Pembuatan Amonia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Amonia

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN Latar BelakangAmonia (NH3) itu termasuk gas alkalin yang tidak berwarna, lebih ringan dari udara dan punya aroma khas yang nyengat. Amonia saat ini dijadikan bahan baku pupuk, abu soda, asam nitrat, nilon, plastik, pencelup, karet dan most of peledak.Pembuatan garam-garam amonia itu sudah dimulai sejak abad keempat Sebelum Masehi. Gas amonia pertama kali diproduksi dalam bentuk komponen murni thn 1774 oleh Priestly.Seiring berkembangnya zaman populasi penduduk semakin meningka, kebutuhan pangan juga meningkat. Pertanian dan perkebunan berkembang jadi bisnis yg menarik. Semua mulai meneliti banyak hal, segala-galanya yang intinya dapat meningkatkan hasil pertanian. Tahun 1840, orang-orang mulai tahu kalau nitrogen itu salah satu komponen penting dari pupuk mineral. dan amonia merupakan sumber nitrogen utama yang digunakan dalam pupuk mineral tersebut.Sintesis amonia langsung dari hidrogen dan nitrogen yang mempunyai skala komersial pertama kali dirintis oleh Haber dan Bosch tahun 1913 yaitu dengan kapasitas 30 metrik ton perhari di pabrik Badische Anilin und Soda Fabrik (BASF) di Ludwigshafen-Oppau Jerman. Proses tersebut menggunakan peralatan dengan kondisi operasi tekanan dan temperatur tinggi dengan katalis besi berpromotor yang sampai sekarang masih digunakan sebagai katalis sintesis amonia.Antara thn 1930-1950, penekanan pembuatan amonia ada pada bidang pembangkitan gas sintesis. Cadangan batubara di Eropa jadi bahan utama bagi pembuatan amonia saat itu. Industri pembuatan amonia di Amerika Utara juga bergantung sepenuhnya terhadap cadangan gas alam. Tahun 1963 merupakan tahun dimana teknologi terbesar dalam pembuatan amonia digunakan. Pabrik Monsanto oleh The MW Kellog Company menandai digunakannya kompresor sentrifugal yg terintegrasi penuh dengan sistem utilitas. Inovasi ini adalal batu loncatan ke arah pembangunan pabrik-pabrik amonia terintegrasi berskala besar (berkapasitas 907 1500 ton perhari) yang dibangun dimana-mana pada thn 1970. Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan atmosfer fasanya gas. Titik didih Amonia 33,35 oC, titik bekunya 77,7 oC, temperatur & tekanan kritiknya 133 oC & 1657 psi. Entalpi pembentukan (H), kkal/mol NH3(g) pd 0oC, -9,368; 25 oC, -11,04. Pada proses sintesis pd suhu 700-1000oF, akan dilepaskan panas sebesar 13 kkal/mol.

BAB IIPEMBAHASAN AmoniakRumus molekul amoniak adalah NH3 .Terlihat amoniak terbentuk dari gugus N dan H yang masing-masing dapat diperoleh dari H2 (Hidogen) dan N2 (Nitrogen). H2 adalah salah satu komponen gas synthesa yang diperoleh dari pemrosesan gas alam yang mengandung 80 95 % CH4 (Metan). Sedang N2 diperoleh dari udara yang mengandung 79% N2 dan 21% O2 dengan perbandingan molarnya 3:1. Amonia disintesis pake reaksi reversibel antara hidrogen dengan nitrogen. Reaksinya dibawah:

