Upload
eko-budi-wiguna
View
213
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
1/16
MAKALAH RADIOLOGI
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI EKSTRAORAL
Disusun oleh:
NAGITHA SUBUDILA 160112100529
TIARA A. KHUSNA 160112100530
MARCHIANNE S.F. 160112100531
DWI DESIAYUNIS 160112100532
Pembimbing:
Lusi Epsilawati, drg.
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran
Bandung
2011
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
2/16
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI EKSTRAORAL
Pada pemeriksaan radiografi ekstraoral, baik sumber sinar maupun reseptor gambar
diletakkan di luar mulut pasien. Radiografi ekstraoral diantaranya adalah proyeksi lateral
cephalometrik dari bidang sagital atau median; proyeksi submentovertex dari bidang
transversal dan horizontal; Waters, Posteroanterior cephalometrik, dan proyeksi reverse-
Towne dari bidang koronal dan frontal; dan proyeksi lateral oblique dari ramus
mandibula.
Teknik
Langkah pertama dalam mendapatkan radiograf yang baik adalah pemilihan dari
proyeksi yang sesuai untuk tujuan diagnostik. Radiograf ekstraoral diproduksi dengan
mesin dental x-ray konvensional, mesin panoramik, atau unit x-ray lain yang
berkapasitas lebih tinggi. Gambar cephalometrik dan tegkorak memerlukan reseptor
gambar yang berukuran paling tidak 20x25cm (8x10 inchi), sedangkan proyeksi obliq
lateral dapat diperoleh dengan reseptor gambar berukuran 13x18 cm (5x7 inchi). Sangat
penting untuk memberikan label yang benar dan jelas pada sisi kanan dan kiri gambar
dengan logam penanda (tanda R dan L) tanpa merusak informasi diagnostik.
Parameter eksposur yang sesuai bergantung pada ukuran pasien, anatomi, dan orientasi
kepala; kecepatan reseptor gambar; kecepatan sumber sinar ke reseptor; dan penggunaan
grid. Dalam kasus yang umum atau suspek penyakit, kombinasi layar film berkecepatan
medium atau tinggi menghasilkan keseimbangan optimal antara informasi diagnostik dan
eksposur pasien. Untuk keperluan orthodontik, kombinasi kecepatan tinggi mengurangi
eksposur pasien tanpa mengkompromikan identifikasi dari keadaan anatomis penting
untuk analisis cephalometrik. Walaupun grid radiografi mengurangi pancaran radiasi dan
meningkatkan kontras serta resolusi, grid menghasilkan eksposur pasien yang lebih
tinggi. Grid digunakan untuk meningkatkan kualitas radiografi dari struktur yang halus,
seperti trabekular, dan menunjang dalam diagnos penyakit.
Posisi yang tepat dari sumber sinar, pasien, dan reseptor gambar membutuhkan
kesabaran, perhatian pada detail, dan pengalaman. Patokan anatomi utama yang
digunakan dalam penempatan posisi pasien selama radiografi ekstraoral adalah garis
canthomeatal, yang menghubungkan titik pusat dari kanal auditori eksternal dengan
canthus (salah satu sudut mata di mana kelopak mata atas dan bawah bertemu).
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
3/16
PROYEKSI LATERAL CEPHALOMETRIK (PROYEKSI LATERAL
TENGKORAK)
Definisi
Foto rontgen yang digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka,
diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.
Indikasi
Mengevaluasi bagian cranium dan kerangka wajah untuk mengetahui apakah terdapatsuatu penyakit, trauma, kelainan, hubungan rahang dan pertumbuhan skeletal.
Biasa digunakan pada bagian orthodontik Visualisasi terbaik untuk melihat bagian seluruh bagian cranium dan kerangka wajah
dari sisi kiri atau kanan.
Reseptor gambar dan penempatan posisi pasien
Reseptor gambar diposisikan paralel dengan bidang midsagital pasien. Pada radiografi
cephalometrik, pasien diposisikan dengan sisi kiri mengarah ke reseptor gambar (standar
USA), dan filter pada kepala tube diposisikan di atas aspek anterior dari sinar untuk
menyerap radiasi dan memberikan visualisasi dari jaringan lunak wajah.
