View
193
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umumnya pola tanam kelapa sawit berbentuk sigitiga sama sisi pada areal rata/datar sampai
bergelombang. Sementara pada areal berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari 120, perlu
di buat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan (violle lining). Panjang
sisi(jarak tanam) harus di buat seoptimal mungkin sehingga setaiap individu tanaman
mendapat ruang lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan serangan untuk
mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama 1 tahun. Investasi yang sebenarnya dari
perusahaan perkebunan yaitu bibit yang di tanam di lapangan. Pokok yang di tanam sekarang
akan menentukan produksi selama satu generasi yang akan datang ( 25 – 30 tahun). Kualitas
bibit (genetik dan kesehatanya) merupakan faktor utama yang menentukan per ha. Namun
tanpa penanaman yang benar dan perawatan yang berkelanjutan, bibit yang berkualitas tidak
akan menghasilkan secara optimal, untuk itu penanaman dengan baik dan benar mutlak
merupakan prasyarat untuk optimalisasi produksi per ha (Iyung pahan,2011).
Kerapatan tanaman sangat berpengaruh terhadap pada sex rasio, berat tandan, tinggi tanaman,
lingkar batang,produksi daun dan panjang daun. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemancangan, pembuatan lubang tanam, pemupukan, persiapan bibit, penanaman.
Pemancangan berguna untuk memberi tanda tempat pembuatan lubang sesuai dengan jarak
tanam, pedoman untuk penanaman penutup tanah. Pemancangan di lakukan pada skala kecil
(1 ha) bila sesuai dengan arah mata lima, di lanjutkan dengan memancang seluruh areal.
Setiap pancang terdiri dari 5 orang yaitu 1 orang tim teropong, 2orang tukang pancang, dan 2
orang tukang tarik tali.pada areal pembukaan baru, pekerjaan memancang di laksanakan
setelah seluruh kayu di rumpuk (Sastrosayono, 2003).
Lubang tanam dibuat tepat di lokasi yang sudah di pasang ajir. Pembuatan lubang di lakukan
dua atau tiga bulan sebelum kelapa sawit di tanam agar semua gas beracun hasil metabolisme
mikroba menguap dan agar jamur dan bakteri penyebab penyakit mati terkena panas
matahari. Tata urutan penanaman kelapa sawit mencakup pekerjaan membuat lubang tanam,
dan membuat lubang yang telah di siapkan. Pembuatan lubang tanam dapat di lakukan secara
manual dan dengan menggukan Post holen digger. Sistem tanam yang di anjurkan yaitu
membuat lubang dalam satu lubang sebelum tanam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
1
kemasaman tanah dan mengotrol ukuran lubang yang di buat. Pengontrolan ukuran ini perlu
di lakukan karena ukuran lubang tanam merupakan aspek penting dalam perkebunan kelapa
sawit. Selain untuk tempat melatakkan bibit di lapangan, pembuatan lubang tanam juga
bertujuan untuk menggemburkan struktur tanah sehingga penyerapan unsr hara yang
diberikan (pupuk) menjadi lebih cepat dan mudah tersedia bagi tanaman. Lubang tanam
berukuran 90 cm x 90 cm x 90 cm atau 60 cm x 60 cm x 60 cm (Suryowinoto, 1988).
Pemupukan dasar di lakukan pada masing-masing lubang tanam sebelum atau bersaman
dengan penanaman bibit kelapa. Dosis per lubang yaitu 125 gram TSP (tanah mineral) atau
250 gram RP (tanah gambut). Pupuk TSP tersebut di campur dengan top soil, kemudian di
masukkan ke dalam lubang tanam. Untuk menjamin semua semua lubang di beri pupuk
dengan dosis yang tepat, setiap bibit di ecer ke lubang tanam di lengkapi dengan antilan
pupuk TSP atau RP dengan dosis rekomendasi.( Wahyono, 1995).
