184
Menimbang Mengingat PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2OL9 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 293 dan Pasal 330 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 1. 2. 3. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO+ tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 726, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol5 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679). MEMUTUSKAN: SALINA N

PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

  • Upload
    buihanh

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

Menimbang

Mengingat

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2OL9

TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 293 dan Pasal330 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah, perlu menetapkan PeraturanPemerintah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

1.

2.

3.

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO+ tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah (lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO4 Nomor 726, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4438);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OL4 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2Ol5 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5679).

MEMUTUSKAN:

SALINAN

Page 2: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-2-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH

KEUANGAN DAERAH.

TENTANG PENGELOLAAN

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajibanDaerah dalam rangka penyelenggaraan PemerintahanDaerah yang dapat dinilai dengan uang serta segalabentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerahberhubung dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut.

2. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhankegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,pertanggungiawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah.

3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yangselanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangantahunan Pemerintah Pusat yang ditetapkan denganundang-undang.

4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yangselanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangantahunan Daerah yang ditetapkan dengan Perda.

5. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kasDaerah.

6. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kasDaerah.

7. Pendapatan Daerah adalah semua hak Daerah yang diakuisebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periodetahun anggaran berkenaan.

8. Dana

Page 3: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-3-

8. Dana Transfer Umum adalah dana yang dialokasikandalam APBN kepada Daerah untuk digunakan sesuaidengan kewenangan Daerah guna mendanai kebutuhanDaerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

9. Dana Transfer Khusus adalah dana yang dialokasikandalam APBN kepada Daerah dengan tujuan untukmembantu mendanai kegiatan khusus, baik fisik maupunnonfisik yang merupakan urusan Daerah.

10. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalahdana yang bersumber dari pendapatan tertentu APBN yangdialokasikan kepada Daerah penghasil berdasarkan angkapersentase tertentu dengan tujuan mengurangiketimpangan kemampuan keuangan antara PemerintahPusat dan Daerah.

1 1. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAUadalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yangdialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuankeuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhanDaerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

12. Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAKadalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yangdialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untukmembantu mendanai kegiatan khusus yang merupakanUrusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

13. Belanja Daerah adalah semua kewajiban PemerintahDaerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaanbersih dalam periode tahun anggaran berkenaan.

14. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayarkembali dan/atau pengeluaran yang akan diterimakembali, baik pada tahun anggaran berkenaan maupunpada tahun-tahun anggaran berikutnya.

15. Pinjaman

Page 4: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-4-

15. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yangmengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang ataumenerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lainsehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untukmembayar kembali.

16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalahjumlah uang yang wajib dibayar Pemerintah Daerahdan/atau kewajiban Pemerintah Daerah yang dapat dinilaidengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atau berdasarkan sebab lainnyayang sah.

17. Pemberian Pinjaman Daerah adalah bentuk investasiPemerintah Daerah pada Pemerintah Pusat, PemerintahDaerah lainnya, badan layanan umum daerah milikPemerintah Daerah lainnya, badan usaha milik negara,Badan Usaha Milik Daerah, koperasi, dan masyarakatdengan hak memperoleh bunga dan pengembalian pokokpinjaman.

18. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untukmendanai kebutuhan pembangunan prasarana dan saranaDaerah yang tidak dapat dibebankan dalam 1 (satu) tahunanggaran.

19. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensijasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitasatau nilai kekayaan bersih yang dapat berupa pengeluaranatau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

20. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yangselanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumenperencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

21. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnyadisebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan yangselanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaanDaerah untuk periode 1 (satu) tahun.

22. Kebijakan...

Page 5: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-5-

22.Kebljakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUAadalah dokumen yang memuat kebijakan bidangpendapatan, belanja, dan Pembiayaan serta asumsi yangmendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.

23. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnyadisingkat PPAS adalah program prioritas dan batasmaksimal anggaran yang diberikan kepada perangkatDaerah untuk setiap program dan kegiatan sebagai acuandalam pen5rusunan rencana kerja dan anggaran satuankerja perangkat daerah.

24. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja PerangkatDaerah, yang selanjutnya disingkat RKA SKPD adalahdokumen yang memuat rencana pendapatan dan belanjaSKPD atau dokumen yang memuat rencana pendapatan,belanja, dan Pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsibendahara umum daerah yang digunakan sebagai dasarpen5rusunan rancangan APBD.

25. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalahpendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan denganpengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebutdilakukan dalam perspektif lebih dari 1 (satu) tahunanggaran dan mempertimbangkan implikasi biaya akibatkeputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnyayang dituangkan dalam prakiraan maju.

26.Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi 1

(satu) atau lebih Kegiatan yang dilaksanakan oleh satuankerja perangkat daerah atau masyarakat yangdikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah untuk mencapaisasaran dan tujuan pembangunan Daerah.

27. Kegiatan

Page 6: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-6-

2T.Kegiatan adalah bagian dari Program yang dilaksanakanoleh 1 (satu) atau beberapa satuan kerja perangkat daerahsebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada

suatu Program dan terdiri dari sekumpulan tindakanpengerahan sumber daya baik yang berupa personil atausumber daya manusia, barang modal termasuk peralatandan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atausemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukanuntuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa.

2S.Kegiatan Tahun Jamak adalah kegiatan yang dianggarkandan dilaksanakan untuk masa lebih dari 1 (satu) tahunanggaran yang pekerjaannya dilakukan melalui kontraktahun jamak.

29. Keluaran adalah barang atau jasa yang dihasilkan olehKegiatan yang dilaksanakan untuk mendukungpencapaian sasaran dan tujuan Program dan kebijakan.

30. Hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkanberfungsinya Keluaran dari Kegiatan dalam 1 (satu)

Program.

31. Sasaran adalah Hasil yang diharapkan dari suatu Programatau Keluaran yang diharapkan dari suatu Kegiatan.

32. Kinerja adalah Keluaran/Hasil dari Program/Kegiatanyang akan atau telah dicapai sehubungan denganpenggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yangterukur.

33. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uangDaerah yang ditentukan oleh kepala daerah untukmenampung seluruh Penerimaan Daerah dan membayarseluruh Pengeluaran Daerah.

34. Rekening . . .

Page 7: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

34. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempatpenyimpanan uang Daerah yang ditentukan oleh kepaladaerah untuk menampung seluruh Penerimaan Daerahdan membayar seluruh Pengeluaran Daerah pada bankyang ditetapkan.

35. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja PerangkatDaerah yang selanjutnya disingkat DPA SKPD adalahdokumen yang memuat pendapatan dan belanja SKPDatau dokumen yang memuat pendapatan, belanja, danPembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi bendaharaumum daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaananggaran oleh pengguna anggaran.

36. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPDadalah dokumen yang menyatakan tersedianya danasebagai dasar penerbitan surat permintaan pembayaranatas pelaksanaan APBD.

37. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkatSPP adalah dokumen yang digunakan untuk mengajukanpermintaan pembayaran.

38. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalahuang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikankepada bendahara pengeluaran untuk membiayai Kegiatanoperasional pada satuan kerja perangkat daerah/unitsatuan kerja perangkat daerah dan/atau untuk membiayaipengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidakmungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaranlangsung.

39. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disingkat LSadalah Pembayaran Langsung kepada bendaharapengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjiankerja, surat tugas, danf atau surat perintah kerja lainnyamelalui penerbitan surat perintah membayar langsung.

40. Tambahan

Page 8: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-8-

40. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUadalah tambahan uang muka yang diberikan kepadabendahara pengeluaran/bendahara pengeluaranpembantu untuk membiayai pengeluaran ataspelaksanaan APBD yang tidak cukup didanai dari UPdengan batas waktu dalam 1 (satu) bulan.

41. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPMadalah dokumen yang digunakan untuk penerbitan suratperintah pencairan dana atas Beban pengeluaran DPASKPD.

42. Surat Perintah Membayar UP yang selanjutnya disingkatSPM-UP adalah dokumen yang digunakan untukpenerbitan surat perintah pencairan dana atas Bebanpengeluaran DPA SKPD yang dipergunakan sebagai UPuntuk mendanai Kegiatan.

43. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yangselanjutnya disingkat SPM-GU adalah dokumen yangdigunakan untuk penerbitan surat perintah pencairandana atas Beban pengeluaran DPA SKPD yang dananyadipergunakan untuk mengganti UP yang telahdibelanjakan.

44. Surat Perintah Membayar TU yang selanjutnya disingkatSPM-TU adalah dokumen yang digunakan untukpenerbitan surat perintah pencairan dana atas Bebanpengeluaran DPA SKPD, karena kebutuhan dananya tidakdapat menggunakan LS dan UP.

45. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnyadisebut SPM-LS adalah dokumen yang digunakan untukpenerbitan surat perintah pencairan dana atas Bebanpengeluaran DPA SKPD kepada pihak ketiga.

46. Surat

Page 9: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-9-

46. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkatSP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasarpencairan dana atas Beban APBD.

47 . Barang Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BMDadalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atasBeban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

48. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebutSiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan danpengeluaran anggaran selama 1 (satu) periode anggaran.

49. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayarkepada Pemerintah Daerah dan/atau hak PemerintahDaerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibatperjanjian atau akibat lainnya berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan atau akibat lainnya yangsah.

50. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda atauyang disebut dengan narna lain adalah Perda Provinsi danPerda KabupatenlKota.

51. Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya disebutPerkada adalah peraturan gubernur atau peraturanbupati/wali kota.

52. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahaanyang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannyadilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggaraPemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani,memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.

53. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan UrusanPemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DewanPerwakilan Ralryat Daerah menurut asas otonomi dantugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnyadalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

54. Urusan

Page 10: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

54. Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahanyang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.

55. Urusan Pemerintahan Pilihan adalah UrusanPemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Daerahsesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.

56. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untukmemenuhi kebutuhan dasar warga negara.

57. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenaijenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan UrusanPemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warganegara secara minimal.

58. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkatBLUD adalah sistem yang diterapkan oleh satuan kerjaperangkat daerah atau unit satuan kerja perangkat daerahpada satuan kerja perangkat daerah dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat yang mempunyaifleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagaipengecualian dari ketentuan Pengelolaan KeuanganDaerah pada umumnya.

59. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan NegaraKesatuan Republik Indonesia yang dibantu oleh WakilPresiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahunt945.

60. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dalam negeri.

61. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalahkesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang benvenang mengatur dan mengurusUrusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakatsetempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasimasyarakat dalam sistem Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

62. Pemerintah. . .

Page 11: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

62. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpinpelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadikewenangan Daerah.

63. Kepala Daerah adalah gubernur bagr Daerah provinsi,bupati bagi Daerah kabupaten, atau wali kota bagi Daerahkota.

64. Dewan Perwakilan Ralryat Daerah yang selanjutnyadisingkat DPRD adalah lembaga perwakilan ralryat Daerahyang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraPemerintahan Daerah.

65. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkatSKPD adalah unsur perangkat daerah pada PemerintahDaerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan daerah.

66. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yangselanjutnya disingkat SKPKD adalah unsur penunjangUrusan Pemerintahan pada Pemerintah Daerah yangmelaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah.

67 . Unit SKPD adalah bagian SKPD yang melaksanakan 1

(satu) atau beberapa Program.

68. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalahpejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaranuntuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPD yangdipimpinnya.

69. Kuasa PA yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabatyang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagiankewenangan PA dalam melaksanakan sebagian tugas danfungsi SKPD.

70. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnyadisingkat TAPD adalah tim yang bertugas menyiapkan danmelaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam rangkapenJrusunan APBD.

71. Pejabat. . .

Page 12: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-12-

71. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnyadisingkat PPKD adalah kepala SKPKD yang mempunyaitugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindaksebagai bendahara umum daerah.

T2.Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUDadalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai

BUD.

73. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untukmelaksanakan tugas BUD.

T4.Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnyadisingkat PPTK adalah pejabat pada Unit SKPD yangmelaksanakan 1 (satu) atau beberapa Kegiatan dari suatuProgram sesuai dengan bidang tugasnya.

75. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja PerangkatDaerah yang selanjutnya disingkat PPK SKPD adalahpejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuanganpada SKPD.

76. Bendahara Penerimaan adalah pejabat yang ditunjukuntuk menerima, menyimpan, menyetorkan,menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uangPendapatan Daerah dalam rangka pelaksanaan APBDpada SKPD.

T7.Bendahara Pengeluaran adalah pejabat yang ditunjukmenerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan,dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluanBelanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada

SKPD.

78. Pegawai

Page 13: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-13-

78. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkatPegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawaipemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat olehpejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalamsuatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negaralainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

79. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkatBUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagianbesar modalnya dimiliki oleh Daerah.

80. Anggaran Kas adalah perkiraan arus kas masuk yangbersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluaruntuk mengatur ketersediaan dana yang cukup gunamendanai pelaksanaan APBD dalam setiap periode.

81. Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnyadisingkat SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yangditerapkan dalam menJrusun dan menyajikan laporankeuangan pemerintah.

82. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip,dasar, konvensi, aturan dan praktik spesifik yang dipiliholeh Pemerintah Daerah sebagai pedoman dalammenJrusun dan menyajikan laporan keuangan PemerintahDaerah untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporankeuangan dalam rangka meningkatkan keterbandinganlaporan keuangan terhadap anggaran, antar periodemaupun antar entitas.

83. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnyadisingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dariprosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untukmewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksisampai dengan pelaporan keuangan di lingkunganorganisasi Pemerintahan Daerah.

84. Bagan

Page 14: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t4-84. Bagan Akun Standar yang selanjutnya disingkat BAS

adalah daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksikeuangan yang disusun secara sistematis sebagaipedoman dalam pelaksanaan anggaran dan pelaporankeuangan Pemerintah Daerah.

85. Hari adalah hari kerja.

Pasal 2

Keuangan Daerah meliputi:

a. hak Daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusidaerah serta melakukan pinjaman;

b. kewajiban Daerah untuk menyelenggarakan UrusanPemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;

c. Penerimaan Daerah;

d. Pengeluaran Daerah;

e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lainberupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta haklain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaandaerah yang dipisahkan; dan/atau

f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh PemerintahDaerah dalam rangka penyelenggaraan tugasPemerintahan Daerah dan/atau kepentingan umum.

Pasal 3

(1) Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib,efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan,manfaat untuk masyarakat, serta taat pada ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diwujudkan dalam APBD.

(3) APBD

Page 15: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-15-

(3) APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (21 merupakandasar bagi Pemerintah Daerah untuk melakukanPenerimaan dan Pengeluaran Daerah.

BAB II

Pengelola Keuangan Daerah

Bagian Kesatu

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 4

(1) Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan Pengelolaan

Keuangan Daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalamkepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

(2) Pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyaikewenangan:

a. menJrusun rancangan Perda tentang APBD, rancanganPerda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perdatentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ;

b. mengajukan rancangan Perda tentang APBD,rancangan Perda tentang perubahan APBD, danrancangan Perda tentang pertanggungiawabanpelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahasbersama;

c. menetapkan Perda tentang APBD, rancangan Perdatentang perubahan APBD, dan rancangan Perdatentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yangtelah mendapat persetujuan bersama DPRD;

d. menetapkan kebijakan terkait Pengelolaan KeuanganDaerah;

e. mengambil

Page 16: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 16-

e. mengambil tindakan tertentu dalam keadaanmendesak terkait Pengelolaan Keuangan Daerah yangsangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;

f. menetapkan kebijakan pengelolaan APBD;

g. menetapkan KPA;

h. menetapkan Bendahara Penerimaan dan BendaharaPengeluaran;

i. menetapkan pejabat yang bertugas melakukanpemungutan pajak daerah dan retribusi daerah;

j. menetapkan pejabat yang bertugas melakukanpengelolaan Utang dan Piutang Daerah;

k. menetapkan pejabat yang bertugas melakukanpengujian atas tagihan dan memerintahkanpembayaran;

1. menetapkan pejabat lainnya dalam rangka PengelolaanKeuangan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan; dan

m. melaksanakan kewenangan lain sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam melaksanakan kekuasaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Kepala Daerah melimpahkan sebagian atauseluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan,penganggarat:,, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporandan pertanggungjawaban, serta pengawasan KeuanganDaerah kepada Pejabat Perangkat Daerah.

(41 Pejabat Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud padaayat (3) terdiri atas:

a. sekretaris daerah selaku koordinator PengelolaanKeuangan Daerah;

b. kepala SKPKD selaku PPKD; danc. kepala SKPD selaku PA.

(5) Pelimpahan

Page 17: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

(5) Pelimpahan sebagian atau seluruh kekuasaansebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan padaprinsip pemisahan kewenangan antara yangmemerintahkan, menguji, dan menerima ataumengeluarkan uang.

(6) Pelimpahan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

Pasal 5

(1) Kepala Daerah selaku wakil Pemerintah Daerah dalamkepemilikan kekayaan Daerah yang dipisahkansebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

berkedudukan sebagai pemilik modal pada perusahaanumum daerah atau pemegang saham pada perseroandaerah.

(21 Ketentuan mengenai Kepala Daerah selaku wakilPemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan daerahyang dipisahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KeduaKoordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 6

(1) Sekretaris daerah selaku koordinator PengelolaanKeuangan Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 4ayat (4) huruf a mempunyai tugas:

a. koordinasi dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;

b. koordinasi di bidang penJrusunan rancangan APBD,rancangan perubahan APBD, dan rancanganpertanggungjawaban pelaksanaan APBD ;

c. koordinasi...

Page 18: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

c. koordinasi penyiapan pedoman pelaksanaan APBD;

d. memberikan persetujuan pengesahan DPA SKPD;

e. koordinasi pelaksanaan tugas lainnya di bidangPengelolaan Keuangan Daerah sesuai denganketentuan peraturan perurndang-undangan; dan

f. memimpin TAPD.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksudpada ayat (1), koordinator Pengelolaan Keuangan Daerahbertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

Bagian Ketiga

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pasal 7

(1) Kepa1a SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas:a. menJrusun dan melaksanakan kebijakan Pengelolaan

Keuangan Daerah;b. men5rusun rancangan Perda tentang APBD, rancangan

Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perdatentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ;

c. melaksanakan pemungutan Pendapatan Daerah yangtelah diatur dalam Perda;

d. melaksanakan fungsi BUD; dane. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(2) PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berwenang:

a. men5rusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

b. mengesahkan DPA SKPD;

c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistempenerimaan dan pengeluaran kas umum daerah;

e. melaksanakan

Page 19: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-19-

e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;

f. menetapkan SPD;

g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberianjaminan atas nama Pemerintah Daerah;

h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporanKeuangan Daerah;

i. menyajikan informasi keuangan daerah; danj. melakukan pencatatan dan pengesahan dalam hal

penerimaan dan Pengeluaran Daerah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan, tidakdilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah.

Pasa] 8

(1) PPKD selaku BUD mengusulkan pejabat di lingkunganSKPKD kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan sebagaiKuasa BUD.

(2) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

(3) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mempunyai tugas:

a. menyiapkan Anggaran Kas;

b. menyiapkan SPD;

c. menerbitkan SP2D;

d. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaranAPBD oleh bank danlatau lembaga keuangan lainnyayang telah ditunjuk;

e. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukandalam pelaksanaan APBD;

f. menyimpan uang daerah;g. melaksanakan penempatan uang daerah dan

mengelola/ menatausahakan investasi;h. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan

PA/KPA atas Beban APBD;

i. melaksanakan

Page 20: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-20-

i. melaksanakan Pemberian Pinjaman Daerah atas namaPemerintah Daerah;

j. melakukan pengelolaan Utang dan Piutang Daerah;dan

k. melakukan penagihan Piutang Daerah.

(4) Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUD.

Pasal 9

Kepala Daerah atas usul BUD dapat menetapkan lebih dari 1

(satu) Kuasa BUD di lingkungan SKPKD dengan pertimbanganbesaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi,dan/ atau rentang kendali.

Bagian KeempatPengguna Anggaran

Pasal 10

(1) Kepala SKPD selaku PA mempunyai tugas:

a. menJrusun RKA SKPD;

b. men5rusun DPA SKPD;

c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaranatas Beban anggaran belanja;

d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran;

f. melaksanakan pemungutan retribusi daerah;g. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan

pihak lain dalam batas anggaran yang telahditetapkan;

h. menandatangani SPM;

i. mengelola Utang dan Piutang Daerah yang menjaditanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

J. men]rusun

Page 21: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-2t-j. menJrusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD

yang dipimpinnya;k. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang

dipimpinnya;1. menetapkan PPTK dan PPK SKPD;

m. menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yangdipimpinnya dalam rangka Pengelolaan KeuanganDaerah; dan

n. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) PA bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas danwewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

kepada Kepala Daerah melalui sekretaris daerah.

Bagian KelimaKuasa Pengguna Anggaran

Pasal 1 1

(1) PA dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepadakepala Unit SKPD selaku KPA.

(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) berdasarkan pertimbangan besaran anggarankegiatan, lokasi, dan/atau rentang kendali.

(3) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah atas usul kepalaSKPD.

(a) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran

atas Beban anggaran belanja;

b. melaksanakan anggaran Unit SKPD yang dipimpinnya;

c. melakukan

Page 22: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-22-

c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkanpembayaran;

d. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama denganpihak lain dalam batas anggaran yang telahditetapkan;

e. melaksanakan pemungutan retribusi daerah;f. mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi

tanggung jawabnya; dang. melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksudpada ayat (4) KPA bertanggung jawab kepada PA.

Bagian Keenam

Pejabat Pelaksana Teknis KegiatanSatuan Kerja Perangkat Daerah

Pasal 12

(1) PA/KPA dalam melaksanakan Kegiatan menetapkanpejabat pada SKPD/Unit SKPD selaku PPTK.

(2) PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugasmembantu tugas dan wewenang PA/KPA.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimanadimaksud pada ayat (21, PPTK bertanggung jawab kepadaPAlKPA.

Pasal 13

(1) Penetapan PPTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

ayat (1) berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan,besaran anggaran Kegiatan, beban kerja, lokasi, rentangkendali, dan/atau pertimbangan objektif lainnya yangkriterianya ditetapkan Kepala Daerah.

(2) PPTK...

Page 23: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-23-

(2) PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanPegawai ASN yang menduduki jabatan struktural sesuaidengan tugas dan fungsinya.

(3) Dalam hal tidak terdapat Pegawai ASN yang mendudukijabatan struktural, PA/KPA dapat menetapkan pejabatfungsional umum selaku PPTK yang kriterianya ditetapkanKepala Daerah.

Bagian Ketujuh

Pejabat Penatausahaan KeuanganSatuan Kerja Perangkat Daerah

Pasal 14

(1) Kepala SKPD selaku PA menetapkan PPK SKPDsebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf I

untuk melaksanakan fungsi tata usaha keuangan padaSKPD.

(2) PPK SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mempunyai tugas dan wewenang:

a. melakukan verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, danSPP-LS beserta bukti kelengkapannya yang diajukanoleh Bendahara Pengeluaran;

b. menyiapkan SPM;

c. melakukan verifikasi laporan pertanggungjawabanBendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;

d. melaksanakan fungsi akuntansi pada SKPD; dane. menJrusun laporan keuangan SKPD.

(3) PPK SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakmerangkap sebagai pejabat dan pegawai yang bertugasmelakukan pemungutan pajak daerah dan retribusidaerah, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran,dan/atau PPTK.

Bagian Kedelapan

Page 24: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-2+-

Bagian Kedelapan

Pejabat Penatausahaan Keuangan Unit SKPD

Pasa-l 15

(1) Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannyakepada KPA karena pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 ayat (2), PA menetapkan PPK Unit SKPD

untuk melaksanakan fungsi tata usaha keuangan padaUnit SKPD.

(2) PPK Unit SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mempunyai tugas:

a. melakukan verifikasi SPP-TU dan SPP-LS beserta buktikelengkapannya yang diajukan oleh BendaharaPengeluaran pembantu;

b. menyiapkan SPM-TU dan SPM-LS, berdasarkan SPP-

TU dan SPP-LS yang diajukan oleh BendaharaPengeluaran pembantu; dan

c. melakukan verifikasi laporan pertanggungiawabanBendahara Penerimaan pembantu dan BendaharaPengeluaran pembantu.