Amonia (NH3) merupakan senyawa komersil nitrogen yang paling penting. Ia diproduksi menggunakan proses Haber. Gas natural (metana, CH4) bereaksi dengan uap panas untuk memproduksi karbon dioksida dan gas hidrogen (H2) dalam proses dua langkah. Gas hidrogen dan gas nitrogen lantas direaksikan dalam proses Haber untuk memproduksi amonia. Amonia (NH3) itu termasuk gas alkalin yang tidak berwarna, lebih ringan dari udara dan punya aroma khas yang nyengat dapat dengan mudah dicairkan. Bahkan bentuk cair senyawa ini digunakan sebagai pupuk nitrogen. Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah di udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang penting ialah NaNO3 yang disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa nitrogen semakin banyak, misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses sintesis senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat penting. Metode yang utama adalah mereaksikan nitrogen dengan hidrogen membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain seperti asam nitrat dan garam nitrat.Sifat-sifat amonia

Massa jenis and fase0.6942 g/L, gas.[3]

Kelarutan dalam air89.9 g/100 ml pada 0 C.

Titik lebur-77.73C (195.42 K)

Temperatur autosulutan651C

Titik didih-33.34C (239.81 K)

Keasaman (pKa)9.25

Kebasaan (pKb)4.75

Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah :N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ; Delta H = -92,4kJ Pada 25oC ; Kp = 6,2105Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen.Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500 derajat celcius dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Dewasa ini, seiring dengan kemajuan teknologi, digunakan tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi (dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia diberikan pada Gambar berikut:

Skema pembuatan amonia menurut proses Haber-Bosch

Tabel : Kondisi Optimum Pembuatan NH3NoFaktorReaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H= -924 kJKondisi Optimum

1.Suhu1. Reaksi bersifat eksoterm2. Suhu rendah akan menggeser kesetimbangan kekanan.3. Kendala:Reaksi berjalan lambat400-600oC

2.Tekanan1. Jumlah mol pereaksi lebih besar dibanding dengan jumlah mol produk.2. Memperbesar tekanan akan menggeser kesetimbangan kekanan.3. Kendala Tekanan sistem dibatasi oleh kemampuan alat dan faktor keselamatan.150-300 atm

3.KonsentrasiPengambilan NH3 secara terus menerus akan menggeser kesetimbangan kearah kanan_

4.KatalisKatalis tidak menggeser kesetimbangan kekanan, tetapi mempercepat laju reaksi secara keseluruhanFe dengan campuran Al2O3 KOH dan garam lainnya

Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya reaksi kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies yang bereaksi atau dengan kata lain katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme suatu reaksi yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan energi aktivasi lebih rendah menyebabkan maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan energi aktivasi sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah sehingga laju meningkat. Prosses Pabrik Amonia.Reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses pembuatan NH3 dan CO2 adalah sebagai berikut:

KatalisatorKatalisator adalah suatu senyawa yang berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi kimia. Secara fisik katalisator tidak berubah bentuk walaupun terlibat dalam suatu reaksi kimia. Dari bentuknya katalisator di pabrik Amoniak sebagian besar berbentuk padatan. Hanya DEA (Dietanol Amione) yang berbentuk cairan.Katalisator yang dalam bentuk padatan ini disuplai dari pembuatnya dalam kondisi masih teroksidasi. Untuk mengaktifkanya katalisator harus terlebih dahulu direduksi (penurunan bilangan oksida) menggunakan pereduksi H2 dan CO2, akan tetapi yang umum dipakai adalah H2 karena kenaikan temperatur yang dihasilkan dari aktifasi/reduksi katalis masih dapat dikendalikan dibandingkan bila menggunakan CO sebagai pereduksi.Berikut adalah salah satu contoh reaksi reduksi katalis Fe3O4 dengan H2 :3Fe2O3 + H2 2Fe3O4 +H2O + PanasKatalisator yang aktif (tereduksi) bila terkena udara ( O2 ) akan bereaksi dengan cepat dan menghasilkan panas yang besar (pyrophoric) dan sulit dikendalikan, oleh karena itu katalisator baru selalu disuplai oleh penjual dalam bentuk teroksidasi agar pada saat dibuka drumnya ketika akan dimasukkan ke dalam reaktor tidak bereaksi dengan udara.Untuk menjaga katalisator tetap tinggi aktifitasnya maka beberapa beberapa racun katalis berikut harus dipastikan tidak masuk ke dalam sistem reaksi : Sulfur Carbon CL- PhospatKhusus untuk katalis synthesa amoniak disamping racun-racun diatas berikut racun-racun lainnya yang dapat menurunkan aktifitas katalis : CO CO2 H2O

Berikut ini adalah gambar proses pembuatan ammonia:

Tiga tahap dalam penyiapan gas synthesa.

