10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya pola tanam kelapa sawit berbentuk sigitiga sama sisi pada areal rata/datar sampai bergelombang. Sementara pada areal berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari 120, perlu di buat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan (violle lining). Panjang sisi(jarak tanam) harus di buat seoptimal mungkin sehingga setaiap individu tanaman mendapat ruang lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan serangan untuk mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama 1 tahun. Investasi yang sebenarnya dari perusahaan perkebunan yaitu bibit yang di tanam di lapangan. Pokok yang di tanam sekarang akan menentukan produksi selama satu generasi yang akan datang ( 25 – 30 tahun). Kualitas bibit (genetik dan kesehatanya) merupakan faktor utama yang menentukan per ha. Namun tanpa penanaman yang benar dan perawatan yang berkelanjutan, bibit yang berkualitas tidak akan menghasilkan secara optimal, untuk itu penanaman dengan baik dan benar mutlak merupakan prasyarat untuk optimalisasi produksi per ha (Iyung pahan,2011). Kerapatan tanaman sangat berpengaruh terhadap pada sex rasio, berat tandan, tinggi tanaman, lingkar batang,produksi daun dan panjang daun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemancangan, pembuatan lubang tanam, pemupukan, persiapan bibit, penanaman. Pemancangan berguna untuk memberi tanda tempat pembuatan lubang sesuai dengan jarak tanam, pedoman untuk penanaman 1

Penanaman Kelapa Sawit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penanaman Kelapa Sawit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Umumnya pola tanam kelapa sawit berbentuk sigitiga sama sisi pada areal rata/datar sampai

bergelombang. Sementara pada areal berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari 120, perlu

di buat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan (violle lining). Panjang

sisi(jarak tanam) harus di buat seoptimal mungkin sehingga setaiap individu tanaman

mendapat ruang lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan serangan untuk

mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama 1 tahun. Investasi yang sebenarnya dari

perusahaan perkebunan yaitu bibit yang di tanam di lapangan. Pokok yang di tanam sekarang

akan menentukan produksi selama satu generasi yang akan datang ( 25 – 30 tahun). Kualitas

bibit (genetik dan kesehatanya) merupakan faktor utama yang menentukan per ha. Namun

tanpa penanaman yang benar dan perawatan yang berkelanjutan, bibit yang berkualitas tidak

akan menghasilkan secara optimal, untuk itu penanaman dengan baik dan benar mutlak

merupakan prasyarat untuk optimalisasi produksi per ha (Iyung pahan,2011).

Kerapatan tanaman sangat berpengaruh terhadap pada sex rasio, berat tandan, tinggi tanaman,

lingkar batang,produksi daun dan panjang daun. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pemancangan, pembuatan lubang tanam, pemupukan, persiapan bibit, penanaman.

Pemancangan berguna untuk memberi tanda tempat pembuatan lubang sesuai dengan jarak

tanam, pedoman untuk penanaman penutup tanah. Pemancangan di lakukan pada skala kecil

(1 ha) bila sesuai dengan arah mata lima, di lanjutkan dengan memancang seluruh areal.

Setiap pancang terdiri dari 5 orang yaitu 1 orang tim teropong, 2orang tukang pancang, dan 2

orang tukang tarik tali.pada areal pembukaan baru, pekerjaan memancang di laksanakan

setelah seluruh kayu di rumpuk (Sastrosayono, 2003).

Lubang tanam dibuat tepat di lokasi yang sudah di pasang ajir. Pembuatan lubang di lakukan

dua atau tiga bulan sebelum kelapa sawit di tanam agar semua gas beracun hasil metabolisme

mikroba menguap dan agar jamur dan bakteri penyebab penyakit mati terkena panas

matahari. Tata urutan penanaman kelapa sawit mencakup pekerjaan membuat lubang tanam,

dan membuat lubang yang telah di siapkan. Pembuatan lubang tanam dapat di lakukan secara

manual dan dengan menggukan Post holen digger. Sistem tanam yang di anjurkan yaitu

membuat lubang dalam satu lubang sebelum tanam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi

1

Page 2: Penanaman Kelapa Sawit

kemasaman tanah dan mengotrol ukuran lubang yang di buat. Pengontrolan ukuran ini perlu

di lakukan karena ukuran lubang tanam merupakan aspek penting dalam perkebunan kelapa

sawit. Selain untuk tempat melatakkan bibit di lapangan, pembuatan lubang tanam juga

bertujuan untuk menggemburkan struktur tanah sehingga penyerapan unsr hara yang

diberikan (pupuk) menjadi lebih cepat dan mudah tersedia bagi tanaman. Lubang tanam

berukuran 90 cm x 90 cm x 90 cm atau 60 cm x 60 cm x 60 cm (Suryowinoto, 1988).

