22
Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak Oleh: Agung Kenji Arnaya, S.Ked (0970121014) Air merupakan bagian yang penting sebagai pengangkut nutrisi dan metabolit, yang merupakan bagian utama dari setiap massa tubuh manusia. Kebutuhan air dan elektrolit per unit massa tubuh sangatlah tinggi sejak setelah lahir dan berkurang sampai usia dewasa. Jumlah cairan tubuh menurun tajam dari kehidupan intrauterin sampai dewasa: air berkontribusi terhadap 90% dari berat badan dalam 24 minggu kehidupan janin, 75% pada bayi cukup bulan, dan 50% pada orang dewasa. Selama intrauterine penurunan kadar air tubuh hidup seiring dengan meningkatnya massa lemak relatif terutama pada trimester ketiga kehamilan. pergantian air tinggi pada saat neonatus, menurun dengan bertambahnya usia, dan berkurang seiring meningkatnya metabolisme dan kecepatan pertumbuhan. Jumlah cairan tubuh dibagi menjadi dua kompartemen: cairan intraseluler (ICF) dan cairan ekstraselular (ECF). Kalium (K+) adalah ion utama ICF, dan konsentrasi di intraseluler tergantung pada kegiatan Na / K-ATPase yang akan terganggu jika persediaan oksigen dan energi tidak mencukupi. Sedangkan ion utama dalam ekstraselular adalah sodium (Na+) dan akan menurun dalam masa pertembuhan. Volume darah pada neonatus adalah 85-100 ml/KgBB berbanding 60-70 ml/KgBB pada saat remaja dan dewasa. 1

Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

d

Citation preview

Page 1: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada AnakOleh: Agung Kenji Arnaya, S.Ked (0970121014)

Air merupakan bagian yang penting sebagai pengangkut nutrisi dan metabolit, yang merupakan

bagian utama dari setiap massa tubuh manusia. Kebutuhan air dan elektrolit per unit massa tubuh

sangatlah tinggi sejak setelah lahir dan berkurang sampai usia dewasa.

Jumlah cairan tubuh menurun tajam dari kehidupan intrauterin sampai dewasa: air

berkontribusi terhadap 90% dari berat badan dalam 24 minggu kehidupan janin, 75% pada bayi

cukup bulan, dan 50% pada orang dewasa. Selama intrauterine penurunan kadar air tubuh hidup

seiring dengan meningkatnya massa lemak relatif terutama pada trimester ketiga kehamilan.

pergantian air tinggi pada saat neonatus, menurun dengan bertambahnya usia, dan berkurang

seiring meningkatnya metabolisme dan kecepatan pertumbuhan.

Jumlah cairan tubuh dibagi menjadi dua kompartemen: cairan intraseluler (ICF) dan

cairan ekstraselular (ECF). Kalium (K+) adalah ion utama ICF, dan konsentrasi di intraseluler

tergantung pada kegiatan Na / K-ATPase yang akan terganggu jika persediaan oksigen dan

energi tidak mencukupi. Sedangkan ion utama dalam ekstraselular adalah sodium (Na+) dan

akan menurun dalam masa pertembuhan. Volume darah pada neonatus adalah 85-100 ml/KgBB

berbanding 60-70 ml/KgBB pada saat remaja dan dewasa.

Segera setelah lahir, proses adaptasi mempengaruhi metabolisme air dan elektrolit

sebagai akibat dari penghentian pertukaran cairan plasenta dan terjadinya kehilangan air yang

cukup signifikan dan termoregulasi. Perjalanan waktu adaptasi Dapat dibagi menjadi

tiga fase utama:

1. Tahap I: Transisi. Fase segera setelah postnatal ditandai berdasarkan oliguria relatif yang

diikuti dengan fase diuretik. Perubahan signifikan ini disebabkan oleh kehilangan air,

melalui penguapan kulit yang belum matang dan serta dengan kelanjutkan natriuresis.

Tahap I biasanya berakhir ketika penurunan berat badan maksimum telah terjadi.

Kehilangan cairan yang bisa ditoleransi hingga 10% dari berat badan awal.

