk memandirikan masyarakat itu sendiri3
Edi Suharto dalam bukunya Membangun Masyarakat Mem-
berdayakan Rakyat menyatakan bahwa pemberdayaan merujuk pada
kemampuan seseorang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehing-
ga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki
kebebasan, bukan hanya kebebasan berpendapat melainkan
bebas dari kelaparan, kebodohan dan kesakitan
b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
barang-barang dan jasa yang mereka perlukan.
c. Mengikut sertakan diri mereka dalam proses pembangunan dan
keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka
selanjutnya.4
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemam-
puan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk menyampaikan
3Totok Mardikanto, Poerwoko Soebiato, “Pemberdayaan Masyarakat”, (Bandung : Pen-
erbit Alfabeta, 2013) h.30-32 4Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, h.58
27
pendapat atau kebutuhannya, pilihan – pilihannya, berpartisipasi, beror-
ganisasi, mempengaruhi, dan mengelola kelembagaan masyarakatnya
secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya.
Dalam pengertian di atas, pemberdayaan mengandung arti perbai-
kan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat antara
lain:
1. Perbaikan ekonomi terutama kecukupan pangan
2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan)
3. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan
4. Terjaminnya keamanan
5. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan
kekhawatiran.5
Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk mem-
perkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.
Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau
hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat
yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat
fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi da-
5Totok Mardikanto, Poerwoko Soebiato, “Pemberdayaan Masyarakat”, h.28
28
lam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas ke-
hidupannya. Pemberdayaan sebagai tujan sering kali digunakan sebagai
indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.6
2. Proses pemberdayaan
Menurut Isbandi Rukminto Adidalam bukunya yang berjudul
Pemikiran – Pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial menyatakan bahwa
pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan suatu yang berkesinam-
bungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin melakukan peru-
bahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku pada satu program saja.7
Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahap, yaitu:
a. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdaya
guna masyarakat
b. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan
c. Mengidentifikasi masalah
d. Mengidentifikasi teknis daya yang bermakna
e. Mengembangkan rencana – rencana aksi dan mengimplementa-
sikannya8
3. Tahapan Pemberdayaan
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam melakukan pem-
berdayaan. Tahapan pemeberdayaan masyarakat yang sering digunakan
6 Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, h.60 7 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial, (Jakarta :
Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2002) h.173 8 Nanih Machendrawaty dan Agus Safei, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ideolo-
gi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), h.25
29
oleh pengembang masyarakat menurut Ambar Teguh Sulistyani, Taha-
pan pemberdayaan yang harus dilakukan sebagai berikut :
a. Tahap penyadaran
Merupakan sebuah tahapan pembentukan perilaku menuju per-
ilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan
kapasitas diri.
b. Tahap tranformasi
Merupakan tahapan untuk menambah kemampuan berupa wa-
wasan pengetahuan, kecakapan, keterampilan agar terbuka wawa-
san dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil
peran di pembangunan.
c. Tahap peningkatan intelektualitas
Berupa kecakapan-keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif
dan kemampuan inovatif untuk menghantarkan pada kemandiri-
an.Pada tahap pertama yaitu dilakukan pembentukan perilaku yang
merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyara-
kat. Pada tahap ini pihak pemberdaya atau aktor pelaku pem-
berdayaan berusaha menciptakan prakondisi, agar dapat memfasili-
tasi berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif.
Apa yang dintervensi dalam masyarakat sesungguhnya lebih pada
kemampuan afektifnya untuk mencapai kesadaran konatif yang diharap-
kan. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran
masyarakat akan kondisinya saat itu, sentuhan untuk meningkatkan
kesadaran ini , selanjutnya akan merangsang semangat kebangkitan mere-
30
ka untuk meningkatkan kemampuan diri dan lingkungannya, dengan
adanya semangat tersebut di harapkan akan dapat menghantarkan
masyarakat semakin terbuka dan merasa membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan untuk memperbaiki kondisi hidupnya.
Pada tahap kedua ini yaitu proses traformasi pengetahuan dan ke-
cakapan keterampilan secara efektif, jika tahap pertama telah terkondisi
masyarakat akan menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan ke-
cakapan-kecakapan yang memiliki relevansi dengan apa yang menjadi
tuntutan kebutuhan tersebut. Keadaan ini akan menstimulasi terjadinya
keterbukaan wawasan dan menguasai kecakapan-kecakapan juga ket-
erampilan dasar yang mereka butuhkan, pada tahap ini masyarakat hanya
dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat objek pembangunan saja
belum sampai pada subjek penelitian.
Tahap ketiga yaitu tahap pengayaan atau peningkatan intelektuali-
tas dan kecakapan juga keterampilan yang diperlukan, supaya mereka
dapat membentuk kemampuan. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh
kemampuan masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-
kreasi dan melahirkan inovasi dalam lingkungannya, apabila sudah men-
capai tahap ini maka masyarakat telah mencapai tingkat kemandirian da-
lam pembangunan. Dalam konsep pembangunan msyarakat dalam kondisi
seperti ini seringkali disebut sebagai subjek pembangunan atau pemeran
utama.9
9 Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, hlm, 83.
31
4. Indikator Keberdayaan
Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasion-
al, maka perlu diketahui berbagai indikator keberhasilan yang dapat
menunjukan seseorang tersebut telah berdaya atau tidak. Sehingga keti-
ka sebuah program pemberdayaan diberikan, segenap upaya dapat
dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan
(misalnya keluarga miskin) yang perlu dioptimalkan. Schuler, Hashemi
dan Riley dalam buku Edi Suharto mengembangkan delapan indikator
pemberdayaan yang mereka sebut sebagai empowerment indexatau in-
deks pemberdayaan. Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat
dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan
ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan dan kemam-
puan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat
dimensi , yaitu : ‘kekuasaan didalam’ (power within), ‘kekuasaan un-
tuk’ (power to), ‘kekuasaan atas (power over), ‘kekuasaan dengan
(power with).
a. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi
keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti
pasar, fasilitas medis, bioskop, rumah ibadah. Tingkat
mobilitas ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi
sendirian.
b. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan in-
dividu untuk membeli barang-barang kebutuhan keluar-
ga sehari-hari (beras, minyak, bumbu dll) ; kebutuhan
32
dirinya (minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak,
sampo, dll). Individu dianggap mampu melakukan
kegiatan ini terutama jika ia dapat membuat keputusan
sendiri tanpa meminta izin pasangannya; terlebih jika ia
dapat membeli barang-barang tersebut dengan
menggunakan uangnya sendiri.
c. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan
individu untuk membeli barang-barang sekunder atau
tersier, seperti lemari pakaian, TV, radio koran, maja-
lah, pakaian keluarga. Seperti halnya indikator diatas,
poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat
membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin dari
pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli barang-
barang tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri.
d. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah
tangga: mampu membuat keputusan secara pribadi
maupun bersama suami/istri mengenai keputusan-
keputusan keluarga, misalnya mengenai renovasi ru-
mah, pembelian kambing untuk diternak, memperoleh
kredit usaha.
e. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga: responden
ditanya mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada
seseorang (suami, istri, anak-anak, mertua) yang
mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa
33
ijinnya; yang melarang mempunyai anak; atau melarang
bekerja di luar rumah.
f. Kesadaran hukum dan politik: mengetahui nama salah
seorang pegawai pemerintah desa/kelurahan; seorang
angota DPRD setempat; nama presiden; mengetahui
pentingnya memiliki surat nikah dan hukum-hukum
waris.
g. Keterlibatannya dalam kampanye dan protes-protes:
seseorang dianggap ‘berdaya’ jika ia pernah terlibat da-
lam kampanye atau bersama orang lain melakukan
protes, misalnya terhadap suami memukul istri; istri
yang mengabaikan suami dan keluarga; gaji yang tidak
adil; penyalahgunaan bantuan sosial; atau penya-
lahgunaan kekuasaan polisi dan pegawai pemerintah.
h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga:
memiliki rumah, tanah, asset produktif, tabungan.
Seseorang dianggap memiliki poin tinggi jika ia mem-
iliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah
dari pasangannya.
B. Pemberdayaan Ekonomi Kereatif
1. Definisi Ekonomi Kereatif
Setiap manusia pada dasarnya adalah makhluk kreatif. Rangsan-
gan dari luar, adalah bagian penting yang bisa menjadi faktor pen-
dorong seseorang memiliki kemampuan kreatif. Tetapi, optimalisasi po-
34
tensi itu perlu pembelajaran dan pembiasaan atau bisa disebut sebagai
proses. Hal tersebut mendedikasikan bahwa kreatifitas dan manusia
kreatif itu lahir dari berbagai ragam konteks, namun memiliki satu
kesamaan, yaitu dia mampu keluar dari situasi beku dan baku dalam
lingkungannya sendiri.
Di Indonesia, Kementrian Perdagangan pada tahun 2009 mendefin-
isikan ekonomi kreatif yaitu era ekonomi baru yang mengidentifikasi-
kan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan penge-
tahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam
kegiatan ekonominya. Romer dalam buku Membangun Keterampilan
Berpikir Kreatif karya Momon Sudarma, menyatakan bahwa suatu
negara menjadi miskin karena masyarakatnya tidak mempunyai akses
pada ide yang digunakan dalam perindustrian nasional untuk
menghasilkan nilai ekonomi.
Ekonomi kreatif adalah kegiatan memberikan nilai yang didasarkan
pada intelektual, keahlian, talenta dan gagasannya yang orisinil. Dapat
dikatakan juga sebagai proses peningkatannikai tambah hasil dari ek-
sploitasi kekayaan intelektual berupa kreatifitas, keahlian dan bakat in-
dividu menjadi produk yang dapat dikomersilkan. Pengembangan pola
pikir ekonomi kreatif dapat dikembangkan dari pengertian industri kre-
atif. Makna ekonomi kreatif adalah kemampuan memberikan nilai pada
ide, sehingga memiliki nilai yang jauh lebih tinggi.10
10 Momon Sudirma, “Membangun Keterampilan Berpikir Kereatif”, (Rajawali Pers,2013)
h.11-13
35
2. Definisi Pemberdayaan Ekonomi Kereatif
Pemberdayaan ekonomi kreatif dapat diartikan sebagai upaya pen-
ingkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) un-
tuk menyampaikan kebutuhannya, pilihan – pilihannya, berpartisipasi,
berorganisasi, mempengaruhi, dan mengelola kelembagaan masyara-
katnya secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya,
dengan cara memberikan nilai pada ide. Membuat hal yang biasa men-
jadi luar biasa sehingga dapat mengubah nilai jual standar menjadi nilai
jual yang lebih tinggi.
C. Home Industry
1. Definisi Home Industry
Industri merupakan salah satu produk pengembangan teknologi da-
lam masyarakat. Industri yang berhubungan dengan teknologi, ekonomi
dan pabrik dapat mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku masyarakat.
Masyarakat industri dengan daya saing yang kuat telah menuntut
masyarakat untuk memiliki keahlian tertentu, mendorong masyarakat
untuk dapat perpikir lebih kreatif. Menciptakan hal baru yang dapat
memiliki nilai jual lebih tinggi.11
Istilah Home industryatau usaha di rumah adalah tempat tinggal
yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hing-
ga perdagangan. Semula pelaku home industry yang memiliki desain ini
adalah kalangan enterpreneur dan profesional, yang sekarang mulai
meluas pada kalangan umum,untuk memiliki lokasi yang strategis un-
11 Cucu Nur Hayati, Husnul Khitam, “ Sosiologi Industri”, (Jakarta : UIN Jak arta Press,
2015) h.13
36
tuk tempat berkembangnya usaha jenis rumahan ini tidak terlepas dari
berkembangnya virus enterpreneur/kewirausahaan yang berperan
membuka pola pikir ke depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya
sebagai tempat tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat
mencari penghasilan.
Menurut Mudrajad Kuncoro, Industri Kecil dan Rumah Tangga
(IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam sector manufaktur
dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga
kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah.12
12http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/59916/Chapter%20II.pdf;jsessio
nid=1580FE3900E404AD4978DC75C5EB0A1E?sequence=4 dikutip pada tanggal 16 juni 2017 pada pukul 21.24 wib
37
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Home Industri Tandti_Tands
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Jati Padang merupakan salah satu Kelurahan di wila-
yah Kecamatan Pasar Minggu, Kota Administrasi Jakarta Selatan. Ke-
lurahan ini terbentuk berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta
Nomor 1815 Tahun 1989 tanggal 29 Desember 1989. Luas wilayah
Kelurahan Jati Padang adalah 2.50 Km2. Kelurahan ini memiliki
penduduk sebesar 39.981 jiwa yang terdiri dari 5,161 Kepala Keluar-
ga, 101 RT & 10 RW.