Gambar 1 Posisi Pasien Foto Lateral Cephalometrik
Posisi Sinar X Sentral
Sinar sentral tegak lurus dari bidang midsagital pasien dan bidang dari reseptor gambar
dan dipusatkan di atas meatus auditori eksternal.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
4/16
Gambar yang Dihasilkan
Superimposisi yang tepat dari sisi kiri dan kanan tidak mungkin karena struktur dari sisi
yang dekat dengan reseptor gambar diperbesar kurang dari struktur yang sama pada sisi
yang jauh dari reseptor gambar. Struktur bilateral yang dekat dengan bidang midsagital
menunjukkan sedikit perbedaan dalam ukuran ketika dibandingkan dengan struktur
bilateral yang jauh dari bidang midsagital.
Gambar 2 Foto Lateral Cephalometrik
PROYEKSI SUBMENTOVERTEX (BASIS)
Definisi
Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus
sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcus zigomatikus.
Indikasi
Mengevaluasi bagian arcus zygomaticum dan maxilla untuk mengetahui apakah terdapat
suatu penyakit, trauma dan kelainan.
Kontraindikasi
Pasien dengan suspekspinal injury.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
5/16
Reseptor Gambar dan Penempatan Pasien
Reseptor gambar diposisikan parallel dengan bidang transversal pasien dan tegak lurus
dari bidang midsagital dan bidang koronal. Untuk menghasilkan posisi tersebut, leher
pasien ditarik ke belakang sejauh mungkin, dengan garis canthomeatal membentuk sudut
10 derajat dari reseptor gambar.
Gambar 3 Posisi Pasien Foto Submentovertex
Posisi Sinar X Sentral
Sinar sentral tegak lurus dari reseptor gambar, langsung dari bawah mandibula mengarah
ke vertex dari tengkorak, dan dipusatkan sekitar 2 cm ke anterior dari garis yangmenghubungkan kondilus kiri dan kanan.
Hasil Gambar
Bidang midsagital (digambarkan dengan garis imaginer dari ruang interproksimal di gigi
insisif sentral rahang atas melalui septum nasal, ke tengah lengkung anterior atlas lalu ke
gigi geligi) harus membagi gambaran kepala menjadi dua bagian yang simetris. Bagian
bukal dan lingual dari bidang kortikolingual rahang bawah diproyeksikan sebagai garisputih yang uniform.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
6/16
Gambar 4 Foto Submentovertex
PROYEKSI WATERS
Definisi
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus
frontalis, sinus orbita, sutura zigomatiko frontalis, dan rongga nasal.
Indikasi
Paling baik digunakan untuk mengevaluasi fraktur di bagian facial yaitu daerah arcuszygomatic, orbital, spina nasalis, septum nasalis, cavum nasalis dan processus
coronoideus.
Bisa juga untuk melihat bagian frontal, maxilla dan sinus sphenoid.
Reseptor Gambar dan Penempatan Pasien
Reseptor gambar ditempatkan di depan pasien dan tegak lurus dengan bidang midsagital.
Kepala pasien dimiringkan ke atas sehingga garis canthomeatal membentuk sudut 37
dengan reseptor gambar. Apabila mulut pasien terbuka, sinus sphenoid akan terlihat
superimpos di atas palatum.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
7/16
Gambar 5 Posisi Pasien Waters View
Posisi Sinar X SentralSinar sentral tegak lurus dengan reseptor gambar dan berkumpul di area sinus maksilaris.
Hasil Gambar
Bidang midsagital (digambarkan dengan garis imaginer dari ruang interproksimal dari
gigi insisif sentral rahang atas melalui septum nasal dan bagian tengah hidung) harus
membagi gambaran kepala menjadi dua bagian simetris. Petrous ridge(pinggiran kaku)
dari tulang temporal harus diproyeksikan di bawah sinus maksilaris.
Gambar 6 Foto Waters
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
8/16
PROYEKSI CEPHALOMETRIC POSTEROANTERIOR (Proyeksi Kepala
Posteroanterior)
Definisi
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan
pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapat memberikan
gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis, dan
orbita.
Indikasi
Mengevaluasi kelainan, trauma, penyakit di bagian cranium Mendeteksi perubahan yang progresif di bagian mediolateral cranium Bisa juga untuk mengevaluasi bagian orbital, frontal, sinus ethmoideus, septum
nasalis dan fossa nasalis.
Reseptor Gambar dan Penempatan Pasien
Reseptor gambar ditempatkan di depan pasien, tegak lurus dengan bidang midsagital dan
paralel ke bidang koronal. Pasien ditempatkan sehingga garis canthomeatal membentuk
sudut 10 dengan bidang horizontal dan bidang Frankfurt tegak lurus dengan reseptor
gambar. Pada proyeksi tengkorak posteroanterior, garis canthomeatal tegak lurus dengan
reseptor gambar.
