Upload
kira-fee-al
View
1.420
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBERIAN PAKAN UNTUK MENGURANGI STRESS PANAS
Drs SV Rama Rao, D Nagalakshmi and VR Reddy. Feeding to Minimise Heat Stress. Poultry International Vol 41 No 7. June 2002.
Ayam pedaging dan petelur berproduksi kurang efisien selama cuaca panas. Meminimalkan gangguan
ini adalah dengan cara mengubah spesifikasi pakan dan praktek pemberian pakan. Unggas banyak
dihadapkan pada stress yang berasal dari berbagai sumber antara lain praktek manajemen, nutrisi
dan kondisi lingkungan. Pada pemeliharaan unggas di negara-negara tropis dimana suhu lingkungan
merupakan stressor utama dengan kisaran luas dari 5 sampai 35 - 43 oC untuk waktu yang lama. Suhu ideal pada broiler 10 - 22 oc untuk pencapaian berat badan optimum dan 15 - 27 oC untuk
efisiensi pakan.
Ayan petelur mampu berproduksi stabil pada kisaran suhu 10 - 30 oC. Di atas suhu 30 oC penampilan
berupa pertumbuhan, konsumsi, produksi telur, ukuran telur dan kualitas kerabang telur mulai terpengaruh. Ketidakseimbangan nutrisi bisa disebabkan oleh jeleknya kontrol kualitas dan
pengaturan pakan, bahan baku pakan dan bahan imbuhan pakan. Ditambah lagi, mikotoksin berkembang sangat cepat pada
kondisi panas dan lembab, menyebabkan kerugian produksi, menurunnya daya tahan tubuh dan
mortalitas tinggi. Penyimpangan dalam praktek manajemen yang rutin seperti pengobatan, vaksinasi, potong paruh dan
lain-lain juga bekontribusi terhadap stress. Pada sisi yang positif, nutrisionis dan manajer farm bisa
melakukan perubahan atas pakan dan praktek pemberian pakan untuk membantu mengurangi pengaruh
stress panas pada ayam pedaging dan petelur.
Enerji
Konsumsi enerji merupakan nutrisi penting yang membatasi penampilan unggas pada suhu tinggi.
Kebutuhan enerji untuk pemeliharaan tubuh menurun sekitar 30 kcal/hari sejalan dengan peningkatan
suhu di atas 21 oC. Meskipun kebutuhan enerji untuk pemeliharaan adalah lebih rendah pada suhu lebih
tinggi, tetapi kebanyakan enerji terbuang sebagai panas tubuh sehingga kebutuhan enerji absolut tidak
terpengaruh akibat stress panas.
Kandungan enerji pakan harus dimodifikasi yang memungkinkan pengurangan konsumsi selama suhu tinggi.
Konsumsi pakan berubah 1,72 % pada setiap variasi 1 oC dari suhu ambang antara 18 oC sampai 32 oC.
Penurunan menjadi lebih cepat (5 % untuk setiap 1 oC) apabila suhu meningkat ke 32 - 38 oC. Tindakan
untuk meningkatkan konsumsi pakan antara lain dengan penggunaan lemak dalam pakan. Konsumsi meningkat
di atas 17 % pada penambahan 5 % lemak pada unggas yang mengalami stress panas karena lemak
memperbaiki palatabilitas. Di samping itu, lemak memberikan tambahan kalori akibat menurunnya laju
pencernaan dan karenanya meningkatkan penggunaan nutrisi. Lemak atau minyak dengan lebih banyak
asam lemak jenuh lebih disukai untuk iklim panas lembab. Konsentrasi enerji harus ditingkatkan10 %
selama stress panas, sedangkan konsentrasi nutrisi lain juga ditingkatkan 25 %.
Protein
Kebutuhan protein dan asam amino terlepas dari suhu lingkungan sehingga karenanya stress panas tidak
mempengaruhi penampilan unggas sepanjang kebutuhan protein sudah terpenuhi. Meskipun demikian, stress
panas mengurangi konsumsi dan tingkat protein serta asam amino harus ditingkatkan apabila suhu lingkungan
di atas 30 oC. Pada suhu yang lebih tinggi, stress panas berpengaruh langsung terhadap produksi dan
karenanya tidak terlalu menguntungkan untuk meningkatkan kadar protein.
