Upload
vucong
View
242
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBUATAN FILM KARTUN 3D “MAHASISWA 100 SKS”
MENGGUNAKAN APLIKASI MUVIZU
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Rainy Puspa Shandari
11.21.0575
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2013
PRODUCTION OF “MAHASISWA 100 SKS” 3D CARTOON USING MUVIZU APPLICATION
PEMBUATAN FILM KARTUN 3D “MAHASISWA 100 SKS”
MENGGUNAKAN APLIKASI MUVIZU
Rainy Puspa Shandari Amir Fatah Sofyan
Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Cartoons with 3D animation techniques are currently very popular. 3D cartoon prosecuted productivity increases along with the increasing of viewers’ enthusiastic. But to make a 3D cartoon is not easy as watching it. It takes a long process by passing several steps. One of them is animation step which very important to liven up the character so viewers can understand the storyline of the cartoon. Animation step is one step that requires quite a while because it takes high skill and thoroughness.
Muvizu is an application for creating 3D animation. The application is available for free and can be used by anyone. By using Muvizu to make cartoon, some steps in 3D cartoon production such as modeling and rigging is not necessary because Muvizu have provided moved character and supporting properties that can be directly used. Although user are limited cannot create their own character, user can still change the look of the character by changing the costume texture of each character. The entire character animation process can be done by applying the action that has been available on the character, not by making own motion by motion. By using mouse-based movement system simplify the user to move the character.
The final cartoon video result is quite well in term of visual, especially in the character animation. Character movement is smooth and less rigid so that makes this cartoon more attractive. Animation techniques with the actions application on the character making cartoon production times is shorter so as to further improve the overall cartoon productivity. Keywords: Muvizu, 3D Cartoon, Animation Techniques.
1
1. Pendahuluan Film kartun 3D mulai mengalami perkembangan sejak beberapa tahun belakangan
ini. Dahulu film kartun identik dengan tontonan anak-anak di hari Minggu atau saat liburan
sekolah. Teknik pembuatan yang awalnya menggunakan rangkaian gambar-gambar yang
digerakkan kemudian berkembang menggunakan teknik animasi 2D hingga sekarang
menggunakan teknik animasi 3D yang sangat disukai semua kalangan usia.
Saat ini film kartun 3D menjadi sangat populer. Produktifitas film kartun pun
meningkat seiring meningkatnya antusias penonton. Daya tarik film kartun yang
menggunakan animasi 3D membuat beberapa orang yang sangat menggemari kartun ingin
juga dapat membuat film kartunnya sendiri, tidak hanya sekedar menjadi penonton. Namun
untuk membuat sebuah film kartun 3D tentu tidak semudah menontonnya di bioskop atau
layar televisi. Dibutuhkan proses yang panjang dan memakan waktu yang tidak singkat.
Proses produksi film kartun terdiri dari beberapa tahapan yang secara umum dibagi
menjadi tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Masing-masing tahapan masih
terdiri dari beberapa langkah yang harus diselesaikan untuk menghasilkan sebuah film
kartun 3D. Biasanya setiap langkah membutuhkan waktu pengerjaan dan tenaga yang
tidak sedikit. Tahap produksi adalah tahap yang memakan waktu paling lama karena
keahlian dan pengalaman dari pembuat film sangat dibutuhkan.
2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Kartun
Kartun dalam Kamus Bahasa Indonesia1 diartikan sebagai film bioskop yang dibuat
dengan memotret gambar (lukisan) tangan yang berseri atau dapat pula berarti gambar
dengan penampilan yang lucu yang berkaitan dengan keadaan yang sedang berlaku
(terutama mengenai politik). Sedangkan berdasarkan kamus Oxford2, kartun (cartoon)
didefinisikan sebagai berikut.
1 A simple drawing showing the features of its subjects in a humorously exaggerated way, especially a satirical one in a newspaper or magazine. 2 A film using animation techniques to photograph a sequence of drawing rather than real people or objects. 3 A full-size drawing made by an artist as preliminary design for a painting or other work of art.