Batas wilayah Kelurahan Jati Padang adalah:
- Sebelah Utara : Kelurahan Duren Tiga
- Sebelah Timur : Kelurahan Pasar Minggu
- Sebelah Selatan : Kelurahan Kelurahan Ragunan
- Sebelah Barat : Kelurahan Mampang Prapatan1
2. Gambaran Umum Home Industi Pasmina Instan Tandti_Tands
Home Industri Pamina Instan Tandti_Tands merupakan Home In-
dustri yang bergerak dalam bidang tekstil, lebih tepatnya produksi
pasmina instan. Pasmina merupakan salah satu jenis jilbab bentuk
persegi panjang dengan ukuran lebar 30cm-50cm dan panjang 150cm-
200cm. Umumnya penggunaan pasmina digunakan dengan cara dililit
1 Profil Kelurahan Jati Padang
38
pada kepala sampai 2 atau 3 kali putaran, itu sebabnya mengapa pas-
mina memiliki panjang hingga 200cm. Pasmina merupakan salah satu
jilbab yang sangat digemari kaum hawa. Karena penggunaannya yang
sedikit sulit, seiring dengan perkembangan zaman maka, sekarang
pemakaian pasmina tidak lagi dililit, melainkan bisa langsung
digunakan secara instan seperti jilbab instan lainnya.
Home Industri Pamina Instan Tandti_Tandsini sudah berdiri sejak
tahun 2013, berlokasi di Jalan Ketapang Duren Gede VII Rt. 010 Rw.
002 Nomor 011 Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu Ja-
karta Selatan. Home Industri ini bertempat di kediaman pemiliknya
yang bernama Decta Yuandani. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 7
desember 1994, lulusan manajemen keuangan dari UPN Veteran Jakar-
ta dengan gelar Sarjana Ekonomi.
Sebelum memberdayakan warga sekitar tempat tinggalnya, beliau
hanyalah seorang mahasiswa biasa yang tanpa penghasilan. Untuk
transport kuliah pun beliau masih dibiayai oleh orang tuanya. Berniat
untuk tidak lagi membebani orang tuanya, maka pada tahun 2013 be-
liau memutuskan untuk membuka usaha pasmina instan.
Beliau memilih Pasmina Instan sebagai usahanya dikarenakan pada
saat itu belum banyak yang menjual Pasmina dengan model Instan
seperti yang beliau buat. Selain itu karena pemakaian Pasmina yang
sedikit rumit untuk digunakan maka beliau berfikir bagaimana caranya
agar penggunaan Pasmina menjadi mudah dan simple untuk
digunakan, tanpa jarum dan tanpa peniti.
39
Seperti dijelaskan oleh Mbak Decta:
“aku tuh milih pastan (pasmina instan) soalnya waktu itu belom
banyak yg jual. Terus kan aku juga seneng banget pake pasmina,
tapi ribet kan. Nah, disitu aku mikir gimana caranya make pasmina
tapi gapake ribet, gausah pake-pake pentul. Akhirnya aku coba-
coba tuh buat bikin pastan (pasmina instan) sama ibu aku.”2
Setelah berhasil membuat Pasmina Instan, Mba Decta mencoba un-
tuk memasarkan pasmina instan buatannya itu. Awalnya hanya sekedar
menawarkan kepada teman-teman dikampusnya dan tetangga di ru-
mah, kemudian beliau berniat untuk memasarkannya secara Online
melalui akun Instagramnya. Seiring berjalannya waktu, permintaan
Pasmina Instan pun makin hari makin bertambah. Dari hanya
20pcs/minggu sampai akhirnya mencapai angka 120pcs/minggu.
Seiring berjalannya waktu dan semakin meningkatnya permintaan
pada pasar, maka Mba Decta pun mulai kewalahan menanggapi per-
mintaan pasar dikarenakan kurangnya sumber daya manusia. Untuk
menagani masalah kekurangan sumber daya manusia, Mba Decta
menawarkan kepada tetangganya untuk ikut bergabung dengan usaha
yang sedang ditekuninya itu.
Tidak langsung banyak yang tertarik untuk bergabung dengan usa-
hanya itu. Butuh waktu yang lama untuk mendapatkan angota
sebanyak sekarang. Karena sangatlah sulit untuk menyadarkan
masyarakat yang sudah terbiasa hidup dengan situasi sosial yang tidak
produktif.
2Wawancara Pribadi Dengan Mba Decta, Pemilik HIPITT (Jati Padang, 20 Juni 2017 )
Pukul 11.00-12.00 wib
40
Nama Tandti_Tands merupakan nama gabungan dari Decta dan
Decti. Decti adalah saudara kembar dari Mba Decta. Mba Decta
menggabungkan namanya dengan nama saudara kembarnya sebagai
merk dari pasmina instannya dikarenakan Mba Decta merasa apa yang
dia miliki itu juga menjadi milik saudaranya. Decti juga turut andil da-
lam menjalankan usaha pasmina instan yang dijalankan oleh saudara
kembarnya itu.
3. Struktur Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands3
Gambar 1
Struktur Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
3 Wawancara Pribadi Dengan Mba Decta, Pemilik HIPITT (Jati Padang, 20 Juni 2017 )
Pukul 11.00-12.00 wib
Owner/Pemilik
Decta Yuandani
Wakil Owner/Wakil Pemilik
Decti Yuandini
Pengawas Penjahit
Triana
Admin Pemasaran
Iin
Penjahit
Reseller
41
Pembagian tugas struktur dari Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands:
a. Owner/Pemilik : Bertugas untuk mengatur keuangan,
pembukuan masuk dan keluarnya barang, membeli bahan
dan mengatur semua jalannya produksi.
b. Wakil Owner/Wakil Pemilik : Bertugas untuk mengganti-
kan/mengerjakan tugas Owner saat tidak ada ditempat.
c. Pengawas Penjahit : Bertugas memantau dan membantu
penjahit dari awal proses pengerjaan yaitu proses pemo-
tongan bahan, penjahitan bahan, sortir sampai dengan ba-
gian pengemasan.
d. Admin Pemasaran : Bertugas memasarkan produk baik
secara online melalui Instagram/Line/Whatsapp/BBM
maupun melalui toko, juga bertugas menerima pesanan
dari pembeli serta mengemas produk dan mengirim
produk melalui jasa ekspedisi, memastikan bahwa produk
yang dipesan sudah sampai ditangan pembeli, serta
berhubungan dengan reseller.
e. Penjahit : Bertugas untuk membuat produk dimulai dari
pemotongan bahan, penjahitan sampai dengan pengema-
san.
f. Reseller : Bertugas untuk memasarkan produk sesuai
dengan cara dan kemampuan masing-masing dengan nilai
42
keuntungan yang sudah dibicarakan dengan owner. Re-
seller ini berstatus tidak terikat dengan owner maupun
produksi, sehingga reseller bebas untuk bekerja kapanpun.
4. Sasaran Pemberdayaan Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands4
Sasaran Pemberdayaan Home Industri Pasmina Instan ini adalah
masyarakat sekitar Home Industri yang kurang produktif, terutama ibu
rumah tangga.
Seperti dijelaskan oleh Mbak Decta :
“tadi sebelumnya aku kan udah cerita kalo permintaan pasmina aku
meningkat tapi sumber daya manusia nya kurang. Nah, waktu itu
aku pulang beli bahan liat tetangga-tetanggaku lagi pada ngobrol
ngerumpi gitu sambil nyuapin anak, terus aku kepikiran buat
ngajak mereka jait di tempatku. Terus aku ajak kan, awalnya mere-
ka ngga mau soalnya gak bisa jait pake mesin, terus aku bilang kalo
nanti diajarin dan aku gak mengikat mereka sebagai karyawanku,
jadi suka-suka mereka aja mau kerja kapan, akhirnya beberapa dari
mereka mau, sisanya masih mikir”
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Home Industri Pasmina
Instan Tandti_Tands adalah ruangan berukuran 4×9 meter, 8 buah me-
sin jahit dan bangku, 2 mesin neci dan bangku, 1 buah karpet besar, 3
buah rak besi, 1 buah lemari, 2 buah setrika dan alat alat menjahit sep-
erti benang, jarum, tali ukur, gunting, cuter, lem, sikat halus dan lain
sebagainya.
6. Nama – Nama Anggota Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands5
4 Wawancara Pribadi Dengan Mba Decta, Pemilik HIPITT (Jati Padang, 20 Juni 2017 )
Pukul 11.00-12.00 wib 5 Wawancara Pribadi Dengan Mba Decta, Pemilik HIPITT (Jati Padang, 20 Juni 2017 )
Pukul 11.00-12.00 wib
43
Tabel 2
Nama – Nama Anggota Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands
No Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan terakhir
1 Triana Perempuan 48 SMA
2 Iin Perempuan 35 SMA
3 Mumun Perempuan 45 SMA
4 Ijah Perempuan 40 SMP
5 Annis Perempuan 23 SMA
6 Iyos Laki-laki 48 SMP
7 Yani Perempuan 36 SMP
8 Amalia Perempuan 26 SMA
9 Risky Laki-laki 31 SMP
10 Andini Perempuan 27 SMA
11 Siti Wijaya
(Reseller)
Perempuan 36 SMA
12 Dian Putri
(Reseller)
Perempuan 29 SMA
BAB IV
TEMUAN DATA DAN ANALISIS
A. Temuan Lapangan
1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui
Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands.
a. Proses Penyadaran
Transformasi merupakan proses penataan kembali tentang
gambaran diri seseorang dimasa lalu, baik sifat maupun kebia-
saan , yang kemudian diolah dalam bentuk perspektif masa de-
pan dan pandangan terhadap lingkungan sosialnya. Transformasi
bisa terjadi karena adanya perubahan kondisi psikologis serta
lingkungan suatu individu. Transformasi diri dapat terjadi kare-
na adanya kesadaran dalam diri individu atas situasi dan kondisi
psikologis dan lingkungannya.1
Mbak Decta selaku pemilik home industri pasmina instan
lebih dulu melakukan transformasi kesadaran pada masyarakat
yang kurang produktif di sekitar lingkungan tempat tinggalnya,
sebelum akhirnya masyarakat tersebut bergabung bersama
dengan home industri yang dimilikinya itu. Mba Decta menga-
takan bahwa proses ini tidaklah mudah, karena harus
1 Uus Uswatusolihah, “Kesadaran dan Transformasi Diri dalam Kajian Dakwah Islam
dan Komunikasi”, (Purwokerto : Jurnal Komunika, 2015) h.260
45
merubah kebiasaan masyarakat dari hal-hal yang kurang
penting
menjadi memiliki kegiatan yang lebih bermanfaat, dan tentunya
juga menguntungkan juga untuk kehidupan masyarakat tersebut.
Mbak Decta yang menuturkan:
“rada susah waktu itu, soalnya kan kita harus yakinin mere-
ka kalo mereka bisa punya tambahan penghasilan. Buat
ninggalin kebiasaan mereka kan juga ribet, apalagi yang
punya anak.”2
b. Proses Pelatihan Menjahit
Setelah mengajak masyarakat untuk ikut bergabung
dengan home industri pasmina instan, kemudian Mbak Decta
dan Ibunya yang bernama Triana bersama-sama mengajarkan
anggota baru tersebut untuk belajar menjahit. Prosesnya me-
makan waktu yang cukup lama kurang lebih 5 sampai 7 hari, ka-
rena banyak dari anggota baru tersebut tidak memiliki ilmu da-
sar menjahit dengan mesin, yang mereka ketahui hanya menjahit
secara manual dengan tangan.
