3
 Pemeriksaan Fisik Pada pasien ini didadapatkan tekanan darah 180/110 mmhg, hal ini memenuhi kriteria diagn osis untuk preeklamsia berat yaitu tekanan darah sistoli k 160 mmHg dan tekana n darah diastolik 110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dir aat di rumah sakit dan suda h men !ala ni tirah barin g "#u ley $ et al, %00& '. (amun  pengukuran tekanan darah tersebut harus diulang dalam aktu kurang dari 1) menit "*+-, %00%'. Pasien tersebut saat datang ke umah akit -ambiran ediri tidak didapatkan tanda tanda inp artu yaitu tid ak ada tanda kel uar darah dan air ket uba n, usia kehamilan %) %6 minggu dan tidak ada riayat hipertensi sebelumnya. 2sia kehamilan pada pasien digunakan untuk menentukan klasi3ikasi hipertensi pada pasien tersebut. Pasien dengan usia kehamilan lebih dari %0 minggu diklasi3ikasikan dalam preeklamsia "*+-, %00%., Prairohard!o,arono.%00&'. Pada pem eri ksaan status gene ral is perl u dipasti ka n adany a edema, edema pada  periorbital dan daerah lain karena pada preeklamsia berat ter!adi edema pada periorbital, ekstremitas, paruparu, 4erebral, abdomen dan retina akibat dari dis3ungsi 5askular. *kibat respon terhadap iskemia, beberapa agen dikeluarkan dari plasenta dan desidua, agenagen tersebut beker!a sebagai mediator yang menyebabkan release sitokin seperti T(F al3a dan interle ukin sehingga ter!adi stress oksid ati3 mengakiba tkan release reactive oxygen species "' dan peroksidasi lipid. ahan radikal tersebut merupakan bahan toksik pada sel endotel sehingga menyebabkan perlukaan pada endotel. tress oksidati3 menyebabkan pembentukan lipid dalam bentuk makro3ag foam cell, akti5 asi koagu lasi mikro 5askul ar dapat dilihat dari  pemeriksaan darah lengkap yaitu ter!adi trombositopenia dan peningkatan permeabilitas kapiler. Pada pemeriksaan pasien dengan edema paru didapatkan ron4hi halus basal "7oung, et all ., %010'. Pasie n de ngan edema 4ereb ral di dap at kan ge !al a pe ni ngkatan tekanan intrakranial, salah satunya yaitu ke!ang tonik klonik "eklamsia', pada abdomen didapatkan as4i tes yai tu pad a per kus i did apa tka n sua ra redup. Pad a pemerik saan 3un duskopi reti na didapatkan papila edema. (amun ge!ala edema tidak spesi3ik untuk menentukan adanya  preeklamsia karena pada kehamilan dengan tekanan darah normal bisa didapatkan edema ekstremitas "7o ung, et all.,%010'. Pada pasien denga n preek lamsia seperti pasien ini harus dilakuk an moni toring !umlah urin tiap !am maupun % !am. Pada pasien preeklampsia didapatkan ge!ala oliguria yaitu  penurunan !umlah urin output kurang dari 00 ml dalam % !am atau urine output kurang dari

