84
PEMBERIAN K NYERI PEMB KEPERAW DI PUS FIF PROG SEKOLAH TIN KOMPRES PANAS TERHADAP IN BENGKAKAN PAYUDARA PADA WATAN Ny. L DENGAN POST PAR SKESMAS GAJAHAN SURAKART DISUSUN OLEH : FIN HERDIANA HESTIYOWATI NIM. P.13024 GRAM STUDI DIII KEPERAWATA NGGI ILMU KESEHATAN KUSUM SURAKARTA 2016 NTENSITAS ASUHAN RTUM TA AN MA HUSADA

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

  • Upload
    lexuyen

  • View
    242

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS

NYERI PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. L DENGAN POST PARTUM

DI PUSKESMAS

FIFIN HERDIANA HESTIYOWATI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS

NYERI PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. L DENGAN POST PARTUM

DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

FIFIN HERDIANA HESTIYOWATI

NIM. P.13024

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS

NYERI PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. L DENGAN POST PARTUM

GAJAHAN SURAKARTA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 2: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS

NYERI PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. L DENGAN POST PARTUM

DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA

Untuk

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

FIFIN HERDIANA HESTIYOWATI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

i

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS

NYERI PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. L DENGAN POST PARTUM

DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

FIFIN HERDIANA HESTIYOWATI

NIM. P.13024

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

i

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS

NYERI PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. L DENGAN POST PARTUM

DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA

Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 3: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

ii

ii

Page 4: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

iii

iii

Page 5: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

iv

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjat kan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat,

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Pemberian Kompres Panas Terhadap Intensitas Nyeri Pembengkakan Payudara Pada

Asuhan Keperawatan Ny. L dengan Post Partum di Puskesmas Gajahan Surakarta.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah

memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Kusuma Husada

Surakarta.

3. Ns. Alfyana Nadia R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat menimba ilmu di STIKES

Kusuma Husada Surakarta.

4. Ns. Siti Mardiyah S.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah

membimbing dengan cermat, teliti yang sudah meluangkan banyak waktunya dan

memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Ns. Diyah Ekarini S.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat,

teliti dan memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan

serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta yang

telah memberikan bimbingan dengan sabar dan sudah memberikan wawasan baru serta

ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua Orangtuaku, yang bekerja keras untuk memenuhi segala keperluan dan yang

selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman-teman kelas 3A yang selama 3 tahun ini berjuang bersama-sama yang selalu

memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. Dan berbagai

Page 6: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

v

v

pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah memberikan dukungan moril

dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan

kesehatan. Amin.

Surakarta, 12 Mei 2016

FifinHerdianaHestiyowati

Page 7: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

vi

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................... 5

C. Manfaat Penulisan .................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 7

1. Post Partum ..................................................................... 7

2. Asuhan Keperawatan ...................................................... 16

3. Pembengkakan Payudara ................................................ 22

4. Nyeri ............................................................................... 23

5. Kompres Panas ............................................................... 29

B. Kerangka teori ........................................................................ 33

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek aplikasi riset ................................................................ 34

B. Tempat dan waktu ................................................................... 34

C. Media dan alat yang digunakan .............................................. 34

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset .......................... 35

E. Alat ukur evauasi dari aplikasi tindakan berdasarkan riset ..... 36

BAB IV LAPORAN KASUS

Page 8: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

vii

vii

A. Identitas Klien ........................................................................ 37

B. Pengkajian .............................................................................. 37

C. Perumusan Masalah Keperawatan .......................................... 41

D. Rencana Keperawatan ............................................................ 42

E. Tindakan Keperawatan ........................................................... 44

F. Evaluasi .................................................................................. 47

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .............................................................................. 51

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan ........................................ 54

C. Rencana Keperawatan ............................................................ 57

D. Tindakan Keperawatan ........................................................... 60

E. Evaluasi .................................................................................. 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 68

B. Saran ...................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

viii

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 Skala Nyeri Numerik ....................................................... 26

2. Gambar 2.2 Skala Nyeri Verbal .......................................................... 27

3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual .......................................................... 27

4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ......................................................... 28

5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker .......................................... 28

Page 10: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

ix

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Usulan Judul

Lampiran 2 Lembar Konsultasi

Lampiran 3 Surat Pernyataan

Lampiran 4 Jurnal

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 Log Book

Lampiran 7 Lembar Pendelegasian

Lampiran 8 Lembar Observasi

Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

Page 11: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas pada persalinan normal dimulai beberapa jam sesudah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya. Masa nifas

(pourperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat- alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas

yaitu 6-8 minggu (Bahiyatun, 2009).

Menurut Ambarwati (2010) masa nifas (pourperium) dimulai sejak

plasenta lahir sampai alat-alat kandungan kembali seperti masa sebelum

hamil. Batas waktu nifas paling singkat (minimum)tidak ada batasan

waktunya, bahkan dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,

sedangkan batas maksimumnya adalah 40 hari.

Pada tahun 2011 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa

jumlah kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor,

mastitis, penyakit fibrocustic terus meningkat, dimana penderita kanker

payudara mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12%

diantaranya merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada wanita pasca

post partum. Data ini kemudian didukung oleh The American Cancer

Society yang memperkirakan 211.240 wanita di Amerika Serikat akan

didiagnosis menderita kanker payudara invasive (stadium I-IV) tahun ini dan

Page 12: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

2

40.140 orang akan meninggal karena penyakit ini. Sebanyak 3 persen kasus

kematian wanita di Amerika disebabkan oleh kanker payudara. Sedangkan di

Indonesia hanya 0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi berupa mastitis

(Depkes RI, 2011).

Berdasarkan laporan dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI,2011), diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%)

didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara,

dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang

memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010-2011 menunjukkan bahwa 55%

ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet, kemungkinan hal

tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama

kehamilan, masa menyusui serta pengetahuan ibu yang kurang tentang

menyusui (Astuti, 2013). Berdasarkan survei tahun 2011 olehNutrition

and Healthdi Jawa Tengahtentang Ibu yangmemberikan ASI pada bayinya,

di perkotaan hanya 13% ( 13bendungan ASI dari 100 ibu yang menyusui )

dan di pedesaan13% kejadian bendungan ASI dari 100 ibu yang menyusui

) (Depkes. RI.,2011).

Pada ibu post partum terjadi perubahan fisiologis yang meliputi

semua sistem tubuh salah satu diantaranya yaitu perubahan pada sistem

reproduksi. Disamping involusi, terjadi juga perubahan- perubahan

penting lainnya, yaitu timbulnya laktasi (Nengah dan Surinati, 2013).

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi

Page 13: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

3

sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Dalam proses menyusui

ditemukan beberapa masalah salah satunya adalah pembengkakan

(engorgement) payudara. (Wulandari, 2010)

Pada ibu post partum banyak yang mengalami pembengkakan

payudara,pembengkakan (engorgement) terjadi karena ASI tidak dihisap

oleh bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus

yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan dan bendungan ASI

(Bahiyatun, 2009).Statis pada pembuluh darah dan limfe akan

mengakibatkan meningkatnya tekanan intraduktal yang mempengaruhi

beberapa segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara

meningkat. Hal tersebut bisa juga terjadi dikarenakan adanya sumbatan

pada susu (Bahiyatun, 2009).

Duktus tersumbat bisa menimbulkan nyeri pada payudara, nyeri

biasanya timbul hanya pada satu payudara dan hanya sedikit rasa hangat

dirasakan atau tidak ada rasa hangat sama sekali. Dalam penilitian

Kusumastuti (2008), 96 dari 100 ibu dilaporkan mengalami nyeri pada

waktu-waktu tertentu. Hal ini terjadi terutama antara hari ke-3 dan ke-7,

pada beberapa wanita, nyeri ini berlangsungi selama 6 minggu (Wheleer,

2006).

Nyeri adalah pengalaman sensorik yang dicetuskan oleh rangsangan

yang merupakan ancaman untuk menghancurkan jaringan. ( Mander,

2006). Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

Page 14: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

4

rangsangan. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat adanya

stimulasi atau rangsangan. Stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut

ditransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang

oleh dua jenis serabut, yaitu serabut A (delta) dan serabut C. Impuls nyeri

menyeberangi tulang belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur

spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamictract (STT)

atau spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa

informasi mengenai sifat dan lokasi nyeri (Uliyah, 2008).

Nyeri payudara pada post partum dapat dilakukan dengan kompres

panas untuk mengurangi rasa sakit ( Ambarwati, 2010). Kompres panas

juga akan menghasilkan efek fisiologis untuk tubuh yaitu efek

vasodilatasi, peningkatan metabolisme sel dan merelaksasikan otot

sehingga nyeri yang dirasa berkurang. Kompres panas dengan suhu 40,5-

43°C merupakan salah satu pilihan tindakan yang digunakan untuk

mengurangi dan bahkan mengatasi rasa nyeri (Potter & Perry, 2006)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nengah dan Surinati (2013)

yang berjudul “Pengaruh pemberian kompres panas terhadap intensitas

nyeri pembengkakan payudara pada ibu post partum di Puskesmas Daun

Puri” hasil penelitian adalah terdapat hubungan kompres panas terhadap

penurunan intensitas nyeri pembengkakan payudara serta dapat

meningkatkan kelancaran pengeluaran ASI.

Page 15: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

5

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk

mengaplikasikan tindakan kompres panas terhadap penurunan intensitas

nyeri pembengkakan payudara pada ibu post partum di Puskesmas.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan tindakan kompres panas terhadap penurunan

intensitas nyeri pembengkakan payudara pada ibu post partum

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien

dengan nyeri payudara pada post partum

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan nyeri payudara pada post partum

c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien

dengan nyeri payudara pada post partum

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien

dengan nyeri payudara pada post partum

e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien

dengan nyeri payudara pada post partum

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian kompres panas pada

pasien dengan nyeri payudara pada post partum

Page 16: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

6

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan, masukan dan menambah wawasan bagi

mahasiswa keperawatan, dalam hal pemberian asuhan keperawatan

khususnya dalam keperawatan maternitas. Dapat digunakan

sebagai acuan melaksanakan praktek klinik dalam membuat asuhan

keperawatan pada ibu post partum.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan dalam membuat asuhan keperawatan pada

ibu post partum yang mengalami nyeri payudara sehingga

diharapkan dapat meningkatkan perkembangan bagi ilmu dan

praktek keperawatan maternitas.

3. Bagi Penulis

Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk menambah

wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam membuat

asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan masalah nyeri

pembengkakan payudara sehingga selanjutnya dapat memberikan

pelayanan yang terbaik bagi pasien.

Page 17: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Post Partum

a. Pengertian

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut

masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang

diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6

minggu (Bobak,2010). Masa nifas(puerperium)adalah masa 6-8

minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai

kembali ke keadaan normal seperti sebelum hamil (Bahiyatun,2009).

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), masa nifas

(puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Batas waktu

nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan

bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,

sedangkan batas maksimumnya adalah 40 hari.

b. Tahap Masa Post Partum

Menurut Saleha (2009), Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah

sebagai berikut :

Page 18: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

8

1) Periode Immediate Post Partum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada

masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan

karena antonia uteri.

2) Periode Early Post Partum

Fase ini berlangsung 24 jam – 1 minggu dan memastikan involusi

uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak

berbau busuk dan tidak demam.

