20
PEMBUATAN FILM DOKUMENTER ”SEJARAH UANG DINAR DAN DIRHAM DI INDONESIA” SEBAGAI ARSIP SEJARAH INDONESIA Naskah Publikasi diajukan oleh Erlinda Rakhmawati 07.12.2250 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER ”SEJARAH UANG DINAR …repository.amikom.ac.id/files/naskah publikasi 07.12.2250.pdf · Pengesahan UU tentang Mata Uang bulan Mei tahun 2011 ini yang menyatakan

Embed Size (px)

Citation preview

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER ”SEJARAH UANG DINAR DAN DIRHAM DI INDONESIA”

SEBAGAI ARSIP SEJARAH INDONESIA

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Erlinda Rakhmawati

07.12.2250

kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

2012

2

3

The Making of Documentary "History of Money Dinar and Dirham in Indonesia" as the

Indonesian Historical Archive

Pembuatan Film Dokumenter ”Sejarah Uang Dinar dan Dirham di Indonesia” sebagai Arsip

Sejarah Indonesia

Erlinda Rakhmawati

Sistem Informasi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Dinar coins (gold) and dirham (silver) has been used since ancient kingdoms in Indonesia from Sabang to Merauke. This is a cultural wisdom that should be preserved. This historical fact is still unknown by most people of Indonesia. The documentary can be an alternative to overcome the lack of public knowledge of the fact that history.

Overview and history of previous testimony, opinions and analysis from experts, contained in the documentary History of Money in Indonesia Dinar and Dirham is presented with style Expository-observation, will be easier for people to better understand the history of the nation's currency.

The documentary history of Dinar and Dirham Exchange in Indonesia is packaged in .MPEG file with a duration of 19 minutes 34 seconds. Distributed in a free media publisher in order to more easily accessible to the general public. Keywords: Money Dinar, Dirham Currency, History, Currency Indonesia, A Documentary

4

1. Pendahuluan

Pengesahan UU tentang Mata Uang bulan Mei tahun 2011 ini yang menyatakan

bahwa rupiah adalah alat pertukaran transaksi Indonesia yang sah, membuat geliat

penggunaan Dinar dan Dirham sebagai alat tukar transaksi yang mulai semarak di

Indonesia menjadi terhambat. Penggunaan Dinar dan Dirham sebagai alat transaksi

dinyatakan beberapa pihak sebagai bentuk anti nasionalisme.

Koin-koin Dinar (emas) dan Dirham (perak) telah digunakan sejak jaman

kerajaan-kerajaan di Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Penggunaan Dinar dan

Dirham sebagai alat pertukaran transaksi merupakan sebuah kearifan budaya lokal yang

seharusnya dilestarikan.

Fakta sejarah ini masih belum diketahui oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.

Film dokumenter dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kurangnya

pengetahuan masyarakat akan fakta sejarah tersebut.

2. Landasan Teori

2.1 Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia

Sejak abad ke-14, masyarakat Nusantara telah akrab dengan mata uang Dinar

dan Dirham. Dinar (emas) dan Dirham (perak) pernah mendominasi pasar-pasar di

sebagian besar Nusantara, antara lain di Pasai, Malaka, Banten, Cirebon, Demak,

Tuban, Gresik, Gowa, dan Kepulauan Maluku.

2.2 Multimedia

Secara harfiah, Multimedia berarti banyak media. Dalam konteks ilmu komputer,

Multimedia berarti penggunaan berbagai perangkat lunak dan perangkat keras untuk

menghasilkan suatu tampilan audio-visual yang utuh.

Istilah Multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang

memanfaatkan lebih dari satu media seringkali disebut pertunjukan multimedia.

Pertunjukan Multimedia mencakup monitor video, serangkaian alat musik, serta karya

seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Multimedia saat ini paling banyak

digunakan dalam bidang pertelevisian dan periklanan, baik indoor maupun outdoor.

2.3 Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah

"dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty,

ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal

8 Februari 1926.

Film dokumenter meliputi era film bisu pada tahun 1900-an, dilanjutkan dengan

era film dokumenter menjelang masa perang dunia, berlanjut lagi dengan film

dokumenter pada masa pasca perang dunia hingga saat ini.

