42
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI KELOMPOK 2 030.09.185 Prasada Wedatama 030.09.251 Tasya Rahmani 030.09.280 Yulius Nugroho 030.09.282 Yuti Purnamasari 030.10.002 Ade Laksono 030.10.003 Adelita Yuli hapsari 030.10.006 Adisti Zakyatunnisa 030.10.008 Adji Indra Pramono 030.10.009 Adrian Pradipta 030.10.011 Agnes Yuarni 030.10.012 Agrietia 030.10.014 Ahmad Rudiansah 030.10.015 Akbar Fadheli FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI 1

PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

KELOMPOK 2

030.09.185 Prasada Wedatama

030.09.251 Tasya Rahmani

030.09.280 Yulius Nugroho

030.09.282 Yuti Purnamasari

030.10.002 Ade Laksono

030.10.003 Adelita Yuli hapsari

030.10.006 Adisti Zakyatunnisa

030.10.008 Adji Indra Pramono

030.10.009 Adrian Pradipta

030.10.011 Agnes Yuarni

030.10.012 Agrietia

030.10.014 Ahmad Rudiansah

030.10.015 Akbar Fadheli

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

6 APRIL 2013

1

Page 2: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

DAFTAR ISI

Bab I

Pendahuluan……………………………………………………………………….…..……………………3

Bab II

Laporan Kasus……………………………………………………...……………………………………….4

Bab III

Kronologis……………………………………….………………………………………………………….6

Interpretasi Temuan Mayat…………………………………………………………………………………7

Kemungkinan Cara Kematian.....................................................................................................................9

Sebab Kematian...........................................................................................................................................9

Visum et Repertum.....................................................................................................................................10

Kesimpulan.................................................................................................................................................12

Bab IV

Tinjuan Pustaka..........................................................................................................................................14

Bab V

Daftar Pustaka ………………...……………………………………………………………………….....29

2

Page 3: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu kedokteran forensik, juga dikenal dengan nama Legal Medicine, adalah salah satu cabang

spesialistik dari ilmu kedokteran yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan

penegakkan hukum serta keadilan.

Dalam bentuknya yang masih sederhana, ilmu kedokteran forensic dikenal sejak zaman

Babilonia, yang mencatat ketentuan bahwa ‘dokter’ saat itu mempunyai kewajiban untuk member

kesembuhan untuk para pasiennya dengan ketentuan ganti rugi bila hal tersebut tidak tercapai.

Dalam perkembangannya, ilmu forensic tidak hanya digunakan untuk penegakkan hokum, tetapi

juga berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat lain, seperti pada klaim asuransi yang adil, membantu

pemecahan masalah paternitas, dan membantu upaya keselamatan kerja dalam bidang industry dan

otomotif dengan pengumpulan data korban kecelakaan industri maupun kecelakaan lalu-linta dan

sebgainya.

Ilmu kedokteran forensic ini pada akhirnya akan menghasilkan suatu keterangan ahli yang disebut

sebagai Visum et Repertum. Visum et repertum ini merupakan keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter

atas permintaan penyidik yang memuat hasil pemeriksaan kedokteran forensic yang dilakukannya

terhadap korban hidup, korban mati, benda tubuh atau yang berasal dari tubuh yang diatur dalam dalam

KUHAP 133.

Dewasa ini banyak sekali berita-berita mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu

terhadap anak – anak bayi. Seringnya pembunuhan dilakukan dengan cara pembekapan, pemukuluan

kepala, pencekikkan, dan penjeratan. Biasanya pembunuhan dilakukan dengan motif takut ketahuan

melahirkan anak. agaknya, motif tersebut dikaitkan dengan kultur dalam masyarakat Indonesia yang

masih menganggap tabu seorang wanita melahirkan anak tanpa suami.

Jika dokter forensic diminta melakukan otopsi dan pemeriksaan atas jenazah bayi yang diduga

menjadi korban tindak pidana maka ia tidak perlu mempersoalkan apakah pembunuhan itu termasuk

pembunuhan tanpa rencana, dengan rencana, atau pembunuhan biasa dan juga dokter tidak perlu

mempersoalkan siapa pelaku pembunuhan itu. Sebab masalah itu menjadi masalah penegak hukum.

Dokter hanya perlu memusatkan perhatiannya pada upaya mengungkap bukti-bukti medik yang relevan

bagi penyelesaian perkara.