Ibu Triana mengatakan:
“prosesnya rada lama mbak, beda-beda juga kemampuann-
ya. Ada yang 2 hari besokannya udah langsung kerja, ada
juga yang belajar ampe seminggu soalnya kan dia emang
bener-bener gak ngerti pake mesin jait kayak gimana”3
2 Wawancara Pribadi Dengan Mba Decta, Pemilik HIPITT (Jati Padang, 20 Juni 2017 )
Pukul 11.00-12.00 wib 3 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Triana, Pengawas HIPITT (Jati Padang, 22 Juni 2017)
Pukul 14.00-13.00 wib
46
Hal tersebut dibenarkan oleh Ibu Yani selaku penjahit di
Home Industri Pasmina Instan :
“iya mbak, dulu saya belajar hampir seminggu. Saya kan
emang dulu belom ngerti gini-ginian (mesin jahit). Tapi
alhamdulillah sekarang saya udah jago...”4
Pelatihan menjahit tidak selalu diajarkan oleh Mbak Decta
dan Ibu Triana saja, namun sesama anggota pun juga saling
membantu mengajarkan apabila ada anggota baru yang ingin
ikut bergabung dengan Industri Pasmina Instan ini.
c. Waktu Pelaksanaan5
Kegiatan produksi pasmina instan dilakukan selama 5 hari
dalam seminggu, dari senin sampai jum’at. Waktu produksi
dimulai dari jam 09.00 – 16.00 WIB. Waktu produksi tidak
mengharuskan anggota untuk datang dan pulang tepat pada wak-
tunya. Karena pada dasarnya memang pemilik industri tidak
mengikat dan memksa anggotanya, semua diserahkan kembali
pada tiap-tiap anggota kapan ingin memulai proses menjahit dan
kapan ingin menyelesaikannya. Waktu tersebut hanyalah tolak
ukur buka dan tutupnya industri pasmina instan tersebut. Se-
dangkan Sabtu dan Minggu adalah waktu untuk pengemasan ba-
rang yang akan dikirim dan pengiriman barang.
d. Proses Pembuatan Pasmina Instan
1. Membeli bahan-bahan yang akan digunakan
4 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Yani , Penjahit HIPITT (Jati Padang, 23 Juni 2017)
Pukul 15.00-16.00 wib 5 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Triana, Pengawas HIPITT (Jati Padang, 22 Juni 2017)
Pukul 14.00-13.00 wib
47
Untuk membuat pasmina instan dibutuhkan beberapa
bahan. Dalam hal ini biasanya Mbak Decta dan Mbak Decti
bersama-sama untuk membeli bahan-bahan yang dibutuh-
kan di Pasar Tanah Abang.
Bahan-bahan yang dibeli adalah berbagai macam bahan
kain dengan motif yang berbeda, berbagai macam benang
dengan warna yang berbeda, karet kain dan peralatan jahit
lainnya. Waktu pembelian bahan dilakukan seminggu sekali
pada hari senin-jum’at, dikarenakan pada hari tersebut kon-
disi pemesanan pasmina tidak sebanyak pada waktu akhir
pekan dan pengunjung pasar juga tidak seramai akhir pekan.
2. Proses Pemotongan bahan kain
Setelah membeli bahan-bahan yang akan digunakan,
langkah selanjutnya adalah memotong bahan kain menjadi
ukuran 200 × 50cm. Proses ini membutuhkan 3 orang, 1
orang memotong dan 2 orang lainnya memegang sisi kanan
dan kiri. Untuk pengerjaan pemotongan bahan ini bisa me-
makan waktu yang cukup lama, sekitar 2 – 4 jam tergantung
brapa banyak gulungan bahan kain yang dibeli.
Biasanya dalam sekali belanja saja industri pasmina in-
stan ini mampu membeli 6 – 8 gulungan bahan kain dengan
model kain dan motif yang berbeda. Dalam satu gulungan
bahan kain panjangnya bisa mencapai 16 meter dan bahan
tersebut bisa dijadikan 8pcs pasmina instan.
48
3. Proses Penjahitan Bahan kain
Setelah sebelumnya bahan kain dipotong sesuai dengan
ukurannya, selanjutnya kain dijahit sesuai dengan kriteria
yang sudah ditentukan. Dimulai dari membuat motif 3
lipatan di atas kepala sampai dengan penambahan karet kain
untuk bagian dagu.
Tujuan dari pemakaian karet kain pada pasmina instan
ini agar semua kalangan bisa menggunakannya, mulai dari
pelajar, mahasiswi, pekerja kantoran bahkan ibu-ibu
pengajian pun bisa mengenakannya, dengan bentuk wajah
berpipi tembem maupun tirus pun bisa menggunakan
pasmina instan ini. Karena menggunakan karet kain yang
membuat bentuk pasmina instan mengikuti bentuk wajah
pemakainya. Setelah pemasangan karet kain, selanjutnya
adalah bagian neci. Proses penjahitan ini berlangsung sela-
ma kurang lebih 3-4 menit.
4. Proses Pemeriksaan atau Sortir Produk
Pamina intan yang sudah dijahit tidak langsung
dikemas, melainkan disortir terlebih dahulu untuk memasti-
kan bahwa pasmina instan tersebut memang sudah layak
untuk dipasarkan. Karena tidak semua pasmina instan mem-
iliki hasil jahitan dan pola yang sempuna.
Maka dari itu tahap ini sangatlah penting untuk menja-
ga kualitas pasmina instan yang akan beredar dipasaran. Ji-
49
ka ada produk pasmina dengan jahitan yang tidak bagus
atau bisa dikatakan cacat, nantinya dapat mempengaruhi
nilai penjualan dipasaran.
Ibu Triana selaku pengawas penjahit menjelaskan :
“tahap ini penting banget mba, soalnya bukan apa-apa
kalo sampe ada pastan (pasmina instan) yang gagal /
jahitannya gak bagus terus gak sengaja kejual, otomatis
penilaian orang bisa buruk sama brand kita. Kalo udah
jelek gitu kan bisa ngomong dari mulut kemulut.
Makanya saya harus bener-bener teliti.”6
5. Proses Pengemaasan / Packing
Pengemasan pasmina instan ini adalah proses tera-
khir sebelum akhirnya produk pasmina instan dijual di pasa-
ran. Ada dua kali proses pengemasan, pertama pengemasan
plastik bening yang menandakan bahwa produk sudah siap
untuk dipasarkan. Kedua plastik warna-warni yang menan-
dakan bahwa produk sudah siap di kirim ke alamat pembeli
yang bertransaksi via online shop.
6. Pemasaran Produk Pasmina Instan7
a. Toko Pasmina Instan Tandti_Tands
Toko ini terletak bersebelahan dengan home in-
dustri pasmina instan Tandti_Tands. Selain di-
peruntukan sebagai Outlite penjualan, toko ini juga
digunakan sebagai tempat menyimpan pasmina instan
6 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Triana, Pengawas HIPITT (Jati Padang, 22 Juni 2017)
Pukul 14.00-13.00 wib 7 Wawancara Pribadi Dengan Mba Decta, Pemilik HIPITT (Jati Padang, 20 Juni 2017 )
Pukul 11.00-12.00 wib
50
yang sudah siap untuk dijual dipasaran. Toko pasmina
instan Tandti_Tands ini juga dijadikan sebagai tempat
untuk berkumpul bagi para reseller. Toko ini ditempat-
kan bersebelahan dengan home industrinya untuk meya-
kinkan pembeli bahwa pasmina instan Tandti_Tands
adalah hasil produksi sendiri dan bisa melihat langsung
proses pembuatannya.
b. Online Shop
Pasmina Instan Tandti_Tands memiliki banyak
akun online shop. Online shop sudah membuat pasmina
instan Tandti_Tands menjadi dikenal banyak orang sep-
erti sekarang. Aplikasi yang digunakan pun juga be-
ragam, mulai dari Instagram, Facebook, Tokopedia,
Lazada, Buka Lapak, Shoppe dan masih banyak lagi ap-
likasi yang mendukung penjualan pasmina instan
Tandti_Tands.
Namun sampai saat ini pesanan yang paling
banyak masuk adalah melalui akun Instagram
Tandti_Tands. Akun yang dibuat sejak tahun 2013 ini
sudah memiliki 7000 pengikut. Strategi penjualan me-
lalui instagram ini tidak berhenti cukup pada akun saja,
melainkan pasmina instan Tandti_Tands sering
melakukan endorse (meminta dukungan dari orang
terkenal) dengan selebgram (selebritis instagram) untuk
51
memasarkan produknya, sehingga pasmina instan
Tandti_Tands dapat dengan mudah dikenali di kalangan
masyarakat terutama pengguna sosial media.
c. Bazar dan Pameran
Selain menjual barang langsung di Toko dan
secara online, produk pasmina instan Tandti_Tands ju-
ga dijual dengan cara mengikuti bazar dan pameran.
Bazar yang hampir setiap minggu diikuti adalah bazar
pagi yang terletak di Jalan Raya Ragunan tepatnya de-
pan pintu masuk kebun binatang Ragunan Jakarta Se-
latan. Selebihnya mengikuti bazar dan pameran dari
universitas ke universitas seperti kegiatan peringatan
ulang tahun jurusan ekonomi bisnis Universitas
Prof.Dr.Hamka (UHAMKA) Pasar Rebo Jakarta Timur
dan kegiatan pameran lainnya.
d. Reseller
Reseller adalah orang yang membeli produk atau
barang dari distributor dengan harga yang lebih murah
dari harga pasar kemudian dijual kembali dengan hara-
pan mendapatkan keuntungan dari penjualan barangnya
tersebut.
Dalam hal ini, reseller yang bergabung dengan
industri pasmina instan Tandti_Tands adalah kurang
52
lebih sebanyak 300 orang. Terhitung dari tahun 2013
sampai dengan sekarang. Namun hanya sekitar 30%
atau sekitar 90 orang saja yang masih aktif sampai
sekarang.
2. Hasil Yang Diperoleh oleh Anggota Setelah Bergabung Dengan
Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
a. Aspek Pengetahuan
Sebelum bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands, para penjahit tersebut tidak mengerti tentang
pasmina instan, bagaimana cara membuatnya, dan bagaimana
cara pemasarannya. Di sini mereka mendapatkan pengetahuan
sekaligus pengalaman cara membuat pasmina instan dengan
menggunakan mesin jahit, bahan apa saja yang dibutuhkan un-
tuk membuat sebuah pasmina instan, berbagai macam jenis kain
dan juga cara pemasarannya.
b. Aspek Ekonomi
Setelah bergabung bersama Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands ada hasil yang dirasakan oleh anggotanya. Hasil
yang dapat dirasakan dalam aspek ekonomi adalah ber-
tambahnya penghasilan para anggota, sehingga anggota dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
c. Aspek Skil atau Keterampilan
Anggota yang sebelumnya tidak menegerti bagaimana
cara menjahit dengan mesin jahit dan cara penggunannya,
53
setelah bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands menjadi memiliki keahlian menjahit dan juga
bisa membedakan berbagai macam jenis bahan kain.
d. Aspek Sosial
Sebelum bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands, anggota yang memang sebagian besar tinggal di
lingkungan yang sama memang saling mengenal tetapi hanya
sebatas mengenali saja. Jarang sekali berinteraksi antara indi-
vidu yang satu dengan yang lainnya. Semenjak bergabung
dengan Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands, anggota
yang sebelumnya hanya sekedar mengenal menjadi lebih dekat
dan saling berinteraksi antara satu sama lain. Bahkan semua
anggota sepakat untuk membuat perkumpulan seperti arisan di
setiap bulannya agar semakin erat hubungan sosialnya.
54
Tabel 3
Penghasilan dan Kebutuhan Anggota Home Insustri Pasmina Instan Tandti_Tands dalam Satu Bulan
No Nama Status
Perkawinan
Jumlah
Anak
Penghasilan Rata-rata dalam
Satu Bulan
Kebutuhan dalam
Satu Bulan
Keterangan
1 Triana Kawin 3 Rp. 4.200.000
Penyelesaian 600pcs (30pcs/hari)
Rp. 3.500.000 Berhasil
Diwawncarai
2 Iin Kawin 2 Rp. 3.500.000
Penyelesaian 500pcs (25pcs/hari)
Rp. 3.000.000 Berhasil
Diwawncarai
3 Mumun Kawin 4 Rp. 4.200.000
Penyelesaian 600pcs (30pcs/hari)
Rp. 3.700.000 Berhasil
Diwawncarai
4 Ijah Kawin 2 Rp. 3.500.000
Penyelesaian 500pcs (25pcs/hari)
Rp. 2.500.000 Berhasil
Diwawncarai
55
5 Annis Belum Kawin - Rp. 2.100.000
Penyelesaian 300pcs (15pcs/hari)
Rp. 1.500.000 Berhasil
Diwawncarai
No Nama Status
Perkawinan
Jumlah
Anak
Penghasilan Rata-rata dalam
Satu Bulan
Kebutuhan dalam
Satu Bulan
Keterangan
6 Iyos Belum Kawin - Rp. 3.500.000
Penyelesaian 500pcs (25pcs/hari)
Rp. 2.200.000 Berhasil
Diwawncarai
7 Yani Kawin 4 Rp. 4.200.000
Penyelesaian 600pcs (30pcs/hari)
Rp. 3.500.000 Berhasil
Diwawncarai
8 Amalia Kawin 1 Rp. 2.100.000
Penyelesaian 300pcs (15pcs/hari)
Rp. 1.800.000 Berhasil
Diwawncarai
9 Risky Kawin 2 - - Tidak berhasil
diwawancarai
10 Andini Belum Kawin - -
- Tidak berhasil
diwawancarai
56
No Nama Status
Perkawinan
Jumlah
Anak
Penghasilan Rata-rata dalam
Satu Bulan
Kebutuhan dalam
Satu Bulan
Keterangan
11 Siti Wijaya
(Reseller)
Kawin 1 Rp. 10.000.000
Penjualan 300pcs
(keuntungan Rp. 3.000.000)
Rp. 1.700.000 Berhasil
Diwawncarai
12 Dian Putri
(Reseller)
Kawin - Rp. 8.750.000
Penjualan 250pcs
(keuntungan Rp.2.500.000)
Rp. 1. 350.000 Berhasil
Diwawncarai
57
B. Analisis
1. Analisis Proses Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat melalui Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands.