5

Film dokumenter dibagi dalam tiga bentuk. Yaitu bentuk Expository yang

menampilkan pesannya kepada penonton secara langsung, baik melalui presenter

ataupun dalam bentuk narasi. Selanjutnya adalah bentuk Observatory/Direct Cinema

yang menekankan pendekatan yang bersifat observasi. Adegan yang direkan merupakan

kejadian secara spontan, natural dan tidak dibuat-buat.

Bentuk yang ketiga adalah Reflexive/Cinéma Vérité yang justru secara aktif

melakukan intervensi, dan menggunakan kamera sebagai alat pemicu untuk

memunculkan krisis. Dalam aliran ini, pembuat film cenderung secara sengaja

memprovokasi untuk memunculkan kejadian-kejadian tak terduga.

Pembuatan film dokumenter meliputi beberapa tahapan, yaitu tahap Pra Produksi

yang meliputi perumusan tujuan, penentuan ide, riset, pembuatan alur dan breakdown

shoot, serta pembuatan diagram scene dan storyboard.

Tahap produksi meliputi pengambilan gambar dan pengumpulan materi,

perekaman (production), serta editing dan penggabungan klip film.

2.4 Perangkat Lunak yang Digunakan

Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter Sejarah

Uang Dinar dan Dirham di Indonesia adalah OpenShot sebagai software pengolah film,

GIMP sebagai software pengolah gambar bitmap, Inkscape sebagai software pengolah

gambar vector, Audacity sebagai software pengolah audio, serta Ubuntu Image Viewer

sebagai software penampil gambar.

2.5 Perangkat Keras yang Digunakan

Perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter Sejarah

Uang Dinar dan Dirham di Indonesia adalah PC dengan spesifikasi procesor AMD Athlon

X2 Dual Core, Monitor LG 19”, RAM 1GB, Kapasitas Hard Disk 80 G, Drive DVD Room,

Mouse dan keyboard, Kamera Nikon DSLR D3000, serta Headphone. Sistem Operasi

yang dipakai dalam perancangan, pembuatan, dan pengujian adalah Ubuntu 10.04.

2.6 Film Dokumenter “Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia”

Film dokumenter ”Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia” adalah

film yang mendokumentasikan fakta sejarah melalui kesaksian beberapa tokoh,

dilengkapi dengan pendapat, serta analisa dari para tokoh tersebut. Diproduksi dengan

gaya Expository, sehingga dapat lebih menarik perhatian para penontonnya.

Film ini ditujukan untuk membuka fakta sejarah tentang mata uang bangsa, yang

seringkali diabaikan oleh masyarakat. Sehingga dengan pengetahuan sejarah yang lebih

dalam, masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi geliat penggunaan Dinar dan

Dirham di Indonesia, dan di dunia.

6

3. ANALISIS DAN PERANCANGAN FILM DOKUMENTER

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

Spesifikasi Hardware yang dibutuhkan untuk membuat film dokumenter adalah

sebagai berikut :

1. Procesor Intel pentium III atau lebih/ AMD tau yang lainnya.

2. Monitor LG 15”

3. Ram 128 Mb

4. VGA 4 Mb

5. Kapasitas Hard Disk 40 Gb

6. Drive DVD Room

7. Mouse, keyboard, dan speaker

8. DV Cam

Sistem Operasi yang dipakai dalam perancangan, pembuatan, dan pengujian

adalah Ubuntu 10.04. Sedangkan rincian Software yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. OpenShot sebagai software pengolah film

2. GIMP sebagai software bantuan untuk memanipulasi gambar bitmap

3. Inskape sebagai software bantuan untuk memanipulasi gambar vektor

4. Image viewer sebagai software penampil file gambar

5. Audacity sebagai software pengolah suara

6. Brasero sebagai software burning CD

Brainware yang dibutuhkan untuk membuat film dokumenter ini adalah :

1. Produser. Penanggung jawab produksi film.

2. Sutradara. Pengarah film.

3. Scripwriter. Penulis skrip atau skenario.

4. Kameramen. Petugas kamera.

5. Reporter. Perancang dan penyaji laporan.

6. Sound editor. Pengolah suara.

7. Narator. Pengisi suara narasi.

3.2 Analisis Kelayakan

Studi kelayakan akan memberikan tekanan-tekanan secara garis besar dalam

menyusun sistem untuk mencapai susunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

objek.