2. Tahap II: fase intermediate Ditandai dengan berkurangnya kehilangan cairan yang tak

disadari seiring dengan peningkatan kornifikasi epidermis, penurunan volume urine yang

kurang dari 1-2 ml/kg per jam, dan ekskresi sodium (Na+) yang rendah.

1

Page 2: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

3. Tahap III: pertumbuhan yang stabil ditandai dengan kelanjutan peningkatan berat badan

dengan keseimbangan antara cairan dan sodium (Na+).

Sodium (Na+) adalah kation utama cairan ekstraseluler dan memodulasi pemeliharaan

volume intravaskular dan interstitial. Ekskresi sodium utama terjadi pada urine, tapi juga bisa

terpadat pada keringat dan feses. Chloride adalah anion utama dari cairan ekstraseluler yang

terdapat di plasma, limpa, jaringan ikat, kartilage, dan tulang. Potassium adalah kation utama

dari intraseluler.

Rekomendasi intake cairan (ml/kgBB/hari)

Hari setelah

lahir

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6

Cukup Bulan 60–120 80–120 100–130 120–150 140–160 140–180

Prematur

(>1500gr)

60–80 80–100 100–120 120–150 140–160 140–160

Prematur

(<1500gr)

80–90 100–110 120 –130 130–150 140–160 160–180

Rekomendasi Na+, K+, Cl-

Na+ 0-3 (5

K+ 0-2

Cl- 0-5

Tabel 1. Parenteral cairan dan elektrolit yang masuk selama minggu pertama kelahiran

Intake cairan

(ml/kgBB/hari)

Na+

(mmol/kgBB/hari)

K+

(mmol/kgBB/hari)

Cukup bulan 140-160 2.0-3.0 1.5-3.0

Prematur 140-160 3.0-5.0 (7.0) 2.0-5.0

Tabel 2. Parenteral cairan dan elektrolit yang masuk selama bulan pertama kelahiran dengan

pertumbuhan yang stabil.

2

Page 3: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Bayi setelah periode neonatal dan sebelum anak-anak

Elektrolit Bayi Anak-anak > 1 thn

Na+ 2.0-3.0 1.0-3.0

K+ 1.0-3.0 1.0-3.0

Tabel 3. Parenteral elektrolit intake untuk bayi setelah bulan pertama kelahiran dan untuk anak-

anak.

Umur Cairan yang masuk (ml/KgBB/hari)

Bari cukup bulan dari 2 bulan pertama

kehidupan

120-150 (180)

1-2 th 80-120 (150)

3-5 th 80-100

6-12 th 60-80

13-18 th 50-70

Tabel 4. Parenteral cairan intake untuk bayi cukup bulan setelah bulan pertama kelahiran dan

untuk anak-anak.

Cairan Intravena

Anak- anak dengan hidrasi normal

Anak-anak dengan hidrasi normal tetapi tanpa asupan oral membutuhkan jumlah cairan yang

sering disebut "maintenance" atau pemeliharaan. Kebutuhan cairan maintenance seorang anak

berkurang secara proporsional dengan bertambahnya usia dan berat. Perhitungan berikut

perkiraan kebutuhan cairan maintenance anak-anak menurut berat (kg).

Berat Pasien gram/hari gram/jam

3 sampai 10kg 100 x BB 4 x BB

10 – 20kg 1000 + 50 x (BB-10) 40 + 2 x (BB-10)

>20kg 1500 + 20 x (BB-20) 60 + 1 x (BB-20)

3

Page 4: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

100 ml/jam (2500ml/hari) adalah batas maksimum jumlah cairan atau bisa dengan aturan

praktis 100, 50, 20 dan 4,2,1.

BB 4 6 8 10 12 14 16 20 30 40 50 60 70

ml/jam 16 24 32 40 44 48 52 60 70 80 90 100 100

Dalam jurnal Starship jumlah cairan yang dianjurkan setiap kantong adalah 500ml. Standar

cairan yang dianjurkan untuk maintenance pada anak dengan normal hidrasi adalah 0.45% NaCl

dengan 2.5% Dextrose + 10mmol KCl dalam 500ml.

Anak- anak yang sakit (+/- hidrasi abnormal)

Cairan resusitasi untuk syok harus diutamakan.

