7
A. Penyakit defisiensi kkp Penyakit kekurangan kalori dan protein (KKP) diberi nama internasional Calori protein malnutrition ( CPM ) dan kemudian di ganti dengan protein energy malnutrition (PEM). Penyakit ini mulai banyak diselidiki di afrika, dibenua tersebu dikenal dengan nama lokas quashiokor, yang berarti penyait rambut merah ditempat tersebut masarakat mengganggap quasiorkor sebagai kondisi yang biasa terdapat pada anak keci yag sudah mendapat lagi adek. Di Indonesia pun pendapat ini terdapat di kalangan para ibu dan masyarakat yang kurang mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala-gejala KKP ini dengan dianggap kondisi’biasa’ dan sudah menapat adik lagi. Terminology yang di pergunakan oleh masyarakat kita ialah kondisi’kesundulan’ artinya terdorong lagi oleh kepala adik nya yang telah muncul dilahirkan. Salah satu gejala dari penderita KKP ialah hepatomegaly, yaitu pembesaran hepar yang terlihat oleh iu- ibu sebagai pembuncitan perut. Anak yang menderetita tersenut seringpula terkena investasi cacing dan mengeluarkan cacing dari anusnya.kedua gejala pembuncitan perut dan keluar cacing ini di asosiasikan dalam pendapat bahwa anak yang buncit perutnya itu krena menerita penyakit cacingan. Maka masyarakat di Indonesia terutama para ibuya berpendapat bahwa anak yang buncit oerutnya itu buka karena menderita KKP, tetapi karena penyakit cacingan.

Penakit Defisiensi Kkp Bu Ifana

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penakit Defisiensi Kkp Bu Ifana

A. Penyakit defisiensi kkp

Penyakit kekurangan kalori dan protein (KKP) diberi nama internasional Calori protein

malnutrition ( CPM ) dan kemudian di ganti dengan protein energy malnutrition (PEM).

Penyakit ini mulai banyak diselidiki di afrika, dibenua tersebu dikenal dengan nama lokas

quashiokor, yang berarti penyait rambut merah ditempat tersebut masarakat

mengganggap quasiorkor sebagai kondisi yang biasa terdapat pada anak keci yag sudah

mendapat lagi adek.

Di Indonesia pun pendapat ini terdapat di kalangan para ibu dan masyarakat yang

kurang mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala-gejala KKP ini dengan

dianggap kondisi’biasa’ dan sudah menapat adik lagi. Terminology yang di pergunakan

oleh masyarakat kita ialah kondisi’kesundulan’ artinya terdorong lagi oleh kepala adik

nya yang telah muncul dilahirkan.

Salah satu gejala dari penderita KKP ialah hepatomegaly, yaitu pembesaran hepar

yang terlihat oleh iu-ibu sebagai pembuncitan perut. Anak yang menderetita tersenut

seringpula terkena investasi cacing dan mengeluarkan cacing dari anusnya.kedua gejala

pembuncitan perut dan keluar cacing ini di asosiasikan dalam pendapat bahwa anak yang

buncit perutnya itu krena menerita penyakit cacingan. Maka masyarakat di Indonesia

terutama para ibuya berpendapat bahwa anak yang buncit oerutnya itu buka karena

menderita KKP, tetapi karena penyakit cacingan.

Pengertian penyakit kurang kalori dan protei baru dikenal kemudianlh para ali

kesehatan dan gizi dan diajarkan kepada para ibu dan masyarakatnya. Sekarang sudsh di

terimah bahwa anak yang perutnya buncit itu kemungkinan besar di sebabkan oleh karena

menderita penyakit KKP.

Didalam klinik sekarag di bedakan gambaran penyakit kwashiorkor, marasmus

dan marasmickwoasiorkor.dalam pandangan ahli gizi, semua gambaran klinik tersebut

termasuk berbagai fariasi bentuk KKP. Kwashiorkor adalah penyakit KKP dengan

kekurangan protein sebagai penyebab dominan marasmus merupakan gambaran KKP

dengan defisiensi enersi yang extrim dan marasmickwashiorkor merupakan kombinasi

defisensi kalori dan protein pada berbagai fariasi.