Pada saat penanaman kelapa sawit, pembuatan jalan harus sudah selesai sehingga
pengangkutan bibit dapat dilakukan dengan truk atau traktor. Umur bibit yang paling optimal
untuk penanaman dilapang adalah 10 – 14 bulan dari pembitan dua tahap karena sudah
memenuhi syarat – syarat utama penanaman. Bibit sawit yang akan dipindahkan kelapangan
harus disiram sampai tanah jenuh air. Sehari sebelum penanaman bibit sudah diecer kedalam
blok bersamaan dengan kantong yang berisi pupuk TSP. Pemberian pupuk fosfat pada dasar
dan dinding lubang tanam dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan akar. Sebelum
dilakukan penanaman lubang tanam harus ditimbun dengan lapisan tanah bawah. Setelah
lubang ditimbun polibeg dikoyak,kemudian dimasukkan kedalam lubang dantimbun lagi
dengan lapisan tanah atas (Agustira, 2008).
1.2 Tujuan Laporan
Adapun tujuan praktikum penanaman kelapa sawit ini adalah :
• Untuk mempelajari persiapan tanam (pemancangan)
• Untuk mempelajari cara pembuatan lubang tanam
• Untuk mempelajari cara penanaman kelapa sawit
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika Tanaman
Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Mocotyledonae
Keluarga : Palmae
Sub keluarga : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq
2.2 Morfologi Tanaman
2.2.1 Akar
Sistem perakaran kelapa sawit adalah akar serabut, terdiri dari akar primer, tersier,
dan kuartener. Akar primer tumbuh sampai kedalaman 1,5 m. Akar tersier dan kuarter
tumbuh hingga 2-2,5 dari pangkal pohon pada kedalaman 0-20 cm. pemenuhan akar absorsi
kelapa sawit terjadi pada tahun kelima hingga ketujuh, dimana sawit mulai saling
berkompetensi. Penyebaran akar tergantung pada kondisi tanah dan kultur teknis tanah.
2.2.2 Batang
Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh – pembuluh yang terikat secara diskrit dalam
jaringan parenkrin. Meristem pucuk terletak dekat ujung batang, di mana pertumbuhan
batang sedikit agak membesar. Batang tumbuh hingga ketinggian 15-18 m. Pertambahan
tinggi tanaman bisa mencapai 35 – 75bcm/tahun, tergantung pada keadaan lingkungan tunbuh
3
dan keragaman genetik. Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira – kira
umur 11 – 15 tahun.
2.2.3 Daun
Ada tiga jenis daun antara lain lanceolate, bifurcatae, pinnate. Bagian daun pinnate terdiri
dari spine (lidi), pinnae (anak daun), rachis (pelepah). Panjang daun dewasa 9 m, dengan
jumlah anak daun 250 – 400, panjang daun 120 cm atau lebih.
2.2.4 Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan dan betina terpisah
namun berada pada satu pohon dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat
jarang terjadi penyerbukan sendiri. Sehingga pada umumnya tanaman kelapa sawit
melakukan penyerbukan silang. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara
bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
2.2.5 Buah
Buah kelapa sawit menempel di karangan yang disebut tandan buah. Jumlah buah dalam satu
tandan bervariasi tergantung umur, umumnya dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah.
Ukuran buah dan berat buah juga bervariasi tergantung letaknya dalam tandan. Total
produksi TBS tergantung bobot tandan dan jumlah tandan. Berat tandan buah tergantung
pada jumlah spikelet, jumlah bunga per spikelet, fruit set, berat buah dan efisiensi
penyerbukan. Tanaman normal akan menghasilkan 20–22 tandan per tahun. Jumlah tandan
buah pada tanaman tua sekitar 12–14 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 25–35 kg
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman
2.3.1 Iklim
Tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik agar mampu tumbuh dan
berproduksi secara optimal, antara lain terletek pada garis lintang 1300C Lintang Utara dan
1200C Lintang Selatan, curah hujan per tahun adalah 1500-4000 mm, optimal 2000-3000
mm, suhu optimum yang dikehendaki adalah 2800C dan tinggi tempat optimal adalah 500
meter dari atas permukaan laut, kelembaban rata-rata 75 %.