Keseimbangan asam amino dalam pakan memperkecil deposisi lemak dalam hati, yang meningkatkan jumlah
unggas yang bisa bertahan terhadap suhu panas. Jadi pakan rendah protein dengan asam amino kritis yang
seimbang (methionine dan lysine) lebih menguntungkan dibandingkan pemberian pakan tinggi kandungan protein
selama periode panas. Oksidasi atas kelebihan protein atau asam amino akan menghasilkan panas metabolik.
Kalsium dan Fosfor
Stress panas mengurangi ambilan kalsium dan konversi vitamin D3 menjadi bentuk metabolit aktifnya
1,25(OH)2D3 yang esensial untuk absorbsi dan penggunaan kalsium. Kebutuhan kalsium pada ayam petelur khususnya yang lebih tua akan meningkat pada lingkungan bersuhu tinggi. Untuk
menanggulangi
pengaruh ini, tambahan kalsium harus disediakan sebanyak 1 gram / ekor berupa grit kulit kerang, maupun
limestone. Suplementasi harus dilakukan di atas tingkat kalsium pakan yang normal (3,75 g/ekor/hari) yang direkomendasikan untuk ayam petelur.
Meskipun demikian kelebihan kalsium mengurangi konsumsi pakan akibat keterbatasan fisiologis yang
mempengaruhi selera makan atas kalsium. Di samping meningkatkan spesifikasi pakan, kalsium harus
disajikan terpisah sebagai pilihan bagi unggas. Hasil yang lebih baik diperoleh dengan memberikan sumber
kalsium pada siang hari. Ukuran minimum sumber kalsium yang mampu memperbaiki retensi gizzard adalah sekitar 1 mm.
Tingkat fosfor dalam pakan tidak boleh dilupakan karena kelebihan fosfor akan menghambat pelepasan
kalsium tulang dan pembentukan kalsium karbonat dalam kelenjar kerabang sehingga dapat mengurangi
kualitas kerabang telur.
Elektrolit / Unsur-unsur Penyangga
Penambahan 0,5 % sodium bikarbonat ke dalam pakan atau 0,3 - 1,0 % ammonium chloride atau sodium
zeolite dapat mengatasi alkalosis yang disebabkan oleh stress panas. Sodium bikarbonat memacu konsumsi
makan dan minum pada suhu lingkungan yang tinggi. Laju pertambahan berat badan dapat ditingkatkan
9 % dengan penambahan bahan kimia ini ke dalam pakan broiler yang mengalami stress panas.
Pengeluaran potassium melalui urine secara nyata lebih banyak pada suhu 35 oC dibandingkan pada
suhu 24 oC. Kebutuhan potassium meningkat dari 0,4 ke 0,6 % dengan kisaran suhu 25 oC sampai 38 oC.
Ambilan harian potassium 1,8 - 2,3 g dibutuhkan unggas untuk pertumbuhan berat badan yang maksimum
selama kondisi panas.
Sebagai kompensasi akibat menurunnya konsumsi pakan selama stress panas, kandungan elektrolit (sodium,
potassium dan chloride) yang diijinkan dapat ditingkatkan 1,5 % untuk setiap peningkatan suhu 1 oC di atas
20 oC. Elektrolit juga terdapat dalam air minum dan faktor ini perlu diperhitungkan. Kelebihan ambilan
elektrolit dapat menyebabkan kotoran basah. Potassium chloride dapat ditambahkan lewat air
minum (untuk memberikan 0,24 - 0,30 % K) tetapi harus menhindari ketidakseimbangan. Kelebihan
chloride diketahui menurunkan konsentrasi bikarbonat darah.
Selama stress panas, unggas mencoba mempertahankan suhu tubuh dengan meningkatkan pernapasan,
di antaranya evaporasi air metabolik yang akan meningkatkan kebutuhan air. Penambahan elektrolit (dan atau
vitamin C) ke dalam air dingin membantu meningkatkan konsumsi makan pada unggas yang mengalami stress panas.