1. Analisis Kelayakan Teknologi

Teknologi yang ada pada film ini cukup bagus dan menunjang tercapainya

tujuan, yaitu memberikan kepahaman sejarah mata uang Indonesia. Teknologi untuk

7

mendukung film ini adalah teknologi sinematografi yang diintegrasikan dengan teknik

efek dan ilustrasi multimedia.

File keluaran tersedia dalam format yang sangat familiar dan biasa digunakan

oleh masyarakat, sehingga film ini layak untuk diterapkan.

2. Analisis Kelayakan operasi

Sistem ini hanya perlu multimedia player untuk digunakan, seperti file video lain

yang sudah sangat familiar dioperasikan oleh masyarakat. Kemudahan ini membuat

sistem ini sangat layak untuk digunakan.

3. Analisis Kelayakan Hukum

Software yang dipakai dalam pembuatan sistem ini adalah software open source.

Peralatan yang digunakan diperoleh dengan cara membeli. Selain itu, para narasumber

juga telah memberikan ijin publish terhadap statement-statement yang mereka keluarkan.

Sehingga tidak ada pelanggaran hukum dalam pembuatan dan pendistribusian sistem ini.

3.3 Bahan Penelitian

Proses produksi film dokumenter dimulakan dengan mewawancari beberapa

narasumber di lokasi yang kondusif bagi proses pengambilan gambar. Rincian

narasumber dan lokasi pengambilan gambar adalah sebagai berikut:

1. Abbas Firman al Husaini, S. Sn (Pendiri DinarFirst).

2. Kyai Fahrur Rozi selaku Abdi Dalem Kesultanan Yogyakarta.

3. Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma (Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM).

4. Saleh Eko Marwiyantoh, S.T. (Ketua Keluarga Dinar-Dirham Yogya).

5. Yuli Utami, M.Sc (Dosen Ekonomi Syariah UMY).

6. Ngadimen selaku saksi hidup.

7. Sylvan selaku pemilik Vanesia Guest House. Guest House yang melayani

pembayaran dengan Dinar dan Dirham.

8. Viktor selaku pemilik Apeko Art. Toko pusat peralatan seni yang melayani

pembayaran dengan Dinar dan Dirham.

9. Ibu Hesti selaku pemilik toko Edutoys yang melayani pembayaran dengan Dinar dan

Dirham.

3.4 Perancangan Film Dokumenter

Sebelum film dokumenter dibuat, tentu saja langkah pertama adalah

merumuskan tujuan penulisan pembuatan film tersebut. Termasuk memperjelas motif-

motif pembuatannya. Apakah sekedar mengabadikan kenangan, ingin meluruskan

sejarah, atau menjadikan film dokumenter tersebut sebagai ajang propaganda massa.

Dalam hal ini, film dokumenter Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di

Indonesia ditujukan untuk memahamkan kembali sejarah ekonomi bangsa, terutama

dalam hal moneter yang selama ini telah dilupakan, atau bahkan diabaikan.

8

Langkah selanjutnya adalah penentuan ide. Ide film dokumenter bisa

didapatkan dari mana saja. Bisa dari catatan harian, cerita seputar keluarga, pengalaman

masa kecil, ilmu sosial, sejarah sosial, maupun fenomena yang terjadi di sekitar.

Film Dokumenter Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia

mengambil ide dari fenomena penggunaan kembali Dinar dan Dirham sebagai alat

transaksi ekonomi oleh sebagian masyarakat Indonesia yang terjadi semenjak awal

tahun 2000, dan masih berlangsung hingga saat ini.

Selanjutnya adalah riset. Riset terhadap subyek film dokumenter mutlak

diperlukan. Tanpa riset, beberapa kekacauan mungkin bisa terjadi. Riset yang dilakukan

dalam proses pembuatan film dokumenter Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di

Indonesia adalah wawancara para tokoh, studi literatur, serta pencarian naskah, dan

manuskrip sejarah yang mendukung.

1. Riset tokoh.

Riset tokoh meliputi penentuan tokoh mana saja yang akan dijadikan narasumber

dalam pembuatan film. Selain itu, perlu juga meneliti tentang jadwal tokoh tersebut, serta

lokasi mana yang mungkin digunakan untuk melakukan wawancara dengan tokoh

tersebut. Ini diperlukan agar jadwal kerja pembuatan film dapat ditata dengan rapi.