Gambar 7 Posisi Pasien Foto PA
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
9/16
Posisi Sinar X Sentral
Sinar sentral tegak lurus dengan reseptor gambar, berjalan dari posterior ke anterior
(sehingga disebut Posteroanterior atau PA), paralel dengan bidang midsagital pasien, dan
berpusat di bagian hidung.
Hasil Gambar
Bidang midsagital (digambarkan dengan garis imaginer dari ruang interproksimal dari
gigi insisif sentral melalui septum nasal dan bagian tengah hidung) harus membagi
gambaran kepala menjadi 2 bagian yang simetris. Batas superior petrous ridge
(pinggiran kaku) harus berada di sepertiga bawah orbit.
Gambar 8 Foto PA
PROYEKSI REVERSE-TOWNE (Membuka Mulut)
Definisi
Foto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami
perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero
lateral pada maksila.
Indikasi Mengevaluasi kelainan, trauma (fraktur), penyakit di bagian leher condilus.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
10/16
Melihat hubungan condilus karena memiliki visualisasi yang baik arah posterolateral. Bisa juga untuk melihat bagian occipital, foramen magnum, petrous ridge.
Reseptor Gambar dan Penempatan PasienReseptor gambar ditempatkan di depan pasien tegak lurus dengan bidang midsagital dan
paralel dengan bidang koronal, kepala pasien dimiringkan ke bawah sehingga garis
canthomeatal membentuk sudut 25-30 dengan reseptor gambar. Untuk meningkatkan
visualisasi kondilus, mulut pasien dibuka sehingga kepala kondilus berada di inferior
dari eminensia. Ketika melihat hasil gambar untuk mengevaluasi kondilus, harus
diperhatikan untuk menentukan jenis reverse-Towne atau membuka mulut karena jika
tidak diperhatikan dengan teliti maka hanya akan terlihat gambaran proyeksi Towne
standar.
Gambar 9 Posisi Pasien
Posisi Sinar X Sentral
Sinar sentral tegak lurus dengan reseptor gambar dan paralel dengan bidang midsagital
pasien dan berpusat sejajar dengan kondilus.
Hasil Gambar
Bidang midsagital (digambarkan dengan garis imaginer dari tengah foramen magnum
dan lengkung posterior atlas melalui tengah hidung dan septum nasal) membagi
gambaran kepala menjadi dua bagian yang simetris. Petrous ridge(pinggiran kaku) dari
tulang temporal akan superimpos di bagian inferior dari tulang occipital, dan kepala
kondilus akan diproyeksikan inferior dari eminensia.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
11/16
Gambar 10 FotoReverse-Towne
PROYEKSI LATERAL OBLIQUE MANDIBULA
1. Proyeksi Bagian MandibulaIndikasi
Mengevaluasi adanya kelainan, penyakit ataupun trauma seperti fraktur di daerah
premolar, molar dan batas inferior mandibula.
Reseptor Gambar dan Penempatan Pasien
Reseptor gambar ditempatkan berlawanan dengan sisi pipi pasien yang akan diperiksa
dan berpusat di area gigi molar-premolar. Batas bawah kaset harus paralel dan sekitar 2
cm di bawah batas inferior mandibula. Kepala pasien dimiringkan ke arah sisi yang akan
diperiksa dan mandibula diprotusikan.
Posisi Sinar X Sentral
Sinar sentral diarahkan ke area gigi molar-premolar dari titik 2 cm di bawah sudut pada
sisi mandibula yang berlawanan.
Hasil Gambar
Hasil gambar yang jelas dari gigi geligi, linggir alveolar, dan mandibula harus dapat
terlihat. Apabila kepala pasien terlalu miring maka akan terdapat distorsi gambar yang
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
12/16
signifikan. Jika sisi kontralateral dari mandibula superimpos dengan sisi yang
diinginkan, maka itu akibat dari kepala pasien yang tidak dimiringkan dengan benar.
Gambar 11 Foto Lateral Oblique Mandibula Bagian Badan Mandibula
2. Proyeksi Ramus MandibularIndikasi
Mengevaluasi bagian ramus dari sisi mandibula kearah kondilus
Reseptor Gambar dan Penempatan Pasien
Film ditempatkan di sekitar ramus dan diletakan lebih ke posterior agar kondilus terfoto.
