Upload
riski-ramadhani
View
60
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
345
Citation preview
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran pernapasan Akut (ISPA)
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh
infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan
orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan
menengah. Begitu pula, ISPA merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat
inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak.
Gejala Dan Faktor ISPA
Bervariasi, mulai dari demam, nyeri tenggorokan, pilek dan hidung mampet, batuk kering
dan gatal, batuk berdahak, dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti pneumonia
(radang paru) dengan gejala sesak napas. Umumnya, influenza dikaitkan dengan gejala yang
lebih berat dan lama, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. Pada bayi, bisa
pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan
gejala sesak dan napas berbunyi ngik-ngik. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan
pada daerah laring atau dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat
menarik napas dan batuk menggonggong (barking cough).
Tanda dan Gejala
RINGAN : batuk, pilek dan demam
SEDANG : batuk, pilek, demam, dan sesak nafas.
BERAT : batuk, pilek, demam, sesak nafas dan tarikan dinding dada.
Terjadinya ISPA tertentu bervariasi menurut beberapa faktor. Penyebaran dan dampak
penyakit berkaitan dengan :
kondisi lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan anggota keluarga),
kelembaban, kebersihan, musim, temperatur);
ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi
untuk mencegah penyebaran (misalnya, vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan, kapasitas ruang isolasi);
faktor pejamu, seperti usia, kebiasaan merokok, kemampuan pejamu menularkan
infeksi, status kekebalan, status gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang
disebabkan oleh patogen lain, kondisi kesehatan umum; dan
karakteristik patogen, seperti cara penularan, daya tular, faktor virulensi (misalnya,
gen penyandi toksin), dan jumlah atau dosis mikroba (ukuran inokulum).
Menularkah? Virus penyebab ISPA sangat menular. Penularannya bisa terjadi akibat si
kecil menghirup droplet atau percikan lendir yang dikeluarkan penderita ISPA. Jadi, selalu
biasakan anak untuk menutup mulut dan hidungnya saat batuk dan pilek.
Penyakit menular telah menyebar ke semua penduduk dan wilayah sepanjang sejarah dan
mungkin penyakit menular yang baru muncul akan terus teridentifikasi. Banyak penyakit
menular mempunyai tandon hewan dan dapat menginfeksi manusia dalam keadaan tertentu.
Faktor-faktor berikut ini terbukti berkaitan dengan kemunculan dan penyebaran penyakit
menular:
perubahan pada demografi dan perilaku manusia
dampak teknologi baru dan industri
perkembangan ekonomi dan perubahan dalam penggunaan tanah
peningkatan perjalanan dan perdagangan internasional
adaptasi dan perubahan mikroba
kegagalan program kesehatan masyarakat, dan
tinggal di lingkungan yang sama dengan hewan atau burung peliharaan atau liar.
Faktor yang Beresiko
Tertular penderita batuk
Belum imunisasi lengkap
Lingkungan yang kurang sehat
Untuk ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran
1. Bila kamar yang digunakan untuk isolasi ISPA yang dapat menimbulkan
kekhawatiran (kamar untuk satu pasien atau kamar pencegahan dan pengendalian
infeksi melalui udara) tidak cukup untuk isolasi perorangan, lakukan penggabungan,
atau langkah khusus.
2. Bila memungkinkan, petugas kesehatan yang ditugaskan pada unit pelayanan pasien
untuk pasien ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran harus berpengalaman dan
tidak boleh ditugaskan ke tempat lainnya.
3. Jumlah orang yang memasuki ruang isolasi, cohorting, atau langkah khusus harus
dibatasi seminimal mungkin.Pertimbangkan untuk menyediakan peralatan sinar X
jinjing di tempat yang ditentukan.
Penempatan pasien ISPA
1. Pasien yang terinfeksi organisme baru yang menyebabkan ISPA yang dapat
menimbulkan dampak besar terhadap kesehatan masyarakat harus ditempatkan di
ruang isolasi untuk transmisi airborne (≥12 ACH dan aliran udara yang aman; lihat
bagian V). Pasien yang terinfeksi ISPA lain yang dapat menimbulkan kekhawatiran
harus ditempatkan di kamar untuk satu pasien yang berventilasi memadai (≥12
ACH).