Dalam pembuatan film dokumenter Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di

Indonesia, rancangan tokoh yang akan diwawancarai, waktu, dan tempat wawancara

setelah proses riset adalah sebagai berikut:

a. Abbas Firman al Husaini, S. Sn (pakar sejarah Dinar dan Dirham Indonesia).

Lokasi pengambilan gambar : Kantor Pusat Dinar First Yogya.

Waktu pengambilan gambar : 4-10 Juni 2011

b. Kyai Fahrur Rozi selaku Abdi Dalem Kesultanan Yogyakarta.

Lokasi pengambilan gambar : Pondok Pesantren Ibul Qoyyim Yogya.

Waktu pengambilan gambar : 4-10 Juni 2011

c. Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma (Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM).

Lokasi pengambilan gambar : Ruang Dosen Fakultas Ekonomi UGM.

Waktu pengambilan gambar : 29-30 Juni 2011

d. Saleh Eko Marwiyantoh, S.T. (Ketua Keluarga Dinar-Dirham Yogya).

Lokasi pengambilan gambar : Kantor Pusat Dinar First Yogya.

Waktu pengambilan gambar : 4-10 Juni 2011

e. Yuli Utami, M.Sc (Dosen Ekonomi Syariah UMY).

Lokasi pengambilan gambar : Ruang Dosen UMY.

Waktu pengambilan gambar : 1-6 Agustus 2011

f. Ngadimen selaku saksi hidup.

Lokasi pengambilan gambar : Kediaman Ngadimen di Perumnas Condong Catur.

9

Waktu pengambilan gambar : 1-3 Juni 2011

g. Sylvan selaku pemilik Vanesia Guest House. Guest House yang melayani

pembayaran dengan Dinar dan Dirham.

Lokasi pengambilan gambar : Venesia Guest House, Jalan Parangtritis.

Waktu pengambilan gambar : 11-16 Juni 2011

h. Viktor selaku pemilik Apeko Art Galery. Toko pusat peralatan seni yang melayani

pembayaran dengan Dinar dan Dirham.

Lokasi pengambilan gambar : Apeko Art Galery, Jalan Malioboro.

Waktu pengambilan gambar : 11-16 Juni 2011

i. Ibu Hesti selaku pemilik toko Edutoys yang melayani pembayaran dengan

Dinar dan Dirham.

Lokasi pengambilan gambar : Toko Edutoys, Pogung Lor.

Waktu pengambilan gambar : 4-10 Juni 2011

j. Museum Bank Indonesia

Lokasi pengambilan gambar : Bank Indonesia Yogyakarta

Waktu pemgambilan gambar : 26-31 Juni 2011

2. Riset literatur

Riset literatur digunakan sebagai pustaka dalam pembuatan film dokumenter. Dalam

pembuatan film dokumenter Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia,

literatur yang digunakan adalah:

a. Buku Api Sejarah karya Ahmad Mansur Suryanegara, terbitan Salamadani.

b. Buku Pisowanan Alit karya Herman Sinung Janutama, terbitan Mitra Media Pustaka.

c. Situs resmi Islamic Mint Nusantara.

d. Situs resmi Dinar First.

3. Riset naskah dan manuskrip

Naskah dan manuskrip dibutuhkan untuk memperkuat hujjah atau argumen materi

film. Dalam pembuatan film dokumenter Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di

Indonesia, naskah dan manuskrip yang digunakan adalah :

a. Naskah UU No 19 Tahun 1946

b. Foto dan manuskrip mata uang Indonesia dari masa kerajaan hingga saat ini.

10

3.2.4 Pembuatan Alur dan Breakdown Shoot

Alur

Babak I

Cerita akan dimulai dengan penampilan narasi pemaparan apa itu Dinar dan

Dirham serta penggunaan Dinar dan Dirham di Nusantara sejak 14 Abad silam. Diselingi

dengan kesaksian dan pemaparan dari Abbas Firman al Husaini, S. Sn (pakar sejarah

Dinar dan Dirham Indonesia) dan Kyai Fahrur Rozi selaku Abdi Dalem Kesultanan

Yogyakarta.

Memasuki fase pendudukan Belanda, uang kertas mulai diedarkan dan

dipaksakan untuk digunakan oleh masyarakat akibat dari kebangkrutan Belanda yang

kalah perang dan terlalu banyak menjajah.