3) Periode Late Post Partum

Fase ini berlangsung 1 minggu – 5 minggu. Pada periode ini perlu

dilakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling

KB

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1) Sistem Reproduksi

a) Proses involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta

keluarakibat kontraksi otot-otot polos uterus. Uterus, pada

waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil,

berinvolusi menjadikira-kira 500 gr 1 minggu setelah

melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah lahir. Seminggu

setelah melahirkan uterus beradadi dalam panggul. Pada

minggu keenam, beratnya menjadi 50-60gr. Pada masa pasca

Page 19: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

9

partum penurunan kadar hormone menyebabkan terjadinya

autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang

berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa

hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih

besar setelah hamil (Bobak,2010).

b) Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna

segera setelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari

kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,

mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis.

Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi

uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk

mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara

intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta

lahir(Suherni,2009).

c) Lochea

Menurut Saleha (2009), lochea adalah cairan sekret yang

berasal dari cavum uteri dan vagina selama nifas. Lochea

terbagi menjadi empat jenis, yaitu :

(1) Lochea Rubraberwarna merah karena berisi darah segar dan

sisa selaput ketuban. Keluar selama 2-3 hari postpartum.

Page 20: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

10

(2) Lochea Sanguilenta berwarna kuning berisi darah dan

lender yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca

persalinan.

(3) Lochea Serosa berbentuk serum dan berwana merah jambu

kemudian menjadi kuning. Lochea ini keluar pada hari ke-7

sampai hari ke-14 pasca persalinan

(4) Lochea Alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai hari ke-

14 kemudian makin lama makin berkurang hingga sama

sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya.

d) Vagina dan Perineum

Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul ruggae

(lipatan-lipatan atau kerutan) kembali. Pada perineum, terjadi

robekan perineum pada semua persalinan pertama. Robekan

perineum umunya terjadi di garis tengah dan bisa meluas

apabila kepala janin terlalu besar (Suherni,2009).

Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi

saat kepala dan bahu dilahirkan. Tindakan episiotomy adalah

mengiris atau menggunting perineum menurut arah irisan ada

tiga :medialis, mediolaeralis dan lateralis dengan tujuan agar

tidak terjadi robekan perineum yang tidak teratur dan robekan

musculus princter ani (Rukiyah,2009).

Page 21: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

11

e) Payudara

Menurut Waryana (2010), Konsentrasi hormon yang

menstimulasai perkembangan payudara selama wanita hamil

(esterogen, progesteron, human chorionic gonadotropin,

prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah

bayi lahir.

(1) Ibu tidak menyusui

Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita

yang tidak menyusui. Pada jaringan payudara beberapa

wanita, saat palpasi dailakukan pada hari kedua dan ketiga.

Pada hari ketiga atau keempat pasca partum bisa terjadi

pembengkakan. Payudara teregang keras, nyeri bila ditekan,

dan hangat jika di raba.

(2) Ibu yang menyusui

Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu

cairan kekuningan, yakni kolostrum. Setelah laktasi dimula,

payudara teraba hangat dan keras ketika disentuh. Rasa

nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Susu putih

kebiruan dapat dikeluarkan dari puting susu.

2) Sistem Pencernaan

a) Nafsu makan

Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan

keletihan, ibu merasa sangat lapar

Page 22: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

12

b) Mortilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna

menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.

c) Defekasi

Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai

tiga hari setelah ibu melahirkan.

(Waryana,2010).

3) Sistem Perkemihan

Setelah persalinan, terjadi diuresis fisiologis akibat pengurangan

volume darah dan peningkatan produk sisa. Beberapa ibu khususnya

setelah persalinan yang menggunakan bantuan alat, mengalami

kesulitan saat mulai berkemih. Ada pula ibu yang mengalami

kesulitan menahan lebih lama aliran urinnya saat ada dorongan

berkemih. Banyak ibu mengeluarkan urinnya saat batuk, tertawa,

bersin atau melakukan gerakan yang tiba-tiba. Gejala ini dikenal

dengan inkontinensia stress (Brayshaw,2008).

4) Sistem Muskuloskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi

dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat

proses involusi (Waryana,2010). Stabilisasisendi lengkap pada

minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan. Akan tetapi,

walaupun sendi kembali ke keadaan normal seperti sebelum hamil,

Page 23: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

13

kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah melahirkan

(Bobak,2010).

5) Sistem Endokrin

a) Hormon plasenta

Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen

dan kortisol, serta Placental Enzyme Insulinase membalik efek

diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun

secara yang bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen

dan progesteron menurun secara mencolok setelah plasenta

keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan dengan

pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler

berlebih yang terakumulasi selama masa hamil(Walyani, 2015).

b) Hormon Hipofisis

Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita

menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum

yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam

menekan ovulasi. Karena kadar Folikel-Stimulating Hormone

terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui di

simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika

kadar prolaktin meningkat (Walyani, 2015).

c) Hormon Oksitosin

Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar, bekerja terhadap bawah

otak bagian belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan

Page 24: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

14

jaringan payudara. Pada wanita yang memilih menyusui bayinya,

isapan sang bayi merangsang keluarnya oksitosin dan sangat

membantu uterus kembali seperti keadaan normal (Ambarwati

dan Wulandari, 2010)

6) Sistem Kardiovaskular

Denyut jantung, volume darah dan curah jantung meningkat

segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke

plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat. Cardiac

output tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48 jam post

partum dan diikuti dengan bradicardi (Walyani, 2015).

7) Sistem Haematologi

Leukositosis mungkin terjadi selama persalinan, sel darah

merah berkisar 15.000 selama persalinan. Peningkatan sel darah

putih berkisar antara 25.000-30.000 yang merupakan manifestasi

adanya infeksi dari proses persalinan. Hal ini dapat meningkat

pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan

tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah.

Pada 2-3 hari post partum, konsentrasi hematokrit menurun

sekitar 2% atau lebih. Total kehilangan darah pada saat

persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml (200 ml saat

persalinan, 500-800 ml hilang pada minggu pertama post partum,

dan 500 ml hilang pada saat nifas) (Bahiyatun,2009).

Page 25: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

15

8) Sistem Integumen

Penurunan melanin umunya setelah persalinan

menyebabkan berkurangnya hipetrpigmentasi kulit dan

perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena

kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun

(Walyani, 2015).

d. Perubahan Psikologis Masa Nifas

MenurutWalyani (2015), terdapat tiga fase perubahan psikologis masa

nifas, antara lain :

1) Fase taking in

Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari

hari pertama sampai hari kedua melahirkan. Pada fase ini ibu

sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang

kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal

sampai akhir. Hal ini membuat ibu cenderung lebih pasif terhadap

lingkungannya.

2) Fase taking hold

Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.

Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan

rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai

perasaan sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung dan marah.

Page 26: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

16

3) Fase letting go

Periode dimana ibu telah menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu

sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

2. Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan

pada pasien mulai dari setelah bayinya lahir sampai dengan kembalinya

tubuhdalam keadaan sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum

hamil (Saleha, 2009).

a. Pengkajian

1) Riwayat Kesehatan

a) Keluhan utama

b) Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari, misalnya pola makan, pola eliminasi, kebutuhan

istirahan dan mobilisasi.

c) Riwayat Persalinan meliputi adakah komplikasi, laserasi atau

episiotomi.

d) Obat atau suplemen yang dikonsumsi saat ini.

e) Perasaan ibu berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan

peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang ibu

rasakan, kecemasan dan kekhawatiran.

f) Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan sehari-

hari.

Page 27: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

17

g) Bagaimana dukungan suami dan keluarga tehadap ibu.

h) Pengetahuan ibu tentas masa nifas.

2) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum, kesadaran

b) Tanda –tanda vital : tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan

c) Payudara : pembesaran, putting susu (menonjol atau mendatar,

adakah nyeri atau lecet pada putting), ASI atau kolostrum

sudah keluar, adakah pembengkakan, radang atau benjolan

abnormal.

d) Abdomen : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.

e) Kandung kemih kosong atau penuh.

f) Genetalia dan perineum : pengeluaran lochea (jenis, warna,

jumlah, bau), odema, peradangan, keadaan jahitan, nanah,

tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan perineum dan

hemmoroid pada anus.

(Suherni, 2008).

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan

episiotomi)

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ( bendungan

payudara).

Page 28: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

18

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis ( asupan nutrisi zat besi tidak

adekuat) (Ujiningtyas, 2009).

4) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang

pengetahuan.

c. Intervensi Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan

episiotomi)

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan nyeri dapat

teratasi dengan kriteria hasil :

a) Pasien tidak meringis kesakitan menahan nyeri

b) Skala nyeri berkurang (skala 1-3)

c) Pasien tampak nyaman dan rileks

d) Tanda –tanda vital dalam batas normal

Intervensi :

a) Kaji pola nyeri dengan skala PQRST

Rasional : untuk mengetahui penyebab nyeri, kualitas nyeri,

lokasi nyeri, skala nyeri dan waktu terjadinya nyeri (durasi).

b) Berikan tindakan yang memberikan rasa nyaman, misalnya

kompres hangat

Rasional : untuk melancarkan sirkulasi darah, mengurangi nyeri

dan pembengakakan payudara serta melancarkan produksi ASI

Page 29: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

19

(Ujiningtyas, 2009).

c) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Rasional : teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri karena

respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan fisiologis,

kognitif dan stimulus perilaku. Relaksasi membantu seseorang

untuk membantu membangun keterampilan kognitif serta

mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam

lingkungan mnereka (Solehati dan Kosasih, 2015).

d) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

Rasional : analgetik berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ( bendungan

payudara).

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan nyeri dapat

teratasi dengan kriteria hasil :

e) Pasien tidak meringis kesakitan menahan nyeri

f) Skala nyeri berkurang (skala 1-3)

g) Pasien tampak nyaman dan rileks

h) Tanda –tanda vital dalam batas normal

Intervensi :

e) Kaji pola nyeri dengan skala PQRST

Rasional : untuk mengetahui penyebab nyeri, kualitas nyeri,

lokasi nyeri, skala nyeri dan waktu terjadinya nyeri (durasi).

Page 30: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

20

f) Berikan tindakan kompres panas untuk mengurangi nyeri

pembengkakan payudara

Rasional : untuk melancarkan sirkulasi darah, mengurangi nyeri

dan pembengakakan payudara serta melancarkan produksi ASI

(Ujiningtyas, 2009).

g) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Rasional : teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri karena

respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan fisiologis,

kognitif dan stimulus perilaku. Relaksasi membantu seseorang

untuk membantu membangun keterampilan kognitif serta

mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam

lingkungan mnereka (Solehati dan Kosasih, 2015).

h) Kolaborasi dengan keluarga terkait perawatan payudara

Rasional : keluarga sangat membantu ibu dalam perawatan

payudara

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis ( asupan nutrisi zat besi tidak

adekuat)

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

kebutuhannutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :

a) Pasien mengatakan nafsu makan meningkat

b) Pasien mengatakan tidak mual muntah

Page 31: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

21

c) Pasien tidak mengalami penurunan berat badan

d) Pemeriksaan hemoglobin dalam batas normal

Intervensi :

a) Kaji pola nutrisi dengan pola ABCD

Rasional : untuk mengetahui status nutrisi pasien

b) Anjurkan klien makan porsi sedikit tapi sering

Rasional : untuk mengurangi mual muntah

c) Anjurkan klien makan dalam keadaan makanan hangat

Rasional : untuk mengurangi mual muntah

d) Anjurkan klien makan makanan yang tinggi zat besi dan vitamin

Rasional : menambah zat besi dan vitamin dalam tubuh

e) Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi terkait diet yang

diberikan

Rasional : mengetahui porsi dan jenis makanan yang bisa

dikonsumsi.

4) Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang

pengetahuan ( perawatan payudara).

