25
I. Tujuan Mengetahui ruangan yang mempunyai intensitas cahaya yang baik dan kurang baik Mengetahui ruangan yang mempunyai daya pencahayaan yang baik dan kurang baik Menghitung kelayakan secara teknis dan ekonomi Memberikan rekomendasi konservasi yang layak II. Dasar Teori II.1 Tingkat Pencahayaan Tingkat cahaya yang dibutuhkan tergantung pada jenis pekerjaan. Suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang tinggi, seperti; menggambar, pemeriksaan laboratorium, akan memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi pula. Sedangkan pekerjaan-pekerjaan/aktifitas, seperti yang bisa dilakukan di tempat parkir, koridor, dan lain-lain yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, maka tingkat pencahayaan yang dibutuhkan relatif rendah. Tabel 1.1 Tingkat Pencahayaan Minimum

Pencahayaan Hani Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pencahayaan Hani Fix

I. Tujuan

Mengetahui ruangan yang mempunyai intensitas cahaya yang baik dan kurang baik

Mengetahui ruangan yang mempunyai daya pencahayaan yang baik dan kurang baik

Menghitung kelayakan secara teknis dan ekonomi

Memberikan rekomendasi konservasi yang layak

II. Dasar Teori

II.1 Tingkat Pencahayaan

Tingkat cahaya yang dibutuhkan tergantung pada jenis pekerjaan. Suatu

pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang tinggi, seperti; menggambar,

pemeriksaan laboratorium, akan memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi pula.

Sedangkan pekerjaan-pekerjaan/aktifitas, seperti yang bisa dilakukan di tempat

parkir, koridor, dan lain-lain yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, maka

tingkat pencahayaan yang dibutuhkan relatif rendah.

Tabel 1.1 Tingkat Pencahayaan Minimum

Sumber: SNI 03-6575-2001

2.2 Daya Pencahayaan

Daya pencahayaan adalah daya listrik yang digunakan untuk pencahayaan

dibagi dengan luas ruangan.

Page 2: Pencahayaan Hani Fix

Pc =PtA

............................................... (1.5)

Dimana:

Pc = Daya Pencahayaan (W/2)

Pt = Jumlah daya penerangan terpasang (watt)

At = Luas bangunan/ruangan (m2)

Besar kecilnya daya pencahayaan ini tergantung dari fungsi dan jenis ruangan

atau bangunannya. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang daya

pencahayaan maksimum yang direkomendasikan.

TABEL 1.2 STANDAR DAYA PENCAHAYAAN MAKSIMUM

No Fungsi RuanganTingkat

Pencahayaan (Lux)

Daya Pencahayaan

(W/m2)

Kelompok Renderensi

Warna1 Ruang Kantor 350 15 1 atau 22 Ruang Komputer 350 15 1 atau 23 Ruang Rapat 300 15 1 atau 24 Gudang arsip 150 5 1 atau 25 Ruang Kelas 250 15 1 atau 26 Perpustakaan 300 15 1 atau 27 Laboratorium 500 15 18 Koridor 100 10 19 Kamar Mandi 250 5 1 atau 2

Sumber: SNI 03-6575, 2001

Page 3: Pencahayaan Hani Fix

2.3 Intensitas Konsumsi Energi

Nilai Intensitas Konsumsi Energi penting untuk dijadikan sebagai perbandingan

seberapa besar potensi efisiensi energi yang mungkin diterapkan diruangan atau seluruh

area gedung. Dengan membandingkan intensitas konsumsi energi dengan standar nasional.

Di bawah ini adalah tabel SNI Intensitas Konsumsi Energi yang telah disusun oleh

Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi ( Ditjen.LPE)-ESDM.

Kriteria

Intensitas Konsumsi

Adaptasi untuk

EnergiGedung non-

ACkWh/m2/

tahunkWh/m2/

tahunSangat Efisien

60 - 95 20 – 38

Efisien 95 - 145 38 – 58

Cukup Efisien

145 - 175 58 – 70

Agak Boros

175 - 230 70 – 92

Boros 230 - 285 92 – 114

Sangat Boros

285 - 450 114 – 180

Sumber : Ditjen LPE-ESDM

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah perbandingan antara konsumsi energi

dengan satuan luas bangunan gedung.

