Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BATOBOH
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Available online at:https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Batoboh
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Received: 2021-2-2 Accepted: 2021-4-6
PEMBERDAYAAN KELOMPOK NELAYAN
MELALUI MEDIA KOMUNIKASI LUAR
RUANGAN DI DESA GRUJUGAN
KECAMATAN GAPURA
Roos Yuliastina
Hosnu Inayati
Administrasi Publik, Keperawatan, Universitas Wiraraja
Jl. Raya Sumenep-Pamekasan KM. 05 Patean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur
ABSTRAK
Pemberdayaan Kelompok Nelayan Melalui Media Komunikasi di Desa Grujugan Kecamatan
ini adalah tindak lanjut dari kegiatan penelitian yang dilakukan pada kelompok nelayan di
lokasi yang sama dari persepektif komunikasi kesehatan. Kegiatan pengabdian ini lebih
menekankan pada bentuk pendampingan melalui kegiatan sosialisasi penerapan perilaku
hidup sehat dan bersih (PHBS) dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan dari kegiatan pengabdian
ini berupaya untuk mengedukasi dan memberdayakan masyarakat pesisir, khususnya
kelompok nelayan di dusun Palegin dan dusun Karang Mimbah desa Grujugan Kecamatan
Gapura dari aspek komunikasi kesehatan. Metode kegiatan yang dilakukan (1) kegiatan
sosialisasi tentang manfaat dan dampak jika menerapkan berprilaku hidup sehat dan bersih
(PHBS). Seperti membasuh tangan sebelum makan, tidak membuang sampah sembarangan,
dan tidak buang air besar (BAB) sembarangan. (2) melakukan kampanye penerapan PHBS
melalui media komunikasi luar ruangan, melalui pemasangan Banner dan poster. Media
kampanye PHBS dipasang pada lokasi – lokasi strategis seperti di kantor balai desa dan
rumah warga yang dan pertokoan di desa setempat. Adapun isi kampanye media luar
ruangan tersebut, adalah tatacara perilaku hidup bersih dan sehat serta penerapan protokoler
kesehatan sesuai standar covid - 19. Luaran kegiatan PkM ini diantaranya; 1) Publikasi pada
jurnal pengabdian e-ISSN, 2) Publikasi melalui media online, 3) Hak Cipta – karya seni berupa
poster kegiatan PkM.
Kata Kunci: Kelompok nelayan; PHBS dan media luar ruangan
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 34
PENDAHULUAN
Desa Grujugan adalah salah satu
desa di kecamatan Gapura. Desa
Grujugan menjadi salah satu desa
binaan Universitas Wiraraja
berdasarkan Master of Understanding
(MoU) antara Universitas Wiraraja
dengan Desa Grujukan dengan nomor
MoU : 06/AKM-20/Unija/II/2020.
Sebagai bentuk tahap kegiatan yang
berkelanjutan sebagai desa binaan
Universitas Wiraraja, maka kegiatan
pengabdian ini menyasar pada desa –
desa yag berpotensi untuk di
berdayakan.
Pengabdian pemberdayaan
masyarakat menjadi salah satu bentuk
implementasi Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 dalam mewujudkan desa
maju dan mandiri. Dalam Undang
Undang tersebut Nagari/Desa diberikan
kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang mengikuti perkembangan
dari masyarakatnya itu sendiri, dengan
demikian desa memiliki posisi sangat
strategis sehingga memerlukan
perhatian yang seimbang dalam
menyelenggarakan otonomi daerah
(Afrina et al., 2020).
Salah satu desa binaan milik
universitas Wiraraja adalah Desa
Grujugan, yang terdiri dari empat
dusun diantaranya; Dusun Palegin,
Dusun Karang Mimbah, Dusun
Tolosan, dan Dusun Karang Pao. Dua
diantaranya yaitu dusun Palegin dan
Karang Mimbah adalah wilayah atau
kawasan pesisir. Kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini memfokuskan
pada masyarakat pesisir di dusun
Palegin dan Karang Mimbah.