2.2 Tahap Pembuatan Film Kartun Tahap pembuatan sebuah film kartun secara umum dapat dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu tahap pra-produksi, produksi dan pasca produksi.3
1 Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. 2 Oxford Dictionaries. <http://oxforddictionaries.com/definition/english/cartoon>. 1 Oktober 2013. 3 Pratik Gulati. Step-by-step : How to Make an Animated Movie. 2010.
2
2.2.1 Pra Produksi Tahap ini dimulai dengan konsep utama film, berubah menjadi cerita penuh,
kemudian diubah kedalam naskah, urutan rekaman dan sudut kamera.
2.2.1.1 Storyboard
2.2.1.2 Layout
2.2.1.3 Model sheet
2.2.1.4 Animatic
2.2.2 Produksi Tahap ini merupakan tahapan yang sebenarnya dalam membuat film kartun.
2.2.2.1 Layout
2.2.2.2 Modelling
2.2.2.3 Texturing
2.2.2.4 Lighting
2.2.2.5 Rigging
2.2.2.6 Animation
2.2.3 Pasca Produksi Tahap terakhir dalam membuat film kartun dan mengacu pada tugas-tugas yang
harus diselesaikan setelah proses syuting.
2.2.3.1 Compositing 2.2.3.2 Sound editing 2.2.3.3 Video editing 2.3 Prinsip-Prinsip Animasi
Dalam buku The Illusion of Life Disney Animation, Ollie Johnston dan Frank Thomas
(1981:47) yang merupakan animator Disney mengenalkan ada dua belas prinsip dasar
animasi untuk membuat film kartun yang hidup.
2.3.1 Squash and Stretch
2.3.2 Anticipation
2.3.3 Staging
2.3.4 Straight-Ahead Action and Pose-To-Pose
2.3.5 Follow-Through and Overlapping Action
2.3.6 Slow In – Slow Out 2.3.7 Arcs
2.3.8 Secondary Action
2.3.9 Timing and Spacing
2.3.10 Exaggeration
2.3.11 Solid Drawing
2.3.12 Appeal
3
2.4 Pengenalan Aplikasi yang Digunakan 2.4.1 Muvizu
Muvizu adalah sebuah aplikasi 3D berdasar mesin Unreal 3 Engine yang
dikembangkan oleh perusahaan Digimania. Muvizu awalnya dikenal dengan nama Muvizu
3D pada rilis versi beta September 2009 dan telah berganti menjadi Muvizu Play sejak versi
1.0 dirilis pada bulan April 2013. Muvizu ditujukan kepada pengguna yang ingin membuat
animasi 3D tanpa menggunakan paket perangkat lunak yang mahal dan tanpa pelatihan
khusus.
2.4.2 Adobe Fireworks CS6 Adobe Fireworks adalah sebuah bitmap dan editor gambar. Penggunaan aplikasi ini
dalam produksi film kartun “Mahasiswa 100 SKS” hanya memanfaatkan fiturnya untuk editor
gambar dan bitmap. Faktor kebiasaan dan kemudahan penggunaan adalah alasan
mengapa Fireworks digunakan dalam mengedit tekstur kostum karakter, walaupun
sebenanrya aplikasi ini lebih umum digunakan untuk pembuatan desain website dan
aplikasi mobile.