Pada scene ini, arsip nasional yang berkaitan dimunculkan, disertai dengan

pemaparan dari Abbas Firman al Husaini, S. Sn, Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma

(Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM), dan Ngadinem (saksi sejarah, masyarakat

awam).

Setelah Indonesia merdeka, Indonesia menerbitkan Oeang Republik Indonesia

(ORI) dengan ketentuan setiap 1 Rupiah senilai dengan 0,5 gram emas. Ketentuan ini

tercantum dalam UU mata uang. Pada scene ini, pemaparan dari Abbas Firman al

Husaini, Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma, dan Ngadinem, juga ditampilkan beserta

dokumentasi sejarah.

Babak II

Dalam perjalanannya, ketentuan nilai ORI yang terikat oleh UU dilanggar

sendiri oleh pemerintah Indonesia. Setiap 0,5 gram emas kini tidak lagi setara dengan Rp

1,- , melainkan setara dengan Rp 221.750,-. Kesaksian dan analisis Abbas Firman al

Husaini, S. Sn, dan Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma dimunculkan di sini.

Babak III

Dalam 14 tahun ini, Dinar dan Dirham mulai kembali dicetak, diedarkan, dan

digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Sayangnya, penggunaan kembali Dinar

dan Dirham mengalami beberapa kendala. Beberapa di antaranya adalah pelarangan

pemerintah Indonesia, serta anggapan bahwa penggunaan Dinar dan Dirham adalah

bentuk Arabisasi yang anti nasionalisme.

Kesaksian dan analisis Abbas Firman al Husaini, S. Sn, analisis dari Dr.

Harsono, M.Sc. dimunculkan di sini disertai dengan kesaksian para pengguna Dinar dan

Dirham, yaitu Saleh Eko Marwiyantoh, S.T. (Anggota Ikatan Pedagang Pengguna Dinar-

Dirham), Ibu Hesti selaku pemilik toko Edutoys, Viktor selaku pemilik Apeko Art Galery,

Silva selaku pemilik Vanesia Guest House, dan Kyai Fahrur Rozi.

11

Film diakhiri dengan pendapat dan analisis para narasumber tentang masa

depan Dinar dan Dirham di Indonesia.

Breakdown Shoot

Babak I

1. Ilustrasi kerajan-kerajaan di Indonesia.

2. Narasi pembuka disertai dengan tampilan Dinar dan Dirham di masa kerajaan-

kerajaan.

3. Pemaparan Saleh Eko Marwiyantoh, S.T, dan Kyai Fahrur Rozi tentang sejarah

Dinar dan Dirham di masa kerajaan-kerajaan.

4. Narasi lanjutan tentang Dinar dan Dirham di masa pendudukan Belanda hingga

masa kemerdekaan.

5. Pemaparan Saleh Eko Marwiyantoh, S.T dan Abbas Firman al Husaini, S. Sn

tentang mulai hilangnya Dinar dan Dirham di masa penjajahan ini.

6. Pemaparan Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma tentang mulai munculnya uang

kertas beserta kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengannya.

7. Pemaparan Yuli Utami, M.Sc tentang mulai beredarnya uang-uang kertas, dibarengi

dengan penarikan uang Dinar dan Dirham oleh pemerintah.

Babak II

8. Narasi lanjutan tentang perekonomian Indonesia pasca hilangnya Dinar dan Dirham

dari peredaran.

9. Pemaparan Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma tentang perekonomian

Indonesia pasca pencetakan ORI (Oeang Republik Indonesia).

10. Analisis Saleh Eko Marwiyantoh, S.T tentang dampak penggunaan uang kertas

pada setiap transaksi bagi perekonomian Indonesia.

11. Narasi lanjutan tentang perekonomian Indonesia 65 tahun sesudah Dinar dan

Dirham tidak dipergunakan dalam transaksi ekonomi.

12. Analisis Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma tentang keadaan ekonomi Indonesia

beserta inflasi dan krisis ekonomi yang terjadi.

13. Analisis Saleh Eko Marwiyantoh, S.T tentang pelanggaran yang dilakukan

pemerintah Indonesia terhadap UU mata uang.

14. Analisis Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma dan Yuli Utami, M.Sc tentang

sebab-sebab keterpurukan ekonomi di Indonesia.