IKE(kWh/m2)=Total Konsumsi ListrikLuas Area

II.4 Perhitungan Jumlah Pencahayaan Buatan

Perhitungan pencahayaan pada banguan publik didasarkan perhitungan sistem

pencahayaan untuk dalam ruangan yang dikeluarkan oleh Departemen ESDM tentang

petunjuk Teknik Konservasi Energi untuk sistem pencahayaan pada bangunan

gedung.

a. Efikasi

Efikasi adalah hasil bagi antara fluks luminus (lumen) dengan daya

listrik masukan suatu sumber cahaya dinyatakan dalam rumus ;

Efikasi=F(lumen)P(Watt)

Page 4: Pencahayaan Hani Fix

b. Konsumsi Energi Penerangan ( Watt.hour)

KEP = [ (Daya lampu x Σ lampu) + (Σ armature x daya ballast) ] x jam

operasi kerja

c. Biaya Konsumsi Energi Penerangn ( Rp )

Biaya energi (Rp) = KEP x Tarif listrik (Rp/kWh)*

* = Rp 900/kWh

d. IKE (kWh/m2/tahun)

IKE(kWh/m2/ tahun)=¿¿

III. Perhitungan Biaya EkonomiPerhitungan biaya ekonomi merupakan suatu teknik analisa dalam pengambilan

keputusan pada suatu rencana alternatif teknik. Suatu rencana teknik mengandung

sejumlah transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran dalam berbagai bentuk selama

masa operasi. Untuk memudahkan dalam suatu analisa ekonomi semua jenis transaksi

dieqivalenkan kedalam suatu bentuk transaksi dasar dalam bentuk tarnsaksi perioda

tertentu (annual), atau kebentuk tarnsaksi tunggal (present). Eqivalensi dari semua

transaksi ke salah satu bentuk transaksi dasar akan memudahkan dalam pengambilam

keputusan.

Analisa ekonomi pada suatu langkah konservasi bertujuan untuk mengetahui

rasionalisasi biaya yang dikeluarakan dan rasionalisasi jangka waktu pengambilan modal

untuk mendapatkan keuntungan. Metoda ekonomi yang digunakan untuk menganalisa

yaitu Payback Period

Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk memulihkan modal yang

diinvestasikan atau dengan kata lain perbandingan antara investasi awal dengan

penghematan yang dicapai, hasil dari menggunakan suatu alat tertentu. Dengan kata lain,

payback period adalah waktu yang diperlukan untuk menghemat uang sebesar nilai alat.

Metode ini sederhana dalam perhitungan yang biasanya tidak termasuk pertimbangan

waktu arus kas, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, biaya modal, penyusutan, biaya

kesempatan pertimbangan dan lain-lain. Namun biasanya akan berada dalam kisaran yang

wajar.

Payback period (tahun) = investasi awal / penghematan dalam setahun

Page 5: Pencahayaan Hani Fix

IV. Metodologi PengukuranPengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat

langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi

listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala. Untuk alat digital,

energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor. Berikut ini

merupakan tata cara pengukuran system penerangan :

• Meminjam luxmeter.

• Lakukan pengecekan terhadap luxmeter, apakah sudah terkalibrasi atau belum.

• Apabila sudah melakukan pengecekan, catat pada draft peminjaman alat dan

minta tandatangan pembimbing praktikum anda.

• Bawalah luxmeter ke tempat yang akan diukur.

• Tentukan letak titik-titik pengukuran pada tempat yang akan diukur.

• Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.

• Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.

• Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil.

• Catat hasil pengukuran pada lembar kertas kerja anda.

• Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

• Kembalikan luxmeter ke tempat peminjaman alat.

1. Parameter Pengukuran

1. Durasi waktu;

2. Jenis lampu;

3. Daya beban terpasang;

4. Intensitas cahaya;

5. Arus;

6. Tegangan.

2. Instrumen Ukur

1. Luxmeter

2. Tang-Ampere

3. Wattmeter

4. Multimeter

Page 6: Pencahayaan Hani Fix

V. Hasil Praktikum

Pengukuran dilakukan pada jam 09.00 – 11.00 WIB dengan kondisi cuaca mendung.