Adapun alasan pemilihan lokasi di
dua dusun tersebut, karena berdasarkan
hasil penelitian dan hasil wawancara
dengan Kepala Desa Grujugan beserta
ketua dan anggota kelompok nelayan,
belum pernah ada kegiatan
pemberdayaan melalui kegiatan
sosialisasi, pelatihan dan bantuan dari
segi kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat pesisir di tingkat dusun
maupun tingkat desa. Bahkan
berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Puskesmas Gapura
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 35
tahun 2016, menunjukkan bahwa
tingkat kesadaran dan persepsi
kesehatan masyarakat Gapura
(termasuk Desa Grujugan) tergolong
rendah, dengan rincian: sebanyak 86%
masyarakat di Gapura mempersepsikan
hidup sehat hanya sebatas tidak sakit,
pemahaman tentang perilaku dan pola
hidup sehat tidak diterapkan. Sebanyak
14% masyarakat Gapura telah memiliki
pengetahuan dan menarapkan perilaku
sehat.
Berdasarkan hasil wawancara
bersama mitra, jika selama ini belum
pernah ada kegiatan pembinaan atau
kegiatan sosialisasi tentang kesehatan
dan perilaku hidup sehat yang diadakan
di lingkup desa dan dusun, jika
dikaitkan dengan hasil penelitian di atas
rendahnya perilaku hidup sehat
dikarenakan sebagian masyarakat
belum mendapatkan pengetahuan
tentang bagaimana dan apa manfaat
yang di peroleh dengan menerapkan
perilaku hidup sehat dan bersih.
Berdasarkan konsep pendekatan
yang telah dilakukan dalam kegiatan
pengabdian ini, menggunakan
pendekatan strategi – strategi
pemberdayaan masyarakat pesisir
diantaranya: (1) Strategi Fasilitasi atau
dikenal dengan strategi Kooperatif,
yaitu mengharapkan kelompok yang
menjadi sasaran program sadar
terhadap pilihan-pilihan dan
sumberdaya yang dimiliki. Agen
perubah secara bersama-sama dengan
masyarakat mencari penyelesaian. (2)
Strategi edukatif, yaitu strategi yang
diperuntukan bagi masyarakat yang
tidak mempunyai pengetahuan dan
keahlian terhadap segmen yang akan
diberdayakan. (3) Strategi persuasive,
yaitu strategi yang ditujukan untuk
membawa perubahan melalui
kebiasaan dalam berperilaku. (4)
Strategi kekuasaan, yaitu strategi yang
efektif membutuhkan agen perubah
yang mempunyai sumber-sumber
untuk memberi bonus atau sanksi pada
target serta mempunyai kemampuan
untuk monopolis akses (Amanah, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara
dengan mitra, startegi pemberdayaan
yang digunakan adalah strategi
pemberdayaan edukatif dan persuasif.
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 36
Pemberdayaan berbasis edukatif
kepada kelompok nelayan, melalui
kegiatan sosialisasi dan pendampingan
menerapkan perilaku hidup sehat
(PHBS). Sedangkan pemberdayaan
dengan pendekatan persuasif akan
diimplementasikan melalui kegiatan
kampanye media luar ruangan yang
berisikan bujukan dan tata cara
membiasakan perilaku hidup sehat
melalui sarana gambar yang dimuat
dalam poster, stiker dan Banner.
Permasalahan Mitra
Permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat pesisir, khususnya
masyarakat di Desa Grujugan pada
Dusun Palagi dan Karang Mimbah
sebagai daerah pesisir cukup banyak.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Katua kelompok Nelayan “Putera
Bahari” Bapak Ihsan dan perwakilan
anggota kelompok Nelayan “segoro
Wetan” Bapak Toyari, bahwa
permasalahan utama yang dihadapi
oleh masyarakat pesisir di Desa
Grujugan diantaranya;
No. Kondisi Mitra
1. Jenjang pendidikan
masyarakat Desa Grujugan
lulusan SMP dan SMA
2. Potensi desa : Rajungan,
Udang, dan ikan laut
3. Belum stabilnya harga jual
ikan dan rajungan (sebagai
komoditas utama
tangkapan nelayan) ketika
di jual kepada para
pengepul
4. Masalah sanitasi : Buang
sampah sembarangan, BAB
sembarangan, cuci tangan
tidak menggunakan sabun,
ketersediaan air bersih
5. Masalah kesehatan yang
dihadapi: rendahnya
menerapkan PHBS, Kusta,
gizi buruk, ISPA, Batuk dan
Diare, penyakit kulit
6. Perangkat desa dan tokoh
desa belum bisa memberi
contoh tentang penerapan
perilaku hidup bersih dan
sehat (Mengangap urusan
ekonomi lebih penting dari
urusan kesehatan sehingga
masih menerapkan prilaku
merokok di dalam ruangan,
membuang sampah di laut
atau dibakar, dan
membiarkan masyarakat
BAB di pinggir pantai)
7. Belum ada bantuan sanitasi
pada penduduk sekitar.