Bagian Kesembilan

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Pasal 16

(1) Kepala Daerah menetapkan Bendahara Penerimaan untukmelaksanakan tugas kebendaharaar: dalam rangkapelaksanaan anggaran pendapatan pada SKPD atas usulPPKD selaku BUD.

(21 Bendahara

Page 25: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-25-

(2) Bendahara Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) memiliki tugas dan wewenang menerima, menyimpan,menyetor ke Rekening Kas Umum Daerah,menatausahakan, dan mempertanggungjawabkanPendapatan Daerah yang diterimanya.

Pasal 17

(1) Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannyakepada KPA, Kepala Daerah dapat menetapkan BendaharaPenerimaan pembantu pada unit kerja SKPD yangbersangkutan.

(2) Bendahara Penerimaan pembantu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) memiliki tugas dan wewenang sesuai denganlingkup penugasan yang ditetapkan Kepala Daerah.

Pasal 18

(1) Kepala SKPD atas usul Bendahara Penerimaan dapatmenetapkan pegawai yang bertugas membantu BendaharaPenerimaan untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan

Pendapatan Daerah.

(2) Pegawai yang bertugas membantu Bendahara Penerimaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugasdan wewenang sesuai dengan lingkup penugasan yangditetapkan kepala SKPD.

Pasa1 19

(1) Kepala Daerah atas usul PPKD menetapkan BendaharaPengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaandalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada SKPD.

(2) Bendahara. . .

Page 26: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-26-

(2) Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat(1) memiliki tugas dan wewenang:

a. mengajukan permintaan pembayaran menggunakanSPP UP, SPP GU, SPP TU, dan SPP LS;

b. menerima dan menyimpan UP, GU, dan TU;

c. melaksanakan pembayaran dari UP, GU, dan TU yangdikelolanya;

d. menolak perintah bayar dari PA yang tidak sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran;

f. membuat laporan pertanggungjawaban secaraadministratif kepada PA dan laporanpertanggungjawaban secara fungsional kepada BUDsecara periodik; dan

g. memungut dan menyetorkan pajak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal PA melimpahkan kewenangannya kepada KPA

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat(2), Kepala Daerah atas usul PPKD menetapkan BendaharaPengeluaran pembantu.

(4) Bendahara Pengeluaran pembantu sebagaimana dimaksudpada ayat (3) memiliki tugas dan wewenang:

a. mengajukan permintaan pembayaran menggunakanSPP TU dan SPP LS;

b. menerima dan menyimpan pelimpahan UP dariBendahara Pengeluaran;

c. menerima dan menyimpan TU dari BUD;

d. melaksanakan pembayaran atas pelimpahan UP danTU yang dikelolanya;

e. menolak

Page 27: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

e. menolak perintah bayar dari KPA yang tidak sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran;

g. memungut dan menyetorkan pajak sesuai denganketentuan peraturan perulndang-undangan; dan

h. membuat laporan pertanggungjawaban secara

administratif kepada KPA dan laporanpertanggungjawaban secara fungsional kepadaBendahara Pengeluaran secara periodik.

Pasal 20

(1) Kepala SKPD atas usul Bendahara Pengeluaran dapatmenetapkan pegawai yang bertugas membantu BendaharaPengeluaran untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan

Belanja Daerah.

(2) Pegawai yang bertugas membantu Bendahara Pengeluaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugasdan wewenang sesuai dengan lingkup penugasan yangditetapkan kepala SKPD.

Pasal 2 1

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran dilarang:

a. melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaanpemborongan, dan penjualan jasa;

b. bertindak sebagai penjamin atas kegiatan, pekerjaan,dan/atau penjualan jasa; dan

c. menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuanganlainnya atas nama pribadi baik secara langsung maupuntidak langsung.

Bagian Kesepuluh .

Page 28: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Bagian Kesepuluh

TAPD

Pasal 22

(1) Da1am proses penJrusunan APBD, Kepala Daerah dibantuoleh TAPD yang dipimpin oleh sekretaris daerah.

(2) TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atasPejabat Perencana Daerah, PPKD, dan pejabat lain sesuaidengan kebutuhan.

(3) TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyaitugas:

a. membahas kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah;

b. menJrusun dan membahas rancangan KUA danrancangan perubahan KUA;

c. menJrusun dan membahas rancangan PPAS danrancangan perubahan PPAS;

d. melakukan verifikasi RKA SKPD;

e. membahas rancangan APBD, rancangan perubahanAPBD, dan rancangan pertanggungjawaban APBD;

f. membahas hasil evaluasi APBD, perubahan APBD, danPertanggungjawaban APBD ;

g. melakukan verifikasi rancangan DPA SKPD danrancangan perubahan DPA SKPD;

h. menyiapkan surat edaran Kepala Daerah tentangpedoman pen)rusunan RKA; dan

i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Dalam melaksanakan tugas TAPD sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dapat melibatkan instansi sesuai dengankebutuhan.

BABIII ...

Page 29: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-29-

BAB III

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 23

(1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan daerah yang menjadi kewenanganDaerah dan kemampuan Pendapatan Daerah.

(21 APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusundengan mempedomani KUA PPAS yang didasarkan padaRKPD.

(3) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

{41 APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawabanpelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan Perda

sesuai dengan ketentuan peraturan perutndang-undangan.

Pasal 24

(1) Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerahdalam bentuk uang dianggarkan dalam APBD.

(21 Penerimaan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:a. Pendapatan Daerah; danb. penerimaan Pembiayaan daerah.

(3) Pengeluaran Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:a. Belanja Daerah; danb. pengeluaran Pembiayaan daerah.

(4) Penerimaan

Page 30: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-30-

(4) Penerimaan Daerah yang dianggarkan dalam APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan rencanaPenerimaan Daerah yang terukur secara rasional yangdapat dicapai untuk setiap sumber Penerimaan Daerahdan berdasarkan pada ketentuan peraturan perLrndang-undangan.

(5) Pengeluaran Daerah yang dianggarkan dalam APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan rencanaPengeluaran Daerah sesuai dengan kepastian tersedianyadana atas Penerimaan Daerah dalam jumlah yang cukup.

(6) Setiap Pengeluaran Daerah sebagaimana dimaksud padaayat (3) harus memiliki dasar hukum yang melandasinya.

(7) Seluruh Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan secarabruto dalam APBD.

Pasal 25

Satuan hitung dalam APBD adalah mata uang rupiah.

Pasal 26

APBD merupakan dasar Pengelolaan Keuangan Daerah dalammasa 1 (satu) tahun anggaran sesuai dengan undang-undangmengenai keuangan negara.

Bagian Kedua

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pasal 27

(1) APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas:a. Pendapatan Daerah;

b. Belanja Daerah; danc. Pembiayaan daerah.

(2) APBD

Page 31: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 31 -

(2) APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diklasifikasikan menurut Urusan Pemerintahan daerahdan organisasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Klasifikasi APBD menurut Urusan Pemerintahan daerahdan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

disesuaikan dengan kebutuhan daerah berdasarkanketentuan peraturan perLlndang-undangan.

Pasal 28

(1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

27 ayat (1) huruf a meliputi semua penerimaan uangmelalui Rekening Kas Umum Daerah yang tidak perludibayar kembali oleh Daerah dan penerimaan lainnya yang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandiakui sebagai penambah ekuitas yang merupakan hakdaerah dalam 1 (satu) tahun anggaran.

(2) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27ayat (1) huruf b meliputi semua pengeluaran dari RekeningKas Umum Daerah yang tidak perlu diterima kembali olehDaerah dan pengeluaran lainnya yang sesuai denganketentuan peraturan perLtndang-undangan diakui sebagaipengurang ekuitas yang merupakan kewajiban daerahdalam 1 (satu) tahun anggaran.

(3) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

27 ayat (1) huruf c meliputi semua penerimaan yang perludibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterimakembali, baik pada tahun anggaran berkenaan maupunpada tahun anggaran berikutnya.

BagianKetiga...

Page 32: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-32-

Bagian Ketiga

Pendapatan Daerah

Pasal 29

Pendapatan Daerah dirinci menurut Urusan Pemerintahandaerah, organisasi, jenis, obyek, dan rincian obyekPendapatan Daerah.

Pasal 30

Pendapatan Daerah terdiri atas:

a. pendapatan asli daerah;

b. pendapatan transfer; dan

c. lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

Pasal 31

(1) Pendapatan asli Daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 30 huruf a meliputi:

a. pajak daerah;

b. retribusi daerah;

c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;dan

d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

(2) Pendapatan pajak daerah dan retribusi daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf bmeliputi pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang mengatur mengenai pajakdaerah dan retribusi daerah.

(3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakanPenerimaan Daerah atas hasil penyertaan modal daerah.

(a) Lain-lain . .

Page 33: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-33-

(a) Lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:

a. hasil penjualan BMD yang tidak dipisahkan;

b. hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan;

c. hasil kerja sama daerah;

d. jasa giro;

e. hasil pengelolaan dana bergulir;

f. pendapatan bunga;

g. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian KeuanganDaerah;

h. penerimaan komisi, potongan, atau bentuk lain sebagai

akibat penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi,dan/atau pengadaan barang dan jasa termasukpenerimaan atau penerimaan lain sebagai akibatpenyimpanan uang pada bank, penerimaan dari hasilpemanfaatan barang daerah atau dari kegiatan lainnyamerupakan Pendapatan Daerah;

i. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiahterhadap mata uang asing;

j. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaanpekerjaan;

k. pendapatan denda pajak daerah;

1. pendapatan denda retribusi daerah;

m. pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;

n. pendapatan dari pengembalian;

o. pendapatan dari BLUD; dan

p. pendapatan lainnya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 32

Page 34: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-34-

Pasal 32

Pemerintah Daerah dilarang:

a. melakukan pungutan atau yang disebut nama lainnyayang dipersamakan dengan pungutan di luar yang diaturdalam undang-undang; dan

b. melakukan pungutan yang menyebabkan ekonomi biayatinggi, menghambat mobilitas penduduk, lalu lintasbarang dan jasa antar daerah, dan kegiatan ekspor/imporyang merupakan program strategis nasional.

Pasal 33

(1) Kepala Daerah yang melakukan pungutan atau yangdisebut nama lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasa1

32 huruf a dikenai sanksi administratif tidak dibayarkanhak-hak keuangannya yang diatur dalam ketentuanperaturan perundang-undangan selama 6 (enam) bulan.

(2) Kepala Daerah yang melakukan pungutan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 huruf b dikenai sanksiadministratif sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Hasil pungutan atau yang disebut nama lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disetorkanseluruhnya ke kas negara.

Pasal 34

(1) Pendapatan transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 huruf b meliputi:

a. transfer Pemerintah Pusat; dan

b. transfer antar-daerah.

(2) Transfer .

Page 35: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-35-

(2) Transfer Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a terdiri atas:a. dana perimbangan;b. dana insentif daerah;c. dana otonomi khusus;d. dana keistimewaan; dane. dana desa.

(3) Transfer antar-daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b terdiri atas:a. pendapatan bagi hasil; danb. bantuan keuangan.

Pasal 35

(1) Dana perimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34ayat (2) huruf a terdiri atas:a. Dana Transfer Umum; danb. Dana Transfer Khusus.

(2) Dana Transfer Umum sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a terdiri atas:a. DBH; danb. DAU.

(3) Dana Transfer Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b terdiri atas:a. DAK Fisik; danb. DAK Non Fisik.

Pasal 36

(1) DBH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) hurufa bersumber dari:a. pajak; danb. sumber daya alam.

(2) DBH yang bersumber dari pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a terdiri atas:a. pajak bumi dan bangunan sektor perkebunan,

pertambangan, dan perhutanan;

b.pajak...

Page 36: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

b. pajak penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib PajakOrang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak PenghasilanPasal 2l; dan

c. cukai hasil tembakau;sesuai dengan ketentuan peraturan perLrndang-undangan.

(3) DBH yang bersumber dari sumber daya alam sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b berasal dari:

a. penerimaan kehutanan yang berasal dari iuran Uinusaha pemanfaatan hutan, provisi sumber daya hutan,dan dana reboisasi yang dihasilkan dari wilayahDaerah y arrg bers angkutan ;

b. penerimaan pertambangan mineral dan batubara yangberasal dari penerimaan iuran tetap dan penerimaaniuran eksplorasi dan iuran eksploitasi yang dihasilkandari wilayah Daerah yang bersangkutan;

c. penerimaan negara dari sumber daya alampertambangan minyak bumi yang dihasilkan dariwilayah Daerah yang bersangkutan;

d. penerimaan negara dari sumber daya alampertambangan gas bumi yang dihasilkan dari wilayahDaerah yang bersangkutan;

e. penerimaan dari panas bumi yang berasal daripenerimaan setoran bagian Pemerintah Pusat, iurantetap, dan iuran produksi yang dihasilkan dari wilayahDaerah yang bersangkutan; dan

f. penerimaan perikanan yang berasal dari pungutanpengusaha perikanan dan pungutan hasil perikananyang dihasilkan dari wilayah daerah yangbersangkutan.

Pasal 37

DAU bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikandengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangkapelaksanaan desentralisasi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 38

Page 37: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-37-

Pasa-l 38

Dana Transfer Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35

ayat (1) huruf b bersumber dari APBN yang dialokasikan pada

Daerah untuk mendanai Kegiatan khusus yang merupakan

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 39

Dana insentif daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

ayat (21 huruf b bersumber dari APBN yang dialokasikankepada Daerah tertentu berdasarkan kriteria tertentu dengan

tujuan untuk memberikan penghargaan atas perbaikan

dan/ atau pencapaian Kinerja tertentu.

Pasal 40

Dana otonomi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

ayat (2) huruf c dialokasikan kepada Daerah yang memilikiotonomi khusus sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undangan.

Pasal 41

Dana keistimewaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

ayat (2) huruf d dialokasikan kepada Daerah istimewa sesuai

dengan ketentuan peraturan undang-undangan.

Pasal 42

Page 38: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-38-

Pasal42

(1) Dana desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2)

huruf e bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagiDesa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dandigunakan untuk membiayai penyelenggaraanpemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaankemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

(21 Dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatursesuai dengan ketentuan peraturan perLlndang-undangan.

Pasal 43

Pengalokasian transfer Pemerintah Pusat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf a dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 44

Pendapatan bagi hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34ayat (3) huruf a merupakan dana yang bersumber dariPendapatan Daerah yang dialokasikan kepada Daerah lainberdasarkan angka persentase tertentu sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 45

(1) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

34 ayal (3) huruf b merupakan dana yang diterima dariDaerah lainnya baik dalam rangka kerja sama daerah,pemerataan peningkatan kemampuan keuangan,dan/atau tujuan tertentu lainnya.

(2) Bantuan

Page 39: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-39-

(2) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:a. bantuan keuangan dari Daerah provinsi; danb. bantuan keuangan dari Daerah kabupaten/kota.

Pasal 46

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 30 huruf c meliputi:a. hibah;

b. dana darurat; dan/atau

c. lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 47

Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf amerupakan bantuan berupa uang, barang, dan/atau jasayang berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain,masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar negeriyang tidak mengikat untuk menunjang peningkatanpenyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadikewenangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasa-l 48

Dana darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf bmerupakan dana yang berasal dari APBN yang diberikankepada Daerah pada tahap pasca bencana untuk mendanaikeperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana yangtidak mampu ditanggulangi oleh Daerah denganmenggunakan sumber APBD sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Page 40: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-40-

Bagian Keempat

Belanja Daerah

Pasal 49

(1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27ayat (1) huruf b untuk mendanai pelaksanaan UrusanPemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

(2) Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas UrusanPemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihansesuai dengan ketentuan peraturan perLrndang-undangan.

(3) Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud padaayat (2) terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib yangterkait Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajibyang tidak terkait Pelayanan Dasar.

(4) Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.

(5) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dialokasikan dengan memprioritaskan pendanaan UrusanPemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar dalam rangkapemenuhan Standar Pelayanan Minimal.

(6) Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan PemerintahanWajib yang tidak terkait dengan Pelayanan Dasardialokasikan sesuai dengan kebutuhan daerah.

(7) Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan PemerintahanPilihan dialokasikan sesuai dengan prioritas daerah danpotensi yang dimiliki Daerah.

Pasal 50

(1) Daerah wajib mengalokasikan belanja untuk mendanaiUrusan Pemerintahan daerah yang besarannya telahditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam

Page 41: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-4t-(2) Dalam hal Daerah tidak memenuhi alokasi belanja

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan melakukan penundaan dan/atau pemotonganpenyaluran Dana Transfer Umum, setelah berkoordinasidengan Menteri dan menteri teknis terkait.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penundaan dan/ataupemotongan penyaluran Dana Transfer Umumsebagaimana dimaksud pada ayat (21 diatur dalamperaturan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan.

Pasal 51

(1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49ayat (5) berpedoman pada standar harga satuan regional,analisis standar belanja, dan/atau standar teknis sesuaidengan ketentuan peraturan perurndang-undangan.

(2) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49ayat (6) dan ayat (7) berpedoman pada standar hargasatuan regional, analisis standar belanja, dan/ataustandar teknis sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Standar harga satuan regional sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan PeraturanPresiden.

(4) Standar harga satuan regional sebagaimana dimaksudpada ayat (3) digunakan sebagai pedoman dalammen)rusun standar harga satuan pada masing-masingDaerah.

(5) Analisis standar belanja dan standar teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dan standar hargasatuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkandengan Perkada.

(6) Analisis...

Page 42: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-42-

(6) Analisis standar belanja, standar harga satuan, dan/ataustandar teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

digunakan untuk menJrusun rencana kerja dan anggarandalam pen5rusunan rancangan Perda tentang APBD.

(7) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (21 dirinci menurut Urusan Pemerintahan daerah,organisasi, Program, Kegiatan, jenis, obyek, dan rincianobyek Belanja Daerah.

Pasal 52

Urusan Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 51 ayat (7) diselaraskan dan dipadukan dengan belanjanegara yang diklasifikasikan menurut fungsi yang antara lainterdiri atas:

a. pelayanan umum;

b. ketertiban dan keamanan;

c. ekonomi;

d. perlindungan lingkungan hidup;

e. perumahan dan fasilitas umum;

f. kesehatan;

g. pariwisata;

h. pendidikan; dan

i. perlindungansosial.

Pasal 53

Belanja Daerah menurut organisasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 51 ayat (7) disesuaikan dengan susunanorganisasi yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 54. . .

Page 43: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-43-

Pasal 54

(1) Belanja Daerah menurut Program dan Kegiatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (7)

disesuaikan dengan Urusan Pemerintahan provinsi dankabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Program dan Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) rinciannya paling sedikit mencakup:

a. target dan Sasaran;

b. indikator capaian Keluaran; dan

c. indikator capaian Hasil.

(3) Nomenklatur Program dalam Belanja Daerah sertaindikator capaian Hasil dan indikator capaian Keluaranyang didasarkan pada prioritas nasional disusunberdasarkan nomenklatur Program dan pedomanpenentuan indikator Hasil dan indikator Keluaran sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 55

(1) Klasifikasi Belanja Daerah terdiri atas:a. belanja operasi;

b. belanja modal;

c. belanja tidak terduga; dan

d. belanja transfer.

(2) Belanja operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a merupakan pengeluaran anggaran untuk Kegiatansehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaatjangka pendek.

(3) Belanja

Page 44: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-44-

(3) Belanja modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset

tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1

(satu) periode akuntansi.

(4) Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c merupakan pengeluaran anggaran atas Beban

APBD untuk keperluan darurat termasuk keperluan

mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

(5) Belanja transfer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d merupakan pengeluaran uang dari PemerintahDaerah kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dariPemerintah Daerah kepada pemerintah desa.

Pasa-l 56

(1) Belanja operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55

ayat (1) huruf a dirinci atas jenis:

a. belanja pegawai;

b. belanja barang dan jasa;

c. belanja bunga;

d. belanja subsidi;

e. belanja hibah; dan

f. belanja bantuan sosial.

(2) Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat(1) huruf b dirinci atas jenis belanja modal.

(3) Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal

55 ayat (1) huruf c dirinci atas jenis belanja tidak terduga.

(4) Belanja

Page 45: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-45-

(4) Belanja transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55

ayat (1) huruf d dirinci atas jenis:

a. belanja bagi hasil; dan

b. belanja bantuan keuangan.

Pasal 57

(1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56ayat (1) huruf a digunakan untuk menganggarkankompensasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan kepada Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah,pimpinan / anggota DPRD, dan Pegawai ASN.

(3) Belanja Pegawai ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dianggarkan pada belanja SKPD bersangkutan sesuaidengan ketentuan peraturan perLlndang-undangan.

Pasal 58

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahanpenghasilan kepada Pegawai ASN dengan memperhatikankemampuan Keuangan Daerah dan memperolehpersetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diberikan berdasarkan pertimbangan beban kerja,tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi,prestasi kerja, dan/atau pertimbangan objektif lainnya.

(3) Pemberian tambahan penghasilan kepada Pegawai ASNdaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkandengan Perkada dengan berpedoman pada PeraturanPemerintah.

(a) Dalam

Page 46: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-46-

(4) Dalam hal belum adanya Peraturan Pemerintahsebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala Daerahdapat memberikan tambahan penghasilan bagi PegawaiASN setelah mendapat persetujuan Menteri.

(5) Persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditetapkan setelah memperoleh pertimbangan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

(6) Dalam hal Kepala Daerah menetapkan pemberiantambahan penghasilan bagi Pegawai ASN tidak sesuaidengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

dan (5), menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan melakukan penundaandan/atau pemotongan Dana Transfer Umum atas usulanMenteri.

Pasal 59

(1) Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalamPasal 56 ayat (1) huruf b digunakan untukmenganggarkan pengadaan barang/jasa yang nilaimanfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan, termasukbarang/jasa yang akan diserahkan atau dijual kepadamasyarakat/pihak ketiga.

(2) Pengadaan barangljasa sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dalam rangka melaksanakan Program dan KegiatanPemerintahan Daerah.

Pasal 60

Belanja bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)

huruf c digunakan untuk menganggarkan pembayaran bungaUtang yang dihitung atas kewajiban pokok Utang berdasarkanperjanjian pinjaman.

Pasal61...

Page 47: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-+7-

Pasal 61

(1) Belanja subsidi sebagaimana dimaksud dalam pasal 56ayat (1) huruf d digunakan agar harga jual produksi ataujasa yang dihasilkan oleh badan usaha milik negara,BUMD dan/atau badan usaha mitik swasta, sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan sehingga dapatterjangkau oleh masyarakat.

(2) Badan usaha milik negara, BUMD dan/atau badan usahamilik swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan badan yang menghasilkan produk atau jasaPelayanan Dasar masyarakat.

(3) Badan usaha milik negara, BUMD, badan usaha milikswasta, dan/atau badan hukum lain sebagaimanadimaksud pada ayat (2) yang akan diberikan subsiditerlebih dahulu dilakukan audit keuangan oleh kantorakuntan publik sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(a) Hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

merupakan bahan pertimbangan untuk memberikansubsidi.

(5) Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,penerima subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib menyampaikan laporan pertanggungjawabanpenggunaan dana subsidi kepada Kepala Daerah.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian danpertanggungjawaban subsidi diatur dalam perkada sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 62

Page 48: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-48-

Pasal 62

(1) Belanja hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat(1) huruf e diberikan kepada Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah lainnya, badan usaha milik negara,BUMD, dan/atau badan dan lembaga, serta organisasikemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, yangsecara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifattidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terusmenerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lainsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditujukan untuk menunjang pencapaian Sasaran Programdan Kegiatan Pemerintah Daerah sesuai kepentinganDaerah dalam mendukung terselenggaranya fungsipemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatandengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.