Dibawah ini merupakan hasil pengukurannya :

Table 1 Data Hasil Praktikum

No Fungsi RuangLuas

Ruangan(m2)

JenisLampu

JumlahLampu

JumlahArmatur

Daya/unit

(Watt)Lumen/m2

Rugi ballas per lampu

(Watt)

1 Teknisi 44.6 TL 1 4 36 109.2 8.5

2 Motor Bakar 39.8 TL 2 2 58 35 12

3 Unit PLTU 57.23 TL 2 6 58 214.3 12

4 Pengukuran 89.79 TL 2 4 58 87.6 12

5 Motor Listrik 68.08 TL 2 8 58 144.4 12

6 Unit PLTA 56.1 TL 2 4 58 162.8 12

7 R. Komputer 16.6 TL 1 2 36 34 8.5

8 R. Dosen 1 (B) 16.4 TL 2 2 58 251.7 12

9 R. Teori 38.65 TL 2 1 58 40 12

10 R.Dosen 2 (B) 26.2 TL 2 1 58 62.5 12

11Lab Tegangan

Tinggi63 TL 2 3 58 46 12

12 R. Dosen 3 (A) 33.2 TL 2 3 58 296.2 12

13 R. Rapat 14 TL 2 2 58 328.667 12

PERHITUNGAN

Contoh data yang dipakai dalam perhitungan yaitu data ruangan Motor Listrik dengan

jam kerja 1440 Jam/tahun

a. Efikasi

efikasi= lumenkonsumsidaya

efikasi=144,4 lm/m2× 68,06 m2

(2 × 8× 58 )+(2×8×12 )

efikasi=9827,86 lm1120Watt

efikasi=8,8 lm/watt

Page 7: Pencahayaan Hani Fix

b. Konsumsi Energi Penerangan/Tahun

Konsumsi Energi=Konsumsi Daya× Jam Kerja

Konsumsi Energi=1120Watt × 1440 jam/ tahun

Konsumsi Energi=1612,8 kWh /Tahun

c. Biaya Konsumsi Energi

Biaya Konsumsi Energi=Konsumsi Energi × tarif listrik

Biaya Konsumsi Energi=1612,8kWh

tahun× Rp . 900

Biaya Konsumsi Energi=Rp . 1.451.520 ,−¿

d. IKE

IKE=Konsumsi Energi Penerangan/ tahunLuas Ruangan

IKE=1612,8 kWh /Tahun

68,06 m2

IKE=23,69 watt /m2

Dibawah ini merupakan data hasil perhitungan :

Table 2 Data Hasil Praktikum

No Fungsi Ruang

Luas Ruanga

n(m2)

Lumen/m2

Efikasi(Lumen/Watt)

IKE (kWh/

m2/tahun)

Konsumsi Energi

kWh

Biaya Penggunaan/

Tahun

1 Teknisi 44.6 109.2 33.79 6.20 256.32 Rp230,688

2 Motor Bakar 39.8 35 4.00 10.13 403.2 Rp362,880

3 Unit PLTU 57.23 214.3 17.62 21.14 1209.6 Rp1,088,640

4 Pengukuran 89.79 87.6 16.95 8.98 806.4 Rp725,760

5 Motor Listrik 68.08 144.4 10.59 23.69 1612.8 Rp1,451,520

6 Unit PLTA 56.1 162.8 19.68 14.37 806.4 Rp725,760

7 R. Komputer 16.6 34 7.84 8.33 128.2 Rp115,344

8R. Dosen 1

(B)16.4

251.717.79 24.59 403.2 Rp362,880

9 R. Teori 38.65 40 13.33 5.22 201.6 Rp181,440

10R.Dosen 2

(B)26.2

62.514.11 7.69 201.6 Rp181,440

11Lab Tegangan

Tinggi63 46 8.33 9.60 604.8 Rp544,320

12R. Dosen 3

(A)33.2

296.228.25 18.22 604.8 Rp544,320

Page 8: Pencahayaan Hani Fix

13 R. Rapat 14 328.667 19.83 28.80 403.2 Rp362,880

A. Penggantian Ballast Konvensional dengan Ballast Elektronik

Diasumsikan Politkenik Negeri Bandung termasuk golongan S-3, yang saat ini bertarif