Vitamin
Penambahan asam ascorbat (vitamin C), vitamin A, E, D3 dan thiamin dapat memperbaiki penampilan
unggas yang dipelihara pada suhu lebih tinggi. Meskipun demikian, kehilangan aktivitas vitamin dalam premiks
maupun pakan selama penyimpanan khususnya pada suhu tinggi merupakan perhatian utama dan kejadian
ini bisa menjelaskan hasil-hasil yang bertentangan atas pengaruh suplementasi vitaminselama stress panas. Suhu tinggi, kelembaban, sifat tengik dari lemak, mineral jarang dan
choline mempercepat denaturasi vitamin. Aktivitas vitamin dalam pakan dapat dipertahankan dengan
menggunakan antioksidan, vitamin dilapisi gelatin, kondisi penyimpanan yang tepat serta penambahan
choline dan mineral jarang terpisah dari vitamin.
Asam ascorbat sintetik berkurang pada suhu tinggi, menjadikannya esensial untuk suplementasi selama
musim panas. Vitamin membantu mengendalikan peningkatan suhu tubuh dan konsentrasi corticosterone
plasma. Juga memperbaiki kualitas kerabang telur dengan perannya dalam pembentukan matrix organik
kerabang. Selanjutnya melindungi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi mortalitas pada unggas
bertumbuh yang terinfeksi IBD pada suhu tinggi dengan melindungi organ-organ lymphoid danaktivitas thyroid. Suplementasi asam ascorbat (200 - 600 mg / kg pakan) memperbaiki
pertumbuhan, produksi telur, jumlah telur menetas, efisiensi pakan, berat telur, kualitas kerabang dan daya
hidup selama stress panas.
Vitamin E melindungi membran sel dan memacu sistem kekebalan tubuh sehingga suplementasi nutrisi akan
bermanfaat selama cuaca panas. Kematian yang disebabkan oleh infeksi E. coli secara nyata berkurang
dengan penambahan vitamin E ke dalam pakan.
Stress panas diketahui mengganggu konversi vitamin D3 menjadi bentuk metabolit aktif yaitu 1,25(OH)2D3,
sehingga tingkat ketersediaan dalam pakan harus disesuaikan selama periode suhu tinggi. Bentuk aktif dari
vitamin D3 terlibat dalam sintesa protein pengikat kalsium yang esensial untuk menjaga keseimbangan
kalsium dan fosfor.
Di atas suhu 32 oC, kebutuhan akan thiamin menjadi dua kali lipat dari tingkat normal pada suhu 21 oC.
Antibiotik dan Agen Chemoterapeutic
Sejumlah senyawa efektif mengurangi pengaruh merugikan terkait dengan hyperthermia meskipun
biayanya bisa menjadi penghalang. Senyawa antipiretic seperti asam salisilat dan aspirin mampu memperkecil kadar catecholamine dalam darah selama stress panas. Penampilan unggas yang
mengalami stress panas dapat ditingkatkan dengan penambahan magnesium aspartate, zinc sulphate,
diazepam, metyrapone atau clonidine dalam pakan. Aureomycin didapati mampu mengatasi stress
(pertumbuhan tertekan) yang disebabkan oleh pemasukan protein asing atau salmonella endotoksin meskipun cara ini belum cukup menguntungkan. Dari beberapa laporan diketahui asam asetilsalisilat (3 % dalam
pakan) meningkatkan laju pertumbuhan dan kualitas kerabang meskipun hasilnya tidak konsisten. Resinpine sebuah bentuk alkaloid
dari tanaman Rawolfia diketahui mampu mencegah kehilangan karbon dioksida sehingga keseimbangan asam
basa darah terjaga dari unggas yang dihadapkan pada suhu tinggi. Flunixin sejenis obat analgesik anti
pembengkakan diberikan dengan dosis 0,28 - 2,2 mg / kg berat badan per hari meningkatkan konsumsi
minum sebesar 150 - 300 ml / ekor/ hari. Senyawa antikoksidial seperti nicarbazine (pada dosis standar
125 mg/kg) meningkatkan mortalitas broiler di atas 90 % selama stress panas. Penambahan potassium
chloride ke dalam air minum dapat menetralisir pengaruh racun.
Perubahan Cara Pemberian Pakan
Pada kondisi panas dan lembab, pakan tidak boleh disimpan lebih dari seminggu.
