Upload
imadar-wadas
View
126
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
i
TUGAS
MATA KULIAH PILIHAN II
TENTANG
“PEMELIHARAAN TANAMAN DENGAN
POMPA AIR TANAH”.
OLEH
DARWIN RAUF
NIRM. 04.1.11.0557
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
2013
i
KATA PENGANTAR
“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh”
Puji syukur Saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia, taufik dan hidayahnya, sehingga Saya bisa menyelesaikan makalah yang
berisikan tentang “Pemeliharaan Tanaman dengan Pompa Air Tanah”. Makalah
ini merupakan bagian dari mata kuliah Pilihan 2, namun pembahasan mengenai
masalah ini tidak akan habis untuk dibahas karena masalah ini sudah merupakan
bagian dari pola kehidupan petani. Oleh karena itu, pembahasan mengenai
“Pemeliharaan Tanaman dengan Pompa Air Tanah” dapat dirangkum secara rapi
dalam makalah ini.
Saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr, Ir, Soesilo Wibowo, MS. Selaku Dosen Mata Kuliah,
2. Bapak Aminuddin, STP, M.Si. Selaku Dosen Mata Kuliah.
3. Bapak Rudi Hartono, SST, MP. Selaku Asisten Dosen
4. Bapak Anwar, SST. Selaku Asisten Dosen
Dan semua kalangan pihak yang telah memberikan Ilmu dan motivasi
dalam rangka pengadaan makalah ini, saya berharap informasi yang terdapat
dalam makalah ini sangat berguna bagi pembaca .
Saya sadar dan percaya, bahwa makalah yang Saya tulis ini masih kurang
dari sempurna, untuk itu Saya mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun,
agar nantinya Saya dapat menulis makalah yang lebih baik lagi.
„Terima kasih‟
Bogor, Desember 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................ 1
1.1. Tujuan............................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 3
2.1. Pengertian Sistem irigasi Pompa Air Tanah...................... 3
2.2. Bagian-bagian Irigasi Pompa Air Tanah........................... 4
2.3. Jenis-Jenis Pompa Untuk Keperluan Irigasi...................... 4
2.4. Operasi Irigasi Pompa Air tanah....................................... 6
2.5. Pemeliharan irigasi Pompa Air Tanah............................... 7
2.6 . Jaringan irigasi Pompa Air Tanah..................................... 8
2.7. Pembangunan irigasi Pompa Air Tanah............................ 8
BAB III PEMBAHASAN....................................................................... 10
3.1. Penggunaan Irigasi Pompa Air Tanah Pada Tanaman........ 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 14
4.1. Kesimpulan........................................................................... 14
4.2. Saran..................................................................................... 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah Indonesia terus menggalakkan penggunaan pompa air
tanah dalam beberapa dekade terakhir untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman khususnya pada musim kemarau. Sejalan dengan itu, pemerintah
juga telah mengintroduksikan penggunaan alat-alat mekanisasi untuk
mempercepat proses kerja dalam penyiapan lahan (Sutardi, 2003). Namun
demikian, mencermati efek dari introduksi pompa air tanah dalam jangka
panjang, diperlukan suatu kajian yang komprehensif tentang kondisi
sumberdaya air tanah itu sendiri.
Hal tersebut mengingat sebagian besar aktifitas pemompaan
dipusatkan pada daerah-daerah kering di bagian tengah dan timur Jawa yang
juga merupakan sumber air bagi sebagian besar sumur warga. Adanya deplesi
dari suplai air akan membawa dampak yang buruk bagi penduduk sekitar
dimana pada musim kemarau sumur-sumur penduduk akan mengalami
kekeringan.
Dalam kaitannya dengan eksploitasi air tanah untuk mendukung
sistem pertanian, diperlukan adanya kajian tentang pola penyebaran pompa
air tanah serta intensitas pemakaiannya untuk keperluan irigasi tanaman.