Batas paling bawah dari kaset diletakan secara paralel dan minimal 2 cm di bawah batas
inferior mandibula. Kepala dimiringkan ke arah sisi yang akan diperiksa seperti kondilus
yang merupakan area penting dan sudut kontralateral dari mandibula dari garis
horizontal. Mandibula protusif.
Posisi Sinar X Sentral
Sinar sentral diarahkan secara langsung ke bagian tengah ramus, 2 cm di bawah garis
inferior dari sisi berlawanan mandibula area molar pertama.
Hasil Gambar
Gambar yang jelas dari molar ketiga, area retromolar, sudut dari mandibula, ramus dan
kepala kondilus harus didapatkan. Jika terdapat distorsi maka kepala terlalu miring, jika
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
13/16
sisi kontralateral dari mandibula superimpose pada area yang diperlukan, maka kepala
tidak akan terlalu miring.
Gambar 12 Foto Lateral Oblique Mandibula Bagian Ramus Mandibula
EVALUASI HASIL GAMBAR
Gambaran ekstraoral pertama-tama harus dievaluasi mengenai kualitasnya. Eksposure
yang tepat dan cara yang tepat akan terlihat hasilnya pada gambar dengan kontras dan
ketajaman yang baik. Posisi pasien akan mencegah superimpos dan gambaran yang tidak
diinginkan lainnya dan juga memudahkan dalam interpretasi foto. Bila kualitas gambar
buruk maka interpretasi pun menjadi tidak maksimal dan akan mengakibatkan salah
diagnosa dan juga salah perawatan gigi.
Tahap pertama dalam interpretasi gambaran radiografi adalah pengidentifikasian bentuk-
bentuk anatomi. Pengetahuan mengenai bentuk anatomi secara radiografi dan bentuk
normal yang berbeda merupakan sesuatu yang harus dipertanyakan dalam identifikasi
patologi. Keabnormalan menyebabkan kelainan pada bentuk anatomis. Menemukan
bentuk anatomis yang tidak normal dan diklasifikasikan ke beberapa tipe perubahan dan
menegakan diagnosis banding. Apa yang tidak terdeteksi tidak bisa diinterpretasikan.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
14/16
Interpretasi dari gambaran radiografi ekstraoral harus teliti, hati-hati dan cermat.
Gambaran harus diinterpretasi dalam ruangan yang cukup penerangan dan lampu sekitar
dari monitor harus diberi alas.
Berikut adalah cara untuk memeriksa seluruh gambar :
1.Proyeksi LateralTahap 1 : evaluasi dasar dari tengkorak dan calvarium. Identifikasi sel mastoideus,
clivus, processus clinoideus, sella turcica, sinus sphenoid dan atap dari orbita. Pada
calvarium, lekukan pembuluh darah, sutura dan diploic space. Lihat bagian klasifikasi
intracranial.
Tahap 2 : evaluasi bagian atas dan bagian tengah. Identifikasi orbita, sinus (frontal,
ethmoid dan maksila) Fisura pterygomaksila, pterygoid, processus zygomaticum,
spina nasalis anterior dan palatum keras (dasar hidung). Evaluasi jaringan lunak dari
bagian atas dan tengah muka. Rongga hidung, palatum lunak dan bagian belakang
lidah.
Tahap 3 : evaluasi bagian bawah muka. Ikuti outline dari mandibula dimulai dari
kondilus dan processus coronoideus, ke ramus mandibula, lalu ke bagian angulus
mandibula hingga ke bagian rahang dan berakhir pada bagian anterior mandibula.
Evaluasi jaringan lunak pada muka bagian bawah.
Tahap 4 : Evaluasi bagian spina servikal, jalur pernapasan, dan area leher. Identifikasi
setiap bagian dari tulang belakang, identifikasikanlah bahwa hubungan dari area
tengkorak hingga C1 dan C1-C2 dalam keadaan normal. Evaluasi jaringan lunak
sekitar.
Tahap 5 : Evaluasi bagian tulang alveolar dan gigi.
2.Proyeksi SubmentovertexTahap 1 : Evaluasi bagian calvarium dan bagian belakang fossa cranial. Foramen
magnum, atlas, gigi dan kondilus occipital. Identifikasi petrous ridge kiri dan kanan
dari tulang temporal, canalis auditori dan sell mastoideus. Untuk keseluruhan dan
tahap-tahap berikutnya bandingkan sisi kira dan kanan dan lihatlah apakah tampak
simetri atau tidak.