(3) Belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuanKeuangan Daerah setelah memprioritaskan pemenuhanbelanja Urusan Pemerintahan Wajib dan UrusanPemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 63

(1) Belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalamPasal 56 ayat (1) huruf f digunakan untuk menganggarkanpemberian bantuan berupa uang dan/atau barang kepadaindividu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yangsifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yangbertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinyaresiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapatberkelanjutan.

(2) Keadaan

Page 49: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-49-

(2) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diartikan bahwa bantuan sosialdapat diberikan setiap tahun arlggaran sampai penerimabantuan telah lepas dari resiko sosial.

(3) Belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuanKeuangan Daerah setelah memprioritaskan pemenuhanbelanja Urusan Pemerintahan Wajib dan UrusanPemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuaidengan ketentuan peraturan perulndang-undangan.

Pasal 64

(1) Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat(2) digunakan untuk menganggarkan pengeluaran yangdilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap dan asetlainnya.

(2) Pengadaan aset tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memenuhi kriteria:

a. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)bulan;

b. digunakan dalam Kegiatan Pemerintahan Daerah; danc. batas minimal kapitalisasi aset.

(3) Batas minimal kapitalisasi aset sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf c diatur dalam Perkada.

(4) Aset tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli ataubangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait denganpengadaan/pembangunan aset sampai aset siapdigunakan.

Pasal 65

Page 50: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-50-

Pasal 65

Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (21

meliputi:a. belanja tanah, digunakan untuk menganggarkan tanah

yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalamkegiatan operasional Pemerintah Daerah dan dalam kondisisiap dipakai;

b. belanja peralatan dan mesin, digunakan untukmenganggarkan peralatan dan mesin mencakup mesin dankendaraan bermotor, alat elektronik, inventaris kantor, danperalatan lainnya yang nilainya signifikan dan masamanfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalamkondisi siap pakai;

c. belanja bangunan dan gedung, digunakan untukmenganggarkan gedung dan bangunan mencakup seluruhgedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksuduntuk dipakai dalam kegiatan operasional PemerintahDaerah dan dalam kondisi siap dipakai;

d. belanja jalan, irigasi, dan jaringan, digunakan untukmenganggarkan jalan, irigasi, dan jaringan mencakupjalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh PemerintahDaerah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh PemerintahDaerah dan dalam kondisi siap dipakai;

e. belanja aset tetap lainnya, digunakan untukmenganggarkan aset tetap lainnya mencakup aset tetapyang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok asettetap sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai denganhuruf d, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatanoperasional Pemerintah Daerah dan da_lam kondisi siapdipakai; dan

f. belanja aset lainnya, digunakan untuk menganggarkanaset tetap yang tidak digunakan untuk keperluanoperasional Pemerintah Daerah, tidak memenuhi definisiaset tetap, dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuaidengan nilai tercatatnya.

Pasal 66

Page 51: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-51 -

Pasal 66

Belanja bagi hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat(4) huruf a dianggarkan dalam APBD sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 67

(1) Belanja bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 56 ayat (a) huruf b diberikan kepada Daerah laindalam rangka kerja sama daerah, pemerataan peningkatankemampuan keuangan, dan f atau tujuan tertentu lainnya.

(2) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dianggarkan sesuai kemampuan Keuangan Daerahsetelah memprioritaskan pemenuhan belanja UrusanPemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihanserta alokasi belanja yang diwajibkan oleh peraturanperundang-undangan, kecuali ditentukan lain sesuaidengan ketentuan peraturan perLrndang-undangan.

(3) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a. bantuan keuangan antar-Daerah provinsi;

b. bantuan keuangan antar-Daerah kabupaten/kota;

c. bantuan Keuangan Daerah provinsi ke Daerahkabupatenlkola di wilayahnya dan/atau Daerahkabupaten/ kota di luar wilayahnya;

d. bantuan Keuangan Daerah kabupaten/kota ke Daerahprovinsinya danf atau Daerah provinsi lainnya;dan/atau

e. bantuan Keuangan Daerah provinsi ataukabupate n / kota kepada desa.

(4) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

bersifat umum atau khusus.

(5) Peruntukan

Page 52: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-52-

(5) Peruntukan dan pengelolaan bantuan keuangan yangbersifat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

diserahkan kepada Pemerintah Daerah penerima bantuan.

(6) Peruntukan bantuan keuangan yang bersifat khusussebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan olehPemerintah Daerah pemberi bantuan dan pengelolaannyadiserahkan kepada penerima bantuan.

(7) Pemberi bantuan keuangan bersifat khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (6) dapat mensyaratkan penyediaandana pendamping dalam APBD atau anggaran pendapatandan belanja desa penerima bantuan.

Pasal 68

(1) Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam pasal

56 ayat (3) merupakan pengeluaran anggaran atas BebanAPBD untuk keadaan darurat termasuk keperluanmendesak serta pengembalian atas kelebihan pembayaranatas Penerimaan Daerah tahun-tahun sebelumnya.

(2) Dalam hal belanja tidak terduga sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak mencukupi, menggunakan:

a. dana dari hasil penjadwalan ulang capaian Program danKegiatan lainnya serta pengeluaran Pembiayaan dalamtahun anggaran berjalan; dan/atau

b. memanfaatkan kas yang tersedia.

(3) Penjadwalan ulang capaian Program dan Kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf adiformulasikan terlebih dahulu dalam Perubahan DpASKPD.

Pasal 69 .. .

Page 53: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-53-

Pasal 69

(1) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam pasal 68ayat (1) meliputi:

a. bencana alam, bencana non-alam, bencana sosialdan/atau kejadian luar biasa;

b. pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan;dan/atau

c. kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggukegiatan pelayanan publik.

(2) Keperluan mendesak sebagaimana dimaksud dalam pasal68 ayat (1) meliputi:

a. kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan Dasarmasyarakat yang anggarannya belum tersedia dalamtahun anggaran berjalan;

b. Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanjayang bersifat wajib;

c. Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendaliPemerintah Daerah dan tidak dapat diprediksikansebelumnya, serta amanat peraturan perundang-undangan; dan/atau

d. Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akanmenimbulkan kerugian yang lebih besar bagiPemerintah Daerah danl atau masyarakat.

(3) Kriteria keadaan darurat dan keperluan mendesaksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

ditetapkan dalam Perda tentang APBD tahun berkenaan.

(4) Pengeluaran untuk mendanai keadaan darurat yang belumtersedia anggarannya, diformulasikan terlebih dahuludalam RKA SKPD, kecuali untuk kebutuhan tanggapdarurat bencana, konflik sosial, dan/atau kejadian luarbiasa.

(5) Belanja...

Page 54: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-5+-

(5) Belanja untuk kebutuhan tanggap darurat bencana, konfliksosial, dan/atau kejadian luar biasa sebagaimanadimaksud pada ayat (4) digunakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(6) Pengeluaran untuk mendanai keperluan mendesak yangbelum tersedia anggarannya dan/atau tidak cukup tersediaanggarannya, diformulasikan terlebih dahulu dalam RKASKPD dan/atau Perubahan DPA SKPD.

Bagian Kelima

Pembiayaan Daerah

Paragraf 1

Umum

Pasal 70

(1) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal27 ayat (1) huruf c terdiri atas:

a. penerimaan Pembiayaan; danb. pengeluaran Pembiayaan.

(2) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dirinci menurut Urusan Pemerintahan daerah, organisasi,jenis, obyek, dan rincian obyek Pembiayaan daerah.

(3) Penerimaan Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a bersumber dari:a. SiLPA;

b. pencairan Dana Cadangan;

c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;d. penerimaan Pinjaman Daerah;

e. penerimaan kembali Pemberian Pinjaman Daerah;dan/atau

f. penerimaan Pembiayaan lainnya sesuai denganketentuan peraturan perutndang-undangan.

(4) Pengeluaran

Page 55: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-55-

(4) Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b dapat digunakan untuk Pembiayaan:

a. pembayaran cicilan pokok Utang yang jatuh tempo;

b. penyertaan modal daerah;

c. pembentukan Dana Cadangan;

d. Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau

e. pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai denganketentuan peraturan perurndang-undangan.

(5) Pembiayaan neto merupakan selisih penerimaanPembiayaan terhadap pengeluaran Pembiayaan.

(6) Pembiayaan neto sebagaimana dimaksud pada ayat (S)

digunakan untuk menutup defisit anggaran.

Paragral 2

Penerimaan Pembiayaan

Pasal 71

SiLPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 avat (3) huruf abersumber dari:

a. pelampauan penerimaan PAD;

b. pelampauan penerimaan pendapatan transfer;

c. pelampauan penerimaan lain-lain Pendapatan Daerahyang sah;

d. pelampauan penerimaan Pembiayaan;

e. penghematan belanja;

f. kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahunbelum terselesaikan; dan/ atau

g. sisa dana akibat tidak tercapainya capaian target Kinerjadan sisa dana pengeluaran Pembiayaan.

Pasal72

Page 56: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-56-

Pasal 72

(1) Pencairan Dana Cadangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 70 ayat (3) huruf b digunakan untukmenganggarkan pencairan Dana Cadangan dari rekeningDana Cadangan ke Rekening Kas Umum Daerah dalamtahun anggaran berkenaan.

(2) Jumlah Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan denganPerda tentang pembentukan Dana Cadanganbersangkutan.

(3) Pencairan Dana Cadangan dalam 1 (satu) tahun anggaranmenjadi penerimaan Pembiayaan APBD dalam tahunanggaran berkenaan.

(4) Dalam hal Dana Cadangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) belum digunakan sesuai dengan peruntukannya,dana tersebut dapat ditempatkan dalam portofolio yangmemberikan hasil tetap dengan risiko rendah.

(5) Posisi Dana Cadangan dilaporkan sebagai bagian yangtidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban APBD.

(6) Penggunaan atas Dana Cadangan yang dicairkan darirekening Dana Cadangan ke Rekening Kas Umum Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan dalamSKPD pengguna Dana Cadangan bersangkutan, kecualiditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 73

(1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkansebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3) huruf cdilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perLtndang-

undangan.

(2) Penerimaan

Page 57: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-57-

(2) Penerimaan atas hasil penjualan kekayaan daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat berdasarkanbukti penerimaan yang sah.

Pasal 74

(1) Penerimaan Pinjaman Daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 70 ayat (3) huruf d didasarkan pada jumlahpinjaman yang akan diterima dalam tahun anggaranberkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalamperjanjian pinjaman bersangkutan.

(2) Penerimaan Pinjaman Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat bersumber dari:

a. Pemerintah Pusat;

b. Pemerintah Daerah lain;

c. lembaga keuangan bank;

d. lembaga keuangan bukan bank; dan/atau

e. masyarakat.

(3) Penerimaan Pinjaman Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasa] 75

Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman Daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3) huruf e

digunakan untuk menganggarkan penerimaan kembatipinjaman yang diberikan kepada pihak penerima pinjamansesuai dengan ketentuan peraturan perurndang-undangan.

Pasal 76. . .

Page 58: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

Pasal 76

Penerimaan Pembiayaan lainnya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 70 ayat (3) huruf f digunakan untukmenganggarkan penerimaan Pembiayaan lainnya sesuaidengan ketentuan peraturan perutndang-undangan.

Paragraf 3

Pengeluaran Pembiayaan

Pasal 77

Pembayaran cicilan pokok Utang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 70 ayat (4) huruf a digunakan untukmenganggarkan pembayaran pokok Utang yang didasarkanpada jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan perjanjianpinjaman dan pelaksanaannya merupakan prioritas utamadari seluruh kewajiban Pemerintah Daerah yang harusdiselesaikan dalam tahun anggaran berkenaan berdasarkanperjanjian pinjaman.

Pasa] 78

(1) Daerah dapat melakukan penyertaan modal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 70 ayat (4) huruf b pada BUMDdan/atau badan usaha milik negara.

(2) Penyertaan modal Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan apabilajumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaranberkenaan telah ditetapkan dalam Perda mengenaipenyertaan modal daerah bersangkutan.

(3) Perda...

Page 59: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-59-

(3) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkansebelum persetujuan bersama antara Kepala Daerah danDPRD atas rancangan Perda tentang APBD.

(4) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 79

(1) Pemenuhan penyertaan modal pada tahun sebelumnyatidak diterbitkan Perda tersendiri sepanjang jumlahanggaran penyertaan modal tersebut tidak melebihi jumlahpenyertaan modal yang telah ditetapkan dengan Perdamengenai penyertaan modal bersangkutan.

(2) Dalam hal Pemerintah Daerah akan menambah jumlahpenyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yangtelah ditetapkan dengan Perda mengenai penyertaanmodal, Pemerintah Daerah melakukan perubahan perda

mengenai penyertaan modal yang bersangkutan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 80

(1) Dana Cadangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 70ayat (4) huruf c, penggunaannya diprioritaskan untukmendanai kebutuhan pembangunan prasarana dan saranadaerah yang tidak dapat dibebankan dalam 1 (satu) tahunanggaran.

(2) Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat digunakan untuk mendanai kebutuhan lainnyasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dana .

Page 60: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-60-

(3) Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bersumber dari penyisihan atas Penerimaan Daerahkecuali dari:

a. DAK;

b. Pinjaman Daerah; dan

c. penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untukpengeluaran tertentu berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditempatkan dalam rekening tersendiri dalam RekeningKas Umum Daerah.

(5) Pembentukan Dana Cadangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dalam Perda tentangpembentukan Dana Cadangan.

(6) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkansebelum persetujuan bersama antara Kepala Daerah danDPRD atas rancangan Perda tentang APBD.

Pasa-l 81

(1) Pemberian Pinjaman Daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 70 ayat (41 huruf d digunakan untukmenganggarkan Pemberian Pinjaman Daerah yangdiberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerahlainnya, BUMD, badan usaha milik negara, koperasi,danf atau masyarakat.

(2) Pemberian Pinjaman Daerah dilaksanakan setelahmendapat persetujuan DPRD.

(3) Persetujuan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

menjadi bagian yang disepakati dalam KUA dan PPAS.

(4) Ketentuan .

Page 61: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-6t-(4) Ketentuan mengenai tata cara Pemberian Pinjaman

Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampaidengan ayat (3) diatur dalam Perkada sesuai denganketentuan peraturan perulndang-undangan.

Pasal 82

Pengeluaran Pembiayaan lainnya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 70 ayat (4) huruf e digunakan untukmenganggarkan pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuaidengan ketentuan peraturan perLlndang-undangan.

Bagian Keenam

Surplus dan Defisit

Paragraf 1

Umum

Pasal 83(1) Selisih antara anggaran Pendapatan Daerah dengan

anggaran Belanja Daerah mengakibatkan terjadinyasurplus atau defisit APBD.

(2) Dalam hal APBD diperkirakan surplus, APBD dapatdigunakan untuk pengeluaran Pembiayaan Daerah yangditetapkan dalam Perda tentang APBD yangpelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Dalam hal APBD diperkirakan defisit, APBD dapat didanaidari penerimaan Pembiayaan Daerah yang ditetapkandalam Perda tentang APBD yang pelaksanaannya sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2

Page 62: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-62-

Paragraf 2Surplus

Pasal 84

Penggunaan surplus APBD diutamakan untuk:

a. pembayaran cicilan pokok Utang yang jatuh tempo;

b. penyertaan modal Daerah;

c. pembentukan Dana Cadangan;

d. Pemberian Pinjaman Daerah; dan/ataue. pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 85

Pemerintah Daerah wajib melaporkan posisi surplus APBDkepada Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan setiap semester dalamtahun anggaran berkenaan.

Paragraf 3

Defisit

Pasal 86

(1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan menetapkan batas maksimal jumlahkumulatif defisit APBD dan batas maksimal defrsit APBDmasing-masing Daerah yang dibiayai dari PinjamanDaerah setiap tahun anggaran.

(2) Penetapan batas maksimal jumlah kumulatif defisit APBDdan batas maksimal defisit APBD masing-masing daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat bulanAgustus untuk tahun anggaran berikutnya.

(3) Pemerintah .

Page 63: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-63-

(3) Pemerintah Daerah wajib melaporkan posisi defisit APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri danmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan setiap semester dalam tahun anggaranberkenaan.

(4) Pemerintah Daerah yang melanggar ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikenai sanksipenundaan penyaluran Dana Transfer Umum.

Pasal 87

(1) Menteri melakukan pengendalian defisit APBD provinsiberdasarkan batas maksimal jumlah kumulatif defisitAPBD dan batas maksimal defisit APBD masing-masingDaerah yang dibiayai Pinjaman Daerah yang ditetapkanoleh menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan.

(2) Gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat melakukanpengendalian defisit APBD kabupatenlkota berdasarkanbatas maksimal jumlah kumulatif defisit APBD dan batasmaksimal defisit APBD masing-masing Daerah yangdibiayai Pinjaman Daerah yang ditetapkan oleh menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

(3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dilakukan pada saat evaluasi terhadap rancanganPerda tentang APBD.

Pasal 88

(1) Defisit APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat(1) harus dapat ditutup dari Pembiayaan neto.

(2) Pembiayaan...

Page 64: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-64-

(2) Pembiayaan neto sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan selisih antara penerimaan Pembiayaan denganpengeluaran Pembiayaan.

BAB IV

PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA DAERAH

Bagian Kesatu

Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara

Pasa] 89

(1) Kepala Daerah menJrusun rancangan KUA dan rancanganPPAS berdasarkan RKPD dengan mengacu pada pedomanpen5rusunan APBD.

(2) Pedoman penyusunan APBD sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasidengan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perencanaan pembangunannasional dan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan.

(3) Rancangan KUA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memuat:

a. kondisi ekonomi makro daerah;

b. asumsi penJrusunan APBD;

c. kebijakan Pendapatan Daerah;

d. kebijakan Belanja Daerah;

e. kebijakan Pembiayaan Daerah; dan

f. strategipencapaian.

(4) Rancangan

Page 65: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-65-

(4) Rancangan PPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disusun dengan tahapan:

a. menentukan skala prioritas pembangunan daerah;

b. menentukan prioritas Program dan Kegiatan untukmasing-masing urusan yang disinkronkan denganprioritas dan program nasional yang tercantum dalamrencana kerja Pemerintah Pusat setiap tahun; dan

c. men5rusun capaian Kinerja, Sasaran, dan plafonanggaran sementara untuk masing-masing Programdan Kegiatan.

Pasal 90

(1) Kepala Daerah menyampaikan rancangan KUA danrancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89pada ayat (1) kepada DPRD paling lambat minggu keduabulan Juli untuk dibahas dan disepakati bersama antaraKepala Daerah dan DPRD.

(2) Kesepakatan terhadap rancangan KUA dan rancangan

PPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatanganioleh Kepala Daerah dan pimpinan DPRD paling lambatminggu kedua bulan Agustus.

(3) KUA dan PPAS yang telah disepakati Kepala Daerah

bersama DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

menjadi pedoman bagi perangkat daerah dalam men5rusun

RKA SKPD.

(4) Tata cara pembahasan rancangan KUA dan rancanganPPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21

dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perLrndang-

undangan.

Pasal91...

Page 66: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-66-

Pasal 91

Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD tidak menyepakatibersama rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimanadimaksud dalam Pasal 90 ayat (1), paling lama 6 (enam)minggu sejak rancangan KUA dan rancangan PPASdisampaikan kepada DPRD, Kepala Daerah menyampaikanRancangan Perda tentang APBD kepada DPRD berdasarkanRKPD, rancangan KUA, dan rancangan PPAS yang disusunKepala Daerah, untuk dibahas dan disetujui bersama antaraKepala Daerah dengan DPRD sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 92

(1) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (4)

huruf b dapat dianggarkan:a. untuk 1 (satu) tahun anggaran; ataub. lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dalam bentuk

Kegiatan Tahun Jamak.

(2) Kegiatan Tahun Jamak sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b harus memenuhi kriteria paling sedikit:a. pekerjaan konstruksi atas pelaksanaan Kegiatan yang

secara teknis merupakan satu kesatuan untukmenghasilkan 1 (satu) Keluaran yang memerlukanwaktu penyelesaian lebih dari 12 (dua belas) bulan;atau

b. pekerjaan atas pelaksanaan Kegiatan yang menurutsifatnya harus tetap berlangsung pada pergantiantahun anggaran.

(3) Penganggaran Kegiatan Tahun Jamak sebagaimanadimaksud pada ayat (2) berdasarkan atas persetujuanbersama antara Kepala Daerah dan DPRD.

(4) Persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

ditandatangani bersamaan dengan penandatanganan KUAdan PPAS.

(5) Persetujuan

Page 67: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-67-

(5) Persetujuan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

paling sedikit memuat:

a. nama Kegiatan;

b. jangka waktu pelaksanaan Kegiatan;

c. jumlah anggaran; dan

d. alokasi anggaran per tahun.

(6) Jangka waktu penganggaran pelaksanaan Kegiatan TahunJamak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidakmelampaui akhir tahun masa jabatan Kepala Daerahberakhir, kecuali Kegiatan Tahun Jamak dimaksudmerupakan prioritas nasional dan/atau kepentinganstrategis nasional sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian Kedua

Rencana Kerja dan Anggaran Satuan KerjaPerangkat Daerah

Pasal 93

(1) Kepala SKPD menJrusun RKA SKPD berdasarkan KUA danPPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) danayat (3).

(2) RKA SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusundengan menggunakan pendekatan:

a. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah Daerah;

b. penganggaran terpadu; dan

c. penganggaran berdasarkan Kinerja.

(3) RKA SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penJrusunanrancangan Perda tentang APBD sesuai dengan jadwal dantahapan yang diatur dalam Peraturan Menteri tentangpedoman pen)rusunan APBD yang ditetapkan setiap tahun.

Pasal94...

Page 68: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-68-

Pasal 94

Dalam hal terdapat penambahan kebutuhan pengeluaran

akibat keadaan darurat termasuk betanja untuk keperluanmendesak, kepala SKPD dapat men5rusun RKA SKPD diluarKUA dan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9O ayat(2) dan ayat (3).

Pasal 95

(1) Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat (2)

huruf a dilaksanakan dengan men5rusun prakiraan maju.

(2) Prakiraan maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk Program danKegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran

berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan.

(3) Pendekatan penganggaran terpadu sebagaimana dimaksuddalam Pasal 93 ayat (2) huruf b dilakukan dengan

memadukan seluruh proses perencanaan danpenganggaran di lingkungan SKPD untuk menghasilkandokumen rencana kerja dan anggaran.

(4) Pendekatan penganggaran berdasarkan Kinerjasebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat (2) huruf cdilakukan dengan memperhatikan:

a. keterkaitan antara pendanaan dengan Keluaran yangdiharapkan dari Kegiatan;

b. Hasil dan manfaat yang diharapkan; dan

c. efisiensi dalam pencapaian Hasil dan Keluaran.

Pasal 96.. .

Page 69: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-69-

Pasa] 96

(1) Untuk terlaksananya penJrusunan RKA SKPD berdasarkanpendekatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat (2)

dan terciptanya kesinambungan RKA SKPD, kepala SKPDmengevaluasi hasil pelaksanaan Program dan Kegiatan 2

(dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semesterpertama tahun anggaran berjalan.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuanuntuk menilai Program dan Kegiatan yang belum dapatdilaksanakan atau belum diselesaikan tahun sebelumnyauntuk dilaksanakan atau diselesaikan pada tahun yangdirencanakan atau 1 (satu) tahun berikutnya dari tahunyang direncanakan.

(3) Dalam hal Program dan Kegiatan merupakan tahunterakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan,kebutuhan dananya harus dianggarkan pada tahun yangdirencanakan.

Pasal 97

(1) Penyusunan RKA SKPD dengan menggunakan pendekatanpenganggaran berdasarkan Kinerja sebagaimanadimaksud dalam Pasal 93 ayat (2) huruf c berpedomanpada:

a. indikator Kinerja;b. tolok ukur dan Sasaran Kinerja sesuai analisis standar

belanja;

c. standar harga satuan;d. rencana kebutuhan BMD; dane. Standar Pelayanan Minimal.

(2) Indikator Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a merupakan ukuran keberhasilan yang akandicapai dari Program dan Kegiatan yang direncanakanmeliputi masukan, Keluaran, dan Hasil.