Suhu tubuh unggas meningkat setelah mengkonsumsi pakan disebabkan oleh proses thermogenik dari
pencernaan dan metabolisme. Pada pemberian pagi, pengaruh thermogenik bersamaan dengan peningkatan
suhu lingkungan akan memperparah akibat stress panas. Pengaruh thermogenik berakhir setelah 8 - 10 jam
pada suhu 35 oC, dibandingkan hanya 2 jam pada 20 oC. Produksi panas metabolik 20 - 70 % lebih rendah
pada ayam lapar dibandingkan ayam setelah diberi makan. Selama cuaca panas, unggas harus dijauhkan
dari pakan sementara suhu meningkat dan mencapai puncaknya. Pemberian makan selama jam-jam awal
dan akhir dari hari terang akan membantu mengurangi kematian pada ayam broiler. Pemberian makan
berselang seling misalnya dengan penyediaan cahaya selama 30 menit disusul 3 jam gelap dapat mengurangi
aktivitas unggas (produksi panas) tetapi dibutuhkan 20 - 30 % luasan tempat makan dan minum yang lebih luas.
Pada ayam petelur, pemberian makan selama jam jam terakhir dari hari siang dapat mencukupi penyediaan
kalsium untuk kalsifikasi kerabang yang optimum.
Konsumsi pakan yang rendah merupakan penyebab utama dari penampilan yang rendah selama suhu tinggi. Praktek-praktek berikut ini dapat membantu meningkatkan konsumsi makan :
1. Makan pakan dalam bentuk basah2. Bentuk pakan crumble atau pellet
3. Pakan rendah kalsium dengan pilihan bebas sumber-sumber kalsium4. Pemberian pakan sering
5. Penambahan lemak atau molasses untuk meningkatkan palatabilitas pakan.
AYAM POTONG ,BROILER
Posted: Rabu, 28 April 2010 by Agus Achmad Firdaus in 0
AYAM POTONG (BROILER)Broiler ayam-ayam muda jantan atau betina yang umumnya bisa dipanen pada umur sekitar 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging. Sistem pemeliharaan dalam farm:1. All in all out system Program ini merupakan program yang praktis dan banyak digunakan oleh para peternak. All in all out system artinya hanya ada satu macam umur dalam farm dalam satu saat. Hal ini dimaksudkan untuk memotong siklus kehidupan penyakit dalam kandang sehingga pada periode berikutnya dimulai dengan grup kandang yang sehat karena tidak ada penularan penyakit dari ternak yang lama. 2. Multiple Brooding Sistem perkandangan yang terdiri dari berbagai jenis umur dalam satu periode produksi, untuk produksi yang berkesinambungan yang memenuhi permintaan pasar.Pemeliharaan fase starterPersiapan Kandang dan Perlengkapannya:Sebelum anak ayam tiba maka kandang harus sudah siap dan dalam mempersiapkan kandang untuk anak ayam broiler tidak berbeda dengan pemeliharaan DOC untuk ayam petelur. Tempat ransum bisa menggunakan bekas box pengiriman anak ayam atau baki dari plastik, sedangkan tempat minum bisa menggunakan tempat minum yang digantung tetapi ditempatkan sedikit diatas litter. Alat pemanas bisa menggunkan pemanas yang murah dan sederhana yang menggunakan bahan bakar minyak tanah.Ransum Starter (0-3 minggu)Untuk ayam broiler umur 0-3 minggu ransum yang biasa digunakan harus mengandung protein 23% dan energi metabolis 3200 kkal/kg (NRC,1984). Kandungan serat kasar lebih kecil sama dengan 7%, lemak lebih kecil sama dengan 8%, C sekitar 1% dan phosphor sekitar 0, 45 %.Pencegahan PenyakitUntuk memperoleh ternak ayam broiler yang sehat, selain harus memperhatikan kebersihan lingkungan juga perlu melakukan vaksinasi serta pemberian obat-obatan dan vitamin. Waktu pemberian vaksin sebaiknya sore hari, agar ayam mudah ditangkap dan vaksin tidak mati akibat terkena sinar matahari. Bila vaksin dicampur kedalam air minum, maka ayam harus dipuasakan dulu sekitar 2-3 jam sebelumnya.Pemeliharaan FinisherA. Kandang1. Sistem LitterDalam pemeliharaan Broiler, umumnya kita menggunakan sistim litter yaitu sistem yang lantainnya ditutup dengan bahan organik yang partikelnya berukuran kecil. Syarat-syarat bahan litter yang baik :a. Ringan b. Mempunyai partikel yang sedang.c. Daya serap yang tinggi.d. Lunak dan commpressibel.