3. Analisis 3.1 Analisis Kebutuhan 3.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak utama yang digunakan dalam pembuatan film kartun ini adalah
Muvizu. Semua proses produksi mulai dari pembuatan karakter, set tempat, animasi,
pencahayaan, dubbing dan rendering menggunakan perangkat ini. Perangkat lunak
tambahan yang digunakan adalah perangkat untuk editor gambar. Tidak ada perangkat
editor gambar tertentu yang disarankan untuk digunakan, namun dalam hal ini penulis
menggunakan Adobe Fireworks. 3.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras
Untuk dapat menjalankan Muvizu spesifikasi komputer yang direkomendasikan4 agar
aplikasi dapat berfungsi optimal yaitu :
Sistem Operasi : Windows 7 64-bit
Prosesor : Quad Core Intel i5 / i7 atau AMD Athlon II X4
Memori : 8 GB RAM
Grafis : NVIDIA GeForce GTX 460 / ATI Radeon HD 5850 (Shader
Model 3.0 compatible with 1GB of RAM)
DirectX® : 11
Hard drive : 2 GB HD space
Sound : DirectX compatible (Recommended Surround Sound 5.1 capable) 4 Recommended Computer Specifications. Muvizu. <http://www.muvizu.com/Wiki/wiki/52/ recommended-computer-specifications>.28 Agustus 2013.
4
Spesifikasi komputer yang digunakan saat ini untuk menjalankan Muvizu dan
membuat film kartun ini yaitu :
Sistem Operasi : Windows 7 Ultimate 64-bit
Prosesor : AMD A6-3400M APU with Radeon™ HD Graphics (4 CPUs), ~1.4GHz
Memori : 8 GB RAM
DirectX® : 11
Hard drive : 239 GB HD space
3.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) untuk mengetahui seberapa
besar kekuatan dan peluang yang dapat diciptakan dengan meminimalisasi kelemahan dan
ancaman yang mungkin akan terjadi. Analisis SWOT disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Analisis SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal
Strengths Weaknesses Proses pembuatan kartun lebih mudah dengan waktu lebih singkat.
Pengguna belum dapat menambahkan karakter ciptaan sendiri.
Opportunities Strategi SO Memaksimalkan fasilitas yang disediakan oleh Muvizu.
Strategi WO Menggunakan karakter yang telah tersedia.
• Menggunakan teknologi animasi 3D.
• Minat membuat film kartun 3D.
Threats Strategi ST Memanfaatkan proses pembuatan yang mudah dengan waktu yang lebih singkat.
Strategi WT Mengubah tampilan tekstur kostum karakter dengan mengubah UV-map karakter.
Perangkat 3D lain.
3.3 Perancangan 3.3.1 Ide cerita
Ide cerita dalam film kartun “Mahasiswa 100 SKS” terinspirasi dari kisah beberapa
mahasiswa transfer di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Disebut Mahasiswa 100 SKS karena
rata-rata mahasiswa transfer ini harus menempuh tambahan 4 semester untuk
menyelesaikan studi mereka. Selama menempuh kuliah, para mahasiswa 100 SKS sering
melakukan hal-hal ‘bodoh’ dan menyenangkan ketika mereka bersama-sama.
3.3.2 Tema cerita Tema cerita film kartun Mahasiswa 100 SKS adalah persahabatan dan perjuangan
menyelesaikan kuliah. 3.3.3 Logline
Bagaimana jika beberapa mahasiswa transfer berkumpul dan kemudian bersama-
sama berjuang menyelesaikan kuliah mereka?
5
3.3.4 Sinopsis Kisah Mahasiswa 100 SKS berawal dari kuliah pertama mereka di semester
pertama. Beberapa mahasiswa sudah berada dikelas dan penuh semangat
untuk memulai kuliah pertama mereka, kecuali Danang yang tidur sambil
menunggu kedatangan dosen. Tak berapa lama dosen masuk ke kelas diikuti
oleh Toni dan Ipin yang memasuki kelas dengan bingung karena belum
mengenal lingkungan kampus yang baru.
Ditengah-tengah perkuliahan, Agus yang datang terlambat masuk ke kelas
dengan santai dan membuyarkan perhatian mahasiswa yang lain. Karena baru
permulaan, dosen membiarkan Agus mengikuti kuliah hari itu. Dosen terus
menjelaskan materi kuliah. Rai dan Ika memperhatikan dengan seksama setiap
penjelasan, namun tidak demikian dengan Danang yang semakin tidak paham
setiap materi yang dijelaskan oleh dosen. Sementara Samson yang sudah
sangat terlambat berlari terburu-buru dan diam-diam memasuki kelas. Saat
baru saja dia akan duduk, dosen mengakhiri kuliah.