(3) Tolok...

Page 70: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-70-

(3) Tolok ukur Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b merupakan ukuran prestasi kerja yang akandicapai dari keadaan semula dengan mempertimbangkanfaktor kualitas, kuantitas, efisiensi, dan efektivitaspelaksanaan dari setiap Program dan Kegiatan.

(4) Sasaran Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b merupakan Hasil yang diharapkan dari suatuProgram atau Keluaran yang diharapkan dari suatuKegiatan yang akan atau telah dicapai sehubungan denganpenggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yangterukur.

(5) Analisis standar belanja sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b merupakan penilaian kewajaran atas bebankerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakansuatu Kegiatan.

(6) Standar harga satuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf c merupakan harga satuan barang dan jasa yangditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah denganmempertimbangkan standar harga satuan regionalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (4).

(7) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf e merupakan tolok ukur Kinerja dalammenentukan capaian jenis dan mutu Pelayanan Dasaryang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhakdiperoleh setiap warga negara secara minimal.

Pasal 98

(1) RKA SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat (1)

memuat rencana pendapatan, belanja, dan Pembiayaanuntuk tahun yang direncanakan serta prakiraan majuuntuk tahun berikutnya.

(2) Rencana pendapatan, belanja, dan Pembiayaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci sampaidengan rincian obyek.

(3) RKA...

Page 71: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-7r-(3) RKA SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga

memuat informasi mengenai Urusan Pemerintahandaerah, organisasi, standar harga satuan, dan Kinerjayang akan dicapai dari Program dan Kegiatan.

Pasa-l 99

(1) Rencana pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

98 ayat (1) memuat Urusan Pemerintahan daerah,organisasi, kelompok, jenis, obyek, dan rincian obyekPendapatan Daerah.

(2) Rencana pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diterima oleh SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinyaserta ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Rencana belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98ayat (1) dirinci atas Urusan Pemerintahan daerah,organisasi, Program, Kegiatan, kelompok belanja yangmasing-masing diuraikan menurut jenis, obyek, danrincian obyek belanja.

(4) Rencana Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

98 ayat (1) memuat kelompok:

a. penerimaan Pembiayaan yang dapat digunakan untukmenutup defisit APBD; dan

b. pengeluaran Pembiayaan yang dapat digunakan untukmemanfaatkan surplus APBD,

yang masing-masing diuraikan menurut jenis, obyek, danrincian obyek Pembiayaan.

(5) Urusan Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 98 ayat (3) memuat Urusan Pemerintahandaerah yang dikelola sesuai dengan tugas dan fungsiSKPD.

(6) Organisasi

Page 72: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-72-

(6) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (3)

memuat nama SKPD selaku PA.

(7) Kinerja yang hendak dicapai sebagaimana dimaksuddalam Pasal 98 ayat (3) terdiri dari indikator Kinerja, tolokukur Kinerja, dan Sasaran Kinerja.

(8) Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (3)

memuat nama Program yang akan dilaksanakan SKPDdalam tahun anggaran berkenaan.

(9) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (3)

memuat nama Kegiatan yang akan dilaksanakan SKPDdalam tahun anggaran berkenaan.

Pasal 100

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pen5rusunan RKASKPD diatur dalam Perda mengenai Pengelolaan KeuanganDaerah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian Ketiga

Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah TentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(1) RKA SKPD

sebagaimanadisampaikandiverifikasi.

Pasal 101

yang telah disusun olehdimaksud dalam Pasalkepada TAPD melalui

kepala SKPD

93 ayat (1)

PPKD untuk

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanoleh TAPD untuk menelaah kesesuaian antara RKA SKPDdengan:

a. KUA dan PPAS;

b. Prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaransebelumnya;

c. dokumen

Page 73: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-73-

c. dokumen perencanaan lainnya;d. capaian Kinerja;e. indikator Kinerja;f. analisis standar belanja;g. standar harga satuan;h. perencanaan kebutuhan BMD;i. Standar Pelayanan Minimal;j. proyeksi perkiraan maju untuk tahun anggaran

berikutnya; dank. Program dan Kegiatan antar RKA SKPD.

(3) Dalam hal hasil verifikasi TAPD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdapat ketidaksesuaian, kepala SKPDmelakukan penyempurnaan.

Pasal 102

(1) PPKD menJrusun rancangan Perda tentang APBD dandokumen pendukung berdasarkan RKA SKPD yang telahdisempurnakan oleh kepala SKPD.

(2) Rancangan Perda tentang APBD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) memuat lampiran paling sedikit terdiri atas:a. ringkasan APBD yang diklasifikasi menurut kelompok

dan jenis pendapatan, belanja, dan Pembiayaan;b. ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintahan

daerah dan organisasi;c. rincian APBD menurut Urusan Pemerintahan daerah,

organisasi, Program, Kegiatan, kelompok, jenispendapatan, belanja, dan Pembiayaan;

d. rekapitulasi belanja dan kesesuaian menurut UrusanPemerintahan daerah, organisasi, Program, danKegiatan;

e. rekapitulasi Belanja Daerah untuk keselarasan danketerpaduan Urusan Pemerintahan daerah dan fungsidalam kerangka pengelolaan keuangan negara;

f. daftar

Page 74: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-74-

f. daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan;g. daftar Piutang Daerah;h. daftar penyertaan modal daerah dan investasi daerah

lainnya;i. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset

tetap daerah;j. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset

lain-lain;k. daftar Kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang

belum diselesaikan dan dianggarkan kemba-li dalamtahun anggaran yang direncanakan;

1. daftar Dana Cadangan; danm. daftar Pinjaman Daerah.

(3) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terdiri atas nota keuangan dan rancangan Perkadatentang penjabaran APBD.

(4) Rancangan Perkada tentang penjabaran APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat lampiranpaling sedikit terdiri atas:a. ringkasan penjabaran APBD yang diklasilikasi menurut

kelompok, jenis, obyek, dan rincian obyek Pendapatan,Belanja, dan Pembiayaan;

b. penjabaran APBD menurut Urusan Pemerintahandaerah, organisasi, Program, Kegiatan, kelompok, jenis,obyek, rincian obyek pendapatan, belanja, danPembiayaan;

c. daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaranhibah; dan

d. daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaranbantuan sosial.

Pasal 103

Rancangan Perda tentang APBD yang telah disusun oleh PPKDdisampaikan kepada Kepala Daerah.

BABV.

Page 75: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-75-

BAB VPENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA DAERAH

Bagian Kesatu

Penyampaian dan PembahasanRancangan Peraturan Daerah tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pasal 104

(1) Kepala Daerah wajib mengajukan rancangan Perda tentangAPBD disertai penjelasan dan dokumen pendukungkepada DPRD paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum1 (satu) bulan tahun anggaran berakhir untuk memperolehpersetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD.

(2) Kepala Daerah yang tidak mengajukan rancangan Perda

tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 105

(1) Pembahasan rancangan Perda tentang APBD dilaksanakanoleh Kepala Daerah dan DPRD setelah Kepala Daerahmenyampaikan rancangan Perda tentang APBD besertapenjelasan dan dokumen pendukung sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pembahasan rancangan Perda tentang APBD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berpedoman pada RKPD, KUA, danPPAS.

Bagian Kedua

Page 76: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-76-

Bagian Kedua

Persetujuan Rancangan Peraturan Daerah tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pasal 106

(1) Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersamarancangan Perda tentang APBD paling lambat 1 (satu)

bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun.

(2) Berdasarkan persetujuan bersama sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Kepala Daerah menyiapkan rancanganPerkada tentang penjabaran APBD.

(3) DPRD dan Kepala Daerah yang tidak menyetujui bersamarancangan Perda tentang APBD dalam 1 (satu) bulansebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahunsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksiadministratif sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Dalam hal keterlambatan penetapan APBD karena KepalaDaerah terlambat menyampaikan rancangan Perda tentangAPBD kepada DPRD dari jadwal sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1O4 ayat (1), sanksi sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tidak dapat dikenakan kepada anggotaDPRD.

Pasa] 107

(1) Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD tidak mengambilpersetujuan bersama dalam waktu 60 (enam puluh) harisejak disampaikan rancangan Perda tentang APBD olehKepala Daerah kepada DPRD, Kepala Daerah menJrusunrancangan Perkada tentang APBD paling tinggi sebesar

angka APBD tahun anggaran sebelumnya.

(2) Rancangan

Page 77: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-77 -

(2) Rancangan Perkada tentang APBD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diprioritaskan untuk belanja yang bersifatmengikat dan belanja yang bersifat wajib.

(3) Angka APBD tahun anggaran sebelumnya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilampaui apabila terdapat:

a. kebijakan Pemerintah Pusat yang mengakibatkantambahan pembebanan pada APBD; dan/atau

b. keadaan darurat termasuk keperluan mendesak sesuaidengan ketentuan peraturan perLlndang-undangan.

Pasal 108

Rancangan Perkada tentang APBD sebagaimana dimaksuddalam Pasal lO7 ayat (2) memuat lampiran yang terdiri atas:

a. ringkasan APBD;

b. ringkasan penjabaran APBD sampai dengan rincian obyek;c. ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintahan daerah

dan organisasi;

d. rincian APBD menurut Urusan Pemerintahan daerah,organisasi, Program, Kegiatan, kelompok, jenis, obyek,rincian obyek pendapatan, belanja, dan Pembiayaan;

e. rekapitulasi dan kesesuaian belanja menurut UrusanPemerintahan daerah, organisasi, Program, dan Kegiatan;

f. rekapitulasi Belanja Daerah untuk keselarasan danketerpaduan Urusan Pemerintahan daerah dan fungsidalam kerangka pengelolaan keuangan negara;

g. daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan;h. daftar Piutang Daerah;i. daftar penyertaan modal daerah dan investasi daerah

lainnya;j. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap

daerah;

k. daftar

Page 78: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-78-

k. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lain-lain;

1. daftar Kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belumdiselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahunanggaran ini;

m. daftar Dana Cadangan;

n. daftar Pinjaman Daerah;

o. daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaranhibah; dan

p. daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaranbantuan sosial.

Pasal 109

(1) Rancangan Perkada sebagaimana dimaksud dalam Pasal

lO7 ayat (2) dapat ditetapkan menjadi Perkada setelah

memperoleh pengesahan dari Menteri bagi Daerah provinsidan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi

Daerah kabupaten/ kota.

(2) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), rancangan Perkada tentang APBD beserta

lampirannya disampaikan paling lambat 15 (lima belas)

hari terhitung sejak DPRD tidak mengambil keputusanbersama dengan Kepala Daerah terhadap rancangan Perda

tentang APBD.

(3) Apabila dalam batas waktu 30 (tiga puluh) hari Menteriatau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidakmengesahkan rancangan Perkada sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Kepala Daerah menetapkan rancanganPerkada menjadi Perkada.

Pasal 1 10

Page 79: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-79-

Pasa] 1 10

(1) Dalam hal penetapan APBD mengalami keterlambatan,Kepala Daerah melaksanakan pengeluaran setiap bulanpaling tinggi sebesar seperduabelas jumlah pengeluaranAPBD tahun anggaran sebelumnya.

(2) Pengeluaran setiap bulan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibatasi hanya untuk mendanai keperluanmendesak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KetigaEvaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah dan Peraturan Kepala Daerahtentang Penjabaran Rancangan Anggaran dan

Pendapatan Belanja Daerah

Pasal 1 1 1

(1) Rancangan Perda provinsi tentang APBD yang telahdisetujui bersama antara Kepala Daerah dan DPRD danrancangan Perkada tentang penjabaran APBDdisampaikan kepada Menteri paling lambat 3 (tiga) harisejak tanggal persetujuan rancangan Perda provinsitentang APBD untuk dievaluasi sebelum ditetapkan olehgubernur.

(2) Rancangan Perda provinsi tentang APBD dan Perkadatentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud padaayat (1) disertai dengan RKPD, KUA, dan PPAS yangdisepakati antara Kepala Daerah dan DPRD.

(3) Dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), Menteri berkoordinasi dengan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

(4)Evaluasi...

Page 80: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-80-

(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanuntuk menguji kesesuaian rancangan Perda provinsitentang APBD dan rancangan Perkada provinsi tentangpenjabaran APBD dengan:

a. ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebihtinggi;

b. kepentingan umum;

c. RKPD, KUA, dan PPAS; dan

d. RPJMD.

(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditetapkan dengan keputusan Menteri.

(6) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

disampaikan kepada gubernur paling lambat 15 (lima

belas) hari terhitung sejak rancangan Perda provinsitentang APBD dan rancangan Perkada tentang Penjabaran

APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudditerima.

(7) Dalam hal Menteri, setelah berkoordinasi dengan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan, menyatakan hasil evaluasi rancangan Perda

provinsi tentang APBD dan rancangan Perkada tentangpenjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi, kepentingan umum, RKPD, KUA, PPAS,

dan RPJMD, gubernur menetapkan rancangan Perda

provinsi tentang APBD menjadi Perda dan rancangan

Perkada tentang penjabaran APBD menjadi Perkada sesuai

dengan ketentuan peraturan perurndang-undangan.

(8) Dalam

Page 81: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-81 -

(8) Dalam hal Menteri, setelah berkoordinasi dengan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan, menyatakan hasil evaluasi rancangan Perdaprovinsi tentang APBD dan rancangan Perkada tentangpenjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, RKPD,

KUA, PPAS, dan RPJMD, gubernur bersama DPRD

melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hariterhitung sejak hasil evaluasi diterima.

(9) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(8) tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dangubernur menetapkan rancangan Perda provinsi tentangAPBD menjadi Perda dan rancangan Perkada tentangpenjabaran APBD menjadi Perkada, Menteri mengusulkankepada menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan untuk melakukanpenundaan danf atau pemotongan Dana Transfer Umumsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 1 12

(1) Rancangan Perda kabupaten/kota tentang APBD yangtelah disetujui bersama dan rancangan Perkada tentangpenjabaran APBD disampaikan kepada gubernur sebagai

wakil Pemerintah Pusat paling lambat 3 (tiga) hari sejaktanggal persetujuan rancangan Perda kabupaten/kotatentang APBD untuk dievaluasi sebelum ditetapkan olehbupati/wali kota.

(2) Rancangan Perda kabupatenlkota tentang APBD danrancangan Perkada tentang penjabaran APBD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disertai dengan RKPD, KUA, danPPAS yang disepakati antara Kepala Daerah dan DPRD.

(3) Dalam...

Page 82: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-82-

(3) Dalam melakukan evaluasi rancangan Perdakabupatenlkola tentang APBD sebagaimana dimaksudpada ayat (1), gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusatberkonsultasi dengan Menteri dan selanjutnya Menteriberkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang keuangan.

(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanuntuk menguji kesesuaian rancangan Perdakabupaten/kota tentang APBD dan rancangan Perkadatentang penjabaran APBD dengan:a. ketentuan peraturan perulndang-undangan yang lebih

tinggi;b. kepentingan umum;c. RKPD, KUA, dan PPAS; dand. RPJMD.

(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditetapkan dengan keputusan gubernur.

(6) Keputusan gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

disampaikan oleh gubernur sebagai wakil PemerintahPusat kepada bupati/wali kota paling lambat 15 (limabelas) hari terhitung sejak rancangan Perdakabupaten/kota tentang APBD dan rancangan Perkadatentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud padaayat (1) diterima.

(7) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusatmenyatakan hasil evaluasi rancangan Perdakabupaten/kota tentang APBD dan rancangan Perkadatentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud padaayat (5) sesuai dengan ketentuan peraturan perLlndang-undangan, kepentingan umum, RKPD, KUA, PPAS, danRPJMD, bupati/wali kota menetapkan rancangan Perdakabupaten/kota tentang APBD menjadi Perda danrancangan Perkada tentang penjabaran APBD menjadiPerkada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(8) Dalam...

Page 83: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-83-

(8) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusatmenyatakan hasil evaluasi rancangan Perdakabupaten/kota tentang APBD dan rancangan Perkadatentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud padaayat (5) tidak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan, kepentingan umum, RKPD, KUA,PPAS, dan RPJMD, bupati/wali kota bersama DPRDmelakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) harisejak hasil evaluasi diterima.

(9) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(8) tidak ditindaklanjuti oleh bupati/wali kota dan DPRD,

dan bupati/wali kota menetapkan rancangan Perdakabupaten/kota tentang APBD menjadi Perda danrancangan Perkada tentang penjabaran APBD menjadiPerkada, gubernur mengusulkan kepada Menteri,selanjutnya Menteri mengusulkan kepada menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan untuk melakukan penundaan dan/ataupemotongan Dana Transfer Umum sesuai denganketentuan peraturan perurndang-undangan.

Pasal 1 13

(1) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidakmelaksanakan evaluasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 112, Menteri mengambil alih pelaksanaan evaluasisesuai dengan ketentuan peraturan perLrndang-undangan.

(2) Dalam rangka melaksanakan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Menteri berkoordinasi denganmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan.

Pasal 1 14

Page 84: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-84-

Pasal 1 14

Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat menyampaikanhasil evaluasi rancangan Perda kabupaten/kota tentang APBDdan Perkada tentang penjabaran APBD sebagaimanadimaksud dalam Pasal ll2 ayat (5) kepada Menteri danmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan paling lambat 3 (tiga) hari sejakditetapkannya keputusan gubernur tentang hasil evaluasirancangan Perda kabupaten/kota tentang APBD dan Perkadatentang penjabaran APBD.

Pasal 1 15

(1) Penyempurnaan hasil evaluasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 111 ayat (8) dan Pasal LL2 ayat (8) dilakukanKepala Daerah melalui TAPD bersama dengan DPRDmelalui badan anggaran.

(2) Hasil penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD.

(3) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud padaayat (2) dijadikan dasar penetapan Perda tentang APBD.

(4) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilaporkan pada sidang paripurna berikutnya.

(5) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud padaayat (2) disampaikan kepada Menteri untuk APBD provinsidan kepada gubernur untuk APBD kabupaten/kota palinglambat 3 (tiga) hari setelah keputusan tersebut ditetapkan.

Pasal 1 16

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara evaluasi rancanganPerda tentang APBD dan perkada tentang penjabaran APBDsebagaimana dimaksud dalam Pasal 111 dan Pasal 112 diaturdengan Peraturan Menteri.

BagianKeempat...

Page 85: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-85-

Bagian Keempat

Penetapan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah dan Peraturan Kepala Daerah tentangPenjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pasal 1 17

(1) Rancangan Perda tentang APBD dan rancangan Perkadatentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkanoleh Kepala Daerah menjadi Perda tentang APBD danPerkada tentang penjabaran APBD.

(2) Penetapan rancangan Perda tentang APBD dan rancanganPerkada tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan paling lambat tanggal 31Desember tahun sebelumnya.

(3) Kepala Daerah menyampaikan Perda tentang APBD danPerkada tentang penjabaran APBD kepada Menteri bagiDaerah provinsi dan gubernur sebagai wakil PemerintahPusat bagi Daerah kabupaten/kota paling lambat 7 (tujuh)hari setelah Perda dan Perkada ditetapkan.

(4) Dalam hal Kepala Daerah berhalangan, pejabat yangberwenang menetapkan Perda tentang APBD dan Perkadatentang penjabaran APBD.

Bagian KelimaPen5rusunan dan Penetapan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Bagi Daerah yang Belum MemilikiDewan Perwakilan Ralryat Daerah

Pasal 1 18

(1) Datam hal Daerah belum memiliki DPRD, Kepala DaerahmenJrusun rancangan KUA dan rancangan PPASberdasarkan RKPD untuk menjaga kelangsunganpenyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah,dan pelayanan masyarakat.

(2) Rancangan...

Page 86: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-86-

(2) Rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) memuat ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 89 ayat (3) dan ayat (4).

(3) Rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikonsultasikan kepada Menteribagi Daerah provinsi dan gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat bagi Daerah kabupaten/kota.

(4) Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telahdikonsultasikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dijadikan pedoman pen5rusunan RKA SKPD.

(5) Ketentuan mengenai penyiapan rancangan Perda tentangAPBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal lO4 sampaidengan Pasal 105 berlaku secara mutatis mutandisterhadap penyiapan rancangan Perkada tentang APBD.

(6) Rancangan Perkada tentang APBD sebagaimana dimaksudpada ayat (5) disampaikan kepada Menteri bagi Daerahprovinsi dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusatbagi Daerah kabupaten/kota paling lambat 30 (tiga puluh)hari terhitung sejak rancangan KUA dan rancangan PPAS

dikonsultasikan kepada Menteri bagi Daerah provinsi dangubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagr Daerahkabupaten/kota.

(7) Rancangan Perkada tentang APBD sebagaimana dimaksudpada ayat (5) ditetapkan menjadi Perkada oleh KepalaDaerah setelah memperoleh pengesahan dari Menteri bagiDaerah provinsi dan gubernur sebagai wakil PemerintahPusat bagi Daerah kabupaten/kota.

(8) Ketentuan mengenai pengesahan rancangan Perkadatentang APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109

berlaku secara mutatis mutandis terhadap pengesahanrancangan Perkada tentang APBD bagi Daerah yang belummemiliki DPRD.

BagianKeenam...

Page 87: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-87-

Bagian Keenam

Penetapan Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah Bagi Daerah Persiapan

Pasal 1 19

Pendanaan penyelenggaraan pemerintahan pada Daerahpersiapan ditetapkan dalam APBD daerah induk.

BAB VI

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 120

(1) Semua Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dianggarkandalam APBD dan dilakukan melalui Rekening Kas UmumDaerah yang dikelola oleh BUD.

(2) Dalam hat Penerimaan dan Pengeluaran Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan tidakdilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah, BUDmelakukan pencatatan dan pengesahan Penerimaan danPengeluaran Daerah tersebut.

Pasal 121

(1) PA/KPA, Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran,dan orang atau badan yang menerima atau menguasaiuang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakanpenatausahaan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Pejabat

Page 88: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-88-

(2) Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkandokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadidasar penerimaan atau pengeluaran atas pelaksanaanAPBD bertanggung jawab terhadap kebenaran materialdan akibat yang timbul dari penggunaan surat buktidimaksud.

(3) Kebenaran material sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

merupakan kebenaran atas penggunaan anggaran danHasil yang dicapai atas Beban APBD sesuai dengankewenangan pejabat yang bersangkutan.

Pasal 122

Kepala Daerah dan perangkat daerah dilarang melakukanpungutan selain dari yang diatur dalam Perda, kecualiditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 123

Penerimaan perangkat daerah yang merupakan PenerimaanDaerah tidak dapat dipergunakan langsung untukpengeluaran, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 124

(1) Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang

berakibat pengeluaran atas Beban APBD apabila anggaran

untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atautidak cukup tersedia.

(2) Setiap pengeluaran atas Beban APBD didasarkan atas DPA

dan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan

SPD.

(3) Kepala. . .

Page 89: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-89-

(3) Kepala Daerah dan perangkat daerah dilarang melakukanpengeluaran atas Beban APBD untuk tujuan lain dari yang

telah ditetapkan dalam APBD.

Pasal 125

(1) Untuk pelaksanaan APBD, Kepala Daerah menetapkan:

a. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD;

b. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM;

c. pejabat yang diberi wewenang mengesahkan suratpertanggungiawaban;

d. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SP2D;

e. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;

f. Bendahara Penerimaan pembantu dan BendaharaPengeluaran pembantu; dan

g. Pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD.

(2) Keputusan Kepala Daerah tentang penetapan pejabatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebelumdimulainya tahun anggaran berkenaan.

Bagian Kedua

Pelaksanaan dan Penatausahaan

Kas Umum Daerah

Pasal 126

(1) Dalam rangka pengelolaan uang daerah, PPKD selaku BUDmembuka Rekening Kas Umum Daerah pada bank umumyang sehat.

(2) Bank

Page 90: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-90-

(2) Bank umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Penetapan bank umum sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dimuat dalam perjanjian antara BUD dengan bankumum yang bersangkutan.