Hipovolemia berikan bolus 10-20ml/kgBB normal NaCl (0,9%) yang dapat diulang

kemudian. Selanjutnya diperhitungkan kebutuhan cairan maintenance, kekurang cairan

(dehidrasi), dan cairang yang hilang (keringat, dll)

Maintenance

Kebutuhan jumlah cairan maintenance mungkin harus disesuaikan pada sebagian pasien.

a. Lebih sedikit jika dalam keadaan basal (pasien sangat tidak aktif dan berbaring diranjang)

-25%

b. Anak-anak dengan penghangat radiant +20 sampai 50%

c. Anak-anak dengan demam +10 sampai 20%

d. Anak-anak dengan sekresi berlebihan antidiuretik hormon (ADH) misalnya pada

pneumonia, meningitis, nyeri yang signifikan, dan cedera kepala bervariasi (-20

sampai -40%)

e. Anak- anak yang tidak mampu dalam menghasilkan urine dengan baik (penyakit ginjal,

diabetes insipidus) bervariasi

Defisit

Anak-anak yang dengan defisit cairan dalam mls dikalkulasi dengan mengikuti pertimbangan

derajat dehidrasi yang dapat dinyatakan dalam persen berat badan (contoh: anak dengan berat

4

Page 5: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

badan 10kg dengan derajat dehidrasi 5% memerlukan 500ml). Tanda klinis dari dehidrasi hanya

memberikan perkiraan defisit. Tanda klinis dalam dehidrasi ringan dan sedang yaitu, akral yang

dingin dengan perpanjangan CRT, turgor kulit yang kembali lambat, nafas yang dalam

(asidosis), dan rasa haus yang meningkat.

Tanda klinis dapat disebutkan dalam 3 kategori:

1. Ringan atau tanpa dehidrasi (<4%) tanpa tanda klinis

2. Dehidrasi sedang (4-6%) dengan beberapa tanda-tanda fisik

3. Dehidrasi berat(>7%) tanda-

tanda fisik yang lebih dari 2 dan

pada anak-anak terdapat asidosis

dan hipotensi

Cairan yang digunakan

Cairan yang baik digunakan sebagai solusi bagi anak yang sakit yaitu:

Cairan Nama alternatif

0,9% NaCl Normal Saline

0,45% NaCl dengan 2,5% Dextrose Setengah normal saline dengan glukosa

0,9% NaCl sangat cocok untuk cairan resusitasi pada hipovolemia cairan yang sedang digunakan

pada terapi bagi anak yang meranjak dewasa dengan kadar glukosa normal. 0,45% NaCl dengan

2,5% dextrose, cocok digunakan untuk semua golongan umur anak-anak.

Cairan Khusus

Bayi atau pun anak-anak dengan kadar glukosa yang rendah dan proses metabolisme yang tinggi

memerlukan cairan yang memiliki tingkat konsentrasi glukosa yang lebih tinggi.

a. 10% dextrose: biasanya digunakan pada infus neonatal dengan gangguan metabolik.

Monitoring kadar glukosa darah.

b. 15-20% dextrose: sangat jarang digunakan pada infus pada anak yang memiliki

gangguan metabolik. Monitoring kadar glukosa darah.

5

Page 6: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Manajemen cairan pada bayi dan anak di PICU

Normal maintenance cairan yang diperlukan

a. Keperluan cairan intravena

Keperluan maintenance cairan pada anak-anak menurun proposional dengan diikuti

meningkatnya umur.

Metode 1 Metode 2

10Kg pertama 100 ml/kg/hari 4 ml/kg/jam

10Kg kedua 50 ml/kg/hari 2 ml/kg/jam

Sisanya (Kg) 20 ml/kg/hari 1 ml/kg/jam

Contoh pengitungan untuk anak dengan berat badan 35kg:

Metode 1: (10 x 100) + (15 x 20) = 1800ml/hari = 75ml/jam

Metode 2: (10 x 4) + (10 x 2) + (15 x 1) = 75ml/jam

Hitung cara cepat:

Kg 4 6 8 10 12 14 16 18 20 30 40 50 60 >70

Ml/jam 16 24 32 40 45 50 55 60 65 70 80 90 95 100

b. Keperluan makanan enteral

Umur >6 bulan

Untuk anak diatas umur 6 bulan keperluan enteral sama dengan volume keperluan IV dan

penggunana kalkulasi diatas dapat digunakan.