3

Page 4: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

BAB II

LAPORAN KASUS

KASUS

Sesosok mayat bayi ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada

polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam mereka melihat seorang perempuan yang menghentikan

mobilnya di dekat tempat sampah dan berada di sana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat

setempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.

Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur

rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya

akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan

dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.

Pada pemeriksaan luar jenazah, dapat dipastikan jenazah adalah bayi perempuan dengan adanya

alat kelamin perempuan. Pada saat ditemukan, polisi melaporkan bayi dibungkus kain yang dimasukkan

kedalam kardus, bayi masih penuh dengan darah dan terdapat mekonium dengan tali pusat masih melekat

pada plasenta. Selain itu, bayi terlihat kekuningan pada kulit serta sianosis diujung jari, kuku dan mulut.

Ditemukan pula lebam mayat didaerah punggung dan bokong yang tidak hilang pada penekanan.

Terdapat juga Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi, palpebra dan kulit wajah. Pada permukaan dalam

bibir ditemukan luka memar. Selain itu, ditemukan bekas jeratan dengan tepi rata pada leher bayi.

Pada pemeriksaan luar bayi setelah diukur berat badan dan panjang badannya. Didapatkan hasil :

BB = 2000 gr, PB = 50 cm, batas tumbuh rambut depan dan belakang bayi sudah terbentuk, rawan telinga

sudah terbentuk, rambut kepala relatif kasar, puting susu sudah berbatas tegas, alis mata sudah lengkap,

kuku jari tangan melewati ujung jari dan labium sudah terbentuk sempurna.

4

Page 5: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Pada hasil pembedahan didapatkan paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian

kandung jantung. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura), dan

menunjukkan gambaran mozaik dan konsistensi paru seperti spons. Pada pemeriksaan mikroskopik paru

menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna. Pada jaringan paru ditemukan edema yang luas,

membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan paru.

5

Page 6: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

I. KRONOLOGI MASALAH

Seorang siswi kelas 3 SMU yang masih berusia 17 tahun, setelah diperiksa polisi, tersangka

mengaku tega membunuh bayinya karena malu melahirkan bayi diluar nikah.

Polisi mengamankan tersangka yang tega membunuh dan membuang bayi darah dagingnya

sendiri di tempat sampah. Tersangka berinisial IK, tercatat sebagai siswi kelas 3 SMA yang

masih berusia 17 tahun. Tertangkapnya tersangka yang tinggal bersama ibunya didaerah

Grogol, Jakarta Barat ini, berawal dari warga yang semalam melihat seorang perempuan

yang menghentikan mobilnya didekat tempat sampah tersebut berada cukup lama, dan ada

seorang warga yang mencatat nomor mobil tersebut.

Polisi mengatakan, tersangka melahirkan bayinya seorang diri pada hari Senin, tanggal 2

April 2013 sekitar pukul 11 malam. Ketika itu, seisi rumah dan orangtuanya tidak

mengetahui. Karena takut kepergok, tersangka membekap mulut bayi dengan bantal. Tak

sampai disitu, tersangka juga menjerat leher bayi tersebut dengan kabel. Kemudian tersangka

membungkus bayi yang dilahirkannya dengan kain dan memasukkannya kedalam kardus

kemudian dibuang ke tempat sampah pada dini hari, yaitu pada hari Selasa, 3 April 2013,

sekitar pukul 1 pagi.

Polisi mengamankan barang bukti seperti bantal, kain dan kardus milik tersangka pada

tanggal 3 April 2013 di sore hari. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi, tersangka

mengaku bahwa ia dihamili oleh pacarnya yang tidak mau bertanggung jawab.

6

Page 7: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

II. INTERPRETASI TEMUAN MAYAT BAYI

Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan:

1. Organ genetalia eksterna yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang perempuan

2. Bayi masih penuh darah dan terdapat mekonium

- Menunjukkan bahwa bayi belum dirawat dan mekonium yang ada menunjukkan bahwa

usia hidup bayi kurang dari dua hari.

3. Tali pusat masih melekat pada plasenta.

- ini menunjukkan bahwa bayi ini tidak pernah dirawat

4. Tanda kekuningan pada kulit bayi

- Menunjukkan bahwa bayi mengalami ikterik. Ikterik terjadi pada bayi normal yang lahir,

dan hidup sampai sebelum hari keempat.

5. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut

- tanda sianosis yang didapatkan pada korban menujukkan ia mengalami kematian

disebabkan oleh asfiksia

6. Lebam mayat didaerah punggung dan bokong yang tidak hilang pada penekanan

- Menandakan bahwa bayi telah mati lebih dari 12 jam dalam posisi terlentang.

7. Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah

- ini adalah tanda khas pada kasus asfiksia

- bintik-bintik kemerahan ini disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah kapiler

karena hipoksia

8. Permukaan dalam bibir ditemukan luka memar

- luka memar ini menujukkan adanya kekerasan tumpul atau terjadi pembekapan

9. Ditemukan bekas jeratan dengan tepi rata pada leher bayi.

7

Page 8: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

- Menunjukkan bahwa bayi dijerat oleh benda dengan tepi rata, contohnya kabel, tali

tambang plastik, dan lain-lain.

10. Didapatkan hasil : BB = 2000 gr

- Menunjukkan bahwa bayi sudah viabel. Bayi yang dikatakan viabel berarti ia telah

dikandung ibunya selama paling tidak 28 minggu dan bayi tersebut tidak memiliki cacat

berat. Bayi yang viabel artinya bayi memiliki kemampuan untuk dapat mempertahankan

hidupnya diluar kandungan tanpa peralatan khusus atau canggih.

11. PB = 50 cm

- Panjang badan bayi diukur untuk memperkirakan usia bayi dalam kandungan.

menggunakan rumus de haase. Pada kasus ini PB bayi 50 cm,

berarti usia bayi = PB/5 x 4minggu = 50cm/5 x 4 minggu = 40 minggu.

12. Batas tumbuh rambut depan dan belakang bayi sudah terbentuk, rawan telinga sudah terbentuk,

rambut kepala relatif kasar, puting susu sudah berbatas tegas, alis mata sudah lengkap, kuku jari

tangan melewati ujung jari dan labium sudah terbentuk sempurna

- Ini semua adalah ciri-ciri eksternal pada bayi yang sudah cukup bulan.

Pada pemeriksaan pembedahan didapatkan :

1. Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung, paru berwarna merah

muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura), konsistensi paru seperti spons

- Ini merupakan tanda makroskopik paru yang menunjukkan bahwa bayi lahir hidup.

2. gambaran mozaik pada paru

- hal ini juga merupakan tanda makroskopik paru yang menunjukkan bahwa alveoli sudah

terisi udara

3. Alveoli paru yang mengembang sempurna

8

Page 9: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

- Ini merupakan tanda mikroskopik paru yang menunjukkan bahwa bayi lahir hidup

4. edema yang luas pada jaringan paru, membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan

paru.

- Hal ini merupakan tanda mikroskopik paru yang mungkin berasal dari lemak vernis

(membran hialin, yang akan terlihat pada bayi yang telah hidup lebih dari 1 jam)

III. Sebab Kematian

Pada kasus ini, berdasarkan tanda-tanda yang didapatkan menunjukkan kemungkinan kematian

akibat asfiksia mekanik. Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalau

memasuki saluran pernafasan.

IV. Kemungkinan Cara Kematian

Kemungkinan cara kematian korban ini adalah kematian tidak wajar, yaitu pembunuhan anak

sendiri dan juga karena ditemukannya tanda kekerasan lain seperti ditemukan luka memar didalam bibir

dan ditemukan bekas jeratan dengan tepi rata pada leher bayi menunjukkan bahwa bayi mungkin mati

karena asfiksia akibat pembekapan dan penjeratan pada saluran nafas.

9

Page 10: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

V. Visum Et Repertum

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat, Indonesia

Phone: (62-21) 566 3232 | Fax: (62-21) 564 4270

------------------------------------------------------------------------------------------------

VISUM ET REPERTUM

( JENAZAH )

Nomor: 3456-SK III/2345/2-95 Jakarta, 4 April 2013

Lamp : satu sampul tersegel------------------------------------------------------------------------

Perihal: Hasil pemeriksaan Pembedahan----------------------------------------------------------

Atas jenazah---------------------------------------------------------------------------------

PROJUSTITIA

Visum Et Repertum

Yang bertanda tangan di bawah ini,---------------,dokter ahli kedokteran forensic pada Bagian Ilmu

Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta, menerangkan bahwa atas

permintaan tertulis dari kepolisian Resort polisi Jakarta Barat No.Pol.:B/789/VR/XII/95/Serse tertanggal

10

Page 11: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

3 April 2013, maka pada tanggal empat April tahun dua ribu tiga belas, pukul delapan lewat tiga puluh

menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas

Kedokteran Trisakti telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat permintaan tersebut

adalah:

Nama: --------------------------------------------------------------------------------------------

Jenis kelamin: perempuan---------------------------------------------------------------------------

Umur:--------------------------------------------------------------------------------------------

Kebangsaan:--------------------------------------------------------------------------------------

Agama:--------------------------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan:----------------------------------------------------------------------------------------

Alamat:----------------------------------------------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN

I.PEMERIKSAAN LUAR :

1. Organ genetalia yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang perempuan

2. Tali pusat masih melekat pada plasenta

3. Bayi masih penuh darah dan terdapat mekonium

4. Tanda kekuningan pada kulit bayi

5. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut

6. Lebam mayat didaerah punggung dan bokong yang tidak hilang pada penekanan

7. Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi, palpebra dan kulit wajah

8. Permukaan dalam bibir ditemukan luka memar

9. Pada leher ditemukan bekas jeratan dengan tepi rata

11

Page 12: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

10. Berat Badan = 2000 gr

11. Panjang Badan = 50 cm

12. Batas tumbuh rambut depan dan belakang bayi sudah terbentuk

13. rawan telinga sudah terbentuk

14. rambut kepala relatif kasar

15. puting susu sudah berbatas tegas

16. alis mata sudah lengkap

17. kuku jari tangan melewati ujung jari

18. labium sudah terbentuk sempurna

II.PEMERIKSAAN DALAM :

1. Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung, paru berwarna merah

muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura), konsistensi paru seperti spons

2. gambaran mozaik pada paru

3. Alveoli paru yang mengembang sempurna

4. Edema yang luas pada jaringan paru

5. Membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan paru.

KESIMPULAN :

Pada mayat bayi perempuan ini ditemukan luka memar pada permukaan dalam bibir yang dapat

disebabkan oleh pembekapan bahan lunak dan bekas jeratan dengan tepi rata yang disebabkan oleh

jeratan kabel.

Pada mayat bayi perempuan ini juga ditemukan bintik-bintik perdarahan pada mata, kelopak mata

dan kulit wajah karena pecahnya pembuluh darah kapiler yang disebabkan oleh suatu keadaan yang

ditandai dengan terjadinya gangguan pernafasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang disertai dengan

12

Page 13: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

peningkatan karbon dioksida dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen dan terjadi

kematian.

Demikian saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya

mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP……………………………

Dokter yang memeriksa,

dr. Kelompok 2

Nip 130……..

13

Page 14: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK HUKUM

Pasal 341 KUHP

Seorang ibu dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa

lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak, dihukum, karena

makar mati terhadap anak , dengan hukuman penjara selama-lamanya 7 tahun.

Pasal 342 KUHP

Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputuan yang diambilnya sebab takut ketahuan

bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada ketika

dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum karena pembunuhan anak yang

direncanakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun.

Pasal 342 KUHP

Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342

dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan

Pasal 181 KUHP

Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat dengan maksug

hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum penjara selama-lamanya 9

bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.

14

Page 15: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Pasal 304 KUHP

Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan, sedang ia

wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena hukum yang berlaku

atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama 2 tahun 8 bulan atau denda

sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 305 KUHP

Barang siapa menaruhkan anak yang dibawah umur 7 tahun disuatu tempat supaya dipungut oleh

orang lain, atau dengan maksud akan terbebas dari pada pemeliharaan anak itu , meninggalkannya ,

dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan.

Pasal 306 KUHP

(1) Kalau salah satu perbuatan yang diterangkan dalam pasal 304 dan 306 itu menyebabkan luka berat

, maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 6 bulan.

(2) Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, sitersalah itu dihukum penjara

selama-lamanya 9 tahun.

Pasal 307 KUHP

Kalau sitersalah karena kejahatab yang diterangkan dalam pasal 305 adalah bapa atau ibu anak itu,

maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat ditambah dengan

sepertiganya.

