85
1 PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 110 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah merupakan jenis Retribusi Daerah Kabupaten; b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Achmad Diponegoro Putussibau, maka diperlukan pembiayaan yang memadai dengan membuat Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Achmad Diponegoro Putussibau; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU · 2013. 2. 4. · 45. Jasa Medik Cito adalah jasa/imbalan yang diterima oleh dokter spesialis, dokter asisten ahli, dokter umurn, dokter gigi, psikolog

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU

    NOMOR 2 TAHUN 2011

    TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI KAPUAS HULU,

    Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 110 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah merupakan jenis Retribusi Daerah Kabupaten;

    b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Achmad Diponegoro Putussibau, maka diperlukan pembiayaan yang memadai dengan membuat Peraturan Daerah;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Achmad Diponegoro Putussibau;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

  • 2

    2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

    6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

    7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali yang terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

  • 3

    9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

    10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

    11. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggara Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

  • 4

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

    17. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu (Lembaran Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2008 Nomor 6);

    18. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kapuas Hulu (Lembaran Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2008 Nomor 7);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU

    dan

    BUPATI KAPUAS HULU

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU.

    BAB I KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

    1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu.

  • 5

    2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur

    penyelenggara Pemerintahan Daerah.

    3. Bupati adalah Bupati Kapuas Hulu.

    4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD

    adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur

    penyelenggara pemerintahan daerah.

    5. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Achmad

    Diponegoro Putussibau, yang selanjutnya disingkat RSUD dr. Achmad

    Diponegoro Putussibau.

    6. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang menyelenggarakan

    pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk semua jenis penyakit

    dari pelayanan dasar sampai dengan subspesialis sesuai dengan

    kemampuannya.

    7. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Achmad

    Diponegoro Putussibau.

    8. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi

    daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    9. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer lainnya, badan usaha milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apa pun persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenisnya, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha badan usaha lainnya.

    10. Penjamin adalah orang atau Badan Hukum sebagai penanggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang yang menggunakan/mendapat pelayanan di rumah sakit yang menjadi tanggung jawabnya.

    11. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara tangsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

  • 6

    12. Pasien terlantar adalah pasien yang tidak memiliki sanak keluarga, tidak ada yang mengurus, tidak memiliki identitas dan tidak ada penjamin, tidak mampu membayar, atau kepadanya tidak dapat diidentifikasi untuk data administrasi.

    13. Pasien miskin adalah pasien yang sama sekali tidak mempunyai kernampuan untuk membayar biaya pelayanan kesehatannya dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat yang berwenang.

    14. Jasa Pelayanan adalah jasa/imbalan yang diterima oleh petugas medis, paramedis, dan non medis atas pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medik, dan atau pelayanan kesehatan lainnya.

    15. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit yang ditujukan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan pelayanan kesehatan lainnya.

    16. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap pasien untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di Rumah Sakit.

    17. Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan yang memerlukan tindakan segera yang diberikan secepatnya kepada pasien.

    18. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi risiko kematian atau cacat.

    19. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan terhadap pasien untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur pada kelas perawatan rumah sakit.

    20. Pelayanan Rawat Sehari (One Day Care) adalah pelayanan kepada pasien untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya dan menempati tempat tidur kurang dari 24 (dua puluh empat) jam.

  • 7

    21. Pelayanan Medik adalah pelayanan yang diberikan terhadap pasien yang dilaksanakan oleh tenaga medik di rumah sakit.

    22. Pelayanan Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian pada praktek keperawatan yang langsung diberikan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan mengunakan metodelogi proses keperawatan melalui tahapan-tahapan pengkajian, pendiagnosaan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

    23. Tindakan Medik Operatif adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum, pernbiusan lokal, dan atau tanpa pembiusan.

    24. Tindakan Medik Non Operatif adalah tindakan tanpa pembedahan;

    25. Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan untuk menunjang penegakan diagnosis dan terapi yang terdiri dari Laboratorium Patologi Klinik, Laboratorium Patologi Anatomi, Laboratorium Mikrobiologi, Radiodiagnostik dan terapi, Elektromedik, Farmasi, gizi, Rehabilitasi medik, konsultasi khusus, Pelayanan Kesehatan Tradisional.

    26. Pelayanan Penunjang Non Medik adalah adalah pelayanan yang diberikan secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan medik dan keperawatan yang terdiri dari Pelayanan Medikolegal, Pelayanan Pemulasaraan Jenazah dan Pelayanan Ambulance.

    27. Pelayanan Non Medik adalah pelayanan yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan.

    28. Pelayanan Medico Legal adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kepentingan hukum, yang diwujudkan dalam bentuk visum et repertum hidup atau yang visum et repertum mati.

    29. Pelayanan Ambulance adalah pelayanan mobilisasi rujukkan pasien dari tempat tinggal pasien ke rumah sakit dan pelayanan rujukkan pasiendari rumah sakit ke rumah sakit yang lebih mampu.

    30. Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan yang diberikan oleh instalasi rehabilitasi medik dalam bentuk, pelayanan Fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, ortotik/protetik dan lain-lain.

    31. Rawat Intensif adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang memerlukan pengawasan dan tindakan terus-menerus selama 24 (dua puluh empat) jam.

  • 8

    32. Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Standar adalah pelayanan untuk pasien-pasien yang berpenyakit kritis yang di ruangan yang mempunyai peralatan khusus dan tenaga khusus untuk melaksanakan monitoring, perawatan, pengobatan dan penanganan lainnya secara intensif.

    33. Pelayanan Konsultasi/tindakan khusus adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi/tindakan khusus seperi konsultasi dan tindakan psikologis, konsultasi dan tindakan psykiatri, konsultasi gizi.

    34. Pelayanan Farmasi adalah pelayanan penyediaan obat-obatan, bahan kimia, dan bahan-bahan/alat Kesehatan habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnosa, pengobatan dan rehabilitasi.

    35. Perawatan Jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah, konservasi bedah mayat yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman dan kepentingan proses peradilan.

    36. Bahan adalah obat, bahan kimia, alat kesehatan, bahan radiologi dan bahan lainnya untuk digunakan langsung dalam rangkan observasi, diagnosis, pengobatan, perawatan, perawatan, rehabilitasi medik, dan atau pelayanan kesehatan lainnya.

    37. Visite Rutin dokter adalah kunjungan dokter pada jam kerja untuk melaksanakan pemeriksaan kepada pasien yang dirawat.

    38. Visite Khusus dokter adalah kunjungan dokter diluar jam kerja untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien yang dirawat atas permintaan pasien atau keadaan emergence.

    39. Pola Tarif adalah pedoman dasar dalam pengaturan dan perhitungan besaran tarif rumah sakit.

    40. Unit Cost adalah hasil perhitungan total biaya operasional tiap unit pelayanan yang diberikan rumah sakit.

    41. Tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit, yang dibebankan kepada pasien sebagai imbalan atau jasa pelayanan yang diterimannya.

  • 9

    42. Jasa Sarana adalah imbalan yang diterima oleh Rumah Sakit atas pemakaian sarana, prasarana dan fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit serta pemberian makanan dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi.

    43. Jasa Konsultasi adalah jasa yang diberikan kepada tenaga medik untuk kegiatan konsultasi dalam rangka menegakkan diagnosa, pemberian pengobatan, tindakan medik dan tenl, rehabilitasi medik atas permintaan tenaga medik lain.

    44. Jasa Medik adalah imbalan alas jasa yang diberikan oleh dokter spesialis, dokter asisten ahli, dokter Umum, dokter psikolog dan tenaga medis lainnya secara langsung kepada pasien dalam rangka melakukan observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, tindakan/manover/perasat, rehabilitasi medik dan atau pelayanan lainnya.

    45. Jasa Medik Cito adalah jasa/imbalan yang diterima oleh dokter spesialis, dokter asisten ahli, dokter umurn, dokter gigi, psikolog dan tenaga medis lainnya secara langsung kepada pasien yang memerlukan penanganan segera karena alasan darurat medik meskipun di luar jam kerja atau pada hari libur.

    46. Jasa Pelayanan Farmasi adalah imbalan yang diterima oleh petugas atas pelayanan farmasi yang diberikan kepada pasien.

    47. Tindakan Medik adalah operasi, anestesi, tindakan pengobatan dengan menggunakan alat dan tindakan khusus.

    48. Tindakan Keperawatan adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan penilaian dan pengetahuan klinis yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan status kesehatan klien/pasien.

    49. Jenis Tindakan Medik :

    a. Berdasarkan kegawatan/kedaruratannya adalah tindakan medik terencana (non-akut/non-emergency) dan tindakan medik tidak terencana (akut/emergency).

    b. Berdasarkan risiko dan beratnya tindakan/kesukaran adalah tindakan sederhana, kecil, sedang, besar, dan khusus/canggih.

  • 10

    50. Bahan dan Alat Kesehatan Habis Pakai yang selanjutnya disingkat BAKHP adalah bahan dan alat kesehatan yang habis dipakai untuk observasi, diagnosis, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik, penunjang diagnosis dan pelayanan kesehatan lainnya.