Pemupukan dasar di lakukan pada masing-masing lubang tanam sebelum atau bersaman

dengan penanaman bibit kelapa. Dosis per lubang yaitu 125 gram TSP (tanah mineral) atau

250 gram RP (tanah gambut). Pupuk TSP tersebut di campur dengan top soil, kemudian di

masukkan ke dalam lubang tanam. Untuk menjamin semua semua lubang di beri pupuk

dengan dosis yang tepat, setiap bibit di ecer ke lubang tanam di lengkapi dengan antilan

pupuk TSP atau RP dengan dosis rekomendasi.( Wahyono, 1995).

Pada saat penanaman kelapa sawit, pembuatan jalan harus sudah selesai sehingga

pengangkutan bibit dapat dilakukan dengan truk atau traktor. Umur bibit yang paling optimal

untuk penanaman dilapang adalah 10 – 14 bulan dari pembitan dua tahap karena sudah

memenuhi syarat – syarat utama penanaman. Bibit sawit yang akan dipindahkan kelapangan

harus disiram sampai tanah jenuh air. Sehari sebelum penanaman bibit sudah diecer kedalam

blok bersamaan dengan kantong yang berisi pupuk TSP. Pemberian pupuk fosfat pada dasar

dan dinding lubang tanam dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan akar. Sebelum

dilakukan penanaman lubang tanam harus ditimbun dengan lapisan tanah bawah. Setelah

lubang ditimbun polibeg dikoyak,kemudian dimasukkan kedalam lubang dantimbun lagi

dengan lapisan tanah atas (Agustira, 2008).

1.2 Tujuan Laporan

Adapun tujuan praktikum penanaman kelapa sawit ini adalah :

• Untuk mempelajari persiapan tanam (pemancangan)

• Untuk mempelajari cara pembuatan lubang tanam

• Untuk mempelajari cara penanaman kelapa sawit

2

Page 3: Penanaman Kelapa Sawit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika Tanaman

Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Mocotyledonae

Keluarga : Palmae

Sub keluarga : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq

2.2 Morfologi Tanaman

2.2.1 Akar

Sistem perakaran kelapa sawit adalah akar serabut, terdiri dari akar primer, tersier,

dan kuartener. Akar primer tumbuh sampai kedalaman 1,5 m. Akar tersier dan kuarter

tumbuh hingga 2-2,5 dari pangkal pohon pada kedalaman 0-20 cm. pemenuhan akar absorsi

kelapa sawit terjadi pada tahun kelima hingga ketujuh, dimana sawit mulai saling

berkompetensi. Penyebaran akar tergantung pada kondisi tanah dan kultur teknis tanah.

2.2.2 Batang

Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh – pembuluh yang terikat secara diskrit dalam

jaringan parenkrin. Meristem pucuk terletak dekat ujung batang, di mana pertumbuhan

batang sedikit agak membesar. Batang tumbuh hingga ketinggian 15-18 m. Pertambahan

tinggi tanaman bisa mencapai 35 – 75bcm/tahun, tergantung pada keadaan lingkungan tunbuh

3

Page 4: Penanaman Kelapa Sawit

dan keragaman genetik. Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira – kira

umur 11 – 15 tahun.

2.2.3 Daun

Ada tiga jenis daun antara lain lanceolate, bifurcatae, pinnate. Bagian daun pinnate terdiri

dari spine (lidi), pinnae (anak daun), rachis (pelepah). Panjang daun dewasa 9 m, dengan

jumlah anak daun 250 – 400, panjang daun 120 cm atau lebih.

2.2.4 Bunga

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan dan betina terpisah

namun berada pada satu pohon dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat

jarang terjadi penyerbukan sendiri. Sehingga pada umumnya tanaman kelapa sawit

melakukan penyerbukan silang. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara

bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

2.2.5 Buah

Buah kelapa sawit menempel di karangan yang disebut tandan buah. Jumlah buah dalam satu

tandan bervariasi tergantung umur, umumnya dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah.