Berdasarkan uraian diatas mengenai kegiatan pelatihan
pembuatan pasmina instan yang berlangsung di Home Industri
Pasmina Instan Tandti_Tands, dan diperkuat bab II yang menjelas-
kan mengenai tahapan pemberdayaan maka penulis memaparkan
analisis temuan lapangan yang bertempat di Home Industri
Pasmina Instan Tandti_Tands, Jati Padang Jakarta Selatan.
Decta Yuandani selaku pemilik Home Industri Pasmina
Instan Tandti_Tands menyatakan bahwa motivasi mengadakan
program pemberdayaan masyarakat yang bertempat di Home
Industrinya tersebut adalah dikarenakan ingin merubah pola hidup
masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya, dari masyarakat yang
tidak produktif menjadi masyarakat yang lebih produktif, serta
diharpakan dapat memiliki kehidupan yang lebih baik terutama
dalam segi ekonomi.
Sasaran utama dari program pemberdayaan yang
dilaksanakan di Home Industri Pasmina Instan ini adalah ibu rumah
tangga, karena memang mayoritas masayarakat yang tidak
produktif di lingkungan tersebut adalah ibu rumah tangga.
58
Oleh karena itu, dengan adanya pemberdayaan yang
dilakukan di Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands ini dapat
menjadi wadah bagi masayarakat kurang produktif tersebut agar
mereka mempunyai kegiatan yang lebih bermanfaat untuk
kehidupannya serta dapat menghasilkan, kemudian dari hasil
tersebut bisa membantu meningkatkan perekonomian keluarga dari
masing-masing individu khususnya bagi mereka yang mengikuti
program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Home Industri
Pasmina Instan Tandti_Tands.
Hal ini dikatakan oleh Mba Decta:
“Motifasinya sih cuma satu ya, pengen tetangga-tetangga
aku tuh produktif. Terutama ibu-ibu rumah tangga. Biar
mereka juga punya penghasilan lebih, kan lumayan buat
tambahan mereka kan”8
Proses pemberdayaan masayarakat yang telah dilakukan
Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands dibagi menjadi 3
tahapan, yaitu :
a. Tahap Penyadaran
Dalam tahap ini bisa dikatakan tahapan yang palng sulit
untuk dilakukan karena pada tahap ini merupakan tahap pem-
bentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga
seseorang merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri serta
8 Wawancara Pribadi Dengan Mba Decta, Pemilik HIPITT (Jati Padang, 20 Juni 2017 )
Pukul 11.00-12.00 wib
59
merasa belum maksimal menggunakan kapasitas diri yang
dimilikinya.
Fungsi dari tahapan ini adalah agar masyarakat sadar
bahwa didalam dirinya memiliki potensi yang besar sehingga
mampu mengubah kehidupan mereka jauh lebih baik dari
kehidupan yang mereka jalani sekarang.
Mba Decta mengatakan:
“rada susah waktu itu, soalnya kan kita harus yakinin mere-
ka kalo mereka bisa punya tambahan penghasilan. Buat
ninggalin kebiasaan mereka kan juga ribet, apalagi yang
punya anak.”
b. Tahap Tranformasi
Tahap Transformasi merupakan tahap dimana masyarakat
diberikan kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecaka-
pan, keterampilan agar terbuka wawasan serta kreatifitasnya.
Dalam hal ini, anggota dari Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands yang baru bergabung diberikan pengetahuan baru
seperti jenis-jenis kain dan motif, kemudian anggota diberikan
pembelajaran berupa keterampilan menjahit. Biasanya proses
pelatihan ini berlangsung 1 sampai 3 hari saja. Namun
tergantung dari kemampuan masing-masing anggota itu sendiri.
Seperti dikatakan Ibu Triana (selaku pengawas dan tenaga
penjahit) :
Pertanyaan :
“Berapa lama proses pelatihan dilakukan?”
Jawaban :
60
“prosesnya rada lama mbak, beda-beda juga kemampuann-
ya. Ada yang 2 hari besokannya udah langsung kerja, ada
juga yang belajar ampe seminggu soalnya kan dia emang
bener-bener gak ngerti pake mesin jait kayak gimana”9
Mba Annis mengatakan (selaku tenaga penjahit) :
“waktu itu Alhamdulillah ya, aku ya hari itu di ajarin
langsung hari itu juga aku jahit pasminanya, aku belajar
kurang lebih satu jam. Lebih cepet dari yang lain, mungkin
karena aku paling muda jadi paling gampang diarahinnya”10
Annis merupakan salah satu anggota paling muda dari
anggota lainnya, karena umurnya yang masih muda bisa
dikatakan Mba Annis memiliki daya tangkap yang bagus,
sehingga Mba Annis dapat mempelajari perihal ilmu jahit-
menjahit dengan sangat mudah.
Lain halnya dengan Ibu Yani, Ibu Yani mengatakan
“dulu saya belajar hampir seminggu. Saya kan emang dulu
belom ngerti gini-ginian (mesin jahit). Tapi alhamdulillah
sekarang saya udah jago.”11
Dari beberapa pernyataan di atas bisa dikatakan bahwa
kemampuan tiap individu memang berbeda, tidak hanya tetang
umur melainkan kemampuan daya tangkap pun juga bisa
menjadi faktor penghambat seseorang untuk memproses
informasi yang baru diterima. Ketika tahap penyadaran sudah
terlaksana dengan baik sehingga dapat merubah pemikiran
seorang individu, maka sesuatu yang tidak mungkin bisa untuk
9 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Triana, Pengawas HIPITT (Jati Padang, 22 Juni 2017)
Pukul 14.00-13.00 wib 10 Wawancara Pribadi Dengan Mba Annis, Penjahit HIPITT (Jati Padang, 22 Juni 2017)
Pukul 16.00-17.00 wib 11 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Yani , Penjahit HIPITT (Jati Padang, 23 Juni 2017)
Pukul 15.00-16.00 wib
61
dilakukan menjadi mungkin karena individu tersebut sudah
memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu merubah hidupnya
sendiri.
c. Tahap Peningkatan Intelektualitas
Tahap Peningkatan Intelektualitas merupakan tahap
dimana fasilitator memberikan pengarahan kepada anggota
yang sudah berhasil menerima informasi dan pengetahuan yang
baru di dapat. Tahap ini mengharuskan Decta Yuandani selaku
pemilik dari Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
memberikan fasilitas kepada para anggotanya. Sesuai dengan
ilmu menjahit dan pengetahuan seputar kain dan alat jahit
lainnya, maka Mba Decta menyediakan alat-alat pendukung
tersebut seperti mesin jahit, mesin neci, alat pemotong, benang
serta peralatan menjahit lainnya yang tentunya disertai dengan
ruangan yang nyaman agar anggota baru dari kelompok
pembuat pasmina instan memiliki rasa nyaman berada di
Industri tersebut.
Setelah memfasilitasi dengan berbagai peralatan jahit,
selanjutnya pengarahan dan pengawasan dilakukan selama
proses menjahit berlangsung. Ibu Triana merupakan petugas
pengawas penjahit yang bertugas untuk mendampingi,
membantu dan mengarahkan anggota jika diantara mereka
mengalami kesulitan.
Ibu Triana mengatakan :
62
“tugas saya disini untuk ngawasin temen-temen yang jahit,
bantu mereka juga kalo ada yang kesulitan, entah kesulitan
karena bentuk kain yang salah pas pemotongan, salah jahit
atau biasanya sih banyak yang salah pas bikin pola diatas
kepala, pokokya intinya saya ngarahin aja si, sambil
ngejahit juga”12
Pernyataan Ibu Triana dibenarkan oleh Ibu Ijah
selaku penjahit di Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands yang mengatakan :
“saya kerja disini bener-bener dibimbing banget, kalo pun
saya salah gak pernah dimarahin, malah diarahin, diajarin
yang benernya gimana”13
Ibu Amalia mengatakan :
“selama kerja disini aku sering banget buat kesalahan
soalnya aku orangnya ngga teliti, pernah juga sampe ditegur
sama Mba Decta nya langsung, tapi abis itu aku diarahin
lagi harus ngelakuin apa, sefatal fatalnya kesalahan aku gak
pernah sih sampe dimarahin, tapi aku terima kalo di tegur
soalnya emang kesalahanku”14
2. Analisis Hasil Yang Diperoleh oleh Anggota Setelah
Bergabung Dengan Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands
Edi Suharto dalam bukunya mengatakan bahwa
pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang khususnya
kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan
12 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Triana, Pengawas HIPITT (Jati Padang, 22 Juni 2017)
Pukul 14.00-15.00 wib 13 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Ijah, Penjahit HIPITT (Jati Padang 23 Juni 2017)
Pukul 10.00-11.00 wib 14 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Amalia, Penjahit HIPITT (Jati Padang 23 Juni 2017)
Pukul 13.00-14.00 wib
63
atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya serta
mereka memiliki kebebasan. Selain itu mampu menjangkau sum-
ber-sumber yang produktif yang memungkinkan mereka dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan
jasa-jasa yang mereka perlukan.15
Ada 8 indiktor keberdayaan yang dikemukanan oleh Edi
Suharto, namun dalam hal ini peneliti hanya mennggunakan 5 saja,
dikarenakan hanya 5 indikator yang mencakup ranah penelitian dan
lebih tepat digunakan dalam analisis penelitian ini.
1. Kebebasan Mobilitas
Mobilitas yang berarti mudahnya seseorang dalam
melakukan sebuah pergerakan. Dalam hal ini, kebebasan
mobilitas merupakan salah satu indikator keberdayaan dari
suatu kelompok masyarakat. Kebebasan mobilitas yang
dimaksud adalah ketika seorang individu memiliki kemampuan
untuk pergi keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya.
Ibu Iin mengatakan :
“alhamdulillah, uangnya saya bisa pake buat belanja di
Indomaret, buat beli kebutuhan bulanan kayak beras,
minyak, peralatan mandi...”16
2. Kemampuan Membeli Komoditas Kecil
Mampu membeli komoditas kecil merupakan suatu kondisi
dimana seseorang memiliki kemampuan untuk membeli
15 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Rifka Aditama, 2005), h.58. 16 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Iin , Penjahit HIPITT (Jati Padang, 23 Juni 2017)
Pukul 09.00-10.00 wib
64
kebutuhannya, baik untuk keluarga maupun untuk dirinya
sendiri atau bisa dikatakan kebutuhan primer dengan
menggunakan uang pribadinya.
Ibu Mumun mengatakan :
“uangnya bisa buat tambahan mba, biasanya aku pake kalo
pas suami telat ngasih uang bulanan juga, buat beli sembako
sama sabun cuci sama sampo sabun mandi juga..”17
Hal yang sama juga dikatakan oleh Pak Iyos:
“hasil yang saya peroleh bisa buat beli makan, buat berobat
bapak saya juga, buat beli odol ama sampo dan sabun
juga”18
Pak Iyos merupakan seorang pekerja yang setia dengan
Home Industri Pasmina Instan ini. Dari dulu hidup Pak Iyos
sangat bergantung dengan industri pasmina instan. Pendapatan
yang diperolehnya bisa dipergunakan untuk membiayai
kehidupannya serta kehidupan ayahnya. Sampai saat ini Pak
Iyos belum memiliki Isteri dikarenakan sibuk mencari uang
untuk pengobatan ayahnya.
Dengan hadirnya Home Industri Pasmina Instan ini sangat
membantu Pak Iyos dalam menjalani kehidupannya. Pak Iyos
juga menggunakan uang hasil menjahitnya itu untuk membeli
peralatan jahit untuk dipergunakan sebagai alat mencari
nafkah. Jadi, selain bekerja di Home Industri Pasmina Instan,
Pak Iyos juga menerima jahitan dirumahnya jika sedang libur.
17 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Mumun , Penjahit HIPITT (Jati Padang 24 Juni 2017)
Pukul 10.00-11.00 wib 18 Wawancara Pribadi Dengan Pak Iyos , Penjahit HIPITT (Jati Padang 24 Juni 2017)
Pukul 13.00-14.00 wib
65
3. Kemampuan Membeli Komoditas Besar
Kemampuan membeli komoditas besar merupakan ke-
mampuan individu untuk membeli barang-barang sekunder
atau tersier.
