18
I. Judul : Pemisahan Campuran II. Waktu Percobaan : Senin, 28 November 2011 Jam 13.00 III. Selesai Percobaan : Senin, 28 November 2011 Jam 15.00 IV. Tujuan Percobaan : - Memisahkan Zat padat dari Zat cair, dan - Memisahkan Zat padat dari Zat padat V. Tinjauan Pustaka Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mngetahui keberadaan suatu zat dalam (analisis laboratorium). Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat – sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dan air, terlihat ada batas diantara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan alkohol batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk campuran heterogen. Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serba sama, membentuk dua fasa atau lebih dan terdapat batas yang jelas diantara fasa – fasa tersebut. Alkohol dan air membentuk cmapuran homogen. Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh bagiannnya dan membentuk satu fasa. Contoh campuran heterogen : * campuran tepung beras dengan air, * campuran kapur dengan pasir, * campuran serbuk besi dengan karbon. Contoh campuran homogen : * campuran gula atau garam dapur dengan air, * air teh yang sudah disaring, *campuran gas di udara. Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat berwujud padat, cair, dan gas.

pemisahan campuran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pemisahan campuran

I. Judul : Pemisahan Campuran II. Waktu Percobaan : Senin, 28 November 2011 Jam 13.00III. Selesai Percobaan : Senin, 28 November 2011 Jam 15.00IV. Tujuan Percobaan :

- Memisahkan Zat padat dari Zat cair, dan - Memisahkan Zat padat dari Zat padat

V. Tinjauan Pustaka

Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mngetahui keberadaan suatu zat dalam (analisis laboratorium).

Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat – sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dan air, terlihat ada batas diantara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan alkohol batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk campuran heterogen.

Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serba sama, membentuk dua fasa atau lebih dan terdapat batas yang jelas diantara fasa – fasa tersebut. Alkohol dan air membentuk cmapuran homogen. Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh bagiannnya dan membentuk satu fasa. Contoh campuran heterogen :* campuran tepung beras dengan air,* campuran kapur dengan pasir,* campuran serbuk besi dengan karbon.Contoh campuran homogen :* campuran gula atau garam dapur dengan air,* air teh yang sudah disaring,*campuran gas di udara.

Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat berwujud padat, cair, dan gas.

1. Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada paduan logam. Contohnya : Kuningan yang merupakan paduan seng dan tembaga.

2. Larutan berwujud cair. Contohnya : Larutan gula dalam pelarut air.

3. Larutan dalam wujud gas. Contohnya : Udara yang terdiri atas bermacam-macam gas, diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida

Page 2: pemisahan campuran

DASAR PEMISAHAN CAMPURAN

Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :

Perbedaan Ukuran PartikelJika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak

diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan (metode filtrasi). Untuk keperluan ini kita harus menggunakan penyaring dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan disebut hasil penyaringan dan zat pencampurnya akan terhalang dan disebut residu / ampas.

Perbedaan Titik didihUntuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih, kita dapat

melakukannya dengan metode destilasi. Zat yang memiliki titik didih lebih tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya kita mengembunkan uap dari zat tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya ke wadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja, sampai suhu mencapai titik didih zat yang akan kita cari.

Perbedaan KelarutanSuatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat

mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar (pelarut yang memiliki kutub), seperti air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan, kita dapat memisahkan campuran dengan pelarut tertentu.

Perbedaan PengendapanSuatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam larutan yang

berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada pelarutnya akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, kita dapat melakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentasi atau sentrifugsi atau pemusingan. Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang dikombinasi dengan metode filtrasi.

Difusi (bergerak mengalir dan bercampur)Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama

lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis,

Page 3: pemisahan campuran

yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa.

Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan) Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

METODE PEMISAHAN CAMPURAN :

1. Filtrasi / Penyaringan

Filtrasi adalah metode pemisahan zat yang memiliki ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Penyaring akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).

Metode penyaringan dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.

2. Dekantasi

Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi). Contoh : pemisahan campuran air dan pasir

3. Penguapan atau Evaporasi

Penguapan atau Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan sponton menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umunya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konnsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada Evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak, diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

Page 4: pemisahan campuran

4. Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Bahan – bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

5. Kristalisasi

Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.

6. Distilasi

Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.

Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.

7. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

Page 5: pemisahan campuran

8. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

9. Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.  Pada proses pemisahan suatu campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada pula yang dikombinasi lebih dari saru jenis metode.