Ukuran buah dan berat buah juga bervariasi tergantung letaknya dalam tandan. Total

produksi TBS tergantung bobot tandan dan jumlah tandan. Berat tandan buah tergantung

pada jumlah spikelet, jumlah bunga per spikelet, fruit set, berat buah dan efisiensi

penyerbukan. Tanaman normal akan menghasilkan 20–22 tandan per tahun. Jumlah tandan

buah pada tanaman tua sekitar 12–14 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 25–35 kg

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman

2.3.1 Iklim

Tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik agar mampu tumbuh dan

berproduksi secara optimal, antara lain terletek pada garis lintang 1300C Lintang Utara dan

1200C Lintang Selatan, curah hujan per tahun adalah 1500-4000 mm, optimal 2000-3000

mm, suhu optimum yang dikehendaki adalah 2800C dan tinggi tempat optimal adalah 500

meter dari atas permukaan laut, kelembaban rata-rata 75 %.

4

Page 5: Penanaman Kelapa Sawit

2.3.2 Tanah

Ada beberapa tipe tanah yang baik untuk budidaya kelapa sawit yaitu :

a. Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi kelapa sawit dapat

tumbuh optimal pada jenis tanah Latososl, Podsolik Merah Kuning dan Aluvial.

b. Sifat-sifat fisika dan kimia yang harus dipenuhi untuk pertumbuhan tanaman kelapa

sawit yang optimal adalah sebagi berikut :

• Drainase baik dan permukaan air tanah cukup dalam atau menghindari tanah

• tanah yang berdrainase jelek dengan permukaan air tanah yang dangkal.

• Solum cukup dalam (sekitar 80 cm) dan tidak berbatu agar perkembangan akar tidak

terganggu.

• Reaksi tanah masam dan pH antara 4,0-6,5 ( pH optimumnya 5 – 5,5 ).

• Dapat tumbuh pada bermacam-macam tanah, asalkan gembur, aerasi dan draenasenya

baik, kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan padas

• Tanah-tanah yang tidak memenuhi syarat untuk kelapa sawit adalah :

• Tanah pantai yang sangat berpasir

• Tanah gambut yang tebal, yang menyebabkan akar tidak dapat mencapai lapisan

mineral sehingga tanaman mudah tumbang atau pertumbuhannya miring.

5

Page 6: Penanaman Kelapa Sawit

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Adapun waktu dari pelaksanaan praktikum yang di lakukan yaitu di lakukan pada bulan April

– Juni tahun 2013 yang berlokasi di porlak simalingkar Universitas HKBP Nommensen

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan adalah bibit kelapa sawit, bambu/kayu (pancang induk dan anak

pancang), pupuk RP, tali, meteran. Alat yang di gunakan adalah kompas, cangkul, dan

parang/pisau.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Persiapan Tanam ( pemancangan)

• Buat tim pancang yang terdiri dari 5 orang yaitu 1 orang tukang teropong, 2 orang

tukang pancang, dan 2 orang tukang tari tali

• Jarak tanam di pakai adalah 9 m x 9 m x 9 m

• Buat sebuah titik sebagai patokan untuk memancang.

• Biasanya merupakan salah satu titik pertemuan collettion road and main road . Dari

titik tersebut di buat garis tegak lurus arah utara selatan (0 – 180 0). Tali denganjarak

9,20 m di tarik dari titik A. Pasang pancang induk dengan jarak antar pancang induk

dengan antar pancang 100 m sebagai titik B.

• Tik Dari titik yang sama di tarik garis lurus timur barat(90 – 3600) dengan

menggunakan tali yang bertanda jarak 7,96 m. Setiap tali di pasang bertanda di

pasang anak pancang.

3.3.2 Pembuatan Lubang Tanam

6

Page 7: Penanaman Kelapa Sawit

• Lubang tanam di buat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm

• Tanah bagian bawah (subsoil) dipisahkan dengan tanah bagian atas (top soil).

Misalnya tanah top soil sebelah kanan lubang dan tanah subsoil di sebelah kiri lubang, secara

teratur dan seragam.

3.3.3 Penanaman Bibit

• Lubang tanam yang dibuat terlebih dahulu dengan mal, untuk mengetahui apakah

ukuran lubang sudah betul.

• Lubang tanam ditimbun sedikit dengan tanah yang ditaburkan pupuk RP sebanyak

250 gr

• Dasar polibeg disayak, lalu bibit di masukkan kedalam lubang.

• Setelah letak bibit tegak, bagian samping polibeg di sayat dari bawah keatas dan

polibeg di tarik ke atas.

• Bibit di timbun dengan top sil di padatkan lalu di tabur kembali dengan RP 250 g.

• Bibit di timbun dengan subsoil dan doipadatkan sehingga letak bibit kokoh.

• Piringan di buka selebar 1 m

• Polibeg bekas digantung pada bambu bekas pancang, dekat dengan yang baru di

tanam.

• Lakukan konsolidasi mulai seminggu setelah pindah tanam.

7