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah

ketidakefektifan pemberian ASI dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a) Perlekatan bayi yang sesuai pada payudara ibu

b) Ibu tidak mengalami nyeri tekan pada payudara

Page 32: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

22

c) Keberlangsungan pemberian ASI lancar serta ibu mengetahui

tanda payudara penuh

Intervensi :

a) Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi ke putting

susu

Rasional : mengetahui apakan cara menyusui yang benar

b) Ajarkan cara menyusui yang benar

Rasional : mempermudah ibu menyusui bayinya

c) Berikan informasi tentang teknik perawatan payudara

Rasional : agar ibu mengerti cara perawatan payudara yang

benar

d) Ajarkan cara memompa ASI dengan menggunakan alat

Rasional : mengeluarkan ASI agar tidak menjadi bendungan

payudara

e) Kolaborasi dengan keluarga terkait penyimpanan ASI setelah

dipompa

Rasional : agar ibu mengetahui cara menyimpan ASI dengan

benar.

3. Pembengkakan Payudara

Payudara bengkak (engorgement) adalah kondisi di mana payudara

menjadi terlalu penuh dengan susu. Payudara bengkak mungkin terasa

membesar, keras, dan menyakitkan. Pembengkakan dapat menyebabkan

Page 33: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

23

saluran susu (duktus laktiferus) tersumbat (Ambarwati dan Wulandari,

2010).

Terjadi peningkatan aliran darah ke payudara bersamaan dengan

produksi ASI dalam jumlah banyak. Dalam menyusui ditemukan beberapa

masalah salah satunya adalah pembengkakan (engorgement) payudara

(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pembuluh darah payudara menjadi

bengkak terisi darah sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan sakit

(Saleha, 2009).

Masalah ini paling sering ditemui pada ibu pasca bersalin.

Tersumbatnya saluran ASI dapat menyebabkan rasa sakit pada payudara,

teraba ada benjolan yang terasa sakit, bengkak dan payudara mengeras.

Pada kondisi ini, saluran ASI tidak mengalami pengosongan yang baik,

sehingga ASI menumpuk (Riksani,2012).

Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan

meningkatnya tekanan intraduktal yang mempengaruhi beberapa segmen

pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Hal

tersebut bisa juga terjadi dikarenakan adanya sumbatan pada susu

(Bahiyatun, 2009).

4. Nyeri

a. Pengertian

Nyeri adalah pengalaman sensorik yang dicetuskan oleh

rangsangan yang merupakan ancaman untuk menghancurkan jaringan.

Page 34: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

24

(Mander, 2006). Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan

reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri dapat memberikan

respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi yang

diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa impuls-impuls

nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut, yaitu serabut

A (delta) dan serabut C. Impuls nyeri menyeberangi tulang belakang

pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling

utama, yaitu jalur spinothalamictract (STT) atau spinothalamus dan

spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi mengenai sifat

dan lokasi nyeri (Uliyah, 2008).

Nyeri pada payudara disebabkan karena adanya duktus yang

tersumbat akan menimbulkan nyeri pada payudara, nyeri biasanya

timbul hanya pada satu payudara dan hanya sedikit rasa hangat

dirasakan atau tidak ada rasa hangat sama sekali. Dalam penilitian

Kusumastuti (2008), 96 dari 100 ibu dilaporkan mengalami nyeri pada

waktu-waktu tertentu. Hal ini terjadi terutama antara hari ke-3 dan ke-

7, pada beberapa wanita nyeri ini berlangsungi selama 6 minggu

(Wheleer, 2006).

b. Klasifikasi

Nyeri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu nyeri akut dan nyeri

kronis. Nyeri akut disebabkan oleh penyakit, radang dan injuri

jaringan. Nyeri akut umunya terjadi kurang dari 6 bulan. Nyeri kronis,

secara luas dapat menggambarkan penyakitnya. Nyeri kronis dapat

Page 35: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

25

berlangsung lebih lama (lebih dari 6 bulan). Nyeri ini dapat dan sering

menyebabkan masalah yang berat bagi pasien (Judha, 2012).

c. Karakteristik Nyeri

1) Faktor Pencetus (P : Provocate)

Pengkajian tentang penyebab atau stimulus nyeri pada klien.

2) Kualitas ( Q : Quality)

Merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan klien.

3) Lokasi ( R : Region)

Pengkajian tentang lokasi nyeri yang spesifik.

4) Keparahan ( S : Severe)

Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik

yang paling subyektif. Pada pengkajian klien diminta untuk

menggambarkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri ringan, nyeri

sedang atau nyeri berat.

5) Waktu (T : Time)

Pengkajian tentang awitan, durasi dan rangkaian nyeri.

(Judha, 2012).

d. Alat Ukur Nyeri

Pengukuran nyeri sangat subjektif dan individual serta

kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh

dua orang yang berbeda. Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan

dengan menggunakan skala sebagai berikut :

Page 36: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

1) Skala Numerik

Skala Numerik

pengganti alat pendeskrip

dengan skala 0 sampai 10.

2) Skala Deskr

Skala Deskriptif Verbal

merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih

bersifat objektif. Skala Deskriptif Verbal ini merupakan sebuah

garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang ters

dalam jarak yang sama sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking

dari “ tidak ada nyeri “ sampai “ nyeri yang tidak tertahankan”.

Alat VDS ini memungkinkan klien untuk memilih kategori untuk

mendeskripsikan nyeri yang dirasakan.

Skala Numerik

Skala Numerik ( Numerical Rating Scale, NRS) digunakan sebagai

pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri

dengan skala 0 sampai 10.

Gambar 2.1

Skala Nyeri Numerik

Sumber : Andarmoyo (2013)

Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal ( Verbal Descriptor Scale, VDS)

merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih

bersifat objektif. Skala Deskriptif Verbal ini merupakan sebuah

garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang ters

dalam jarak yang sama sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking

dari “ tidak ada nyeri “ sampai “ nyeri yang tidak tertahankan”.

Alat VDS ini memungkinkan klien untuk memilih kategori untuk

mendeskripsikan nyeri yang dirasakan.

Gambar 2.2

Skala Deskriptif Verbal

Sumber : Andarmoyo (2013)

26

digunakan sebagai

si kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri

( Verbal Descriptor Scale, VDS)

merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih

bersifat objektif. Skala Deskriptif Verbal ini merupakan sebuah

garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun

dalam jarak yang sama sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking

dari “ tidak ada nyeri “ sampai “ nyeri yang tidak tertahankan”.

Alat VDS ini memungkinkan klien untuk memilih kategori untuk

Page 37: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

3) Skala Analog Visual

Skala Analog Visual

garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan

memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini

memberikan kebebasan pada klien untuk m

keparahan nyeri yang dirasakan.

4) Skala Nyeri Oucher

Skala Nyeri Oucher adalah alat yang terdiri dari dua skala yang

terpisah, sebuah skala dengan nilai 0

untuk anak yang berusia lebih besar dan skala fotogr

gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak yang

lebih kecil. Anak diminta untuk menunjuk ke sejumlah pilihan

gambar untuk mendeskripsikan nyerinya.

Skala Analog Visual

Skala Analog Visual ( Visual Analog Scale, VAS) merupakan suatu

garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan

memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini

memberikan kebebasan pada klien untuk mengidentifikasi tingkat

keparahan nyeri yang dirasakan.

Gambar 2.3

Skala Analog Visual

Sumber : Andarmoyo (2013)

Skala Nyeri Oucher

Skala Nyeri Oucher adalah alat yang terdiri dari dua skala yang

terpisah, sebuah skala dengan nilai 0 -100 pada sisi sebe;ah kiri

untuk anak yang berusia lebih besar dan skala fotogr

gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak yang

lebih kecil. Anak diminta untuk menunjuk ke sejumlah pilihan

gambar untuk mendeskripsikan nyerinya.

27

merupakan suatu

garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan

memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini

engidentifikasi tingkat

Skala Nyeri Oucher adalah alat yang terdiri dari dua skala yang

100 pada sisi sebe;ah kiri

untuk anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam

gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak yang

lebih kecil. Anak diminta untuk menunjuk ke sejumlah pilihan

Page 38: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

28

Gambar 2.4

Skala Nyeri Oucher

Sumber : Andarmoyo (2013)

5) Skala Nyeri Wajah Wong & Baker

Wong dan Baker (1998) juga mengembangkan skala wajah untuk

mendeskripsikan nyeri pada anak-anak. Skala tersebut terdiri dari 6

wajah profil kartun yang menggambarkan wajah tersenyum (bebas

dari rasa nyeri) kemudian bertahap menjadi wajah kurang bahagia,

wajah yang sangat sedih dan wajah yang sangat ketakutan (nyeri

yang sangat). Anak berusia tiga tahun dapat menggunakan skala

tersebut.

Gambar 2.5

Skala Wong dan Baker

Sumber : Andarmoyo (2013)

Page 39: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

29

5. Kompres Panas

a. Pengertian

Kompres panas adalah tindakan memberikan rasa hangat pada

daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang

menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.

Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk

mengurangi rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran

getah radang menjadi lancer, serta memberikan ketenangan dan

kenyamanan pada klien (Istichomah,2007).

Kompres panas dapat meredakan iskemia dan melancarkan

pembuluh darah sehingga meredakan nyeri dan mengurangi

ketegangan serta meningkatkan perasaan sejahtera (Bonde,2013).

b. Mekanisme dalam Menurunkan Nyeri

Pemakaian kompres panas dilakukan hanya pada bagian tubuh

tertentu. Dengan pemberian kompres panas, pembuluh-pembuluh

darah akan melebar sehingga akan memperbaiki peredaran darah di

dalam jaringan tersebut. Aktivitas sel yang meningkat akan

mengurangi rasa sakit atau nyeri dan akan menunjang penyembuhan

luka dan proses peradangan (Andarmoyo,2013).

Menurut Potter dan Perry (2006) dalam rasdini (2012), terapi

panas merupakan salah satu modalitas terapi fisik yang menggunakan

sifat fisik panas secara konduksi untuk menstimulasi kulit sehingga

Page 40: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

30

dapat menurunkan persepsi nyeri seseorang, selain itu teknik ini juga

dapat dilakukan klien secara mandiri dirumah.

Memberikan kompres panas dapat memberikan rasa nyaman

sesuai keinginan ibu (Chapman, 2006). Salah satu terapi non

farmakologis yang berguna menurunkan intensitas nyeri yaitu

stimulasi masase kuntaneus dan kompres panas (Price dan Wilson,

2006).

Potter dan Perry (2006) dalam Nengah dan Surinati (2013),

Pemberian kompres panas menimbulkan efek hangat serta efek

stimulasi kutaneus berupa sentuhan. Efek ini dapat menyebabkan

terlepasnya endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri.

Cara kerjanya adalah rangsangan panas pada daerah lokal akan

merangsang reseptor bawah kulit dan mengaktifkan transmisi serabut

sensori A beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini juga

menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta A

berdiameter kecil. Keadaan demikian menimbulkan gerbang sinap

menutup transmisi impuls nyeri.

Kompres panas dapat meningkatkan suhu kulit lokal, sirkulasi

dan metabolisme jaringan. Kompres panas mengurangi spasme otot

dan meningkatkan ambang nyeri. Kompres panas juga mengurangi

respon “melawan atau menghindar” seperti dibuktikan dengan

gemetar dan berdiri bulu roma (Simkin dan Ruth, 2005)

Page 41: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

31

Menurut Kusumastuti (2008) dalam Nengah dan Surinati (2013)

Kompres panas dianggap bermanfaat untuk memperbaiki sirkulasi

darah, terutama pada engorgement payudara post partum. Salah satu

pengurang nyeri dengan metode alami adalah metode panas dingin.

