17
tinggj r ere bahmr yng berbentuk larutan atcnr tap. %kt bpi dbmt & bahan yang merlgcrm&ng Ambon hik oqpik maupm anorganik T e m p ~ l n g kikpm bisa diwb bahm alternatii pembuatan briket kurem mengcarhmg unsvr Aarbm yang alpat bimaqfiktkan sebqp sumber energi atau bahan baitar. hh pembuatan briket, polietilen Jvrnsat berperan a hf sebagai perekat (binder) dimana polietilen dlpMt memmbah mkai hlor &n titik npla Pembuatan briht tempunntg kkp dangrrm pemmhdanpolietikn png dihhkm peneIitian ini ~(71-tu denp pengempan panas &n pms?spiroIisis. Penelitian ini hem@ untuk mengembtmgkan potenntenn Iinbah tempmng ke+ dan pbetilen men@ brik yang berkditas, sehiqga bisa diwb sew bohnn bakar &matif dm menmtuh nilai kah &sr titik np&a thri Wkt po&1 ber- M s i peroobaan V-I pemobaan ~ a s i ~ arjalal, tempmtw ~tba#r : 350. 400,450 C, srr6a kmpmb h k poIietilen 5. 10, 15 % bemL Haril pc~tlitim dipcrokh - * mkai hlor a&m 6197.714 - 7344.185 kddgrant, Wl terbaik beta& prda t - pidisis 33H) "C dim komps~si polietiien 15 %berut dengun nilai huh sebesur 7344. I85 hdwi/gram &n mtd Quick Point dengan mmgpmh ktmtpresw paobrr waktu 23 mcmmcmt wan tmperatur setting 230 "C &n tempralnr a d i s i s 251 "C. lk m##.a&md? couniry, Iik Idmcsia aunw ld 61 C,~6ddi%iuI wnar w M is mt yet 4)r aor#w Ma 4h MI1 limited to ; ; - : x; k.~ . 3 . 4 .i

Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

PEMBUATAN BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENAMBAHAN POLIETILEN

Ronny Kurniawan , Carlos Holmes LT, Rachmat Muttaqien Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi ~asion;?

Abstrak Negaru beriklim t@s seperti Inlonesia m e q m h n pengbiI h@ p g mkup

be=. Tempunmg k e h p mempakm limbah h i 1 pertanian pang behm d f m q h t h secara optimal. ,Yampi saot ini pemm@tan tempuning AerCpm maw& terbatap pa& industnstn hj inan . T- hkrpa m e r n p h biomassa pug mqgadag w r ~ v r karbon ( C ) ymg d w & sebqpi swnber energ' atar bdm. Seirirg det;lgan

tekndogi; kbuh hpo l i e t i l en tens mn&g&. &bagad ~ ~ n s i n p z , pntirqqhkm limbah plietilen ti& diapt terelaumt. P e m c m ~ m limbah polietilen menpkm qtqa m e n e h pembnangm pdietilen iaeminimd mmgkin. Pewuanji i terseblrl @at dihhdzm &ngan pemakaim kembali maupun htn ulang. Limbah tem.purung ke@ &n polietilen ini belum dmaorfmth s m a optimaI. K d s i ini -1h ide untuA ~ l i m b a h t e n r p u n m g k e e k p x r m e n ~ s u a t u b a h t m ~ a ~ ~

Bri& adalah amng)umg dz'pxes sedemkim nrpa sehinggo rnmpnpi dqya sempyang tinggj r e r e bahmr yng berbentuk larutan atcnr tap. %kt bpi dbmt & bahan yang merlgcrm&ng Ambon h i k o q p i k maupm anorganik Temp~lng kikpm bisa diwb bahm alternatii pembuatan briket kurem mengcarhmg unsvr Aarbm yang alpat bimaqfiktkan s e b q p sumber energi atau bahan baitar. hh pembuatan briket, polietilen Jvrnsat berperan a h f sebagai perekat (binder) dimana polietilen dlpMt memmbah mkai hlor &n titik npla Pembuatan briht tempunntg kkp dangrrm pemmhdanpolietikn png dihhkm peneIitian ini ~(71-tu d e n p pengempan panas &n pms?spiroIisis.

Penelitian ini hem@ untuk mengembtmgkan potenntenn Iinbah tempmng ke+ dan pbetilen men@ b r i k yang berkditas, sehiqga bisa diwb sew bohnn bakar &matif dm menmtuh nilai k a h &sr titik np&a thri Wkt po&1 ber- M s i peroobaan V-I pemobaan ~ a s i ~ arjalal, tempmtw ~tba#r : 350. 400,450 C, srr6a kmpmb h k poIietilen 5. 10, 15 % bemL Haril pc~tlitim dipcrokh -* mkai hlor a&m 6197.714 - 7344.185 kddgrant, Wl terbaik beta& prda t- p id is is 33H) "C dim komps~si polietiien 15 %berut dengun nilai huh sebesur 7344. I85 hdwi/gram &n mtd Quick Point dengan m m g p m h ktmtpresw paobrr waktu 23 mcmmcmt w a n tmperatur setting 230 "C &n tempralnr adis i s 251 "C.

lk m##.a&md? couniry, Iik Idmcsia aunw ld 61 C,~6ddi%iuI wnar w M is mt yet 4)r aor#w Ma 4h MI1 limited to

; ; - : x; k . ~ . 3 . 4 .i

Page 2: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

I SSV : 160.3 - i 75I

pembuatan briket dari serbuk gergaji kayu jati dengan penambahan polietilen yang

c. Ukufnn serbuk tmpurung kelapa mesh 40150 k7 d. Ukuran serbuk polietilen mesh 40150

Varimi berubah : a Suhu pemanasan (350,400,450 OC)

b. Perbandingan komposisi serbuk ternpurung kelapa dengan polietilen . I . Sabuk tempurung kelapa 95%-b : Polimer 5%-b)