Rp 900/kWh, dihitung penghematan secara keseluruhan. Ballast elektronik dengan tipe HF-P

158 TL-D III 220-240V 50/60Hz IDC dengan harga Rp. 250.000,- per unit lampu.

Investasi

Total Lampu=78 unit=Kebutuhanballast elektronika

Total armatur=36 arm

Biaya pembelian ballast elektronik= Rp 250.000unit

×78 unit=Rp 19.500 .000

Hasil penjualan ballast konvensional=78 unit ×Rp 3.000

unit=Rp 234.000

Biaya pemasangan ballast elektronik=36 arm ×Rp 15.000

arm=Rp 540.000

Total Investasi=Biaya ( pembelian+ pemasangan)ballast elektronik

Total Investasi=Rp (19.500 .000+540.000 )

Total Investasi=Rp20.040 .000

Saving

Waktu pemakaian lampu=8jamhr

×5hr

mgg× 4

mggbln

×9blnth

=1440jamth

Sebelum konservasi:

Daya dipakai=5307 Watt

Energi=5307 Watt ×1440jamth

=7642,08kWh

th

Biaya=7642,08kWh

th×

Rp 900kWh

=Rp 6.877 .872th

Setelah konservasi:

Daya dipakai=4774,4 Watt

Energi=4774,4 Watt ×1440jamth

=6875,136kWh

th

Page 9: Pencahayaan Hani Fix

Biaya=6875,136kWhth

×Rp 900

kWh= Rp6.187 .622

th

Biaya Penghematan+Penjualanballas t=(Rp 6.877 .872th

− Rp6.187 .622th )+ Rp 234.000

th=Rp 924.250

th

Simple Payback

Payback Periode= Total InvestasiBiaya Penghematan

= Rp20.040 .000Rp 924.250

th

=21,7 th

Table 3 Hasil Perhitungan Penghematan

No Nama RuanganLuas

Ruangan(m2)

Lumen /m2

Konsumsi Energi Sebelum

Penghematan (kWh)

Konsumsi Energi Sesudah

Penghematan (kWh)

1 Teknisi 44.6 109.2 256.32 235.0082 Motor Bakar 39.8 35 403.20 361.7283 Unit PLTU 57.23 214.3 1209.60 1085.1844 Pengukuran 89.79 87.6 806.40 723.4565 Motor Listrik 68.08 144.4 1612.80 1446.9126 Unit PLTA 56.1 162.8 806.40 723.4567 R. Komputer 16.6 34 128.16 129.0248 R. Dosen 1 (B) 16.4 251.7 403.20 361.7289 R. Teori 38.65 40 201.60 180.86410 R.Dosen 2 (B) 26.2 62.5 201.60 180.864

11Lab Tegangan

Tinggi63 46 604.80 542.592

12 R. Dosen 3 (A) 33.2 296.2 604.80 542.592

13 R. Rapat 14328.66

7403.20 361.728

Total Konsumsi Energi/tahun 7642.08 6875.136

Biaya Energi/tahun Rp 6,877,872 Rp6,187,622

SAVING+PENJUALAN BALLAST Rp 924,250INVESTASI Rp 20,040,000

PAYBACK PERIOD 21.7

B. Penggantian Lampu TL dengan Lampu LED

Diasumsikan Politkenik Negeri Bandung termasuk golongan S-3, yang saat ini bertarif

Rp 900/kWh, dihitung penghematan secara keseluruhan. Lampu LED dengan tipe PHILIPS

CorePro LEDtube 1500mm 25W 840 C | =58W dengan harga Rp. 482.835,- per pcs.