Desulfurisasi.Gas alam pada umumnya mengandung sulfur dalam bentuk H2S / Sulfur Anorganik dan Sulfur Organik seperti mercaptan yang rumus molekulnya RS. Kadar sulfur anorganiknya di dalam gas alam yang diterima industri pupuk adalah relatif kecil yaitu berkisar 0,18 -0.3 ppm sedang sulfur organiknya relative tidak ada.Kadar sulfur dalam gas alam yang diijinkan untuk memasuki Primary Reformer maksimum adalah 0,1 ppm. Untuk menyerap sulfur dari gas yang dari gas alam digunakan ZnO sebagai adsorbent ini bukan katalis, lihat reaksi no 1.Keberhasilan adsorbsi sulfur anorganik praktis diadsorbsi pada temperatur yang lebih rendah (200-250oC) dibandingkan dengan sulfur organik (250-400oC).

Kondisi operasi di Desulfurisasi: Pressure : 35-40 kg/cm2G Temperature Inlet : 350-400oC Temperature Outlet : 330-380oC Primary Reformer.Ke dalam Primary Reformer dimasukan Steam bersama gas alam yang keluar dari Desulfurisasi. Sebelum bertemu katalis yang berada dalam tube yang dipanasi secara radiasi oleh burner-burner (seperti burner pada kompor gas), campuran steam dan gas terlebih dahulu dipanasi hingga temperatur reaksi 530-650oC. Hal ini sesuai dengan jenis reaksinya yang endotermis. Disamping reaksi reforming, reaksi shift juga terjadi di Primary Reformer seperti pada reaksi no. 2 dan no. 3.Untuk menjamin bahwa reaksi berjalan sesempurna mungkin rasio steam terhadap carbon yang ada dalam gas alam (S/C) dijaga sekitar 3,1-4 (mol/mol)Kondisi operasi Primary Reformer : Pressure : 35 40 kg/cm2G Temperature Inlet : 530 650oC Temperature Outlet : 770 811oC Kadar CH4 Outle : 9 16 % berat Kadar CO Outlet : 8 9 % berat Kadar H2 Outlet : 65 70 % berat. Scondary Reformer.Pada dasarnya Scondary Reformer berfunggsi untuk menyempurnakan reaksi reforming yang telah terjadi di Primery Reforming. Kalau Primery Reformer sumber panas untuk reaksi reforming yang endotermis disuplay oleh burner-burner yang memberikan panasnya secara radiasi, maka sumber panas di Scondary Reformer disuplay oleh udara yang dimasukkan ke Scondary Reformer menggunakan kompresor udara.Reaksi pembakaran O2 dari udara dengan H2 hasil reaksi reforming di Primary Reformer :O2 + H2 H2O + Panas ( exothermic)Akan menghasilkan panas yang akan dipakai oleh reaksi reforming Scondary Reformer. Campuran hasil reaksi di Scondery Reformer ini akan menyisakan N2 yang praktis tidak/belum bereaksi dengan H2 dan campuran gas lainnya. N2 akan bereaksi dengan H2 nantinya di Converter Amoniak setelah menjalani berbagai proses pemurnian berikutnya.Kondisi operasi di Scondary Reformer : Pressure : 35-40 kg/cm2G Temperature Inlet : 520-560oC Temperature Outlet : 950-1050oC CH4 Outlet : 0,2-1,0 % berat CO Outlet : 10-13 % berat H2 Outlet : 54-56 % berat