- - 2 . Serbuk tempurung kelapa W/,b : Polimer 100/0-b) 3. Serbuk tempumng kelapa 85%-b : Polimer 15%-b)

atan Briket

&agi m&jadi beberapa tahap yaitu: @ 1. Mengumpulltan M a n untuk dipadatkan,

2. Menyiapkan bahan, 3. Memadatkan, 4. Mcncetak, mengeringkan, dan rnenyimpan. 1 '

Page 3: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

Pembuutan Briket dari Serbuk Temprung Kelapa dengan Penambahan Polietilen J Tabel 3.1.1 Perubahan Pa& Saett P-t = 3 iam

T ("C) . W h X = 5%-b X = 100/b-b X = 15%-b

350 3 jam Baik Baik Rapuh (Sedikit ber-layer)

400 3 jam Baik Baik Rapuh ( ber-layex)

450 3 jam Rapuh (Ber-layer) Belah dua Belah dua

Terlihat pada tabel di atas mutu briket yang baik dari segi bentuk dan kekuatan dalah ternperam I

350 "C w&tu 3 jam. Sedangkan yang lain, mutu briket yang dihasiIkan cenderung rapuh dan berlayer. Penyebabnya adalah kurang meratanya penyebaran h u k polietilen d m serbuk tempurung kelapa Akibatnya alsan timbul ruang kosong di dalam briket. Ruang kosong ini, pada prasm pirolisis akan diisi oleh cairan polietilen dan scrbuk ternpurung kelapa. Dengpn demikiq briket yang dihasilkan akan memiliki kekuatan mekanik yang ti& sama untuk tiap satmu luas.

Hasil Pengujirn Nilai Krrlor

Tabel 3.2.1 Hasil Penrmiian Nilai Kalor

KodelNama Sampel Hagil Perqujian Nilai Kalor NO Temperatur Pirolisis ("C) X (?/&-Bait polietilen) KaloriPGram Joule/Gram 1 350 5 6198 25931 2 350 10 6504 27214 3 3 50 15 7344 30728 4 400 5 6426 26886 5 400 10 6734 281 74 6 400 15 7205 30147 7 450 5 6412 26829 8 450 10 6378 26686 9 450 15 695 7 29110

Dari hasil pirolisis di atas, briket di uji kualitasnya yaitu nil& kalor yang dibilkan. Dapat dilihat bahwa temperatur dan komposisi polietilen berpengaruh terhadap niIai kalor yang dihasilkan.

Page 4: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan
Page 5: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

Gait. 3 4CC-C-C-C)- Prclduk yang diinginkan (nilai kalor = 900 krv~rpm)

J&i, nilai kalor briket yang dihasilkm , rnerupdcq nilai kahx campuron antam polietilen dan sertRlk

Plbda tcanpathn pirolisia 350 mpai 450 "C dcqqm k o q a i s i 5Cberaat prlletikn, milei kd@r d i b i m mmkh k. lWmim psdr tempemhr pimlisis 4

G a m h 3.4.1 Grafik Ptngenrh Komposisi Terhadap Nilai Kakrr h d a Tempartur Fidiris Tatgltu

bprt -hi nilai kalm &ri mmtu briket. 0, dan besa.

Page 6: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

d i i k a n . gitu juga dengan komposisi 5, 10, & 15%-berat polietilen dengan temperatur pira i

400 O C . Nilai kalor yang diperoleh akan semakin besar. Pada komposisi 5 %, 1W, 15%-berat pdietilen dengan temperatur pirolisis 450 O C . Nilai kalor yang

&pemleh akan semakin besar. Namun nilai kalor yang dihasilkan pada komposisi 10 % berat polietilen labib kecil daripada nilai kalor pada kompoisi 5 % dm 15 % baat polietileq ha1 ini paryebaran polietilen dan serbuk ternpurung kelapa yang tidak homgen, sehingga pada saat kalor, daerah yang dijadikan sampel merupakan daerah yang banyak memiliki kandungan

dominan addah tenqmung kelapa bukan polietilen. buknn serbuk tempurung kelapa. Hal tersebut tidak baik karena yang diingmkan adalah nilai

Pada komposisi 5% d m 1% berat polietilen kecenderungan nilai kalor yang dihasilkan semakin besar dan lama ke1amaan akan m e m n karena fasa cair yang terbentuk berubah fasa menjadi gas.

Nilai kalor merupakan salah satu indikator utama dari setiap jenis bahan bakar komersial. Sama halnya dengan briket pada umumnya (tempunmg kelapa), briket serbuk tempurung kelapa dengan parambahan polietilen juga di andisis nilai kalornya. Dari hasil pexhitungan terlihat bahwa nilai kalol maksimal yang dicapai dari penelitian ini sekitar 7344.19 k d d g m m harganya hampir menyamai nilai kalor dari batubara tip biturnin, ha1 ini disebabkan unsur karbon yang jauh lebih besar dalam batubara dan proses pembuatannya yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh struktur jenis tempurung kelapa yaq d iph i , yrritu tcaptug kelapa tua, yang memiliki tingkat kekemm yvlg tin@ dan juga polietilen.

Dengan penambahan polietilen juga dapat meningkatkan nilai kalor dari briket. Dengan demikian, pernakaian briket serbuk tempurung kelapa dengan penambahan polietilen wbagai sumber energi alternatifperlu digalakkan mengingat sumber kebutuhan energi h i 1 mutai menipis.

Adapun nilai kalor yang dihasiIkan dari berbagai bahan bakar seperti yang tercantum pada tabel 4.3

A 7 4

Page 7: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

Dcngm peaaftrbahem polidlen juga dapat menin&atlun nilai k a h dmi Bdcet. Jhngm demikian, pemrluian B r W snbuk tempmmg kdnpr dengan pcmmbh @&en d q a i sumbcr anagi altanatif perh, digdakkan mengingat sumber kebutuhan emrgi foail mcmipis. Namun, p& panbubm m e t dari tempurung kelapa tanpa mengeunakan polietilen belum ditemdun pada litarbur yang sda, athingga pada penelitian ini sukar dalam mernbandingkan nilai tit& n-a.