Pasal 127

(1) Dalam pelaksanaan operasional Penerimaan Daerah danPengeluaran Daerah, BUD dapat membuka rekeningpenerimaan dan rekening pengeluaran pada bank yangditetapkan oleh Kepa1a Daerah.

(2) Rekening penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) digunakan untuk menampung Penerimaan Daerahsetiap hari.

(3) Rekening penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dioperasikan sebagai rekening bersaldo nihil yangseluruh penerimaannya dipindahbukukan ke RekeningKas Umum Daerah sekurang-kurangnya sekali sehari padaakhir hari.

(4) Dalam hal kewajiban pemindahbukuan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) secara teknis belum dapatdilakukan setiap hari, pemindahbukuan dapat dilakukansecara berkala yang ditetapkan dalam Perkada.

(5) Rekening pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dioperasikan sebagai rekening yang menampung pagudana untuk membiayai Kegiatan Pemerintah Daerahsesuai rencana pengeluaran, yang besarannya ditetapkandengan Perkada.

(6) Pemindahbukuan dana dari rekening penerimaandan/atau rekening pengeluaran pada bank umum keRekening Kas Umum Daerah dilakukan atas perintahBUD.

Pasal 128

Page 91: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-9L-

Pasal 128

(1) Kepala Daerah dapat memberi izin kepada kepala SKPDuntuk membuka rekening penerimaan melalui BUD yangditetapkan oleh Kepala Daerah pada bank umum.

(2) Kepala Daerah dapat memberikan izin kepada kepalaSKPD untuk membuka rekening pengeluaran melalui BUDyang ditetapkan oleh Kepala Daerah pada bank umumuntuk menampung UP.

Pasal 129

Pemerintah Daerah berhak memperoleh bunga, jasa giro,dan/atau imbalan lainnya atas dana yang disimpan padabank berdasarkan tingkat suku bunga dan/atau jasa giroyang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perLrndang-undangan.

Pasal 130

Biaya yang timbul sehubungan dengan pelayanan yangdiberikan oleh bank didasarkan pada ketentuan yang berlakupada bank yang bersangkutan dan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 131

(1) Dalam rangka manajemen kas, Pemerintah Daerah dapatmendepositokan dan/atau melakukan investasi jangkapendek atas uang milik Daerah yang sementara belumdigunakan sepanjang tidak mengganggu likuiditasKeuangan Daerah, tugas daerah, dan kualitas pelayananpublik.

(2) Deposito dan/atau investasi jangka pendek sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus disetor ke Rekening KasUmum Daerah paling lambat per 31 Desember.

BagianKetiga...

Page 92: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-92-

Bagian Ketiga

Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Satuan Kerja Perangkat Daerah

Pasal 132

(1) PPKD memberitahukan kepada kepala SKPD agarmenJrusun dan menyampaikan rancangan DPA SKPD

paling lambat 3 (tiga) hari setelah Perkada tentangpenjabaran APBD ditetapkan.

(2) Rancangan DPA SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat(1) memuat Sasaran yang hendak dicapai, fungsi, Program,Kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapaiSasaran, rencana penerimaan dana, dan rencanapenarikan dana setiap satuan kerja serta pendapatan yangdiperkirakan.

(3) Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA SKPD yangtelah disusun kepada PPKD paling lambat 6 (enam) harisetelah pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) disampaikan.

Pasal 133

(1) TAPD melakukan verifikasi rancangan DPA SKPD bersamadengan kepala SKPD yang bersangkutan.

(2) Verifikasi atas rancangan DPA SKPD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diselesaikan paling lambat 15

(lima belas) hari sejak ditetapkannya Perkada tentangpenjabaran APBD.

(3) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), PPKD mengesahkan rancangan DPA SKPD setelahmendapatkan persetujuan sekretaris daerah.

(4) Dalam...

Page 93: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-93-

(4) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak sesuai dengan Perkada tentang penjabaranAPBD, SKPD melakukan penyempurnaan rancangan DPASKPD untuk disahkan oleh PPKD dengan persetujuansekretaris daerah.

(5) DPA SKPD yang telah disahkan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dan ayat (4) disampaikan kepala SKPD yangbersangkutan kepada satuan kerja yang secara fungsionalmelakukan pengawasan daerah paling lambat 7 (tujuh)hari sejak tanggal disahkan.

(6) DPA SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat(a) digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran olehkepala SKPD selaku PA.

Bagian Keempat

Anggaran Kas dan SPD

Pasa] 134

(1) PPKD selaku BUD men5rusun Anggaran Kas PemerintahDaerah untuk mengatur ketersediaan dana dalammendanai pengeluaran sesuai dengan rencana penarikandana yang tercantum dalam DPA SKPD.

(2) Anggaran Kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memuat perkiraan arus kas masuk yang bersumber daripenerimaan dan perkiraan arus kas keluar yangdigunakan untuk mendanai Pengeluaran Daerah dalamsetiap periode.

Pasal 135

(1) Dalam rangka manajemen kas, PPKD menerbitkan SPDdengan mempertimbangkan:a. Anggaran Kas Pemerintah Daerah;

b. ketersediaan dana di Kas Umum Daerah; dan

c penjadwalan.

Page 94: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

c

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-94-

penjadwalan pembayaran pelaksanaan anggaran yangtercantum dalam DPA SKPD.

(2) SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disiapkan olehKuasa BUD untuk ditandatangani oleh PPKD.

Pasal 136

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pen5rusunanAnggaran Kas dan SPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal134 dan Pasal 135 diatur dalam Perkada berpedoman padaPeraturan Menteri.

Bagian Kelima

Pelaksanaan dan PenatausahaanPendapatan Daerah

Pasal 137

(1) Bendahara Penerimaan wajib menyetor seluruhpenerimaannya ke Rekening Kas Umum Daerah palinglambat dalam waktu 1 (satu) hari.

(2) Dalam hal kondisi geografis Daerah sulit dijangkau dengankomunikasi, transportasi, dan keterbatasan pelayananjasa keuangan, serta kondisi objektif lainnya, penyetoranpenerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatmelebihi 1 (satu) hari yang diatur dalam Perkada.

(3) Setiap penerimaan harus didukung oleh bukti yanglengkap dan sah atas setoran.

(a) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat meliputidokumen elektronik.

(5) Penyetoran penerimaan pendapatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) menggunakan surat tandasetoran.

Pasal 138 .

Page 95: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-95-

Pasal 138

(1) Penyetoran penerimaan pendapatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 137 ayat (5) dilakukan secara tunaidan/atau nontunai.

(2) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggapsah setelah Kuasa BUD menerima nota kredit ataudokumen lain yang dipersamakan.

(3) Bendahara Penerimaan dilarang menyimpan uang, cek,

atau surat berharga yang dalam penguasaannya:

a. lebih dari 1 (satu) hari, kecuali terdapat keadaansebagaimana dimaksud dalam Pasal L37 ayat (2lr;

dan/ataub. atas nama pribadi.

Pasal 139

(1) Bendahara Penerimaan pada SKPD wajibmenyelenggarakan pembukuan terhadap seluruhpenerimaan dan penyetoran atas penerimaan yangmenj adi tanggung j awabnya.

(2) Bendahara Penerimaan pada SKPD wajib menyampaikanlaporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PA

melalui PPK SKPD paling lambat tanggal 10 bulanberikutnya.

(3) Bendahara Penerimaan pada SKPD wajib menyampaikanlaporan pertanggungiawaban penerimaan kepada PPKD

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

(4) PPKD melakukan verifikasi, evaluasi, dan analisis ataslaporan pertanggungjawaban penerimaan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dalam rangka rekonsiliasipenerimaan.

Pasal l+O .

Page 96: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-96-

Pasa] 140

(1) Pengembalian atas kelebihan Penerimaan Daerah yangsifatnya berulang dan terjadi pada tahun yang samamaupun tahun sebelumnya dilakukan denganmembebankan pada rekening penerimaan yangbersangkutan.

(2) Pengembalian atas kelebihan Penerimaan Daerah yangsifatnya tidak berulang yang terjadi dalam tahun yangsama dilakukan dengan membebankan pada rekeningpenerimaan yang bersangkutan.

(3) Pengembalian atas kelebihan Penerimaan Daerah yangsifatnya tidak berulang yang terjadi pada tahunsebelumnya dilakukan dengan membebankan padarekening belanja tidak terduga.

Bagian Keenam

Pelaksanaan dan Penatausahaan Belanja Daerah

Pasal 141

(1) Setiap pengeluaran harus didukung bukti yang lengkapdan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yangmenagih.

(2) Pengeluaran kas yang mengakibatkan Beban APBD tidakdapat dilakukan sebelum rancangan Perda tentang APBDditetapkan dan diundangkan dalam lembaran daerah.

(3) Pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (21

tidak termasuk pengeluaran keadaan darurat dan/ataukeperluan mendesak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 142

(1) Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP kepada PA

melalui PPK SKPD berdasarkan SPD atau dokumen lainyang dipersamakan dengan SPD.

(2) Pengajuan

Page 97: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-97 -

(2) Pengajuan SPP kepada KPA berdasarkan pertimbanganbesaran SKPD dan lokasi, disampaikan BendaharaPengeluaran pembantu melalui PPK Unit SKPDberdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakandengan SPD.

(3) Pengajuan SPP kepada KPA berdasarkan pertimbanganbesaran anggaran Kegiatan SKPD, disampaikanBendaha^ a Pengeluaran pembantu melalui PPK SKPD

berdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakandengan SPD.

(4) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. SPP UP;

b. SPP GU;

c. SPP TU; dan

d. SPP LS.

(5) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

terdiri atas:

a. SPP TU; dan

b. SPP LS.

Pasal 143

(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP UP dilakukanoleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka pengisian UP.

(2) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP GU dilakukanoleh Bendahara Pengeluaran dalam rangka mengganti UP.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran UP dan GUsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21

ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

(4) Pengajuan SPP UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan dengan melampirkan keputusan Kepala Daerahtentang besaran UP sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Pengajuan .

Page 98: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-98-

(5) Pengajuan SPP GU sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilampiri dengan dokumen asli pertanggungjawabanpenggunaan UP.

Pasal 144

(1) Bendahara Pengeluaran atau Bendahara Pengeluaranpembantu mengajukan SPP TU untuk melaksanakanKegiatan yang bersifat mendesak dan tidak dapatmenggunakan SPP LS dan/atau SPP UP/GU.

(2) Batas jumlah pengajuan SPP TU harus mendapatpersetujuan dari PPKD dengan memperhatikan rinciankebutuhan dan waktu penggunaannya ditetapkan denganPerkada.

(3) Dalam hal sisa TU tidak habis digunakan dalam 1 (satu)bulan, sisa TU disetor ke Rekening Kas Umum Daerah.

(4) Ketentuan batas waktu penyetoran sisa TU sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dikecualikan untuk:a. Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;

dan/ataub. Kegiatan yang mengalami perubahan jadwal dari yang

telah ditetapkan sebelumnya akibat peristiwa di luarkendali PA/KPA.

(5) Pengajuan SPP TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana.

Pasal 145

(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP LS dilakukanoleh Bendahara Pengeluaran untuk pembayaran:

a. gaji dan tunjangan;b. kepada pihak ketiga atas pengadaan barang dan jasa;

danc. kepada pihak ketiga lainnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(2) Pengajuan . .

Page 99: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-99-

(2) Pengajuan dokumen SPP LS untuk pembayaranpengadaan barang dan jasa sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b dapat juga dilakukan oleh BendaharaPengeluaran pembantu dalam hal PA melimpahkansebagian kewenangannya kepada KPA.

Pasal 146

(1) Pengajuan dokumen SPP LS untuk pembayaranpengadaan barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalamPasal 145 ayat (1) huruf b oleh BendaharaPengeluaran/Bendahara Pengeluaran pembantu,dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari sejak diterimanyatagihan dari pihak ketiga melalui PPTK.

(2) Pengajuan SPP LS dilampiri dengan kelengkapanpersyaratan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasa] 147

(1) Berdasarkan pengajuan SPP UP sebagaimana dimaksuddalam Pasal 143 ayat (1), PA mengajukan permintaan UP

kepada Kuasa BUD dengan menerbitkan SPM UP.

(2) Berdasarkan pengajuan SPP GU sebagaimana dimaksuddalam Pasal 143 ayat (2), PA mengajukan penggantian UP

yang telah digunakan kepada Kuasa BUD denganmenerbitkan SPM GU.

(3) Berdasarkan pengajuan SPP TU sebagaimana dimaksuddalam Pasal 144 ayat (1), PA/KPA mengajukan permintaanTU kepada Kuasa BUD dengan menerbitkan SPM TU.

Pasal L48. . .

Page 100: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 100-

Pasal 148

(1) Berdasarkan SPP LS yang diajukan oleh BendaharaPengeluaran/Bendahara Pengeluaran pembantusebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 ayat (1), PPKSKPD/PPK Unit SKPD melakukan verifikasi atas:

a. kebenaran material surat bukti mengenai hak pihakpenagih;

b. kelengkapan dokumen yang menjadi persyaratan/sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaanbarangljasa; dan

c. ketersediaan dana yang bersangkutan.

(2) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), PA/KPA memerintahkan pembayaran atas BebanAPBD mela-lui penerbitan SPM LS kepada Kuasa BUD.

(3) Dalam hal hasil verifikasi tidak memenuhi syarat, PA/KPAtidak menerbitkan SPM LS.

(4) PAIKPA mengembalikan dokumen SPP LS dalam hal hasilverifikasi tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksudpada ayat (3) paling lambat 1 (satu) hari terhitung sejakditerimanya SPP.

Pasal 149

(1) Kuasa BUD menerbitkan SP2D berdasarkan SPM yangditerima dari PA/KPA yang ditujukan kepada bankoperasional mitra kerjanya.

(2) Penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling lama 2 (dua) hari sejak SPM diterima.

(3) Dalam rangka penerbitan SP2D sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Kuasa BUD berkewajiban untuk:a. meneliti kelengkapan SPM yang diterbitkan oleh

PA/KPA berupa Surat Pernyataan Tanggung JawabPA/KPA;

b. menguji...

Page 101: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-101 -

b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas BebanAPBD yang tercantum dalam perintah pembayaran;

c. menguji ketersediaan dana Kegiatan yangbersangkutan; dan

d. memerintahkan pencairan dana sebagai dasarPengeluaran Daerah.

(4) Kuasa BUD tidak menerbitkan SP2D yang diajukanPA/KPA apabila:

a. tidak dilengkapi Surat Pernyataan Tanggung JawabPA/KPA; dan/atau

b. pengeluaran tersebut melampaui pagu.

(5) Kuasa BUD mengembalikan dokumen SPM dalam hatketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) palinglambat 1 (satu) hari terhitung sejak diterimanya SPM.

Pasa-l 150

(1) Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaranpembantu melaksanakan pembayaran setelah:

a. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran yang

diterbitkan oleh PA/KPA beserta bukti transaksinya;

b. menguji kebenaran perhitungan tagihan yangtercantum dalam dokumen pembayaran; dan

c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.

(2) Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaranpembantu wajib menolak melakukan pembayaran dariPA/KPA apabila persyaratan sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak dipenuhi.

(3) Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaranpembantu bertanggung jawab secara pribadi ataspembayaran yang dilaksanakannya.

Pasal 151

Page 102: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-to2-

Pasal 151

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran pembantusebagai wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan pajaklainnya wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan danpajak yang dipungutnya ke Rekening Kas Umum Negara.

Pasal 152

PA/KPA dilarang menerbitkan SPM yang membebani tahunanggaran berkenaan setelah tahun anggaran berakhir.

Pasal 153

(1) Bendahara Pengeluaran secara administratif wajibmempertanggungjawabkan penggunaan UPIGU ITU/LSkepada PA mela-lui PPK SKPD paling lambat tanggal 10

bulan berikutnya.(2) Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran

pembantu pada SKPD wajib mempertanggungiawabkansecara fungsional atas pengelolaan uang yang menjaditanggung jawabnya dengan menyampaikan laporanpertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selakuBUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

(3) Ketentuan batas waktu penerbitan surat pengesahanlaporan pertanggungjawaban pengeluaran dan sanksiketerlambatan penyampaian laporan pertanggungjawabanditetapkan dalam Perkada.

(4) Penyampaian pertanggungjawaban BendaharaPengeluaran/Bendahara Pengeluaran pembantu secarafungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan setelah diterbitkan surat pengesahanpertanggungiawaban pengeluaran oleh PA/ KPA.

(5) Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhirtahun anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran danabulan Desember disampaikan paling lambat tanggal 31Desember.

Bagian Ketujuh

Page 103: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-103-

Bagian Ketujuh

Pelaksanaan dan Penatausahaan

Pembiayaan Daerah

Pasal 154

(1) Pelaksanaan dan penatausahaan penerimaan danpengeluaraan Pembiayaan Daerah dilakukan oleh kepalaSKPKD.

(2) Penerimaan dan pengeluaraan Pembiayaan Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melaluiRekening Kas Umum Daerah.

(3) Dalam hal penerimaan dan pengeluaran PembiayaanDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan tidakdilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah, BUDmelakukan pencatatan dan pengesahan penerimaan danpengeluaran Pembiayaan Daerah tersebut.

Pasal 155

Keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnyadigunakan dalam tahun anggaran berjalan untuk:a. menutupi defisit anggaran;

b. mendanai kewajiban Pemerintah Daerah yang belumtersedia anggarannya;

c. membayar bunga dan pokok Utang dan/atau obligasidaerah yang melampaui anggaran yang tersediamendahului perubahan APBD;

d. melunasi kewajiban bunga dan pokok Utang;

e. mendanai kenaikan gaji dan tunjangan Pegawai ASNakibat adanya kebijakan Pemerintah;

f. mendanai Program dan Kegiatan yang belum tersediaanggarannya; dan/atau

g. mendanai

Page 104: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-ro4-

g. mendanai Kegiatan yang capaian Sasaran Kinerjanyaditingkatkan dari yang telah ditetapkan dalam DPA

SKPD tahun anggaran berjalan, yang dapatdiselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaianpembayaran dalam tahun anggaran berjalan.

Pasal 156

(1) Pemindahbukuan dari rekening Dana Cadangan keRekening Kas Umum Daerah dilakukan berdasarkanrencana penggunaan Dana Cadangan sesuaiperuntukannya.

(2) Pemindahbukuan dari rekening Dana Cadangan keRekening Kas Umum Daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan setelah jumlah Dana Cadangan yangditetapkan berdasarkan Perda tentang pembentukan DanaCadangan yang bersangkutan mencukupi.

(3) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

paling tinggi sejumlah pagu Dana Cadangan yang akandigunakan sesuai peruntukannya pada tahun anggaranberkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dengan Perdatentang pembentukan Dana Cadangan.

(4) Pemindahbukuan dari rekening Dana Cadangan keRekening Kas Umum Daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan surat perintahpemindahbukuan oleh Kuasa BUD atas persetujuan PPKD.

Pasal 157

(1) Pengalokasian anggaran untuk pembentukan DanaCadangan dalam tahun anggaran berkenaan sesuaidengan jumlah yang ditetapkan dalam Perda tentangpembentukan Dana Cadangan.

(2) Alokasi. . .

Page 105: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-105-

(2) Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dipindahbukukan dari Rekening Kas Umum Daerah kerekening Dana Cadangan.

(3) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan dengan surat perintah Kuasa BUD ataspersetujuan PPKD.

Pasal 158

Dalam rangka pelaksanaan pengeluaran Pembiayaan, KuasaBUD berkewajiban untuk:a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang

diterbitkan oleh kepala SKPKD;

b. menguji kebenaran perhitungan pengeluaran Pembiayaanyang tercantum dalam perintah pembayaran;

c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan; dand. menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran

atas pengeluaran Pembiayaan tidak memenuhipersyaratan yang ditetapkan.

Bagian Kedelapan

Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pasal 159

(1) Pengelolaan BMD adalah keseluruhan Kegiatan yangmeliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran,pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan danpemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,pemusnahan, penghapusan, penatausahaan danpembinaan, pengawasan dan pengendalian.

(2) Pengelolaan BMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BABVII ...

Page 106: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 106-

BAB VIILAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAHDAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH

Bagian KesatuLaporan Realisasi Semester Pertama

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pasal 160

(1) Pemerintah Daerah men5rusun laporan realisasi semesterpertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulanberikutnya.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada DPRD paling lambat pada akhirbulan Juli tahun anggaran berkenaan.

Bagian KeduaDasar Perubahan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah

Pasal 161

(1) Laporan realisasi semester pertama APBD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 160 menjadi dasar perubahanAPBD.

(2) Perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan apabila terjadi:a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan

pergeseran anggaran antar organisasi, antar unitorganisasi, antar Program, antar Kegiatan, dan antarjenis belanja;

c. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun anggaransebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaranberjalan;

d. keadaan

Page 107: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-to7-

d. keadaan darurat; dan/ataue. keadaan luar biasa.

Bagian Ketiga

Perubahan Kebdakan Umum AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah dan

Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Pasal 162

(1) Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUAsebagaimana dimaksud dalam Pasal l6L ayat (2) huruf adapat berupa terjadinya:

a. pelampauan atau tidak tercapainya proyeksiPendapatan Daerah;

b. pelampauan atau tidak terealisasinya alokasi BelanjaDaerah; dan/atau

c. perubahan sumber dan penggunaan Pembiayaandaerah.

(2) Kepala Daerah memformulasikan perkembangan yangtidak sesuai dengan asumsi KUA sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ke dalam rancangan perubahan KUA sertaperubahan PPAS berdasarkan perubahan RKPD.

(3) Dalam rancangan perubahan KUA sebagaimana dimaksudpada ayat (21 disertai penjelasan mengenai perbedaanasumsi dengan KUA yang ditetapkan sebelumnya.

(4) Dalam rancangan perubahan PPAS sebagaimanadimaksud pada ayat (21disertai penjelasan:

a. Program dan Kegiatan yang dapat diusulkan untukditampung dalam perubahan APBD denganmempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBDtahun anggaran berjalan;

b. capaian. . .

Page 108: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-108-

b. capaian Sasaran Kinerja Program dan Kegiatan yangharus dikurangi dalam perubahan APBD apabilaasumsi KUA tidak tercapai; dan

c. capaian Sasaran Kinerja Program dan Kegiatan yangharus ditingkatkan dalam perubahan APBD apabilamelampaui asumsi KUA.

Bagian KeempatPergeseran Anggaran

Pasal 163

Pergeseran anggaran dapat dilakukan antar organisasi, antarunit organisasi, antar Program, antar Kegiatan, dan antarjenis belanja, antar obyek belanja, dan/atau antar rincianobyek belanja.

Pasal 164

(1) Pergeseran anggaran antar organisasi, antar unitorganisasi, antar Program, antar Kegiatan, dan antar jenisbelanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163

dilakukan melalui perubahan Perda tentang APBD.

(2) Pergeseran anggaran antar obyek belanja dan/atau antarrincian obyek belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal163 dilakukan melalui perubahan Perkada tentangPenjabaran APBD.

(3) Pergeseran anggaran antar obyek belanja dalam jenisbelanja dan antar rincian obyek belanja dalam obyekbelanja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkanoleh Kepala Daerah.

(4) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) diformulasikan dalam Perubahan DPA SKPD.

(5) Perubahan

Page 109: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-109-

(5) Perubahan Perkada tentang penjabaran APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnyadituangkan dalam rancangan Perda tentang perubahanAPBD atau ditampung dalam laporan realisasi anggaran.

(6) Perubahan Perkada tentang penjabaran APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditampung dalamlaporan realisasi anggaran apabila:

a. tidak melakukan perubahan APBD; ataub. pergeseran dilakukan setelah ditetapkannya Perda

tentang perubahan APBD.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pergeserananggaran diatur dalam Perkada sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian Kelima

Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan AnggaranTahun Sebelumnya Da1am Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah

Pasa] 165

Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya untuk pendanaanpengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16l ayat (21

huruf c diformulasikan terlebih dahulu dalam Perubahan DPASKPD danf atau RKA SKPD.