    51. Visum et repertum adalah laporan tertulis yang dibuat atas sumpah untuk justisi tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada korban o1eh dokter sepanjang pengetahuannya yang sebaik-baiknya dan hanya dapat diminta oleh Instansi/ Pejabat yang berwenang.

    52. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

    53. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

    54. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jurnlah retribusi yang terutang.

    55. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

    56. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SPORD, adalah surat yang digunakan oleh wajib Retribusi untuk melaporkan data obyek retribusi dan Wajib Retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut peraturan perundang-undangan retribusi Daerah.

    57. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

    58. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau yang seharusnya tidak terutang.

    59. Rujukan adalah Surat Rujukan yang dibawa pasien dari klinik / dokter

  • 11

    praktek, puskesmas, rumah sakit untuk pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut.

    60. Non Rujukan adalah pasien yang tidak memiliki surat rujukan.

    BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

    Pasal 2

    Tarif pelayanan kesehatan yang kemudian dinamakan Retribusi Pelayanan Kesehatan merupakan jenis Retribusi Jasa Umum yang dipungut sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan di RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau.

    Pasal 3

    (1) Objek retribusi adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau, kecuali pelayanan pendaftaran.

    (2) Pelayanan kesehatan yang dikenakan Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dikelompokan menjadi :

    a. pelayanan rawat jalan;

    b. pelayanan rawat darurat;

    c. pelayanan rawat inap;

    d. pelayanan rawat intensif;

    Pasal 4

    Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau.

    BAB III

    GOLONGAN RETRIBUSI

    Pasal 5

    Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

    BAB IV

  • 12

    CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Bagian Kesatu Jenis Pelayan

    Pasal 6

    (1) Jenis pelayanan yang dikenakan tarif retibusi terdiri dari :

    a. pelayanan medik/tindakan medik;

    b. pelayanan asuhan keperawatan/kebidanan dan atau tindakan

    perawat/bidan;

    c. pelayanan penunjang medik;

    d. pelayanan kebidanan dan gynekologi :

    a) persalinan normal;

    b) persalinan dengan tindakan;

    e. pelayanan penunjang non medik;

    f. pelayanan rehabilitasi medik;

    g. pelayanan konsultasi khusus;

    h. pelayanan gigi dan mulut;

    i. pelayanan kefarmasian/asuhan kefarmasian;

    j. pelayanan pemulasaran jenazah;

    k. pelayanan ambulance;

    l. pelayanan mediko legal;

    m. pelayanan diet dan gizi;

    n. pelayanan akupuntur;

    o. pelayanan haemodialisa;

    p. pelayanan lainnya;

    (2) Pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan pelayanan lainnya

    sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diklasifikasikan menjadi :

    a. pelayanan sederhana;

  • 13

    b. pelayanan sedang;

    c. pelayanan besar;

    d. pelayanan khusus; dan

    e. pelayanan canggih;

    Bagian Kedua

    Kelas Perawatan

    Pasal 7

    Kelas perawatan di RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau, terdiri atas :

    a. kelas utama;

    b. kelas I;

    c. Kelas II;

    d. Kelas III;

    e. non kelas (terdiri dari ruang intensif dan ruang khusus).

    Bagian Ketiga Rawat Jalan

    Pasal 8

    (1) Komponen tarif retribusi rawat jalan meliputi :

    a. jasa Sarana;

    b. jasa Pelayanan;

    (2) Komponen tarif retribusi rawat jalan dalam ayat (1) Pasal ini, tidak

    termasuk obat-obatan, tindakan medik, pelayanan penunjang medik, jasa

    konsultasi antar spesialis yang dibayar terpisah oleh pasien.

    (3) Tarif retribusi rawat jalan dimaksud dalam ayat (1) Pasal Ini,

    sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

    Bagian Keempat Rawat Daurat

  • 14

    Pasal 9

    (1) Komponen tarif retribusi rawat darurat meliputi :

    a. jasa Sarana;

    b. jasa Pelayanan;

    (2) Komponen tarif retribusi rawat darurat dalam ayat (1) Pasal ini, tidak termasuk obat-obatan, tindakan medik, pelayanan penunjang medik, jasa konsultasi antar spesialis yang dibayar terpisah oleh pasien.

    (3) Tarif Retribusi rawat darurat dimaksud dalam ayat (1) Pasal Ini, sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

    Bagian Kelima

    Rawat Inap

    Pasal 10

    (1) Komponen tarif retribusi rawat inap meliputi :

    a. jasa sarana;

    b. jasa visite;

    c. jasa asuhan keperawatan.

    (2) Tarif Retribusi rawat inap kelas III ditentukan berdasarkan perhitungan unit cost rawat inap, sedangkan tarif retribusi rawat inap kelas II, kelas I dan kelas utama, penetapannya di atas unit cost sehingga memungkinkan adanya subsidi silang dengan memperhatikan kemampuan masyarakat dan kualitas pelayanan.

    (3) Biaya rawat inap di kelas III dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk penetapan besarnya biaya di kelas perawatan lainnya dengan pengaturan sebagai berikut :

    a. kelas III = unit cost kelas;

    b. kelas II = 2 x unit cost kelas III;

    c. kelas I = 3,5 x unit cost kelas III;

    d. kelas Utama = 6 x unit cost kelas III.

  • 15

    (4) Tarif retribusi rawat inap dimaksud dalam ayat (1) Pasal Ini, tidak termasuk biaya obat-obatan, tindakan medik, konsultasi/visite luar jam kerja, rehabilitasi medik, penunjang diagnostik dibayar terpisah oleh pasien.

    (5) Tarif retribusi pasien diruang intensif (ICU, ICCU, NICU, PICU dan GICU) ditetapkan atas dasar perhitungan unit cost rawat inap ruang intensif.

    (6) Tarif retribusi pasien rawat inap di ruang khusus (Isolasi, Perinatal, RR, ROI, HCU) ditetapkan atas dasar perhitungan unit cost.

    Pasal 11

    Pasien yang masuk dan menempati kelas perawatan kurang dari 24 (dua puluh empat) jam dikenakan tarif rawat inap 1 (satu) hari penuh.

    Bagian Keenam Pelayanan Medik

    Pasal 12

    (1) Jenis Pelayanan Medik, meliputi :

    a. tindakan medik operatif;

    b. tindakan medik non operatif;

    (2) Tindakan Medik Operatif, sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, meliputi :

    a. tindakan medik operatif sederhana;

    b. tindakan medik operatif kecil;

    c. tindakan medik operatif sedang;

    d. tindakan medik operatif besar;

    e. tindakan medik operatif canggih;

    f. tindakan medik operatif khusus;

    (3) Tindakan Medik Non Operatif, sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, meliputi :

    a. tindakan medik non operatif sederhana;

  • 16

    b. tindakan medik non operatif kecil;

    c. tindakan medik non operatif sedang;

    d. tindakan medik non operatif besar;

    e. tindakan medik non operatif canggih;

    f. tindakan medik non operatif khusus;

    (4) Komponen biaya tindakan medik operatif dan non operatif, meliputi :

    a. jasa sarana;

    b. jasa pelayanan;

    (5) Dalam menentukan besarnya tarif retribusi tindakan medik operatif dan tarif retribusi tindakan medik non operatif didasarkan atas dasar perhitungan unit cost dimasing-masing jenis pelayanan.

    (6) Tarif retribusi tindakan medik operatif pasien rawat jalan dan yang berasal dari rawat inap diluar rumah sakit, ditetapkan sama dengan tarif retribusi pasien rawat inap kelas II.

    (7) Tindakan medik operatif yang tidak terencana (CITO) ditambah 30% (tiga puluh per seratus) dari tarif retribusi sejenis pelayanan tindakan medik operatif terencana.

    (8) Macam dan jenis tindakan medik operatif dan tindakan medik non operatif serta tindakan medik khusus yang belum di atur dalam Peraturan Daerah ini, akan di atur dengan Peraturan Bupati atas usulan Direktur.

    Bagian Ketujuh

    Pelayanan Penunjang Medik

    Pasal 13

    (1) Pelanayan penunjang medik, meliputi :

    a. pemeriksaan laboratorium, meliputi :

    1) laboratorium pathologi klinik;

    2) laboratorium pathologi anatomi;

    3) laboratorium pathologi forensik;

    b. pemeriksaan radio diagnostik;

    c. pemeriksaan diagnostik elektromedik;

  • 17

    (2) Komponen tarif retribusi pelayanan penunjang medik, sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, meliputi :

    a. jasa sarana;

    b. jasa pelayanan;

    (3) Biaya bahan habis pakai yang dipergunakan dalam pelayanan penunjang medik disesuaikan dengan harga pembelian terkini.

    (4) Biaya jasa sarana dari pelayanan penunjang medik ditetapkan atas dasar unit cost dan tingkat kecanggihan.

    (5) Tarif retribusi pelayanan penunjang medik bagi pasien rawat jalan ditetapkan sama dengan tarif retribusi pemeriksaan pasien rawat inap kelas II.

    (6) Tarif retribusi pelayanan penunjang medik bagi pasien gawat darurat ditetapkan sama dengan pemeriksaan pasien rawat inap kelas II ditambah 30% (tiga puluh per seratus).