Umur <6 bulan

Untuk bayi sering diperdebatkan dan membingungkan antara penggunaan keperluan oral

dan cairan IV

Hari 1 60 ml/kg/hari Hari 5 180 ml/kg/hari

Hari 2 90 ml/kg/hari Hari 5 sampai 3 bulan 150 ml/kg/hari

Hari 3 120 ml/kg/hari 3 sampai 6 bulan 120 ml/kg/hari

6

Page 7: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Hari 4 150 ml/kg/hari

(maksimun untuk bayi cukup

bulan)

Penggantian defisit cairan yang sudah ada sebelumnya dan kehilangan cairan yang sedang

berlangsung

a. Resusitasi cairan untuk shock

Berikan bolus 10-20ml/kg dari natrium klorida 0,9%,, 4,5% Human Albumin Solusi

(HAS) atau koloid komersial (misalnya gelofusin) dan nilai kembali. Ulangi seperlunya.

b. Penggantian kehilangan cairan yang sudah ada

Defisit air dapat dihitung dengan estimasi derajat dehidrasi mengikuti persentase dari

berat badan.

Defisit cairan (ml) = berat badan (kg) x % dehidrasi x 10

c. Penggantian kehilangan cairan yang sedang berlangsung

Kehilangan cairan nasogastrik harus diganti ml untuk ml dengan natrium klorida 0,9% +

ditambahkan kalium klorida.

Pasien pasca operasi bedah jantung

Setelah cardiopulmonary bypass terdapat tendensi untuk retensi natrium dan air di bersamaan

dengan respon inflamasi sistemik yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler.

Pemberian cairan dalam 24 jam pertama ditujukan untuk mempertahankan secara optimal

kondisi hemodinamik.

Jenis-jenis cairan

Jika memungkinkan, makanan enteral seharusnya diberikan . Cairan mana yang digunakan

tergantung pada keadaan individu, umur, natrium, dan glukosa. Dalam keseharian, 5%

Dextrose + 0,45% natrium klorida dengan kalium klorida 10mmol per 500ml adalah

cairan yang aman untuk dimulai

0,9%NaCl Sesuai untuk resusitasi volume awal pada hipovolemia,

dan untuk terapi cairan yang sedang berlangsung pada anak-anak

7

Page 8: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

dengan kadar glukosa normal. Cairan pilihan pada pasien pada

cedera kepala

5% dextrose + 0,9%

NaCl

Sesuai untuk terapi cairan yang sedang berlangsung pada bayi dan

anak-anak, termasuk pasien jantung pasca-operasi. Digunakan

pada pasien luka kepala dengan hipoglikemia.

5% dextrose + 0,45% NaCl Sesuai untuk terapi cairan yang sedang berlangsung pada bayi dan

anak-anak, termasuk pasien jantung pasca-operasi

10% dextrose + 0,45%

NaCl

Sesuai untuk terapi cairan yang sedang berlangsung pada neonatus

atau bayi yang lebih tua dengan hipoglikemik, termasuk pasca-

operasi pasien jantung

4% dextrose + 0,18% NaCl Tidak dianjurkan untuk perawatan rutin. digunakan dengan

hati-hati setelah diskusi dengan konsultan PICU.

Saline Hipertonik

Saline hipertonik merupakan agen osmotherapeutic untuk perawatan edema serebral dan

peningkatan tekanan intrakranial (misalnya cedera kepala, DKA). Pengobatan gejala kejang

hyponatraemiaa berperan dalam resusitasi syok. Saline hipertonik merupakan agen renoprotektif.

Cairan IV saline hipertonik (HS) menginduksi perubahan cairan dari intraseluler ke

ruang extracelular di gradien osmotik yang dihasilkannya. Oleh karena itu akan mengurangi

cairan otak, meningkatkan volume darah dan meningkatkan natrium plasma. Perhatikan volume

intraseluler berbanding terbalik dengan konsentrasi natrium plasma.