e. Mempunyai nilai konduksi panas.f. Tidak mengisap air dari udara.g. Dapat digunakan untuk pupuk.Hal lain yang juga perlu diperhatikan yaitu ayam yang dipelihara dalam kandang sebaiknya tidak terlalu padat, karena bila terlalu padat umumnya kandang menjadi bau dan litter kondisinya basah. Kadar ammonia (NH3) akan cepat meningkat bila Ph liiter telah mencapai lebih besar sama dengan 8 sedangkan PH lebih kecil dari 7 maka ammonia yang terbentuk akan kecil. Upaya-upaya mengurangi bau dalam kandang dapat dilakukan dengan cara :1. Mengurangi kepadatan dalam kandang, 10-12 ekor/m2.2. Dengan mencampurkan superphosphat 1,09 kg/m22. Sistim CageKeuntungan dari pemeliharaan sitem cage, diantaranya :a. Lebih banyak ayam yang dapat dipelihara karena kandang dapat ditingkatkan.b. Penangkapan ayam lebih mudah pada saat akan dipasarkan dan memar dapat dikurangi.c. Biaya litter tidak ada.d. Penyakit coccidiocis dapat dikurangi.e. Pembersihan kandang dapat dikurangi.Dan kerugianya, diantaranya :a. Banyak terjadi brest blister (lepuh dada)b. Tulang dada banyak yang bengkokc. Tulang sayap biasanya rapuh,sehingga banyak terjadi kerusakan pada saat prosessing (afkir)d. Sering terjadi infeksi pada follicle bulu.B. Perlengkapan KandangPemeliharaan broiler pada umumnya digunakan sistem litter dan pada daerah-daerah tertentu digunakan sistem slat. Tempat makanan atau minuman yang digunakan sebagian petani ternak pada umumnya berbentuk bulat (hanging feeder atau waterer) yang digantung dilangit-langit kandang dengan kawat. Contoh : Seorang peternak, memelihara ayam broiler sebanyak 1000 ekor dengan kepadatan 10 ekor/m². berapa jumlah tempat makan atau minum yang diperlukan?Penjelasan : Bila tempat makanan (hanging feeder) yang digunakan garis tengahnya 35 cm, maka kelilingnya = 22/7 x 35 = 110 cm. bila tiap ekor memerlukan 5 cm, maka daya tampungnya tiap tempat makan = 110/5 = 22 ekor. Jadi untuk ayam 100 ekor memerlukan tempat pakan kurang lebih 45 buah. Tempat minum biasanya disediakan sekitar 2,5 sampai 3 cm/ekor. Tempat makanan atau minuman yang berbentuk trough umumnya sudah jarang digunakan dalam kandang sistam litter karena ransum mudah tercemari oleh kotoran dan ransum yang sudah tercemari biasanya dibuang sehingga menjadi tidak efisien. C. Ransum finisherPada periode finisher (umur 3-6 minggu), keadaan pertumbuhan dari ayam broiler mulai menurun, oleh karena itu protein dalam ransum biasanya diturunkan menjadi 20% (NRC,1994) sedangkan energi ransum, yang digunakan 3000-3200 kkal/kg. Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan pada broiler yaitu bentuk pellet, mash atau crumble.
