2

Click here to load reader

Penatalaksanaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan anemia adalah: (1) Pengobatan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan terlebih dahulu; (2) Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan; (3) Pengobatan anemia dapat berupa: (a) Terapi untuk keadaan darurat misalnya pada perdarahan akut yang disebabkan anemia aplastik yang mengancam jiwa; (b) Terapi suportif; (c) Terapi khas untuk masing-masing anemia; (d) Terapi kausal untuk mengobati penyakit yang mendasari anemia tersebut; (4) Dalam keadaan diagnosis definitif tidak dapat dilakukan, kita terpaksa memberikan terapi percobaan. Di sini harus dilakukan pemantauan ketat terhadap respons terapi dan perubahan perjalanan penyakit pasien dan dilakukan evaluasi terus menerus tentang kemungkinan perubahan diagnosis; (5) Transfusi diberikan pada anemia pasca pendarahan akut dengan tanda-tanda gangguan hemodinamik. Pada anemia kronik transfusi hanya diberikan jika anemia bersifat simptomatik dan adanya ancaman payah jantung. Di sini diberikan packed red cell dan bukan whole blood. Pada anemia kronik sering dijumpai peningkatan volume darah dan oleh itu transfusi diberi dengan tetesan perlahan. Dapat juga diberikan diuretik kerja cepat seperti furosemid sebelum transfusi.

Pencegahan

Mengingat tingginya prevalensi anemia defisiensi besi di masyarakat maka diperlukan suatu tindakan pencegahan yang terpadu. Tindakan pencegahan tersebut dapat berupa:

1. Pendidikan kesehatan:a. Kesehatan lingkungan misalnya pemakaian jamban, perbaikan lingkungan kerja,

misalnya pemakaian alas kaki sehingga dapat mencegah penyakit cacing tambang.b. Penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang membantu absorpsi

besi.2. Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik yang paling sering

dijumpai di daerah tropis. Pengendalian infeksi cacing tambang dapat dilakukan dengan pengobatan massal antihelmintik dan perbaikan sanitasi.

3. Suplementasi besi yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen penduduk yang rentan, seperti ibu hamil dan anak balita. Di Indonesia, diberikan pada perempuan hamil dan anak balita pil besi serta folat.

4. Fortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampurkan besi pada bahan makanan seperti dalam tepung roti dan bubuk susu.