Ibu Ijah mengatakan :
“uang yang aku dapat dari jahit pernah aku beliin Tv Flat
sama handphone yang aku pake sekarang...”19
Ibu Iin Mengatakan :
“.. saya beliin Handpone anak saya juga uangnya dari situ
mba, sisanya saya tabung buat nanti kalo kalo ada
kebutuhan mendadak atau buat tambahan biaya sekolah
anak saya nanti..”20
Dari pernyataan Mba Andini dan Ibu Iin bisa dikatakan
bahwa sejak mereka bergabung di Industri Pasmina Instan,
mereka bisa membeli barang-barang yang mereka inginkan.
Dengan kata lain mereka sudah dapat memenuhi kebutukan
primer atau kebutuhan rumah tangga mereka dengan mudah.
4. Terlibat Dalam Pembuatan Keputusan-Keputusan Rumah
Tangga
Ketika seseorang sudah mampu mengambil keputusan
dalam rumah tangganya yang sangat mempengaruhi
perekonomian didalam keluarga tersebut, orang tersebut bisa
dikatakan sudah berhasil diberdayakan.
Ibu Amalia mengatakan :
19 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Ijah, Penjahit HIPITT (Jati Padang, 23 Juni 2017)
Pukul 10.00-11.00 wib 20 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Iin , Penjahit HIPITT (Jati Padang, 23 Juni 2017)
Pukul 09.00-10.00 wib
66
“ ... buat beli motor juga, ya walaupun masih kredit”21
Ibu Yani mengatakan :
“... bayar kredit mesin cuci juga dari hasil jahit”22
Dari 2 pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa sebagian
besar dari anggota pembuat pasmina instan dapat mengambil
keputusan rumah tangga dengan baik meskipun ada sedikit
resiko didalamnya.
5. Jaminan Ekonomi Dan Kontribusi Terhadap Keluarga.
Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga dapat
diartikan pula sebagai investasi jangka panjang. Seperti
penanaman modal yang nantinya akan bermanfaat dimasa yang
akan datang.
Ibu Mumun mengatakan :
“.. sisa uangnya saya tabung mba di bank buat jaga-jaga
kalo ada keperluan mendadak”23
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Iin :
“ .. penghasilan saya sisanya saya tabung, kalo-kalo ada
keperluan sekolah anak kan bisa pake dari situ”24
Ketika seseorang mengambil keputusan untuk menabung,
dapat diartikan bahwa seseorang tersebut sedah memikirkan
kehidupan dimasa yang akan datang. Hal tersebut menyatakan
21 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Amalia , Penjahit HIPITT (Jati Padang, 23 Juni 2017)
Pukul 13.00-14.00 wib 22 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Yani , Penjahit HIPITT (Jati Padang, 23 Juni 2017)
Pukul 10.00-11.00 wib 23 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Mumun , Penjahit HIPITT (Jati Padang, 24 Juni 2017)
Pukul 10.00-11.00 wib 24 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Iin , Penjahit HIPITT (Jati Padang, 23 Juni 2017 Pukul
09.00-10.00 wib
67
bahwa seseorang sudah merasa cukup dalam kehidpan yang
sedang dijalaninnya saat ini, sehingga dirinya mampu
menyisihkan uangnya untuk hal-hal yang lebih penting dan
bermanfaat dalam kehidupannya maupun kehidupan orang-
orang disekitarnya dimasa mendatang
68
Gambar 2
Grafik Penghasilan Sebelum, Penghasilan Sesudah Dan Kebutuhan Anggota
Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands Dalam Satu Bulan
Grafik diatas menjelaskan tentang penghasilan anggota sebelum
bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands, sesudah
bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands dan
jumlah kebutuhan rumah tangga yang dipegunakan selama satu bulan.
Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa penghasilan sebelum dan
sesudah bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Sebelum bergabung di Home
Indstri Pasmina Instan Tandti_Tands para anggota belum dapat memenuhi
kebutuhan rumah tangganya, namun setelah bergabung dengan Home
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
Triana Iin Munun Ijah Anis Iyos Yani Amala Siti W Dian P
PenghasilanSebelum
PenghasilanSesudah
Kebutuhan
69
Indstri Pasmina Instan Tandti_Tands mereka memiliki penghasilan yang
dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, bahkan lebih dari apa
yang mereka butuhkan, yang kemudian sisa uang tersebuat bisa mereka
tabung untuk keperluan dimasa yang akan datang
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Home Industri
Pasmina Instan Tandti_Tands
Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh home industri
pasmina instan tandti_tands ini memlalui 3 tahapan, yaitu : Pertama,
tahap penyadaran. Pada tahap ini merupakan tahapan yang palng sulit
untuk dilakukan, karena pada tahap ini merupakan tahap pembentukan
perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga seseorang merasa
membutuhkan peningkatan kapasitas diri serta merasa belum
maksimal menggunakan kapasitas diri yang dimilikinya. Kedua,
tahap tranformasi. Tahap Transformasi merupakan tahap dimana
masyarakat diberikan kemampuan berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan, keterampilan agar terbuka wawasan serta kreatifitasnya.
Ketiga,Tahap Peningkatan Intelektualitas. Pada tahap ini Mba Decta
berperan sebagai motivator, memberikan pengarahan kepada anggota
yang sudah berhasil menerima informasi dan pengetahuan yang baru
di dapat.
2. Hasil Yang Diperoleh Setelah BergabungDengan Home Industri
Pasmina Instan Tandti_Tands.
a. Aspek Pengetahuan
Sebelum bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands, para penjahit tersebut tidak mengerti tentang pas-
mina instan, bagaimana cara membuatnya, dan bagaimana cara
pemasarannya. Di sini mereka mendapatkan pengetahuan bgaimana
cara membuat pasmina instan dengan menggunakan mesin jahit,
bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah pasmina
instan, berbagai macam jenis kain dan juga cara pemasarannya.
b. Aspek Ekonomi
Setelah bergabung bersama Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands ada hasil yang dirasakan oleh anggotanya. Hasil
yang dapat dirasakan dalam aspek ekonomi adalah bertambahnya
penghasilan para anggota, sehingga anggota dapat memenuhi kebu-
tuhan hidupnya sehari-hari seperti kebutuhan primer dan sekunder.
c. Aspek Skil atau Keterampilan
Anggota yang sebelumnya tidak menegerti bagaimana cara
menjahit dengan mesin jahit dan cara penggunannya, setelah
bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
menjadi memiliki keahlian menjahit dan juga bisa membedakan
berbagai macam jenis bahan kain.
d. Aspek Sosial
Sebelum bergabung dengan Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands, anggota yang memang sebagian besar tinggal di
lingkungan yang sama memang saling mengenal tetapi hanya se-
batas mengenali saja. Jarang sekali berinteraksi antara individu
72
yang satu dengan yang lainnya. Semenjak bergabung dengan Home
Industri Pasmina Instan Tandti_Tands, anggota yang sebelumnya
hanya sekedar mengenal menjadi lebih dekat dan saling ber-
interaksi antara satu sama lain.
B. Saran
1. Kepada pemilik Home Industri Pasmina Instan dan pengurus agar
mempertahankan kegiatan yang selama ini telah dilakukan dan
diharapkan akan terus menambah anggota didalamnya serta
menghasilkan masyarakat yang produktif dan mandiri terutama dalam
segi ekonomi.
2. Kepada seluruh peserta Home Industri Pasmina Instan agar terus
berkarya dan memberikan ide-ide kreatif mengenai desain hijab agar
Home Industri Pasmina Instan ini lebih maju dalam dunia desain hijab
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian
ini untuk memperbanyak pengetahuan tentang bagaimana menyikapi
masyarakat yang kurang produktif serta bagaimana cara
memandirikannya sehingga mereka dapat memiliki kehiduupan yang
sejahterA
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Adi, Isbandi Rukminto. 2002. Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan
Sosial. Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi UI
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Ke-
bijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Hayati, Cucu Nur. Khitam, Husnul.2015. Sosiologi Industri. Jakarta : UIN
Jak arta Press
J. Panglaykim. 2011. Pikiran dan Gagasan J. Panglaykim Prinsip-Prinsip
Kemajuan Ekonomi Jakarta: PT. Kompas Gramedia.
Machendrawaty, Nanih dan Safei, Agus.2001. Pengembangan Masyarakat
Islam Dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Mardikanto, Totok dan Soebianto ,Poerwoko. 2013. Pemberdayaan
Masyarakat. Bandung:Alfabeta
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nasuhi, Hamid, dkk. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis
dan disertasi). Ceqda UIN Jakarta.
Soetomo. 1995. Masalah Sosial dan Pembangunan, Jakarta: Pustaka Jaya
Sudirma, Momon. 2013. Membangun Keterampilan Berpikir Kereatif. Ra-
jawali Pers
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Ban-
dung: Alfabeta.
Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.
Bandung:PT Refika Aditama.
Sulistiyani , Ambar Teguh. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.
Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2004. Metode penelitian Sosial Agama.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
74
Usman, Husaini dan Purnomo. 2000. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Yuwaldi , dkk. 2005. Masalah Pengangguran dan Solusinya Ditinjau Dari
Perspektif Hak Asasi Manusia. Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia.
Sumber Skripsi
Anfal. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pemebuatan
Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tangerang Se-
latan. Skripsi S1 Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2015.
Fatonah, Anisa.Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga Melalui
Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok Studi Kasus Kelompok
Wanita Tani Cempaka RW 02 Petukangan Jakarta Selatan. Skripsi
S1 Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2017.
Handayani, Nur. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Gangku
Hijau Dalam Melestarikan Lingkungan: Studi Kasus RW Hijau 16
Baktijaya Depok. Skripsi S1 Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Lita, Putri Nurul. Pemberdayan Ekonomi Masyarakat Melalui Program
Kelompok Usaha Bersama Lembaga Keuangan Mikro Sosial Taruna
Sejahtera Di Cengkareng Jakarta Barat.Skripsi S1 Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012.
Milana, Erna. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Kelompok
UPPKS Cut Nyak Dien Di Kelurahan Pondok Pucung, Kota
Tangerang Selatan. Skripsi S1 Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012.
Nuraini, Siti. Etos Kerja Pekerja Perempuan padan Home Industry Tas
Rajut “Asto Craft di Dusun Semingin Sumbersari Moyudan Seleman
Yogyakarta. Skripsi S1 Program Studi Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2015.
75
Sumber Jurnal
Jurnal berjudul Pengaruh Home Industri Terhadap Fungsi Rumah Tangga
dan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Rantau Prapat Kabupaten
Labuan Batu Sumatra Utara. dikutip pada tanggal 16 juni 2017 pada
pukul 21.24
wibhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/59916/Ch
apt-
er%20II.pdf;jsessionid=1580FE3900E404AD4978DC75C5EB0A1E
?sequence=4
Sumber Wawancara
Wawancara Pribadi Dengan Mba Decta, di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 20 Juni 2017 Pukul 11.00 wib
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Triana, di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 22 Juni 2017 Pukul 14.00 wib
Wawancara Pribadi Dengan Mba Annis, di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 22 Juni 2017 Pukul 16.00 wib
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Iin, di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 23 Juni 2017 Pukul 09.00 wib
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Ijah, di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 23 Juni 2017 Pukul 10.00 wib
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Amalia, di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 23 Juni 2017 Pukul 13.00 wib
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Yani, di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 23 Juni 2017 Pukul 15.00 wib
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Mumun, di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 24 Juni 2017 Pukul 10.00 wib
Wawancara Pribadi Dengan Pak Iyos , di Home Industri Pamina Instan
Tandti_Tands pada 24 Juni 2017Pukul 13.00 wib
Lampiran
Pedoman Wawancara
Untuk Pemilik Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
1. Sejak kapan Mba Decta mendirikan home industry pasmina instan?
2. Apa motivasi Mba Decta mendirikan home industry pasmina instan?
3. Dari mana Mba Decta mendapatkan modal untuk membuka usaha home
industry pashmina instan ini ?
4. Dari mana Mba Decta mengetahui cara membuat pashmina instan ini ?
5. Bagaimana cara Mba Decta memasarkan produk pashmina instan yang
mba buat dari awal berdiri hingga saat ini ?
6. Apa motifasi Mba Decta mengajak masyarakat sekitar untuk ikut menjadi
pembuat pasmina instan?
7. Bagaimana cara Mba Decta mengajak masyarakat untuk menjadi pembuat
pasmina instan?
8. Pelatihan apa saja yang Mba Decta berikan kepada masyarakat yang baru
akan manjadi pembuat pasmina instan?