Kajian ini diperlukan untuk terciptanya suatu pola pemanfaatan sumber air
tanah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Metode klastering telah
banyak diaplikasikan untuk mengelompokkan suatu data berdasarkan
kesamaan/kemiripan yang dimiliki oleh suatu wilayah. Terdapat berbagai
macam metode klastering misalnya hard clustering, fuzzy c means clustering,
the mountain clustering dan subtractive clustering.Beberapa contoh
pemanfaatan teknik klastering diantaranya oleh Ahn et al.(1999) yang
menganalisis hiperspektral data yang diambil dari pola delineasi tanah. Guler
dan Thyne (2004) juga telah memanfaatkan teknik fuzzy c-meansuntuk
mengklasifikasi secara spasial data kandungan kimia air tanah di suatu
wilayah. Zhang dan Tummy (2003) menggunakan fuzzy c-meansuntuk
memetakan wilayah berdasarkan tingkat dan jenis polusinya. Young dan
2
Hammer (2000) juga mengaplikasikan fuzzy c-meansuntuk mengkaji pola
homogenitas tanah dalam kaitannya dengan sifat fisik tanah dan topografi
lahan.
Dalam kegiatan budidaya pertanian, berbagai macam faktor memiliki
peran serta dalam keberhasilan usaha budidaya tersebut. Salah satu faktor
yang tidak dapat dilupakan dan ditinggalkan yaitu permasalahan tentang
kebutuhan air yang diperlukan oleh tanaman. Air merupakan unsur kedua
yang memiliki peranan penting dalam keberhasilan usaha budidaya pertanian
di lahan setelah tanah. Peran tersebut sangat fundamental dan harus selalu
terpenuhi. Jika kebutuhan air yang seharusnya telah diberikan pada tanaman
belum juga terpenuhi, maka hal tersebut akan menjadi salah satu faktor
pembatas dalam keberhasilan usaha budidaya tersebut.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui Pengertian dan manfaat cara
menggunakan pompa air tanah bagi tanaman yang dapat bermanfaat untuk
menjaga kelembaban tanah dan mampu mempertahankan pada tingkat yang
optimal bagi pertumbuhan tanaman.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Sesuai ketentuan umum dalam Peraturan Pemerintah tentang Irigasi
No.20 Tahun 2006, irigasi pompa adalah salah satu jenis irigasi,
setingkat/sama dengan irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi tambak.
Dengan demikian pengertian irigasi pompa adalah penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang
pertanian dengan menggunakan pompa air tanah. Selanjutnya Irigasi pompa
air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan air dari bawah
permukaan tanah (atau mengangkat/memindahkan air dari tempat yang
rendah ke tempat yang lebih tinggi) dengan menggunakan bantuan pompa air,
sehingga dapat didistribusikan dan digunakan untuk keperluan irigasi. Irigasi
pompa air tanah ini mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu:
Kelebihan irigasi pompa air tanah:
a. adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan irigasi
permukaan sehingga dapat diharapkan tersedia sepanjang tahun;
b. rencana tata tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam serta ketersediaan
tenaga kerja; dan
c. petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk irigasinya.
Kelemahan irigasi pompa air tanah:
a. Diperlukan investasi / modal yang relatif besar untuk
pembangunannya;
b. Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga
membutuhkan dukungan tenaga operator yang trampil; dan
c. Diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai, agar
keberlanjutannya dapat terjaga.
4
2.2. Bagian-Bagian Irigasi Pompa Air Tanah
Bagian-bagian irigasi pompa air tanah terdiri:
1) Sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, bor (pipa), yang berfungsi
untuk mengumpulnya air dari akuifer;
2) Pompa air dan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik
dari PLN.);
3) Bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai
tempat pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk
menyimpan buku catatan kegiatan O & P pompa dan fasilitanya yang
terkait;
4) Bak penampung, yang berfungsi sebagai bak penenang yang biasanya
dilengkapi dengan alat ukur debit;
5) Saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran
terbuka; dan
6) Bangunan pembagi ke masing-masing box.