Pasal 308 KUHP

15

Page 16: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Kalau ibu menaruh anaknya disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama sesudah anak

itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak atau dengan maksud akan

terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya , maka hukuman maksimum yang tersebut

dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga seperduanya.

PROSEDUR MEDIKO-LEGAL

1. Penemuan dan pelaporan

o Dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami suatu

kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana.

o Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib,dalam hal ini Kepolisian RI dan lain-lain.

2. Penyelidikan

o Dilakukan oleh penyelidik untuk mengetahui apakah benar ada kejadian seperti yang

dilaporkan.

o Menurut Pasal 4 KUHAP, penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik

Indonesia.

3. Penyidikan

o Dilakukan oleh penyidik

o Tindak lanjut setelah diketahui benar-benar terjadi suatu kejadian.

o Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli.

o Menurut pasal 2 PP No 27/1983, penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, dan pejabat

pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang

sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat 1(golongan II/b).

4. Pemberkasan perkara

16

Page 17: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

o Dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya dan diteruskan ke

penuntut umum.

5. Penuntutan

o Dilakukan oleh penuntut umum di siding pengadilan setelah berkas perkara yang lengkap

diajukan ke pengadilan.

6. Persidangan

o Persidangan pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim.

o Dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan juga para ahli.

o Dokter dapat dihadirkan di sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli atau

selaku dokter pemeriksa.

7. Putusan pengadilan

o Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan, yaitu keyakinan pada diri hakim bahwa

memang telah terjadi suatu tindak pidana dan bahwa terdakwa memang bersalah.

Keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya dua dari lima alat bukti yang

sah, yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa, keterangan ahli, surat dan petunjuk.

PEMERIKSAAN BAYI

Diantara masalah-masalah yang perlu dijawab oleh seorang dokter adalah:

1. Apakah bayi dilahirkan hidup atau mati?

2. Berapakah umur bayi tersebut?

3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat?

4. Apakah sebab kematian?

17

Page 18: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Penentuan lahir mati atau lahir hidup

Tanda-tanda Lahir hidup Lahir mati

Tanda-tanda maserasi - Baru terlihat setelah 8-

10 hari kematian

inutero.

- Bila kematian baru

terjadi 3 atau 4 hari:

Perubahan berupa

vesikel atau bula yang

berisi cairan

kemerahan, epidermis

bewarna putih dan

berkeriput, bau tengik,

dan tubuh mengalami

perlunakan.

- Organ-organ tampak

basah tetapi tidak

berbau busuk

Pengembangan dada - Dada sudah

mengembang

- Diafragma sudah turun

sampai sela iga 4-5

- Iga masih mendatar dan

diafragma masih

setinggi iga 3-4.

Pemeriksaan makroskopik paru - Paru sudah mengisi

rongga dada dan

- Paru-paru masih

tersembunyi dibelakang

18

Page 19: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

menutupi sebahagian

kandung jantung.

- Paru berwarna merah

muda tidak merata

dengan pleura tegang.

- Menunjukkan gambaran

mosaic kerana alveoli

telah berisi udara.

- Gambaran marmer

akibat pembuluh daran

interstitial berisi darah

- Konsistensi seperti

spons dan teraba derik

udara.

- Pengirisan paru dalam

air : terlihat jelas

keluarnya gelembung

udara dan darah.

- Berat paru bertambah 2

kali kerana

berfungsinya sirkulasi

darah jantung paru.

kandung jantung atau

telah mengisi rongga

dada.

- Paru-paru bewarna

kelabu ungu merata

seperti hati, konsistensi

padat,tidak teraba derik

udara dan pleura yang

longgar

Uji apung paru - Hasil positip - -Hasil negatip

Pemeriksaan mikroskopik paru - Alveoli paru

mengembang sempurna

- Tanda khas untuk paru

bayi yang belum

19

Page 20: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

dengan atau tanpa

emfisema obstruktif

- Tidak terlihat

projection.

- Perwarnaan Gomori

atau Ladewig: serabut

retikulin tampak tegang.

bernafas adalah adanya

tonjolan yang berbentuk

seperti bantal yang akan

bertambah tinggi dan

dasar menipis sehingga

tampak seperti dada

(club –like)

- Pada paru bayi yang

belum bernafas dan

sudah membusuk

dengan pewarnaan

Gomori atau Ladewig:

Tapak serabut retikulin

pada permukaan

dinding alveoli

berkelok-kelok seperti

rambut yang kerinting

Penentuan Umur Bayi

Penentuan umur janin atau embrio dalam kandungan rumus De Haas adalah untuk 5 bulan pertama,

panjang kepala tumit(cm)=kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur gestasi(bulan) x 5.