9. Berapa lama proses pelatihan itu dilakukan (rata-rata)?
10. Berapa banyak jumlah anggota yang bekerja di home industry pashmina
instan ini ?
11. Apakah permintaan produksi pasmina terus meningkat dari tahun ke ta-
hunnya ?
12. Berapa banyak pasmina yang mampu di produksi dalam sehari ?
13. Berapa omset yang Mba Decta dapatkan dalam sebulan ?
14. Apa saja hambatan yang Mba Decta dapatkan selama menjalankan home
industry pashmina instan ini ?
Pedoman Wawancara
Untuk Pengawas Penjahit Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
6. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
7. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
9. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
10. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
11. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan pada anggota baru?
12. Seberapa penting tahap sortir dalam industri ini?
Pedoman Wawancara
Untuk Tenaga Penjahit Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
6. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
7. Berapa lama proses pelatihan dilakukan?
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
9. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
10. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
11. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
12. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektronik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
Pedoman Wawancara
Untuk Resaller Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
1. Sudah berapa lama bapak/ibumenjadi Resaller di home industry pashmina
instan ini?
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum menjadi Resaller di home industry
pashmina instan ini?
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung menjadi Resaller dihome industry pash-
mina instan ini?
5. Apakah sebelum menjadi Resaller di home industry pashmina instan ini
bapak/ibu diajarkan atau dilatih bagimana cara menjual pasmina instan
yang benar ?
6. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
7. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah menjadi Resaller di home industry
pashmina instan ini?
8. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah menjadi Resaller di-
home industry pashmina instan ini?
9. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
10. Apakah hasil yang di dapat darimenjadi Resaller dihome industry pash-
mina instan ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan
kebutuhan lainnya seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta
bisakah anda menyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
Transkip Wawancara
Nama : Decta Yuandaani
Umur: 23 Tahun
Kedudukan : Pemilik / Owner
1. Sejak kapan Mba Decta mendirikan home industry pasmina instan?
“pertamanya dulu sih sebenernya udah niat bikin pastan (pasmina instan)
tahun 2012an, cuma baru kesampeannya pas 2013. Jadi selama setahun
aku ngumpulin uang buat modal juga”
2. Apa motivasi Mba Decta mendirikan home industry pasmina instan?
“motifasi aku sih karena dulu aku kan kuliah masih minta uang orang tua,
sampe buat jajan sama transport pun masih minta orang tua juga. Nah, dari
situ aku mulai mikir, kan gak enak juga kan umur segitu masih minta
orang tua, walaupun statusnya mahasiswa sih tapi tetep aja gak enak.
Akhirnya aku kepikiran buat bikin usaha pasmina instan yang memang
lagi nge-hits dan belum banyak yang buat juga”
3. Dari mana Mba Decta mendapatkan modal untuk membuka usaha home
industry pashmina instan ini ?
“kalo buat modalnya pertama aku kumpulin sendiri tuh selama satu tahun
dari uang jajan aku, terus aku juga jual pulsa juga, terus dari pacarku juga
nambahin, intinya sih buat modal aku pake uang sendiri”
4. Dari mana Mba Decta mengetahui cara membuat pashmina instan ini ?
“aku tuh milih pastan (pasmina instan) soalnya waktu itu belom banyak yg
jual. Terus kan aku juga seneng banget pake pasmina, tapi ribet kan. Nah,
disitu aku mikir gimana caranya make pasmina tapi gapake ribet, gausah
pake-pake pentul. Akhirnya aku coba-coba tuh buat bikin pastan (pasmina
instan) sama ibu aku.”
5. Bagaimana cara Mba Decta memasarkan produk pashmina instan yang
mba buat dari awal berdiri hingga saat ini ?
“kalo pemasaran sih dulu awalnya aku Cuma nawarin teemen-temen
kampus aja, terus kepikiran buat online. Kalo di online aku awalnya Cuma
masarin lewat instagram prbadi aja. Setelah produksi banyak baru aku
bikin instagram Tandti_Tands, terus tokopedia, shopee, lewat line
whatsapp sama bbm juga. Kita juga sering ikut bazar pagi di depan
ragunan sama waktu itu pernah ikut bazar di UHAMKA Pasar Rebo”
6. Apa motifasi Mba Decta mengajak masyarakat sekitar untuk ikut menjadi
pembuat pasmina instan?
“Motifasinya sih Cuma satu ya, pengen tetangga-tetangga aku tuh
produktif. Terutama ibu-ibu rumah tangga. Biar mereka juga punya
penghasilan lebih, kan lumayan buat tambahan mereka kan. Tadi sebe-
lumnya aku kan udah cerita kalo permintaan pasmina aku meningkat tapi
sumber daya manusia nya kurang. Nah, waktu itu aku pulang beli bahan
liat tetangga-tetanggaku lagi pada ngobrol ngerumpi gitu sambil nyuapin
anak, terus aku kepikiran buat ngajak mereka jait di tempatku. Terus aku
ajak kan, awalnya mereka ngga mau soalnya gak bisa jait pake mesin, ter-
us aku bilang kalo nanti diajarin dan aku gak mengikat mereka sebagai
karyawanku, jadi suka-suka mereka aja mau kerja kapan, akhirnya bebera-
pa dari mereka mau, sisanya masih mikir”
7. Bagaimana cara Mba Decta mengajak masyarakat untuk menjadi pembuat
pasmina instan?
“rada susah waktu itu, soalnya kan kita harus yakinin mereka kalo mereka
bisa punya tambahan penghasilan. Buat ninggalin kebiasaan mereka kan
juga ribet, apalagi yang punya anak.” “Awalnya sih aku ajak ngomong aja,
soal penghasilan tambahan dll.pokoknya aku akalin aja gimana caranya
mereka mau terterik sama home industri aku, ngasih keyakinan juga ke
mereka ke arah yang lebih positif, awalnya sih banyak yang bilang kalo
mereka gak bisa jahit, tapi setelah aku bilang bakal diajarin sampe bisa
mereka mulai tertarik gitu, yaudah satu persatu mereka bergabung”
8. Pelatihan apa saja yang Mba Decta berikan kepada masyarakat yang baru
akan manjadi pembuat pasmina instan?
“pelatihan sih gak banyak ya, Cuma seputar jahit-menjahit aja. Pengenalan
jenis-jenis bahan, cara bentuk pola biar jadi lipatan-lipatan pasmina, gitu-
gitu aja sih”
9. Berapa lama proses pelatihan itu dilakukan (rata-rata)?
“tergantung kemampuan masing-masing sih, ada yang sehari langsung
bisa, ada juga yang sampe 5hari baru bisa”
10. Berapa banyak jumlah anggota yang bekerja di home industry pashmina
instan ini ?
“Sejauh ini sih yang bener-bener aktif ada 12 orang, sisanya keluar masuk
aja. Soalnya kan sistem pembayarannya juga bebas, bisa harian, mingguan,
bulanan juga bisa. Jadi kebanyakan yang keluar masuk itu kalo memang
mereka lagi butuh uang aja. Nah ada lagi resaler, kalo resaler aku lebih
dari 100 orang, mereka yang jualin pasmina diluar olshop tandtii_tands,
adanya mereka juga ngebantu banget penjualan aku”
11. Apakah permintaan produksi pasmina terus meningkat dari tahun ke ta-
hunnya ?
“dari 2013 ke 2014 sih meningkat drastis, Cuma pas masuk tahun 2015
aku sempet stop produksi beberapa bulan karena sudara kembarku sakit,
saat itu juga aku kehabisan modal karena uanggnya aku pakai buat bantu
pembayaran rumah sakit, kurang lebih tiga bulan aku berhenti roduksi.
Setelah itu aku mulai lagi sedikit-sedikit. Gak semua pekerja aku gaji full
dan alham dulillah mereka bisa ngerti dan mau bantu aku. Sampe akhirnya
sekarang permintaan banyak lagi, produksi aku kembali normal, terebih
pas masuk awal tahn 2017 aku mulai bikin instan segi tiga, permintaannya
banyak banget alhamdulillah”
12. Berapa banyak pasmina yang mampu di produksi dalam sehari ?
“dalam sehari itu kurang lebih 100-200 pcs, itu belum semua pekerja
masuk di hari yang sama. Kalau masuk semua bisa 250 pcs sehari
13. Berapa omset yang Mba Decta dapatkan dalam sebulan ?
Tergantung pasar sih kalau pendapatan, pernah dalam sebulan nyampe
Rp.30.000.000,- pernah juga paling kecil Rp. 9.000.000,-an. Kalo resaler
aku lagi pada rajin ya bisa dapet gede, tapi kalo resallernya lagi pada gak
aktif bisa menurun pendapatan bulanannya.”
14. Apa saja hambatan yang Mba Decta dapatkan selama menjalankan home
industry pashmina instan ini ?
“hambatan aku sih kalo dari segi pekerja gak terlalu ribet ya, karena kan
aku gaji mereka sesuai sama apa yang udah mereka kerjain. Lebih ke
pemasaran aja si, kalo lagi sepi di pasaran dan barang juga numpuk banyak
di gudang, kadang suka bingung harus gimana lagi. Tapi disini pentingnya
kita harus update model pasmina instannya, biar barang juga banyak
peminatnya.”
Nama : Triana Ningsih
Umur : 48 Tahun
Kedudukan : Pengawas Penjahit
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
“Saya dari awal Tandti_Tands juga udah disini, kan saya yang coba-coba
uat bikin model instan nya kayak gimana”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“tugas saya disini untuk ngawasin temen-temen yang jahit, bantu mereka
juga kalo ada yang kesulitan, entah kesulitan karena bentuk kain yang
salah pas pemotongan, salah jahit atau biasanya sih banyak yang salah pas
bikin pola diatas kepala, pokokya intinya saya ngarahin aja si, sambil
ngejahit juga”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“gak kerja, dirumah aja jadi ibu rumah tangga. Tapi gaji mah dapet dari
suami heheee”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“saya mah awalnya iseng iseng aja, cuman gak nyangka aja kalo sekarang
bisa laku sebanyak ini”
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
“ohh bisa dong, kalo saya gak bisa temen-temen siapa yang ngajarin. Saya
dulu waktu itu pernah kursus tatabusana jadi saya bisa jahitnya karna itu”
6. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“Saya sih alhamdulillah ya karena ada industri pastan (pasmina instan)
uangnya jadi lebih gitu, nganggurnya saya jadi punya penghasilan gitu”
7. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“Sebelummnya sih saya cuma dapet uang dari bapak sebulannya sih
3.000.000 an. Tapi pas udah sering jahit saya bisa dapet kurang lebih
4.200.000, kadang lebih tegantung saya lagi rajin apa ngga jahitnya”
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“anak saya ada 3 mba, yang 2 kembar udah lulus kuliah, yang 1 masih
SMA kelas 2”
9. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“kalo kebutuhan pokok kayak belanja bulanan sama bayar listrik sih
3.500.000an, soalnya anak kan juga banyak kebutuhan jadi semuanya
masuk kesitu”
10. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“itu bisa nyicil motor ya uangnya dari situ, bisa beli hp nih dari situ juga
uangnya, pokoknya ngebantu banget mba”
11. Berapa lama proses pelatihan yang dilakukan pada anggota baru?
“prosesnya rada lama mbak, beda-beda juga kemampuannya. Ada yang 2
hari besokannya udah langsung kerja, ada juga yang belajar ampe sem-
inggu soalnya kan dia emang bener-bener gak ngerti pake mesin jait kayak
gimana”
12. Seberapa penting tahap sortir dalam industri ini?
“tahap ini penting banget mba, soalnya bukan apa-apa kalo sampe ada pas-
tan (pasmina instan) yang gagal / jahitannya gak bagus terus gak sengaja
kejual, otomatis penilaian orang bisa buruk sama brand kita. Kalo udah
jelek gitu kan bisa ngomong dari mulut kemulut. Makanya saya harus
bener-bener teliti.”
Nama : Iin
Umur : 35 Tahun
Kedudukan : Tenaga Penjahit
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
“saya dari 2013, diajak sama kakak saya (ibu Triana), brarti 4 tahunan lah
kira-kira
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“disini sih saya Cuma jahit aha, sama paling kalo lagi libur jahit bantu-
bantu ngemas barang”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“waktu umur 22-28 tahun sebelum punya anak, saya kerja di pabrik biskuit
di pasar rebo, cuman karena hamil akhirnya saya berenti. Ini baru kerja
lagi ya disini.