Pemeriksaan Fisik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemeriksaan

Citation preview

Pemeriksaan FisikPada pasien ini didadapatkan tekanan darah 180/110 mmhg, hal ini memenuhi kriteria diagnosis untuk preeklamsia berat yaitu tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring (Duley L et al, 2007). Namun pengukuran tekanan darah tersebut harus diulang dalam waktu kurang dari 15 menit (ACOG, 2002). Pasien tersebut saat datang ke Rumah Sakit Gambiran Kediri tidak didapatkan tanda-tanda inpartu yaitu tidak ada tanda keluar darah dan air ketuban, usia kehamilan 25-26 minggu dan tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya. Usia kehamilan pada pasien digunakan untuk menentukan klasifikasi hipertensi pada pasien tersebut. Pasien dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu diklasifikasikan dalam preeklamsia (ACOG, 2002., Prawirohardjo,Sarwono.2007). Pada pemeriksaan status generalis perlu dipastikan adanya edema, edema pada periorbital dan daerah lain karena pada preeklamsia berat terjadi edema pada periorbital, ekstremitas, paru-paru, cerebral, abdomen dan retina akibat dari disfungsi vaskular. Akibat respon terhadap iskemia, beberapa agen dikeluarkan dari plasenta dan desidua, agen-agen tersebut bekerja sebagai mediator yang menyebabkan release sitokin seperti TNF alfa dan interleukin sehingga terjadi stress oksidatif mengakibatkan release reactive oxygen species (ROS) dan peroksidasi lipid. Bahan radikal tersebut merupakan bahan toksik pada sel endotel sehingga menyebabkan perlukaan pada endotel. Stress oksidatif menyebabkan pembentukan lipid dalam bentuk makrofag foam cell, aktivasi koagulasi mikrovaskular dapat dilihat dari pemeriksaan darah lengkap yaitu terjadi trombositopenia dan peningkatan permeabilitas kapiler. Pada pemeriksaan pasien dengan edema paru didapatkan ronchi halus basal (Young, et all., 2010). Pasien dengan edema cerebral didapatkan gejala peningkatan tekanan intrakranial, salah satunya yaitu kejang tonik klonik (eklamsia), pada abdomen didapatkan ascites yaitu pada perkusi didapatkan suara redup. Pada pemeriksaan funduskopi retina didapatkan papila edema. Namun gejala edema tidak spesifik untuk menentukan adanya preeklamsia karena pada kehamilan dengan tekanan darah normal bisa didapatkan edema ekstremitas (Young, et all.,2010).Pada pasien dengan preeklamsia seperti pasien ini harus dilakukan monitoring jumlah urin tiap jam maupun 24 jam. Pada pasien preeklampsia didapatkan gejala oliguria yaitu penurunan jumlah urin output kurang dari 400 ml dalam 24 jam atau urine output kurang dari 20-30 ml dalam 2 jam. Oliguria disebabkan oleh penurunan perfusi renal dan filtrasi glomerolus yang ditandai dengan peningkatan serum kreatinin pada hasil laboratorium (Young, et all.,2010).Pada pemeriksaan obstetri didapatkan TFU 20 cm, punggung kanan, belum masuk p.a.p dan DJJ (12.13.12) : 148 x/menit. Letak janin normal, bagian terbawah janin adalah kepala belum memasuki pintu atas panggul karena berdasarkan teori kepala janin mulai masuk pintu atas panggul pada minggu ke 36 (Prawirohardjo,Sarwono.2007).Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah berupa pemeriksaan Hb dengan nilai 13,0, golongan darah, waktu perdarahan, dan waktu pembekuan sebagai bahan rujukan preoperatif. Pemeriksaan urin juga dilakukan, didapatkan urin dengan tes dipstik mengandung protein +3. Disfungsi vaskular, kebocoran kapiler, dan vasospasme menyebabkan proteinuria(Young, et all.,2010). Dari pemeriksaan hasil tes fungsi hati yaitu SGOT dan SGPT dalam batas normal.Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosis pada kasus ini adalah GII P2122 UK 25-26 Minggu Tunggal , janin hidup, Belum Inpartu dengan preeklamsia berat.

DAFTAR PUSTAKADiagnosis and Management of Preeclampsia and Eclampsia, ACOG Practice Bulletin, Clinical Management Guidelines for Obstetrician-Gynecologist, No:33, January 2002.Prawirohardjo,Sarwono.2008. Ilmu Kandungan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal . 262-264Young, Brett C., Levine, Richard J., Karumanchi S. 2010. Pathogenesis of Preeclampsia. Annu Rev Pathol Mech. Dis, 5: 173-92.