Babak III

15. Narasi lanjutan tentang mulai dicetak dan digunakan kembali koin-koin Dinar dan

Dirham di Indonesia.

16. Analisis Yuli Utami, M.Sc tentang urgensi Dinar dan Dirham dalam penguatan

12

ekonomi bangsa.

17. Pemaparan Saleh Eko Marwiyantoh, S.T tentang Dinar dan Dirham dalam perspektif

Islam.

18. Analisis Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, M.Sc dan Yuli Utami, M.Sc tentang

fenomena Dinar dan Dirham.

19. Pemaparan Saleh Eko Marwiyantoh, S.T tentang fakta bahwa Dinar dan Dirham

telah digunakan sebagai alat transaksi oleh sebagian masyarakat Indonesia, dan

jumlah penggunanya bertambah terus setiap hari.

Narasi penutup disertai ilustrasi perbandingan Dinar-Dirham dan Uang Rupiah dilihat

dari sisi kelayakan ekonomi untuk ditetapkan sebagai mata uang.

3.2.5 Pembuatan Diagram Scene

DIAGRAM SCENE

Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia

Karya : Erlinda Rakhmawati

Babak I Babak II Babak III

Di Masa Kerajaan Digeser Uang Kertas Bangkit lagi

Gambar 3.1 Diagram Scene Film Dokumenter “Sejarah Dinar dan Dirham di Indonesia”

Penelitian tentang

Dinar-Dirham oleh

beberapa pihak

Dinar-Dirham mulai

dibangkitkan lagi di Indonesia

Dinar-Dirham di masa kerajaan

Perekonomian Indonesia

Penjajah masuk Dinar-Dirham mulai digeser

uang kertas

Dinar-Dirham lenyap dari

peredaran

Geliat penggunaan

kembali

Dinar-Dirham

Indonesia merdeka, lalu menciptakan

ORI

Pelanggaran UU mata

uang yang dilakukan

pemerintah

Dinar-Dirham punah

Belanda masuk ke Indonesia

Dinar-Dirham di masa

Kerajaan

Apa itu

Dinar-

Dirham

Sejarah Dinar-Dirham

Ilustrasi, manuskrip,

kesaksian, dan analisis pakar

13

3.2.6 Pembuatan Storyboard

No Keterangan Gambaran Dialog Waktu

1 - Bunyi intro

- Disusul Narasi

- Gambar koin

emas dan perak

di masa

kerajaan-

kerajaan

Koin emas dan

perak digunakan

sebagai alat

transaksi

ekonomi..

3 detik

2 Suara narasi

Koin emas di

masa

Syailendra..

3 detik

3 Suara narasi Koin perak di

masa

Syailendra..

3 detik

4 - Suara Narasi Daerah kuasa

Samudra Pasai..

2 detik

5 - Suara narasi Mata uang si

masa Samudra

Pasai..

3 detik

6 - Suara narasi Koin emas di

wilayah Gowa..

2 detik

7 - Suara narasi Kapal-kapal

Belanda datang

ke Jawa..

2 detik

8 - Suara narasi Mata uang di

masa Mataram..

3 detik

14

9 - Suara narasi Koin emas

Belanda di

Indonesia…

3 detik

10 - Suara narasi Derham Djawi..

3 detik

11 - Suara narasi VOC deficit..

2 detik

12 - Suara narasi Bank Batavia

ditutup…

2 detik

13 - Suara narasi Perang aceh…

2 detik

14 - Suara narasi

ORI mulai edar..

3 detik

15 - Musik latar Yuli utami.

“Uang, resistensi

kemerdekaan..”

2 detik

16 - Suara narasi Pelanggaran UU

No 19 tahun

1946…

3 detik

15

17 - Musik latar Saleh Eko,

“Sistem uang

kertas, bencana

kemanusiaan..”

3 detik

18 - Musik latar Yuli

Utami,”Uang

kertas tak adil”

4 detik

19 - Musik latar Saleh Eko.

“Dinar dirham

masuk lagi ke

Indonesia”.

5 detik

20 - Suara narasi Dinar dan

Dirham mulai

marak di pasar

Indonesia..

5 detik

21 - Suara narasi Dinar dan

Dirham sebagai

mahar

pernikahan…

3 detik

22 - Suara narasi Dinar dan

dirham diusulkan

sebagai mata

uang

internasional..