Tabel 3.6. I Nilai Titik Nyala ( Quick Point ) drri Berbagai Bahan Bdmr : 4 ?- - :*--

Sumber energi Tiik nyala ( Quick Point ) E r r -%, . . - .- Batubara Lignit 400-500°C -

is r .- Bahan aker Jet 230 06 .-

Briket Batubara dengan binder aspel 198 PC A > . 5,- -- - - Batubara Sub Biturnin C 350 - 400 OC %-

Batubara Sub Biturnin B 300 - 343 OC - : Batubara Sub Biturnin A 263 - 290 OC -

. r - Batubara Bitumin 200- 245 "C 6 4 . + . .

I Brikct Tempuung Kelrpa + Polietilen 1 250-251 OC 1 *- f*',

* ,

Sumbrr (internet, websifs: www.hLk-Pohrt..ooun) <& - S -7 <

2 .* . *,>

Peran Poliden Pa& Pembrldm Briket dari Tempumng Kehpa D q p n PenamMan P d i r i ' '- ; Pdietilen mempunyai peran penting sebagai bahan phkmg pado pembuatau bdcet dui , *

tmqmrung kelopo da~gan pansmbahan polietilen, yaitu : bm+:: ~ 5 : . -1. 2 1. Sebagri pcrdclt agar pada proses penhikctan bahan yang akan dibrikctkan

mempunyai kenrpatan yang tinggi. -i .j

2. Untuk menambah nilai lcalor briket yang dihasikan c-' 4 ,- I

3. Dapat langsung diyalakan tanpa bantuan bahan bakar lain.

Kesimpulan 2; - r, - w- I

Bcr- hruil pcnelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 2 1. Nib kalor brikst semakin tinggi untuk komposisi perbandingan serbuk tempurung kelapa

pol& ymg semakin tinggi. 2. Had tet.bail dari W e t serbuk tempurung kelapa dengan penambahan pdietilen diperoleh pada

tenper- pirolisis 350 OC dm komposisi 15% benrt pdietilen dengan nilai kalor sckmr 7344.185 W gram dan nilai flashpoint dengan waktu 23 rncrdt dan tempcratur 251 OC.

3. Polictilcn tidak hanya bertindak sebagai binder tdapi juga dapat nmh&a&m nilai kalm dari wet yang dihasilkan.

4. Psqsujian Qnid Poinl pada briket tempurung kelapa dengan penambahan polietilen pada kondisi tgbails adaiah : Pcqpjim Quick Point dcngan rnenggunakan kompresor

waktu :* 23mmit Tempcratur set&ing 2 3 0 OC T e m p m u analisa : 25 1 OC ( Temperatur Quick Point )

1. !hwdjo, AD. 1995. "Pctdbnam Bn'kr T- Kc- Sebqd AEteRlatlj&ergn. T&a& Kimia UPN Smhya.

2. MutrrrqSeJZhnamdezlAa,Heri. 2005. ' ~ e m b t s c l f r m ~ ~ S a t b r r k C a g a f i m r ~ ~ i k q p m P e m m r h PdctiItft". Seminar dan Peaelitiaq T&k K i d IT&NAS, Bdung.

3.Intanst-W LI pint. Cam", " Njla p'gauclporint&ket dan BanZmrra ".

Page 8: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

Seminar Tiivto Ufomo 2007

T 3 0 M ---

--- 4 PEMBUATAN KEJU DARI KEDELAI (SOYCHEESE) SECARA

BATCH MENGGUNAKAN BIOREAKTOR TANGKI BERPENGADUK

R o ~ y Kurniawan, Sandra Wnlan da6 Agnng Surya Pranata Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Telcnologi Industri, btitut Tekndogi Nasional

Kampus ITENAS, Jl. PKH. Hasan Mustafa No. 23 Bandung 40142 Telp : (022) 727221 5 ext 141/142, No Fax : (022) 7202892 e-mail : m a w a n i t e n d ~ b . c o . i d . &a manveahoo.co.id

3d -ahw.co.id

. . , xx ': ' : mu max L. Men) addah salah satu jenis tananuin polong-polongan yang esia Kedelai meqmkan sumber gizi protein nab& utama karena

asam amino esensial yang diperlukan oleh tub&. Kedelai dimmfardklnr dalam rplikasi pengetahrum bioteknologi pangan salah satunya adalah sebagai b h baku dalam panbustan keju (soycheese). Saycheese merupaktm sdah satu produk olahan

,m W a i yang tsrbuat dari gumpalan protein susu keddai yang telah dipisahkau dari air

Pcnelitian ini bemjuan mtuk membuat soycheese menggunakan proses ftmneatasi asam laktat sscara batch dengan bantuan bakteri Strsptococcus lads di dalam biweaktor tan& bcrpangaduk dan mencntukm koudisi optimum pembuatan soycheese serta mengyji soychecse y q dihilksm. Varirbel yang dipelajari pada penelitian ini addah temperatur hmntasi (temperatur ruang (26-28) OC, 32 OC .35 OC, 37 OC dm 40 OC), temperahn pemeraman (1 1 Y, temperatur ruang (26-28) OC dan 38 "C) dan waktu pernentman (lO.hari, 20 hari dan 30 hari). Analisis yang dilakukan pada penelitian ini addab snrlisis k m h g a n pro#in, karbohidraf lemak dm air serta enalisis organoleptik .. . Dari hasit pelitian yield curd tdaik sebesar 14,12 % b/b dipeaoleh pada temperahr

tasi 35 C dengan waktu fennentasi terbaik selrma 6 jam Sedanglcan soycheese terbaik temjmatur pemmmm 11 O C dcmgm larm waktu pm~nrman 20 hari. A d a p dari sayche~se yang dihnPiltan addah protein 25,99 % Wb, karbohidrat 0,61 %

Wb, lemak 16,44 % b/b clan kandungan air 53,OO % Wb.