Tentang sebab yang menguasai timbulnya KKP ada ahli yang menyatakan bahwa

defisiensi enersi yang berperan terpenting, tetapi ada pula yang mengemukakan defisiensi

Page 2: Penakit Defisiensi Kkp Bu Ifana

protein yang paing dominan. Mungkin kedua pendapat ini betul, tergantung pada

kondisinya yang jelas bahwa pathogenesis KKP mengandung defisiensi kedua komponen

tersebut dengan komponen tekanan yang berfariasi pada defisiensi protein maupun

defisiensi enersi.

1. Penyebab penyakit KKP

Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori maupun protein dengan

berbagai tekanan sehingga terjadi spectrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan

melahirkan klasifikasi klinik yang telah di sebutkan diatas.

Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak, sehingga penyakit ioni disebut

juga sebagai9n pnyakit dengan causa multifaktorial. Berbagai faktor penybab KKP dan

antar hubungannyasudah banyak di ajukan sebagai holistik, yang menggambarkan

interelasi antar-faktot dan menuju ke titik pusat KKP tersebut. Salah satu sistem tersebut

terlihat pada bagian 3.

Bagian 3:

Sistem holistik penyebab multifaktorial menuju ke arah terjadinya KKP.

Ekonomi negara rendah

Pendidikan umum kurang

Produk bahan pangan rendah

Hygine rendah

Pekerjaan rendah

Paca panen kurang baik

Sistem pergadangan pangan dan distribusi tidak lancar

Penyakit infeksi dan infestasi cacing

Persediaan pangan kurang

Daya beli rendah

Anak terlalu banyak

Pengetahuan gizi kurang

KONSUMSI KURANG

Absorpsi terganggu

K.K.P Utilisasi terganggu

Kwashiorkor marasmur marasmickwashiorkor

Page 3: Penakit Defisiensi Kkp Bu Ifana

Pada lapisan terdalam, sebab langsung dari KKP ialah konsumsi kurang dan sebab

tak langsungnya hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi berbagai hal,

misalnya karena penyakit. KKP karena sebab primer ( langsung ) disebut KKP primer

dan yang disebabkan faktor tak langsung disebut KKP sekunder. Penyakit infeksi dan

infestasi cacing dapat memberikan hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi zat gizi

yang menjasi dasar timbulnya penyakit KKP.

Sebab – sebab tak langsung pada lapis kedua (lapis luar) ada beberapa yang

dominan, ialah ekonomi negara yang kurang, pendidikan umum dan pendidikan gizi yang

rendah, produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan, kondisi hygiene yang kurang

baik dan jumlah anak-anak yang terlalu banyak, sebab antara pekerjaan yang rendah,

penhasilan yang kurang, pasca panen, sistem perdagangan dan distribusi yang tidak

lancar serta tidak merata, juga penyakit infeksi dan infestasi cacing merupakan sebab

antara yang cukup penting bagi timbunya penyakitnya KKP.sistem holistik yang

menggambarkan interelasi antara berbagai faktor penyebab ini terlihat pada bagan 3

diatas.

2. Penanggulangan penyakirt KKP.

Terapi KKP di tunjukan pada pengobatan individual, telah dibicarakan pada buku

l. Upaya terhadap penanggulangan KKP masyarakat merupakan tindakan-tindakan

preventif.

Perbaikan harus di tunjukan pada faktor-faktor penyebab lapis terdalam

(pertama) maupun lapis kedua (luar) perbaikan ekonomi negara, peningkatan pendidikan

umum dan pendidikan gizi, penerangan serta penyuluhan gizi, peningkatan produksi

bahan makanan dan peningkatan upaya-upaya pasca panen untuk menghindarkan

penghamburan bahan makanan (waste) dan peningkatan hygeine lingkungan maupun

perorangan juga mengatur keluarga berencana merupakan faktor yang pengaruhnya

signifikan terhadap prevensi KKP dalam masyarakat. Kelompok penanggulangan

tersebut diatas ini merupakan penanggulangan taraf makro.