2.3. Jenis-Jenis Pompa Untuk Keperluan Irigasi
1) Pompa Sentrifugal
Pompa setrifugal adalah jenis pompa yang biasanya menggunakan
waduk, danau, sungai dan sumur dangkal sebagai sumber airnya. Pompa
sentrifugal harus benar-benar diisi dengan air sebelum dapat beroperasi.
Garis hisap serta pompa harus diisi dengan air dan bebas dari udara.
Gambar 1. Centrifugal Pump
5
2) Pompa Submersibel
Pompa submersible di pasang benar-benar di dalam air, termasuk
motor. Pompa ini terdiri dari seebuah motor listrik dan pompa dalam satu
unit dan bentuknya sseperti silinder panjang sehingga dapat muat turun
dalam dengan casingnya juga.
Gambar 2. Submersible Pump
3) Pompa Turbin
Dalam pompa turbin baik yang diadaptasi untuk digunakan dalam
permukaan sumur atau dimana permukaan air di bawah batas praktis dari
sebuah pompa sentrifugal. Turbin efisiensi pompa yang sebanding atau
lebih besar dari pompa sentrifugal biasanya lebih mahal dari pada pompa
sentrifugal yang sulit untuk memeriksa dan memperbaiki.
Ada tiga bagian utama dari pompa turbin :
• Unit kepala
• Poros dan perakitan kolom
• Mangkuk pompa
Gambar 3. Vertical Turbine Pump
6
2.4. Operasi Irigasi Pompa Air Tanah
Berlainan dengan cara yang lazim digunakan dalam jaringan irigasi air
permukaan, pada sistem irigasi pompa air tanah petani dapat menentukan
sendiri berapa banyak air yang ia perlukan di lahan mereka. Meskipun jumlah
air yang diberikan dapat sesuai dengan permintaan petani yang bersangkutan,
tetapi juga harus dipertimbangkan aspek keadilan dan pemerataan pada
petanipetani yang lain. Disamping itu juga dituntut kesadaran petani agar
dapat menggunakan air sehemat mungkin, maka air harus dibagi secara
efektif dan efisien. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembinaan
adalah cara dan teknik pembagian air termasuk pemberian air di lahan. Hal ini
tentunya menuntut kemampuan operasi yang lebih tinggi dibandingkan irigasi
permukaan agar dapat memenuhi kriteria tepat tempat, tepat jumlah dan tepat
waktu agar tuntutan kebutuhan di kalangan petani dapat terpenuhi.
Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan
keberlanjutannya, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a) Mengoprasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh
pabrik pembuat peralatan (pompa dan Mesin)
b) Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan petani melalui ulu-
ulu/P3A sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada
waktu tanaman benar-benar membutuhkan
c) Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan
barang-barang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga
tidak terjadi keterlambatan penyediaan bahan.
d) Melakukan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun
pompa, misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan,
mencatat debit, mencatat pengggunaan air, dan pemakaian/ konsumsi
bahan bakar.
7
2.5. Pemeliharaan Irigasi Pompa Air Tanah
Pemeliharaan irigasi pompa meliputi:
a. Pemeliharaan Sumur Bor (Pipa)
Sumur jenis ini di bor jauh ke dalam lapisan tanah yang
mengandung banyak air, sehingga diperlukan peralatan berat untuk
membuatnya. Sumur jenis ini dapat digunakan untuk berbagai macam
keperluan, karena mampu menghasilkan jumlah pemompaan air yang
banyak. Demikian juga untuk keperluan irigasi yang cenderung
mernerlukan jumlah air yang besar dan kepastian ketersediaan, maka
pilihan jenis sumur ini paling banyak dilakukan. Seperti peralatan yang
lain, sumur juga mengalami keausan akibat pemompaan yang terus-
menerus.