Dari sinilah kisah kebodohan-kebodohan dan tingkah lucu Mahasiswa 100 SKS
dimulai.
3.3.5 Naskah INT. RUANG KULIAH - PAGI HARI WIDE: RUANG KULIAH Ruang kuliah masih sepi pada kuliah perdana di semester pertama ini. Hanya tampak beberapa mahasiswa yang saling berkenalan dan mengobrol. TWO-SHOT:IKA DAN FEBRI Mengobrol sambil menunggu dosen datang. CLOSE UP:DANANG DAN KRISHNA Terkantuk-kantuk di kursi yang mereka duduki. Tidak peduli dengan teman-teman sekitarnya yang sedang saling berkenalan. Mereka akhirnya saling bersandar dan tidur karena tidak kuat lagi menahan kantuk. MEDIUM:DOSEN Memasuki ruang kuliah. Suasana tenang ketika dosen masuk ke kelas. MEDIUM:TONI DAN IPIN Memasuki ruang kuliah sesaat setelah dosen masuk. Mereka kebingungan karena belum terbiasa dengan lingkungan kampus yang baru. Mereka berjalan hingga ke kursi paling depan, namun tersadar bahwa mahasiswa yang lain hanya duduk memenuhi kursi-kursi di belakang. CLOSE UP:DOSEN Memperhatikan Toni dan Ipin, ekspresi wajahnya datar menatap Toni dan Ipin. TWO-SHOT:TONI DAN IPIN Merasa bahwa mereka diperhatikan oleh dosen, akhirnya mereka berdua terpaksa duduk paling depan.
CUT TO:
(CONTINUED)
6
3.3.6 Desain
Gambar 3.1 Desain tokoh utama
3.3.7 Stroryboard Tabel 3.2 Storyboard
S Gambar Keterangan Efek Waktu 1
Wide-shot : ruang kuliah Sepi, hanya tampak beberapa mahasiswa mengobrol.
Ramai orang mengobrol
5 detik
1
Two-shot: Ika-Rainy Mengobrol dan tertawa
Ramai orang mengobrol
5 detik
1
Close-up: Danang – Krishna Terkantuk duduk di kelas
Ramai orang mengobrol
5 detik
1
Medium-shot: dosen Masuk ke kelas. Kemudian berjalan ke depan kelas
pintu di buka
5 detik
1
Medium-shot: Toni-Ipin Masuk ke kelas dengan kebingungan.
5 detik
1
Close-up: dosen Memperhaikan Toni dan Ipin, ekspresi wajah datar
5 detik
7
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Proses Produksi
Proses produksi film kartun menggunakan Muvizu membutuhkan waktu yang lebih
singkat. Beberapa tahapan seperti modeling dan rigging tidak perlu dilakukan karena telah
disediakan karakter bergerak yang dapat langsung digunakan atau diubah terlebih dahulu
tekstur karakternya juga objek-objek yang bisa dimanfaatkan untuk membangun sebuah
lokasi.
4.1.1 Set Lokasi Pada film kartun ini terdapat tiga set lokasi, yaitu di dalam ruang kuliah, di kamar, dan
di tangga. Pembuatan lokasi di Muvizu cukup mudah karena hal yang dilakukan adalah
melakukan klik pada objek yang akan digunakan kemudian meletakkannya pada posisi
yang tepat untuk menciptakan lokasi yang diinginkan. Hampir semua objek telah
disediakan sehingga proses pembuatan lokasi dapat dilakukan dalam waktu singkat.