Memang tidak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya

dapat memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus

handuk dan ditempelkan pada punggung dapat mengurangi rasa pegal

dan kram (Judha, 2012)

Dalam report information from Donald dan Susanne (2014),

menyatakan untuk pembengkakan payudara, bayi perlu minum ASI

lebih sering untuk membantu mengalirkan susu, sedangkan

pembengkakan payudara dapat mereda dengan kompres panas dan

shower air panas di daerah payudara yang nyeri.

c. Prosedur dalam Kompres Panas

Instrument yang digunakan adalah tiga buah handuk ( dua

handuk kecil untuk kompres panas, satu handuk ukuran sedang untuk

menutup dan mengeringkan payudara yang sudah dikompres), air

yang bersuhu 41 °C dalam waskom, thermometer air dan stopwatch

(Nengah dan Surinati, 2013).

Fase kerjanya, sebelum melakukan tindakan menjaga privasi

klien terlebih dahulu. Langkah yang pertama yaitu menyiapkan

istrumen yang akan digunakan, lalu membuka baju bagian atas pasien,

lalu meletakkan handuk ukuran sedang pada bahu untuk menutup

Page 42: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

32

bagian payudara. Langkah selanjutnya melakukan kompres panas

pada payudara pasien secara bergantian. Cara mengompres,

menggunakan handuk kecil yang sudah dicelupkan ke dalam waskom

yang berisi air panas lalu dikompreskan pada bagian payudara mulai

dari pangkal payudara menuju putting susu, setelah itu mengeringkan

payudara dan merapikan pasien (Donald dan Susanne, 2014).

Page 43: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

33

Pembengkakan payudara

Nyeri akut

Pemberian kompres panas

B. Kerangka Teori

Post Partum Perubahan Fisiologis Payudara

Ibu post partum

Masalah yang sering muncul saat menyusui :

1. Payudaraberwarna kemerahan

2. Nyeri payudara

3. Adanya sumbatan pada saluran ASI

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Nyeri teratasi

Page 44: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

34

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. SubjekAplikasi Riset

Subjek dari aplikasi jurnal ini adalah ibu post partum usia 31 tahun, GP4A0

yang mengalami pembengkakan payudara.

B. TempatdanWaktu

Aplikasi riset ini dilakukan di Puskesmas Gajahan Surakarta selama 3 hari

yaitu pada tanggal 04- 06 Januari 2016.

C. Media danAlat yang digunakan

1. Ruangan yang nyaman

2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks

3. Tiga buah handuk (dua handuk kecil untuk kompres panas, satu handuk

ukuran sedang untuk menutup dan mengeringkan payudara yang sudah

dikompres)

4. Air yang bersuhu 41° C dalamwaskom

5. Termometer air danstopwatch.

6. Skala nyeri numerik untuk mengukur tingkat keparahan nyeri seorang

pasien

Page 45: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

35

D. ProsedurTindakan

Menurut Donald dan Susanne (2014), Prosedurtindakan kompres panas

adalah sebagai berikut :

1. Persiapan pasien

a. Identifikasi status nyeri pasien

b. Kaji kesiapan dan perasaan pasien

c. Berikan penjelasan tentang kompres panas payudara

2. Persiapan Alat dan Ruangan

a. Ciptakan lingkungan yang nyaman

b. Sediakan tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks

3. Tindakan

a. Jelaskan tujuan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan

b. Menjaga privacy klien

c. Menyiapkan istrumen yang akan digunakan

d. Siapkan air panas dan ukur suhunya terlebih dahulu

e. Berikan posisi yang nyaman

f. Anjurkan klien untuk duduk bersandar

g. Anjurkan klien untuk membuka pakaian atas lalu meletakkan

handu kukuran sedang pada bahu untuk menutup bagian

payudara.

h. Lakukan kompres panas pada payudara pasien secara bergantian.

Cara mengompres, menggunakan handuk kecil yang sudah

dicelup kan kedalam waskom yang berisi air panas lalu

Page 46: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

36

dikompreskan pada bagian payudara mulai dari pangkal payudara

menuju putting susu, setelah itu mengeringkan payudara

i. Bereskanalat dan merapikanpasien

E. Alat Ukur

Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan skala nyeri

numerik untuk mengukur tingkatan nyeri seorang pasien. Skala ini

berbentuk garis horizontal yang menunjukkan angka dari 0 – 10, angka 0

menunjukkan tidak ada nyeri dan angka 10 menunjukkan nyeri yang

paling hebat. Tingkat angka yang ditunjukkan oleh klien dapat digunakan

untuk mengkaji efektivitas dari intervensi pereda rasa nyeri.

Menurut Andarmoyo (2013), skala ini dipersepsikan sebagai berikut :

0 = tidak ada nyeri

1 – 3 = nyeri ringan

4 - 6 = nyeri sedang

7 – 9 = nyeri berat

10 = nyeri paling hebat

Skala Nyeri Numerik

Sumber : Andarmoyo (2013)

Page 47: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

37

BAB IV

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 06 Januari 2016 pada pukul

09.00 WIB, pasien masuk pada tanggal 06 Januari 2016 pada pukul 02.00

WIB. Pengkajian dilakukan dengan metode anamnesa, observasi,

pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi. Pengkajian identitas klien

didapatkan hasil, pasien bernama Ny.L umur 31 tahun, agama Islam

pendidikan terakhir SLTA pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Pasar

Kliwon Surakarta. Identitas penanggungjawab yaitu Tn.B, umur 33 tahun

hubungan dengan pasien adalah suaminya.

Riwayat kehamilan dari persalinan lalu : pasien mengatakan ini

kehamilan yang keempat. Riwayat kehamilan saat ini : Pasien selama

hamil memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali ke bidan, pada saat

hamil pasien tidak mengalami masalah kehamilan seperti mual dan

muntah. Riwayat persalinan : jenis persalinan spontan. Bayi yang

dilahirkan berjenis kelamin laki- laki dengan berat badan : 3300 gram,

panjang badan : 49 cm, lingkar kepala : 34 cm, lingkar dada : 33 cm.

Perdarahan yang terjadi 300 cc.

Riwayat ginekologi : pasien mengatakan menarche pada umur 13

tahun, siklusnya 28 hari dan lamanya 6 hari serta warnanya merah kental.

Pasien mengatakan tidak ada masalah pada organ reproduksinya. Pasien

Page 48: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

38

mengatakan menggunakan KB dengan metode KB suntik sejak anak

pertama lahir selama 2 tahun kemudian setelah anak kedua lahir klien

tidak menggunakan KB, setelah anak ketiga lahir klien menggunakan KB

metode suntik selama 4 tahun. Status setelah persalinan GP4A0, bayi

rawat gabung dengan ibunya.

Pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

berat badan : 63 kg, tinggi badan : 150 cm. pemeriksaan tanda- tanda vital

didapatkan hasil tekanan darah : 90/60 mmHg, nadi : 84 x/menit, suhu :

36°C, pernapasan : 24 x/menit.

Pemeriksaan Head to toe : pada pemeriksaan kepala didapatkan

bentuk kepala mesocephal, warna rambut hitam dan bersih. Pada mata

didapatkan konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor,

reflek terhadap cahaya +/+ serta tidak menggunakan alat bantu

penglihatan. Pada pemeriksaan hidung didapatkan bentuk hidung simetris,

hidung bersih tidak ada sekret dan tidak ada polip. Pada pemeriksaan

mulut didapatkan gigi dan mulut bersih dan tidak ada stomatitis. Pada

pemeriksaan telinga didapatkan bentuk telinga ka/ki simetris, bersih, tidak

ada serumen. Pada pemeriksaan leher didapatkan hasil tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis.

Pada pemeriksaan jantung didapatkan hasil bentuk dada simetris,

ictus cordis tidak tampak namun teraba di SIC V midclavicula, pada

perkusi didapatkan suara pekak pada jantung, saat di ausultasi terdengan

irama regular dan suara jantung normal (lup-dup). Pada pemeriksaan paru-

Page 49: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

39

paru didapatkan hasil dari inspeksi bentuk dada simetris, ekspansi paru

ka/ki sama, saat di palpasi vocal premitus ka/ki sama saat dipekusi suara

paru sonor dan saat dilakukan auskultasi tidak ada suara tambahan dan

sonor di seluruh lapang paru.

Saat dilakukan pemeriksaan payudara didapatkan hasil nyeri

payudara skala 6, payudara tampak membesar, putting susu membesar,

terdapat pigmentasi areola berubah warna menjadi kehitaman, payudara

teraba keras dan kencang serta ASI yang keluar sedikit.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil involusi uterus belum

kembali seperti semula, fundus uterus 32 cm, kontraksi baik dan keras,

posisi abdomen globuler (membulat). Kandung kemih teraba keras, terisi

urine. Diastasis rektus abdominalis tidak ada. Fungsi pencernaan klien

sudah berfungsi dengan baik. Terdapat striae gravidarum di daerah

abdomen.

Pemeriksaan perineum dan genetalia didapatkan tidak ada edema

pada vagina, integritas kulit baik, masih ada perdarahan. Tidak dilakukan

episiotomi pada perineum. Untuk tanda REEDA hasilnya : ada kemerahan

(Redness), tidak ada bengkak (Edema), tidak ada bintik biru/kebiruan

(Echimosis), ada pengeluaran cairan darah (Discharge), dan penyatuan

jaringan tampak baik (Approximate). Perineum dan genetalia bersih,

pengeluaran lokhea pada pasien hari pertama dan kedua jenis lokhea rubra

(merah kental) hari ketiga dan keempat lokhea sangunolenta (merah

kekuningan), konsistensi cair, baunya amis.

Page 50: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

40

Pemeriksaan ekstremitas didapatkan : tidak ada edema, tidak ada

jejas, kekuatan otot 4 pada ekstremitas atas ( kanan, kiri) bawah (kanan,

kiri). Pengkajian pola eliminasi didapatkan hasil pasien mengatakan sudah

bisa BAK frekuensi 2-3 x/hari, pancaran lemah tapi belum bisa BAB,

konstipasi. Pengkajian pola istirahat dan kenyamanan, pasien mengatakan

pola tidurnya saat ini, tidur malam 5-6 jam karena mengeluh tidak nyaman

saat tidur kadang terbangun karenma nyeri pada perut dan payudara.

Pengkajian pola mobilisasi dan latihan didapatkan hasil pasien

mengatakan melakukan mobilisasi sedikit-sedikit karena masih merasa

sakit perut, latihan untuk menekuk kaki, miring kanan dan kiri, bangun

tidur dan jalan- jalan. Pengkajian pola nutrisi dan cairan didapatkan hasil

pasien mengatakan mau makan banyak, jenis nasi, sayur, daging dan air

putih. Pengkajian keadaan mental didapatkan hasil : adaptasi psikologis

pasien mengatakan bersyukur karena persalinan normal dan sangat

bahagia karena bayinya selamat, sehat dan normal.

Pada tanggal 6 Januari 2016 terapi medik yang didapatkan terdiri

dari : amoxilin 500 mg/ 12 jam sebagai antibiotik, Methylengometrine

0,125 mg/ 8 jam sebagai pencegah perdarahan rahim setelah makan,

Vitamin A 200.000 IU/ 24 jam sebagai suplemen, menjaga kesehatan kulit,

kelenjar dan kesehatan mata, Tablet tambah darah 60 mg/ 8 jam sebagai

suplemen tambah darah dan memenuhi zat gizi, Asam mefenamat 500 mg/

8 jam sebagai analgesik.