Tiga tahap proses pemurnian gas synthesaCO Shift dibagi dalam dua tahap yaitu :1. CO Shift Temperatur Tinggi / High Temperature Shift (HTS)2. CO Shift Temperatur Rendah / Low Temperature Shift (LTS)Tujuan Reaksi shift adalah untuk menyempurnakan pembentukan H2 seperti telah dilakukan pada reaksi reforming dengan mereakasikan CO dengan H2O menjadi H2 dan CO2 seperti telah dituliskan pada reaksi no. 3 di atas dan untuk mengurangi CO yang terbentuk di Reformer yang merupakan racun bagi katalisator amoniak.Pada tahap HTS dimana reaksi masih jauh dari kesetimbangan kimia maka reaksi dilaksanakan pada temperature tinggi (360oC). Sedang pada LTS dimana reaksi sudah berada pada kesetimbangan, penurunan temperature reaksi (210oC) akan menggeser kesetimbangan ke kanan atau kearah terbentuknya H2. Dengan demikian LTS akan menyempurnakan reaksi yang eksotermis ini ke arah produk.Kondisi operasi HTS : Pressure : 35-40 kg/cm2G Temperature Inlat : 340-380 oC Temperature Outlet : 420 440 oC CO Inlet : 12-14,5 % berat CO Outlet : 2,5-4,5 % berat.