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“disini mah enak soalnya kerjanya suka-suka jadi saya bisa nyambi ama
kerjaan rumah jugga, ngurus suami sama anak juga, dapet uangg juga
makanya saya mau kerjja disini”
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
“belum”
6. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
Iya saya diajarin kan sama kakak saya (Ibu Triana), awalnya diajarin jahit
biasa dulu, bar abis itu jahit pasmina”
7. Berapa lama proses pelatihan dilakukan?
“saya Cuma sehari sih langsung bisa jahit, kalo untuk bikin pola saya 2
hari, soalnya agak susah waktu itu”
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“sudah, anak saya ada 2 dan keduanya perempuan”
9. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“banyak sih mba yang saya dapet, palagi soal materi ya. Ngebantu banget
mba”
10. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“penghasilan sebelum di sini ya waktu di pabrik gaji pokok saya Cuma
1.700.000an, kalo pas disini disini saya bisa dapet 3.500.000 mba, tapi
tergantung saya rajin apa ngga nya”
11. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“sebulan ya kalo keselurhan bisa 3.000.000an udah semuanya itu”
12. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“alhamdulillah, uangnya saya bisa pake buat belanja di Indomaret, buat
beli kebutuhan bulanan kayak beras, minyak, peralatan mandi. saya beliin
Handpone anak saya juga uangnya dari situ mba, sisanya saya tabung buat
nanti kalo kalo ada kebutuhan mendadak atau buat tambahan biaya
sekolah anak saya nanti”
Nama : Mumun
Umur : 45 Tahun
Kedudukan : Tenaga Penjahit
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
“saya kerja disini dari tahun 2013 mba”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“saya kadang jahit, kadang neci, kadang bantu packing juga, tapi sih lebih
sering jahit, soalnya kan penghasilannya dari situ”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“saya gak kerja, kegiatan saya sebelumnya Cuma ibu rumah tangga aja”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“pengen produktif aja si, biar sibuk aja gitu. Itung-itung buat tambahan
juga”
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
“belum mba, aku masuk sini belum bisa apa-apa”
6. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
“saya diajarin jahit sama Bu Tri ”
7. Berapa lama proses pelatihan dilakukan?
“prosesnya ya, lupa saya hehehe. Kayaknya sih sekitar 2-3 harian deh”
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“udah mba, 4 anak saya”
9. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“saya yang tadinya gak bisa jahit sekarang bisa jahit, kan ilmunya dari situ
juga, selain menghasilkan uang juga saya jadi punya ilmu baru gitu”
10. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“penghasilan sebelum kerja disini sih Rp.2.200.000, itu uang dari suami ya
Cuma buat kebutuhan pokok aja. Setelah kerja disini penghasilan saya jadi
Rp. 4.200.000, bisa kurang bisa lebih
11. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“sebulan ya kalo keselurhan Rp. 3.600.000 an udah semua”
12. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“uangnya bisa buat tambahan mba, biasanya aku pake kalo pas suami telat
ngasih uang bulanan juga, buat beli sembako sama sabun cuci sama sampo
sabun mandi jugasisa uangnya saya tabung mba di bank buat jaga-jaga
kalo ada keperluan mendadak.
Nama : Ijah
Umur : 40 Tahun
Kedudukan : Tenaga Penjahit
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
“saya mah mba jahit disini dari tahun 2014an, udah lama juga sih”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“saya mah jahit doang mba, cuman kadang kalo sabtu minggu suka iseng
sih bantu packing”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“saya mah terakhir kerja dulu mba udah lama, di panasonic cisalak, tahun
2007 saya keluar”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“saya gabung disini soalnya bosen dirumah gak ada yang dikerjain juga,
terus mba decta ngajak kan yaudah saya mah mau aja, apalagi pas dia
bilang bisa jadi penghasilan ”
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
“belum, saya mah gak ngerti apa-apa pas masuk sini”
6. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
“saya kerja disini bener-bener dibimbing banget, kalo pun saya salah gak
pernah dimarahin, malah diarahin, diajarin yang benernya gimana, diajarin
banyak hal, mulai dari jahit sampe ke packing semua kita diajarin”
7. Berapa lama proses pelatihan dilakukan?
“kayaknya sih 2 harian deh, lupa saya. Tapi disini tuh gitu, beda orang
beda kemampuan. Jadi dilatihnya juga selesainya beda beda”
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“udah lah mba, anak saya aja udah 2, dua duanya laki laki”
9. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“yaaa ngebantu banget ya mba, terutama urusan keuangan saya jadi lebih
longgar, tadinya kan saya Cuma ngandelin dari suami, tp sekarang saya
punya uang pegangan sendiri”
10. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“waktu pas di panasonic ya Rp.1.300.000, sekarang pas jahit pasmina di
mba decta adalah sekitar Rp. 3.500.000 sebulan ”
11. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“kalo sebulan sih bisa Rp.2.500.000, tapi itu diluar ongkos anak-anak ya
mba, anak-anak kadang minta ke saya, kadang ke ayahnya ”
12. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“uang yang aku dapat dari jahit pernah aku beliin Tv Flat sama handphone
yang aku pake sekarang, lumayan biarpun gak ngerti makenya gimana
yang penting kan punya mba, abis kata anakku beli aja buat komunikasi
biar gak ribet.
Nama : Annis
Umur : 23 Tahun
Kedudukan : Tenaga Penjahit
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
“aku ikut jahit di Mba Decta udah dua tahun”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“selain jahit, aku disini juga sering bantu Mba Decta jadi admin, nerima
orderan online juga, tapi lebih fokus ke jahit si aku”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“aku mahasiswa, belum pernah kerja juga”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“aku gabung jahit sama Mba Decta tuh soalnya pengen punya penghasilan
sendiri, lumayan kan jadi gak minta uang lagi sama kakak buat kuliah”
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
“belum, aku gabung disini gak bisa apa apa”
6. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
“iyaaa, aku diajarin langsung sama Mba Decta nya, soalnya kita kan temen
kecil, jadi enak aja gitu belajarnya ”
7. Berapa lama proses pelatihan dilakukan?
“Waktu itu alhamdulillah ya, aku ya hari itu diajarin langsung hari itu juga
aku jahit pasminanya, aku belajar kurang lebih satu jam. Lebih cepet dari
yang laen, mungkiin karena aku paling muda jadi paling gampang
diarahinnya”
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“belum mba”
9. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“yang pertama sih lebih ke soal materi ya, karna yang tadinya aku gak bisa
menghasilkan sekarang aku jadi punya uang, terus yangg kedua aku jadi
gampang buat komunikasi sama tetangga tetangga aku yang memang
sebelumnya Cuma saling sapa tapi sekarang jadi akrab gitu”
10. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“aku gak punya penghasilan, soalnya kan aku kuliah, ada sih Rp.600.000
perbulannya itu dari kakak ku buat ongkos sama keperluan kuliah, kadang
aku masih ngerasa kurang tapi di cukupin aja. Setelah bikin pastan bareng
Mba Decta aku punya penghasilan 2.100.000 sebulannya, bisa kurang bisa
lebih, tergantung akunya lagi mau jahit apa ngga, Mba Decta juga gak
pernah maksa aku buat jahit tiap hari ”
11. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“kalo sebulan sih bisa Rp.1.500.000 ya ”
12. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“aku bisa ganti Hnadphone ya uangnya ari hasil jahit, buat jajan, ongkos
ke kampus, kebutuhan kampus semuanya dari situ, Cuma dari uang hasil
jahit biaanya aku tabungin Rp.300.000 atau gak Rp. 500.000 kalo gak lagi
banyak kebutuhan, lumayan buat jaminan masa depan kan”
Nama : Iyos
Umur : 48 Tahun
Kedudukan : Tenaga Penjahit
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
“saya kerja disini dari awal mba, tahun 2013 mba saya udah kerja disini”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“dulu saya aalnya jahit, tapi sekarang neci mba, soalnya disini Cuma
beberapa orrang doang yang bisa neci”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“saya kerja apa aja mba, serabutan. Apa aja juga saya kerjain, jadi kuli
bangunan ya ayok, tukang angkut sampah ayok, apa aja mba yang penting
halal”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“alesan saya, saya pengen kerjaan tetep mba, saya punya orang tua yang
harus saya obatin, makanya pas mba decta ngajak saya seneng banget”
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
“gak bisa, saya gak ngerti apa apa soal mesin jahit”
6. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
“saya belajar banyak mba dari Bu Tri, beliau bimbing saya soal jahit
menjahit, sampe akhirnya saya bisa neci juga itu karna Bu Tri, Mba Decta
juga ngajarin saya soal bahan-bahan yang bagus, bentuk dan model
pasmina kayak mana ”
7. Berapa lama proses pelatihan dilakukan?
“kalo jahit saya kayaknya 2 harian, kalo neci 3 harian soalnya rada ribet
kalo neci, kudu hti-hati juga”
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“belum, saya gak kepikiran nikah mba, yang saya pikirin Cuma bapak
saya”
9. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“banyak mba, Mba Decta udahh banyak banget bantu hidup saya, terutama
masalah ekonomi, saya gak tau kalo gak ada Mba Decta mungkin hidup
saya gak kayak sekarang”
10. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“penghasilan sebelum kerja disini Rp.1.800.000, itu kadang-kadang mba,
kadag kurang kadang lebih, duit dateng dari mana aja mba, sesudah kerja
disini Rp. 3.500.000, bisa kurang bisa lebih tergantung rajin apa nggak
nya saya kerja.
11. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“sebulan ya kalo keselurhan Rp. 2.200.000 an udah sama makan, berobat
bapak saya”
12. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“hasil yang saya peroleh bisa buat beli makan, buat berobat bapak saya
juga, buat beli odol ama sampo dan sabun juga, pokoknya buat kebuthan.
Sisanya kadang gak saya ambil, saya simpen di Mba Decta”
Nama : Yani
Umur : 36 Tahun
Kedudukan : Tenaga Penjahit
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
“saya dari akhir tahun 2013 mba, waktu anggotanya juga masih pak iyos
doang”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“saya sih disini sebenernya Cuma jahit aja, tapi kadang bantu-bantu yang
lain aja gitu kayak sortir dan packing”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“saya mah pengangguran mba, penghasilan saya ya Cuma dari suami aja”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“saya gabung disini ya cari kesibukan aja, kan emang gak kerja Cuma
ngurus anak aja, di sambi aja mba gitu, jadinya kerjaan beres dan dapet
uang juga”
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
“belum”
6. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
“ohhh iya mba jelas, saya diajarin macem-macem disini, dikenalin janis
bahan, jahit jahit, cara bikin lipatan di kepala, sampe jadi admin pun
diajarin, tapi tetep saya fokus ke jahit sih, isianya ya kalo kerjaan udah
kelar aja”
7. Berapa lama proses pelatihan dilakukan?
“dulu saya belajar hampir seminggu. Saya kan emang dulu belom ngerti
gini-ginian (mesin jahit). Tapi alhamdulillah sekarang saya udah jago
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“sudah, anak saya 4 loh mba”
9. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“enaknya sih jadi bisa ngobrol-ngobrol sama tetangga tapi tetep
menghasilkan gitu mba produktif jadinya, terus jadi punya penghasilan
tambahan juga, jadi gak ngandelin suami aja gitu”
10. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“penghasilan sih suami ngasih Rp. 2.300.000, ini Cuma untuk kebutuhan
dapur sama listrik ya mba, kalo anak-anak diluar ini. Pendapatan saya
setelah jahit itu 4.200.000, lumayan sekarang saya bisa ngasih jajan anak
saya.
11. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“kalo sebulan sih bisa Rp.3.500.000 ya , sudah sama kebutuhan jajan
anak-anak, tapi belum termasuk bayaran sekolah”
12. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“cukup banget mba, lebih sih malahan, saya bayar kredit mesin cuci juga
dari hasil jahit, kalo buat nabung ya kadang-kadang kalo lagi gak ada
keperluan ya saya tabung uangnya”
Nama : Amalia
Umur : 26 Tahun
Kedudukan : Tenaga Penjahit
1. Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di home industry pashmina instan
ini?