Saline hipertonik sama efektifnya dengan manitol untuk perawatan tekanan intrakranial

pada cedera otak traumatis pada anak-anak. Natrium plasma telah ditargetkan sampai dengan

170 mmol / L untuk mengontrol ICP. HS dapat menyebabkan lebih sedikit "rebound" hipertensi

intrakranial dibandingkan dengan mannitol yang tidak dapat dengan mudah dihilangkan dari

ruang intraseluler. HS tidak menyebabkan terjadinya diuresis osmotik sehingga kemungkinan

untuk mempertahankan atau meningkatkan volume plasma daripada menurunkannya. Manitol

dapat memicu gagal ginjal akut dan tidak dapat diekskresikan dalam oligo-anuria sedangkan HS

merupakan renoprotektif.

Dosis 3% saline (atau 2,7% saline jika tersedia):

8

Page 9: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

1. Dosis standar adalah 3 ml / kg dari IVI 3% saline (lebih dari 10 - 20 menit) melalui

vena sentral (lebih sering) atau perifer.

2. Gunakan dosis yang sama (3mls/kg) bahkan jika solusi saline 2,7% digunakan

(perbedaan klinis = diabaikan)

3. Dosis dapat diulang jika terdapat tanda klinis yang ditunjukkan sesuai dengan

indikasi penggunaan

4. 3mls/kg dari 3% saline dapat meningkatkan plasma Na sekitar 2 - 3 mmol / L. Sebuah

peningkatan yang lebih besar dapat terjadi jika diuresis besar terjadi.

5. Kenaikan yang akut dalam plasma Na pada tingkat yang kurang dari 10mmol / L

dalam 24 jam masih dalam batas aman.

Hiperkalemia

Hiperkalemia adalah kondisi dimana kadar K+ pada neonatus > 6,0mmol/L dan K+ >5,5mmol/L

pada anak-anak dan dewasa. Pasien dengan penyakit ginjal kronis (CKD) dan GFR yang rendah

(kurang dari 30) mungkin mengalami persisten atau hiperkalemia berulang dan dapat

ditoleransi.

Penyebab hiperkalemia:

1. Beban yang berlebihan:

a. banyak terdapat dalam kemasan transfusi sel darah merah

b. Obat - penisilin G dosis tinggi

c. Kesalahan dalam perhitungan dosis IV KCl

d. Formula Cairan dan makanan (pengganti garam)

e. Kerusakan sel yang berlebihan dari trauma, luka bakar

2. Pertukaran transelular K +

a. asidosis

b. Defisiensi insulin (NB: puasa pada pasien gagal ginjal)

c. Hyperosmolarity (manitol)

d. Non spesifik 2 Blockers karena pemblokiran katekolamin induksi serapan

e. ACE inhibitor (ACEI), Angiotensin Receptor Blockers (ARB), antagonis

aldosteron

9

Page 10: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

f. Succinylcholine (pada luka bakar, cedera tulang, pasien trauma).

3. Ekskresi ginjal berkurang

a. gagal ginjal

b. Keturunan atau diperoleh gangguan fungsi tubular

b. defisiensi mineralokortikoid

c. Efek obat - spironolactone, NSAID. ACEI dan ARB, trimethoprim

d. Hipovolemia

Investigasi untuk Hiperkalemia kronis

a. Biokimia serum lengkap termasuk kreatinin, urea, gas darah

b. urine kalium

b. Investigasi lain jika hiperkalemia kronik dianggap - pagi pertama pada plasma

renin,

c. aldosteron, elektrolit urin (K +, osmolalitas, kreatinin)

d. Hitung transtubular K gradien (TTKG)

TTKG = Urine K x Urine Osmolality

Plasma K Plasma Osmolality

TTKG <7 dengan adanya hiperkalemia menunjukkan terganggu ekskresi karena

kekurangan atau resistensi terhadap mineralokortikoid.