8. Minimnya penghasilan para
nelayan (Rp. 35.000 – Rp.
50.000,-/hari) keterbatasan
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 37
lahan dan anggaran untuk
membangun WC atau
sanitasi sehat di rumah
9. Masalah sistem zonasi
penangakapan ikan yang
sering kali menimbulkan
konflik dengan nelayan
kecamatan lain
10. Belum ada bantuan sanitasi
pada penduduk yang
belum memiliki WC
11. Kelompok nelayan yang
seluruh anggotanya laki –
laki belum pernah
mendapatkan sosialisasi
mengenai PHBS
Kondisi mitra tersebut diperoleh
dari hasil wawancara bersama kepala
desa, perwakilan anggota dan ketua
kelompok nelayan “Putera Bahari”
sebagai mitra pengabdian ini.
Berdasarkan kondisi tersebut dapat di
analisis bahwa permasalahan yang
diangkat dalam pengabdian ini terkait
dengan rendahnya kesadaran
masyarakat setempat untuk
menerapkan prilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Diantaranya; (1) masih
rendahnya pengetahuan tentang
bagaimana menerapkan prilaku hidup
bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari - hari, (2) Perangkat desa dan
tokoh desa belum bisa memberi contoh
tentang penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat (Mengangap urusan
ekonomi lebih penting dari urusan
kesehatan sehingga masih menerapkan
prilaku merokok di dalam ruangan,
membuang sampah di laut atau dibakar,
dan membiarkan masyarakat BAB di
pinggir pantai, (3) masalah sanitasi,
masih sebagian masyarakat yang belum
memiliki WC dan masih ada yang
menerapkan kebiasaan BAB
sembarangan.
Berbagai riset mengatakan resiko
penularan penyakit dapat berkurang
dengan adanya peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
semua prilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan di masyarakat (Aziz
et al., 2019).
SOLUSI PERMASALAHAN MITRA
Permasalahan utama yang dialami
oleh masyarakat pesisir di Desa
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 38
Grujugan khususnya mitra pengabdian
yaitu kelompok nelayan “Putera
Bahari”, solusi dalam menyelesaikan
permasalahan mitra dengan cara; (1)
mengadakan kegiatan sosialisasi dan
pendampingan penerapan perilaku
hidup sehat dalam rangka mengedukasi
masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan tentang apa, bagaimana,
serta manfaat menerapkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari –
hari. (2) Sedangkan pendekatan
persuasif dalam kegiatan pengabdian
ini akan diimplementasikan melalui
kegiatan kampanye perilaku hidup
sehat melalui media komunikasi luar
ruangan yang berisikan bujukan atau
ajakan serta tata cara menerapkan
perilaku hidup sehat melalui sarana
gambar yang dimuat dalam banner dan
poster PHBS.
Dalam konteks ini, kampanye
kesehatan menggunakan media luar
ruangan menjadi salah satu sarana
untuk dapat memaparkan tatacara
menerapkan perilaku hidup sehat,
kampanye kesehatan dengan
menggunakan medua luar ruangan
seperti Banner, Poster dan stiker
merupakan kegiatan yang bersifat
membujuk, seperti yang dijelaskan oleh
Fandy Tjiptono dalam (Adhani et al.,
2017) , bahwa iklan luar ruang atau
media periklanan luar ruang adalah
media yang berukuran besar yang
dipasang di tempat-tempat terbuka
seperti dipinggir jalan, di pusat
keramaian atau tempat-tempat khusus
lainnya, seperti di dalam bus kota,
gedung, pagar tembok dan sebagainya.
Adapun pemilihan kampanye
kesehatan menggunakan media luar
ruangan, harapannya dapat
memberikan efek positif terhadap
masyarakat yang melihat,dan membaca
pesan yang disampaikan melalui
pemasangan Banner, poster dan stiker
berisi tatacara menerapkan perilaku
hidup sehat. Adapun efek – efek
tersebut diantaranya: 1. Efek Kognitif
Terjadi apabila ada perubahan pada apa
yang diketahui, dipahami, atau
dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan
dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan atau
informasi. 2. Efek Afektif Timbul bila
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 39
ada perubahan pada apa yang
dirasakan, disenangi atau dibenci
khalayak. Efek ini ada hubungannya
dengan emosi, sikap atau nilai. 3. Efek
Behavioral Merujuk pada perilaku
nyata yang dapat diamati meliputi
tindakan, kegiatan atau kebiasaan
berprilaku yang dilakukan setelah
terjadinya efek kognitif dan afektif
terhadap khalayak (Adhani et al., 2017).