Performan ayam broilera. PertumbuhanPertumbuhan merupakan manifestasi dari perubahan sel yang mengalami pertambahan jumlah sel (hyperplasia)dan pembesaran dari ukuran sel sendiri (hypertrophy). Pertumbuhan ini terjadi
sejak terjadinya pembuahan sel telur oleh spermatozoaPertumbuhan ayam broiler dimulai dengan perlahan-lahan kemudian berlangsung cepat sampai dicapai pertumbuhan maksimum setelah itu menurun kembali., akhirnya terhenti. Pertumbuhan yang paling cepat sejak menetas sampai umur 4-6 minggu kemudian mengalami penurunan, setelah itu terhenti sampai mencapai dewasa. Rata-rata pertumbuhan berat badan terus meningkat samapai mencapai umur 7 minngu, setelah itu terus menurun sampai mencapai umur 12 minggu. b. Konsumsi ransumAyam mengkonsumsi ramsum pertama-tama untuk memenuhi kebutuhan energinya sehingga sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan.Temperature lingkungan yang optimal untuk pemeliharaan broiler yaitu sekitar 18-21ºC. Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum yaitu bentuk fisik ransum. Dalam pemeliharaan ayam broiler tanpa pemisahaan jenis kelamin (straight run) dengan waktu pemelliharaan selama 5 minggu. Energi metabolisme 3000kkall/kg dan protein ransum 22%, ransum yang dihabiskan sekitar 2,5 kg /ekor serta berat badan yang dicapai berkisar antara 1,2-1,3 kg/ekor. c. Konversi ransumDidefinisikan sebagai banyaknya ransum yang dIhabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram pertambahan berat badan. Dengan angka konversi ransum yang rendah (kecil), artinya banyaknya ransum yang digunakan untuk menghasilkan 1 kg daging semakin sedikit atau sebaliknya.Pada minggu pertama angka konversi ransum ayam broiler sangat rendah selanjutnya akan meningkat pada minggu-minggu berikutnya sejalan dengan kecepatan pertumbuhannya.
Penanganan limbah-Pada ayam broiler yang dipelihara dalam kandang sistem litter, limbah yang dihasilkan yaitu berupa litter yang telah bercampur dengan kotoran. -Limbah dari pemeliharaan ayam broiler ini sangat baik digunakan sebagai pupuk tanaman terutama sayuran. Apabila kondisi da;am keadaan yang sangat basah (karena ayam uang dipelihara terlalu padat) dan kandang akan segera dipakai maka sebaiknya limbah ditempatkan ditempat yang khusus serta dibiarkan hingga kering.
AYAM POTONG ,BROILER
Posted: Rabu, 28 April 2010 by Agus Achmad Firdaus in 0
AYAM POTONG (BROILER)Broiler ayam-ayam muda jantan atau betina yang umumnya bisa dipanen pada umur sekitar 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging. Sistem pemeliharaan dalam farm:1. All in all out system Program ini merupakan program yang praktis dan banyak digunakan oleh para peternak. All in all out system artinya hanya ada satu macam umur dalam farm dalam satu saat. Hal ini dimaksudkan untuk memotong siklus kehidupan penyakit dalam kandang sehingga pada periode berikutnya dimulai dengan grup kandang yang sehat karena tidak ada penularan penyakit dari ternak yang lama. 2. Multiple Brooding Sistem perkandangan yang terdiri dari berbagai jenis umur dalam satu periode produksi, untuk produksi yang berkesinambungan yang memenuhi permintaan pasar.Pemeliharaan fase starterPersiapan Kandang dan Perlengkapannya:Sebelum anak ayam tiba maka kandang harus sudah siap dan dalam mempersiapkan kandang untuk anak ayam broiler tidak berbeda dengan pemeliharaan DOC untuk ayam petelur. Tempat ransum bisa menggunakan bekas box pengiriman anak ayam atau baki dari plastik, sedangkan tempat minum bisa menggunakan tempat minum yang digantung tetapi ditempatkan sedikit diatas litter. Alat pemanas bisa menggunkan pemanas yang murah dan sederhana yang menggunakan bahan bakar minyak tanah.Ransum Starter (0-3 minggu)Untuk ayam broiler umur 0-3 minggu ransum yang biasa digunakan harus mengandung protein 23% dan energi metabolis 3200 kkal/kg (NRC,1984). Kandungan serat kasar lebih kecil sama dengan 7%, lemak lebih kecil sama dengan 8%, C sekitar 1% dan phosphor sekitar 0, 45 %.Pencegahan PenyakitUntuk memperoleh ternak ayam broiler yang sehat, selain harus memperhatikan kebersihan lingkungan juga perlu melakukan vaksinasi serta pemberian obat-obatan dan vitamin. Waktu pemberian vaksin sebaiknya sore hari, agar ayam mudah ditangkap dan vaksin tidak mati akibat terkena sinar matahari. Bila vaksin dicampur kedalam air minum, maka ayam harus dipuasakan dulu sekitar 2-3 jam sebelumnya.Pemeliharaan FinisherA. Kandang1. Sistem LitterDalam pemeliharaan Broiler, umumnya kita menggunakan sistim litter yaitu sistem yang lantainnya ditutup dengan bahan organik yang partikelnya berukuran kecil. Syarat-syarat bahan litter yang baik :a. Ringan b. Mempunyai partikel yang sedang.c. Daya serap yang tinggi.d. Lunak dan commpressibel.