Pendekatan terapi

a. Mengenali insufisiensi adrenal akut akibat penghentian mendadak steroid

(mengobati dengan

b. hidrokortison, penggantian volume)

a. Mulai pemantauan EKG berkelanjutan

c. Hentikan semua obat-obatan, dan cairan IV yang mungkin mengandung kalium

d. Menilai efek jantung dengan EKG segera (12 lead) ketika K +> 6.0-6.5mmol / L

e. Jika perubahan EKG hiperkalemia terlihat, memperlakukan segera - lihat di

bawah.

f. Langkah menurunkan kalium

i. perubahan terapi Kalium - natrium bikarbonat, salbutamol, insulin & dekstrosa

10

Page 11: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

ii. mengeluarkan terapi Kalium - resonium, dialisis akut

Terapi pada hiperkalemia

Terapi Mekanisme durasi dosis

Calcium

Glukonas 10%

Stabilisasi membran

Melindungi miokardium

Langsung/ 30 min 0,5mls/kg (max 20ml)

Salbutamol Pertukaran K+ intracelular 20min / 2-4 jam 2,5-5mg neb

Insulin Pertukaran K+ intracelular 20min / 4-6 jam Jika memiliki akses IV central

0.1u/kg actrapid bolus iv ditambah

2mls/kg 50% dekstrosa iv

Bolus

Tidak ada akses IV central

0.1u/kg iv bolus ditambah

5 ml / kg 10% dekstrosa iv

Bolus

Dalam kedua kasus, selalu cek kadar

glukosa 15 and 30 menit

Resonium Menghilangkan K dari

pergantian melewati colon

1-2 jam/4-6 jam 1gm/kg PR

Furosemide menghambat reabsorpsi K

di nefron

10 menit 1-2mg/kg IV stat

Hipokalsemia

Hipokalsemia adalah gejala kompleks dan dapat dianggap sebagai:

1. Biokimia

2. gejala ringan (distal parasthesia)

3. gejala parah (tetani, kejang)

11

Page 12: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Hipokalsemia pada anak-anak berpotensi mengancam nyawa karena aritmia jantung dan stridor

(biasanya pada nilai total Kalsium <1,6 mmol / l). Kalsium sangat penting untuk fungsi biologis

sebagian besar dan karenanya tingkat serum kalsium dipertahankan yang ada sangat sedikit,

dengan mengorbankan penyerapan tulang (berpotensi menyebabkan rakhitis), dan retensi

kalsium oleh ginjal dengan mengorbankan kehilangan fosfat.

Penyebab umum hipokalsemia pada Bayi dan Anak

Penyebab sifat

PO4 ALP PTH 25(OH)D3

Defisiensi vitamin D ↓ ↑↑ ↑ ↓↓

Hipoparatiroidism ↑ N/↓ N/↓ N

Pseudohipoparatiroidism ↑ N/↓ ↑ N

Investigasi

a. Tes darah waktu yang kritis untuk menilai saat hipokalsemia

b. Urine calcium, calcium/creatine ratio & phospate

c. Neonatus check maternal PTH

Prinsip Manajemen

a. Untuk menstabilkan serum kalsium dengan kisaran yang aman (> 1.8mmol / L Total

Kalsium atau> 1,1 mmol / l terionisasi) dengan cepat dan mempertahankan sementara

beralih ke terapi oral.

b. Untuk menghindari komplikasi pengobatan: pada extravasations tertentu dalam IV infus

kalsium

c. Untuk menentukan penyebab yang mendasari

Detail Manajemen Hipokalsemia

a. Memperoleh darah untuk pemeriksaan yang tepat sebelum memulai pengobatan.

b. Bolus atau infus kalsium IV harus HANYA diberikan dalam CED, PICU atau 26A HDU

dengan berkelanjutan pemantauan jantung, dan pemeriksaan yang sering pada iv karena

risiko tinggi ekstravasasi.

c. Jangan memberikan kalsium dengan fosfat atau bikarbonat presipitasi akan terjadi.

12

Page 13: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Gejala Hipokalsemia (Kejang / Tetani / Stridor)

1. Selalu melaksanakan ABC

2. Mengobati kejang dengan anti-epilepsi sesuai protokol kejang

3. pemantauan terus menerus Jantung jika aritmia berdiskusi dengan Cardiologist

4. Obati hipokalsemia dengan kalsium IV

Bolus jika Tetani, kejang atau stridor

Kontinyu infus jika bolus selesai atau jika tanpa gejala tetapi Ca2+ <1,8

mmol / L

5. Jika serum Mg 2 + adalah ≤ 0,6 mmol / L pertimbangkan IV magnesium sulfat (2 mmol

mL). Dosis: 0,2-0,4 mmol / kg setiap 12 jam selambat infus iv.