Page 51: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

41

B. Rumusan Masalah Keperawatan

Berdasarkan pengkajian pada pasien pada tanggal 06 Januari 2015

pukul 09.00 WIB, didapatkan :

Data subyektif : pasien mengatakan nyeri karena payudara keras,

kencang dan bengkak serta ASI keluar sedikit, nyeri terasa seperti ditusuk-

tusuk, skala nyeri 5, nyeri datang hilang timbul. Data obyektif : pasien

tampak meringis kesakitan saat payudara tersenggol atau ditekan,

payudara teraba kencang dan keras. Tanda vitalnya : tekanan darah 90/60

mmHg, nadi 84 x/menit, pernapasan 24 x/menit, suhu 36,3°C. Sehingga

didapatkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera biologis ( bendungan payudara).

Data subyektif : pasien mengatakan ASI keluar sedikit, bayi rewel

dan menangis setelah menyusui. Data obyektif : payudara teraba keras dan

kencang, ASI keluar sedikit, terdapat nyeri tekan payudara. Sehingga

didapatkan diagnosa keperawatan ketidakefektifan pemberian ASI

berhubungan dengan kurang pengetahuan ( perawatan payudara).

Berdasarkan analisa data diatas penulis dapat memprioritaskan

diagnosa keperawatan sebagai berikut , prioritas yang pertama adalah

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ( bendungan

payudara). Prioritas diagnosa keperawatan yang kedua adalah

ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan.

Page 52: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

42

C. Rencana Keperawatan

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis menentukan

rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah

ditentukan :

Diagnosa keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis ( bendungan payudara). Rencana tindakan betujuan

agar setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah

nyeri (bendungan payudara) dapat teratasi dengan kriteria hasil : nyeri

berkurang dari skala 5 menjadi skala 1, pasien tidak tampak meringis

kesakitan, pasien mampu mengontrol nyeri dan tampak rileks, tanda vital

dalam batas normal, TD : 120/80 mmHg N : 60-100 x/menit RR : 16-24

x/menit S : 36,5-37°C .

Rencana keperawatan yang ditetapkan adalah kaji skala nyeri

PQRST dengan rasional untuk mengetahui skala nyeri pasien. Observasi

pembengkakan payudara yang rasionalnya untuk mengetahui keadaan

payudara. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk

merilekskan otot ketika merasakan nyeri. Berikan kompres panas dengan

rasional untuk mengurangi nyeri payudara. Kolaborasi dengan keluarga

terkait perawatan payudara pasien.

Diagnosa keperawatan kedua ketidakefektifan pemberian ASI

berhubungan dengan kurang pengetahuan ( perawatan payudara). Rencana

tindakan bertujuan agar setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3

x 24 jam masalah ketidakefektifan pemberian ASI dapat teratasi dengan

Page 53: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

43

kriteria hasil : perlekatan bayi yang sesuai pada payudara ibu, ibu tidak

mengalami nyeri tekan pada payudara, keberlangsungan pemberian ASI

lancar serta ibu mengetahui tanda payudara penuh.

Rencana keperawatan yang ditetapkan adalah pantau keterampilan

ibu dalam menempelkan bayi ke putting susu dengan rasional untuk

mengetahui apakan cara menyusui yang benar. Ajarkan cara menyusui

yang benar dengan rasional untuk mempermudah ibu menyusui bayinya.

Berikan informasi tentang teknik perawatan payudara dengan rasional agar

ibu mengerti cara perawatan payudara yang benar. Ajarkan cara memompa

ASI dengan menggunakan alat dengan rasional untuk mengeluarkan ASI

agar tidak menjadi bendungan payudara. Kolaborasi dengan keluarga

terkait penyimpanan ASI setelah dipompa dengan rasional agar ibu

mengetahui cara menyimpan ASI dengan benar

D. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 9 Januari 2016

pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis ( bendungan payudara) adalah jam 10.00 WIB mengkaji nyeri

PQRST dan mengobservasi payudara dengan respon subjektif pasien

mengatakan nyeri karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit,

nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk, nyeri pada payudara, skala nyeri 5,

nyeri datang hilang timbul. Skala pembengkakan payudara skore 4

(payudara keras, kencang dan terisi penuh) dan respon objektif yaitu

Page 54: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

44

pasien tampak meringis kesakitan saat payudara tersenggol atau ditekan,

payudara teraba keras, kencang dan terisi penuh, ASI yang keluar sedikit.

Jam 10.15 WIB memberikan kompres panas dan relaksasi nafas dalam

dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia dan mulai lebih

nyaman serta nyeri yang dirasakan berkurang. Respon objektif payudara

teraba keras dan kencang, skore pembengkakan payudara 3 ( payudara

keras tapi tidak terisi penuh).

Tindakan keperawatan yang dilakukanpada diagnosa keperawatan

ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan

( perawatan payudara) pada jam 11.00 WIB mengajarkan cara menyusui

dengan teknik yang benar dengan respon subjektif pasien mengatakan

mengerti dan respon objektif pasien tampak mencoba cara menyusui

dengan benar, bayi dapat menghisap putting susu ibu, bayi tampak rewel

saat menyusu. Jam 11.30 WIB memberikan informasi tentang teknik

memompa ASI dengan alat dengan respon subjektif pasien mengatakan

mengerti dan akan memompa ASI ketika payudara penuh dan respon

objektif pasien tampak mencoba dan ASI keluar sedikit.

Tindakan yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2016 pada

diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

( bendungan payudara)pada jam 15.00 WIB mengkaji nyeri PQRST dan

mengobservasi payudara dengan respon subjektif pasien mengatakan nyeri

karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit, nyeri terasa dan

bisa ditahan, nyeri pada payudara, skala nyeri 4, nyeri datang hilang

Page 55: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

45

timbul. Skala pembengkakan payudara skore 2 ( sedikit keras pada

payudara). Respon objektif pasien sudah tampak lebih rileks, payudara

teraba sedikit keras ASI keluar sedikit. Jam 15.30 WIB memberikan

kompres panas dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia dan

mengatakan nyeri berkurang dan respon objektif payudara teraba sedikit

keras tapi tidak terisi penuh, pasien tampak lebih nyaman. Jam 15.45 WIB

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan respon subjektif pasien

mengatakan bersedia melakukan relaksasi nafas dalam dan respon objektif

pasien tampak nafas dalam ketika merasakan nyeri.

Tindakan keperawatan yang dilakukanpada diagnosa keperawatan

ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan

( perawatan payudara) adalah jam 16.00 WIB mengajarkan teknik

memompa ASI dengan menggunakan alat dengan respon subjektif pasien

mengatakan mengerti dan mau memompa ASI jika ASI tidak keluar lancar

dan respon objektif pasien tampak memompa ASI secara mandiri. Jam

16.20 WIB memantau ketrampilan ibu dalam menempelkan bayi ke

putting susu dengan respon subjektif pasien mengatakan bisa

melakukannya dan respon objektif pasien melakukannya dengan benar dan

bayi dapat menghisap putting susu.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 11 Januari

2016 pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera biologis ( bendungan payudara)adalah jam 10.00 WIB mengkaji

nyeri PQRST dan mengobservasi payudara dengan respon subjektif pasien

Page 56: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

46

mengatakan nyeri karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit,

nyeri terasa dan bisa ditahan, nyeri pada payudara, skala nyeri 2, nyeri

datang hilang timbul. Skala pembengkakan payudara skore 1 ( lembut dan

tidak ada bendungan pada payudara). Respon objektif payudara teraba

lembut dan ibu mengerti cara mengosongkan payudara. Jam 10.30 WIB

memberikan kompres panas dengan respon subjektif pasien mengatakan

bersedia dan nyeri sudah berkurang dan respon objektif payudara teraba

lembut dan tidak terisi penuh.

Tindakan keperawatan yang dilakukanpada diagnosa keperawatan

ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan

( perawatan payudara) adalah jam 11.00 WIB memberikan perawatan

payudara (breast care) dengan respon subjektif pasien mengatakan

bersedia dan respon objektif pasien tampak rileks, ASI sudah keluar dan

payudara teraba lembut. Jam 11.30 WIB mengajarkan cara memompa ASI

dengan menggunakan alat dengan respon subjektif pasien mengatakan

mengerti dan respon objektif pasien tampak memompa ASI secara

mandiri, ASI sudah keluar lancar. Jam 11.45 WIB kolaborasi dengan

keluarga terkait perawatan payudara dengan respon subjektif pasien

mengatakan keluarga bersedia membantu klien dalam perawatan payudara

dan respon objektif keluarga tampak membantu klien dalam perwatan

payudara.

Page 57: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

47

E. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 9 Januari

2016 pada jam 14.00 WIB didapatkan hasil evaluasi dengan metode SOAP

pada diagnosa keperawatan pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis ( bendungan payudara). Subjektif pasien mengatakan

nyeri pada payudara dan merasa lebih nayaman setelah diberikan kompres

panas, nyeri karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit, nyeri

terasa seperti ditusuk- tusuk, nyeri pada payudara, skala nyeri 5, nyeri

datang hilang timbul. Skala pembengkakan payudara skore 4 (payudara

keras, kencang dan terisi penuh) namun setelah diberikan kompres panas

skore turun dari 4 menjadi 3 (payudara keras tapi tidak terisi penuh).

Objektif yaitu pasien tampak meringis kesakitan saat payudara tersenggol

atau ditekan, ASI keluar sedikit, payudara teraba keras dan kencang.

Analisa masalah belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan yaitu kaji

nyeri PQRST, observasi payudara, berikan kompres panas dan relaksasi

nafas dalam, kolaborasi dengan keluarga terkait perawatan payudara.

Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua yaitu

ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan

( perawatan payudara) pada jam 14.20 WIB didapatkan, subjektif yaitu

pasien mengatakan ASI keluar sedikit, mengerti cara memompa ASI

menggunakan alat jika payudara terisi penuh, serta paham cara menyusui

yang benar. Objektif yaitu pasien mampu menjelaskan dan

mempraktekkan cara menyusui dengan benar, ASI keluar sedikit. Analisa

Page 58: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

48

masalah belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan yaitu berikan

informasi teknik memompa ASI, pantau ketrampilan ibu menyusui

bayinya.

Tanggal 10 Januari 2016 pada jam 17.00 WIB didapatkan hasil

evaluasi dengan metode SOAP pada diagnosa keperawatan pertama yaitu

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ( bendungan

payudara). Subjektif pasien mengatakan nyeri berkurang, ASI keluar

sedikit, pasien merasa lebih nyaman setelah diberikan kompres panas,nyeri

karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit, nyeri terasa

seperti ditusuk- tusuk, nyeri pada payudara, skala nyeri 3, nyeri datang

hilang timbul. Skala pembengkakan payudara skore 2 (sedikit keras pada

payudara). Objektif yaitu payudara teraba sedikit keras, masih nyeri tapi

tidak begitu parah, pasien tampak lebih rileks. Analisa masalah teratasi

sebagian. Planning intervensi dilanjutkan dengan kaji nyeri PQRST,

observasi payudara, berikan kompres panas dan relaksasi, kolaborasi

dengan keluarga terkait perawatan payudara.

Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua yaitu

ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan

( perawatan payudara) pada jam 17.20 WIB didapatkan, subjektif pasien

mengatakan bisa melakukan menyusui dengan benar dan memompa ASI

menggunakan alat secara mandiri. Objektif yaiuti pasien mampu menyusui

bayinya dengan benar dan dapat memompa ASI secara mandiri, ASI

keluar sedikit. Analisa masalah teratasi sebagian. Planning intervensi

Page 59: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

49

dilanjutkan dengan berikan informasi teknik memompa ASI, pantau

ketrampilan ibu menyusui bayinya.