    (7) Tarif retribusi penunjang diagnostik lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati, sesuai ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 14

    (1) Jenis pemeriksaan laboratorium pathologi klinik, sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) Peraturan Daerah ini, meliputi :

    a. pemeriksaan hematologi;

    b. pemeriksaan kimia klinik;

    c. pemeriksaan urine;

    d. pemeriksaan serologi;

    e. pemeriksaan mikrobiologi;

    f. pemeriksaan lain-lain;

    (2) Jenis pemeriksaan radio diagnostik, sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) Peraturan Daerah ini, meliputi :

    a. pemeriksaan radio diagnostik sederhana;

  • 18

    b. pemeriksaan radio diagnostik sedang;

    c. pemeriksaan radio diagnostik canggih;

    d. pemeriksaan radio diagnostik khusus;

    (3) Jenis pemeriksaan diagnostik elektromedik, sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) Peraturan Daerah ini, meliputi :

    a. pemeriksaan diagnostik elektromedik sederhana;

    b. pemeriksaan diagnostik elektromedik kecil;

    c. pemeriksaan diagnostik elektromedik sedang;

    d. pemeriksaan diagnostik elektromedik besar;

    e. pemeriksaan diagnostik elektromedik canggih;

    f. pemeriksaan diagnostik elektromedik khusus;

    (4) Tarif retribusi bed foto pasien rawat inap sebesar tarif retribusi sejenis, ditambah 30% (tiga puluh per seratus).

    Bagian Kedelapan

    Pelayanan Kebidanan dan Kandungan

    Pasal 15

    (1) Besaran tarif retribusi pelayanan persalinan/kebidanan ditentukan

    berdasarkan jenis pelayanan, kelas perawatan dan katagori penolongan

    persalinan.

    (2) Besaran tarif retribusi pelayanan persalinan/kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebesar 35% (tiga puluh lima per seratus) dari persalinan dokter ahli.

    (3) Besaran tarif retribusi pelayanan persalinan/kebidanan yang dilakukan oleh dokter umum/asistennya sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari persalinan dokter ahli.

    (4) Tarif retribusi pelayanan tindakan medik kebidanan/persalinan dan ginekologi ditetapkan sama dengan tarif retribusi tindakan medik operatif sejenis.

  • 19

    (5) Besaran tarif retribusi pelayanan persalinan/kebidanan dan ginekologi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2) dan (3) Pasal ini, tidak termasuk biaya obat-obatan, penunjang medik dan jasa konsultasi antar spesialis, apabila ada dibayar terpisah oleh pasien.

    (6) Tarif retribusi rawat inap gabung pelayanan bayi baru lahir normal ditetapkan sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari tairf retribusi pelayanan rawat inap ibunya.

    (7) Tarif retribusi untuk bayi baru lahir premature atau tidak normal yang memerlukan perawatan khusus dikenakan biaya rawat inap sesuai kelas pelayanan rawat inap perinatal.

    Bagian Kesembilan

    Pelayanan Rehabilitasi Medik

    Pasal 16

    (1) Jenis pelayanan rehabilitasi medik, meliputi :

    a. pelayanan rehabilitasi medik kecil;

    b. pelayanan rehabilitasi medik sedang;

    c. pelayanan rehabilitasi medik canggih;

    (2) Komponen biaya pelayanan rehabilitasi medik, sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, meliputi :

    a. jasa sarana;

    b. jasa pelayanan;

    (3) Tarif retribusi pelayanan rehabilitasi medik rawat jalan ditetapkan berdasarkan unit cost sama dengan tarif retribusi sejenis pasien rawat inap kelas III.

    (4) Tarif retribusi pelayanan rehabilitasi medik rawat inap disesuaikan dengan kelas perawatan.

    (5) Tarif retribusi pelayanan rehabilitasi medik sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini, tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

  • 20

    Bagian Kesepuluh Pelayanan Medik Gigi dan Mulut

    Pasal 17

    (1) Pelayanan medik gigi dan mulut, meliputi :

    a. konsultasi;

    b. pengobatan;

    c. perawatan periodontia;

    d. perawatan endodontia;

    e. pedodontia;

    f. tindakan bedah;

    g. pembuatan gigi tiruan;

    h. orthodontia;

    i. tumpatan; dan

    j. radio diagnostik.

    (2) Tarif retribusi pelayanan konsultasi gigi di poliklinik sesuai dengan tarif rawat jalan.

    (3) Tarif retribusi pelayanan gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, tidak termasuk biaya obat-obatan, tindakan medik, penunjang medik, pelayanan rehabilitasi medik dan jasa konsultasi antar spesialis.

    (4) Tarif retribusi tindakan medik gigi dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

    Bagian Kesebelas

    Pelayanan Tindakan dan Asuhan Keperawatan

    Pasal 18

    (1) Tarif retribusi asuhan keperawatan, meliputi :

    a. asuhan keperawatan minimal;

    b. asuhan keperawatan sedang;

    c. asuhan keperawatan total;

    (2) Untuk menentukan tarif retribusi asuhan keperawatan ditetapkan

    berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan kelas keperawatan.

  • 21

    (3) Tarif retribusi asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud dalam ayat

    (1) Pasal ini, tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

    Bagian Kedua Belas

    Pelayanan Unit Tranfusi Darah

    Pasal 19

    (1) Jenis pelayanan unit tranfusi darah rumah sakit, meliputi :

    a. packed red cell;

    b. washed red cell;

    c. buffy coat;

    d. thrombocyt concetrate;

    e. cryoprecipitate;

    f. fresh frozen plasma;

    g. whole blood.

    (2) Komponen biaya pelayanan unit tranfusi darah rumah sakit,

    sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, meliputi :

    a. bahan alat kesehatan habis pakai;

    b. jasa sarana;

    c. jasa pelayanan;

    (3) Tarif retribusi pelayanan unit tranfusi darah rumah sakit ditetapkan tanpa

    membedakan kelas perawatan;

    (4) Tarif retribusi pelayanan unit tranfusi darah rumah sakit lain yang belum

    diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan

    Peraturan Bupati, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

    undangan yang berlaku;

    (5) Tarif retribusi pelayanan unit tranfusi darah rumah sakit sebagaimana

    dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini, tercantum dalam Lampiran XII yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

  • 22

    Bagian Ketiga Belas Pelayanan Konsultasi Khusus dan Medico Legal

    Pasal 20

    (1) Rincian Lampiran besaran tarif retribusi pelayanan konsultasi khusus sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

    (2) Pengembangan tarif retribusi pelayanan konsultasi khusus lainnya lebih lanjut akan ditetapkan dengan Peraturan Bupati, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 21

    (1) Besaran tarif retribusi pelayanan medico legal, disesuaikan dengan besaran tarif pemeriksaan kesehatan dan atau tindakan medik yang diberikan.

    (2) Pengembangan tarif retribusi pelayanan medico legal lainnya lebih lanjut akan ditetapkan dengan Peraturan Bupati, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

    Bagian Keempat Belas Pelayanan Ambulance

    Pasal 22

    (1) Pelayanan ambulance terdiri dari :

    a. pelayanan ambulance umum;

    b. ambulance para medik;

    c. ambulance medik umum; dan

    d. ambulance medik spesialis.

    (2) Komponen tarif retribusi ambulance, sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, meliputi :

    a. jasa sarana;

    b. jasa pelayanan yang terdiri dari sopir, perawat dan medik;

    c. bahan habis pakai (bahan bakar minyak).

  • 23

    (3) Besarnya tarif retribusi pelayanan ambulance merupakan penjumlahan dari jasa sarana, jasa pelayanan dan pemakaian bahan bakar minyak berdasarkan jarak tempuh dihitung pulang pergi (PP) yang terdiri dari katagori :

    a. ambulance tanpa jasa paramedik;

    b. ambulance dengan jasa paramedik;

    c. ambulance dengan jasa medik umum.

    (4) Rincian mengenai tarif retribusi pelayanan ambulance sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

    Bagian Kelima Belas Pelayanan Jenazah

    Pasal 23

    (1) Komponen tarif retribusi pelayanan perawatan jenazah meliputi jasa sarana, jasa pelayanan dan jasa medik diperhitungkan atas dasar unit cost.

    (2) Biaya pemakaman jenazah ditetapkan sebagai berikut :

    a. bagi jenazah yang mempunyai keluarga dibebankan kepada ahli warisnya;

    b. bagi jenazah keluarga yang tidak mampu dan terlantar dapat dibebankan kepada rumah sakit dan lembaga sosial lainnya;

    c. bagi jenazah tahanan/kehakiman dibebankan kepada instansi terkait.

    (3) Rincian mengenai tarif retribusi pelayanan perawatan jenazah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

    Bagian Keenam Belas

  • 24

    Medical/General Check Up

    Pasal 24

    (1) Pemeriksaan/pengujian kesehatan terdiri dari :

    a. pemeriksaan kesehatan sederhana rutin seseorang yang memerlukan surat keterangan kesehatan, surat keterangan buta warna dan surat keterangan sejenisnya;

    b. general check up yang terdiri atas pemeriksaan sedang, lengkap dan canggih total;

    (2) Pelayanan medical/general check up untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin ditentukan melalui ikatan kerjasama.

    (3) Rincian mengenai tarif retribusi medical/general check up sebagaimana

    tercantum dalam Lampiran XI yang merupakan bagian tidak terpisahkan

    dengan Peraturan Daerah ini.