3 detik

16

23 - Suara narasi

Dinar dan

Dirham di

forum-forum

internasional

3 detik

24 - Suara narasi Kembalinya

Dinar dan

Dirham di

pasaran

Indonesia bukan

hal yang aneh.

3 detik

Gambar 3.2 Storyboard Film Dokumenter “Sejarah Dinar dan Dirham di

Indonesia”

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Skema Pembuatan Film Dokumenter

I II III

Gambar Skema Pembuatan

Film Dokumenter

Pengumpulan Materi

Pengolahan Materi

Proses Akhir Pengolahan Materi

Pengaturan Jadwal Editing Video Dubbing

Pemilihan Lokasi

Wawancara Pembuka

Pengambilan Gambar

Pemotongan Video

Pemberian Efek Video

Pemberian Efek Transisi Video

Shoot Report

Editing Skrip

Membuat narasi

Pemberian Judul dan

Tulisan

Perekaman Suara Narasi

Mengurangi Noise Suara

Mengatur Volume Suara

Render Video

Pembuatan Film Dokumenter

17

Pengumpulan materi film meliputi pengambilan gambar narasumber,

pengambilan gambar, naskah, dan manuskrip yang berkaitan dengan materi, serta

pengambilan suara untuk narasi.

Pengumpulan materi film diawali dengan pengaturan jadwal narasumber. Ini

diperlukan untuk menata jadwal antara pembuat film dokumenter dengan narasumber

agar tidak terjadi benturan agenda. Pengaturan jadwal juga berguna bagi pembuat film

agar memiliki disiplin waktu dalam pembuatan film.

Langkah selanjutnya adalah pemilihan lokasi pengambilan gambar. Lokasi

pengambilan gambar dipilih yang rendah tingkat kebisingannya, sehingga suara keluaran

gambar dapat terdengar lebih jelas. Lokasi juga sebaiknya memiliki pencahayaan yang

bagus, agar gambar yang dihasilkan tidak buram.

Lokasi pengambilan gambar narasumber untuk film dokumenter Sejarah

Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Abbas Firman al Husaini, S. Sn

Lokasi pengambilan gambar : Ministry Cafe. Jalan Parangtritis.

b. Dra. Endang Sih Prapti Sumantoro, Ma

Lokasi pengambilan gambar : Kediaman Dra Endang. Jalan Gejayan.

c. Saleh Eko Marwiyantoh, S.T.

Lokasi pengambilan gambar : Ministry Cafe. Jalan Parangtritis.

d. Yuli Utami, M.Sc

Lokasi pengambilan gambar : Ruang Dosen Prodi Ekonomi UMY.

e. Ngadimen

Lokasi pengambilan gambar : Kediaman Ngadimen di Perumnas Condong Catur.

f. Sylvan

Lokasi pengambilan gambar : Venesia Guest House, Jalan Parangtritis.

g. Museum Susno Budoyo

Lokasi pengambilan gambar : Museum Susno Budoyo, Yogyakarta.

Tahapan selanjutnya adalah melakukan wawancara pembuka. Ini dilakukan untuk

menjajaki dan menjelajahi pengetahuan narasumber akan materi yang hendak mereka

sampaikan. Wawancara pembuka juga berfungsi untuk melobi narasumber agar

narasumber berkenan diambil gambarnya. Selanjutnya, pengambilan gambar dilakukan

dengan menggunakan kamera Nikon DSLR dan tripod. Gambar diambil dengan teknik

medium shoot dan long shoot. Tidak lupa, Shoot report didokumentasikan.

Langkah selanjutnya adalah proses editing. Shoot report yang telah ada ditata/

disusun ulang agar sesuai dengan breakdown shoot yang telah dirancang. Editing skrip

film dokumenter Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia terlampir.

18

Selanjutnya narasi disusun, kemudian setelah semua materi terkumpul, maka langkah

selanjutnya adalah mengolah materi film menjadi film yang siap disajikan.

Langkah-langkah pengolahan film dimulai dengan capture video. Selanjutnya,

video diolah dengan Openshot yang meliputi pmotongan gambar, pemberian efek tulisan,

pembetrian transisi gambar, pemberian efek gambar, pengisian suara/ dubbing,

penggabungan semua elemen film, dan yang terakhir adalah render film.