e. Mempunyai nilai konduksi panas.f. Tidak mengisap air dari udara.g. Dapat digunakan untuk pupuk.Hal lain yang juga perlu diperhatikan yaitu ayam yang dipelihara dalam kandang sebaiknya tidak terlalu padat, karena bila terlalu padat umumnya kandang menjadi bau dan litter kondisinya basah. Kadar ammonia (NH3) akan cepat meningkat bila Ph liiter telah mencapai lebih besar sama dengan 8 sedangkan PH lebih kecil dari 7 maka ammonia yang terbentuk akan kecil. Upaya-upaya mengurangi bau dalam kandang dapat dilakukan dengan cara :1. Mengurangi kepadatan dalam kandang, 10-12 ekor/m2.2. Dengan mencampurkan superphosphat 1,09 kg/m22. Sistim CageKeuntungan dari pemeliharaan sitem cage, diantaranya :a. Lebih banyak ayam yang dapat dipelihara karena kandang dapat ditingkatkan.b. Penangkapan ayam lebih mudah pada saat akan dipasarkan dan memar dapat dikurangi.c. Biaya litter tidak ada.d. Penyakit coccidiocis dapat dikurangi.e. Pembersihan kandang dapat dikurangi.Dan kerugianya, diantaranya :a. Banyak terjadi brest blister (lepuh dada)b. Tulang dada banyak yang bengkokc. Tulang sayap biasanya rapuh,sehingga banyak terjadi kerusakan pada saat prosessing (afkir)d. Sering terjadi infeksi pada follicle bulu.B. Perlengkapan KandangPemeliharaan broiler pada umumnya digunakan sistem litter dan pada daerah-daerah tertentu digunakan sistem slat. Tempat makanan atau minuman yang digunakan sebagian petani ternak pada umumnya berbentuk bulat (hanging feeder atau waterer) yang digantung dilangit-langit kandang dengan kawat. Contoh : Seorang peternak, memelihara ayam broiler sebanyak 1000 ekor dengan kepadatan 10 ekor/m². berapa jumlah tempat makan atau minum yang diperlukan?Penjelasan : Bila tempat makanan (hanging feeder) yang digunakan garis tengahnya 35 cm, maka kelilingnya = 22/7 x 35 = 110 cm. bila tiap ekor memerlukan 5 cm, maka daya tampungnya tiap tempat makan = 110/5 = 22 ekor. Jadi untuk ayam 100 ekor memerlukan tempat pakan kurang lebih 45 buah. Tempat minum biasanya disediakan sekitar 2,5 sampai 3 cm/ekor. Tempat makanan atau minuman yang berbentuk trough umumnya sudah jarang digunakan dalam kandang sistam litter karena ransum mudah tercemari oleh kotoran dan ransum yang sudah tercemari biasanya dibuang sehingga menjadi tidak efisien. C. Ransum finisherPada periode finisher (umur 3-6 minggu), keadaan pertumbuhan dari ayam broiler mulai menurun, oleh karena itu protein dalam ransum biasanya diturunkan menjadi 20% (NRC,1994) sedangkan energi ransum, yang digunakan 3000-3200 kkal/kg. Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan pada broiler yaitu bentuk pellet, mash atau crumble.