    Bagian Ketujuh Belas

    Pelayanan Farmasi

    Pasal 25

    Pelayanan kefarmasian rumah sakit dan obat-obatan/bahan alat kesehatan

    habis pakai (BAKHP) ditetapkan sebagai berikut :

    a. bahan dan obat untuk semua jenis pelayanan kesehatan farmasi sebesar

    harga faktur pembelian ditambah jasa pelayanan dan jasa sarana atau

    tidak melebihi harga eceran tertinggi;

    b. untuk pelayanan obat masyarakat miskin (Jamkesmas) berdasarkan

    Peraturan Kementerian Kesehatan yang berlaku;

    c. untuk pelayanan umum tarif obat/bahan alat kesehatan habis pakai

    (BAKHP) besarnya ditambah jasa sarana 10% (sepuluh per seratus);

    d. untuk jasa pelayanan farmasi ditetapkan 10% (sepuluh per seratus) dari

    harga dasar;

  • 25

    e. jasa pelayanan farmasi adalah jasa yang diberikan oleh apoteker ke

    pasien/keluarga pasien dalam bentuk farmasi klinis atau asuhan

    kefarmasian.

    Pasal 26

    (1) Guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat

    khususnya dibidang farmasi, rumah sakit dapat mengelola sendiri

    pelayanan farmasi dimaksud.

    (2) Pengelolaan farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini

    akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    Bagian Kedelapan Belas Pelayanan Bagi Pasien Peserta PT. Ansuransi Kesehatan,

    Pegawai Negeri Sipil dan Lembaga/Perusahaan

    Pasal 27

    (1) Biaya pelayanan kesehatan, pengobatan dan perawatan bagi peserta ansuransi kesehatan, PNS, pensiunan, perintis kemerdekaan dan veteran antara rumah sakit dengan pihak penjamin ditentukan melalui ikatan kerjasama dan diperlakukan sesuai dengan ketentuan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

    (2) Pasien sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, apabila memilih dirawat inap di kelas yang melebihi hak perawatan yang ditetapkan, maka kelebihan biayanya harus ditanggung oleh pasien yang bersangkutan.

    (3) Bagi pasien yang menggunakan dan atau sebagai peserta/anggota sosial masyarakat miskin yang dijamin oleh negara yang mendapatkan pelayanan di rumah sakit, diperlakukan sesuai dengan ketentuan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

    (4) Pelayanan kesehatan untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin, lembaga/perusahaan tertentu akan diatur

  • 26

    sendiri antara lembaga/perusahaan tersebut dengan rumah sakit dalam perikatan kerjasama atau perjanjian tertulis.

    Pasal 28

    (1) Rumah sakit dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

    (2) Bentuk kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, terdiri dari :

    a. kerjasama operasional;

    b. kerjasama sewa beli;

    c. kerjasama sewa kelola.

    (3) Rumah sakit dapat juga mengadakan kerjasama dengan tenaga ahli atau mendatangkan tenaga ahli dari luar dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dengan tarif yang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

    (4) Kerjasama yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, dilaksanakan melalui ikatan kerjasama yang disepakati pihak rumah sakit dan pihak ketiga setelah mendapat persetujuan Bupati.

    BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI

    Pasal 29

    Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi didasarkan kepada

    kebijakan daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa,

    kemampuan masyarakat dan aspek keadilan dan efektifitas pengendalian atas

    pelayanan tersebut.

    BAB VI

  • 27

    STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

    Pasal 30

    (1) Struktur Tarif Retribusi ditetapkan berdasarkan :

    a. jasa sarana;

    b. jasa pelayanan.

    (2) Besarnya tarif retribusi dan masing-masing jenis pelayanan sebagaimana

    tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

    dengan Peraturan Daerah ini.

    (3) Tarif Retribusi dalam rangka penambahan, pengembangan pelayanan

    dan/atau penyesuaian terhadap perubahan harga bahan alat habis

    pakai, lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Bupati, berdasarkan

    ketentuan Perundangan-undangan yang berlaku.

    (4) Tarif Retribusi akan ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

    BAB VII WILAYAH PUNGUTAN

    Pasal 31

    Wilayah pungutan adalah pemberian pelayanan pada Rumah Sakit Umum

    Daerah dr. Achmad Diponegoro Putussibau.

    BAB VIII

  • 28

    PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN, ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN

    Bagian Kesatu Penentuan Pembayaran

    Pasal 32

    (1) Wajib retribusi atau kuasanya diwajibkan mengisi SPdORD atau

    dokumen yang dipersamakan.

    (2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus diisi

    dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh wajib retribusi

    atau kuasanya.

    (3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan

    Keputusan Bupati.

    Pasal 33

    (1) Berdasarkan SPdORD sebagamana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)

    Peraturan Daerah ini ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan

    SKRD atau dokumen lain yang sah sesuai dengan objek retribusi;

    (2) Bentuk, isi serta cara penerbitan dan penyampaian SKRD atau dokumen

    lain yang disamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,

    ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

    Bagian Kedua Tempat Pembayaran

    Pasal 34

    Retribusi terhutang dibayar atau dipungut oleh Bendaharawan penerimaan

    pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Diponegoro Putussibau.

    Pasal 35

  • 29

    (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

    (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

    dipersamakan sesuai dengan objek retribusi.

    Bagian Ketiga

    Angsuran dan Penundaan Pembayaran

    Pasal 36

    (1) Pembayaran retribusi harus dilakukan tunai/lunas.

    (2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan kesempatan kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi yang terutang dalam jangka waktu tertentu (maksimal 5 kali pembayaran) dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;

    Pasal 37 (1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)

    Peraturan daerah ini, diberikan tanda bukti pembayaran.

    (2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.

    (3) Bentuk, isi, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran, buku penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, akan diatur dengan Peraturan Bupati.

    Bagian Keempat

    Tata Cara Penyetoran

    Pasal 38 (1) Penyetoran retribusi dilakukan oleh bendaharawan penerima yang

    ditetapkan oleh Bupati setelah terlebih dahulu diterbitkan SKRD.

    (2) Penyetoran retribusi dilakukan secara tunai/lunas ke Kas Daerah.

    (3) Bendahawaran penerima diwajibkan menyetor uang hasil pungutan retribusi ke Kas Daerah pada setiap akhir hari kerja.

    (4) Rincian tata cara penyetoran serta sarana yang digunakan berupa formulir/blanko akan diatur dengan Peraturan Bupati.

    Bagian Kelima

  • 30

    Pengelolaan Penerimaan

    Pasal 39

    (1) Penerimaan retribusi rumah sakit terdiri atas jasa sarana dan jasa pelayanan.

    (2) 60% (enam puluh per seratus) dari jasa sarana dikembalikan kepada rumah sakit.

    (3) 90% (sembilan puluh per seratus) dari jasa pelayanan dikembalikan kepada rumah sakit.

    (4) Penggunaan jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usulan Direktur.

    (5) Penggunaan jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menggunakan sistem remunerasi yang diatur dengan Peraturan Bupati atas usulan Direktur.

    BAB IX SANKSI ADMINISTRASI

    Pasal 40

    Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 1% (satu per seratus) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

    BAB X PENAGIHAN

    Pasal 41

    (1) Pengeluaran surat teguran/peringatan, atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

    (2) Setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.

  • 31

    (3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dikeluarkan oleh Direktur.

    Pasal 42

    Bentuk-bentuk formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (3) Peraturan Daerah ini, ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

    BAB XI PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

    Pasal 43

    (1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah.

    (2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

    (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

    (4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.

    (5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

    (6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua per seratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.

    (7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

  • 32

    BAB XII PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA

    Pasal 44

    (1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak saat terhutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindakan pidana di bidang retribusi.

    (2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika :

    a. diterbitkan Surat Teguran; atau

    b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung.

    (3) Dalam hal diterbitkannya Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.

    (4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

    (5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.

    Pasal 45

    (1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

    (2) Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

    (3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.

  • 33

    BAB XIII

    PEMBERIAN KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

    Pasal 46

    (1) Direktur diberi kewenangan untuk mengurangi atau membebaskan retribusi pelayanan pengobatan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin, seperti masyarakat gelandangan, narapidana, panti asuhan, dan pengungsi.

    (2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, akan diatur dengan Peraturan Bupati.

    BAB XIV PENGAWASAN

    Pasal 47

    (1) Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

    (2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, Bupati dapat menunjuk Direktur untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah.

    BAB XV KETENTUAN PENYIDIKAN

    Pasal 48 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah

    diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana.

    (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, adalah :

  • 34

    a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan berkenaan dengan adanya tindak pidana; meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan dugaan tindak pidana tersebut;

    b. meminta keterangan atau barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana yang dilakukannya;

    c. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan dengan dugaan tindak pidana yang dilakukannya;

    d. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti, pembukuan, catatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;

    e. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana tersebut;

    f. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang lain/dukumen yang dibawa sebagaimana dimaksud dalam huruf e;

    g. memotret seseorang yang berkaitan dengan dugaan tindak pidana tersebut;

    h. memanggil orang untuk didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

    i. menghentikan penyelidikan;

    j. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

    (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

  • 35

    BAB XVI

    KETENTUAN PIDANA

    Pasal 49

    (1) Pelanggaran atas ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam

    dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling

    banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang.