19

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pencangan yang penulis kerjakan berdasarkan

rumusan masalah yang ada, yaitu bagaimana merancang dan membuat film dokumenter

”Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di Indonesia”, maka dapat diambil kesimpulan

yaitu:

1. Film dokumenter membutuhkan banyak brainware. Akan lebih baik jika setiap tugas

dikerjakan oleh minimal 1 orang. Akan tetapi, hanya mendayagunakan 1 orang untuk

mengerjakan tugas, adalah hal yang memungkinkan.

2. Perancangan adalah langkah yang penting dan tidak boleh dilewatkan dalam

pembuatan film dokumenter. Meskipun pada kenyataannya, pembuatan film

dokumenter seringkali tidak sama persis dengan perancangan awal.

3. Pemilihan gambar video yang akan ditampilkan dapat dipermudah dengan menilik

pada Storyboard dan Shot report. Dengan mengacu pada kedua hal tersebut, film

yang dihasilkan juga akan lebih dekat dengan perancangan awal.

5.2 Saran

Pembuatan film dokumenter ”Sejarah Penggunaan Dinar dan Dirham di

Indonesia” masih jauh dari sempurna. Beberapa saran penulis berikan bagi pembaca

yang berkepentingan, yaitu:

1. Tahap perancangan film dokumenter harus dipersiapkan sematang mungkin, agar

penggarapan film tidak terlalu melenceng dari apa yang telah dirancang.

2. Tidak semua narasumber yang telah direncanakan bersedia menjadi narasumber.

Oleh karena itu, butuh banyak cadangan nama narasumber yang dapat diajak

bekerjasama.

3. Jadwal yang diberikan narasumber untuk melakukan wawancara dan pengambilan

gambar terkadang sangat jauh dari jadwal yang telah direncanakan. Dalam hal ini,

butuh kemantapan pembuat film untuk memutuskan, apakah akan tetap

menggunakan narasumber tersebut dengan konsekuensi pembuatan film menjadi

molor, atau mengganti narasumber dengan orang lain yang mungkin tidak sepakar

narasumber yang pertama.

4. Materi film dokumenter sebaiknya dikumpulkan sebanyak mungkin agar pilihan

bahan film juga lebih beragam.

20

DAFTAR PUSTAKA

Al Jawi Sufyan, Kemilau Investasi Dinar Dirham Mu’amalah Syar’i Tanpa Riba, Pustaka Adina,

Jakarta, 2007.

Hasan Ahmad, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islam, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2005.

Janutama Herman Sinung, Pisowanan Alit, Mitra Media Pustaka, Yogyakarta, 2009.

Suryanegara Ahmad Mansur, Api Sejarah, Salamadani, Bandung, 2009.

Suyanto M. & Aryanto Yuniawan, Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Penerbit Andi, Yogyakarta,

2006.

Suyanto M., Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Penerbit Andi,

Yogyakarta, 2005.

Suyanto M., Strategic Management Global Most Admired Companies, Penerbit Andi, Yogyakarta,

2007.

Tanzil Chandra, Rhino Ariefiansyah, Tonny Trimarsanto, Pemula dalam film dokumenter

gampang-gampang susah, Penerbit In-Docs, Jakarta, 2010.

Trimarsanto Tonny, Renita Renita Catatan Proses Membuat Film Dokumenter, Rumah

Dokumenter, Klaten, 2011.

http://dinarfirst.org/ Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://en.wikipedia.org/wiki/OpenShot_Video_Editor Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://en.wikipedia.org/wiki/GIMP Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://en.wikipedia.org/wiki/Inkscape Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://erabaru.net/nasional/50-politik/13891-bank-indonesia-pamerkan-ratusan-uang-kuno Tanggal

akses: 28 Mei 2011

http://www.uang-kuno.com/2009/11/info-uang-kuno-1.html Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://www.in-docs.org/resources/id Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/09/170583/125/101/Ribuan-Keping-Uang-Kuno-

Zaman-Dinasti-Ching-Ditemukan-di-Malang//ya Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://www.openshotvideo.com/ Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://www.wakalanusantara.com/ddNusa.php Tanggal akses: 28 Mei 2011

http://www.geraidinar.com/index.php?view=article&catid=1:latest-news&id=231:ironi-uang-kertas-

dalam-sejarah&format=pdf Tanggal akses: 28 Mei 2011