Upload
ema-surya-pertiwi
View
58
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Penatalaksanaan
Pada umumnya penatalaksanaan SIADH terdiri dari restriksi cairan (manifestasi klinis
SIADH biasanya menjadi jelas ketika mekanisme haus yang mengarah kepada peningkatan
intake cairan). Mengurangi retensi cairan yang berlebihan, pada kasus ringan retensi cairan
dapat dikurangi dengan membatasi masukan cairan. Prinsip pada penanganan SIADH adalah
konsentrasi natrium serum dapat dinormalkan dan gejala-gejala dapat diatasi.
Penatalaksanaan SIADH dapat dibagi menjadi penatalaksannan SIADH akut ( kurang dari 48
jam) dan penatalaksanaan SIADH kronis.
Penatalaksa n aa n SIADH Akut
a. Hiponatremia Ringan sampai Sedang
Pembatasan cairan dengan restriksi cairan 500 mL lebih rendah dari urin output
termasuk cairan yang berasal dari makanan. Pembatasan cairan akan mampu
meningkatkan natrium serum sekitar 1-2% per hari.
b. Hiponatremia Berat
Pasien dengan gejala atau tanda yang berat (berikan infus Hypertonic Saline = 0.05
mL/kgBB/menit). Bila gejala Hyponatremia tampak dalam 24 – 48 jam dan perlu
koreksi cepat, hati-hatilah risiko infuse salin menyebabkan CPM (Central Pontine
Myelinolysis) dan jika disertai gejala yang berat (bingung hebat, kejang atau koma)
segera berikan infus hipertonik salin (5%), sebanyak 200-300 ml, selama 3-4 jam.
Untuk meminimalisasi resiko CPM berikan infus hipertonik salin (3%) dengan
kecepatan < 0,05 mL/kg berat badan per menit, bersamaan penggunaan furosemide 20
mg intravena. Monitor natrium serum setiap 2 jam, tujuan terapi untuk meningkatkan
1 mmol/L/jam natrium serum. Stop infus hipertonik salin (3%) jika natrium serum
sudah meningkat sebanyak 12 mmol/L atau sampai 130 mmol/L.
Penatalaksa n aa n SIADH Kronis
Pada pasien yang sulit disembuhkan dan gejala masih menetap lebih dari 48 jam, dapat
menggunakan medikasi berupa Demeclocycline atau Fludrocortison. Demeclocycline adalah
inhibitor poten pada aksi Arginine Vasopressin (AVP) pada ginjal. Diberikan secara peroral
dengan dosis 150-300 mg 3-4 kali sehari pemberian sesuai dengan fungsi renal.
Fludocortison dapat meningkatkan retensi sodium dan mencegah timbulnya haus. Diberikan
secara peroral dengan dosis 0,05-0,2 mg 2 kali sehari.
Penatalaksanaan penyakit yang mendasari, yaitu pengobatan yang ditunjukkan untuk
mengatasi penyakit yang menyebabkan SIADH. Pengangkatan jaringan yang mensekresikan
ADH, apabila ADH bersal dari produksi tumor ektopik, maka terapi ditujukan untuk
menghilangkan tumor tersebut.
Prognosis
Kecepatan dan durasi respon sangat bergantung pada penyebabnya . SIADH biasanya
berkurang dengan regresi tumor , tetapi dapat menetap walaupun tumor primer telah
terkontrol . gangguan neurologis akibat intoksikasi air biasanya bersifat reversibel dan tidak
memerlukan rehabilitas jangka panjang.
SIADH yang disertai hiponatremia, apalagi dengan derajat yang makin berat dan
ditambah terlambatnya penanganan akan sangat berkontribusi terhadap berat ringannya angka
mortalitas dan morbiditas pasien.
Angka mortalitas pasien disertai hyponatremia 12.5% lebih tinggi dibandingkan
pasien tanpa hiponatremi. Angka mortalitas bertambah 2 x lipat (25%) bila pasien
konsentrasi serum Na < 120 mmol/L dibanding pasien degan hiponatremia ringan
Angka mortalitas pasien dewasa berkisar 5-50% bila terdapat penurunan drastis serum
Na secara akut, tergantung derajatnya. Sementara pasien anak angka mortalitas hanya
8%. Bayi dalam kandungan akan merespon edema yang terjadi diotak dengan lebih
baik, karena lebih luasnya volum kranium. Hiponatremi paskaoperasi bisa
menyebabkan angka mortalitas dan mormeningkat pada kedua jenis kelamin, karena
tidak adekuatnya adaptasi otak dengan volum luas dan lambatnya berobat.