Investasi

Total Lampu=78 unit=Kebutuhan LED

Page 10: Pencahayaan Hani Fix

Total armatur=36 arm

Biaya pembelian Lampu LED= Rp 482.835unit

× 78unit=Rp37.661 .100

Hasil penjualan lampu TL denganBallast Konvensional=78 unit ×( Rp 3.221unit

+ Rp 3.221unit )=Rp 485.273

Biaya pemasangan Lampu LED per Armatur=36 arm×Rp 20.000

arm=Rp 720.000

Total Investas i=Biaya ( pembelian+ pemasangan)ballast elektronik

Total Investasi=Rp (37.661 .100+720.000 )

Total Investasi=Rp38.381 .100

Saving

Waktu pemakaian lampu=8jamhr

×5hr

mgg× 4

mggbln

×9blnth

=1440jamth

Sebelum konservasi:

Daya dipakai=5307 Watt

Energi=5307 Watt ×1440jamth

=7642,08kWh

th

Biaya=7642,08kWh

th×

Rp 900kWh

=Rp 6.877 .872th

Setelah konservasi:

Daya dipakai=2886Watt

Energi=2886 Watt ×1440jamth

=4155,8kWhth

Biaya=4155,8kWh

th×

Rp 900kWh

= Rp 3.740.256th

Biaya Penghematan+(Penjualan ballast+Penjualan TL)=( Rp 6.877 .872th

− Rp 3.740.256th )+ Rp 485.273

th=Rp 3.622 .889

th

Simple Payback

Payback Periode= Total InvestasiBiaya Penghematan

= Rp38.381 .100Rp3.622 .889

th

=10,9 th

Page 11: Pencahayaan Hani Fix

No Nama RuanganLuas

Ruangan(m2)

Lumen /m2

Konsumsi Energi Sebelum

Penghematan (kWh)

Konsumsi Energi Sesudah

Penghematan (kWh)

1 Teknisi 44.6 109.2 256.3 213.12 Motor Bakar 39.8 35 403.2 213.13 Unit PLTU 57.23 214.3 1209.6 639.44 Pengukuran 89.79 87.6 806.4 426.25 Motor Listrik 68.08 144.4 1612.8 852.56 Unit PLTA 56.1 162.8 806.4 426.27 R. Komputer 16.6 34 128.2 106.68 R. Dosen 1 (B) 16.4 251.7 403.2 213.19 R. Teori 38.65 40 201.6 106.610 R.Dosen 2 (B) 26.2 62.5 201.6 106.6

11Lab Tegangan

Tinggi63 46 604.8 319.7

12 R. Dosen 3 (A) 33.2 296.2 604.8 319.713 R. Rapat 14 328.667 403.2 213.1

Total Konsumsi Energi/tahun 7642.08 4155.8

Biaya Energi/tahun Rp 6,877,872 Rp 3,740,256

SAVING + Penjualan Lampu Rp 3,622,889INVESTASI Rp 39,366,769

PAYBACK PERIOD 10.9

Page 12: Pencahayaan Hani Fix

IV. ANALISA DATA

4.1 Tingkat Pencahayaan

Setelah dilakukan praktikum mengenai sistem penerangan di Lab Atas Teknik Energi

maka dilakukan perhitungan dan pengolahan data. Berdasarkan hasil pengolahan data

didapatkan profil mengenai kondisi sistem penerangan di Lab Atas Teknik Energi seperti

di bawah ini. Diagram batang di bawah ini merupakan profil tingkat pencahayaan di Lab

Atas Teknik Energi secara keseluruhan.

0

50

100

150

200

250

300

350

Profil Tingkat Pencahayaan

Teknisi Motor BakarUnit PLTUPengukuranMotor ListrikUnit PLTAR. KomputerR. Dosen 1 (B)R. TeoriR.Dosen 2 (B)Lab Tegangan TinggiR. Dosen 3 (A)R. Rapat

Ruangan

lum

en/m

2

Berdasarkan diagram batang di atas dapat dilihat bahwa sistem penerangan di Lab

Atas Teknik Energi tidak seimbang. Dapat dilihat dari kondisi presentase tingkat

penerangan yang berbeda-beda. Berdasarkan diagram batang didapatkan ruangan-ruangan

dengan tingkat penerangan yang rendah, diantaranya yaitu : Ruang Motor Bakar, Ruang

Pengukuran, Ruang Komputer, Ruang Teori, Ruang Dosen 2 (B), serta Ruang Lab.

Tegangan Tinggi.