Penjelasan terkait permasalahan,
solusi dan capaian yang diharapkan
dalam kegiatan pengabdian ini sebagai
berikut:
Tabel 1. Keterangan Permasalahan, solusi dan capaian yang diharapkan
No Permasalahan Solusi Capaian yang
diharapkan
1 Rendahnya
pengetahuan kelompok
nelayan Grujugan
dalam menerapkan
prilaku hidup bersih
dan sehat dalam
kehidupan sehari - hari
Kegiatan Sosialisasi dan
Pendampingan
menerapkan PHBS
bersama ketua aliansi
nelayan , ketua dan
anggota nelayan
Grujugan
Meningkatnya
pengetahuan mitra
untuk menerapkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
2 Perangkat desa dan
tokoh desa,
Menganggap urusan
ekonomi lebih penting
dari urusan kesehatan
sehingga masih terjadi
pembiaran kepada
masyarakat yang
belum menerapkan
PHBS (membuang
sampah di laut atau
dibakar, dan
membiarkan
masyarakat BAB di
pinggir pantai)
Kegiatan Sosialisasi dan
dan pemberian media
luar ruangan (Banner
dan poster) untuk
PHBS
Terjadi perubahan
dalam aspek kognitif,
afektif dan behavioral
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 40
3 Masalah sanitasi, masih
sebagian masyarakat
yang belum memiliki
WC dan masih ada
yang menerapkan
kebiasaan BAB
sembarangan
Pemberian dan
pemasangan media luar
ruangan PHBS
Terjadi perubahan
melalui dalam aspek
kognitif, afektif dan
behavioral
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian masyarakat
ini akan dilakukan di desa Grujugan
kecamatan Gapura kabupaten
Sumenep. Jarak tempuh lokasi mitra
dari universitas Wiraraja berjarak 25,3
km. Kegiatan pengabdian ini, akan
menggunakan metode sosialisasi dan
pendampingan menubuhkan perilaku
hidup sehat. Mitra yang dilibatkan
adalah masyarakat pesisir di desa
Grujukan yang terhimpun melalui
kelompok Nelayan “Putera Bahari”.
Berikut tabel metode kegiatan yang
akan dilakukan:
Tabel 2. Kegiatan pengabdian Pemberdayaan kelompok Nelayan melalui Media
Komunikasi Luar Ruangan
No Permasalahan Mitra Keterangan Solusi yang
ditawarkan
Metode
1 Rendahnya
Pengatahuan dan
penerapan PHBS
kelompok nelayan di
desa Grujugan
Rendahnya
pengetahuan
kelompok
nelayan
Grujugan dalam
menerapkan
prilaku hidup
bersih dan sehat
dalam
kehidupan sehari
– hari
Kegiatan
Sosialisasi dan
Pendampingan
menerapkan
PHBS bersama
ketua aliansi
nelayan , ketua
dan anggota
nelayan
Grujugan
Sosialisasi
PHBS pada
kelompok
nelayan
2 Masyarakat Desa
Grujugan masih
melakukan buang
sampah ke laut dan
BAB Sembarangan
Perangkat desa
dan tokoh desa,
Menganggap
urusan ekonomi
lebih penting
Kegiatan
Sosialisasi dan
dan pemberian
media luar
ruangan
Kegiatan
Sosialisasi ke
Perangkat desa
dan
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 41
dari urusan
kesehatan
sehingga masih
terjadi
pembiaran
kepada
masyarakat yang
belum
menerapkan
PHBS
(membuang
sampah di laut
atau dibakar, dan
membiarkan
masyarakat BAB
di pinggir pantai)
(Banner dan
poster) untuk
PHBS
masyarakat
Grujugan
3 Masalah sanitasi,
masih sebagian
masyarakat yang
belum memiliki WC
dan masih ada yang
menerapkan
kebiasaan BAB
sembarangan
Ada warga yang
memang secara
finansial belum
mampu
membagun WC,
namun ada pula
yang memiliki
WC tetapi
enggan BAB di
WC, karena
merasa lebih
nyama BAB di
laut
Pemberian dan
pemasangan
media luar
ruangan PHBS
1. Bersedia
mendampingi
dan
memberikan
pengarahan
menerapkan
PHBS dalam
kehidupan
sehari - hari
2. Memasang
media
komunikasi
luar
ruangan
seperti
Banner dan
poster di
lokasi
strategis dan
berisikan
pesan
tentang
PHBS