Gambar 4.1 Hasil akhir lokasi ruang kuliah
Gambar 4.2 Hasil akhir lokasi kamar
Gambar 4.3 Hasil akhir lokasi tangga
8
4.1.2 Pembuatan Karakter 4.1.2.1 Pembuatan Tekstur Kostum
Pembuatan tekstur dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi editor gambar yang lain,
dalam hal ini menggunakan Adobe Fireworks. 4.1.2.2 Menyiapkan Karakter
Muvizu menyiapkan 16 karakter yang dapat langsung digunakan. Karakter yang
digunakan dalam film kartun ini adalah boy, fatman, male dan girl. Karakter-karakter ini
kemudian diedit sesuai desain awal karakter. Pengeditan dilakukan pada kostum, rambut,
hidung, mata, bibir, telinga, dan juga aksesoris yang dibutuhkan. Penambahan kostum
yang sebelumnya telah dibuat dengan melakukan impor tektur melalui menu edit.
Penyesuaian rupa wajah karakter dilakukan dengan mengubah bentuk mata, hidung,
telinga, bibir, dan rambut
Gambar 4.4 Menyiapkan karakter
4.1.3 Penganimasian 4.1.3.1 Perpindahan Karakter
Muvizu menggunakan sistem mouse-based movement untuk membuat karakter
bergerak dari satu titik ke titik yang lain. Ada tiga keadaan gerak yang dapat digunakan
yaitu berjalan, berlari dan normal. Arah perpindahan karakter dikontrol melalui plat-disc
yang muncul saat proses perekaman dimulai.
Gambar 4.5 Proses perpindahan karakter
4.1.3.2 Penggunaan Aksi
Penerapan aksi pada karakter adalah dengan memilih perintah direct, kemudian aksi
siap diterapkan dengan munculnya jendela timeline. Saat kita aktifkan record aksi
diterapkan dengan melakukan klik pada aksi yang sebelumnya telah dipilih. Pada satu
9
adegan kita dapat menerapkan banyak aksi. Setelah proses perekaman aksi selesai,
penyesuaian waktu dilakukan pada timeline.
Gambar 4.6 Menerapkan aksi pada karakter
4.1.3.3 Penyesuaian Gerak Mata dan Kepala Gerakan kepala, mata dan ukuran mata dapat dilakukan dengan mengaktifkan menu
direct-character eyes and head. Pergerakan dilakukan dengan melakukan drag titik pusat
berwarna hitam pada plat-disc untuk mengarahkan gerak ke arah tertentu.
Gambar 4.7 Menggerakkan kepala dan mata
4.1.4 Pergerakan Kamera Kamera akan bergerak berpusat pada titik ini. Titik pusat ini dapat dipindahkan pada
satu titik yang menjadi fokus kamera dan kamera akan bergerak mengikuti arah gerak
mouse namun tetap fokus pada objek yang dituju.
Gambar 4.8 Pergerakan kamera pada titik pusat kontrolnya
10
4.2 Pasca Produksi 4.2.1 Pengaturan Cut Kamera
Pengaturan kamera adalah untuk menentukan perpindahan cut dari kamera satu ke
kamera yang lain. Pengaturan dilakukan dengan mengaktifkan menu camera cut.
Perpindahan kamera dilakukan dengan memilih kamera mana yang diaktifkan saat timeline
berjalan. Tampilan kamera yang aktif akan terlihat pada jendela camera sehingga dapat
diatur dengan baik. Penyesuaian akhir perpindahan kamera ini juga dilakukan pada
timeline.
Gambar 4.9 Pengaturan cut kamera
4.2.2 Pengaturan Efek Suara dan Audio Proses ini dilakukan untuk menambahkan efek suara, musik latar, dan suara karakter.
Untuk menambahkan efek suara digunakan menu direct-sound effect dan untuk musik latar
melalui menu direct-audio. Ada daftar suara yang dapat digunakan, namun pada film kartun
ini efek suara dan musik menggunakan sumber dari luar, sehingga digunakan proses impor
suara.