b. Pemeliharaan Mesin/Pompa
Pemeliharaan yang baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ditentukan akan
memperpanjang umur pakai suatu peralatan. Pada umumnya perawatan
rutin yang dilaksanakan teratur akan mengurangi resiko kerusakan,
sehingga menghemat biaya perawatan dalam jangka panjang.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik, diperlukan:
Secara umum ada tiga jenis pemeliharaan, yaitu:
Pemeliharaan rutin:
• Mengecek oli/ sistem pelumasan;
• Mengecangkanbaut/mur yang kendor;
• Mengecek Sistem pendinginan; dan
• Mengecek belt.
c. Pemeliharaan Saluran Pembawa Dan Bangunan Pelengkap
Jika saluran pembawa merupakan saluran terbuka, maka pemeliharaan yang
dilakukan adalah layaknya pada irigasi permukaan. Misalnya melakukan
kegiatan rutin membersihkan kotoran, rumput, menutup bocoran
disepanjang saluran, dan kegiatan semacamnya. Jika saluran yang
digunakan adalah saluran tertutup berupa pipa, maka kebersihan pada
bak-bak pembagi yang terbuka harus lebih diperhatikan, karenanya harus
8
senantiasa dihindari agar jangan sampai ada kotoran/sampah masuk yang
berakibat pada tersumbatnya saluran pembawa tersebut.
2.6. Jaringan irigasi Pompa Air Tanah
Sesuai dengan rencana peraturan pemerintah tentang irigasi tanuh
2004, jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal
dari air tanah, mulai dari semur dan instalasi pompa sampai dengan saluran
irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya. Selanjutnya peraturan
pemerintah tersebut juga mengisyaratkan bahwa jaringan irigasi air tanah
seperti irigasi permukaan yang terdiri dari jaringan utama (sumur, pompa air
dan mesin pemggeraknya, bangunan stasiun pompa, dan bak penampung
air) dan jaringan tersier (saluran sesudah bak penampung yang berfungsi
sebagai saluran distribusi dan pembagian air irigasi).
2.7. Pembangunan irigasi Pompa Air Tanah
Sesuai dengan undang-undang No.7 Tahun 2004 tentang sumber
daya air maka pembangunan jaringan utama irigasi, termasuk irigasi pompa
air tanah (sumur, pompa, rumah pompa, bak penampung) baik
pembangunan, operasi dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab
pemerintah, sedangkan saluran tersier sesudah bak penampung menjadi
tanggung jawab petani
Mengingat mahalnya investasi yang dibutuhkan dalam
pembangunan instalasi sistem irigasi pompa air tanah, maka keberadaannya
masih merupakan proyek-proyek yang masih dikerjakan oleh pemrintah
pusat dan petani sesuai dengan ketentuan undang-undang tersebut
diharapkan untuk membangun jaringan tersier sesudah bak penampung,
serta melaksanakn operasi dan pemeliharaan jaringan tersier tersebut.
Sistem irigasi air tanah memerlukan biaya O & P yang relatif tinggi, dengan
demikian maka petani harus dapat memperhitungkan dengan baik tingkat
pengembalian kegiatan petani yang diusahakannya. Untuk itu petani harus
benar-benar intensif dalam pengelolaan tanaman pertaniannya sehingga
dapat menanggung biaya yang dibebankan untuk pengelolaan sistem irigasi
pompa air tanah. Biasanya petani akan menambah jenis tanaman yang
mempunyai peluang produktifitas tinggi dan bernilai ekonomis tinggi serta
9
membutuhkan air relatif sedikit. Tanama jenis hotikultura dan buah-buahan
biasanya menjadi pilihan para petani, misalnya tomat, lombok, semangka,
melon, dan lain-lain. Untuk melaksanakan pengelolaan yang baik
dibutuhkan suatu institusi atau lembaga pengelolaan yang baik pula.
Lembaga ini biasanya disebut Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A),
Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Mitra Cai, atau apa saja namanya
sesuai daerahnya.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Penggunaan Irigasi Pompa Air Tanah Pada Tanaman
Penggunaan air tanah untuk memenuhi berbagai keperluan seperti
rumah tangga, industri dan pertanian telah lama dilakukan di Indonesia.
Pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen
Pekerjaan Umum mulai tahun 1970 telah mengembangkan pemanfaatan air
tanah untuk irigasi diderah cekungan Wilis – Lawu di Kabupaten Kediri-
Nganjuk Propinsi Jawa Timur, hingga sampai saat ini pemanfaatan air tanah
untuk irigasi telah berkembang hampir diseluruh Propinsi di Indonesia.
Untuk dapat memanfaatkan air tanah yang keberadaannya pada
lapisan pembawa air yang disebut “akifer” dimana posisinya berada
dibawah permukaan tanah, menyebabkan diperlukannya fasilitas sumur
serta mengoperasikan mesin pompa untuk dapat memanfaatkannya.
Pada sistim irigasi air tanah, setelah pembangunan sumur selesai, maka
setiap kali petani membutuhkan air untuk sawahnya, petani tersebut harus
mengoperasikan mesin pompa agar supaya air yang ada didalam sumur
dapat mencapai sawahnya. Mengingat biaya operasi mesin pompa ini cukup
besar, dibandingkan dengan irigasi permukaan yang menngunakan sistim
grafitasi untuk mengalirkan air kesawah sehingga petani tidak
mengeluarkan biaya sama sekali, maka perlu dicarikan sistim pengaliran air
dengan efisiensi yang tinggi (tidak banyak air yang hilang sebelum
mencapai sawah yang membutuhkannya), sehingga :
1. Apabila digunakan saluran tanah, akan banyak air yang masuk kedalam
tanah akibat porositas dari tanah itu sendiri, makin tinggi tingkat
porositas tanah, makin banyak pula air yang dihisap oleh tanah tersebut.
2. Apabila digunakan saluran yang dilining (misalnya dengan pasangan
batu atau plat beton), memang kehilangan air akibat porositas tanah
dapat direduksi secara signifikan akan tetapi kehilangan akibat
evaporasi selama proses pengaliran tidak bisa dicegah. Selain itu mulai
dari ujung saluran yang dililing mungkin harus tetap melewati saluran
11
tanah beberapa puluh meter sebelum mencapai sawah petani yang
membutuhkan air, disini terjadi kehilangan air lagi, beruntung petani
yang sawahnya persis didepan ujung saluran yang dilining.
3. Apabila digunakan saluran perpipaan PVC, kehilangan air akibat
porositas tanah dan evaporasi dapat diatasi, tapi dari outlet perpipaan
sejauh beberapa puluh meter sebelum mencapai sawah petani yang
membutuhkan air juga tetap melewati saluran tanah.
Dengan menggunakan saluran perpipaan PVC yang
dikombinasikan dengan Pompa Air (Big Gun Sprinkler) maka kehilangan
air sebelum mencapai sawah petani yang membutuhnkan dapat lebih
ditekan lagi. Big gun sprinkler adalah alat penyemprot air yang dapat
memancarkan air sampai sejauh radius 100 meter atau diameter 200 meter.
Secara umum alat ini mirip dengan water canon yang dipakai polisi untuk
membubarkan demo atau yang digunakan oleh pasukan pemadam
kebakaran. Perbedaanya adalah bahwa pada big gun sprinkler untuk irigasi
ada tambahan peralatan yang berfungsi untuk mengatur agar supaya air
yang jatuh ketanah didalam areal radius pancarannya uniform/seragam
sehinngga kondisinya mirip hujan, sedangkan pada water canon yang
diutamakan adalah jangkauannya.
12
Pada waktu beroperasi, posisi big gun sprinkler ini dipindah-
pindahkan sedemikian rupa sehingga seluruh areal yang dilayani dapat
menerima air. Untuk satu mesin pompa pada umumnya memerlukan lebih
dari satu big gun sprinkler sesuai dengan kasitas pompa dan kapasitas dari
big gun sprinkler itu sendiri.