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 42
PEMBAHASAN
Permasalahan utama mitra yaitu
kelompok nelayan Grujugan yaitu, (1)
masih rendahnya pengetahuan tentang
bagaimana menerapkan prilaku hidup
bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari - hari, karena ketua dan anggota
kelompok nelayan Putera Bahari belum
pernah mendapatkan sosialisasi terkait
sosialisasi kesehatan khususnya tentang
PHBS, (2) Perangkat desa dan tokoh
desa belum bisa memberi contoh
tentang penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat (Mengangap urusan
ekonomi lebih penting dari urusan
kesehatan sehingga masih menerapkan
prilaku merokok di dalam ruangan,
membuang sampah di laut atau dibakar,
dan membiarkan masyarakat BAB di
pinggir pantai, (3) masalah sanitasi,
masih sebagian masyarakat yang belum
memiliki WC dan masih ada yang
menerapkan kebiasaan BAB di kebun
atau di pinggir pantai. Berdasarkan
permasalahan mitra dan metode yang
telah dirancang oleh tim PkM dapat di
paparkan sebagai berikut;
1. Sosialisasi Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) kelompok nelayan “
Putera Bahari”
Kegiatan Sosialisasi tentang PHBS
dilakukan oleh tim PkM yang
melibatkan mahasiswa Universitas
Wiraraja dalam rangka memberikan
informasi bagimana tata cara dan
dampak positif jika menarpkan PHBS
dalam kehidupan sehari – hari. Karena
berdasarkan hasil wawancara bersama
anggota kelompok nelayan, baik ketua
aliansi nelayan lingkup kecamatan,
ketua kelompok nelayan dan anggota
“Putera Bahari” belum pernah terlibat
atau mendapatkan kegiatan sosialisasi
kesehatan, khususnya tentang PHBS.
2. Kegiatan Sosialisasi PHBS bersama
Kepala Desa dan Masyarakat Desa
Grujugan
Kegiatan sosialisasi yang kedua
melibatkan peserta sosialisasi yang
lebih banyak, dalam hal ini melibatkan
Perangkat desa seperti kepala desa
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 43
beserta pegawai, ketua aliansi, ketua
kelompok dan masyarakat desa
Grujugan. Tujuan diadakannya
kegiatan sosialisasi diperuntukkan
meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran aparat desa beserta tokoh
masyarakat secara bertahap
menerapkan PHBS di lingkungan
masyarakat di Desa Grujugan.
Materi sosialisasi berisi
pendidikan kesehatan tentang Perilaku
Hidup bersih dan sehat (PHBS) yang
terbagi menjadi dua yaitu higiene
Personal (Kebersihan diri) dan Higiene
Lingkungan (Kebersihan Lingkunan).
Higiene personal adalah tindakan
untuk menjaga kebersihan seseorang
(Zakiudin & Shaluhiyah, 2016).
Kebersihan diri terdiri dari kebersihan
kulit, kebersihan rambut, kebersihan
gigi, mata, telingan dan kebersihan
tangan dan kuku. Menjaga kebersihan
diri penting untuk menghindari infeksi
yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
pun kuman penyebab penyakit. Salah
satu tindakan/tips menjaga kebersihan
diri adalah dengan membiasakan
mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun pada saat setelah dari
jamban, setelah membersihkan anak
sehabis buang air besar, sebelum
menghidangkan makanan, sebelum
makan, dan setelah memegang hewan
atau benda kotor. Kebersihan personal
juga mencakup kebiasaan perilaku
sehat lainnya seperti menjaga asupan
nutrisi dengan memenuhi kebutuhan
nutrisi seimbang sesuai dengan
kebutuhan tubuh. selain memenuhi
kebutuhan nutrisi, menimbang bayi dan
balita setiap bulan di Posyandu juga
penting untuk dilakukan. Menimbang
balita setiap bulan akan mendeteksi
perkembangan dan pertumbuhan anak.