Pada diagram batang diatas dapat dilihat besar dan variasi tingkat pencahayaan di Lab

Atas Teknik Energi. Diagram batang diatas menyajikan tingkat pencahayaan lampu

Page 13: Pencahayaan Hani Fix

dalam kondisi ON. Standar tingkat pencahayaan berdasarkan SNI 6197 : 2011

diklasifikasikan berdasarkan fungsinya.

0

50

100

150

200

250

Profil Tingkat Pencahayaan Kategori Lab

Motor BakarUnit PLTUPengukuranMotor ListrikUnit PLTALab Tegangan Tinggi

Ruanagan

lum

en/m

2

Untuk laboratorium sendiri besar tingkat pencahayaan masih di bawah standar. Besar

tingkat pencahayaan minimal untuk lab adalah sebesar 500 lumen/m2, namun

berdasarkan data yang didapat ruangan lab nilai tingkat pencahayaannya masih dibawah

500 lumen/m2. Artinya lab membutuhkan pencahayaan tambahan agar tingkat

pencahayaannya memenuhi standar. Intensitas pencahayaan yang di bawah standar akan

mengakibatkan kurang fokus dan kerusakan kemampuan penglihatan. Pada ruangan yang

difungsikan sebagai laboratorium juga terdapat ruangan dengan kondisi lampu tidak dapat

menyala, ruangan tersebut antara lain ruangan motor listrik, unit pltu, dan lab motor

bakar. Dan hal ini menjadi salah satu faktor yang mengurangi tingkat pencahayaan di

ruangan-ruangan tersebut.

Untuk ruangan non-lab seperti ruangan kelas dan ruangan dosen berdasarkan SNI

6197 : 2011 memiliki nilai standarnya masing-masing. Standar untuk ruangan kelas yaitu

sebesar 350 lumen/m2 sedangkan untuk ruang dosen dan ruang rapat sebesar 300

lumen/m2.

Page 14: Pencahayaan Hani Fix

050

100150200250300350

Profil Tingkat Pencahayaan Ruangan Non-Lab

Teknisi R. KomputerR. Dosen 1 (B)R. TeoriR.Dosen 2 (B)R. Dosen 3 (A)R. Rapat

Ruangan

lum

en/m

2

Berdasarkan diagram batang di atas, ruangan teknisi, ruang komputer, ruangan dosen

1, ruangan dosen 2 dan ruangan dosen 3 dikategorikan sebagai ruangan dosen dengan

nilai standar tingkat pencahayaan sebesar 300 lumen/m2. Namun dari semua ruangan

tersebut tidak ada yang tingkat pencahayaannya memenuhi standar. Untuk kategori ruang

rapat sendiri standar tingkat pencahayaannya sebesar 300 lumen/m2, dan tingkat

pencahayaan di ruang rapat sudah memenuhi standar.

4.2 Daya Pencahayaan

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

Profil Daya Penerangan

Teknisi Motor BakarUnit PLTUPengukuranMotor ListrikUnit PLTAR. KomputerR. Dosen 1 (B)R. TeoriR.Dosen 2 (B)Lab Tegangan TinggiR. Dosen 3 (A)R.Rapat

Ruangan

Watt

/m2

Page 15: Pencahayaan Hani Fix

Berdasarkan diagram daya pencahayaan di atas, daya penerangan paling kecil yaitu

sebesar 3 watt/m2 pada ruang teori dan daya penerangan terbesar yaitu sebesar 20

watt/m2 pada ruang rapat. Mengacu pada SNI 6197 : 2011, daya penerangan maksimum

untuk ruangan kelas 15 watt/m2, untuk laboratorium sebesar 13 watt dan untuk ruang

dosen sebesar 12 watt.

Jumlah lampu yang terlalu banyak dalam suatu luasan akan mengakibatkan daya

penerangan yang terlalu tinggi dan menyebabkan sistem pencahayaan menjadi tidak

efisien. Grafik di bawah ini merupakan profil dari daya penerangan untuk kategori

laboratorium. Berdasarkan grafik di bawah ini dapat dilihat bahwa terdapat satu ruangan

yang daya penerangannya melebihi standar, ruangan tersebut adalah ruangan motor listrik

dengan daya penerangan sebesar 13,63 watt/m2. Sedangkan ruangan lab lainnya masih

dikategorikan hemat karena tidak melebihi besar standar daya penerangan.