Bagian Keenam

Pendanaan Keadaan Darurat

Pasa-l 166

(1) Pemerintah Daerah mengusulkan pengeluaran untukmendanai keadaan darurat yang belum tersediaanggarannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat(1) dalam rancangan perubahan APBD.

(2) Dalam

Page 110: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 110 -

(2) Dalam hal pengeluaran untuk mendanai keadaan daruratsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelahperubahan APBD atau dalam hal Pemerintah Daerah tidakmelakukan perubahan APBD maka pengeluaran tersebutdisampaikan dalam laporan realisasi anggaran.

Bagian KetujuhPendanaan Keadaan Luar Biasa

Pasal 167

(1) Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kalidalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaanluar biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 161 ayat(2) huruf e.

(2) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan keadaan yang menyebabkan estimasipenerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBDmengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%(lima puluh persen).

(3) Ketentuan mengenai perubahan APBD akibat keadaan luarbiasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalamPerkada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 168

(1) Dalam hal keadaan luar biasa yang menyebabkan estimasipenerimaan dalam APBD mengalami kenaikan lebih dari5Oo/o (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud dalamPasal 167 ayat (2) dapat dilakukan penambahan Kegiatanbaru dan/atau peningkatan capaian Sasaran KinerjaProgram dan Kegiatan dalam tahun anggaran berkenaan.

(2) Dalam...

Page 111: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 111-

(2) Dalam hal keadaan luar biasa yang menyebabkan estimasipenerimaan dalam APBD mengalami penurunan lebih dari5Oo/o (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud dalamPasal L67 ayat (21 dapat dilakukan penjadwalan ulangdan/atau pengurangan capaian Sasaran Kinerja Programdan Kegiatan lainnya dalam tahun anggaran berkenaan.

Bagian Kedelapan

Pen5rusunan Perubahan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah

Pasal 169

(1) Rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahanPPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal L62 ayat (2)

disampaikan kepada DPRD paling lambat minggu pertamabulan Agustus dalam tahun anggaran berkenaan.

(2) Rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahanPPAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahasbersama dan disepakati menjadi perubahan KUA danperubahan PPAS paling lambat minggu kedua bulanAgustus dalam tahun anggaran berkenaan.

Pasal 170

(1) Perubahan KUA dan perubahan PPAS yang telahdisepakati Kepala Daerah bersama DPRD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 162 ayat (2) menjadi pedomanperangkat daerah dalam menJrusun RKA SKPD.

(2) Perubahan KUA dan perubahan PPAS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada perangkatdaerah disertai dengan:

a. Program dan Kegiatan baru;

b. kriteria DPA SKPD yang dapat diubah;

c. batas

Page 112: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPIJBLIK INDONESIA

-Lr2-

c. batas waktu penyampaian RKA SKPD kepada PPKD;

dan/ataud. dokumen sebagai lampiran meliputi kode rekening

perubahan APBD, format RKA SKPD, analisis standarbelanja, standar harga satuan dan perencanaan

kebutuhan BMD serta dokumen lain yang dibutuhkan.

(3) Penyampaian sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dilakukan paling lambat minggu ketiga bulan Agustustahun anggaran berkenaan.

Pasal 171

(1) Kepala SKPD menJrusun RKA SKPD berdasarkanperubahan KUA dan perubahan PPAS sebagaimanadimaksud dalam Pasal L62 ayat (2).

(2) RKA SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penJrusunanrancangan Perda tentang perubahan APBD.

Pasal 172

Ketentuan mengenai tata cara penJrusunan RKA SKPD

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 sampai dengan Pasa1

1O0 berlaku secara mutatis mutandis terhadap penJrusunanRKA SKPD pada perubahan APBD.

Pasal 173

(1) DPA SKPD yang dapat diubah sebagaimana dimaksuddalam Pasa1 l7O ayat (2) huruf b berupa peningkatan ataupengurangan capaian Sasaran Kinerja Program danKegiatan dari yang telah ditetapkan semula.

(2) Peningkatan atau pengurangan capaian Sasaran KinerjaProgram dan Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diformulasikan dalam perubahan DPA SKPD.

(3) Perubahan

Page 113: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 113 -

(3) Perubahan DPA SKPD memuat capaian Sasaran Kinerja,kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan, belanja,dan Pembiayaan baik sebelum dilakukan perubahanmaupun setelah perubahan.

Pasal 174

(1) RKA SKPD yang memuat Program dan Kegiatan baru danperubahan DPA SKPD yang akan dianggarkan dalamperubahan APBD yang telah disusun oleh SKPDdisampaikan kepada TAPD melalui PPKD untukdiverifikasi.

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanoleh TAPD untuk menelaah kesesuaian antara RKA SKPDdan perubahan DPA SKPD dengan:a. perubahan KUA dan perubahan PPAS;

b. prakiraan maju yang telah disetujui;c. dokumen perencanaan Iainnya;d. capaian Kinerja;e. indikator Kinerja;f. analisis standar belanja;g. standar harga satuan;h. perencanaan kebutuhan BMD;i. Standar Pelayanan Minimal; danj. Program dan Kegiatan antar RKA SKPD dan perubahan

DPA SKPD.

(3) Dalam hal hasil verifikasi TAPD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdapat ketidaksesuaian, kepala SKPDmelakukan penyempurnaan.

Pasal 175

(1) PPKD men5rusun rancangan Perda tentang perubahanAPBD dan dokumen pendukung berdasarkan RKA SKPDdan perubahan DPA SKPD yang telah disempurnakan olehkepala SKPD.

(2) Rancangan . .

Page 114: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-tt4-(2) Rancangan Perda tentang perubahan APBD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) memuat lampiran paling sedikitterdiri atas:

a. ringkasan APBD yang diklasifikasi menurut kelompokdan jenis pendapatan, belanja, dan Pembiayaan;

b. ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintahandaerah dan organisasi;

c. rincian APBD menurut Urusan Pemerintahan daerah,organisasi, Program, Kegiatan, kelompok, jenispendapatan, belanja, dan Pembiayaan;

d. rekapitulasi Belanja Daerah dan kesesuaian menurutUrusan Pemerintahan daerah, organisasi, Program,dan Kegiatan;

e. rekapitulasi Belanja Daerah untuk keselarasan danketerpaduan Urusan Pemerintahan daerah dan fungsidalam kerangka pengelolaan keuangan negara;

f. daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan;

g. daftar Piutang Daerah;

h. daftar penyertaan modal daerah dan investasi daerahlainnya;

i. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan asettetap daerah;

j. daftar perkiraan penambahan dan pengurangan asetlain-lain;

k. daftar Kegiatan tahun anggaran sebelumnya yangbelum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalamtahun anggaran berkenaan;

1. daftar Dana Cadangan daerah; dan

m. daftar Pinjaman Daerah.

(3) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terdiri atas nota keuangan dan rancangan Perkadatentang penjabaran perubahan APBD.

(4) Rancangan . .

Page 115: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-115-

(4) Rancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBD

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat lampiranpaling sedikit terdiri atas:

a. ringkasan penjabaran perubahan APBD yangdiklasifrkasi menurut jenis, obyek, dan rincian obyekpendapatan, belanja, dan Pembiayaan;

b. penjabaran perubahan APBD menurut UrusanPemerintahan daerah, organisasi, Program, Kegiatan,jenis, obyek, rincian obyek pendapatan, belanja, danPembiayaan;

c. daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaranhibah; dan

d. daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaranbantuan sosial.

Pasal 176

Rancangan Perda tentang perubahan APBD yang telahdisusun oleh PPKD disampaikan kepada Kepala Daerah.

Bagian Kesembilan

Penetapan Perubahan Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah

Pasal L77

Kepala Daerah wajib menyampaikan rancangan Perda tentangperubahan APBD kepada DPRD disertai penjelasan dandokumen pendukung untuk dibahas dalam rangkamemperoleh persetujuan bersama paling lambat minggukedua bulan September tahun anggaran berkenaan.

Pasall78...

Page 116: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 116-

Pasa] 178

(1) Pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBDdilaksanakan oleh Kepala Daerah dan DPRD setelahKepala Daerah menyampaikan rancangan Perda tentangperubahan APBD beserta penjelasan dan dokumenpendukung sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Pembahasan rancangan Perda tentang perubahan APBDberpedoman pada perubahan RKPD, perubahan KUA, danperubahan PPAS.

Bagian Kesepuluh

Persetujuan Rancangan Peraturan Daerah tentangPerubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pasal 179

(1) Pengambilan keputusan mengenai rancangan Perdatentang perubahan APBD dilakukan oleh DPRD bersamaKepala Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahunanggaran berkenaan berakhir.

(2) Dalam hal DPRD sampai batas waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak mengambil keputusanbersama dengan Kepala Daerah terhadap rancangan Perda

tentang perubahan APBD, Kepala Daerah melaksanakanpengeluaran yang telah dianggarkan dalam APBD tahunanggaran berkenaan.

(3) Penetapan rancangan Perda tentang perubahan APBDdilakukan setelah ditetapkannya Perda tentangpertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahunsebelumnya.

BagianKesebelas...

Page 117: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-tL7-

Bagian Kesebelas

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentangPerubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentangPenjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah

Pasal 180

(1) Rancangan Perda provinsi tentang perubahan APBD yangtelah disetujui bersama antara Kepala Daerah dan DPRDdan rancangan Perkada tentang penjabaran perubahanAPBD disampaikan kepada Menteri paling lambat 3 (tiga)hari terhitung sejak tanggal persetujuan rancangan Perdaprovinsi tentang perubahan APBD untuk dievaluasisebelum ditetapkan oleh gubernur.

(2) Rancangan Perda provinsi tentang perubahan APBD danrancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai denganperubahan RKPD, perubahan KUA, dan perubahan PPASyang disepakati antara Kepala Daerah dan DPRD.

(3) Dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), Menteri berkoordinasi dengan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanuntuk menguji kesesuaian rancangan Perda provinsitentang perubahan APBD dan rancangan Perkada provinsitentang penjabaran perubahan APBD dengan:a. ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi;b. kepentingan umum;c. perubahan RKPD, perubahan KUA, dan perubahan

PPAS; dand. RPJMD.

(5) Hasil

Page 118: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 118 -

(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (41

ditetapkan dengan keputusan Menteri.

(6) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

disampaikan kepada gubernur paling lambat 15 (limabelas) hari terhitung sejak rancangan Perda provinsitentang perubahan APBD dan rancangan Perkada tentangpenjabaran perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diterima.

(71 Dalam hal Menteri, setelah berkoordinasi dengan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan, menyatakan hasil evaluasi rancangan Perdaprovinsi tentang perubahan APBD dan rancangan Perkadatentang penjabaran perubahan APBD sebagaimanadimaksud pada ayat (5) sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi,kepentingan umum, perubahan RKPD, perubahan KUAdan perubahan PPAS, dan RPJMD, gubernur menetapkanrancangan tersebut menjadi Perda dan Perkada sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(8) Dalam hal Menteri, setelah berkoordinasi dengan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan, menyatakan hasil evaluasi rancangan Perdaprovinsi tentang perubahan APBD dan rancangan Perkadatentang penjabaran perubahan APBD sebagaimanadimaksud pada ayat (5) tidak sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi,kepentingan umum, perubahan RKPD, perubahan KUAdan perubahan PPAS, dan RPJMD, gubernur bersamaDPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh)hari terhitung sejak hasil evaluasi diterima.

(9) Dalam...

Page 119: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 119 -

(9) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(8) tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD dangubernur menetapkan rancangan Perda provinsi tentangperubahan APBD menjadi Perda dan rancangan Perkadatentang penjabaran perubahan APBD menjadi Perkada,Menteri mengusulkan kepada menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan untuk melakukan penundaan dan/ataupemotongan Dana Transfer Umum sesuai denganketentuan peraturan perurndang-undangan.

Pasa] 181

(1) Rancangan Perda kabupatenlkota tentang perubahanAPBD yang telah disetujui bersama dan rancanganPerkada tentang penjabaran perubahan APBDdisampaikan kepada gubernur sebagai wakil PemerintahPusat paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal persetujuanRancangan Perda kabupatenlkota tentang perubahanAPBD untuk dievaluasi sebelum ditetapkan olehbupati/wali kota.

(21 Rancangan Perda kabupaten/kota tentang perubahanAPBD dan rancangan Perkada tentang penjabaranperubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disertai dengan perubahan RKPD, perubahan KUA, danperubahan PPAS yang disepakati antara Kepala Daerahdan DPRD.

(3) Dalam melakukan evaluasi Rancangan Perdakabupaten/kota tentang perubahan APBD sebagaimanadimaksud pada ayat (1), gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat berkonsultasi dengan Menteri danselanjutnya Menteri berkoordinasi dengan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

(4) Evaluasi

Page 120: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t20-

(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanuntuk menguji kesesuaian rancangan Perda

kabupatenlkota tentang perubahan APBD dan rancanganPerkada tentang penjabaran perubahan APBD dengan:

a. ketentuan peraturan perLrndang-undangan yang lebihtinggi;

b. kepentingan umum;

c. perubahan RKPD, perubahan KUA, dan perubahanPPAS; dan

d. RPJMD.

(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditetapkan dengan keputusan gubernur.

(6) Keputusan gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

disampaikan oleh gubernur sebagai wakil PemerintahPusat kepada bupati/wali kota paling lambat 15 (limabelas) hari terhitung sejak rancangan Perda

kabupatenlkota tentang perubahan APBD dan rancanganPerkada tentang penjabaran Perubahan APBD

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima.

(7) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusatmenyatakan hasil evaluasi rancangan Perda

kabupaten/kota tentang perubahan APBD dan rancanganPerkada tentang penjabaran perubahan APBD

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebihtinggi, kepentingan umum, perubahan RKPD, perubahanKUA, perubahan PPAS, dan RPJMD, bupati/wali kotamenetapkan rancangan tersebut menjadi Perda danPerkada sesuai dengan ketentuan peraturan perLrndang-

undangan.

(8) Dalam

Page 121: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t2t-(8) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat

menyatakan hasil evaluasi rancangan Perdakabupaten/kota tentang perubahan APBD dan rancanganPerkada tentang penjabaran perubahan APBDsebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang lebihtinggi, kepentingan umum, perubahan RKPD, perubahanKUA, perubahan PPAS, dan RPJMD, bupati/wali kotabersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7(tujuh) hari sejak hasil evaluasi diterima.

(9) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(8) tidak ditindaklanjuti oleh bupati/wali kota dan DPRDdan bupati/wali kota menetapkan rancangan Perdakabupaten/kota tentang Perubahan APBD menjadi Perdadan rancangan Perkada tentang penjabaran PerubahanAPBD menjadi Perkada, gubernur mengusulkan kepadaMenteri, selanjutnya Menteri mengusulkan kepada menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan untuk melakukan penundaan dan/ataupemotongan Dana Transfer Umum sesuai denganketentuan peraturan perLrndang-undangan.

Pasal 182

(1) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidakmelaksanakan evaluasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 1I2 ayat (1) dan Pasal 181 ayat (1), Menterimengambil alih pelaksanaan evaluasi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam rangka melaksanakan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Menteri berkoordinasi denganmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan.

Pasal 183. . .

Page 122: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-r22-

Pasa] 183

Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat menyampaikanhasil evaluasi rancangan Perda kabupaten/kota tentangperubahan APBD dan rancangan Perkada tentang penjabaranperubahan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181

ayat (6) kepada Menteri paling lambat 3 (tiga) hari sejak

ditetapkannya keputusan gubernur tentang hasil evaluasirancangan Perda kabupaten/kota tentang perubahan APBDdan rancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBD.

Pasal 184

(1) Penyempurnaan hasil evaluasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 180 ayat (8) dan Pasal 181 ayat (8) dilakukanKepala Daerah melalui TAPD bersama dengan DPRD

melalui badan anggaran.

(2) Hasil penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD.

(3) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada

ayat (21 dijadikan dasar penetapan Perda tentangperubahan APBD.

(4) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada

ayat (21dilaporkan pada sidang paripurna berikutnya.

(5) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada

ayat (21 disampaikan kepada Menteri untuk perubahan

APBD provinsi dan kepada gubernur untuk perubahan

APBD kabupaten/kota paling lambat 3 (tiga) hari setelah

keputusan tersebut ditetapkan.

BAB VIII

Page 123: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t23-

BAB VIII

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH

Bagian Kesatu

Akuntansi Pemerintah Daerah

Pasal 185

(1) Akuntansi Pemerintah Daerah dilaksanakan berdasarkan:

a. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah;

b. SAPD; dan

c. BAS untuk Daerah,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Akuntansi Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan oleh entitas akuntansi danentitas pelaporan.

Pasal 186

(1) Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 185 ayat (1) huruf a, meliputikebijakan akuntansi pelaporan keuangan dan kebijakanakuntansi akun.

(2) Kebijakan akuntansi pelaporan keuangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) memuat penjelasan atas unsur-unsur laporan keuangan yang berfungsi sebagai panduandalam penyajian pelaporan keuangan.

(3) Kebijakan akuntansi akun sebagaimana dimaksud padaayat (1) mengatur definisi, pengakuan, pengukuran,penilaian, danf atau pengungkapan transaksi atauperistiwa sesuai dengan SAP.

Pasal 187

Page 124: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t24-

Pasal 187

(1) SAPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185 ayat (1)

huruf b, memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansidalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan padajurnal, posting kedalam buku besar, pen5rusunan neracasaldo, dan penyajian laporan keuangan.

(2) Penyajian laporan keuangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) paling sedikit meliputi:

a. laporan realisasi anggaran;

b. laporan perubahan saldo anggaran lebih;

c. neraca;

d. laporan operasional;

e. laporan arus kas;

f. laporan perubahan ekuitas; dan

g. catatan atas laporan keuangan.

(3) SAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputisistem akuntansi SKPKD dan sistem akuntansi SKPD.

Pasal 188

(1) BAS untuk Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal185 ayat (1) huruf c merupakan pedoman bagi PemerintahDaerah dalam melakukan kodefikasi akun yangmenggambarkan struktur APBD dan laporan keuangansecara lengkap.

(2) BAS untuk Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertujuan untuk mewujudkan statistik keuangan danlaporan keuangan secara nasional yang selaras danterkonsolidasi antara Pemerintah Pusat denganPemerintah Daerah, yang meliputi penganggaran,pelaksanaan anggaran dan laporan keuangan.

(3) BAS...

Page 125: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t25-

(3) BAS untuk Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diselaraskan dengan bagan akun standar PemerintahPusat, yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Pasal 189

(1) Pelaporan keuangan Pemerintah Daerah merupakanproses penJrusunan dan penyajian laporan keuanganPemerintah Daerah oleh entitas pelaporan sebagai hasilkonsolidasi atas laporan keuangan SKPD selaku entitasakuntansi.

(2) Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disusun dan disajikan oleh kepala SKPD selaku PA

sebagai entitas akuntansi paling sedikit meliputi:

a. laporan realisasi anggaran;

b. neraca;

c. laporan operasional;

d. laporan perubahan ekuitas; dan

e. catatan atas laporan keuangan.

(3) Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD

paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran

berakhir sesuai dengan ketentuan peraturan perurndang-

undangan.

Pasal 190

Page 126: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-126-

Pasal 190

(1) Laporan keuangan Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada Pasal 189 ayat (1) disusun dan disajikanoleh kepala SKPKD selaku PPKD sebagai entitas pelaporanuntuk disampaikan kepada Kepala Daerah dalam rangkamemenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

(2) Laporan keuangan Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

a. laporan realisasi anggaran;

b. laporan pembahan saldo anggaran lebih;

c. neraca;

d. laporan operasional;

e. laporan arus kas;

f. laporan perubahan ekuitas; dan

g. catatan atas laporan keuangan.

(3) Laporan keuangan Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepa1a

Daerah melalui sekretaris daerah paling lambat 3 (tiga)

bulan setelah tahun anggaran berakhir sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 191

(1) Laporan keuangan Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 189 ayat (1) dilakukan reviu olehaparat pengawas internal pemerintah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan sebelumdisampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan untukdilakukan pemeriksaan.

(21 Laporan.

Page 127: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-127-

(2) Laporan keuangan Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada BadanPemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelahtahun anggaran berakhir.

(3) Pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan PemeriksaKeuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diselesaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelahmenerima laporan keuangan dari Pemerintah Daerah.

(4) Dalam hal Badan Pemeriksa Keuangan belummenyampaikan laporan hasil pemeriksaan palin g la;:,r},at 2(dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dariPemerintah Daerah, rancangan Perda tentangpertanggungjawaban pelaksanaan APBD diajukan kepadaDPRD.

Pasal 192

Kepala Daerah memberikan tanggapan dan melakukanpenyesuaian terhadap laporan hasil pemeriksaan BadanPemeriksa Keuangan atas laporan keuangan PemerintahDaerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191 ayat (3).

Pasal 193

(1) Dalam rangka memenuhi kewajiban penyampaianinformasi keuangan daerah, PA men5rusun dan menyajikanlaporan keuangan SKPD bulanan dan semesteran untukdisampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam rangka memenuhi kewajiban penyampaianinformasi keuangan daerah, PPKD menJrusun danmenyajikan laporan keuangan bulanan dan semesteranuntuk disampaikan kepada Menteri dan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perurndang-undangan.

BAB IX

Page 128: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-r28-

BAB IX

PENYUSUNAN RANCANGAN PERTANGGUNGJAWABANPELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH

Pasal 194

(1) Kepala Daerah menyampaikan rancangan Perda tentangpertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRDdengan dilampiri laporan keuangan yang telah diperiksaoleh Badan Pemeriksa Keuangan serta ikhtisar laporankinerja dan laporan keuangan BUMD paling lambat 6(enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

(2) Rancangan Perda tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibahas Kepala Daerah bersama DPRD untuk mendapatpersetujuan bersama.

(3) Persetujuan bersama rancangan Perda sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lambat 7 (tujuh)bulan setelah tahun anggaran berakhir.

(4) Atas dasar persetujuan bersama sebagaimana dimaksudpada ayat (3), Kepala Daerah menyiapkan rancanganPerkada tentang penjabaran pertanggungjawabanpelaksanaan APBD.

Pasal 195

(1) Rancangan Perda provinsi tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama DPRDdan rancangan Perkada provinsi tentang penjabaranpertanggungjawaban pelaksanaan APBD disampaikankepada Menteri paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejaktanggal persetujuan rancangan Perda Provinsi tentangpertanggungjawaban pelaksanaan APBD untuk dievaluasisebelum ditetapkan oleh gubernur.

(2) Menteri

Page 129: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-r29-

(2) Menteri melakukan evaluasi terhadap rancangan Perdaprovinsi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDdan rancangan Perkada provinsi tentang penjabaranpertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) untuk menguji kesesuaian denganPerda provinsi tentang APBD, Perda provinsi tentangperubahan APBD, Perkada provinsi tentang penjabaranAPBD, Perkada provinsi tentang penjabaran perubahanAPBD, dan/atau temuan laporan hasil pemeriksaan BadanPemeriksa Keuangan.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan oleh Menteri kepada gubernur paling lambat15 (lima belas) hari terhitung sejak rancangan Perdaprovinsi dan rancangan Perkada provinsi diterima.

(4) Dalam hal Menteri menyatakan hasil evaluasi rancanganPerda provinsi tentang pertanggungiawaban pelaksanaanAPBD dan rancangan Perkada provinsi tentang penjabaranpertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah sesuaidengan Perda provinsi tentang APBD, Perda provinsitentang perubahan APBD, Perkada provinsi tentangpenjabaran APBD, Perkada provinsi tentang penjabaranperubahan APBD, dan telah menindaklanjuti temuanlaporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan,gubernur menetapkan rancangan Perda provinsi menjadiPerda provinsi dan rancangan Perkada provinsi menjadiPerkada provinsi.