Keuntungan yang didapat dari penggunaan big gun sprinkler ini adalah :
a. Dapat digunakan pada lahan dengan kondisi topografi yang tidak
teratur atau bergelombang dan berbukit-bukit.
b. Dapat diterapkan pada tekstur tanah pasiran hingga tanah berpasir
yang persifat porous.
c. Kehilangan air akibat penguapan dan kebocoran kecil.
d. Apabila tidak ada masalah, biaya OP untuk jaringan pipa kecil.
e. Aman dari gangguan penjebolan secara liar karena pipa ditanam di
bawah tanah, sehingga tidak perlu pemeliharaan secara khusus.
f. Cara pengoperasian penyiraman dapat dilakukan secara bergiliran,
sehingga big gun sprinkler yang digunakan jumlahnya tidak perlu
banyak.
g. Dapat mengatur suhu lingkungan di sekitarnya.
h. Air dapat dicampur dengan pupuk organik.
i. Tidak perlu saluran pembuangan karena air akan meresap ke dalam
tanah.
Kendala pada penggunaan big gun sprinkler adalah :
a. Pemasangan awal diperlukan biaya besar karena peralatan cukup
mahal.
b. Biaya eksploitasi tinggi karena menggunakan bahan bakar untuk
pompa air.
c. Jika ada masalah kerusakan mekanik akan menyebabkan masalah,
yang besarnya sesuai dengan tingkat kerusakan.
d. Pemberian air dipengaruhi oleh angin.
e. Pekerjaan tanah harus dalam kondisi normal supaya mudah dalam
pelaksanaan.
13
Penggunaan big gun sprinkler untuk irigasi air tanah pertama kali
dilaksanakan di Propinsi Nusa Tengara Barat, didesa Akar-akar
kecamatan Bayan kabupaten Lombok Utara pada tahun 2007 dalam
rangka kerja sama antara Departemen Pekerjaan Umum cq Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dengan Universitas Mataram.
Saat ini daerah-daerah lain mulai mengadopsi teknologi tersebut,
diantaranya Propinsi Jawa Timur yang mulai mencoba dikabupaten
Mojokerto dan kabupaten Madiun. Semoga penggunaan big gun
sprinkler ini dapat meningkatkan kesejahteraan para petani air tanah.
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Sesuai ketentuan umum dalam Peraturan Pemerintah tentang Irigasi
No.20 Tahun 2006, irigasi pompa adalah salah satu jenis irigasi,
setingkat/sama dengan irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi tambak.
Jenis-Jenis Pompa Yang Biasa Digunakan Untuk Keperluan Irigasi : 1) Pompa
Sentrifugal, 2) Pompa Submersibel, 3) Pompa Turbin.
Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan
keberlanjutannya, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
e) Mengoprasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh
pabrik pembuat peralatan (pompa dan Mesin)
f) Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan petani melalui ulu-
ulu/P3A sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada
waktu tanaman benar-benar membutuhkan
g) Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan
barang-barang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga
tidak terjadi keterlambatan penyediaan bahan.
h) Melakukan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun
pompa, misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan,
mencatat debit, mencatat pengggunaan air, dan pemakaian/ konsumsi
bahan bakar.
4.2. Saran
Jumlah air irigasi yang diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan
tanaman, kemampuan tanah memegang air, serta sarana irigasi yang tersedia.
Dibutuhkan naungan yang sesuai sehingga jika terjadi hujan maka air tidak
meluapi sehingga pemberian air sesuai dengan jumlah yang telah diberikan
atau ditentukan karena telah tercampur oleh air hujan.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/d
etailartikel/308 Diakses 24 Desember 2013
2. AAK.1992.Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran.Yogyakarta:Kanisius
3. Anonymous.2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Budidaya Tanaman Sawi.
diakses tanggal 24 Desember 2013.
4. Anonymous.2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Sawi_putih. diakses tanggal
24 Desember 2013.
5. Kloppenburg.1993.Petunjuk Lengkap mengenai Tanam-tanaman di
Indonesia dan Khasiatnya sebagai Obat-obatan Tradisional.
Yogyakarta:Yayasan Dana Sejahtera.