4
2.3.2 Tanah
Ada beberapa tipe tanah yang baik untuk budidaya kelapa sawit yaitu :
a. Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi kelapa sawit dapat
tumbuh optimal pada jenis tanah Latososl, Podsolik Merah Kuning dan Aluvial.
b. Sifat-sifat fisika dan kimia yang harus dipenuhi untuk pertumbuhan tanaman kelapa
sawit yang optimal adalah sebagi berikut :
• Drainase baik dan permukaan air tanah cukup dalam atau menghindari tanah
• tanah yang berdrainase jelek dengan permukaan air tanah yang dangkal.
• Solum cukup dalam (sekitar 80 cm) dan tidak berbatu agar perkembangan akar tidak
terganggu.
• Reaksi tanah masam dan pH antara 4,0-6,5 ( pH optimumnya 5 – 5,5 ).
• Dapat tumbuh pada bermacam-macam tanah, asalkan gembur, aerasi dan draenasenya
baik, kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan padas
• Tanah-tanah yang tidak memenuhi syarat untuk kelapa sawit adalah :
• Tanah pantai yang sangat berpasir
• Tanah gambut yang tebal, yang menyebabkan akar tidak dapat mencapai lapisan
mineral sehingga tanaman mudah tumbang atau pertumbuhannya miring.
5
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu dari pelaksanaan praktikum yang di lakukan yaitu di lakukan pada bulan April
– Juni tahun 2013 yang berlokasi di porlak simalingkar Universitas HKBP Nommensen
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang di gunakan adalah bibit kelapa sawit, bambu/kayu (pancang induk dan anak
pancang), pupuk RP, tali, meteran. Alat yang di gunakan adalah kompas, cangkul, dan
parang/pisau.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Persiapan Tanam ( pemancangan)
• Buat tim pancang yang terdiri dari 5 orang yaitu 1 orang tukang teropong, 2 orang
tukang pancang, dan 2 orang tukang tari tali
• Jarak tanam di pakai adalah 9 m x 9 m x 9 m
• Buat sebuah titik sebagai patokan untuk memancang.
• Biasanya merupakan salah satu titik pertemuan collettion road and main road . Dari
titik tersebut di buat garis tegak lurus arah utara selatan (0 – 180 0). Tali denganjarak
9,20 m di tarik dari titik A. Pasang pancang induk dengan jarak antar pancang induk
dengan antar pancang 100 m sebagai titik B.
• Tik Dari titik yang sama di tarik garis lurus timur barat(90 – 3600) dengan
menggunakan tali yang bertanda jarak 7,96 m. Setiap tali di pasang bertanda di
pasang anak pancang.
3.3.2 Pembuatan Lubang Tanam
6
• Lubang tanam di buat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm
• Tanah bagian bawah (subsoil) dipisahkan dengan tanah bagian atas (top soil).
Misalnya tanah top soil sebelah kanan lubang dan tanah subsoil di sebelah kiri lubang, secara
teratur dan seragam.
3.3.3 Penanaman Bibit
• Lubang tanam yang dibuat terlebih dahulu dengan mal, untuk mengetahui apakah
ukuran lubang sudah betul.
• Lubang tanam ditimbun sedikit dengan tanah yang ditaburkan pupuk RP sebanyak
250 gr
• Dasar polibeg disayak, lalu bibit di masukkan kedalam lubang.
• Setelah letak bibit tegak, bagian samping polibeg di sayat dari bawah keatas dan
polibeg di tarik ke atas.
• Bibit di timbun dengan top sil di padatkan lalu di tabur kembali dengan RP 250 g.
• Bibit di timbun dengan subsoil dan doipadatkan sehingga letak bibit kokoh.
• Piringan di buka selebar 1 m
• Polibeg bekas digantung pada bambu bekas pancang, dekat dengan yang baru di
tanam.
• Lakukan konsolidasi mulai seminggu setelah pindah tanam.
7