(5) Dalam hal Menteri menyatakan hasil evaluasi rancanganPerda provinsi tentang pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD dan rancangan Perkada provinsi tentang penjabaranpertanggungjawaban pelaksanaan APBD bertentangandengan Perda provinsi tentang APBD, Perda provinsitentang perubahan APBD, Perkada provinsi tentangpenjabaran APBD, Perkada provinsi tentang penjabaranperubahan APBD, dan/atau tidak menindaklanjuti temuanlaporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan,gubernur bersama DPRD melakukan penyempurnaanpaling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak hasil evaluasiditerima.

(6) Dalam...

Page 130: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 130-

(6) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dangubernur menetapkan rancangan Perda provinsi tentangpertanggungjawaban pelaksanaan APBD menjadi Perdaprovinsi dan rancangan Perkada provinsi tentangpenjabaran pertanggungiawaban pelaksanaan APBDmenjadi Perkada provinsi, Menteri mengusulkan kepadamenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan untuk melakukan penundaan danfataupemotongan Dana Transfer Umum sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 196

(1) Rancangan Perda kabupaten/kota tentangpertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telahdisetujui bersama dan rancangan Perkada kabupaten/kotatentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD disampaikan kepada gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat paling lambat 3 (tiga) hari terhitungsejak tanggal persetujuan rancangan Perdakabupaten/ kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD untuk dievaluasi sebelum ditetapkan olehbupati/wali kota.

(2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukanevaluasi terhadap rancangan Perda kabupaten/kotatentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD danrancangan Perkada kabupatenlkota tentang penjabaranpertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) untuk menguji kesesuaian denganPerda kabupaten/kota tentang APBD, Perdakabupaten/kota tentang perubahan APBD, Perkadakabupaten/kota tentang penjabaran APBD, Perkadakabupaten/kota tentang penjabaran perubahan APBD,dan/atau temuan laporan hasil pemeriksaan BadanPemeriksa Keuangan.

(3) Hasil

Page 131: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-131 -

(3) Hasil evaluasi disampaikan oleh gubernur sebagai wakitPemerintah Pusat kepada bupati/wa-li kota paling lambat15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancanganPerda kabupaten/kota tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBD dan rancangan Perkadakabupaten I kota tentang penjabaran pertanggungjawabanpelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(a) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusatmenyatakan hasil evaluasi rancangan Perdakabupaten/ kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD dan rancangan Perkada kabupaten/kota tentangpenjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBDsudah sesuai dengan Perda kabupaten/kota tentangAPBD, Perda kabupaten/kota tentang perubahan APBD,Perkada kabupaten/kota tentang penjabaran APBD,Perkada kabupatenlkota tentang penjabaran perubahanAPBD, dan telah menindaklanjuti temuan laporan hasilpemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, bupati/walikota menetapkan rancangan Perda kabupaten/kotamenjadi Perda kabupaten/kota dan rancangan Perkadakabupate n / kota menjadi Perkada kabupaten/ kota.

(5) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusatmenyatakan hasil evaluasi rancangan Perdakabupate n I kota tentang pertanggungiawaban pelaksanaanAPBD dan rancangan Perkada kabupaten/kota tentangpenjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBDbertentangan dengan Perda kabupaten/kota tentangAPBD, Perda kabupaten/kota tentang perubahan APBD,Perkada kabupaten/kota tentang penjabaran APBD,Perkada kabupaten/kota tentang penjabaran perubahanAPBD, dan/atau tidak menindaklanjuti temuan laporanhasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, bupati/wali kota bersama DPRD melakukan penyempurnaanpaling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak hasil evaluasiditerima.

(6) Dalam

Page 132: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t32-

(6) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) tidak ditindaklanjuti oleh bupati/wali kota dan DPRDdan bupati/wali kota menetapkan rancangan Perdakabupaten/ kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD menjadi Perda kabupaten/kota dan rancanganPerkada kabupatenlkota tentang penjabaranpertanggungjawaban pelaksanaan APBD menjadi Perkadakabupaten/kota, gubernur mengusulkan kepada Menteri,selanjutnya Menteri mengusulkan kepada menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan untuk melakukan penundaan danf atattpemotongan Dana Transfer Umum sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 197

(1) Dalam hal dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanyarancangan Perda tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBD dari Kepala Daerah, DPRD tidakmengambil keputusan bersama dengan Kepala Daerahterhadap rancangan Perda tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBD, Kepala Daerah menJrusun danmenetapkan Perkada tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBD.

(2) Rancangan Perkada sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan setelah memperoleh pengesahan dari Menteribagi Daerah provinsi dan gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat bagi Daerah kabupaten/kota.

(3) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksudpada ayat (2)', rancangan Perkada tentangpertanggungjawaban pelaksanaan APBD besertalampirannya disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hariterhitung sejak DPRD tidak mengambil keputusanbersama dengan Kepala Daerah terhadap rancangan Perdatentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

(4)Dalam...

Page 133: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-133-

(4) Dalam hal dalam batas waktu 15 (lima belas) hari Menteriatau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidakmengesahkan rancangan Perkada sebagaimana dimaksudpada ayat (3), Kepala Daerah menetapkan rancanganPerkada tersebut menjadi Perkada.

BAB X

KEKAYAAN DAERAH DAN UTANG DAERAH

Bagian Kesatu

Pengelolaan Piutang Daerah

Pasal 198

(1) Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelolapendapatan, belanja, dan kekayaan daerah wajibmengusahakan agar setiap Piutang Daerah diselesaikanseluruhnya dengan tepat waktu.

(2) Pemerintah Daerah mempunyai hak mendahului ataspiutang jenis tertentu sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Piutang Daerah yang tidak dapat diselesaikan seluruhnyadan tepat waktu, diselesaikan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Penyelesaian Piutang Daerah yang mengakibatkanmasalah perdata dapat dilakukan melalui perdamaian,kecuali mengenai Piutang Daerah yang carapenyelesaiannya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasall99...

Page 134: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-L34-

Pasal 199

Piutang Daerah dapat dihapuskan secara mutlak ataubersyarat dari pembukuan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang mengatur mengenaipenghapusan piutang negara dan Daerah, kecuali mengenaiPiutang Daerah yang cara penyelesaiannya dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perurndang-undangan.

Pasal 200

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelesaian Piutang Daerahyang mengakibatkan masalah perdata sebagaimana dimaksuddalam Pasal 198 ayat (4) dan penghapusan Piutang Daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 199, diatur dalam Perdasesuai dengan ketentuan peraturan perurndang-undangan.

Bagian Kedua

Pengelolaan Investasi Daerah

Pasal 201

Pemerintah Daerah dapat melakukan investasi dalam rangkamemperoleh manfaat ekonomi, sosial, danf atau manfaatlainnya.

Pasal 2O2

Ketentuan lebih lanjut mengenai investasi Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasa1 2Ol diatur dalamPeraturan Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

BagianKetiga...

Page 135: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-135-

Bagian Ketiga

Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pasal 203

Pengelolaan BMD meliputi rangkaian Kegiatan pengelolaanBMD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Pengelolaan Utang Daerah dan Pinjaman Daerah

Pasal2O4

(1) Kepala Daerah dapat melakukan pengelolaan Utang sesuaidengan ketentuan peraturan perLlndang-undangan.

(2) Kepala Daerah dapat melakukan pinjaman sesuai denganketentuan peraturan perulndang-undangan.

(3) Biaya yang timbul akibat pengelolaan Utang dan PinjamanDaerah dibebankan pada anggaran Belanja Daerah.

BAB XI

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Pasal 205

(1) Pemerintah Daerah dapat membentuk BLUD dalam rangkameningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuaidengan ketentuan peraturan perLrndang-undangan.

(2) Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepadamasyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KepalaDaerah menetapkan kebijakan fleksibilitas BLUD dalamPerkada yang dilaksanakan oleh pejabat pengelola BLUD.

(3) Pejabat

Page 136: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 136-

(3) Pejabat pengelola BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat(2) bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakanfleksibilitas BLUD dalam pemberian Kegiatan pelayananumum terutama pada aspek manfaat dan pelayanan yangdihasilkan.

Pasal 206

Pelayanan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalamPasal 2OS ayat (1) meliputi:

a. penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;

b. pengelolaan dana khusus untuk meningkatkan ekonomidan/atau layanan kepada masyarakat; dan/atau

c. pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuanmeningkatkan perekonomian masyarakat atau layananumum.

Pasal 2OT

(1) BLUD merupakan bagian dari Pengelolaan KeuanganDaerah.

(2) BLUD merupakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkanyang dikelola untuk menyelenggarakan Kegiatan BLUDyang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) BLUD menJrusun rencana bisnis dan anggaran.

(4) Laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan SAP.

Pasal 208

Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh PPKD danpembinaan teknis BLUD ditakukan oleh kepala SKPD yangbertanggungjawab atas Urusan Pemerintahan yangbersangkutan.

Pasal2O9...

Page 137: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t37-

Pasal 209

(1) Seluruh pendapatan BLUD dapat digunakan langsunguntuk membiayai belanja BLUD yang bersangkutan.

(2) Pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pendapatan yang diperoleh dari aktivitaspeningkatan kualitas pelayanan BLUD sesuai kebutuhan.

Pasal 210

Rencana bisnis dan anggaran serta laporan keuangan danKinerja BLUD disusun dan disajikan sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran, APBD

serta laporan keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah.

Pasal 21 1

Ketentuan lebih lanjut mengenai BLUD diatur dalamPeraturan Menteri setelah memperoleh pertimbangan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

BAB XII

PENYELESAIAN KERUGIAN KEUANGAN DAERAH

Pasal 212

Setiap kerugian Keuangan Daerah yang disebabkan olehtindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang wajibsegera diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal2l3...

Page 138: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-138-

Pasal 213

(1) Setiap bendahara, Pegawai ASN bukan bendahara, ataupejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukumatau melalaikan kewajibannya, baik langsung atau tidaklangsung merugikan Daerah wajib mengganti kerugiandimaksud.

(2) Ketentuan mengenai penyelesaian kerugian daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 212 berlaku secaramutatis mutandis terhadap penggantian kerugian.

(3) Tata cara penggantian kerugian daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

BAB XIIIINFORMASI KEUANGAN DAERAH

Pasal 2 14

(1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan informasikeuangan daerah dan diumumkan kepada masyarakat.

(2) Informasi keuangan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) paling sedikit memuat informasi penganggaran,pelaksanaan anggaran, dan laporan keuangan.

(3) Informasi keuangan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) digunakan untuk:a. membantu Kepala Daerah dalam menJrusun anggaran

daerah dan laporan Pengelolaan Keuangan Daerah;b. membantu Kepala Daerah dalam merumuskan

kebijakan Keuangan Daerah;c. membantu Kepala Daerah dalam melakukan evaluasi

Kinerja Keuangan Daerah;d. menyediakan statistik keuangan Pemerintah Daerah;e. mendukung keterbukaan informasi kepada

masyarakat;

f. mendukung...

Page 139: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-139-

f. mendukung penyelenggaraan sistem informasikeuangan daerah; dan

g. melakukan evaluasi Pengelolaan Keuangan Daerah.

(4) Informasi keuangan daerah sebagaimana dimaksud padaayat (2) harus mudah diakses oleh masyarakat dan wajibdisampaikan kepada Menteri dan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

Pasal 2 15

(1) Kepala Daerah yang tidak mengumumkan informasikeuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 214dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Dalam rangka menyediakan statistik keuanganPemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal2L4 ayat (3) huruf d, Pemerintah Daerah provinsimelakukan konsolidasi laporan keuangan PemerintahDaerah kabupatenlkota di lingkup Daerah provinsi.

(3) Laporan konsolidasi sebagaimana dimaksud pada ayat {2)disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Menteriyang ditetapkan setelah berkoordinasi dengan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

BAB XIV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 216

(1) Pembinaan dan pengawasan Pengelolaan KeuanganDaerah secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri.

(2) Pembinaan

Page 140: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-L40-

(2) Pembinaan dan pengawasan Pengelolaan KeuanganDaerah dilaksanakan oleh:a. Menteri bagi Pemerintah Daerah provinsi;b. gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi

Pemerintah Daerah kabupaten/kota; danc. Kepala Daerah bagi perangkat daerah.

Pasal217(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216

dilakukan dalam bentuk fasilitasi, konsultansi, pendidikandan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216dilakukan dalam bentuk audit, reviu, evaluasi,pemantauan, bimbingan teknis, dan bentuk pengawasanlainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 218

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalamPasal 216 dan Pasal 217 dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 2 19

(1) Untuk mencapai Pengelolaan Keuangan Daerah yangekonomis, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,Kepala Daerah wajib menyelenggarakan sistempengendalian internal atas pelaksanaan KegiatanPemerintahan Daerah.

(2) Penyelenggaraan sistem pengendalian internalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 22O

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan DBH,DAU, dan DAK dalam APBD dilakukan dengan carasupervisi, pemantauan, dan pengevaluasian.

(2) Supervisi...

Page 141: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t4t-(2) Supervisi, pemantauan dan pengevaluasian penggunaan

DBH, DAU, dan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertujuan untuk:a. memastikan bahwa DBH sudah dimanfaatkan secara

optimal untuk membiayai Urusan Pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah dan sesuai denganprioritas daerah termasuk Urusan Pemerintahantertentu yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. memastikan bahwa DAU sudah dimanfaatkan secaraoptimal untuk membiayai Urusan Pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah terutama untukpenyediaan pelayanan publik sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan

c. memastikan bahwa DAK sudah dimanfaatkan secaraoptimal untuk membiayai Urusan Pemerintahan padaKegiatan khusus yang menjadi kewenangan daerahdan sesuai dengan prioritas nasional pada tahunanggaran berkenaan.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan supervisi,pemantalran, dan pengevaluasian sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri setelahmemperoleh pertimbangan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

Pasal221

(1) Dalam rangka pelaksanan pembinaan dan pengawasanterhadap pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah,Menteri menetapkan pedoman teknis PengelolaanKeuangan Daerah.

(2) Pedoman teknis Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setelahberkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang keuangan.

Pasal 222 .

Page 142: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t42-

Pasal 222

(1) Pemerintah Daerah menerapkan sistem pemerintahanberbasis elektronik dalam Pengelolaan Keuangan Daerah.

(2) Penerapan sistem pemerintahan berbasis elektroniksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukansecara bertahap disesuaikan dengan kondisi dan/ataukapasitas Pemerintah Daerah paling lambat 3 (tiga) tahunsetelah ditetapkan Peraturan Pemerintah ini.

(3) Pemerintah Daerah wajib menerapkan sistempemerintahan berbasis elektronik di bidang PengelolaanKeuangan Daerah secara terintegrasi paling sedikitmeliputi:a. penJrusunan Program dan Kegiatan dari rencana kerja

Pemerintah Daerah;b. penyusunan rencana kerja SKPD;c. penJrusunan anggaran;d. pengelolaan Pendapatan Daerah;e. pelaksanaan dan penatausahaan Keuangan Daerah;f. akuntansi dan pelaporan; dang. pengadaan barang danjasa.

(4) Dalam hal Pemerintah Daerah tidak menerapkan sistempemerintahan berbasis elektronik di bidang PengelolaanKeuangan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan melakukan penundaan dan/ataupemotongan Dana Transfer Umum sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan atas usulanMenteri.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pelaksanaanpenerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik dibidang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimanadimaksud pada ayal (2) diatur dengan Peraturan Menterisetelah berkoordinasi dengan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

BAB XV

Page 143: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t43-

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 223

Pada saat peraturan pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor l4O, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4578) dicabut dan dinyatakantidak berlaku.

Pasal 224

(1) Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor

58 Tahun 2OO5 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

L4O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor +578) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang

tidak bertentangan dengan ketentuan dalam PeraturanPemerintah ini.

(2) Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah iniharus ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun terhitungsejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.

Pasal 225

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar

Page 144: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PR ESID E NREPUBLIK INDONESIA

-t44-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 6 Maret 2Ol9

PRESIDEN REPUBLTK TNDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 12 Maret 2OL9

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 42

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIAAsisten Deputi Bidang Pemerintahan DalamNegeri Daerah, Deputi Bidang

-undangan,

ttd

ttd

EulY*

tuti Sukardi

Page 145: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2019

TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

I. UMUM

Terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentangPemerintahan Daerah yang menggantikan Undang-Undang Nomor 32Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah merupakan dinamika dalamperkembangan Pemerintahan Daerah dalam rangka menjawabpermasalahan yang terjadi pada Pemerintahan Daerah. Perubahankebijakan Pemerintahan Daerah yang diatur dalam Undang-UndangNomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah telah memberikandampak yang cukup besar bagi berbagai peraturan perundang-undanganyang mengatur mengenai Pemerintahan Daerah, termasuk pengaturanmengenai Pengelolaan Keuangan Daerah.

Selain mendasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah, pengaturan mengenai PengelolaanKeuangan Daerah juga mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya, yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentangKeuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentangPerbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 tahun 2OO4 tentangPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, danUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah inidisusun untuk menyempurnakan pengaturan Pengelolaan KeuanganDaerah yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58Tahun 2OO5 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, berdasarkanidentifikasi masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah yang terjadidalam pelaksanaannya selama ini. Penyempurnaan pengaturan tersebutjuga dilakukan untuk menjaga 3 (tiga) pilar tata Pengelolaan KeuanganDaerah yang baik, yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif.

Berdasarkan. . .

Page 146: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Berdasarkan uraian penjelasan di atas maka Peraturan Pemerintahini mencakup pengaturan mengenai perencanaan dan penganggaran,pelaksanaan dan penatausahaan, dan pertanggungjawaban keuanganDaerah, dengan penjelasan sebagai berikut:

a Perencanaan dan Penganggaran

Proses perencanaan dan penganggaran dalam Pemerintahan Daerahmenggunakan pendekatan Kinerja. Pendekatan ini lebih menggeserpenekanan penganggaran dari yang berfokus kepada pos

belanja/pengeluaran pada Kinerja terukur dari aktivitas dan Programkerja. Terdapatnya tolak ukur dalam pendekatan ini akanmempermudah Pemerintah Daerah dalam melakukan pengukuranKinerja dalam pencapaian tujuan dan Sasaran pelayanan publik.Karakteristik dari pendekatan ini adalah proses untukmengklarifikasikan anggaran berdasarkan Kegiatan dan jugaberdasarkan unit organisasi. Anggaran yang telah terkelompokkandalam Kegiatan akan memudahkan pihak yang berkepentinganuntuk melakukan pengukuran Kinerja dengan cara terlebih dahulumembuat indikator yang relevan.

Peraturan Pemerintah ini menentukan proses pen5rusunan APBD,

dimulai dari pembuatan KUA dan PPAS, kemudian dilanjutkanpembuatan RKA SKPD oleh masing-masing SKPD. RKA SKPD inikemudian dijadikan dasar untuk membuat rancangan Perda tentangAPBD dan rancangan Perkada tentang penjabaran APBD. RancanganPerda dan rancangan Perkada yang telah disusun oleh Kepala Daerahkemudian diajukan kepada DPRD untuk dibahas sehingga tercapaikesepakatan bersama. Rancangan Perda dan rancangan Perkadatersebut kemudian diajukan kepada gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat untuk kabupaten/kota atau Menteri untukprovinsi guna dievaluasi. Hasil evaluasi yang menyatakan rancanganPerda dan rancangan Perkada sudah sesuai dengan dokumen yangmendukung, dijadikan dasar oleh Kepala Daerah untuk menetapkanrancangan Perda menjadi Perda tentang APBD dan rancanganPerkada menjadi Perkada tentang penjabaran APBD.

Indikator . . .

Page 147: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

b

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-3-

Indikator Kinerja dalam APBD sudah dimasukkan dalam format RKA,namun dalam proses pembahasan anggaran yang terjadi selama inidi Pemerintahan Daerah lebih fokus pada jumlah uang yangdikeluarkan dibandingkan Keluaran (outpufl dan Hasil (outcome) yangakan dicapai. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwapenganggaran pendekatan Kinerja lebih fokus pada Keluaran (output)dan Hasil (outcome) dari Kegiatan.

Hal ini terjadi akibat kurangnya informasi tentang Keluaran (outpuQdan Hasil (outcome) dalam dokumen penganggaran yang ada. Olehkarena itu, Peraturan Pemerintah ini menyempurnakan pengaturanmengenai dokumen penganggaran, yaitu adanya unsur Kinerja dalamsetiap dokumen penganggaran yang diharapkan mampumeningkatkan kualitas penganggaran berbasis Kinerja sertamewujudkan sinkronisasi antara perencanaan dan penganggaranyang selama ini masih belum tercapai.

Pelaksanaan dan Penatausahaan

Proses pelaksanaan anggaran merupakan proses yang terikat denganbanyak peraturan perundang-undangan yang juga sudah banyakmengalami perubahan, maka Peraturan Pemerintah ini disusundalam rangka melakukan penyesuaian dengan perkembangan yangterjadi.

Proses pelaksanaan dan penatausahaan dalam praktiknya juga harusmemperhitungkan Kinerja yang sudah ditetapkan dalam APBD.Proses ini harus sejalan dengan indikator Kinerja yang sudahdisepakati dalam dokumen APBD. Dengan demikian, anggaran yangdirencanakan bisa sejalan sebagaimana mestinya dan jumtahkesalahan dalam proses pelaksanaan dan penatausahaan bisadiminimalisir.

Peraturan Pemerintah ini juga mempertegas fungsi verifikasi dalamSKPD, sehingga pelimpahan kewenangan penerbitan SPM kepadaSKPD atau Unit SKPD yang merupakan wujud dari pelimpahantanggung jawab pelaksanaan anggaran belanja dapat sesuai dengantujuan awal yaitu penyederhanaan proses pembayaran di SKPKD.

Peraturan

Page 148: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-4-

c

Peraturan Pemerintah ini juga mengembalikan tugas dan wewenang

bendahara sebagai pemegang kas dan juru bayar yang sebagian

fungsinya banyak beralih kepada Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan(PPTK). Pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otorisasi,pihak yang menyimpan uang, dan pihak yang melakukan pencatatanjuga menjadi fokus Peraturan Pemerintah ini. Pemisahan inidilakukan untuk mencegah terjadinya kecurangan selama

Pengelolaan Keuangan Daerah serta meningkatkan kontrol internalPemerintah Daerah.

Proses pelaksanaan dan penatausahaan ini harus meningkatkankoordinasi antar berbagai pihak dalam penJrusunan laporankeuangan berbasis akrual. Dokumen pelaksanaan danpenatausahaan juga harus mengalir sehingga bisa mendukungpencatatan berbasis akrual. Basis akrual ini merupakan basis yangbaru untuk Pemerintah Daerah sehingga dukungan dan kerja samadari berbagai pihak di Pemerintahan Daerah diperlukan untukmenciptakan kesuksesan penerapan basis akuntasi akrual.

Pertanggungiawaban Keuangan Daerah

Pertanggungiawaban Keuangan Daerah diwujudkan dalam bentuklaporan keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan wujuddari penguatan transparansi dan akuntabilitas. Terkait denganpertanggungiawaban Keuangan Daerah, setidaknya ada 7 (tujuh)laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah yaitu,neraca, laporan realisasi anggaran, laporan operasional, laporanperubahan saldo anggaran lebih, laporan perubahan ekuitas, laporanarus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Penambahan jumlah laporan keuangan yang harus dibuat olehPemerintah Daerah merupakan dampak dari penggunaan akuntansiberbasis akrual. Pemberlakuan akuntansi berbasis akrual inimerupakan tantangan tersendiri bagi setiap Pemerintah Daerahkarena akan ada banyak hal yang dipersiapkan oleh PemerintahDaerah salah satunya yaitu sumber daya manusia.

Selain

Page 149: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Selain berbentuk laporan keuangan, pertanggungjawaban Keuangan

Daerah juga berupa laporan realisasi Kinerja. Melalui laporan ini,masyarakat bisa melihat sejauh mana Kinerja Pemerintah

Daerahnya. Selain itu, laporan ini juga sebagai alat untuk menjaga

sinkronisasi dari proses perencanaan hingga pertanggungjawaban

yang dilakukan Pemerintah Daerah. Melalui laporan ini Pemerintah

Daerah bisa melihat hal yang harus diperbaiki untuk kepentingan

proses penganggararl dan perencanaan di tahun berikutnya.

