4
Pencegahan Kehilangan Panas Segera setelah bayi lahir, mulut sebaiknya dengan segera diusap untuk membersihkan lendir, dan apabila dalam jumlah banyak, sebaiknya dibersihkan dengan penghisap lendir. Dan beberapa saat setelah ini, maka bayi akan menangis dan menyebabkan inflasi pada paru-parunya. Bahaya yang ada saat ini adalah hipotermi. Hal ini terjadi ketika suhu tubuh bayi turun dibawah 36.5 0 C (normal: 36.5 0 C-37.5 0 C). Ketika lahir, sangat penting untuk menjaga bayi dalam kondisi hangat dan kering untuk mencegah kehilangan panas tubuh berlebihan. Badan bayi yang basah, sebaiknya dikeringkan untuk mencegah terjadinya evaporasi. Setelah dikeringkan, bayi perlu segera diberikan kepada ibunya agar terjadi kontak kulit dengan ibunya. Rantai Pencegahan Kehilangan Panas Saat Kelahiran Memastikan ruangan bersalin tetap hangat (25 0 C to 28 0 C) Melahirkan bayi pada permukaan yang bersih Keringkan bayi segera setelah lahir Bungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering Biarkan bayi melakukan kontak kulit dengan ibunya untuk merangsang menyusu Tunda memandikan bayi selama 6 jam setelah lahir, kecuali pada daerah dengan prevalensi HIV yang tinggi Setelah Kelahiran

Pencegahan Kehilangan Panas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fsdfdsg

Citation preview

Page 1: Pencegahan Kehilangan Panas

Pencegahan Kehilangan Panas

Segera setelah bayi lahir, mulut sebaiknya dengan segera diusap untuk membersihkan

lendir, dan apabila dalam jumlah banyak, sebaiknya dibersihkan dengan penghisap lendir. Dan

beberapa saat setelah ini, maka bayi akan menangis dan menyebabkan inflasi pada paru-parunya.

Bahaya yang ada saat ini adalah hipotermi. Hal ini terjadi ketika suhu tubuh bayi turun dibawah

36.50 C (normal: 36.50 C-37.50 C). Ketika lahir, sangat penting untuk menjaga bayi dalam kondisi

hangat dan kering untuk mencegah kehilangan panas tubuh berlebihan. Badan bayi yang basah,

sebaiknya dikeringkan untuk mencegah terjadinya evaporasi. Setelah dikeringkan, bayi perlu

segera diberikan kepada ibunya agar terjadi kontak kulit dengan ibunya.

Rantai Pencegahan Kehilangan Panas

Saat Kelahiran

Memastikan ruangan bersalin tetap hangat (250 C to 280 C)

Melahirkan bayi pada permukaan yang bersih

Keringkan bayi segera setelah lahir

Bungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering

Biarkan bayi melakukan kontak kulit dengan ibunya untuk merangsang menyusu

Tunda memandikan bayi selama 6 jam setelah lahir, kecuali pada daerah dengan prevalensi HIV yang tinggi

Setelah Kelahiran

Menjaga agar bayi tetap berpakaian dan dibungkus sampai kepala

Kurangi memandikan bayi, khususnya pada bayi kecil

Menjaga agar bayi tetap dekat dengan ibunya

Gunakan metode kanguru untuk bayi kecil

Beritahu keluarga bagaimana mengindari hipotermi dan metode kanguru

Tabel 1. Rantai Pencegahan Kehilangan Panas (Simkiss,K Edmond,AJR Waterston. Journal of Tropical Pediatrics. www.oxfordjournals.org/our_journals/tropej/online/chapter 5. Oxford University Press. 2013

Tindakan untuk mencegah kehilangan panas atau masuknya bayi dalam kondisi hipotermi

perlu segera dimulai segera setelah kelahiran, sebagai contoh, mengeringkan dan membungkus bayi

dengan handuk kering. Ruangan bersalin seharusnya dalam kondisi hangat. Setelah persalinan, bayi

Page 2: Pencegahan Kehilangan Panas

segera diserahkan ke ibu dan dibaringkan ke badan ibu agar terjadi kontak kulit dengan ibu, yang

mana tindakan ini akan menjaga bayi dalam kondisi hangat.

Permukaan tubuh bayi tiga kali lebih besar daripada dewasa. Sementara itu, lapisan lemak

subkutan pada bayi lebih tipis dibandingkan dengan dewasa, sehingga bayi baru lahir kehilangan

panas empat kali lebih cepat daripada dewasa. Ketika lahir, suhu tubuh bayi sama dengan suhu

intrauterine. Akan tetapi karena bayi basah setelah lahir dan terpapar,maka suhu tubuhnya dapat

hilang dengan segera.

Pada bayi lahir yang normal, penurunan suhu tubuh diikuti dengan peningkatan aktifitas

metabolik dan konsumsi oksigen dengan tujuan untuk menghasilkan panas lebih.

Dengan membungkus bayi akan meningkatkan resistensi akan kehilangan panas. Penutup kain dan

handuk kering akan mengurangi kehilangan panas. Kehilangan panas berkaitan dengan gambar 1,

seperti yang terlihat dalam kurva di bawah. Dimana pada kondisi bayi tidak terbungkus dengan

baik,maka pada suhu ruangan biasa saja (25-30 derajat Celcius), bayi akan dengan mudah kehilangan

kalori, demikian juga sebaliknya.

Gambar . Kehilangan panas berkaitan dengan suhu ruangan

Pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (<1500 gr) atau bayi premature, akan lebih mudah

untuk jatuh dalam kondisi hipotermia, apabila menggunakan teknik yang masih konvensional. Karena

itulah telah berkembang teknik pencegahan kehilangan panas (menyesuaikan suhu ruangan menjadi 26

Page 3: Pencegahan Kehilangan Panas

derajat Celcius, membungkus bayi dalam plastik yang terbungkus, dan meletakkan bayi dibawah alat

pemanas). (Kent AL,Williams J. Increasing   ambient   operating   theatre   temperature   and   wrapping   in 

polyethylene   improves   admission   temperature   in   premature   infants. J   Paediatr   Child 

Health. 2008;44:325–331)   (Singh A,Duckett J,   Newton T,   Watkinson M. Improving   neonatal   unit 

admission   temperatures   in   preterm  babies:   exothermic  mattresses,   polythene  bags   or   a   traditional 

approach?J Perinatol.2010;30:45–49) 

Bayi yang lahir dari ibu dalam kondisi febris, dilaporkan mempunyai insiden lebih tinggi untuk terjadinya

depresi napas selama masa perinatal, kejang neonates, dan cerebral palsy dan peningkatan resiko

mortalitas. (Petrova A,Demissie K,Rhoads GG,   Smulian JC,   Marcella S,   Ananth CV  . Association   of 

maternal   fever   during   labor   with   neonatal   and   infant   morbidity   and   mortality. Obstet 

Gynecol. 2001;98:20–27)

Pada penelitian dengan menggunakan hewan coba mengindikasikan bahwa dalam kondisi hipertermia

sangat berkaitan dengan cedera serebral. Oleh karena itu, kondisi hipertermia sebaiknya dihindari, dan

asuhan bayi baru lahir bertujuan untuk menjaga bayi dalam kondisi normotermia dan menghindari

hipertermia iatrogenik. (Coimbra C,Boris-Moller F,Drake M,Wieloch T. Diminished  neuronal   damage   in 

the   rat   brain   by   late   treatment   with   the   antipyretic   drug   dipyrone   or   cooling   following   cerebral 

ischemia. Acta Neuropathol. 1996;92:447–453)