A.lmxACT (GEycine max L. Merr) is one of the leguminous plants that abundance in

I . i a . l%e soybaon is a source of main nutritious protein, b e m e it containing all of essential m'no acid needed by body. l%e soybean used in aplied science of f d bfotecrwIogy which one of them fs as the sources of raw material in making soydaeese. The soycheese is one of jmcmsingporhrct of soybean that made of glob of the soybean milk potein (bird) that has bem sepand)ham water miR o.

7W r e s d w a h to make the soycheese an already go through lactate acid I

jkmenWim ~~s batch& by providing streptococcus lacns in the stirred tank bioreactor and htermbrcJi the opnmwn c d r i o n of making the soycheese as well as exprimentad the s e e thatpoduad Varfdle that studied in this expaiment was firmentation temperatwe (roam -miwe (2628) "C, 32 OC, 35 "C, 37 "C and 40 "C), ripening tempramre (I I°C,

C I

rooms temperatun? (2628) "C and 38°C) mtd the rep* t h e (10 dclys, 20 &ys and 30 &ys). Amlpts that uscd in this research was the potein m e # analysis, carbohy&ate, fat and water

* as weUas organdepic~rysls . The result of the research of the higer quality yield curd is 14.12 % b/b were obtained

Jim the fernrentanon temperature 35 OC by the time as long as 6 hours. Whereas the higher quality so+ese were obtained in the hatching temperame 11 OC and hatching period of 20 days. As fir the nutrftions of the soycheese wich were produced as fbllows proteins 23.99 % bh, uubdgt&at 0,61% b/b, fat 16.44 % b h and water content 53,00 % Wb.

t

Kakn KWMYKQ wrordr : keddai, biotelmologi, S t r v hctis, fermentasi, soycheese

Page 9: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

MetodeloL;i P d t i r n

Alat UEama : - -.-

- '-z 'i

k\>l;, =,w,+ ; - - > ' b . l

r;6*

G~mbrr3.1 &mad# Gambar 3.2 Rangkaian Alat Pembuatan -*.

~ s ~ r r d r W ~ - e R g r s ( P 1 9 f ~ "

n6-2

Page 10: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

1000 mL rquadest. Campuran tersebut kemudian dipanaskan sambil diaduk hingga rata. Setelab bercampur kemudian tambathan 15 gram agar. Panthotenate Agar (PA) tersebut dimasukan kedalam Mung rwksi sebanyak 5 rnL dan kemudian disterilisasi di dalam au&oclave. Setelah sterilisasi tab- reaksi yang berisi medium didinginkan dengan posisi miring agar terbentuk medium pertumbuhan agar miring yang padat. Bakteri Streptoccocus lactis induk kemudian ditaaamkan pada medium agar miring dengen -an jarum ose dan diinkubasi sdama 2 hari pada Wmpmtur 37 OC. Kemudian bakteri yang tumbuh pad8 agar miring tersebut dipindahkan kedalam madim cair Panthotemte Broth yaitu PanrAomte tanpa penambahan agar dm dilakukan 3 kali pencairan dmgrrn pemem inokulum 15 % v/v - .

rebelurn akhimya &ukan kedd-am medim susu k e d d i - ,--. - .

-= ----- --- P"lakum * ~ a $ & ~ g@ws:- Keddai merupakah jmis &uiEu&?%kang-kacangan yang banyak diolah mtuk r e Masalah utMla dalam pengolshan kacang kedelai adalah adanya bau langu (bemyflavor) dan m a pahit pada produk yang dihasilkan. Untuk mengurgngi bau lungu dm rasa pahit m e b u t dapat dilaJtukaa dcngan cam perend-. Kedelai yang telah disortir ditimbang sebanyak 375 g, lalu dicuci dm ditiriskan. Keddai kemudian direbus selama f 15 menit dan direndam selama + 4-5 jam dengaa. - perbandingan air dan keddai 3:l sampai meng-g .a P e m b s u ~ spoil Kcddai Keddd yrmg telah dimdam kemudian ditiriskan. Kulit kedelai k d a n dikelupas dan kedelai d i d bersih. bMai yang telab bersih k d a n digiling cdsu dihancmium. ! k h m prarsr pcqghgar ditambphkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga terbmhlk bubur kedelai dam perbandingan air dan kdelai 8: 1. Bubur kedelai kemudirrn disaring mtuk dipisdkm antara susu keddri

FeracstPsi asam lalrht Susu kedelai yang telah diperoleh pada prosedur penelitian 3.2.3 dimasukkan ke dalam biorealr;tor tan* bepmgaduk kemudian digumpalkan proteinnya secara f-tasi @an menambahkm bakteri streptcxcmw lactis dengan jumlah inokulum 15 % v/v. Kemudian dilakukan pangaduksn dengan tujm untuk -at tcajadinya proses f-tasi (terbentuknya gumpalanlacni). Tempcratur dan waktu f-tasi dibuat bervariasi yaitu pada 26 OC - 40 OC. Gumpalan protein yang m t u k kemudi disaring dengan menggmakan alat penyaring untuk memisahkan antara whcy (air dadih) dari gumpal (curd).

p-€w'-.n Pmggararnan dilskuklm setelah curd dipisahkan dari whey, pmggmmm dihjukan untuk meningkatk cita rasa Pemgamm pada penelitian ini 2 % b/v ( murut hasil padt ian Fyi Astutu, pen- keju d q a n mmggunakan bakteri sireptoccmu krctis tidak bold mslebihi 4 % karma kdar garam yaag lebih tinggi b a M tersebut tidak d m W a n hidup.