Selanjutnya, berdasarkan prinsip, asas, dan landasan umumpen)rusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan danpertanggungiawaban Keuangan Daerah yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah ini, Pemerintah Daerah diharapkan mampu menciptakan

sistem Pengelolaan Keuangan Daerah yang sesuai dengan keadaan dankebutuhan setempat dengan tetap menaati peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi serta meninjau sistem tersebut secara terus

menerus dengan tujuan mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah yang

efektif, efisien, dan transparan.

il. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "tertib" adalah Keuangan Daerahdikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukungdengan bukti administrasi yang dapatdipertanggungjawabkan.

Yang. . .

Page 150: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-6-

Yang dimaksud dengan "efisien" adalah pencapaian Keluaranyang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaanmasukan terendah untuk mencapai Keluaran tertentu.

Yang dimaksud dengan "ekonomis" adalah perolehanmasukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkatharga yang terendah.

Yang dimaksud dengan "efektif' adalah pencapaian HasilProgram dengan Sasaran yang telah ditetapkan, yaitu dengancara membandingkan Keluaran dengan Hasil.

Yang dimaksud dengan "transparan" adalah prinsipketerbukaan yang memungkinkan masyarakat untukmengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnyatentang Keuangan Daerah.

Yang dimaksud dengan "bertanggung jawab" adalahperwujudan kewajiban seseorang atau satuan kerja untukmempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendaliansumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakankepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telahditetapkan.

Yang dimaksud dengan "keadilan" adalah keseimbangandistribusi kewenangan dan pendanaannya.

Yang dimaksud dengan "kepatutan" adalah tindakan atausuatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.

Yang dimaksud dengan "manfaat untuk masyarakat" adalahKeuangan Daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhanmasyarakat.

Yang dimaksud dengan "taat pada ketentuan peraturanperundang-undangan" ada-lah Pengelolaan Keuangan Daerahharus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat(3) ...

Page 151: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7

Ayat (3)

Cukup jelas.4Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (a)

Huruf aYang dimaksud dengan "koordinator" adalah terkaitdengan peran dan fungsi sekretaris daerah membantuKepala Daerah dalam menJrusun kebijakan danmengoordinasikan penyelenggaraan UrusanPemerintahan daerah termasuk Pengelolaan KeuanganDaerah.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (5)

Cukup je1as.

Ayat (6)

Cukup jelas.5

Cukup jelas.6

Cukup jelas.7

Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (21

Huruf aCukup jelas.

Huruf b. . .

Page 152: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Kewenangan pemungutan pajak daerahdipisahkan dari kewenangan SKPKD sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

Huruf fCukup je1as.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Pasal 8Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

dapatdengan

Huruf e. . .

Page 153: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-9-

Huruf e

Cukup jelas.Huruf f

Cukup jelas.Huruf g

Cukup jelas.Huruf h

Cukup jelas.Huruf i

Yang dimaksud dengan "melaksanakan PemberianPinjaman Daerah atas nama Pemerintah Daerah" adalahhanya terkait eksekusi Pemberian Pinjaman Daerahbukan kebijakan Pemberian Pinjaman Daerah.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g. . .

Page 154: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-10-

Huruf gCukup je1as.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iYang dimaksud dengan "mengelola Utang dan PiutangDaerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yangdipimpinnya" adalah sebagai akibat yang ditimbulkandari pelaksanaan DPA SKPD.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Huruf ICukup jelas.

Huruf mCukup jelas.

Huruf nCukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.Pasal 1 1

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Unit SKPD" termasuk unit pelaksanateknis daerah.

Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup je1as.

Ayat (a)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 12

Page 155: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Pasal 12

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "PA/KPA dalam melaksanakanKegiatan menetapkan pejabat pada SKPD/Unit SKPD selakuPPTK" adalah PA/KPA menetapkan PPTK melalui usulanatasan langsung pejabat yang bersangkutan.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "membantu tugas" adalah tugas yangditentukan oleh PA/KPA dalam rangka melaksanakantindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Bebananggaran belanja yang melaksanakan anggaran SKPD yangdipimpinnya, yaitu:a. mengendalikan pelaksanaan Kegiatan;

b. melaporkan perkembangan pelaksanaan Kegiatan;

c. menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaananggaran atas Beban pengeluaran pelaksanaan Kegiatan;dan

d. melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuaidengan ketentuan peraturan perulndang-undangan yangmengatur pengadaan barang/jasa.

Ayat (3)

Cukup jelas.Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18. . .

Page 156: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-12-

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 2O

Cukup jelas.

Pasal 2 1

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "fungsi otorisasi" adalah anggaralldaerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan danbelanja pada tahun berkenaan.

Yang dimaksud dengan "fungsi perencanaarr" adalahanggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalammerencanakan Kegiatan pada tahun berkenaan.

Yang dimaksud dengan "fungsi pengawasan" adalah anggarandaerah menjadi pedoman untuk menilai apakah Kegiatanpenyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai denganketentuan yang telah ditetapkan.

Yang dimaksud dengan "fungsi alokasi" adalah anggarandaerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangankerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumberdaya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitasperekonomian.

Yang

Page 157: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-13-

Yang dimaksud dengan "fungsi distribusi" adalah kebijakananggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dankepatutan.

Yang dimaksud dengan "fungsi stabilisasi" adalah anggaranPemerintah Daerah menjadi alat untuk memelihara danmengupayakan keseimbangan fundamental perekonomianDaerah.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 24

Ayat

Ayat

Ayat

Ayat

Ayat

Ayat

Ayat

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

(1)

Cukup jelas.

(2)

Cukup je1as.

(3)

Cukup jelas.

(4)

Cukup jelas.

(s)

Cukup je1as.

(6)

Cukup jelas.

(7)

Yang dimaksud dengan "dianggarkan secara bruto" adalahjumlah Pendapatan Daerah yang dianggarkan tidak bolehdikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangkamenghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangidengan bagian Pemerintah Pusat lDaerah lain dalam rangkabagi hasil.

Pasal27

Page 158: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t4-

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "ekuitas" adalah selisih antara asetlancar dengan kewajiban jangka pendek.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup je1as.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat(2)...

Page 159: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-15-

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan "pajak bumi dan bangunan"adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan/ataubangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/ataudimanfaatkan di kawasan yang digunakan untukkegiatan usaha, antara lain perkebunan, perhutanan,dan pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Page 160: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t6-

Pasal 44

Pendapatan bagi hasil merupakan bagi hasil pajak kendaraanbermotor yang dibagikan oleh Daerah provinsi kepada Daerahkabupaten/ kota di wilayahnya.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Huruf aHibah baik dalam bentuk devisa, rupiah, barang, dan/ataujasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perludibayar kembali.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Pasal 47

Hibah termasuk sumbangan dari pihak ketiga/sejenis yang tidakmengikat, tidak berdasarkan perhitungan tertentu, dan tidakmempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajibankepada penerima maupun pemberi serta tidak menyebabkanekonomi biaya tinggi.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "alokasi belanja" sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan antara lainbesaran alokasi belanja untuk fungsi pendidikan, anggarankesehatan, dan insfrastruktur.

Ayat(21 ...

Page 161: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t7-

Ayat (2)

Cukup Jelas.

Ayat (3)

Cukup Jelas.

Pasal 51

Ayat (1)

Cukup Jelas.

Ayat (2)

Cukup Jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "standar harga satuan regional"adalah harga satuan barang dan jasa yang ditetapkan denganmempertimbangkan tingkat kemahalan regional.

Penetapan harga satuan regional dilakukan denganmemperhatikan tingkat kemahalan regional yang berlaku disuatu Daerah.

Ayat (a)

Standar harga satuan pada masing-masing Daerah dapatmemperhatikan tingkat kemahalan yang berlaku di suatuDaerah.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55. . .

Page 162: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Pasal 55Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "belanja modal" antara lainberupa belanja modal tanah, belanja modal peralatandan mesin, belanja modal gedung dan bangunan,belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetaplainnya.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (a)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Pasal 56

Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "belanja pegawai" antara lainberupa gaji dan tunjangan, tambahan penghasilanPegawai ASN, belanja penerimaan lainnya pimpinan dananggota DPRD serta Kepala Daerah/wakil KepalaDaerah, insentif pemungutan pajak daerah dan retribusidaerah, dan honorarium.

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf d. . .

Page 163: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-19-

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (a)

Cukup jelas.Pasal 57

Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "Pegawai ASN" adalah profesi bagipegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah denganperjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

Ayat (3)

Cukup jelas.Pasal 58

Ayat (1)

Persetujuan DPRD dilakukan bersamaan denganpembahasan KUA.

Ayat (2)

Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja diberikankepada Pegawai ASN yang dibebani pekerjaan untukmenyelesaikan tugas yang dinilai melampaui beban kerjanormal.

Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugasdiberikan kepada Pegawai ASN yang dalam melaksanakantugasnya berada di Daerah memiliki tingkat kesulitan tinggidan Daerah terpencil.

Tambahan .

Page 164: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUELIK INDONESIA

-20-

Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerja diberikankepada Pegawai ASN yang dalam melaksanakan tugasnyaberada pada lingkungan kerja yang memiliki resiko tinggi.

Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesidiberikan kepada Pegawai ASN yang dalam mengemban tugasmemiliki keterampilan khusus dan langka.

Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja diberikankepada Pegawai ASN yang memiliki prestasi kerja yang tinggidan/atau inovasi.

Tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan objektiflainnya diberikan kepada Pegawai ASN sepanjangdiamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (a)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelasPasal 59

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "belanja barang dan jasa" antara lainberupa belanja barang pakai habis, bahan/material, jasakantor, jasa asuransi, perawatan kendaraan bermotor,cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir,sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapandan pera-latan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinasdan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-haritertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas,pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultansi, jasaketersediaan pelayanan (auailability pagmenQ, lain-lainpengadaan barang/jasa, belanja lainnya yang sejenis, belanja

barang. . .

Page 165: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-2t-

barang dan/atau jasa yang diserahkan kepadamasyarakat/pihak ketiga, belanja barang dan/atau jasa yangdijuat kepada masyarakat atau pihak ketiga, belanja beasiswapendidikan PNS, belanja kursus, pelatihan, sosialisasi danbimbingan teknis PNS, dan belanja pemberian uang yangdiberikan kepada pihak ketiga/ masyarakat.

Yang dimaksud dengan "barangfjasa yang akan diserahkanatau dijual kepada masyarakat/pihak ketiga" adalahbarang/jasa yang terkait dengan pencapaian Sasaranprioritas Daerah yang tercantum dalam RPJMD.

Ayat (2)

Cukup je1as.

Pasal 60

Yang dimaksud dengan "belanja bunga" antara lain berupa belanjabunga utang pinjaman dan belanja bunga utang obligasi.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Ayat (1)

Pemberian hibah didasarkan atas usulan tertulis yangdisampaikan kepada Kepala Daerah.

Pemberian hibah juga berupa pemberian bantuan keuangankepada partai politik yang mendapatkan kursi di DPRDprovinsi dan DPRD kabupaten/kota sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup Jelas.

Pasal64...

Page 166: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-22-

Pasal 64

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "belanja modal" antara lain berupabelanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin,belanja modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan,irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "tujuan tertentu lainnya" adalahdalam rangka memberikan manfaat bagi pemberi dan/ataupenerima bantuan keuangan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 68. . .

Page 167: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Pasal 68Ayat (1)

Keperluan mendesak sesuai dengan karakteristik masing-masing Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang KeuanganNegara.

Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Pasal 69

Cukup jelas.Pasal 70

Cukup je1as.

Pasal 71

Cukup jelas.Pasal72

Cukup jelas.Pasal 73

Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "bukti penerimaan" seperti dokumenle1ang, akta jual beli, nota kredit, dan dokumen sejenislainnya.

Pasal 74Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Cukup jelas.

Pasal 77

Cukup jelas.Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal79...

Page 168: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Pasal 79

Cukup jeIas.

Pasal 80Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas.Pasa] 82

Cukup jelas.Pasal 83

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "surplus APBD" adalah selisih lebihantara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.Yang dimaksud dengan "defisit APBD" adalah selisih kurangantara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.

Ayat (2)

Cukup Jelas.Ayat (3)

Cukup Jelas.Pasal 84

Huruf aYang dimaksud dengan "pembayaran cicilan pokok Utangyang jatuh tempo" adalah pembayaran pokok Utang yangbelum cukup tersedia anggaran dalam pengeluaranPembiayaan sesuai dengan perjanjian.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.Pasal 85

Cukup jelas.

Pasal 86. . .

Page 169: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-25-

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Cukup je1as.

Pasal 88

Cukup jelas.

Pasal 89

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pedoman pen5rusunan APBD antara lain memuat:a. kebijakan penJrusunan APBD;

b. teknik penJrusunan APBD; danc. hal khusus lainnya.

Ayat (3)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup je1as.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fStrategi pencapaian memuat langkah konkret dalammencapai target.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 90

Cukup jelas.

Pasal 91

Page 170: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Pasal 91

Kepala Daerah menyampaikan Rancangan Perda tentang APBDberdasarkan RKA SKPD yang disusun dengan mengacu pada RKPD,rancangan KUA, dan rancangan PPAS yang disusun oleh KepalaDaerah.

Pasal 92Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aKegiatan Tahun Jamak mengacu pada Program yangtercantum dalam RPJMD.

Huruf bYang dimaksud dengan "pekerjaan atas pelaksanaanKegiatan yang menurut sifatnya harus tetapberlangsung pada pergantian tahun anggaran" arttaraIain penanaman benih/bibit, penghijauan, pelayananperintis laut/udara, makanan dan obat di rumah sakit,pelayanan pembuangan sampah, dan pengadaan jasapelayanan kebersihan (cleaning seruice).

Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (a)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.Pasal 93

Ayat (1)

Untuk kesinambungan penJrusunan RKA SKPD, kepala SKPDmengevaluasi hasil pelaksanaan Program dan Kegiatan 2(dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semesterpertama tahun anggaran berjalan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat(3) ...

Page 171: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 94

Cukup jelas.

Pasal 95

Ayat (1)

Pen5rusunan RKA SKPD dengan pendekatan KerangkaPengeluaran Jangka Menengah dilakukan secara bertahapdisesuaikan dengan kebutuhan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup je1as.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 96

Cukup jelas.

Pasal 97

Cukup jelas.

Pasal 98

Cukup jelas.

Pasal 99

Cukup jelas.

Pasal 1OO

Cukup jelas.

Pasal 101

Cukup jelas.

Pasal 102

Page 172: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PasaI

Pasal

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-28-

to2Ayat (1)

Rancangan Perda tentang APBD memuat informasi Kinerjaberdasarkan Sasaran capaian Kinerja dan indikator Kinerjamasing-masing Program dan Kegiatan.

Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (a)

Cukup jelas.103

Cukup jelas.t04

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "penjelasan dan dokumenpendukung" antara lain nota keuangan, RKPD, KUA danPPAS.

Ayat (2)

Cukup jelas.105

Cukup jelas.106

Cukup jelas.L07

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "angka APBD tahun anggaransebelumnya" adalah pagu jumlah pengeluaran APBD yangditetapkan dalam perubahan APBD tahun sebelumnya.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "belanja yang bersifat mengikat"adalah belanja yang dibutuhkan secara terus menerus danharus dialokasikan oleh Pemerintah Daerah dengan jumlahyang cukup untuk keperluan setiap bulan dalam tahunanggaran berkenaan, seperti belanja pegawai, dan belanjabarang dan jasa.

Yang

Page 173: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

Pasal

Pasal

PasaI

Pasal

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-29-

Yang dimaksud dengan "belanja yang bersifat wajib" adalahbelanja untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhanpendanaan Pelayanan Dasar masyarakat antara lainpendidikan, kesehatan, melaksanakan kewajiban kepadapihak ketiga, kewajiban pembayaran pokok pinjaman, bungapinjaman yang telah jatuh tempo, dan kewajiban lainnyasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (3)

Cukup jelas.108

Cukup jelas.109

Cukup jelas.110

Cukup jelas.111

Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (21

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelasAyat (a)

Yang dimaksud dengan "menguji kesesuaian" adalah untukmenilai kesesuaian Program dalam rancangan Perda tentangAPBD dengan Perda tentang RPJMD dan menilaipertimbangan yang digunakan dalam menentukan Kegiatanyang ada dalam RKPD, KUA dan PPAS, serta menilaikonsistensi antara rancangan Perda tentang APBD denganKUA dan PPAS.

Ayat (s)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat(71 ...

Page 174: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Pasal 1 12

Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (a)

Yang dimaksud dengan "menguji kesesuaian" adalah untukmenilai kesesuaian Program dalam rancangan Perda tentangAPBD dengan Perda tentang RPJMD dan menilaipertimbangan yang digunakan dalam menentukan Kegiatanyang ada dalam RKPD, KUA dan PPAS, serta menilaikonsistensi antara rancangan Perda tentang APBD denganKUA dan PPAS.

Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.Ayat (71

Cukup jelas.Ayat (8)

Cukup jelas.Ayat (9)

Cukup jelas.Pasal 1 13

Cukup jelas.Pasal 1 14

Cukup jelas.Pasal 115. . .

Page 175: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

Pasal I 15

Cukup jelas.

Pasal 1 16

Cukup jelas.

Pasal 117

Cukup jelas.

Pasal 1 18

Cukup jelas.

Pasal 1 19

Cukup jelas.

Pasal 120

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Contoh Penerimaan dan Pengeluaran Daerah yang tidakdilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah, antara lainsumber penerimaan yang berasal dari Pembiayaan pinjamandan/atau hibah luar negeri tidak harus dilakukan melaluiRekening Kas Umum Daerah namun tetap harus dibukukandalam Rekening Kas Umum Daerah.

Pasal 121

Cukup jelas.

Pasal 122

Cukup jelas.

Pasal 123

Cukup jelas.

Pasal 124

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "dokumen lain yang dipersamakandengan SPD" antara lain keputusan tentang pengangkatanpegawai.

Ayat(3) ...

Page 176: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

Ayat (3)

Cukup jelas.

r25Cukup jelas.

L26

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "bank umum yang sehat" adalahbank umum di Indonesia yang aman/sehat sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang mengaturmengenai perbankan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

r27Cukup jelas.

r28Cukup jelas.

t29Cukup jelas.

130

Cukup jelas.131

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "mendepositokan" adalahpenempatan deposito dilakukan pada bank umum diIndonesia yang aman/sehat sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang mengatur mengenaiperbankan dan tidak melampaui tahun anggaran berkenaan.

Ayat (2)

Cukup jelas.r32

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat(21 ...

Page 177: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-33-

Ayat (2)

Rencana penerimaan dana hanya diberlakukan bagi SKPDyang memiliki tugas dan fungsi pendapatan.

Ayat (3)

Cukup jelas.133

Cukup jelas.t34

Cukup jelas.135

Cukup je1as.

136

Cukup jelas.r37

Cukup jelas.138

Cukup jelas.139

Cukup jelas.t40

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "Penerimaan Daerah yang sifatnyaberulang" adalah penerimaan yang setiap tahun rutindianggarkan, seperti pendapatan pajak, pendapatan retribusi,dan lainnya.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "Penerimaan Daerah yang sifatnyatidak berulang" ada-lah penerimaan yang tidak setiap tahundianggarkan, seperti pendapatan tuntutan ganti rugi,pendapatan penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,dan lainnya.

Ayat (3)

Cukup jelas.L4L

Cukup jelas.

Pasall42...

Page 178: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-34-

r42Cukup jelas.

t43Cukup jelas.

t44Cukup jelas.

L45

Cukup Jelas.

t46Cukup jelas.

t47Cukup jelas.

t48Cukup jelas.

t49Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "perintah pembayaran" adalahperintah membayarkan dari PA/KPA.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 150. . .

Page 179: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PasaI

PasaI

Pasal

Pasal

Pasal

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-35-

150

Cukup jelas.151

Cukup jelas.t52

Cukup jelas.153

Cukup jelas.154

Cukup jelas.155

Cukup jelas.156

Cukup jelas.t57

Cukup jelas.158

Cukup jelas.159

Cukup jelas.160

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "prognosis" adalah prakiraan danpenjelasannya yang akan direalisir dalam 6 (enam) bulanberikutnya berdasarkan realisasi.

Ayat (2)

Cukup jelas.161

Cukup jelas.t62

Cukup jelas.163

Cukup jelas.L64

Cukup jelas.Pasal 165. . .

Page 180: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-36-

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

165

Cukup jelas.t66

Cukup jelas.t67

Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "lebih besar dari 50% (lima puluhpersen)" adalah batas persentase minimal selisih (gap)

kenaikan antara pendapatan dan belanja dalam APBD.Ayat (3)

Cukup jelas.168

Cukup jelas.

r69Cukup jelas.

L70Cukup je1as.

t7lCukup jelas.

172

Cukup jelas.173

Cukup jelas.

L74

Cukup jelas.t75

Cukup jelas.L76

Cukup jelas.177

Yang dimaksud dengan "penjelasan dan dokumen pendukung"antara lain nota keuangan, perubahan RKPD, dan perubahan KUAdan PPAS.

Pasal 178...

Page 181: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

L78

Cukup jelas.

t79Cukup jelas.

180

Cukup jelas.

181

Cukup jelas.

L82

Cukup jelas.

183

Cukup jelas.

r84Cukup jelas.

185

Cukup jelas.

186

Cukup jelas.

L87

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Huruf aYang dimaksud dengan "laporan realisasi artggararr"

adalah laporan yang menggambarkan perbandinganantara anggaran dengan realisasinya dalam 1 (satu)

periode pelaporan sesuai struktur APBD yangdiklasifikasikan ke dalam kelompok, jenis, obyek danrincian obyek pendapatan, belanja dan Pembiayaan.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf d. . .

Page 182: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-38-

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.Huruf f

Cukup jelas.Huruf g

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.

188

Cukup jelas.189

Cukup jelas.190

Cukup jelas.191

Cukup jelas.t92Cukup jelas.

193

Cukup jelas.L9+

Cukup jelas.195

Cukup jelas.

t96Cukup jelas.

L97

Cukup jelas.

198

Cukup jelas.

t99Cukup jelas.

Pasal2OO...

Page 183: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-39-

Pasal 200

Cukup jelas.

Pasal 201

Investasi dilakukan sepanjang memberi manfaat bagi peningkatanPendapatan Daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat,peningkatan pelayanan masyarakat, dan/atau tidak mengganggulikuiditas Keuangan Daerah.

Pasal 2O2

Cukup jelas.

Pasal 203

Cukup jelas.

Pasal 204

Cukup jelas.

Pasal 205

Cukup jelas.

Pasal 206

Huruf aYang dimaksud dengan "penyediaan barang danlatau jasalayanan umum" antara lain rumah sakit daerah,penyelenggaraan pendidikan, pelayanan lisensi dandokumen, penyelenggaraan jasa penyiaran publik, danpelayanan jasa penelitian dan pengujian.

Huruf bYang dimaksud dengan "dana khusus untuk meningkatkanekonomi dan/atau layanan kepada masyarakat" antara laindana bergulir, usaha mikro, kecil, menengah, dan tabunganperumahan.

Huruf cCukup jelas.

Pasal 2O7

Cukup jelas.

Pasal 208Cukup jelas.

Pasal 209

Page 184: PEMEzuNTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT … · sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut Utang adalah jumlah

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-40-

Pasal 209Cukup jelas.

Pasal 2 1O

Cukup jelas.Pasal 21 1

Cukup jelas.Pasal2l2

Cukup jelas.Pasal 2 13

Cukup jelas.Pasal2l4

Cukup jelas.Pasal 215

Cukup jelas.Pasal 216

Cukup jelas.Pasal 217

Cukup jelas.Pasal 2 18

Cukup jelas.Pasal 2 19

Cukup jelas.Pasal 220

Cukup jelas.Pasal22l

Cukup jelas.Pasal 222

Cukup jelas.Pasal 223

Cukup jelas.Pasal 224

Cukup jelas.Pasa] 225

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6322