2. Bila ruang isolasi untuk transmisi airborne tidak tersedia untuk pasien yang
terinfeksi organisme baru yang menyebabkan ISPA, kamar untuk satu pasien yang
berventilasi memadai harus disediakan untuk pasien ini. Bila memungkinkan, kamar
yang digunakan untuk ruang isolasi ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran
(kamar untuk satu pasien atau ruang isolasi untuk transmisi airborne) harus terletak
di tempat yang jelas terpisah dari tempat perawatan pasien lain
3. Ruang yang digunakan untuk triase pasien, ruang tunggu, tempat yang digunakan untuk prosedur yang menimbulkan aerosol yang berkaitan dengan penularan patogen, dan kamar untuk satu pasien yang berventilasi memadai harus menghasilkan tingkat ventilasi minimal 12 ACH
Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi
Kondisi dan tingkat kompleksitas fasilitas pelayanan kesehatan bervariasi di suatu
negara dan antarnegara. Pembuat kebijakan dan administrator kesehatan harus
mengidentifikasi strategi dengan rasio efektivitas biaya yang layak berdasarkan karakteristik
fasilitas pelayanan kesehatan dan kemungkinan perbaikan yang berkelanjutan dan terus-
menerus.
Landasan pencegahan dan pengendalian infeksi untuk
perawatan pasien ISPA meliputi pengenalan pasien secara dini dan
cepat, pelaksanaan tindakan pengendalian infeksi rutin untuk semua
pasien,tindakan pencegahan tambahan pada pasien tertentu
(misalnya, berdasarkan diagnosis presumtif), dan pembangunan prasarana pencegahan dan
pengendalian infeksi bagi fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung kegiatan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Mungkinkah bisa dicegah? Penyakit infeksi menular sebenarnya bisa dicegah. Secara
umum, menjaga daya tahan tubuh anak bisa dilakukan dengan cukup istirahat, makan
makanan bergizi, dan minum yang cukup. Untuk mencegah influenza, si kecil bisa diberikan
vaksin influenza. Namun, ISPA akibat virus lain tidak bisa dicegah oleh vaksin ini. Cara
lainnya adalah dengan mengajari anak mencuci tangan untuk meminimalkan kontak dengan
virus penyebab ISPA.
Kewaspadaan terhadap pengobatan ISPA ini dilakukan karena dapat berakibat fatal
terutama bagi anak. Jika penyakit ISPA berlangsung tanpa upaya preventif maka dapat
menyebabkan penyakit yang semakin memberat kita ambil contoh pneumonia (sebagai
penyakit yang cukup banyak kasusnya). Pada pneumonia perlu diberi obat antibiotik seperti
kotrimoksasol, jika terjadi alergi / tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin,
Ampisilin. Sedangkan pada pneumonia berat diperlukan rawat inap di rumah sakit. Jika
seorang anak telah diketahui terserang, pengobatan ISPA sesegara mungkin perlu dilakukan.
Selain itu juga perlu diperhatikan untuk mencegah penyakit semakin memberat seperti
member makanan yang gurih, dll.
Pencegahan
1. Jauhkan anak dari penderita ISPA.
2. agalah kebersihan tubuh dan lingkungan.3. Imunisasi lengkap. 4. Beri makan yang bergizi.5. Tetap berikan ASI untuk usia kurang dari 2 tahun.
REFERENSI
http://www.kesehatan123.com/1686/artikel-kesehatan-pengobatan-ispa
http://penyakit-dan-caraperawatan.blogspot.com/2010/12/ispa-infeksi-saliran-pernafasan-akut.html
http://www.parenting.co.id/article/usia.sekolah/kenali.penyakit.ispa/001/004/261
http://www.who.int/csr/WHO_CDS_EPR_2007_8