VI. Cara Kerja

1. Dekantasi

1 Sendok Pasir

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air- Diaduk sampai rata dan dibiarkan mengendap

Pasir mengendap

- Dituangkan larutan bagian atas

Filtrat : Air Residu : Pasir

Page 6: pemisahan campuran

2. Filtrasi

Bubuk Kapur Tulis

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air- Dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring dan corong

Filtrat : Air bening Residu : Bubuk kapur tulis

3. Kristalisasi

Garam Dapur

- Dilarutkan ke dalam gelas kimia berisi air- Disaring menggunakan corong dan kertas saring

Hasil saringan

- Diuapkan dalam cawan penguapan sampai air habis

Filtrat : Kristal garam

Residu : air

Page 7: pemisahan campuran

4. Evaporasi

1 gram CuSO4 . 5H2O

- Dilarutkan kedalam 10 ml air- Diuapkan sampai hampir habis- Didinginkan

Filtrat : Pembentukan Kristal Residu : Uap air berwarna biru

5. Filtrasi dan Evaporasi

1 sendok pasir + 1 sendok garam dapur dan air

- Diaduk sampai larutan homogen- Dipanaskan- Disaring

Air hasil penyaringan

- Dicuci dengan air ± 5 ml 2 – 3 kali

Air hasil cucian

- Dicampur menjadi 1- Diuapkan dalam cawan penguapan sampai air habis

Filtrat : Kristal garam Residu : Air

Page 8: pemisahan campuran

6. Sublimasi

1 gram kapur barus

- Dikotori dengan pasir - Ditutupi dengan menggunakan kaca arloji yang berisi air- Dipanaskan

Zat padat terbentuk

- Didinginkan

Filtrat : Kristal tak berwarna Residu : Zat pewarna dan pasir

VII. Hasil Pengamatan

Jenis Pemisahan Filtrat ResiduDekantasi

Pemisahan antara Pasir ( Zat padat ) dengan air ( Zat cair )

Air berwarna sedikit keruh

Pasir

FiltrasiPemisahan antara bubuk kapur tulis

dengan airAir tak berwarna Bubuk kapur tulis

KristalisasiPemisahan antara garam dengan air

Kristal garam berwarna lebih putih dan butiran –

butiran kristal lebih halus dari kristal garam

sebelum pemisahan

air

EvaporasiPemisahan antara CuSO4 . 5H2O

dengan air

Kristal CuSO4 berwarna hijau

Uap air

Filtrasi dan EvaporasiPemisahan antara garam ( larut

dalam air ) dan pasir ( tidak larut dalam air ) serta air

Terdapat 2 prosesProses I ( Filtrasi )

Air berwarna agak keruh PasirProses II ( Evaporasi )

Kristal garam berwarna lebih putih dan butiran –

butiran kristal lebih halus dari percobaan

nomor 3

Uap air

Page 9: pemisahan campuran

SublimasiPemisahan antara kapur barus

( Naftalena ) dengan pasir( dilanjutkan dengan pendinginan

menggunakan air es )

Kristal Naftalena tak berwarna yang

menempel pada bagian bawah kaca arloji

Pasir,zat pewarna, dan uap air

VIII. Analisis Data

Pada percobaan ke - 1, terdapat filtrat berupa air berwarna sedikit keruh dan residu berupa pasir. Hal ini terjadi karena pasir tidak larut dalam air. Pasir dapat dengan mudah dipisahkan dari air sehingga pemisahan tersebut dilakukan dengan cara mengendapkan pasir lalu menuang air bagian atas. Dari percobaan ini dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan adalah dekantasi, yaitu metode pemisahan campuran dengan cara pengendapan.

Pada percobaan ke - 2, terdapat filrat berupa air jernih dan residu berupa bubuk kapur tulis. Hal tersebut terjadi karena bubuk kapur tulis tidak larut dalam air. Walaupun demikian, bubuk kapur tulis sulit dipisahkan dari air karena ukuran partikelnya kecil dan halus. Pemisahan bubuk kapur tulis dari air dilakukan dengan bantuan kertas saring dan corong sehingga dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan adalah filtrasi, yaitu pemisahan zat padat dari suatu larutan berdasarkan ukuran partikel yang berbeda menggunakan kertas saring.