Kondisi operasi LTS : Pressure : 35-40 kg/cm2G Temperature Inlet : 190-210 oC Temperature Outlet : 220-240 oC CO Inlet : 2,5-4,5 % berat CO Outlet : 0,2-0,4 % berat CO2 Outlet : 16-18 % berat CO2 RemovalSetelah CO diturunkan sampai kadar terendah, selanjutnya CO2 diturunkan hingga 0,1 % berat (1000 ppm). Penurunan CO2 dilakukan dengan cara absorbsi oleh larutan K2CO3 ( karbonat) yang konsentraasinya 25-30 % berat di dalam sebuah menara Absprber.Gas Synthesa yang mengandung 16%-18% berat CO2 dipertemukan dengan larutan karbonat yang mengalir dari atas ke bawah sedang gas mengalir dari bawah ke atas. Selanjutnya dalam pertemuan keduanya, CO2 diserap oleh larutan karbonat sesuai reaksi no.5. Untuk meningkatkan efektifitas penyerapan oleh K2CO3 diberikan juga Dietanol Amine (DEA) dengan konsentrasi 2,5-3 % berat.Di Absorber penyerapan dilakukan dalam dua tahap. Absorbsi di bagian bawah absorber dilakukan dengan larutan karbonat yang bertemperature 65-117 oC, sedang absorbsi berikutnya dilakukan di bagian atas Absorber dengan larutan Karbonat bertemperature 65-70 oC. Tujuan tahapan absorbsi ini adalah untuk meningkatkan penyerapan CO2.Penyerapan CO2 di menara Absorber berlangsung dengan kondisi : Pressure : 27-35 kg/cm2G Temperatur Gas Inlet : 100-130 oC Temperatur Gas Outlet : 65-70 oC Temperature Larutan Karbonat inlet : Ke Top menara : 65-70 oC Ke Middle Menara : 115-117 oC CO2 Inlet : 16-18 % berat CO2 Outlet : 0,04-0,1 % berat.Sebagian besar K2CO3 dalam larutan Karbonat yang telah banyak menyerap CO2 (Rich Solution) berubah menjadi KHCO3 seperti terlihat pada reaksi no. 5. Selanjutnya KHCO3 ini harus kembali diubah menjadi K2CO3 agar bisa disirkulasikan ke Absorber untuk menyerap CO2. Hal ini dilakukan di Menara Regenerator dan reaksi yang tejadi adalah reaksi pada no 6.Dari Absorber yang bertekanan 27-35 kg/cm2G larutan Karbonat (Rich Solution) dikirim ke regenarator yang tekanan operasinya 0,4-0,8 kg/cm2G. Penurunan pressure yang cukup besar ini akan menggeser kesetimbangan reaksi no. 6 ke kanan atau ke arah pelepasan CO2 dan pembentuan K2CO3.Di samping dengan penurunan tekanan, pelepasan CO2 dari larutan karbonat (Rich Solution) juga dibantu dengan pemberian panas yang disuplay dari steam yang masuk dan dibangkitkan di Reboiler-reboiler yang terletak di bagian bawah Regenator.Kondisi operasi Regenarator : Pressure : 0,4-0,8 kg/cm2G Temberature Bottom : 120-130 oCLarutan Karbonat yang telah bebas CO2 ( Lean Solution) ini kemudian dikirim kembali ke Absorber, sedangkan CO2 yang keluar dari Regenarator dikirim ke Pabrik Urea. MetanasiSetelah keluar dari CO2 Removal gas synthesa masih mengandung 0,3 % CO dan 0,1 % CO2 yang harus dikurangi lagi kadarnya hingga total CO+CO2 maksimum 10 ppm. Pada dasarnya reaksi metanasi yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi reforming, seperti reaksi no.4.Kondisi operasi Metanasi : Pressure : 25-30 kg/cm2G Temperature Inleet : 280-310 oC Temperature Outlet : 320-340 oC Synthesis Loop dan Refrigerasi.Di dalam Synthesis loop ini terdapat converter amoniak yang berfungsi mereaksikan N2 dengan H2 untuk membentuk Amoniak /NH3. Gas synthesa dengan kadar CO+CO2 maksimum 10 ppm sebelum dimasukkan ke Synthesis loop dinaikkan tekanannya terlebih dahulu ke 130-210 kg/cm2G menggunakan kompressor Synthesis Gas.Yang perlu diperhatikan adalah rasio H2/N2 dijaga 3 atau sedikit dibawah dari 3. Hal ini penting dipertahankan agar reaksi pembentukan amoniak berjalan maksimal. Pangaturan Ratio ini dilakukan dengan mengatur laju udara yang dimasukkan ke Scondary Reformer.Reaksi pembentukan amoniak ini berlangsung pada temperature inlet Converter 270 oC dan temperature 530 oC. Dengan temperature setinggi ini, maka amoniak yang terbentuk mustahil diperoleh dalam keadan cair. Untuk itu gas keluar Converter harus terlebih dahulu menjalani pendinginan hingga temperature 6 (-5)oC. Pendinginan ke temperature ini dilakukan dengan cara,melakukan pertukaran panas antara gas masuk dengan Converter dengan gas keluar Converter, pembangkitan steam dan pemanasan air umpan boiler (BFW), pendinginan