Higiene personal sangat penting
untuk menjaga kesehatan diri dan
anggota keluarga. Selain higiene
personal, higiene lingkungan juga
memiliki peran penting untuk menjaga
kesehatan suatu wilayah. Higiene atau
sanitasi lingkungan adalah kegiatan
menjaga kesehatan dari penyakit yang
menitik beratkan kepada lingkungan
yang ada disekitar objek manusia,
kegiatannya meliputi pengelolaan
sampah, kebersihan rumah dan buang
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 44
air besar di jamban (Zakiudin &
Shaluhiyah, 2016).
Pengelolaan sampah di
masyarakat penting untuk dipelajari,
sampah yag tidak dikelola dengan baik
akan menjadi penyebab munculnya
berbagai macam gangguan seperti
pencemaran lingkungan, mengganggu
keindahan lingkungan dan menjadi
penyebab timbulnya berbagai macam
penyakit. Pengelolaan sampah bisa
dimulai dengan memilah sampah
menjadi sampah organik/ sampah yang
mudah terurai dan sampah anorganik
atau sampah yang sulit terurai. Sampah
organik seperti sampah sisa makanan,
buah, sayur, dedaunan bisa diolah
menjadi pupuk kompos, sedangkan
sampah anorganik bisa dipilah kembali
untuk kemudian didaur ulang menjadi
barang yang layak dipakai.
Selain pengelolaan sampah, yang
termasuk perilaku higiene lingkungan
adalah buang air besar di jamban sehat
dan pemeliharaan rumah sehat. Jamban
adalah suatu ruangan yang mempunyai
fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk
membersihkannya. Ketersediaan
jamban sehat merupakan salah satu
syarat dari rumah sehat. Syarat rumah
sehat lainnya yaitu tersedianya air
bersih, tersedia kamar mandi dan
jamban, tersedia saluran pembuangan
limbah, tersedia septic tank, tidak padat
penghuni, memiliki vetilasi dan
pencahayaan yang cukup, dan
bangunan kokoh. Rumah sehat juga
artinya bebas dari jentik nyamuk, jentik
nyamuk aedes aegypti bisa berkembang
di penampungan- penampungan
ataupun genangan air bersih disekitar
rumah. Perlu upaya bersama dalam
pemberantasan jentik nyamuk, yaitu
dengan gerakan 3 M : Menutup tempat
penampungan air, mengubur barang-
barang bekas yang berpotensi menjadi
tempat genangan air, dan yang terakhir
adalah menguras bak mandi.
Pemberian pendidikan kesehatan
ini dilakukan dengan harapan, ketika
masyarakat setempat dirangsang secara
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 45
kognitif terkait dampak positif
menarapkan prilaku sehat dapat
merubah prilaku masyarakat untuk
lebih peduli hidup bersihan dan sehat.
Sehingga permasalahan seperti buang
sampah sembarangan, merokok di
dalam rumah atau di dalam ruangan,
BAB di kebun atau di pantai tidak lagi
dilakukan oleh masyarakat setempat.
Tim PkM juga melibatkan perangkat
desa dalam kegiatan sosialisasi ini, agar
kepala desa sebagai perangkat desa
tertinggi di desa Grujugan dapat
membuat regulasi agar masyarakat
tidak BAB sembarangan dan membuka
jaringan untuk mencari bantuan dana
hibah membangun sanitasi komunal
bagi masyarakat yang belum mampu
membangun WC.
Gambar 1 .
Kegiatan sosialisasi PHBS bersama Perangkat
desa dan Masyarakat Desa Grujugan
3. Pemberian media luar ruangan dan
pemasangan atribut media luar
ruangan PHBS
Setelah kegiatan sosialisasi yang
melibatkan perangkat desa, kelompok
nelayan dan masyarakat pesisir di desa
Grujugan, kegiatan selenjutnya adalah
pembagian dan pemasangan media luar
ruangan PHBS dalam rangka bisa
nyebar luaskan pesan – pesan kesehatan
menggunakan media luar ruangan
seperti banner dan poster PHBS yang
menggunakan bahasa Madura. Banner
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 46
dan poster PHBS kemudian di pasang di
tempat strategis di balai desa serta
rumah penduduk desa Grujugan.