Penentuan sudah atau belum dirawat

Tali pusat

20

Page 21: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

- Telah terikat,diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5cm dari pusat bayi dan diberi

obatt antiseptic

- Pada kasus pembunuhan tali pusat terputus dekat perlekatannya pada uri atau pusat bayi dengan

ujung yang tidak rata.

Verniks Kaseosa(Lemak Bayi)

- Pada yang telah dirawat ia telah dibersihkan demikian pua bekas-bekas darah

- Pada bayi yang dibuang ke dalam air, verniks tidak akan hilang selluruhnya dan dapat ditemukan

didaerah lipatan kulit,ketiak,belakang telinga,lipat paha dan lipat leher.

Pakaian

- Pada bayi yang teah dirawat bayi akan dipakaikan baju atau penutup seluruh tubuh pada bayi.

Penentuan Sebab Kematian

Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia). Kematian dapat

pula diakibatkan oleh proses persalian (trauma lahir), kecelakaan, pembunuhan atau alamiah.

Trauma lahir

- Kaput subsedaneum

- Sefal hematom

- Perdarahan intracranial

- Perdarahan subaraknoid atau interventrikuler

- Perdarahan epidural

Pembunuhan

21

Page 22: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

- Cara tersering dijadikan adalah yang menimbulkan asfiksia: pembekapan, penyumbatan jalan

nafas, penjeratan, pencekikkan dan penenggelaman

- Pembunuhan dengan kekerasan tumpul jarang dijumpai sekiranya ada menyebabkan patah atau

retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak.

- Pembunuhan dengan senjata tajam jarang ditemukan. Sekiranya ada, akan ditemukan tusukan

didaerah palatum mole melalui foramen magnum dan merusak medulla oblongata.

- Pembunuhan dengan jalan membakar menyiramkan cairan panas, memberikan racun dan

memuntir kepala sangat jarang terjadi.

PEMERIKSAAN MAYAT BAYI

Pemeriksaan luar Tanda

Kulit - Sudah dibersihkan atau belum

- Keadaan verniks kaseosa

- Warna

- Berkeriput atau tidak

Mulut - Kehadiran benda asing

Tali pusat - Sudah terputus atau masih melekat pada

uri

- Potongan rata atau tidak

- Tanda sudah diberi antiseptic atau belum

- Tanda-tanda kekerasan pada tali pusat

hematoma tau Wharton ‘s Jelly berpindah

tempat.

Kepala - Apakah terdapat kaput suksedaneum atau

22

Page 23: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

molase tulang-tulang tengkorak.

Tanda-tanda Kekerasan - Ada atau tidak tanda pembekapan di

sekitar mulut dan hidung.

- Tanda memar pada mukosa bibir dan

pipi.

- Tanda pencekikan atau jerat pada leher

- Memar atau lecet pada tengkuk

Mulut - Apakah terdapat benda asing

- Perhatikan palatum mole tedapat robekan

atau tidak

Tanda asfiksia - Tardieu’s Spot pada permukaan

paru,jantung,thymus dan epiglottis

Tulang belakang - Apakah terdapat kelainan congenital dan

tanda-tanda kekerasan.

Kepala - Perhatikan apakah terdapat perdarahan

subdural atau subaraknoid.

- Perhatikan keadaan falks serebri dan

tentorium cerebri.

PEMERIKSAAN IBU

Pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi dengan si perempuan

tersebut:

23

Page 24: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

o Tes DNA mitokondria

Mitokondria memiliki molekul DNA sendiri yang disebut sebagai DNA mitokondria. Pada

manusia genom mitokondria DNA mengandung sekitar 16.000 pasang basa DNA, dimana ini hanya

mewakili sebagian dari total pasang basa DNA yang terdapat pada inti sel. Yang membuat DNA ini

istimewa, tidak seperti DNA nukleus yang diwarisi secara seimbang dari ayah dan ibu, DNA ini

diwarisi hanya dari sang ibu, karena semua mitokondria manusia diturunkan dari mitokondria sel

telur ibu. Sehingga, kita bisa melakukan tes untuk membandingkan mitokondria anak dan ibu untuk

menentukan hubungan mereka.(adanya kemiripan)Karena mitokondria merupakan struktur yang kuat

dan melindungi DNA yang dikandungnya, DNA mitokondria sangat berguna juga untuk

mengidentifikasi korban-korban bencana alam dimana DNA nukleus sudah terdegradasi ataupun

rusak. Sebagian besar sel di tubuh kita mengandung antara 500 sampai 1000 copy dari molekul DNA

mitokondria yang membuatnya lebih mudah untuk ditemukan dan diekstrak daripada DNA nukleus.