    (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal ini,

    adalah pelanggaran.

    BAB XVII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 50

    (1) Apabila rumah sakit ditetapkan menjadi badan layanan umum maka

    penerimaan dan pengelolaan keuangan rumah sakit berlaku ketentuan

    Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan badan layanan

    umum yang ditetapkan oleh pemerintah.

    (2) Hal-hal yang belum diatur dan atau belum cukup diatur dalam Peraturan

    Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati sepanjang

    mengenai pelaksanaannya.

    Pasal 51

    Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten

    Kapuas Hulu Nomor 1 Tahun 2003 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Di

    Kabupaten Kapuas Hulu dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

    Pasal 52

  • 36

    Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

    Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

    Kabupaten Kapuas Hulu.

    Ditetapkan di Putussibau pada tanggal 10 Maret 2011

    BUPATI KAPUAS HULU,

    A. M. NASIR

    Diundangkan di Putussibau pada tanggal 11 Maret 2011

    Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Hulu,

    TTD Ir. H. MUHAMMAD SUKRI Pembina Utama Muda NIP. 19590922 198903 1 004

    LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2011

    NOMOR 2

    PENJELASAN A T A S

  • 37

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 2 TAHUN 2011

    TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

    PADA RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    I. PENJELASAN UMUM

    Peningkatan derajat kesehatan masyarakat pada dasarnay

    merupakan tanggungjawab pemerintah, namun untuk menuju keberhasilan

    pembangunan bidang kesehatan, perlu adanya peran aktif dari masyarakat

    yang dalam pelaksanaannya harus diarahkan, dibina dan dikembangkan

    sehingga dapat melaksanakan fungsi dan tanggungjawab sosialnya

    sebagai kitra pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat.

    Bahwa RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau dalam

    melaksanakan fungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

    optimal sesuai tanggungjawabnya, dan senantiasa berupaya

    meningkatkan fasilitas dan pelayanan kepada masyarakat.

    Dalam rangka memberikan dasar hukum untuk pemberian

    pelayanan kesehatan dan pemungutan retribusi pada RSUD dr. Achmad

    Diponegoro Putussibau, yang sebelumnya mengacu pada Peraturan

    Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 1 Tahun 2003 tentang Tarif

    Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kapuas Hulu, yang karena

    perkembangan keadaan sudah tidak sesuai lagi, khususnya tata cara

    pengelolaan keuangan, pengaturan, struktur, besaran tarif dan

    perkembangan jenis-jenis pelayanan serta pengembangan-pengembangan

    pelayanan rumah sakit, sehingga perlu diganti agar sesuai dengan

    tuntutan perkembangan pelayanan kesehatan perumahsakitan.

    II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1 : Pasal ini memuat pengertian istilah yang

    dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini. Dengan

  • 38

    adanya pengertian tentang istilah tersebut

    dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir

    dan salah pengertian dalam memahami dan

    melaksanakan Pasal-pasal yang bersangkutan,

    sehingga wajib retribusi maupun aparatur pemerintah

    daerah dalam melaksanakan hak dan kewajibannya

    dapat berjalan dengan lancar. Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas

    Pasal 5 : Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinimati oleh orang pribadi atau badan.

    Pasal 6 : Yang dimaksud dengan jumlah adalah banyaknya jumlah pelayanan pemeriksaan tindakan kesehatan kepada setiap pasien dalam 1 (satu) hari.

    Yang dimaksud dengan jenis pelayanan adalah pelayan an yang diberikan kepada pasien yang terdiri dari pelayanan medik, pelayanan kebidanan, pelayanan asuhan keperawatan, pelayanan penunjang medik, pelayanan rehabilitasi medik, pelayanan gigi dan mulut, pelayanan kefarmasian, pelayanan penunjang non medik, pelayanan konsultasi khusus, pemulasaran jenazah dan pelayanan lain.

    Yang dimaksud sifat adalah pelayanan yang diberikan berdasarkan tingkat kedaruratannya

  • 39

    dengan terencana dan tidak terencana yang ditentukan atas dasar indikasi kedaruratan medik.

    Yang dimaksud dengan kelas perawatan adalah tingkat pelayanan yang diberikan kepada pasien berdasarkan jumlah tempat tidur dan fasilitas ruangan perawatan yang dibagi menjadi Kelas III, Kelas II, Kelas I dan Kelas Utama.

    Pasal 7

    Cukup jelas

    Pasal 8

    Cukup jelas

    Pasal 9

    huruf i : Yang dimaksud dengan pelayanan kefarmasian antara lain : pengkajian resp, dispensing, pemantauan dan pelaporan efak samping obat, pelayanan informasi obat, konseling, pemantauan kadar obat dalam darah, visite pasien dan pengkajian penggunaan obat.

    Pasal 10

    Cukup jelas

    Pasal 11 : Yang dimaksud kelas perawatan adalah jumlah tempat tidur dan satu ruang rawat inap dan fasilitasnya.

    huruf a : Yang dimaksud dengan Kelas Utama adalah pelayanan ruang rawat inap dengan satu ruang terdiri dari 1 tempat tidur untuk pasien, 1 tempat tidur penunggu dengan fasilitas penerangan, kamar mandi/WC, lemari pakaian, kulkas kecil, AC dan TV.

    huruf b : Yang dimaksud dengan Kelas I adalah pelayanan rawat inap dengan satu ruangan terdiri dari 2 tempat

  • 40

    tidur untuk pasien dengan fasilitas penerangan, kamar mandi/WC, lemari pakaian dan kipas angin.

    huruf c : Yang dimaksud dengan Kelas II adalah pelayanan rawat inap dengan satu ruangan terdiri dari 2 – 4 tempat tidur untuk pasien dengan fasilitas kamar mandi/WC, lemari pakaian dan kipas angin.

    huruf d : Yang dimaksud dengan Kelas III adalah pelayanan rawat inap dengan satu ruangan terdiri dari 6 – 8 tempat tidur untuk pasien dengan fasilitas kamar mandi/WC, lemari pakaian keci.

    huruf e : Yang dimaksud dengan Kelas Khusus adalan pelayanan rawat inap perawatan khusus intensif yang menggunakan fasilitas peralatan medik canggih, monitoring, oksigen sentral dan fasilitas lainnya.

    Pasal 12

    Cukup jelas

    Pasal 13

    Cukup jelas

    Pasal 14

    Cukup jelas

    Pasal 15

    Cukup jelas

    Pasal 16

    Cukup jelas

    Pasal 17

    Cukup jelas

    Pasal 18

    Cukup jelas

    Pasal 19

    Cukup jelas

  • 41

    Pasal 20

    Cukup jelas

    Pasal 21

    Cukup jelas

    Pasal 22

    Cukup jelas

    Pasal 23

    Cukup jelas

    Pasal 24

    Cukup jelas

    Pasal 25

    Cukup jelas

    Pasal 26

    Cukup jelas

    Pasal 27

    Cukup jelas

    Pasal 28

    Cukup jelas

    Pasal 29

    Cukup jelas

    Pasal 30

    Cukup jelas

    Pasal 31

    Cukup jelas

    Pasal 32 :

    huruf a : Yang dimaksud dengan kerjasama operasional adalah ikatan kerjasama yang dilakukan oleh rumah

  • 42

    sakit terhadap obyek yang diperjanjikan dimana pihak ketiga menanggung seluruh biaya operasionalnya termasuk pengelolaannya dan sebagian keuntungan yang diperoleh pihak ketiga disetor kepada rumah sakit.

    huruf b : Yang dimaksud kerjasama sewa beli adalah ikatan kerjasama yang dilakukan oleh rumah sakit dengan pihak ketiga terhadap obyek yang disewabelikan dimana status kepemilikannya akan beralih kepada rumah sakit setelah rumah sakit membayar lunas cicilan harga obyek yang diperjanjikan.

    huruf c : Yang dimaksud dengan kerjasama sewa kelola adalah ikatan kerjasama yang dilakukan oleh rumah sakit dengan pihak ketiga terhadap obyek yang dikerjasamakan dimana pihak ketiga menyewakan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan pengelolaannya diserahkan kepada rumah sakit.