Ruangan dengan lampu rusak akan tetap mengkonsumsi energi, maka dari itu ruangan

dengan lampu yang tidak dapat menyala (rusak) harus dilakukan penggantian lampu.

0.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.00

Profil Daya Penerangan Kategori Lab

Motor BakarUnit PLTUPengukuranMotor ListrikUnit PLTALab Tegangan Tinggi

Ruangan

Watt

/m2

Sedangkan untuk ruangan non laboratorium seperti ruang kelas, ruang dosen, ruang

komputer dan ruang teknisi memiliki standar daya pererangan yang berbeda. Ruangan

kelas memiliki standar daya penerangan sebesar 15 watt/m2 dan berdasarkan grafik

ruang kelas yang terdapat di lab atas dikatakan hemat karena tidak melebihi standar.

Untuk ruangan lainnya yaitu ruangan dosen, teknisi dan ruangan komputer yang

diasumsikan sebagai ruang dosen, memiliki standar daya penerangan sebesar 12 watt/m2.

Page 16: Pencahayaan Hani Fix

Berdasarkan diagram batang dibawah ini terdapat dua ruangan yang besar daya

penerangannya melebihi standar. Yaitu pada ruangan dosen 1 dan ruang rapat.

0.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.0018.00

Profil Daya Penerangan Kategori Non Lab

Teknisi R. KomputerR. Dosen 1 (B)R. TeoriR.Dosen 2 (B)R. Dosen 3 (A)R.Rapat

Ruangan

Watt

/m2

IV.3 IKE

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

Profil IKETeknisi Motor BakarUnit PLTUPengukuranMotor ListrikUnit PLTAR. KomputerR. Dosen 1 (B)R. TeoriR.Dosen 2 (B)Lab Tegangan TinggiR. Dosen 3 (A)R. Rapat

Ruangan

kWH/

m2/

tahu

n

Berdasarkan data pengamatan dan diagram di atas terlihat bahwa nilai IKE

dari sistem penerangan lab atas Teknik Energi dapat dikatakan sangat efektif karena

berada dalam rentang 20-38 kWh/m2/th. IKE paling rendah terdapat di ruangan teori

sebesar 5,22 kWh/m2/th. Sedangkan IKE tertinggi yaitu sebesar 28,80 dan nilai IKE

terendah sebesar 5,22 kWh/m2/th. Berdasarkan IKE Ditjen LPE-ESDM, IKE dengan

rentang antara 20 samapi dengan 38 38 kWh/m2/th dapat dikategorikan sangat efisien

Page 17: Pencahayaan Hani Fix

4.4 Kelayakan Ekonomi

Berdasarkan data pengamatan terlihat bahwa nila IKE dari sistem penerangan

lab atas Teknik Energi dapat dikatakan sangat efektif karena berada dalam rentang 20-

38 kWh/m2. Namun berdasarkan hasil pengukuran terhadap tingkat pencahayaan di

lab ternyata tingkat pencahayaan di lab berdasarkan SNI 6197 : 2011 masih di bawah

standar. Besar tingkat pencahayaan minimal untuk lab adalah sebesar 500 lumen/m2,

namun berdasarkan data yang didapat masih banyak ruangan yang berfungsi sebagai

lab namun nilai tingkat pencahayaannya dibawah 500 lumen/m2. Artinya lab

membutuhkan pencahayaan tambahan agar tingkat pencahayaannya memenuhi

standar. Begitu pun dengan ruangan non lab seperti ruang kelas, ruang dosen, ruang

teknisi, ruang rapat dan ruang komputer. Hanya ruang rapat yang memenuhi standar

tingkat pencahayaan menurut standar tingkat pencahayaan ruang rapat, yaitu sebesar

300 lumen/m2.

Untuk daya penerangan baik ruangan lab maupun non lab terdapat 3 ruangan

yang daya penerangannya melebihi standar. Ruangan yang daya penerangannya

melebihi standar adalah lab motor bakar untuk kategori laboratorium dan ruang dan

ruangan dosen 1 dan ruang rapat untuk kategori non lab.