Cara pengambilan sampel: Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan menggunakan

tabung EDTA kemudian diberi label yang jelas, dan tanggal pengambilan sampel. Sampel disimpan

pada suhu 4°C.

o Tes golongan darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis

karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang

paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal

sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah

dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat

anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

24

Page 25: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Cara yang biasa dilakukan adalah absorpsi elusi dengan prosedur sebagai berikut :

- 2-3 helai benang mengandung bercak darah kering difiksasi dengan metil alkohol selama 15

menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya dilakukan penguraian benang

tersebut menjadi serat-serat halus dengan mengguakan dua buah jarum.

- Lakukan juga pada darah yang tidak mengandung bercak darah sebagai kontrol negatif.

- Serat benang dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama yang

mengandung golongan darah A diteteskan serum anti-A dan pada tabung kedua yang

mengandung golongan darah B diberi serum anti-B hingga serabut benang terendam seluruhnya.

Kemudian tabung-tabung disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 4˚C selama satu malam.

- Kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4˚C) sebanyak 5

- 6 kali, lalu tambahkan 2 tetes suspensi 2% sel indikator, pusing dengan kecepatan 1000 RPM

selama 1 menit. Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan kemudian tambahkan 1-2 tetes

garam faal. Panaskan pada suhu 56˚C selama 10 menit dn pindahkan pada tabung lain.

Tambahkan 1 tetes suspensi sel indikator ke dalam masing-masing tabung, biarkan selama 5

menit pada kecepatan 1000 RPM.

- Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi bererti darah mengandung

antigen yang sesuai dengan antigen sel indikator.

25

Page 26: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Dari tes bisa diketemukan kemungkinan adanya hubungan ibu dan anak, sehinga hasilnya tidak

mutlak menunjukkan si pelaku.

Pemeriksaan terhadap tersangka ibu:

- Tes DNA mitokondria

- Tes golongan darah

- Pemeriksaan kejiwaan

Dilakukan untuk mengetahui keadaan psikis sang ibu saat melakukan kejahatan. Pasal 44

ayat 1 KUHP berbunyi : Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan padanya disebabkan karena jiwanya cacat dalam tumbuhnya

(gebrekkige ontwikkeling) atau terganggu karena penyakit (ziekelijke storing), tidak

dipidana. Apabila psikosis ditemukan, maka harus dibuktikan apakah penyakit itu telah ada

sewaktu tindak pidana dilakukan.

26

Page 27: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

- Tanda-tanda baru melahirkan :

1. Perlukaan pada vagina oleh karena proses kelahiran

2. Kadar prolaktin yang tinggi

3. Tubuh yang gemuk

4. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum.

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan

kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil

dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi

wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat

sebelum persalinan pertama.

Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami

robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi

dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat

mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu.

Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian.

5. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-

perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:

Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter Uterus

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan simpisis 500 gram 7,5 cm

14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm

6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

27

Page 28: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Gambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas

28

Page 29: PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

DAFTAR PUSTAKA

1) Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S et al. Ilmu Kedokteran Forensik:pembunuhan anak

sendiri. Jakarta:Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997. p.

165-77.

2) Anonymous. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran:hukum pidana yang berkaitan

dengan profesi dokter. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 1994. p. 40-41

3) Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik:visum et repertum. 1 st ed. Jakarta: Binarupa

Aksara: 1997. p. 72-74.

4) Anonymous. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta: Bagian kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran

UI; 2000.

5) Tanatologi Forensik.2009. Available at: http://klinikindonesia.com/forensik/tanatologi.php,

Accessed, April 16, 2010.

6) Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sisitem Endokrin. February 28, 2010. Available:

http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-725.

Accessed, April 4, 2010.

29