    Pasal 33

    Cukup jelas

    Pasal 34

    Cukup jelas

    Pasal 35

    Cukup jelas

    Pasal 36

    Cukup jelas

    Pasal 37

    Cukup jelas

    Pasal 38

    Cukup jelas

  • 43

    Pasal 39

    Cukup jelas

    Pasal 40

    Cukup jelas

    Pasal 41

    Cukup jelas

    Pasal 42

    Cukup jelas

    Pasal 43

    Cukup jelas

    Pasal 44

    Cukup jelas

    Pasal 45

    Cukup jelas

    Pasal 46

    Cukup jelas

    Pasal 47

    Cukup jelas

    Pasal 48

    Cukup jelas

    Pasal 49

    Cukup jelas

    Pasal 50

    Cukup jelas

    Pasal 51

    Cukup jelas

  • 44

    Pasal 52

    Cukup jelas

  • JASA SARANA JASA PELAYANAN

    1 3 4 5 6

    1 RAWAT JALAN TK.I

    a. Poliklinik Gigi dan Mulut 3.000,00Rp 7.000,00Rp 10.000,00Rp Rujukan

    3.000,00Rp 15.000,00Rp 18.000,00Rp Non Rujukan

    b. Poliklinik Gizi 3.000,00Rp 7.000,00Rp 10.000,00Rp Rujukan

    3.000,00Rp 15.000,00Rp 18.000,00Rp Non Rujukan

    c. Poliklinik Fisioterapi 3.000,00Rp 7.000,00Rp 10.000,00Rp Rujukan

    3.000,00Rp 15.000,00Rp 18.000,00Rp Non Rujukan

    2 RAWAT JALAN TK.II

    a. Poliklinik Penyakit Dalam 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    b. Poliklinik Bedah Umum 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    c. Poliklinik Bedah Mulut 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    d. Poliklinik Obgyn 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    e. Poliklinik Anak 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    f. Poliklinik Mata 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    g. Poliklinik THT 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    h. Poliklinik Psikiatri 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    i. Poliklinik Spesialis Lainnya 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp Rujukan

    5.000,00Rp 25.000,00Rp 30.000,00Rp Non Rujukan

    RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 10 Maret 2011LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU

    URAIAN

    BUPATI KAPUAS HULU,

    A. M. NASIR

    TARIF RAWAT JALAN PADA RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    KOMPONEN TARIP RAWAT JALANNO KETERANGANJUMLAH

    2

  • RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO

    JASA SARANA JASA PELAYANAN1 3 4 5 61 a. Konsultasi antar Poliklinik Spesialis -Rp 15.000,00Rp 15.000,00Rp Rujukan

    -Rp 20.000,00Rp 20.000,00Rp Non Rujukan

    b. Konsultasi Dokter Spesialis di :

    1) IGD -Rp 35.000,00Rp 35.000,00Rp Hari Kerja

    -Rp 70.000,00Rp 70.000,00Rp Hari Libur

    2) ICU -Rp 70.000,00Rp 70.000,00Rp Hari Kerja

    -Rp 100.000,00Rp 100.000,00Rp Hari Libur

    3) RUANG RAWAT INAP -Rp 1 x JASA VISITE 1 x JASA VISITE Hari Kerja

    -Rp 1,25 x JASA VISITE 1,25 x JASA VISITE Hari Libur

    KOMPONEN TARIP RAWAT JALANKETERANGAN

    LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULUNOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 10 Maret 2011

    PUTUSSIBAU

    BUPATI KAPUAS HULU,

    A. M. NASIR

    URAIAN

    2

    JUMLAH

    TARIF PELAYANAN JASA KONSULTASI PADA RSUD dr. ACHMAAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    NO

  • JASA AKOMODASI JASA VISITE JASA ASKEP1 3 4 5 6 71 RAWAT INAP UMUM

    A. DOKTER UMUMKELAS III 27.500Rp 15.000Rp tabel dibawah 42.500,00Rp KELAS II 55.000Rp 30.000Rp 85.000,00Rp KELAS I 96.250Rp 52.500Rp 148.750,00Rp KELAS UTAMA 165.000Rp 90.000Rp 255.000,00Rp

    JASA ASKEP KELAS UTAMA KELAS I KELAS II KELAS IIIMINIMAL 30.000Rp 17.500Rp 10.000Rp 5.000Rp SEDANG 42.000Rp 24.500Rp 14.000Rp 7.000Rp AGAK BERAT 54.000Rp 31.500Rp 18.000Rp 9.000Rp

    B. DOKTER SPESIALISKELAS III 27.500Rp 25.000,00Rp 52.500,00Rp KELAS II 55.000Rp 50.000,00Rp 105.000,00Rp KELAS I 96.250Rp 87.500,00Rp 183.750,00Rp KELAS UTAMA 165.000Rp 150.000,00Rp 315.000,00Rp

    JASA ASKEP KELAS UTAMA KELAS I KELAS II KELAS IIIMINIMAL 36.000,00Rp 21.000,00Rp 12.000,00Rp 6.000,00Rp SEDANG 51.000,00Rp 29.750,00Rp 17.000,00Rp 8.500,00Rp AGAK BERAT 66.000,00Rp 38.500,00Rp 22.000,00Rp 11.000,00Rp

    JASA AKOMODASI JASA VISITE JASA ASKEP JUMLAH2 RAWAT INAP NON KELAS

    A. PERINATOLOGI 40.000 40.000 18.000 98.000 B. PERINATOLOGI ( DENGAN INCUBATOR ) 60.000 50.000 22.000 132.000 C. ISOLASI 35.000 40.000 18.000 93.000 D. ICU / HCU 150.000 100.000 110.000 360.000 E. ONE DAY CARE (ODC) DI IGD 35.000 40.000 18.000 93.000

    NOKOMPONEN TARIP RAWAT INAP

    KETERANGAN

    LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULUNOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 10 Maret 2011RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    BUPATI KAPUAS HULU,

    A. M. NASIR

    2

    JUMLAHURAIAN

    TARIF RAWAT INAP PADA RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

  • KELAS UTAMA KELAS I KELAS II KELAS III1 3 4 5 6 7 8I LABORATORIUM

    A. SEDERHANA1). Leukosit BAKHP2). Laju Endap Darah Jasa Sarana 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp 3). Hitung Jenis Leukosit Jasa Pelayanan 4.000Rp 3.000Rp 2.500Rp 1.500Rp 4). Trombosit Jumlah 6.500Rp 5.000Rp 4.000Rp 2.500Rp 5). Hematokrit6). Bleeding Time7). Clothing Time8). Eritrosit9). Retikulosit10) Golongan Darah / Rhesus BAKHP

    Jasa Sarana 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp Jasa Pelayanan 7.500Rp 6.000Rp 4.500Rp 3.000Rp Jumlah 10.000Rp 8.000Rp 6.000Rp 4.000Rp

    11) Reduksi Urin BAKHPJasa Sarana 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp Jasa Pelayanan 4.000Rp 3.000Rp 2.500Rp 1.500Rp Jumlah 6.500Rp 5.000Rp 4.000Rp 2.500Rp

    12) Protein Urine BAKHPJasa Sarana 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp Jasa Pelayanan 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp Jumlah 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp

    13) Malaria BAKHPJasa Sarana 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp Jasa Pelayanan 6.500Rp 5.000Rp 4.000Rp 2.500Rp Jumlah 9.000Rp 7.000Rp 5.500Rp 3.500Rp

    KELAS PERAWATANURAIAN

    2

    LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULUNOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 10 Maret 2011RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    TARIF PELAYANAN PENUNJANG MEDIK PADA RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    NO KETERANGANKOMPONEN TARIF

    BAKHP disesuaikandengan hargapembelian terkini

  • 1 3 4 5 6 7 82

    14).BTA15).Gram16).Jamur BAKHP

    Jasa Sarana 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp Jasa Pelayanan 7.500Rp 6.000Rp 4.500Rp 3.000Rp Jumlah 10.000Rp 8.000Rp 6.000Rp 4.000Rp

    17).Feces BAKHPJasa Sarana 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp Jasa Pelayanan 6.500Rp 5.000Rp 4.000Rp 2.500Rp Jumlah 9.000Rp 7.000Rp 5.500Rp 3.500Rp

    18).Urine Rutin BAKHPJasa Sarana 2.500Rp 2.000Rp 1.500Rp 1.000Rp Jasa Pelayanan 7.500Rp 6.000Rp 4.500Rp 3.000Rp Jumlah 10.000Rp 8.000Rp 6.000Rp 4.000Rp

    19) Sperma Analisis BAKHPJasa Sarana 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp Jasa Pelayanan 25.000Rp 20.000Rp 15.000Rp 10.000Rp Jumlah 30.000Rp 24.000Rp 18.000Rp 12.000Rp

    B. SEDANG1). Hemoglobin ( Fotometer ) BAKHP

    Jasa Sarana 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp Jasa Pelayanan 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp Jumlah 10.000Rp 8.000Rp 6.000Rp 4.000Rp

    2). Morfologi Darah Tepi BAKHPJasa Sarana 4.000Rp 3.000Rp 2.500Rp 1.500Rp Jasa Pelayanan 30.000Rp 24.000Rp 18.000Rp 12.000Rp Jumlah 34.000Rp 27.000Rp 20.500Rp 13.500Rp

    3). Hematologi Lengkap ( Otomatis ) BAKHPJasa Sarana 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp Jasa Pelayanan 7.500Rp 6.000Rp 4.500Rp 3.000Rp Jumlah 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp

    BAKHP disesuaikandengan hargapembelian terkini

  • 1 3 4 5 6 7 82

    4). FOTOMETERa. Gula Darah ( FOTOMETER ) BAKHPb. Asam Urat Jasa Sarana 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp c. Ureum, BUN Jasa Pelayanan 7.500Rp 6.000Rp 4.500Rp 3.000Rp d. Creatinin Jumlah 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp

    e. Kolesterol Totalf. Trigliseridag. HDL Kolesterolh. LDL Kolesteroli. SGOTj. SGPTk. Bilirubin Totall. Bilirubin Directm. Gamma-GTn. Alkali-Fosfataseo. Albuminp. Gamma-Globulinq. Protein Total