Tanggal 11 Januari 2016 pada jam 12.00 WIB didapatkan hasil

evaluasi dengan metode SOAP pada diagnosa keperawatan pertama yaitu

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ( bendungan

payudara). Subjektif pasien mengatakan nyeri berkurang, ASI sudah

keluar lancar, payudara tidak keras dan bengkak serta sudah mengetahui

cara melakukan perawatan payudara,nyeri karena payudara keras, bengkak

dan ASI keluar sedikit, nyeri bisa ditahan, nyeri pada payudara, skala nyeri

1, nyeri datang hilang timbul. Skala pembengkakan payudara skore 1

(payudara lembut dan tidak ada perubahan payudara). Objektif yaitu

payudara teraba lembut, ibu sudah mengerti cara mengosongkan payudara

apabila terisi penuh. Analisa masalah teratasi. Intervensi dihentikan.

Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua yaitu

ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan

( perawatan payudara) pada jam 12.20 WIB didapatkan, subjektif pasien

mengatakan sudah mengetahui cara menyusui yang benar dan sudah bisa

teknik memompa ASI menggunakan alat. Objektif yaiuti pasien mampu

memompa ASI secara mandiri, ASI keluar lancar. Analisa masalah

teratasi. Intervensi dihentikan.

Page 60: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

50

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas tentang “Pemberian Kompres Panas

Terhadap Intensitas Nyeri Pembengkakan Payudara pada Asuhan Keperawatan

Ny. L dengan Post Partum di Puskesmas Gajahan Surakarta”.Asuhan keperawatan

memfokuskan pada teori hierarki Maslow yang merupakan pemenuhan kebutuhan

dasar manusia melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana

keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian

Menurut Lyer (1998) dalam Nursalam (2009), pengkajian adalah tahap

awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data

yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan yang dilakukan

dengan menggunakan metode anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan

studi dokumentasi dengan mengamati keadaan pasien sehingga dapat

menentukan diagnosa keperawatan untuk mengatasi masalah klien.

(Dermawan, 2012).

Hasil pengkajian klien mengatakan ini kehamilan yang keempat.

Riwayat kehamilan saat ini pasien selama hamil memeriksakan

kandungannya sebanyak 6 kali ke bidan. Pada saat hamil pasien tidak

mengalami masalah kehamilan seperti mual dan muntah.Saat dilakukan

pemeriksaan payudara didapatkan hasil nyeri payudaraskala 6, nyeri

Page 61: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

51

bertambah saat payudara tersenggol atau saat menyusui. Nyeri merupakan

salah satu manifestasi klinis dari pembengkakan payudara,dimana payudara

akan terasa nyeri, panas, keras pada perabaan, tegang, bengkak yang terjadi

pada hari ketiga sampai hari kelima masa nifas dan hal ini bersifat fisiologis

(Saifuddin, 2002). Payudara tampak membesar dan bengkak,dimana

pembekakan payudara biasanya memuncak pada hari ketiga dan keempat

sesudah melahirkan, putting susu membesar, terdapat pigmentasi areola

berubah warna menjadi kehitaman, payudara teraba keras dan kencang serta

ASI yang keluar sedikit (Anggraini, 2010).

Menurut Bahiyatun (2009), bahwa statis pada pembuluh darah dan

limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intraduktal yang

mempengaruhi berbagai segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh

payudara meningkat. Hal tersebut juga bisa terjadi dikarenakan adanya

sumbatan pada saluran susu. Sumbatan pada payudara tersebut bisa terjadi

pada satu atau lebih duktus laktiferus.

Pengkajian yang didapatkan dari Ny.L bahwa pada pemeriksaan

abdomen didapatkan hasil involusi uterus belum kembali seperti semula,

fundus uterus 32 cm, kontraksi baik dan keras, posisi abdomen globuler

(membulat).Kontraksi usus mutlak diperlukan untuk mencegah perdarahan

dan pengembalian uterus ke bentuk normal. Kontraksi usus yang tidak kuat

dan terus menerus dapat menyebabkan terjadian atonia uteri yang dapat

mengganggu keselamatan ibu. Jika kontraksi uterus baik dan kuat

kemungkinan terjadinya perdarahan sangat kecil (Sumarah, 2009). Tinggi

Page 62: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

52

fundus uterus yang normal segera setelah persalinan kira-kira setinggi

umbilikus. Jika ibu tersebut sudah berkali-kali melahirkan atau jika bayinya

kembar atau besar, tinggi fundus uterus yang normal adalah diatas umbilikus

(Erawati, 2011).

Diastasis rektus abdominalis adalah 2/5 (2 jari ketika otot berkontraksi

dan 5 jari ketika otot relaksasi). Menurut Varney (2008), penentuan jumlah

diastasis rekti digunakan sebagai alat obyektif untuk mengevaluasi tonus otot

abdomen. Diastasis adalah derajat pemisahan otot rektus abdomen (rektus

abdominis). Pemisahan ini diukur dengan menggunakan lebar jari ketika otot-

otot abdomen kontraksi dan ketika otot-otot tersebut relaksasi.

Pengkajian pada Ny.L bahwa terdapat striae gravidarum di daerah

abdomen.Pelebaran dinding abdomen yang menyebabkan pembentukan

striae sejak trimester kedua kehamilan. Bentuknya berupa garis berwarna

merah muda atau ungu pada dinding abdomen disekitar mammae dan paha

bagian atas. Terjadi striae effluvium seperti itu disebabkan oleh renggangan

dinding abdomen akibat hamil dan faktor hormonal. Seperti striae

gravidarum, striae ini bersifat permanen, hanya warna gravidarum adalah

warna putih (Manuaba, 2010).

Pada pengkajian Ny.L didapatkan tanda homan negatif tidak ada nyeri.

Terdapat reflek patella, apabila reflek patella bernilai positif atau baik maka

menunjukkan sistem saraf di area ekstremitas bawah termasuk baik (Varney,

2008). Pemeriksaan tanda homan bertujuan untuk melihat ada tidaknya

thrombosis yang mengancam dari vena ekstremitas inferior. Nyeri yang

Page 63: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

53

terasa menandakan bahwa tanda homan positif, yang berarti terdapat

thrombosis pada vena profundus (Mutaqqin, 2008).

Pemeriksaan perineum dan genetalia didapatkan tidak ada edema pada

vagina, integritas kulit baik, masih ada perdarahan. Tidak dilakukan

episiotomi pada perineum.

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Menurut Carpenito (2000) dalam Nursalam (2009), diagnosa

keperawatan adalah suatu pernyataanyang menjelaskan respon manusia

(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok

dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan

intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,

membatasi, mencegah dan mengubah.

Berdasarkan data- data yang didapatkan penulis dari hasil pengkajian

pada tanggal 09 sampai 11 Januari 2016 pada Ny. L di puskesmas Gajahan

Surakarta dapat disimpulkan bahwa pasien mempunyai masalah keperawatan

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, ketidakefektifan

pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan (perawatan

payudara).

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (bendungan

payudara)

Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak

menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau

Page 64: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

54

potensial, atau digambarkan dengan istilah seperti ( international

association for study of pain) ; awitan yang tiba- tiba atau perlahan

dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat

diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan

(Herdman, 2012).

Batasan karakteristik subjektif antara lain mengungkapkan secara

verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat sedangkan batasan

karakteristik secara objektif antara lain posisi untuk menghindari nyeri,

perubahan tonus otot ( dengan rentang dari lemas tidak bertenaga sampai

kaku), respon autonomik (misalnya diaphoresis, perubahan tekanan

darah), pernafasan atau nadi (dilatasi pupil), perubahan selera makan,

perilaku distraksi (misalnya mondar- mandir, mencari orang atau

melakukan aktivitas berulang), perilaku ekspresif (misalnya gelisah,

merintih, menangis, kewaspadaan berlebihan, peka terhadap rangsang,

dan menghela nafas panjang), wajah topeng (nyeri), perilaku menjaga

atau sikap melindungi, focus menyempit (misalnya gangguan persepsi

waktu, gangguan proses piker, interaksi dengan orang lain atau

lingkungan menurun), bukti nyeri dapat diamati, berfokus pada diri

sendiri, gangguan tidur (mata terlihat sayu, gerakan tidak teratur atau

tidak menentu dan menyeringai) (Wilkinson, 2011).

Agen cidera biologis adalah sebuah penyakit menular atau racun

yang dapat digunkan dalam bioterisme atau perang biologi. Agen biologi

terdiri dari mikroorganisme (virus, bakteri dan jamur) dan organisme

Page 65: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

55

uniselular dan multiselular lainnya seperti parasit beserta racun yang

dihasilkannya. Agen biologi mampu mempengaruhi kondisi kesehatan

manusia dalam berbagai cara dari reaksi alergi yang umumnya ringan

sampai kepada kondisi medis yang serius bahkan kematian (Irianto,

2006).

2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang

pengetahuan ( perawatan payudara).

Diagnosa keperawatan ketidakefektifan pemberian ASI adalah

ketidakpuasan atau kesulitan ibu, bayi atau anak menjalani proses

pemberian ASI (NANDA, 2013).

Batasan karakteristik pada subjektif meliputi ketidakadekuatan

suplai ASI, bayi melengkung menyesuaikan diri dengan payudara, bayi

menangis dan rewel pada jam pertama setelah menyusu,

ketidakmampuan bayi untuk latch-on pada payudara ibu secara tepat,

menolak latching on, sedangkan respon objektif meliputi tidak responsive

terhadap kenyamanan lain, ketidakcukupan pengosongan setiap payudara

setelah menyusui, ketidakcukupan kesempatan untuk menghisap

payudara, kurang menambah berat badan bayi, tidak tampak tanda

pelepasan ositosin, tampak ketidakadekuatan asupan susu, luka putting

yang menetap setelah minggu pertama menyusui, penurunan berat badan

bayi secara terus menerus, tidak menghisap payudara terus menerus

(NANDA, 2013).

Page 66: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

56

C. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan adalah desain spesifik dari intervensi yang

disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil.Kriteria hasil

untuk diagnosa keperawatan mewakili status kesehatan klien yang dapat

diubah atau dipertahankan melalui rencana asuhan keperawatan yang mandiri,

sehingga dapat dibedakan antara diagnosis keperawatan dan masalah

kolaboratif (Nursalam, 2009).

Dalam kasus ini penulis melakukan intervensi sesuai dengan rumusan

masalah diatas selama 3 kali 24 jam dengan tujuan untuk mengetahui

keefektifan tindakan secara maksimal. Tujuan dari intervensi adalah suatu

sasaran atau maksud yang menggambarkan perubahan yang diinginkan pada

setiap kondisi atau perilaku klien dengan kriteria hasil yang diharapkan

perawat.

Kriteria hasil merupakan sasaran spesifik, langkah demi langkah pada

pencapaian tujuan dan menghilangkan penyebab untuk diagnosa

keperawatan. Suatu hasil merupakan perubahan status klien yang dapat

diukur dalam berespon terhadap asuhan keperawatan.Hasil adalah respon

yang diinginkan dari respon kondisi klien dalam dimensi fisiologis, sosial,

emosional, perkembangan atau spiritual.Pedoman penulisan kriteria hasil

berdasarkan SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Reasoanable, dan

Time).Spesific adalah berfokus pada klien.Measurable adalah dapat

diukur.Achievable adalah tujuan yang harus dicapai.Reasonable adalah tujuan

yang harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah.Time adalah batas

Page 67: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

57

pencapaian dalam waktu tertentu, harus jelas batasan waktunya (Dermawan,

2012).

Nyeri akut berhubungan agen cidera biologis (bendungan payudara).

Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

masalah nyeri (bendungan payudara) dapat teratasi dengan kriteria hasil :

nyeri berkurang dari skala 5 menjadi skala 1, pasien tidak tampak meringis

kesakitan, pasien mampu mengontrol nyeri dan tampak rileks, tanda vital

dalam batas normal, TD : 120/80 mmHg N : 60-100 x/menit RR : 16-24

x/menit S : 36,5-37°C .

Rencana keperawatan yang ditetapkan adalah kaji skala nyeri PQRST

dengan rasional untuk mengetahui skala nyeri pasien. Nyeri perlu dikaji

karena nyeri bersifat obyektif tidak ada dua individu yang mengalami nyeri

yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang menghasilkan respon atau

perasaan yang identik pada seorang individu (Potter dan Perry, 2005).

Observasi pembengkakan payudara yang rasionalnya untuk mengetahui

keadaan payudara. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional

untuk merilekskan otot ketika merasakan nyeri dan mampu merangsang tubuh

untuk mengeluarkan opoid endogen yang memiliki sifat mirip morfin

sehingga terbentuk sistem penekan nyeri yang akhirnya akan menyebabkan

penurunan intensitas nyeri.Berikan kompres panas dengan rasional untuk

mengurangi nyeri payudara, Kolaborasi dengan keluarga terkait perawatan

payudara pasien.

Page 68: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

58

Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang

pengetahuan ( perawatan payudara). Tujuannya adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah ketidakefektifan pemberian

ASI dapat teratasi dengan kriteria hasil : perlekatan bayi yang sesuai pada

payudara ibu, ibu tidak mengalami nyeri tekan pada payudara,

keberlangsungan pemberian ASI lancar serta ibu mengetahui tanda payudara

penuh.

Rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu pantau keterampilan

ibu dalam menempelkan bayi ke putting susu dengan rasional untuk

mengetahui apakan cara menyusui yang benar. Ajarkan cara menyusui yang

benar dengan rasional untuk mempermudah ibu menyusui bayinya. Berikan

informasi tentang teknik perawatan payudara dengan rasional agar ibu

mengerti cara perawatan payudara yang benar. Digunakan untuk

memperlancar pengeluaran ASI selama masa menyusui dikarenakan payudara

merupakan satu- satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok

bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Walyani, 2015).

Ajarkan cara memompa ASI dengan menggunakan alat dengan rasional untuk

mengeluarkan ASI agar tidak menjadi bendungan payudara. Kolaborasi

dengan keluarga terkait penyimpanan ASI setelah dipompa dengan rasional

agar ibu mengetahui cara menyimpan ASI dengan benar.

Page 69: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

59

D. Tindakan Keperawatan

Menurut Lyer (1996) dalam Nursalam ( 2009), implementasi adalah

pelaksanaan dari perencanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan

yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun

dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan

yang diharapkan.

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis tindakan yang

dilakukan antara lain mengkaji pola nyeri PQRST (Provoking,

Quality,Region, Scale, Timing). Provokingadalah faktor yang mempengaruhi

gawat/ tidaknya dan berat/ringannya nyeri. Quality adalah kualitas nyeri

tersebut ( nyeri tajam, tumoul, terbakar). Region adalah area penjalaran nyeri.

Scale adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri bisa diukur dengan skala

nyeri. Timing adalah durasi atau lama waktu serangan dan frekuensi

nyeri.Tujuan pengkajian PQRST adalah untuk mengetahui penyebab,

kualitas, lokasi, skala dan durasi terjadinya nyeri (Andarmoyo, 2013).

Memberikan posisi yang nyaman (semi fowler)yaitu posisi setengah

duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan 25-30

derajatdengan tujuan untuk mempertahankan kenyamanan, memfasilitasi

fungsi pernapasan klien serta dapat mengurangi rasa nyeri. Prosedurnya

bagian kepala tempat tidur dinaikkan 25-30 derajat, gunakan dua atau tiga

bantal untuk menopang kepala dan bahu, lutut dapat ditekuk sedikit dan

ditopang dengan bantal, bantal juga dapat diletakkan dibawah masing-

Page 70: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

60

masing lengan sebagai penopang, bantalan kaki mempertahankan kaki pada

posisinya (Safitri, 2011).

Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, merupakan suatu bentuk

asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien

bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi

secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan.

Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga

dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah

(Smeltzer & Bare, 2002).Dengan tujuan bahwa tindakan non analgetik

dengan sentuhan atau relaksasi dapat meringankan ketidaknyamanan

sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.

Melakukan tindakan kompres panas dengan suhu air 40°C dengan

tujuan mengurangi nyeri pada payudara. Kompres panas dapat meningkatkan

suhu kulit lokal, sirkulasi dan metabolisme jaringan.Kompres panas

mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri.Kompres panas

juga mengurangi respon “melawan atau menghindar” seperti dibuktikan

dengan gemetar dan berdiri bulu roma (Simkin dan Ruth, 2005). Kompres

panas juga dapat meredakan iskemia dan melancarkan pembuluh darah

sehingga meredakan nyeri dan mengurangi ketegangan serta meningkatkan

perasaan sejahtera (Bonde,2013). . Menurut Potter dan Perry (2006) dalam

Nengah dan Surinati (2013), Pemberian kompres panas menimbulkan efek

hangat serta efek stimulasi kutaneus berupa sentuhan. Efek ini dapat

menyebabkan terlepasnya endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus

Page 71: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

61

nyeri, Kompres panas juga akan menghasilkan efek fisiologis untuk tubuh

yaitu efek vasodilatasi, peningkatan metabolisme sel dan merelaksasikan otot

sehingga nyeri yang dirasa berkurang.

Pemberian kompres panas pada ibu post partumdengan nyeri

pembengkakan payudara ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nengah dan Surinati (2013) yang berjudul “Pengaruh pemberian kompres

panas terhadap intensitas nyeri pembengkakan payudara pada ibu post

partum di Puskesmas Daun Puri” selama 7 hari, hasil penelitian adalah

terdapat hubungan kompres panas terhadap penurunan intensitas nyeri

pembengkakan payudara serta dapat meningkatkan kelancaran pengeluaran

ASI.

Langkah dan prosedur pemberian kompres panas antara laininstrument

yang digunakan adalah tiga buah handuk ( dua handuk kecil untuk kompres

panas, satu handuk ukuran sedang untuk menutup dan mengeringkan

payudara yang sudah dikompres), air yang bersuhu 41 °C dalam waskom,

thermometer air dan stopwatch (Nengah dan Surinati, 2013).

Fase kerjanya, sebelum melakukan tindakan menjaga privasi klien

terlebih dahulu. Langkah yang pertama yaitu menyiapkan istrumen yang akan

digunakan, lalu membuka baju bagian atas pasien, lalu meletakkan handuk

ukuran sedang pada bahu untuk menutup bagian payudara. Langkah

selanjutnya melakukan kompres panas pada payudara pasien secara

bergantian. Cara mengompres, menggunakan handuk kecil yang sudah

dicelupkan ke dalam waskom yang berisi air panas lalu dikompreskan pada

Page 72: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

62

bagian payudara mulai dari pangkal payudara menuju putting susu, setelah itu

mengeringkan payudara dan merapikan pasien (Donald dan Susanne, 2014).

Diagnosa keperawatan yang kedua adalah ketidakefektifan pemberian

ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan (perawatan payudara).

tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain melakukan perawatan

payudara(breast care), perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk

merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk

memperlancarkan pengeluaran ASI (Walyani, 2015). Dengan tujuan untuk

melancarkan produksi ASI serta merangsang reflek oksitosin dan bisa

dilakukan sebelum menyusui.

Langkah dan prosedur melakukan perawatan payudara (breast care)

instrument yang digunakan adalah minyak kelapa ( Baby oil ), handuk bersih

dua buah, baskom dua buah (satu di isi air hangat satunya berisi air dingin),

kapas / kassa, bengkok, waslap dua buah.

Cara kerjanya, menempelkan/ mengompres putting ibu dengan kapas

/ kassa yang sudah diberi minyak kelapa ( baby oil ) selama ± 5 menit,

kemudian puting susu dibersihkan, melakukan pengurutan pada payudara,

melicinkan tangan dengan minyak/baby oil secukupnya, menempatkan kedua

tangan diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut kearah atas, terus ke

samping, kebawah, melintang sehingga tangan menyangga payudara

(mengangkat payudara) kemudian lepaskan tangan dari payudara,

menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian 3 jari tangan kanan

Page 73: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

63

membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara

berakhir pada putting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan.

Lakukan 2 kali gerakan pada setiap payudara, meyokong payudara kiri

dengan tangan kiri. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari

tangan sisi kelingking mengurut payudara kearah putting susu, gerakan

diulang sebanyak 30 kali untuk tiap payudara.

Telapak tangan kiri menopang payudara, tangan dikepalkan kemudian

buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai dari pangkal kearah putting

susu, gerakan ini di ulang sebanyak 30 kali untuk setiap payudara, selesai

pengurutan, kedua payudara dikompres dengan waslap hangat selama 2

menit, kemudian ganti dengan kompres waslap dingin selama 1 menit,

mengeringkan payudara dengan handuk kering dan pakaikan pakaian dalam

klien.

Mengajarkan teknik memompa ASI dengan menggunakan alat.

Breastpump atau pompa ASI adalah alat bantu yang digunakan ketika bayi

tidak bisa langsung menyusu ke ibu.Tujuannya untuk mengurangi bengkak,

sumbatan atau stasis ASI serta dapat merangsang pengeluaran ASI (Purwanti,

2008). Prosedur memompa ASI antara lain hangatkan payudara dengan

handuk basah yang hangat, pijat secara melingkar dari bagian luar payudara

ke dalam hindari bagian putting, peras dengan pompa yang dimiliki,berhenti

memeras saat payudara telah kosong dan terasa sakit pada putting

susu(Walyani, 2015).

Page 74: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

64

Memantau keterampilan ibu menempelkan putting susu ke mulut bayi

dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan ibu menyusui secara

mandiri.Prosedurnya bila dimulai dengan payudara kanan, letakkan kepala

bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap ke badan

ibu. Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kanan ibu

memegang pantat/paha bayi, sangga payudara kanan ibu dengan empat jari

tangan kiri, ibu jari diatasnya tetapi tidak menutupi bagian areola, sentuhlah

mulut bayi dengan putting payudara, tunggu sampai bayi membuka mulutnya

lebar. Masukkan putting payudara sampai ke areola(Walyani, 2015).

Kolaborasi dengan keluarga terkait perawatan payudara klien dengan

tujuan membantu klien dalam perawatan payudara. Dari aspek psikologis

kebahagiaan keluarga bertambah sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan

dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga (Walyani, 2015).

Pada kasus Ny.L pemeberian kompres panas dilakukan selama 3 hari

sebanyak 3 kali perhari masing-masing selama 10 menit sebelum

menyusui.Setelah dilakukan tindakan pemberian kompres panas pasien

mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada payudara dan skala nyeri

menurun dari skala 5 menjadi skala 1.

Page 75: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

65

E. Evaluasi Keperawatan

Menurut Dermawan (2012) evaluasi didefinisikan sebagai keputusan

dari efektivitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien

yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari

evaluasi antara lain untuk menentukan perkembangan kesehatan klien,

menilai efektivitas dan efisiensi tindakan keperawatan, mendapatkan umpan

balik dari respon klien dan sebagai tanggungjawab dan tanggung gugat dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Evaluasi keperawatan dengan menggunakan metode SOAP

(Subjektif,Objektif , Analisa, Planning).Subjektif berhubungan dengan

masalah sudut pandang pasien, ekspresi pasien mengenai keluhannya yang

dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan

diagnosa keperawatan. Objektif adalah hasil observasi, informasi kajian

teknologi ( hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG, USG, dll) serta

informasi dari keluarga. Analisa masalah atau diagnosa yang ditegakkan

berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan

atau disimpulkan.Planning adalah membuat rencana tindakan untuk

mengusahakan mencapai kondisi pasien sebaik mungkin atau menjaga

kesejahteraannya (Nursalam, 2009).

Tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari sudah dilakukan

sesuai dengan pengelolaan asuhan keperawatan.Hasil evaluasi yang sudah

didapatkan pada diagnosa keperawatan pertama nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis (bendungan payudara) sudah teratasi karena

Page 76: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

66

sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan.Kriteria hasil

yang diharapkan adalah pasien mampu mengontrol nyeri, pasien mengatakan

nyeri berkurang, pasien tidak meringis kesakitan menahan nyeri, skala nyeri

turun menjadi skala 1. Evaluasi diperoleh hasil sebagai berikut subjektif

pasien mengatakan nyeri karena pembengkakan payudara, quality pasien

mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk, regio nyeri pada payudara,

scale skala nyeri 1, time nyeri datang hilang timbul dan obyektif pasien

tampak nyaman dan rileks, pasien tidak tampak meringis kesakitan menahan

nyeri, payudara teraba lembut, ibu sudah mengerti cara mengosongkan

payudara apabila terisi penuh. Analisa masalah sudah teratasi.

Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua ketidakefektifan

pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan (perawatan

payudara) sudah teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil

yang diharapkan. Evaluasi didapatkan hasil sebagai berikut subjektif pasien

mengatakan ASI keluar sedikit, mengerti cara memompa ASI menggunakan

alat jika payudara terisi penuh, serta paham cara menyusui yang benar secara

mandiri. Objektif yaitu pasien mampu memompa ASI secara mandiri, ASI

keluar lancar .Analisa masalah sudah teratasi.

Page 77: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

67

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa

keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi

keperawatan tentang “Pemberian Kompres Panas Terhadap Intensitas Nyeri

Pembengkakan Pyudara pada Asuhan Keperawatan Pasien dengan Post

Partum di Puskesmas Gajahan Surakarta” dengan mengaplikasikan jurnal

tentang kompres panas terhadap penurunan intensitas nyeri pembengkakan

payudara pada post partum normal, maka dapat disimpulkan :

1. Pengkajian

Setelah penulis melakukan pengkajian pada Ny.L didapatkan data

pasien mengatakan nyeri karena pembengkakan payudara, quality nyeri

seperti ditusuk-tusuk, region nyeri pada payudara, scale skala nyeri 5,

time nyeri datang hilang timbul. Masalah keperawatan kedua pasien

mengatakan ASI keluar sedikit, bayi rewel dan menangis setelah

menyusui. Pasien juga belum mengerti cara melakukan perawatan

payudara dan cara menyusui bayi dengan benar

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus Ny.L adalah

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (bendungan

payudara), ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang

Page 78: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

68

pengetahuan, kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan

kognitif (perawatan payudara).

3. Rencana keperawatan

Perencanaan diagnosa keperawatan pertama nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (bendungan payudara) penulis

menyusun perencanaan antara lain kaji nyeri PQRST, berikan posisi yang

nyaman ( semi fowler). Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, berikan

kompres panas, kolaborasi dengan keluarga terkait perawatan payudara.

Perencanaan diagnosa keperawatan kedua ketidakefektifan

pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan antara lain

pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi ke putting susu,

ajarkan teknik breast care dengan rasional merawat dan melancarkan

produksi ASI, ajarkan cara menyusui yang benar, ajarkan cara memompa

ASI dengan menggunakan alat, kolaborasi dengan keluarga terkait

penyimpanan ASI.

Perencanaan diagnosa keperawatan ketiga , kurang pengetahuan

berhubungan dengan keterbatasan kognitif (perawatan payudara) penulis

menyusun perencanaan antara lain kaji tingkat pengetahuan pasien

tentang cara menyusui yang benar, jelaskan teknik menyusui yang benar,

jelaskan keuntungan teknik menyusui yang benar, ajarkan cara merawat

payudara.

Page 79: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

69

4. Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan yang sudah penulis lakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis (bendungan payudara) yaitu mengkaji status nyeri

PQRST, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberikan posisi

yang nyaman ( semi fowler), memberikan kompres panas. Untuk masalah

keperawatan yang kedua ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan

dengan kurang pengetahuan yaitu melakukan perawatan payudara (breast

care), mengajarkan cara menyusui yang benar, mengajarkan cara

memompa ASI dengan menggunakan alat. Untuk masalah keperawatan

ketiga kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

(perawatan payudara) yaitu memberikan pendidikan kesehatan terkait

perawatan payudara.

5. Evaluasi

Evaluasi yang didapatkan pada diagnosa keperawatan pertama

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (bendungan

payudara) teratasi, karena sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil

yang diharapkan yaitu skala nyeri turun menjadi skala 1, pasien tidak

tampak meringis kesakitan menahan nyeri, pasien tampak rileks dan

dapat mobilisasi secara mandiri.

Evaluasi yang didapatkan pada diagnosa keperawatan kedua kedua

ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang

pengetahuan teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil

Page 80: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

70

yang diharapkan yaitu pasien sudah mengetahui cara menyusui yang

benar dan sudah bisa teknik memompa ASI menggunakan alat, ASI

sudah keluar lancar.

Evaluasi yang didapatkan pada diagnosa keperawatan ketiga

kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

(perawatan payudara) teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan dan

kriteria hasil yang diharapkan yaitu pasien sudah mengetahui cara

melakukan perawatan payudara secara mandiri.

6. Analisa praktek jurnal

Setelah dilakukan pemberian kompres panas pada payudara Ny.L

didapatkan hasil bahawa kompres panas dapat menurunkan intensitas

nyeri yang semula skala 5 menjadi skala 1.

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan kompres panas dapat menjadi salah satu alternatif untuk

menurunkan intensitas nyeri pada pembengkakan payudara ibu dengan

post partum serta dapat memberikan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan kerja sama baik antara tim kesehatan lain maupun klien

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang

optimal.

Page 81: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

71

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan aplikasi berbasis riset ini dapat menjadi referensi bagi

institusi keperawatan dan dapat memberikan informasi dan meningkatkan

mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas sehingga dapat

menghasilkan perawat yang professional, terampil, dan bermutu dalam

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan ilmu

dan kode etik keperawatan.

3. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan informasi baru

yang bermanfaat tentang pemberian tindakan kompres panas terhadap

penurunan intensitas nyeri pembengkakan payudara pada ibu post

partum.

Page 82: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

72

DAFTAR PUSTAKA

AmbarwatidanWulandari. 2010. AsuhanKebidananNifas.Jogjakarta :NuhaMedika.

Andarmoyo. 2013. Konsepdan Proses KeperawatanNyeri. Jogjakarta. : Ar-Ruzz Media.

Anggraini. 2010. AsuhanKebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: PustakaRihama.

Bahiyatun . 2009. Buku Ajar KebidananNifas Normal. Jakarta : EGC.

Bobak .2010. Buku Ajar KeperawatanMaternitasEdisi 6. Jakarta : EGC.

Bonde, dkk .PengaruhKompresPanasTerhadapPenurunanDerajatNyeriHaidpadaSiswi SMA

dan SMK YadikanKopandakan II, (Online),

(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/3751,diakses 3

Desember 2015 jam 21.00).

Brayshaw . 2008. Senam HamildanNifas. Jakarta : EGC.

Chapman. 2006. AsuhanKebidananPersalinan&Kelahiran. Jakarta : EGC.

Depkes RI. 2011. ProfilKesehatan Indonesia. Jakarta: DitjenBinkesmas.

Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan :PenerapanKonsepdanKerangkaKerja.

Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Donald and Susanne. 2014. Breastfeeding Baby, (online),

(http:/search.proquest.com/docview/43023086, diakses 30 November 2015 jam

15.00 WIB).

Herdman. 2012. Nursing Diagnoses : Definition and Classification. John Wiley, inc. USA.

Terjemahan Sumawarti, M dan Subekti, N.B. 2012. Jakarta : EGC

Istichomah. 2007.

PengaruhTeknikPemberianKompresTerhadapPerubahanSkalaNyeriPadaKlienKont

usio Di RSUD Sleman. Skripsiditerbitkan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi

IlmuKesehatan Surya Global.

Judha, dkk. 2012. TeoriPengukuranNyeri “NyeriPersalinan”. Yogyakarta :

NuhaMedika.

Kusumastusti, P. 2008. Therapeutical Pool DenganModalital Air Hangat.

BagianRehabilitasiMedik FKUI-RSCM.

Mander . 2006. NyeriPersalinan( Pain in Chieldbearing and its Control). Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. PengantarKuliahObstetri. Jakarta : EGC.

Page 83: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

73

Mutaqqin. 2008. Buku Ajar

AsuhanKeperawatanKliendenganGangguanSistemPernapasan.Jakarta : Salemba

Medika.

Nanda. 2014. DiagnosaKeperawatanDefinisidanKlasifikasi 2012 – 2014. Jakarta : EGC.

NengahdanSurinati .2013.

PemberianKompresPanasTerhadapIntensitasNyeriPembengkakanPayudaraPadaIbu

Post Partum di Wilayah KerjaPuskesmasPembantuDauhPuri, (online).

Nursalam, 2009. KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan. Edisi 2.

Jakarta: SalembaMedika.

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta : EGC.

Rasdini, dkk. 2012. Back Masage dan Kompres Panas terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

Pada Lansia dengan Osteoarthritis, (online),

(http://www.jurnalkeperawatanbali.com/index.php/jurnal-keperawatan bali/arsip-

jurnal-keperawatan-bali/78-volume-5-nomor-2-desember-2012 back-massage.htm,

diakses 1 Desember 2015 jam 12.00 WIB.

Riksani. 2012. Keajaiban ASI (Air SusuIbu).Jakarta :DuniaSehat.

Rukiyah, dkk. 2009. AsuhanKebidanan II (Persalinan). Jakarta : Trans Info Media.

Saleha. 2009. AsuhanKebidananPada Masa Nifas. Jakarta :SalembaMedika.

Solehati, T dan Kosasih, C.E, 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan

Maternitas. PT Refika Aditama. Bandung

Simkindan Ruth. 2005. BukuSakuPersalinan. Jakarta : EGC.

Suherni,dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta :Fitramaya.

Sumarah, dkk. 2009. PerawatanIbuBersalin( AsuhanKebidananpadaIbuBersalin).Yogyakarta

: Fitramaya.

Uliyah.2008. KetrampilanDasarPraktikKlinikuntukKebidanan.Jakarta :SalembaMedika.

Ujiningtyas. 2009. AsuhanKeperawatanPersalinan Normal. Jakarta :SalembaMedika.

Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.L. 2008. Buku Ajar AsuhanKebidanan. Edisi 4. Jakarta:

ECG.

Walyani. 2015. AsuhanKebidanan Masa NifasdanMenyusui. Yogyakarta :PustakaBaru.

Waryana. 2010. GiziReproduksi. Yogyakarta :PustakaRihama.

Wheeler.2006. BukuSakuPranataldanPascapartum. Jakarta : EGC.

Page 84: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP INTENSITAS … · 3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Visual ... 4. Gambar 2.4 Skala Nyeri Oucher ..... 28 5. Gambar 2.5 Skala Nyeri Wong dan Baker

74

Wilkinson, Judith M. 2011. BukuSaku Diagnosis KeperawatanDenganDiagnosa NANDA,

Intervensi NIC danKriteriaHasil NOC. Edisi 9. BukuKedokteran. Jakarta : EGC.