Gambar 4.10 Mengatur musik latar dan efek suara
4.2.3 Pengaturan Timeline Pengaturan timeline diaktifkan melalui menu tools-timeline. Mengatur timeline
menjadi sangat penting pada proses akhir untuk menyesuaikan lagi waktu setiap gerakan
karakter, efek suara, musik, aksi, dan cut kamera. Proses ini menentukan bagaimana video
akhir akan terlihat. Pengaturan dengan menggeser setiap bar yang menunjukkan aksi,
pergerakan atau suara pada waktu yang tepat.
11
Gambar 4.11 Pengaturan timeline
4.2.4 Pembuatan Video
Proses akhir adalah membuat video atau dapat disamakan dengan proses rendering,
dilakukan melalui menu video-make video. Sebelum dibuat, video diatur ukuran framenya
dan panjang durasi yang diinginkan. Dalam film ini ukuran frame yang digunakan adalah
widescreen 1280 x 720 px.
Gambar 4.12 Membuat video
4.3 Penggabungan Video Proses pembuatan video pada film kartun ini dibagi kedalam beberapa video. Hal ini
dimaksudkan untuk meringankan kerja dari perangkat lunak. Fitur ini dimiliki Muvizu
dengan nama Video Joiner. Video yang dapat digabungkan adalah video dengan ukuran
atau framerate yang sama.
Gambar 4.13 Menggabungkan video
12
4.4 Pembahasan Proses pembuatan film kartun 3D “Mahasiswa 100 SKS”dengan menggunakan
Muvizu secara singkat adalah melalui proses pembuatan set lokasi, pembuatan karakter,
penempatan kamera, proses animasi, pengaturan tampilan kamera, pengaturan dan
penyesuaian ulang timeline, pembuatan video dan penggabungan video menjadi video
akhir. Dari hasil video akhir film kartun 3D “Mahasiswa 100 SKS”, diperoleh hasil yang
cukup baik dari segi visual terutama pada animasi karakter. Teknik animasi dengan
menerapkan aksi dan gerak membuat gerakan karakter tidak kaku dan lebih menarik.
Teknik penerapan aksi ini juga membuat proses animasi menjadi lebih mudah sehingga
berdampak pada proses pembuatan film kartun secara keseluruhan yang menjadi lebih
singkat pula. Pengaturan dan penyesuaian akhir timeline juga sangat mempengaruhi hasil
yang diperoleh.
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembuatan film kartun dengan menggunakan Muvizu menjadi lebih singkat waktunya
karena beberapa fitur dapat langsung digunakan tanpa perlu diciptakan dari awal.
2. Proses animasi dalam Muvizu adalah dengan menerapkan gerakan dan aksi, tidak
dengan membuat sendiri gerak per gerak, sehingga proses penganimasian dengan
menerapkan aksi ini membuat produksi film menjadi lebih cepat.
3. Hasil film kartun yang diperoleh cukup baik dan menarik dari segi visual terutama pada
animasi karakternya.
Daftar Pustaka Johnston, O. dan Thomas, F. 1981. The Illusion of Life Disney Animation. New York : Walt
Disney Production. Tim Penyusun, 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional Adobe, 2013. Adobe Fireworks CS6 Startup.
http://www.adobe.com/uk/products/fireworks.html [diakses 1 November 2013]. Gulati, P., 2010. How to Make an Animated Movie. http://cg.tutplus.com/articles/step-by-
step-how-to-make-an-animated-movie/[diakses 27 Agustus 2013]. Lambert, S., 2012. Disney’s 12 Principles of Animation. http://3dworldmag.com/3d-
training/disney’s-12-principles-of-animation/ [diakses 1 Oktober 2013]. Muvizu, 2013. Recommended Computer Specifications.
http://www.muvizu.com/Wiki/wiki/52/recommended-computer-specifications [diakses 28 Agustus 2013].
Muvizu, 2013. Welcome to Muvizu. http://muvizu.com/ [diakses 1 Oktober 2013]. Oxford Dictionaries, 2013. Cartoon. http://oxforddictionaries.com/definition/english/cartoon
[diakses 1 Oktober 2013].