    5). a. ASTO BAKHPb. CRP Jasa Sarana 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp c. Rheumatoid Faktor Jasa Pelayanan 10.000Rp 8.000Rp 6.000Rp 4.000Rp

    Jumlah 15.000Rp 12.000Rp 9.000Rp 6.000Rp

    6). RAPID TEST BAKHPa. HBsAg Jasa Sarana 3.750Rp 3.000Rp 2.250Rp 1.500Rp b. Anti HBs Jasa Pelayanan 5.250Rp 4.000Rp 3.250Rp 2.000Rp c. Anti HCV Jumlah 9.000Rp 7.000Rp 5.500Rp 3.500Rp d. KGD Sewaktu ( Medisafe )e. Plano Testf. Darah Samarg. VDRL / SYPHILISh. HIV BAKHPi. Dengue Test Jasa Sarana 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp

    BAKHP disesuaikandengan hargapembelian terkini

  • 1 3 4 5 6 7 82Jasa Pelayanan 7.500Rp 6.000Rp 4.500Rp 3.000Rp Jumlah 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp

    j. NAPZA / 1 Jenis Pemeriksaan BAKHPk. CK Jasa Sarana 3.750Rp 3.000Rp 2.250Rp 1.500Rp l. CK-MB Jasa Pelayanan 5.250Rp 4.000Rp 3.250Rp 2.000Rp m. Troponin Jumlah 9.000Rp 7.000Rp 5.500Rp 3.500Rp n. Myoglobulin

    7). Transudat / Eksudat BAKHPJasa Sarana 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp Jasa Pelayanan 50.000Rp 40.000Rp 30.000Rp 20.000Rp Jumlah 55.000Rp 44.000Rp 33.000Rp 22.000Rp

    8). a. Protrombin Time ( PT ) BAKHPb. APPT Jasa Sarana 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp

    Jasa Pelayanan 62.500Rp 50.000Rp 37.500Rp 25.000Rp Jumlah 75.000Rp 60.000Rp 45.000Rp 30.000Rp

    9). LCS ( Liquor Cerebro Spinal ) BAKHPJasa Sarana 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp Jasa Pelayanan 25.000Rp 20.000Rp 15.000Rp 10.000Rp Jumlah 37.500Rp 30.000Rp 22.500Rp 15.000Rp

    10).Widal BAKHPJasa Sarana 5.000Rp 4.000Rp 3.000Rp 2.000Rp Jasa Pelayanan 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp Jumlah 17.500Rp 14.000Rp 10.500Rp 7.000Rp

    11).Elektrolit ( Easy Life ) BAKHPJasa Sarana 25.000Rp 20.000Rp 15.000Rp 10.000Rp Jasa Pelayanan 50.000Rp 40.000Rp 30.000Rp 20.000Rp Jumlah 75.000Rp 60.000Rp 45.000Rp 30.000Rp

    12) Tumor Marker BAKHPa. CEA Jasa Sarana 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp b. AFP Jasa Pelayanan 125.000Rp 100.000Rp 75.000Rp 50.000Rp

    BAKHP disesuaikandengan hargapembelian terkini

  • 1 3 4 5 6 7 82c. PSA Jumlah 137.500Rp 110.000Rp 82.500Rp 55.000Rp d. RPR

    13) THYROID BAKHPa. TSH Jasa Sarana 25.000Rp 20.000Rp 15.000Rp 10.000Rp b. T3 Jasa Pelayanan 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp c. T4 Jumlah 37.500Rp 30.000Rp 22.500Rp 15.000Rp d. FT3e. FT4

    C. CANGGIH BAKHP1). Analisa Gas Darah Jasa Sarana 25.000Rp 20.000Rp 15.000Rp 10.000Rp

    Jasa Pelayanan 12.500Rp 10.000Rp 7.500Rp 5.000Rp Jumlah 37.500Rp 30.000Rp 22.500Rp 15.000Rp

    II RADIOLOGIA. SEDERHANA BAKHP

    1 FILM GIGI Jasa Sarana 10.000Rp 10.000Rp 10.000Rp 10.000Rp 2 FILM PANAROMIC Jasa Pelayanan 37.500Rp 30.000Rp 22.500Rp 15.000Rp 3 FILM 18 X 24 Jumlah 47.500Rp 40.000Rp 32.500Rp 25.000Rp 4 FILM 24 X 305 FILM 30 X 406 FILM 35 X 35

    B. SEDANG BAKHP1 APPENDICOGRAM Jasa Sarana 25.000Rp 25.000Rp 25.000Rp 25.000Rp 2 CORONALIS Jasa Pelayanan 50.000Rp 40.000Rp 30.000Rp 20.000Rp

    Jumlah 75.000Rp 65.000Rp 55.000Rp 45.000Rp

    C. CANGGIH BAKHP1 BNO / IVP Jasa Sarana 40.000Rp 40.000Rp 40.000Rp 40.000Rp 2 COLON IN LOOP Jasa Pelayanan 100.000Rp 80.000Rp 60.000Rp 40.000Rp 3 LOPOGRAFI Jumlah 140.000Rp 120.000Rp 100.000Rp 80.000Rp 4 CYSTOGRAFI5 URETROGRAFI6 MAAG DUODENOGRAFI

    BAKHP disesuaikandengan hargapembelian terkini

  • 1 3 4 5 6 7 827 FISTULOGRAFI8 RPG, APG9 OMD10 OESOPHAGUS

    D. KHUSUS BAKHP1 MYELOGRAFI Jasa Sarana 40.000Rp 40.000Rp 40.000Rp 40.000Rp 2 HSAG Jasa Pelayanan 175.000Rp 140.000Rp 105.000Rp 70.000Rp

    Jumlah 215.000Rp 180.000Rp 145.000Rp 110.000Rp

    III PEMERIKSAAN USG BAKHP 15.000Rp 15.000Rp 15.000Rp 15.000Rp Jasa Sarana 37.500Rp 30.000Rp 22.500Rp 15.000Rp Jasa Pelayanan 75.000Rp 60.000Rp 45.000Rp 30.000Rp Jumlah 127.500Rp 105.000Rp 82.500Rp 60.000Rp

    IV PEMERIKSAAN CT SCANA. TANPA KONTRAS BAKHP 45.000Rp 45.000Rp 45.000Rp 45.000Rp

    1 a). CT SCAN KEPALA Jasa Sarana 750.000Rp 600.000Rp 450.000Rp 300.000Rp b). CT SCAN ORBITA Jasa Pelayanan 150.000Rp 120.000Rp 90.000Rp 60.000Rp c). CT SCAN MASTOID Jumlah 945.000Rp 765.000Rp 585.000Rp 405.000Rp

    2 a). CT SCAN SPN BAKHP 75.000Rp 75.000Rp 75.000Rp 75.000Rp b). CT SCAN NASOPHARYNX Jasa Sarana 687.500Rp 550.000Rp 412.500Rp 275.000Rp

    Jasa Pelayanan 150.000Rp 120.000Rp 90.000Rp 60.000Rp Jumlah 912.500Rp 745.000Rp 577.500Rp 410.000Rp

    3 a). CT SCAN THORAX BAKHP 45.000Rp 45.000Rp 45.000Rp 45.000Rp b). CT SCAN ABDOMEN ATAS Jasa Sarana 625.000Rp 500.000Rp 375.000Rp 250.000Rp c). CT SCAN ABDOMEN BAWAH Jasa Pelayanan 150.000Rp 120.000Rp 90.000Rp 60.000Rp d). CT SCAN ABDOMEN PELVIC Jumlah 820.000Rp 665.000Rp 510.000Rp 355.000Rp e). CT SCAN VERTEBRA

    4 CT SCAN WHOLE VERTEBRA BAKHP 80.000Rp 80.000Rp 80.000Rp 80.000Rp Jasa Sarana 1.000.000Rp 800.000Rp 600.000Rp 400.000Rp Jasa Pelayanan 250.000Rp 200.000Rp 150.000Rp 100.000Rp Jumlah 1.330.000Rp 1.080.000Rp 830.000Rp 580.000Rp

    B. DENGAN KONTRAS BAKHP 75.000Rp 75.000Rp 75.000Rp 75.000Rp

    BAKHP disesuaikandengan hargapembelian terkini

  • 1 3 4 5 6 7 821 a). CT SCAN KEPALA Jasa Sarana 750.000Rp 600.000Rp 450.000Rp 300.000Rp

    b). CT SCAN THORAX Jasa Pelayanan 200.000Rp 160.000Rp 120.000Rp 80.000Rp c). CT SCAN ABDOMEN ATAS Jumlah 1.025.000Rp 835.000Rp 645.000Rp 455.000Rp d). CT SCAN ABDOMEN BAWAHe). CT SCAN ABDOMEN PELVIC

    2 a). CT SCAN VERTEBRA BAKHP 120.000Rp 120.000Rp 120.000Rp 120.000Rp Jasa Sarana 1.000.000Rp 800.000Rp 600.000Rp 400.000Rp Jasa Pelayanan 300.000Rp 240.000Rp 180.000Rp 120.000Rp Jumlah 1.420.000Rp 1.160.000Rp 900.000Rp 640.000Rp