Pada percobaan ke - 3, terdapat filrat berupa kristal garam berwarna putih dan tidak terdapat residu. Kemudian, tekstur garam lebih halus dari garam sebelum diuapkan. Hal tersebut terjadi karena garam dapat larut dalam air menjadi larutan homogen sehingga pemisahan garam dengan air dilakukan dengan cara menguapkan larutan sampai airnya habis. Dari percobaan ini dapat dikeahui bahwa metode yang dilakukan adalah kristalisasi, yaitu pemisahan bahan padat berbetuk kristal dari suatu larutan atau lelehan.

Pada percobaan ke - 4, terdapat filtrat berupa kristal- krisal CuSO4 bewarna hijau dan terdapat residu berupa uap air. Hal tersebut terjadi karena CuSO4 . 5H2O dapat larut dalam air sehingga pemisahannya dilakukan dengan cara menguapkan larutan sampai volumenya hampir habis. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah evaporasi, yaitu proses penguapan dari liquid (cairan) dengan penambahan panas.

Pada percobaan ke - 5, proses I terdapat filtrat berupa air berwarna agak keruh yang bercampur dengan garam dan residu berupa pasir sedangkan proses II terdapat filtrat berupa kristal garam yang lebih halus dan warnanya lebih putih dari percobaan nomor 3 dan menghasilkan residu berupa uap air. Hal tersebut terjadi karena pasir tidak larut dalam air sedangkan garam dapat larut dalam air. Pemisahan garam dengan air pada percobaan ini hanya menguapkan air sampai airnya hampir habis lalu dibiarkan air menguap sendiri. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah filtrasi dan evaporasi.

Pada percobaan ke - 6, terdapat filrat berupa kristal Naftalena tidak berwarna dan residu berupa pasir, zat pewarna, dan uap air. Hal tersebut terjadi karena pasir tidak dapat menyublim sedangkan kapur barus adalah zat yang mudah menyublim. Pemisahan kapur barus dengan pasir dilakukan dengan memanaskan campuran tersebut dalam cawan penguapan dengan ditutup kaca arloji berisi es . Dari percobaan ini dapat dikeahui bahwa metode yang digunakan adalah sublimasi, yaitu pemisahan komponen yang dapat menyublim dari komponen yang tidak dapat menyublim.

Page 10: pemisahan campuran

IX . Pembahasan

Dalam percobaan pertama yaitu proses pemisahan antara pasir dan air. Pasir adalah salah satu zat padat yang tidak dapat larut dalam air, sehingga cara pemisahan yang digunakan adalah dengan dekantasi. Proses ini dilakukan dengan mengendapkan pasir yang tercampur dengan air. Setelah beberapa menit akan terlihat endapan pasir di bagian bawah gelas kimia, dan air terpisah di bagian atas. Semakin lama waktu yang digunakan untuk mengendapkan pasir tersebut, semakin jernih pula air yang di hasilkan.

Di percobaan yang kedua ini dilakukan pemisahan antara bubuk kapur tulis dengan air. Pemisahan campuran ini menggunakan teknik filtrasi yaitu pemisahan zat padat dari suatu larutan berdasarkan ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan kertas saring. Bubuk kapur tulis akan tersaring di atas kertas saring karena partikel kapur tulis tidak dapat menembus pori –pori kertas saring, sedangkan air dapat melewati kertas saring karena partikel air lebih kecil dari pada pori – pori kertas saring.

Dalam percobaan ketiga dilakukan proses kristalisasi yaitu pemisahan bahan padat berbentuk kristal yaitu garam dengan suatu larutan yang berupa air. Pada percobaan yang ketiga ini dihasilkan kristal garam yang lebih halus dan warna yang lebih putih dari garam sebelum diuapkan. Hal ini terjadi karena pada proses penguapan air yang akan menguap, dan molekul – molekul garam akan menggumpal sehingga akan terbentuk kristal – kristal garam yang lebih murni karena komponen larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.

Dalam percobaan yang keempat dilakukan pemisahan antara CuSO4 . 5H2O berwarna biru yang kemudian menghasilkan kristal CuSO4 berwarna hijau. Hal itu dikarenakan sewaktu proses penguapan kandungan air dalam CuSO4 tidak semuanya menguap sehingga kristal CuSO4

masih berwarna hijau. Ciri – ciri CuSO4 yang mengandung air adalah warnanya yang biru atau hijau. Sebenarnya, warna murni CuSO4 setelah diuapkan adalah putih sedikit kuning.