Jelas bahwa penanggulangan taraf makro ini merupakan upaya yang harus

dilaksanakan srempak oleh berbgai instansi yang memerlukan koordinasi. Bahkan

mungkin diperlukan bantuan atau kerja sama dengan negeriu lain.

Page 4: Penakit Defisiensi Kkp Bu Ifana

Penanggualangan dalam lingkup mikro bersangkutan dengan perbaikan kondisi

keluarga dan para anggota keluarga. Faktor-faktor penyebabb KKP di sini ialah:

konsumsi kurang, daya beli keluarga yang rendah, infeksi cacing, pendidikan umum dan

pengetahiuan gizi yang rendah, dan terlalu banyak ankak dalam keluarga. Faktort-faktor

kelompok mikro ini harys di tinjau satu persatu dan dicari aslternatif perbaikannya atau

pemecahannya.

Pengetahuan ilmun kesejahteraan keluarga akan dapat membantu banyak dalam

mancari berbagai alternatif pemecahan soal-sal perbaikan kondisi keluarga di sini. Untuk

menangulangi kekurangan konsumsi yang biasanya disebabkan oleh daya beli keluarga

yang rendah, perlu diusahakan dapat pula ditingkatkan dengan jelas memproduksi

sebagian dari bahan makanan yang diperlukan, dengan memanfaatkan tanah kebun atau

pekarangan sekitar rumah, kalau mempunyai lahan kebun atau sawah yang agak lebar,

cara penanaman bahan makanan dapat diintensifikan dengan cara yang lebihg efisien.

Teknim palaksanaannya dapat minta bantuan dari petugas pertanian.

Peningkatan penghasilan keluarga dapat dilakukan dengan mengikutsertakan

anggota-anggota keluarga yang sudah cukup umur atau pekerjaannyadisesuaikan dengan

umur dan kondisi yang ada. Seluruh anggota keluarga yang tidak terlalu mudah dapatr

diikutsertakan dalam upaya peningkatan penghasilan keluarga ini, upaya peningkatan

penghasilan keluarga tentu harus disertai penggunaan keuangan yang lebih terarah dan

efisien, sehingga menghindarkan pemborosan dalam membelanjakannya.

Penambahan persediaan bahan makanan keluarga di sekitar rumah dapat

dilakukan oelh para anggota keluarga secara bergotong royong. Sayur dan buah serta

bumbu dapur dapat ditanam di pekarangan sekitar rumah. Dipilih tanaman yang sesuai

dengan lingkungan dan tidak terlalu banyak memerlukan waktu dan pengurusan, tetapi

memberikan hasil yang lumayan.

Distribusi makanan diantara para anggota keluarga harus diatur menurut

kebutuhan fisik akan zat gizi masing-masing anggota. Kebiasaan tradisional yang

mementingkan dan mendahuluan ayah dalam distribusi makanan dan membelakangi

anak-anak, terutama BALITA, adalah tindakan yang tidak dibenarkan.

Ketrampilan menanggulangi penderita KKP ditingkatkan dengan barbagai proyek

khusus oleh pemerintah maupunoleh swasta atau secara swakarya oleh masyarakat

Page 5: Penakit Defisiensi Kkp Bu Ifana

sendiri. Pengadaan kegiatan karang balita UPGK dan sebagainya merupakan upaya

penanggulangan KKP yang cukup memberikan dampak, meskipun memerlukan waktu

dan kesabaran dari semua fihak yang bersangkutan.

Pendidikan dan peneranagan maupun penyuluhan gizi harus merupakan salah satu

komponen dari kegiatan penanggulangan KKP skala mikro ini. Infeksi dan investasi

cacing dalam ruang lingkup mikro jangan dilupakan pula penanggulangannya. Hygiene

perorangan dan lingkunga harus diperhatikan dlam upaya penerangan dan penyuluhan

kesehatan, baik di PUSKESMAS maupun berbagai upaya perbaikan gizi lainnya seperti

di POSYANDU (pos pelayanan terpadu) dan PKK.