Performan ayam broilera. PertumbuhanPertumbuhan merupakan manifestasi dari perubahan sel yang mengalami pertambahan jumlah sel (hyperplasia)dan pembesaran dari ukuran sel sendiri (hypertrophy). Pertumbuhan ini terjadi
sejak terjadinya pembuahan sel telur oleh spermatozoaPertumbuhan ayam broiler dimulai dengan perlahan-lahan kemudian berlangsung cepat sampai dicapai pertumbuhan maksimum setelah itu menurun kembali., akhirnya terhenti. Pertumbuhan yang paling cepat sejak menetas sampai umur 4-6 minggu kemudian mengalami penurunan, setelah itu terhenti sampai mencapai dewasa. Rata-rata pertumbuhan berat badan terus meningkat samapai mencapai umur 7 minngu, setelah itu terus menurun sampai mencapai umur 12 minggu. b. Konsumsi ransumAyam mengkonsumsi ramsum pertama-tama untuk memenuhi kebutuhan energinya sehingga sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan.Temperature lingkungan yang optimal untuk pemeliharaan broiler yaitu sekitar 18-21ºC. Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum yaitu bentuk fisik ransum. Dalam pemeliharaan ayam broiler tanpa pemisahaan jenis kelamin (straight run) dengan waktu pemelliharaan selama 5 minggu. Energi metabolisme 3000kkall/kg dan protein ransum 22%, ransum yang dihabiskan sekitar 2,5 kg /ekor serta berat badan yang dicapai berkisar antara 1,2-1,3 kg/ekor. c. Konversi ransumDidefinisikan sebagai banyaknya ransum yang dIhabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram pertambahan berat badan. Dengan angka konversi ransum yang rendah (kecil), artinya banyaknya ransum yang digunakan untuk menghasilkan 1 kg daging semakin sedikit atau sebaliknya.Pada minggu pertama angka konversi ransum ayam broiler sangat rendah selanjutnya akan meningkat pada minggu-minggu berikutnya sejalan dengan kecepatan pertumbuhannya.
Penanganan limbah-Pada ayam broiler yang dipelihara dalam kandang sistem litter, limbah yang dihasilkan yaitu berupa litter yang telah bercampur dengan kotoran. -Limbah dari pemeliharaan ayam broiler ini sangat baik digunakan sebagai pupuk tanaman terutama sayuran. Apabila kondisi da;am keadaan yang sangat basah (karena ayam uang dipelihara terlalu padat) dan kandang akan segera dipakai maka sebaiknya limbah ditempatkan ditempat yang khusus serta dibiarkan hingga kering.
Vaksinasi
Posted: Rabu, 28 April 2010 by Agus Achmad Firdaus in 2
Vaksinasi
Penyimpanan vaksin 1. Di dalam almari pendingin/kulkas pada suhu 20 C - 80 C 2. Jika dibawa ke lapangan untuk vaksinasi harus dimasukan ke thermos/ice box diisi dengan es batu/ice pack yang cukup sehingga suhu tetap stabil dalam rantai dingin
Peralatan vaksinasi yg digunakan 1. Thermos/ice box diisi dg es batu/ice pack2. Suntikan (spuit) 1 ml, 3 ml disposible maupun non disposible3. Wearpack4. Sepatu boot5. Masker6. Sarung tangan karet
Handling/cara memegang unggasHarus dilakukan dengan benar sehingga tidak menyakiti unggas dan mempercepat proses vaksinasi Catatan : Tidak meninggalkan sisa sampah dari peralatan vaksinasi ; suntikan, sarung tangan, masker maupun sisa vaksin yg digunakan (botol vaksin)
Unggas yg divaksinUnggas yang akan divaksinasi harus benar-benar dalam keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak akan terjadi kematian dalam proses vaksinasi
Dosis vaksinasi
Ayam petelur :a. Umur 4 – 7 hari, dosis 0,2 ml/cc di bawah kulit (sub kutan) pada pangkal leherb. Umur 4 – 7 minggu, dosis 0,5 ml/cc di bawah kulit (sub kutan) pada pangkal leherc. Umur 12 minggu, dosis 0,5 ml/cc di bawah kulit (sub kutan) pada pangkal leher
Ayam petelur :Setiap 3 – 4 bulan diulang dengan dosis 0,5 ml/cc pada otot dada.
Ayam pedaging/broiler :Dilaksanakan pada umur 4 – 7 hari dgn. Dosis 0,2 ml/cc di bawah kulit pada pangkal leher
Unggas lainnya :Program vaksinasi untuk unggas lainnya, harus disesuaikan dengan umur dari unggas tersebut dan kita juga berhati-hati dalam memaksin burung kesayangan karena sangat sensitif terhadap jarum suntik dan dapat menimbulkan stress dan kematian yg mendadak