Pemasangan lampu fluoresen dengan ballast elektonik frekuensi tinggi

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi. Pengoperasian lampu fluoresen

dengan ballast frekuensi tinggi meningkatkan lumen/watt dari output lampu.

Sebenarnya berdasarkan nilai IKE sistem pencahayaan di lab Teknik Energi dikatakan

sangat hemat, sehingga penggantian ballast konvensional dengan ballast eletronik

tidak terlalu dibutuhkan. Selain itu penginvestasian penggantian ballast juga harus

memerhatikan payback period, apabila lama payback period lebih lama dari usia

ballast elektronik itu sendiri maka proyek penggantian ballast dikatakan tidak layak.

Berdasarkan hasil perhitungan payback period dari penggantian ballast konvensional

dengan ballast elektonik yaitu selama 21,7 tahun. Sedangkan usia dari ballast

elektronik ini selama 10 tahun atau 20 ribu jam. Artinya proyek penggantian ballast

tidak layak untuk dilaksanakan.

Sedangkan, berdasarkan perhitungan payback period penggantian lampu TL

dengan lampu LED, lama payback period adalah 10,9 tahun. Sedangkan usia lampu

yaitu 50 ribu jam atau kurang lebih 14 tahun. Artinya proyek layak untuk

Page 18: Pencahayaan Hani Fix

dilaksanakan. Keuntungan dari penggunaan lampu LED sendiri yaitu, menghasilkan

lebih banyak cahaya per watt dibandingkan lampu TL.

Untuk memperbaiki tingkat pencahayaan, sebelum melakukan konservasi

dengan langkah retrofitting, sebaiknya dilakukan dahulu langkah langkah house

keeping. Langkah house keeping sendiri merupakan langkah konservasi no cost

dengan cara maintanance peralatan penerangan. Contoh dari langkah house keeping

adalah membersihkan armatur dan lampu dari debu yang menempel. Karena debu

yang menenmpel pada armaur dan lampu akan menyebabkan cahaya yang berasal dari

lampu kurang maksimal.

VI. Rekomendasi

House keeping terhadap peralatan penerangan di Lab Atas Teknik Energi.

Kategori lab dan non lab :Pembersihan lampu dan armatur dari denut yang

menempel untuk memaksimalkan tingkat pencahayaan. Dan pengaturan

ketinggian lampu terhadap objek kerja.

Retrofitting terhadap peralatan penerangan di Lab Atas Teknik Energi.

Kategori lab :

Berdasarkan hasil pengambilan seluruh ruangan tidak memenuhi standar tingkat

pencahayaan. Rekomendasi kegiatan yang dilakukan yaitu penggantian lampu yang

tidak menyala untuk ruangan motor listrik, unit pltu, dan lab motor bakar. Karena

lampu yang rusak akan tetap menhkonsumsi listrik. Dan penggantian lampu TL

dengan lampu LED untuk menekan IKE. Selanjutnya, pemasangan lampu tambahan

bagi ruangan dengan profil tingkat pencahayaan yang tidak seimbang untuk

memenuhi tingkat pencahayaan yang sesuai standar.

Kategori Non lab :

Berdasarkan hasil pengambilan seluruh ruangan hanya ruangan rapat yag

memenuhi standar tingkat pencahayaan. Maka untuk ruangan yang tingkat

pencahayaannya masih dibawah standar harus dilakukan retrofitting. Langkahya yaitu

dengan mengganti lampu TL dengan lampu LED, serta mengganti lampu yang tidak

menyala.

Kurangi jumlah lampu pada ruangan-ruangan yang dekat dengan jendela seperti Unit

PLTU dan Unit PLTA.

Page 19: Pencahayaan Hani Fix

VII. Kesimpulan

Sistem pencahayaan lab atas Teknik Energi dapat dikatakan hemat berdasarkan hasil

perhitunggan IKE.

Lab Atas Teknik Energi membutuhkan retrofitting dan lampu tambahan karena

tingkat pencahayaannya masih dibawah standar

Proyek penggantian ballast konvensional dengan balllast elektonik tidak layak

dilaksanakan

Proyek penggantian lampu TL dengan lampu LED layak dilaksanakan.