Tahap 2 : Evaluasi bagian tengah fossa cranial. Identifikasi foramen ovale dan
spinosum. Kemudian bagian clivus dan sinus sphenoid.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
15/16
Tahap 3 : Evaluasi bagian atas dan tengah dari muka. Periksalah rongga hidung,
septum nasalis, maksila dan sinus ethmoid dan juga orbita. Periksalah kedua garis
tulang dan strukturnya.
Tahap 4 : Evaluasi mandibula. Ikuti bentuk anatomis dari mandibula dari sisi kanan
kepala kondilus, processus coronoideus, ramus, sngulus mandibula, dan bagian rahang
mandibula bagian anterior hingga ke sisi bagian kiri.
3.Proyeksi WatersTahap 1: Evaluasi calvarium dan sutura dimulai di daerah temporal kiri melewati
supraorbital ridges ke daerah temporal kanan. cari kalsifikasi intrakranial. dalam hal
ini dan semua langkah berikutnya, bandingkan kanan dan kiri untuk mencari
kesimetrisan.
Tahap 2: Evaluasi orbit dan sinus frontal. identifikasi rim supraorbital dan infraorbital,
foramen orbital inferior, dasar orbit, sutura zygomaticofrontal, dan garis innominate
dari fosa infratemporal yang bersimpangan pada aspek lateral orbit masing-masing.
Tahap 3: Evaluasi sinus maksilaris dan rongga hidung. identifikasi dinding superior,
medial, dan lateral dan dasar sinus maksilaris, septum hidung dan dasar dan dinding
lateral rongga hidung. coba identifikasi proyeksi foramen rotundum ke arah dinding
mesial dari sinus.
Tahap 4: Evaluasi lengkung zygomatic. identifikasi prosesus frontal, rahang atas, dan
temporal dari zygoma dan sutura zygomaticofrontal. pastikan kelangsungan outline
dan simetri dengan sisi kontralateral.
Tahap 5: Evaluasi prosesus condylar dan koronoideus rahang bawah. ini adalah salah
satu gambaranPA terbaik dari proses koronoideus.
4.Proyeksi PesteroanteriorTahap 1: Evaluasi calvarium, sutura dan ruang diploic dimulai di daerah meatus kiri
pendengaran eksternal (EAM). cari kalsifikasi intrakranial. identifikasi sel-sel udara
mastoid, petrous ridge kanan dan tulang temporal kiri . dalam hal ini dan semua
langkah berikutnya, bandingkan kanan dan kiri dan cari kesimetrisan.
Tahap 2: Evaluasi wajah atas dan tengah. identifikasi orbit, sinus (frontal, ethmoid,
dan rahang atas), dan prosesus zygomatic rahang atas. periksai rongga hidung,
turbinates tengah dan bawah, septum hidung dan langit-langit keras.
5/27/2018 Pemeriksaan Radiografi Ekstraoral
16/16
Tahap 3: Evaluasi wajah bagian bawah. mengikuti garis besar mandibula mulai dari
condylar kanan dan prosesus koronoideus, ramus, angle, dan body melalui anterior
mandibula ke kiri body, angle, ramus, prosesus koronoideus, dan kondilus.
Tahap 4: Evaluasi tulang belakang leher. identifikasi gigi, batas superior C2, dan batas
inferiorC1.
Tahap 5: Mengevaluasi tulang alveolar dan gigi
5.ProyeksiReverse-TowneTahap 1: Evaluasi calvarium dan cari kalsifikasi intrakranial. identifikasi foramen
magnum dan posterior atlas. dalam hal ini dan semua langkah berikutnya, bandingkan
kanan dan kiri untuk mencari simetri.
Tahap 2: Evaluasi fosa kranial tengah, petrous ridge, dan sel udara mastoid. anatomi
di daerah ini sulit untuk dibedakan. Cari kelainan, gangguan garis outline, radiolusen,
dan hilangnya simetri. identifikasi prosesus odontoid (dens) dari sumbu (C2) di garis
tengah.
Tahap 3: Evaluasi rongga hidung. Identifikasi outline rongga hidung, septum hidung,
inferior dan tengah turbinate.
Tahap 4: Evaluasi prosesus condylar dan koronoideus. dalam proyeksi mulut terbuka,
kepala condylar, termasuk permukaan superior dan leher condylar, harus
diidentifikasi.