6. Monitor

a. Cek level Ca2+ setiap 6 jam untuk memastikan adanya peningkatan dan

dilanjutkan setiap 12 jam.

b. Mempertahankan Ca2+ > 1,9 mmol /L

7. Terapi oral (dengan asumsi kekurangan Vitamin D rakhitis atau hipoparatiroidisme)

a. Dimulai kalsium oral dan suplementasi vitamin D awal, yang dibutuhkan pada 2-3

hari untuk meningkatkan penyerapan dari sistem GI.

b. Kalsium glukonat 100 mg / kg / hari elemental dibagi dalam 4 dosis.

Hipoglikemia

Hipoglikemia didefinisikan sebagai glukosa vena <45mg/dL (2.5mmol/L) yang diukur di

laboratorium.

Pemeriksaan selama episode akut:

Darah Urine

Glukosa Ketones

Free fatty acids Asam organic

Ketones (β hydroxybuturate) Asam amino

Insulin, kortisol, hormone pertumbuhan

Laktat/piruvat

Status asam basa

13

Page 14: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Asam amino

carnitine

Pemeriksaan episode berulang (kontrol tes puasa)

1. Dapatkan akses IV dan anak-anak berpuasa setelah makan malam. Ambillah darah

sebagai berikut:

a. Darah acak (sesuai episode akut)

b. Glukosa darah (ruang glucometer): setiap 4 jam selama 8 jam, kemudian setiap 1 -

2 jam tergantung pada perkembangan. Anak-anak yang lebih muda setiap 2 jam

mulanya dam bayi setiap jam.

c. Ketika kadar glukosa <2,5mmol dan ditemukan tanda klinis atau durasi puasa =

24 jam, ulangi pengecekan gula darah dan berikan glukagon 30 mcg/kg IM (max

1mg). hitung kembali glukosa dan laktat setiap 0, 5, 10, dan 20 menit.

d. Langsung berikan glukosa IV dalam tes ini jika terjadi konvulsi, kesadaran yang

menurun.

e. Berikan makanan setelah selesai melakukan tes ini dan jika glukosa masih rendah

berikan glukosa IV sebagai terapi.

2. Lakukan tes urine setelah selesai melakukan tes ini untuk mengetahui keton, asam

organik dan asam amino.

Terapi pada Hipoglikemia

2 mls dari 25% dextrose diberikan, kemudian 3 – 5ml/kg/jam dari 10% dextrose sampai pasien

dapat makan dan minum kembali, dan lanjutkan monitor kadar glukosa.

14

Page 15: Penatalaksanaan Imbalance Elektrolit Pada Anak

Referensi:

Anonym. 2005. Fluid and Electrolytes (Na, Cl and K). Journal of Pediatric Gastroenterology and

Nutrition. Vol. 41, Suppl. 2, November 2005: Page 1-6

Anonym. 2011. Hypertonic Saline. South Thames Retrieval Service: Page 1

Cooper, Sian; North-Lewis, Penny. 2007. Guidelines for Fluid Management in Infants and

Children on PICU. Leeds Teaching Hospitals NHS Trust Paediatric Intensive Care Units.

Page 1-4

Jefferies, Craig. 2005. Hypoglycaemia. Starship Childrn’s Health Clinical Guideline. Pediatric

Endocrinology: Page 1

Weston, Penelope; Aickin, Richard. 2009. Intravenous Fluids. Starship Childrn’s Health Clinical

Guideline: Page 1-7

Wilson, Dyanne; Jefferies, Craig; Kristiansen. 2007. Hypocalcaemia. Starship Childrn’s Health

Clinical Guideline. Pediatric Endocrinology: Page 1-4

Wong, William; Nuthall, Gabrielle. 2011. Hyperkalemia. Starship Childrn’s Health Clinical

Guideline. Pediatric Nephrology: Page 1-4

15