Purgepnrra p 4!2: Curd yang telah diberi gt&&%mgkus dengan menggunakan kain tipis k d t m dimasukkan ke d a b alat pangspns. Cwd ini krmudian ditekan sampai Itandungan airnya Pengepesan ini ju@ .

bertujuen untuk memberikan bentulr. pada curd. v - yfs b

+: d

Ripening(Pemc-) 3; -. Curd yang tdah dicetak dm ctikumgi kaelrr aimyr kemudirm (rtpening) dengan "arid' :,--: ta- mtara 11 - 38 T. PFosa pmmmmm dihbrkrn @an variasi waktu atam 10 - 30 hari.

Page 11: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

Garnbar 3.5 Laju ,.. , ,,YV-. LNJlr.l.IYY

: Metode Makro Kjeldahl : Metode Luff Schoorls : Metode Sohxlet : Metode Gravirnetri

Page 12: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

berkisar antam 13 - 14 % b/b pada penelitian ini lebih baik jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Fuji Astuti (2001) yang m p e r o l c h curd dengan yield 1 2 3 % Wb. Namun, yield dai pembuatan soycheese jauh lebih kecil j i b dibdhgicrm dengan yield pembuatm keju dari susu sapi yang berkisar antara 15 - 20 % Wb . Hal ini dapat chsebabkm oleh fcnktor behm baku yang d i g d a n . Pada penditian ini digunakan jenis keddai lokal yang memiliki kandungan protein dan pati yang lebih sbdikit jika dibandingkan dengrrn kedelai import (Pikiran -at, 6 Mei 2004). Jika pada penelitian ini digunakan bahan baku kedelai jenis import diperldrctkan pen,kh yield dari nrrd susn kedelai akan lebih b a r . Pada tempsnrtw rutglg (26 - 28) O C dengan waktu f-tasi selama 6 jam terbentuk mud (dadih ousu kedelai) dengan jumlah yang kecil dan berpartikel sangat hdus sehingga d i t untuk disaring. Hal Ini dikarenakan pado temperatur m g (26 - 28) "C b&hi ~ ~ D C O C C U ~ lac* yang ditambahkan untuk proses fematasi susu kedelaj rnemilild aktivitas produksi asam lahat ysng rendah. Keadaan ini rnenyebabkan penunman pH sangat lambat dan pada waktu 6 jam titik i dek t r i k protein susu belum tercapai sehingga penggumpalan curd belum terhtuk secara maksimal. Sedangh pada teqmatur f m t a s i 40 "C tidak mkntuk curd Hal ini d i & d h n ksrema bakteri Streptococcus lac& dipedkdm blah mati dan tidak dqat mghasilkan rsrm laktat s ehgga titik isoelektrik mauplm pengslrmpalml protein tidak d q a tercapai.

Men- Collins, L.B & T h o r n (1974) Strepmmccu loctts dqmt tumbuh secanr oplimum ddam rrrediunmya pada temperatur 37 "C. Hal ini didukmg oleh Muray moo-young (19%5) yang menyEdaLan bahwa pada rentang temper& antara 5 - 40 "C bkkri Strep- &is dapat tumbuh dengan bsk S d m * menm Fuji Ashsii (2001) dari hasil penelitIsnnya did babwa pert\nnbuhan Srreprmxms ZaWs secara optirmun pada madim susu kedelai terjadi tmpmim 35 "C.

Pemeraman rnerupakan penyimpanan keju pada ternperatur, waktu dm kondisi tertentu dmgan maksud mtuk diperolehqa aroma, cita ma, wama dan tekstur keju yang Was. Pememmn hi merupakan tahap terakhir dari pembuatan keju.

Menurut F uji Astuti (2001) dari hai l penelitiannya, selarna pmes pemeraman f a n cadi reaksi tahap lsnjut ymg dilakukan mikroorganisme sehingga mpengaruhi aroma, tekstur, w a ~ M clan cita rasa yang dihasilkan. R&i yang terjadi pada proses jmmraman antara fain pengwraian protein sehingga dihasilkan peptida dan asam amino yang berpemn dalam terbentuknya cita rasa dan aroma keju. Selain pembentukan cita rasa, krbmtuknya komponen peptida, asarn amino den moniak yang larut dalam air (air tahu keju) menyebabkan terbentuknya tekstur yang spesifik yaitu halus dan ko- psda keju kedelai yang dihasilkrm. Seiain penguraian protein selama proses pemeranmn keju yang dihasilkan juga tejadi penman lemak oleh bakteri meskipun ti&& twjadi ddam jumlah yang besar (Dadlay. 1991 ; Rshman, 1992 ; Said, 1987). Penguraian lanak i~ berpengaruh teh* pembentukan cita rasa sedangkan penguraicnrkarbohidrat berpengaruh terhadap pembentulcan er0n-m Pada proses pe- ini juga wadi ~~ dlni sir tahu yang dapat mempengaruhi tekstur dari soycheese yag dihasilkan.

Pada peditian ini dilahrkan pemenlmsn keju kedelai dengan veTiasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari dengan pemaaman terbaik diperoleh pada 20 hari. Pada tmpmtw perneraman 11 oC hari k e 4 (k4u kedelai tanpa pemeaamrm), keju kedelai atau saycheese yang dihasilkan beMrtuna pucat (putih kekuningan) dan belum memiliki cita rasa maupun aroma yang khas. Wu tersebut mash baasa dan berbau s epd tahu Pada pemmmm ke-10, aroma keju mulai sedikit terbmtuk dan berwama agak kekuningm naunm tckstur yang terbentdc masih Mum kompak (agdlr lcmbek seperti trrhu). Psda pemeraman ke20, aroma khas keju telah terbentuk dan rasanya pun an& hal ini dibuktikan d e n p point hasil uji orgmolepk yang tinggi. Selain itu, soycheese yang ctihasilkan memiliki tekstur yang kornpak serta lembut. Pada pemexaman hari ke-30, cita m a dan wama saycheese tidak mengalami perubahan yang k tetapi aromanya lebih menyengat. Hal ini juga teijsdi pada temperatur pemeraman 38 oC. Sedangkan pada tamperatur 25 d: pemuramm hanyn dilrrkldran selama 10 hari karena telah tcrjadi kebusukan.