“aku ikut jahit di Mba Decta udah dua tahun dari 2015 awal”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“selain jahit, aku disini juga sering bantu Mba Decta nerima orderan
online lewat Line, admin lah bahasanya, tapi lebih fokus ke jahit si aku”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“aku gak kerja, belum pernah kerja juga. Selama ini dapet dari suami aja”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“aku gabung disini karena pengen punya penghasilan aja, kan kerjanya
bisa disambi sama urusan rumah tangga, jadi rumah rapih, kerjaan beres
dan dapet uang juga”
5. Apakah sebelum bekerja disini bapak/ibu sudah bias menjahit?
“belum, aku gabung disini gak bisa apa apa”
6. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
“selama kerja disini aku sering banget buat kesalahan soalnya aku
orangnya ngga teliti, pernah juga sampe ditegur sama Mba Decta nya
langsung, tapi abis itu aku diarahin lagi harus ngelakuin apa, sefatal
fatalnya kesalahan aku gak pernah sih sampe dimarahin, tapi aku terima
kalo di tegur soalnya emang kesalahanku”
7. Berapa lama proses pelatihan dilakukan?
“aku belajar seharian deh seingat aku, iya sehari. Aku belajar jahit sehari,
pertemuan berikutnya aku dikasih kain sendiri buat jahit sendiri”
8. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“sudah mba, anak saya 1”
9. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“yang pertama sih lebih ke soal ekonomi ya mba tu ngaruh banget, karna
yang tadinya aku gak bisa menghasilkan sekarang aku jadi punya uang,
terus yang kedua aku jadi gampang buat komunikasi sama tetangga
tetangga aku yang memang sebelumnya Cuma saling sapa tapi sekarang
jadi akrab gitu, terus aku juga jadi punya tambahan juga, lumayan buat
jajan anak”
10. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“aku gak punya penghasilan, soalnya kan aku kuliah, ada sih Rp.1.700.000
perbulannya itu dari kakak ku buat ongkos sama keperluan kuliah, kadang
aku masih ngerasa kurang tapi di cukupin aja. Setelah bikin pastan bareng
Mba Decta aku punya penghasilan 2.100.000 sebulannya, bisa kurang bisa
lebih, tergantung akunya lagi mau jahit apa ngga, Mba Decta juga gak
pernah maksa aku buat jahit tiap hari ”
11. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“kalo sebulan sih bisa Rp.1.800.000 ya ”
12. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“yaa buat beli maenan anak saya, buat jajan anak saya, pokoknya buat
tambahan jajan anak saya aja sih mba, saya tabung juga soalnya kan 2
tahun lagi anak mulai sekolah, otomatis kebutuhan bertambahkan, bisa lah
di cicil dari sekarang”
Nama : Siti Wijaya
Umur : 36 Tahun
Kedudukan : ReSaller
1. Sudah berapa lama bapak/ibumenjadi Resaller di home industry pashmina
instan ini?
“saya jadi Resaller dari tahun 2015”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“karena saya Resaller berarti tugas saya menjual kembali pasmina instan
yang saya beli dengan harga murah di Tandti_Tands”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“saya memang pedagang, jadi sebelum saya dagangin pasmina instan saya
memang sudah berdagang sebelumnya, dagang di pasar pagi menjual
kerudung juga tapi bukan instan”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“saya tertarik sama pasmina instan, soalnya banyak yang nyari di pasaran,
pas saya cari referensi penjahit pasmina instan, dapatlah Mba Decta ”
5. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
“pelatihan sih gak ada, hanya saja mba decta selalu ngehimbau saya buat
jual pasmina instannya sesuai dengan harga pasar, jangan di lebihin
apalagi dikurangi
6. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“sudah, saya memiliki 1 orang anak perempuan berumur 12 tahun”
7. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah menjadi Resaller di home industry
pashmina instan ini?
“yang saya dapet jelas yaitu keuuntungan yang lumayan besar, dalam
seebulan kalo saya berhasil jual 300pcs keuntungan saya bisa
Rp.3.000.000an”
8. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“Penghasilan sebelum jual pastan, waktu pas jual kerudung biasa
Rp.1.500.000an, tapi sesudah jual pastan ya Rp.3.000.000, kadang bisa
lebih ”
9. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“kebutuhan saya 1 bulan sekitar Rp.1.700.000 ”
10. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“lebih ke nabung, kadang hasil dagang itu saya celengin sekitar 200.000-
400.000 ke ccelengan anak saya”
Nama : Dian Putri
Umur : 29 Tahun
Kedudukan : ReSaller
1. Sudah berapa lama bapak/ibumenjadi Resaller di home industry pashmina
instan ini?
“bergabung menjadi ReSaller sejak 2014”
2. Apa tugas bapak/ibu di home industry pashmina instan ini?
“menjual kembali produk yang sudah saya beli dari Tandti_Tands”
3. Apakah pekerjaan bapak/ibu sebelum bekerja di home industry pashmina
instan ini?
“saya memang penjal Olshop, jadi memang main di Online dari umur saya
24tahun, jadi ini bukan pertama kali saya jadi Resaller”
4. Apa alasan bapak/ibu bergabung dengan home industry pashmina instan
ini?
“Mba Decta ngasih harga murah ke saya, beda sama suplier pasmina
instan yang lain, bisa Rp.50.000/pcs, kalo Mba Decta ngasih saya harga
Rp.25.000/pcs ”
5. Apakah sebelum bekerja di home industry pashmina instan ini ini bapak
diajarkan atau dilatih bagimana cara membuat pasmina instan yang benar ?
“tidak ada pelatihan, hanya mba decta sering mengingatkan untuk menjual
pasmina instan hasil home indutrinya sesuai dengan harga yang sudah di
tentukan, boleh di naikkan dari harga pasar, tapi jangan terlalu tinggi”
6. Apakah bapak/ibu sudah meikah? Jika sudah, apakah sudah memiliki
anak? dan berapa?
“belum”
7. Apa yang bapak/ibu dapatkan setelah menjadi Resaller di home industry
pashmina instan ini?
“membantu ekonomi saya, keuntungan yang bisa saya dapat perbulannya
itu sekitar Rp.2.500.000”
8. Berapa penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerja dihome indus-
try pashmina instan ini?
“Penghasilan sebelum jual pastan, waktu oas jual kerudung biasa sih
Rp.1.000.000an, tapi sesudah jual pastan ya Rp.2.500.000, kadang bisa
lebih ”
9. Berapa kebutuhan hidup bapak/ibu dalam satu bulan?
“kebutuhan saya 1 bulan sekitar Rp.1.350.000 ”
10. Apakah hasil yang di dapat dari bekerja dihome industry pashmina instan
ini cukup untuk memenuhi keburuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya
seperti membeli handphone atau elektrinik lainya serta bisakah anda me-
nyisihkan uang tersebut untuk di tabung ?
“uangnya saya pakai untu nyicil motor, sisanya untuk kebutuhan sehari
hari sama di tabung untuk nikah”
KEGIATAN OBSERVASI
Tanggal Kegiatan Observasi Output
15 Desember
2016
Peneliti mengunjungi Bapak
Jupriyanto selaku Ketua Rt 10 Rw 02
Kelurahan Jati Padang Kecamatan
Pasar Minggu, Jakarta Selatan untuk
menyampaikan maksud dan tujuan
untuk melakukan penelitian atau tugas
akhir skripsi di Home Industri
Pasmina Istan Tandti_Tands
Dari kedatangan pertama kali
tersebut, peneliti mendapatkan izin
untuk melakukan penelitian skripsi
di tempat tersebut.
20 Desember
2016
Peneliti mendatangi Kelurahan Jati
Padang untuk menyampaikan maksud
dan tujuan bahwa peneliti akan
melakukan penelitian tugas akhir
Skripsi di Kelurahan Jati Padang
tepatnya Rt 10 Rw 02. Pihak
kelurahan dengan senang hati
memberikan izin dan justru
menyemangati peneliti agar
menyelesaikan tugas akhir skripsi
dengan giat. Peneliti juga meminta
data-data mengenai profil dari
Kelurahan Jati Padang
Hasil dari kedatangan peneliti ke
Kelurahan Kedaung yaitu peneliti
mendapatkan data lengkap mengenai
profil dari Kelurahan Jati Padang
21 Januari 2017
Setelah mendapatkan izin penelitian
dari pihak Kelurahan Jati Padang dan
Ketua Rt 10 yaitu Bapak Jupriyanto,
maka peneliti mengunjungi rumah dari
pemilik Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands untuk memastikan
bahwa peneliti diberikan izin untuk
melihat langsung proses
pemberdayaan yang dilakukan
Peneliti mendapatkan izin untuk
meneliti, mengambil data-data yang
diperlukan, mewawancarai anggota
dari Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands, serta melakukan
pengamatan selama proses kegiatan
di Home Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands berlangsung
04 Februari
2017
Setelah mendapatkan perizinan dari
pihak yang bersangkutan, peneliti
mulai melakukan wawancara.
Wawancara terlebih dahulu dilakukan
kepada pemilik Home Industri
Pasmina Instan Tandti_Tands yaitu
Decta Yuandani
Peneliti mendapatkan informasi
berupa sejarah dan latar belakang
berdirinya Home Industri Pasmina
Instan Tandti_Tands, serta nama-
nama anggota yang tergabung
didalamnya.
Tanggal Kegiatan Observasi Output
20 Juni 2017
Peneliti kembali lagi mewawancarai
Mba Decta selaku pemilik Home
Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
untuk mencari apa motivasi dari Mba
Decta sehingga berfikir untuk
memberdayakan masyarakat disekitar
Home Industri yang dimilikinya itu
sekaligus meminta referensi anggota
mana saja yang bersedia untuk
diwawancarai
Hasil dari pertemuan dengan Mba
Decta adalah mengetahui bahwa
motivasi dari berlangsungnya
pemberdayaan di Home Industri
tersebut dikarenakan Mba Decta
tergerak hatinya untuk mengubah
masyarakat yang kurang produktif
menjadi produktif, serta
mendapatkan referensi anggota yang
bersedia untuk diwawancarai
22 Juni 2017
Setelah mendapatkan referensi dari
Mba Decta mengenai anggota yang
siap di wawancarai, maka pada
tanggal 22 Juni 2017 peneliti berhasil
mewawancarai:
1. Ibu Triana (Pengawas dan
tenaga penjahit)
2. Mba Anis (Tenaga Penjahit)
Hasil dari wawancara tersebut
peneliti mendapatkan informasi
mengenai proses pemberdayaan yang
dilakukan serta hasil yang didapat
setelah bergabung dengan Home
Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands
23 Juni 2017
Peneliti kembali melakukan observasi
dan wawancara dengan anggota Home
Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
yaitu:
1. Ibu Iin (Tenaga Penjahit)
2. Ibu Ijah (Tenaga Penjahit)
3. Ibu Amalia (Tenaga Penjahit)
4. Ibu Yani (Tenaga Penjahit)
Dari hasil wawancara tersebut
peneliti mendapatkan informasi yang
lebih mendalam mengenai proses
pemberdayaan yang dilakukan serta
hasil yang didapat setelah bergabung
dengan Home Industri Pasmina
Instan Tandti_Tands sehingga
peneliti mulai memiliki gambaran
lebih dalam mengenai proses
pemberdayaan serta hasil yang
didapat.
24 Juni 2017
Peneliti kembali melakukan observasi
dan wawancara dengan anggota Home
Industri Pasmina Instan Tandti_Tands,
pada tanggal 24 Jun 2017 peneliti
berhasil mewawancarai 2 orang
anggota yaitu :
1. Ibu Mumun (Tenaga Penjahit)
2. Pak Iyos (Tenaga Penjahit)
Dari hasil wawancara tersebut
peneliti mendapatkan informasi yang
semakin jelas mengenai proses
pemberdayaan yang dilakukan serta
hasil yang didapat setelah bergabung
dengan Home Industri Pasmina
Instan Tandti_Tands. Kebanyakan
cerita yang didapat dari hasil
wawancara bahwa anggota memiliki
penghasilan yang lebih baik dari
penghasilan sebelumnya.
Tanggal Kegiatan Observasi Output
25 Juni 2017
Peneliti melakukan wawancara dengan
Resaller yang sudah lama bergabung
denganHome Industri Pasmina Instan
Tandti_Tands sesuai dengan referensi
yang telah diberikan oleh Mba Decta,
wawancara dilakukan melalui
WhatsApp dengan mengisi form
wawancara, Resaller tersebut yaitu :
1. Mba Dian Putri
2. Ibu Siti Wijaya
Dari hasil wawancara ini peneliti
mendapatkan data yang akan
digunakan untuk memperkuat hasil
analisis dalam penyelesaian skripsi.
Dokumentasi
Jenis – Jenis bahan kain yang digunakan
Bahan Ceruty Zahra Bahan Korean Silk
Bahan Wolfis Bahan Buble Pop
Bahan Ceruty Bahan Aqeela
Fasilitas
Mesin Jahit Ibu Triana Mesin Neci Pak Iyos
Ruang Jahit Bersama
Pak Iyos memiilih Bahan
Ibu Triana memilih bahan Proses Pemotongan Bahan
Pasmina instan yang sudah dijahit
Rak Tempat Penyimpanan Pasmina Instan yang Sudah Siap Dipasarkan
Pasmina Instan Siap Kirim
Penulis dan Pemilik Home Industri Pasmina Instan Tandti_Tands
(Decta Yuandani)
Wawancara Via WhatsApp dengan melampirkan dokumen pertanyaan wawancara
Percakapan dengan Ibu Dian Percakapan dengan Ibu Siti