dengan menggunakan air pendingin ( cooling water ) serta yang utama adalah pendinginan menggunakan refrigerasi.Gas yang telah didinginkan,karena masih mengandung H2 dan N2 yang tidak bereaksi, gas dicampur dengan gas dari metanasi dikembalikan ke Converter amoniak. Sistem ini akhirnya merupakan sebuah Loop atau siklue Amoniak.Di dalam Loop ini juga ada gas-gas yang benar-benar tidak bereaksi yang disebut inert, yaitu CH4 yang berasal dari Metanasi dan Argon (Ar) yang berasal dari udara yang dimasukkan ke Scondary Reformer. Inert ini konsentrasinya harus dijaga sekitar 7-11 % berat agar reaksi pembentukan amoniak berlangsung maksimal.Adapun gas dari metanasi yang mengandung CO, CO2 dan H2O sebelum masuk ke dalam synthesis Loop dipertemukan terlebih dahulu dengan gas keluar Converter yang sudah didinginkan dan mengandung amoniak cair. Tujuannya adalah agar CO, CO2 dan H2O yang ada dalam gas dari Metanasi (make up gas) dapat larut dalam amoniak cair dan terbawa ke refrigerasi, tidak ke inlet Converter amoniak.Kondisi Operasi Converter : Pressure : 230-210 kg/cm2G Temperature Inlet : 250-270 oC Temperature Outlet : 480-530 oC NH3 Inlet : 1,5-5 % berat NH3 Outlet : 13-20 % berat. RefrigerasiProduk amoniak cair dengan temperature 6 oC (-5) oC ini selanjutnya dikirim ke Refrigerasi untuk dimurnikan dari H2, N2, CO, CO2, H2O dan inert yang terlarut dalam amoniak cair dan didinginkan hingga temperature -31 oC. Pemurnian dilakukan dengan jalan menurunkan tekanannya dari 130-210 kg/cm2G menjadi 17 kg/cm2G. Dengan jalan ini kelarutan gas-gas tersebut diatas akan turun dan gas-gas akan lepas dari amoniak cair.Refrigerasi ini seperti layaknya sebuah lemari es dilengkapi dengan kompresor refrigerant. Kompressor ini berfungsi untuk menaikkan pressure uap amoniak agar mudah dicairkan menggunakan air pendingin. Amoniak cair ini selanjutnya dikirim ke penukar panas yang ada di synthesa loop yang dipakai untuk mendinginkan gas keluar Converter amoniak dan mencairkan amoniak yang terdapat dalam gas keluar Converter. Pendinginan ini mampu membuat amoniak cair keluar loop bertemperature 6-(-5oC).Uap penukar panas yang keluar dari penukar panas diatas yang merukajan hasil dari peristiwa pertukaaran panasdikirim ke Kompresor refrigeransi. Begitu pula dengan amoniak cair dari hasil pemurnian.Selanjutnya amoniak cair yang panas (25oC) yang merupakan hasil kondensasi uap amoniak keluar kompressor/discharge dikirim ke pabrik Urea. Sedangkan amoniak cair yang dingin (-31 oC)dari bagian suction komperssor dikirim ke Storage Amoniak.Demikian proses pembuatan amoniak dan karbondioksida sebagai bahan baku pembuatan Industri Pupuk Urea. Nilai pH AmoniaNilai pH atau potentiometric hydrogen pada dasarnya merupakan indikator untuk mengukur kadar keasaman suatu larutan. Nilai pH suatu larutan diukur dalam skala logaritmik dengan nilai 0,0 sebagai ukuran paling asam dan 14,0 sebagai nilai paling basa. Larutan dengan pH 7,0 dianggap sebagai larutan netral. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah suatu larutan asam, basa, atau netral, nilai pH larutan tersebut harus diketahui.Saat mengukur nilai pH suatu larutan, pada dasarnya kita menghitung jumlah ion hidrogen (H +) dan ion hidroksil (OH-) yang terdapat dalam sampel. Peningkatan ion hidrogen berarti larutan akan semakin asam, sementara pengurangan ion hidrogen (H +) dan penambahan ion hidroksil (OH-) akan membuat larutan semakin basa. pH amonia sekitar 11,5 yang artinya bersifat basa.Amonia memiliki kemampuan menetralisir asam dan saat dilarutkan dalam air akan membentuk amonium bermuatan positif (NH4 +) dan ion hidroksida bermuatan negatif (OH-). Manfaat & Kegunaan AmoniaAmonia umum digunakan sebagai bahan pembuat obat-obatan. Amonia yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk membersihkan berbagai perkakas rumah tangga. Zat ini juga digunakan sebagai campuran pembuat pupuk untuk menyediakan unsur nitrogen bagi tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

http://bumbata.com/18207/amonia-sifat-kimia-ph-dan-kegunaannya/#ixzz29SUQyTzKKimia SMU Kelas XI

14