Temperatur Pemtraman Pada penelitian ini tempendm pemeranvm divariasikan pada 11 OC, temperatur ruang (26 - 28)

"C dan 38 'C dengan hmil terbaik pada 11 "C. Pemeramn pada ternperm m g (26 - 28) "C menghasilkan soycheese yang kurang baik. Setelah p m e m m selama 10 hari pada tempemhx ruang soycheese yang dihasilkm merrriliki aroma yang kurang enak dan M t u r kurang kompak (lembek), ha1 ini &pat disebabkan oleh linghgan yang kurang steril (akibat dari pgisolasian ruang pemeaaman yang kurang baik) *gga kemunglrinan banyak terdapat nrikroorganisme yang tidak diinginkan pada proses pemeraman hinggap kan soycheese menjadi busuk. Pada pemeraman den-

Page 13: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

ternperatur 38 OC, soycheese m d l i k i tekstur yang kurang baik (agak keras) se lm itu, wama dari ke~u yang dihasilkan terlalu gdap (agak kecoklatan) d i n g g a kurang men&. Hal ini dapat disebabkan oleh terlalu tingginya temperatur pemerman sehingga sqckese terlalu banyak kebilangrrn kandungan aimya dan tek-stumya menjadi sangat keras. Sedmgkan pada pemeraman dengan kmpaatu~ 11 OC, soycheese ysng d w l k a n memiliki tekstur yang kompak, wama keju kdcuhgan serta aroma dan cita rasa yang khas. Pada temperatur mi pemer~man keju mgat baik, kandungan air yang hilang pun tidak terialu banyak, sehinggga tekstur yang dihasilkan sangat lembut dm kompak.

Hal ini did- oleh Mumy mooyoung (1985), ysng menyatakan bahwa kqu dapat diperam pada mtmg temperam antara 4 - 15 "C, deagan konctisi terbaiknya pada 10 OC. Selain itu menurut Sirpiyono (1992) dmi hasil penelitisrmya didapatkan bamwa temperatm pemeraman keju yang baik h a m dilakukan pa& r e n t ~ g mmpmtw 10 - 15 OC dengan kondisi terbahya pada 13 "C.

Ehil Uji Orgsnsleptik a Uji nganoleptik dilakukm untuk menilai mutu makslvn dengan penilairrn scmori atw indnmt*

manusir &mgg(i dspat diketahui apkab suatu prod& dapat diterimtl atatl tidak oleh penulis dalarn lml ini mewakili masyarakat sebagai konsurnen (Fyi Astuti, 2001). Pada pmehtion ini digunaksn metode uji orgmolepbk New Duncan Miilfiple Test.

Kcterangan Pemcrnman 26 "C Pe111el.an1i111 38 "C

K+ : 1.tidak suka 2. kurang suka 3.cukup suka 4. suka 5. sangat suka Pada kolom yang dilengkapi dengan hurufyang sama diperkirakan ti& berbeda pnda kenyaiaan nyata Dipuolch dengan uji New Duncan Multiple Test h g a n tingkat kepemayaan 95 % (a = 0,OS).

Dati hasil uji organoleptik yang dilakukan temadap 16 responden yang berbeda usia maupun lrUar belakangnya didapatkan bahwa keju kedelai (soycheese) yang d i k i cita rasa, aroma, warnan dan tekstur terbaik adalah soycheese yang dihasilkan pada pemeraman 11 "C selama 20 hari.

C i t a h m e s e yang dihasilkan pada pemeramrm 11 "C dams 20 clan 30 hari memiliki cita rasa yang

khas sehingga lebih disukai. Cita rasa soycheese tersebut hampir rne~yeaupai rasa keju yang biasa dijual dipasarm &ju yang terbuat dari susu sapi). S e d a n g h pada 10 hari soycheese yang dihasilkan cukup enak ~ m \ m rsslrnya masih berasa seperti tahu

Pada peanaamsm 26 OC tidak memungkinkan untuk dilakukan pengujian cita rasa dikarenakan soycheese ymg dihasilkan telah busuk. Sedangkan pads pexmmmm 38 OC s e h 10 hari, sopheese y q dihaslUran cukup disukai. Pada pemeraman ini s q y c ~ s e mib berasa tahu Pada peaeraman 38 OC sslanra 20 dm 30 him sqcheese lebih disukai kr~ena nrsanya hampir menymzpai keju yang bi-a dijual dipas- rneskiprn rasa tahunya pun mash terasa

wumn Pada pemerarrmn 26 OC selarna 10 hari diperol& soycheese dengan put& kekuningan dan cukup

disukai deh k o m m m Sedangkan pada pemeraman 38 'C selama 10 hari soycheese ymg dihss i lh mcmiliki warna kuning muda, tetapi setelah 20 dan 30 hari pemaamm tajadi perubahan wama so~heese menjadi kuamg kecoklatan dm coklat. Wama soycheese yang kemklatan ini kurang disuGai ole$ konsumen.

Soydwese yang dhasilkan pada peuwaman 11 "C selama 20 dan 30 hari memiliki wama yang paling disukai oleb konsumen. Soycheese ini berwama kunhg muda dan hampir menyerupai wama dari keju yang biasanya dijual dipasarm (cheddm, Parmesan dll). Pada 10 hari soycheese yang dihasilkan msih berwama putih kekuninp.

Tekstar Soycheese yang dihasilkan pada penmaman 11 "C baik selama 10,20 rnaupun 30 hari memiliki

tekstur yang sangat baik dw disukai oleh konsurnen. Soycheese ini memiliki tekstur yang kompak dm

Page 14: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

1 0 b a r i m e a r i l i k i ~ y m g k o ~ d a n b h t . N a m u n s s W l a h d i l a k u L P n ~ s e f ~ 2 O d s n 30 hari, tekstur scgdreese menjadi keras dm kmmg disdmi. dB?