Pada percobaan yang kelima proses pemisahannya dilakukan dengan proses berturut – turut yaitu filtrasi dan evaporasi. Pertama dilakukan proses pemanasan antara garam yang dicampur dengan pasir yang kemudian dilarutkan dengan air. Fungsi dari pemanasan tersebut agar larutan antara air dan garam semakin homogen. Kemudian dilakukan penyaringan dengan dihasilkan larutan garam. Hal ini dapat terjadi karena pada proses penyaringan pasir menempel pada kertas saring kemudian residu yang terdapat pada kertas saring ditambahi air yang kemudian di campur dengan larutan garam hasil penyaringan. Kemudian, dilakukan penguapan dan dihasilkan kristal garam. Kristal garam yang terbentuk lebih halus dan lebih putih dari percobaan nomor 3. Menurut teori bahwa garam yang bagus dapat dihasilkan dari kedua proses ini. Hal ini didukung dari para petani garam yang menggunakan cara tradisional namun cara tersebut mengaplikasikan kedua proses ini.

Pada perlakuan yang terakhir yaitu dilakukan proses sublimasi yaitu pemisahan zat murni yang didasarkan pada perbedaan titik sublim yakni pemisahan komponen yang dapat menyublim dari campuran yang tidak dapat menyublim dalam hal ini dilakukan penyubliman naftalena ( kapur barus ). Yang dihasilkan pada proses penyubliman tersebut adalah kristal kapur barus murni yang tak berwarna. Hal ini terjadi karena pada proses sublimasi kapur barus menguap akibat pengaruh dari es pada kaca arloji dan menempel pada bagian bawah kaca arloji tersebut. Pada saat kapur barus diuapkan dan ditutup dengan kaca arloji, bagian cekung kaca arloji menutup gelas kimia sehingga kristal – kristal naftalena terbentuk di bagian tersebut. Dan fungsi es pada kaca arloji agar kristal yang terbentuk lebih sempurna. Hal ini dilakukan karena

Page 11: pemisahan campuran

suhu es lebih rendah dari suhu air biasa sehingga mempengaruhi dalam pembentukan kristal - kristal tersebut.

X . Kesimpulan

Dari percobaan – percobaan yang telah kami lakukan kita dapat memisahkan zat padat dari zat padat, dan zat – zat padat dari zat cair baik yang larut dalam air maupun yang tidak dapat larut dalam air dengan cara :

1) Dekantasi2) Filtrasi3) Kristalisasi4) Evaporasi5) Filtrasi dan evaporasi6) Sublimasi

Setiap zat memiliki ciri – ciri tertentu dalam hal pemisahan tergantung pada wujud zat dan proses pembentukannya. Untuk mendapatkan hasil campuran yang baik antara pelarut dan zat terlarutnya sebaiknya kita melihat struktur penyusunnya. Misalnya saja seperti sifat komponennya seperti mencampur komponen polar dengan polar ataupun komponen non polar dan non polar.

XII. Daftar Pustaka

Dasar, T. K. 2011. Petunjuk Pratikum KIMIA DASAR 1. Surabaya: Unipress.Svehla, G. (1990). Textboox of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. In Vogel http://www.pemisahan campuran/forum-kimia-pemisahan-campuran.html ( 9 November 2011)Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Mikro (I. L. Setiono, & D. A. Pudjaatmaka, Trans., kelima ed.). Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.http://www. pemisahan campuran/PROSES PEMBUATAN GARAM DAPURMengetahui Proses Pembuatan Garam Dapu.html ( 9 November 2011)http://www.pemisahan campuran/diskusi-percobaan-pemisahan-campuran.html ( 9 November 2011)http://www.pemisahan campuran/pemisahan campuran.html ( 9 November 2011)

Surabaya, 11 November 2011Mengetahui, Praktikan,Dosen / Asisten Pembimbing

( ………………………….. ) ( ………………………… )

Page 12: pemisahan campuran

Lampiran

1. Dekantasi

2. Filtrasi (Penyaringan)

3. Kristalisasi

Page 13: pemisahan campuran

4. Evaporasi

5. Kristalisasi dan Evaporasi

6. Sublimasi