Konsep medua luar ruangan dipilih
agar kegiatan mengedukasi masyarakt
setempat tidak hanya sebatas kegiatan
sosialisasi saja, harapannya dengan
pemasangan banner dan poster yang
berisiskan pesan PHBS agar lebih
mudah diakses (dilihat oleh
masyarakat) dan mudah dipahami
karena menggunakan bahas sehari –
hari, yaitu bahasa Madura.
Selain poster dan banner tentang
PHBS, pengabdian ini juga membagikan
banner berisikan pesan pemutusan
rantai Covid -19. Penyakit ini
berkembang sangat pesat dan telah
menyebar ke berbagai Negara, World
Health Organization (WHO)
mengumumkan nama penyakit ini
sebagai Corona Virus Disease (Covid–
19) yang juga menyebar ke segela
provinsi termasuk di Indonesia. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah
menghimbau masyarakat untuk
berprilaku hidup sehat seperti rajin
mencuci tangan dengan sabun atau rajin
menggunakan (Setyansah et al., 2021).
Sehingga informasi yang
terpasang pada banner dan poster PHBS
dapat merangsang stimulus afektif
masyarakat sehingga dapat membujuk
masyarakat pesisir desa Grujugan lebih
peduli pada kesehatan.
Gambar 2
Pembagian Media luar ruangan tentang
PHBS dan memutus rantai Covid -19
Luaran yang diperoleh oleh mitra
dar kegiatan PkM Pemberdayaan
Kelompok Nelayan Melalui Media
Komunikasi Luar Ruangan di Desa
Grujugan Kecamatan Gapura,
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 47
dijelaskan secara detail melalui tabel
berikut;
Tabel 3. Luaran yang di peroleh mitra melalui kegiatan PkM
No Permasalahan
Mitra
Solusi yang
ditawarkan
Metode Luaran yang
diperoleh mitra
1 Rendahnya
Pengatahuan dan
penerapan PHBS
kelompok nelayan
di desa Grujugan
Kegiatan
Sosialisasi dan
Pendampingan
menerapkan
PHBS bersama
ketua aliansi
nelayan , ketua
dan anggota
nelayan
Grujugan
Sosialisasi
PHBS pada
kelompok
nelayan
Meningkatnya
pengetahuan
Mitra tentang
pentingnya
menerapkan
PHBS
2 Masyarakat desa
Grujugan masih
melakukan buang
sampah ke laut dan
BAB Sembarangan
Perangkat desa
dan tokoh desa,
Menganggap
urusan
ekonomi lebih
penting dari
urusan
kesehatan
sehingga masih
terjadi
pembiaran
kepada
masyarakat
yang belum
menerapkan
PHBS
(membuang
sampah di laut
atau dibakar,
dan
Kegiatan
Sosialisasi dan
dan pemberian
media luar
ruangan
(Banner dan
poster) untuk
PHBS
Meningkatnya
pengetahuan
Mitra beserta
perangkat desa
untuk
menerapkan
PHBS dalam
kehidupan sehari
– hari
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 48
membiarkan
masyarakat
BAB di pinggir
pantai)
3 Masalah sanitasi,
masih sebagian
masyarakat yang
belum memiliki
WC dan masih ada
yang menerapkan
kebiasaan BAB
sembarangan
Ada warga
yang memang
secara finansial
belum mampu
membagun
WC, namun
ada pula yang
memiliki WC
tetapi enggan
BAB di WC,
karena merasa
lebih nyama
BAB di laut
1. Bersedia
mendampingi
dan
memberikan
pengarahan
menerapkan
PHBS dalam
kehidupan
sehari - hari
2. Memasang
media
komunikasi
luar ruangan
seperti
Banner dan
poster di
lokasi
strategis dan
berisikan
pesan PHBS
1. Meningkatkan
pengetahuan
msayarakat di
desa Grujugan
tentang PHBS
dan protokoler
kesehatan
standart
Covid-19
2. Meningkatkan
Pemahaman
msayarakat di
desa Grujugan
tentang PHBS
dan protokoler
kesehatan
standart
Covid-19
3. Meningkatkan
kebersihan dan
keindahan dan
ketentraman
lingkungan
melalui pesan
pada Banner
PHBS dan
protokoler
Covid -19
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 49
SIMPULAN
Berdasarkan hasil Pengabdian
Kepada Masyarakat yang telah
dilaksanakan maka dapat disimpulkan
bahwa, permasalahan yang terjadi yaitu
berasal dari Rendahnya pengetahuan
kelompok nelayan Grujugan dalam
menerapkan prilaku hidup bersih dan
sehat dalam kehidupan sehari – hari,
Perangkat desa dan tokoh desa,
Menganggap urusan ekonomi lebih
penting dari urusan kesehatan sehingga
masih terjadi pembiaran kepada
masyarakat yang belum menerapkan
PHBS (membuang sampah di laut atau
dibakar, dan membiarkan masyarakat
BAB di pinggir pantai), Masalah
sanitasi, masih sebagian masyarakat
yang belum memiliki WC dan masih
ada yang menerapkan kebiasaan buang
air besar sembarangan (BABS).