    BUPATI KAPUAS HULU,

    A. M. NASIR

  • JASA SARANA JASA PELAYANAN JASA ASKEP1 3 4 5 6 7I BIAYA PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN 5.000Rp 25.000Rp 10.000Rp 40.000Rp

    II BIAYA TINDAKAN1 Jahit Luka ( 1 - 5 Jahitan ) 5.000Rp 15.000Rp 20.000Rp 2 Jahit Luka Simple / superficial > 5 jahitan ( per jahitan ) 500Rp 4.500Rp 5.000Rp Ditambah dengan nomor 13 Jahit Luka Multiple / kosmetik / otot s.d 5 jahitan 10.000Rp 30.000Rp 40.000Rp 4 Jahit Luka Multiple / kosmetik / otot > 5 jahitan ( per jahitan ) 2.000Rp 5.000Rp 7.000Rp Ditambah dengan nomor 15 Jahit luka repair tendon ( single ) 15.000Rp 100.000Rp 115.000Rp 6 Cabut Jahitan 500Rp 1.500Rp 2.000Rp 7 Vena Seksi 15.000Rp 50.000Rp 65.000Rp 8 Pemasangan infus / tranfusi / NGT / kateter/injeksi (perkali) 2.500Rp 17.500Rp 20.000Rp 9 Pemasangan infus pump atau syringe pump (perkali) 10.000Rp 20.000Rp 30.000Rp 10 Pemasangan ETT 15.000Rp 35.000Rp 50.000Rp 11 Circumsisi 30.000Rp 150.000Rp 180.000Rp 12 Repair circumsisi 20.000Rp 60.000Rp 80.000Rp 13 Extirpasi atheroma, lipoma < 5 cm 30.000Rp 125.000Rp 155.000Rp 14 Extirpasi kuku 5.000Rp 25.000Rp 30.000Rp 15 Explorasi luka kecil ( cross, buka implant, paku ) 5.000Rp 17.000Rp 22.000Rp 16 Explorasi luka sedang ( > 3 cm ) 7.500Rp 30.000Rp 37.500Rp Peluru Senapan Angin, Jarum17 Angkat corpus alienum berat ( > 15 cm) 10.000Rp 75.000Rp 85.000Rp 18 Angkat corpus alienum kecil 5.000Rp 25.000Rp 30.000Rp 19 Reposisi Mandibula 5.000Rp 100.000Rp 105.000Rp 20 Pemasanagn back slab 2.000Rp 25.000Rp 27.000Rp 21 Pemasangan gips ( dewasa ) 5.000Rp 35.000Rp 40.000Rp 22 Pemasangan gips kupu-kupu 2.000Rp 20.000Rp 22.000Rp 23 Skin traksi lokal 2.000Rp 15.000Rp 17.000Rp 24 Amputasi Jari (per amputasi) 15.000Rp 40.000Rp 55.000Rp 25 Nekrotomi Kecil 5.000Rp 20.000Rp 25.000Rp 26 Nekrotomi Sedang 10.000Rp 45.000Rp 55.000Rp 27 Nekrotomi Berat 15.000Rp 65.000Rp 80.000Rp 28 Tes Alergi 2.500Rp 17.500Rp 20.000Rp 29 Punksi Abses/Ascites/Pleura/Lumbal/Vesika Urinaria 10.000Rp 55.000Rp 65.000Rp 30 Pemasangan WSD 15.000Rp 100.000Rp 115.000Rp 31 Cabut Kateter/Drain/NGT/Infus/WSD 2.500Rp 7.500Rp 10.000Rp

    BAKHP disesuaikan denganharga pembelian terkini

    JUMLAH

    NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 10 Maret 2011LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU

    RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    BESARAN TARIF DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) PADA RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

    NOKOMPONEN TARIP INSTALASI GAWAT DARURAT

    KETERANGAN

    2

    U R A I A N

  • 1 3 4 5 6 732 Huknah/Semprit Gliserin 2.500Rp 10.000Rp 12.500Rp 33 Pasang Traksi 10.000Rp 55.000Rp 65.000Rp 34 Reposisi Fraktur Tertutup 5.000Rp 50.000Rp 55.000Rp 35 Reposisi Fraktur Terbuka 5.000Rp 85.000Rp 90.000Rp 36 Blast Punksi 4.500Rp 30.000Rp 34.500Rp 37 Pemasangan tampon epixtasis 10.500Rp 45.000Rp 55.500Rp 38 Cystostomi 10.000Rp 35.000Rp 45.000Rp 39 Resusitasi Jantung Paru ( RJP ) 5.000Rp 60.000Rp 65.000Rp 40 DC Shock 35.000Rp 35.000Rp 70.000Rp 41 Pemakaian Bedside monitor per jam 5.000Rp 5.000Rp 10.000Rp 42 Pemakaian ventilator per jam 7.500Rp 5.000Rp 12.500Rp 43 Pemakaian ECG monitor 15.000Rp 15.000Rp 30.000Rp 44 Pasang nebulizer 5.000Rp 8.000Rp 13.000Rp 45 EKG ( Elektrokardiograph ) 7.500Rp 20.000Rp 27.500Rp 46 Pemasangan neck collar 2.000Rp 5.000Rp 7.000Rp 47 Pemasangan/Angkat tampon epixtasis anterior (perkali) 1.500Rp 2.500Rp 4.000Rp 48 Ransel verband 3.500Rp 20.000Rp 23.500Rp 49 Luka bakar < 10% 4.000Rp 15.000Rp 19.000Rp 50 Luka bakar 10 - 30 % 6.000Rp 30.000Rp 36.000Rp 51 Luka bakar > 30 % 8.000Rp 45.000Rp 53.000Rp 52 Dilatasi Phimosis 5.000Rp 15.000Rp 20.000Rp 53 Spooling blast 3.000Rp 15.000Rp 18.000Rp 54 Irigasi Telinga/Mata 5.000Rp 15.000Rp 20.000Rp 55 Buka gips 10.000Rp 50.000Rp 60.000Rp 56 Suction per hari 3.000Rp 15.000Rp 18.000Rp 57 Pasang spalk 3.000Rp 12.000Rp 15.000Rp 58 Penis terjepit korsleting 5.000Rp 15.000Rp 20.000Rp 59 Bilas lambung 3.000Rp 15.000Rp 18.000Rp 60 Incisi Abses Kecil (1-3 cm) 3.000Rp 7.500Rp 10.500Rp 61 Incisi Abses Sedang (4-6 cm) 3.000Rp 24.000Rp 27.000Rp 62 Incisi Abses Besar (< 6 cm) 5.000Rp 55.000Rp 60.000Rp 63 Pemasangan Kanula/Drainase 15.000Rp 50.000Rp 65.000Rp 64 Partus Normal 100.000Rp 400.000Rp 500.000Rp 65 Traceostomy 50.000Rp 175.000Rp 225.000Rp 66 Pemeriksaan Doppler 5.000Rp 15.000Rp 20.000Rp 67 Pemeriksaan Vaginal Tussey/Colok Dubur 5.000Rp 15.000Rp 20.000Rp 68 Test Pack 5.000Rp 15.000Rp 20.000Rp

    BUPATI KAPUAS HULU,

    A. M. NASIR

    2

  • JASA SARANA JASA PELAYANAN BAKHP3 4 5 6 7

    POLIKLINIK BEDAH UMUM1 Aspirasi abses 6.000,00Rp 14.000,00Rp 20.000,00Rp 2 Biopsi 15.000,00Rp 40.000,00Rp 55.000,00Rp 3 Buginasi 12.500,00Rp 35.000,00Rp 47.500,00Rp 4 Buka gips kecil / besar 5.000,00Rp 30.000,00Rp 35.000,00Rp 5 Circumsisi anak / dewasa 30.000,00Rp 200.000,00Rp 230.000,00Rp 6 Dilatasi 6.000,00Rp 14.000,00Rp 20.000,00Rp 7 Extirpasi limpoma besar 42.000,00Rp 98.000,00Rp 140.000,00Rp 8 Extirpasi Ateroma 37.500,00Rp 87.500,00Rp 125.000,00Rp 9 Exisi Besar 35.000,00Rp 100.000,00Rp 135.000,00Rp 10 Exisi Kecil 30.000,00Rp 75.000,00Rp 105.000,00Rp 11 Explorasi 25.000,00Rp 50.000,00Rp 75.000,00Rp 12 Incisi Kecil 5.000,00Rp 20.000,00Rp 25.000,00Rp 13 Incisi Besar 5.000,00Rp 30.000,00Rp 35.000,00Rp 14 Nekrotomi Kecil 7.500,00Rp 15.000,00Rp 22.500,00Rp 15 Nekrotomi Besar 15.000,00Rp 30.000,00Rp 45.000,00Rp 16 Pasang Kateter 2.500,00Rp 17.500,00Rp 20.000,00Rp 17 Pasang Gips 10.000,00Rp 50.000,00Rp 60.000,00Rp 18 Roserplasti 9.000,00Rp 25.000,00Rp 34.000,00Rp 19 Rehecting Kecil 10.000,00Rp 25.000,00Rp 35.000,00Rp 20 Rehecting Besar 15.000,00Rp 35.000,00Rp 50.000,00Rp 21 Tindik Bayi 5.000,00Rp 15.000,00Rp 20.000,00Rp

    POLIKLINIK