Arolna Pada puneraman 1 1 "C dan 38 OC sdama 20 hmi diperoleb sgycheese dengan aroma yang paling

disukai deh komumcn. Pula paneraman im soy&ess yeng dihssilkan rnemiliki aroma keju yang khas den ti& bxlalu maoyengat. Sedanglm pada 10 hari aroma khas keju masih samar-sams dpe pada pemeratratm 30 hari aroma soycheese tglalu mnyenget.

Pada psmersmcm 26 *C terjadi pem-an diingga soycheese yang &asilkan memiliki bau yang ti& enak (bau b u d ) dan kurang disulcai doh konsumen.

Uji Kmdmgan Gizi Tabsl4.2 Hsrii Ksnd\lmgan gili m t u k s ~ e

I '%B blb

.-. i '3 hari I0 hari I I 0,63 , 0,61 0,61 (L," .

Protein 26,45 25,99 25,52 25,99 Lemgk 16,44 16,44 16,32 17,24 16,87

Air 53,84 53,OO 5&82 52,49 47,77 -

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kornposisi dari soqpchecse yang dihasilkan untuk setiap waktu dan tern- pemeraman memilib perbedaan. Perbedaan ini dapet diakibatkan oleh dua hal, yang pertama karcna adanya perbedam dari kandungan bshan bsku pada setilp nm dan yang kedua karena 8danya perubthm kaudmgan gizi ymg di an o l d proses. Hd ini didukung o l d Collins, L.B d Thomas (1974) yang menya&tcan bahwa kandungan dm jmis keju y q djhasiIkan bergantmg kepada bahm baku yang digmakan selama pembuatm keju tersebut.

Karbadr r t Karbohidrat naerupakan senyawa karbonil polihidroksi. Secara umum dibagi menjadi dua jenis bedamhn gugus karbonilnya Jika gugus kmbonil berupa aldehid rnaka disebut Aldosa dan apabila gugus karbonilnya bwupa keton dinamakan Ketosa Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam meoeatukm karalrteaistik bahan makanan yaitu aroma. Di dalam k d a i komposisi karbohidrat sebesllr f 20 % b/b sedangkan pada m u keddai kandmgan karbohidratnya hanya berkisar 5 % Wb (untuk jenis kedelai import). Pengurangan jumlah karbohidrat ini disebabkan karena adanya peristiwa glatinasi ketika slrsu kbdelai dipaaaskm @aPteunsasi) sebclum difermentasi mjadi soycheese. Proses glatinasi ini dapat tejadi pada bmpemQx 55 "C - 60 "C. Pada proses glatinasi, karbohidrat yang m t u k gauulagranula &an mambcngkdi dan kemudian pbcah (rusak). Pada pentlitian ini diperoleh soycheese dengnn kandrmgan karbohidrat sebesar 0,6 - 0,8 % b/b. Hal ini kemungkman disebabkan oleh kandllagan lcarbohidrat di ddm sugu ksdelai yang digmakan sebagai bahan baku pada penelitian ini lebih kecil (kedelai yang digmaltan jenis lokal) jika dibandingkan dengan susu kedelai dari kedelai import Kadar karbohidrrtt p&a proses perneraman ini magalami p u n m a n yang sangat kecil. Penurunan kadar karbohidrat kammgkinan dapa? disebabkw deh adanya penguraian yang dilakukan deh mikmorganisme.

Protein Protein addah biopolimer yang tersusun oleh mcmomer-monomer asam amino, sedangkan asam amino adalah s u m s q a w a yang mbngandung gugus karboksilaa dm amino. Protein ini merupakan molekul rnakro ymg mempuuyai berat molekul antma 5 ribu h g g a beberapa juta. Protein terdiri atas rsntcli-rfmtai panjang asam amino yang texikat satu sama lain di da lm ikatan p@da Kandmgan protein di dalam kedelai adaIah f 40 % b h sedangkan pada susu kedelai hanya sekitar 3,5 % bh (mMr jenis kedelai import). Hal ini disebabksn karena struktur protein pada umumnya bmifat labil sehingga dalarn larutan mudah berubah apabila mengalami perubahan temperatur. Proses ini diseblrt penrsakan protein atau demturasi protein. DBlaturasi protein menrpakan pmbahan struktur protein dimana pada proses tcrdenaturasi protein tidak memiliki struktur sekunder, tertier maupun struktur kuarter lagi. Protein -a memiliki stntktur primer yaitu ikatan peptida Apabila tejadi denaturasi penuh mska akan mgakibatkan pernutusan ikatan peptida pada protein (~ww.kharismacom).

Page 15: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

Pada proses pembwtm susu kedelai terdapat banyak proses yang melibatkan perubahan temper- sehingga memwgkinkm terjadinya haturasi . Selain karma adanya perubahan panas, denaturcrsi jugs dapt terjadi karma adanya guncangan yang terus menerus.

-bar 4.3 Sketsa proses denaturasi protein

Setelah mengalami p u r u n m pada proses pembuatsn smu kedelai, pda proses fennentasi tidak te-rjdi ~ j ~ ~ ~ t e j j d p ~ m p r o t e i n d s l n ~ 8 r ( n ~ a d a r i s r r r ~ k * rnt?damk ~ll fd . Ksdar pr&n (% b/b) di dalam crud I&& jika dibandingkm lradar pm@h di &am swu keddm. Hal ipi dikareaaLan msio antam borat protiok d q a n barat a d ymg dihasilh jauh lebib besm jika dibmdingkm dmgan rasio antara bsrat protein dengan bwat slrru kdelai . PadPptoseopemeramsndapat~atbah~~semakinlamawaktupema~lanbdunganpro~a&an mmmm wi tidalc tddu signifikm. Pmurunan ini dbcbabkm karena d m y a Parguraian prot& olch enzjm ymjj dihaailh mihorganisme menjadi asam amino dm ammiah yarmg mempengmhi Gita rasa, aroma dm tekstur yang dihesilkan (&us Suriawiria, 1995).