Dalam mengatasi permasalahan
yang timbul, berikut beberapa solusi
yang telah dilaksanakan selama
pelaksanaan kegiatan Pengabdian
Masyarakat. Kegiatan Sosialisasi dan
Pendampingan menerapkan PHBS
bersama ketua aliansi nelayan, ketua
dan anggota nelayan Grujugan.
Kemudian, Kegiatan Sosialisasi dan dan
pemberian media luar ruangan (Banner
dan poster) untuk PHBS sehingga
memberikan ruang masyarakat untuk
saling terbuka dan paham terkait
pentingnya PHBS dalam kehidupan.
Pemberian dan pemasangan media luar
ruangan PHBS sebagai pengingat
masyarakat untuk menjalankan
kegiatan sesuai yang telah dijelaskan
pada kegiatan sosialisasi yaitu
menerapkan PHBS. Kegiatan ini
bertujuan untuk Meningkatnya
pengetahuan mitra dalam menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Selain
itu terjadinya perubahan dalam aspek
kognitif, afektif dan behavioral.
KEPUSTAKAAN
Adhani, A., Putranto, A., Wijiharto, P.,
Nurjanah, A., Naryoso, A.,
Anshori, A., Masduki, A., Sadewa,
A. T., Maulana, A., Adriyani, A.,
Anggoro, A. D., Adi, B. S.,
Arifianto, B. D., Fajri, C., Hamna,
Jurnal Batoboh, Vol 6, No 1 , Maret 2021
Roos Yuliastina, Hosnu Inayati
Copyright © 2021, Jurnal Batoboh, ISSN 2548-5458 (print), ISSN 2599-1906 (online)
Hal| 50
D. M., Afnan, D., Ayuh, E. T.,
Sudiwijaya, E., Junaedi, F., …
Sukmono, F. G. (2017). dalam
Dinamika Media dan Budaya. In
APIK PTM (p. 191). Buku Litera
Yogyakarta.
Afrina, C., Adripen, Eliwatis, Rikarno,
R., & Hanafi, B. P. (2020).
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
TAMAN BACA MASYARAKAT
DALAM PENINGKATAN
LITERASI INFORMASI DI
NAGARI TABEK TAHUN 2019.
Journal.Isi-Padangpanjang.Ac.Id,
5(1), 46–55. https://journal.isi-
padangpanjang.ac.id/index.php/Ba
toboh
Amanah, S. (2010). Peran Komunikasi
Pembangunan dalam
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
Jurnal Komunikasi Pembangunan,
8(1), 245896.
https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.
8.1.%p
Aziz, Z., Aseptianova, Nawawi, S., &
Haryati, E. (2019). HIEGENE DAN
SANITASI CUCI TANGAN
BUNGA KECAMATAN
SUKARAMI. Http://Journal.Isi-
Padangpanjang.Ac.Id/, 4(2), 114–122.
Setyansah, R. K., Suprapto, E.,
Kurniawan, Y. G., Putri, K. D., &
Dewi, E. K. (2021). DI DESA
NGALE SEBAGAI STRATEGI
PENANGGULANGAN VIRUS
COVID – 19. Https://Journal.Isi-
Padangpanjang.Ac.Id/Index.Php/Bato
boh, 6(1), 11.
Zakiudin, A., & Shaluhiyah, Z. (2016).
Perilaku Kebersihan Diri ( Personal
Hygiene ) Santri di Pondok
Pesantren Wilayah Kabupaten
Brebes akan Terwujud Jika
Didukung dengan Ketersediaan
Sarana Prasarana. Promosi
Kesehatan Indonesia, 11(2).
https://ejournal.undip.ac.id/index.
php/jpki/article/view/19004/13249