Page 16: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

Keterangan : Af' : Driving force penguapan

Dari @1k di ssmping dapat terlihat bahwa tejsdi penunman -Y

Po :TeEananuapair P* : Tekanan v i a l air

lcanhgsn air sebsnding dengm kanaikan tempaatur. Menurut ilrnu perpindahan penas laju peagqm dipengmhi oleh tekanan uap d m tekam parsid air. Samakin tinggi tcmpmtw rnaka tekanan u q ~ &m sandin tinggi s e h i n ~ a dkivingfirce pmguapan yang W i l k a n aLan semakinbcsllrdanlajupguapsnpun&smeamdda~ Sehingga semsLin tinggi kmpembr maka kandungan airnya pun akapl semakin kecil.

Koadiri Terbaik Soyctrese texbaik dihmilkm pada pemenrrmm 11 "C sefamr 20 W. 52ycheese yrmg dih8silkm

t-@@j ini menrifiki krtndmgrm air yang cukup besar yaitu > 50 % dan digd- ke dalm jmis keju hmd ( c h b ) (MF pemaramm pembuatgmya *e Y W

a pasaran (*) batspi tidak pembuatan keju keras sebdum oleh cairan peiruf sapi I r m t ) (Htms G. Schlegzl, 1994).

2 ' " 1~: f: :

@ 11 1 50

NII L I V,ULUJ

P 20,4171 26,4494 Lernak 27,3795 16,4400

Air 50,1157 53,8357 .

i hl)rr-o

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa soycheese memiliki kandmgan l e d dan karbohidrat yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan keju chectdar tetapi memiliki kandungan votein dan air yang lebil tinggi. S h g g a soycheese yang dihasilkan memungkinkan dikonmnnsi o l d semua jenis kalangm temursuk penderita autis yang tidak diperkenankan mengkomumi keju chedbkr karena tidak dapat m a m a kasan yang terdapat &am susu sapi dan k eju ch*. Wain sin so~heese juga bail, dikomumsi oleh para penderita kolesterol tinggi dan kelebihan benrt badan.

Kwimpulrn

Dari hasil penelitian dm pembahasan dapat disimpulkan b e m a ha1 sebagai berikut : 1. Temperatur ftmnentasi optimum pada fermentasi pembuatan soplcbese dari susu kedelai adalah 32

"C. Pada temperatur ini didaptkan jumlah dadih (cwd) dcng1~1yleMkrbmyak sebesar 14,12 % b/b. b

2. Waktu fermentasi optimum ddam pembuam soycheese adalah 6 jam. Pada waktu 6 jam pH s m kedelai yang sedang di femmtasi telah turun mnpai titik isodcktrik penggumpalan protein susu 4.5 - 5).

3. &ch&e terbaik dihasilkan pada temperatur pemManaan 11 oC selama 20 hari. Pada kondisi it6 soycheese yang dihasilkan memiliki cita rasa dan aroma ymg khss (mendekd cita m a dan aromr keju dari susu sapi), benvarna kuning muda dan bertekstur lembut.

4. Soycheese yang dihasilkan memiliki kandungan air > 50 %, sehingga dapat dikelompokan kedalan jenis keju lunak atau cheddar.

Dafbv Pustaka

1. Astuti Febria, Fuji. 2001. Pembuatan KeJu (Soycheese} se-i prod& alrernatifpeng (Glycine Mar L Merr} dengan menggwtakan bakteri Lactoboci1Ius buIgaricus dan Str lactis. Bandung: ITB

Page 17: Pembuatan Briket dari Tempurung Kelapa dengan Penambahan

SSN : 1693 - 175

Attinson, Bernard and Mavituna, Ferda 1983. Biochemical Engineerha Biotechnology Handbook. North Yorkshire: The Nature Press. T" 3. Atkinston, h a r d . 1983. Biochemical Engineering and Biotechnology Handbook. North Yorkshins : Nature Press.

4. Daulay, D.,1%1. Ferrnentasi Keju Depdikbud Dirjen Perguruan Tin& PAU Pangan dan Gizi lPB. Bog or.

5. Hadiwiyoto, Suwedo. 1994. Teori dan Prosedur Pengjian Mutu Susu dan Hasil Olahawya Yogyakarta: Liberty.

6. Jacobs, Monis. 1951. The Chemical Analysis of Foods and Food moducts Second Edition. v York: D. Van NoEtnmd Company.

7. Lindergen. Industrial Microbiology. 8. Mark, J.L. 1991. Revolusi Bioteknologi. Terjemahan Wildan Yatirn A. Revolution in

Biokchnology. J&& Yayasan Obor Indonesia 9. Moo-Young, Muray. 1985. Comprehensive Biotechnology the principles, Aplications and Regulatory

of Biotechmlogy in industry, agriculture and Medicine. Canada. Pergrmon Press. 10. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. 1988. Kimia & Teknologi Protein: P h Program

lGnslts Sm&& Yogy skarts: Univmitas *ah Mada Yagyakarta 11. Sa'id, E. Oumbira 1987. Bioindustri Penerapan Tekndogi Femenmi Jakarta: PT. Madryatarm

Saraaa Perkasa. 12. Schlegel, Hans G. 19%. Mikrobiologi U m m Yogyakarta : Gajab Ma& University Press.

fL;kSedi-ACblgPdw, 1985. & p ~ G k i I P t l $ J C ~ m d P q P r ~ J i l i d L ~ Di8n m a t .

14. Sudjadi, Bagod daa Laila, Siti. 2004. BIOLOGI sains dalam kehidupen. Surabaya: Yudhistira. 15. Suharto. 1995. Bioteknologi dalam Dunia Indwtri. Y ogyakarta: Andi OfTset. 16. Suhmto. 2001. Biotekaolagi Mdem Produk P q a n dm Kimia. Bandung: Universitas Katolik

Parahy~~gan. 17. Suriawiria, Unua 1995. Peqpitsr M i i b i d o g i Umum. Bandmg: Offset AngLasa